Inverted Papiloma
-
Upload
ajie-witama -
Category
Documents
-
view
302 -
download
4
Transcript of Inverted Papiloma
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
INVERTED PAPILLOMA
Pendahuluan
Tumor hidung dan sinus paranasal pada umumnya jarang
ditemukan, baik yang jinak maupun yang ganas. Di Indonesia dan di
luar negeri kekerapan jenis yang ganas hanya berkisar sekitar 1%
dan seluruh keganasan.
Gejala dan tanda klinis semua tumor hidung dan sinus
paranasal hampir mirip. Berupa sumbatan hidung, epistaksis dan
mukus yang bersemu darah sehingga seringkali hanya pemeriksaan
histopatologis saja yang dapat menentukan jenisnya.(1)
.
Defenisi
Inverted papilloma pertama kali ditemukan oleh “ RINGERTZ “
(1938) dan inverted papilloma berpotensi untuk menjadi ganas,
dikemukakan oleh “OSBORN” (1970) dan “HYAMS” (1971).(2)
Inverted papilloma adalah tumor jinak pada cavum nasi.
Tumor ini memperlihatkan pembalikan epitel kedalam lapisan
stroma.(4)
Inverted papilloma adalah tumor epitelial yang jarang pada
hidung dan sinus paranasal. Namanya menunjukkan pada
invaginasi dari epitel yang berproliferasi ke bawah permukaan
Bag. THT RSPM 1
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
(stroma). Inverted papilloma timbul dari dinding lateral hidung,
berbatasan dengan sinus maxilla, sinus ethmoid juga bisa dikenai,
tapi perluasan ke sinus frontal dan sphenoid jarang. Sekitar 10-15%
dari inverted papilloma berkaitan dengan transformasi ke dalam
kanker sel skuamosa. Meskipun bukan termasuk ganas, inverted
papilloma dapat menjadi agresif dan invasi ke struktur
sekelilingnya.(4)
Inverted papilloma dapat terlihat sebagai suatu polip hidung
yang khas namun tumor ini harus ditangani dengan agresif seperti
halnya tumor pra ganas berdasarkan 2 alasan :
1. Bersifat Invasif lokal, terkadang menyebabkan erosi tulang
yang luas.
2. Dalam Papilloma ditemui fokus-fokus karsinoma sel
gepeng yaitu sekitar 10 % kasus. Karena itu penting
dilakukan permotongan patologi seluruh spesimen bedah
untuk mencari pulau-pulau keganasan. (6)
Bag. THT RSPM 2
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
ETIOLOGI
Penyebab pada Inverted Papilloma tidak diketahui. Ada
beberapa bukti yang mengemukakan bahwa Human Papilloma Virus
(HPV) adalah penyebab Inverted Papilloma. Penelitian “WEBER”
(1988) menyebutkan HPV tipe 6b dan atau 11 ditemukan pada 76
% kasus Inverted Papilloma. Penelitian terbaru menemukan bahwa
HPV tipe 6 atau 11 mempunyai resiko rendah untuk terjadinya
keganasan dari inverted papilloma, sedangkan HPV tipe 16 atau 18
mempunyai resiko tinggi terhadap angka kekambuhan lokal dan
progressif untuk menjadi karsinoma squamosa (Mansel, 2000).
Asap rokok mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya keganasan
dari inverted papilloma. (Beck 1995)
Bag. THT RSPM 3
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Epidemiologi
Inverted Papilloma adalah tumor yang jarang yang mengenai
kavum nasi, dengan jumlah 0,5 – 4 % dari semua tumor primer
hidung. Laki – laki 4 kali lebih sering terkena dibandingkan wanita.
Insiden Inverted Papilloma diperkirakan sekitar 0,75 per 100.000
populasi setiap tahun. Rata-rata mengenai usia pada awal 60 tahun.
Inverted papilloma jarang mengenai anak-anak dan dewasa muda.
Paling banyak mengenai orang kulit putih dibandingkan ras-ras
lainnya.(3)
Patologi
Tumor jinak yang sering terdapat didaerah ini adalah
papilloma. Secara makroskopis seperti polip nasi, hanya lebih keras,
padat, dan tidak mengkilat. Papilloma biasanya tumbuh dari
membran schneider, yaitu epitel yang berasal dari ektoderm dan
melapisi nongga hidung dan sinus paranasal yang paling sering
adalah epitel skuamosa, meskipun dapat juga epitel kubik, thorak
atau thorak bersilia.(1)
Tumor di daerah hidung dan sinus paranasal menurut
histopatologinya bermacam-macam.(3)
Bag. THT RSPM 4
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
World Health Organization (WHO) tahun 1995
mangklasifikasikan papilloma intranasal ke dalam 3 kelas
berdasarkan histopatologis(2) :
1. Kolumnar sel papilloma
2. Eksofitik papilloma
3. Inverted papilloma
- Secara histologis adalah tumor epitelial endofitik yang
muncul dari epitel kolumnar berlapis semu. Epitel
tersebut mempunyai diferensiasi yang baik,
berproliferasi dan mempunyai ciri khas yaitu invaginasi
ke dalam stroma.(2)
Permukaan tumor ditutupi secara berganti-ganti oleh
epitel skuamosa dan epitel thorak, karena itu tumor ini
juga disebut papilloma sel transisional.(3)
- Tumor berbatas tegas, unilateral, non translusen, masa
polipoid dengan permukaan tidak rata, berbenjol-benjol
dan mempunyai vaskularisasi yang lebih banyak
daripada polip biasa.(2)
- Perluasan tumor lebih sering ke sinus maxilla, sinus
ethmoidalis anterior dan posterior.
- Bersifat sangat invasif, dapat merusak tulang dan
jaringan sampai dapat menyebabkan kematian.2)
Bag. THT RSPM 5
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Manifestasi Klinis
Gejala awal inverted papilloma sama seperti gejala sinusitis,
yaitu:
1. Nyeri muka unilateral
2. Obstruksi hidung
3. Keluarnya pus
4. Terkadang didapati darah dalam hidung yang bercampur
dengan pus.
Penderita seringkali baru datang untuk penanganan jka
prosesnya telah menembus batas tulang maxilla ( pipi tebal , mata
tertarik keatas, pembengkakan didalam mulut)(1)
Pembagian gejala dan tanda klinis tergantung dari peluasan
tumor, gejala klinisnya memiliki kategori sebagai berikut :
1. Gejala nasal
Gejala nasal berupa obstruksi hidung unilateral dan
rinorea. Sekretnya sering bercampur darah atau terjadi
epistaksis tumor yang besar dapat mendesak tulang
hidung sehingga terjadi deformitas hidung. Khas pada
tumor ganas, ingusnya berbau karena mengandung
jaringan nekrotik.
Bag. THT RSPM 6
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
2. Gejala Orbital
Perluasan tumor kearah orbital menimbulkan diplopia,
proptosis atau penonjolan bola mata, ofthamoplegia,
gangguan visus dan atau epifora.
3. Gejala Oral
Perluasan tumor ke rongga mulut menyebabkan
penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosesus
alveolaris. Pasien mengeluh gigi palsunya tidak pas lagi
atau gigi geliginya goyah. Seringkali pasien datang ke
dokter gigi karena nyeri di gigi, tetapi tidak sembuh
meskipun gigi yang sakit telah di cabut.
4. Gejala Fasial
Perluasan tumor kedepan menyebabkan penonjolan gigi,
disertai nyeri, anestasia atau parestesia muka jika
mengenai nervus trigeminus.
5. Gejala Intrakranial
Perluasan tumor ke intrakranial menyebabkan sakit kepala
hebat, ofthamoplegia dan gangguan visus. Dapat disertaii
likuorea, yaitu cairan otak yang keluar melalui hidung jika
tumor meluas ke belakang, terjadi trismus akibat
terkenanya muskulus pterigoideus disertai anestesia dan
Bag. THT RSPM 7
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
parestesi daerah yang dipersarafi nervus maksilaris dan
mandibula. (3)
Pemeriksaan Penunjang
CT. Scan merupakan pilihan untuk lesi intranasal. CT. Scan
dapat memperlihatkan destruksi tulang akibat perluasan tumor, tapi
destruksi tulang sendiri bukanlah indikator terhadap keganasan
inverted papilloma. Dibandingkan fotopolos sinus. CT. Scan tetap
lebih baik.
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah alternatif terbaik
daripada CT. Scan untuk membedakan papilloma dengan inflamasi
dan memperlihatkan perluasan tumor terhadap jaringan lunak
sekitarnya.
MRI adalah pemeriksaan terbaik untuk diagnostik terhadap perluasn
tumor dan membantu dalam rencana pengobatan. (3)
Diagnosis
Biopsi adalah satu-satunya diagnostik terpenting terhadap
dugaan inverted papilloma. Pemeriksaan histopatologi dapat
dengan pasti menegakkan tumor ini. Biopsi ini dengan mengambil
selaput lendir hidung melalui lubang hidung sesudah anestesi
superfisial. (2)
Bag. THT RSPM 8
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Pemeriksaan fisik biasanya menemukan massa polipoid yang
mengisi cavum nasi unilateral dan menyebabkan obstruksi hidung
Inverted papilloma memiliki bentuk yang tidak teratur, permukaan
berbenjol-benjol. Warnanya abu-abu kemerah-merahan, dapat
mengisi hampir seluruh cavum nasi.
Terletak sepanjang vestibuli nasi sampai ke nasopharing.
Septum nasi tampak terdorong ke arah kontralateral lesi.. Proptosis
dan pembengkakan wajah sering kali ditemui akibat sekunder dari
inverted papilloma. (3)
Prognosa
Pasien dengan karsinoma sel skuamosa, mempunyai angka
harapan hidup selama 29 bulan sampai 5 tahun.
Pasien dengan tumor yang terbatas pada cavum nasi dan
sinus paranasal mempunyai angka harapan hidup sebesar
57%.
Pasien dengan tumor yang meluas keluar sinus paranasal,
yang dapat dioperasi maupun tidak dapat diopersi,
mempunyai angka harapan hidup sebesar 14 %. (7)
Bag. THT RSPM 9
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Penatalaksanaan
Tumor jinak di cavum nasi dan sinus paranasal seringkali
secara klinis bersifat destruktif, sehingga perlu penanganan yang
serupa dengan tumor ganas.
Eksisi bedah yang luas dari jaringan yang rusak adalah pilihan
pengobatan. Pendekatan terbuka yang digunakan secara radikal
dengan jalan rhinotomi lateral dengan maxillectomi medial
memberikan paparan yang baik dengan perawatan post operasi
yang gampang dan terpenting angkah kekambuhannya rendah, jika
eksisi tumornya bersih sekitar 10 – 30 %, meskipun prosedur ini
dapat menimbulkan komplikasi seperti epifora. Dakrosistitis,
Diplopia dan Hipestesia infraorbital. (5)
Kesimpulan
Bag. THT RSPM 10
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
1. Inverted Papilloma adalah tumor yang jarang mengenai
kavum
nasi, sekitar 0,5 – 4 % dari semua tumor primer hidung. Laki-
laki 4 kali lebih sering terkena dibandingkan wanita. Rata-
rata mengenai pada awal dekade ke – 6 dari kehidupan
manusia.
2. Inverted papilloma adalah termasuk tumor jinak secara
histologik, namun dapat menjadi agresif pada daerah lokal.
3. Gejala klinis inverted papilloma seperti obstruksi hidung
unilateral rinorea, epistaksis, proptosis / penonjolan bola
mata, pembengkakan wajah gejala klinis ini tidaklah spesifik
dan juga ditemui pada semua tumor hidung dan sinus
paranasal.
4. Diagnosa pasti adalah dengan pemeriksaan histopatologi.
5. Prognosa tumor buruk jika tumor telah meluas ke luar sinus
paranasal.
6. penatalaksanaan inverted papilloma adalah eksisi bedah luas
melalui pendekatan rhinotomy lateral dengan maxillectomi
medial.
Bag. THT RSPM 11
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Daftar Pustaka
1. Soepardi E.A., Iskandar N. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi 5, Balai Penerbit
FK UI, Jakarta, 2001, hal 143 – 144.
2. Kerr A.G., Scott- Brown’s Otolaryngology, sixth edition,
volume
5, Butterworth- Heinemann, Oxford, 1997, 5/ 23/ 22
3. Excerpt From Sinonasal Papillomas, Treatment, Available at:
http : // www. Emedicine. Com / ent / topic 529. htm.
4. Textbook of Ear, Nose and Throat Disease Ninth edition
Mohamamd Magbool, Jaypee Brothers Medical Publisher, New
Delhi, 2000, hal 201 – 202
5. Rhinosinonasal Inverted Papilloma : Available at : http: //
www.Uniud, it/acta/previous/ X 0141 03 Bussi. Html.
6. Migler, Boeies. Adam, Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6 EGC,
Jakarta 1997, hal 236.
7. Sinonasal Papilloma : Available at : http :// www. The doctor
doctor.com/disesase/sinonasal papilloma. Htm. 2003
Bag. THT RSPM 12
T. Era Vivi Nella Inverted Papilloma
Bag. THT RSPM 13