Investasi Ditambang Nikel

download Investasi Ditambang Nikel

of 3

Transcript of Investasi Ditambang Nikel

  • 8/10/2019 Investasi Ditambang Nikel

    1/3

    1

    Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan,

    sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang paling

    Siminati investor baik asing maupun dalam negeri.

    Sektor pertambangan masih menjadi sektor yang diminati

    investor, ujar Kepala BKPM Mahendra Siregar di Jakarta, belum lama

    ini.

    Berdasarkan data terakhir yang diolah tim investasi BKPM, kata

    dia, terdapat 43 perusahaan PMA dan 23 perusahaan PMDN yang

    berinvestasi di sektor pertambangan terutama dalam pengolahan dan

    pemurnian hasil tambang dengan nilai investasi mencapai USS 3134

    miliar.

    Dari seluruh perusahaan tambang tersebut, kata Mahendra, ada

    yang sedang melakukan tahapan produksi, tahap pembangunan, dan

    juga tahapan persiapan.

    Pada tahapan produksi, jelas dia, saat ini terdapat enam

    perusahaan, yakni perusahaan pengolahan nikel PT Vale Indonesia

    Tbk (PMA) di Kabupaten Soroako, Sulawesi Selatan, senilai US$

    580juta dengan kapasitas pengolahan nikel matte 80 ribu ton.Perkembangan terakhir Kontrak Karya Vale masih dalam proses

    renegosiasi.

    Kedua, usaha nikel PT Aneka Tambang Tbk (PMDN) di

    Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi US$

    297,7 juta berkapasitas ferronikel 17 ribu ton dimana bahan baku

    dipenuhi dari konsensi pertambangan sendiri.

    Ketiga, PT Meratus Jaya Iron and Steel (PMDN), perusahaan

    pengolahan bijih besi dengan lokasi proyek di Kabupaten Tanah

    Bumbu, Kalimantan Selatan, nilai investasi US$ 142,3 juta, kapasitas

    sponge iron 315 ribu ton dan sudah mulai berproduksi komersial sejak

    Februari 2014.

  • 8/10/2019 Investasi Ditambang Nikel

    2/3

    2

    Keempat, PT Delta Prima Steel (PMA), perusahaan pengolahan

    bijih besi dengan lokasi proyek Kabupaten Tanah Laut Kalimantan

    Selatan. Nilai investasi proyek ini sebesar US$ 26,9 juta dengan

    kapasitas sponge iron 100 ribu ton dan sudah mulai berproduksi

    komersial sejak Februari 2014.

    Kelima, PT Smelting (PMA) perusahaan yang bergerak di sektor

    pengolahan tembaga dengan lokasi proyek Kabupaten Gresik, Jawa

    Timur. Proyek ini memiliki nilai investasi US$ 852,6 juta dengan

    kapasitas coper cathode 300 ribu ton. Menurut dia kelanjutan proyek

    PT Smelting tergantung hasil renegosiasi kontrak karya PT Freeport

    dan PT Newmont.

    Keenam, PT Indonesia Chemical Alumina (PMA), perusahaan

    yang bergerak di sektor pengolahan bauksit dengan lokasi proyek

    kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat Nilai investasi untuk proyek ini

    US$ 352,2 juta dengan kapasitas alumunium oxide 135 ribu ton dan

    sudah mulai berproduksi komersial sejak April 2014.

    Lebih lanjut, Mahendra mengatakan, perusahaan tambang yang

    sudah memasuki tahap pembangunan berjumlah 5 perusahaan yaitu,PT Borneo Ahimindo Prima (PMA), PT Bintan Alumina Indonesia

    (PMA), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PMA),

    PTAnekaTambang (PMDN), dan PT Feni Haltim.

    Sedangkan perusahaan yang sudah dalam tahap persiapan

    sebanyak 36 perusahaaan PMA dengan total rencana investasi US$

    15,43 miliar dan 15 perusahaan PMDN dengan nilai rencana investasi

    US$ 5,79 miliar, sehingga total investasi dari 41 perusahaan tersebut

    adalah US$ 21,22 miliar.

    Dia juga memaparkan perusahaan yang masuk dalam tahap

    persiapan yakni perusahaan pengolahan bauksit yang terdiri dari 3

    PMA senilai US$ 1,29 miliar dan 2 PMDN senilai US$ 1,73 miliar.

  • 8/10/2019 Investasi Ditambang Nikel

    3/3

    3

    Perusahaan pengolahan biji besi terdiri dari 5 PMA senilai US$

    1,32 miliar dan 6 PMDN dengan nilai investasi US$ 93,85juta.

    Berikutnya, perusahaan pengolahan nikel yang terdiri dari 25 PMA

    dengan nilai investasi USS 12,78 miliar dan 4 PMDN US$ 1,01 miliar.

    Selanjutnya ada 3 perusahaan pengolahan tembaga dengan nilai

    investasi USS 2,95 miliar dan 3 PMA pengolahan mangan dengan

    nilai investasi USS 31,10 juta.(dho