Isi Hama Penyakit Benih

download Isi Hama Penyakit Benih

of 13

Transcript of Isi Hama Penyakit Benih

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat serta ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hama Kutu Daun Cabai, sholawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sohabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudaha mendapat safaatnya, amin. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada ayah dan bunda dan adikku tercinta yang senantiasa menyemangati penulis untuk terus bersemangat untuk mengejar ilmu yang tak ada ujungnya. Kepada dosen serta teknisi, terima kasih atas bimbingan kalian yang membuat ilmuku semakin bertambah. Kepada teman-temanku, kalian merupakan sahabat terbaik yang kumiliki selalu mau menerima keluh kesahku serta membantuku dalam penyelesaian makalah ini, terima kasih untuk kalian. Pada makalah ini akan dibahas tentang Hama kutu daun cabai, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Kritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik lagi.

Penulis

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1 DAFTAR ISI..................................................................................................................2 BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................3 1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3 1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................3 1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3 1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................3 BAB 2 ISI.......................................................................................................................5 2.1 Taksonomi dan Morfologi kutu daun.......................................................................5 2.2 Daur hidup kutu daun...............................................................................................6 2.3 Kerugian yang ditimbulkan kutu daun.....................................................................7 2.4 Kutu daun sebagai vektor virus................................................................................8 2.5 Pengendalian kutu daun...........................................................................................9 BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................12 3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12 3.2 Saran.........................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai potensi memberi keuntungan yang sangat besar. Banyak petani yang mendadak kaya karena hasil panenya memberi keuntungan yang sangat melimpah. Itulah sebagian cerita manis yang sering saya dengar dari masyarakat. Namun, dibalik cerita tersebut ada salah satu hama yang sangat merusak tanaman cabai para petani. Hama tersebut adalah kutu daun. Kutu daun merupakan hewan pembawa (vektor) beberapa virus yang menyerang cabai. 1.2 Perumusan Masalah Berkaitan dengan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut, yakni : Klasifikasi dan morfologi kutu daun

Daur hidup kutu daun Kerugian yang ditimbulkan kutu daun Kutu daun sebagai vektor virus Pengendalian hama kutu daun

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

1.3 Tujuan Penulisan Mengetahui semua tentang hama kutu daun, sehingga dapat mengendalikan kutu daun secara efektif dan ramah lingkungan serta tetap memelihara keanekaragaman hayati.

1.4 Manfaat Penulisan Pembaca dapat mengendalikan kutu daun sesuai pedoman PHT (Pengendalian Hama Terpadu)

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

BAB 2 ISI

2.1 Taksonomi dan morfologi kutu daun Kutu daun yang biasanya menyerang tanaman cabai ada 2 jenis yaitu kutu daun persik (Myzus persicae) dan kutu daun kapas (Aphis gossypi). Klasifikasinya sebagai berikut: Kingdom :Animalia Phylum Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Arthropoda :Insekta :Hemiptera :Aphididae :Myzus, Aphis :Myzus persicae, Aphis gossypii Kutu daun berbentuk seperti buah pear, berukuran antara 1-6 mm, lunak, penghisap cairan bermacam-macam tanaman termasuk cabai. Bagian mulut terdiri dari jarum yang tajam dan menusuk tanaman untuk menghisap cairan. Kutu daun mempunyai abdomen, pada abdomen tersebut terdapat susunan pipa kecil yang selalu mengeluarkan cairan yang dihasilkan oleh reaksi kimia di dalam tubuh kutu daun. Reaksi tersebut mampu mengubah zat-zat yang dihisap kutu daun menjadi zat gula yang biasanya disebut embun madu.

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

Gambar1. Kutu daun persik(Myzus persicae)

Gambar 2. Kutu daun kapas (Aphis gossypi)

2.2 Daur hidup kutu daun Kutu daun hidup berkoloni di pucuk tanaman dan pada lembaran daun-daun muda. Mereka biasanya hidup bersama kawanan semut. Serangga ini bersifat polifag dan kosmopolitan. Cara berkembang biak kutu daun dapat secara seksual dan aseksual parthenogenesis. Kutu daun betina yang telah dikawini kutu daun jantan akan meletakkan telurnya pada batang atau cabang inangnya. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi kutu daun betina yang tidak bersayap. Kutu betina ini akan melahirkan puluhan anak. Kutu daun dewasa dapat menghasilkan 2 20 anak setiap hari dan bila keadaan baik daur hidupnya 2 minggu. Di daerah tropis, mereka umumnya terdapat pada musim kemarau. Generasi pertama dan generasi kedua biasanya merupakan kutu-kutu yang tak bersayap. Pada generasi berikutnya adalah kutu daun betina bersayap. Kutu daun juga akan mengeluarkan sayap jika kepadatan populasinya terlalu tinggi. Kutu-kutu ini akan berpindah ke inang lain dan tempat yang baru serta menhasilkan generasi yang baru.

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

Ketika kita menemukan kutu daun biasanya disekitarnya terdapat semut. Kutu daun memang mempunyai hubungan yang saling menguntungkan. Mengapa demikian? Seperti diketahui sebelumnya, kutu daun dapat menghasilkan zat gula yang disebut embun madu. Cairan gula ini lah yang menarik semut-semut karena merupakan makanan lezat bagi mereka. Semut tersebut meminta embun madu kepada kutu daun dengan cara mengusap-usap abdomen dengan antenanya. Dengan cara demikian, kutu daun akan mengeluarkan cairan setetess-demi setetes kemudian dimakan oleh semut. Banyaknya jumlah semut di sekitarnya akan memberi keuntungan terhadap kutu daun. Keuntungan tersebut adalah semut tersebut dapat melindungi kutu daun dari ancaman musuh.

2.3 Kerugian yang ditimbulkan kutu daun a. Kerusakan langsung Bentuk daun pada tanaman yang diserang kutu daun akan rusak dan pertumbuhnnya terhambat

Embun madu yang dikeluarkan kutu daun yang dikeluarkan yang menempel pada daun mengakibatkan warna daun menjadi hitam . Warna hitam tersebut disebut cendawan jelaga. Cendawan jelaga tumbuh karena mendapat tempat hidup dari embun madu. Cendawan ini akan menutup permukaan daun sehingga daun tidak dapat melakukan proses fotosintesis

b. Kerusakan tidak langsung

kutu daun merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus CMV (Cucumber Mosaic Virus), PVY (Potato Virus Y), dan CVMV.

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

2.4 Kutu daun sebagai vektor virus Kutu daun mempunyai tipe mulut penusuk penghisap. Serangga dengan tipe mulut penghisap merupakan pembawa virus tumbuhan pada stiletnya (virus stilet borne atau virus nonpersisten) atau mereka terakumulasi secara internal dan setelah virus masuk jaringan serangga, serangga tersebut memproduksi virus kembali ke dalam tumbuhan melalui alat mulutnya (virus sirkulatif atau virus persisten). Kutu daun mendapatkan virus stilet borne setelah makan pada tumbuhan sakit hanya beberapa detik (sekitar 30 detik) dan dapat mentransmisi virus tersebut setelah pindah dan makan pada tumbuhan sehat dalam waktu beberapa detik setelah mendapat virus tersebut. Panjang waktu kutu daun tetap bersifat viruliferous (menularkan virus) setelah mendapat virus stilet borne bervarias, beberapa menit hingga beberapa jam setelah kutu daun tidak mentransmisi virus lagi. Bisa dikatakan bahwa virus stilet borne ditransmisi dengan cara nonpersisten. Pada beberapa kasus, kutu daun dapat mentransmisi virus dengan segera, namun harus terus menunggu beberapa jam setelah mendapatkannya dengan makan tumbuhan sumber virus, setelah mereka dapat mentransmisi virus maka mereka akan dapat terus mentransmisi virus selama beberapa hari (transmisi persisten). Virus stilet borne yang terbawa olah kutu daun pada ujung stiletnya akan mudah hilang melalui penggosokan yang terjadi selama menusuk sel inang, virus tersebut juga akan hilang saat pergantian kulit.

Gambar 4. serangan kutu daun

Gambar 5. koloni kutu daun

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

2.5 Pengendalian kutu daun Secara kultur teknis Sanitasi gulma dan bagian tanaman yang terserang, dan selanjutnya dibakar atau dimusnahkan. Penggunaan kain kassa / kelambu di bedengan pesemaian baik untuk menekan serangan kutu daun, Penggunaan perangkap air berwarna kuning sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang ditengah pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu. Secara biologis dengan cara memanfaatkan musuh alami

Musuh alami kutu daun ada yang berupa predator, parasitoid, dan patogen. Berupa predator yaitu Kumbang macan (Coccinella transversalis, Harmonia octomaculata) larva syrphidae, dan belalang sembah. Pemanfaatan parasitoid Aphidius sp., Chrysopa sp., , , Microphis lineata, Veranius sp. dan patogen Entomophthora sp., Verticillium sp. Patogen Entomophthora sp., Verticillium sp Gambar 8. Harmonia octomaculata

Gambar 6. Coccinella transversalis Gambar 7. Larva Entomophtora. sp

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

Gambar 9. Entomophthora. sp

Gambar 12. Imago Syrphid

Gambar 10. Larva Syrphid Gambar 11. Verticillium. sp

dengan menggunakan insektisida Penyemprotan dengan insektisida bila populasi tinggi (diatas ambang batas), yaitu populasi lebih dari 25-30 ekor setiap tanaman muda, tanaman pindahan, maupun tanaman hampir panen. Pengendalian menggunakan pestisida antara lain:

dapat dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate, alfametrin, abamektin dan sipermetrin secara penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila serangan parah dapat dikendalikan dengan imidakloprid yang diaplikasikan melalui saputan batang.

dapat menggunakan tanaman pengendali hama yaitu daun sirkaya, lombok, tuba, bawang putih, nimba dan tembakau. menggunakan mineral dan abu1. tanah diatom dicampur dengan air lalu disemprotkan pada tanaman

yang diserang kutu daun;

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

2. abu ditaburkan pada waktu pagi pada tanaman, kedua perlakuan ini

diulang-ulang tiap 3 kali setiap minggu. Untuk areal seluas 200 m2 diperlukan 20 liter

Air kencing (urine): untuk penyemprotan paa tanaman yang diserang kutu daun, perbandingan antara air kencing dan air adalah 1: 2. Dengan penyemprotan urine kutu daun akan terbunuh sampai 60 % dan ulat grayak 10 %. Urine yang akan membunuh kutu daun sampai 95 %, ulat 67 %, dan tunga 83 %. Dianjurkan pengenceran menggunakan perbandingan 1: 1 supaya tidak merusak tanaman karena keracunan.

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kutu daun merupakan salah satu hama yang sangat penting bagi budidaya cabai. Kutu daun selain dapmengakibatkan serangan jamur juga sebagai vektor utama beberapa virus. Kutu daun mempunyai musuh alami yaitu kumbang macan, belalang sembah, dan larva syphrid.

3.2 Saran Pengendalian kutu daun atau hama yang lainnya sebaiknya mengandung asas melestarikan lingkungan. Usahakan agar mengendalikan hama secara biologis maupun denga insektisida lingkungan. Karena kerusakan pada salah satu populasi makhluk hidup akan berdampak pada makhluk hidup lainnya termasuk manusia.

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13

3.3 Daftar Pustaka Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press http://agrotamaindonesia.blogspot.com/2010/07/tanaman-hortikultura.html http://downloads.ziddu.com/downloadfile/13748578/DAFTARISI.doc.html http://napiculture.blogspot.com201109klinik-hama-tanaman-cabai.html/klinik-hamatanaman-cabai.html http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/10/kutu-daun-aphid-sp.html http://www.hdrfarm.com/?p=124 Pracaya. 2008. Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Secara Organik. Yogyakarta: Kanisius Putera, N. S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta: Kaisius

Makalah Kutu DaunPada Tanaman Cabai

13