ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA ...Isolasi, Identifikasi, Validasi Penetapan...

20
ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA MANGOSTIN DAN GAMMA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Farmasi Science Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: Kurniawan V100170009 MAGISTER FARMASI SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA ...Isolasi, Identifikasi, Validasi Penetapan...

  • 1

    ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA

    MANGOSTIN DAN GAMMA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS

    (Garcinia mangostana L.)

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan

    Farmasi Science Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Oleh:

    Kurniawan

    V100170009

    MAGISTER FARMASI

    SEKOLAH PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • 2

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA

    MANGOSTIN DAN GAMMA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS

    (Garcinia mangostana L.)

    PUBLIKASI ILMIAH

    Oleh:

    Kurniawan NIM. V 100170009

    Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh :

    Dosen

    Pembimbing

    i

  • 1

    HALAMAN PENGESAHAN

    ISOLASI, IDENTIFIKASI, VALIDASI PENETAPAN KADAR ALFA

    MANGOSTIN DAN GAMMA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS

    (Garcinia mangostana L.)

    OLEH

    Kurniawan

    V100170009

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Fakultas Farmasi

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada hari Senin, 16 Maret 2020

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji:

    1. Azis Saifudin, Ph.D., Apt. (……..……..)

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Prof. Dr. Muhammad Da`i, M.Si., Apt (……………)

    (Anggota I Dewan Penguji)

    3. Prof. Dr. Muhtadi, M.Si (…………....)

    (Anggota II Dewan Penguji)

    Direktur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M.Pd

    NIDN : 0014056201

    ii

  • 1

    iii

  • 1

    Isolasi, Identifikasi, Validasi Penetapan Kadar Senyawa Alfa

    Mangostin dan Gamma Mangostin Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

    ABSTRAK

    . Kulit buah manggis saat ini banyak digunakan masyarakat sebagai bahan

    minuman kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya standarisasi kualitas bahan baku,

    sediaan ekstrak dan senyawanya agar memenuhi persyaratan mutu sebagaimana

    tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia. Kandungan kulit buah manggis

    (Garcinia mangostana L.) terdiri dari berbagai macam xanton terutama adalah α-

    mangostin dan γ-mangostin. Keberadaan kedua senyawa tersebut dapat menjadi

    parameter kualitas standar dari ekstrak kulit buah manggis sebagai bahan obat

    herbal. Metode penetapan kadar baku standardalam ekstrak metanol kulit buah

    manggis dengan metode KCKT serta membandingkan kadar α-mangostin dan γ-

    mangostin dari dua produk yang ada dipasaran.Ekstrak dibuat dengan metode

    maserasi menggunakan metanol. Kemudian difraksinasi dan dipurifikasi untuk

    memperoleh fraksi menjadi isolat dengan berbagai teknik kromatografi. Identifikasi

    senyawa hasil isolasi dengan KLT menggunakan fase gerak heksan:etil asetat (2 : 3),

    H-NMR dan KCKT fase terbalik dengan fase gerak air: asetonitiril (80 : 20), Analisa

    kuantitatif senyawa baku standar dengan persamaan regresi dan dibandingkan

    dengan kadar senyawa yang terkait dengan dua produk di pasaran. Hasil penetapan

    kadar untuk senyawa standar α-mangostin memiliki nilai rata-rata 0,155 mg/mL

    dengan kadar produk A 0,17 mg/mL dan kadar produk B 0,23 mg/mL. Kadar untuk

    senyawa standar γ-mangostin nilai rata-rata 0,386 mg/mL dengan kadar produk A

    0,16 mg/mL dan produk B 0,232 mg/mL. Validasi metode penetapan kadar dengan

    menentukan nilai-nilai parameter linearitas, batas deteksi dan batas kuantitasi.

    Linearitas α-mangostin menunjukkan nilai koefisien relasi (r) sebesar 0,993 dengan

    LOD sebesar 0,043 mg/ml dan LOQ sebesar 0,129 mg/ml. Sedangkan γ-mangostin

    nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,997 dengan LOD sebesar 0,169 mg/ml dan LOQ

    sebesar 0,51 mg/ml. Hasil uji α-mangostin dan γ-mangostin telah memenuhi kriteria

    validasi

    Kata kunci: Garcinia mangostana L, metabolit sekunder, α-mangostin dan γ-

    mangostin, isolasi, fraksinasi dan purifikasi.

    ABSTRACT Mangosteen rind is currently widely used by the public as a health drink.

    Therefore, it is necessary to standardize the quality of raw materials, extracts and their compounds in order to meet the quality requirements as stated in the Indonesian Herbal Pharmacopoeia. The content of mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) consists of various kinds of xantons, especially α-mangostin and γ-mangostin. The existence of these two compounds can be a standard quality parameter of mangosteen rind extract as herbal medicinal ingredients.The standard levels of methanol extract of α-mangostin and γ-mangostin in the mangosteen peel was extracted by HPLC method and the levels of α-mangostin and γ-mangostin from two products on the market were compared. The extract was made by maceration method using methanol. Then fractionated and purified to obtain fractions into isolates by various chromatographic techniques. Identification of isolated compounds by TLCused mobile phase hexane:ethyl acetate (2: 3), H-NMR and HPLC reversed phase with water:acetonitrile (80:20). Quantitative analysis of standard raw compounds using regression equations and compared with compound levels of two related products in the market. The results of the validation analysis of the determination of content for the standard alpha mangostin compound

    1

  • 1

    has an average value 0,155 mg/mL whith for A product levels are 0,17 mg/mL and B product levels are 0,23 mg/mL. Content determination validation for gamma mangostin standard compound have an average value 0,386 mg/mL whith for A products are 0,16 mg/mL and B products are 0,232 mg/mL. Validation of the determination method by determining the values of linearity parameters, detection limits and quantitation limits. α-mangostin linearity shows the value of the relation coefficient (r) of 0.993 with a LOD of 0.043 mg / ml and LOQ of 0.129 mg / ml. While γ-mangostin the value of the correlation coefficient (r) of 0.997 with a LOD of 0.169 mg / ml and LOQ of 0.51 mg / ml. α-mangostin and γ-mangostin test results have met the validation criteria Keywords: Garcinia mangostana L, secondary metabolites, α-mangostin and γ-mangostin, isolation, fractionation and purification

    PENDAHULUAN

    Kulit buah manggis saat ini banyak digunakan masyarakat sebagai minuman

    kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya standarisasi kualitas bahan baku, sediaan

    ekstrak dan senyawanya agar memenuhi persyaratan mutu sebagaimana tercantum

    dalam Farmakope Herbal Indonesia. Adanya penelitian standarisasi senyawa dari kulit

    buah manggis ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat dan industri

    obat tradisional agar kualitas senyawa kulit buah manggis dapat sesuai standar yang

    ditetapkan.

    Bioaktif metabolit sekunder dari Garcinia mangostana L adalah xanton,

    xanton termasuk senyawa yang terdiri dari cincin aromatik trisklik, disubstitusi dengan

    berbagai jenis gugus metoksi,isopren dan fenolik (Walker,2007). Senyawa itu

    diantaranya adalah3-isomangostin, 9-hidroxicalabaxanton, 8-desoxigartanin, gartanin

    (Warker,2007), senyawa mangostin baik (alfa, gamma dan beta) mangostin (Akao.,

    2008). Senyawa mangostin adalah senyawa paling banyak yang ditemukan di kulit

    buah mangis ( Jung,2006). Senyawa mangostin pada kulit manggis umumnya bersifat

    non polar (Walker,2007).

    Senyawa xanton telah banyak diteliti dan dilaporkan memiliki potensi

    aktivitas, antitumor, antioksidan, antinflamasi, antijamur, antibakteri, antialergi,

    antimalarial dan antiviral. Selain itu, mampu menghambat pertumbuhan sel kanker

    payudara, ,small cell lung cancer, epidermoid carcinoma dan hepatocelullar carcinoma

    (Obolskiy, 2009). Dapat menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar (Akao, 2008).

    Dan juga mempunyai aktifitas antiproliferatif terhadap sel leukimia HL60 dengan

    menginduksi apoptosis, menghambat Mycobacterium tuberculosis dan sebagai

    antioksidan (Jung,2006).

    Isolasi alfa mangostin dan gamma mangostin akan dilakukan dengan metode

    kromatografi preparatif, kolom dan juga dengan Sephadex. Identifikasi dengan KLT

    fase gerak non polar, KCKT menggunakan fase gerak yang polar, menggunakan fase

    diam C18 (Pothitirat and Gritsanapan, 2009), prinsipnya dengan cara metode KCKT

    2

    1.

  • 1

    tersebut menggunakan fase gerak tertentu untuk memisahkan dan memurnikan senyawa

    xanton, juga mangostin yang adadi kulit buah manggis (Walker, 2007).

    Berdasarkan uraian tersebut, maka menjadi relevan untuk dilakukan penelitian

    apakah isolat α-mangostin dan γ-mangostin bisa diperoleh dari isolasi Garcinia

    mangostana L., agar diperoleh standar baku kadar α-mangostin dan γ-mangostin yang

    diperoleh dari kulit buah manggis dengan metode KCKT dan diketahui perbandingan

    kadar senyawa α-mangostin dan γ-mangostin yang ada di pasaran. Adanya penelitian

    standarisasi senyawa dari kulit buah manggis ini diharapkan bisa memberikan

    kontribusi bagi masyarakat dan industri obat tradisional agar kualitas senyawa kulit

    buah manggis dapat sesuai standar yang ditetapkan.

    METODE PENELITIAN

    Bahan dalam penelitian ini meliputi ekstrak Garcinia mangostana L., yang

    diperoleh dari industri yang bekerja sama dengan laboratorium SEFA, serbuk manggis

    dari Purworejo, pelarut metanol teknis, methanol pro analysis, etanol, asetonitril, etil

    asetat, heksana, gel silica, plat KLT fase normal dan fase terbalik. Alatnya meliputi

    Rotary Evaporator, KCKT, kolom KCV, H-NMR dan alat gelas lainnya yang

    diperlukan.

    Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi, yaitu serbuk Garcinia dari

    laboratorium SEFA ditimbang 5 gram diekstraksi dengan methanol 10 ml, disonifikasi

    dan disaring, fraksinasi dengan ditambahkan air 10 ml dan etil asetat 10ml sebanyak

    3x. Dalam pemilihan fase gerak yang sesuai untuk KLT fase normal yang dilakukan

    berbagai variasi diantaranya metanol-kloroform (1:9), heksana-etil asetat (5:5),

    kloroform-metanol (9,5:0,5), heksana-etil asetat (2:3). Sedangkan untuk fase terbalik

    fase diam C-18 dengan fase gerak metanol-air (1:1) dan asetonitril-metanol-air (1:1:1).

    Simplisia Garcinia diambil 400 gram ditambah metanol teknis sebanyak 2000 mL

    dibiarkan selama tiga hari, dalam erlenmeyer dan disonifikasi selama 30 menit

    kemudian ekstrak disaring (3x) dan dievaporasi pada suhu 7 dengan rotary

    evaporator hingga pelarutnya hilang dan didapatkan ekstrak kental. Ekstrak metanol

    yang diperoleh difraksinasi dengan corong pisah dengan pelarut.

    Ekstrak metanol sebanyak 37g difraksinasi dengan ditambahkan air sebanyak

    50ml dan etil asetat sebanyak 50ml sebanyak 3 kali. Kemudian corong pisah diambil

    ekstrak yang sudah terpisah. Diperoleh fraksi sebanyak 16,49g. Sebanyak 15g diambil

    dimasukkan pada Kolom KCV memiliki spesifikasi ukuran 15 x 4 cm dengan fase diam

    silika gel (merck Sie-gel 60 GF254) berbobot 150 g dengan tinggi silika ± 10 cm saat

    3

    2.

  • 1

    Tabel 1. Hasil Rf Isolasi

    α-mangostin γ -mangostin

    0,80 0,93

    dimasukkan kolom dan sampel dicampur 10 g silika gel impregnasi (merck kieselgel 60

    GF254 0,2-0,5 mm). Fase gerak yang digunakan berurutan heksan (100%); heksan:etil

    asetat (4:1); heksan: etil asetat (3:2), heksan: etil asetat (2:3), heksan:etil asetat (1:4)

    dan etil asetat 100% masing-masing volumenya 600 ml.

    Hasil sub fraksi dicek profil KLT dan dilihat di lampu UV 254 nm dan 365

    nm. Apabila sudah tunggal bercaknya botol dipisahkan dan yang belum tunggal untuk

    pemurnian lanjutan. Purifikasi dilakukan menggunakan kromatografi sephadex dan

    KLT preparatif. Hasil pengecekan profil KLT menunjukkan fraksi yang dilakukan

    purifikasi adalah fraksi B dengan bobot ± 3,26 g menggunakan kromatografi eksklusi

    sephadex 20-LH (GE). Spesifikasi kolom yaitu panjang 50 cm, lebar 3 cm, ketinggian

    fase diam 25. Fase gerak yang digunakan adalah metanol dan pembilasan kolom

    menggunakan metanol. Pemisahan dilakukan dengan mengamati pemisahan warna pada

    kolom dan menampung setiap pemisahan pada wadah dengan volume bervariasi. Hasil

    pemisahan noda senyawa dikerok dan dipisahkan. Senyawa isolat dicek kemurnian

    menggunakan KLT fase normal silika gel GF254 0,25 mm dengan fase gerak heksana :

    etil asetat (2:3) dan KLT fase terbalik Silica gel 60 RP-18 F₂₅₄. Pemisahan senyawa di

    validasi kemurniannya dengan KCKT dengan fase gerak air : asetonitril (8:2). Hasil

    isolat dilanjutkan identifikasinya dengan H-NMR.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil isolat profil KLT alfa mangostin dan gamma mangostin dilihat di lampu UV

    254 dan 365 nm dengan fase gerak hasil optimasi yang sudah dilakukan orientasi

    sebelumnya.

    Gambar 1. Hasil identifikasi KLT Fase normal dengan fase gerak heksana-etil asetat (2:3)

    Hasil KLT dari isolasi senyawa dengan Rf α-mangostin adalah ,8 dan γ-

    mangostin adalah 0,93 dengan fase gerak heksana-etil asetat (2:3) dibandingkan dengan

    nilai Rf pada jurnal penelitian (Muchtaridi, 2017; Andayani, 2017) dengan nilai Rf α-

    mangostin adalah 0,48 dan γ-mangostin adalah 0,8. Dari penelitian ini kromatogram

    4

    3.

  • 1

    yang diperoleh bahwa senyawa α-mangostin terjerab lebih lama pada fase diam silica

    gel F254 yang polar, sehingga spot yang yang dihasilkan akan berada dibawah spot α-

    mangostin memiliki polaritas yang lebih polar dibandingkan dengan γ-mangostin. Dari

    beberapa referensi dan penelitian lain bahwa α-mangostin lebih polar dibandingkan

    dengan γ-mangostin.

    Senyawa hasil isolasi (isolat) dicek identitasnya menggunakan KCKT dengan fase

    gerak menggunakan air : ACN (8:2) dan fase diam menggunakan kolom C-18 (RP

    Cosmosil) dengan ukuran 150 mm x 4,6 mm. Hasil elusi dengan fase gerak tersebut

    menunjukkan bahwa alfa mangostin memisah pada menit ke 2,982 dan gamma

    mangostin memisah pada menit 4,222.

    Gambar 2. Campuran alfa mangostin dan gamma mangostin

    Gambar 3. Standar alfa mangostin

    Gambar 4. Standar gamma mangostin

    Analisa kadar baku standar yang dilakukan adalah dengan membandingkan

    waktu retensi (Rt) senyawa sampel dengan konsentrasi kadar baku yang diperoleh.

    Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah penetapan kadar alfa mangostin dan gamma

    mangostin berdasarkan luas puncak/area under curve (AUC) dari baku.

    Alfa Mangostin

    5

  • 1

    Gambar 9. Kurva Baku α-mangostin

    Persamaan regresi : Y= bx+a, (r= 0,993 ; a= 92350; b =85260071,8)

    Tabel 4. Hasil kadar baku standar alfa mangostin

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x)

    (mg/mL)

    1 0,4 34245780 0,39

    2 0,2 19486138 0,218

    3 0,1 10059574 0,107

    4 0,05 4508168 0,042

    5 0,025 2394396 0,017

    Rata2 = 0,155

    No Konsentrasi

    (mg/ml)

    Luas Area

    (y)

    ý (y- ý) (y- ý)²

    1 0,4 34245780 35027528,64 -781748,64 61,11309361 x 10¹º

    2 0,2 19486138 2628714,403 16857423,6 28417,27304 x 10¹º

    3 0,1 10059574 1776107,285 8283466,715 6861,582082 x 10¹º

    4 0,05 4508168 1349803,274 3158364,274 997,5264887 x 10¹º

    5 0,025 2394396 1257744,053 1136651,9 129,1977542 x 10¹º

    ∑= 36466,69246 x 10¹º

    Sy/x / n-2

    = / (5 – 2)

    = 11025227,5

    LOD = 3,3 x

    = 3,3 x

    = 0,043 mg/mL

    LOQ = 10 x

    = 10 x 0,0129

    = 0,129 mg/mL

    Sy/x 11025227,5 ; LOD = 0,043 mg/mL; LOQ = 0,129 mg/mL

    6

  • 1

    Hasil analisa identifikasi senyawa alfa mangostin dengan KCKT diperoleh

    data bahwa isolat alfa mangostin teridentifikasi pada waktu retensi (Rt) menit ke

    2,639 dengan hasil yang mendekati waktu retensi (Rt) pada standar alfa mangostin

    yaitu pada menit 2,982. Ini menunjukkan bahwa dengan metode KCKT fase terbalik

    dengan fase diam (C18) yang kurang polar dibandingkan fase gerak (air : asetonitril)

    (80 : 20) maka alfa mangostin akan terpisah dan teridentifikasi lebih cepat karena

    polaritasnya yang polar.

    Gamma Mangostin

    Gambar 10. Kurva Baku γ-mangostin

    Persamaan regresi : Y= bx+a, (r= 0,997 ; a= - 32160; b =22286187,6)

    Tabel 5. Hasil kadar baku standar gamma mangostin

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x)

    (mg/mL)

    1 1 21831883 0,99

    2 0,5 11355707 0,524

    3 0,25 4738107 0,227

    4 0,125 2374971 0,12

    5 0,062 1283226 0,072

    Rata2= 0,386

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area

    (y)

    Ý (y- ý) (y- ý)²

    1 1 21831883 21969297,76 -137414,76 1,888281627 x 10¹º

    2 0,5 11355707 11122233,88 233473,12 5,450969776 x 10¹º

    3 0, 25 4738107 5254656,94 -516549,94 26,68238405 x 10¹º

    4 0,125 2374971 2468883,47 -93912,47 0,881952022 x 10¹º

    5 0,062 1283226 1075996,73 207229,27 4,294397034 x 10¹º

    7

  • 1

    ∑= 39,19828451 x ¹º

    Sy/x / n-2

    = / (5 – 2)

    = 1143070,201

    LOD = 3,3 x

    = 3,3 x

    = 0,169 mg/mL

    LOQ = 10 x

    = 10 x 0,005129052

    = 0,51 mg/mL

    Sy/x = 1143070,201 ; LOD = 0,169 mg/mL ; LOQ = 0,51 mg/mL

    Hasil analisa identifikasi senyawa gamma mangostin dengan KCKT diperoleh

    data bahwa isolat gamma mangostin teridentifikasi pada waktu retensi (Rt) menit ke

    3,633 dengan hasil yang mendekati waktu retensi (Rt) pada standar gamma mangostin

    yaitu pada menit 4,222. Ini menunjukkan bahwa dengan metode KCKT fase terbalik

    dengan fase diam (C18) yang kurang polar dibandingkan fase gerak (air : asetonitril)

    (80 : 20) maka gamma mangostin akan terpisah dan teridentifikasi lebih lama karena

    polaritasnya yang kurang polar dibandingkan alfa mangostin. Gamma mangostin

    bersifat kurang polar sehingga terjerab lebih lama pada fase diam yang kurang polar.

    Analisa Identifikasi Struktur Kimia dengan H-NMR

    Isolat dianalisis kembali menggunakan NMR (JEOL ECA 400) yang

    dijalankan pada 400 MHz untuk H-NMR. NMR dapat digunakan untuk menentukan

    status senyawa sebagai senyawa yang telah diketahui atau senyawa baru melalui

    informasi 1H NMR.

    1H NMR memberikan data geseran kimia (δH) antara 0-15 ppm.

    Jenis atom tetangga karbon pengikat H dapat diketahui yaitu CH3 pada 0,5-1,5 ppm;

    CH2 pada 1-2 ppm; CH2-C= ada 1,2-1,9 ppm; -CH-O pada 3-4,5 ppm, CH2= pada

    4,5-5 ppm; - CH benzyl pada 7-8 ppm dan seterusnya. Semakin banyak jumlah

    hidrogen maka semakin tinggi puncak pada spectrum.. Pelarut yang digunakan pada

    H-NMR adalah aceton.

    8

  • 1

    Tabel 2. Hasil Analisa NMR

    Posisi

    3.319 12

    3.335 11

    3.335 11

    4.175 16

    4.192 16

    5.296 17

    6.281 4

    6.810 5

    Gambar 5. Hasil H-NMR α-mangostin

    Gambar 6. Struktur kimia senyawa α-mangostin

    Gambar 7. Hasil H-NMR γ –mangostin

    9

  • 1

    Tabel 3. Hasil Analisa H-NMR

    γ –mangostin Posisi Atom H

    1.653 – 1.664 14, 15, 19, 20 12 atom H

    1.792 12 5 atom H

    1.844 17 5 atom H

    3.445 – 3.462 11 dan 16 4 atom H

    5.218 – 5.276 12 dan 17 4 atom H

    6.610 – 6.633 4 dan 5 1 atom H

    7.681 – 7.702 5 1 atom H

    11.331 1 1 atom H

    12.342 7 1 atom H

    13.313 6 1 atom H

    Gambar 8. Struktur kimia senyawa γ -mangostin

    Hasil analisa identifikasi senyawa alfa mangsotin dan gamma mangostin

    dengan H-NMR diperoleh data bahwa isolat alfa mangostin dan gamma mangostin

    teridentifikasi dengan penjelasan posisi dan memberikan data geseran kimia (δH)

    antara 0-15 ppm. Jenis atom tetangga karbon pengikat H dapat diketahui yaitu CH3

    pada 0,5-1,5 ppm; CH2 pada 1-2 ppm; CH2-C= ada 1,2-1,9 ppm; -CH-O pada 3-4,5

    ppm, CH2= pada 4,5-5 ppm; - CH benzyl pada 7-8 ppm dan seterusnya sesuai yang

    dijelaskan pada tabel analisa H-NMR diatas.

    Perhitungan Kadar Alfa Mangostin Produk A

    Kadar alfa mangostin Produk A dihitung dengan menggunakan persamaan

    regresi linier dari kurva baku. Persamaan kurva baku y= bx+a, (r= 0,991 ; a=30421; b

    =890667), y= 890667x + 30421 dengan nilai R=0,991. Hasil penetapan kadar sebagai

    berikut:

    Tabel 6. Hasil Perhitungan kadar alfa mangostin Produk A

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x)

    (mg/mL)

    1 0,3 294121 0,29

    2 0,15 174521 0,16

    3 0,075 90221 0,067

    Rata2= 0,17

    Perhitungan Kadar Gamma Mangostin Produk A

    Kadar gamma mangostin Produk A dihitung dengan menggunakan persamaan

    regresi linier dari kurva baku. Persamaan kurva baku y= bx+a, (r= 0,994 ; a= -

    22180; b =1630228,57), y= 1630228,57x + (-22180) dengan nilai R=0,994. Hasil

    penetapan kadar sebagai berikut:

    10

  • 1

    Tabel 7. Hasil Perhitungan kadar baku standar gamma mangostin Produk A

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x)

    (mg/mL)

    1 0,3 461620 0,28

    2 0,15 238160 0,16

    3 0,075 89550 0,06

    Rata2= 0,16

    Perhitungan Kadar Alfa Mangostin Produk B

    Kadar alfa mangostin Produk B dihitung dengan menggunakan persamaan

    regresi linier dari kurva baku. Persamaan kurva baku y= bx+a, (r= 0,998 ; a= -

    10179; b =844300), y= 844300x + (-10179) dengan nilai R=0,998. Hasil penetapan

    kadar sebagai berikut:

    Tabel 8. Hasil Perhitungan kadar baku standar alfa mangostin Produk B

    No Konsentrasi (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x) (mg/mL)

    1 0,4 329191 0,41

    2 0,2 153731 0,19

    3 0,1 77551 0,1

    Rata2= 0,23

    Perhitungan Kadar Gamma Mangostin Produk B

    Kadar gamma mangostin Produk B dihitung dengan menggunakan persamaan

    regresi linier dari kurva baku. Persamaan kurva baku y= bx+a, (r= 0,998 ; a= 16475;

    b =1203050), y= 1203050x + 16475) dengan nilai R=0,998. Hasil penetapan kadar

    sebagai berikut:

    Tabel 9. Hasil Perhitungan kadar baku standar gamma mangostin Produk B

    No Konsentrasi

    (mg/mL)

    Luas Area (y) Kadar (x)

    (mg/mL) 1 0,4 500630 0,40

    2 0,2 248280 0,192

    3 0,1 142650 0,104

    Rata2= 0,232

    Validasi metode penetapan kadar α-mangostin dan γ-mangostin dalam ekstrak

    metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dilakukan dengan

    menentukan nilai-nilai parameter linearitas, batas deteksi dan batas kuantitasi. Studi

    linearitas α-mangostin menunjukkan bahwa analisis yang dilakukan pada kisaran

    konsentrasi (0,4; 0,2; 0,1; 0,05; 0,025) mg/ml memberikan pengukuran nilai

    koefisien relasi (r) sebesar 0,993 dengan batas deteksi (LOD) sebesar 0,043 mg/ml

    dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 0,129 mg/ml. Sedangkan studi linearitas γ-

    11

  • 1

    mangostin yang dilakukan pada kisaran konsentrasi (1; 0,5; 0,25; 0,125; 0,062)

    mg/ml memberikan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,997 dengan batas deteksi

    (LOD) sebesar 0,169 mg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 0,51 mg/ml.

    Menurut Lawson (1996) nilai r minimum yang dapat diterima untuk jumlah larutan

    standar sebanyak 5 larutan adalah 0,991; sebanyak 6 larutan adalah 0,974; sebanyak

    7 larutan adalah 0,951 dan sebanyak 8 larutan adalah 0,925. Sehingga pada rentang

    tersebut α-mangostin dan γ-mangostin memberikan respon yang linier.

    Nilai spesifitas hasil pengujian kemurnian spectrum α-mangostin dan γ-

    mangostin diperoleh nilai korelasi diatas 0,99. Menurut Dhandhukia dan Thakker

    (2011), uji kemurnian (purity) memenuhi persyaratan jika korelasi > 0,95. Dari

    penelitian ini dapat diketahui puncak dan kromatogram yang dihasilkan dapat

    dikatakan murni karena nilai korelasi diatas 0,99 dan menentukan kemurnian puncak

    menggunakan cross correlation function. Penentuan LOD dan LOQ dilakukan

    dengan metode signal to noise (Chan, 2004). Berdasarkan nilai parameter-parameter

    tersebut, metode analisis ini dapat dinyatakan valid untuk penetapan kadar senyawa

    marker α-mangostin dan γ-mangostin dalam ekstrak metanol kulit buah manggis

    (Garcinia mangostana L.).

    4. PENUTUP

    Senyawa α-mangostin dan γ-mangostin dapat diperoleh dari isolasi Kulit Buah

    Manggis (Garcinia mangostana L.). Kadar baku standar α-mangostin 0,155 mg/mL

    dan γ-mangostin 0,386 mg/mL yang dihasilkan dalam ekstrak methanol kulit buah

    manggis. Validasi metode penetapan kadarnya telah memenuhi persyaratan validasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdulrahim (2012). Quantification of α-β and γ-mangostin in Garcinia Fruit rind

    Extract by Reverse Phase HPLC. Journal of Medicine Plant Research. Vol 6.

    Adnan, M..(1997). Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan, Penerbit

    Andi, Yogyakarta.

    Andayani, R. (2017). Analisis α-mangostin dalam Minuman Herbal Kulit Buah

    Manggis (Garcinia mangostana) dengan KLT-Densitometri. Jurnal Sains

    Farmasi dan Klinis.

    Anonim (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Dirjen

    Pengawasan Obat dan Makanan. DepKes RI.

    Akao (2008), Anti cancer Effect of Xanthones from Pericarps Mangosten. Journal

    NCBI.

    12

  • 1

    Amelia, F. (2018). The Optimation of Eluting Condition of Solid Phase Extraction

    Method for Mangostin Purification in Mangosteen Pericarp Extract. DOI:

    10.22159/ijap.2018v10i3.25415

    Backer, C.A, Bakhuizen van den Brink. (1963), Flora of Java (Spermatophytes

    Only), Vol. I, Wolter-Noordhoff, NVP., Groningen

    Bruneton, J. (1999), Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants,Translated by

    Caroline K Hatton,2nd edition, Lavoiser, France, pp303-304.

    Chan, CC. (2004) Analytical method validation and instrument performance

    verification. Canada : John Willey PP: 37-39, 43

    Chen, L. (2007). Anti-inflamatory activity of mangostin from Garcinia mangostin.

    ScienceDirect. DOI: 10.1016/J.Fct 200709096

    Dhandhukia, PC & JN Thakker (2011). Quantitative Analysis and Validation of

    Method Using HPTLC, Heidelberg, Springer:11-15

    Gandjar dan Rohman. (2009). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

    Guo, M. (2016). Alpha Mangostin Extraction from the Native Mangosteen (Garcinia

    mangostana L.) and the Binding Mecahnism of α-mangostin to HST or TRF.

    CrossMark.

    Hartanto. (2011). Manggis Budi daya dan Analisis Usaha tani. Kanisius.Yogyakarta.

    Hendayana. (2006). Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektrolisis

    Modern., PT Remaja Rosdakarya. Bandung

    Hutapea, J.R. (1994), Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid III, Departemen

    Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

    Idawati, S. (2019). Pengaruh Metode Isolasi α-mangostin dari Kulit Buah Manggis

    (Garcinia mangostana) terhadap Rendemen α-mangostin. Jurnal P. IPA.

    Johnson & Stevenson. (1991). Dasar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. ITB.

    Bandung

    Jung (2006). Garcinia mangostana L, A Phytochemical and Pharmacological

    Review. Vol 54, No 6.

    Kudani, J. (2009). Evaluation of Mangosteen Juice Blend on Biomarkers of

    Inflammation in Obese Subject: a pilot, dose funding study. Nutrition Journal.

    Larson, Ryan T., Jeffrey M. Lorch., Julia W. Pridgeon., dkk. (2010). The Biological

    Activity of alpha-Mangostin, a Larvicidal Botanic Mosquito Sterol Carrier

    Protein-2 Inhibitor. J. Med. Entomol. 47(2): 249Ð257 (2010); DOI:

    10.1603/ME09160.

    13

  • 1

    Lawson, L (1996). Evaluation of Callibratiom Curve of Linearity. Guidance Memo.

    No. 96-007: 1-9

    Mardiana. (2011). Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta

    Matsumoto (2003). Induction of Apoptosis by Xanthones from Mangosteen in Human

    Leukemia. NCBI. Pub Med.

    Misra, H. (2009). Development and Validation of High Perfomance Thin Layer

    Chromatography Method for Determination of α-mangostin Fruit Pericarp of

    Mangosteen Plant (Garcinia mangostana) using Uv-Vis. ACG Public Catalog.

    Muchtaridi (2016). Quantitative Analysis of α-mangostin in Mangosteen (Garcinia

    mangostana) Pericarp Extract from four District of West Java by HPLC

    Method. Innovare Academic Science.

    Muchtaridi (2017). Validation Analysis method alpha mangostin, gamma mangostin

    and gartanin mixture in mangosteen (Garcinia mangostana L.) fruit rind

    extract from west java with hplc. CrossMark.

    Muchtaridi (2020). The Purity Identification and Radiolabeling of α-mangostin with

    Technetium 99m. J.Adv.Pharm.Techno Research.

    Nakasone, H. Y and R.E. Paull. (1999). Tropical Fruits. GAB Inc. New York. p:

    359-369.

    Nelli, G. (2013). Antidiabetic effect of alpha mangostin and its protective role in

    sexual dysfunction of streptozotocin induced diabetic male rats. Informa. DOI

    : 10.3109/19396368.2013820369.

    Newman, Cragg, and Snader. (2012). Natural Products in Drug Dicovery and

    Development. Journal of Natural Product.

    Ni’maa, Dahlia Khairu., Subakir dan Suhardjono. (2011). Perbandingan Ekstrak

    Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) dengan Ketokonazole 2%

    dalam Menghambat Pertumbuhan Pityrosporum Ovale pada Ketombe.

    Semarang: Universitas Diponegoro.

    Nugroho, Agung Endro. (2011). Manggis (Garcinia mangostana L.) : dari Kulit

    Buah yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat.

    Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

    Obolskiy (2009). Garcinia mangostana L., A Phytochemical. Phytothrapy Research

    Phytother. Res 23, 1047-1065

    Pratiwi, L. (2017). Development of TLC and HPLC Method for Determination α-

    mangostin in Mangosteen Peels (Garcinia mangostana). IJPPR. Vol. 9.

    14

  • 1

    Permana, Asep W., Siti Mariana Widayanti., Prabawati Sulusi., dan Dondy A S.

    (2012). Sifat Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana

    L.) Instan dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi.

    Bogor: J. Pascapanen 9(2) 2012: 88 – 95.

    Pohitirat and Gritsanapan. (2009). The fruit Rind Extract of Mangosteen (Garcinia

    mangostana L.)

    Rahmah, Sylvia Aulia., Suharti dan Subandi. (2012). Uji Aantibakteri dan Daya

    Inhibisi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Aktivitas

    Xantin Oksidase Yang Diisolasi dari Air Susu Sapi Segar. Malang:

    Universitas Negeri Malang.

    Rukmana R. (1995). Budi daya Manggis. Kanisius. Yogyakarta

    Riyadi W. (2009). Validasi Metode Analisis. Tersedia di http://www.chem-is-try.org

    Rohman, A. (2019). Chemical Composition and Antioxidant Studies of Underutilized

    Part Of Mangosteen (Garcinia mangostana) Fruit. CrossMark.

    Saifudin, A. (2014). Senyawa Alam Metabolit Sekunder: Teori, Konsep dan

    Teknik Pemurnian (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish

    Seesoon W. (2012). Antileptospiral Activity of Xanthon from Garcinia mangostana

    and Sinergy of Gamma Mangostin with Peniclillin G. Biomed Central.

    Shabella, R. (2011), Terapi Kulit Manggis, Galmas Publisher, Yogyakarta.

    Silverstein et al. (2005), Spectometric Identification of Organic Compund. Books

    ResearchGate.

    Stahl. (1985). Analisa Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. ITB. Bandung

    Steenis, C.G.G.J. van. (1947). Flora voor de scholen in Indonesia. Noordhoff –

    Kolff N.V. , Batavia.

    Sudarsono. (2002).. Uji Aktivitas Anti Radikal Bebas dari Isolat Alfa Magostin Kulit

    Buah Manggis. Jurnal Farmasi Indonesia.

    Verheij, E.W.M. (1992). Garcinia mangostana L. p. 177-181. In. E.W.M. Verheij

    and R.E. Coronel (Eds). Edible Fruit and Nuts. Plant Resources of South East

    Asia 2. Bogor. Indonesia.

    Walker (2007). HPLC Analysis of Selected Xhantones in Garcinia mangostana L.

    Phytochemistry 60 (5) : 541-548

    Widowati, W. (2014). HPLC Analysis, Antioxidant, Antiagregation of Mangosteen

    Pell Extract (Garcinia mangostana). International Journal of Bioscience

    Biochemistry and Bioinformatics. .

    15

  • 1

    Yodhnu, S. (2009). Validation of LC for the Determination of α-mangostin in

    Mangosteen Pell Extract: A tool for Quality Asssesment of Garcinia. Journal

    of Chromatography Science. Vol. 47

    16