IPB Today Edisi 343 (Edisi Khusus)
Transcript of IPB Today Edisi 343 (Edisi Khusus)
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP
Editor : Siti Zulaedah, Rosyid Amrulloh Reporter : Dedeh H, Awaluddin, Rizki Mahaputra Fotografer: Cecep AW, Bambang
A, Rifqi Wahyudi Layout : Dimas R, M Rifki Ihsan Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat
Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]
@ipbuniversity@ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id
IPBTodayVolume 343 Tahun 2020
Fakultas dan Sekolah Bahu Membahu Hadapi COVID-19
2
Langkah Faperta Tanggulangi Dampak COVID-19 Bagi Warganya
Dalam upaya penanggulangan COVID-19, IPB
University telah membentuk Crisis Center.
Tugasnya adalah untuk meningkatkan informasi
dan edukasi kesehatan, khususnya mengenai COVID-19
kepada warga IPB University, menyelenggarakan berbagai
pelayanan emergency dan rujukan serta fasilitas
penunjang bagi warga IPB University yang terindikasi
terinfeksi virus COVID-19 serta melaksanakan koordinasi
lintas sektoral guna efektivitas dan efisiensi pencegahan
dan penanggulangan COVID-19 di IPB University.
Dengan pembentukan Crisis Center ini maka otomatis
seluruh organ IPB University bahu membahu melakukan
upaya penanggulangan COVID-19 di unit kerja masing-
masing di internal kampus.
Hal tersebut juga dilakukan Fakultas Pertanian (Faperta).
Faperta telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang
bertugas melakukan mitigasi dan memberikan respon
yang diperlukan terkait personalia civitas akademika dan
tenaga kependidikan (tendik) beserta keluarganya.
Dekan Faperta, Dr Suwardi secara periodik dan insidentil
melakukan koordinasi untuk memastikan semua warga
Faperta dalam kondisi baik, lingkungan Faperta yang aman
dan tetap terpelihara dan pelaksanaan tugas pokok
kegiatan akademik dan penunjangnya tetap dapat
terselenggara dengan baik.
"Bekerja dan tetap produktif dari rumah untuk dosen dan
pegawai serta belajar di rumah bagi mahasiswa, harus
sama-sama kita jalankan secara disiplin untuk tetap
terselenggaranya pelayanan Faperta dengan
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan dosen,
mahasiswa, pegawai dan masyarakat. Kami juga
memperhatikan kebutuhan logistik selama aktivitas
bekerja dan belajar dari rumah bagi para pegawai," ujarnya.
Penyelenggaraan perkuliahan, seminar dan sidang tugas
akhir secara online juga menjadi perhatian utama agar
terlaksana dengan baik. Tim Satgas juga memastikan para
mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas akhir di
berbagai tempat di tanah air, bahkan yang sedang magang
di luar negeri juga dipantau.
Di luar kegiatan pokok pelaksanaan akademik, Faperta
juga memastikan keluarga dosen, pegawai dan
mahasiswa yang masih tinggal di Bogor tetap dalam
kondisi baik. Satgas juga terus memantau dan
memberikan pelayanan yang dibutuhkan mahasiswa.
"Semoga kondisi ini lebih mempererat suasana
kekeluargaan dengan saling memperhatikan dan
kepedulian bagi sesama. Semoga masa-masa yang serba
terbatas selama menghadapi COVID-19 ini dapat segera
berlalu dan kita semua dapat kembali ke rutinitas harian
kita sebelumnya," demikian harapan Dr Suwardi. (dh/Zul)
Akses berita IPB terkini pada laman:
www.ipb.ac.id
3
FKH dan Ikatan Alumninya Bergandengan Tangan Hadapi COVID-19
Semenjak diberlakukannya Partially Closed Down di
IPB University pada pertengahan maret lalu,
Fakultas Kedokteran Hewan terus berupaya
memberikan antisipasi dan bantuan kepada beberapa
pihak terkait. Contohnya bantuan Alat Pelindung Diri (APD)
kepada petugas medis, virus transport media (VTM) dan
swab untuk Dinas Kesehatan wilayah kabupaten dan kota
Bogor. Selain itu, FKH juga telah memberikan bantuan
logistik untuk mahasiswa dan pegawai di lingkungan FKH
FKH bersama Ikatan Alumni (IKA) FKH telah membentuk
Gugus Crisis Center FKH di bawah komando Wakil Dekan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu meringankan
beban mahasiswa yang tidak memungkinkan untuk
pulang karena sedang melakukan penelitian di kampus
dan tidak adanya transportasi menuju kampung halaman
sehingga memutuskan untuk tinggal di kampus.
Wakil Dekan FKH, Dr drh Trioso Purnawarman, MSi,
menyampaikan bahwa bantuan mulai disalurkan sejak
pertengahan Maret hingga 5 April lalu. Ada 492 vitamin,
food suplemen dan nasi bungkus sebanyak 492 paket bagi
pegawai FKH yang piket (pengawai kandang, hewan
laboratorium, kebersihan, sarana-prasarana, keamanan
dan pegawai Rumah Sakit Hewan Pendidikan/RSHP).
Pemberian bantuan tahap kedua diberikan pada tanggal
6-19 April 2020.
“Ada juga Bantuan Peduli Almamater Ikatan Alumni FKH
yang disingkat Baper IKA FKH. Pada tanggal 10 April
2020, telah terkumpul dana sebesar Rp 51.600.989 dari
53 donatur. Dana ini kami salurkan dalam bentuk 1. 277
paket (susu, sarden, biskuit, masker dan mie instan) untuk
mahasiswa. Ada 23 paket yang didistribusikan ke petugas
kampus dan ibu-ibu kantin. Kami juga bagikan 250 paket
nasi untuk mahasiswa, 300 paket telur (@ 6 butir) untuk
mahasiswa dan fee masak untuk empat orang ibu kantin,”
terangnya.
Sementara itu, Dekan FKH, Prof Dr Srihadi Agungpriyono
mengungkapkan bahwa saat ini FKH sedang melakukan
beberapa upaya sebagai bentuk tanggung jawab dan bela
negara, serta simpati yang sangat mendalam atas
masalah yang sedang dialami bersama. Prof Srihadi
menghimbau semua pihak sesuai dengan peran dan
kapasitasnya masing-masing untuk bahu membahu dan
bersama-sama membuat gerakan masif untuk
berpartisipasi dalam pengendalian wabah COVID-19.
“Semoga dengan kekompakan gerakan bersama kita,
serta tentunya doa dan permohonan kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala, semoga kita dimudahkan untuk bisa
mengatasi wabah COVID-19 dengan lebih cepat dan
tuntas,” tandasnya. (**/Zul)
4
Setelah sukses menggelar Gerakan Berbagi pada
Maret lalu, pertengahan April ini, Tim Satuan Tugas
(Satgas) Mitigasi COVID-19 Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University kembali berbagi
untuk warganya.
Pada gerakan kali ini, tim yang terdiri dari kolaborasi
Dekanat, Himpunan Alumni, Agrianita dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), berikan 100 paket bantuan
(makanan, masker dan vitamin) kepada mahasiswa
Bidikmisi. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada tenaga
medis di sekitar Kampus IPB University. Seluruh paket
bantuan ini merupakan kontribusi dari para alumni FPIK di
seluruh Indonesia yang disalurkan melalui Gugus Tugas
COVID-19 FPIK.
“Ada 50 unit Alat Pelindung Diri (APD) dalam bentuk Face
Shield buatan Laboratorium Instrumentasi Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, 100 unit
masker dan 10 paket masing-masing berisi 100 sarung
tangan plastik. Sama seperti gerakan sebelumnya, kami
tetap berkoordinasi dengan Crisis Center COVID-19 IPB
University,” ucap Dekan FPIK, Luky Adrianto, PhD.
Menurutnya, Tim Crisis Center FPIK juga mengoptimalkan
pemanfaatan fasilitas Laboratorium Instrumentasi
Kelautan untuk memproduksi APD dalam bentuk Face
Shield (FS). Laboratorium yang dipimpin oleh Prof Dr Indra
Jaya ini memanfaatkan fasilitas Printer 3D dan juga
kemampuan teknologi mahasiswa tingkat akhir untuk
mendesain dan memproduksi FS sesuai standar yang
telah ditetapkan.
“Kegiatan ini selain memanfaatkan kapasitas teknologi
laboratorium juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa FPIK untuk mendapatkan tambahan uang
saku selama masa Pandemi COVID-19 di IPB University.
APD ini telah disumbangkan kepada tenaga medis di
sekitar Bogor melalui Crisis Center COVID-19 IPB
University,” ujar Prof Indra Jaya, Guru Besar Instrumentasi
dan Robotik Kelautan, FPIK.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi FS tersebut, HA
FPIK telah membantu pengadaan satu unit Printer 3D
yang dihibahkan kepada FPIK. Sekretaris Jenderal HA-
FPIK, Dr Rudy Alex Wahyudi menyatakan bahwa selain
untuk meningkatkan produksi FS, penambahan satu unit
Printer 3D tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas Laboratorium Instrumentasi Kelautan dalam
melaksanakan tri dharma perguruan tinggi di bidang
desain instrumentasi dan robotik kelautan di masa depan.
Sementara itu, menurut Dr Taryono, Ketua Crisis Center
FPIK, selain tetap fokus pada mahasiswa FPIK, fokus
berikutnya adalah tenaga kependidikan (tendik), laboran
dan petugas harian kampus yang karena sifat
penugasannya harus secara bergiliran ke kampus untuk
melaksanakan tugas rutinnya.
“Kami akan memberikan bantuan APD dalam bentuk
masker cuci ulang kepada petugas FPIK agar dapat
melaksanakan tugasnya sesuai protokol kesehatan yang
telah ditetapkan oleh IPB University. Selain APD, masih
ada opsi-opsi bantuan yang intinya adalah untuk
membantu mereka melaksanakan tugas mulia di kampus
dengan baik,” imbuhnya.
FPIK IPB University melalui rekening HA-FPIK masih
membuka dompet donasi, baik berupa uang maupun
barang untuk dapat terus menyalurkan bantuan hingga
wabah mereda.
“Tidak hanya itu, melalui Tim Gugus Tugas Mitigasi COVID-
19, kami juga terus mengumpulkan data dan membuat
jaringan komunikasi seluruh mahasiswa yang menetap di
Dramaga sehingga memungkinkan bagi kami untuk dapat
terus memonitor kondisi para mahasiswa, jika sewaktu-
waktu memerlukan bantuan. Demikian juga kondisi dosen,
tendik dan petugas harian kampus yang bertugas di
kampus,” tandasnya. (dh/Zul)
Hadapi COVID-19, FPIK Bagikan Face Shield Buatan Sendiri
5
akultas Peternakan (Fapet) IPB University telah
Fmelakukan berbagai upaya untuk turut
berpartispasi aktif dalam membantu warga IPB
University, terutama di lingkungan Fapet dalan
menghadapi wabah COVID-19. Fapet membentuk Tim
Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari unsur pimpinan
fakultas dan departemen serta Organisasi
Kemahasiswaan (Ormawa) untuk memudahkan
koordinasi.
"Sejalan dengan Surat Edaran IPB University untuk
melaksanakan Partially Closed Down, Fapet juga
mengeluarkan surat edaran internal bagi seluruh warga
Fapet agar bekerja di rumah (work from home), tanpa
tatap muka langsung," kata Dekan Fapet, Prof Dr Sumiati.
Meskipun begitu, Prof Sumiati mengatakan pelayanan
tetap berlangsung sesuai kebutuhan dan permintaan
pengguna. Rapat dan kegiatan akademik dilaksanakan
secara online. Status mahasiswa Fapet terus dipantau
menggunakan form yang disebarkan pada para
mahasiswa untuk mengetahui posisi dan kondisi mereka.
“Tim Satgas COVID-19 Fapet menghimbau dan
menggerakkan warga serta alumni Fapet yang tergabung
dalam Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER)
untuk saling membantu. Berbagai donasi, baik dalam
bentuk uang dan natura berhasil dihimpun dari para
donatur. Donasi yang terkumpul telah disalurkan kepada
mahasiswa Fapet yang tidak pulang ke kampung
halamannya karena berbagai kendala. Bantuan diberikan
pada para mahasiswa dalam bentuk sembako dan bahan
serta peralatan sanitasi. Tercatat tidak kurang dari 100
paket bantuan diberikan pada mahasiswa multi strata (S1,
S2 dan S3). Bantuan tersebut masih terus berjalan hingga
saat ini,” ujarnya.
Prof Sumiati menambahkan kegiatan pengumpulan donasi
dan distribusi bantuan dikoordinasikan oleh Iyep Komala,
SPt, MSi, salah satu dosen Fapet dan dibantu oleh
beberapa mahasiswa dari Ormawa Fapet. Pengantaran
bantuan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan dan keselamatan, termasuk asistensi tentang
karantina mandiri bagi yang ditengarai terpapar COVID-19
atas pemeriksaan dokter.
"Selain pada para mahasiswa, bantuan juga diberikan
untuk para tenaga kependidikan dan keluarganya yang
sangat membutuhkan untuk membantu kebutuhan sehar-
hari. Distribusi bantuan ini dikoordinasikan oleh dosen
Fapet Dr Ir Sri Rahayu, MS," ungkapnya.
Selain mahasiswa, para tenaga kependidkan dan dosen
juga dipantau kesehatannya dengan mengisi form
pemantauan dan penelusuran, termasuk menggunakan
komunikasi melalui media WhatsApp (WA) grup dosen dan
tenaga kependidikan. Berbagai himbauan dalam bentuk
infografis disebarkan melalui WA grup agar dapat
diketahui dan dilaksanakan. Fasilitas disinfektan juga
disediakan di lokasi fasilitas umum atau bersama dan
setiap dosen serta tenaga kependidikan diberikan masker
dan hand sanitizer. (Awl/Zul)
Cara Fapet Tanggap Wabah COVID-19
6
Menindaklanjuti kebijakan IPB University terkait
“Work From Home” (WFH), Fakultas Kehutanan
(Fahutan) telah melakukan berbagai upaya dan
berpartisipasi aktif dalam membantu sivitas
akademika Fahutan dalam menghadapi wabah COVID-19.
Dekan Fahutan membentuk Tim Satuan Tugas yang
melibatkan unsur pimpinan Fakultas dan Departemen
Manajemen Hutan (MNH) Departemen Hasil Hutan (HH),
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, (KSHE) serta Departemen Silvikultur (SVK).
Dekan Fahutan, Dr Rinekso Soekmadi mengatakan
Fakultas Kehutanan telah mengadakan survei online yang
bekerjasama dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa)
seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpro Forest
Students' Management Club (FSMC), Himpunan
Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
(Himakova), Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan
(Himasiltan), Tree Grower Community (TGC) organisasi
kemahasiswaan di Departemen Silvikultur, International
Forestry Students' Association (IFSA). Survei ini dilakukan
untuk melihat sejauh mana mahasiswa Fahutan
terdampak COVID-19 dan sejauh mana menghadapi
perkuliahan secara daring. Disamping itu, Fakultas
Kehutanan juga telah mendata mahasiswanya yang masih
tinggal di Bogor selama masa wabah pandemik ini.
“Hasil survei menunjukkan bahwa dari 192 orang
mahasiswa aktif yang mengirimkan responnya, diperoleh
data bahwa 80.2 persen mahasiswa berada di luar Bogor.
Artinya para mahasiswa pulang ke rumah masing-masing
mengikuti arahan dari kampus. Setelah masa dua minggu
belajar di rumah, sebagian besar mahasiswa merasa sedih
(82.3 persen) karena tidak dapat beraktivitas di kampus,”
ujarnya.
Ia menambahkan, sebesar 80.7 persen mahasiswa
menganggap bahwa adanya masalah COVID-19
berpengaruh pada ekonomi keluarga. Diantaranya ada
yang kesulitan untuk mencukupi kebutuhan makan (15.1
persen), mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan akademik (UKT) sebesar 38.5
persen, mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk
membayar uang kost (40.4 persen) dan mahasiswa yang
mengalami kesulitan untuk transportasi (20 persen).
"Hasil pendataan mahasiswa yang masih tinggal di Bogor
sebanyak 117 orang, dimana sembilan orang diantaranya
mengalami kesulitan keuangan. Fakultas pun langsung
memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Kami juga merespon dan menindaklanjuti
mahasiswa yang kesulitan akses untuk mendapatkan
makanan karena banyaknya warung makan yang tutup,"
ungkapnya.
Dr Rinekso menjelaskan dalam kegiatan akademik,
Fakultas Kehutanan telah mengeluarkan Pedoman
Operasional Baku (POB) untuk pelaksanaan penelitian,
seminar, ujian akhir, dan pengurusan Surat Keterangan
Lulus (SKL) secara daring melalui Edaran Dekan Fahutan
yang telah disosialisasikan kepada dosen, tenaga
kependidikan, dan mahasiswa. “Perkuliahan paruh kedua
semester genap 2019/2020 telah berlangsung sejak
tanggal 6 April 2020. Alhamdulillah, sejauh ini berbagai
permasalahan dapat diatasi dengan baik. Perkuliahan
dilakukan secara synchronous (melalui zoom, GHM, WA,
dan lainnya) dan asynchronous (melalui NewLMS, email
dan lain-lain),” ujarnya.
Adapun hasil survei terhadap mahasiswa dalam
penyelenggaraan kuliah secara daring, antara lain:
ketersediaan internet yang tidak memadai (64.1 persen)
dan ketersediaan paket data yang tidak memadai (45.8
persen). Dalam penyelenggaraan kuliah daring, salah satu
permasalahan yang dihadapi mahasiswa juga adalah
ketersediaan laptop dan program/software untuk mata
kuliah tertentu.
Sementara itu, dalam menanggulangi permasalahan
terkait COVID-19, baik di bidang akademik maupun
kemahasiswaan, Fakultas Kehutanan bersama-sama
dengan para alumni yang terhimpun dalam Himpunan
Alumni Fakultas Kehutanan (HAE) IPB University bahu
membahu mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak
didasari jiwa Korsa Rimbawan. Fakultas Kehutanan juga
menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada IPB
University yang telah memberikan arahan-arahan terkait
WFH, kuliah daring, bantuan untuk mahasiswa dan
kegiatan lainnya. (Awl/Zul)
Langkah Fahutan Hadapi COVID-19: Galang Donasi Hingga Buat Survey Online
7
Hadapi COVID-19, Fateta Galang Donasi Hingga Berikan Layanan SKL Online
emua orang dibuat resah oleh pandemi virus
SCOVID-19. Pemerintah telah mengambil langkah-
langkah untuk mencegah penularan lebih luas dari
wabah ini. Begitu pula Fakultas Teknologi Pertanian
(Fateta) yang menindaklanjuti arahan dari IPB University
dalam melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja
dari rumah dan belajar di rumah bagi mahasiswa.
Dekan Fateta IPB University, Prof Dr Kudang Boro Seminar
mengatakan Fateta telah melakukan pendataan
mahasiswa yang tidak bisa pulang kampung (masih
tinggal di kampus atau sekitar kampus) dengan
membentuk Tim Pemantau dan Penanganan Mahasiswa
selama Masa Tanggap COVID-19.
"Kami juga telah melakukan distribusi bantuan baik dalam
bentuk uang maupun sembako. Ada paket sembako dan
uang tunai kami bagikan kepada 36 pedagang atau pekerja
di Kantin Sapta Fateta yang dihimpun dari para donator di
lingkungan Fateta IPB University," katanya.
Selain itu, ada 434 paket sembako yang dihimpun dari
para donator oleh Koperasi Sapta Fateta yang diberikan
kepada pegawai kontrak di lingkungan Fateta, Tenaga
Harian Lepas (THL) di lingkungan IPB University,
masyarakat luar kampus, mahasiswa dan para tukang
becak.
Prof Kudang menambahkan terkait kebijakan IPB
University yang mengambil langkah Partially Closed Down
dan perpanjangan masa pembatasan masuk kampus
sampai 19 April 2020, Fateta mewajibkan kepada tenaga
kependidikan (tendik) dan dosen untuk bekerja dari rumah
(Work From Home/WFH) dengan tetap memberikan
layanan maksimal kepada mahasiwa. Kecuali untuk
petugas kebersihan, Fateta masih menugaskan tendik
dengan sistem piket.
Ia menegaskan Fateta IPB University juga menyediakan
layanan administrasi akademik secara online bagi
mahasiswa Fateta melalui https://bit.ly/Surat_AK_Fateta
dan layanan SKL online yang dapat diakses pada
https://bit.ly/SKL_Fateta.. (Awl/Zul)
8
Sejak diberlakukannya kebijakan pembatasan
kegiatan perkuliahan guna mengantisipasi
meluasnya penyebaran virus Corona (COVID-19),
IPB University menghimbau seluruh mahasiswa yang
tinggal di tempat kos atau asrama kampus untuk kembali
ke daerahnya masing-masing. Hal tersebut karena
kampus IPB University menetapkan Partially Close Down
(PCD) dan seluruh kegiatan akademik untuk sementara
dilakukan secara online.
Namun bagi mahasiswa yang tak pulang karena alasan
tertentu, berdasarkan arahan Rektor IPB University, Prof
Dr Arif Satria, dipersilahkan tetap tinggal di asrama atau di
tempat lain dengan catatan melapor ke dekan fakultas
masing-masing.
Sebagaimana diketahui di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University sendiri tercatat
ada hampir 200 mahasiswa yang masih tinggal di Bogor.
Menindaklanjuti arahan rektor tersebut, Dekan FMIPA, Dr
Ir Sri Nurdiati, MSc meminta kepada para ketua
departemen di lingkungan FMIPA agar memantau semua
mahasiswa yang masih berada di sekitar kampus dan
memberikan semua bantuan yang diperlukan. Selanjutnya
para ketua departemen di FMIPA melakukan
penggalangan dana baik dari internal dosen maupun dari
alumni, yang hasilnya kemudian diberikan kepada para
mahasiswanya. Bantuan umumnya berupa uang sebesar
250 ribu per mahasiswa.
Selain itu, FMIPA juga menerima bantuan dari alumni,
berupa bahan-bahan pangan, salah satunya dari Siti
Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Suharto) yang telah
memberikan bantuan berupa 1.500 paket sembako. Paket
tersebut kemudian dikoordinasikan dengan Tim Crisis
Center IPB University. Bantuan dibagikan kepada petugas
lapang IPB University seperti Unit Keamanan Kampus
(UKK), Tim Direktorat Umum Sarana dan Prasarana
(DUSP), Tenaga kependidikan FMIPA dan untuk
masyarakat lingkar kampus yaitu Desa Cikarawang,
Babakan Dramaga dan Sukawening.
“Kami sangat mengapresiasi para alumni FMIPA yang
telah ikut serta mengulurkan bantuan. Semoga Allah
berikan balasan yang lebih baik dan melindungi kita semua
dari bahaya wabah COVID-19,” kata Dr Sri.
Dengan langkah yang dilakukan FMIPA tersebut, Dr Sri
berharap kita semua tetap diberikan kesabaran dan saling
bahu membahu menghadapi krisis akibat wabah ini dan
semoga wabah ini segera berakhir sehingga seluruh
komponen bangsa ini bisa beraktivitas kembali seperti
sedia kala. (Rz/Zul)
Keluarga Besar FMIPA Atasi Kesulitan Warga dan Masyarakat Akibat COVID-19
9
COVID-19 menjadi perhatian setiap kalangan.
Semua berbondong-bondong berupaya untuk
melawan pandemi global ini. Tak terkecuali bagi
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University.
Semenjak IPB University menerapkan Partially Closed
Down, mahasiswa dihimbau untuk kembali ke rumah
masing-masing. Kegiatan akademik dilakukan dengan
metode tanpa tatap muka atau online.
Bagi mahasiswa yang tak mampu untuk pulang, FEM IPB
University memberikan bantuan donasi yang dikumpulkan
dari para dosen FEM. Donasi tersebut diharapkan bisa
membantu mereka di tengah kondisi pandemi ini.
Sebelumnya, IPB University juga telah memberikan
bantuan kuota internet untuk seluruh mahasiswa aktif
selama tiga bulan.
“Mahasiswa yang masih berada di Bogor perlu terus kita
monitor dan bantu dengan menggunakan dana yang telah
terkumpul. Kebutuhan-kebutuhan utamanya yang
berkaitan dengan kesehatan telah disiapkan dari dana
tersebut. Selain itu juga beberapa kebutuhan yang
sifatnya benar-benar diperlukan oleh mahasiswa. Bekerja
sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM,
pendataan tersebut dilakukan dengan dikoordinasikan
oleh Satgas COVID-19 di tingkat Fakultas yang diketuai
oleh Wakil Dekan Sumberdaya, Kerjasama dan
Pengembangan, Dr Tanti Novianti,” ujar Prof Dr Ir R
Nunung Nuryartono, MSi, Dekan FEM IPB University.
Tak hanya itu, FEM IPB University juga telah memberikan
bantuan kepada tenaga keamanan yang bekerja di
lingkungan FEM. Berbagai vitamin dan juga tambahan
menu untuk meningkatkan kesehatan petugas keamanan.
Dengan upaya-upaya semacam ini, Prof Nunung berharap
setidaknya hal ini mampu untuk mengurangi beban dari
mahasiswa, juga sekaligus membantu tenaga keamanan
dan pegawai Tenaga Harian Lepas di lingkungan FEM.
“Saatnya kita semua untuk bersama-sama berbagi dan
meningkatkan rasa solidaritas. Tentu kita berharap COVID-
19 ini bisa segera berakhir dengan tetap memohon
kepada Allah SWT,” ujarnya. (Rz/Zul)
Lawan COVID-19, FEM Ikut Berbagi
10
Pandemi COVID-19 tentu tidak bisa dianggap
remeh. Meski tingkat kematiannya (case fatality
rate) dinilai rendah, namun penyebaran dan
penularan virus ini begitu masif. Karenanya, WHO telah
menetapkan virus ini sebagai pandemi.
IPB University sejak awal telah sigap merespon pandemi
ini dengan membuat Crisis Center terkait COVID-19.
Dengan adanya crisis center ini, IPB University melakukan
langkah-langkah penanggulangan akibat dampak COVID-
19. Salah satunya adalah dengan menunda sementara
kegiatan akademik secara tatap muka, diganti dengan
online. Mahasiswa dihimbau untuk kembali ke rumah
masing-masing.
Meski demikian, tentu tak semua bisa pulang ke kampung
halaman. Beberapa masih ada yang tetap tinggal karena
satu dan lain hal, seperti penelitian yang tak bisa ditinggal.
Di Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University,
tercatat ada 19 mahasiswa yang menetap di Bogor hingga
per tanggal 8 April 2020.
Dekan Fema, Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc berharap
krisis ini segera berakhir dan kita semua dapat
melewatinya dengan baik serta sehat walaafiat.
“Kami menghimbau kepada semua mahasiswa agar tetap
menjaga disiplin untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga
semangat tetap tinggi untuk mengikuti proses belajar dan
bimbingan akademik melalui online. Kepada para
mahasiswa Fema yang masih berada di kampus, jika
memerlukan bantuan mohon segera menghubungi komisi
kemahasiswaan di departemen masing-masing. Kepada
ketua dan sekretaris departemen dan para dosen, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dedikasi dan komitmennya serta kerja kerasnya dalam
menyiapkan bahan ajar online dalam waktu tiga minggu
ini. Kepada para tenaga kependidikan, kami ucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
karena telah membantu jalannya administrasi di unit
masing-maing walaupun bekerja dari rumah. Tetap
semangat dan menjaga kesehatan dan stamina sebaik-
baiknya. Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada
Bapak Rektor dan para Wakil Rektor yang telah
memberikan arahan dan panduan serta pedoman dalam
melaksanakan kegiatan akademik selama masa kerja di
rumah ini,” ujarnya.
Fema juga memberikan santunan kepada mahasiswa yang
membutuhkan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidup. Tak hanya pemberian santunan, Fema juga turut
memantau para mahasiswa yang tak pulang ini dengan
membuat grup di WhatsApp. Dengan grup ini, mahasiswa
diharapkan bisa tetap berhubungan dengan para dosen
yang ada di Fema. Sehingga Fema bisa mengetahui
bagaimana kondisi terakhir mahasiswa yang
bersangkutan. (Rz/Zul)
Fema Berikan Santunan dan Terus Pantau Mahasiswa yang Tidak Pulang
11
Sekolah Bisnis Tanggap COVID-19, Bantu Pihak-pihak yang Terdampak
enyikapi wabah COVID-19 yang sedang
Mmerebak saat ini, Sekolah Bisnis (SB) IPB
University turut berusaha membantu pihak-
pihak yang terdampak langsung maupun tidak langsung.
Sampai saat ini, SB IPB University telah memberikan
bantuan vitamin, masker, handsanitizer dan makan siang
bagi tenaga kebersihan dan keamanan yang bertugas di
Kampus SB IPB University.
“Kami juga memberikan bantuan di lingkungan Sekolah
Bisnis IPB University kepada yang membutuhkan. Untuk
masyarakat di lingkar kampus, kami sedang menggalang
dana yang nantinya akan disalurkan melalui Crisis Center
IPB University,” ungkap Prof Dr Ir Noer Azam Achsani, MS,
Dekan SB IPB University.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya saat ini bekerjasama
dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bogor dan
Pusat. SB juga menggalang dana untuk pengadaan Alat
Pelindung Diri (APD) dan lain-lain. Nantinya, APD tersebut
akan didonasikan kepada tenaga medis di beberapa rumah
sakit di Bogor dan lain-lain.
Prof Azam juga menyebutkan bahwa SB tetap
menjalankan proses akademik melalui sistem
pembelajaran non tatap muka (online). Semua mahasiswa
bisa mengikuti perkuliahan serta melaksanakan kolokium,
seminar, sidang komisi serta ujian sidang melalui sistem
online.
“Jika ada mahasiswa yang terdampak COVID-19 akan
diberikan perhatian khusus. Hal ini dilakukan untuk
menjamin bahwa semua proses akademik bisa berjalan
lancar dan semua mahasiswa bisa mengikuti proses
perkuliahan dengan baik,” ujarnya. (RA/Zul)
12
Dalam rangka mengurangi risiko merebaknya
wabah COVID-19, Sekolah Vokasi IPB University
telah melakukan berbagai upaya seperti
membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 dan
Demam Berdarah Dengue (DBD). Tugas Tim Satgas ini
adalah melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dan
DBD sebagai tindak lanjut dari Surat Rektor No
4800/IT3/HM.00/2020 terkait Kebijakan IPB University
tentang Pencegahan, Penyebaran COVID-19 dan DBD di
IPB University. Tim Satgas ini terus berkoordinasi dengan
Komite Crisis Center IPB University yang dipimpin oleh
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi.
“Tim Satgas ini bertugas untuk mengingatkan terus
menerus dan meminta dosen, tendik dan mahasiswa
supaya melakukan tindakan pencegahan secara konsisten
dengan melakukan penyemprotan disinfektan, penyediaan
sabun dan hand sanitizers serta penyediaan masker bagi
petugas khusus yang bertugas seperti bagian keamanan,”
tutur Dr Ir Arief Daryanto, DipAgEc, MEc, Dekan Sekolah
Vokasi IPB University.
Lebih lanjut ia menerangkan, Tim Satgas COVID-19 SV IPB
University telah menerima donasi dari civitas akademika
dan tendik SV IPB University. Tim Satgas ini bekerjasama
dengan alumni SV IPB University dalam mendistribusikan
bantuan uang dan natura yang diperoleh dari para donatur
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Bantuan
tersebut antara lain berupa masker, hand sanitizer,
vitamin C, susu dan sembako yang didistribusikan kepada
para mahasiswa SV IPB University yang sangat
membutuhkan dan warga sekitar kampus yang secara
ekonomi terdampak COVID-19.
Tidak hanya itu, sebagai upaya mengurangi penyebaran
COVID-19, SV IPB University juga menjalankan
perkuliahan secara daring. Untuk menjalankan kegiatan
perkuliahan secara daring, dosen SV IPB University
diminta menyiapkan konten pembelajaran dari berbagai
sumber melalui LMS yang diberi nama “E-Learning for
Vocational Education and Training Acceleration (EVIETA)”.
Konten pembelajaran yang dimaksud tetap berorientasi
kepada tercapainya target learning outcome (LO) yang
telah ditetapkan.
“Untuk evaluasi pembelajaran seperti Ujian Tengah
Semester dan Ujian Akhir Semester, akan dilakukan
dengan menggunakan LMS atau bentuk lain sesuai
dengan preferensi dosen dan mahasiswa. Kami juga
menyediakan program pelatihan online seperti webinar
atau workshop dan menyiapkan dokumen panduan
praktis bagi dosen. Ini dimaksudkan supaya dosen dapat
menyiapkan konten pembelajaran dan menggunakan LMS
atau sistem manajemen pembelajaran lain dengan lebih
baik,” ungkap Dr Arief.
Berkaitan dengan mata kuliah yang mewajibkan adanya
praktikum, Dr Arief menjelaskan, media pembelajaran
melalui video dapat mendorong mahasiswa bekerja secara
lebih mandiri. Mahasiswa dapat melihat video sambil
mengikuti tindakan manual, menjawab pertanyaan
sebelum praktik, melakukan keterampilan praktikum dan
akhirnya melakukan pengkajian terhadap apa yang sudah
dilakukan.
“Ke depannya kami ingin terus mengembangkan LMS
EVIETA untuk mendorong terwujudnya pembelajaran yang
berbasis blended learning. Di samping dapat
meningkatkan hasil belajar, blended learning juga
bermanfaat untuk meningkatkan hubungan komunikasi
pada tiga metode pembelajaran yaitu lingkungan
pembelajaran yang berbasis ruang kelas tradisional, yang
blended, dan yang sepenuhnya online. Dalam hal ini level
of engangement mahasiswa dalam proses belajar dapat
lebih optimal,” papar Dr Arief.
Ia menegaskan, pendidikan vokasi memiliki ciri khas jika
dibandingkan dengan pendidikan akademik lainnya.
Konsep yang diterapkan di SV IPB University selain
blended learning, maka ke depan akan terus memperbaiki
teaching factory (industri) dan kurikulum yang link and
match dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
(RA)
Upaya Sekolah Vokasi Lindungi Warga Terdampak COVID-19
erebaknya wabah COVID-19 mengharuskan
Msemua pihak untuk terus berupaya
mengurangi dampaknya, paling tidak di
lingkungan terdekatnya. Termasuk Sekolah Pascasarjana
IPB University juga terus berupaya mengurangi dampak
penularan maupun risiko terjangkitnya wabah COVID-19
ini.
Untuk mengurangi risiko wabah COVID-19, Sekolah
Pascasarjana IPB (SPs) University membentuk Satuan
Tugas (Satgas) Forum Wacana yang dimotori oleh Prof Dr
Ir Nahrowi, MSc. Satgas Forum Wacana tersebut
melakukan penggalangan dana yang diberikan kepada
mahasiswa dan masyarakat yang terdampak secara
langsung maupun tidak langsung akibat wabah COVID-19.
Selain penggalangan dana, Satgas COVID-19 ini juga
berkoordinasi dengan para komti program studi untuk
terus melakukan pemantauan secara rutin di lingkungan
mahasiswa agar mahasiswa selalu meng-update kondisi
kesehatannya.
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, Prof Dr Anas
Miftaf Fauzi mengatakan saat ini SPs tengah fokus pada
kegiatan akademik secara online. Kegiatan akademik yang
dimaksud antara lain adalah kuliah daring, sidang komisi,
kolokium, seminar, ujian sidang tesis, ujian kualifikasi lisan,
ujian tertutup untuk mahasiswa doktoral (S3), sidang
promosi terbuka (S3) dan pengajuan Surat Keterangan
Lulus (SKL) yang dilakukan secara daring.
Pendaftaran sidang komisi dan kolokium, lanjut Prof Anas,
dapat dilakukan secara daring di masing-masing fakultas
atau sekolah. Sementara itu, untuk pendaftaran ujian
kualifikasi lisan, seminar, ujian tesis, ujian tertutup, dan
sidang promosi terbuka dilakukan secara daring di Sekolah
Pascasarjana.
Lebih lanjut Prof Anas menjelaskan, pelaksanaan sidang
komisi, dosen atau mahasiswa dapat menjadi host sesuai
kesepakatan antara dosen pembimbing dan mahasiswa.
Sedangkan pelaksanaan ujian kualifikasi lisan, kolokium,
seminar, ujian tesis dan ujian tertutup yang menjadi host
adalah dosen/tendik/mahasiswa yang ditunjuk oleh
Program Studi. Adapun pelaksanaan sidang promosi
terbuka yang menjadi host adalah Sekolah Pascasarjana.
“Sistem penilaiannya sesuai dengan standar operasional
baku yang selama ini sudah berjalan. Formulir
penilaiannya bisa diunduh di laman yang sudah disediakan
sehingga dosen bisa mengisi formulir tersebut dan
rekapitulasi hasil penilaian disampaikan ke Sekolah
Pascasarjana menggunakan google form,” pungkas Prof
Anas. (RA)
Tanggap Darurat COVID-19, Begini Upaya Sekolah Pascasarjana
13