Ip addres smodultkj

24
IP Address BAB V IP ADDRESS IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. Angka Biner, Desimal dan Hexadesimal Dalam ilmu komputer selain menggunakan bilangan desimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), juga digunakan bilangan biner (0 dan 1) dan bilangan hexadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F A=10, B=11, C=12, D=13, E=14, F=15) Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal Cara 1, yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner yang telah dipangkatkan menurut posisi dalam kelompok bilangan biner tersebut dan di urut dari belakang contoh : Ubahlah bilangan biner berikut ini ke bilangan desimal. (1001) 2 = (..................) 10 Jawaba : 1.2 0 + 0.2 1 + 0.2 2 + 1.2 3 = 1+ 0+0+8 = 9 = (9) 10 (110111) 2 = (..................) 10 1.2 0 + 1.2 1 + 012 2 + 0.2 3 + 1.2 4 . + 1.2 5 = 1+2+4+ 0+16+32 = 55 = (55) 10 (111001) 2 = (..................) 10 1.2 0 + 0.2 1 + 0.2 2 + 1.2 3 + 1.2 4 + 1.2 5 = 1+0+0+8+16+32 = 57 = (57) 10 Cara 2, Dengan menjumlahkan langsung hasil pemangkatan menurut urutan bilangan biner sesuai posisi dalam kelompoknya, menggunakan tabel pemangkatan bilangan biner : Contoh : 2 3 =8 2 2 =4 2 1 =2 2 0 =1 1 0 0 1 Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (1001)2 adalah 8+1 =9 = (9) 10 2 5 =32 2 4 =16 2 3 =8 2 2 =4 2 1 =2 2 0 =1 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 42

Transcript of Ip addres smodultkj

Page 1: Ip addres smodultkj

IP Address

BAB VIP ADDRESS

IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP.

Angka Biner, Desimal dan HexadesimalDalam ilmu komputer selain menggunakan bilangan desimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), juga digunakan bilangan biner (0 dan 1) dan bilangan hexadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F A=10, B=11, C=12, D=13, E=14, F=15)

Mengubah bilangan biner ke bilangan desimalCara 1, yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner yang telah dipangkatkan menurut posisi dalam kelompok bilangan biner tersebut dan di urut dari belakang contoh :Ubahlah bilangan biner berikut ini ke bilangan desimal.(1001)2 = (..................)10

Jawaba :1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 = 1+ 0+0+8 = 9 = (9) 10

(110111) 2 = (..................)10 1.20 + 1.21 + 0122 + 0.23 + 1.24. + 1.25 = 1+2+4+ 0+16+32 = 55 = (55) 10

(111001) 2 = (..................)10

1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 + 1.24 + 1.25 = 1+0+0+8+16+32 = 57 = (57) 10

Cara 2, Dengan menjumlahkan langsung hasil pemangkatan menurut urutan bilangan biner sesuai posisi dalam kelompoknya, menggunakan tabel pemangkatan bilangan biner :Contoh :

23=8 22=4 21=2 20=11 0 0 1

Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (1001)2 adalah 8+1 =9 = (9) 10

25=32 24=16 23=8 22=4 21=2 20=11 1 0 1 1 1

Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (110111)2 adalah 32+16+4+2+1 =55 = (55) 10

25=32 24=16 23=8 22=4 21=2 20=11 1 1 0 0 1

Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (111001)2 adalah 32+16+8+1 = 57 = (57) 10

Tabel perpangkatan bilangan biner sesuai posisi bilangan biner 211=1024 210=512 29=256 28=128 27=64 26=32 25=16 24=8 23=4 21=2 20=1

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 42

Page 2: Ip addres smodultkj

IP Address

Mengubah bilangan biner ke bilangan desimalCara menghitung nilai bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan metode membagi angka desimal dengan angka 2 sambil memperhatikan hasil sisa pembagian.Contoh : ubahlah ke bilangan biner dari bilangan desimal :( 9 )10 = (................)2 9 : 2 = 4 sisa 14 : 2 = 2 sisa 02 : 2 = 1 sisa 01 : 2 = 0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (1001)2

( 55 )10 = (................)2 55 : 2 = 27 sisa 127 : 2 = 13 sisa 113 : 2 = 6 sisa 16 : 2 = 3 sisa 03 : 2 = 1 sisa 11 : 2 = 0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111011)2

( 57 )10 = (................)2 57 : 2 = 28 sisa 128 : 2 = 14 sisa 014 : 2 = 7 sisa 07 : 2 = 3 sisa 13 : 2 = 1 sisa 11 : 2 = 0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111001)2

Mengubah bilangan biner ke bilangan hexadesimalSetiap angka hexadesimal 0 sampai F, masing-masing memiliki nilai ekivalen angka biner 4 bit sebagai berikut :

Hexadesimal Biner Hexadesimal Biner0 0000 8 10001 0001 9 10012 0010 A 10103 0011 B 10114 0100 C 11005 0101 D 11016 0110 E 11107 0111 F 1111

Untuk mengubah angka biner ke hexadesimal, susun angka biner menjadi kelompok 4 bit, pengelompokan dari bit paling kanan ke kiri. Jika jumlah bit kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0 untuk mencukupi 4 bit.

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 43

Page 3: Ip addres smodultkj

IP Address

Contoh :1010 1011

A BJadi angka binar 10101011, angka hexadesimalnya adalah AB, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0xAB

0010 11002 C

Jadi angka binar 101011, angka hexadesimalnya adalah 2B, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x2B

0011 0110 1111 00013 6 F 1

Jadi angka binar 11011011110001, angka hexadesimalnya adalah 36F1, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x36F1

Mengubah bilangan hexadesimal ke bilangan binerUntuk mengubah angka hexadesimal ke binari tulis nilai angka binari 4 bit ekivalen dengan angka hexadesimal di atasnya :

Contoh :A B

1010 1011Jadi angka ASCII hexadesimal 0xAB angka binarnya 10101011

Contoh :2 C

0010 1100Jadi angka ASCII hexadesimal 0x2C angka binarnya 10101100

Contoh :0011 0110 1111 0001

3 6 F 1Jadi angka ASCII hexadesimal 0x36F1 angka binarnya 11011011110001

Kelas IP Address.IP Address yang digunakan adalah Ipv4, terdiri dari 32 bit angka biner, yang ditulis dengan empat kelompok terdiri dari 8 bit yang dipisah oleh tanda titik, yaitu :Mulai dari :0. 0. 0. 0 = 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai : 255.255.255.255 = 11111111.11111111.11111111.11111111

Secara simbolik IP address tersebut dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka sebagai berikut :

W X Y Z

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 44

Page 4: Ip addres smodultkj

IP Address

Sebenarnya IP Address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat host atau komputer, Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host.

Tabel 12. Kelas-kelas IP AddressKelas Network ID Host ID Default Subnet MaskA W X,Y,Z 255.0.0.0B W,X Y,Z 255.255.0.0C W,X,Y Z 255.255.255.0

Selain kelas A,B,C yang sering dipakai, masih ada lagi kelas D dan kelas E, teapi kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast dan kelas E dipersiapkan untuk eksperimentasi.

Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap Ip address harus memiliki subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 suatu default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut untuk Network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut adalah host ID.

Supaya komputer di jaringan bisa saling berhubungan, maka semua komputer tersebut harus mempunyai network ID yang sama, tetapi host ID yang berbeda, jika network ID berbeda antara dua komputer maka otomatis dikatakan komputer tersebut mempunya jaringan yang berbeda, dan tidak bisa saling berkomunikasi langsung.

Untuk dapat membedakan kelas IP address jaringan komputer, maka dibuat susunan sebagai berikut :- Oktat pertama kelas A dimulai dengan angka binari 0- Oktat pertama kelas B dimulai dengan angka binari 10- Oktat pertama kelas C dimulai dengan angka binari 110- Oktat pertama kelas D dimulai dengan angka binari 1110- Oktat pertama kelas E dimulai dengan angka binari 11110

Tabel 13. Kelas IP Jaringan komputerKelas Kelompok oktat pertama

Berupa angka desimalKelompok oktat pertama dalam

Angka binerA 1 – 126 00000001 - 01111110B 128 – 191 10000000 – 10111111C 192 – 223 11000000 – 11011111D 224 – 239 11100000 - 11101111E 240 – 255 11110000 - 11111111

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 45

Page 5: Ip addres smodultkj

IP Address

Ada beberapa peraturan di dalam penggunaan IP address, yaitu :1. Network ID 127.0.0.1, tidak dapat digunakan, karena secara default digunakan untuk keperluan loopback, yaitu IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

2. Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0, karena akan diartikan sebagai alamat network (network address) yaitu alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan.3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 1, karena akan diartikan sebagai network broadcast (broadcast ID) yang merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket didengar oleh seluruh anggota network tersebut4. Dalam suatu jaringan network ID harus sama sedangkan host ID harus berbeda.

Kelas A menyediakan jumlah network ID paling sedikit dan Host ID paling banyak, karena hanya oktat pertama yang dipakai sebagai network ID, sedangkan ketiga oktat lainnya dipakai sebagai host ID. Sedangkan kelas C menyediakan network ID yang paling banyak dan host ID paling sedikt.

Tabel 14. Jumlah network dan host kelas-kelas IP addressKelas Kelompok Oktat

pertamaJumlah network ID

maksimumJumlah maksimum host

Per networkA 1 – 126 126 16.777.214B 128 – 191 16384 65534C 192 - 223 2.097.152 254

Pemilihan kelas IP address yang akan digunakan sangat tergantung pada jumlah jaringan dan jumlah host yang dibutuhkan.

Dalam penggunaannya alamat IP terbagi atas dua jenis, yaitu :1. Public IP address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik, penggunaan alamat IP publik ini harus melalui proses registrasi ke suatu organisasi yang menangani masalah penggunaan IP agar tidak terdapat host yang memiliki alamat IP yang sama.

2. Private IP Address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jaringan local. penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi. Alamat-alamat IP yang tergolong ke dalam IP Privat adalah : Kelas A = 10. 1-255.1-255.1-255 Kelas B = 172. 16-31. 1-255. 1-255 Kelas C = 192.168.1-255.1-255

Broadcast AddressTerkadang user mengirimkan data tidak hanya ke satu host saja. User atau aplikasi bisa saja mengirimkan data keseluruh host yang terdapat di sebuah

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 46

Page 6: Ip addres smodultkj

IP Address

subnet dengan satu kali pengiriman. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan broadcast address.

Broad address terdiri dari 2 jenis, yaitu :

Local BroadcastPengiriman yang dilakukan keseluruh host yang terdapat disubnet yang sama dengan host pengirim. Local broadcast tidak bisa melewati router. Pengiriman data secara local broadcast dilakukan dengan IP Address 255.255.255.255

Directed BroadcastPengiriman yang dilakukan ke seluruh host yang terdapat pada subnet tertentu. Directed broadcast dapat melewati router, tetapi dapat juga ditahan oleh router tergantung pada konfigurasi yang diterapkan. Alamat directed broadcast memilki ciri bahwa seluruh bit yang dimiliki oleh bagian host benilai 1

Subnetting Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan bagian network, yang berakibat memperbanyak subnet dan memperkecil jumlah host, alasan untuk melakukan subnetting, antara lain :

1. Mengurangi traffik jaringan, jika tidak menggunkan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi dengan host yang memilki alamat network yang berbeda, Dengan melakukan subnetting berarti juga memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi lalulintas data dalam sebuah jaringan.2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari berkurangnya trafik3. menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.

Dalam sebuah jaringan IP address yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan alamat terhadap sebuah jaringan dan host, antara lain :1. Tentukan jumlah network ID yang diperlukan - Satu untuk setiap subnet - satu untuk setiap hubungan ke jaringan WAN2. Tentukan jumlah host ID yang diperlukan dalam tiap subnet, yakni : - Satu untuk setiap host - Satu untuk setiap interface yang terdapat pada router3. Berdasarkan kebutuhan diatas, buatlah : - Satu subnet mask untuk seluruh jaringan - Subnet ID yang bersifat unik untuk setiap segment secara fisik - Sebuah kisaran dari host untuk setiap subnet

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 47

Page 7: Ip addres smodultkj

IP Address

Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet mask. Sama halnya dengan IP address, subnet mask dibentuk dari bilangan biner. Agar pengguna lebih mudah mengenal dan menggunakan subnet mask, bilangan subnet mask dikonversi ke dalam bentuk bilangan desimal.

Contoh :Nilai subnet mask default kelas BDesimal = 255.255.0.0Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000

Bit 1 menandai bagian network address, bit 0 menandai bagian host address.

Contoh 1 : Sebuah PC memiliki alamat IP = 10.17.15.3 dan subnet mask = 255.0.0.0, maka PC tersebut berada pada alamat network 10.0.0.0

IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011Subnetmask = 255.0.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000 00001010. 00000000.00000000.00000000 Network address 10 0 0 0

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa network addres terbentuk dari hasil operasi logika AND antara nilai IP address dan Subnet mask

Network address = IP Address AND Subnet Mask

Operasi logika AND memiliki aturan bila salah satu atau semua inputn0, maka outputnya akan 0, output akan 1 bila semua inputnya 1.

Input A Input B Output0 0 00 1 01 0 01 1 1

Dari contoh di atas, maka dapat di ketahui bahwa sebuah PC yang beralamat dengan IP : 172. 17. 10.11 dan subnet mask 255.255.0.0 maka network ID adalah : 172.17.0.0

Contoh 2 :IP address 10.17.15.3 dan menggunakan default subnet mask 255.0.0.0 akan disubnetting 8 bit. Artinya bagian host yang semula 24 bit akan dipinjam sebanyak 8 bit, sehingga bit 1 disubnet mask menjadi 16 bit dan banyaknya bit 0 menjadi 16 bit sehingga nilai subnet mask menjadi 255.255.0.0

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 48

Page 8: Ip addres smodultkj

IP Address

IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011Subnetmask = 255.255.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000 00001010. 00010001.00000000.00000000 Network address 10 17 0 0

Karena dilakukan subnetting 8 bit maka nilai Network ID dari 10.17.15.3Yang semula 10.0.0.0 berubah menjadi 10.17.0.0

Peminjaman bit pada bagian host harus dilakukan secara berurutan sehingga nilai subnet mask hanya dapat diberi dengan nilai-nilai bilangan berikut :

128 64 32 16 8 4 2 11 0 0 0 0 0 0 0 1281 1 0 0 0 0 0 0 1921 1 1 0 0 0 0 0 2241 1 1 1 0 0 0 0 2401 1 1 1 1 0 0 0 2481 1 1 1 1 1 0 0 2521 1 1 1 1 1 1 0 2541 1 1 1 1 1 1 1 255

Subnetting berfungsi membagi network menjadi beberapa subnetwork dengan konsekwensi berkurangnya jumlah maksimum host, yang dapat ditampung dalam satu network.

Contoh 3 :Sebuah kantor terdiri dari 20 departemen dan masing-masing departemen terdiri dari 5 user, kantor tersebut memiliki alamat IP 201.222.5.0, lakukan subnetting agar tiap departemen mempunyai network address yang berbeda.

Diketahui :Network address = 201.222.5.0Default subnet mask = 255.255.255.0Jumlah minimal subnet yang harus dibentuk = 20 subnetJumlah minimal host pada tiap-tiap subnet = 5 host

Bit 1 pada subnet mask adalah bagian dari network dan bit 0 adalah bagia dari host, sehingga dapat ditentukan jumlah bit 0 yang harus diubah menjadi bit 1 sehingga membentuk minimal 20 subnet, hal tersebut dapat dilakukan dengan rumus :Banyaknya subnet yang terbentuk = 2X – 2X = banyaknya bit 1Berdasarkan rumus di atas maka banyaknya bit 1 yang harus dipinjam adalah25 – 2 – 2 = 3030 > 20berarti banyaknya bit 1 yang dipinjam adalah 5, karena memenuhi persayaratan tersebut.

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 49

Page 9: Ip addres smodultkj

IP Address

Sehingga subnet mask sekarang adalah : 11111111.11111111.1111111.11111000 = 255.255.255.248

hitung jumlah host pada tiap subnet terpenuhi, dengan rumus :Banyaknya host pada tiap subnet = 2Y - 2Y = banyak bit 0Banyak bit 0 untuk host yang tersisa adalah 3 sehingga :23 – 2 = 6 dan 6 > 5 , sehingga memnuhi persyaratan

Lakukan pengurangan terhadap 256 (nilai yang berasal dari 2 pangkat banyaknya bit dalam 1 kelompok 8 bit)256 – 248 = 8

Hasil pengurangan berarti bahwa alamat subnet selalu kelipatan 8Jadi subnet yang terbentu :201.222.5.0201.222.5.8201.222.5.16201.222.5.24

201.222.5.248

Contoh 4 :PC memiliki alamat IP = 172.16.2.120 dan subnet mask = 255.255.255.0, Tentukan subnet address, directed broadcast, dan range address dari PC tersebut.

Solusi :

Menentukan subnet address :IP address = 172.16.2.120 = 10101100.00010000.00000010.01111000Subnet mask 255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000Subnet address = 10101100.00001000.00000010.00000000 172 16 2 0

Broadcast address adalah :Subnet mask = 11111111.11111111.11111111.00000000IP address = 10101100.00010000.00000010.01111000Roadcast address = 10101100.00010000.00000010.11111111

172 16 2 255

RHA(range Host Address) IP address yang masuk ke dalam subnet IP= 172.16.2.120

RHA = Subnet Address + 1 IP address s/d Broadcast Address – 1 IP addressRHA = 172.16.2.0 + 1 s/d 172.16.2.255-1RHA = 172.16.2.1 s/d 172.16.2.254

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 50

Page 10: Ip addres smodultkj

IP Address

Contoh 5Sebuah PC memilki alamat IP = 192.16.2.125, subnet mask 255.255.255.248 (kelas C disubnetting 5 bit), tentukan subnet address, broadcast address dan range host address dari PC tersebut.

Solusi :Subnet address adalah :IP address = 192.16.2.125 = 11000000.00010000.00000010.01111101Subnet mask = 255.255.255.248 = 11111111.11111111.11111111.11111000Subnet address = 11000000.00010000.00000010.01111000

192 16 2 120Broadcast address adalah :Subnet mask = 11111111.11111111.11111111.11111000IP address = 11000000.00010000.00000010.01111101 Broadcast address = 11000000.00010000.00000010.01111111 192 16 2 127

RHA = 192.16.2.120 +1 s/d 192.16.2.127-1RHA = 192.16.2.121 s/d 192.16.2.126

Kelas A maksimum dapat disubnetting 22 bitKelas B maksimum dapat disubnetting 14 bitKelas C maksimum dapat disubnetting 6 bit

Tabel 15. Subnetting untuk kelas AJumlah bit

maskedJumlah subnet Subnet mask Jumlah host per

subnet1 Invalid Invalid -2 2 255.192.0.0 41943023 6 255.224.0.0 20971504 14 255.240.0.0 10485745 30 255.248.0.0 5242666 62 255.252.0.0 2621427 126 255.254.0.0 1310708 254 255.255.0.0 655349 510 255.255.128.0 3276610 1022 255.255.192.0 1638211 2046 255.255.224.0 891012 4094 255.255.240.0 409413 8910 255.255.248.0 204614 16382 255.255.252.0 102215 32766 255.255.254.0 51016 65534 255.255.255.0 25417 131070 255.255.255.128 12618 262142 255.255.255.192 6219 524266 255.255.255.224 3020 1048574 255.255.255.240 1421 2097150 255.255.255.248 622 4194302 255.255.255.252 2

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 51

Page 11: Ip addres smodultkj

IP Address

23 - 255.255.255.254 Invalid24 - 255.255.255.255 invalid

Tabel 16. Subnetting untuk kelas BJumlah bit

maskedJumlah subnet Subnet mask Jumlah host per

subnet1 Invalid Invalid -2 2 255.255.192.0 163823 6 255.255.224.0 89104 14 255.255.240.0 40945 30 255.255.248.0 20466 62 255.255.252.0 10227 126 255.255.254.0 5108 254 255.255.255.0 2549 510 255.255.255.128 12610 1022 255.255.255.192 6211 2046 255.255.255.224 3012 4094 255.255.255.240 1413 8910 255.255.255.248 614 16382 255.255.255.252 215 32766 255.255.255.254 Invalid16 65534 255.255.255.255 invalid

Tabel 17. Subnetting untuk kelas BJumlah bit

maskedJumlah subnet Subnet mask Jumlah host per

subnet1 Invalid Invalid -2 2 255.255.255.192 623 6 255.255.255.224 304 14 255.255.255.240 145 30 255.255.255.248 66 62 255.255.255.252 27 126 255.255.255.254 Invalid8 254 255.255.255.255 invalid

Untuk menghitung jumlah subnet dipergunakan rumus :

Jumlah Subnet = 2n – 2N adalah jumlah bit yang disubnetting (diubah menjadi 1

Untuk menghitung jumlah host persubnet dipergunakan rumus :

Jumlah host per subnet = 2 N -2N adalah bit yang masih tersisa untuk host ID

Contoh : kelas B yang telah disubnetting 3 bit, maka subnet masknya adalah :11111111.11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 52

Page 12: Ip addres smodultkj

IP Address

Jumlah subnet = 2 3 – 2 = 6

Jumlah host per subnet = 2 13 – 2 = 8190

Notasi Dengan PrefixPenulisan IP address dengan cara singkat di sebut prefix sebagai contoh IP address 130.202.10.15 dengan subnet mask 255.255.0.0, dapat ditulis secara singkat sebagai 130.202.10.15/16, angka 16 dibelakang garis miring (prefix) menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :11111111.11111111.00000000.00000000 atau 255.255.0.0

Notasi penulisan ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metoda subnetting, sebagai contoh : 192.168.1.3 dengan subnet mask 255.255.255.248 dapat ditulis secara singkat sebagai 192.168.1.3/29, angka 29 dibelakang garis miring menandakan bahwa 29 bit subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248

Classless Inter Domain Routing (CIDR) Pada tahun 1992, Lembaga IETF (Internet Engineering TaskForce) memperkenalkan suatu konsep baru yang dinamakan supernetting atau Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

CIDR menghindari cara pemberian IP address yang menggunkan kelas A,B,C. CIDR menggunkan network prefix dengan panjang tertentu . Prefix lenght menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai network ID.

Sebagai contoh, jika suatu IP address memiliki 18 bit sebagai network ID. IP address tersebut akan diberikan prefix length 18 bit atau umunya ditulis sebagai /18 misalnya : 125.25.10.1/18

Sebagai contoh, suatu address blok 195.25.16.0/20 dengan IP address berkelas memberikan blok 4096 blok/20 dan harus dibagi menjadi 16 blok/24. Setiap perusahaan harus menerima blok IP address yang sama karena harus memenuhi peraturan kelas yang sudah ditentukan, seperti contoh berikut :Blok-1 195.20.16.0/24Blok-2 195.20.17.0/24Blok-3 195.20.18.0/24Blok-4 195.20.19.0/24Blok-5 195.20.20.0/24Blok-6 195.20.21.0/24Blok-7 195.20.22.0/24Blok-8 195.20.23.0/24Blok-9 195.20.24.0/24Blok-10 195.20.25.0/24

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 53

Page 13: Ip addres smodultkj

IP Address

Blok-1 1 195.20.26.0/24Blok-1 2 195.20.27.0/24Blok-1 3 195.20.28.0/24Blok-1 4 195.20.29.0/24Blok-1 5 195.20.30.0/24Blok-1 6 195.20.31.0/24Pada metoda CDIR, maka blok 195.25.16.0/20 dapat dibagi-bagi tergantung pada kebutuhan pemakai. Blok tersebut dapat dibagi menjadi dua blok A dan B yang sama besar. Blok A dapat diberikan ke perusahaan yang memerlukan IP address yang besar jumlahnya. Blok B kemudian dapat dibagi menjadi blok C dan D yang masing-masing mempunyai ¼ jumlah IP address. Blok C dapat dibagi lagi menjadi 2 blok E dan F yang mempunyai 1/8 jumlah IP address.

Blok-A 195.20.16.0/21 dengan 2048 IP Address danBlok-B 195.20.24.0/21 dengan 2048 IP Address

Blok-B kemudian dapat dibagi dua menjadi blok D dan E :Blok-D 195.20.24.0/22 dengan 1024 IP addressBlok-E 195.20.28.0/22 dengan 1024 IP address

Blok E kemudian dapat dibagi dua menjadi blok F dan GBlok-F 195.20.24.0/23 dengan 512 IP addressBlok-G 195.20.30.0/23 dengan 512 IP address

Variable Length Subnet Masks (VLSM)Network address yang menggunakan lebih dari satu subnet mask disebut Variable Length Subnet Mask (VLSM) .

Untuk jelasnya perhatiakan contoh berikut ini. Suatu network address 150.20.0.0/16 akan dipergunakan metoda VLSM.

Pertama-tama dengan subnetting, bagi network address tersebut menjadi 16 blok address yang sama besarnya, sebagai berikut :Blok-1 150.20.0.0/20Blok-2 150.20.16.0/20Blok-3 150.20.32.0/20Blok-4 150.20.48.0/20Blok-5 150.20.64.0/20Blok-6 150.20.80.0/20................Blok-16 150.20.80.0/20

Berikutnya, blok – 3 150.20.32.0 akan dibagi lagi menjadi 16 blok address yang sama besar sebagai berikut :Blok 3-1 150.20.32.0/24Blok 3-1 150.20.33.0/24

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 54

Page 14: Ip addres smodultkj

IP Address

Blok 3-1 150.20.34.0/24Blok 3-1 150.20.35.0/24Blok 3-1 150.20.36.0/24Blok 3-1 150.20.37.0/24............................Blok 3-1 150.20.47.0/24Berikutnya, blok 3-4 150.20.35.0/24 akan dibagi lagi menjadi 8 blok address yang sama besar sebagai berikut :Blok 3-4-1 150.30.32.0/27Blok 3-4-2 150.30.32.32/27Blok 3-4-3 150.30.32.64/27Blok 3-4-4 150.30.32.96/27Blok 3-4-5 150.30.32.128/27Blok 3-4-6 150.30.32.160/27Blok 3-4-7 150.30.32.192/27Blok 3-4-8 150.30.32.224/27

Metode CIDR dan VLSM mirip satu dengan yang lain, yaitu suatu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil.

Perbedaan CIDR dengan VLSM adalah pembagian blok pada metoda VLSM dilakukan oleh pemilik network address yang memiliki blok network address yang telah diberikan padanya, oleh sebab itu tidak dikenali oleh internet. Sedangkan dengan metoda CIDR, lembaga pemberi IP address yang membagikan blok-blok IP address tersebut sehingga dikenal oleh internet.

Konsep RoutingSebelum membahas konsep routing, perlu dipahami aturan dasar routing dan memahami penomoran IP.

Contoh 1 :Host A dengan IP 128. 1. 1.1 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )Host B dengan IP 128. 1. 1.6 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )Host C dengan IP 128. 2. 2.8 (IP kelas B, Network ID 128.2. x. x )

Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang berbeda.

Contoh 2 :Host X dengan IP 192. 168. 0.1 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )

Subnetmask 255.255.255.0

Host Y dengan IP 192. 168. 0.6 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 55

Page 15: Ip addres smodultkj

IP Address

Subnetmask 255.255.255.0Host Z dengan IP 192. 168. 0.8 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )

Subnetmask. 255.255.255.240

Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang berbeda.

Pada contoh 2, host X dan host Y dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID dan Subnetmask yang sama, sedangkan host X dan Y tidak dapat berkomunikasi langsung dengan host Z meskipun memiliki network ID yang sama karena subnetmasknya berbeda.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka digunakan Router yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda atau mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network tujuan atau yang diharapkan.

Untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan PC yang berbasis Windows NT atau Linux, dengan memasang dua buah NIC, dalam hal ini berarti telah dibuat router praktis dengan segala keterbatasannya. Di pasaran ada bermacam-macam merek router, antara lain : Baynetwork,3COM, Cisco dan lain-lain.

RoutingData-data dari device yang terhubung ke internet dikirm dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data. Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagaram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak dalam satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat (the best available router)

Net A. 192.168.0.0 Net B. 172.16.12.0

Server server Host host

Switch Router switch

Host host host host

Gambar.27 Routing datagram antarnetwork

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 56

Page 16: Ip addres smodultkj

IP Address

Router menjadi perangkat (device) yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada network layer. Router memiliki lebih dari satu Network Interface card (NIC) dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada dirinya. Jika ternyata ditujukan untuk router tersebut, datagram akan diteruskan ke lapisan transport. Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table yang dimilikinya untuk memutuskan kemana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalahtabel yang terdiri dari pasangan IP (alamat host atau alamat jaringan), alamat router dan interface tempat keluar datagram.

Jika tidak menemukan sebuah barispun dalam forwarding table yang sesuai dengan almat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dituju tidak dapat dicapai.

Routing Statik dan DinamikSecara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu routing statik dan routing dinamik Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus secara manual, sedangkan pada routing dinamik, perubahan dilakukan secara otomatis melalui protokol routing.

Routing statik adalah : pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada setiap jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table disetiap router yang berada di jaringan tersebut.

Routing Dinamik adalah cara dimana protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini router-router mengetahui keadaan jaringan terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Tabel.18 Perbedaan routing static dan routing dinamikRouting Statik Routing Dinamik

Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing protocolRouter tidak dapat membagi Informasi Routing

Router membagi informasi routing secaraOtomatis

Routing tabel dibuat dan dihapus secaraManual

Routing tabel dibuat dan dihapus secaraDinamis oleh router

Tidak menggunakan routing Protocol Terdapat routing protocol seperti RipAtau OSPF

Microsoft mendukung multihomed system Microsoft mendukung RIP untuk IP dan

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 57

Page 17: Ip addres smodultkj

Router Router

IP Address

Seperti router IPX/SPX

Net = A Net = B Net = C

160.1.66.2 160.1.89.2 160.1.89.1 160.1.43.2

computer 1 computer 2

Statik Routing Table Statik Routing Table

To get to network Use Address To get to network Use Address 160.1.89.0 160.1.89.2 160.1.43.0 160.1.43.2 160.1.66.0 160.1.66.2 160.1.89.0 160.1.89.1 160.1.43.0 160.1.89.1 160.1.66.0 160.1.89.2

Gambar 28. Contoh Routing Statik

Dinamic routing table Built by router

to get to network user interface IP address 160.1.2.0 160.1.4.2 160.1.2.2 160.1.4.0 160.1.4.1 Default gateway 160.1.6.0 160.1.6.2 160.1.2.1

160.1.4.2netA netB 160.1.6.2 netC

160.1.2.1 160.1.4.1

Dinamic routing table IP address Built by router 160.1.6.3 To get network user interface Default gateway 160.1.6.0 160.1.4.1 160.1.6.2 160.1.4.0 160.1.4.2 160.1.2.0 160.1.2.1

Gambar 29. Contoh Routing Dinamic

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 58