Isi

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku terbagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah buku yang didalamnya berisi karangan-karangan yang tidak nyata. Sedangkan buku nonfiksi merupakan buku yang didalamnya berisi hal-hal yang bersifat nyata dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Buku fiksi seperti halnya novel. Sekarang ini sedang banyak diminati oleh siswa khususnya dikalangan SMA Negeri 1 Pecangaan. Kebanyakan siswa yang jenuh dengan buku nonfiksi menjadikan buku fiksi sebagai alternatif yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Ada yang beranggapan bahwa siswa yang lebih suka membaca buku fiksi prestasinya menurun. Namun ada pula yang beranggapan buku fiksi dapat mengembangkan imajinasi yang juga dapat membantu memahami keterangan-keterangan buku nonfiksi. Oleh karena itu kami melakukan penelitian “ Minat Membaca Buku Fiksi di Kalangan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Pecangaan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa lebih menyukai buku-buku fiksi ? 2. Apakah dampaknya jika siswa terlalu sering membaca buku fiksi ? LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SEMESTER 2 1

description

penelitian sma n 1 pecangaan

Transcript of Isi

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBuku terbagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah buku yang didalamnya berisi karangan-karangan yang tidak nyata. Sedangkan buku nonfiksi merupakan buku yang didalamnya berisi hal-hal yang bersifat nyata dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Buku fiksi seperti halnya novel. Sekarang ini sedang banyak diminati oleh siswa khususnya dikalangan SMA Negeri 1 Pecangaan. Kebanyakan siswa yang jenuh dengan buku nonfiksi menjadikan buku fiksi sebagai alternatif yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang.Ada yang beranggapan bahwa siswa yang lebih suka membaca buku fiksi prestasinya menurun. Namun ada pula yang beranggapan buku fiksi dapat mengembangkan imajinasi yang juga dapat membantu memahami keterangan-keterangan buku nonfiksi. Oleh karena itu kami melakukan penelitian Minat Membaca Buku Fiksi di Kalangan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Pecangaan.B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah sebagai berikut :1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa lebih menyukai buku-buku fiksi ?2. Apakah dampaknya jika siswa terlalu sering membaca buku fiksi ?3. Apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif siswa yang membaca buku fiksi ? C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa lebih menyukai buku-buku fiksi.2. Mengetahui dampak terlalu seringnya siswa membaca buku fiksi terhadap prestasi siswa.3. Mementukan upaya meminimalisir dampak negatif siswa yang membaca buku fiksi.

BAB II KAJIAN TEORI

Pembelajaran sastra bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Tentu pula agar siswa dapat mengambil nilai-nilai lihur didalamnya. Di samping itu, melalui karya sastra yang dipelajari, siswa diharapkan memiliki budi yang luhur, rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial yang tinggi. Diharapkan pula pembelajaran sastra menumbuhkan apresiasi budaya dikalangan siswa. Hal tersebut kiranya sejalan dengan pernyataan dalam horison Maman S. Mahayana (2005 : 58) bahwa karya sastra menyangkut dunia manusia dengan berbagai persoalannya. Karenanya, pembaca dapat menjadikan karya sastra sebagai cermin kehidupan manusia itu sendiri. Dalam karya sastra, kita disuguhi ajaran moral dan estetika, sehingga dengan karya sastra kita terus menerus memperdalam rasa kemanusiaan kita.Melukiskan alam atau mengambil alam sebagai metaphor dan mengasosiasikannya dengan keadaan-keadaan khusus jiwa manusia telah menjadi salah satu penghampiran yang disukai para pecinta sastra. Sebagai contoh adalah puisi. Dalam lingkungan kebudayaan Mesoamerican dan lingkungan kebudayaan yang lebih tua seperti mesir kuno, puisi bukan semata-mata medium untuk melukiskan keindahan, melainkan juga menjadi medium pemujaan sebagai bentuk penghormatan mereka kepada kekuatan Maha besar tak terlihat yang menopang keberadaan alam semesta dan menjadi sumber muasal kahidupan manusia.Ungkapan tentang buku fiksi : Buku fiksi yang baik, tidak saja melibatkan pengetahuan dan wawasan pribadi si penulisnya, namun juga didasari sejumlah riset mendalam terhadap berbagai sumber literatur demi memperkuat alur cerita, pembentukan opini pembaca, dan juga memperindah karya fiksi. Buku fiksi yang ditulis tergesa-gesa menghasilkan sebuah karya fiksi tanpa riset yang mendalam biasanya hanya akan menghasilkan karya yang biasa-biasa saja dan bukan karya yang fenomenal dan disukai para pembaca. Sastra identik dengan keindahan dan kesantunan dalam berbahasa, selain juga melibatkan kesantunan dalam berpikir, menelaah dan menuangkannya dalam bentuk tulisan sehingga enak dibaca oleh para pembacanya. (sumber : http://haryo bagushandoko.sitesled.com) Fiksi hakikatnya adalah karya naratif, imajiner, yang kebenarannya tidak dapat dan tidak perlu dipertanggungjawabkan secara historis, baik sebagian apalagi secara keseluruhan. Fiksi jelas berbeda dengan buku sejarah. Dalam buku sejarah, data-data berupa tanggal, peristiwa, tokoh-tokoh dah semua unsur yang terkandung didalamnya harus bersifat faktual, benar-benar ada dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak ada buku fiksi yang lahir secara mandiri tanpa kontribusi berbagai fenomena dan fakta yang dialami pengarang. Cerita yang diuraikan banyak dibumbuhi unsur-unsur khayalan, tokoh khayalan, peristiwa khayalan, tidak dapat dibantah lagi bahwa karya tersebut telah menjadi fiksi, yang dilandasi (dikembangkan) dari cerita nyata, bukan cerita nyata yang diceritakan secara fiksi. (sumber : http://abasin.wordpress.com/2009/01/sabjan Badio)Masa depan pembaca sastra Indonesia adalah para siswa, dan oleh sebab itu kita tidak perlu cemas memikirkan siapa yang akan membaca kasusastraan kita dimasa yang akan datang selama kita tidak menghapus agenda mengantar sastra ke tengah siswa , apapun bentuknya.

BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH

A. Analisis DataSetelah penulis melakukan teknik wawancara dengan 29 responden penulis memperoleh data sebagai berikut :1. - Siswa yang menyukai buku fiksi sebanyak 22 siswa 76 % Siswa yang tidak menyukai buku fiksi sebanyak 7 siswa 24 %2. Alasan siswa menyukai buku fiksi:a. Tidak nyata dalam kehidupan sehari-harib. Suka berimajinasic. Karya sastra yang dapat mengembangkan daya imajinasid. Menarik, ceritanya menghibure. Bagusf. Karya sastra yang mengungkapkan realitas kehidupan g. Ceritanya bervariasi, daya khayal tinggih. Dapat mengetahui kehidupan orang lain i. Menambah pengetahuan3. - siswa yang menyukai pembelajaran sastra sebanyak 16 siswa 55 % siswa yang tidak menyukai pembelajaran sastra sebanyak 13 siswa 45 %4. Alasan siswa lebih menyukai buku fiksi dari pada buku nonfiksi :a. Lebih menarik untuk dibacab. Ceritanya lebih seruc. Lebih imajinatifd. Selingane. Terbawa dalam suasana ceritaf. Tuangan ekspresi dari penulisg. Mengasah keahlian dalam berimajinasih. Lebih bagusi. Bertentangan dengan kenyataan, ceritanya khayalan tingkat tinggij. Tidak membosankank. Lebih menghibur5. - siswa yang menjadikan buku fiksi sebagai pengisi waktu luang sebanyak 15 siswa 51 % siswa yang tidak menjadikan buku fiksi sebagai pengisi waktu luang sebanyak 14 siswa 49 %6. - siswa yang terhibur setelah membaca buku fiksi sebanyak 23 siswa 79 % siswa yang tidak terhibur setelah membaca buku fiksi sebanyak 6 siswa 21 %7. Pengaruh buku fiksi terhadap prestasi :a. Terganggu b. Tidak berpengaruhc. Malas belajard. Memberi inspirasi dan wawasan terhadap belajare. Menambah kosakata, lebih imajinatif, lebih semangat membacaf. Menambah pengalamang. Menunjang pelajaran bahasa Indonesia dan senih. Memudahkan membuat contoh atau cerita i. Menambah pengetahuan tentang sastra8. Manfaat buku fiksi terhadap prestasi :a. Motivasi untuk majub. Member pengalaman baruc. Mengembangkan kreativitasd. Lebih taue. Mengambil nilai positiff. Bisa belajar tentang sastra

B. Pembahasan1. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa lebih menyukai buku fiksi :a. Ceritanya bagus, menarik dan serub. Buku fiksi dapat membuat seseorang ikut dalam cerita tersebutc. Buku fiksi memberikan hiburan tersendiri bagi pembacanyad. Buku fiksi dapat membuat pembacanya merasakan kehidupan orang lain e. Buku fiksi mengungkapkan realitas kehidupanf. Alternatif pengisi waktu luangg. Buku nonfiksi kadang membosankan2. Dampak membaca buku fiksi :a. Positif Memudahkan membuat karangan cerita pada pelajaran bahasa Indonesia Bisa mencontoh amanat positif dan menjauhi yang negatif Menambah wawasan Mengembangkan kreativitas dalam berbahasa Penghilang jenuh Menambah semangat untuk terus membaca Motivasi untuk majub. Negatif Menyita waktu belajar Menjadi lebih malas Terlalu lepas dari dunia nyata3. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatifa. Membatasi membaca buku fiksib. Kembali fokus pada sekolahc. Mulai membaca buku-buku nonfiksid. Berusaha menyeimbangkan dengan buku-buku pelajaran

BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan laporan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :1. Buku fiksi dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang untuk hiburan2. Membaca buku fiksi dapat mengurangi kejenuhan3. Buku fiksi sebagai penunjang pelajaran bahasa IndonesiaB. Saran1. Sebaiknya pihak sekolah menambah koleksi buku-buku fiksi seperti novel dan cerpen di perpustakaan SMA Negeri 1 Pecangaan.2. Sebaiknya siswa-siswi SMA Negeri 1 Pecangaan lebih sering membaca buku-buku fiksi karena bisa menumbuhkan imajinasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hari, Cecep Syamsul. Sastra dan Bahasa, dalam Horison. 1 Agustus 2011. . Alam dan Manusia dalam Puisi, dalam Horison. 1 Agustus 2011.Purwanto, Edi. Motivasi Siswa Mencintai Sastra, dalam Horison. 1 Agustus 2011.http://haryo bagushandoko.sitesled.comhttp://abasin.wordpress.com/2009/01/sabjan Badio

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SEMESTER 2 1