Intisari Manajemen Keuangan

128
BAB I PENDAHULUAN Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah- murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi: 1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN (Financing Activity) Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan bisnis. A.Sumber eksternal 1. Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock) yang terdiri dari: Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock). 2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt). 3. Lain-lain, misalnya hibah. B. Sumber Internal: 1. Laba Ditahan (Retained Earning) 2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi (Depreciation, Amortization, dan Depletion) 3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif. 2. Aktiva Investasi (Investment activity) Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi: 1. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)

description

Konsep Nilai Waktu Uang, Penganggaran Modal, Risiko Bisnis, Penyusunan Laporan Keuangan, Penganggaran Modal

Transcript of Intisari Manajemen Keuangan

Page 1: Intisari Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi:

1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN (Financing Activity)

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan bisnis.

A.Sumber eksternal

1. Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock) yang terdiri dari: Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).

2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).

3. Lain-lain, misalnya hibah.

B. Sumber Internal:

1. Laba Ditahan (Retained Earning)2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi (Depreciation, Amortization, dan Depletion)3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.

2. Aktiva Investasi (Investment activity)

Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi:1. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)2. Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri: investasi pada saham (stock) dan Obligasi

(Bond)3. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari: Tanah,gedung, Peralatan.4. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari: Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan,

Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)

Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur: 1. Pendapatan (sales atau Revenue)2. Beban (Expenses) 3. Laba-Rugi (Profit-Loss)

4. Tanggung Jawab Manager Keuangan

Page 2: Intisari Manajemen Keuangan

Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Perolehan dana dengan biaya murah.2. Penggunaan dana efektif dan efisien 3. analisis laporan keuangan4. analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan

khusus.

Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah ;1. Memaksimalkan nilai perusahaan2. Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang.

5. Sifat Dasar Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba,pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba manajemen harus berprilaku:1. Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih

besar dari biaya modal yang digunakannya.2. Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak

lingkungan alam,sosial, dan budaya.3. Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma

sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen.

6. Memaksimumkan Nilai Perusahaan

Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba operasi Rp150. pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar:

[Laba Operasi (1-Pajak)-(Biaya Modal X Modal)] Biaya Modal

[Rp 150 (1-0,20)-(0,10 X Rp 1000)] = Rp 1200

P.Perusahaan

D.Komisaris

Dirut

D.Pemasaran D.Produksi D.Keuangan D. SDM

M.Keuangan M.Akuntansi

Page 3: Intisari Manajemen Keuangan

0,10

Berdasarakan perlindungan diatas, perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya (atau nilai invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba operasi bersih Rp 1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.

7. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut:1. Tahun 1900 awal: Penerbit surat berharga2. Tahun 1930-1940: kebangkrutan, reorganisasi3. Tahun 1940-1950: anggaran & internal audit4. Tahun 1950-1970: eksternal perusahaan 5. Tahun 1970-1980: inflasi6. Tahun 1980-1990: krisis ekonomi keuangan 7. Tahun 1990-sekarang: globalisasi

Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah: 1. Masalah akuntasi2. Kesulitan perencanan3. Permintaan terhadap modal4. Suku bunga5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar lain masalah:1. Persaingan internasional2. Keuangan internasional 3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi4. Merger, pengambilalihan, dan restrukturisasi5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

8. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yang memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para manajer pada semua tingkat. Laporan keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan rutin dan keputusan khusus. Keputusan rutin meliputin keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasi dan keputusan khusus meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru, mendirikan anak perusahaan, riset pemasaran, dan sebagainya.

Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi laporan keuangan. Pemegang saham untuk menilai investasi; kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak penghasilan; pasar modal untuk memperkirakan harga saham; serikat buruh untuk memperkirakan bonus yang akan diterimanya. Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan disajikan dalam gambar 2.1

Page 4: Intisari Manajemen Keuangan

Gambar 1.1Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Soal 1.1: mulia indah

a. Jika anda sebagai manejer keuangan, apa yang anda yg lakukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan?

b. Menurut pendapat anda, mana yg lebih penting: megelola aktivitas investasi/mengelola aktivitas bisnis/mengelola aktivitas pembiayaan?

c. Mengapa dewasa ini para manajer keuangan sulit untuk mengelola keuangan perusahaan?

d. Jika suatu perusahaan memiliki total harga Rp1500 dibiayai dengan modal sendiri Rp500 & sisanya dengan modal pinjaman dgn bunga per tahun 20%, pajak perseroan 50%, biaya modal sendiri diperhitungkan 24%, laba operasi sebesar Rp200 per tahun. Apakah manajemen perusahaan tersebut profesional atau tidak?

BAB IINILAI UANG TERKAIT DENGAN WAKTU

(Time Value Of Money)

1. Pengertian

Dunia bisnis adalah aktivitas uang sebagai kapital akhir periode (K2) harus lebih besar dari pada kapital awal periode (K1), itu artinya bisnis memperoleh laba, atau dapat dikatakan bahwa K1 adalah nilai uang sekarang (present value) & K2 adalah nilai uang di masa mendatang (future value).

Jembatan yg menghubungkan K1 & K2 adalah tingkat bunga. Dengan demikian, time value of money berhubungan erat dengan perhitungan bunga, hasil investasi di masa mendatang, & nilai

Laporan Keuangan:1. Neraca2. Laba-Rugi3. Arus kas

Pihak Luar:1. Pemegang saham2. Direktorat Pajak3. Lembaga Keuangan4. Serikat Buruh

Pihak Dalam:1. Laba Jk pendek2. Investasi Jk panjang3. Kebijakan harga4. Bauran produk

Page 5: Intisari Manajemen Keuangan

tunai hasil investasi. Ia menjadi alat penting dalam berbagai keputusan keuangan terutama dalam menilai:1. arus kas, pertumbuhan, & nilai perusahaan2. nilai akan datang (future value)3. periode ganda (multiple periode)

2. Nilai Uang Masa Mendatang

Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang berlaku di pasar keuangan. Misalnya suku bunga di pasar keuangan adalah 10% per tahun. Nilai uang masa mendatang dapat dihitung sbb pada tabel 2.1

Table 2.1 Perhitungan nilai uang masa mendatang berdasarkan

Tingkat bunga 10% per tahun(Perhitungan dalam Rupiah)

Tahun

(1)Jumlah nilai

tunaiPada awal tahun

(2)Bunga yang

diperoleh(1) x (0.10)

(3)Jumlah nilai masa

mendatang pada akhir tahun

(1) x (1+ 0,10)FVr,n

12345

1.000,001.100,001.210,001.331,001.464,00

100,00110,00121,00133,10146,41

1.100,001.210,001.331,001.464,101.610,51

Keterangan: FV = Future Value (nilai masa mendatang); r = Tigkat bunga; n = tahun (periode waktu)

Table 2.2Faktor Bunga untuk Nilai Masa Mendatang

Periode(n)

FVIFr,n = (1 + r)n

0% 5% 10% 15%12345678910

1.00001.00001.00001.00001.00001.00001.00001.00001.00001.0000

1.05001.10251.15761.21551.27631.34011.40711.47751.55131.6289

1.10001.21001.33101.46411.61051.77161.94872.14362.35792.5937

1.15001.32251.52091.74901.01142.31312.66003.05903.51794.0456

Keterangan: FV = Future Value (nilai masa mendatang); r = Tigkat bunga; n = tahun (periode waktu)

Page 6: Intisari Manajemen Keuangan

Tingkat Bunga 5%Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,0500 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 1,6289 pada akhir tahun ke 10

Tingkat Bunga 10%Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,1000 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 2,5937 pada akhir tahun ke 10

Tingkat Bunga 15%Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,1500 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 4,0456 pada akhir tahun ke 10

Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.

3. Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai sekarang ialah nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Rumusnya yaitu:1. Laba bersih (Earning After Tax) + (Penyusutan Aktiva Tetap) + [Bunga X (1-Tax)]

atau disingkat EAT + Depreciation + Interest (1-T)2. Laba Operasi (Earning before Interest & Tax Atau EBIT) X (1-Tax) + Penyusutan

aktiva Tetap, atau disingkat EBIT (1-T) + Depreciation.3. Laba sebelum penyusutan, Bunga, dan pajak (atau Earning before depreciation,

Interest, and Tax atau EBIT atau EBITDA) X (1-Tax) + (Tax X Depreciation) atau disingkat EBIT atau EBITDA (1-T) + T(Dep.)1

Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar (atau Rm) yang harus lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko (atau Rf). Misalnya tingkat hasil pasar 20%, itu lazim disebut “Tingkat Diskonto” artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang.

Misal, investasi pada awal tahun Rp 1000, pada akhir tahun nilainya harus sebesar Rp 1200 pada tingkat diskonto 20%. Inilah yang disebut nilai masa mendatang (future Value). Sebaliknya, jika di masa mendatang akan menerima Rp 1200 pada tingkat diskonto 20% maka nilai sekarangnya adalah sebesar Rp 1000.

Table 2.3 Nilai sekarang dari faktor bunga

PVIFr,n = 1 = {(1 / 1 + r)}n

(1 + r)n

Periode (n)

Rate0% 5% 10% 15%

1 2 3 4 5 6 7

1,0001,0001,0001,0001,0001,0001,000

0,95240,90700,86380,82270,78350,74620,7107

0,90910,82640,75130,68300,62090,56450,5132

0,86960,75610,65750,57180,49720,43230,3759

Page 7: Intisari Manajemen Keuangan

8 9 10

1,0001,0001,000

0,67680,64460,6139

0,46650,42410,3855

0,32690,28430,2472

Keterangan tabel 2.31) PVIF = Present Value of Interest Factor (Nilai Sekarang dari Faktor Bunga)2) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1

= Rp 0,9524, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 = Rp 0,6139, pada tingkat suku bunga 5% per tahun.

3) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1 = Rp 0,9091, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 = Rp 0,3855, pada tingkat suku bunga 10% per tahun.

4) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1 = Rp 0,8696, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 =Rp 0,2472, pada tingkat suku bunga 15% per tahun.

5) Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan.

4. ANUITAS

Anuitas adalah serangkaian pembayaran atau penerimaan uang dalam jumlah yang sama besarnya sepanjang periode tertentu. Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal tahun atau pada akhir tahun.

Page 8: Intisari Manajemen Keuangan

4.1 Nilai yang Akan Datang dari Suatu Anuitas

Nilai yang Akan Datang dari Anuitas Biasa (Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada akhir tahun).

Tabel 2.4Nilai yang akan datang anuitas biasa, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai Tahun (Rp) @ 10% (Rp)Awal tahun Akhir tahun 1 1.000 a(1+r)2 = 1.000(1+0,10)n-1 1.210Akhir tahun 2 1.000 a(1+r)1 = 1.000(1+0,10)n-2 1.100Akhir tahun 3 1.000 a(1+r)0 = 1.000(1+0,10)n-3 1.000Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 3.310

4.2 Nilai yang Akan Datang dari Jatuh Tempo AnuitasPembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal tahun (Annuity Due)

Tabel 2.5Nilai yang akan datang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai Tahun (Rp) @ 10% (Rp) Awal tahun 1.000 a(1+r)3 = 1.000(1+0,10)n 1.331 Akhir tahun 1 1.000 a(1+r)2 = 1.000(1+0,10)n-1 1.210Akhir tahun 2 1.000 a(1+r)1 = 1.000(1+0,10)n-2 1.100 Akhir tahun 3Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 3.641

4.3 Nilai Sekarang dari Suatu Anuitas

Nilai Sekarang Anuitas Biasa @ 10%

Tabel 2.6Nilai sekarang anuitas biasa, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai Tahun (Rp) @ 10% (Rp) Awal tahun 0 Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]1 909,09Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]2 826,45Akhir tahun 3 1.000 a[1/(1+r)]3 751,31Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.486,85

Tabel 2.7Nilai sekarang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai Tahun (Rp) @ 10% (Rp) Awal tahun 1.000 a 1.000,00Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]1 909,09Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]2 826,45Akhir tahun 3Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.735,54

5. Arus Kas Masuk yangTidak Sama Jumlahnya

Page 9: Intisari Manajemen Keuangan

Pada umumnya arus kas suatu investasi tidak sama jumlah di masa mendatang. Hal itu disebabkan karena pengaruh pendapatan, beban, penyusutan, pajak, inflasi, dsb. Nilai tunai arus kas masuk yang tidak sama jumlah dapat disajikan berikut ini.

Tabel 2.8Nilai Tunai Arus Kas Masuk yang Tidak Sama Besar, @10%

Periode Arus Kas Masuk(Rp) PVIF 10% n Nilai Tunai Setiap

Arus Kas Masuk (Rp)1234567

100200300500400600200

0,90910,82640,75130,68300,62090,56450,5132

90,91165,28225,39341,50248,36338,70102,64

1.512,72

Tabel 9Skedul Amortisasi Pinjaman (Rp. 100 @ 12%) 3 Tahun

Diamortisasi secara Tahunan(Perhitungan Dalam Rupiah)

Tahun(1)

Pembayaran

(2)Bunga

[(0,12) x (4)]

(3)Pembayaran

Pokok Pinjaman[(1)-(2)]

(4)Sisa Saldo pada

Akhir Tahun

0123

-41,6441,6441,64

124,92

-12,00

8,454,47

24,90

-29,6433,1937,17

100,00

100,0070,3637,17

= 0

Tabel 2.10Amortisasi Bulanan Pinjaman Rumah (Rp 100 @ 12%)

Selama 3 Tahun (360 Bulan)(Perhitungan Dalam Rupiah)

Bulan Pembayaran Bunga[(0,01) x (4)]

PembayaranPokok Pinjaman

Sisa Saldopada Akhir Tahun

0 1 2 3 40123---359360

-1.028,611.028,611.028,61

---

1.028,611.028,61

370.299,60

-1.000,00

999,71999,42

----

10,81270.299,60

-28,6128,9029,19

----

1.018,43100.000,00

-100.000,0099.971,3999.924,4999.913,30

---

1.028,430

Sumber: Weston dan Copeland (1995:70), Edisi Bahasa IndonesiaKeterangan: 0,01 atau 1% = (12% / 12), atau bunga bulanan

Tabel 2.11Perhitungan Bunga Majemuk 10% per Tahun

Dengan Pemajemukan Setengah-Tahun(Perhitungan Dalam Rupiah)

Page 10: Intisari Manajemen Keuangan

Periode Periode JumlahAwal (Po)

(1+r) Jumlah Akhir (FVr,n)

12

1.000,001.050,00

1,051,05

1.050,001.102,50

Sumber: Weston dan Copeland (1995:72), Edisi Bahasa IndonesiaKeterangan: 0,5 = (10% / 2); FV = Future Value (Nilai masa mendatang); n = waktu atau periode

Tabel 2.12Pemajemukan Ganda (Multiple Compounding) Selama Satu Tahun

Keterangan Tingkat Bunga NilaiTahunan FVr,1Setengah-tahunanKwartalanBulananHarian

Po(1+r)Po[1+(r/2)]²Po[1+(r/4)]Po[1+(r/12)]Po[1+(r/365)]

1.1200.(p=1)1.1236.(p=2)1.1255.(p=4)1.1268.(p=12)1.1275.(p=365)

Sumber: Weston dan Copeland (1995:73), Edisi Bahasa IndonesiaKeterangan: P = 2 artinya pangkat dua; Po artinya pengeluaran (investasi) pd awal tahun; r = suku bunga

Soal 2.1: PT. ABC

Perusahaan memiliki tiga anak perusahaan, masing-masing memiliki masalah dlm menentukan nilai uang terkait dengan waktu. Data masing-masing anak perusahaan adalah sbb:

PT. ABC-1Perusahaan memiliki dua jenis investasi yaitu proyek A senilai Rp 1.000 diperkirakan menghasilkan 8% per tahun, umur proyek 3 tahun. Proyek B investasi bernilai Rp 1.000, diperkirakan menghasilkan 1% untuk tahun pertama dan kedua, dan 22% untuk tahun ketiga. Saudara sebagai ahli keuangan diminta menghitung:1.Berapa rata-rata tingkat bunga selama tiga tahun kedua investasi tsb?2.Investasi mana yg lebih menguntungkan?3.Berapa return setiap proyek?

BAB IIIPENYUSUTAN DAN PAJAK

1. Peraturan Perpajakan

Page 11: Intisari Manajemen Keuangan

Negara memungut pajak untuk membiayai administrasi pemerintahanya. Makin besar biaya pemerintah, makin tinggi pajak yang dipungut, dan makin berat beban rakyat. Peraturan perpajakan negara-negara di dunia berbeda-beda tergantung kebutuhan dana pemerintah. Dalam sistem ekonomi kapitalisme, pajak merupakan beban yang harus ditanggung rakyat dan perusahaan. Dalam kajian ini, yang dimaksud pajak adalah pajak penghasilan badan usaha atau pajak keuntungan perusahaan. Makin besar keuntungan, pada umumnya makin tinggi pajak yang dipunggut oleh pemerintah.

Karena laba adalah selisih positif dari total pendapatan dikurangi total beban (atau lazim disebut total biaya), maka perusahaan yang tidak jujur terhadap pajak, mereka akan merekayasa biaya tinggi agar beban pajaknya rendah. Namun, kantor pajak memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal biaya-biaya yang dapat dibebankan kepada pendapatan, termasuk metode penyusutan harta tetap. Oleh sebab itu, neraca perusahaan yang diserahkan kepada kantor pajak diperlukan audit dari kantor Akuntan Publik tentang kebenaran teknik pembukuan yang berhubungan dengan harta, utang, modal, pendapatan, biaya, dan laba. Walaupun neraca suatu perusahaan sudah diaudit oleh kantor Akuntan Publik, Akuntan Pajak tetap memeriksanya kembali tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.

2. Metode Penyusutan

Penyusutan, amortisasi, dan deplesi adalah beban laba perusahaan, artinya sebelum laba dikenakan pajak dikurangi dahulu beban penyusutan. Makin besar beban penyusutan, makin kecil pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, dan makin kecil beban penyusutan makin besar beban pajak. Direktorat Jenderal Pajak mempunyai hak menentukan model penyusutan yang harus digunakan oleh tiap-tiap jenis aktiva perusahaan. Berikut ini table 3.1 disajikan empat model penyusutan yang lazim digunakan oleh perusahaan.

Tabel 3.1Perbandingan metode penyusutan harta Rp. 1.100, Selama 10 tahun,

Dengan nilai sisa Rp. 100

Tahun GarisLurus Jumlah Angka Tahun Unit Produksi Saldo Menurun

(15%)1 Rp 100 Rp 182 Rp 200 Rp 1652 Rp 100 Rp 164 Rp 180 Rp 1403 Rp 100 Rp 145 Rp 150 Rp 1194 Rp 100 Rp 127 Rp 130 Rp 1015 Rp 100 Rp 109 Rp 100 Rp 866 Rp 100 Rp 91 Rp 80 Rp 787 Rp 100 Rp 73 Rp 60 Rp 788 Rp 100 Rp 55 Rp 50 Rp 789 Rp 100 Rp 36 Rp 30 Rp 78

10 Rp 100 Rp 18 Rp 20 Rp 78Total Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000

Tabel 3.2Metode Saldo Menurun 15%

Tahun(1)

Nilai buku(2)

Penyusutan15%(3)

AkumulasiPenyusutan

(4)

MetodeGaris lurus

(5)

PenyusutanDisesuaikan

(6)1 Rp 1.100 Rp 165 Rp 1652 Rp 935 Rp 140 Rp 3053 Rp 795 Rp 119 Rp 4244 Rp 676 Rp 101 Rp 525

Page 12: Intisari Manajemen Keuangan

5 Rp 575 Rp 86 Rp 611 786 Rp 489 Rp 73 Rp 684 78 6897 Rp 416 Rp 62 Rp 746 78 7678 Rp 354 Rp 53 Rp 799 78 8459 Rp 301 Rp 45 Rp 844 78 92310 Rp 256 Rp 38 Rp 882 78 1,001

a. 1.100-100-525 = 475 / 6 = 79b. 1.100-100-611 = 389 / 5 = 78

3. Dampak Penyusutan Terhadap Perhitungan Laba-Rugi

Dampak penyusutan pada tahun pertama terhadap perhitungan laba-rugi perusahaan dapat disajikan table 3.3. berikut ini.

Tabel 3.3Pengaruh Penyusutan Tahun 1 terhadap Laba Bersih

Keterangan Garis Angka Unit Saldo Lurus Tahun Produksi MenurunPendapatan 1.000 1.000 1.000 1.000Biaya operasi tunai 600 600 600 600EBDIT 400 400 400 400Penyusutan 100 182 200 165EBIT 300 218 200 235Bunga 100 100 100 100EBT 200 118 100 135Pajak 20% 40 24 20 27EAT 160 94 80 108

Keterangan 3.3: EBDIT = Earning Before Depreciation, Interest, and Tax; EBIT = Earning Before Interest

and Tax; EBT = Earning After Tax atau Laba Bersih. Jika perusahaan ingin membayar pajak rendah, ia harus menggunakan model

penyusutan unit produksi; perusahaan hanya membayar pajak Rp 20 disamping itu, jika perusahaan ingin menghindari pajak, mereka harus menaikkan biaya operasi tunai.

Pada laba-rugi tahun ke 10, dampak beban penyusutan terhadap pajak dapat disajikan berikut ini, di mana beban penyusutan model unit produksi dan model angka menurun beban pajaknya besar.

Page 13: Intisari Manajemen Keuangan

Tabel 3.4Pengaruh Penyusutan Tahun 10 terhadap Laba Bersih

Keterangan Garis Angka Unit Saldo Lurus Tahun Produksi MenurunPendapatan 1.000 1.000 1.000 1.000Biaya operasi tunai 600 600 600 600EBDIT 400 400 400 400Penyusutan 100 18 20 78EBIT 300 382 380 322Bunga 100 100 100 100EBT 200 282 280 222Pajak 20% 40 56 56 44EAT 160 226 224 178

Tabel 3.3 menjelaskan bahwa makin besar beban penyusutan, makin kecil pajak yang dipungut oleh pemerintah. Atas dasar perhitungan diatas, yaitu pada tahun 1 di mana beban penyusutan besar, maka laba kena pajak kecil dan beban pajak kecil. Pada umumnya perusahaan membebankan penyusutan dalam jumlah besar pada perhitungan laba-rugi dengan tujuan supaya pajak yang dibayar kecil.

Pada tabel 3.4 di mana beban penyusutan pada tahun ke 10 kecil, maka laba kena pajak besar, dan pajaknya besar. Pada umumnya kaum kapitalis kurang berkenan untuk membayar pajak besar, karena hal itu akan menghambat perkembangan perusahan. Di negara-negara maju, pada umumnya pajak penghasilan badan atau pajak peseroan kecil agar perusahaan dapat berkembang dengan baik. Jika pajak perseroan kecil, maka laba bersih besar, dan jika laba bersih besar dan deviden yang dibagikan kecil, maka laba ditahan besar, dan perusahaan dapat berkembang. Dengan berkembangnya perusahaan, maka akan membuka kesempatan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Inilah tesis ekonomi kapitalis, di mana kemakmuran rakyat di tangan kaum kapitalis yang sangat berkaitan erat dengan sistem perpajakan, khususnya pajak keuntungan perusahaan atau lazim disebut pajak perseroan atau pajak penghasilan badan usaha.

Soal 3.1: PT. ABD

Perusahaan memiliki harta Rp 700, disusut selama lima tahun dengan model jumlah angka tahun; nilai sisa diperhitungkan Rp 100 pada akhir tahun ke 5. Alternatif yang lain adalah bahwa harta itu dapat disusut dengan model garis lurus tanpa nilai sisa. Pajak perseroan 50%. Rencana pendapatan dan biaya operasi tunai selama lima tahun adalah sebagai berikut:

Tahun Pendapatan Biaya Operasi Tunai1 600 3002 700 3503 800 4004 900 4505 950 500

Jika perusahaan ingin mendapatkan arus kas masuk yang besar pada akhir tahun 1 dan akhir tahun ke 5, model penyusutan mana yang harus digunakan, di mana arus kas masuk adalah laba bersih ditambah penyusutan.

BAB 4PASAR MODAL

Page 14: Intisari Manajemen Keuangan

A. SISTEM KEUANGAN

Uang sebagai subyek dan sekaligus obyek itu dapat membentuk sistem yang disebut sistem keuangan, yaitu perpindahan dari pihak yang memiliki kelebihan uang ke pihak yang membutuhkan uang yang menciptakan harta keuangan dan kewajiban keuangan, atau dapat dikatakan perpindahan dana dari pihak yang memiliki surplus tabungan ke pihak yang mengalami defisit tabungan.

Pihak yang memiliki surplus tabungan menciptakan harta keuangan (financial assets) dan pihak yang mengalami defisit tabungan menciptakan kewajiban keuangan (financial liability). Perpindahan uang itu dilakukan dalam suatu pasar yang disebut pasar keuangan dan pasar modal (pasar bursa).

Pasar Keuangan (Financial Market)

Pasar keuangan adalah tempat transaksi keuangan yang menimbulkan harta keuangan dan kewajiban keuangan (financial intermediary).

B. PERANAN PEMERINTAH

Peranan pemerintah dalam sektor keuangan terdiri dari kebijakan moneter (Bank Sentral) dan kebijakan fiskal (perpajakan). Kebijakan bank sentral menyangkut tingkat suku bunga. Jika jumlah uang beredar dalam masyarakat banyak, maka bank sentral akan menaikkan suku bunga agar uang tersebut masuk ke dunia perbankan. Hal itu di lakukan untuk mengendalikan inflasi.

Di samping itu, pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal, yaitu tingkat pajak yang di kenakan kepada perusahaan atau badan usaha. Jika negara membutuhkan uang untuk membiayai administrasi pemerintah, maka tingkat pajak tinggi. Dampaknya adalah rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan sisa pendapatan atau sisa laba kecil. Dengan sisa laba kecil, perusahaan tidak mampu mengadakan ekspansi dan kesempatan kerja sempit. Jika persediaan uang di bank banyak, bank sentral akan menurunkan suku bunga, supaya para pengusaha meminjam uang untuk investasi. Makin rendah suku bunga makin tinggi investasi, makin luas kesempatan kerja, makin tinggi pendapatan masyarakat. Kesempatan kerja juga dapat di tentukan oleh tingkat pajak perseroan. Jika tingkat pajak rendah, maka laba perusahaan besar dan perusahaan dapat mengadakan ekspansi yang dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan Demikian, untuk menyediakan kesempatan kerja, pemerintah dapat memainkan instrumen bank sentral dan departemen keuangan, bank sentral mempunyai wewenang mengatur tingkat suku bunga, dan departemen keuangan mempunyai wewenang mengatur tingkat pajak.

Dalam pandangan ekonomi kapitalisme, makin rendah tingkat bunga dan makin rendah tingkat pajak, makin tinggi keuntungan perusahaan, makin luas ekspansi perusahaan,makin luas kesempatan kerja, dan makin tinggi pendapatan masyarakat.

Page 15: Intisari Manajemen Keuangan

C. JENIS-JENIS INSTRUMEN KEUANGAN

Klasifikasi dasar instrumen keuangan meliputi tiga kategori utama: 1. Mata Uang 2. Utang (obligasi) 3. Kepemilikan (saham)

D. LEMBAGA PASAR KEUANGAN

1. Pasar Pertama (Pasar Perdana)

Pasar primer (primary market), dimana saham dan obligasi pertama kali di jual di pasar bursa.

2. Pasar Kedua

a. Pasar Sekunder (secondary market), dimana saham dan obligasi tersebut kemudian dipedagangkan seperti komoditi di pasar, harganya tergantung permintaan dan penawaran.

b. Perdagangan saham di pasar sekunder ini merupakan “judi“ bagi kaum kapitalis untuk memperoleh keuntungan. Barang siapa yang tidak ahli “bermain“ atau “judi“ saham jangan melibatkan diri dalam jual-beli saham di pasar sekunder.

c. Pasar Ketiga(1) Pasar Bebas Surat berharga (Over-the-Counter = OTC)(2) Pasar Bebas (OTC) surat berharga adalah istilah yang digunakan untuk semua kegiatan penjualan dan pembelian Surat berharga yang tidak terjadi di bursa saham,dimana penjual dan pembeli langsung berhubungan, atau menggunakan mediator di luar pasar bursa.

d. Pasar KeempatPasar Keempat (fourth market) merupakan transfer langsung blok Saham antar lembaga-lembaga investasi tanpa melalui perantara.

3. Surat Utang Internasional

Pasar utang internasional terdiri dari tiga unsur utama:(1) Obligasi luar negeri, yaitu surat utang yang di terbitkan di sebuah negara

di luar negeri dan diberi nilai dalam mata uang negara tersebut, biasanya untuk investasi bagi pembelinya.

(2) Eurobond, yaitu surat utang jangka panjang yang di terbitkan oleh negara-negara Uni Eropa, biasanya untuk investasi bagi pembelinya.

(3) Surat Niaga Eropa (Euro-commercial paper), yaitu surat utang jangka pendek model yang di terbitkan oleh negara-negara uni eropa, biasanya untuk modal kerja untuk penerbitnya.

4. Keputusan Mendaftar Atau Tidak Mendaftar Saham

Perusahaan yang akan Go-Public harus mendaftarkan terlebih dahulu di pasar bursa. Untuk mendaftarkan sahamnya, perusahaan harus memenuhi syarat-syarat bursa yang menyangkut besarnya perusahaan, lamanya bisnis yang telah dilakukan, catatan tentang laba, jumlah saham yang beredar dan nilai pasarnya.

5. Perdagangan Saham

Page 16: Intisari Manajemen Keuangan

Dalam dunia bisnis surat berharga lazim di kenal Perdagangan Marjin (marjin trading) dan penjualan cepat (Short Selling). Kedua jenis perdagangan tersebut melalui broker saham, dan mungkin pihak pedagang tidak memiliki saham, namun bisa pinjam saham dari broker.

Perdagangan Marjin (Margin Trading)

Membeli saham saat ini karena diperkirakan harganya akan naik dimasa mendatang . Misal tuan A ingin memberi saham 10 lembar, harga per lembar Rp1.000 Dalam waktu satu tahun harganya naik menjadi Rp 1.200 per lembar, komisi broker 5%,maka laba tuan A:

Pembelian saham 10 saham x Rp 1000 = Rp 10.000Komisi broken 5% x Rp 10.000 = Rp 500 Jumlah Investasi = Rp 10.500Penjualan saham 10 saham x Rp 1.200 = Rp 12.000Komisi broken 5% x Rp 12.000 = Rp 600Pendapatan = Rp 11.400Pengeluaran Investasi = Rp 10.500Retur on Investment atau ROI = Rp 900Presentase ROI = (Rp900/Rp 10.000) x 100% = 8,57%

Penjualan Cepat (Short Selling)

Menujal saham saat ini karena diperkirakan harganya akan turun di masa mendatang. Misal tuan A ingin menjual saham 10 lembar, harga per lembar Rp1000, dalam waktu satu tahun harganya turun menjadi Rp800 per lembar, komisi broken 5%, maka laba Tuan A:

Pembelian saham 10 saham x Rp 1000 = Rp 10000Komisi broken 5% x Rp 10.000 = Rp 500Jumlah Penerimaan = Rp 9.500Penjualan saham 10 saham x Rp 800 = Rp 8.000Komisi broken 5% x Rp 800 = Rp 400Jumlah Pengeluaran = Rp 8.400Jumlah Penerimaan = Rp 9.500Retur on Investment atau ROI = Rp 1.100Presentase ROI = (Rp1.100/Rp 9.500)x100% = 11,58%

6. Manfaat Pasar Bursa

1) Pasar bursa surat berharga dapat memperlancar proses investasi dengan biaya yang murah dan efisien.

2) Pasar bursa mampu menguji nilai dari surat berharga dengan mengadakan transaksi jual beli kontinyu.

3) Pasar Bursa dapat membantu menstabilkan harga surat berharga.4) Pasar bursa surat berharga membantu dan memperlancar proses penjualan saham baru.

7. Peranan Manager Keuangan

Suatu perusahaan siklus uangnya diatur oleh Manajer Keuangan. Ia melakukan pilihan-pilihan untuk memperoleh dana ekstern, dan mengendalikan dana yang diperoleh agar penggunaannya efektif, melalui berbagai pasar keuangan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan.

Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa manajer keuangan menghubungkan pembiayaan perusahaan dengan sumber-sumber keuangan melalui pasar keuangan.

Gambar 4.1Hubungan Pasar Keuangan dengan Manajer Keuangan Perusahaan

Page 17: Intisari Manajemen Keuangan

* Keterangan (Gambar 4.1)Dalam Proes Bisnis, dana (kasa) dikeluarkan untuk ;1. Biaya Organisasi (pendiri, izin, dan sebagainya), sebagai Intanginable

assets yang akan diamortisasi2. Pembelian Peralatan Bisnis sebagai Fixed Asstes yang akan

didepresiasi 3. Pembelian Material (bahan Baku) yang akan diolah menjadi komoditi4. Pembayaran upah buruh (tenaga kerja langsung)5. Pembayaran biaya tak langsung (factory overhead)6. Pembayaran biaya pemasaran7. Pembayaran biaya umum dan administrasi

10. Efisiensi pasar

Efisiensi dalam pasar saham menunjukan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi relevan yang tersedia tentang suatu saham langsung tercermin dalam harganya.

BAB 5HASIL DAN RISIKO

A. RISIKO BISNIS

Dalam dunia bisnis ada dalil klasik yakni menanggung risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Kenyataannya bagi kaum kapiltalis adalah: (1) enggan

Kas Perusahaan

Proses Bisnis

Komoditi

Pasar (Pendapatan Perusahaan)

Sumber Pembiayaan Eksternal Hutang Jangka Pendek (Commersial Papers), Hutang Jangka Panjang (Bonds and Mortgage), Saham Biasa (Common Stock)

Sumber Pembiayaan Eksternal Hutang Jangka Pendek (Commersial Papers) Hutang Jangka Panjang (Bonds and Mortgage) Saham Biasa (Common Stock)

Page 18: Intisari Manajemen Keuangan

menananggung risiko atau berupaya memperkecil risiko. (2) mengharapkan hasil-hasil sebesar-besarnya. Dalil klasik itu tidak pernah terjadi, sebab resiko berhubungan dengan hasil; makin kecil resiko makin kecil hasil dan makin besar resiko makin besar hasil.Kondisi eknomi merupakan factor utama yang menentukan hasil dan risiko investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada umumnya semua investasi mendapatkan hasil negatif; kondisi ekonomi normal mendapatkan hasil positif normal; kondisi eknonomi baik mendapatkan hasil sangat positif. Untuk mengukur hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep probabilitas. Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya masing-masing hasil yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita melakukan investasi tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat dan waktu tertentu.

B. UKURAN HASIL DAN RISIKO

Ukuran hasil dapat dinyatakan dengan hasil yang diharapkan (expected return) dan hasil yang diperlukan (required return). Hasil yang diharapkan ialah rata-rata hasil atau lazim disebut hasil normal. Sedangkan hasil yang diperlukan ialah hasil yang disesuaikan dengan:1) Tingkat hasil bebas risiko (suku bunga deposito Bank Sentral)2) Premi risiko pasar (hasil pasar bursa dikurangi hasil bebas risiko)3) Koefesiensi beta (covariasi hasil pasar dengan hasil investasi perusahaan tertentu dibagi

varian hasil pasar)Sedangkan ukuran risiko yang lazim dipakai adalah:1) Deviasi standar atas hasil2) Koefisiensi variasi3) Koefisiensi beta

C. DEVIASI STANDAR

Risiko investasi pada umumnya diukur dengan deviasi standar dari hasil yang diharapkan. Teknik perhitungannya adalah:

σa =

- σa = deviasi standar hasil investasi proyek A- Ps = probabilitas kondisi ekonomi- Ra = hasil atas investasi pada proyek A- ERa = hasil diharapkan (expected return) proyek A

D. KEEFISIEN VARIASI

Untuk menilai setiap investasi pada anak perusahaan lazim digunakan koefisien variasi. Hal itu disebabkan karena kesulitan memilih investasi atas dasar hasil yang diharapkan dan risiko dengan menggunakan deviasi standar. Teknik perhitungan koefisien variasi (coefficient variation atau CV) adalah deviasi standar dibagi hasil yang diharapkan:

CVj =

Table 5.1Koefisien Variasi sebagai Pengukur Risiko

Harta Hasil diharapkan Standar deviasi Koefisien variasiGHI

0,120,200,15

0,100,220,10

0,831,100,67

Page 19: Intisari Manajemen Keuangan

Sumber: Weston dan Brigham, Manajemen Keuangan (1981:79), edisi ketujuh Bahasa Indonesia, jilid 1.

Jika standar deviasi yang digunakan sebagai ukuran risiko investasi secara individu, maka ukuran tersebut harus dinormalisasikan dengan membagi standar deviasi dengan hasil yang diharapkan untuk mendapatkan koefisien variasi, maka investor akan memilik proyek I karena koefisien variasinya paling kecil dibanding proyek G dan H. Pemikiran ini didasarkan bahwa investor hakikatnya adalah mencari risiko yang paling kecil, atau menghindari risiko.

E. KOEFISIEN BETA

Koefisien beta adalah ukuran risiko yang didasarkan hubungan hasil proyek investasi tertentu dengan hasil pasar yang dibagi dengan varian pasar. Teknik perhitungan itu dapat dinyatakan sebagai berikut:

βj =

Dimana:βj = koefisien beta (besarnya risiko)Cov (Rj,Rm) = kovarian hasil proyek j dengan hasil pasarΣ2

m = varian pasar

BAB 6PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Kegiatan bisnis adalah mencari keuntungan yang digerakan oleh kapital. Kapital ialah uang, barang, ilmu, teknologi, dan kemampuan Sumber Daya Manusia yang digunakan untuk mencari keuntungan. Kaum yang memiliki kapital untuk mencari keuntungan disebut kaum kapitalis. Kaum kapitalis menggunakan perusahaan untuk mencari keuntungan. Agar keuntungan dapat diperoleh secara maksimal, kapital harus di kelola dengan baik. Pengelolaan kapital dalam perusahaan disebut Manajemen Keuangan atau Manajemen Kapital.

Kapital harus diperoleh dengan syarat yang semurah-murahnya dan digunakan dalam kegiatan bisnis harus efektif, efisien, produktif, dan menguntungkan. Inti pokok dalam perolehan dan

Page 20: Intisari Manajemen Keuangan

penggunaan kapital adalah keuntungan. Dengan demikian Manajemen Keuangan dapat didefinisikan sebagai: a. Usaha manajemen untuk memperoleh dana (modal) dengan biaya semurah- murahnya.b. Menggunakan dana yang efektif, efisien, dan produktif dengan tujuan akhir untuk

memperoleh keuntungan.

Dalam kegiatan Perusahaan, sumber kapital atau sumber dana diperoleh dari eksternal dan internal. Sumber dana eksternal antara lain dari:a. Modal Pemilik (ekuitas atau ekuiti) yaitu setoran barang atau uang tunai, atau segala

sesuatu yang dapat dijadikan uang untuk memulai kegiatan bisnis.b. Utang (debt), pinjaman dari Pihak ketiga khususnya dari lembaga keuangan untuk

menambah modal. Kedua jenis sumber dana eksternal itu merupakan milik Pihak ketiga. Perusahaan yang menggunakannya harus membayar sewa. Sewa bagi modal pemilik disebut laba yang dibagikan. Dan sewa bagi pemberi utang (kreditur) disebut bunga. Laba yang di harapkan Pemilik Perusahaan dan bunga yang dibayar kepada Kreditur merupakan biaya yang harus di tanggung perusahaan, yang lazim disebut biaya modal (cosf of capital).

Sumber internal berasal dari kemampuan Manajemen menyisihkan laba untuk mengembangkan Perusahaan, lazim sebut laba ditahan, dan dari kemampuan menyisihkan dana untuk mengganti peralatan yang digunakan dalam kegiatan bisnis, lazim disebut penyusutan. Dengan demikian sumber dana internal adalah:a. Laba ditahan (retained earning)b. Penyusutan (depreciation, amortization, dan deplesion)

Pengguanaan kapital (dana) dalam kegiatan bisnis adalah untuk:a. Mendirikan perusahaan b. Membeli peralatan bisnis, yang lazim disebut harta tetap (fixed assets).c. Untuk mengoperasikan peralatan tersebut yang lazim disebut modal kerja (working

capital).

Jika perusahaan memiliki kelebihan dana, dapat diinvestasikan ke harta keuangan (finansial assets) pada perusahaan lain. Dengan demikian hakikat penggunaan dana adalah untuk:a. Investasi pada modal kerja (working kapital/current assets) yaitu modal yang digunakan

untuk kegiatan bisnis dan menggerakkan peralatan bisnis.b. Investasi pada harta keuangan (finansial assets), dana yang ditanam disektor surat-surat

berharga atau penyertaan pada perusahaan lain melalui kepemilikan saham dan atau obligasi.c. Investasi pada harta (fixed assets), peralatan untuk melakukan kegiatan bisnis.d. Investasi pada harta tidak berwujud (intangible assets), biaya pendirian perusahaan, biaya

untuk memperoleh hak Pengelolaan Sumber Daya Alam, yang akan dibebankan keperhitungan rugi-laba secara berkala.

1. Penyajian Neraca dan Laba-Rugi

Laporan sumber dan penggunaan dana dapat di sajikan dalam bentuk Laporan Posisi Keuangan (balance sheet) dan Laporan Perhitungan Rugi-Laba (income statement). Laporan posisi keuangan suatu Perusahaan terdiri dari harta (assets), kewajiban (liabilities), dan modal. Atau neraca merupakan persamaan dari: Harta =Utang + Modal

Harta terdiri dari:a. Harta lancar (current assets) b. Harta Keuangan (finansial assets)c. Harta tetap (fixed assets)d. Harta tidak berwujud (intangible assets)

Kewajiban terdiri dari:a. Utang lancar (current liabilities)

Page 21: Intisari Manajemen Keuangan

b. Utang jangka panjang (long term debt)

Modal terdiri dari:a. Modal saham istimewa (prefered stock)b. Modal saham biasa (common stock)c. Laba ditahan (retained earning)

Perhitugan rugi-laba terdiri dari:a. Pendapatan yaitu hasil penjualan umumnya adalah penjualan bersih dan pendapatan lain-

lain (other income)b. Beban (expenses) yang terdiri dari:

1. beban (harga) pokok penjualan (cost of goods sold)2. beban usaha (commercial expenses) yang terdiri dari beban pemasaran

(marketing expenses) dan beban administrasi (administrative expenses)3. beban bunga (interest expenses)4. beban pajak (corporate tax expenses), atau pajak atas laba

Teknik penyajian laporan keuangan disajikan pada tabel berikut ini:

Laporan Posisi Keuangan atau Neraca (balance sheet)PT. ABC, 31 Desember 2002 (perhitungan dalam rupiah)

Penggunaan Dana Kapital Sumber Dana Kapital(aplication of fund) (sources of fund)

Harta Jumlah Hutang dan Modal Jumlah(assets) (amount) (debt & kapital) (amount) Rupiah RupiahKas dan setara kas 1.000 Hutang dagang 300(cash and cash equivalen) (account payable) Surat-surat berharga 300 Hutang wesel bayar 200(marketable securities) (note payable) Piutang usaha 700 Hutang pajak 200(accuonts receivable) (tak payable) Persediaan 600 Hutang dividen 300(inventories) (dividend payable) Uang muka 400 Hut. Jk pnj. Jat. Tempo 400(prepaid expenses) (long term debt due) Total harta lancar 3.000 Hutang biaya 100

(total current assets) (accrual expenses) Saham PT. AX 400 Total hutang lancar 1.500(stock of PT. AX) (total current liabilities) Obligasi PT. AX 600 Obligasi bunga 20% 2.500(bond of PT. AX) (bond at 20%) Total harta keuangan 1.000 Hipotek bunga 18% 3.000(total finansial assets) (mortgage at 18%) Tanah 1.000 Total hutang jk panjang 5.500(land) (total long term debt) Gedung 1.000 Saham Istimewa (dividen

25%)500

(building) (prefered stock, dividend 25%)Peralatan 3.000 saham biasa 1.000(eguipments) (common stock) Total harta tetap 5.000 Agio saham 200(Total fixed assets) (capital surplus)

Page 22: Intisari Manajemen Keuangan

Hak patent 200 Laba ditahan 1.300(patent right) (retained earning) Hak pengelolaan alam 300 Total modal sendiri 3.000(exploration right) (Total eguity) Biaya pendirian 500 (organization costs) Total harta tak berwujud 1.000 (total intangible assets) Total harta 10.000 Total klaim 10.000(total assets) (total klaim)

* Utang biaya lazim disebut “biaya yang masih harus dibayar”** Jumlah saham biasa yang beredar 100 lembar saham atau nilai nominal persaham Rp10

Laporan Rugi-Laba (income statement)PT. ABC 31 Desember 2002 (perhitungan dalam rupiah)

Penggunaan Dana Sumber Dana(aplication of fund) (sources of found)

Beban (expenses) Amount Pendapatan (revenue) Amount Harga pokok penjualan 6.000 Penjualan 10.200(cost of goods sold) (sales) Beban pemasaran 1.230 Pendapatan lain-lain 230(marketing expenses) (other income) Beban administrasi 500 (administrative expenses) Beban pajak 1.040 (tax expenses) Laba bersih 438 (earning after tax) Total 10.230 Total 10.230

Note:Interest of bond 20% x Rp 2.500 = Rp 500 Other income:Interest of mortage 18% x Rp 3.000 = Rp 540 Deviden PT. AX Rp 80Total = Rp 1.040 Bunga obligasi PT. AY Rp 150

Total Rp 230

Kerangka Berpikir

Sumber Dana (financing)

Penggunaan Dana (investment)

Biaya (cost) dan Beban (expenses)

Laba (gross profit, operating profit, net profit)

Pertumbuhan Perusahaan (growth or expansion)

Page 23: Intisari Manajemen Keuangan

Kegiatan operasi Perusahaan hasilnya disajikan dalam suatu laporan yang disebut Laporan Rugi-Laba atau income statement. Terdapat dua jenis laporan rugi-laba yaitu:a. Untuk Pihak luar Perusahaan yaitu untuk para Pegang Saham, lembaga keuangan, pajak,

serikat buruh, dan sebagainya.b. Untuk pihak manajemen yaitu untuk pengambilan keputusan investasi jangka panjang dan

untuk perencanaan laba jangka pendek.

Laporan Rugi-Laba (income statement) PT. ABC 31 Desember 2002Pendekatan Fungsi Manajemen (functional Management approarch)Untuk Pihak Luar (for exsternal parties), (perhitungan dalam rupiah)

Nama Perkiraan (accounts) Rupiah Ratio

Pendapatan (sales) 10.000 100,0%Harga pokok penjualan (cost of goods sold) 6.000 60,0%Laba kotor (gross profit) 4.000 40,0%Beban pemasaran (marketing expenses) 1.230 12,3%Beban administrasi (administrative expenses) 500 5,0%Laba operasi (operating profit) 2.270 22,7%Pendapatan (beban) lain-lain 230 2,3%[other incomes (expenses)] Penghasilan sebelum bunga dan pajak 2.500 25,0%[earning before interest & tax (EBIT)] Beban bunga (interest expenses) 1.040 10,4%Penghasilan sebelum pajak 1.460 14,6%[earning before tax (EBIT)] Beban pajak(tax expenses 30% x 1.460) 438 4,4%

Laba bersih [earning after tax (EAT)] 1.022 10,2%

Page 24: Intisari Manajemen Keuangan

Keterangan:a. Perhitungan laba-rugi diatas yang lazim disajikan pada berbagai laporan keuangan secara

umum, dimuat disurat-surat kabar, majalah, brosur dan sebagainya. Garis besarnya memuat tentang pendapatan (revenue) dan beban-beban (expenses) perusahaan.

b. Beban pokok penjualan atau cost of goods sold merupakan beban yang paling tinggi, diikuti oleh beban pemasaran dan beban administrasi. Ketiga beban itu lazim disebut beban operasi (operating expenses).

c. Beban bunga, besarnya tergantung pada besarnya pinjaman dan besarnya suku bunga, makin tinggi perusahaan di biayai oleh utang, makin tinggi beban bunganya, dan makin tinggi resiko keuangan perusahaan.

d. Beban pajak yaitu pajak atas laba tergantung pada besarnya keputusan Pemerintah tentang pajak penghasilan perusahaan dan tergantung besarnya laba kena pajak

Disamping manjemen perusahaan menyajikan perhitungan rugi-laba, ia juga menyajikan perhitungan laba ditahan (retained earning statement). Perhitungan ini menjanjikan besarnya laba bersih yang dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai Deviden dan besarnya laba.

Soal 5.1: PT. Lima EmpatPerusahaan memiliki return proyek investasi dalam berbagai kondisi ekonomi antara lain sebagai berikut:

State (s) Probability (Ps) Market Return (Rm) Prohect Return (Rj)

1 0.05 -0.20 -0.302 0.25 0.10 0.053 0.35 0.15 0.204 0.20 0.20 0.255 0.15 0.25 0.30

Hitunglah:a. Koefisien variasi hasil proyekb. Ko-varian hasil proyek dengan hasil pasarc. Koefisien korelasi antara hasil proyek dengan hasil pasar

Sumber: Weston dan Brigham, Managerial Finance

Soal 5.2: PT. Lima-LimaPerusahaan mempunyai dua anak Perusahaan yaitu A dan B masing-masing hasil investasinya adalah sebagai berikut:

State(s) Ps Return of Firm A Return of Firm

B1 0.1 -0.05 -0.102 0.4 0.10 0.153 0.3 0.25 0.104 0.2 0.30 0.18

Perusahaan A memiliki total Investasi Rp 75.000 tiga kali investasi Perusahaan B. Kedua Perusahaan melakukan merger menjadi Perusahaan C. Hitunglah:a. Hasil diharapkan dan standar deviasi kedua Perusahaan sebelum merger.b. Kovariasi AB dan koefisien korelasi AB (Pab) sebelum merger.c. Hasil diharapkan dan standar deviasi Perusahaan C.Sumber: Weston dan Brigham, Managerial Finance

Page 25: Intisari Manajemen Keuangan

3. FUNGSI KEUANGAN

Tujuan perusahaan adalah sama dengan tujuan pemilik perusahaan yaitu mencari laba. Oleh sebab itu, perusahaan disebut organisasi pencari laba (profit seeking organization). Ciri khusus perusahaan ialah semua orang yang melibatkan diri dalam kegiatan harus berpikir penghematan biaya dan memaksimumkan pendapatan, agar perusahaan dapat memperoleh laba untuk memaksimumkan kekayaan pemiliknya, kesejahteraan karyawannya, dan untuk mengembangkan kegiatannya. Untuk mewujudkan laba, semua kegiatan harus diukur dengan satuan uang. maka fungsi keuangan menjadi pusat pembahasan yang penting. Fungsi keuangan suatu perusahaan adalah: 1. Modal harus dicari dari sumber-sumber luar dengan

biaya yang semurah-murahnya dan dialokasikan untuk berbagai kegiatan bisnis secara efektif, efisien, produktif, dan menguntungkan.

2. Arus uang dalam operasi perusahaan harus dicatat, atau harus mempunyai sistem akuntansi yang tepat guna, agar kegiatan bisnis dapat disajikan dalam laporan keuangan (Financial statement) yang tepat waktu, tepat guna, dan akurat.

3. Memberi imbalan kepada pemilik sumber-sumber keuangan, diberikan dalam bentuk laba, dividen, bunga, pembayaran kembali utang dan modal.

Unluk melaksanakan fungsi keuangan, manajer keuangan harus berhubungan erat dengan pasar keuangan: lembaga keuangan perbankan dan non-bank (perusahaan asuransi, dana pensiun, dan sebagainya). Manajer keuangan harus mengetahui dan memahami perilaku pasar keuangan untuk: (1) kepentingan kelancaran kegiatan operasi perusahaan, (2) meningkatkan kekayaan pemegang saham, yaitu meningkatkan pendapalan per saham biasa dalarn jangka panjang.

Di samping rnemaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan, manajer keuangan juga harus memiliki tanggung jawab sosial, yailu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sckilar lingkungan perusahaan dengan cara memberikan berbagai bantuan dana untuk perbaikan lingkungan sosial. Di samping ilu, manajer keuangan juga harus memberi kepuasan kepada semua pihak yang melibatkan diri dalam kegiatan perusahaan, yaitu memberi kepuasaan kepada karyawan dengan memberi imbalan yang layak, memberi kepuasan kepada kreditur dengan melaksanakan kewajibannya tepat waktu, memberi kepuasaan kepada pemerintah yaitu sebagai pembayar pajak yang baik, dan memberi kepuasan kepada pemilik yaitu mampu memperoleh keuntungan yang maksumum.

4. MANAJEMEN KEUANGAN di INDONESIA

Dalam sejarah perkembangan perusahaan di Indonesia, sejak tahun 1970-an di mana jejak berlakunya Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri, tahun 1967 dan 1968, manajemen keuangan mempunyai peranan antara lain:a. Tahun 1970-an, berfokus pada pencarian sumber modal, terutama dari modal pinjaman

dari pihak luar negeri (perusahaan dan bank luar negeri).b. Tahun 1980-an, berfokus pada ekspansi usaha.c. Tahun 1990-an,berfokus pada ekspansi (sampai dengan tahun 1996), dan berfokus

menghadapi resesi (pada tahun 1997).d. Tahun 2000-an, berfokus pada kebangkrutan akibat resesi ekonomi dan krisis politik.

Soal 6.1: PTJayakarta

Secara singkat sejarah perusahaan adalah sebagai berikut: pada tahun 2000 Bambang S dan kawan-kawan mengundurkan diri dari suatu perusahaan global Multi Nalional Corporation. Mereka mendirikan perusahaan sendiri setelah memiliki pengalaman dan pengetahuan dari MNC tempat asal mereka bekerja. Mereka yakin bahwa bisa memperoleh Net Profit Margin sebesar 12% sampai dengan 15% dalam satu tahun. Bisnis yang akan digarap adalah Pabrik Baja, dengan

Page 26: Intisari Manajemen Keuangan

investasi tunai atau modal saham disetor Rp5.000. Proses pendirian pabrik sampai beroperasi selama dua tahun.Selama pendirian perusahaan tidak diperhitungkan bunga, karena modal sendiri mencukupi untuk mengurus akta pendirian dan segala perijinan. Pabrik dan segala peralatan dibeli dari perusahaan asing (eks kolonial) yang bangkrut karena tekanan politik, dan pembelian tersebut mendapatkan penjaminan jangka panjang dari bank.

Karena perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik, langsung pada tahun pertama Go-public karena mendapat dukungan dari penguasa politik dan konglomerat global. Saham-sahamnya pada umumnya dimiliki oleh para penguasa negara, konglomerat nasional, dan konglomerat asing. Produknya merupakan produk setengah monopoli, karena baja saat ini menjadi monopoli negara. Berikut ini adalah transaksi bisnis selama satu tahun berjalan 2002 atau tahun pertama operasi.1. Modal disctor tunai oleh pemilik (terdiri dari 100 saham)

Rp5.0002. Dibayar biaya pendirian perusahaan sebesar Rp2.000,

diamortisasi lima tahun secara garis lurus, beban biaya adminislrasi3. Dibeli gedung pabrik dan peralalan Rp1.650, dibayar

tunai Rp 650, sisanya dibayar oleh BBD sebagai uang. Disamping itu dipinjam dari BBD tunai Rp2.000 untuk modal kerja, 5 tahun, bunga 20% per tahun, penyusutan aktiva tetap pabrik model straight line method, umur 10 tahun, beban penyusutan pada biaya overhead pabrik, tanpa nilai sisa

4. Dibeli gedung dan peralatan divisi pemasaran Rp1.000, penyusulan model straight line method, umur 10 tahun, beban penyusutan pada administrative expenses, tanpa nilai sisa

5. Dibeli gedung dan peralalan divisi umum dan administrasi Rp1.200, penyusutan model straight Iine method. umur 10 tahun, beban penyusutan pada administrative expenses, tanpa nilai sisa

6. Dibeli material Rp1.400, dibayar tunai Rp400, sisanya utang dagang, material dipakai dalam proses produksi Rp1.300

7. Dibayar tunai upah buruh, beban proses produksi, Rp1.000

8. Dibayar biaya overhead pabrik tunai, beban proses produksi, Rp900

9. Diperhitungkan harga pokok barang jadi 1.000 unit Rp3.000

10. Dijual produk jadi 900 unit (@ Rp 8, diterima tunai Rp2.400, sisanya piutang dagang)

11. Dibayar biaya pemasaran, tunai Rp80012. Dibayar biaya umum dan administrasi, tunai Rp1.00013. Pada akhir periode dibayar bunga BBD dan utang pajak

perseroan 30%

Page 27: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 7ANALISIS KINERJA KEUANGAN(Financial Performance Analisis)

Kinerja Keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode sekarang harus dibandingkan dengan: (1) Kinerja keuangan periode masa lalu, (2) Anggaran neraca dan rugi laba, dan (3) rata- rata kinerja keuangan perusahaan sejenis. Hasil perbandingan itu menunjukkan penyimpangan yang menguntungkan atau merugikan, kemudian penyimpangan itu dicari penyebabnya. Setelah ditemukan penyebab penyimpangan, manajemen mengadakan perbaikan dalam perencanaan dan perbaikan dalam pelaksanaan. Kegiatan perusahaan dapat disajikan dakam laporan keuangan yang terdiri dari:1) Lapoaran posisi keuangan (Balance Sheet)2) Laporan Rugi-Laba (Income Statement)3) Laporan Laba Ditahan (Retained earning Statement)4) Laporan sumber dan Penggunaan Dana (Source and Application of Fund atau lazim disebut

Cash Flow Statement)

Perusahaan yang memiliki kinerja baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di atas perusahaan pesaingnya, atau di atas rata-rata perusahaan sejenis. Analisis Kinerja Keuangan dapat disajikan dengan perhitungan sebagai berikut:1) Analisis arus Kas (Cash Flow analisys)2) Analisis Likuiditas (Liquidity analysis or working capital analysis)3) Analisis Leverage (Leverage analysis or debt manajemen analysis)4) Analisis Profitabilitas (Profitability analysis)5) Analisis Aktivitas (Activity analysis)6) Analisis Penilaian (Valuation analysis)7) Analisis Pertumbuhan (Growth analysis)8) Analisis Kesehatan (Healthy analysis)9) Analisis Sistem Du pont

Hasil analisis merupakan informasi bagi manajemen untuk membuat berbagai keputusan bidang pembiayaan, investasi, dan operasi. Setiap Manajer membutuhkan informasi Keuangan untuk membuat program kerja, anggaran, dan pengendalian. Oleh sebab itu informasi keuangan harus disajikan tepat waktu dan akurat. Informasi tersebut disajikan oleh akuntan intern kemudian diperiksa oleh akuntan publik.

Tabel 7.1Laporan Posisi Keuangan PT. AX (Balance Sheet)

(Perhitungan dalam Rupiah)

Harta (Assets) 2001 2002Kas (Cash) 450 500Piutang (accounts receivable) 4.800 400Persediaan (Inventories): Bahan Baku (raw materials) 100 200 Barang Dalam Proses (work in process) 500 400 Barang jadi (Finished goods) 300 1.000Total harta Lancar (Total current assets) / a 6.150 2.500Obligasi PT. AX (Bonds) 200 1.000Saham PT. AY (Stocks) 150 2.000Total Harta Keuangan (Total Financial assets) / b 350 3.000Harta Tetap (Fixed Assets) 2001 2002Tanah (Land) 980 500Gedung (Buildings) 1.000 800Peralatan (Equipments) 1.000 5.700Total harta Tetap(Total Fixed assets) / c 2.980 7.000Hak Patent (Property right) 200 100

Page 28: Intisari Manajemen Keuangan

Biaya pendirian(Organization fee) 600 500Hak Pengelolaan Alam(Natural Resource rigft) 282 400Total harta tak berwujud(Total intangible assets) / d 1.082 1.000Total Harta(Total Assets) = (a+b+c+d) 10.562 13.500

Hutang dan Modal (debt & Equity) 2001 2002Utang Dagang (account Payable) 500 1.000Utang bunga (interest payable) 1.000 500Utang Pajak (tax payable) 44 14Utang dividends (diviends payable) 18 48Utang Bank (note payable, at 25%) 500 2.000Total uang lancar (total current liabilities) / e 2.062 3.562Utang obligasi (bonds,at 20%) 1.000 500.Utang Hipotik (mortgage,at 24%) 2.000 1.500Total utang jangka panjang (long-term debt) / f 3.000 2.000Saham istimewa (preferred stock,at 24%) 2.000 2.000Saham biasa (common stock) 3.000 4.500Agio sero (caital surplus or paid in capital) 420 865Laba di tahan (retained earnings) 80 573Total ekuitas (total equity) / g 5.500 7.938Total utang dan Modal (total debt & equity) / e+f+g 10.562 13.500

Ket. Table 7.11) Beban bunga 2002 = (25%x 2.000) + (20%x500) + (24%x1.500) = 9602) Beban bunga 2001 = (25%x500) + (20%x1.000) + (24%x2.000) = 8053) Dividen saham istimewa = 24%x2.000 = 4804) Saham biasa yang beredar 1.000 lembar, dan saham istimewa 1.000 lembar pada tahun

20015) Harga saham biasa per lembar Rp 56) Penyusutan aktiva tetap (real asset) 2001 Rp 298 dan 2002 Rp 700, amortisasi 2001 Rp

108,2002 Rp 100.

Tabel 7.2Perhitungan rugi-laba PT. AX (income statement)

(Perhitungan dalam rupiah)

Keterangan(description) 2001 rasio 2002 RasioPenjualan (sales or revenue) 7.200 100% 9.000 100%Harga pokok Penjualan (cost of goods sold) 4.320 60% 4.950 55%Laba kotor (gross profit) 2.880 40% 4.050 45%Beban pemasaran (Marketing expenses) 720 10% 720 8%Beban administrative (Administrative expenses) 360 5% 360 4%Laba operasi (operating profit or earning before interest and tax or EBIT)

1.800 25% 2.970 33%

Pendapatan (biaya) lain-lain {other income (expenses)} 120 1,7% (150) 1,7%Laba sebelum bunga dan Pajak (Earning before interest and tax or EBIT)

1.680 23,3% 2.820 31,3%

Bunga (interest) 805 11,2% 960 10.6%Laba sebelum pajak (earning before tax or EBIT) 875 12,1% 1.860 20,7%Pajak at 30% (corporate tax) 262 3,6% 558 6,2%Laba bersih setelah pajak (earning after tax or EAT) 613 8,5% 1.302 14,5%

Ket. Table 7.2:1) Penyusutan aktiva tetap (real assets) 2001 Rp298 dan 2002 Rp700, amortisasi 2001

Rp108, 2002 Rp100.2) Terjadi kenaikan laba bersih dari 8,5% menjadi 14,5%, berarti hasil kegiatan tahun

2002 lebih baik dibanding tahun 2001.3) Terjadi penurunan beban pokok penjualan, beban pemasaran dan beban operasi.

Secara keseluruhan beban operasi lebih efisien pada tahun 2002 dibanding tahun 2001.

Page 29: Intisari Manajemen Keuangan

Tabel 7.3Laporan Laba Ditahan PTAX (retained earning statement)

(Perhitungan dalam rupiah)

Keterangan 2001 2002Laba ditahan awal periode (retained earning at the beginning year) 0 80Laba bersih setelah pajak tahun ini (earning after tax or EAT this periode) 613 1.302Total laba untuk pemilik (total earning for owners) 613 1.382Dividend saham preferen, 24% (preferred stock dividends), at 24% x 2000 480 480Laba untuk pemegang saham biasa (earning for common stockholders) 133 902Dividen pemegang saham biasa ,40% (dividends for common stockholders), at 40% 53 *329Laba ditahan akhir tahun (retained earning at the ending year) (lihat neraca) 80 573

Keterangan Tabel 7.3:1) Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Biasa bahwa Dividens untuk para

pemegang saham biasa adalah 40% dari laba tahun ini setelah dikurangi saham istimewa.2) *40% x (1.302-480)= 40% x 822)3) Jumlah akumulasi laba ditahan relative kecil, sehingga akan menghambat

pertumbuhan perusahaan jika perluasan usaha dibiayai dengan modal sendiri.4) Jumlah yang dibayarkan kepada pemegang saham istimewa lebih besar daripada

yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Sedangkan nilai nominal saham istimewa lebih kecil daripada nominal saham biasa. Dalam kondisi yang demikian, para pemegang saham biasa dapat dipastikan kurang puas atas hasil investasinya.

5) Rasio laba ditahan terhadap total asset kecil sekali, yaitu tahun 2001 sebesar (80/10.562)=0,007, dan tahun 2002 sebesar (573/13.500)=0,04. Perusahaan yang memiliki rasio laba ditahan yang kecil terhadap total harta artinya perusahaan itu dapat dikembangkan lagi, bisnisnya sudah jenuh, atau pemilik tidak mengembangkan perusahaanya, atau mungkin kondisi ekonomi tidak memungkinkan.

1. ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA (ARUS KAS)

Manajer puncak harus mengetahui dengan pasti dari mana dana diperoleh dan ke mana dana dialokasikan. Media untuk mengetahuinya adalah laporan sumber dan penggunaan dana. Sumber dana harus sama besarnya dengan penggunaanya, karena hakikat dari posisi keuangan adalah harta sama dengan hutang ditambah modal.

Table 7.4Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT. AX

(source and application of funds statement)(Perhitungan dalam Rupiah)

Harta (assets) 2001 2002 Sumber PenggunaanKas (cash) 450 500 0 50Piutang (accounts receivable) 4.800 400 4.400 0Persediaan (Inventories): 100 200 0 100 Bahan Baku (raw materials) 500 400 100 0Barang Dalam Proses (Work in Process) 300 1000 0 700Barang Jadi (finished goods)Total harta lancar (total Current assets) / a 6.150 2500Obligasi PT. AZ (Bonds) 200 1000 0 800Saham PT. AY (stocks) 150 2000 0 1850Total Harta keuangan (total financial assets) / b 350 3000Harta (assets) 2001 2002Tanah (Land) 980 500 480 0Gedung (Buildings) 1000 800 200 0Peralatan (Equipments) 1000 5700 0- 4700Total Harta Tetap (total real assets) / c 2980 7000Hak paten (Poperty right) 200 100 100 0

Page 30: Intisari Manajemen Keuangan

Biaya pendirian (Organization fec) 600 500 100 0Hak pengelolaan Alam (Natural Resource right) 282 400 0 118Total harta tak berwujud (total Intangible assets) / d 1.082 1000Total harta (Total Assets) = (a+b+c+d) 10.562 13.500

Tabel 7.4Laporan sumber dan Penggunaan dana (lanjutan)

Utang dan Modal (debt and equity)

Utang dan Modal (debt and equity) 2001 2002 Sumber PenggunaanUtang dagang (account payable) 500 1.000 500 0Utang Bunga (interest Payable) 1.000 500 0 500Utang pajak (tax payable) 44 14 0 30Utang Dividends (Dividends Payable) 18 48 30 0Utang Bank (note payable) 500 2.000 1.500 0Total utang lancar (Total current liabilities)/e 2.062 3.562Utang obligasi (Bonds, at 20%) 1.000 500 0 500Utang hipotik (Mortage, at 24%) 2000 1500 0 500Total Utang jangka panjang(Total Long-Term Debt) / f

3000 2000

Saham Istimewa (Preferred stock, at 24%) 2000 2000 0 0Saham Biasa (Common Stock) 3000 4500 1500 0Agio Sero (Capital Surplus or Paid in Capital) 420 865 445 0Laba Di tahan (Retainrd Earnings) 80 573 493 0Total Ekuitas (Total Equity) / g 5500 7938Total Hutang dan Modal (Total Debt and Equiy) / e+f+g

10.562 13.500

Total Sumber dan penggunaan dana (Total Source and Application of Funds)

9848 9848

Keterangan table 7.41) Sumber dana dari berkurangnya nilai: piutang, barang dalam proses, tanah, gedung, hak

paten, biaya pendirian organisasi dan bertambahnya: hutang deviden, hutang dagang, hutang bank, saham biasa, agio sero dan laba di tahan.

2) Penggunaan dana untuk membiayai: bahan baku, barang jadi, obligasi PT. AZ, saham PT. AY, peralatan dan hak penggolaan alam dan untuk melunasi hutang bunga, hutang pajak, hutang obligasi dan hutang hipotik.

3) Laporan arus kas dapat di sajikan berdasarkan: a. Kegiatan operasi (Operation Activity)b. Kegiatan Investasi (Investment Activity)c. Kegiatan Pembiayan (Financing Activity)

Tabel 7.5Laporan arus kas PTAX (Cash flow statement)Kas dari aktivitas operasi (Operating activity)

(Perhitungan dalam rupiah)

Laba BersihPenurunan piutang

13024400

Kenaikan persediaan (700)Kenaaikan Hutang Dagang 500Penurunan beban yang harus di bayar (500)Kenaikan kas 5002

Kas dari aktivitas invetasi (investment activity)(perhitungan dalam rupiah)

Page 31: Intisari Manajemen Keuangan

Kenaikan harta keuangan (2.650)Kenaikan harta tetap (4.020)Kenaikan harta tak berwujud 82Penurunan kas (6.588)

Kas dari pembiayaan (financing activity)(perhitungan dalam rupiah)

Kenaikan hutang bank (nota payable) 1.500Penurunan hutang jangka panjang (1.000)Kenaikan saham biasa 1.500Kenaikan agio sero (capital surplus) 445Pembaayaran dividends (809)Kenaikan kas 1.636

Ikthisar Arus Kas(Perhitungan dalam rupiah)

Kenaikan kas dari operasi 5.002Penurunan kas untuk investasi (6.588)Kenaikan kas dari pembiayaan 1.636Kenaikan kas 50Kas awal periode 450Kas pada akhir periode (tahun) 500

Keterangan tabel 7.5:1) Dengan informasi di atas, manajemen dapat mengetahui bahwa saldo kas sebesar Rp500

pada akhir periode 2002 adalah dari hasil operasi, pembiayaan, dan investasi.2) Dengan dibuatnya perhitungan diatas, kondisi keuangan perusahaan dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik.

Page 32: Intisari Manajemen Keuangan

2. ANALISIS LIKUIDITAS

Likuiditas ialah kemampuan perusahaan mmenuhi semua kewajibanya yang jatuh tempo. Kemampuan itu dapat diwujudkan bila jumlah harta lancar lebih besar dari pada utang lancar.Perusahaan yang likuid adalah perusahan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak likuid adalah perusahaan yang tidak mampu memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo.

Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawanya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan dengan pihak luar) dan likuiditas perusahaan (berhubungan dengan pihak dalam perusahaan). Untuk memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara: (1) pemilik menambah modal, (2) menjual sebagian harta tetap, (3) utang jangka pendek dijadikan utang jangka panjang, (4) utang jangka pendek dijadikan modal sendiri.

3. PERAMALAN KEUANGAN

Kegiatan bisnis sebaiknya dimulai dari mengadakan peramalan kondisi di masa depan, terutama adalah situasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Kondisi politik menentukan kegiatan bisnis. Untuk mengadakan peramalan terlebih dahulu dikumpulkan data historis suatu kegiatan bisnis kemudian diolah menjadi informasi relevan untuk mengambil keputusan manajemen dalam membuat perencanaan keuangan. Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis. Metode yang lazim digunakan adalah:1) Siklus Arus kas2) Pola Pembiayaan3) Perubahan Penjualan4) Regressi

a. Siklus Arus Kas

Siklus bisnis dimulai dari uang sebagai kapital untuk menjalankan kegiatan bisnis, kemudian melahirkan uang (kapital) yang lebih besar lagi. Dengan demikian, unit organisasi bisnis mendapatkan keuntungan atau laba.

Uang Kegiatan Bisnis Uang

Uang (Rp 1.000) Kegiatan Bisnis Uang (Rp. 1.200)

Uang sebagai kapital pertama-tama dari setoran pemilik organisasi bisnis sebagai kapital yang lazim disebut Equity (ekuitas) atau modal sendiri. Jika kapital sendiri tidak mencukupi untuk melakukan kegiatan bisnis, organisasi meminjam uang dari sumber-sumber pembiayaan (bank dan lembaga keuangan non-bank). Kedua jenis sumber modal itu (modal sendiri dan utang jangka panjang) disebut modal permanen atau capital invested.

Modal permanen digunakan untuk membangun organisasi bisnis dan membeli peralatan bisnis, kemudian untuk membiayai kegiatan bisnis yaitu membeli bahan baku untuk diolah menjadi komoditi, membayar upah tenaga kerja, dan membayar berbagai biaya tidak langsung antara lain biaya tidak langsung pabrik (factory overhead), biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya bunga, biaya sewa, dan pajak. Semua ini dikeluarkan uang tunai (cash). Setelah menjadi komoditi dijual dipasar, melahirkan uang tunai kembali. Dengan demikian arusnya yaitu dari uang tunai (cash), kegiatan bisnis, kemudian menjadi uang tunai kembali.

Biaya membangun organisasi dan biaya peralatan bisnis secara periodik diamortisasi dan didepresiasi berdasarkan suatu metode tertentu kemudian dibebankan kepada komoditi yang dijual, ini merupakan proses menjadikan kembali uang tunai melalui kegiatan bisnis. Dengan demikian, arus kas masuk bersih dapat disajikan sebagai: laba bersih + amortisasi dan

Page 33: Intisari Manajemen Keuangan

depresiasi. Keahlian menjadikan uang tunai Rp1.000 pada awal tahun menjadi Rp1.200 pada akhir tahun adalah keahlian manajer bisnis.

b. Pola Pembiayaan

Yang dimaksud dengan pola pembiayaan adalah pembiayaan untuk modal kerja dan harta tetap. Modal kerja digolongkan menjadi dua, yaitu modal kerja permanen dan modal kerja musiman. Modal kerja permanen harus dibiayai oleh utang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan modal kerja musiman bisa dibiayai oleh utang dagang, utang bank jangka pendek, atau utang wesel bayar atau dikenal dengan commercial papers.

Harta tetap harus dibayar oleh utang jangka panjang dan modal sendiri. Manajemen harus memperhitungkan umur ekonomis harta tetap dan model penyusutan yang akan dibebankan kepada produk yang dijual. Makin tinggi nilai penyusutan makin besar arus kas masuk bersih perusahaan, tetapi makin tinggi harga pokok penjualan suatu produk dan akhirnya sulit masuk dalam persaingan pasar bebas. Sedangkan makin kecil nilai penyusutan makin kecil arus kas masuk bersih perusahaan, tetapi makin rendah harga pokok penjualan suatu produk dan lebih mudah masuk pasar persaingan bebas. Manajemen harus mengadakan penukaran (trade-off) antara kepentingan arus kas masuk dan pangsa pasar.

Modal kerja pemanen harus tumbuh terus menerus sepanjang waktu (steady growth). Sedangkan modal kerja musiman mengikuti perkembangan permintaan pasar. Permintaan tinggi, kebutuhan modal kerja musiman tinggi, dan sebaliknya. Jika perusahaan memiliki kelebihan uang tunai, perusahaan harus menginvestasikan sementara pada harta keuangan jangka pendek atau surat-surat berharga yang mudah diperjual belikan (marketable securities).

c. Perubahan Penjualan

Perubahan penjualan mengakibatkan perubahan harta dan utang jangka pendek, karena untuk memenuhi kenaikan penjualan harus membutuhkan tambahan harta dan utang jangka pendek, khususnya utang dagang. Kebutuhan dana untuk memenuhi tambahan penjualan itu dapat dipenuhi dari dalam dan dari luar perusahaan, jika kenaikan kecil, kemungkinan tambahan dana dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, dan jika kenaikan penjualan besar, pada umumnya tambahan dana dipenuhi dari luar perusahaan (dari tambahan modal sendiri atau dari utang jangka panjang). Tambahan dana akibat kenaikan penjualan.

d. Ramalan Laba Operasi

Setelah unit penjualan dan harga diramal dan biaya diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, kemudian dibuat peramalan laba, dalam berbagai kondisi ekonomi, misalnya kondisi ekonomi buruk jumlah penjualan 600 unit, normal 900 unit, dan baik 1.200 unit. Peramalan laba dapat disajikan berikut ini dalam berbagai kondisi ekonomi.

Tabel 8.8Peramalan Laba: Harga per unit Rp 9.125;

Biaya Variabel per unit Rp 2.375

Kondisi Sales Sales Biaya Biaya LabaEkonomi Unit (Rp) variabel (Rp) tetap (Rp) operasi (Rp)

Buruk 600 5.475 1.425 5.181 (1.131)Normal 900 8.212 2.138 5.181 893Baik 1.200 10.950 2.850 5.181 2.919

Page 34: Intisari Manajemen Keuangan

Catatan: laba operasi ialah penjualan dikurangi biaya variabel dan biaya tetap

Soal 8.1: PT. Muara BhaktiLaporan Posisi Keuangan

Data akuntansi selama lima tahun adalah sebagai berikut:

Keterangan:1. Harga, DMC (Direct material Cost), DLC (Direct Labor Cost) adalah dalam perhitungan

per unit.2. FOH (Factory Overhead), ME (Marketing Expenses), dan AE (Administrative Expenses)

adalah dalam perhitungan total biaya.3. Ramalan penjualan, harga, biaya bahan langsung, dan upah langsung menggunakan time

series tergantung pada model yang anda pilih, moment atau least squeres.4. Klasifikasi biaya overhead dan biaya pemasaran menggunakan korelasi least squeres,

sedangkan biaya administrasi menggunakan titik tertinggi dan terendah.Diminta:

1. Menyusun perhitungan rugi laba bersih secara “Marjin Kontribusi” pada tahun ke 5 dan ke 6, jika diketahui bunga pinjaman 5%, pajak penghasilan perusahaan 30%, dividen yang rencana dibayarkan 40%, berapa besarnya laba ditahan?

2. Menyusun anggaran laba operasi fleksibel pada tahun keenam pada kapasitas 1.000 unit, 1.300 unit dan 1.500 unit.

3. Agar perusahaan tidak menderita kerugian, berapa unit yang harus diproduksi dan dijual pada tahun keenam?

4. Jika pada tahun keenam kondisi ekonomi buruk, diperkirakan perusahaan menderita kerugian 5% dari total penjualan, berapa besarnya penjualan tahun keenam?

5. Jika tahun keenam kondisi sangat baik, dan perusahaan diperkirakan laba Rp 2.000, berapa nilai penjualan tahun keenam?

BAB 8PERENCANAAN KEUANGAN

Perencanaan keuangan suatu perusahaan pada umumnya disajikan dengan model: (1) anggaran, (2) titik impas, (3) tingkat leverage operasi, dan (4) return on investment atau ROI

Anggaran

Hasil peramalan keuangan tabel 8.3 (mengenai ramalan unit penjualan tahun keenam sebesar 906 unit), tabel 8.4 (mengenai ramalan harga jual Rp9.125 per unit dan tabel 8.7 (mengenai

Keterangan (Rp) Keterangan (Rp)

Harta Lancar 10.000 Hutang 18.000Harta tetap 20.000 Modal sendiri 12.000

Jumlah harta 30.000 Jumlah hutang & modal 30.000

Tahun Sales Harga DMC DLC FOH ME AE(Unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 1.000 13,50 1,35 1,80 1.650 3.150 4.9002 1.100 13,40 1,40 1,90 1.700 3.200 5.1003 1.050 13,60 1,50 2,00 1.725 3.150 5.0004 1.200 13,55 1,60 2.10 1,775 3.200 5.1005 1.250 13,50 1,75 2,05 1.800 3.250 5.200

Page 35: Intisari Manajemen Keuangan

biaya variabel Rp2.375 dan biaya tetap total Rp5.181) pada bab 8, dapat disusun anggaran rugi laba tahun keenam sebagai berikut: Sales 906 unit @ Rp9.125 Rp 8.267 Variable cost 906 unit @ Rp2.375 Rp 2.152 Marjin kontribusi Rp 6.115 Biaya tetap Rp 5.181 Laba operasi Rp 934

Anggaran diatas adalah lazim disebut anggaran statis, karena hanya pada satu titik penjualan yaitu 906 unit penjualan. Dengan menjual pada jumlah tersebut, perusahaan direncanakan akan mendapatkan laba operasional Rp934. Manajemen akan sangat mudah membuat perencanaan keuangan jika biaya operasi diklasifikasikan kedalam biaya variabel dan biaya tetap. Model klasifikasi biaya operasi tersebut telah dijelaskan dalam peramalan keuangan dengan model titik terendah tertinggi atau model least squeres. Yang paling mudah adalah menggunakan model titik terendah tertinggi, tetapi tingkat akurasinya rendah. Model anggaran operasi diatas sangat sederhana dan mudah dipraktikan dan mudah dipahami bagi setiap level manajer. Oleh sebab itu, diharapkan semua level manajer harus mengetahui dan memahami perilaku biaya dan tekhnik penyajian anggaran laba.

Mengenai total biaya tetap sebesar Rp5.181 itu adalah biaya tetap pada jarak penjualan tertentu (relevant range) 0 sampai dengan 1.000 unit. Jika penjualan diatas 1.000 unit besarnya biaya tetap akan meningkat. Jika manajemen membuat perencanaan laba pada penjualan diatas 1.000 unit, maka total biaya tetap diatas Rp5.181, misal Rp6.000. Perhitungan laba rugi pada tahun tingkat penjualan 1.000 adalah sebesar 1.000 x (9.125 - 2.375) - Rp6.000 = Rp750

Dengan data diatas, manajemen dapat menyusun anggaran diberbagai alternatif titik kegiatan, yang lazim disebut anggaran fleksible. Berikut ini dalam tabel 9.1 disajikan bentuk anggaran fleksible.

Tabel 9.1Anggaran fleksibel Tahun ke 6

Keterangan:Jika perusahan hanya mampu menjual 750 unit, maka kerugian perusahaan Rp118 Analisis Pulang Pokok (Titik Impas)

1. analisis pulang pokok merupakan model perencanaan dan pengendalian keuangan dasar. Hubungan antara besarnya pengeluaran investasi dan volume yang diperlukan untuk mencapai profitabilitas disebut analisis pulang pokok (break even analysis) atau perencanaan laba. Analisis pulang pokok merupakan alat untuk menentukan titik dimana penjualan akan impas menutup biaya-biaya.

2. Dalam analisa model pulang pokok biaya-biaya harus dibedakan biaya variabel dan biaya tetap, seperti disajikan dalam perhitungan diatas.

3. Titik impas dapat disajikan dalam perhitungan berikut ini.

Perhitungan titik impas: FC = 5.181 = 768 unit 768 x Rp9.125 = Rp7.008 CMPU (9.125 - 2.375)

Keterangan Penjualan Penjualan Penjualan 750 Unit 800 Unit Rata-rata 936 sales

Penjualan 6.844 7.300 8.541Biaya varibel 1.781 1.900 2.223Marjin kontribusi 5.063 5.400 6.318Biaya tetap 5.181 5.181 5.181

Laba Operasi (118) 219 1.137

Page 36: Intisari Manajemen Keuangan

Penjualan 768 unit @ Rp9125 = Rp7.008Biaya variabel 768 unit @ Rp2.375 = Rp 1.824Marjin kontribusi = Rp 5.184Biaya tetap = Rp 5.181Laba operasi (akibat pembulatan) = Rp 3

Margin Of Safety

Jika penjualan nyata (direncanakan) 750 unit, dapat dihitung margin of safety atau tingkat keamanan penjualan terhadap kerugian, yaitu bahwa dengan penjualan nyata 750 unit perusahaan menderita kerugian Rp118 (lihat perhitungan diatas), maka margin of safety =Sales actual - Sales BEP = (750-768) = - 2,4%

Sales actual 750Jika penjualan nyata (direncanakan) 936 unit, dapat dihitung margin of safety atau tingkat keamanan penjualan terhadap kerugian, yaitu bahwa dengan penjualan nyata 750 unit perusahaan menderita kerugian Rp118 (lihat perhitungan diatas), maka margin of safety =

Sales aktual-Sales BEP = (936 - 768) = 17,95%Sales aktual 936

Tingkat Leverage Operasi

Tingkat leverage operasi (degree of operating leverage) ialah sejauh mana pengaruh biaya tetap terhadap perubahan penjualan dan laba. Pada contoh diatas, pada penjualan 906 unit, tingkat leverage operasi dapat dihitung:Marjin Kontribusi = Tingkat Leverage Operasi Laba operasi

Sales 906 unit @ Rp9.125 Rp 8.267Variable cost 906 unit @ Rp2.375 Rp 2.152Marjin kontribusi Rp 6.115Biaya tetap Rp 5.181Laba operasi Rp 934

Tingkat leverage operasi = 6.115/934 = 6,547 X. Hasil sebesar itu diakibatkan karena biaya tetap tinggi sehingga laba operasi kecil. Jika biaya tetap kecil, maka tingkat leverage operasi akan kecil, dan pengaruh perubahan penjualan akan kecil terhadap perubahan laba.Biaya tetap mempunyai pengaruh besar terhadap laba operasi. Biaya tetap merupakan manifestasi dari peralatan bisnis yang memiliki tiga alternatif, yaitu:1. Jika peralatan bisnis (fixed assets) modern, maka biaya tetapnya tinggi, dan tingkat

leverage operasinya tinggi.2. Jika peralatan bisnis (fixed assets) sedang (tidak terlalu canggih dan tidak terlalu

saderhana) maka biaya tetapnya sedang, dan tingkat leverage operasinya sedang.3. Jika peralatan bisnis (fixed assets) sederhana, maka biaya tetapnya rendah, dan tingkat

leverage operasinya rendah.Berikut ini disajikan contoh tiga alternatif peralatan bisnis yang berhubungan dengan biaya tetap dan laba operasi.

Tabel 9.2Tingkat Leverage Operasi: Kondisi Ekonomi Normal, Penjualan Rp1.000Keterangan PT. A PT. B PT. C

Penjualan 1.000 1.000 1.000Biaya varibel 600 500 400Marjin kontribusi 400 500 600Biaya tetap 100 200 300Laba operasi 300 300 300Tingkat leverage operasi 1,33X 1,67X 2XTingkat titik impas 250 400 500Rasio biaya variabel 0,6 0,5 0,4Teknologi yang digunakan Sederhana Sedang CanggihKondisi ekonomi buruk Bertahan Biasa Cepat

Hidup BangkrutKondisi ekonomi baik Kurang Biasa Cepat

Berkembang Berkembang

Page 37: Intisari Manajemen Keuangan

Tabel 9.3Tingkat Leverage Operasi: Ekonomi Buruk, Penjualan Rp 400

Tabel 9.4Tingkat Leverage Operasi: Kondisi Ekonomi Baik, Penjualan Rp 2.000

Berdasarkan ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tingkat leverage operasi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perubahan penjualan dan laba operasi.1) Jika tingkat leverage, dalam kondisi ekonomi baik, laba operasi akan naik

sebesar tingginya leverage tersebut2) Jika tingkat leverage sedang, dalam kondisi ekonomi baik, laba operasi akan

naik sebesar tingginya leverage tersebut3) Jika tingkat leverage rendah, dalam kondisi ekonomi baik, laba operasi akan naik

sebesar tingginya leverage tersebut

Dalam kondisi ekonomi baik, perusahaan yang mempunyai pangsa pasar luas harus memodernisasi peralatan bisnisnya agar mampu melayani permintaan pasar. Sebaliknya dalam kondisi ekonomi buruk, perusahaan yang leveragenya tingginya akan cepat bangkrut atau mengalami kerugian. Demikian, leverage operasi merupakan “pedang bermata dua”, bisa menghancurkan dan bisa mengembangkan perusahaan.

Return On Investment (ROI)

ROI pada umumnya digunakan untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan konglomerasi atau perusahaan multinasional, karena mereka memiliki cabang di seluruh dunia, atau memiliki banyak anak-anak perusahaan. Ada dua versi ROI, yaitu:1) Rasio laba operasi terhadap total investasi2) Rasio laba bersih terhadap total investasi

Pada versi pertama, digunakan untuk jika manajer anak perusahaan sebagai pusat investasi (invesment center), di mana seluruh investasi dibiayai oleh induk perusahaan, sehingga ia tidak berhak menggunakan pembiayaan kredit jangka panjang untuk membiayai investasinya. Sedangkan pada versi kedua, di mana manajer anak perusahaan memiliki hak untuk membiayai investasi dengan kredit jangka panjang.

ROI hakikatnya adalah perpaduan dua unsur kemampuan manajemen yaitu: (1) kemampuan manajemen memperoleh laba operasi atau laba bersih, dan (2) kemampuan manajemen menggunakan harta yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil penjualan sebesar-

Keterangan PT. A PT. B PT. C

Rasio biaya variabel 0,6 0,5 0,4Penjualan 2.000 2.000 2.000Biaya variabel 1.200 1.000 800Marjin kontribusi 800 1.000 1.200Biaya tetap 100 200 300

Laba operasi 700 800 900

Laba operasi Ekonomi normal 300 300 300Kenaikan laba operasi 400 500 600Rasio kenaikan laba operasi 133% 167% 200%Tingkat leverage 1,33X 1,67X 2X

Page 38: Intisari Manajemen Keuangan

besarnya. Atau dengan bahasa lain, ROI adalah perwujudan kemampuan manajemen dalam: (1) efisiensi biaya, dan (2) meluaskan pangsa pasar. Rumus ROI dapat disajikan berikut ini:

ROI = Laba operasi x Penjuala n . Penjualan total investasi

Model ROI dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi model ROE, yaitu menambahkan faktor penggunaan model dari pihak ketiga atau faktor leverage yaitu total harta atau total investasi dibagi total modal sendiri. Persamaan diatas dapat dikembangkan sebagai berikut:

ROE = laba bersih x penjualan x total investasi . Penjualan total investasi total modal sendiri

Laba bersih dibagi penjualan menunjukkan kemampuan manajemen memperoleh laba bersih untuk meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan; penjualan dibagi total investasi menunjukkan kemampuan manajemen mengelola harta perusahaan untuk memperoleh pendapatan atas penjualan barang atau jasa yang dihasilkan; dan total investasi dibagi modal sendiri menunjukkan kemampuan manajemen untuk menggunakan modal dari pihak ketiga untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan.

Soal 9.1 PT. Mulia

Titik impas PT. Mulia adalah sebesar Rp180.000. Dalam bulan Juli 2000, kondisi PT. Mulia menunjukkan bahwa penjualan dalam unit sebesar 33.000 unit ini berkat kebijakan marketing yang baru yang memberi insentif besar kepada para manajer penjualan dan pada tenaga penjual. Setelah diperhitungkan hanya terjadi kenaikan sales sebesar 10% saja jika dibanding dengan bulan Juni. Kenaikan sales 10% itu kurang memuaskan top eksekutif, karena laba operasi yang diharapkan dapat mencapai 20% seperti laba operasi pesaingnya, tetapi kenyataannya laba operasi bulan Juli hanya sebesar Rp40.500; top eksekutif mengharapkan laba operasi nominal berkisar antara Rp49.000 sampai dengan Rp50.000.Manajemen minta disajikan laporan keuangan model marjin kontribusi, bukan model fungsional seperti laporan keuangan yang disajikan untuk pihak ketiga. Untuk bulan Juni dan Juli 2000 diminta: menyusun income statement model marjin kontribusi, menghitung titik impas dalam unit, menghitung marjin of safety dalam rupiah, dalam persentase, dan menghitung tingkat leverage operasi, dan mengapa tingkat operasi dan marjin of safety menurun.

Untuk bulan Agustus 2000 diminta: (1) menghitung target penjualan, jika diperkirakan bulan agustus 2000 kondisi ekonomi dan politik buruk, sehingga menderita kerugian Rp 500 agar perusahaan tidak rugi dalam bulan Agustus, saudara diminta untuk memberi rekomendasi tentang restrukturisasi biaya, terutama biaya tetap, biaya tetap yang mana yang layak yang harus direstrukturisasi sehingga perusahaan tidak menderita kerugian? (2) Jika bulan Agustus 2000 kondisi ekonomi dan politik bagus dan PT. Mulia dapat menaikkan penjualannya 20% dari bulan Juni dan dapat menghemat biaya tetap 10% dari bulan Juli, apakah ia dapat mengatasi pesaingnya yang laba operasinya 20%?

Page 39: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 9MANAJEMEN KAS

Kas merupakan awal dari investasi dan operasi dari suatu perusahaan. Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits). Perusahaan atau perseorangan menyimpan uang tunai (kas) untuk motif transaksi, motif pencegahan, dan motif spekulatif. Suatu perusahaan harus memiliki uang kas yang cukup dengan alasan untuk: (1) memperoleh potongan harga pada saat membeli bahan baku atau peralatan, (2) menjaga rasio cair (acid test ratio) agar tetap memperoleh kepercayaan dari kreditur (3) menangkap peluang bisnis sewaktu-waktu (4) mengantisipasi keadaan darurat seperti pemogokan, persaingan, dan sebagainya.

Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas periode tertentu dimasa mendatang tentang penerimaan kas dan tentang pengeluaran kas. Penerimaan kas itu pada umumnya dari modal pemilik, utang, penjualan tunai, penerimaan piutang, penjualan aktiva tetap, dan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kas itu pada umumnya untuk pembelian aktiva tetap, pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak langsung pabrik, pembayaran biaya pemasaran, pembayaran biaya umum, dan administrasi, pembayaran bunga, pembayaran deviden, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi asuransi, pembayaran pajak, dan pengeluaran lain-lain.

Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham biasa,dan saham preferen. Pemberian efek dilakukan untuk tujuan menjaga likuiditas (karena hakikatnya efek tersebut adalah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar bursa) dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar pembedaan harga jual dan harga beli. Investasi pada efek yang jangka panjang yang semata-mata bertujuan untuk memperoleh keuntungan disebut “permanent investment” atau “investment” yang dikelompokkan dalam harga tetap.

Dalam usaha meluaskan pasar, pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit yang melahirkan piutang. Kemudian diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai. Siklus kas perusahaan adalah:

Kas persediaan piutang kas

Pengeluaran kas untuk persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Makin tinggi ketiga nilai persediaan berarti makin besar kas tertanam kepadanya. Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh: (1) volume penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, (3) ketentuan tentang pembatasan kredit, (4) kebijakan pengumpulan piutang, (5) kebiasaan dan karakter pelanggan. Pertimbangan pemberian kredit didasarkan pada: (1) character, yaitu karakter para manajemen, (2) cavacity yaitu kemampuan atau kesanggupan membayar, (3) capital, yaitu kondisi posisi keuangan, (4) collateral yaitu besarnya harta pelanggan, dan (5) condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis.Pemberian kredit kepada pelanggan ditentukan oleh hasil penelitian dan analisis kondisi likuiditas, rentabilitas, dan soliditas pelanggan (soliditas moral, komersial, finansial). Ketiga unsur tersebut yang terpenting adalah unsur soliditas atau kepercayaan. Untuk menjaga kepercayaan dari luar dan dari dalam perusahaan, manajer keuangan harus membuat anggaran kas.

A. ALIRAN KAS

Kas suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Sebab, ia merupakan jantung yang menggerakkan semua kegiatan, khususnya kegiatan operasi rutin. Suatu perusahaan yang kekurangan kas akan kehilangan kepercayaan dari luar dan dari dalam perusahaan. Pihak luar akan tidak percaya bila tagihannya tidak dibayar tepat waktu, dan pihak dalam terutama buruh akan tidak percaya bila upahnya tidak dibayar tepat waktu.

Page 40: Intisari Manajemen Keuangan

Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari buruhnya dan pemasoknya (krediturnya) perusahaan tersebut lambat laun akan bangkrut. Buruh mulai tidak loyal dan tidak produktif; pemasok dan kreditur mulai tidak mengadakan transaksi bisnis dengan baik. Akibatnya, produk berkualitas rendah dan sulit masuk pasar. Kebangkrutan menunggunya. Oleh sebab itu, kas harus dikelola dengan baik, jujur, hati-hati, dan profesional.

Gambar 10.1:Pola Arus Kas

B. KEUNTUNGAN MEMILIKI KAS YANG CUKUP

Perusahaan yang memilki kas yang cukup adalah perusahaan yang memilki reputasi bisnis yang baik, karena semua transaksi dan utang-utangnya dapat dibayar tepat pada waktunya. Disamping itu, perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan dari pembelian bahan baku atau barang dagangannya karena dapat melakukan pembelian tunai dengan memperoleh diskon. Misal, term of trade 2/10, net 30, jika debitur membayar dalam waktu 30 hari, maka ia tidak memperoleh diskon, dan jika debitur membayar 10 hari dari tanggal pembelian, maka ia akan memperoleh diskon 2%. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung besarnya biaya modal jika perusahaan tidak mengambil diskon adalah sebagai berikut:

Biaya = Persen diskon x 365 100 dikurangi persen diskon perluasan terakhir dikurangi persen diskon

Biaya = 2 x 365 100 dikurangi 2 30 dikurangi 10

= 0,0204 x 18,25= 0,3723= 37,23%

Itu menunjukkan bahwa sesungguhnya besarnya bunga tahunan sebesar 37%. Jika perusahaan tidak mengambil potongan tunai atau cash discount, ia kehilangan/menanggung bunga 37,23% per tahun. Manajer Keuangan yang profesional dapat dipastikan akan mengambil potongan tunai tersebut. Jika kasnya tidak cukup, ia dapat mengambil kredit dari bank untuk membeli tunai. Jika besarnya bunga kredit dibawah 37,23%, ia akan mengambil kredit, dan jika besarnya bunga kredit diatas 37,23%, ia bersedia kehilangan potongan tunai, artinya ia akan membayar utang dagangnya dalam waktu 30 hari dari tanggal pembelian.

Misalnya dalam satu tahun jumlah pembelian Rp1.000 bunga kredit bank 20% per tahun. Perusahaan akan mengambil potongan tunai atas pembeliannya, dan ia akan memperoleh keuntungan walaupun pembeliannya itu dibayar dengan kredit dari bank. Teknik perhitungannya:

KAS

Utang

jangka pendek Penjualan tunai

piutang

Lain-lain

Lain-lainMembiayai kegiatan operasi

Investasi harta keuangan

Investasi

harta-harta tetap

Modal pemilik

Utang jangka panjang

Page 41: Intisari Manajemen Keuangan

Potongan pembelian 37,23% x Rp1.000 = Rp 373,20Pembayaran bunga bank 20% x Rp1.000 = Rp 200,00Keuntungan atas pembelian tunai = Rp 173,20

Perusahaan yang memilki posisi kas kuat, ia memiliki kekuatan tawar tinggi kepada pemasok; ia dapat tawar menawar besarnya potongan tunai; ia dapat memilih pemasok yang baik. Disamping itu, ia memiliki reputasi terhormat karena dapat memenuhi semua kewajibannya tepat waktunya.

C. ANGGARAN KAS

Anggaran kas adalah perhitungan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam periode yang ditentukan oleh penjualan tunai, piutang, pinjaman, pembelian bahan, upah buruh, biaya overhead pabrik, biaya pemasaran, biaya umum dan administrasi, beban bunga dan anggsuran pinjaman, pajak perseroan, dan pembayaran dividen.

Arus kas mulai dari sumbernya sampai dengan penggunaannya dapat disajikan sebagai berikut ini. Transaksi bisnis PT. Bandung Indah periode tahun pertama: modal disetor oleh pemilik (terdiri dari 100 saham) Rp5.000, dibayar biaya pendirian perusahaan (diamortisasi lima tahun beban biaya administrasi) Rp2.000, dibeli gedung pabrik dan peralatan Rp2.000, dibeli gedung pabrik dan peralatan Rp1.650, dibayar tunai Rp650, sisanya dibayar oleh BBD sebagai utang, disamping itu dipinjam dari BBD tunai Rp2.000, untuk modal kerja, bunga 20% pertahun, penyusutan harta tetap itu dengan model sum of year digit method, umur 10 tahun, beban penyusutan pada biaya overhead pabrik tanpa nilai sisa; dibeli gudang dan peralatan divisi pemasaran Rp1.000, penyusutan method straight line method, umur 10 tahun, beban penyusutan pada marketing expenses; tanpa nilai sisa; dibeli gedung dan peralatan divisi umum dan administrasi Rp. 1.200, penyusutan model straight line method, umur 10 tahun, beban penyusutan pada administrative expenses, tanpa nilai sisa; dibeli material Rp1.400, (dibayar tunai Rp400, sisanya utang dagang), material dipakai dalam proses produksi Rp. 1.300; dibayar tunai upah buruh (beban proses produksi) Rp900; diperhitungkan harga pokok barang jadi 1.000 unit, nilainya Rp3.000; dijual produk jadi 900 unit @ Rp8 (diterima tunai Rp2.400, sisanya piutang dagang); dibayar baiaya pemasaran, tunai Rp800; dibayar biaya umum dan administrasi, tunai Rp1.000; pada akhir periode dibayar bunga BBD dan pajak perseroan 30%. Rapat umum pemengang saham memutuskan devidend payout ratio 50%, dan dibayar tunai. Di mana ditemukan bahwa saldo kas minimum sebesar Rp1.000. apabila terjadi kekurangan kas, perusahaan akan meminjam kepada bank BBD. Karena bunga, pajak dan dividen dibayar tunai, maka terlebih dahulu harus disusun perhitungan laba rugi seperti disajikan berikut ini.

Page 42: Intisari Manajemen Keuangan

Pendapatan penjualan 7.200Harga pokok penjualan 2.700Laba kotor atas penjualan 4.500Beban pemasaran 900Beban umum dan adminitrasi 1.520Laba operasi (earning before interest & tax = EBIT) 2.080Beban bunga, 20% X Rp. Rp.3.000 600Laba sebelum pakjak (earning before interest & tax = EBIT) 1.480Beban pajak 30% 444Laba bersih (earning before interest & tax = EAT) 1.036Dividend payout ration% (1.036) 518Laba ditahan (retained aarning = RE) 518

Tabel 10.1Anggaran kas PT. Bandung indah

No Keterangan Penerimaan Pengeluaran1 Setoran moral pemilik 5.0002 Biaya pendirian perusahaan 20003 Harta tetap divisi pabrik 6503 Pinjaman dari BBD 2.0004 Harta tetap divisi marketing 1.0005 Harta tetap divisi administrasi 1.2006 Pembelian bahan baku (material) 400

7 Dibayar upah tenaga kerja langsung (buruh) 1.0008 Dibayar biaya oveehead pabrik 90010 Penjualan tunai 240012 Dibayar biaya pemasaran 80013 Dibayar biaya administrasi 1.00014 Dibayar bunga pinjaman 20% XRp.3.000 60015 Dibayar pajak perseroan 44416 Dibayar dividen 50% X Rp.1 51817 Pinjam ke BBD untuk menutup kekurangan kas 2.11218 Saldo kas minuman 1.000

Jumlah 11.512 11.512

D. Anggaran Kas Bulanan

Perusahaan merencanakan membuat anggaran kas selama empat bulan yaitu Januari, Februari, Maret dan April. Saldo kas minimum ditentukan besarnya Rp1000. jika terjadi kekurangan kas harus segera meminjam bank untuk mencukupinya; bunga bank perbulan 1.5% saldo kas awal Januari Rp1.100 data yang tersedia pada tabel 10.2.

Keterangan Jan Feb Maret AprilPenerimaan:Penjualan tunai 2.000 2.500 3.000 4.000Penerimaan piutang 2.000 35.00 3.500 1.000Lain-lain 600 800 300 400

Pengeluaran:

Pembelian tunai bahan baku 2.000 2.200 1.800 1.000Upah buruh 1.000 1.800 1.200 1.000

Page 43: Intisari Manajemen Keuangan

Biaya overhead pabrik 600 700 800 800Biaya pemasaran 1.400 1.300 1.000 1.000Biaya umum dan administrasi 700 725 750 725Bunga hutang jangka panjang 300 275 250 275Pajak perseroan 160 18 46 74

Barang dagangan 4.270 4.830 4.060 3.290Biaya operasional 1.450 2.050 1.650 1.450Pembelian gedung kantor 300 0 0 0Angsuran hutang jangka panjang 100 100 100 100Bunga hutang jangka panjang 40 38 36 34

Berdasarkan data di atas dapat disusun anggaran kas mulai bulan januari sampai dengan april sebagai berikut.

Tabel 10.3Anggaran Kas (Januari s/d April)

Keterangan Jan Feb Maret April

Saldo awal 1.100 1.017 1.072 1.099penerimaan 4.600 6.800 6.800 5.400Total kas tersedia 5.700 7.817 7.872 6.499

Total pengeluaran 6.160 7.018 5.846 4.874Saldo kas minimum 1.000 1.000 1.000 1.000Kebutuhan kas 7.160 8.018 6.846 5.874Lebih (kurang) (1.460) (201) 1.026 625

Utang 1.500 300Pembayaran Utang Jangka Pendek 0 0 900 600Bungan 18% tahun 23 27 27 14Saaldo akhir kas 1.017 1.072 1.099 1.011

Soal 10. 1: Perusahaan Manufaktur: PT. Makmur Abadi

Neraca 1 Januari …….(Dalam Ribuan Rupaih)

Kas 5.000 Utang dagang 2.000Piutang 4.000 Utang bunga 1.800Persediaan 4.475 Utang pajak 1.200Harta tetap bersih 6.525 Uatang jangka panjang 5.000

Modal sendiri 10.000Jumlah harta 20.000 Jumlah hutang dan modal 20.000

Catatan: Bunga utang jangka panjang 20% per tahun. Nilai persediaan: Rp4.475.000, Terdiri dari: (Bahan baku Rp547.000 + barang jadi Rp3.928.000)

Page 44: Intisari Manajemen Keuangan

PT. ABC: Perhitungan Rugi Laba 1 Januari ….(Dalam Ribuan rupiah)

Keterangan Jumlah %Penjualan 18.000 100,00Harga pokok penjualan 10.800 60,00Laba kotor 7.200 40,00Biaya pemasaran 1.800 10,00Biaya administrasi 900 5,00Laba operasi 4.500 25,00Bunga, 20% X Rp. 5.000 1.000 5,56Laba sebelum pajak 3.500 19,44Pajak 50% 1.750 9,72Laba bersih 1.750 9,72Dividen, 80% X Rp. 1.750 1.400 7,78Laba ditahan 350 1,94

Rencana penjualan: Produk X 60.000 unit @ Rp200, Y 40.000 unit @ Rp250. Proyeksi Persediaan: Awal: X 20.000 unit, Y 8.000 unit Akhir: X 25.000 unit, Y 9.000 unit. Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit. Data yang tersedia antara lain sebagai berikut:

Keterangan Bahan baku Bahan baku Bahan bakuA B C

Produk X 4 2 0Produk Y 5 3 1Persediaan awal (unit) 32.000 29.000 6.000Persediaan akhir (unit) 36.000 32.000 7.000Harga per unit (Rp) 12 5 3

Keterangan: satu unit produk X digunakan bahan baku A 4 unit, B 2 unit dan C 0 unit, Upah Buruh: untuk membuat satu unit produk X membutuhkan waktu 2 jam, tarif Rp12 dan Y 3 jam tarif Rp16. Biaya Overhead Pabrik: Tarif berdasar jam tenaga kerja langsung, tarif variabel Rp8 per jam, tarif tetap Rp12 per jam, dari tarif tetap sebesar 20% adalah beban penyusutan aktiva tetap pabrik.

Biaya pemasaran: Produk X Rp680.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap divisi pemasaran Rp180.000, dan untuk produk Y Rp560.000 termasuk biaya penyusutan aktiva tetap divisi pemasaran Rp160.000. Biaya administrasi: Produk X Rp1.000.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap divisi administrasi Rp200.000 dan untuk produk Y Rp500.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap divisi administrasi Rp100.000, pajak perseroan 50%.

Asumsi: Pembelian material dibayar tunai 50%, sisanya kredit, biaya pemasaran dan adminitrasi 60% dibayar tunai, sisanya utang biaya. Tahun ini seluruh utang dagang, utang pajak dan utang bunga dan pajak tahun ini dibayar 59%, sisanya terutang. Dividen terutang, semua taguhan tahun lalu dibayar tunai tahun ini. Penjualan aktiva tatap yang rusak Rp600.000 dan dibeli aktiva tetap baru Rp2.000.000 tunai, angsuran utang jangka panjang Rp1.000.000. diminta menyusun anggaran kas.

Soal 10.2: Perusahaan Dagang: PT. Makmur Jaya

Neraca per 31 Desember 2000x

Keterangan Jumlah (Rp)

Page 45: Intisari Manajemen Keuangan

Kas 1.100Piutang dagang 40% X penjualan Desember 2000 x Rp4.000 1.600Persediaan barang dagangan 4.800(2.000 + (0,8 X 0,7 X Penjualan Januari Rp5.000))Biaya yang dibayar lebih dulu (asuransi) 200Jumlah harta lancar (a) 7.600Aktiva tetap 3.500Akumulasi penyusutan 1.100Harta tetap bersih (b) 2.400Total harta (a+b) 10.100

Hutang dagang 50% X pembelian Desember Rp3.360 1.680Hutang jangka panjang, bunga 20% per tahun 2.000Modal saham 5.000Laba ditahan 1.420Total hutang dan modal 10.100

Data Yang Tersedia Untuk Membuat Anggaran Adalah Sebagai Berikut:

1. Catatan: penjualan bulan Desember 2000 x Rp4.000, rencana penjualan tahun 2000 xy: bulan Januari Rp5.000, Februari Rp8.000, Maret Rp6.000, April Rp5.000, dan Mei Rp4.000. Penjualan kredit 40% sisanya tunai. Seluruh piutang ditagih pada bulan berikutnya sesudah terjadinya penjualan

2. Pada setiap akhir bulan manajemen menghendaki safety stock barang dagangan Rp2.000 ditambah 80% dari harga pokok barang yang akan dijual pada bulan berikutnya. Rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan adalah 70%.

3. Pembelian barang dagangan dengan syarat 50% tunai, sisanya kredit dibayar bulan berikutnya.4. Gaji dan komisi dibayar setelah pekerjaan dilaksanakan dan akhir bulan. Gaji tetap Rp250 per

bulan, komisi 15% dari nilai penjualan.5. Bulan April membeli gedung kantor secara tunai Rp300, biaya lain-lain 5% dari penjualan dan

sewa gudang Rp200, masing-masing dibayar pada waktunya. Diperhitungkan beban amortisasi asuransi Rp20 setiap bulan, dan penyusutan harta tetap termasuk gedung kantor Rp50 per bulan.

6. Safety cash ditetapkan Rp1.000 pada akhir bulan. Pinjaman untuk menutupi kekurangan kas dengan bunga 18% pertahun dengan kelipatan Rp100. Bunga diperhitungkan berdasarkan pokok pinjaman dikurangi angsuran pinjaman. Asumsi pinjaman dilakukan awal bulan dan angsuran dilakukan pada akhir bulan.

7. Top eksekutif ingin melihat anggaran kas, mulai Januari sampai April 2000, angsuran utang jangka panjang per bulan Rp100, bunga dibayar tunai pada setiap akhir bulan, pajak perseroan 50% terutang.

Page 46: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 10MANAJEMEN PIUTANG

Pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit, kemudian melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas. Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:

Kas Persediaan Barang Jadi Piutang Kas

Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh: (1) volume penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak syarat kredit makin besar piutang dagang,(3) kemampuan mengumpulakan atau menagih piutang, (4) karakter pengutang atau debitur.

Pertimbangan pemberian kredit didasarkan pada: (1) character, yaitu karakter para manajemen perusahaan pengutang, (2) capacity, yaitu kemampuannya atau kesanggupan membayar perusahaan pengutang, (3) capital, yaitu kondisi posisi keuangan perusahaan pengutang,(4) collateral, yaitu harta perusahaan pengutang yang dijadikan jaminan, (5) condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis. Tetapi sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari partner bisnisnya, ia kehilangan kesempatan berbisnis.

1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts receivable). Pernyataan itu dapat disajikan dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Penjualan BersihPerputaran piutang = = .…. X Rata-Rata Piutang

360 hariRata-Rata Pengumpulan Piutang = = …… hari

Perputaran Piutang

Misalnya PT. ABC memiliki informasi mengenai penjualan tahun 2000 sebesar Rp200 dan tahun 2001 sebesar Rp180; piutang awal tahun 2001 Rp40 dan akhir tahun Rp60, sedangkan piutang awal tahun 2001 Rp50 dan akhir tahun Rp30. Perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dalam tabel 11.1.

Tabel 11.1.Perputaran Piutang dan Rata-Rata Pengumpulan Piutang

Page 47: Intisari Manajemen Keuangan

Keterangan Tahun 2000

Tahun 2001

Penjualan Bersih Piutang Awal TahunPiutang Akhir TahunRata-rata Piutang (Average Receivable)(Rp 40 + Rp 60) / 2(Rp 50 + Rp 30) / 2Perputaran Piutang (Receivable Turnover)(Rp 200 / Rp 50)(Rp 180 / Rp 40)Rata-rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period)(Rp 200 / 4)(Rp 180 / 6)

Rp 200Rp 40Rp 60

Rp 50

4 kali

50 hari

Rp 180Rp 50Rp 30

Rp 40

6 kali

30 hari

Hari Rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin lama makin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah dan sebaliknya.

Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT. ABC memiliki nilai penjualan per tahun Rp180, seluruhnya dijual kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 sejak tanggal penjualan, diberikan potongan tunai 2%, model ini lazim disebut 2/10, net 30. Dari jumlah tersebut, 60% dibayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung:

1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau ACP) adalah: 0,60 (10) + 0,40 (30) = 18 hari.

2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp180 / 360) = Rp0,50

3) Piutang PT. ABC sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka Waktu Penagihan X Penjualan Harian Rata-rata) = (18 hari X Rp0,50) = Rp9.

4) Perputaran Piutang = (Penjualan / Piutang) = (Rp180 / Rp9) = 20X5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) = (360 hari / 20) = 18 hari.6) Periode Penagihan Rata-rata atau Jangka Waktu Penagihan dapat dihitung dengan

rumus:

Piutang Usaha Rp9 = = 18 hari

(Penjualan / 360 hari) (Rp180 / 360 hari)

Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara kredit dan jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat. Dengan mengetahui kedua unsur tersebut, ia dapat mengatur arus kas masuk dari tagihan piutang.

2. Pengendalian Piutang

Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih, dan dapat diketahui pengutang atau debitur yang baik dan yang buruk.

Mengelola arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas pokok bagian keuangan karena semua transaksi bisnis bermuara ke dalam kas. Manajer keuangan pada umumnya mengharapkan penjualan dapat dilakukan dengan tunai, atau kredit dengan waktu yang

Page 48: Intisari Manajemen Keuangan

sesingkat-singkatnya, agar supaya arus kas masuk cepat. Untuk mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keuangan harus menyusun anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan untuk mengendalikan piutang. Makin panjang umur piutangnya, makin buruk kondisi perusahaan karena makin lama piutang tersebut menjadi uang tunai (kas).

Contoh skedul umur piutang dapat disajikan dalam tabel 11.2, yang terdiri PT. ABC dan PT. ABK. Syarat kredit kedua perusahaan tersebut adalah 2/10/net 30.

Tabel 11.2Skedul Umur Piutang (Aging Schedule of Receivable)

Umur PiutangPT. ABC PT. ABK

NilaiPiutang

% Dari TotalNilai Piutang

NilaiPiutang

% Dari TotalNilai Piutang

0-1011-3031-4546-60

di atas 60Total

640160000

800

80%20%

100%

4001601208040800

50%20%15%10%5%

100%

PT. ABC lebih baik daripada PT. ABK, karena semua pelanggan membayar tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30. Sedangkan PT. ABK pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari dari jatuh tempo. Perusahaan yang baik seyogianya mengikuti manajemen piutang PT. ABC seperti ilustrasi di atas.

Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka waktu penagihan dan skedul umur piutang. Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan syarat kredit dan kedua unsur itu untuk mengetahui efektifitas bagian penagihan menjalankan tugasnya. Jika jangka waktu penagihan makin panjang dan rasio umur piutang yang melewati jatuh tempo makin besar, maka harus diadakan peninjauan kembali kebijakan penjualan kredit.

3. Anggaran Pengumpulan Piutang

Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan kredit. Kondisi yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan. Misal, PT. ABC mempunyai penjualan bulan Januari Rp100, Februari Rp200, dan Maret Rp300. Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70% pelanggan membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir bulan kesatu sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua setelah bulan penjualan. Berdasarkan informasi tersebut aggaran pengumpulan piutang dapat disajikan pada tabel 11.3. Rincian perhitungan piutang bulan Februari, Maret, April,adalah sebagai berikut:

Bulan Februari:o Pengumpulan piutang bulan Februari 70% X Rp100 = Rp 70 dikurangi potongan tunai

3% X Rp70 = Rp2,10 = Rp67,90.o 20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp100 = Rp20.o Jadi dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp67,90 + Rp20 = Rp87,90

Bulan Maret:o Piutang atas penjualan bulan Januari 10% X Rp100 = Rp10o Piutang atas penjualan bulan Februari 70% X Rp200 = Rp140, dikurangi 3% X

Rp140 = Rp4,20 = Rp135,80

Page 49: Intisari Manajemen Keuangan

o Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp200 = Rp40o Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp10 + Rp135,80 + Rp40 = Rp185,80

Bulan April:o Piutang atas penjualan bulan Februari 10% X Rp200 = Rp20o Piutang atas penjualan bulan Februari 70% X Rp300 = Rp210, dikurangi 3% X Rp210

= Rp6,30 = Rp203,70o Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp300 = Rp60o Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp20 + Rp203,70 + Rp60 = Rp283,70

4. Kebijakan Kredit (Credit Policy)

Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak faktor antara lain kualitas produk, harga yang kompetitif, distribusi yang cepat, promosi, pelayanan purna jual, kebijakan kredit, dan lain-lain. Berikut ini disajikan contoh kasus:

Kasus PT. Lesmana: kebijkan lama: potongan tunai 3% untuk pembayaran sampai dengan 7 hari (3/7). Rata-rata Pengumpulan piutang 30 hari, pembeli yang memanfaatkan potongan tunai 15%, piutang tak tertagih (bad debt) 2% dari penjualan kredit (credit sales). Penjualan selama satu tahun 1.500 @ Rp5, VC Rp2,3, biaya modal diperhitungkan 22% per tahun.

Kebijakan baru: perjanjian kredit penjualan (term of sales) adalah 4/15, potongan tunai 4% bagi yang melakukan pembayaran sampai dengan 15 hari. Rata-rata pengumpulan piutang 40 hari. Yang memanfaatkan potongan tunai bertambah menjadi 25% dan penjualan meningkat 20%, tambahan tenaga penjual 3 orang dengan gaji per bulan Rp1,7 per bulan per orang, piutang tak tertagih (bad debt) 3%. Apakah perusahaan mempertahankan kebijakan lama atau baru? Solusi kasus PT. Lesmana tersebut dapat disajikan dalam tabel 11.4.

Keterangan tabel 11.4:o Marjin kontribusi = [1-(2,3 / 5)] = 54%o Perhitungan Laba (rugi) atas kebijakan baru:o Tambahan marjin kontribusi = (Rp 4.860-Rp 4.050) = Rp 810,00o Tambahan biaya modal = (Rp 75,9-Rp 53,7625) = (Rp 22,14)o Tambahan piutang tak tertagih = (Rp 202,5-Rp 127,5) = (Rp 75,00) o Tambahan potongan tunai = (Rp 90-Rp 33,75) = (Rp 56,25)o Gaji tenaga penjual = (Rp 61,20)o Tambahan Laba = Rp 595,41

Kesimpulan: Kebijakan baru adalah layak dijalankan karena ada tambahan laba sebesar Rp595,41.

Page 50: Intisari Manajemen Keuangan

Tabel 11.3Solusi Kasus PT. Lesmana

Keterangan Kebijakan Lama Kebijakan BaruPenjualan PiutangTunaiPerputaran (Turnover)Rata-rata PiutangInvestasi pada piutang Biaya ModalPiutang Tak Tertagih(bad debt)Potongan Tunai(cash discount)Marjin Kontribusi*Gaji tenaga penjual

Rp7.50085% X 7.500 = Rp6.375Rp1.125360/30 = 12XRp6.375/12 = Rp531,2546% X Rp 531,25 = Rp244,37522% X Rp244,375 = Rp53,76252% X Rp6.375 = Rp127,5

3% X Rp1.125 = Rp33,75

54% X Rp7.500 = Rp4.050

(1+20%)(7.500) = Rp9.00075% X 9.000 = Rp6.750Rp2.250360/40 = 9XRp6.750/9 = Rp75046% X Rp750 = Rp34522% X Rp345 = Rp75,93% X Rp6.750 = Rp202,5

4% X Rp2.250 = Rp90

54% X Rp9.000 =Rp4.8603 X 12 X Rp1,7 = Rp61,2

Page 51: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 11MANAJEMEN PERSEDIAAN

Kegiatan bisnis yang memerlukan manajemen persediaan adalah bidang industri manufaktur dan perdagangan. Dalam industri manufaktur, persediaan terdiri dari: (1) persediaan bahan baku,(2) persediaan barang dalam proses, (3) persediaan barang jadi, dan (4) persediaan bahan pembantu. Sedangkan dalam perusahaan dagang yang dimaksud persediaan adalah persediaan barang dagangan.

Dalam perusahaan industri manufaktur, bahan baku diproses menjadi barang jadi, kemudian dijual. Proses ini memerlukan waktu panjang sehingga modal yang diinvestasikan dalam persediaan cukup besar dan perputarannya relatif lambat. Kondisi yang demikian manajemen persediaan harus mendapatkan perhatian manajemen yang sangat serius. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan pemborosan penggunaan modal, sedangkan kekurangan persediaan proses produksi bisa terganggu. Mengelola persediaan dalam perusahaan industri manufaktur relatif lebih sulit dibanding dengan mengelola persediaan dalam perusahaan dagang. Dalam perusahaan dagang, persediaan barang dagangan dibeli untuk dijual; waktu yang dibutuhkan relatif pendek, sehingga modal yang digunakan berputar relatif cepat.

Manajemen persediaan dalam perusahaan industri manufaktur dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu model Economic Order Quantity atau EOQ dan Tepat Waktu atau Just in Time (JIT). Penggunaan model tersebut tergantung pada kebijakan manajemen terhadap pemasok. Jika pemasok diperlukan sebagai pesaing, yaitu mencari pemasok yang paling murah dapat menyediakan bahan baku, maka model EOQ lazim digunakan. Tetapi jika pemasok diperlakukan sebagai partner bisnis yang setia dan dinyatakan satu kesatuan dalam proses produksi, maka model JIT lazim digunakan.

1. Model Economic Order Quantity (EOQ)

Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan, yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses produksi. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity atau EOQ. EOQ akan menjawab pertanyaan berapa banyak kualitas bahan baku yang harus dipesan dan berapa biayanya yang paling murah atau paling ekonomis.

Perusahaan manufaktur pada umumnya memperhitungkan empat macam persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Pada umumnya persediaan bahan pembantu jumlahnya relatif kecil, maka tidak dibahas dalam kajian ini.

Persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang jadi harus dihitung tingkat perputarannya (turn over-nya) tujuannya adalah untuk pengendalian. Teknik perhitungan perputaran bahan sebagai berikut:

Bahan Baku digunakan dalam proses produksi

Perputaran Persediaan =Bahan Baku Rata-rata persediaan bahan baku

Harga Pokok ProduksiPerputaran Persediaan = Barang dalam Proses Rata-rata persediaan barang dalam proses

Harga pokok penjualan atau penjualan Perputaran Persediaan =

Page 52: Intisari Manajemen Keuangan

Barang Jadi Rata-rata persediaan barang jadi

Harga Pokok penjualan atau Penjualan Perputaran Persediaan = Barang Dagangan Rata-rata persediaan barang dagangan

Dalam kegiatan manufaktur, pengelolaan bahan baku merupakan unsur penting manajemen yang harus dikelola secara profesional. Besar kecilnya persediaan bahan baku berhubungan langsung dengan modal yang diinvestasikan ke dalamnya; makin besar persediaan bahan baku, makin besar investasi dan makin besar beban biaya modal, dan sebaliknya. Besar kecilnya nilai persediaan bahan baku dipengaruhi oleh:

1) Estimasi dan perencanaan volume penjualan 2) Estimasi dan perencanaan volume produksi 3) Estimasi dan perencanaan kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi4) Biaya order pembelian5) Biaya penyimpanan 6) Harga bahan baku

Dalam mengelola bahan baku dibutuhkan dua unsur biaya variabel utama, yaitu biaya pesanan (procurement cost atau set up cost) dan biaya penyimpanan (storage cost atau carrying cost).

Yang termasuk biaya pesanan antara lain adalah:

1) Biaya proses pemesanan bahan baku2) Biaya pengiriman pesanan 3) Biaya penerimaan bahan baku yang dipesan4) Biaya untuk memproses pembayaran bahan baku yang dibeli

Biaya-biaya tersebut makin besar jika jumlah tiap-tiap pesanan kecil, atau makin kecil jumlah bahan baku tiap-tiap pesanan, makin besar jumlah biaya pesanan dalam suatu periode tertentu, misalnya dalam satu tahun. Sedangkan yang termasuk biaya penyimpanan (penggudangan) adalah:

1) Biaya untuk mengelola bahan baku (biaya menimbang dan menghitung)2) Biaya sewa gudang atau penyusutan gudang 3) Biaya pemeliharaan dan penyelamatan bahan baku4) Biaya asuransi5) Biaya pajak 6) Biaya modal

Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut adalah saling hubungan antara harga bahan baku, biaya penyimpanan yang umumnya dihitung berdasar persentase tertentu dari nilai persediaan rata-rata, jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu tahun, dan biaya pesanan. Teknik perhitungan ini lazim disebut Economic Order Quantity atau EOQ dengan rumus:

EOQ = √2XRXS P X IDi mana:R = Requirement of raw material, atau jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu tahun periode, misalnya 1.200 unitS = Set up cost, atau biaya pesanan setiap kali pemesanan, misalnya Rp15P = Price, atau harga bahan baku per satuan, misalnya Rp1 per unit

Page 53: Intisari Manajemen Keuangan

I = Inventory, atau biaya memiliki persediaan yang terdiri dari: biaya keuangan 10%, biaya penyusutan fisik 10%, biaya modal atau biaya bunga pinjaman 10%, biaya penanganan bahan 2%, biaya pajak kekayaan 2%, biaya asuransi 2%, dan biaya penggudangan 3%, biaya lain-lain 1% (atau total biaya memiliki persediaan 40% dan biaya diperhitungkan dari nilai persediaan rata-rata).

EOQ = √2 X 1.200 X 15 = √ 36.000

= √ 90.000 = 300 unit= 0,40 X 1= 0,40

Dengan diketahui angka 300 unit setiap pesanan, berarti dalam satu tahun dapat dilakukan 4 kali pesanan. Dalam 4 kali pesanan itu biaya persediaan bahan baku adalah yang paling rendah atau paling ekonomis. Rincian perhitungan biaya persediaan dapat disajikan dalam tabel 12.1

Tabel 12.1Perhitungan Biaya Persediaan yang paling Ekonomis

Frekwensi pemesanan bahan baku 3X 4X 5XJumlah bahan baku yang dipesanRata-rata persediaan dalam unitNilai persediaan rata-rata

Biaya pesananBiaya penyimpananJumlah Biaya persediaan

400 unit#200

*Rp 200

**Rp 45***Rp 80

Rp 125

300 unit150

Rp 150Rp 60Rp 60Rp 120

240 unit120

Rp 120Rp 75Rp 48 Rp 123

Keterangan:Teknik perhitungan 3X pesan# 200 unit = (400unit / 2)* Rp200 = 200 unit x Rp1** Rp45 = 3 kali pesan @ Rp15 per sekali pesan*** Rp80 = 40% X Rp200 nilai persediaan rata-rataTeknik perhitungan untuk 4X pesan dan 5X pesan seperti pada 3X pesan.

Jika biaya penyimpanan dinyatakan dalam Rupiah per unit (missal Rp0,4), maka EOQ dapat dihitung sebagai berikut.

= √2 X 1.200 X 15 = √ 36.000 = 300 unit= 0,4

Dalam satu tahun mengadakan pesanan 4X yaitu kebutuhan satu tahun 1.200 unit dibagi 300 unit, atau besarnya penggunaan bahan per bulan sebesar 100 unit atau setiap minggu sebesar 25 unit. Dengan demikian, pesanan dilakukan setiap 12 minggu atau 3 bulan sekali. Jika EOQ 300 unit dan kebutuhan bahan baku selama satu periode (satu tahun) 1.200 unit, maka jumlah pesanan adalah 4X pesanan. Pada 4X pesanan biaya persediaan yang paling ekonomis dapat disajikan dalam tabel 12.1

Berdasarkan perhitungan dalam tabel 12.1 tersebut, maka biaya persediaan yang paling ekonomis adalah Rp120, yaitu pada tingkat pesanan 400 unit sekali pesan, dan perusahaan

Page 54: Intisari Manajemen Keuangan

hanya memesan 4X. Pada 3X kali pesanan biaya persediaan sebesar Rp125, dan pada 5X pesanan, biaya persediaan sebesar Rp123.

2. Titik Pemesanan Kembali (Recorder Point)

Dalam pengelolaan persediaan bahan baku, perusahaan harus mempunyai persediaan besi (safety stock), yaitu suatu jumlah persediaan bahan baku yang harus selalu ada dalam gudang untuk menjaga kemungkinan terlambatnya bahan baku yang di pesan. Di samping itu, perusahaan juga harus memperhitungkan penggunaan bahan baku selama waktu menunggu datangnya bahan baku yang di pesan (lead time).

Titik pemesanan kembali adalah titik dimana pesanan bahan baku harus dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, waktu tunggu pesanan dating atau tenggang waktu, dan persediaan besi atau persediaan pengaman (safety stock). Ketiga unsure tersebut dapat di sajikan rumus sebagai berikut:

Rumus titik pemesanan kembali:(Tingkat penggunaan bahan selama tenggang waktu + besi)

Misalnya lead time 6 minggu, dan kebutuhan bahan baku tiap minggu 25 unit, dan safety stock ditentukan 40% dari kebutuhan selama lead time, re-order point adalah sebagai berikut:

Re-order point (ROP) = (6 X 25) + 40%(6 X 25) = 150 + 60 = 210 unit

Safety stock juga dapat ditentukan berdasr kebutuhan bahan baku dalam beberapa minggu, misalnya dalam 5 minggu, kebutuhan bahan baku tiap minggu 25 unit, maka: Re-order point (ROP) = (6 X 25) + (5 X25) = 150 + 125 = 275 unit

Yang berhak menentukan besarnya safety stock dan lead time adalah manajer pabrik berdasar pengalaman dari waktu ke waktu dan pengetrapan teori dalam praktik produksi. Pada hakikatnya praktik produksi menentukan teori produksi. Oleh sebab itu, walau jenis produksinya sama, praktiknya belum tentu sama, dan teori untuk memecahkan masalah juga tiadak sama.

Secara grafis, penentuan jumlah pesanan dengan biaya yang paling ekonomis pada tabel 12.1 dapat disajikan dalam gambar 12.1.

Gambar 12.1Jumlah pesanan yang paling ekonomis

Total biaya persediaan

Biaya Pengudangan(carrying cost)

2405X 300

4X

4003Xpesan

Unit

Biaya Pesanan60

Rp

Page 55: Intisari Manajemen Keuangan

Keterangan: Makin sering melakukan pesanan makin besar biaya pemesanan Makin sering melakukan pemesanan, makin kecil biaya penyimpanan

Titik pemesanan kembali (reorder point), jika safety stock dinyatakan 5 minggu kali kebutuhan per minggu atau sebesar 125 unit, dan tenggang waktu pemesanan diterima 6 minggu kali kebutuhan per minggu sebesar 150 minggu, maka titik pemesanan kembali sebesar 275 unit. Jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah sebesar 725 unit yaitu dari perhitungan EOQ 600 unit ditambah 125 persediaan besi (safety stock). Hubungan titik pemesanan kembali, persediaan besi dan persediaan maksimum dapat disajikan dalam gambar 12.2.

Gambar 12.2Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Persediaan maksimum = 300 + 275

Persediaan besi Waktu tunggu

1 Waktu Pesan(Minggu)

Titik 275pesan

Unit

2 3 4

575

125

Page 56: Intisari Manajemen Keuangan

3. Biaya Kehabisan Persediaan

Perusahaan takut bila terjadi kehabisan persediaan. Bila perusahaan kehabisan persediaan maka akan melibatkan analisis empat faktor yaitu: (1) siklus persediaan per tahun, (2) unit kehabisan persediaan, (3) kemungkinan kehabisan persediaan, dan (4) biaya kehabisan persediaan per unit. Multiplier dari keempat faktor tersebut disebut biaya kehabisan persediaan. Dengan demikian, biaya kehabisan persediaan dapat disajikan dengan perhitungan:

Biaya kehabisan = (siklus persediaan per tahun x unit kehabisan persediaan x kemungkinan kehabisan persediaan x biaya kehabisan persediaan per unit)

Siklus persediaan per tahun = (kebutuhan bahan baku per tahun / EOQ) Unit kehabisan persediaan = (pemakaian bahan baku harian atau mingguan-unit bahan

baku tenggang waktu atau lead time) Kemungkinan kehabisan persediaan adalah probabilitas atas pemakain bahan baku

harian Biaya kehabisan persediaan ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan manajer

pembelian Pada tabel ilustrasi diatas menunjukkan bahwa kebutuhan bahan selama satu tahun

1.200 unit, EOQ 300 unit, selama satu tahun dilakukan pesanan 4X atau setiap 3 bulan atau 12 minggu; kebutuhan bahan per minggu (300 unit / 12 minggu) = 25 unit. Waktu tunggu datangnya pesanan 6 minggu atau (6 x 25 unit) = 150 unit, dan penggunaan maksimum per minggu 30 unit atau (6 x 30 unit) = 180 unit, maka kehabisan persediaan dalam unit adalah 180 unit dikurangi 150 unit sama dengan 30 unit. Jika diketahui bahwa kemungkinan distribusi pemakaian mingguan adalah:

Pemakaian Mingguan Kemungkinan 30 0,2 25 0,5 20 0,2 10 0,1

Manajer produksi menetapkan kemungkinan pemakaian harian 0,2 dan biaya kehabisan persediaan per unit Rp2,083. Berdasarkan informasi yang tersedia itu dapat dihitung biaya kehabisan persediaan:

(4 x 30 x 0,2 x Rp2,083) = Rp50.

Kemudian dapat dihitung besarnya persediaan pengaman dalam unit dengan rumus: (biaya kehabisan persediaan = biaya memiliki persediaan-persediaan pengaman). Biaya memiliki persediaan pengaman adalah biaya penyimpangan (carrying cost) kali harga bahan kali unit persediaan pengaman: (40% x Rp1 x X) = Rp0,4 X. Besarnya unit persediaan pengaman: (Rp50 = Rp0,4 X), jadi X atau unit persediaan pengaman = 125 unit.

Keunggulan Model EOQ:

1) Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost).

2) Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman atau persediaan besi (safety stock).

3) Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki standar tertentu dan diproduksi secara massal.

4) Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada pasien yang sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat melayani dengan cepat.

Kelemahan Model EOQ:

Page 57: Intisari Manajemen Keuangan

Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada mereka, sehingga penggunaan model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan hal ini dapat mengganggu proses produksi.

4. Pengawasan Persediaan

Hakikat dari pengawasan persediaan barang adalah mulai bahan baku dipesan sampai produk jadi digunakan oleh konsumen, yang terdiri dari pengawasan fisik, nilai, dan biaya. Pengawasan barang meliputi pengawasan bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, dan pengawasan barang jadi. Pengawasan bahan baku dan bahan pembantu dimulai dari bahan dipesan sampai dengan permintaan pemakaian bahan dalam proses produksi; pengawasan itu meliputi fisik (jumlah unit, kerusakan, keuangan, kehilangan, dan tingkat perputaran), biayanya, dan nilainya dala bentuk satuan uang.

Pengawasan barang dalam proses meliputi produk cacat, produk rusak, produk hilang dalam proses produksi. Sedangkan pengawasan barang jadi meliputi rencana penjualan, jadwal pengiriman, dan pelayanan purna jual. Keempat jenis barang itu (bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi) jumlah persediaannya secara fisik harus dikendalikan, agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan. Kekurangan persediaan bahan baku dan bahan pemabantu dapat mengakibatkan proses produksi terganggu, dan kekurangan persediaan barang jadi akan mengakibatkan kesulitan memenuhi permintaan konsumen. Sebaliknya jika terjadi kelebihan persediaan, dapat mengakibatkan modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut besar, dan biaya modalnya besar.

5. Model Tepat Pada Waktu (Just In Time Atau JIT)

Model JIT adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sejati; mereka dididik, dibina, dan diperlakukan sebagai bagian dari perusahaan yang dipasok bahan bakunya. Pengertian JIT adalah persediaan dengan nilai nol atau mendekati nol, artinya perusahaan tidak menanggung biaya persediaan. Bahan baku akan tepat datang pada saat dibutuhakan. Model yang demikian tentu saja pemasoknya adalah pemasok yang setia dan profesional. Dengan model ini terjadi efisiensi biaya persediaan bahan baku.Dalam hubungannya dengan barang jadi (finished goods) model JIT juga diterapkan, dimana perusahaan hanya memproduksi sesuai dengan pesanan sehingga ia tidak mempnyai persediaan barang jadi. Dampaknya adalah penghematan biaya persediaan barang jadi. Model ini dapat diterapkan jika semua pihak yang terlibat dalam proses produk mulai dari pemasok sampai ke pelanggan memiliki motivasi kuat dalam pengendalian dan peningkatan kualitas berkelanjutan.

JIT bertujuan mengubah budaya perusahaan, yaitu usaha menjadi organisasi terbaik dari atas ke bawah; setiap orang adalah pakar bagi pekerjaannya sendiri dengan mengendalikan berpikir kolektif dan kreatif. Hakikatnya, JIT adalah peningkatan proses untuk menghindari masalah kronis, yaitu masalah yang ditimbulkan dari pemasok bahan baku yang mengakibatkan kerugian; masalah ini sulit diidentifikasi dan umunya dibiarkan, maka menjadi penyakit kronis yang sulit diobati. Hubungan kerja sama jangka panjang dengan pemasok harus dibina, pemasok tidak boleh dieksploitir demi keuntungan sesaat.

Prinsip dasar JIT adalah bahwa perusahaan tidak memiliki persediaan besi (safety stock). Dengan tidak memiliki safety stock, perusahaan dapat menghemat biaya persediaan. Dalam model ini pemasok menjadi mitra sejati yang loyal dan profesional karena setiap saat bahan baku diperlukan untuk proses produksi, pada saat itu pula bahan baku harus sudah ada di tempat proses produksi.

Motivasi semua pihak yang demikian itu hanya bisa terjadi bila mereka berpikir kritis dialektik, artinya setiap akibat harus dicari sebabnya, dan setiap obyek dicari saling hubungannya dengan obyek yang lainnya. Ishikawa menemukan teori untuk menelusuri sebab yang dapat

Page 58: Intisari Manajemen Keuangan

menggunakan “Ishikawa Tulang Ikan”. Ia menjelaskan bahwa setiap kegagalan pasti ada sebabnya, dan penyebab itu dapat ditelusuri dari tujuh aspek yaitu aspek:

Tenaga manusia, kurang latihan, kurang pengetahuan, dan ketrampilan sehingga produktifitas rendah dan kualitas output rendah.

Metode kerja, tanpa petunjuk kerja yang jelas sehingga pekerja (buruh) bekerja tidak mengikuti aturan.

Peralatan, kurang perawatan, aus, dan teknologi sudah usang. Material, salah menentukan spesifikasi: kualitas dan jenis Lingkungan, kondisi kerja yang kurang menyenangkan atau kondisi kerja yang buruk yang

mengakibatkan pekerja (buruh) tidak memiliki motivasi kerja. Pengukuran, kurang tepat mengadakan pengukuran hasil kerja. Kepemimpinan, gaya yang otokratik sehingga pekerja (buruh) tidak menghargai

pemimpinnya (manajernya).

Jika salah satu dari tujuh aspek rusak, maka outputnya rusak, apalagi ketujuh aspek tersebut rusak semua. Setiap kesalahan atau kegagalan harus diperbaikki secara terus menerus agar produktifitas kerja dapat ditingkatkan, mutu dapat ditingkatkan, dan nilai persediaan dapat dikurangi. Di samping itu, perbaikan secara terus menerus juga dapat meningkatkan rancangan produk, perbaikan proses produksi, perbaikan distribusi, perbaikan promosi, perbaikan harga, dan perbaikan layanan purna jual. Hubungan input dengan output berdasarkan gambar Ishikawa Tulang Ikan disajikan dalam gambar 12.3.

Gambar 12.3.Ishikawa Tulang Ikan (dilengkapi)

Keunggulan JITKeunggulan JIT antara lain adalah:

Menghilangkan pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya dalam kuantitas yang diminta pelanggan.

Dampak persediaan, persediaan kecil, mungkin nol. Tata letak pabrik, dikelompokkan satu macam produk, atau sistem sel. Pengelompokkan karyawan, dalam satu jenis produk. Pemberdayaan karyawan, dilatih dan dididik terus menerus menyesuaikan dengan

perubahan alat kerja dan metode kerja. Pengendalian mutu total, semua orang bertanggung jawab terhadap mutu produk.

Kritik terhadap JIT

Kritik terhadap JIT anatara lain:

Sulit suatu perusahaan yang memproduksi secara massal hanya melayani pesanan pelanggan saja, misalnya pabrik gula, kopi, sabun dan sebagainya, dan hanya memproduksi satu jenis produk.

Dalam industri sulit sekali suatu tidak memiliki persediaan, khususnya yang bahan bakunya impor.

Pengukuran Metode Manusia

Kepemimpinan Output

Lingkungan Bahan baku Peralatan

Page 59: Intisari Manajemen Keuangan

Sulit dilakukan oleh pabrik-pabrik pada umumnya yang hanya memproduksi satu macam komoditi dengan teknologi khusus.

Menempatkan karyawan pada keahlian khusus pada satu jenis produk tidak mudah, dan mungkin biayanya mahal.

Pada umumnya perusahaan disibukkan oleh kegiatan rutin memproduksi komoditi terus menerus tanpa menghiraukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan karyawan; mereka lebih suka membajak karyawan lain yang sudah ahli sehingga tidak perlu mendidik dan melatih; teknologi dan metode kerja tidak begitu mudah diganti.

Karyawan pada umumnya bekerja atas dasar upah; mereka bekerja bukan ingin merealisasikan bakat dan pengetahuannya tetapi mencari upah, jadi mereka pada umumnya kurang peduli terhadap mutu produk.

Item Agustus Desember Biaya TahunanBagian pembelianBagian administrasiBagian gudang

5.0004.0003.000

4.5003.0002.500

56.00037.000 33.000

Jumlah 12.000 10.000 126.000

Yang termasuk biaya bagian pembelian adalah gaji manajer dan pegawai, biaya order, dan biaya peralatan kantor. Yang termasuk biaya bagian administrasi pembelian adalah gaji manajer dan pegawai dan biaya peralatan kantor, dan yang termasuk biaya gudang adalah gaji manajer, pengawas, pegawai penerima, pegawai pengirim, biaya angkutan, biaya peralatan. Bagian pembelian bertanggung jawab semua pemesanan barang, bagian administrasi bertanggung jawab atas pembayaran utang dagang, dan bagian gudang bertanggung jawab kelancaran penerimaan dan pengiriman barang. Kantor dan gudang disewa dengan harga Rp20.000 per tahun, biaya asuransi Rp2.000 per tahun, dan pajak bumi dan bangunan Rp3.000 per tahun. Pajak perseroan 50% per tahun, bunga jangka pendek 18% per tahun, dan bunga jangka panjang 16% per tahun. Data mengenai persediaan dalam tahun yang bersangkutan adalah: persediaan awal per 1 Januari Rp50.000, persediaan akhir per 31 Desember Rp30.000, saldo persediaan tertinggi bulan Agustus Rp60.000, dan saldo terendah bulan Desember Rp40.000, Persediaan rata-rata setiap bulan Rp55.000, Saudara diminta untuk:1) Menghitung biaya per pesanan, biaya penyimpangan dan pemeliharaan, dan apa

rekomendasi Anda?2) Jika perusahaan menjualkan 300 unit per bulannya, dengan harga Rp 45 per unit, dan

rata-rata persediaan 60 unit, biaya pesanan sekali pesan Rp 15, hari kerja dinyatakan 360 hari per tahun, biaya mengelola persediaan Rp 432 per tahun berapa hari setiap pesanan dilakukan dan berapa besarnya biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan?

Page 60: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 12MANAJEMEN MODAL KERJA

Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar.

Salah satu tugas manajer keuangan adalah mengelola harta lancar untuk membiayai kegiatan bisnis dan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Oleh sebab itu, harta lancar itu harus dibiayai dengan utang jangka pendek atau utang jangka panjang. Di Negara-negara maju, bunga utang jangka pendek lebih murah daripada bunga utang jangka panjang. Hal itu disebabkan resiko pengembalian utang jangka pendek lebih kecil daripada utang jangka panjang, dan penawaran modal cukup besar; manajer keuangan pada umumnya cenderung memilih membiayai harta lancar dengan utang jangka pendek. Tetapi di Negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, bunga utang jangka pendek lebih mahal daripada utang jangka panjang, karena penawaran modal relatif kecil dan untuk memperoleh modal secara cepat sulit dipenuhi, oleh sebab itu manajer keuangan pada umunya cenderung memilih membiayai harta lancar dengan utang jangka panjang.

Modal kerja dalam hal ini adalah modal kerja bersih, berubah mengikuti transaksi bisnis, khususnya tingkat penjualan. Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal kerja agresif, moderat, konservatif, tergantung keberaniannya mengamnbil resiko bisnis. Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan hilangnya kepercayaan internal dan eksternal. Kepercayaan internal adalah kepercayaan dari pegawai dan buruh, yang disebabkan karena gaji dan upah tidak dibayar tepat waktu. Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan dari partner bisnis khususnya kreditur, yang disebabkan karena utang yang jatuh tempo tidak dibayar tepat waktu. Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan tersebut dapat dipastikan akan bangkrut.

1. Pengertian Modal Kerja

Weston dan Copeland (1997:239) menjelaskan modal kerja ialah analisis saling hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga disebut manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif yang luas, manajemen keuangan jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk mengadakan penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka pendek; perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat dan efektif. Bidang keputusan ini sangat penting karena sebagian besar waktu manajer keuangan digunakan untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar.

Gifman (1994:643) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1981:245) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek; kas, surat-surat berharga (efek), piutang, persediaan. Petty, Keown, Scott, dan Martin (1993:532) menjelaskan bahwa secara tradisional modal kerja dapat didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam harta lancar.

Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta lancar dan utang lancar, mempunyai fungsi utama yaitu; (1) menyesuaikan tingkat volume penjualan dan penjualan musiman; di mana siklus volume penjualan jangka pendek ini merupakan syarat untuk prospek jangka panjang yang menguntungkan, (2) membantu perusahaan memaksimumkan nilainya dengan cara menurunkan biaya modal dan menaikkan laba.Modal keja sangat penting bagi perusahaan karena; (1) sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang memerlukan modal kerja, (2) pada umumnya nilai harta lancar suatu perusahaan kira-kira lebih dari 50% dari

Page 61: Intisari Manajemen Keuangan

jumlah harta, hal ini perlu pengelolaan yang serius, (3) khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal, (4) perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal kerja (Brigham dan Weston, 1981:245-246).

Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan. Modal kerja dapat diklasifikasi menjadi empat pengertian, yaitu:

1) Modal kerja kotor (gross working capital) adalah jumlah harta lancar perusahaan. Modal kerja ini merupakan kekuatan “semu” karena sebagian diperoleh dari utang jangka pendek, maka ia dapat dikatakan sebagai modal kerja tradisional atau modal kerja kuantitatif.

2) Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja ini merupakan kekuatan intern untuk menggerakan kegiatan bisnis, yaitu untuk membiayai kegiatan operasi rutin dan untuk membayar semua utang yang jatuh tempo. Ia dapat dikatakan sebagai modal kerja kualitatif.

3) Modal kerja fungsional yaitu fungsinya harta lancar dalam menghasilkan pendapatan saat ini (current income) yang terdiri dari kas persediaan, piutang sebesar harga pokok penjualan dan penyusunan.

4) Modal kerja potensial yang terdiri dari efek (surat berharga yaitu saham dan obligasi yang mudah dipasarkan) dan besarnya keuntungan yang termasuk dalam jumlah piutang.

Keempat pengertian modal kerja tersebut dapat disajikan dari angka-angka neraca yaitu disajikan dalam tabel 13.1. Jumlah modal kerja dapat dihitung sebagai berikut:

1) Modal kerja bruto (Gross Working Capital) atau Modal Kerja Kuantitatif sebesar jumlah harta lancar yaitu sebesar Rp1.400.

2) Modal kerja netto (Net Working Capital) atau Modal Kerja Kualitatif sebesar harta lancar dikurangi utang lancar yaitu Rp1.400 - Rp560 = Rp840. Modal kerja ini lazim disebut Modal Kerja Permanen karena adanya dalam perusahaan lebih dari satu tahun atau secara permanen. Makin tinggi jumlah modal kerja permanen makin tinggi tingkat likuiditas perusahaan.

3) Modal kerja fungsional (Functional Working Capital); kas + persediaan + (75% X piutang) + penyusutan aktiva tetap. Jumlah modal kerja fungsional = Rp200 + Rp840 + Rp120 +Rp500 = Rp1.660. Unsur-unsur tersebut secar nyata berfungsi menggerakkan kegiatan perusahaan.

4) Modal kerja potensial (Potensial Working Capital); keuntungan dari piutang + efek, (25% X Rp160) + Rp200 = Rp240. Keuntungan atau laba dari piutang, di mana piutang asalmya dari penjualan merupakan kemampuan manajemen menggali sumber dana dari bisnis yang dapat digunakan untuk modal kerja dan perluasan usaha. Sedangkan efek atau surat berharga yang mudah dipasarkan (marketable security) merupakan kelebihan kas yang ditanam dalam surat-surat berharaga untuk tujuan mendapatkan keuntungan.

Tabel 13.1Neraca PT. Bola Dunia: 31 Desember 2004

(Perhitungan Dalam Rupiah)

Kas 200 Hutang Dagang 300

Page 62: Intisari Manajemen Keuangan

Efek (Sekuritas) 200Piutang 160Persediaan 840Total harta lancar (a) 1.400Tanah 100Mesin 700Penyusutan Mesin (100)Gedung 1.000Penyusutan Gedung (200)Total harta tetap (b) 1.500 Intangible assets (c) 100

Hutang WeselHutang PajakHutang BiayaTotal hutang lancar (d)Hutang Obligasi 5% (e)Modal SahamAgio SahamLaba ditahanTotal modal sendiri (f)

100 160

60 560

600 1.200

200 440

1.840

Total harta (a+b+c) 3.000 Total klaim (d+e+f) 3.000

Tabel 13.2Laba-Rugi PT. Bola Dunia: 31 Desember 2004

(Prhitungan Dalam Rupiah)

Keterangan (Rp) Rasio Penjualan BersihHarga Pokok PenjualanLaba Kotor atas penjualanBiaya Pemasaran (penjualan)Biaya administrasiLaba opersai (EBIT)Bunga obligasi 5% X 600Laba sebelum pajak (EBT)Pajak Perseroan 40% X 400Laba bersih (EAT)

4.0003.0001.000

30027043030

400160240

100,00%75,00%25,00%7,50%6,75%

10,75%0,75%

10,00%4,00%6,00%

Keterangan:1) Laba kotor 25%, berarti besarnya harga pokok penjulan 75%, dan ini berarti bahwa nilai

piutang secara fungsional sebesar 75% X Rp160 = Rp120.2) Besarnya penyusutan Rp500 yang terkandung dalam harga pokok penjualan, biaya

pemasaran dan biaya administrasi. Karena ketiga unsur tersebut masing-masing memiliki aktiva tetap yang disusut.

Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta lancar dan utang lancar, mempunyai fungsi utama yakni:1) Menyesuaikan perubahan tingkat volume produksi dan penjualan; jumlah modal kerja

sangat tergantung pada volume kegiatan bisnis, makin tinggi kegiatan bisnis, makin besar modal kerja dibutuhkan untuk membiayai kegitan tersebut.

2) Membantu memaksimumkan nilai perusahaan, yaitu dengan cara memperkecil biaya modal untuk meningkatkan hasil (return). Makin besar modal kerja diperoleh dari pinjaman jangka pendek tanpa bunga, misalnya dari para pemasok, maka makin kecil dari sumber modal permanen, dan dengan demikian akan menurunkan biaya modal.

Hakikatnya, modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis, yaitu dari kas berputar ke biaya material, upah buruh, biaya overhead pabrik biaya pemasaran, biaya umum, persediaan, penjualan, piutang, dan akhirnya kembali ke kas. Perputaran tersebut harus cepat agar supaya dapat meningkatkan pendapatan atas penjualan dan laba.

2. Perkembangan Modal Kerja

Dunia bisnis dimulai dari zaman agraris atau zaman feodalisme, di mana bidang pertanian merupakan unsur pokok penunjang kegiatan bisnis. Bidang pertanian merupakan pemasok

Page 63: Intisari Manajemen Keuangan

bahan baku industri, oleh sebab itu hubungan antara industri dengan pertanian sangat erat sekali. Hubungan itu dijembatani dengan tersedianya modal kerja untuk membeli produk pertanian yang ditentukan oleh faktor musim, kemudian mengolahnya menjadi komoditi manufaktur dan menjualnya; siklusnya dalam kurun waktu satu tahun. Oleh sebab itu, kebutuhan modal kerja pada umumnya dipenuhi dengan utang jangka pendek. Gambar 13.1 menggambarkan hubungan harta tetap dengan modal kerja (harta lancar).

Gambar 13.1Hubungan antara Harta Tetap dengan Modal Kerja (Harta Lancar)

Gambar 13.1 menunjukkan bahwa pada hakikatnya modal kerja tidak akan sampai ke titik nol. Itu berarti bahwa sebagian modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang yang akan digunakan untuk membiayai administrasi bisnis sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji dan upah; biaya telpon, air, listrik; biaya kantor, dan lain-lain.

Perkembangan modal kerja selanjutnya dapat dilihat pada gambar 13.2. Modal kerja dapat dikategorikan menjadi modal kerja permanen dan modal kerja musiman, di mana modal kerja musiman dibiayai oleh utang jangka pendek.

Gambar 13.2Perkembangan Modal Kerja di Era Industri

3. Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja akan sulit untuk menjalankan kegiatannya, atau akan macet operasinya. Tanpa modal kerja yang cukup, suatu perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Jika hal itu terjadi, ia akan ditinggalkan pelanggannya, dan menderita kerugian. Oleh sebab itu, sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Besarnya modal kerja tergantung pada jenis bisnis, tetapi pada umumnya nilai modal kerja suatu perusahaan kira-kira lebih dari 50% dari jumlah harta, maka perlu pengelolaan yang serius.

Modal kerja atau Harta lancar

Dibiayai oleh:Hutang Jangka PanjangModal Sendiri

Waktu

Dibiayai oleh:- Hutang Jangka Pendek

Rupiah

2002

Harta Tetap

2003 2004

Modal kerja Musiman

Dibiayai oleh:Hutang Jangka

PanjangModal Sendiri

Waktu

Dibiayai oleh:- Hutang Jangka Pendek

Rupiah

2002

Harta Tetap

2003 2004

Modal kerja Permanen

Page 64: Intisari Manajemen Keuangan

Khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal dan pasar uang. Ia harus membiayai kegiatan bisnis dari modal sendiri karena belum memperoleh kepercayaan dari pihak lain atau sulitnya masuk ke pasar modal. Perusahaan kecil sulit akan lambat berkembang karena ia hanya didukung oleh modal sendiri, khususnya dari laba ditahan.

Perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal kerja. Perusahaan yang sedang tumbuh ia banyak melakukan kegiatan terutama kegiatan produksi dan pemasaran. Kedua jenis kegiatan ini memerlukan modal kerja yang cukup. Perusahaan yang tumbuh berkembang tanpa didukung oleh modal kerja yang kuat, ia akan kembali layu dan akhirnya mati. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa modal kerja adalah “ruh” atau energi internal yang menggerakkan seluruh kegiatan perusahaan. Hampir semua perusahaan dalam berbagai bidang kegiatan bisnis, mengelola modal kerja meliputi tiga aspek yaitu:1) Kebijakan modal kerja 2) Manajemen harta lancar3) Sumber pembiayaan jangka pendek

4. Kebijakan Modal Kerja

Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi, risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil. Pada umumnya perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian disebut menganut kebijakan modal kerja yang konservatif.

Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebauiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu melaksanakan kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian melakukan kebijakan modal kerja yang agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan kebijakan model ini lebih banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit dicairkan menjdai uang tunai yaitu persediaan, khususnya persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang

jangka pendek2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek

dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka

panjang

Berikut ini disajikan dalam tabel 13.3 contoh ketiga kebijakan modal kerja dan dampaknya terhadap tigkat pengembalian modal sendiri (Retun on Equity atau ROE).

Tabel 13.3Kebijakan Modal Kerja

Items Agresif Moderat Konservatif Harta lancar 150 200 300Harta tetap 200 200 200 Total harta 350 400 500

Page 65: Intisari Manajemen Keuangan

Hutang jangka pendek, 12% 200 100 50Hutang jangka panjang, 10% 0 100 200 Total utang 200 200 250Modal sendiri 150 200 250Total utang dan Modal 350 400 500

Rasio lancar 0,75:1 2:1 6:1 Bunga 24 22 26 12% x 200 (12% x 100) + (12% x 50) + (10% x 100) (10% x 200)Biaya tetap 200 270 385Biaya variabel 0,7 sales 0,65 sales 0,60 sales Penjualan:Ekonomi kuat 1.200 1.200 1.200 Ekonomi normal 900 1.000 1.150Ekonomi kritis 700 900 1.050

Keterangan: Pajak perseroan 40%

Tabel 13. 4Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Kuat

Keterangan Agresif Moderat Konservatif Penjualan 1.200 1.200 1.200Biaya variabel (0,7;0,65;0,6) 840 780 720Marjin kontribusi 360 420 480Biaya tetap 200 270 385 Laba operasi (EarningBefore Interest, Tax, EBIT) 160 150 95 Bunga 24 22 26Laba sebelum pajak 136 128 69 Pajak perseroan 40% 54 51 28 Laba bersih (Earning After Tax, EAT) 82 77 41 ROI = EBIT / Total Assets 46% 38% 19% ROE = EAT / Equity 54% 38% 17%

Page 66: Intisari Manajemen Keuangan

Tabel 13. 5Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Normal

Keterangan Agresif Moderat Konservatif Penjualan 900 1.000 1.150Biaya variabel (0,7;0,65;0,6) 630 650 690Marjin kontribusi 270 350 460Biaya tetap 200 270 385 Laba operasi (EarningBefore Interest, Tax, EBIT) 70 80 75Bunga 24 22 26Laba sebelum pajak 46 58 49 Pajak perseroan 40% 18 23 20 Laba bersih (Earning AfterTax, EAT) 28 35 29 ROI = EBIT / Total Assets 20% 20% 15% ROE = EAT / Equity 18% 17% 12%

Tabel 13. 6Kebijakan Modal Kerja: Kondisi Ekonomi Kritis

Keterangan Agresif Moderat Konservatif Penjualan 700 800 1.050Biaya variabel (0,7;0,65;0,6) 490 520 630Marjin kontribusi 210 280 420Biaya tetap 200 270 385 Laba operasi (EarningBefore Interest, Tax, EBIT) 10 10 35Bunga 24 22 26Laba sebelum pajak (14) (12) 9 Pajak perseroan 40% 6 5 4 Laba bersih (Earning AfterTax, EAT) (8) (7) 5 ROI = EBIT / Total Assets 3% 3% 7% ROE = EAT / Equity (6%) (4%) 2%

Keterangan:1) Dalam kondisi ekonomi kritis, modal kerja harus dipenuhi dengan utang jangka panjang

agar kegiatan bisnis lancar. Jika kebutuhan modal kerja dipenuhi dengan utang jangka pendek baik model agresif maupun model moderat, perusahaan akan kesulitan menjalankan kegiatan bisnisnya, sehingaa volume penjualan menurun.

2) Akibatnya, perusahaan menderita kerugian. Modal kerja mempunyai dampak langsung terhadap volume kegiatan bisnis atau volume produksi dan penjualan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja permanen, sulit untuk menjalankan bisnisnya dalam kondisi krisis ekonomi.

5. Kebutuhan Modal Kerja

Suatu perusahaan dapat berjalan lancar jika didukung oleh modal kerja yang memadai. Manajer keuangan harus menyediakan modal kerja sesuai dengan kebutuhan operasi, yaitu untuk: pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, pembayaran biaya overhead pabrik, pembayaran biaya pemasaran, pembayaran biaya administrasi, pembayaran pajak, pembayaran dividend, pembayaran jasa produksi, pembayaran angsuran utang dan bunga, dan lain-lain kegiatan rutin perusahaan. Berikut ini disajikan teknik perhitungan kebutuhan modal kerja. PT. ABC memproduksi 100 unit produk ABC setiap harinya. Untuk memproduksinya dibutuhkan biaya-biaya sebagai berikut:

Page 67: Intisari Manajemen Keuangan

1) Uang muka untuk pembelian bahan baku jenis A adalah 10 hari, harga per unit bahan baku Rp30, dibeli 100 unit.

2) Uang muka untuk pembelian bahan baku jenis B adalah 5 hari, harga per unit bahan baku Rp20, dibeli 100 unit.

3) Tanpa uang muka untuk pembelian bahan baku jenis C, harga per unit bahan baku Rp 10, dibeli 100 unit.

4) Upah buruh Rp10 unit output.5) Biaya overhead pabrik Rp9 per unit output.6) Proses produksi 5 hari.7) Barang jadi disimpan di gudang semua jenis produk 5 hari.8) Rata-rata penagihan piutang untuk produk rata-rata 30 hari.9) Biaya pemasaran Rp50.000 dan biaya administrasi Rp75.000 per bulan.10) Kas besi Rp50.00011) Hari kerja 25 hari per bulan.

Keterangan:1) Dana yang terikat pada bahan baku A = uang muka 10 hari + proses produksi 5 hari +

gudang barang jadi 5 hari + penagihan piutang 30 hari = 50 hari.2) Dana yang terikat pada bahan baku B = uang muka 5 hari + proses produksi 5 hari +

gudang barang jadi 5 hari + penagihan piutang 30 hari = 45 hari.3) Dana yang terikat pada bahan baku C = uang muka 0 hari + proses produksi 5 hari +

gudang barang jadi 5 hari + penagihan piutang 30 hari = 40 hari.

Tabel 13.7Kebutuhan Modal kerja

Berdasarkan data diatas dapat disusun kebutuhan kas sebagai berikut:

Keterangan Jumlah (Rp)

Bahan baku A, 100 unit x Rp 30 x 50 hariBahan baku B, 100 unit x Rp 20 x 45 hariBahan baku C, 100 unit x Rp 10 x 40 hariUpah buruh, 100 unit x Rp 10 x 40 hariBiaya overhead pabrik, 100 unit x Rp 9 x 40 hariBiaya pemasaran, (Rp50.000 / (100 x 25)) x 100 unit x 40Biaya administrasi, (Rp 75.000 / (100 x 25)) x 100 unit x 40Persediaan kas minimum atau safety cash

150.00090.00040.00040.00036.00080.000

120.00050.000

Jumlah modal kerja yang dibutuhkan 606.000

Keterangan:

1) Jika perusahaan tidak memiliki kecukupan modal kerja, maka kegiatan operasinya akan terganggu dan kepercayaan dari pihak ketiga akan berkurang.

2) Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki modal kerja kualitatif atau modal kerja permanen yang sesuai dengan kebutuhannya.

Page 68: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 13.MANAJEMEN HARTA KEUANGAN

Perusahaan besar pada umumnya memiliki investasi di beberapa perusahaan yang berupa surat-surat berharga saham dan obligasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan deviden (saham) dan bunga (obligasi). Investasi yang dimiliki itu bersifat permanen atau dalam jangka panjang. Di samping untuk memperoleh dividen dan bunga, investasi juga mengharapkan keuntungan biaya surat-surat berharga itu di jual, tetapi itu bukan tujuan utama.

Bagi kaum kapitalis tingkat global, investasi pada surat-surat berharga lebih disukai karena sifatnya yang fleksibel. Jika terjadi krisis politik, investasi tersebut mudah dipindahkan, karena surat-surat berharga tersebut mudah dipasarkan. Kapitalis global pada umumnya menguasai surat-surat berharga pada perusahaan-perusahaan besar, khususnya di bidang perminyakan, pertambangan, industri mobil, industri pesawat, perbankan, pelayaran, penerbangan, dll.

1. Investasi Saham biasa

Saham biasa atau common stock ialah surat berharga tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Penerbit saham biasa disebut perusahaan yang menyatakan sebagai modal, dan pemegang saham biasa di sebut investor yang mengharapkan hasil (return) atas investasinya, atau disebut pemilik perusahaan yang bertanggumg jawab atas kerugian perusahaan. Saham memiliki empat macam nilai, yaitu: Nilai nominal, yaitu nilai yang tertera dalam surat saham, misalnya Rp1000 / Rp500 per

lembar per saham, lazim disebut state value, face value, par value. Nilai buku (book value per share), yaitu jumlah nilai modal sendiri (ekuitas) dibagi jumlah

saham yang beredar. Nilai pasar (market value per share), yaitu harga yang ditentukan oleh kekuatan

permintaan dan permintaan di pasar bursa. Nilai fundamental atau disebut intrinsik, yaitu nilai sekarang (present value) dari deviden

dan keuntungan / kerugian modal (capital gain/loss).

2. Investasi Obligasi

Obligasi adalah surat utang dengan bunga tetap. Bagi pemegang surat utang obligasi (Bond holder) disebut investor, ia akan mendapatkan pendapatan tetap yang berupa bunga obligasi. Oleh sebab itu, pemegang obligasi disebut pemegang surat berharga berpenghasilan tetap atau fixed income security. Obligasi memiliki nilai nominal atau par value, stated value, face value, atau lazim disebut nilai pari, misalnya per lembar Rp1.000.

Jenis-jenis obligasi yang umum adalah obligasi pemerintah (government bond) dan obligasi perusahaan swasta (corporate bond). Di samping itu, ada jenis obligasi yang lainnya yaitu obligasi perusahaan negara atau obligasi badan usaha milik negara atau disebut state owned company bond. Obligasi pada umumnya surat utang tanpa jaminan. Jika obligasi dengan jaminan harta tetap lazim disebut mortgage atau mortgage bond, di mana pemegang obligasi dapat menjual harta tetap yang dijaminkan.Investasi pada obligasi hakikatnya juga berisiko, karena kemungkinan penerbit obligasi (debitur) tidak mampu membayar bunga dan pembayaran kembali utangnya. Oleh sebab itu, terdapat beberapa kualitas investasi pada obligasi atau peringkat investasi pada obligasi yang disajikan oleh Standard & Moody’s antara lain sebagai berikut:

Tabel 13.1Peringkat Obligasi

Rating Grade Bond Quality RatingsStandard & Poor’s Moody’s

Page 69: Intisari Manajemen Keuangan

Highest grade AAA AaaHigh grade AA AaUpper medium A ALower medium BBB BaaMarginally speculative BB BaHighly speculative B B,CaaDefault D Ca,C

Sumber: Syah Ratih Sulistyastuti, Saham & Obligasi (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2002), hlm. 56.

Keterangan tabel 14.1:

1) Obligasi kualitas tinggi (highest grade) ialah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sangat sehat keuangannya, pembayaran bunganya lancar, hampir tidak memiliki risiko. Pada umumnya tingkat bunganya rendah. Pembayaran bunga dan angsuran saat ini baik dan di masa mendatang yakin baik. Penerbit obligasi macam ini tidak diragukan kemampuan bisnis dan keuangannya oleh investor.

2) Obligasi kualitas tinggi (high grade) hampir sama dengan highest grade, yaitu surat utang yang dikeluarkan perusahaan di mana pembayaran bunga dan angsuran saat ini baik dan di masa mendatang diperkirakan baik.

3) Obligasi kualitas menengah atas (upper medium), yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran dan angsuran saat ini baik dan di masa mendatang diperkirakan berisiko kecil.

4) Obligasi kualitas menengah bawah (lower medium), yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran bunga dan angsuran saat ini baik tetapi di masa mendatang belum ada kepastian.

5) Obligasi kualitas spekulatif (marginally speculative), yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran bunga dan angsuran saat ini meragukan dan di masa mendatang belum ada kepastian.

6) Obligasi kualitas spekulasi tinggi (highly speculative), yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana kemungkinan tidak mampu membayar bunga dan angsuran.

7) Obligasi kualitas sangat spekulatif (default), yaitu surat utang yang dikeluarkan perusahaan di mana penerbit tidak mampu membayar bunga. Obligasi demikian lazim disebut junk bond.

Kaum kapitalis yang kurang berani menanggung risiko akan menginventasikan kapitalnya pada obligasi dengan mendapatkan bunga tetap setiap tahunnya. Misalnya PT. X membeli obligasi PT. Z 400 juta, umur 5 tahun. Kupon rate dua tahun pertama 15% sedangkan tiga tahun berikutnya berdasar tingkat bunga mengambang suku bunga deposito bank pemerintah, di mana Bank A 16%, B 18%, V 14%, D 17%. Nilai pasar 80% dari nilai nominal. Kupon dibayar setiap tahun. Yield diharapkan 20%. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung: (1) nilai obligasi sampai jatuh tempo, (2) nilai obligasi saat jatuh tempo (yield to maturity). Solusinya adalah:

Rata-rata bunga bank = (16 + 18 + 14 + 17) / 4 = 16,25%. Bunga obligasi tahun 1,2 = 15% x Rp 400 = Rp60, tiap tahun. Bunga obligasi tahun 3, 4, 5

= 16,25% x Rp400 = Rp65, tiap-tiap tahun.

(1) Nilai bunga obligasi60/(1+0,20)1+60/(1+0,20)2+65/(1+0,20)3+65/(1+0,20)4+65/(1+0,20)5 = Rp347,50

(2) Nilai obligasi saat jatuh tempo (yield to maturity atau YTM)Rp347,50 + (80% x Rp400) /(1+0,20)5 = Rp347,50 + (320 x 0,4019) = Rp347,50 + Rp128,61 = Rp476,11

Page 70: Intisari Manajemen Keuangan

Soal 14.1

Anda adalah pemegang obligasi, nilai nominal Rp1.000. Setiap tahunnya menerima bunga Rp100, umur obligasi 10 tahun. (1) Berapa besarnya nilai sekarang dari bunga obligasi yang Anda terima, jika suku bunga bank sebesar 8% per tahun dan berapa sebenarnya nilai obligasi pada waktu Anda terima pada akhir tahun ke 10?, (2) Jika suku bunga bank sekarang sebesar 12% per tahun, berapa nilai sekarang bunga yang Anda terima dan berapa nilai obligasi Anda pada akhir tahun ke 10?

Soal 14.2

Anda adalah pemegang saham PT. ABC, laba operasi perusaahaan tersebut sebesar Rp600, pajak perseroan 40%, biaya modal perusahaan diperhitungkan 12%. (1) Jika Anda memiliki 50% dari saham perusahaan tersebut, berapa hak Anda atas nilai perusahaan tersebut?,(2) Jika perusahaan tersebut membagikan dividen sebesar 50%, dan pertumbuhan perusahaan diperkirakan 8%, berapa hak Anda atas perusahaan tersebut?

Page 71: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 14PENGANGGARAN MODAL

DALAM KONDISI KEPASTIAN

Penganggaran modal atau capital budgeting ialah rencana kerja keuangan jangka panjang pada suatu proyek investasi. Misalnya penganggaran modal (investasi) pembelian kapal, mendirikan pabrik baru, mendirikan perusahaan baru, dan lain-lain. Karena waktunya panjang, maka risikonya tinggi. Oleh sebab itu, para perencana investasi jangka panjang harus mampu memprediksi pendapatan dan biaya di masa depan.

Kerangka Berpikir Penganggaran Modal

Para perencana penganggaran modal harus memprediksi lima aspek, yaitu:1) Pangsa pasar2) Nilai investasi dan sumber pembiayaan3) Biaya modal rata-rata tertimbang4) Arus kas masuk bersih (net cash inflow)5) Kelayakan proyek investasi

Pangsa Pasar

Pangsa pasar yang akan dikuasai, ini berkaitan dengan ramalan pendapatan di masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian. Artinya berisiko besar karena ketidakpastian tersebut. Para perencana harus yakin bahwa di masa mendatang pendapatan dapat diperkirakan mendekati kenyataan. Meramal kondisi pasar adalah sulit sekali, karena pasar ditentukan oleh situasi bisnis, situasi ekonomi dan situasi politik.

Jika kondisi politik buruk, berdampak kondisi ekonomi buruk, dan akibatnya kondisi bisnis buruk dan sebaliknya. Bidang pasar ini harus dianalisis oleh beberapa ahli politik, ahli ekonomi dan ahli bisnis. Di samping itu, kondisi pasar juga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi yang demikian itu di luar kontrol manajemen perusahaan. Para ahli perencana investasi hanya bisa meramal berdasar data internal dan eksternal yang tersedia.

Nilai Investasi dan Sumber Pembiayaan

Jika pangsa pasar yakin bisa diketahui dan bisa dikuasai, maka selanjutnya merencanakan investasi jangka panjang dalam bentuk unit bisnis atau penggantian peralatan, atau produk baru, yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, misalnya Rupiah atau Dollar (Rp1.000 atau Rp1.000 juta atau Rp1.000 milyar). Setelah nilai investasi ditetapkan kemudian disusun sumber pembiayaan, dari modal sendiri atau dari utang.

Menghitung Biaya Modal

Setiap modal menanggung biaya. Modal sendiri biayanya adalah hasil yang diharapkan oleh pemilik, sedangkan modal dari utang biayanya adalah bunga. Kedua biaya tersebut harus dihitung yang lazim disebut biaya rata-rata tertimbang, yang akan menjadi tingkat diskon (discount rate) terhadap arus kas masuk bersih investasi (net cash inflow). Formula net cash inflow yaitu:1) EBDIT (1-T) + T. Dep2) EBIT (1-T) + Dep3) EAT + Dep + Interest (1-T) Di mana:EBDIT : Earning Before Depreciation, Interest and Tax (laba sebelum penyusutan, bunga

dan pajak)

Page 72: Intisari Manajemen Keuangan

T : Tax, pajak perseroan (badan usaha)Dep : Depreciation (penyusutan) dari harta tetapEBIT : Earning Before Interest and Tax (laba sebelum bunga dan pajak)EAT : Earning After Tax (laba bersih setelah pajak)Interest : Bunga pinjaman, jika investasi menggunakan utang

Kelayakan Proyek Investasi

Setelah arus kas masuk bersih diketahui kemudian dihitung layak atau tidaknya proyek investasi, dengan cara:

a. Nilai Tunai Bersih (Net Present Value atau NPV)Membandingkan nilai tunai arus kas masuk bersih dengan nilai tunai pengeluaran modal untuk investasi. Jika NPV positif, proyek layak, artinya bisa dilaksanakan.

b. Tingkat Hasil Internal (Internal Rate of Return atau IRR)Mencari discount rate yang dapat menyamakan besarnya nilai tunai arus kas bersih proyek dengan nilai tunai pengeluaran untuk investasi. Jika IRR lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang, maka proyek layak.

c. Indek Profitabilitas (Profitability Index atau PI)Membagi jumlah nilai tunai arus kas bersih proyek dengan nilai tunai pengeluaran modal untuk investasi. Jika indeknya di atas satu, proyek layak.

d. Tingkat Hasil Akuntansi (Accounting Rate of Return atau ARR)Membagi rata-rata laba bersih dengan nilai tunai pengeluaran modal untuk investasi. Jika besarnya ARR lebih besar daripada biaya modal, maka proyek layak.

e. Lamanya Kembali Modal (Payback Periode atau PP)Lamanya kembali modal, yaitu nilai investasi sama dengan nilai tunai arus kas masuk bersih dalam beberapa tahun. Pada umumnya perencana investasi menentukan payback periode dalam tahun tertentu, misalnya 4 tahun.

Praktik Penganggaran Modal

Untuk memudahkan memahami teknik berpikir dan praktik penganggaran modal di bawah ini disajikan contoh praktis. Misalnya PT. ABC merencanakan investasi dengan nilai investasi Rp1.000, umur proyek 5 tahun. Proyek dibiayai oleh modal sendiri Rp200 dan sisanya dibiayai oleh utang, dengan pembayaran kembali cicilan dan bunga secara anuitas. Biaya modal sendiri 24% dan biaya utang 20%, pajak perseroan 50%.

Investasi tersebut dialokasikan ke modal kerja Rp300 dan sisanya dialokasikan ke harta tetap dengan penyusutan angka tahun yang makin menurun (sum of year digit methode), dengan nilai sisa harta tetap Rp150 dan modal kerja ditemukan kembali pada akhir umur proyek. Estimasi pendapatan dan biaya operasi tunai per kas adalah sebagai berikut:

Tahun Pendapatan Biaya Operasi1 Rp 1.200 Rp 8002 Rp 1.400 Rp 9503 Rp 1.250 Rp 1.1004 Rp 1.400 Rp 1.1005 Rp 1.200 Rp 900

Berdasarkan data di atas, dapat dihitung: Net Present Value, Internal Rate of Return, Accounting Rate of Return, Profitability Index, Payback Period dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 73: Intisari Manajemen Keuangan

1. Langkah Pertama: Menghitung Beban Penyusutan

Menghitung beban penyusutan harta tetap, nilai Rp700, sisa Rp150, harta tetap yang disusut Rp550, selama lima tahun dengan model sum of year digit method. Jumlah angkat tahun = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15.Tahun 1 = 5/15 x 550 = 183Tahun 2 = 4/15 x 550 = 147Tahun 3 = 3/15 x 550 = 110Tahun 4 = 2/15 x 550 = 73Tahun 5 = 1/15 x 550 = 37

2. Langkah Kedua: Menghitung Beban Bunga

Skedul Pembayaran Bunga dan AngsuranBesarnya anuitas, bunga 20% per tahun, pinjaman Rp800.(Rp800 / (PVIFA, 20%, 5 tahun) = (Rp200 / 2,990) = Rp267,56 dibulatkan Rp268.

Tahun Pinjaman Annuitas Bunga 20% Angsuran1 800 268 160 1082 692 268 138 1303 562 268 112 1564 406 268 81 1875 219 268 *49 219

Jumlah 1.340 540 800

* Pembulatan pembayaran bunga.

3. Langkah Ketiga: Menghitung Arus Kas Masuk Bersih

Proyeksi Arus Kas Masuk Bersih (Net Cash Inflow)

Keterangan (tahun) Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

Pendapatan 1.200 1.400 1.250 1.400 1.200Biaya operasi per kas 800 950 1.100 1.100 900EBDIT 400 450 150 300 300Depresiasi (SOYDM) 183 147 110 73 37EBIT 217 303 40 227 263Bunga 160 138 112 81 49EBT 57 165 -72 146 214Tax 40% -23 -66 *+29 -58 -86Earning After Tax (EAT) 34 99 -43 88 128

Net Cash Inflow 313 329 134 209 195- EBDIT (1-T) + Tdep- EBIT (1-T) + Dep- EAT + Dep + Interest(1-T)Nilai sisa harta tetap 150Modal kerja akhir proyek 300Total Net Cash Inflow (NCI) 313 329 134 209 645

* Catatan: Pada tahun ke 3, perusahaan rugi, maka pajaknya dihitung positif (+), artinya jumlah tersebut dapat dikurangkan pembayaran pajak tahun-tahun yang memperoleh laba.

Page 74: Intisari Manajemen Keuangan

4. Langkah Keempat: Menghitung Biaya Modal

Biaya modal: 0,20 (1-0,4) (0,8) + 0,24 (0,2) = 0,1440 (14,40%), sebagai tingkat diskon atau discount rate (DR) untuk menghitung nilai sekarang dari hasil investasi (arus kas masuk bersih).

5. Langkah Kelima: Menghitung NPV

Menghitung Net Present Value (NPV)

Tahun Arus Kas Masuk Bersih Diskon Faktor (Biaya Modal 14,4%) Nilai Tunai

1 313 *0,874 2742 329 0,764 2513 134 0,668 904 209 0,584 1225 645 0,510 329

Total nilai tunai arus kas masuk bersih 1.066Total investasi awal periode 1.000

Nilai tunai bersih (Net Present Value) 66

Kesimpulan:Proyek layak berdasarkan NPV, karena positif Rp66.

6. Langkah Keenam: Menghitung IRR

Menghitung Internal Rate of Return.Mencari NPV negatif pada discount rate tertentu, misalnya 20%.

Tahun Arus Kas Masuk Bersih Diskon Faktor (Biaya Modal 20%) Nilai Tunai

1 313 *0,833 2612 329 0,694 2283 134 0,579 764 209 0,482 1015 645 0,402 259

Total nilai tunai arus kas masuk bersih 923Total investasi awal periode 1.000

Nilai tunai bersih (Net Present Value) (77)

* 1/(1+0,20)1 1/(1+0,20)2 1/(1+0,20)3 1/(1+0,20)4 1/(1+0,20)5

Internal Rate of Return (IRR)1) IRR adalah titik impas investasi, di mana nilai tunai kas masuk bersih sama dengan nilai

tunai investasi. Oleh sebab itu, harus dicari discount rate yang dapat menyamakan nilai tunai arus kas masuk bersih dengan nilai tunai investasi melalui trial dan error.

2) Tahap perhitungannya adalah bahwa jika nilai tunai bersih (Net Present Value) dari arus. Kas masuk bersih positif, maka harus menghitung arus kas masuk bersih dengan didskontokan persentase tertentu agar diperoleh NPV negatif. Kemudian dengan menggunakan model seperti diatas yaitu dengan discount 20%, sehingga memperoleh NPV negatif Rp 77.

3) Nilai tunai arus kas bersih dengan discount rate yang mempunyai NPV positif dibandingkan dengan nilai tunai arus kas masuk bersih yang mempunyai NPV negatif, hasilnya sebagai penyebut dalam menghitung IRR. Proses perhitungannya sbb:

Page 75: Intisari Manajemen Keuangan

Tingkat Diskon

NPV Tingkat Diskon Rendah

Selisih Nilai Tunai

14,40% 1.066 1.06620,00% 1.000 9235,60% 66 143

IRR14,40% + (66/143)(5,60%) = 14,40% + 2,5844% = 16,9844%. Dibulatkan 16,98%. Setelah IRR diketahui, maka dibuktikan bahwa nilai tunai arus kas masuk bersih sama dengan nilai tunai investasi sbb:

6. Langkah Ketujuh: Pembuktian IRRPembuktian bahwa pada IRR 16,98%, terjadi titik impas investasi yaitu besarnya nilai tunai arus kas masuk bersih sama dengan nilai investasi pada awal periode.

Tahun Arus kasMasuk Bersih

IRR16,98%

NilaiTunai

1 313 *0,855 2682 329 0,731 2403 134 0,625 844 209 0,534 1125 645 0,456 294

Nilai tunai arus kas masuk bersihNilai tunai InvestasiNilai tunai (Net Present Value=NPV)

**9981.000

2

* 1/(1+0,1698)1 1/(1+0,1698)2 1/(1+0,1698)3 1/(1+0,1698)4 1/(1+0,1698)5

** Mestinya Rp1.000, hal itu terjadi karena pembulatan IRR dari 16,9844% menjadi 16,98%.

7. Langkah Kedelapan: Menghitung Profitability Index

Profitability Index (PI)1.85/1,000=1,085X, layak karena diatas satu.

8. Langkah Kesembilan: Menghitung Accounting Rate of Return

Accounting Rate of Return (ARR) adalah rata-rata laba bersih dibagi nilai investasi.[(34+99+(-101)+88+128)/5] / 1.000 = 0,0496, kurang layak karena dibawah biaya modal 14,40%.

9. Langkah Kesepuluh: Menghitung PayBack Periode

PayBack Period1. 313+329+134+209=985, kira-kira 4 tahun lebih sedikit, untuk mencapai Rp1.0002. Jika manajemen menginginkan payback period 3 tahun, maka peroyek tersebut tidak

layak.

Page 76: Intisari Manajemen Keuangan

BAB 15REKTRUKTURISASI KEUANGAN

Perusahaan yang kondisi keuangannya kurang baik pada umumnya diadakan reorganisasi atau restrukturisasi. Terdapat beberapa istilah restrukturisasi, antara lain adalah:1. Restrukturisasi Yuridis: perubahan bentuk badan usaha, yaitu dari perusahaan

perseorangan menjadi perseroan terbatas; atau dari BUMN menjadi swasta.2. Restrukturisasi Intern: perubahan struktur organisasi, misalnya dari banyak divisi

menjadi sedikit divisi, tujuannya penghematan biaya organisasi. Makin banyak divisi, makin tinggi biayanya.

3. Restrukturisasi Keuangan: perubahan struktur modal dan struktur harta karena perusahaan dalam kondisi cenderung bangkrut atau cederung keuangannya tidak sehat.

A. Kondisi Keuangan

Rektrukturisasi keuangan dilakukan oleh perusahaan karena: (1) mengalami kesulitan liquiditas, dan(2) menderita kerugian yang membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Kesulitan liquiditas disebabkan karena:(2) perusahaan mengalami kerugian (3) manajer keuangan kurang tepat mengalokasikan dana.

Kerugian disebabkan karena:(1) kurang mengelola pasar sehingga kalah dalam persaingan,(2) manajemen kurang mampu mengelola biaya sehingga biaya operasi tidak efisien,(3) manajer produksi kurang mampu mengelola proses produksi sehingga kualitas produk

rendah.

Pada umumnya perusahaan dalam kondisi bahaya dan perlu direstrukturisasi jika besar kerugiannya kira-kira 50% dari modal sendiri. Kegiatan itu harus diatasi dengan mengadakan penataan kembali harta dan sumber pembiayaan. Untuk memudahkan pemahaman tentang restrukturisasi keuangan dibawah ini disajikan ilustrasi kondisi perusahaan yang dalam keadaan bahaya.

B. Ilustrasi Restrukturisasi Keuangan PT. ABD

Perusahaan mengalami akumulasi kerugian sebesar 50% dari modal sendiri. Likuiditas perusahaan mulai terganggu, buruh mulai terlambat menerima upah setiap akhir minggu dan karyawan terlambat menerima gaji. Keadaan yang demikian mengakibatkan keresahan di dalam perusahaan. Di luar perusahaan, pemasok mengeluh karena tagihannya sulit dicairkan dan cicilan utang dan bunga bank terlambat dibayar. Keadaan yang demikian pemilik dan manajemen puncak mengadakan restrukturisasi keuangan agar perusahaan sehat kembali. Data keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 16.1Neraca PT. ABD Sebelum Restrukturisasi

Keterangan (Rp) Keterangan (Rp)Kas 1.500 Hutang 2.500Piutang 1.000 Modal 5.000Persediaan 500 Laba ditahan (2.500)Aktiva tetap 2.000Jumlah 5.000 Jumlah 5.000

Kerugian Rp2.500 itu adalah berdasarkan nilai buku (nilai akuntansi) belum tentu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Agar perusahaan sehat kembali, maka

Page 77: Intisari Manajemen Keuangan

diadakan restrukturisasi keuangan, sebelumnya harus diadakan penilaian kembali atas harta sebagai berikut:

a. Piutang dinilai Rp 700b. Persediaan dinilai Rp 300c. Aktiva tetap dinilai Rp 1.500

Setelah diadakan penilaian atas harta, maka kerugian perusahaan bertambah yaitu menjadi Rp3.500 yaitu dari penurunan harta Rp1.000 ditambah akumulasi kerugian Rp2.500. Berikut ini disajikan neraca setelah diadakan revaluasi harta.

Tabel 16.2Neraca PT. ABD Sebelum Re-Evaluasi

Keterangan (Rp) Keterangan (Rp)Kas 1.500 Hutang 2.500Piutang 700 Modal 5.000Persediaan 300 Laba ditahan (3.500)Aktiva tetap 1.500Jumlah 4.000 Jumlah 4.000

Untuk menyehatkan keuangan perusahaan maka manajemen memutuskan:a. Seluruh kerugian menjadi beban pemegang saham (ditanggung pemegang

saham).b. Dibentuk cadangan perluasan 20%.

Setelah manajemen memutuskan kebijakan keuangan, maka dapat dihitung modal baru sebagai berikut:X = Rp5.000 - Rp3.500 - 0,20 X1,20X = Rp1.500X = Rp1.250 (modal baru)Cadangan = 0,20 (Rp1.250) = Rp250

Neraca atau laporan posisi keuangan perusahaan sesudah restrukturisasi dapat disajikan berikut ini:

Tabel 16.3Neraca PT. ABD Sesudah Restrukturisasi

Keterangan (Rp) Keterangan (Rp)Kas 1.500 Hutang 2.500Piutang 700 Modal 1.250Persediaan 300 Cadangan 250Aktiva tetap 1.500Jumlah 4.000 Jumlah 4.000

Keterangan:a. Modal saham berkurang (Rp5.000 - Rp1.250) = Rp3.750b. Berkurangnya modal saham sebesar Rp3.750 itu digunakan untuk:

Menutup kerugian Rp 3.500 Membentuk cadangan Rp 250

Setelah restrukturisasi, perusahaan dapat sehat kembali, jika diikuti:

a. Kesadaran seluruh karyawan untuk meningkatkan pendapatan dan menghemat biaya.

Page 78: Intisari Manajemen Keuangan

b. Kesadaran manajer dalam menetapkan visi yang jelas dan misi yang bertanggung jawab. Visi yang jelas yakni perusahaan ingin menjadi apa, artinya ingin menjadi pemimpin harga, atau ingin menjadi yang terbesar, atau ingin produknya berkualitas paling unggul. Sedangkan misi yang bertanggung jawab yakni seluruh karyawan dan manajemen harus mampu menciptakan laba secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya secara adil kepada pemilik perusahaan, manajemen dan karyawan.

c. Perusahaan harus peka kepada setiap perubahan lingkungan eksternal dan internal.d. Karyawan harus loyal, bekerja aktif, efisien dan produktif, sehingga mampu menghasilkan laba

dan tumbuh sepanjang waktu.

Soal 16.1PT. Jayabakti

Kondisi perusahaan sangat membahayakan pihak ketiga karena kerugian perusahaan secara akumulatif dari tahun ke tahun mencapai 90% dari modal sendiri. Kreditur jangka pendek dan jangka panjang sudah mengajukan gugatan ke pengadilan agar perusahaan tersebut harus dilikuidasi. Namun pemilik perusahaan merasa kehilangan harga diri jika perusahaannya dilikuidasi. Ia meminta ahli keuangan untuk mengadakan restrukturisasi.

Neraca PT. Jayabakti Sebelum Restrukturisasi(Perhitungan dalam Rupiah)

Keterangan Jumlah Keterangan JumlahKas 3.000 Hutang 9.500Piutang 2.000 Modal 5.000Persediaan 1.000 Laba ditahan (4.500)Aktiva tetap 4.000Jumlah 10.000 Jumlah 10.000

Agar perusahaan sehat kembali, konsultan keuangan memberi saran agar diadakan penilaian kembali atas harta sebagai berikut:a. Piutang dinilai Rp 1.000b. Persediaan dinilai Rp 500c. Aktiva tetap dinilai Rp 2.000

Untuk menyehatkan keuangan perusahaan maka manajemen memutuskan:a. Seluruh kerugian menjadi beban pemegang saham (ditanggung pemegang saham).b. Dibentuk cadangan perluasan 25%.

Saudara diminta untuk menyajikan laporan posisi keuangan yang menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sehat kembali.