investaSI

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah jenis kesalahan ini. Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh bukti audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai. Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntnasi yang berlaku umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh: a. Pemahaman auditor ayas bisnis dan industri klien b. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien c. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangan d. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

description

investaSI

Transcript of investaSI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGKegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah jenis kesalahan ini. Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh bukti audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai.Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntnasi yang berlaku umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh:a. Pemahaman auditor ayas bisnis dan industri klienb. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klienc. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangand. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan yaitu :1. Apa konsep dasar siklus investasi dan pendanaan ?2. Apa sasaran audit siklus investasi dan pendanaan ?3. Bagaimana penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta penerapan prosedur audit ?4. Bagaimana pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan ?5. Bagaimana pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan ?6. Bagaimana pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan ?

1.3 TUJUAN PENULISANBerdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan yang dapat diambil yaitu:1. Untuk mengetahui konsep dasar siklus investasi dan pendanaan.2. Untuk mengetahui sasaran audit iklus investasi dan pendanaan.3. Untuk mengetahui penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta penerapan prosedur audit.4. Untuk mengetahui pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan5. Untuk mengetahui pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan.6. Untuk mengetahui pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur audit siklus investasi dan pendanaan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAANAktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Sebagai pegangan kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva itu melebihi biaya marjinal sesudah pajak dari pembiayaan dengan hutang menyangkut akuisisi aktiva tambahan. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya, mesin, peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di mana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi hutang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen. Jika auditor mengetahui perubahan yang telah terjadi dalam aktivitas investasi, maka perubahan aktivitas pembiayaan seringkali dapat dideteksi. Sebagai contoh, jika suatu entitas membiayai peralatan dengan lease modal, maka nilai aktiva dan hutang tambahan itu berkaitan secara langsung. Populasi dari instrumen hutang dan ekuitas biasanya juga kecil. Sebagi contoh, sebuah perusahaan publik mungkin mempunyai sekitar 50 wesel bayar yang berbeda, hanya atas satu dari tiga kelas sekuritas ekuitas, yang merupakan ukuran populasi yang kecil. Akibatnya, strategi audit seringkali memusatkan perhatian pada audit atas populasi hutang dan ekuitas pada akhir tahun.Dalam pendahuluan dan keterterapan PSA No. 07 dijelaskan bahwa auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas, investasi yang diperlakukan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu.Bagi entitas yang wajib mengikuti PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu kebijakan akuntansi untuk investasi tergantung pada klasifikasinya. Secara khusus, PSAK No. 50 menyatakan sebagai berikut:

Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok "dimiliki hingga jatuh tempo" dan disajikan dalam neraca sebesar biaya pemerolehan setelah amortisasi premi atau diskonto (paragraf 8)Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan efek utang ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek tersebut untuk periode yang tidak ditentukan. a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko sejenis,b) kebutuhan likuiditas,c) perubahan dalam ketersediaan dan tingkat imbal hasil investasi alternatif,d) perubahan dalam sumber pendanaan perusahaan dan persyaratannya,e) perubahan dalam risiko mata uang asing.Penjualan efek utang yang memenuhi salah satu dari dua kondisi berikut ini dapat dianggap telah jatuh tempo :a) Penjualan efek terjadi pada tanggal yang cukup dekat dengan saat jatuh tempo, sehingga risiko tingkat bunga tidak lagi menjadi faktor penentu harga jual. Tanggal penjualan tersebut begitu dekatnya dengan saat jatuh tempo sehingga perubahan suku bunga pasar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai wajar efek.b) Penjualan efek terjadi setelah perusahaan memperoleh sebagian besar pembayaran (sedikitnya 85 persen) dari nilai tercatat investasi dalam efek utang. Pembayaran tersebut dapat terjadi karena pembayaran di muka efek utang atau pembayaran efek utang sesuai dengan jadwal angsuran pembayaran efek utang tersebut (yang meliputi pokok pinjaman dan bunga). Untuk efek dengan tingkat bunga variabel, pembayaran cicilan tersebut tidak akan sama jumlahnya, tergantung kepada tingkat bunga yang berlaku.

Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan." Efek dalam kelompok "diperdagangkan" biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Laba atau rugi yang belum direalisasikan atas efek dalam kelompok "diperdagangkan" harus diakui sebagai penghasilan (paragraf 13 a dan 14) Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan" dan dalam kelompok "dimiliki hingga jatuh tempo", harus diklasifikasikan dalam kelompok "tersedia untuk dijual". Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok "tersedia untuk dijual" (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar) harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat direalisasi (paragraf 13 b dan 14)

Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok diperdagangkan harus diakui sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar) harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat direalisasi.Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk amortisasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, selalu diakui sebagai penghasilan. Pernyataan ini tidak berdampak terhadap metode yang digunakan untuk mengakui dan mengukur jumlah dividen dan pendapatan bunga. Laba atau rugi yang telah direalisasi untuk efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.

2.2 SASARAN AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAANSasaran Audit Untuk siklus InvestasiTujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam gambar di bawah ini. Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau eksplisit manajemen tentang transaksi siklus investasi spserti hal itu berkaitan dengan aktiva jangka panjang. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit. Kategori AsersiTujuan Audit atas kelompok TransaksiTujuan Audit Saldo Akun

Keberadaan atau keterjadianAkuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap, dan reparasi serta pemeliharaan merupakan transaksi yang terjadi selama tahun berjalanAktiva tetap yang tercatat merupakan aktiva produktif yang digunakan pada tanggal neraca

KelengkapanSemua transaksi akuisisi aktiva tetap dan pelepasan aktiva tetap serta reparasi dan pemeliharaan yang terjadi selama periode berjalan telah dicatatSaldo aktiva tetap mencakup pengaruh semua transaksi yang terjadi selam periode berjalan

Hak dan KewajibanEntitas itu memiliki atau mendapatkan hak atas semua aktiva tetap yang dicatat pada tanggal neraca

Penilaian atau AlokasiTransaksi untuk beban penyusutan dan penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai dengan tepatAktiva tetap dicatat pada harga pokok dikurangi akumulasi penyusutan dan diturunkan nilainya sebesar penurunan nilai yang material.

Penyajian dan PengungkapanTransaksi penyusutan, reparasi, dan pemeliharaan serat lease operasi telah dididentifikasi dengan benardalam laporan keuanganAktiva tetap dan lease modal telah diidentifikasi dengan benar dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan

Pengungkapan yang berkaitan dengan harga pokok, nilai buku, metode penyusutan, dan umur manfaat dari kleas utama aktiva tetap, penggadaian aktiva tetap sebagai agunan, dan syarat-syarat utamadari kontrak lease modal sudah memadai.

Sasaran Audit untuk siklus PendanaanUntuk masing-masing dari kelima kategori asersi laporan keuangan, gambar di bawah ini mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun spesifik berkenaan dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.

Kategori AsersiTujuan Audit atas Kelompok TransaksiTujuan Audit Saldo Akun

Keberadaan atau keterjadianBeban bunga yang dicatat dan transaksi laporan laba-rugi lainnya menyajikan pengaruh transaksi hutang jangka panjang dan peristiwa yang terjadi selama periode berjalan Saldo hutang jangka panjang yang dicatat merupakan hutang yang ada pada tanggal neracaSaldo ekuitas pemegang saham merupakan hak pemilik yang ada pada tanggal neraca

KelengkapanSemua transaksi beban bunga dan pendapatan lainnya yang berkaitan dengan hutang jangka panjang yang terjadi selama periode berjalan telah dicatatSaldo hutang jangka panjang merupakan semua hutang kepada kreditor jangka panjang pada tanggal neracaSaldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yang melaporkan

Hak dan KewajibanSemua saldo hutang jangka panjang yang tercatat merupakan kewajiban entitas yang melaporkanSaldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yang melaporkan

Penilaian atau AlokasiTransaksi beban bunga dan pendapatan lainnya yang berkaitan dengan hutang jangka panjang telah dinilai dengan tepat sesuai GAAPSaldi hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah dinilia dengan tepat sesuai dengan GAAP

Penyajian dan PengungkapanTransaksi hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah diidentifikasi serta diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuanganSaldo hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuanganSemua syarat, ketentuan, komitmen, dan provisi terkait yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang telah diungkap secara memadaiSemua fakta berkenaan dengan penerbitan saham seperti nilai pari atau nilai ditetapkan saham, saham yang diotorisasi dan diterbitkan, serta jumlah saham yang ditahan sebagai treasury stock atau terikat opsi telah diungkapkan.

Klasifikasi investasi yang tepat tergantung pada maksud manajemen dalam membeli dan memiliki investasi, aktivitas investasi entitas sesungguhnya, dan, untuk efek utang tertentu, kemampuan entitas untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo. Dalam menentukan sifat, Saar, dan lugs prosedur substantif, auditor hares memperoleh pemahaman mengenai proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengklasifikasikan investasi.Dalam menilai maksud manajemen yang berkaitan dengan investasi, auditor harus mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. Sebagai contoh, penjualan investasi yang diklasifikasikan dalam kategori "dimiliki hingga jatuh tempo", dengan alasan sebagaimana yang telah diidentifikasi pada paragraf 8 PSAK No. 50, harus menyebabkan auditor mengajukan pertanyaan tentang ketepatan klasifikasi oleh manajemen mengenai investasi lainnya yang diklasifikasikan dalam kategori tersebut, dan juga klasifikasi investasi masa depan dalam kategori tersebut. Ketika mempertimbangkan aktivitas investasi, auditor biasanya harus memeriksa bukti seperti catatan strategi investasi tertulis dan yang telah disetujui, catatan aktivitas investasi, instruksi kepada manajer portofolio, dan notulen rapat dewan komisaris atau komite investasi.Dalam menilai kemampuan entitas dalam memiliki efek utang hingga jatuh tempo, auditor mengumpulkan bukti yang cenderung untuk baik menguatkan atau bertentangan dengan kemampuan tersebut. Auditor harus mempertimbangkan faktor seperti posisi keuangan entitas, kebutuhan modal kerja, hasil operasi, perjanjian utang jaminan, dan kewajiban kontraktual relevan lainnya, dan juga hukum dan perundang-undangan. Auditor harus2.3 PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN SERTA PENERAPAN PROSEDUR AUDITI. Siklus InvestasiAktivitas investasi adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan asset tetap. Dalam PSAK No.16 (Revisi 2007), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode. Contohnya tanah, bangunan, peralatan, serta aset lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.. Jadi nantinya yang akan dilakukan adalah pengujian substantive atas saldo aset tetap. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Untuk itu, sebelum menyusun program audit untuk siklus investasi, seorang auditor harus menentukan risiko deteksi terlebih dahulu. Menentukan Risiko DeteksiDalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan kepemilikan aset bersangkutan. Apabila klien tersebut sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan lebih mudah diperoleh apabila auditor pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terlebih dahulu. Akan tetapi, jika klien belum pernah diaudit, maka auditor harus melaksanakan penyelidikan atas saldo dan kepemilikan unit-unit utama pabrik yang saat ini sedang beroperasi. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya diikhtisarkan dan disimpan dalam kertas kerja permanen auditor. Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah pada awal tahun, yang sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih murah untuk memusatkan perhatian pada populasi lebih kecil dari transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, risiko deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran. Menyusun Program Audit Siklus InvestasiPengujian substantive yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan yang berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik setelah mempertimbangkan risiko-risiko deteksi mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut1. Prosedur awalPada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry klien serta menentukan:a. Signifikansi asset tetap dan perubahan asset tetap bagi entitasb. Pendorong ekonomi kunci yang mempengaruhi akuisisi perusahaan atas asset tetapc. Standar industry sejauh mana entitas tersebut bersifat padat modal dan dampak asset tetap terhadap laba- Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan asset tetap yang akan mendapat pengujian lebih lanjut, sepertia. Menelusuri saldo awal asset tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas kerja tahun sebelumnyab. Mereview aktivitas dalam akun buku besar asset tetap dan beban penyusutan serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumbernya. c. Mendapatkan skedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan asset tetap yang disiapkan klien, dan menentukan bahwa hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang disiapkan darinya dengan :i. Melakukan footing dan crossfooting skedul serta merekonsiliasi total dengan kenaikan atau penurunan saldo buku besar yang berkaitan selama periode berjalanii.Menguji kecocokan pos-pos pada skedul dengan ayat jurnal dalam akun buku besar yang bertalian2. Prosedur AnalitisPada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Mengembangkan ekspektasi atas asset tetap dengan menggunakan pengetahuan tentang aktivitas industry dan bisnis entitas tersebut- Menghitung rasio :i. Perputaran asset tetapii. Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualaniii. Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualaniv. Tingkat pengembalian atas asset- Menganalisis hasil-hasil rasio dalam hubungannya dengan ekspektasi berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, data industry, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya. 3. Pengujian rincian transaksiPada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Memvouching penambahan asset tetap ke dokumentasi pendukung- Memvouching pelepasan asset tetap ke dokumentasi pendukung- Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan4. Pengujian rincian saldoPada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Menginspeksi asset tetap a. Menginspeksi penambahan asset tetapb. Melihat asset tetap lainnya dan waspada terhadap bukti penambahan serta pelepasan yang tidak termasuk dalam skedul klien dan pada kondisi yang berhubungan dengan penilaian serta kalsifikasi asset tetap yang tepat. - Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak5. Pengujian rincian saldo: estimasi akuntansi Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Mengevaluasi kewajaran penyajian beban penyusutan dengan mengevaluasi kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa- Menentukan apakah suatu kejadian yang signifikan akan mengakibatkan penurunan nilai asset tetap6. Penyajian dan PengungkapanPada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu- Membandingkan penyajian laporan dengan GAAPa. Menentukan apakah asset tetap dan beban, keuntungan, serta kerugian yang berkaitan telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuanganb.Menentukan kelayakan pengungkapan yang berkaitan dengan biaya, nilai buku, metode penyusutan, dan umur manfaat kelas-kelas utama asset tetap, penggadaian asset tetap sebagai agunan, dan syarat kontrak lease.II. Siklus PendanaanSiklus pendanaan mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut :1. Transaksi utang jangka panjang, mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan2. Transaksi ekuitas pemegang saham, mencakup penerbitan dan penarikan saham preferen serta saham biasa, transaksi saham treasure, dan pembayaran dividen.Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang utama. Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai, dan pemebelian saham treasuri. Beberapa pertimbangan perencanaan audit yaitu1. Materialitas2. Risiko Inheren3. Risiko Prosedur Analitis4. Risiko Pengendalian5. Dokumen dan Catatan yang Umum6. Fungsi dan Pengendalian yang BerkaitanProsedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus pembiayaan yaitu1. Rasio arus kas bebasSignifikansi audit arus kas bebas yaitu arus kas bebas yang negative menunjukkan kebutuhan akan, dan mendekati jumlah dari, pembiayaan yang diharapkan guna mencegah kekeringan kas atau investasi.2. Rasio utang berbunga terhadap total asetSignifikansi audit rasio utang berbunga terhadap total asset yaitu memberikan kelayakan atas proporsi utang entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset Signifikansi audit rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset yaitu memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.4. Rasio Membandingkan Pengembalian atas asset dengan biaya incremental utangSignifikansi audit yaitu jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas asset dibanding biaya incremental utangnya, maka ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan pembiayaan dengan utang untuk memperluas asset dan laba entitas tersebut.5. Rasio Pengembalian atas Ekuitas Saham biasaSignifikansi audit yaitu memberikan pengujian kelayakan atas ekuitas pemegang saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan 6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancarSignifikansi audit rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancar yaitu suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Rasio yang kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial.7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkanSignifikansi audit rasio ini adalah pengujian atas kemampuan entitas untuk menghasilkan laba untuk menutup biaya pelunasan utang. Rasio yang kurang dari 1,0 menunjukkan bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutup biaya pendanaan.

8. Rasio beban bunga terhadap utang bungaSignifikansi audit rasio ini adalah suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang dicatat yang harus mendekati biaya modal utang rata-rata entitas. 2.4 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANGDari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini, (1) melibatkan perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3) dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.Lazimnya, suatu perusahaan jarang melakukan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi itu seringkali sangat signifikan. Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan masalah pisah batas akhir tahun. Jadi pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca.

Menentukan risiko DeteksiKarena sifa dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Tanpa memperhatikan apakah transaksi pembiayaan jarang terjadi atau tidak, auditor harus selalu waspada dengan kewajiban yang belum dicatat. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap pengendalian risiko yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

Merancang Pengujian SubstantifDari pengujian yang mungkin dilakukan, auditor merancang program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, (3) perhitungan kembali untuk mendapat bukti kompeten yang mencukupi mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.

Prosedur AwalSkedul yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat mencakup skedul yang terpisah untuk weswl bayar jangka panjang ke bank, kewajiban menurut lease modal, dan daftar pemegang ovligasi yang disiapkan oleh perwalian atau trustee obligasi. Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

Prosedur AnalitisSuatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Pengetahuan atas bisnis dan industri serta risiko prosedur analitis, menyajikan prosedur yang dapat dilaksanakan auditor utnuk menilai kelayakan informasi laporan keuangan berkenaan dengan hutang jangka panjang dan beban bunga. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian hutang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang.

Pengujian Rincian TransaksiUntuk obligasi, audtitor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke penerimaan kas sebgaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan atau sertifikasi obligasi. Apabila menyangkut pembayaran cicilan, maka kelayakannya dapat ditelusuri ke skedul pembayaran kembali. Obligasi juga dapat dikonversi menjadi saham. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam bentuk sertifikasi obligasi dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching ayat jurnal ke akun0akun hutang jangka panjang akan memberikan bukti mengenai empat asersi berikut: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.

Pengujian Rincian SaldoAda tiga pengujian substantif dalam kategori ini, yaitu : Mereview Otorisasi dan KontrakOtorisasi dari sebuah korporasi untuk mengadakan perjanjian kontraktual guna meminjam uang melalui penerbitan hutang jangka panjang ada di tanagn dewan direksi. Dengan demikian, nukti tentang otorisasi ini harus ditemukan dalam notulen rapat dewan direksi. Biasanya auditor hanya akan mereview otorisasi yang telah terjadi selama tahun yang diaudit karena bukti tentang otorisasi hutang yang beredar pada awal tahun harus ada dalam arsip kertas kerja yang permanen. Mengkonfirmasi HutangAuditor diharapkan untuk mengkonfirmasi eksistensi dan persyaratan hutang jangka panjang melalui komunikasi langsung dengan pemberi pinjaman serta trustee obligasi. Wesel bayar kepada bank dimana klien mempunyai suatu rekining harus dikonfirmasikansebagai bagian dari konfirmasi saldo bank. Wesel lainnya akan dikonfirmasikan kepada pemegangnya melalui surat terpisah. Permintaan konfirmasi semacam itu harus dilakukan oleh klien dan diposkan oleh auditor. Keberadaan hipotek dan hutang obligasi biasanya dapat dikonfirmasikan secara langsung dengan perwalian atau trustee. Setiap konfirmasi harus memuat suatu permintaan atas status hutang itu saat ini dan transaksi tahun berjalan. Semua jawaban atas permintaan konfirmasi ini harus dibandingkan dengan catatan dan setiap perbedaan yang ada harus diselidiki. Menghitung Kembali Beban BungaBukti tentang beban bunga dan hutang bunga akrual dapat dengan mudah diperoleh oleh auditor. Auditor akan melakukan kembali perhitungan bunga klien dan menulusuri pembayaran bunga ke voucher pendukung. Sebaliknya, bunga akrual diverifikasi dengan mengidentifikasi tanggal pembayaran bunga terakhir dan menghitung kembali jumlah yang dibukukan oleh klien.Apabila ada kupon bunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul amortisasi klien dan memverifikasi jumlah amortisasi yang dicatat melalui perhitungan kembali.

2.5 PENGUJIAN SALDO INVESTASIHarga PemerolehanAuditor harus mendapatkan bukti mengenai kos investasi jika entitas mencatat investasinya pada biaya pemerolehan (cost) atau biaya pemerolehan amortisasian (amortized cost) atau diwajibkan membuat pengungkapan khusus mengenai basis kos investasi yang dicatat pada nilai wajar serta laba dan rugi yang direalisasikan dan belum direalisasikan. Prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai biaya pemerolehan (cost) dapat termasuk inspeksi dokumen yang menunjukkan harga pembelian efek, konfirmasi dengan penerbit atau kustodian, dan penghitungan ulang (recomputation) amortisasi diskonto atau premi (discount or premium amortization).

Nilai WajarJika investasi dicatat pada nilai wajar atau jika nilai wajar diungkapkan untuk investasi yang dicatat selain pada nilai wajar, auditor harus memperoleh bukti yang menguatkan nilai wajar tersebut. Pada beberapa kasus, metode penentuan nilai wajar dispesfikasikan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengatur bahwa nilai wajar sebuah investasi dapat ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted market price) atau penentuan sebagai kebalikan (quotations as opposed to) teknik estimasi. Pada kasus-kasus tersebut auditor harus menilai apakah penentuan nilai wajar konsisten dengan metode penilaian. Paragrap-paragrap berikut memberikan panduan tentang bukti audit yang dapat digunakan untuk menguatkan asersi mengenai nilai wajar: panduan harus dipertimbangkan dalam konteks kondisi akuntansi tertentu .Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investasi yang terdaftar pada bursa nasional atau pasar langsung antara penjual dan pembeli tersedia dari sumber seperti publikasi keuangan atau bursa. Untuk investasi lain tertentu, harga pasar yang telah ditetapkan dapat diperoleh dari pialang yang menjadi pencipta pasar dalam investasi tersebut. Jika harga pasar yang ditetapkan tidak tersedia, estimasi nilai wajar secara berkala dapat diperoleh dari sumber pihak ketiga berdasarkan model yang dimilikinya atau dari entitas berdasarkan model yang dikembangkan atau diperoleh secara internal.Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau dari bursa nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan untuk memberi bukti yang memadai mengenai nilai wajar investasi. Bagaimanapun juga, untuk investasi tertentu, seperti efek yang tidak diperdagangkan secara reguler, auditor harus mempertimbangkan untuk memperoleh estimasi nilai wajar dari pialang atau sumber pihak ketiga lainnya. Dalam beberapa situasi, auditor dapat menentukan bahwa penting untuk memperoleh estimasi nilai wajar lebih dari satu sumber. Sebagai contoh, adalah tepat jika sumber harga investasi memiliki hubungan dengan entitas yang dapat menghalangi objektivitasnya.Untuk estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang dan sumber pihak ketiga lainnya, auditor harus mempertimbangkan penerapan panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No. 39] Penggunaan Pekerjaan Spesialis atau SA Seksi 324 [PSA No. 61] Pelaporan atas Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa. Keputusan auditor untuk mengetahui apakah panduan tersebut dapat diterapkan dan panduan mana yang dapat diterapkan tergantung pada situasi. Panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No. 39] dapat diterapkan jika nilai wajar efek sumber pihak ketiga berasal dari penggunaan model atau teknik serupa. Jika sebuah entitas menggunakan jasa pemeringkat untuk memperoleh harga dari efek yang terdaftar dalam portofolio entitas, panduan dalam SA Seksi 324 [PSA No. 61 ] dapat diterapkan.Pada kasus investasi dinilai oleh entitas dengan menggunakan sebuah model pengukuran, auditor tidak berfungsi sebagai jasa penilai (appraiser) dan tidak diharapkan mengganti keputusannya dengan penilaian manajemen entitas. Auditor harus menaksir masuk akalnya dan ketepatan model tersebut. Auditor harus menentukan apakah variabel dan asumsi pasar yang digunakan mendukung secara masuk akal dan tepat. Estimasi arus kas masa datang yang diharapkan (expected future cash flow) harus berdasarkan asumsi yang masuk akal dan yang mendukung. Auditor juga harus menentukan apakah entitas telah membuat pengungkapan yang semestinya mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar investasi.Penilaian terhadap ketepatan model pengukuran (valuation model) serta setiap variabel dan asumsi yang digunakan dalam model membutuhkan pertimbangan dan pengetahuan teknik pengukuran, faktor pasar yang mempengaruhi ukuran (value), dan kondisi pasar, terutama dalam hubungannya dengan investasi sejenis yang diperdagangkan. Karena itu, pada beberapa keadaan, auditor harus mempertimbangkan pentingnya melibatkan pekerjaan spesialis dalam menaksir estimasi nilai wajar entitas atau model yang berkaitan.Efek yang dapat dinegosiasikan (negotiable securities), real estat, barang bergerak dan kekayaan lainnya umumnya digunakan menjadi jaminan untuk investasi pada efek utang,. Jika jaminan merupakan faktor penting dalam menilai nilai wajar dan tertagihnya investasi tersebut, maka auditor harus memperoleh keyakinan mengenai keberadaan, nilai wajar, dan mudah atau tidaknya jaminan tersebut dialihkan, sebagaimana hak investor terhadap jamin tersebut.

Penurunan Nilai

Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk menentukan apakah penurunan pada nilai wajar di bawah basis harga perolehan yang diamortisasi dari investasi tertentu tidak lebih merupakan kondisi sementara. Penentuan semacam itu seringkali mencakup estimasi hasil dari kejadian masa datang. Karena itu pertimbangan dibutuhkan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara terjadi pada tanggal laporan keuangan. Penentuan ini bersifat subjektif, sebaik faktor objektif,termasuk pengetahuan dan pengalaman mengenai kejadian masa lampau dan kini tentang kejaddian masa datang.Auditor harus menilai apakah manajemen telah mempertimbangkan informasi yang relevan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara telah terjadi. Contoh faktor-faktor yang mungkin mengindikasikan kondisi penurunan nilai sementara adalah sebagai berikut:a.Nilai wajar secara signifikan di bawah harga pemerolehan.b.Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi berlawanan tertentu yang berdampak pada investasi khusus c.Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi tertentu, seperti kondisi industri atau daerah geografis.d.Manajemen tidak memiliki baik maksud maupun kemampuan untuk memiliki investasi selama periode waktu yang memadai bagi perbaikan antisipasi nilai wajar.e.Penurunan nilai wajar terjadi dalam periode waktu yang panjang f.Peringkat efek utang diturunkan oleh badan pemeringkat efek.g.Kondisi keuangan penerbit memburuk.h.Dividen berkurang atau tidak dibagikan, atau pembayaran bunga yang terjadwal pada efek utang tidak terlaksana .2.6 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAMMERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIFPengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham,Yaitu :a) Prosedur awal.Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry serta menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan manfaat menggunakan pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu.b) Prosedur analitis.Prosedur analitis berkaitan dengan bagaimana cara menghitung rasio dan menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, yang dianggarkan, industri, dan data lainnya.c) Pengujian rincian transaksi.Pengujian ini mencakup : Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor.Setiap perubahan dalam akun modal disetor harus di vouch ke dokumen pendukung. Auditor harus berhati-hati dalam menentukan kelayakan perlakuan akuntansi untuk saham yang diterbitkan sebagai bagian dari opsi saham, atau dalam kaitannya denganpemecahan saham. Dokumentasi harga pokok saham treasury harus tersedia bagi auditor berupa otorisasi dalam catatan, voucher pengeluaran, dan cek yang dibatalkan. Bukti yang diperoleh dari vouching ayat jurnal keakun modal disetor sangat erat berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi. Vouching Ayat Jurnal ke Laba Ditahan.Setiap ayat jurnal pada laba ditahan kecuali posting laba bersih atau (rugi bersih) harus di vouch ke dokumen pendukung. Sementara ayat jurnal untuk pengumuman dividend an apropriasi laba ditahan ditelusuri kebuku notulen rapat.d) Pengujian rincian saldo.Pengujian substantif dalam kategori ini dibagi atas 5 bagian, yaitu : Review Akte Pendirian Dan Anggaran Rumah Tangga.Pengujian substantive ini dirancang untuk menentukan bahwa modal saham telah diterbitkan sesuai hokum dan dewan komisaris telah bertindak dalam ruang lingkup wewenangnya. Jadi, pengujian ini memberikan bukti yang penting tentang asersi keberadaan atau keterjadian dan hak serta kewajiban. Review Otorisasi Dan Persyaratan Penerbitan Saham.Pengujian substantif iniberkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian dan hak serta kewajiban. Semua terbitan saham, reakuisisi saham, dan pengumuman dividen harus di otorisasi oleh dewan direksi. Dengan demikian, suatu penelaahan atas notulen rapat harus memberikan bukti tentang transaksi ekuitas pemegang saham yang di otorisasi selama tahun berjalan. Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registrar Dan Agen Transfer.Konfirmasi saham yang beredar berkaitan dengan 3 asersi, yaitu :Keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban. Memeriksa Buku Sertifikat Saham.Pengujian ini diwajibkan apabila klien bertindak sebagai agen transfer bagi dirinya sendiri. Pengujian ini melibatkan beberapa langka, yaitu :a) Auditor harus memeriksa buku sertifikat saham,b) Auditor harus menentukan bahwa perubahan yang terjadiselama tahun berjalan telah dicatat dengan benar dalam masing-masing akun pemegang saham di buku besar pembantu, c) Auditor harus merekonsiliasi total saham yang diterbitkan dan beredar seperti yang tercantum dalam buku sertifikat saham dengan total saham yang dilaporkan dalam buku besar pemegang saham serta akun modal saham. Memeriksa Sertifikat Saham Yang Ditahan Sebagai Treasury Stock.Dalam memeriksa sertifikat ini, auditor harus mencatat dalam kertas kerja jumlah saham yang diakuisisi selama tahun berjalan untuk penelusuran selanjutnya ke catatan kas.1e) Penyajian dan pengungkapan.Penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan membandingkan penyajian laporan dengan GAAP. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas mencakup rincian program opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari atau ditetapkan, dan preferensi dividen serta likuidasi. Auditor telah mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan dari pengujian terdahulu dan dari penelaahan atas notulen rapat korporasi untuk ketentuan dan perjanjian yang mempengaruhi akun-akun ekuitas pemegang saham.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanAktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di mana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi hutang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen.

Auditing : Siklus Investasi dan Pendanaan 24