Intraco Penta (INTA)

download Intraco Penta (INTA)

of 72

Transcript of Intraco Penta (INTA)

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Daftar Isi/Table of Contents

Halaman/ Page

Laporan Auditor Independen/ Independent Auditors Report

1

Laporan Keuangan Konsolidasi - Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut/ Consolidated Financial Statements As of December 31, 2006 and 2005 and for the years then ended

Neraca Konsolidasi/Consolidated Balance Sheets

3

Laporan Laba Rugi Konsolidasi/Consolidated Statements of Income

5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi/Consolidated Statements of Changes in Equity

6

Laporan Arus Kas Konsolidasi/Consolidated Statements of Cash Flows

7

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi /Notes to Consolidated Financial Statements

8

Lampiran/Attachment Salinan Surat Pernyataan Direksi atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Intraco Penta Tbk dan Anak Perusahaan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006/A Copy of the Directors Statement on the Consolidated Financial Statements of PT Intraco Penta Tbk and Its Subsidiaries for the Year Ended December 31, 2006

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Consolidated Balance Sheets December 31, 2006 and 2005 2005 (Disajikan kembali/ As Restated ) Rp ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Restricted cash in bank Trade accounts receivable Related parties Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 3,212,857,324 in 2006 and Rp 4,002,086,077 in 2005 Trade accounts receivable (installment) Related parties Third parties Net investments in finance lease Consumer financing receivables Factoring receivable Other accounts receivable Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 7,865,779,045 in 2006 and 2005 Advances and prepaid expenses Prepaid taxes Other current assets Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Deferred tax assets Trade accounts receivable (installment) net of current portion Related parties Due from related parties Property, plant and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 66,539,308,487 in 2006 and Rp 63,506,614,735 in 2005 Property and equipment for lease - net of accumulated depreciation of Rp 16,141,079,056 in 2006 and Rp 15,785,401,287 in 2005 Deferred charges on landrights - net Software costs - net of accumulated amortization of Rp 22,179,442,600 in 2006 and Rp 19,591,840,996 in 2005 Goodwill - net of accumulated amortization of Rp 2,300,000,000 in 2006 and Rp 1,700,000,000 in 2005 Other assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS

2006 Rp AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Kas di bank yang dibatasi pencairannya Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.212.857.324 tahun 2006 dan Rp 4.002.086.077 tahun 2005 Piutang usaha (angsuran) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Penanaman neto sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 7.865.779.045 tahun 2006 dan 2005 Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aktiva lancar lain-lain Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva pajak tangguhan Piutang usaha (angsuran) - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 66.539.308.487 tahun 2006 dan Rp 63.506.614.735 tahun 2005 Aktiva tetap disewakan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 16.141.079.056 tahun 2006 dan Rp 15.785.401.287 tahun 2005 Biaya tangguhan hak atas tanah - bersih Biaya perangkat lunak - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 22.179.442.600 tahun 2006 dan Rp 19.591.840.996 tahun 2005 Goodwill - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 2.300.000.000 tahun 2006 dan Rp Rp 1.700.000.000 tahun 2005 Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA

Catatan/ Notes

30.779.351.406 448.045.938 45.696.564.803

2c,2f,3,36 2c,2g,36,37 2c,2h,2k,4,23,36 2d,35

26.178.893.684 738.837.553 31.888.438.918

158.102.030.703 12.252.042.070 998.138.701 54.846.250.242 2c,2d,2k,2r,6,22,35,36 31.724.688 2d,2i,2k,7,35 102.056.974 2d,2j,2k,8,35 2.887.603.042 2c,2k,9,36 2c,2h,2k,5,36 2d,35

171.464.269.004 13.352.280.882 1.071.608.593 21.113.350.548 475.688.795 536.175.121 6.270.881.003

273.666.260.250 113.469.395.786 9.080.496.143 153.929.750 702.513.890.496

2d,2l,10,24,35 2d,2m,11,35 2u,32

403.928.511.279 103.105.634.324 5.579.424.149 196.988.371 785.900.982.224

10.375.134.577

2u,32

8.743.178.370

4.481.349.233 9.840.997.414

2c,2h,2k,5,22,36 2d,35 2c,2d,35,36

4.883.776.381 5.254.710.835

42.262.924.505

2n,2q,2r,12,24

46.850.210.263

6.880.403.239 180.568.401

2n,2q,2r,13 2p

10.852.898.439 88.068.823

-

2p,14

2.587.601.604

700.000.000 54.610.781.957 129.332.159.326 831.846.049.822

2b,15 2o,16

1.300.000.000 2.746.241.059 83.306.685.774 869.207.667.998

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

-3-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 (Lanjutan)

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Consolidated Balance Sheets December 31, 2006 and 2005 (Continued)

2006 Rp KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pajak Bunga yang masih harus dibayar Uang muka pelanggan Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang pembelian kendaraan Sewa guna usaha Hutang bank Hutang kepada pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Kewajiban lancar lain-lain Pihak ketiga Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang pembelian kendaraan Sewa guna usaha Hutang bank Hutang kepada pihak ketiga Hutang kepada pemegang saham Keuntungan ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali Bunga yang masih harus dibayar Kewajiban pajak tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban

Catatan/ Notes

2005 (Disajikan kembali/ As Restated ) Rp LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Trade accounts payable Related parties Third parties Taxes payable Accrued interest Advances from customers Current portion of long-term liabilities Liabilities for purchases of vehicles Lease liability Bank loans Loans from third parties Accrued expenses Other current liabilities Third parties Total Current Liabilities NONCURRENT LIABILITIES

4.992.708.014 108.836.718.336 50.298.021.074 319.373.756 14.182.882.198

2c,17,36 2d,35 2u,18,32 2c,23,36 2c,19,36

5.259.076.765 261.072.273.807 28.939.037.385 7.247.937.969 4.493.513.068

279.121.036 20 80.688.290 2r,21 17.921.998.961 2c,6,12,22,23,37,36,40 9.020.000.000 2c,4,22,23,36 1.799.391.754 457.636.938 208.188.540.357

1.126.967.718 78.238.551.531 1.811.140.624 734.563.947 388.923.062.814

52.260.788 177.323.657 114.240.080.062 29.628.445.361 135.300.000.000 19.031.835 13.331.336.574 20.333.313.842 313.081.792.119 521.270.332.476

20 2r,21 2c,6,12,22,23,36,40 2c,4,22,23,36 2c,2d,24,35,36,40 2r 2c,22,23,24,36 2u,32 2t,31

309.372.903 1.571.692.031 147.450.000.000 66.778.455 2.004.034.449 1.186.286 18.243.636.470 169.646.700.594 558.569.763.408

Long-term liabilities - net of current portion Liabilities for purchases of vehicles Lease liability Bank loans Loans from third parties Loans from stockholders Deferred gain on sale and leaseback transactions Accrued interest Deferred tax liabilities Defined-benefit post-employment reserve Total Noncurrent Liabilities Total Liabilities EQUITY Capital stock - Rp 250 par value per share Authorized - 696,000,000 shares

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar - 696.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 432.005.844 saham 108.001.461.000 Tambahan modal disetor 99.872.499.940 Saldo laba 102.701.756.406 Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 310.575.717.346 831.846.049.822

25 25

108.001.461.000 99.872.499.940 102.763.943.650 310.637.904.590 869.207.667.998

Issued and paid-up - 432,005,844 shares Additional paid-in capital Retained earnings Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

-4-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2006 dan 2005 Catatan/ Notes

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Consolidated Statements of Income For the Years Ended December 31, 2006 and 2005

2006 Rp PENDAPATAN USAHA Penjualan Jasa perbaikan dan persewaan Lain-lain Jumlah Pendapatan BEBAN POKOK PENDAPATAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan penjualan aktiva tetap dan aktiva tetap disewakan - bersih Pendapatan bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Amortisasi laba yang ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali Beban bunga dan administrasi bank Denda pajak Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Kini Tangguhan

2005 Rp

552.057.009.273 41.883.912.118 14.390.726.503 608.331.647.894 490.078.397.988 118.253.249.906

2s,26 2d,35 2d,35

716.913.027.513 61.289.569.128 8.318.938.901 786.521.535.542

REVENUES Sales Maintenance and rental services Others Total Revenues COST OF REVENUES GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES Selling General and administrative Total Operating Expenses INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME (EXPENSES) Gain on sale of property, plant and equipment and property and equipment for lease - net Interest income Gain (loss) on foreign exchange - net Amortization of deferred gain on sale and leaseback transactions Interest and other financial charges Tax penalties Others - net Other Expenses - Net INCOME BEFORE TAX TAX EXPENSE (BENEFIT) Current tax Deferred tax

2d,2s,27,35

626.368.386.247 160.153.149.295

2s,28 35.063.491.132 44.799.644.388 79.863.135.520 38.390.114.386 2t,31,40 40.875.800.121 50.328.945.030 91.204.745.151 68.948.404.144

914.674.565 555.616.589 491.222.134

2n,12,13 2d,29,35 2c

785.297.679 1.737.341.710 (8.786.524.072)

47.746.620 (28.734.104.815) (1.331.462.048) 1.879.770.113 (26.176.536.842) 12.213.577.544

2r 17,20,21,22,30 40

47.907.624 (35.277.844.397) (592.719.955) 288.860.622 (41.797.680.789) 27.150.723.355

2u,32 6.780.810.700 (1.633.142.493) 5.147.668.207 10.130.072.200 (977.111.445) 9.152.960.755 17.997.762.600 2v,33 83

LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR

7.065.909.337 16

NET INCOME BASIC EARNINGS PER SHARE

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

-5-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2006 dan 2005

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Consolidated Statements of Changes in Equity For the Years Ended December 31, 2006 and 2005

Tambahan Modal Disetor/ Catatan/ Notes Modal Saham/ Capital Stock Rp Saldo per 1 Januari 2005/ Balance as of January 1, 2005 Penyesuaian saldo laba tahun lalu/ Prior year adjustment on retained earnings Saldo per 1 Januari 2005 (Disajikan kembali)/ Balance as of January 1, 2005 (As restated) Dividen tunai/ Cash dividends Konversi hutang menjadi modal disetor/ Debt-to-equity conversion Laba bersih tahun berjalan/ Net income for the year Saldo per 31 Desember 2005/ Balance as of December 31, 2005 Dividen tunai/ Cash dividends Laba bersih tahun berjalan/ Net income for the year Saldo per 31 Desember 2006/ Balance as of December 31, 2006 Additional Paid-in Capital Rp Saldo laba/ Retained Earnings Rp Jumlah Ekuitas/ Total Equity Rp

43.500.000.000

540.250.000

92.188.153.488

136.228.403.488

41

-

-

(4.811.972.438)

(4.811.972.438)

43.500.000.000

540.250.000

87.376.181.050

131.416.431.050

34

-

-

(2.610.000.000)

(2.610.000.000)

24

64.501.461.000

99.332.249.940

-

163.833.710.940

-

-

17.997.762.600

17.997.762.600

108.001.461.000

99.872.499.940

102.763.943.650

310.637.904.590

34

-

-

(7.128.096.581)

(7.128.096.581)

-

-

7.065.909.337

7.065.909.337

108.001.461.000

99.872.499.940

102.701.756.406

310.575.717.346

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan

See accompanying notes to consolidated financial statements which

-6-

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

are an integral part of the consolidated financial statements.

-7-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas Konsolidasi Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2006 dan 2005

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Consolidated Statements of Cash Flows For the Years Ended December 31, 2006 and 2005

2006 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan lainnya Kas dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penarikan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya Penerimaan bunga Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva tetap disewakan Perolehan aktiva tetap dan aktiva tetap disewakan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) hutang bank - bersih Pembayaran: Kewajiban sewa guna usaha dan hutang pembelian kendaraan Dividen Bunga dan administrasi bank Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

2005 Rp CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees and others Cash generated from (used in) operations Income tax paid Net Cash Used in Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

618.267.708.660 (661.608.112.756) (43.340.404.096) (11.135.920.670) (54.476.324.766)

799.375.385.812 (785.879.290.225) 13.496.095.587 (14.815.974.952) (1.319.879.365)

555.616.589 1.603.570.000 (2.718.253.617)

18.871.291.230 1.737.341.710 1.043.050.803 (6.854.474.531)

Withdrawal of restricted time deposits Interest received Proceeds from sale of property, plant and equipment and property, plant and equipment for lease Acquisitions of property, plant and equipment and property and equipment for lease

(559.067.028)

14.797.209.212

Net Cash Provided by (Used in) Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from (payments of) bank loans - net Payments of: Lease liabilities and liabilities for purchases of vehicles Dividends Interest and other financial charges

92.431.431.432

(11.741.622.186)

(1.332.118.432) (7.128.096.581) (24.335.366.903)

(2.048.341.185) (2.598.489.000) (15.929.423.440)

59.635.849.516

(32.317.875.811)

Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash investing and financing activities: Reclassification of property and equipment for lease to heavy equipment inventories Increase in property, plant and equipment through liabilities for purchase of vehicles and lease liabilities Write-off of property, plant and equipment and property and equipment for lease Reclassification of bank loan (principal and accrued expense) to loans from third parties Capitalization of interest to the loan principal Debt-to-equity conversion

4.600.457.722

(18.840.545.964)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

26.178.893.684

45.019.439.648

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Reklasifikasi aktiva tetap disewakan ke persediaan alat berat Penambahan aktiva tetap melalui hutang pembelian kendaraan dan sewa guna usaha pembiayaan Penghapusan aktiva tetap dan aktiva tetap disewakan Pengalihan hutang bank (pokok dan bunga yang masih harus dibayar) menjadi hutang kepada pihak ketiga Kapitalisasi bunga menjadi hutang pokok Konversi hutang menjadi modal disetor

30.779.351.406

26.178.893.684

1.559.423.876

111.077.884

350.000.000 71.640.358

522.100.000 22.159.349

38.648.445.361 7.173.452.660 -

38.349.612.102 163.833.710.940

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

-7-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

1.

Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Intraco Penta Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 10 Mei 1975 dari Milly Karmila Sareal, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/199/15 tanggal 10 Juni 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1993, Tambahan No. 2084. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 22 Juni 2000 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan nilai nominal saham. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan dengan registrasi No. C-12633.HT.01.04.TH.2000, tanggal 30 Juni 2000. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No. 115, Blok C1-2-3, Jakarta 10730, sedangkan cabang-cabang Perusahaan terletak di beberapa kota di Indonesia. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 30 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK) dengan surat No. S-1067/PM/1993 untuk melakukan penawaran umum saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2005, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 174.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saham baru sebanyak 258.005.844 yang diterbitkan pada tahun 2005 tercatat di BEJ pada tanggal 16 Januari 2006, sehingga pada tanggal 31 Desember 2006, seluruh saham Perusahaan sebanyak 432.005.844 saham telah tercatat di BEJ (Catatan 25).

1.

General a. Establishment and General Information PT Intraco Penta Tbk (the Company or the Parent Company) was established based on Notarial Deed No. 13 dated May 10, 1975 of Milly Karmila Sareal, S.H., notary public in Jakarta. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A.5/199/15 dated June 10, 1975, and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 38 dated May 11, 1993, Supplement No. 2084. The Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 34 dated June 22, 2000 of Fathiah Helmi, S.H., notary public in Jakarta, concerning the change in par value per share. This amendment was received and recorded by the Directorate General of Law and Legislation under Registration No. C-12633.HT.01.04.TH.2000, dated June 30, 2000. In accordance with article 3 of the Articles of Association, the scope of its activities is to engage mainly in trading and leasing of heavy equipment and spare parts, and to provide services related to assembling and repairs. The Company started its commercial operations in 1975. Its head office is located at Jl. Pangeran Jayakarta No. 115, Blok C1-2-3, Jakarta 10730, while its branches are located in several cities in Indonesia.

b.

Public Offering of Shares On June 30, 1993, the Company obtained the Notice of Effectivity from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) [currently known as the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam-LK)] in his Letter No S-1067/PM/1993 for its offering of shares to the public. As of December 31, 2005, all of the Companys shares totalling 174,000,000 shares were listed in the Jakarta Stock Exchange (JSE). The new shares of 258,005,844 which were issued in 2005 were registered in JSE on January 16, 2006, thus as of December 31, 2006, all of the shares issued by the Company totalling 432,005,844 were listed in JSE (Note 25).

-8-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

1.

Umum (Lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan lebih dari 50% pada anak perusahaan berikut ini:

1.

General (Continued) c. Consolidated Subsidiaries The Company has ownership interest, directly or indirectly, of more than 50% in the following subsidiaries:Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 2006 2005 Jumlah Aktiva (Sebelum Eliminasi)/ Total Assets (Before Elimination) 2006 2005 Rp '000 Rp '000

Anak Perusahaan/ Subsidiary

Domisili/ Domicile

Jenis Usaha/ Nature of Business

Tahun Berdiri/ Year of Incorporation

Kepemilikan langsung/Direct ownership PT Intraco Prima Service *) Jakarta PT Inta Finance *) Jakarta

Perdagangan dan jasa/ Trading and service Investasi/Investment

2001 2002

100% 100%

100% 100%

497.454 31.130.396

497.845 35.641.695

*) Belum beroperasi/Has not yet started commercial operations

Kepemilikan tidak langsung/Indirect ownership Pembiayaan/Financing PT Intan Baruprana Finance Jakarta

1993

100%

100%

119.737.453

24.576.334

Pada tanggal 14 Februari 2003, PT Inta Finance mengakuisisi 10.000 saham PT Intan Baruprana Finance (IBF) yang mewakili 100% kepemilikan atas IBF. IBF berdomisili di Jakarta dan menjalankan usaha di bidang sewa guna usaha. Anak perusahaan ini mempunyai ijin usaha perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan No. 326/KMK.017/1997 tanggal 21 Juli 1997. d. Karyawan, Direktur dan Komisaris Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006, berdasarkan Akta No. 100 tanggal 29 Juni 2006 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur : : : : : : : : Sajuti Halim Ketty Halim d.

On February 14, 2003, PT Inta Finance acquired 10,000 shares of PT Intan Baruprana Finance (IBF) which represents 100% shares of IBF. IBF is domiciled in Jakarta and is engaged in the business involving finance leasing. This subsidiary has a multifinance license from the Ministry of Finance No. 326/KMK.017/1997 dated July 21, 1997.

Employees, Directors and Commissioners At December 31, 2006, the Companys management, based on Notarial Deed No. 100 dated June 29, 2006 of Fathiah Helmi, S.H., notary public in Jakarta, consisted of the following: : : : : : : : : President Commissioner Commissioner Independent Commissioner President Director Directors

Tonny Surya Kusnadi Halex Halim Petrus Halim Willy Rumondor Jimmy Halim Fred Lopez Manibog

-9-

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

1.

Umum (Lanjutan) d. Karyawan, (Lanjutan) Direktur dan Komisaris

1.

General (Continued) d. Employees, Directors and Commissioners (Continued) As a public company, the Company has an Independent Commissioner and an Audit Committee as required by Bapepam. Tonny Surya Kusnadi is the Companys Independent Commissioner. The Companys Audit Committee consists of 3 members, wherein Tonny Surya Kusnadi, who acts as an Independent Commissioner is also the Chairman of the Audit Committee. The Company had a total number of employees (unaudited) of 774 and 856 as of December 31, 2006 and 2005, respectively. While the Company and its subsidiaries had a total number of employees (unaudited) of 784 and 865 as of December 31, 2006 and 2005, respectively.

Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam. Tonny Surya Kusnadi adalah Komisaris Independen Perusahaan. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana Tonny Surya Kusnadi yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Jumlah karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 774 karyawan dan 856 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Sedangkan jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 784 karyawan dan 865 karyawan masingmasing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada komisaris dan direksi Perusahaan sebesar Rp 10.080.802.037 tahun 2006 dan Rp 8.235.101.948 tahun 2005. Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Intraco Penta Tbk dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2006 pada tanggal 9 Maret 2007 dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005 pada tanggal 6 Maret 2006, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut. 2. Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK). 2.

The aggregate salaries and benefits paid or accrued by the Company to all commissioners and directors amounted to Rp 10,080,802,037 in 2006 and Rp 8,235,101,948 in 2005. The Board of Directors completed the consolidated financial statements of PT Intraco Penta Tbk and its subsidiaries on March 9, 2007 for the year ended December 31, 2006 and on March 6, 2006 for the year ended December 31, 2005, and was responsible for the consolidated financial statements.

Summary of Significant Accounting Policies a. Basis of Consolidated Financial Statement Presentation and Measurement The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia such as the Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) and the regulations of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) [currently known as the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BapepamLK)]. Such consolidated financial statements are an English translation of the Company and its subsidiaries statutory report in Indonesia, and are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.

- 10 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) a. Basis of Consolidated Financial Statement Presentation and Measurement (Continued) The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting.

a.

Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan) Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).

The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rupiah). b. Principles of Consolidation The consolidated financial statements include the financial statements of the Company and its controlled subsidiaries, wherein the Company has direct or indirect ownership interest of more than 50% of the voting rights of the subsidiarys capital stock and is able to govern the financial and operating policies of an enterprise so as to benefit from its activities. A subsidiary is excluded from consolidation when the control in such subsidiary is intended to be temporary because the subsidiary is acquired and held exclusively with a view to its subsequent disposal in the near future; or when the subsidiary operates under longterm restrictions which significantly impair its ability to transfer funds to the Parent Company.

b.

Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

When an entity either began or ceased to be controlled during the year, the results of operations of that entity are included in the consolidated financial statements only from the date that the control commenced up to the date that the control ceased.

- 11 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) b. Principles of Consolidation (Continued) Intercompany balances and transactions, including unrealized gains or losses on intercompany transactions, are eliminated to reflect the financial position and the results of operations of the Company and its subsidiaries as one business entity. The consolidated financial statements are prepared using uniform accounting policy for like transactions and events in similar circumstances. If a subsidiarys financial statements uses accounting policies other than those adopted in the consolidated financial statements, appropriate adjustments are made to its financial statements.

b.

Prinsip Konsolidasi (Lanjutan) Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Selisih lebih harga perolehan di atas nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aktiva bersih anak perusahaan dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode lima (5) tahun.

The excess of acquisition cost over the Companys interest in the fair value of the net assets of the subsidiaries is recorded as goodwill and is amortized using the straightline method over five (5) years. c. Foreign Currency Balances Transactions and

c.

Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dengan menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

The books of accounts of the Company and its subsidiaries are maintained in Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date as published by Bank Indonesia. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.

d.

Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah : (1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

d.

Transactions with Related Parties Related parties consist of the following:

(1) Companies that, through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);

- 12 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) d. Transactions (Continued) with Related Parties

d.

Transaksi (Lanjutan)

Hubungan

Istimewa

(2) Perusahaan asosiasi; (3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut ; dan (5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4) , atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

(2) Associated companies; (3) Individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close family members of such individuals (close family members are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);

(4) Key management personnel, that is, those persons having authority and responsibility for planning, directing and controlling the activities of the Company, including commissioners, directors and managers of the Company and close family members of such individuals; and

(5) Companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company, and companies that have a common member of key management with that of the Company.

All transactions with related parties, whether or not done under similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.

- 13 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) e. Use of Estimates The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.

e.

Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

f.

Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

f.

Cash and Cash Equivalents Cash consists of cash on hand and in banks. Cash equivalents are short-term, highly liquid investments that are readily convertible to known amounts of cash with original maturities of three months or less from the date of placements, and which are not used as collateral and are not restricted.

g.

Kas di Bank Pencairannya

yang

Dibatasi

g.

Restricted Cash in Bank

Kas di bank yang digunakan sebagai jaminan atau dibatasi pencairannya disajikan sebesar nilai nominal sebagai Kas di bank yang dibatasi pencairannya. h. Piutang Usaha Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang raguragu. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih dihapuskan. i. Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang raguragu. i. h.

Cash in bank which are used as collateral or are restricted are presented as Restricted cash in bank.

Accounts Receivable Trade accounts receivable are stated at net realizable value, after providing allowance for doubtful accounts. Trade accounts receivable deemed uncollectible are writtenoff. Consumer Financing Receivable Consumer financing receivables are stated at the sum of total installments to be received from consumer financing, less unearned consumer financing income and allowance for doubtful accounts.

- 14 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) i. Consumer (Continued) Financing Receivable

i.

Piutang (Lanjutan)

Pembiayaan

Konsumen

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok dari pembiayaan. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan berdasarkan tingkat pengembalian berkala sesuai dengan jangka waktu perjanjian. j. Tagihan Anjak Piutang Tagihan anjak piutang merupakan tagihan yang berasal dari pembelian piutang with recourse atau without recourse. Nilai tagihan anjak piutang with recourse dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi rentensi (jika ada) dan penyisihan piutang ragu-ragu. Tagihan anjak piutang without recourse dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi penyisihan ragu-ragu. Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah pembayaran kepada klien ditambah retensi diakui sebagai pendapatan anjak piutang yang belum diakui pada saat transaksi anjak piutang. Pendapatan yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan berdasarkan tingkat pengembalian berkala sesuai dengan jangka waktu perjanjian. Pendapatan lain sehubungan dengan transaksi anjak piutang diakui dan dicatat sebagai pendapatan pada saat terjadinya. k. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. l. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Cadangan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih. l. k. j.

Unearned consumer financing income represents the difference between the total installments to be received and the principal amount financed. Unearned consumer financing income is amortized and recognized as income at a periodic rate of return in accordance with the terms of the consumer financing contract. Factoring Receivable Factoring receivables were derived from purchases of receivables on a with or without recourse basis. Factoring receivables with recourse are stated at its nominal value, less retention (if any) and allowance for doubtful accounts. Factoring receivables without recourse are stated at its nominal value, less allowance for doubtful accounts. The difference between the factoring receivables and the total payment to the client plus retention is recognized as unearned factoring income at the time of receivables factoring transaction. Unearned factoring income is amortized and recognized as income at a periodic rate of return in accordance with the terms of factoring contract. Other revenues relating to factoring transactions are recognized and recorded as income when earned. Allowance for Doubtful Accounts An allowance for doubtful accounts is provided based on managements evaluation of the collectibility of the individual receivable accounts at the end of the year. Inventories Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined by using the weighted average method. Allowances for inventory obsolescence and decline in value of the inventories are provided to reduce the carrying value of inventories to their net realizable values.

- 15 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) l. Inventories (Continued) A provision for inventory obsolescence is recognized based on managements review of the condition of each inventory category at the end of the year. A provision for decline in value of inventories is provided based on managements evaluation of the estimated market value of the inventories at the end of the year, based on assumptions about future demand and market conditions.

l.

Persediaan (Lanjutan) Besarnya cadangan penurunan nilai diakui berdasarkan telaah manajemen terhadap kondisi masing-masing kategori persediaan pada akhir tahun. Cadangan penurunan nilai persediaan tersebut dibentuk berdasarkan evaluasi yang dibuat oleh manajemen terhadap estimasi harga pasar persediaan pada akhir tahun dengan mempertimbangkan tingkat permintaan di masa mendatang dan kondisi pasar.

m.

Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m.

Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

n.

Aktiva Tetap Pemilikan Langsung Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap yang digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan (Catatan 12) dan disewakan kepada pihak lainnya (Catatan 13).

n.

Property, Plant and Equipment Direct Acquisitions Property, plant and equipment consist of property, plant and equipment which are being used by the Company and its subsidiaries (Note 12) and being leased to third parties (Note 13). Direct acquisitions of property, plant and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation. All property, plant and equipment, except for land, are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:

Aktiva tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis dari aktiva sebagai berikut: Tahun/ Years Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan. biaya 20 5 - 10 5 5

Buildings and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Land is stated at cost and is not depreciated.

Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah terpulihkan (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah terpulihkan tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written-down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price and value in use.

- 16 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) n. Property, Plant and Equipment (Continued) The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; expenditures which extend the useful life of the asset or result in increased future economic benefits are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.

n.

Aktiva Tetap (Lanjutan) Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. Aktiva dalam Penyelesaian Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai sewa guna usaha pembiayaan (capital lease) berdasarkan kebijakan akuntansi seperti yang diuraikan pada Catatan 2r.

Construction in Progress Construction in progress is stated at cost, and is not depreciated. The accumulated costs will be reclassified to the respective property, plant and equipment account when the construction is substantially complete and the asset is ready for its intended use. Leases Lease transactions are recorded as capital lease based on the accounting policies described in Note 2r.

o.

Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih diperoleh dalam kaitannya dengan penyelesaian fasilitas sewa guna usaha, dicatat berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi pada saat pengambilalihan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

o.

Foreclosed Assets Foreclosed assets in relation to the settlement of financing facilities are recorded at net realizable value.

The carrying value of the asset is writtendown to recognize a permanent decline in value of the foreclosed asset. Any such write-down is charged to current operations.

When the foreclosed assets are disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gains or losses are reflected in the current operations.

- 17 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) o. Foreclosed Assets (Continued) Expenses for the maintenance of foreclosed assets are charged to operations when incurred.

o.

Agunan yang Diambil Alih (Lanjutan) Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.

p.

Biaya Tangguhan Hak Atas Tanah Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya. Lainnya Biaya yang dibayarkan atas perolehan dan layanan piranti lunak komputer ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian.

p.

Deferred Charges Landrights Costs related to the legal processing of landrights were deferred and are being amortized using the straight-line method over the legal term of the landright which is shorter than the economic life of the land.

Other Deferred Charges Costs incurred from the acquisition computer software and software service are deferred and are amortized using straight-line method over the term of agreement. q. Impairment of Assets An assessment by management of the asset value is made at each balance sheet date to determine whether there is any indication of impairment of any asset and possible writedown to its recoverable amount whenever events or changes in circumstances indicate that the asset value is impaired. An assets recoverable amount is computed as the higher of the assets value in use and its net selling price. of fee the the

q.

Penurunan Nilai Aktiva Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aktiva. Jumlah aktiva yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aktiva diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

An impairment loss is recognized only if the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount. On the other hand, a reversal of an impairment loss is recognized whenever there is indication that the asset is not impaired anymore. The amount of impairment loss (reversal of impairment loss) is recognized in the current years operations.

- 18 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) r. Accounting for Lease Transactions Lease transactions are recorded as finance lease when all of the following criteria are met: 1) The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease term at a price mutually agreed upon at the inception of the lease agreement.

r.

Akuntansi Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai sewa guna usaha pembiayaan (finance lease) apabila memenuhi kriteria di bawah ini: 1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausaha pada akhir masa sewa dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausaha serta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha. Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.

2)

2)

All periodic lease payments made by the lessee plus residual value shall represent a return of cost of the leased asset and interest thereon as the profit of the lessor.

3)

3)

Minimum lease period is two years.

Jika salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha akan dicatat sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Perlakuan Akuntansi sebagai Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor) Berdasarkan metode finance lease, penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausaha diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha yang terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), simpanan jaminan (security deposits) dan penyisihan piutang raguragu. Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa dengan biaya perolehan aktiva yang disewagunausaha dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui dan dialokasikan sebagai pendapatan selama masa sewa guna usaha berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala yang tetap dari penanaman neto dalam sewa guna usaha.

If one of the criteria mentioned above is not met, the transaction is recorded as operating lease. Accounting Treatment as a Lessor The net investments in finance lease consist of the total lease receivables plus the guaranteed residual value (option price) to be received at the end of the lease period, less unearned lease income, security deposits and allowance for doubtful accounts.

The difference between the lease receivables plus residual value and the acquisition cost of the leased assets is recorded as unearned lease income. This will be recognized as finance lease income over the lease period at a periodic rate of return on the net investments in finance lease.

- 19 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) r. Accounting (Continued) for Lease Transactions

r.

Akuntansi Sewa Guna Usaha (Lanjutan)

Perlakuan Akuntansi sebagai Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor) (Lanjutan) Pada saat perjanjian sewa guna usaha ditandatangani, penyewa guna usaha diwajibkan memberikan uang jaminan yang umumnya sebesar harga opsi pembelian pada akhir masa sewa. Uang jaminan akan diperhitungkan dengan nilai jual aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, bila hak opsi dilaksanakan penyewa guna usaha. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa guna usaha. Apabila aktiva yang disewagunausaha tidak memiliki nilai sisa pada akhir periode sewa guna usaha, maka penyewa guna usaha tidak diwajibkan memberikan uang jaminan. Apabila aktiva yang disewagunausaha dijual kepada penyewa guna usaha sebelum masa sewa guna usaha berakhir, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto sewa guna usaha dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan pada saat terjadinya. Apabila aktiva yang disewagunausaha ditarik/dimiliki kembali (repossessed) dan kemudian dijual, maka biaya perolehan aktiva tersebut dikeluarkan dari akun yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Pendapatan lain sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun berjalan. Dalam transaksi kerjasama penerusan kredit (channeling), anak perusahaan bertindak sebagai administrator dana yang menyalurkan seluruh dana yang diterima dari bank dalam bentuk Ijarah Muntahiyyah Bittamlik, dan bank bertindak sebagai kreditur. Transaksi kerja sama penerusan kredit ini dilakukan secara without recourse, oleh karenanya, anak perusahaan tidak membukukan aktiva dan kewajiban dari transaksi tersebut.

Accounting Treatment as a Lessor (Continued)

At the inception of the lease, the lessee is required to make security deposit. The security deposit on lease contracts is generally the same as the purchase option price at the end of the lease term. The security deposit will be applied as payment to the purchase option price of the leased asset at the end of the lease period if the option to purchase is exercised by the lessee. Otherwise, the security deposit will be returned to the lessee at the end of the lease period. In case the leased asset has no residual value at the end of the lease period, the lessee is not required to make security deposit.

If the leased assets are sold to the lessee before the end of the lease period, the difference between the sales price and the net investments in finance lease is recorded as gain or loss in the year in which it is earned or incurred.

When assets for lease are repossessed and subsequently sold, their costs are removed from the net investments in finance lease and related accounts, and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.

Other revenues relating to lease transactions are recognized and recorded as income when earned.

In channeling transaction, the subsidiary acts as the Fund Administrator which channels the whole funds received from the bank in the form of Ijarah Munthahiyyah Bittamlik and the bank acts as the creditor. The channeling transactions are carried out without recourse, accordingly, the subsidiary does not record the receivables from the customers nor a liability to the creditor.

- 20 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) r. Accounting (Continued) for Lease Transactions

r.

Akuntansi Sewa Guna Usaha (Lanjutan)

Perlakuan Akuntansi guna usaha (Lessee)

sebagai

Penyewa

Accounting Treatment as a Lessee

Transaksi sewa guna usaha pembiayaan diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha dan kewajiban sewa guna usaha pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban sewa guna usaha. Aktiva sewa guna usaha disusutkan menggunakan metode dan estimasi masa manfaat yang sama dengan aktiva tetap pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi aktiva tetap pemilikan langsung). Jika terdapat transaksi sewa guna usaha yang berasal dari penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aktiva yang disewagunausaha tidak langsung diakui sebagai pendapatan, melainkan ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang masa sewa guna usaha. s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan jasa perbaikan dan penyewaan diakui pada saat jasa telah diberikan kepada pelanggan. Pendapatan sewa guna usaha dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui berdasarkan kebijakan akuntansi seperti yang diuraikan pada Catatan 2i dan 2r. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). s.

A capital lease transaction is treated and recorded as leased assets and lease liabilities at the inception of the lease term. Leased assets and lease liabilities under the capital lease method are recorded at the present value of the total lease installment payments plus residual value (option price) which should be paid at the end of the lease term. During the lease term, each lease payment is allocated and recorded as repayment of the lease liabilities and interest expense thereon based on an interest rate applied to the carrying amount of the related lease liabilities.

Leased assets are depreciated using the same method and estimated useful lives used for directly acquired property, plant and equipment (see accounting policy for property, plant and equipment - direct acquisitions). If a sale and lease back transaction results in capital lease, any excess of sales proceeds over the carrying amount of the leased asset is not immediately recognized as income, instead, it is deferred and amortized over the lease term.

Revenue and Expense Recognition Revenues from sales are recognized when the goods are delivered to the customers, while revenues from maintenance and rental services are recognized when the services are rendered to the customers. Consumer financing income and finance lease income are recognized based on the accounting policies described in Notes 2i and 2r. Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

- 21 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) t. Employee Benefits Short-term employee benefits Short-term employee benefits are in form of wages, salaries, social security (Jamsostek) contribution, annual bonus and paid vacation leaves, among others. Short-term employee benefits are recognized at its undiscounted amount as a liability, after deducting any amount already paid, in the consolidated balance sheets, and as an expense in the consolidated statements of income.

t.

Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek), bonus tahunan dan pembayaran ganti hak cuti. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada tahun berjalan, sedangkan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.

Post-employment benefits Post-employment benefits are unfunded defined-benefit plans which amounts are determined based on years of service and salaries of the employees at the time of pension. The actuarial valuation method used to determine the present value of definedbenefit reserve, related current service costs and past service costs is the Projected Unit Credit. Current service costs, interest costs and effects of curtailments and settlements (if any) are charged directly to current operations. Past service costs are recognized immediately to the extent that the benefits are already vested or otherwise amortized on a straight-line basis over the employees average remaining years of service, as with actuarial gains or losses for working (active) employees, until the benefits become vested.

u.

Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

u.

Income Tax Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.

Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.

- 22 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

2.

Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2.

Summary of Significant Accounting Policies (Continued) u. Income Tax (Continued) Deferred tax is calculated at the rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statements of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity. Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheets, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.

u.

Pajak Penghasilan (Lanjutan) Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi atas dasar kompensasi, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.

v.

Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ratarata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

v.

Earnings per Share Earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.

w. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

w. Segment Information Segment information is prepared using the the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary segment information is based on business segment, while secondary information is based on geographical segment. A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from the other business segments.

A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those components operating in other economic environments.

- 23 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

3.

Kas dan Setara Kas

3.

Cash and Cash Equivalents

2006 Rp Kas Rupiah Mata uang asing (Catatan 36) Dolar Australia Euro Dolar Amerika Serikat Dolar Hongkong Dolar Singapura Won Korea Ringgit Malaysia Jumlah Bank Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin (Bukopin) PT Bank Lippo Tbk (Lippo) PT Bank Shinta Indonesia PT Bank Internasional Indonesia (BII) PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Niaga Tbk (Niaga) Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 juta) Jumlah

2005 Rp Cash on hand Rupiah Foreign curencies (Note 36) Australian Dollar Euro U.S. Dollar Hongkong Dollar Singapore Dollar Korean Won Malaysian Ringgit Total Cash in banks Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin (Bukopin) PT Bank Lippo Tbk (Lippo) PT Bank Shinta Indonesia PT Bank Internasional Indonesia (BII) PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Niaga Tbk Others (below Rp 50 million each) Subtotal Foreign currencies (Note 36) U.S. Dollar Bukopin Mandiri Niaga BII Lippo Others (below Rp 50 million each) Subtotal Singapore Dollar PT Bank Buana Indonesia Tbk Euro Mandiri Total Deposits on call U.S. Dollar (Note 36) Bukopin Total Interest rate per annum on deposits on call U.S. Dollar

376.541.993 44.898.480 5.932.040 3.906.472 2.619.045 1.434.057 819.844 183.185 436.335.116

379.271.510 1.038.150 5.832.850 57.624.345 2.861.605 24.007.313 495.720 1.898 471.133.391

6.313.010.212 2.724.828.265 1.027.923.841 234.216.403 98.652.866 52.482.317 4.047.464 2.707.401 72.073.841 10.529.942.610

2.566.735.794 10.787.622 2.149.399.674 25.370.648 73.021.276 62.867.598 81.916.054 4.970.098.666

Mata uang asing (Catatan 36) Dolar Amerika Serikat Bukopin 5.420.257.990 Mandiri 3.561.456.846 Niaga 2.880.411.712 BII 1.092.036.788 Lippo 71.903.111 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 juta) 99.509.361 Jumlah 13.125.575.808 Dolar Singapura PT Bank Buana Indonesia Tbk Euro Mandiri Jumlah Deposit on call Dolar Amerika Serikat (Catatan 36) Bukopin Jumlah Tingkat suku bunga per tahun deposit on call Dolar Amerika Serikat

1.523.840.309 8.867.891.551 105.169.204 51.833.639 10.548.734.703

155.612.394

16.610.397

6.531.885.478 30.343.016.290

342.316.527 15.877.760.293

30.779.351.406

9.830.000.000 26.178.893.684

-

3,75%

- 24 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

4.

Piutang Usaha Rincian dari piutang usaha adalah sebagai berikut:2006 Rp a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 35) Pelanggan dalam negeri Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah - Bersih Jumlah b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari 91 s/d 120 hari > 120 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah - Bersih c. Berdasarkan Mata Uang (Catatan 36) Rupiah Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah - bersih

4.

Trade Accounts Receivable The details of trade accounts receivable are as follows:2005 Rp a. By Debtor

45.696.564.803

31.888.438.918

Related parties (Note 35) Local debtors Third parties Local debtors Allowance for doubtful accounts Net Total b. By Age Category

161.314.888.027 175.466.355.081 (3.212.857.324) (4.002.086.077) 158.102.030.703 171.464.269.004 203.798.595.506 203.352.707.922

117.954.835.866 137.703.099.626 5.201.133.549 4.105.029.182 5.048.103.879 4.364.518.044 70.337.832.310 7.667.603.362 5.510.887.428 5.285.976.733 4.921.924.108 46.265.302.742

Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days Subtotal Allowance for doubtful accounts Net c. By Currency (Note 36)

207.011.452.830 207.354.793.999 (3.212.857.324) (4.002.086.077) 203.798.595.506 203.352.707.922

45.857.044.694 43.641.107.396 153.055.356.491 161.960.652.712 3.317.583.500 1.467.287.556 4.781.468.145 285.746.335 207.011.452.830 207.354.793.999 (3.212.857.324) (4.002.086.077) 203.798.595.506 203.352.707.922

Rupiah U.S. Dollar Singapore Dollar Euro Total Allowance for doubtful accounts Net

Perubahan dalam penyisihan piutang raguragu adalah sebagai berikut:2006 Rp Saldo awal tahun Penambahan (Catatan 28) Pengurangan Saldo akhir tahun 4.002.086.077 255.854.964 (1.045.083.717) 3.212.857.324

The changes in allowance for doubtful accounts are as follows:2005 Rp 8.589.464.577 504.338.930 (5.091.717.430) 4.002.086.077 Balance at beginning of the year Additions (Note 28) Deductions Balance at end of the year

Piutang usaha senilai US$ 3.000.472 digunakan sebagai jaminan hutang kepada pihak ketiga (Catatan 23).

Trade accounts receivable amounting to US$ 3,000,472 are used as collateral on loans from third parties (Note 23).

- 25 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

4.

Piutang Usaha (Lanjutan) Berdasarkan penelaahan atas masingmasing saldo piutang pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang raguragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Perusahaan mengenakan denda sebesar 10% - 12% per tahun atas keterlambatan pembayaran piutang usaha. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 35).

4.

Trade Accounts Receivable (Continued) Based on review of the status of individual receivable accounts at December 31, 2006 and 2005, management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses from uncollectible accounts. Management believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables. The Company charges penalty to customers at 10% - 12% per annum on delay in payments of accounts receivable. Transactions with related parties were done under terms and conditions similar to those done with third parties (Note 35).

5.

Piutang Usaha Angsuran Rincian dari piutang usaha - angsuran adalah sebagai berikut:2006 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 35) Jatuh tempo 2006 2007 2008 Jumlah Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun Pihak ketiga Jatuh tempo 2006 2007 Jumlah Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun

5.

Trade Accounts Receivable Installment The details of trade accounts receivable installment are as follows:2005 Rp Related parties (Note 35) Collection due in 2006 2007 2008 Total Current portion Noncurrent portion Third parties Collection due in 2006 2007 Total Current portion Noncurrent portion

12.252.042.070 4.481.349.233 16.733.391.303

13.352.280.882 4.883.776.381 18.236.057.263

(12.252.042.070) (13.352.280.882) 4.481.349.233 4.883.776.381

998.138.701 998.138.701 (998.138.701) -

1.071.608.593 1.071.608.593 (1.071.608.593) -

Piutang usaha angsuran yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam mata uang asing masing-masing adalah sebesar ekuivalen Rp 13.070.188.272 dan Rp 14.243.896.975 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Sedangkan, piutang usaha angsuran yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun dalam mata uang asing masing-masing adalah sebesar ekuivalen Rp 4.481.349.233 dan Rp 4.883.776.381 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (Catatan 36).

Trade accounts receivable installments, current portion, in foreign currency is equivalent to Rp 13,070,188,272 and Rp 14,243,896,975 as of December 31, 2006 and 2005, respectively. While, trade accounts receivable installment, net of current portion, in foreign currency is equivalent to Rp 4,481,349,233 and Rp 4,883,776,381 as of December 31, 2006 and 2005, respectively (Note 36).

- 26 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

5.

Piutang Usaha - Angsuran (Lanjutan)

5.

Trade Accounts Receivable - Installment (Continued) No allowance for doubtful accounts was provided on trade accounts receivable - installment as management believes that all such receivables are collectible. Transactions with related parties were done under terms and conditions similar to those done with third parties (Note 35).

Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha - angsuran karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 35).

6.

Penanaman Neto Sewa Guna Usaha2006 Rp a. Berdasarkan mata uang Rupiah Piutang sewa guna usaha Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui Simpanan jaminan Bersih Dolar Amerika Serikat (Catatan 36) Piutang sewa guna usaha Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui Simpanan jaminan Bersih Jumlah - Bersih b. Berdasarkan pelanggan

6.

Net Investments in Finance Lease2005 Rp a. By currency

65.549.019.054 11.885.809.616 (13.924.904.206) (11.885.809.616) 51.624.114.848 3.590.958.442 1.834.382.782 (368.823.048) (1.834.382.782) 3.222.135.394 54.846.250.242

21.177.037.000 8.442.045.932 (2.248.148.305) (8.442.045.932) 18.928.888.695 2.381.121.019 1.195.348.782 (196.659.166) (1.195.348.782) 2.184.461.853 21.113.350.548

Rupiah Lease receivables Guaranteed residual value Unearned lease income Security deposit Net U.S. Dollar (Note 36) Lease receivables Guaranteed residual value Unearned lease income Security deposit Net Total b. By debtor

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 35) Piutang sewa guna usaha 37.671.692.613 Nilai sisa terjamin 115.468.582 Pendapatan sewa usaha yang belum diakui (9.919.688.857) Simpanan jaminan (115.468.582) Jumlah - Bersih 27.752.003.756 Pihak ketiga Piutang sewa guna usaha Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa usaha yang belum diakui Simpanan jaminan Jumlah - Bersih Jumlah - Bersih Tingkat bunga per tahun Rupiah Dolar Amerika Serikat 31.468.284.883 13.604.723.816 (4.374.038.397) (13.604.723.816) 27.094.246.486 54.846.250.242

152.472.000 115.468.582 (9.929.189) (115.468.582) 142.542.811 23.405.686.019 9.521.926.132 (2.434.878.282) (9.521.926.132) 20.970.807.737 21.113.350.548

Related parties (Note 35) Lease receivables Guaranteed residual value Unearned lease income Security deposit Net Third parties Lease receivables Guaranteed residual value Unearned lease income Security deposit Net Total Interest rates per annum Rupiah U.S. Dollar

20,00% - 27,00% 8,00% - 10,00%

20,00% - 27,00% 8,00% - 10,00%

- 27 -

PT INTRACO PENTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2006 dan 2005 serta untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2006 and 2005 and For the Years then Ended

6.

Penanaman (Lanjutan)

Neto

Sewa

Guna

Usaha

6.

Net Investments (Continued)

in

Finance

Lease

Berikut ini adalah rincian piutang sewa guna usaha berdasarkan jatuh temponya:2006 Rp Telah jatuh tempo Kurang dari atau sama dengan 1 tahun Lebih dari 1 sampai dengan 2 tahun Lebih dari 2 sampai dengan 3 tahun Jumlah 6.496.193.087 26.767.664.066 22.228.607.070 13.647.513.273 69.139.977.496

Finance lease receivables classified based on maturity are as follows:2005 Rp 4.440.697.813 13.929.757.583 4.780.940.952 406.761.671 23.558.158.019 Past due Less than or equal to 1 year More than 1 year until 2 years More than 2 years until 3 years Total

Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu untuk penanaman neto sewa guna usaha karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat konsentrasi piutang sewa guna usaha dari pihak ketiga. Piutang sewa guna usaha digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank (Catatan 22). Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 35).

No allowance for doubtful accounts was provided on net investments in finance lease as management believes that all such receivables are collectible. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables. Lease receivables are used as collateral on bank loan (Note 22). Transactions with related parties w