Isi referat anatomi fisiologi mata

42
BAB I ANATOMI 1.1 Bola Mata Bola mata (Gambar 1.) adalah struktur kistik yang selalu mengembung dengan tekanan di dalamnya. Bola mata orang dewasa normalnya berbentuk seperti bola, dengan diameter anteroposterior rata-rata 24,2 mm. 6 Bola mata terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan fibrous), tengah (lapisan vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf). 6 1

description

monggo

Transcript of Isi referat anatomi fisiologi mata

Page 1: Isi referat anatomi fisiologi mata

BAB I

ANATOMI

1.1 Bola Mata

Bola mata (Gambar 1.) adalah struktur kistik yang selalu mengembung

dengan tekanan di dalamnya. Bola mata orang dewasa normalnya berbentuk

seperti bola, dengan diameter anteroposterior rata-rata 24,2 mm.6

Bola mata terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan fibrous), tengah (lapisan

vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).6

Gambar 1. Bola mata (Khurana, 2007)

1

Page 2: Isi referat anatomi fisiologi mata

1.1.1 Palpebra

Gambar 2. Anatomi Palpebra (Google, 2015).

Palpebra adalah dua lipatan kulit yang menutupi permukaan anterior

mata. Dari luar ke dalam permukaan palpebra terdiri dari kulit, jaringan ikat

subkutan, muskulus orbikularis okuli, jaringan ikat submuskular, lempeng tarsal

dan kelenjarnya, dan konjungtiva palpebra. Kulitnya tipis dan berlanjut hingga

batas palpebra dengan konjungtiva. Bagian palpebra dari muskulus orbikularis

okuli dibagi secara anatomis dibagi menjadi bagian siliaris, pretarsal, dan

preseptal. Di dalamnya terdapat jaringan ikat submuskular dan lapisan fibrosa

longgar. 1

Dua lempeng tarsal merupakan lempengan memanjang yang tipis,

berbentuk seperti bulan sabit, kaku, tersusun dari jaringan fibrosa padat dengan

panjang sekitar dua setengah sentimeter, terdapat satu di setiap kelopak mata

untuk menopang dan member bentuk dari kelopak mata. Setiap lempeng

berbentuk konveks dan mengikuti permukaan anterior dari bola mata. Bagian

2

Page 3: Isi referat anatomi fisiologi mata

siliaris rata dan dekat dengan folikel bulu mata. Sisi orbital lebih cembung dan

menempel dari septum orbita. Tarsus superior berukuran lebih besar, berbentuk

semi oval berukuran sekitar sepuluh millimeter. Tarsus inferior yang lebih kecil,

berukuran empat millimeter. Muskulus levator palpebra superior menempel pada

permukaan anterior dari tarsus superior. 1

Kelenjar pada palpebra terdiri dari kelenjar tarsal (meibomian) merupakan

kelenjar sebasea termodifikasi yang menempel pada tarsus. Kelenjar sebasea

kecil (zeis), dan kelenjar keringat (moll) berhubungan dengan bulu mata. 1

Suplai arteri dari palpebra didapat dari cabang medial dan lateral dari

arteri optalmika, juga display oleh cabang infraorbital superficial dari arteri

temporalis. Drainase vena dari palpebra menuju ke vena optalmika. Bagian kulit

palpebra dipersarafi oleh cabang optalmik dan maksilaris dari nervus trigeminus.

Permukaan palpebra superior terutama dipersarafi oleh cabang supraorbital dari

nervus frontalis. Palpebra inferior dipersarafi oleh cabang infraorbita dari nervus

maksilaris. 1

1.1.2 Konjungtiva

Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan

posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera

(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berbentuk tipis dan berkesinambungan

dengan kulit pada tepi palpebra (mucocutaneous junction) dan dengan epitel

kornea di limbus. 2

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu:

a. Konjungtiva Palpebralis

Melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di

tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks

superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva

bulbaris. 2

b. Konjungtiva Bulbaris

Melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali – kali.

Adanya lipatan – lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan

3

Page 4: Isi referat anatomi fisiologi mata

memperbesar permukaan konjungktiva sekretorik. (Duktus – duktus kelenjar

lakrimal bermuara ke forniks temporal superior). Konjungtiva bulbaris melekat

longgar pada kapsul tenon dan sklera dibawahnya, kecuali di limbus (tempat

kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sepanjang 3mm). 2

c. Konjungtiva Forniks

Merupakan tempat peralihan konjungtiva palpebra dengan konjungtiva

bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar

dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak. 2

Gambar 3. Anatomi Konjungtiva (Google, 2015).

Vaskularisasi konjungtiva berasal dari arteria ciliaris anterior dan arteria

palpebralis. Kedua arteri ini beranastomose dengan bebas. Vena konjungtiva

yang umumnya mengikuti pola arterinya – membentuk jaring – jaring vaskular

konjungtiva yang sangat banyak. Pembuluh limfe konjungtiva tersusun di dalam

lapisan superfisial dan profundus dan bergabung dengan pembuluh limfe

palpebra membentuk pleksus limfatikus yang kaya. Konjungtiva menerima

persarafan dari percabangan (oftalmik) pertama nervus V. Saraf ini memiliki

serabut nyeri yang relatif sedikit. 2

4

Page 5: Isi referat anatomi fisiologi mata

1.1.3 Kornea

Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya

sebanding dengan Kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke

dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus

scleralis. Kornea dewasa rata – rata mempunyai tebal 550 µm di pusatnya

(terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan

vertikalnya 10,6 mm. 2

Sumber – sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh – pembuluh

darah limbus, humor aqueous, dan air mata. Kornea superficial juga

mendapatkan sebagian besar oksigen dari atmosfer. Saraf – saraf sensorik

kornea didapat dari cabang pertama (ophthalmicus) nervus kranialis V

(trigeminus). 2

Transparansi kornea disebabkan oleh strukturnya yang seragam,

avaskularitas, dan deturgensinya. 2

1.1.4 Bilik Mata Depan

Bilik mata depan adalah ruang di antara kornea dan iris. Bilik mata depan

memiliki sudut yang terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal

iris. Ciri – ciri anatomis utama sudut ini adalah garis Schwalbe, anyaman

trabekula (yang terletak di atas kanal Schlemm) dan taji sklera (scelar spur). 2

Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea . Anyaman

trabekula berbentuk segitiga pada potongan melintang, dengan dasar yang

mengarah ke korpus siliaris. Anyaman ini tersusun atas lembar – lembar

berlubang jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk suatu filter dengan pori

yang semakin mengecil ketika mendekati kanal Schlemm. Bagian dalam

anyaman ini, yang menghadap ke bilik mata depan, dikenal sebagai anyaman

uvea; bagian luar, yang berada di dekat kanal Schlemm, disebut anyaman

korneoskleral. Serat – serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam anyaman

trabekula tersebut. Taji sklera merupakan penonjolan sklera ke arah dalam di

antara korpus siliaris dan kanal schlemm, tempat iris dan corpus ciliare

menempel. Saluran – saluran eferen dari kanal schlemm berhubungan dengan

sistem vena episklera. 2

5

Page 6: Isi referat anatomi fisiologi mata

1.1.5 Humor Aquos

Humor aquos diproduksi oleh korpus siliaris. Setelah memasuki bilik mata

belakang, humor aquos melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian

ke perifer menuju sudut bulik mata depan. 2

1.1.6 Traktus Uvea

Uveal tract terdiri dari korpus siliaris, iris, dan koroid. Lapisan ini adalah

lapisan vaskular di tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sclera. Lapisan

ini memberikan kontribusi pasokan darah ke retina. 2

1.1.6.1 Korpus Siliaris

Korpus siliaris pada potongan melintang berbentuk segitiga dengan

panjang sekitar 6 mm. yang membentang dari pangkal iris sampai ora serrata.

Korpus siliaris dibagi menjadi dua bagian yaitu pars plikata yang terletak

dibagian anterior yang panjangnya 2 mm dan pars plana dibagian posterior

dangan panjang 4 mm. 2

Processus ciliaris terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena

vertikulosa. Kapiler-kapilernya besar dan lapisan endotelnya berlubang.

Muskulus ciliaris tersusun oleh serat-serat longitudinal, sirkular dan radial. Serat

sirkular berfungsi mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula yang berorigo di

lembah diantara prosesus ciliaris. Otot ini mengubah ketegangan pada kapsul

lensa sehingga dapat mempunyai fokus yang baik untuk obyek dekat maupun

obyek jauh. Sedangkan yang longitudinal menyisip kedalam anyaman trabekula

untuk mempengaruhi besar porinya. 2

Pembuluh darah korpus ciliaris berasal dari sirkulus arteriosus mayor iris.

Persarafan sensoris berasal dari saraf-saraf siliaris. 2

1.1.6.2 Iris

Iris adalah perpanjangan korpus siliaris ke anterior. Iris berupa permukaan

pipih dengan aperture bulat yang terletak di tengah pupil. Iris terletak

bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan

6

Page 7: Isi referat anatomi fisiologi mata

dari bilik mata belakang, yang masing – masing berisi humor aquos. Di dalam

stroma iris terdapat spingter dan otot – otot dilator. Kedua lapisan berpigmen

pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan

lapisan epitel pigmen retina kearah anterior. 2

Perdarahan iris didapat dari circulus major iris. Kapiler – kapiler iris

mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang (nonfenestrated) sehingga

normalnya intravena. Persarafan sensoris iris melalui serabut – serabut dalam

nervi ciliares. 2

Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.

Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi

akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan

dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. 2

1.1.6.3 Koroid

Koroid adalah bagian posterior uveal tract, terletak di antara retina dan

sclera. Koroid terdiri dari tiga lapisan pembuluh darah koroid: besar, menengah,

dan kecil. Semakin dalam pembuluh darah dalam koroid, semakin luas

lumennya. Bagian internal pembuluh darah koroid dikenal sebagai

choriocapillaris. Darah dari pembuluh darah koroid mengalir melalui empat

pusaran vena terdapat satu di masing-masing empat kuadran posterior. Koroid

dibatasi di internal oleh membran Bruch dan di eksternal oleh sklera. Ruang

suprakoroidal terletak di antara koroid dan sklera. Koroid terikat kuat di posterior

dengan tepi saraf optik dan di anterior, koroid bergabung dengan korpus siliaris. 2

Keseluruhan pembuluh darah koroidal berfungsi untuk memelihara bagian

terluar dari retina. 2

1.1.7 Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna, dan

hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm.

Lensa tergantung pada zonula di belakang iris; zonula menghubungkannya

dengan korpus siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquos; di

sebelah posteriornya, vitreous. Kapsul lensa adalah suatu membran

7

Page 8: Isi referat anatomi fisiologi mata

semipermeabel (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan

memperbolehkan air dan elektrolit masuk. 2

Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum suspensorium yang dikenal

sebagai zonula zinii, yang tersusun atas banyak fibril; fibril – fibril ini berasal dari

permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa. 2

Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sekitar 35 % nya protein

(kandungan proteinnya tertinggi di antara jaringan – jaringan tubuh). Selain itu,

terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya.

Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.

Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun

tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa. 2

1.1.8 Korpus Vitreous

Korpus vitreous merupakan strukrur menyerupai agar-agar yang jernih,

avaskuler, yang merupakan dua-pertiga dari volume dan berat mata. Korpus

vitreous mengisi ruang yang dibatasi oleh lensa, retina, dan optik disk.

Permukaan luar vitreous tersebut (membrana hyaloid) normalnya berhubungan

dengan struktur sebagai berikut: kapsul lensa posterior, serat zonula, epitel pars

plana, retina, dan kepala saraf optik. Dasar vitreous mempertahankan

keterikatan kuat sepanjang hidup dengan epitel pars plana dan retina langsung

di belakang serrata ora. Keterikatan pada kapsul lensa dan kepala saraf optik

kuat dalam awal kehidupan tetapi segera menghilang. 2

1.1.9 Retina

Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisasi,

dengan kemampuan untuk memulai pengolahan informasi penglihatan sebelum

informasi tersebut ditransmisikan melalui nervus optikus ke korteks visual.6

Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan

semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola

mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus siliare dan berakhir

pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada orang dewasa, ora serrata

berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7

8

Page 9: Isi referat anatomi fisiologi mata

mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensoris bertumpuk dengan lapisan

epitel berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan membran Bruch,

koroid dan sklera. Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen retina

mudah terpisah hingga terbentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi

pada ablasi retina. Namun pada diskus optikus dan ora serrata, retina dan epitel

pigmen retina saling melekat kuat sehingga perluasan cairan subretina pada

ablasi retina dapat dibatasi. Hal ini berlawanan dengan ruang subkoroid yang

terbentuk antara koroid dan sklera, yang meluas ke taji sklera. Dengan demikian,

ablasi koroid akan meluas melampaui ora serrata, di bawah pars plana dan pars

plicata. Lapisan-lapisan epitel pada permukaan dalam corpus ciliare dan

permukaan posterior iris merupakan perluasan retina dan epitel pigmen retina ke

anterior. Permukaan dalam retina berhadapan dengan vitreous.2

Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada

kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula berdiameter

5,5-6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagi daerah yang dibatasi oleh

cabang-cabang pembuluh darah retina temporal.2

Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area centralis, yang

secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel

ganglionnya lebih dari satu lapis. Makula lutea secara anatomis didefinisikan

sebagai daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning

xantofil. Fovea yang berdiameter 1,5 mm ini merupakan zona avaskular retina

pada angiografi fluoresens. Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah

yang mengalami penipisan lapisan inti luar tanpa disertai lapisan parenkim lain.

Hal ini terjadi karena akson-akson sel fotoreseptor berjalan miring (lapisan

serabut henle) dan lapisan-lapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan

dalam retina lepas secara sentrifugal. Di tengah makula, 4 mm lateral dari diskus

optikus, terdapat foveola yang berdiameter 0,25 mm, yang secara klinis tampak

jelas dengan oftalmoskop sebagai cekungan yang menimbulkan pantulan

khusus. Foveola merupakan bagian retina yang paling tipis (0,25 mm) dan hanya

mengandung fotoreseptor kerucut. Gambaran histologis fovea dan foveola ini

memungkinkan diskriminasi visual yang tajam, foveola memberikan ketajaman

9

Page 10: Isi referat anatomi fisiologi mata

visual yang optimal. Ruang ekstraseluler retina yang normalnya kosong

cenderung paling besar di makula. Penyakit yang menyebabkan penumpukan

bahan ekstrasel secara khusus dapat mengakibatkan penebalan daerah ini

(edema makula).2

Retina, bagian terdalam bola mata, merupakan selaput tipis, halus dan

transparan. Ini adalah jaringan yang paling sangat maju mata. Tampak merah-

keunguan akibat visual dari sel rods dan vaskularisasi koroid yang mendasari.2

Retina meluas dari optik disk ke ora serrata. Secara anatomi, retina dibagi

menjadi dua bagian yang berbeda: bagian posterior dan bagian perifer yang

dipisahkan oleh ekuator retina. Ekuator retina adalah garis imajiner yang sejalan

dengan keluarnya empat vena.6

Bagian Posterior mengacu pada daerah posterior retina ke ekuator retina. Kutub

posterior retina mencakup dua bidang yang berbeda: optik disk dan makula

lutea. Bagian posterior retina ini baik diperiksa dengan menggunakan slitlamp

indirect biomicroscopy 78 D dan lensa +90 D dan direct ophthalmoscopy.6

Optik disk, didefinisikan dengan area melingkar berwarna merah muda

dengan diameter 1,5 mm. Pada optik disk semua lapisan retina mengakhiri

kecuali serabut saraf, yang melewati cribrosa lamina untuk lari ke saraf optik.

Sebuah depresi terlihat pada disk disebut cup fisiologis. Arteri retina pusat dan

vena muncul melalui pusat cawan ini.6

Makula lutea disebut bintik kuning. Bagian ini relatif lebih merah daripada

fundus sekitarnya dan terletak di kutub posterior sementara ke disk optik. Ini

adalah sekitar 5,5 mm .6

Fovea centralis adalah bagian tengah makula, berdiameter sekitar 1,5

mm dan merupakan bagian paling sensitif dari retina. Di pusatnya terdapat

lubang bersinar disebut foveola (0,35 - mm diameter) yang terletak sekitar 2

diameter disc (3 mm) dari margin temporal disk dan sekitar 1 mm di bawah

meridian horisontal. Areal seluas 0,8 mm (termasuk foveola dan beberapa

daerah sekitarnya) tidak mengandung kapiler retina dan disebut zona avaskular

foveal (FAZ). Sekitar fovea adalah parafoveal dan daerah perifoveal.6

10

Page 11: Isi referat anatomi fisiologi mata

Retina perifer mengacu pada daerah yang dibatasi oleh posterior

khatulistiwa retina dan anterior oleh serrata ora. Retina perifer terbaik diperiksa

dengan oftalmoskopi langsung dan dengan menggunakan Goldman lensa kontak

tiga cermin.6

Ora serrata. Ini adalah margin perifer bergerigi di mana retina berakhir.

Berikut retina terikat kuat baik untuk vitreous dan koroid. Pars plana anterior

memanjang dari serrata ora.6

11

Page 12: Isi referat anatomi fisiologi mata

BAB II

HISTOLOGI

2.1 Palpebra

Permukaan luar palpebra dilapisi oleh kulit tipis dan permukaan dalamnya

dilapisi oleh konjungtiva palpebralis. Kulit palpebra berbentuk tipis berambut

dengan dermal papil kecil - kecil dan mempunyai kelenjar lemak. Pada bagian

tepi dari kelopak mata terdapat folikel rambut yang besar yang membetuk bulu

mata. Di antara folikel - folikel rambut terdapat kelenjar keringat yang bermuara

pada folikel rambut dari bulu mata. Kelenjar ini disebut kelenjar Moll yang

merupakan kelenjar keringat apokrin. Juga terdapat kelenjar lemak yang disebut

kelenjar Zeis yang berdekatan dengan folikel rambut. 3

Pada lapisan tengah palpebra bagian posterior terdiri atas jaringan ikat

yang mengandung tarsus dan kelenjar tarsalia atau meibom. Tarsus merupakan

lempengan jaringan ikat padat yang memberi bentuk pada palpebra. Kelenjar

Meibom terdapat di dalam tarsus, merupakan kelenjar lemak yang besar dengan

saluran keluar yang panjang dan bermuara pada tepi palpebra, di belakang bulu

mata. Sekret yang dihasilkan berfungsi untuk meminyaki palpebra sehingga tidak

saling melekat. Kelenjar meibom ini tidak bermuara pada folikel rambut. 3

Gambar 4. Histologi Palpebra (Google, 2015).

12

Page 13: Isi referat anatomi fisiologi mata

2.2 Konjungtiva

Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel

silindris bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat

limbus, di atas caruncula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi

kelopak mata terdiri atas sel – sel epitel skuamosa bertingkat. Sel – sel epitel

superfisial mengandung sel – sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.

Mukus yang terbentuk mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk

dispersi lapisan air mata prakornea secara merata. Sel – sel epitel basal

bewarna lebih pekat dibandingkan sel – sel superfisial dan di dekat limbus dapat

mengandung pigmen. 4

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan

satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid

dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa

sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi

berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada

neonatus bersifat papilar bukan folikular. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan

penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran

reaksi papila pada radang konjungtiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada

bola mata. 4

Kelenjar lakrimal aksesorius (kelenjar Krause dan Wolfring), yang struktur

dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar

kelenjar Krause berada di forniks atas, sisanya ada di forniks bawah. Kelenjar

Wolfring terletak di tepi atas tarsus atas. 4

2.3 Kornea

Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda –

beda. Lapisan epitel (yang berbatasan dengan lapisan epitel konjungtiva

bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membrane Descemet, dan lapisan endotel.

Lapisan epitel mempunyai lima atau enam lapis sel. Lapisan Bowman

merupakan lapisan jernih aselular, yang merupakan bagian stroma yang

berubah. 3

13

Page 14: Isi referat anatomi fisiologi mata

Stroma kornea menyusun sekitar 90% ketebalan kornea. Bagian ini

tersusun atas jalinan lamella serat – serat kolagen dengan lebar sekitar 10 – 250

µm dan tinggi 1 – 2 µm yang mencakup hampir seluruh diameter kornea.

Lamella ini berjalan sejajar dengan permukaan kornea, dan karena ukuran dan

kerapatannya menjadi jernih secara optis. Lamella terletak di dalam suatu zat

dasar proteoglikan terhidrasi bersama keratosit yang menghasilkan kolagen dan

zat dasar. Membran Descemet, yang merupakan lamina basalis endotel kornea,

memiliki tampilan yang homogen dengan mikroskop cahaya tetapi tampak

berlapis – lapis dengan mikroskop elektron akibat perbedaan struktur antara

bagian pra dan pascanasalnya. Saat lahir tebalnya sekitar 3 µm dan terus

menebal selama hidup, mencapai 10 – 12 µm. Endotel hanya memiliki satu lapis

sel, tetapi lapisan ini berperan besar dalam mempertahankan deturgesensi

stroma kornea. Endotel kornea cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel

– selnya seiring dengan penuaan. Reparasi endotel terjadi hanya dalam wujud

pembesaran dan pergeseran sel – sel, dengan sedikit pembelahan sel.

Kegagalan fungsi endotel akan menimbulkan edema kornea. 3

Gambar 5. Lapisan kornea (Genhard, 2000)

14

Page 15: Isi referat anatomi fisiologi mata

2.4 Korpus Siliaris

Korpus siliaris terdiri dari dua lapis epitel yaitu non pigmented ciliary

epithelium (NPE) atau lapisan sel epitel tanpa pigmen, terletak dibagian dalam

yang merupakan perluasan neuro retina ke anterior. Dan terdapat lapisan

pigmented ciliary epithelium (PE) atau lapisan epitel berpigmen, terletak dibagian

luar yang merupakan perluasan epitel pigmen retina. Humor aquos diproduksi

oleh prosesus ciliaris dan epitel tanpa pigmen.3

2.5 Iris

Iris merupakan kelanjutan dari koroid. Stroma iris terdiri atas jaringan ikat

kendor halus yang sangat vaskuler. Mengandung sel-sel pigmen, terutama di

tepi depan. Permukaan iris di sebelah anterior, dilapisi oleh sel-sel endotel pipih

yang bersambungan dengan endotel dari kornea. 3

Iris memliliki otot polos yaitu muskulus sfingter pupil yang arahnya sirkuler

dan dekat dengan pupil, serta muskulus dilatator pupil yang arahnya radier yang

berada di luar muskulus sfingter pupil. Otot-otot polos tersebut berasal dari

lapisan epitel berpigmen yang anterior. Terdapat sabut-sabut saraf yang tersebar

di antara sabut-sabut otot polos. 3

Banyaknya pigmen dari iris menentukan warna dari mata. Pigmen melanin

terdapat pada permukaan sel-sel epitel yang meliputi permukaan posterior dari

iris. Bila stroma iris tipis, pigmen melanin pada permukaan posterior akan

tampak dari luar sehingga berwarna biru. Bila stroma lebih padat, maka warna

yang tampak dari luar adalah abu-abu atau kehijauan. Bila pigmen banyak, baik

dalam stroma maupun epitel, maka warna yang tampak dari luar adalah coklat.

Bila pigmen sangat sedikit, maka warna yang tampak dari luar adalah

kemerahan. 3

2.6 Koroid

Koroid merupakan lapisan berpigmen yang sangat vaskuler. Meliputi dua

per tiga bagian tengah dari bola mata. Koroid teridri dari tiga lapis yaitu : (1).

Lamina supra koroid (epikoroid), (2). Lapisan vaskuler, dan (3). Lamina vitrea

(membran dari Bruch). 3

15

Page 16: Isi referat anatomi fisiologi mata

Lamina supra koroid (epikoroid) merupakan membran tipis yang terdiri

atas jaringan ikat yang halus. Lapisan ini mengandung banyak sabut-sabut

elastis dan sel-sel kromatofor, yaitu sel yang besar-besar, bercabang-cabang

dan mengandung pigmen melanin di dalam sitoplasmanya. 3

Lapisan vaskuler terdiri atas jaringan ikat yang lebih kendor dan terdiri dari

dua lapis yaitu stratum koriovaskuler dan stratum koriokapiler. Stratum

koriovaskuler merupakan lapisan yang sebelah luar yang mengandung sel-sel

berpigmen dan arteri dan vena yang besar-besar. Sedangkan stratum

koriokapiler merupakan lapisan yang sebelah dalam dan mengandung anyaman

kapiler yang halus. 3

Lamina vitrea merupakan membran yang tipis, transparan dan semi-

permeabel. Lapisan ini memisahkan stratum koriokapiler dengan lapisan luar

retina. Lamina vitrea mengandung sabut elastis dan sabut retikuler. 3

2.7 Lensa

Di sebelah depan lensa terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa

lebih keras daripada korteksnya. Seiring dengan bertambahnya usia, serat –

serat lamellar subepitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan – lahan

menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dari

lamellae konsentris yang panjang. Garis – garis persambungan (suture line)

yang terbentuk dari penyambungan tepi – tepi serat lamellar tampak seperti

huruf Y dengan slit lamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan terbalik di

posterior. 2

Masing – masing serat lamellar mengandung sebuah inti gepeng. Pada

pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di dekat ekuator dan

berbatasan dengan lapisan epitel subkapsular. 2

16

Page 17: Isi referat anatomi fisiologi mata

Gambar 6. Lensa (Vaughan, 2007)

2.8 Korpus vitreous

Korpus vitreous merupakan masa transparan yang gelatinous. Dibatasi

oleh lamina limitans interna, lensa posterior dan zonula zinii bagian posterior.

Korpus vitreous terdiri dari sekitar 99% air. Sisanya 1% meliputi dua komponen,

kolagen dan asam hyaluronat, yang memberikan vitreous bentuk seperti gel dan

konsistensi karena kemampuan mereka untuk mengikat volume besar air. 2

17

Page 18: Isi referat anatomi fisiologi mata

2.9 Retina

Retina terdiri dari 3 jenis sel dan sinapsis (dari luar ke dalam) terdiri atas sepuluh lapisan sebagai berikut:

1. Pigmen epitel. Ini adalah lapisan terluar dari retina. Ini terdiri dari satu

lapisan sel yang mengandung pigmen. Hal ini tegas melekat pada

lamina basal yang mendasari (membran Bruch) dari koroid.6

2. Lapisan batang dan kerucut. Batang dan kerucut adalah organ akhir

visi dan juga dikenal sebagai fotoreseptor. Lapisan batang dan kerucut

hanya memiliki satu segmen luar sel fotoreseptor diatur dalam cara

palisade. Ada sekitar 120 juta batang dan 6,5 juta kerucut. Batang

mengandung zat fotosensitif visual yang ungu (rhodopsin) dan bagian

pencahayaan rendah (visi scotopic). Kerucut juga mengandung zat

fotosensitif dan terutama bertanggung jawab untuk penglihatan sentral

yang sangat diskriminatif (visi photopic) dan penglihatan warna.6

3. Membran limitasi eksternal. Ini adalah membran fenesterated, melalui

yang melewati proses dari batang dan kerucut.6

4. Lapisan nukleus luar. Ini terdiri dari inti batang dan kerucut.6

5. Lapisan plexiform luar. Ini terdiri dari koneksi spherules batang dan

kerucut pedikel dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal.6

6. Lapisan nukleus dalam. Ini terutama terdiri dari badan sel sel bipolar.

Hal ini juga berisi badan sel amacrine horizontal dan sel Muller dan

kapiler arteri sentral retina. Sel-sel bipolar merupakan urutan neuron

pertama.6

7. Lapisan plexiform dalam. Hal ini pada dasarnya terdiri dari hubungan

antara akson sel bipolar dendrit dari sel-sel ganglion, dan proses sel

amacrine.6

8. Lapisan sel ganglion. Ini terutama mengandung sel tubuh dari sel-sel

ganglion (neuron urutan kedua visual 7 jalur). Ada dua jenis sel

ganglion. Sel-sel ganglion cebol yang hadir di daerah makula dan

dendrit dari setiap sinapsis sel tersebut dengan akson sel bipolar

18

Page 19: Isi referat anatomi fisiologi mata

tunggal. Sel-sel ganglion polisinaps terletak terutama di retina perifer

dan setiap sel tersebut dapat bersinaps dengan seratus sel bipolar.6

9. Lapisan serat saraf (stratum opticum) terdiri dari akson sel ganglion,

yang melewati cribrosa lamina untuk membentuk saraf optik. Untuk

distribusi dan pengaturan serabut saraf retina.6

10.Membran limitan interna. Ini adalah lapisan terdalam dan memisahkan

retina dari vitreous. Hal ini dibentuk oleh serikat ekspansi terminal dari

serat Muller, dan pada dasarnya adalah sebuah membran basal.6

19

Page 20: Isi referat anatomi fisiologi mata

Gambar 7. Lapisan retina (Genhard, 2000)

20

Page 21: Isi referat anatomi fisiologi mata

BAB III

FISIOLOGI

3.1 Palpebra

Palpebra adalah suatu lipatan jaringan lunak yang terletak anterior bola

mata dan melindunginya dari cedera. Bentuknya adalah sedemikian rupa

sehingga bola mata benar-benar tertutup ketika mereka ditutup. Rangsangan

mekanik, optik, dan akustik yang kuat (seperti benda asing, cahaya menyilaukan,

atau suara keras tiba-tiba) "otomatis" menimbulkan suatu refleks menutup mata.

Kornea juga dilindungi oleh gerakan ke atas tambahan bola mata (fenomena

Bell). Palpebra secara regular berkedip (20-30 kali per menit) membantu untuk

mendistribusikan sekresi kelenjar dan air mata pada konjungtiva dan kornea,

mencegah dari mata kering., pemeliharaan tekanan intraokular normal,

mekanisme pembentukan gambar, fisiologi penglihatan, fisiologi penglihatan

binokular, fisiologi pupil, dan fisiologi motilitas okular. 5

3.2 Konjungtiva

Kantung konjungtiva memiliki tiga tugas utama:

1. Motilitas bola mata. Koneksi longgar antara konjungtiva bulbar dan sklera

dan jaringan konjungtiva "cadangan" di forniks memungkinkan bola mata

bergerak bebas di setiap arah pandangan. 5

2. Lapisan artikulasi. Permukaan konjungtiva halus dan lembab untuk

memungkinkan membran mukosa meluncur dengan mudah dan tanpa

rasa sakit satu sama lain. Film air mata bertindak sebagai pelumas. 5

3. Fungsi pelindung. Konjungtiva harus mampu melindungi terhadap

patogen. Agregasi mirip-follicle dari limfosit dan sel plasma (kelenjar getah

bening mata) yang terletak di bawah konjungtiva palpebra dan di forniks.

Zat antibakteri, imunoglobulin, interferon, dan prostaglandin membantu

melindungi mata. 5

21

Page 22: Isi referat anatomi fisiologi mata

3.3 Film Air Mata

Air mata memiliki peran vital dalam memelihara transparansi dari kornea.

Fungsi air mata adalah: 6

1. menjaga kelembaban kornea dan konjungtiva.

2. menyediakan oksigen untuk epitelium kornea.

3. membersihkan debris dan iritan berbahaya.

4. mencegah infeksi oleh karena adanya substansi anti bakterial.

5. menfasilitasi pergerakan palpebra di atas bola mata.

3.4 Kornea

Kornea merupakan media refraksi yang penting dari mata. Aspek fisiologi

yang berhubungan dengan kornea adalah transparansi kornea, nutrisi dan

metabolisme kornea, permeabilitas kornea, dan penyembuhan luka kornea.

Kedua fungsi fisiologis utama kornea adalah (i) untuk bertindak sebagai media

refraksi utama; dan (ii) untuk melindungi isi intraokular. Kornea menjalankan

tugas ini dengan mempertahankan transparansi dan penggantian jaringannya. 6

Transparansi kornea dihasilkan dari pengaturan khusus dari lamellae

kornea, avaskularitasnya, dan keadaan dehidrasi relatif yang dipertahankan oleh

barrier epitel-endotel dan aktifitas pompa bikarbonat dari endotelium. Untuk

menjalankan proses ini, kornea membutuhkan energi. 6

Sumber nutrisi kornea

a) Larutan (glukosa dan lain-lain) memasuki kornea baik dengan difusi

sederhana maupun transpor aktif melalui humor aquous dan dengan difusi dari

kapiler perilimbal. 6

b) Oksigen yang berasal langsung dari udara melalui lapisan air mata. Ini

adalah proses aktif yang dilakukan oleh epitel. 6

Metabolisme kornea

Lapisan yang paling aktif melakukan metabolisme kornea adalah epitel

dan endotel, lapisan yang sepuluh kali lebih tebal daripada yang lainnya ini,

secara proporsional membutuhkan pasokan substrat metabolik yang lebih besar.

Seperti pada jaringan yang lain, epitel dapat memetabolisme glukosa baik

22

Page 23: Isi referat anatomi fisiologi mata

aerobik dan anaerobik menjadi karbon dioksida dan air dan asam laktat. Jadi,

dalam kondisi anaerob asam laktat terakumulasi di dalam kornea. 6

3.5 Humor Aquos

Tekanan intraokular ditentukan oleh tingkat produksi humor aquos dan

resistensi terhadap arus keluar air dari mata. 2

Komposisi Humor Aquos

Humor aquos adalah cairan bening yang mengisi ruang anterior dan

posterior mata. Volumenya sekitar 250 L, dan laju produksinya tergantung

kepada variasi diurnal, yaitu sekitar 2,5 L / menit. Tekanan osmotiknya sedikit

lebih tinggi dari plasma. Komposisi humor aquos mirip dengan plasma kecuali

untuk konsentrasi yang lebih tinggi dari askorbat, piruvat, dan laktat dan

konsentrasi yang lebih rendah dari protein, urea, dan glukosa. 2

Produksi dan Aliran Humor Aquos

Humor Aquos diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrasi plasma yang

dihasilkan dalam stroma korpus siliaris dimodifikasi oleh fungsi barrier dan

proses sekresi dari epitel siliaris. Memasuki bilik posterior, humor aquos

melewati pupil ke bilik anterior dan kemudian ke trabecular meshwork di sudut

bilik mata depan. Selama periode ini, ada beberapa pertukaran diferensial

komponen dengan darah di iris. 2

Aliran Keluar Humor Aquos

Trabecular meshwork terdiri dari jaringan kolagen dan jaringan elastis

yang ditutupi oleh sel-sel trabekular yang membentuk filter dengan ukuran pori

semakin mengecil seperti ukuran kanal Schlemm yang didekati. Kontraksi otot

siliaris melalui insersinya ke dalam trabekular meshwork meningkatkan ukuran

pori dalam meshwork sehingga meningkatkan drainase aquos. Aliran humor

aquos ke kanal Schlemm bergantung pada pembentukan siklik saluran

transelular pada lapisan endotel. Saluran eferen dari kanal Schlemm (sekitar 30

saluran kolektor dan 12 vena berair) menjalankan cairan langsung ke dalam

sistem vena. Sebagian aquos lewat di antara berkas otot siliaris ke ruang

suprakoroidal dan kemudian ke dalam sistem vena korpus siliaris, koroid, dan

sklera (aliran uveoskleral). 2

23

Page 24: Isi referat anatomi fisiologi mata

3.6 Traktus Uvea

a. Korpus Siliaris

Otot siliaris bertanggung jawab untuk akomodasi. Epitel berlapis ganda

yang menutupi korpus siliaris menghasilkan humor aquos. 5

b. Iris

Lapisan posterior iris opak dan melindungi mata terhadap cahaya datang

yang berlebihan. 5

c. Koroid

Koroid berfungsi mengatur suhu dan memberi suplai nutrisi untuk lapisan

luar retina. 5

3.7 Lensa

Lensa kristalina adalah struktur transparan yang berperan utama sebagai

mekanisme fokus dari penglihatan. Lensa berfungsi sebagai media refraksi dan

akomodasi. Akomodasi lensa yaitu kemampuan mata untuk melihat jauh dan

dekat dipengaruhi oleh kelenturan lensa, kontraksi otot-otot ciliaris dan dilatasi

zonula zinii. 6

Aspek fisiologi termasuk :

Transparansi lensa

Faktor yang mempengaruhi transparansi lensa yaitu : 6

- Avaskularisasi

- Kerapatan dari susunan sel-sel lensa

- Susunan protein dalam lensa

- Karakter kapsul yang semipermeabel

- Keseimbangan air dan elektrolit di dalam lensa

- Auto-oksidasi

Metabolisme Lensa

Lensa butuh suplai berkelanjutan dari energy (ATP) untuk transport aktif

ion-ion dan asam amino, memelihara dehidrasi lensa dan protein lensa dan

sintesis Growth Stimulating Hormon. Energi yang diproduksi paling banyak

digunakan pada epithelium dimana merupakan tempat utama proses transport

aktif. Hanya sekitar 10-20% ATP yang digunakan untuk sintesis protein. 6

24

Page 25: Isi referat anatomi fisiologi mata

Sumber dari suplai nutrient, lensa kristalina merupakan struktur avaskular

yang bergantung pada metabolism kimianya dengan humor aquos. Aspek

fisiologi terpenting dari lensa adalah mekanisme yang mengatur keseimbangan

air dan elektrolit lensa yang sangat penting untuk menjaga kejernihan lensa.

Karena kejernihan lensa sangat bergantung pada komponen strkturnya dan

komponen makromolekular, gangguan dari hidrasi lensa dapat menyebabkan

kekeruhan lensa. 6

Daya Akomodasi Lensa

Akomodasi merupakan suatu proses ketika lensa merubah fokus untuk

melihat benda dekat. Pada proses terjadi perubahan lensa yang dihasilkan oleh

kinerja otot siliaris pada serabut-serabut gunular. Kelenturan lensa paling tinggi

dijumpai pada usia anak-anak dan dewasa muda dan semakin menurun dengan

bertambahnya usia. 6

Berdasarkan teori klasik proses akomodasi dibedakan menjadi:

a. Teori akomodasi Helmholts 6

- Lensa bersifat elastic dan berusaha terus cembung kecuali bila ditarik dengan

zonulla zinnia

- Akomodasi kontraksi muskulus siliaris maka akan terjadi pengecilan lingkaran

badan siliar, kendornya zonulla zinnia, lensa akan menjadi lebih cembung,

kekuatan pembiasan akan bertambah.

b. Teori akomodasi Tersching6

- Kontraksi badan siliar

- Zonula zinnia terdorong ke bagian sentral

- Lensa terjepit

- Lensa sentral tidak terjepit akan mencembung

- Daya bias lensa sentral akan bertambah.

3.8 Korpus Vitreous

Fungsi korpus vitreous adalah sebagai berikut: 5

Menstabilkan bola mata

25

Page 26: Isi referat anatomi fisiologi mata

Meneruskan sinar

Mempertahankan lensa pada tempatnya.

Mempertahankan lapisan dalam retina agar tetap melekat pada lapisan

luar berpigmen. Bila cairan vitreous keluar, kedua lapisan retina dapat

terpisah.

Merupakan media pertukaran metabolit - metabolit.

3.9 Retina

Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Mata berfungsi

sebagai suatu alat optik, suatu reseptor yang kompleks, dan suatu

transduser yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor

mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang

dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital.2

Fotoreseptor tersusun sedemikian rupa sehingga kerapatan sel

kerucut meningkat di pusat makula (fovea), semakin berkurang ke perifer,

dan kerapatan sel batang lebih tinggi di perifer. Di foveola, terdapat

hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan

serat-serat saraf yang keluar, sedangkan di retina perifer, sejumlah

fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang sama. Fovea berperan pada

resolusi spasial (ketajaman penglihatan) dan penglihatan warna yang baik,

keduanya memerlukan pencahayaan ruang yang terang (penglihatan

fotopik) dan yang paling baik di foveola, sementara retina sisanya terutama

digunakan untuk penglihatan gerak, kontras dan penglihatan malam

(skotopik).2

Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina

sensorik yang avaskular dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi

kimia yang mengawali proses penglihatan. Setiap sel fotoreseptor kerucut

mengandung rhodopsin, suatu pigmen penglihatan yang fotosensitif dan

terbenam di dalam diskus bermembran ganda pada fotoreseptor segmen

luar. Pigmen ini tersusun atas dua komponen, sebuah protein opsin dan

sebuah kromofor. Opsin dalam rhodopsin adalah scotopsin, yang terbentuk

dari tujuh heliks transmembran. Opsin tersebut mengelilingi kromofornya

26

Page 27: Isi referat anatomi fisiologi mata

retinal yang merupakan turunan dari vitamin A. Saat rhodopsin menyerap

foton cahaya, 11-cis-retinal akan mengalami isomerasi menjadi all-trans-

retinal dan akhirnya akan menjadi all-trans-retinol. Perubahan bentuk itu

akan mencetuskan terjadinya kaskade penghantar kedua (secondary

messanger cascade). Puncak absorbsi cahaya oleh rhodopsin terjadi pada

panjang gelombang sekitar 500 nm, yang merupakan daerah biru-hijau

pada spektrum cahaya. Penelitian-penelitian sensitivitas spektrum

fotopigmen kerucut memperlihatkan puncak absorbsi panjang gelombang,

berturut-turut untuk sel kerucut sensitif biru, hijau dan merah, pada 430, 540

dan 575 nm. Fotopigmen sel kerucut terdiri atas 11-cis-retinal yang terikat

pada protein opsin selain scoptosin.2

Penglihatan skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor

batang. Dengan bentuk penglihatan adaptasi gelap ini, terlihat beragam

corak abu-abu, tetapi warna-warnanya tidak dapat dibedakan. Sewaktu

retina telah beradaptasi penuh terhadap cahaya, sensitivitas spektrum

retina bergeser dari puncak dominasi rhodopsin 500 nm dan muncul

sensasi warna. Suatu objek akan berwarna apabila objek tersebut secara

selektif memantulkan atau menyalurkan sinar dengan panjang gelombang

tertentu dalam kisaran spektrum cahaya tampak (400-700 nm). Penglihatan

siang hari (fotopik) terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut,

senjakala (mesopik) oleh fotoreseptor batang.2

Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina, yang berperan

penting dalam proses penglihatan. Epitel ini bertanggung jawab untuk

fagositosis segmen luar fotoreseptor, transportasi vitamin, mengurangi

hamburan sinar, serta membentuk sawar selektif antara koroid dan retina.

Membran basalis sel-sel epitel pigmen retina membentuk lapisan dalam

membran Bruch, yang juga tersusun atas matriks ekstraselular khusus dan

membran basalis koriokapilaris sebagai lapisan luarnya. Sel-sel epitel

pigmen retina mempunyai kemampuan terbatas dalam melakukan

regenerasi. 2

27

Page 28: Isi referat anatomi fisiologi mata

Makula lutea adalah bagian kuning dari retina di mana terdapat

fotoreseptor sel kerucut yang sangat padat. Bagian ini mengatur

penglihatan sentral yaitu, visi berketajaman tinggi yang diperlukan untuk

membaca, mengemudi dan mengenali wajah. Di tengah makula ini terdapat

sebuah lubang kecil yang disebut fovea sentralis, yang menghasilkan

gambar sangat halus dan rinci. 2

BAB IV

KESIMPULAN

28

Page 29: Isi referat anatomi fisiologi mata

1. Bola mata adalah struktur kistik yang terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan

fibrous), tengah (lapisan vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).

2. Bola mata dilindungi oleh dua lipatan kulit yang disebut palpebra. Palpebra

berfungsi membantu mendistribusikan air mata pada konjungtiva dan kornea,

mencegah dari mata kering, dan pemeliharaan tekanan intraokular normal.

3. Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan

posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior

sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berfungsi sebagai pelindung dan

motilitas bola mata.

4. Kornea adalah jaringan transparan di bagian anterior bola mata yang

merupakan media refraksi yang penting.

5. Bilik mata depan adalah ruang di antara kornea dan iris. Pada sudut bilik

mata depan terdapat trabekula meshwork dan kanal Schlemm sebagai

tempat keluarnya humor aquos.

6. Traktus uvea terdiri dari korpus siliaris, iris, dan koroid. Lapisan ini adalah

lapisan vaskular di tengah mata yang memberikan pasokan darah ke retina.

7. Lensa adalah struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna, dan hampir

transparan sempurna. Lensa berperan utama sebagai mekanisme fokus dari

penglihatan.

8. Korpus vitreous merupakan struktur seperti agar-agar yang jernih, avaskuler

yang berperan menstabilkan bola mata, meneruskan sinar, mempertahankan

lensa pada tempatnya, dan sebagai media pertukaran metabolit.

9. Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Pada lapisan fotoreseptor

terdapat sel batang dan kerucut yang mengubah rangsangan cahaya menjadi

suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks

penglihatan oksipital.

BAB V

PENUTUP

29

Page 30: Isi referat anatomi fisiologi mata

Telah kami buat referat yang berjudul “ Anatomi, Histologi, dan Fisiologi

Mata” dari berbagai sumber referensi yang kami dapat. Semoga referat ini

bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Apabila terdapat kekurangan

dalam pembuatan referat ini, kami sebagai penyusun referat mohon maaf

sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Isi referat anatomi fisiologi mata

1. Susan. Standring. 2008. Gray’s Anatomy, The Anatomical Basis of

Clinical Practice 14th ed. Hal: 669-672.

2. Vaughan D. General Opthalmology. 17th Edition. McGraw-Hill. 2007.

3. Fawcett, DW. A Textbook of Histology. 12th Edition. Chapman & Hall,

inc. 2002.

4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. 2008. FK UI. Jakarta

5. K Lang, Gerhard. Ophthalmology A Short Textbook. 2000. Thieme

Stuttgart.New York;

6. Khurana, AK. Comprehensive Opthalmology. 4th Edition. New Delhi:

New Age International. 2007.

7. http://4sinaps.blogspot.com/2013/01/anatomi-dan-fisiologi-mata.html

8. http://orangkesehatan.blogspot.com/2010/04/anatomi-dan-fisiologi-

alat-penglihatan.html

31