Isi Penutup Daftar Pustaka
-
Upload
kimberlyaristyani -
Category
Documents
-
view
29 -
download
7
description
Transcript of Isi Penutup Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara yang telah maju yang telah berhasil membasmi penyakit infeksi, kanker
merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung).
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme
pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat
umum dari kanker ialah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah
3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya
4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru
5. Memiliki heriditas bawaan, yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker
6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam
amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Sel kanker mengganggu inangnya karena menyebabkan desakan akibat pertumbuhan
tumor, penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis, gangguan
sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker. Dengan metoda
pengobatan saat ini, 1/3 jumlah pasien tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi
ataupun dengan menggunakan kemoterapi seperti antikanker.
Kemoterapi dengan atau tanpa pengobatan lain bersifat kuratif pada koriokarsinoma
pada wanita, limfoma, burkitt, tumor wilms pada anak, sarkoma ewing, rabdomiosarkoma
embrional, dan beberapa kasus penyakit hodgkin, perlu ditekankan disini bahwa
penyembuhan oleh kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor-tumor yang jarang
dijumpai. Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik melalui kemoterapi
kanker, disamping pembedahan, radiasi, dan kemoterapi ajuvan. Pada keadaan ini,
pengobatan tidak menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan
komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup yang berarti.
Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker
tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya, antineoplastik menekan pertumbuhan
atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal
yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran
1
cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila
dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu
sel normal yang berproliferasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu antikanker ataupun kemoterapi kanker ?
2.Apa saja pembagiannya dan apa saja jenis obat antimetabolit?
3.Apa saja contoh obat antimetabolit beserta nama dagang, nama generik dan
strukturnya?
4.Bagaimana indikasi,kontra indikasi, efek samping, mekanisme kerja obat-obat
metabolit?
5. Apa saja bentuk sediaan obat-obat antimetabolit tersebut?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu antikanker ataupun kemoterapi kanker
2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat antikanker ataupun kemoterapi kanker
3. Untuk mengetahui contoh obat antimetabolit beserta nama dagang, generik dan
struktur kimianya
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat antimetabolit
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari obat antimetabolit
6. Untuk mengetahui efek samping dan bentuk sediaan obat antimetabolit
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, kanker adalah suatu penyakit sel yang ditandai dengan suatu
pergeseran pada mekanisme kontrol yang megatur poliferasi dan differensiasi sel. Sel-sel
tersebut akan mengalami kerusakan dan berkembang dengan cepat serta membentuk tumor
lokal yang dapat menekan atau menyerang struktur jaringan sehat di sekitarnya. Kanker dapat
timbul karena terjadi mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh pengaruh radiasi, virus,
hormone, bahan kimia karsinogen, dan yang lain-lain. Penyakit kanker dapat menyerang
berbagai macam sel, seperti sel hati, sel kulit, sel jantung, sel darah, sel otak, sel-sel pada
saluran pencernaan seperti sel lambung dan usus, sel saluran urine, sel-sel paru-paru, dan sel-
sel lainnya. Dikenal beberapa jenis kanker seperti karsinoma, sarkoma, limfoma dan
leukemia.
Terapi hormon, kemoterapi, dan terapi sel target adalah jenis terapi sistemik. Obat
masuk aliran darah dan menghancurkan atau mengontrol kanker seluruh tubuh. Terapi
hormon paling sering digunakan sebagai terapi untuk membantu mengurangi resiko
kekambuhan kanker setelah operasi, ataupun untuk mengobati kekambuhan kanker setelah
pengobatan atau telah menyebar.
Kemoterapi adalah perawatan dengan obat kanker dengan membunuh sel kanker yang
diberikan secara intravena atau secara oral. Kemoterapi diberikan dalam siklus, dengan setiap
periode perawatan diikuti oleh masa pemulihan.
Tergantung dari keadaan pasien dan jenis kanker, pengobatan bervariasi dari yang
sangat intensif sampai tanpa pengobatan khusus sama sekali, kecuali yang bersifat suportif
yaitu dukungan mental-emosional-spiritual dan perbaikan keadaan umum.
Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker
tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya, antineoplastik menekan pertumbuhan
atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal
yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran
cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila
dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu
sel normal yang berproliferasi.
Obat antikanker merupakan obat spesialistik. Batas keamanannya begitu sempit
sehingga hanya dibenarkan penggunaanya oleh dokter yang berpengalaman di bidang
3
pengobatan ini. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan menambah penderitaan, bersifat
fatal, dan pemborosan biaya.
2.1 Klasifikasi Obat Anti Kanker
Obat-obat antikanker yang berperan sebagai anti pertumbuhan dibagi menjadi
beberapa kelompok berdasarkan targetnya. Obat-obat antikanker yang berkaitan dengan siklus
sel dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
Zat yang mempengaruhi siklus sel spesifik
Kerja dari obat golongan ini hanya membunuh atau menghambat terjadinya
siklus sel tertentu dan pada fase tertentu saja. Obat-obat yang termasuk golongan ini
adalah antimetabolit, alkaloid, dan miscellaneous agents.
Zat yang mempengaruhi siklus sel non-spesifik
Obat golongan ini tidak hanya bekerja pada satu fase saja. Kerjanya adalah
membunuh sel yang terlibat dalam siklus sel, juga sel-sel di luar siklus sel dengan cara
mengikat DNA dan merusaknya. Obat yang termasuk golongan ini adalah alkilating agents,
antibiotic.
Kerja Obat Antikanker :
4
Berdasarkan kerja antikanker pada proses dalam sel dikelompokkan menjadi sebagai
berikut:
A. Golongan Alkilator
B. Golongan Antimetabolit
C. Golongan Produk Alamiah
D. Golongan Hormon dan Antagonis
E. Golongan Lain-lain
2.2 Golongan Antimetabolit
Antimetabolit adalah senyawa yang dapat menghambat jalur metabolik yang penting
untuk kehidupan dan reproduksi sel kanker, melalui penghambatan asam folat, purin,
pirimidin dan asam amino, serta jalur nukleosida pirimidin, yang diperlukan pada sintesis
DNA. Hambatan replikasi DNA ini dapat secara langsung maupun tidak langsung sehingga
menyebabkan sel tidak berkembang biak dan mengalami kematian. Spektrumnya lebih sempit
dibandingkan golongan antikanker lain. Struktur antimetabolit berhubungan erat dengan
struktur metabolit normal dan bersifat sebagai antagonis. Antimetabolit menimbulkan efek
samping cukup besar, seperti leukopenia, trombositopenia, anemia dan pendarahan saluran
cerna (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA dan RNA melalui
penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin
mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga
mengganggu berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat
antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker
daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi daripada
terhadap sel kanker. Antimetabolit untuk antikanker pada siklus sel dibagi menjadi tiga sub
antimetabolit, yaitu :
1. Antagonis Pirimidin
Mengganggu perpanjangan rantai DNA. digunakan pada leukemiaakuttertentu,
dengan kerja yang sangat singkat, ± 20 menit. Pembagiannya sebagai berikut:
5
a. 5-fluorourasil (5-FU)
Nama dagang :Adrucil
Nama generik :5-fluorourasil
Struktur obat :
Gambar Struktur 5-Fluorouracil (kiri) dan timin (kanan)
Mekanisme kerja
5-Fluorouracil (5-FU) merupakan agen kemoterapi utama yang digunakan
untuk terapi kanker kolon. 5-FU adalah antimetabolit yang bekerja secara
antagonis dengan timin terhadap aktivitas enzim timidilat sintetase (TS). 5-FU
merupakan prodrug, metabolisme 5-FU menghasilkan fluoridin-5′-trifosfat
(FUTP) yang bergabung ke dalam RNA dan mempengaruhi fungsinya, dan
fluorodeoksiuridilat (FdUMP) yang menghambat replikasi DNA.
5-Fluorouracil (5-FU) dikonversi menjadi 3 metabolit aktif utama
yaitu, (1) fluoro-deoxyuridine monophosphate (FdUMP),(2)
fluorodeoxyuridine triphosphate (FdUTP), dan (3) fluorouridine triphosphate
(FUTP). Mekanisme utama aktivasi 5-FU adalah konversi menjadi
fluorouridine monophosphate (FUMP) juga secara langsung oleh orotate
phosphoribosyl transferase (OPRT), atau secara tidak langsung via
fluorouridine (FUR) melalui aksi berurutan dari uridine phosphorylase (UP)
6
dan uridine kinase (UK). FUMP kemudian difosforilasi menjadi fluorouridine
diphosphate (FUDP), yang dapat juga difosforilasi lebih lanjut menjadi
metabolit aktif fluorouridine triphosphate (FUTP), atau dikonversi menjadi
fluorodeoxyuridine diphosphate (FdUDP) oleh ribonucleotide reductase (RR).
Di sisi lain, FdUDP dapat pula di fosforilasi atau didefosforilasi menjadi
metabolit aktif masing-msaing FdUTP dan FdUMP. Jalur aktivasi alternatif
lainnya melibatkan thymidine phosphorylase yang mengkatalisis konversi 5-
FU menjadi fluorodeoxyuridine (FUDR), kemudian difosforilasi oleh
thymidine kinase (TK) dan menjadi thymidylate synthase (TS) inhibitor,
FdUMP. Ada pula enzim Dihydropyrimidine dehydrogenase (DPD) yang
mengkonversi 5-FU menjadi dihydrofluorouracil yang tidak aktif. (DHFU)
adalah rate-limiting step katabolisme 5-FU pada sel normal dan sel tumor, dan
proprsi dari pengrusakan menjadi metabolit tidak aktif mencapai 80%
(Longley and Johnston, 2007).
Hal ini akan mengakibatkan induksi apoptosis karena penghambatan
sintesis DNA yang disebabkan sel kekurangan deoksitimidin trifosfat (dTTP).
Peningkatan ekspresi TS pada sel kanker merupakan respon sel yang
dapat mengakibatkan resistensi terhadap 5-FU (Giovanetti et al., 2007).
Pada kaitannya dengan daur sel, 5-FU tidak dapat bekerja pada sel yang
berada di luar daur sel (G0). 5-FU hanya bekerja pada sel yang aktif
menjalankan daur sel di mana diperlukan aktivitas TS untuk sintesis basa
penyusun DNA. TS diekspresikan tinggi pada fase G1 melalui perantara
aktivitas transkripsi dari E2F. Setelah diekspresikan, TS sendiri langsung
mensintesis prekursor dUMP yang diperlukan dalam fase sintesis. Perlakuan
dengan 5-FU pada sel kanker dapat menyebabkan akumulasi sel pada fase G1
dan awal fase sintesis (G1/S arrest) (Liu et al., 2006). Namun, bagaimanapun
aktivitas penghambatan daur sel oleh 5-FU tergantung pada jenis sel kanker.
Pada sel kanker kolon HCT-15 dan HT-29, 5-FU menunjukkan
penghambatan pada fase G2/M. 5-FU meningkatkan ekspresi cyclin A, cyclin
B, dan CDC2 yang merupakan protein regulator pada fase G2/M (Lim et al.,
2007). Mekanisme yang memperantarai aktivitas pada fase tersebut masih
perlu ditelusuri lebih lanjut. Pada sel Lovo dan WiDr, Backus et al. (2001)
7
melaporkan bahwa 5-FU menyebabkan penghambatan daur sel pada fase S.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas 5-FU tidak selamanya terkait dengan
aktivitas penghambatan TS dan diperlukan penelitian untuk konfirmasi
aktivitas 5-FU pada daur sel jika digunakan sel yang berbeda.
5-FU dapat menginduksi terjadinya penghentian daur sel dan pemacuan
apoptosis tanpa melibatkan peran p53, tetapi melibatkan peningkatan ekspresi
p21 dan pRb. Kedua protein tersebut memiliki peran penting dalam sistem
checkpoint pada fase G1. Ekspresi pRb tinggi akan menghambat aktivitas E2F
sehingga menyebabkan penghambatan sel untuk melampaui R. Ekspresi p21
akan menghambat aktivitas cyclin E/CDK2 dan cyclin A/CDK2 sehingga
dapat menyebabkan penghambatan daur sel pada fase G1 dan S. Sel yang
berada pada fase G1 akan terhenti pada fase G1, sedangkan sel yang berada
fase S akan terhenti pada fase tersebut. Resistensi yang disebabkan oleh 5-FU
dapat terjadi melalui perantaraan penghambatan daur sel. Sel kanker dengan
p21 mutan tidak dapat memacu penghentian daur sel sehingga langsung
memacu apoptosis tetapi sel dengan p21 normal yang memacu penghentian
daur sel akan memicu munculnya sel yang resisten. Aktivitas 5-FU dalam
pemacuan apoptosis dapat melalui jalur p53 atau tidak (dependent or
independent p53) (Levrero et al., 2000). Hal ini dibuktikan bahwa 5-FU dapat
menginduksi apoptosis pada sel kanker yang mengalami defisiensi p53 atau
memiliki p53 mutan.
Indikasi
Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, leukimia
limfositik dan mielositik akut, limfoma non-hodgkin.
Kontra indikasi
Depresi sumsum tulang setelah radioterapi, atau setelah pemberian
antineoplastik lain, dan kehamilan dini.
Efek samping
Efek sampingyang ditemukan pada pasien antara lain neutropenia,
stomatitis, diare, dan hand-food syndrome. Masing-masing efek ini terkait
8
dengan metode pemberian yang diterapkan pada pasien (Meyerhardt and
Mayer, 2005). Pada kasus yang efek samping 5-FU yang paling parah
adalah kardiotoksisitas meskipun hal ini jarang ditemui (Thomas et al.,
2004). Dibandingkan dengan agen kemoterapi yang lain, 5-FU memiliki
selektivitas yang tinggi pada aktivitas TS dan efek sampingyang
ditimbulkan relatif lebih ringan. Meskipun demikian, efektivitas 5-FU
sebagai agen kemoterapi baru mencapai 15% sehingga diperlukan
pengembangan agen kokemoterapi untuk meningkatkan efektivitas terapi
dengan 5-FU (Meyerhardt and Mayer, 2005).
Bentuk sediaan
Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk
IV.
b. Sitarabin
Nama dagang :cytosar-u
Nama generik : sitarabin
Struktur obat
Mekanisme kerja
Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan
harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat.
Sitosin adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga cara
kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan
penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai
korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya
DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.
9
Indikasi
Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma,
leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk
tumor solid.
Kontra indikasi
Hipersensitivitas
Efek samping
Toksisitas serebral, korneal keratitis, hiperbilirubinemia, pulmonari
edema, perikarditis, mual, muntah, pendarahan, leukopenia,
trombositopenia, pusing, sakit kepala, dll.
Bentuk sediaan
Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.
c. Gemsitabin
Nama dagang : Gemtavis, Gemzar, Cytogem 200, Gemcitabine HCl.
Nama generik : Gemsitabin
Struktur obat
Mekanisme kerja
Sebelum menjadi bahan aktif, gemsitabin mengalami fosforilasi oleh
enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase menjadi
10
nukleotida didan trifosfat yang dapat menghambat sintesis DNA.
Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga
menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk
sintesis DNA.
Indikasi
Kanker paru, pankreas dan ovarium.
Kontra indikasi
Hipersensitif.
Efek samping
Mielosupresi,mual, muntah, peningkatan ALT, AST, alkaline
phosphatase, nyeri, demam, ruam, dispnea, konstipasi, diare, perdarahan,
infeksi, alopesia.
Bentuk sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2, injeksi 200
mg/vial, vial @5ml,injeksi. 1.000 mg/vial, vial @25ml.
d. Capecitabine
Nama dagang : Xeloda®
Nama generik : Capecitabine
Struktur obat :
11
Mekanisme kerja
Memiliki mekanisme kerja yang unik dimana Xeloda® menghasilkan5-
FU, yangbersifat membunuh kanker, hanya di dalam sel kanker.Cara
kerjanya memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker dan
dengan mengurangi ukuran tumor. Dua langkah pertama proses aktivasi
berlangsung di dalam hati, saat capecitabine mulai diubah menjadi ‘agen
pembunuh sel kanker’ yang tetap bersifat non-toksik (tidak meracuni).
Langkah terakhir aktivasi berlangsung di dalam sel kanker itu sendiri,
dimana capecitabine diaktifkan menjadi 5-FU oleh sebuah enzim yang
lebih banyak ditemukan dalam sel kanker dibanding sel sehat. Dengan
mekanisme ‘aktif pada sel tumor’ ini maka 5-FU akan lebih banyak
diproduksi di sel kanker dibanding dengan di sel sehat. Capecitabine
selanjutnya meracuni sel kanker dengan 5-FU yang menyerang DNA sel
kanker.
Indikasi
Digunakan sendiri atau dengan obat lain untuk mengobati jenis kanker
tertentu seperti kanker usus, rektum, dan payudara
Kontra indikasi
Reaksi alergi atau intoleransi terhadap Xeloda® atau 5-FU, menggunakan
(5-Flouroracil), atau obat lain yang Anda terima selama pengobatan. Pasien
yang hamil atau akan hamil, sedang menyusui atau berencana untuk
menyusui, penderita penyakit depresi sum-sum tulang belakang yang berat,
serta penyakit hati yang berat atau gangguan ginjal yang serius.
Efek samping
1.Sistem pencernaan: Diare, mual, muntah, stomatitis, dan rasa nyeri di
daerah perut.
2. Kulit: Hand-foot Syndrome (telapak tangan dan kaki terasa gatal, sakit,
bengkak dan kemerahan), adanya bintik-bintik di kulit, kulit kering dan
gatal, dermatitis (radang kulit).
3. Lainnya: Kelelahan dan demam
12
Bentuk sediaan
Xeloda® dikemas dalam bentuk tabletdan memiliki aktivitas
yangberbeda dengan obat kemoterapi lainnya. Bentuk tabletnya
mengurangi ketidaknyamanan dan beban yang ditimbulkan oleh
kemoterapi infus.
2. Antagonis Purin
menghambat sintesa purin dan DNA di sel-sel yang tumbuh pesat.
Pembagiannya sebagai berikut :
a. Fludarabin
Nama dagang : Fludara ®
Nama generik : Fludarabin
Struktur obat
Mekanisme kerja
Cara kerjanya memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel
kanker dengan menghambat sintesis DNA. Dalam bentuk garamnya, yaitu
Fludarabin fosfat yang mengganggu sintesis DNA dengan menghambat
DNA polymerase danribonukleotida reduktase.
Indikasi
Hairy cell leucemia, leukemia limfositik kronik, limfoma non-Hodgkin
sel kecil. Pengobatan leukemia lifositik kronik sel B yang tidak respon atau
penyakit yang progresif selama/setelah pengobatan dengan regimen yang
mengandung alkylating-agent standar.
13
Kontra indikasi
Pasien dengan gangguan ginjal dengan bersihan kreatinin < 30
mL/menit. Pasien dengan dekompensasi anemia hemolitik. Hamil dan
laktasi.
Efek samping
o Dari sistem saraf dan organ-organ sensorik: kelelahan, kelemahan,
kecemasan, pelanggaran kesadaran atau pemandangan, neuropati
peripheral, neuritis optik, visual neuropati atau kebutaan.
o Dari sistem peredaran darah dan darah: mielosuprescia
(neutropenia, trombositopenia, anemia), gagal jantung, aritmia.
o Sistem pernapasan: edema paru atau menyebar interstisial
Pneumonitis, reaksi hipersensitivitas (batuk, demam, sesak napas).
o Untuk bagian dari usus: mual, muntah, Anoreksia, diare,
perdarahan gastrointestinal, peradangan atau stomatitis dari mukosa
mulut.
o Dari metabolik: tumor sindrom lisis (hyperuricemia, hematuria,
sering buang air kecil, giperfosfatemia, hipokalsemia),
asidosismetabolik, hiperkalemia, christalluria, gagal ginjal.
o Surogenital: sistitis hemoragik.
o Untuk kulit: ruam kulit, atau nekrolisis epidermal toksik (Sindrom
Lyell).
o Lainnya: mengurangi toleransi terhadap infeksi, pembengkakan
(pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki), dapat menyebabkan
rambut rontok.
Bentuk sediaan
Vial 50 mg x 5 dan tablet salut selaput 10 mg.
b. 6-Merkaptopurin
Nama dagang : Purinethol
Nama generik : Merkaptopurin
14
Struktur obat
Mekanisme kerja
Merkaptopurin dimetabolisme oleh hipoxantin-guanin fosforibosil
transferase (HGPRT) menjadi bentuk nukleotida (asam-6-tioinosinat) yang
menghambat enzim interkonversi nukleotida purin. Sejumlah asam
tioguanilat dan 6-metilmerkaptopurin ribotida (MMPR) juga dibentuk dari
6-merkaptopurin. Metabolit ini juga membantu kerja merkaptopurin.
Metabolisme asam nukleat purin menghambat proliferasi sel limfoid pada
stimulasi antigenik.
Indikasi
Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan
kronik, kariokarsinoma.
Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap merkaptopurin atau komponennya, riwayat
resistansi merkaptopurin, penyakit hati berat, suprsi sumsum tulang berat,
kehamilan.
Efek samping
>10% Hematologi, mielosupresi, leucopenia, trombositopenia, anemia.
Kolestasis intrahepatik, dan nekrosis sentrolobular fokal (40%), ditandai
dengan hiperbilirubinemia, peningkatan alkalin fosfatase dan AST,
jaundice, asites, enselopati. Demam, hiperpigmentasi endokrin,
hiperurisemia, mual, muntah, diare, stomatitis, anoreksia, nyeri perut,
mukositis, toksisitas ginjal, <1% terbatas atau mengancam jiwa, alopesia,
kemerahan kering dan bersisik, glositis, oligospermia,
15
Overdosis/toksikologi, supresi sumsum tulang, nekrosis hepatic, dan
gastroenteritis, serta ruam kulit, juga disfungsi hati dengan peningkatan
alkalin fosfatase dan ikterus ringan.
Bentuk sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.
3. Antagonis Folat
menghambat reduksi dari asam folat menjadi THFA (Tetrahydro
folicacid)dengan jalan pengikatan pada enzimreduktase. THFA penting untuk
sintesa DNAdan pembelahan sel. Pembagiannya sebagai berikut :
a. Methotrexat
Nama dagang : Mexate
Nama generik : Metotreksat
Struktur obat
Mekanisme kerja
Metotreksat adalah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA.
Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat
pembentukan reduksi folat dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi
purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S
pada siklus sel. Mekanismekerja metotreksat dalam artritis tidak diketahui,
tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat
diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.
Indikasi
16
Leukimia limfositik akut, kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan
kepala, paru, buli-buli, Sarkoma osteogenik.
Kontra indikasi
Hipersensitifitas dari metotreksat dan komponan lain dari sediaan,
kerusakan hebat ginjal dan hati, pasien yang mengalami supresi sum-sum
tulang dengan psoriasis atau reumatoid artritits,penyakit alkoholik
hati,AIDS,darah diskariasis,kehamilan,menyusui.
Efek samping
Penekanan sumsum tulang (leukopenia, trombocytopenia), kerusakan
mukosa mulut (stomatitis), dan saluran pencernaan, tetapi jarang rasa lelah,
rontok rambut dan demam.
Bentuk sediaan
Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50
mg/5ml.
b. Pemetreksed
Nama dagang : Alimta
Nama generik : Pemetrexed
Struktur obat :
Mekanisme kerja
17
Pemetrexed, senyawa antifolate multitargeted, bekerja dengan
menghambat enzim yang terlibat dalam beberapa metabolisme folat dan
sintesis DNA. Pemetrexed memasuki sel melalui operator folat berkurang,
dan mengikat reseptor folat-α dengan afinitas yang sangat tinggi, mirip
dengan asam folat. Intraseluler, pemetrexed yang polyglutamated ke
pentaglutamide aktif dengan reaksi dikatalisis oleh sintase
folylpolyglutamate. Enzim-enzim dihambat oleh pemetrexed termasuk
timidilat sintase (TS), dihidrofolat reduktase (DHFR), glycinamide
ribonucleotide formyltransferase (GARFT) dan aminoimidazole
karboksamida ribonucleotide formyltransferase. Penghambatan hasil TS
penurunan produksi timidin diperlukan untuk sintesis DNA. Selain itu,
pemetrexed menghambat DHFR serta GARFT yang merupakan enzim
tergantung folat yang terlibat dalam sintesis purin. Dengan menghambat
pembentukan prekursor purin dan pirimidin nukleotida , pemetrexed
mencegah pembentukan DNA dan RNA , yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup kedua sel normal dan sel kanker .
Indikasi
Mesotelioma, kanker paru.
Kontra indikasi
18
Hipersensitivitas, gangguan ginjal, penggunaan bersama vaksin demam
kuning, menyusui, hamil, dll.
Efek samping
Neutropenia, trombositopenia, gagal ginjal, muntah, trombosis emboli,
leukopenia, mual, muntah, sembelit, dehidrasi, nyeri di dada, kelelahan,
ruam, hipertensi, dll.
Bentuk sediaan
Vial
BAB III
19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme
pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler.
2.Kanker dapat timbul karena terjadi mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh
pengaruh radiasi
3.Berdasarkan kerja antikanker pada proses dalam sel dikelompokkan menjadi;
Golongan Alkilator, Golongan Antimetabolit, Golongan Produk Alamiah, Golongan
Hormon dan Antagonis dan Golongan Lain-lain.
4.Obat-obat antikanker yang berkaitan dengan siklus sel dibagi menjadi 2 macam,
yaitu zat yang mempengaruhi siklus sel spesifik dan zat yang mempengaruhi siklus sel
non-spesifik.
5.Antimetabolit adalah senyawa yang dapat menghambat jalur metabolik yang penting
untuk kehidupan dan reproduksi sel kanker.
6.Penggolongan obat-obat antimetabolit, yaitu :
Antagonis pirimidin : 5-Fluorourasil, sitarabin, gemsitabin,
capecitabine
Antagonis Purin : Fludarabin, Merkaptopurin, Tioguanin,
Antagonis folat : Methotrexat, Pemetreksed
DAFTAR PUSTAKA
20
Anonim, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Direktorat Pengawasan Obat
dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 47, PT. Ikrar Mandiri, Jakarta.
Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafialdi. 1995. Farmakologi
dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi FK UT : Jakarta.
Katzung, Bertram. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. EGC.
Tjay, Tan Hoon dan Kirana, Raharja. 2002. Obat-obat Penting. PT. Elex Media Komputindo:
Jakarta.
21