Is i 3912915069729

21
 Analisis Kon disi Jaring an Loka l Akses Temba ga (JARLOKAT ) Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)  Implementas i Pada Te knologi As ymmetric Dig ital Subscrib er Line (ADSL) Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang  Hasan Mu stafa Aba D iyah Fakultas Te knologi Indu stri 414105010012 Teknik Elektro 25 BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA Pada bab 2 (dua) telah dibahas tentang teknologi dan jaringan ADSL (asymmetric digital subscriber line) secara umum. Mengingat bahwa pentingnya kualitas kabel akses tembaga yang baik agar koneksi dengan menggunakan teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line) ini mencapai kecepatan yang maksimal, maka perlu dilakukan sebuah analisa tentang kondisi jaringan akses kabel tembaga tersebut. Pada bab 3 (tiga) ini akan dibahas tentang jaringan local akses tembaga (JARLOKAT) PT. Telkom Indonesia dan parameter-parameter yang berpengaruh pada kualitas transfer (pengiriman) data untuk teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line), karena seperti telah diketahui, semakin baik kualitas dari suatu jaringan akses kabel tersebut maka akan semakin baik pula kualitas transfer (pengiriman) datanya. Permasalahan utama dari teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line) dalam mencapai kualitas terbaiknya adalah redaman dan cakap silang (crosstalk) yang terjadi pada jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) tersebut. Seperti yang diketahui, semakin besar nilai suatu redaman yang terjadi  pada suatu saluran maka sinyal yang dikirimkan akan menjadi sangat lemah. Sedangkan cakap silang (crosstalk) adalah interferensi yang terjadi antar kanal. Ke-2 (dua) hal ini merupakan perhatian utama untuk mengukur baik atau  buruknya suatu jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) yang akan digunakan pada teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line), yang mana apabila jaringan ini digunakan untuk telepon (frekuensi rendah/suara) sebenarnya  baik, tapi untuk ADSL ( asymmetric digital subscriber line) belum t entu jaringan itu memadai (frekuensi tinggi/data). Pertama-tama akan dibahas arsitektur jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) beserta struktur jaringannya di PT. Telkom Indonesia, kemudian

Transcript of Is i 3912915069729

Page 1: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 1/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

25

BAB III

JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT)

PT. TELKOM INDONESIA

Pada bab 2 (dua) telah dibahas tentang teknologi dan jaringan ADSL

(asymmetric digital subscriber line) secara umum. Mengingat bahwa pentingnya

kualitas kabel akses tembaga yang baik agar koneksi dengan menggunakan

teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line) ini mencapai kecepatan yang

maksimal, maka perlu dilakukan sebuah analisa tentang kondisi jaringan akses

kabel tembaga tersebut. Pada bab 3 (tiga) ini akan dibahas tentang jaringan local

akses tembaga (JARLOKAT) PT. Telkom Indonesia dan parameter-parameter

yang berpengaruh pada kualitas transfer (pengiriman) data untuk teknologi ADSL

(asymmetric digital subscriber line), karena seperti telah diketahui, semakin baik

kualitas dari suatu jaringan akses kabel tersebut maka akan semakin baik pula

kualitas transfer (pengiriman) datanya.Permasalahan utama dari teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber

line) dalam mencapai kualitas terbaiknya adalah redaman dan cakap silang

(crosstalk) yang terjadi pada jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT)

tersebut. Seperti yang diketahui, semakin besar nilai suatu redaman yang terjadi

 pada suatu saluran maka sinyal yang dikirimkan akan menjadi sangat lemah.

Sedangkan cakap silang (crosstalk) adalah interferensi yang terjadi antar kanal.

Ke-2 (dua) hal ini merupakan perhatian utama untuk mengukur baik atau

 buruknya suatu jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) yang akan

digunakan pada teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line), yang mana

apabila jaringan ini digunakan untuk telepon (frekuensi rendah/suara) sebenarnya

 baik, tapi untuk ADSL (asymmetric digital subscriber line) belum tentu jaringan

itu memadai (frekuensi tinggi/data).

Pertama-tama akan dibahas arsitektur jaringan local akses kabel tembaga

(JARLOKAT) beserta struktur jaringannya di PT. Telkom Indonesia, kemudian

Page 2: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 2/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

26

 baru selanjutnya akan dibahas parameter-parameter jaringan local akses kabel

tembaga (JARLOKAT) tersebut khususnya yang berpengaruh pada teknologi

ADSL (asymmetric digital subscriber line).

3.1. 

ARSITEKTUR JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA

(JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA

Jaringan local akses kabel tembaga (JARLOKAT) adalah salah

satu bentuk jaringan akses dengan konfigurasi dasar seperti pada gambar

3.1, yaitu : dimulai dari terminal blok vertical pada main distribution

frame/rangka pembagi utama (MDF/RPU) sampai kotak terminal batas

(KTB), baik yang hanya menggunakan akses kabel tembaga sebagai media

aksesnya maupun adanya tambahan perangkat lain yang bertujuan untuk

meningkatkan unjuk kerja dari kualitas alat yang dipergunakan tersebut.

Konfigurasi dasar jaringan local akses tembaga (JARLOKAT)

Adapun gambar konfigurasi dasar dari jaringan local akses kabel

tembaga (JARLOKAT) tersebut adalah sebagai berikut :

RK KP KTB

Public

Switch   SST 

Gambar 3.1 Arsitektur Jaringan Local Akses Tembaga (JARLOKAT)

PT. Telkom Indonesia

Keterangan :

STO : Sentral Telepon Otomat.

MDF/RPU : Main Distribution Frame/Rangka Pembagi Utama.

RK : Rumah Kabel.

Page 3: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 3/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

27

KP : Kotak Pembagi.

KTB : Kotak Terminal Batas.

Pswt : Pesawat Telepon (konsumen).

3.1.1.  Struktur jaringan

Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat

 pelanggan (konsumen), jaringan akses kabel local dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : jaringan catu langsung, jaringan

catu tidak langsung dan jaringan catu kombinasi.

3.1.1.1.Jaringan catu langsung

Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan

(konsumen) dicatu dari kotak pembagi (KP) terdekat yang

langsung dihubungkan dengan main distribution

frame/rangka pembagi utama (MDF/RPU) tanpa melalui

rumah kabel (RK), seperti yang di tunjukan pada gambar

3.2.a dan 3.2.b.

STO

Switch   RPU

KT B

KotakPembagi

Indoor cable

SaluranPenanggal

Roset

Cablechamber    DuctDuct

SSKManhole

Kabel Primer 

SSK

Manhole

GEDUNG

KotakPembagi

KotakPembagi

KotakPembagi

 

Gambar 3.2.a. Instalasi Jaringan Catu Langsung

Page 4: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 4/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

28

Gambar 3.2.b. Jaringan Catu Langsung

Keterangan :

STO : Sentral telepon Otomat.

MDF/RPU : Main Distribution Frame/Rangka Pembagi

Utama.

KP : Kotak Pembagi

Pswt : Pesawat Telepon (konsumen).

3.1.1.2.Jaringan catu tidak langsung

Jaringan catu tidak langsung adalah jaringan kabel

local akses, dimana pesawat telepon (pelanggan) dicatu dari

kotak pembagi (KP) terdekat, yang dihubungkan terlebih

dahulu ke rumah kabel (RK), dan baru kemudian

dihubungkan ke main distribution frame/rangka pembagi

utama (MDF/RPU).

Dalam hal ini, rumah kabel (RK) berfungsi sebagai

titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.

Pemakaian jaringan catu tidak langsung, seperti ditunjukan

 pada gambar 3.3.a dan 3.3.b.

Page 5: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 5/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

29

STO

Switch   RPU

KTBRK

KotakPembagi

Indoor cable

DropWire

Roset

Cablechamber  DuctDuct

SSK

Manhole

Kabel Primer Kabel Sekunder  

 

Gambar 3.3.a. Instalasi Jaringan Catu Tidak Langsung

Gambar 3.3.b. Jaringan Catu Tidak Langsung

Keterangan :

STO : Sentral Telepon Otomat.

MDF/RPU : Main Distribution Frame/Rangka Pembagi

Utama.

RK : Rumah kabel.

KP : Kotak Pembagi.

Pswt : Pesawat Telepon (konsumen).

3.1.1.3.Jaringan catu kombinasi

Jaringan catu langsung adalah jaringan local akses,

dimana pesawat telepon (pelanggan) dicatu melalui 2 cara,

yaitu : sebagian menggunakan catu langsung, dan sebagian

lagi menggunakan catu tidak langsung.

Page 6: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 6/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

30

Pemakaian jaringan catu kombinasi, digunakan

hampir pada semua kota sedang dan kota besar, karena

letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pun pusat

kepadatan penduduk. Sedangkan lokasi pelanggan

umumnya menyebar, mulai dari yang dekat dengan sentral

telepon dan hingga tidak sedikit yang berada jauh dari letak

sentral telepon tersebut. Pemakaian jaringan catu

kombinasi, seperti yang ditunjukan pada gambar 3.4.a dan

3.4.b.

STO

Switch   RPU

KT BRK

KotakPembagi

Indoor cable

SaluranPenanggal

Roset

Cablechamber    DuctDuct

SSKManhole

Kabel Primer 

SSK

Manhole

GEDUNG

 

Gambar 3.4.a. Instalasi Jaringan Catu Kombinasi

Gambar 3.4.b. Jaringan Catu Kombinasi

Keterangan :

STO : Sentral Telepon Otomat.

MDF/RPU : Main Distribution Frame/Rangka Pembagi

Utama.

Page 7: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 7/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

31

KP : Kotak Pembagi.

RK : Rumah Kabel.

Pswt : Pesawat Telepon (konsumen).

Ada 2 (dua) bentuk konfikurasi, yaitu : jaringan

lokal akses kabel tembaga (JARLOKAT) murni dan

 jaringan lokal akses kabel tembaga (JARLOKAT) tidak

murni. Perbedaannya adalah dalam konfigurasi jaringan

lokal akses kabel tembaga (JARLOKAT) murni, yaitu :

tidak ada perangkat atau teknologi yang ditambahkan untuk

meningkatkan kemampuan akses dan jenis layanannya.

Sedangkan dalam konfigurasi jaringan lokal akses kabel

tembaga (JARLOKAT) tidak murni, yaitu : ada perangkat

atau teknologi tertentu yang ditambahkan untuk

meningkatkan kemampuan akses dan jenis layanannya,

misalnya perangkat pengganda saluran digital (digital pair

gain).

3.1.2. 

Jenis kabel yang digunakan pada teknologi jaringan

local akses tembaga (JARLOKAT) PT. Telkom

Indonesia

3.1.2.1.Kabel tanah

Kabel tanah, yaitu : kabel yang diinstalasi

(dipasang) didalam tanah, baik secara langsung

(direct buried) maupun secara tidak langsung, yaitu

: melalui pipa (duct). Kabel jenis ini berkapasitas

antara 10 sampai dengan 2400 pasang, berisolasi

dan terselubung polietilen, berisi petrojeli dan

 berpenghantar tembaga dengan diameter 0,4 mm,

0,6 mm dan 0,8 mm.

Page 8: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 8/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

32

Kabel jenis ini dapat digunakan sebagai

kabel primer, kabel sekunder dan kabel langsung.

3.1.2.2.Kabel udara

Kabel udara, yaitu : kabel yang diinstalasi

(dipasang) diudara dengan penyangga tiang telepon

sebagai medianya, berkapasitas 10 sampai dengan

120 pasang, berisolasi dan terselubung polietilen,

 berpenghantar tembaga dengan diameter 0,6 mm,

0,8 mm dan 1,0 mm.

3.1.2.3.Kabel penanggal (dropwire)

Kabel penanggal (dropwire), yaitu : kabel

yang berisolasi polietilen, berpenguat kawat baja

untuk penggantung.

Kabel ini digunakan untuk penghubung

antara kotak pembagai (KP) dan kotak terminal

 batas (KTB) di rumah pelanggan atau konsumen

PT. Telkom Indonesia.

3.1.2.4.Kabel rumah (Kabel PVC)

Kabel rumah (kabel PVC), yaitu : kabel

telepon berisolasi dan berselubung PVC,

 berpenghantar tembaga, berdiameter 0,6 mm,

 berkapasitas 1 pasang dan digunakan untuk instalasi

(dipasang) dalam rumah pelanggan atau konsumen

PT. Telkom Indonesia.

Page 9: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 9/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

33

3.1.3.  Mekanisme akses

3.1.3.1.Jaringan local akses tembaga (JARLOKAT)

murni

Mekanisme akses dari pelanggan atau

konsumen PT. Telkom Indonesia manuju sentral di

dalam jaringan local akses kabel tembaga

(JARLOKAT) murni dapat dilakukan dengan

transmisi digital murni, analog voice ataupun analog

data (voice-band data).

Kemampuan akses ditentukan oleh hasil

ukur nilai elektris dari jaringan itu sendiri antara

lain : tahanan jerat dan redaman saluran.

3.1.3.2.jaringan local akses tembaga (JARLOKAT)

tidak murni

Mekanisme akses dari pelanggan atau

konsumen PT. Telkom Indonesia manuju sentral di

dalam jaringan local akses tembaga (JARLOKAT)

tidak murni bersikap transparan terhadap pelayanan

yang dicakup. Pada jaringan local akses kabel

tembaga (JARLOKAT) tidak murni ini ada

teknologi atau beberapa perangkat yang

ditambahkan ke dalamnya.

Kemampuan akses misalnya, kecepatan dan

 jenis pelayanannya ditentukan oleh jenis teknologi

atau perangkat yang ditambahkannya.

Page 10: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 10/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

34

3.2.  PARAMETER SALURAN JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA

(JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA

Suatu saluran transmisi kabel local akes kabel tembaga

(JARLOKAT) memiliki suatu konstanta saluran (line costanta) yang

disebut konstanta primer dan konstanta sekunder.

Konstanta primer terdiri dari tahanan jerat penghantar ( R ),

induktansi ( L ), kapasitansi ( C ) dan kebocoran ( G ). Besarnya nilai

konstanta tersebut ditentukan oleh ukuran diameter dan jarak antar

 penghantar, serta dipengaruhi oleh dielektrikum antar penghantar-

 penghantarnya. Sedangkan untuk konstanta sekunder salah satunya adalah

redaman saluran.

3.2.1.  Konstanta primer

3.2.1.1.Tahanan jerat penghantar ( R )

Pada frekuensi rendah, besarnya tahanan ditentukan

oleh tahanan arus searah dan dapat dihitung dengan

 persamaan berikut :

2..4

1

.2

 R DC 

 

     (3.1)

Dengan :

 DC  R   : adalah tahanan arus searah saluran per-satuan

 panjang (Ω/m) 

     : adalah tahanan jenis penghantar ( /mΩ.mm 2 )

(untuk tembaga besarnya   = 0,01754 /mmm2 )

d    : adalah diameter penghantar kabel 0,6 (mm)

 Nilai tahanan saluran pada frekuensi tinggi akan

meningkat akibat adanya pengaruh skin effect (efek

kulit), yaitu : pengaruh desakan arus didalam penghantar

sehingga arus cenderung mengalir dekat permukaan

 penghantar, dengan kata lain hanya bagian luar

Page 11: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 11/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

35

 penghantar yang menghantar arus listrik. Karena arusnya

tertahan pada penampang yang lebih kecil dari

 penghantar tersebut, maka seolah-olah resistansi pada

 penghantar itu meningkat. Peningkatannya itu akan

tampak meningkat lebih jelas pada penghantar yang tebal

dan menggunakan frekuensi tinggi. Tebal efektif dari

 penghantar δ , ditentukan oleh frekuensi arus listrik yang

dihantarkan, dan dapat dihitung dengan persamaan

 berikut :

  

   

.. f    mm   (3.2)

Dengan :

: adalah permeabilitas penghantar besaranya

=  4  x 710 H/m

1;.0   r r 

        dan    40    x 710  

 f    : adalah frekuensi arus listrik yang dihantarkan (Hz)

Dengan adanya skin effect (efek kulit) ini, maka

nilai tahanan dengan menggunkan frekuensi tinggi ini

dinyatakan dengan persamaan berikut :

 

  

   

 

 

.4

d  R R  DC  f    m/   (3.3)

Dengan :

 DC  R   : adalah tahanan arus searah saluran persatuan

 panjang (Ω/m) 

d    : adalah diameter penghantar kabel 0,6 (mm)

    : adalah tebal skin effect (efek kulit)

Page 12: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 12/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

36

3.2.1.2.Konduktansi atau tahanan bocor ( G )

Konduktansi merupakaan besaran yang menyatakan

efektifitas aliran arus pada saluran akibat berkurangnya

arus yang disebabkan oleh rugi-rugi bocor akibat

rendahnya tahanan isolasi konduktor. Konduktor ( G )

suatu penghantar ditentukan dengan persamaan berikut :

is RG

1   mho   (3.4)

Dengan :

is R   : adalah tahanan isolasi saluran  M  .

nilaiis

 R  didapat dari hasil pengukuran.

3.2.1.3.Induktansi saluran ( L )

 Induktansi saluran ( L ) merupakan penjumlahan

dari induktansi dalam )(Lin   dan induktansi luar )(Lex ,

dan untuk penghantar setangkup dapat ditentukan dengan

 persamaan berikut :

 

 

.4in L   KmmH  /   (3.5)

 

  

 d 

2.sIn

 

 ex

 L   KmmH  /   (3.6)

exm  L L L     (3.7)

  

  

s L

.2ln

.4    

 

 

   (3.8)

 

  

 d 

2.sIn4,01,0 L   KmmH  /  

Dengan :

s  : adalah jarak antara dua konduktor (d x 2)

(0,6 x 2 = 1,2)

d    : adalah diameter kabel 0,6 (mm)

Page 13: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 13/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

37

: adalah permeabilitas konduktor

(4π  x  0,4H/m107

 mH/Km)

Pada frekuensi tinggi nilai induktansi dipengaruhi

oleh skin effect (efek kulit), maka persamaannya berubah

menjadi :

 

 

 

  1

2

2

s

s In Lex

 

   (3.9)

d  L

in

 

 

.2

.4   (3.10)

 

 

 

 

 

  

  1ln4,0.2

1,02

2

s

s

d  Ltotal

   (3.11)

Gambar 3.5 Penghantar Setangkup

3.2.1.4.Kapasitansi bersama ( C )

Untuk kabel berisolasi polietien, secara umum

 besarnya kapasitansi bersama saluran dapat ditentukan

dengan persamaan berikut :

Page 14: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 14/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

38

  

  

2

1

2

2

1

.

d s

d s In

sC 

     (3.12)

Jika s >> d, maka berlaku :

s In

eC 

.2

.    KmnF  /   (3.13)

Dimana :

84,8;. 0   eeee r e  nF/Km

332,20r 

e untuk polietilen

Dari konstanta-konstanta primer diatas, suatu

saluran transmisi secara sederhana dapat digambarkan

rangkaian penggantinya, seperti gambar 3.6 dibawah ini.

Gambar 3.6 Rangkaian Pengganti Saluran Transmisi

3.2.2.  Konstanta redaman ( α ) 

Pada saat sebuah sinyal mengalir di dalam suatu saluran,

kekuatan sinyal tersebut akan menjadi lemah sepanjang saluran

tersebut. Semakin panjang suatu salurannya, maka akan semakin

lemah kekuatan sinyalnya di ujung penerima.  Redaman  adalah

indikasi pada suatu saluran yang menunjukan seberapa besar

saluran tersebut meredam/melemahkan suatu sinyal.

Page 15: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 15/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

39

Factor-faktor yang mempengaruhi redaman ini adalah

kondisi jaringan, panjang saluran dan frekuensi. Semakin tinggi

 frekuensi maka akan semakin besar redaman saluran tersebut.

Dengan pengukuran maupun perhitungan, dapat ditentukan

suatu saluran tersebut bersifat induktif atau kapasitif. Persamaan

konstanta redaman saluran tersebut adalah sebagai berikut :

Untuk frekuensi rendah :

2

.. C  R      Km Neper  /   (3.14)

2

..686,8

C  R      KmdB /   (3.15)

Untuk frekuensi tinggi :

 L

C  R

2    Km Neper  /   (3.16)

 L

C  R

2686,8    KmdB /   (3.17)

Untuk perhitungan terhadap jarak :

      

1000

mx KmdB /   (3.18)

3.2.3.  Crosstalk (Cakap silang)

Di dalam suatu jaringan akses, saluran-saluran transmisi

yang ada tidak di salurkan satu-persatu ke setiap pelanggan

(saluran tunggal), melainkan beberapa saluran di jadikan satu

dengan suatu bundel saluran. Dengan cara seperti ini, interferensi

antar saluran akan sangat memungkinkan banyak terjadi. Crosstalk

(cakap silang) merupakan salah satu unsur interinsik yang sangat

 berpengaruh terhadap kualitas sinyak yang dikirimkan. Crosstalk

(cakap silang)  adalah perpindahan energi listrik dari suatu

 pasangan kabel ke pasangan lainnya yang berdekatan yang bisa

terjadi akibat hubungan induktif, hubungan kapasitif dan atau

Page 16: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 16/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

40

hubungan konduktif. Hubungan kapasitif (capacitive coupling)

 biasa terjadi pada frekuensi yang tinggi, sedangkan hubungan

induktif (inductive coupling) biasanya terjadi pada frekuensi yang

rendah dan hubungan konduktif (conductive coupling) bisa terjadi

 pada frekuensi rendah atau frekuensi tinggi.

Konsep terjadinya crosstalk (cakap silang) dapat dilihat

 pada gambar berikut :

Gambar 3.7 Crosstalk (cakap silang)

Di dalam jaringan akses multipair terdapat dua type

crosstalk yang sangat berbeda, yaitu : Near End Crosstalk atau

yang seringa disebut “NEXT”  dan Fair End Crosstalk atau yang

 juga sering disebut “FEXT”. Keduanya dibedakan berdasarkan

letak dari sumber pengganggunya.

“NEXT” merupakan interferensi yang muncul pada

 pasangan kabel lain pada daerah ujung yang sama dengan daerah

ujung sumber pengganggu. Besarnya tidak bergantung pada

 panjang kabelnya.

Sedangkan “FEXT” merupakan interferensi yang muncul

 pada pasangan kabel lain pada ujung yang berlawanan atau ujung

 jauh dari sumber pengganggu.

Page 17: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 17/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

41

3.3.  PENGUKURAN KONDISI JARINGAN LOKAL AKSES

TEMBAGA (JARLOKAT)

Untuk mendukung penelitian ini maka dilakukan suatu pengukuran

di lapangan. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pada

 jaringan yang berada dilapangan yang sebenarnya terjadi. Pengukuran

dilakukan pada sentral main distribution frame/rangka pembagi utama

(MDF/RPU) dan beberapa rumah kabel (RK).

Persiapan pengukuran :

  Mempersiapkan alat-alat tulis dan alat-alat penunjang lainnya seperti

dop, tang dan lain-lain

 

Merencanakan rumah kabel (RK) mana yang akan dilakukan

 pengukuran, setelah ditentukan rumah kabel (RK) yang akan diukur,

lalu dilakukan pencarian nomor primer dan nomor klem yang ada atau

tertera pada rumah kabel (RK) untuk kemudian dilakukan pencocokan

nomor primer dan nomor klem yang tertera pada main distribution

frame/rangka pembagi utama (MDF/RPU)

 

Menentukan terminal mana yang akan menjadi titik pengukuran,

apakah itu di main distribution frame/rangka pembagi utama

(MDF/RPU) atau di rumah kabel (RK)

  Urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan sisi kirim sedang

ujung kabel lainnya dihubung dengan sisi terima alat ukur Continuity

Tester

  Bila menggunakan Multi tester ujung kirim dihubungkan dengan multi

meter sedang diujung lainnya dihubung singkat

  Alat ukur sisi kirim akan mengeluarkan nada frekuensi sebesar 550 Hz

 

Bila kontinuitas kabel baik, maka pada sisi terima dapat didengar nada

tersebut melalui head phone

  Bila menggunakan multi tester, maka pada alat ukur akan menunjuk

suatu nilai tertentu dengan satuan (Ohm)

  Selanjutnya urat kabel berikutnya dilakukan langkah yang sama

Page 18: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 18/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

42

 

Hasil pengukuran setiap urat kabel (baik atau tidak) dicatat dalam

sebuah format yang telah tersedia

KPRK

DWSCPC

Ruas Pengukuran

KTB

RPU

 

Gambar 3.8 Ruas Pengukuran Jaringan Kabel

3.3.1.  Pengukuran tahanan isolasi

3.3.1.1.Alat ukur yang dipergunakan

Untuk melakukan pengukuran pada tahanan isolasi,

maka digunakan sebuah alat yang bernama  Megger  

(insulation tester) 500 Vdc

3.3.1.2.Cara melakukan pengukuranSkema konfigurasi pengukuran seperti pada gambar

3.9. setelah disusun seperti gambar, lalu dilakukan

 pengukuran pada saluran satu persatu pada ujung jauh

terbuka.

Tahanan isolasi rendah kadang-kadang

menyebabkan kerusakan dimasa mendatang karena

kualitas rendah penyambungan atau terminasi. Oleh sebab

itu semua konduktor harus diperiksa.

M

S cre en

 N o . 1

 N o . 2

 N o. 3

 N o . 4

Semua pair harus

dibundel dan dit anahkan

kecuali penghantar yang

diukur 

Pengukuran tahanan isolasi 

Page 19: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 19/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

 Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

414105010012 Teknik Elektro

43

Gambar 3.9 Pengukuran Tahanan Isolasi

3.3.2.  Pengukuran redaman

3.3.2.1.Alat ukur yang dipergunakan

Untuk melakukan pengukuran redaman, alat

ukur yang dipergunakan adalah alat yang benama

SLK/SLT-22 (Subcrible Line Tester). Alat ini

terdiri dari satu pasang yang keduanya identik.

Salah satunya apabila dijadikan master, maka yang

satunya lagi akan berperan sebagai remote.

3.3.2.2.Cara melakukan pengukuran

Pengukuran redaman dilakukan sesuai

dengan gambar 3.10 konfigurasi. Sebelum

melakukan pengukuran dilapangan, SLK/SLT-22

(Subcrible Line Tester) harus diset terlebih dahulu

untuk memasukan limit-limit yang diinginkan.

Frekuensi yang dipergunakan untuk melakukan

 pengukuran adalah 20 KHz, 40 KHz, 100 KHz, 200

KHz, 300 KHz, 500 KHz, 780 KHz dan 1100 KHz.

Gambar 3.10 Pengukuran Redaman

Page 20: Is i 3912915069729

7/26/2019 Is i 3912915069729

http://slidepdf.com/reader/full/is-i-3912915069729 20/20

 Analisis Kondisi Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)

Kabel Plain Old Telephone Service (POTS)

 Implementasi Pada Teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)Studi Kasus Di Sentral Telepon Otomat (STO) Pasar Baru, Kota Tangerang

Hasan Mustafa Aba Diyah Fakultas Teknologi Industri

44

3.3.3.  pengukuran crosstalk

3.3.3.1.Alat ukur yang dipergunakan

Pada pengukuran crosstalk (cakap silang)

alat ukur yang dipergunakan adalah alat yang sama

 pada pengukuran redaman, yaitu : SLK/STL-22

(Subcrible Line Tester) metode penggunaanya juga

sama, yaitu : secara end-to-end (ujung ke ujung).

3.3.3.2.Cara melakukan pengukuran

Pengukuran crosstalk (cakap silang) ini

dilakukan dengan menggunakan cara yang hampir

sama dengan cara pengukuran pada redaman, yang

menjadi pembedanya adalah pada pengukuran

crosstalk digunakan 2 pair kabel yang saling

 berdekatan. Pair yang kedua berfungsi sebagai

 pengganggu. Hal ini bertujuan untuk melakukan tes

seberapa besar kemampuan ketahanan pair 1 (pair

yang dijual) terhadap crosstalk (cakap silang).

Gambar 3.11 Pengukuran Crosstalk