isi

14
 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi yang berjalan baik adalah organisasi yang berhasil meniadakan frustasi, takut, marah, benci, marah, gembira, dan sebagainya. Emosi-emosi tersebut adalah antithesis dari rasionalitas. Beberapa emosi, terutama bila ditampilkan pada saat yang salah, dapat mengurangi kinerja karyawan. Namun realitasnya tetap saja bahwa karyawan membawa serta satu komponen emosi bersama mereka ke tempat kerjanya dan tidak ada studi yang komprehensif tanpa mempertimbangkan peran dari emosi ditempat kerja. Adanya keyakinan bahwa segala jenis emosi bersifat mengganggu. Mereka beranggapan bahwa emosi negative yang kuat khususnya kemarahan, dapat mengganggu kemampuan karyawan untuk bekerja secara efektif. Mereka jarang memandang emosi dapat bersifat konstruktif, atau mampu meningkatkan kinerja. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Emosi dan Suasana hati dan bagaimana cara membedakannya ? 2. Dari manakah sumber Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati ? 3. Apa dampak tenaga kerja emosional bagi karyawan ? 4. Bagaimana penerapa n konsep emosi dan suasana hati dalam perilaku organisasi ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Emosi dan Suasana Hati serta cara membedakannya. 2. Untuk mengetahui Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati. 3. Untuk mengetahui dampak tenaga kerja emosional bagi karyawan. 4. Untuk mengetahui penerapan konsep Emosi dan Suasana hati dalam Perilaku Organisasi.

Transcript of isi

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 1/14

 

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi yang berjalan baik adalah organisasi yang berhasil meniadakan

frustasi, takut, marah, benci, marah, gembira, dan sebagainya. Emosi-emosi tersebut

adalah antithesis dari rasionalitas. Beberapa emosi, terutama bila ditampilkan pada saat

yang salah, dapat mengurangi kinerja karyawan. Namun realitasnya tetap saja bahwa

karyawan membawa serta satu komponen emosi bersama mereka ke tempat kerjanya dan

tidak ada studi yang komprehensif tanpa mempertimbangkan peran dari emosi ditempat

kerja.

Adanya keyakinan bahwa segala jenis emosi bersifat mengganggu. Mereka

beranggapan bahwa emosi negative yang kuat khususnya kemarahan, dapat mengganggu

kemampuan karyawan untuk bekerja secara efektif. Mereka jarang memandang emosi

dapat bersifat konstruktif, atau mampu meningkatkan kinerja.

1.2 Rumusan Masalah

1.  Apakah yang dimaksud dengan Emosi dan Suasana hati dan bagaimana cara

membedakannya ?

2.  Dari manakah sumber Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati ?

3.  Apa dampak tenaga kerja emosional bagi karyawan ?

4.  Bagaimana penerapan konsep emosi dan suasana hati dalam perilaku organisasi ?

1.3 Tujuan

1.  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Emosi dan Suasana Hati serta cara

membedakannya.

2.  Untuk mengetahui Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati.

3.  Untuk mengetahui dampak tenaga kerja emosional bagi karyawan.

4.  Untuk mengetahui penerapan konsep Emosi dan Suasana hati dalam Perilaku

Organisasi.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 2/14

 

2

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Emosi

Kata emosi diturunkan dari bahasa Perancis, emotion, dari emouvoir, „kegembiraan‟

dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini

menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran

yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk 

bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diriindividu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,

sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku

menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi

merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat

merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu

perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)

Berkaitan dengan emosi, ada 3 hal yang terjalin erat satu sama lain, yaitu pengaruh

(affect), emosi, dan suasana hati (mood). Pengaruh meliputi kisaran luas perasaan yang

dialami orang, merupakan satu konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati.

Akhirnya, suasana hati adalah perasaan yang cenderung menjadi kirang intens

dibandingkan emosi, dan yang kekurangan stimulus kontekstual.

Afek

Didefenisikan sebagai beragam perasaan yang dialami orang.

Afek dapat dialami dalam bentuk emosi dan suasana hati

Emosi

 Disebabkan oleh kejadian spesifik

 Sangat cepat dalam durasi

 Bersifat spesifik dan banyak

 Biasanya disertai dengan ekspresi

wajah yang jelas

 Bersifat berorientasi tindakan

Suasana Hati

 Penyebabnya seringkali umum dan tidak

 jelas

 Berakhir lebih lama dari emosi

 Lebih umum (aspek positif dan aspek

negatif)

 Biasanya tidak diindikasikan dengan

ekspresi yang jelas Bersifat kognitif 

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 3/14

 

3

3

2.2 Aspek-Aspek Emosi

Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:

  Biologi emosi

Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar

sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak .Orang-orang cenderung merasa

bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang

tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, 

khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.

  Intensitas

Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu

emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan

tersebut. Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-

persyaratan pekerjaan.

  Frekuesi dan durasi

Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan

tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya

tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.

  Rasionalitas dan emosi

Emosi penting terhadap pemikiran rasional karena emosi

memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam

suatuorganisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan

pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.

  Fungsi emosi

Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles

Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu

manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena „memotivasi‟ orang

untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup  – tindakan-tindakan

seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan,

menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat

berpengaruh terhadap tingkah laku manusia-manusia lain.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 4/14

 

4

4

2.3 Macam-Macam Emosi

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain

Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow

(sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB

Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan),

Love (cinta).

Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak 

berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

a.  Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

b.  Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa

c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri

d.  Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga

e.  Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,

hormat, dan kemesraan

f.  Terkejut : terkesiap, terkejut

g.  Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka

h.  Malu : malu hati, kesal

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada

dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong

individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang

kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan

emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki

kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi,

nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi.

Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan

mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas

dalam menangani danmengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam

permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 5/14

 

5

5

memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak 

menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.

2.4 Dimensi emosi

Emosi ada beberapa jenis berdasarkan :

1.  Varietas : riset mengidentifikasikan enam emosi yang universal, yaitu kemarahan,

ketakutan, kesedihan, kegembiraan, kejijikan, dan kejutan. Enam emosi ini dapat

dikonseptualisasikan sebagai terus ada sepanjang satu kontinuum, dimana semakin

dekat jarak dua emosi apapun pada kontinuum tersebut akan semakin

membingungkan orang. Contohnya adalah kebahagiaan dan kejutan sering

dikacaukan, sementara kebahagiaan dan kemuakan jarang sekali.

2.  Intensitas : ekspresi yang berbeda dari intensitas emosi yang sama bisa disebabkan

dari kepribadian ataupun tuntutan ditempat kerja. Ada orang yang terkendali, tidak 

pernah memperlihatkan rasa marah, namun ada pula yang sebaliknya. Tentu saja hal

ini harus disesuaikan dengan pekerjaan. Presenter misalnya, harus menunjukkan

intensitas emosi yang sesuai dengan acara yang dibawakannya.

3.  Frekuensi dan durasi : frekuensi dan durasi yang diperlukan untuk tenaga kerja

emosional juga harus disesuaikan dengan kemampuan frekuensi dan durasi yang

dimiliki karyawan.

2.5 Sumber- Sumber Emosi dan Suasana Hati

  Kepribadian

Kepribadian memberi kecenderungan kepada seseorang untuk mengalami emosi

dan suasana hati tertentu. Sebagian orang mempunyai kecenderungan tetap

mengalami suasana hati dan emosi tertentu lebih sering dibandingkan orang lain.

  Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari

Orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek tertinggi dan

afek positif renda) diawal minggu dan berada dalam suasana hati terbaik (afek positif 

tertinggi dan afek negatif rendah) diakhir minggu. Orang-orang biasanya berada

dalam semangat lebih rendah pada awal pagi. Suasana hati cenderung meningkat dan

kemudian menurun pada malam hari.

  Cuaca

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 6/14

 

6

6

Cuaca memberi sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif 

menjelaskan mengapa orang cenderung berpikir bahwa cuaca yang menyenangkan

meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif terjadi ketika orang

mengasosiasikan dua kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki korelasi.

  Stres

Tingkat stres dan ketegangan yang menumpuk ditempat kerja dapat

memperburuk suasana hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami

lebih banyak emosi negatif.

  Aktivitas sosial

Aktivitas sosial bersifat fisik, informal, atau Epicurean (makan bersama orang

lain) lebih diasosiasikan kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif 

dibandingkan kejadian-kejadian formal atau bersifat duduk terus menerus.

  Tidur

Kurang tidur pada malam sebelumnya memperburuk kepuasan kerja seseorang

pada hari berikutnya kerena sebagian besar orang merasa lelah, cepat marah dan

kurang waspada.

  Olahraga

Terapi olahraga berpengaruh paing kuat terhadap mereka yang mengalami

depresi. Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati,

tetapi tidak terlalu kuat. Jadi, olahraga dapat membantuanda berada dalam suasana

hati lebih baik.

  Usia

Emosi negatif tampaknya semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia

seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan

lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.

  Gender

Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang

lebih besar dibandingkan pria, mereka mengalami emosi lebih intens dan mereka

menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali

kemarahan.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 7/14

 

7

7

2.6 Suasana hati sebagai afek positif dan negatif 

Afek positif  (positive affect), sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas

emosi-emosi positif sepertikesenangan, ketenangan diri dan kegembiraan pada ujung

tinggi, dan kebosanan, kemalasan dan kelelahan pada ujung rendah.

Afek negatif  (negative affect) adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas

kegugupan, stres dan kegelisahan pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan dan

keseimbangan pada ujung rendah. Afek positif dan negatif adalah suasana hati. 

2.7 Batasan-batasan Eksternal pada Emosi

Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-

emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat

mengekspresikannya.

  Pengaruh-Pengaruh Organisasional

Bukti yang ada mengindikasikan adanya bias terhadap emosi yang intens dan

negatif. Ekspresi dari emosi-emosi negatif seperti rasa takut, gelisah dan marah

cenderung tidak dapat diterima kecvuali dalam kondisi yang benar-benar spesifik.

Misalnya dalam kondisi anggota kelompok berstatus tinggi menunjukkan rasa tidak 

sabar kepada anggota yang berstatus rendah. Lagipula ekspresi-ekspresi dari emosi

yang intens, apakah negatif atau positif cenderung tidak dapat diterima karena

manajemen menganggapnya dapat merusak kinerja tugas rutin.

  Pengaruh-Pengaruh Kultural

Tingkat seberapa besar orang mengalami emosi bervariasi dalam setiap kultur.

Secara umum, orang-orang dalam sebagian besar kultur tampaknya mengalami emosi-

emosi positif dan negatif tertentu, tetapi sampai derajat tertentu, frekuensi pengalaman

dan intensitas mereka memang bervariasi. Secara umum pula orang-orang di seluruj

dunia menginterpretasikan emosi negatif dan positif dengan cara yang sama. Kita

semua memandang emosi negatif seperti kebencian, ketakutan, dan kemarahan

sebagai hal yang berbahaya dan destruktif. Kebanggaan diri dipandang sebagai emosi

positif di kultur-kultur barat yang individualis seperti As, tetapi kultur-kultur Timur

seperti Cina dan Jepang cenderung memandang kebanggan diri sebagai emosi yang

tidak disukai.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 8/14

 

8

8

Norma untuk ekspresi emosi berbeda-beda pula di setiap kultur. Penelitian telah

menunjukkan bahwa pada negara-negara kolektivis, kemungkinan orang lebih percaya

bahwa emosi yang ditunjukkan menimbulkan kaitan antara mereka dengan orang yang

mengekspresikan emosi tersebut. Sedangkan orang dalam kultur individualis tidak 

menganggap bahwa ekspresi emosional orang lain diarahkan kepada mereka. Secara

umum, lebih mudah bagi mereka untuk mengenali emosi secara lebih akurat dalam

kultur mereka sendiri daripada kultur lain. Menariknya beberapa kultur kekurangan kata-

kata untuk istilah-istilah emosional standar Amerika seperti kegelisahan, depresi, dan

rasa bersalah.

2.8 Kerja Emosional 

Setiap karyawan mengeluarkan usaha fisik dan mental ketika mereka menempatkan

kapabilitas tubuh dan kognitif mereka, berturut-turut ke dalam pekerjaan mereka. Tetapi

pekerjaan juga membutuhkan kerja emosional. Kerja Emosional adalah ekspresi seorang

karyawan dari emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi

antarpersonal di tempat kerja. Kerja emosional adalah relevan untuk hampir semua jenis

pekerjaan. Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu

emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Disparitas atau

perbedaan ini disebut disonansi emosional, dan hal ini dapat berakibat sangat buruk pada

karyawan. Jika dibiarkan perasaan yang terkungkung, frustasi, kemarahan, dan

kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan kejatuhan mental.

Semakin pentingnya kerja emosional sebagai sebuah komponen dari kinerja pekerjaan

yang efektif menyebabkan pemahaman akan emosi memperoleh relevansi yang semakin

besar dalam bidang Perilaku Organisasi.

2.9 Aplikasi-Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati 

Sampai pada hari ini, para pemberi kerja harus mempertimbangkan kecerdasan

emosional (emoional intelligence-EI) sebagai sebuah faktor dalam merekrut karyawan,

sehingga semakin banyak pemberi kerja mulai menggunakan ukuran-ukuran EI untuk 

mempekerjakan seseorang.

  Pengambilan Keputusan 

Perasaan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Orang dapat membuat

pilihan yang berbeda ketika mereka marah dan tertekan dibandingkan ketika mereka

sedang tenang. Orang-orang yang tertekan membuat keputusan lebih buruk 

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 9/14

 

9

9

dibandingkan dengan orang-orang yang bahagia. Hal tersebut disebabkan karena

orang-orang yang tertekan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung

menimbang semua kemungkinan dari pada hanya pilihan yang lebih mungkin diambil.

Sebaliknya, emosi positif dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta

memahami dan menganalisis informasi baru.

  Kreatifitas 

Orang-orang yang berada dalam suasana hati yang baik lebih kreatif 

dibandingkan orang-orang yang berada dalam suasana hati yang buruk. Mereka

menghasilkan lebih banyak ide, orang lain berfikir bahwa ide mereka adalah orisinil,

dan mereka cenderung dapat mengidentifikasi lebih banyak pilihan kreatif terhadap

masalah.

  Motivasi 

Dua penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada

motivasi. Penelitian yang pertama meminta dua kelompok orang untuk memecahkan

sejumlah teka teki kata-kata. Dan hasilnya kelompok dengan suasana hati positif 

melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk dapat memecahkan teka-teki tersebut,

berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat memecahkan lebih banyak teka-teki.

Penelitian yang kedua menemukan bahwa dengan memberi umpan balik kepada orang

baik nyatanya maupun palsu mengenai kinerja mereka dapat memepengaruhi suasana

hati mereka, yang kemudian mempengaruhi motivasi mereka. Jadi sebuah siklus dapat

eksis di mana suasana hati positif menyebabakan oranga menjadi kreatif, yang

menimbulkan umpan balik positif dari mereka yang mengamati pekerjaan mereka.

Umpan balik positif ini kemudian lebih jauh menguatkan suasana hati positif mereka

yang kemudian dapat membuat mereka berkinerja bahkan lebih baik lagi, dan

seterusnya.

Kedua penelitian ini menegaskan pengaruh suasana hati dan emosi pada

motivasi dan menyatakan bahwa organisasi-organisasi yang mempromosikan suasana

hati positif di tempat kerja lebih berkemungkinan mempunyai angkatan kerja yang

lebih termotivasi.

  Kepemimpinan 

Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental

yang dicari organisasi-organisasidalam karyawan mereka. Para pemimpin yang efektif 

mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 10/14

 

10

10

mereka. Bahkan ekspresi, emosi dalam pidato seringkali merupakan elemen penting

yang membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Ketika para

pemimpin bersemangat, antusias dan aktif mereka lebih mungkin untuk memberi

energi pada bawahan-bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektifitas,

kompetensi, optimisme dan kegembiraan.

  Konflik Antar Personal 

Manakala konflik timbul diantara rekan kerja, dapat dipastikan bahwa emosi

dapat terlihat. Sebenarnya, keberhasilan seorang manager saat mencoba

menyelesaikan konflik terutama ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen

emosional dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan

emosi mereka.

  Negosiasi 

Negosiasi adalah sebuah proses emosional, namun beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa negosiator yang berpura-pura marah memiliki keuntungan atas

lawan mereka. Ketika seorang negosiator menunjukkan kemarahan, lawan

menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan

dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan sebuah emosi negatif dapat saja

efektif, tetapi berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan

negosiasi-negosiasi di masa depan. Negosiator yang buruk mengalami emosi-emosi

negatif mengembangkan persepsi-persepsi negatif lawan mereka, dan kurang bersedia

berbagi informasi atau bersikap kooperatif dalam negosiasi mendatang. Menariknya,

walaupun suasana hati dan emosi bermanfaat di tempat kerja, dalam proses negosiasi ,

emosi dapat merugikan kinerja seorang negosiator , kecuali jika ia mengerkspresikan

wajah palsu (berpura-pura marah).

  Pelayanan Pelanggan 

Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang

berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan.

Pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan membuat karyawan

menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam situasi disonansi emosional.

Seiring waktu, keadaan ini dapat menyebabkan kepatuhan mental atau fisik dalam

pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasan kerja.

Selain itu, emosi karyawan dapat berpindah kepada pelanggan. Penelitian

mengindikasikan adanya efek kesesuaian antara emosi karyawan dan pelanggan,

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 11/14

 

11

11

sebuah efek yang oleh praktisi PO disebut sebagai penularan emosional,

“penangkapan “ emosi dari orang lain. Cara penularan emosi terjadi ketika seseorang

mengalami emosi-emosi positif lalu tertawa dan tersenyum kepada anda, anda mulai

meniru perilaku orang tersebut.

  Sikap Kerja 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai hari

baik di tempat kerja, cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah

pada malamnya. Sebaliknya orang-orang yang mengalami hari buruk di tempat kerja,

maka cenderung berada di suasana hati yang buruk pula saat di rumah. Meskipun

orang-orang orang-orang secara emosional membawa pulang pekerjaan mereka ke

rumah pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang.

  Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja 

Emosi-emosi negatif juga dapat membawa perilaku menyimpang di tempat

kerja. Siapapun yang pernah menghabiskan banyak waktu dalam sebuah organisasi

menyadari bahwa orang-orang seringkali berperilaku dalam cara-cara yang melanggar

norma-norma yang ada dan mengancam organisasi, anggotanya atau keduanya.

Sebagai contoh , seorang karyawan yang iri hati dapat bersikap bermusuhan dan

berbuat licik kepada karyawan lain, menyimpangkan keberhasilan orang lain secara

negatif, dan menyimpangkan secara positif pencapaian-pencapaiannya sendiri. Bukti

yang ada menyatakan bahwa orang-orang yang menyatakan emosi negatif khususnya

mereka merasa marah atau mempunyai sikap bermusuhan lebih berkemungkinan

untuk terlibat dalam berperilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang

yang tidak merasakan emosi-emosi negatif.

  Bagaimana Para Manager Memenuhi Suasana Hati 

Secara Umum, anda dapat meningkatkan suasana hati orang-orang dengan

memutarkan sebuah klip video yang lucu untuk mereka, memberi mereka sekantung

kecil permen, atau bahkan menyuruh mereka mencicipi minuman yang enak. Untuk 

memperbaiki suasana hati karyawan, para manajer dapat menggunakan humor dan

memberi karyawan mereka penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan

yang dilaksanakan dengan baik. Selain itu riset mengindikasikan bahwa ketika para

pemimpin berada dalam suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih

positif dan sebagai hasilnya para anggota akan lebih bekerja sama.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 12/14

 

12

12

Contoh Emosi dan Suasana Hati dalam Kehidupan Sehari-hari

Emosi dan Suasana hati dapat membawa dampak positif bagi seseorang seperti

sebuah motivasi, namun juga dapat membawa dampak negatif, tergantung pada

karakter individu yang sebenarnya dapat berubah ketika seseorang terbiasa untuk 

berproses dan berinteraksi secara terus menerus dalam suatu kelaompok atau

organisasi. Misalnya, sebagai seorang mahasiswa yang tergabung dalam sebuah

organisasi atau yang biasanya disebut sebagai seorang „aktivis, bagi seorang perempuan

dan memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ini jika kita

mengambil salah satu sumber Emosi dan Suasana hati, yaitu Gender. Seorang

perempuan yang apabila dalam sebuah rapat misalnya, ada anggota organisasi yang

menyatakan sebuah kritikan terhadap kinerjanya dalam sebuah kepanitiaan. Maka bisa

saja karena dia seorang perempua, dia akan merasa tersinggung, dan hal ini akan

berdampak pada suasana hatinya yang apabila dikelola dengan baik akan membawa

efek positif seperti keinginan atau otivasi untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih

baik lagi. Namun dampak suasana hati tersebut juga bisa berefek negatif seperti rasa

kesal dan malas untuk melakukan apapun karena dikritik, hal yang sebenarnya

dianggap kecil ini dapat mempengaruhi pada intensifitas perempuan tersebut dalam

organisasi. Contoh riil seperti ini sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-

hari. Oleh karena itu, seseorang harus pandai melatih tingkat emosinya kearah yang

lebih positif, karena salah satu yang dapat merubah adalah lingkungan tempat kita

bergaul. Jika aktivis tadi sudah terbiasa dengan kondisi seperti kritikan maka ia akan

bisa mengelola emosinya menjadi hal yang positif.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 13/14

 

13

13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Emosi dan Suasana Hati keduanya memang mirip karena sama-sama bersifat afektif.

Tetapi keduanya juga berbeda karena suasana hati lebih umum dan kurang kontekstual

dibanding emosi. Selain itu, berbagai peristiwa juga membawa perbedaan. Waktu daam

sehari dan hari dalam seminggu, peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan, aktivitas-aktivitas

sosial, pola tidur, seluruhnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi emosi dan suasana

hati.

Emosi dan suasana hati juga dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja,khususnya emosi-emosi yang negatif namun juga dapat meningkatkan kinerja agar seseorang

bekerja lebih baik dan dapat mengungkapkan perasaan tertu yang menjadi bagian dari syarat

sebuah pekerjaan.

5/17/2018 isi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi5572009a49795991699fb9e1 14/14

 

14

14

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat

www.google.com