INTISARI -...

2
xv INTISARI Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan berdasarkan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam penulisan hukum ini, penulis mengangkat permasalahan pada 2 (dua) hal utama yaitu faktor utama yang menjadi pendorong dari dilakukannya kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan, dan sebagai permasalahan yang kedua adalah faktor yang menjadi hambatan bagi pihak kepolisian dalam rangka menjalankan kewenangannya terkait dengan kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan ini. Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode penelitian dengan cara menggabungkan antara penelitian normatif dengan penelitian empiris, dimana selanjutnya penulis dalam rangka menjawab rumusan masalah menggunakan 2 (dua) jenis penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian baik itu penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan, di analisis oleh penulis dengan menggunakan metode kualitatif dan ditampilan dalam penulisan hukum ini dengan menggunakan metode deskriptif. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat tiga faktor utama yang menjadi pendorong dari kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan yaitu, 1) Timbulnya rasa trauma, depresi serta ketakutan yang berlebihan pada korban tindak pidana perkosaan, 2) Tingginya angka kematian ibu akibat aborsi tidak aman, 3) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan diharapkan dapat menjadi peraturan yang mampu memberikan perlindungan serta penguatan bagi hak reproduksi perempuan. Selanjutnya, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat tiga permasalahan yang menjadi faktor penghambat bagi kepolisian dalam rangka menjalankan kewenangannya terkait dengan kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan yaitu, 1) Tidak kooperatifnya korban tindak pidana perkosaan dalam proses penyidikan, 2) Belum terbentuknya suatu tim terpadu yang berisikan polisi, dokter dan psikolog, 3) Belum adanya upaya sosialisasi dari pihak kepolisian mengenai cara menghadapi kasus perkosaan. Kata kunci: Aborsi, Kesehatan, Perkosaan, Tindak Pidana. Kajian Terhadap Legalisasi Aborsi Pada Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan EMMIRYZAN Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of INTISARI -...

Page 1: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82176/potongan/S1-2015-316382... · No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam penulisan hukum ini, penulis

xv

INTISARI

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan legalisasi

aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan berdasarkan pada Undang-Undang

No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam penulisan hukum ini, penulis

mengangkat permasalahan pada 2 (dua) hal utama yaitu faktor utama yang

menjadi pendorong dari dilakukannya kebijakan legalisasi aborsi bagi korban

tindak pidana perkosaan, dan sebagai permasalahan yang kedua adalah faktor

yang menjadi hambatan bagi pihak kepolisian dalam rangka menjalankan

kewenangannya terkait dengan kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak

pidana perkosaan ini.

Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode penelitian

dengan cara menggabungkan antara penelitian normatif dengan penelitian empiris,

dimana selanjutnya penulis dalam rangka menjawab rumusan masalah

menggunakan 2 (dua) jenis penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian baik itu penelitian lapangan

maupun penelitian kepustakaan, di analisis oleh penulis dengan menggunakan

metode kualitatif dan ditampilan dalam penulisan hukum ini dengan

menggunakan metode deskriptif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwasanya terdapat tiga faktor utama yang menjadi pendorong dari

kebijakan legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan yaitu, 1)

Timbulnya rasa trauma, depresi serta ketakutan yang berlebihan pada korban

tindak pidana perkosaan, 2) Tingginya angka kematian ibu akibat aborsi tidak

aman, 3) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan diharapkan

dapat menjadi peraturan yang mampu memberikan perlindungan serta penguatan

bagi hak reproduksi perempuan. Selanjutnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya terdapat tiga permasalahan yang menjadi faktor penghambat bagi

kepolisian dalam rangka menjalankan kewenangannya terkait dengan kebijakan

legalisasi aborsi bagi korban tindak pidana perkosaan yaitu, 1) Tidak

kooperatifnya korban tindak pidana perkosaan dalam proses penyidikan, 2) Belum

terbentuknya suatu tim terpadu yang berisikan polisi, dokter dan psikolog, 3)

Belum adanya upaya sosialisasi dari pihak kepolisian mengenai cara menghadapi

kasus perkosaan.

Kata kunci: Aborsi, Kesehatan, Perkosaan, Tindak Pidana.

Kajian Terhadap Legalisasi Aborsi Pada Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam Undang-UndangNomor 36Tahun 2009 tentang KesehatanEMMIRYZANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82176/potongan/S1-2015-316382... · No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam penulisan hukum ini, penulis

xvi

ABSTRACT

This study aims to determine the law legalizing abortion policy for crime

victims of rape based on Law No. 36 of 2009 on Health. In this legal research, the

author raises the issue of the two (2) main thing is the main factor that drives the

policy of legalization of abortion does to victims of criminal acts of rape, and as

the second problem is a factor which becomes an obstacle to the police in order to

run the relevant authority the legalization of abortion policy for crime victims of

rape.

In legal research, the writer uses research method by combining

normative research with empirical research, which later writers in order to

answer the problem formulation using two (2) types of research is the study of

literature and field research. Furthermore, the data obtained from the results of

the study consisted of field research and literature research, analyzed by the

author using qualitative methods and is displayed in the writing of this law by

using descriptive method.

From the results of research conducted by the authors, it can be concluded

that there are three main factors that pushed for the legalization of abortion

policy for victims of criminal acts of rape that is, 1) The incidence of trauma,

depression and excessive fear of rape on victims of crime, 2) The high rate of

maternal deaths due to unsafe abortions, 3) Law No. 36 of 2009 on Health is

expected to be able to provide protection regulations as well as the strengthening

of women's reproductive rights. Furthermore, the problems associated with the

formulation of a second, it can be concluded that there are three issues that the

limiting factor for the police in order to exercise their authority in relation to the

policy legalization of abortion for rape victims of crime, namely, 1) No crime

victims of rape their cooperation in the investigation process, 2) There are the

establishment of an integrated team consists of police, doctors and psychologists,

3) Lack of socialization efforts from the police on how to deal with rape cases.

Keywords: Abortion, Crime, Health, Rape.

Kajian Terhadap Legalisasi Aborsi Pada Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam Undang-UndangNomor 36Tahun 2009 tentang KesehatanEMMIRYZANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/