Intisari Dan Soal Bahasa Dan Sastra Indonesia SMA

211
 PANDUAN UN BAHASA INDONESIA SMA

Transcript of Intisari Dan Soal Bahasa Dan Sastra Indonesia SMA

PANDUAN UN BAHASA INDONESIA SMA

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iiiBAB I. TATA BENTUKAN, TATA MAKNA DAN KOSA KATA, TATA KALIMAT, DAN MENGARANG 1.1 Latar Belakang1.1.1 Morfem1.1.2 Morfem Bebas dan Morfem Terikat=Imbuhan=Afiks 1.1.3 Kata Dasar11.1.4 Jenis Kata11.1.5 Kata Majemuk/Kompositum/Bentuk Senyawa11.1.6 Kata Ulang21.2 Tata Makna dan Kosa Kata21.2.1 Pengertian Tata Makna dan Kosa Kata231.2.2 Makna Leksikal,Gramatikal.Denotatif, dan Konotatif 231.2.3 Perubahan Makna241.2.4 Makna Lugas, Makna Kias, dan Istilah251.2.5 Gejala Bahasa dalam Hubungan Makna261.3 Tata Kalimat291.3.1 Pengertian Kalimat291.3.2 Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk 311.3.3 Ragam Kalimat35Kalimat Aktif, Kalimat Pasif351.3.4 Kalimat Langsung, Kalimat Tak Langsung361.3.5 Kalimat Tanya371.3.6 Kalimat Efektif381.3.7 Kalimat Baku (Bahasa Standar)391.3.8 Jabatan Kalimat/Fungsinya (Cara Mencari Uraian KalimatMenurut Jabatan/Fungsinya40 1.3.9 Intonasi / Tekanan Kalimat441.4 Mengarang451.4.1 Paragraf (alinea)451.4.1.1 Diagram Kerangka Paragraf Dedukasi471.4.1.2 Diagram Kerangka Paragraf Induksi48

V

Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAvi1.4.2 Bentuk-bentuk Karangan Berdasarkan Idea tau Gagasan Yang Disampaikan491.4.2.1 Narasi atau Cerita491.4.2.2 Menulis Wacana Eksposisi atau Paparan491.4.2.3 Menulis Wacana Deskripsi491.4.2.4 Menulis Wacana Argumentasi501.4.2.5 Menulis Wacana Persuasi511.4.3 Penalaran dalam Membuat Kesimpulan 521.4.3.1 Argumentasi521.4.3.2 Induksi (Generalisasi,Analogi,Hubungan sebab-Akibat)521.4.3.3 Deduksi (Silogisme)55SOAL BAHASA INDONESIA BAB I56PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB I61BAB II. TULISAN ILMIAH652.1 Karya Ilmiah652.1.1 Pengertian652.1.2 Ciri-Ciri Karya Tulis652.1.3 Langkah-Langkah Menyusun Karya Tulis652.1.4 Menyusun Hasil Penelitian662.1.5 Komponen-Komponen Karya Tulis662.1.6 Judul682.1.7 Kata Pengantar682.1.8 Kerangka Karangan/Outline/Ragangan692.1.8.1 Contoh Penulisan Daftar Isi692.1.9 Latar Belakang Masalah712.1.10 Tujuan Penulisan712.1.11 Sumber Data712.1.12 Kesimpulan dan Saran712.1.13 Cara Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi)712.1.13.1 Buku712.1.13.2 Majalah dan Surat Kabar732.1.13.3 Cara Penulisan Rujukan (Daftar Pustaka)Menurut Vancauver732.1.14 Penulisan Lampiran742.1.15 Membuat Catatan kaki (Foot Note)742.1.16 Pedoman Pemakaian Bahasa dalam PenulisanKarya Tulis77 2.2 Rangkuman78

viiDaftar Isi2.3 Resensi (Karya Fiksi dan Nonfiksi)782.4 Pidato812.4.1 Pengertian Pidato812.4.2 Pidato yang Baik812.4.3 Persiapan Pidato812.4.4 Bahan Pidato822.4.5 Langkah-Langkah untuk Berpidato822.4.6 Topik Pidato822.4.7 Metode Pidato822.4.8 Pembukaan Pidato822.4.9 Cara Menyampaikan Pendapat dalam Berpidato832.4.10 Cara Mengemukakan Pendapat dalam Pidato832.4.11 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam MengungkapkanPendapat dalam Berpidato832.4.12 Cara Menarik Perhatian Pendengar dalam Berpidato842.4.13 Cara Membawakan Pidato842.4.14 Cara Meyakinkan Pendengar dalam Berpidato852.4.15 Kesimpulan dan Saran852.5 Ceramah852.6 Diskusi862.6.1 Pengertian Diskusi862.6.2 Manfaat Diskusi862.6.3 Tugas dan Tanggung Jwab Pemimpin Diskusi872.6.4 Tugas Pemimpin Diskusi Selama Diskusi Berlangsung872.6.5 Tugas dan Kewajiban Peserta872.6.6 Tugas Notulis (Sekretaris) Diskusi872.6.7 Cara Mengungkapkan Pendapat dalam Diskusi882.6.8 Cara Mempertahankan Pendapat dalam Diskusi882.6.9 Syarat-Syarat Menyampaikan Penolakan Pendapat DalamDiskusi882.6.10 Langkah-Langkah untuk Mengajukan Suatu Saran892.6.11 Cara Menyarankan Sesuatu dalam Diskusi902.6.12 Menyusun Laporan Hasil Diskusi902.7 Diskusi Panel922.7.1 Menyusun Laporan Diskusi Panel932.7.2 Daftar Hadir Peserta Diskusi Panel952.8 Seminar952.8.1 Menyusun Laporan Hasil Seminar952.8.2 Format Laporan Seminar972.9 Menulis Notulen rapat/Notula Rapat (Menulis Laporan Hasil Rapat)982.10 Menyusun Proposal100

Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAviii2.11 Tabel dan Grafik1012.12 Menyusun Kamus Kecil (Kamus Kecil)103SOAL BAHASA INDONESIA BAB II105PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB II109BAB III. MENULIS1113.1 Ejaan yang Disempurnakan1113.1.1 Penulisan Huruf1113.1.2 Tanda Baca1143.1.3 Penulisan Unsur Serapan1183.1.4 Persukuan 1193.1.5 Kata Depan di, ke, dari1193.2 Menulis Surat1193.2.1 Struktur Surat Dinas/Resmi1193.2.2 Bahasa Surat1253.2.3 Surat Lamaran Pekerjaan1263.2.4 Surat Niaga1293.2.5 Surat Penawaran1293.2.6 Surat Perjanjian Jual Beli1313.2.7 Surat Kuasa1323.2.8 Contoh Surat Pribadi yang Tidak Resmi134

3.2.8.1 Surat Minta Izin Tidak Masuk Kerja1343.2.8.2 Surat Minta Izin Tidak Masuk Kerja1353.2.9 Surat Undangan1353.2.10 Surat Memo1373.3 Pengisian Formulir-Formulir138SOAL BAHASA INDONESIA BAB III140PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB III142BAB IV. JURNALISTIK1434.1 Berita 1434.2 Wawancara (Tanya Jawab)1434.3 Tajuk Rencana (Editorial)1444.4 Artikel, Kritik, dan Esei1454.4.1 Artikel1454.4.2 Kritik (Kecaman)1464.4.3 Esai (Essay)1474.5 Pengumuman, Poster (Plakat)1474.5.1 Pengumuman1474.5.2 Poster (Plakat)148

Daftar IsiixSOAL BAHASA INDONESIA BAB IV148PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB IV151BAB V. GAYA BAHASA / MAJAS1535.1 Gaya Bahasa Sindiran 1535.2 Gaya Bahasa Pertentangan1545.3 Gaya Bahasa Penegasan1545.4 Gaya Bahasa Perbandingan157SOAL BAHASA INDONESIA BAB V160PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB V162BAB VI. SASTRA1636.1 Pengertian Sastra1636.2 Sejarah Sastra1646.3 Periodisasi Sastra Indonesia1646.4 Cerita Rakyat, Karya Sastra Melayu Klasik, Hikayat1656.5 Prosa Melayu Klasik atau Prosa Lama1666.6 Ungkapan (Idiom)1686.7 Peribahasa1696.8 Pantun1706.9 Gurindam1726.10 Puisi 1736.11 Bentuk dan Isi Puisi Baru (Sonnet)1736.12 Novel1756.12.1 Karya Sastra Terjemahan Berbentuk Novel1766.13 Cerita Pendek (Cerpen)1776.13.1 Pembuatan Cerpen Sederhana1786.13.2 Ilham dan Gaya Bahasa1786.14 Nilai Moral, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Keagamaandalam Cerpen dan Novel1796.15 Biografi1796.16 Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Karya Sastra1806.17 Drama (Sandiwara)1816.17.1 Susunan Drama1826.17.2 Corak Drama1836.17.3 Drama di Indonesia1846.18 Sastrawan dan Karangannya1856.18.1 Pujangga Lama1856.18.2 Pujangga Peralihan1856.18.3 Angkatan Balai Pustaka186

6.18.4 XIntisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAAngkatan Pujangga Baru1886.18.5 Angkatan 451896.18.6 Angkatan 66191SOAL BAHASA INDONESIA BAB VI192PEMBAHASAN DAN JAWABAN BAHASA INDONESIA BAB VI196UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010199PEMBAHASAN DAN JAWABAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010215UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011221PEMBAHASAN JAWABAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN2010/2011238DAFTAR PUSTAKA244

TATA BENTUKAN, TATA MAKNADAN KOSA KATA,TATA KALIMAT, DAN MENGARANG

TATA BENTUKAN1.1

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk kata. Dalam bagian ini dibicarakan mengenai pengertian-pengertian morfem (bebas dan terikat), afiksasi (pengimbuhan yang terdiri atas awalan sisipan, akhiran, dan konfiks), jenis kata, kata majemuk, dan kata ulang.

1.1.1 MorfemMorfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya Morfem dapat dibedakan atas morfem bebas dan morfem terikat.

1.1.2 Morfem Bebas dan Morfem Terikat = Imbuhan = AfiksMorfem Bebas yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan morfem lain. Misalnya : jalan, gula, makan, tidur.Morfem bebas = kata dasar

Morfem Terikat = Imbuhan = Afiks, yaitu :1. Awalan (prefiks): me-, ber-, di-, se-, ke-, ter-, pra-, a-.2. Sisipan (infiks): -el, -em, -er.3. Akhiran (sufiks): -i, -an, -kan, -nya, -wan, -man, isme, -it, -et, -tas, -ta, -or, -in, -is.a. Akhiran in, -at, -ah, -wi, dan bahasa Arab. Contohnya: hadirinhadiratilmiahduniawib. Akhirnya ir, -if, -us, -or, dari bahasa Barat.Contohnya: importirproduktif politikusadministratorc. Akhiran man, -wan, -wati dari bahasa Sanskerta.Contohnya: senimanhartawan seniwati4. Konfiks = imbuhan senyawa adalah gabungan dari dua atau lebih dari ketiga morfem di atas yang bersama-sama membentuk suatu kesatuan arti.

1

2Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAContohnya:a. pe an : penerangan, pelarianb. per an : pertanian, perjanjianc. ke an : kemauan, keinginan.5. Imbuhan gabung : memper-, memper kan, memper I, me I, dan seterusnya.6. Awalan-awalan baru.a. tuna-, berarti kurang atau tidak mempunyaiContoh: tunakaryatunawismatunarungu tunasusilatunanetrab. pra-, berarti sebelum, dahulu sekali atau di mukaContoh: prakataprausulprasejarah prasangkaprakarsaprabaktic. swa-, berarti berdiriContoh: swakaryaswasembadaswadaya Swaajarswadidikswatantrad. hiper-, berarti lewat batasContoh: hipertensihiperkoreke. eks-, berarti bekasContoh: ekspengarang, ekspejuang, ekspelajarf. antar, berarti antaraContoh: antarnegara, antarpulau, antardaerahg. serba-, berarti semuaContoh: serbabaruserbasamaserbasalahh. semi berarti setengahContoh: semipermanensemiserisemifinali. kontra berarti menentang atau mencegahContoh: kontraseptif (mencegah kehamilan), kontrarevolusij. non, berarti tidakContoh: nonpartainonpolitiknonblokk. tak = prefiks asing a-, gunanya untuk menidakkan suatu halContoh: amoral, asosiall. dwi = bi, berarti duaContoh: dwiwarnadwiminggudwipihakm. ulangContoh: ulangcetakulangbuatn. maha = besarContoh: mahamuliamahagurumahasiswao. purbaContoh: purbakalapurbasangkap. prati = antiContoh: pratikunjung, pratijangkitq. antar = interContoh: antartempat (interlokal), antarnegarar. anu = sesudahContoh: anumerta (sesudah mati)

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata3Contoh-contoh :No.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

1.ter-MembentukKerja1. paling/superlatif kata kerjaterdalam, tertinggi

2. mengeraskan/intensitastersipu-sipu

3. keadaan tiba-tiba, tidak sengajaterjerumus,tertabrak,tersungkur, terpelanting

4. kena atau menderitaterpesona,terpukau

5. sampai ke/sampai ditertulang

6. pekerjaan yang tidak disengajaterinjak, terjatuh

7. sudah di-tertulis, tercetak

8. dapat di-terangkat, terlihat

Keterangan :a. Awalan ter- membentuk kalimat pasif yang sifatnya sudah selesai dikerjakan. Dalam beberapa hal, kalimat pasif dengan awalan ter-, menyatakan pekerjaan yang tidak sengaja dilakukan.b. Bentuk awalan ter-Awalan ter- mendapatkan gejala desimilasi jika menghadapi kata antar dan anjur, seperti:ter + antar terantar terlantarter + anjur teranjur terlanjurJadi kata terlantar dan terlanjur yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah salah.

No.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

2.me-Membentuk kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan pelengkap penderita)Kerja1. menghasilkan, mengeluarkanmeratap, mendesis

2. membuat jadi intensitasmenyambal

3. mencarimendamar, merotan, mengumpulkan

4. bekerja dengan alatmengail, mencangkul

5. menjadi seperti/ berubah menjadimelembaga, membengkak

6. melakukan perbuat-anmenari, melempar

4No.ImbuhanIntisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAFungsi/TugasJenisArtiContoh

7. berbuat seperti atau menyerupaimembabi buta

8. pergi ke atau menujumerantau, menyeberang

9. membubuhi/memberimengapur, menambal

10. mempergunakan (makan, menghisap)merokok

11. memperingatimenujuh hari

Keterangan :Bentuk awalan me- adalaha. Awalan me- mendapat bunyi sengau /me/, jika menghadapi kata dasar yang dimulai dengan konsonan b, p (konsonan p hilang atau luluh)Contoh: me + bawa membawame + pukul memukul (bunyi p hilang)b. Awalan me- mendapat bunyi sengau /n/, jika menghadapi kata dasar yang dimulai dengan konsonan: d, j, c, dan t, (bunyi t hilang)Contoh: me + dua menduame + jual menjualme + cari mencarime + tulis menulis (bunyi t hilang)c. Awalan me- mendapatkan bunyi sengau /ny/, apabila menghadapi konsonan s (bunyi s hilang)Contoh: me + sapu menyapu (bunyi s hilang)d. Awalan me- mendapat sengau /ng/, jika menghadapi kata dasar yang dimulai dengan konsonan: g, h, dan k (bunyi k hilang) dan juga jika menghadapi semua vokal: a, i, u, e, dan o.Contoh:me + gali menggalime + hitung menghitungme + karang mengarang (bunyi k hilang)me + ambil mengambilme + iris mengirisme + urus mengurusme + ejek mengejekme + olah mengolahme + endap mengendape. Awalan me- tidak mendapatkan sengau, jika menghadapi kata dasar yang dimulai dengan konsonan: l, r, m, n, y, ny, ng, wContoh:me + larang melarangme + raih meraihme + makan memakanme + nanti menantime + yakinkan meyakinkanme + wakili mewakilime + nyatakan menyatakanme + nganga mengangaPada awalan me- pembentukan persengauan selalu mengikuti hukum asimilasi, yaitu penyesuaian sengau dengan ucapan dasar kata dasarnya.

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata5Jika kata dasar: konsonan bilabial, harus mendapat sengau bilabial pula; dimulai konsonan dental, harus mendapat sengau dental; palatal, harus mendapat sengau palatal; dimulai dengan velar, harus mendapat sengau velar;Kecuali konsonan s yang termasuk konsonan dental, tetapi mendapat sengau palatal, yaitu /ny/.Pada kata menjual dan mencuri ucapannya adalah palatal, sesuai dengan konsonan f dan c yang digolongkan pada konsonan palatal, tetapi menuliskannya dengan sengau /n/. Tujuannya untuk menghindarkan terlalu banyaknya konsonan yang berderet pada suatu kata.

Jika awalan me- menghadapi kata dasar yang berasal dari bahasa asing, terdapat dua kemungkinan:a. Jika kata asing itu sudah dianggap menjadi bahasa Indonesia maka konsonan k, p, t dan s hilang.Contoh: me + kontrol mengontrol (k hilang)me + parkir memarkir (p hilang)me + telaah menelaah (t hilang)me + setop mnyetop (s hilang)b. Jika kata asing itu masih dianggap asing, maka kata dasarnya tidak berubah dan kata asing itu mendapat: sengau /m/ apabila kata dasarnya dimulai dengan huruf b, p sengau /n/ apabila kata dasarnya dimulai dengan huruf d, j, c, t sengau /ny/ apabila kata dasarnya dimulai dengan huruf s sengau /ng/ apabila kata dasarnya dimulai dengan huruf g, h, k, a, i, u, e, dan o.Bunyi asing lain seperti sy, z, f, v mendapat sengau sesuai dengan kata dasar ucapannya.Contoh: me + ziarahi menziarahime + syukuri mensyukurime + fitnah memfitnahme + vonis memvonis

No.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

3.se-Membentuk kata bilangan, keteranganKata Tugas1. seberapa atau seberapa dapatsesuka,sekenyangnya

2. seluruhseluruh isisekelas,sedesa,sekampung

3. menyerupai/ sama/sepertiseluas laut,setinggi,langit

4. palingsejauh-jauhnya sepandai-pandainya, sebaik-baiknya

5. satusebuah, seikat, sekamar

6. bersama-sama (sama)sekamar,sekelas

7. menyatakan waktusetiba,sesampai

6No.ImbuhanIntisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAFungsi/TugasJenisArtiContoh

8. se- semusekejut,selasih

9. menguatkan (intensitas) atau sangat atau bersifatAnak kecil itu pandaiOrang tua itu masih bodoh

Keterangan :

Awalan se- yang berarti satu, sama, seluruh isi, tergantung kepada kalimatnya.Contoh: 1. Kursus kecil itu terdiri atas sekelas saja (satu). 2. Saya sekampung dengan Munilson (sama). 3. Kami sekelas pergi penelitian ke Jakarta (seluruh isi).

No.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

4.

ber-Membentuk kata kerja aktif intransif (tidak membutuhkan pelengkap penderita)Kerja1. pekerjaan berbalasan(resiprok)berkelahi,bertuju

2. memanggil/ meng-anggapbertuan

3. mengerjakan/ mengusahakanberladang

4. minta tolong kepadaberguru

5. melakukan pekerjaan (hanya kalau kata dasar kata kerja)berlari

6. melakukanpekerjaan terh-adap diri-sendiri (refleksif)berdandan

7. mempunyai/adaberuang

8. memakai/meng-gunakanberbaju bersepeda

9. menghasilkan/ mengeluarkanbertelur

10. menjadibersatu

11. terkumpul terdiri dariberlima

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataNo..ImbuhanFungsi/TugasJenisArti7Contoh

12. dalam suatu keadaanbersedih

13. kena atau menderitaSiang bernapas

14. sudah diBatu bertulis

15. naik/mengendaraibersepeda

Keterangan :a. Bentuk awalan ber- berubah menjadi be-, jika menghadapiKata dasar yang dimulai dengan konsonan r.Contoh : ber + roda beroda (be-ro-da) Ber + rakir berakit (be-ra-kit)

b. Bentuk awalan ber- juga berubah menjadi be-, apabila menghadapi kata dasar yang suku Pertama berakhir dengan bunyi er.Contoh : ber + ternak beternak Ber + kerja bekerja Ber + serta besertaJika berakhir dengan bunyi ar, -ur, -ir, dan or tetap diucapkan ber-Contoh : ber + warna berwarnaber + firman berfirman Ber + korban berkorban

c. Bentuk awalan ber- berubah menjadi bel-, jika menghadapi kata ajar (kata yang lain,tidak)Jadi : ber + ajar berajar belajar (bel-a-jar)

Perubahan berajar menjadi belajar disebut desimilasi, yaitu penggantian bunyi yang sama, menJadi bunyi yang tidak sama (pada contoh diatas bunyi yang tidak sama adalah r )Contoh desimilasi : restoran lestoran Teranjur telanjur

No.ImbuhanFungsi/tugasJenisArtiContoh

5.Awalan pe- dan per-Membentuk kata benda dari kata yang berlawanan me-benda1.berlaku spertipembuluh

2.orang yang melakukanpenyanyi

3.alat untuk melakukanpenggali

4.mempunyai sifatpenangis

5.orang biasa melakukan pekerjaanpemabuk

6.orang yang biasa bekerja diPelaut

7.orang yang dipesuruh

8No.ImbuhanFungsi/tugasIntisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAJenisArtiContoh

8.orang yang menjadi/berbuat sepertiPengekor

9.ukuran panjang,ukuran waktu,ukuran jarakPemeluk, seperokok, sepenanak nasi, dua pelempar

Keterangan :Kata kerja yang berawalan me-, akan dijadikan kata benda, maka kata benda itu berawal pe-,Contoh : kata kerja menyapukata kerja penyapuKata kerja melaporkata kerja pelaporKata kerja membuatkata kerja pembuatKata kerja mengarangkata kerja pengarangJadi pembentukan bunyi sengau pada awalan me-, sejalan juga dengan pembentukan sengau pada awalan pe-. Tugas awalan per-, adalah untuk membentuk kata benda dari kata kerja yang berawalan ber-. Masa lalu, pembentukan ini sejalan benar, jika kata kerjanya berawalan ber-, maka kata bendanya berawalan per-. Tetapi sekarang awalan per- yang berasal dari kata kerja yang berawalan ber- sudah menjadi pe- saja.Contoh :Kata kerjaKata benda (dahulu)Kata benda (sekarang)

BerlariPerlariPelari

BertapaPertapaPetapa

BerdagangperdagangPedagang

BertaniPertaniPetani

NoImbuhanFungsi/tugasJenisArticontoh

6.Ke-Membentuk kata benda atau kata bilanganbenda1.kumpulankesepuluh

2.yang diKetua,kekasih

3.bilangan tingkatKesatu,kedua

4.ke-semuKedondong, kemiri, kelapa, kebaya

7.di-Membentuk kata kerjakerjaMenyatakan pasifDimakan, dibawa

Keterangan :Kata depan keKata benda yang diawali oleh awalan ke- dalam bahasa Indonesia hanya ada 3 buah yaitu : Kekasih, ketua, kehendak. Ke- sebagai awalan menuliskannya dirangkaikan. Selain sebagai awalan, ke juga sebagai kata depan. Perbedaan kedua bentuk itu adalah : awalan ke- bertugas membentuk kata

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata9benda, sedangkan ke sebagai kata depan menunjukkan tempat atau arah.Contoh kata depan : ke bawah, ke kampong, ke sini, ke sekolah ke sebagai kata depan. Ke sebagai kata benda menurut EYD harus dipisahkan dengan kata di belakangnya.Kata depan diDalam bahasa Indonesia ada dua bentuk di- :a. Di- sebagai awalan yang membentuk kalimat pasif, menuliskannya dirangkaikan : dicuri, diberi, ditulis.b. Di sebagai kata depan yang bertugas menyatakan tempat, menulisnya dipisahkan dengan kata dasarnya : di kantor, di atas, di rumah.Afiks berdasarkan produktivitasnya dibagi atas :a. Afiks produktif yaitu afiks yang hidup dan memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata, serta luas pemakaiannya.Misalnya : me-, ber-, per-, -an, -kan, -I, dan lain-lain.b. Afiks improduktif yaitu afiks yang pemakaiannya terbatas pada beberapa kata tertentu saja.Misalnya : budiman, tokowan, geletar, gerigi, gemetar.

No.ImbuhanFungsi/tugasJenisArticontoh

8.-el--em--er-Membentuk kata benda dari kata yang berlawanan me-benda1.menyatakan sifat/menyerupai/agakGemilang,kemelut, (asalnya kalut)

2.menyatakan banyak berulang-ulangGerigi,geletar,tali-temali

3.yang melakukan pekerjaanTelapak (yang menapak) telunjuk (yang melakukan)

4.memperindah bunyiGendering, seruling

No.ImbuhanFunsi/tugasJenisArticontoh

9.-iMembentuk kata kerja intransitive menjadi transitifkerja1.intensitas/nerulang-ulangPukuli, melempari

2.denganMenyertai, menemui

3.menjadiMenggurui, menngetuai

4.menyatakan tempat/diMenyeberangi, menaiki

5.memberi atau membubuhiMenggarami,mengobati,memagari,mengairi

10No.ImbuhanIntisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAFungsi/tugasJenisArticontoh

6.membuangMenguliti,membului

7.membuat jadiMenjauhi,memanasi,melengkapi,mendekati

8.tentang atau mengenai atau kepada atau denganMemarahi, menggemari

9.pada atau terhadapMenyukai ayah, memarahi adik

Perbedaan akhiran I dengan akhiran kan adalah : Akhiran I menyatakan tempat sedangkan akhiran kan menyatakan alat.Contoh : melempari anjing berarti melempar ke anjingMelemparkan batu berarti melempar dengan alat batu. Obyek pada akhiran kan bwergerak atau berpindah tempat sedangkan obyek pada akhiran I tetapContoh : melemparkan batu : batu yang menjadi obyek, bergerak.Melempari rumah : rumah yang menjadi obyek diam.No.ImbuhanFungsi/tugasJenisArticontoh

10.-anmembentukbenda1.yang di-Dagangan

2.tiap-tiapBulanan, kodian

3.menyerupai/serupa denganKuda-kudaan

4.tempat,alat,hasilPegangan,timbangan buatan

5.cara ber-Pikiran,saringan

6.kumpulan,seluruh,banyakLautan,ubanan,kudisan,rambutan

7.mempunyai sifatManisan,kampungan

8.lebih (dari bahasa Jawa)Murahan,kecilan

Keterangan :Akhiran an selalu berkombinasi dengan awalan yang bertugas membentuk kata benda yaitu awalan pe, -per, ke-.Oleh sebab itu awalan pe-, per-, dank e-, akan selalu berkombinasi dengan akhiran an, bukan akhiran kan , sehingga dalam penulisan tidak dituliskan huruf k.Contoh : per + tunjuk + an menjadi pertunjukanPer + buruk + an menjadi keburukanPer + masuk + an menjadi pemasukan

No.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

11.-kanMembentuk kata kerja intransitif menjadi transitifKerja1. melakukan pekerjaan untuk orang lainsuguhkan, membelikan

1. membuat jadi (kausatif)berhentikan, mendinginkan, merusakkan

1. memasukkan ke dalam membukukan

1. menganggap sebagai mementingkan, meremehkan

1. mempergunakan memakukan, memarangkan

1. menyatakan alat/dengan menembakkan bedil,menanamkan benih

1. menyuruh menyekolahkan, memandikan

1. membawa menerbangkan, melarikan

1. tentang/mengenai membicarakan ornag,menceritakan kejelekan

11Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata

Keterangan : Bentuk akhiran-kan selalu berkombinasi dengan awalan yang fungsinya membentuk kata kerja, yaitu awalan di- dan me-. Hal ini erat hubungan dengan penulisan kata yang mempergunakan satu huruf k atau dua huruf k. Contoh : ke+naik+kan menjadi kenaikan pe+naik+kan menjadi penaikan me+naik+kan menjadi menaikkan di+naik+kan menjadi dinaikkan

7. Sufiks/akhiran-nya Pertama harus ditegaskan ada dua macam-nya :1. nya sebagai kata ganti orangketiga tunggal. Fungsinya sebagai pelaku atau pemilik (tidak berstatus akhiran) 1. nya sebagai akhiran Sebagai unsur pembentukan kata-nya mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Sebagai kata ganti kepunyaan Contoh : - Bukunya saya pinjam kemarin 1. Sebagai penunjuk Contoh : - mobil saya tidak dapat dipakai, mesinnya rusak. - mangga kami telah berbuah, rasanya manis 1. 12Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MASebagai kata sandang penentu. Contoh : - mengapa sendiri saja bekerja, mana yang lainnya? - jika pergi ke Australia, jangan lupa oleh-olehnya. 1. Sebagai pembentuk kata benda. Contoh : merdu = kata keadaan merdunya = kata benda abstrak lari = kata kerja larinya = kata benda abstrak indahnya, tangisnya, tingginya adalah kata benda abstrak 1. Sebagai obyek penderita-nya adalah bentuk enklitis dari kata dia. Contoh : - aku mendorongnya hingga ke sudut ruangan - telah bermacam cara kucoba menjebaknya kali ini berhasil 1. Sebagai obyek yang berkepentingan dalam bentuk enklitis. Contoh : -segala urusan keuangan kupercayakan kepadanya. - untuknya kusediakan makanan ini. 1. Sebagai obyek pelaku. Contoh : - dikabulkannya semua permintaanku. - dibangunnya rumah itu dengan hasil keringatnya sendiri. 1. Bersama-sama awalan se- menyatakan superlatif (paling)Contoh : - seharusnya buku yang kau pinjam segera dikembalikan 1. Sebagai pembentuk kata keterangan Kata keterangan dalam tata bahasa tradisional terdiri dari. 1) Keterangan alat : Ia menulis dengan pena 2) Keterangan kesertaan : Ibu makan bersama ayah 3) Keterangan syarat : jikalau, seandainya 4) Keterangan perlawanan : biar, meskipun, sekalipun 5) Keterangan sebab : karena, oleh sebab itu, sebab 6) Keterangan akibat : maka, sehingga 7) Keterangan tujuan : guna, untuk, supaya 8) Keterangan perwatasan : hanya, kecuali 9) Keterangan kualitatif : kertas tipis, durian manis, ia tinggi 10) Keterangan waktu : kemarin, besok, lusa, tadi 11) Keterangan tempat : di sawah, ke depan 12) Keterangan kecaraan modalitas : agaknya, sebenarnya, niscaya 13) Keterangan aspek : Mereka pun pergilah 14) Keterangan derajat : sedikit, cukup, hanya, kira-kira

8. Sufiks nda atau andaSufiks nda dipakai pada kata-kata yang berakhir pada vokal, -anda dipakai pada kata-kata yang berakhir dengan konsonan. Fungsinya sebagai akhiran honorifik (penghormatan) kepada sesuatu, misalnya : baginda. Umumnya dipakai untuk menyatakan hubungan kekeluargaan yang mesra: kakanda, adinda, ayahanda, ibunda, dan lain-lain.

13Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataNo.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

12.Kombinasi pe-an dan per-anMembentuk kata bendaBenda1. tempatpemandian, percetakan

2. kumpulanperkantoran, perkuburan

3. hasil/yang dipengumuman, pendapatan

4. hal-hal mengenai atau peristiwaperkelahian, pendidikan

KeteranganKombinasi pe-an, berasal dari kata kerja yang berawalam me-. Kombinasi per-an, berasal dari kata kerja yang berawalan ber-.Contoh : pergantian berasal dari kata kerja berganti, penggantian berasal dari kata kerja mengganti.Beda berganti dan mengganti adalah awalan ber- dan me-. Kata kerja yang berawalan ber- pekerjaan yang dinyatakan sedang berlangsung dengan sendirinya, sedangkan kata berawalan me- harus diusahakan. Pergantian adalah hal yang berganti yang berlangsung dengan sendirinya. Penggantian ialah hal mengganti yang berlangsung dengan usaha. Penggunaannya dalam kalimat: pergantian musiam dan penggantian barang.Demikian juga beda antara: pertemuan dan penemuan pertambahan dan penambahan perkurangan dan pengurangan perputaran dan pemutaran dan sebagainyaNo.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

13.Kombinasi ke-anMembentuk kata bendaBenda1. tempat atau daerah kekuasaankecamatan, kelurahan

2. hal atau peristiwa yang sudah selesaikehidupan

3. mempunyai sifatkebencian, kebesaran

4. hasilkemajuan

5. kumpulankepulauan, kearsipan

6. berada dalamketiduran

7. agak lebihkepanjangan

8. kenakehujanan

14Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAKeterangan:Kombinasi pe-an dan per-an menyatakan peristiwa sedang berlangsung. Kombinasi ke-an menyatakan peristiwa sudah berlangsung. Jadi : penaikan berarti peristiwa menaikkan sedang berlangsung. Kenaikan berarti peristiwa menaikan sudah berlangsung.Begitu juga :kebakaran dan pembakarankecurian dan pencuriankeberangkatan dan pemberangkatanNo.ImbuhanFungsi/TugasJenisArtiContoh

14.ber-anMembentuk kata kerjaKerja1. perbuatan berlangsung lama dilakukan oleh pelaku banyakberkeliaran

2. perbuatan berbalasan (resiprok)berpacaran

15.ber-kan (-kan)Membentuk kata kerjaKerja1. untuk memperindah / intensitasberatapkan

2. akanbersaudarakan

3. memakai sebagaiberalaskan

16.mem-per-ime-idi-idiper-iMembentuk kata kerjaKerja1. kausatif (membuat menjadi lebih)memperbaiki, mempelajari

2. intensitasmelempari, dilempari, diperlengkapi

17.me-per-kanme-kandi-kandi-perMembentuk kata kerjaKerja1. kausatif (membuat menjadi lebih)memperdalam, mempercepat

2. menganggap sepertimemperbapakan

3. intensitasmemperturutkan

1.1.3Kata DasarKata dasar adalah kata yang belum mengalami peubahan sedikitpun. Contoh : jalan, makan.Kata dasar malas dapat dibentuk menjadi:1. Kata jadian (kata berimbuhan): pemalas, bermalas2. Kata ulang: malas-malas, bermalas-malas3. Kata majemuk: kursi malasCiri-ciri kata dasar1. Di dalam kata dasar tidak terdapat imbuhan.2. Tidak terdapat kata dasar lain3. Tidak terdapat persenyawaan kata (kata majemuk)4. Tidak terdapat perulangan kata.

15Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataJenis-jenis kata dasar1. Kata dasar bersuku satu : teh, lem, kas2. Kata dasar bersekutu dua : kaki, mata3. Kata dasar bersekutu tiga : telinga, kemiri4. Kata dasar bersekutu empat : bijaksana, halilintar5. Kata dasar bersekutu lima : Indonesia6. Kata dasar berupa bentuk ulang : kura-kura , labi-labi, kupu-kupu, dan lain-lainMenurut proses pembentukannya kata dasar dibedakan menjadi :1. Kata dasar pertama atau primer = kata dasar yang masih murni .Contoh : lari, rumah, mandi2. Kata dasar kedua atau sekunder yaitu kata jadian yang masih dianggap sebagai kata dasar :Contoh : jikalau ( jika + kalau)Peringgan ( per + hingga+ an )Persenggerahan ( per + singgah + an )Perian ( per + air + an)Dimengerti, berhenti, tertawa, berangkat, dan lain-lain

Urutan-urutan kata dasar 1. Suku kata : buku bu-ku , tertawa ter-ta-wa Sampan sam-pan, instruksi = in-truk-si2. Akar kata : adalah satuan bunyi yang menjadi inti kata dasar. Contoh : suk = masuk, rasuk, rusuk, susukRak = derak, gerak, kerak, serakLut = gelut, belutTar = datar, getar

Alomorf adalah variasi bentuk dari suatu morfem disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Misalnya : morfem ber- dalam bahasa Indonesia dapat mengambil bermacam-macam bentuk :Contoh Alomorf

Ber-Be-Bel-

Ber + layar berlayar

Ber + satu bersatu

Ber + girang bergirang

Ber + diri berdiriBer + kerja = bekerja

Ber + rambut = berambut

Ber + rakit = berakit

Ber + ruang = beruangBer + ajar = belajar

Jadi morfom ber- dapat menjari be-, atau bel-.

1.1.4 Jenis Kata

Jenis kata menurut Aristoteles dalam bahasa Latin ( Yunani-Romawi), terbagi menjadi 10 jenis. Pembagian seperti itu diterapkan pula ke dalam pembagian jenis kata atau arti kata bahasa Indonesia.1. Kata benda atau substantive Ciri-ciri kata benda adalah :a. Kata benda dapat dihitung b. kata benda dapat berfungsi sebagai S atau O dalam kalimat (pada umumnya).1. 16Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAkata benda dapat dibedakan konkret dan abstrak.1. kata benda dapat terdiri atas nama diri, nama jenis, nama himpunan, dan nama zat.Contoh : air, pensil, besi, Bogor, keamana, penguraianKata benda berbentuk :a. Kata dasar : rambutb. Kata jadian:pelawak, ketua, makananc. Kata ulang: burung-burung, rumah-rumahd. Kata majemuk:matahari, rumah makan.2. Kata kerja atau verbalCiri-ciri kata verbal adalah :a. Kata kerja menunjukkan laku atau perbuatan benda.b. Kata kerja umumnya bersifat sebagai predikat dalam kalimatc. Imbuhan untuk membuat kata kerja adalah : ber-,ter-,me-,me-I,me-kan,per-,-kan,di-,di-I,di-kan,me-per,memper-kan,memper-I,di-kan,di-per,diper-I,di-per-kan.d. Bentuk kata kerja adalah :1) Bentuk dasar ( pergi, pukul)2) Bentuk jadian ( meminum,meminta,memukul)3) Bentuk ulang ( berlari-lari, berkejar-kejaran)4) Bentuk majemuk ( pulang pergi)3. Kata sifat atau ajektivaCiri-ciri kata sifat adalah :a. Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimatb. Kata sifat bentuknya mungkin kata dasar, kata majemuk, kata ulang, kata kejadian.c. Kata sifat menyatakan sifat benda.Contoh : aman sentosa, sejahtera, komat-kamit, sakit, susah, gembira, tersenyum.4. Kata ganti atau pronominalCiri-ciri kata ganti adalah :a. Kata ganti dalam bentuk tunggal atau jamakb. Kata ganti orang dapat berbentuk kata dan dapat pula berbentuk singkatan, terbatas bagi ia, aku, kamu, engkau.c. Kata ganti berbentuk sebagai pembentuk bendad. Kata ganti menyatakan ganti diri, benda, kepunyaan, atau milik.e. Kata ganti menyatakan yang tertentu atau tidak tertentu .Contoh :saya, aku, ku bentuk tunggalEngkau, kauIa, dia, nyaKamu,muKalian, kamu bentuk jamakKita, merekaIni, itu kata ganti petunjukYang kata ganti penghubungSeseorang kata ganti tak tentu

Keterangan :Singkatan kata ganti seperti kau, mu, nya, disebut bentuk klitiik. Penulisannya harus diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya (proklitik) atau yang mendahuluinya (enklitik)Proklitik adalah jenis klitik yang terdapat di depan kataContoh : ku, kau, di depan kata kuambil, kauambil.

b. 19Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataKata majemuk yang mengandung pengertian biasa Misalnya : kecil hati = tersinggung perasaan busuk hati = niat jahat

2. Kata majemuk MD (regresif)Misalnya : maharaja, senjakala, bumiputra, purbasangka,mahasiswa,wakil presiden

3. Kata majemuk yang tidak terang menerangkan a. Kata majemuk berlawanan Misalnya: panjang lebar, tinggi rendah, siang malam, besar kecil. b. Kata majemuk setara Misalnya: suami istri, ayam itik, kampung halaman, sanak saudara. c. Kata majemuk bersinonim Misalnya : arif bijaksana, hacur lebur, limpah ruah, marabahaya, hitam pekat.

Macam-macam kata majemuk menurut Pauilini Berdasarkan sifat dan struktur kata-kata majemuk dalam bahasa Sansekerta, Paulini membuat penggolongan kata majemuk antaralain : 8. Dwandwa = Eksosentris = dua inti, sama derajat Contoh : besar kecil, laki bini, tua muda 8. Karmadharaya = Endosentris, berhukum DM. Kata kedua (yang menerangkan) terdiri atas kata sifat. [lContoh : hari besar, rumah besar (rumah adat)8. Tatpurusa = Endosentris = satu inti = berhukum DM Contoh : kamar tidur, rumah makan, saputangan, matahari. 8. Bahuvrihi Kata majemuk itu sebenarnya adalah kata majemuk dwandwa atau tatpurusa, tetapi fungsinya untuk menjelaskan satu kata benda lain. Contoh : kata tua muda adalah gabungan kata sifat dan kata sifat, namun dalam strukturnya yang baru menjadi kata benda

Penulisan kata majemuk 3. Kata majemuk ditulis serangkai apabila dipandang senyawa benar. Seperti : pancasila, saputangan 3. Kata majemuk ditulis tidak serangkai tanpa garis hubungSeperti : rumah makan, kamar mandi 3. Jika berimbuhan, menuliskannya, diserangkaikan Seperti : anak tiri dianaktirikan kurang ajar kekurangajaran satu pafu penyatupaduan 3. Jika kata majemuk itu diulang, semuanya harus diulang. Seperti : surat kabar surat kabar-surat kabar rumah makan rumah makan-rumah makan saputangan saputangan-saputangan

Aneksi adalah rangkaian kata-kata yang tidak erat benar sehingga tidak menimbulkan suatu pengertian yang baru.

20Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAContohnya : dinas malam, kesunyian malam, rumah nenek. Pada aneksi pengertian dari kata-kata yang menjadi bagian dari aneksi itu masih bisa tetap utuh dan berfungsi sebagai diterangkan yang menerangkan belaka (hukum DM). Beda kompositum dengan aneksi

ANEKSIKOMPOSITUM

ANEKSI1.Hubungan kata kurang erat, tidak menimbulkan pengertian baru. 2.Perulangan kata hanya sebagian saja. Contoh : rumah, rumah bagus. 3.Ada yang dapat diselipkan kata sambung. Contoh : rumah besar, mangga masak. 4. Imbuhan bebas diletakkan. Contoh : usul kenaikan, pangkat, penyakit menular. KOMPOSITUM1.Hubungan kata sangat erat, menimbulkan pengertian baru. 2.Perulangan kata seluruhnya mendapat perulangan. 3.Tidak dapat diselipkan kata sandang yang. Contoh : kamar mandi, rumah makan. 4.Imbuhan diletakkan pada awal akhir keseluruhan komposium. Contoh : pemberitahuan, persuratkabaran.

1.1.6 Kata Ulang Kata ulang ialah kata yang mengalami perulangan. Contoh : rumah-rumah, pepohonan, gerak-gerik.

Ciri-ciri kata ulang 1. Mempunyai dasar perulangan Contoh : kecil-kecil, dasar perulangan kecil berlari-lari, dasar perulangannya lari 2. Terdiri atas dua morfem atau lebih, yang menjadi dasar ulangannya boleh morfem dasar, boleh bentuk kompleks (kata yang sudah mendapat imbuhan)

Jenis kata ulang 1. Kata ulang murni = Dwilingga yaitu perulangan seluruh bentuk dasarContoh : baik-baik, buku-buku, baju-baju 2. Perulangan sebagian (ulang suku awal)= DwipurwaContoh : pepohonan (asalnya: pohon)Lalaki (asalnya: laki-laki)Tetanaman (asalnya: tanaman-tanaman)Tetamu, dedaun, seseorang, reruntuhan, sesekali 3. Kata ulang berubah bunyi atau Dwilingga salin suara atau kata ulang variasi yaitu ulangan seluruh suku kata, tetapi pada salah satu lingganya terjadi perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Kata ulang ini disebut kata ulang variasi. a. Variasi vokal (huruf vokal a,i,u,e,o)Gerak-gerik (asalnya gerak-gerak)Porak-perik (asalnya porak-porak)Kasak kusuk, selang-seling, compang-camping, teka-teki, mondar-mandir. b. 21Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataVariasi konsonan (selain huruf vokal dalam abjad)tegap-begap (asalnya tegap-tegap)beras-petas (asalnya beras-beras)cerai-berai, tunggang-langgang, lauk-pauk, serta-merta, simbur-limbur

4.Kata ulang berimbuhan / afiksasiContohnya:berlari-lari, tali-temalibertembak-tembakan, main-mainanpukul-memukul, gunung-gemunung5. Perulangan semuKata berulang semu tidak jelas asalnya karena kata dasarnya semula tidak pernah berdiri sendiriOrang lebih cenderung menganggap sebagai kata dasar saja.Contoh :biri-biri, laba-laba, anai-anai, rama-rama, kupu-kupuDalam pemakaian sehari-hari dalam bahasa Indonesia tidak terdapat bentuk seperti: biri, kupu,laba, kura. Kata tersebut juga tidak ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia.Arti kata ulang

Penggolongan berdasarkan arti, di dalamnya sudah terjalin fungsi perulangan tersebut.

Arti perulangan adalah:1. Menyatakan banyak tak tentu : baju-baju, buku-buku2. Bermacam-macam: sayur-mayur = banyak dan bermacam-macam sayur, buah-buahan = banyak buah3. Menyerupai : kebelanda-belandaan, kuda-kudaan, langit-langit, anak-anakan.4. Mengandung sifat agak/ melemahkan artiNenek saya sakit-sakitan (agak sakit).Kepalanya pening-pening (agak pening).Ia kemalu-maluan pertama kali bertemu (agak malu).5. Menyatakan saling (resiprok): yaitu pekerjaan yang berbalasan (timbal balik): bersalam-salaman, tolong-menolong, pukul-memukul.6. Mengandung arti himpunan/kolektif : dua-dua, empat-empat, lima-lima7. Intensitasa. kuantitatif/jumlah : pintu-pintu, muda-mudi, siswa-siswib. kualitatif/mutu : keras-keras, baik-baik, segiat-giatnyac. frekuentatif (berulang-ulang): mondar-mandir, menggeleng-gelengkan (kepalanya)

1.1.7Kata Baku dan Kata Tidak BakuBakuTidak Baku

spesiesefektifmotivasiapotekkualitasproporsionalteknologiteknikpraktikrisikodiubahspesisefektivmotifasiapotikkwalitasproposionaltekhnologitekhnikpraktekresikodirobah

materialkreativitasfasilitashemoglobinaktivitaskromosomuniversitassakarinsistematletjadwalsubyekkuantitaskarakteristikprinsipalrealisasiilmuwansistematikaemosionalinvestorlikuidasidonatorselhiearkikuotapenasihatkariertransportasikoordinasipikirtransformasisaraffosiltimNovembernegatifkonvensionalkoreografersuvenirkonfirmasimengontrolmemarkirmenelaahmenyetopmenerjemahkanpenerjemahmaterilkreatifitasvasilitashaemoglobinaktifitaschromosomunifersitassacharinsistymatlitjadualsubjekkwantitaskharakteristikprinsipilrialisasiilmiawansistimatikaemosionilinfestorlikwidasidonatursellhirarkikwotapenasehatkarirtransfortasikordinasifikirtransvormasisyaraffosielteamNofembernegatipkonfensionilkoreograversouvenirkonvirmasimengkontrolmemparkirmentelaahmenstopmenterjemahkanpenterjemah

22Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataMenyukseskanMencolokDiorganisasiDikoordinasiCenderamataKonkretHakikatNasihanKaidahFormalTradisionalSpiritualEksporPasporHipotesisSintesisKuitansikonsekuen23MensukseskanMenyolokDiorganisirDikoordinirCinderamataKonkritHakekatNasehatKaidahFormilTradisionilSpirituilEksportPassportHipotesaSintesaKwitansiKonsekwen

1.2Tata Makna dan Kosa Kata

1.2.1 Pengertian Tata Makna dan Kosa kataSemantik adalah ilmu yang meneliti makna kata daan perkembangan makna suatu kata. Yang dimaksud dengan makna atau arti kata ialah hubungan lambing bunyi dangan hal atau benda yang dimaksudkan.Etimologi yakni ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan bentuk kata ( sejarah bentuk kata )1.2.2 Makna Leksikal, Gramatikal, Denotatif, dan Konotatifa. Makna leksikal adalah arti dari kata yang dijumpai dalam kamus atau leksikon dan disebut juga makna leksisb. Makna struktual atau makna gramatikal, adalah arti yang diperoleh dari hubungannya dalam kalimat (dalam struktur bahasa).Contoh : bisa = dapat/arti leksikal = arti dalam kamusGigitan ular berbisa = bisa = racun = arti struktualc. makan denotasi adalah arti sebenarnya = arti leksikal = arti linguistic = arti yang paling dekat dengan bendanya = makan kata yang terdapat dalam kamus. (tidak mengandung arti kiasan, tidak arti tambahan )contoh : sombong = angkuhbunga = kembang =puspa=kesuma= floweraku = saya =hamba = betarakyat = pendudukmati = tidak bernyawa =tidak hidup

24Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAmakna denotasi = makna kognitif = makan Proposisi = makna ideasi. Makna denotasi dipakai dalam penyusunan tulisan, karya ilmiah, karena ilmiah bersifat penyodoran fakta dan kejelasan . jadi tidak menimbulkan pengertian yang bermacam-macam. Tidak menjurus kepada rasa keindahan. Denotative adalah kata sifat dari denotasi. Apabila sebuah kata berkmakna denotasi, sifatnya denotative.d.Makna konotasi adalah arti yang tidak sebenarnya (makna tambahan ) = mengandung arti kiasan = mengandung nilai rasa tertentu. Contoh :Kurang asinkonotasinya kurang ajarKerbaukonotasinya orang yang bodohBungakonotasinya gadisBunga denotasinya kembang Saya ngeri melewati pohon beringin besar itu. Pohon beringin sering menimbulkan konotasi (niai rasa) menakutkan, ada hantunya, angker Beliau datang besok pagi . Beliau adalah kata ganti orang ketiga tunggal tetapi terasa hormat (arti konotasi ) Wafat mengandung pengertian rasa hormat ( arti konotasi ). Konotasi kata sifatnya konotatif.Jadi sebuah kata mengandung makna konotasi sifatnya konotatif.Catatan : KATA UMUM DAN KATA KHUSUSKata umum yaitu kata yang ruang lingkupnya meliputi bagian-bagian kata lainnya, kata khusus yaitu kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang sempit dan merupakan bagian dari kata lainnya.No.Kata UmumKata Khusus

1.

2. Bintang

Bunga

AyamKudaGajahBurung

KenangaAnggrekMawarMelati

1.2.3 Perubahan MaknaPerubahan atau pergeseran makna akibat perkembangan pemakaian dan pandangan masyarakat (pemakaiannya meluas ).1. Meluas, adalah cakupan makna sekarang lebih luas daripada makna yang lama ( pemakaiannya meluas)Contoh : Ibu, bapak saudara, dulu dipakai untuk hubungan biologis(keluarga), sekarang semua orang yang lebih tua lebih tinggi kedudukannya disebut bapak, ibu. Saudara untuk semua orang yang sama derajat. Berlayar ( dulu : bergerak di laut memakai layar ) berlayar ( sekarang : mengarungi laut dengan alat apa saja ) Putra putri ( dulu : dipakai untuk anak anak raja), putra-putri ( sekarang : dipakai untuk semua anak laki-laki dan perempuan)

25Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata2. Menyempit, yang cakupan arti dulu lebih luas daripada arti sekarang(pemakaian menyempit).Contoh: sarjana (dulu: semua orang cendekiawan)banyak orangnya sarjana (sekarang: untuk gelar universiter)sedikit orangnya pendeta ( dulu: orang yang berilmu)banyak orangnya pendeta (sekarang: guru agama Kristen)sedikit orangnya3. Amelioratif, yaitu kata yang berderajat lebih tinggi dari semulaContoh: Kata wanita lebih tinggi nilainya dari kata perempuan. Kata nyoya/istri lebih tinggi nilainya dari kata bini. Wisma lebih tinggi nilainya dari kata rumah.4. Peyoratif, yaitu kata yang berderajat lebih rendah dari semula. Contoh: Kata bini, dulu dianggap baik, sekarang terasa kurang baik. Kata perempuan, dulu dianggap baik, sekarang terasa kurang baik. Kata kaki tangan, dulu berarti pembantu, sekarang terasa kurang baik.5. Asosiatif, yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifatContoh: Berikan dia amplop artinya sogokCatut = alat mencabut paku, karena persamaan sifat dipakai untuk orang menjual barang dengan harga tinggi seperti catut karcis.6. Sinestesia, adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang ber-lainanContoh: Suaranya sedap didengar Pidatonya hambar Kata-katanya pedasPada ketiga contoh di atas yang mendengar teliga, tetapi dipakai tanggapan indera perasa (lidah) Muka (wajahnya) manis Melihat wajahnya yang manis itu adalah mata, tetapi dipakai tanggapan indera perasa (lidah)7. Perubahan makna akibat perbedaan lingkunganContoh: Membajak sawah > membajak kapal terbang Menabur benih > menabur bunga1.2.4 Makna Lugas, Makna Kias, dan IstilahMakna lugas = makna sebenarnyaMakna kias = makna yang tidak sebenarnyaBendaharawan itu makan goreng ayam (makna sebenarnya)Bendaharawan itu diisukan makan uang dinas (makna kias)Peristilahan dibedakan atas:1. Peristilahan atau perbendaharaan kata-kata bahasa indonesi asli seperti yang terdapat dalam kamus istilah.2. Peristilahan serapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.Contoh: Tinimbang, ketimbang = daripadaLokakarya, kantor pos, brigade, tuna wisma

26Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA1.2.5 Gejala Bahasa dalam Hubungan MaknaMasalah gejala bahasa dalam hubungan makna erat hubungannya dengan masalah bentuk, ucapan, rasa bahasa dan makna kata yang kita jumpai dalam penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.1. Homonim, adalah beberapa kata yang mempunyai bentuk/ucapan sama, makna berbeda, sebab kata tersebut berasal dari sumbernya yang berbeda.Contoh: Saya bisa menyelesaikan soal yang sulit itu (dapat)Gigitan ular itu berbisa (racun)Paku = sayurPaku = besiSendi = pokok, dasarSendi = sambungan tulangKala = waktuKala = binatangMas = emasMas = panggilan kakak untuk priaBisa = dapatBisa = racunMaha = besar (mahasiswa)Maha = sangat (maha luas)Maha = paling (Tuhan Yang Mahakuas)Peri = hal (peri kemanusiaan)Peri = hantu Buku = kitabBuku = ruas (buku tebu)Kikir = pelitKikir = nama alat untuk mengikirKali = sungaiKali = penggandaan (perbanyakan)Sila = dasarSila = duduk di atas tikar dengan melipat kedua kaki1.1 Homofon, adalah kata yang mempunyai ucapan (lafal) sama, bentuk (tulisan, ejaan) berbeda, arti berbeda.Contoh: Bang (azan, atau singkatan dari abang)Bank (yayasan keuangan yang mengurus simpan pinjam uang)Sangsi (syak, ragu, bimbang)Sanksi (penegasan, pengukuhan)Hair (rambut, dalam bahasa inggris air (udara)Masa= waktu, tempoMassa= masyarakatSeni= suatu karya yang indah: seni tari, seni suaraZeni= bagian yang mengurus pekerjaan lalu lintas pada ketentaraanKasa= kain putih yang tipis dan jarang tenunannyaKassa= tempat membayar belanja pada sebuah took1.2 Homograf, adalah kata yang mempunyai bentuk atau ucapan sama, arti berbeda.Contoh: Beruang= mempunyai uang( ber = uang)Beruang= memiliki ruang ( ber = ruang)Beruang = sebangsa binatang ( beruang = kata dasar)

27Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata1.3Heteronim, adalah kata yang mempunyai bentuk sama,ucapan dan makna berbeda.Contoh:lempar=buang, gadalempar=sejenis nama kuetaras=pejabat teras : pejabat tingkat atas (diucapkan dengan bunyi e lemah)teras=bagian depan rumah: taras rumah (diucapkan dengan bunyi e keras)apel=nama buah-buahan (diucapkan dengan bunyi e lemah)apel=apel pagi = berkumpul untuk diketahui hadirtidaknya atau untuk mendengarkan amanat (diucapkan dengan bunyi e keras)2.Poliseni,adalah kata yang mengandung arti ganda atau lebih dari satu tetapi masih mempunyai hubungan dengan makna semula.Contoh : kata kepala artinya bagian tubuh sebelah atas leher,Dengan menggunakan kata kepalan dapat dibentuk kata :Kepala Sekolah,Kepala Desa, kepala adik, kepa keluarga. Lawan dari polisemi adalah monosemi. Monosemiadalah setiap kata yang memiliki satu makna tertentu.3.Hiponimi,adalah kata yang maknanya sudah terangkum oleh makna yang lebih luas (superordinate).Contoh:Kata-kata seperti mawar, melati, kenanga masing-masing hiponim terhadap kata bunga, sebab kata bunga berfungsi sebagai superordinat bagi kata : kenanga, mawar, melati.Merah, putih, hijau, biru hiponimnya warna.Ayam, itik, harimau, kuda hiponimnya binatang.4.Sinonim,adalah kata yang mempunyai makna yang sama atau hamper sama, tetapi bentuknya berbeda.Contoh:datang = tiba, sampaibuku=kitabteman = sahabat, saudara, kawanbersorak=berteriaklawan = musu, seteru, rivalmakan=santap4.1Alonim, adalah variasi bentuk dari satu nama negeri, kota atau nama diri.Contoh:Betawi disebut JakartaBorneo disebut KalimantanPadang disebut Kota Bingkuang4.2Eponim, adalah pemberian nama suatu daerah geografi dengan nama orang terkenal.Conto: Jalan Belitung diganti dengan Jalan Sudirman Jalan Nipah diganti dengan jalan R.A. kartini.5.Antonim/Kosok bali/Lawan kata, ialah kata-kata yang bertentangan artinya.Contoh: pulang-pergihidup-matihilir-mudikbesar-kecil6.Akronim, adalah gejala penyingkatan kata yang ditulis atau dilafalkan seperti kata-kata biasa.Akronim terbagi 3 yaitu: akronim huruf awal akronim gabungan huruf awal dengan suku kata akronim para remaja

28Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA6.1Akronim huruf awal adalah singkatan kata yang dibentuk dari huruf awal, seluruhnya ditulis dengan huruf besar (huruf kapital). Contoh: ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia NATO: North Atlantic Treaty Organization6.2 Akronim Gabungan Huruf Awal dengan suku kata adalah singkatan beberapa kata dengan menuliskan beberapa huruf dan awal suku kata dari kata-kata yang disingkatan itu. Jenis akronim ini ditulis huruf kecil seluruhnya.Contoh:tilang : bukti pelanggaran Balita : bawah lima tahun7.Paranim,adalah kata dasar yang sama diberi afiks terjadilah pergeseran makna. Paronim tidak pernah dijumpai dalam bahasa Indonesia.Contoh:Chilahood=masa kanak-kanakChildish=kekanak-kanakanChildlike=seperti anak-anak8.Patrenimik, adalah gejala pemberian (penurunan) nama ayah kepada nama anak.Contoh:Afifah Ilyas, Reyna Yinnah, Vera Alvin. Kata kedua dari nama tersebut pada umumnya merupakan patronimik.9.Asosiasi9.1 Ameliorasi9.2 Peyorasi9.3 Konotasi9.4 Denotasi10.Sinestesia11.Kata Tabu/ Kata Pantang, adalah kata terlarang yang tidak layak diucapkan disembarang tempat atau situasi karena bisa memalukan atau menyinggung perasaan orang ketika mendengar ucapan itu.Contoh:Untuk menyebut harimau dengan kata ninik, ular disebut tali, buaya disebut kumbang. Maksudnya agar orang yang menyebutkan itu tidak dicederai Zakar disebut burung, kemaluan.Perlu diketahui bahwa kata-kata yang dianggap tabu pada suatu daerah belum tentu pula tabu didaerah lain.12.Eufemia,adalah penggantian kata yang dianggap kasar dengan kata lain yang mengandung makna yang lebih lunak/halus akrab atau soban.Contoh: uang sogok diganti dengan amplopuang rokok diganti dengan pelicanmampus diganti dengan meninggalpelacur diganti dengan wanita malambuta huruf diganti dengan tuna aksaraberak diganti dengan ke belakang

29Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata13. Difesmia, kebalikan dari Eufemia . Disfemia adalah gejala untuk mrnggunakan kata-kata yang memiliki nilai rasa lebih kersd stsu ksdsr . Tujuannya untuk menimbulkan antipati/rasa tidak senang terhadap obyek pembicaraan .Contoh : dikalahkan diganti dicukur habisdimasukkan digantikan dijebloskan didiamkan diganti dipetieskan dikeluarkan diganti ditendang ke luar

1.3TataKalimat

Sintaktis yaitu bagian tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembantu kalimat .

1.3.1 Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap .Ruang lingkup yang dipelajari sintaktis adalah frase, klausa, kalimat.Frasa = frase = kelompok kata adalah bagian dari sebuah kalimat yang terdiri atas beberapa kata Contoh dalam bentuk kalimat :Ayah saya sedang mencangkul disawah. (kalimat diatas terdiri atas tiga gatra) Ayah saya (frase) sedang mencangkul (frase) di sawah (frase) Guna mengetahui seluk beluk frase Untuk memudahkan memahami makna struktural frase / kalimat yang sederhana maupun panjang. Untuk menentukan unsur subyek dan predikat kalimat yang panjang. Untuk memudahkan dalam menentukan kalimat inti dan kalimat luas. Untuk memudahkan dalam menentukan kalimat tunggal dan kalimat majemuk.Sebuah frase bisa terjadi dari tata bentukan dan kata dasar.Contoh:Frase bersusunan DM = transmigrasi sisipan, lukisan bunga, program pemerintahanFrase bersusunan MD = kesukaan ibu, pertumbuhan penduduk, penambahan pendapat

Perbedaan kata majemuk dan frase Kata majemuk atau kompositum atau persenyawaan adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk kesatuan arti.Ciri-ciri kata majemuk: Gabungan kata membentuk suatu arti baru Terdiri atas kata dasar Frase atau frasa atau kelompok kata ialah konstruksi sintaksis, yang terjadi dari bentuk-bentuk bebas yang lebih kecil, yang menjadi unsur pembentukan kalimat.

30Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAContoh 1 : Ia makan, karena lapar Ia makan = frase Karena lapar = frase Contoh 2 : Rumah makan, tidak jauh dari sini Rumah makan = Kata majemuk Tidak jauh dari sini = frase

Kata majemuk diucapkan sebagai sepatah kata dengan tekanan tertentu, sedangkan frase diucapkan sepatah demi sepatah dengan masing-masing memiliki tekanan sebagaimana mestinya. Bandingkan cara mengucapkan kata majemuk dan frase di bawah ini : Orang tua saya pergi ke Medan (kata majemuk). Orang tua tapi tingkahnya kemuda-mudaan (frase) .Kata MajemukFrase

1. Kata majemuk tidak diselipi kata lain karena sudah bernyawa .1. Frase dapat diselipi kata lain karena susunannya longgar .

2. Arti kata majemuk merupakan gabungan dari kata-kata anggota kelompoknya.2. Kata-kata pada frase memiliki identitas masing-masing .

3. Diucapkan sebagai sepatah kata dengar tekanan ter tentu.

3. Diucapkan sepatah demi sepatah dan masing-masing tekanan sebagaimana mestinya.

4. Termasuk konstruksi morfologik.4. Termasuk konstruksi sintaksis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan perbedaan kata majemuk dan frase.Berdasarkan kelas kata yang dijadikan sebagai unsur ini, frase dapat dibedakan menjadi: a. Frasa Nominal b. Frasa Verbal c. Frasa Adjektival d. Frasa Preposisional e. Frasa Adverbial f. Frasa Numeralia g. Frasa Pronominal Frasa Nominal ialah frasa yang unsur intinya terbentuk dari kata benda.Contoh: kepala sekolah, adik tuti, dan anak yang nakalFrasa Verbal adalah frasa yang unsur intinya terbentuk dari kata kerja.Contoh: menanam padi, merupakan penghinaan, dan membaca berita.Frasa Adjektival yaitu frasa yang unsur intinya terbentuk dari kata sifat.Contoh: sangat pendek, cukup pintar, dan cantik sekali.Frasa Preposisional ialah frasa yang terbentuk dari sebuah preposisi sebagai direktornya.Contoh: di halaman, ke sekolah, dan bagi ayah saya.Frasa Adverbial yaitu frasa yang unsur intinya kata kerangan.Contoh: nanti malam, dan tidak biasanya Frasa Numeralia adalah frasa yang unsur intinya kata bilangan.Contoh: seekor harimau, dan lima orang Frasa Pronominal ialah frasa yang unsur intinya kata ganti.Contoh: dia sendiri, dan mereka berdua

31Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataBerdasarkan jenis kata yang diperluas untuk membuat frase, maka frase dapat dibedakan menjadi 4 macam, yakni :1. Frase Nominal, adalah frase yang dibentuk dengan memperluas kata benda + kata sifat, kata benda + kata benda, kata benda + kata bilangan, atau kata benda + kata ganti penunjuk. Contoh :a. KB + KS : hawa sejuk, anak kecil, lembah sunyi, laut, lurah dalam dan lain-lainb. KB + KB: karet penghapus, rumah kayu, sepatu kulit, tongkat pemukul dan lain-lainc. KB + K Bil: rangkap enam, simpang lima, orang kedua, segitiga dan lain-laind. KB + KG penunjuk: rumah ini, bapak itu, sepatu ini dan lain-lain

2. Frase Verbal, adalah frase yang dibentuk dengan memperluas kata kerja + kata keterangan atau kata kerja + kata kerja.Contoh: a. KK + K Ket : berjalan cepat, berdiri terus, dating sendiri, dan Lain-lainb. KK + KK: bangun tidur, pergi mandi, pulang kerja, pergi menonton dan lain-lain

3. Frase Ajektivital, adalah frase yang dibentuk dengan memperluas kata sifat + kata keterangan atau kata sifat + kata sifat.Contoh: a. KS + K Ket: bersih sekali, mudah benar, sukar nian, dan lain-lainb. KS + KS: cantik jelita, panas dingin, suci murni, lemah lembutdan lain-lain

4. Proses Ajektivital, adalah frase yang dibentuk dengan memperluas kata keterangan dengan kata lain.Contoh: barangkali saja, mungkin saja, lagi pula, tidak selamanya, terus saja, belum lamaAmat sangat, dan lain-lain Klausa adalah suatu konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata mengandung hubungan fungsional ( Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan ).- Adik membaca buku = satu klausa- Sementara adik membaca, saya menulis surat = dua klausa 1 kalusa 1 kalusa1.3.2 Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Berdasarkan bentuknya kalimat dapat dibedakan atas :a. Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya berisi satu pernyataan pikiran / mengandung satu kalimat:Contoh: 1. Ibu memasak nasi di dapur 2. Saya membaca Koran di depan ruang depan 3. Ayah tidur di balai-balaib. kalimat majemuk/kalimat gabung yaitu kalimat yang merupakan gabungan beberapa kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.Contoh: 1. Ibu memasak nasi di dapur, saya membaca Koran di ruang depan, dan ayah tidur di Balai-balai3. Orang mencuri Honda dihukum

32Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAJenis Kalimat Majemuk a. Kalimat majemuk setara (koordinatif) adalah kalimat yang di dalamnya mengandung kedudukan yang setara, Karen ayang satu tidak menjadi bawahan yang lain. Kalimat majemuk setara adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal dalam hubungan setara.Contoh: 1. Saya belanja, adik mandi 2. Ani menanam bunga, Tati menyanyi

b. Kalimat majemuk bertingkat (subordinat) adalah pola kalimat yang menciptakan hubungan bertingkatContoh: 1. Buruk muka cermin dibelah. 2. orang mencuri Honda dihukum 3. ibu berkata, engkau harus rajin belajar

c. Kalimat majemuk campuran (kompleks) adalah pola-pola kalimat yang didalamnya berjumlah lebih dari dua buah, dan menunjukkan hubungan setara dan hubungan bertingkat.Contoh: 1. Sewaktu ibu kembali dari Jakarta, adik duduk di kamar dan kakak sedang Menjahit 2. Adik memperhatikan ayam berlaga, dan saya melihat ayam makan cacing.Jenis kalimat majemuk setara1. Setara GabunganPenggabungan dapat dinyatakan dengan kata sambung: dan, serta, lagi- Adik bermain-main di halaman, ibu menjahit dan ayah duduk di kursi kebun- Tidak perlu ia membicarakan hal itu lagi, lagi itu diluar acara.2. Setara mengaturkalimat setara mengatur mempergunakan kata sambung: lalu, kemudian, sesudah itu, mula-mula, akhirnya, pertama, kedua dan seterusnya.- ia melihat lalu menghardik kami.- mula-mula ia berbelanja, sesudah itu dimasaknya, kemudian kami diajaknya makan bersama.

3. Setara menguatkan Penggabungan dengan kata sambung: apalagi, lagi pula, tambahan pula, malahan, dan sebagainya - anak itu sangat cantik, tambahan pula halus budi bahasanya. - dia memang congkang, apalagi sekarang ia menjadi kaya.

4. Setara memilihPenggabungan dengan kata sambung atau- kamu berbelanja ke pasar atau memasak saja dirumah ?- apa yang egkau inginkan manga atau durian ?

5. Setara mempertentangkaMempergunakan kata sambung: melainkan, hanya, kecuali, tapi, tetapi, akan tetapi, dan sebagainya.- orangnya gagah, tetapi tingkah lakunya tidak baik- karanganmu sudah diterima, hanya disana sini perlu perbaikan.

33Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataInduk Kalimat dan Anak KalimatInduk kalimat dan anak kalimat terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat. Induk kalimat adalah pola kalimat yang berkedudukan sebagai unsur pusat. Anak kalimat adalah pola kalimat yang berfungsi sebagai unsur penjelas.Contoh: Buruk muka cermin dibelah (KM bertingkat) Buruk muka (P-S)induk kalimatCermin dibelah (S-P) anak kalimat keterangan akibat Ibu berkata, Engkau harus rajin belajar.Ibu berkata (S-P) induk kalimatEngkau harus rajin belajar (S-K-K-P) anak kalimatMacam macam anak kalimat 1) Anak kalimat subyek, misalnya; Tidak saya ketahui,bahwa ia datang hari ini. Barangsiapa menggali lubang, jatuh sendiri ke dalamnya

2) Anak kalimat predikat, misalnya; Orang itu baik perangainya Dugaan saya tetap ia bersalah

3) Anak kalimat obyek penderita, misalnya; Saya mengetahui bahwa ia sudah datang. Surat ayah memberitahukan Besok ibu berangkat ke Jakarta

4) Anak kalimat obyek penyerta, misalnya; Guru memberikan hadiah kepada siswa yang rajin belajar Pemerintah menyediakan rumah bagi pejabat yang memeganb pimpinan.

5) Anak objek pelaku, misalnya; Dia ditolong siswa yang tidak disukainya itu. Makanan telah dihidangkan oleh yang mendapat juara umum.

6) Anak kalimat obyek pelaku, mislnya; Ia pun sadar akan dia orang miskin. Keluarga kami berterima kasi atas yang kau kjerjakan bagi kami.

7) Anak kalimat keterangan jumlah (kuantitatif), misalnya; Adik mengambil mangga itu sebanyak yang dikehendakinya. Engkau ambillah biah itu seberapa daptat kau makan.

8) Anak kalimat keterangan kualitatif, misalnya; Sukarelawan itu bertempur dengan semangat menyala-nyala di medan perang. Gunung itu sangant tinggi sampai tak tampak puncaknya

9) Anak kalimat keterangan perbandingan, misalnya ; Dia berjalan tergesa-gesa seakan-akan ada orang yang memburunya dari belakang. Tadi malam turunlah hujan bagaikan dicurahkan dari langit.Anak kalimat ini biasanya memakai kata-kata: seakan-akan, bagaikan, seolah-olah, sebagai, daripada, sebagaimana dan sebagainya. 10) 34Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAAnak kalimat keterangan tempat, misalnya; Libur yang akan datang kita pergi ke tempat berhawa dingin. Di mana nyiur melambai-lambai, terletak tanah tumpah darahku.Anak kalimat ini biasanya memakai kata-kata: maka, dari mana, ke mana dan sebagainya.11) Anak kalimat keterangan waktu, misalnya; Tengah saya memasak datanglah adik meminta makan. Sewaktu ayah pulang kantor, ibu sedang memasak. Biasanya anak kalimat memakai kata sambung: sedang, tengah, dalam, waktu, ketika, tatkala, setelah, sebelum, sambil.12) Anak kalimat keterangan sebeb, misalnnya; Semua manusia akan mati, seperti tertulis dalam Al-Quran. Seperti yang diceritakan orang kepada saya, dialah yang merampok desa itu.Anak kalimat itu memakai kata-kata: seperti, sebagaimana, sepanjang, menurut, dan sebagainya.13) Anak kalimat keterangan sebab, misalnya; Saya tidak akan memberi uang, sebab rapormu banyak bunganya. Oleh karena nama saya dicemarkan orang, lebih baik saya mengundurkan diri saja dari organisasi ini.Bisanya anak anak kalimat ini memakai kata sambung: karena, oleh karena, sebab, oleh sebab dan sebagainya.14) Anak kalimat alasan, misalnya; Saya tidak rapat karena sakit. Permintaannya tidak dikabulkan oleh ibunya oleh kerena dia tinggal kelas.Anak kalimat ini biasanya memakai kata sambung: karena, oleh karena dan sebgainya.15) Anak kalimat keterangan syarat, misalnya; Ayah akan membelikan honda, jika kamu juara umum disekolah. Kalau hari tidak hujan, kami akan berjalan-jalan di ke tepi pantaiAnak kalimat ini memakai kata sambung: jika, jikalau, kalau, bila, asal dan sebainya.16) Anak kalimat keterangan tujuan, misalnya; Engkau harus belajar dengan giat, supaya lulus ujian. Dokter menasehati kakek pergi ke gunung, agar penyakitnya cepat sembuh.Anak kalimat iini memakai kata sambung: agar, supaya, agar supaya, dan sebagainya.17) Anak kalimat keterangan keadaan, misalnya; Berpesanlah ia, sambil menelan-nelan air selera. Usul itu diterimanya, dengan tak berpikiran baik buruknya.Anak kalimat ini biasanya memakai kata-kata: sambil, dengan, sedang dan sebagainya.18) Anak kalimat keterangan perlawanan, misalnya; Wajahnya selalu berseri-seri, meskipun hidupnya dalam kekurangan. Sekalipun uangnya banyak, ia kikir.Kata sambung yang dipakai: walaupun, meskipun, biarpun, sungguhpun, walau..., sekalipun.19) Anak kalimat keterangan perwatasan, misalnya: Semua boleh kau minta, kecuali baju biruku ini. Saya tidak berangkat, kecuali saya dijemput.Kata-kata yang dipakai: tentang, kecuali, selain dan sebaginya.

35Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata1 .3 .3 Ragam Kalimat Kalimat Aktif, Kalimat PasifA. Menurut sifat subyek (S) yaitu S sebagai pelaku, sebagai penderita dan atau penyerta maka terjadilah: 1. Kalimat aktif (kalimat tindak), yaitu kalimat yang subyeknya melakukan suatu pekerjaan. Kalimat aktif dipergunakan jika subyeknya dalam kalimat ditonjolkan.Contoh: 1. Nani memasak nasi.2.Prajurit membumihanguskan kota ini.2. Kalimat pasif (kalimat tanggap), yaitu kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.Contoh: 1. Nasi dimasak oleh Ani.2.Kota itubdibumihanguskan oleh prajurit. Kalimat aktif dibedakan atas:1. Kalimat aktif intransitif yaitu kalimat yang predikatnya tidak berobyek.Contoh : Adik menangis.Kakek berdendang.Eni berlari.Contoh lain : melompat, mendidih, mengembara, merangkak, menyalak, meringkik, menepi, menyemak, meninggi, memutih, merajalela.2. Kalimat aktif transitif yaitu kalimat aktif , predikatnya memerlukan objek (pelengkap).Contoh : Paman memukul kerbau (obyek) S-P-O.Dia membeli sepatu.Adik memakan mangga.Contoh lain : menyapu, menyabit, mencium, menulis, menyiksa, menggulai, menikam, memarang.B. Berdasarkan jenis predikatnya (P) kalimat dapat dibedakan :1. Kalimat verbal, apabila predikatnya kata kerja.Contoh : Meri mencuci. Dia menulis surat.Majalah kubaca.2. Kalimat nominal, apabila predikatnya bukan kata kerja.Contoh : Bajunya bagus.Ibuku guru teladan.Ayahnya pedagang.C. Menilik sifat isi pernyataan yang terdapat dalam kalimat, dapat dibedakan :1. Kalimat sempurna, apabila sekurang-kurangnya terdiri dari S-P dan sudah menyatakan pikiran yang lengkap.Contoh : Mereka mandi.Lonceng berbunyi.2. Kalimat tak sempurna/kalimat elipsi adalah kalimat yang salah satu unsurnya atau kaduanya tidak diucapkan (kalimat itu kahilangan subyeknya (S) atau predikatnya (P)Contoh : Lengkapnya Adikmu ? Adikmu/ ke mana ? Sudah bekerja lagi ? Kakak/ sudah bekerja lagi ? Susi ! Susi jangan marah!

36Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAMinum ? Engkau mau minum ? Balum! Saya belum makan. D. Kalimat mayor adalah kalimat yang berisi satu pernyataan pikiran yang lengkap sekurang-kurangnya mengandung dua inti pusat.Contoh :Hendri pergi ke jakarta Mereka belajar E. Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu inti pusat, jadi mungkin diucapkan hanya S saja, mungkin hanya P, mungkin hanya keterangan predikatnya saja.Contoh : Bangun!F. Kalimat positif adalah kalimat yang berisi pernyataan bersifat informasi.Contoh : Paman pergi ke MedanG. Kalimat negatif (lawan kalimat positif) adalah kalimat yang berisi penolakan.Contoh : paman tidak pergi ke MedanH. Menurut susunan S dan P, struktur kalimat dapat dibedakan atas :1. Kalimat biasa/kalimat sederhana adalah kalimat yang berpola S-P (subyek mendahului predikatnya)Contoh : Hendri menulis (S-P)2. Kalimat inversi (susunan balik) adalah kalimat yang berpola P-S, predikatnya mendahului subyek. Kalimat inversi terjadi bila pembicara menonjolkan inti P dalam pengucapannya.Contoh : Menulis Ani (P-S)Guna inversi :a. Predikatnya agar menonjol pentingnya.b. Bermacam-macam kalimat yang biasanya berpola inversi.1) Kalimat tanya Tak ada/rintangan di jalan? Bagaimana/maksud Meri sekarang ?2) Kalimat perintah Lepaskan anak itu Jacky! Dudu/Susan!3) Kalimat peringatan/pengancam Awas, jangan ngebut/ engkau! Mati/ engkau!4) Kalimat penyeru Bukan main/ gembira hatinya! Indah sekali/ lukisan ini! Bentuk inversiUntuk membentuk kalimat inversi tidak seluruh gatra P dipindahkan tempatnya. Inti P nya saja yang dipindahkan ke depan gatra S sudah cukup.Contoh : Mau mereka berangkat seketika itu juga.1.3.4 Kalimat Langsung, Kalimat Tak langsungKalimat langsung adalah kalilmat yang menuliskan pembicaraan orang sama benar dengan ucapannya dan diletakkan dalam tanda petik.

37Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataHal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat langsung: Tanda kutip harus sejajar pada bagian atas. Di depan ucapan langsung tidak menggunakan titik dua ( : ), melainkan tanda baca koma ( , ). Pada kalimat langsung bertanya dan perintah, di belakang ucapan langsung tidak ada tanda baca koma ( , ).

Contoh kalimat langsung:1. Bentuk biasa:Ibu berkata, Saya pergi ke pasar.2. Bentuk bertanya:Ibu bertanya, Siapa namamu?Siapa namamu?Tanya ibu.3. Bentuk perintah:Perintak kakek, Pergilah kamu cepat!Pergilah kamu cepat! perintah kakek.

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menirukan pembicaraan orang. Kalimat yang memberikan isi ( maksud ) apa yang dikatakan oleh orag ketiga.Contoh kalimat tak langsung:1. Ibu mengatakan bahwa beliau pergi ke pasar.2. Ibu menanyakan siapa nama saya.3. Kakek memerintahkan bahwa saya harus pergi cepat.

1.3.5 Kalimat TanyaKalimat tanya adalah kalimat yang diucapakan dengan intonasi tanya, menanyakan sesuatu yang tidak diketahuinya dan memerluka jawaban atau penjelasan.Contoh: Engkaukah ibunya?Paman/pergi besok?

Susunan kalimat tanya hamper sama dengan kalimat berita, bedanya terletak pada intonasinya. Pada akhir kalimat berita suara menurun. Pada akhir kalimat tanya suara naik disertai getar tanya.

Jika kalimat tanya mempergunakan kata penanya ( apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan, berapa, dari mana, ke mana, dan sebagainya, diletakkan pada awal kalimat).Contoh: Apa yang engkau pikirkan?Siapa yang terpandai menari?Mengapa engkau tidak belajar?Kalimat tanya diucapkan dengan:1. Intonasi tanya yang naik pada akhir kalimat2. Dilengkapi kata tanya atau kata ganti penanya:apa, siapa, bagaimana, bila, yang mana, dan sebagainya.3. Partikel tanya, yaitu kah.

Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Intonasnya berakhiran dengan suara mendatar. Pertanyaan yang dikemukakan pembicara karena tidak tahu mengenai sesuatu yang dimaksud, tetapi merupakan: suatu penjajakan, suatu penegasan, suatu gaya bahasa.Contoh: -Tidak inginkan lulus ujian dengan nilai yang baik?! -Bertiduran demikiankah dinamakan bekerja?!

38Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA1.3.6Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat singkat, jelas, padat, mudah dipahami dan tepat.Kalimat ini sanggup menyampaikan pembicaraan kepada pendengar secara tepat.Cirri-ciri kalimat efektif:a. Kalimat singkat, jelas, tepat.b. Kata-kata yang dipergunakan sangat efisien dan hemat.c. Kalimatnya tidak beliku-liku.d. Kalimat tidak berkepanjangan.e. Pemakaian kata konotatif sangat dihindari.

Kalimat efektif digunakan dalam:a. Karangan ilmiahb. Uraian ilmu pengetahuan politikc. Penulisan undang-undangd. Penulisa telegram, poster, advertensiContoh: Hadirin dimohon berdiri ( efektif ). Para hadirin sekalian, dimohon untuk berdiri ( tidak efektif ). Hadirin diharap tenang ( efektif ). Kepada para hadirin diharapkan agar tenang ( tidak efektif ). Anak-anak diharap berdiri ( efektif ). Kepada semua anak-anak diharap berdiri ( tidak efektif ).KontaminasiKontaminasi frase ialah jika didalam dua buah kalimat di dalamnya terdapat frase yang masing-masing harus dipakai dalam susunan kalimat berlainan, tetapi frase tersebut digabungkan dan dipakai dalam kalimat sehingga menjadi rancu.Jadi yang rancu bukan kalimatnya, melainkan penggabungan frase-frasenya. Contoh: berulang kali dari berulang-ulang dan berkali-kali. Seringkali dari sering dan banyak kali.

a. Kalimat yang betul1. Telah berulang-ulang kunasehati agar ia rajin belajar.2. Telah berkali-kali kunasehati agar ia rajin belajat.

Kalimat yang rancuTelah berulang kali kunasehati agar ia rajin belajar.

b. Kalimat yang betul1. Ani membeli buku, pensil dan lain-lain.2. Ani membeli buku, pensil dan sebagainya.Kalimat yang rancuAni membeli buku, pensil dan lain sebagainya.

Kontaminasifrase-frase asal tukang penjual esdari tukag es dan penjual es selain daripada itudari selain itu dan lain daripada diperlebarkandari perlebarkan dan dilebarkan sementara waktudari sementara dan beberapa waktu sekali waktudari sekali-kali dan sewaktu-waktu seringkalidari sering dan berkali-kali 1.3.7 39Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa KataKalimat Baku (Bahasa Standar)

Menurut S.Effendi, Bahasa Indonesia standar dipergunakan dalam:a. Komunikasi resmi: surat-menyurat resmi, surat-menyurat dinas, perundang-undangan penamaan dan peristilahan resmi, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, dan sebagainya.b. Laporan resmi, karangan ilmiah.c. Pembicaraan di depan umum seperti kuliah, khotbah, ceramah dan sebagainya.d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati.Contoh:Bahasa standar (baku)Bahasa non standar (tak baku) Gubernur mengucapkan pidato.- Gubernur mengucapkan suatu pidato Pesanan Tuan sudah saya kirimkan.-Pesanan Tuan saya sudah kirimkan. Banjir melanda desa.- Banjir landa desa. Bus kota tidak berjalan.- Bus kota tidak jalan. Lemari berisi baju.-Lemari berisi dengan baju. Hadirin diharap masuk.-Para hadirin diharap masuk. Para tamu sudah datang.-Para tamu sudah pada dating.Contoh lain:a. Lagu itu adalah merupakan hasil ciptaannya yang terbaik (kalimat tidak baku).Lagu itu merupakan hasil ciptaannya yang terbaik (kalimat baku). Beberapa kaidah-kaidah (kalimat tidak baku).Beberapa kaidah (baku). Empat mahasiswa-mahasiswa (kalimat tidak baku).Empat mahasiswa (kalimat baku). Mereka-mereka itulah yang menolong kami (kalimat tidak baku).Mereka itulah yang menolong kami (kalimat baku). Para guru-guru semuanya baik samaWeni (kalimat tidak baku).Semua guru baik dengan Weni (kalimat baku).Keterangan: Pengertian kata para sudah mengandung arti jamak, sehingga kata guru-guru tidak perlu. Kata sama mempunyai arti serupa, berbarengan, semuanya, dan seimbang. Kita sebaiknya banyak makan sayuran agar supaya selalu sehat (kalimat tidak baku). Kita sebaiknya banyak makan sayuran agar selalu sehat (kalimat baku). Kita sebaiknya banyak makan sayuran supaya selalu sehat (kalimat baku).b. Pemakaian kata di mana, yang mana, pada kalimat baku (standar) Di mana letak Gunung Singgalang itu? (kalimat tidak baku). Di manakah letak Gunung Singgalang itu? (kalimat baku). Tuti akan tinggal di Bukittinggi di mana udaranya lebih sejuk (kalimat tidak baku). Tuti akan tinggal di Bukittinggi yang udaranya lebih sejuk (kalimat baku). Pranyoto merasa berkeberatan, yang mana telah diutarakan korupsi dalam media massa (kalimat tidak baku).Pranyoto merasa berkeberatan, bahwa diatelah diutarakan korupsi dalam media massa (kalimat baku). Kantor di mana ia bekerja dekat dari tempat tinggalnya (kalimat tidak baku). Kantor tempat ia bekerja dekat dari tempat tinggalnya (kalimat baku).

40Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAMenurut berita yang mana saya baca Gedung Kesenian sedang dikerjakan (kalimat tak baku).Menurut berita yang saya baca Gedung Kesenian sedang dikerjakan (kalimat baku). Pada zaman dahulu di mana nenek moyang kita belum mengenal hand phone (kalimat tidak baku).Pada zaman dahulu, waktu nenek moyang kita belum mengenal hand phone (kalimat baku). Bandung, di mana ia dilahirkan (salah). Bandung tempat ia dilahirkan (benar).c. Pembawa acara, mengantarkan acara Hadirin yang saya hormati, acara selanjutnya adalah sambutan Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan (salah). Hadirin yang saya hormati, acara selanjutnya adalah sambutan Bapak Kepala Sekolah, Yang terhormat Bapak Erwin kami persilakan (benar). Para hadirin sekalian dipersilakan untuk berdiri (salah).Hadirin dipersilakan untuk berdiri (benar). Kepada segenap hadirin diminta berdiri sejenak (kalimat tidak baku).Hadirin diminta berdiri sejenak (kalimat baku). Untuk menyingkat waktu, acara segera akandimulai (kalimat tidak baku).Untuk memanfaatkan waktu, acara segera dimulai (kalimat baku). Untuk itu, waktu dan tempat kami persilakan (kalimat tidak baku).Untuk itu, Bapak/Ibu/Saudara kami persilakan (kalimat baku). Waktu kami silakan (Kalimat tak baku).Waktu kami serahkan (Kalimat baku).

1.3.8Jabatan Kalimat / Fungsinya (Cara Mencari Uraian Kalimat Menurut Jabatan/ Fungsinya).

1. Subyek (S) atau pokok kalimat adalah sesuatu yang berdiri sendiri dan tentangnya diberitakan sesuatu.Ciri-ciri S:a. Berjenis kata benda atau yang dibendakan.b. Menjadi pokok atau inti pikiran.c. Subyek dijelaskan oleh bagian lainnya.d. Untuk menentukan subyek, kita dapat bertanya dengan kata Tanya Siapa atau Apa.Contoh: Ayah membersihkan Honda.Kita dapat bertanya.Siapa yang membersihkan Honda?Jawab: Ayah (=subyek) Pabrik semen maju.Kita dapat bertanya.Apa yang maju?Jawab: Pabrik semen (=subyek)

2. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi keterangan tentang sifat atau perbuatan subyekCiri-ciri P:a. Untuk menjelaskan S.b. Berjenis kata benda, kata kerja, kata sifat, kata depan, kata bilangan, kata ganti.

41Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Katac. Untuk menentukan predikat, kita dapat bertanya apa pekerjaan subjek atau dalam keadaan apa subjek.Contoh : -Ayah membersihkan Honda.Kita dapat bertanya, Apa pekerjaan ayah?Jawab : membersihkan ( predikat ) Kakak sakit.Kita dapat bertanya, dalam keadaan apa kakak?Jawab : sakit ( predikat )

3.Aposisi S adalah keterangan subjek ( bukan P ) sebagai bagian S. Aposisi S dapat berfungsi sebagai pengganti S, apabila S tersebut ditiadakan.Contoh : Risa, anak pak Mahmud. Pintar Risa = subjek ( S )Anak pak Mahmud = aposisi S ( keterangan subjek )Kalimat di atas dapat dijadikanAnak pak Mahmud pintar.Anak pak Mahmud = S = ( Risa )

4.Objek atau pelengkap adalah keterangan predikat yang berhubungan rapat dengan predikat.Objek terbagi atas tiga jenis, yaitu :a. Objek penderita atau objek langsungb. Objek pelakuc. Objek penyerta atau objek tidak langsung

Objek penderita adalah objek yang menderita pekerjaan predikat atau hanya untuk melengkapi predikat atau menyatakan hasil pekerjaan predikat.Untuk menentukan objek penderita, kita dapat bertanya dengan : Me .. apaContoh : a.Yani menanam jagung.Pertanyaan : Yani menanam apa ?Jawab : jagung (objek penderita )b. Ayah memukul anjing.Pertanyaan : ayah memukul apa ?Jawab : anjing ( objek penderita )

Objek pelaku adalah objek yang melakukan pekerjaan dalam kalimat pasif.Contoh :Hanafi dimarahi paman S P OPButet kau dimarahi S OP P

Objek penyerta atau objek yang berkepentingan adalah objek yang mempunyai kepentingan dalam kalimat. Kepentingan itu dinyatakan sebagai berikut :a. Jika subjek member , objek penyerta menerima. Contoh : Abang memberi saya celana. Saya = objek penyerta. Kata kerja yang mempunyai objek penyerta pada umumnya adalah : menolong, membantu, mengirim, membuatkan, membelikan dan sebagainya.

42Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAKata tugas yang mengikuti objek penyerta ialah : untuk, kepadaContoh : Marno menceritakan peristiwa itu kepada adiknyaMarno : subjek Menceritakan = predikat Rumah Pak Tono = objek penderita Ahmad = objek penyertab. Jika subjek bertanya, objek penyerta yang menjawab pertanyaan itu.Contoh : Tuti menayakan rumah Pak Tono kepada Ahmad. Tuti = subjek Menanyakan = predikat Rumah Pak Tono = objek penderita Ahmad = objek penyertac. Jika subjek memerintah, objek penyerta melakukan perintah itu.Contoh : Guru memerintahkan menyalin soal kepada siswa. Guru = subjek

Memerintahkan = predikat Menyalin soal = objek penderita Siswa = objek penyerta5.keterangan ialah segala gagasan tambahan yang hubungannya dengan predikat agak renggang.Keterangan terbagi atas :a. Keterangan tempat (lokatif) : di mana, ke mana, dari mana, melalui, sampai.Contoh : Ia berlari sampai ke rumahnya.b. Keterangan waktu (temporal) : sudah, telah, nanti, akan, sedang, kemarin, sekarang, lusa, besokContoh : Besok kami berangkat ke Australia.c. Keterangan alat ( instrumental) : biasanya dinyatakan dengan kelompok kata : dengan + kata benda.Contoh : Saya menulis dengan pensil.d. Keterangan kesertaan ( komitatif ) ialah, keterangan yang menjelaskan ikut sertanya seseorangdalam suatu tindakan. Biasanya dinyatakan dengan kelompok kata : dengan + orang dan kata tugas bersama.Contoh : kami tidak pergi bersama abang ke Surabaya.e. Keterangan sebab ( kasual ) biasanya dinyatakan oleh kata-kata tugas : sebab, karena, oleh karena dan sebagainya.Contoh : kami tidak pergi ke pasar karena hujan.f. Keterang akibat ( konsekutif ) memakai kata tugas: sehingga, sampai, akibatnya.Contoh : Kami berlari hingga letih.g. Keterangan tujuan ( keterangan final ) kata tugas : agar, untuk, supaya, guna.Contoh : kami belajar dengan giat supaya lulus ujian akhir.h. Keterangan perlawanan ( konsesif ) kata tugas : meskipun, biarpun, walaupun, sekalipun, sungguhpun.Contoh : walaupun sakit,nilainya bagus juga.

Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata43

i. Keterangan Pembatasan yaitu keterangan yang menjelaskan dalam batas batas mengerjakan suatu perbuatan.Kata tugas : kecuali, selain dan sebagainya.Contoh : Setiap hari kami belajar, kecuali hari minggu.Keterangan :Kata kecuali untuk menyatakan hal yang satu satunya tidak ada yang lain lagi. Kata selain untuk hal- hal yang lainnya lagi selain yang telah disebutkan. Contoh : Selain dengan oplet, kita dapat pergi ke sana dengan becak atau bendi.j.Keterangan keadaan (situasi) yaitu menjelaskan suasana suatu perbuatan berlangsung.Contoh : Ia tinggal di sini dengan penuh kegembiraan. k. Keterangan sifat (kualitatif) yaitu yang menjelaskan dengan cara mana atau bagaimana melaksanakan suatu peristiwa.Contoh : Ia berlari dengan cepat.l.Keterangan jumlah (kuantitatif) yaitu yang menjelaskan beberapa kali suatu proses berlangsung. Contoh : Dia menampar orang itu dua kali.m.Keterangan perbandingan (komparatif)Kata tugas : sama, sebagai, sepertiContoh : Ia gagah sekali seperti ayahnya.n.Keterangan kesungguhan (modalitas)Keterangan kesungguhan terbagi atas :1) Keterangan kondisional (syarat)Kata tugas : jikalau, kalau sekiranya, seandainya, jika, andaikata, dan lain lain.Contoh : Engkau akan kubelikan Honda jika juara.2) Keterangan kepastianKata tugas : sungguh, sesungguhnya, pasti, tidak dan lain lain.Contoh : Ia pasti datang Ia tidak datang3) Keterangan kemungkinan atau potensialKata tugas : mungkinContoh : Mungkin dia datang besok pagi.4) Keterangan keragu raguan atau dubitatifKata tugas : Barang kali, kalau kalau, rupanya, kira kira Contoh : Barang kali ia datang 5) Keterangan harapan (optatif) dan keinginan (desideratif)Kata tugas : Mudah mudahan, sudi, hendaknya, dan lain lain Contoh : Mudah mudahan engkau sehat selalu 6) Keterangan ajakan (adhortatif) adalah keterangan yang menyatakan bahwa si pembicara mengajak untuk melakukan suatu tindakan.Keterangan ini dinyatakan oleh: baik, mariContoh : Mari kita makan7) Keterangan tujuan atau finalo.Keterangan aspek ialah keterangan yang mejelaskan terjadinya suatu proses secara obyektif. Untuk menyatakan tingkat kejadian secara obyektif bahasa Indonesia memiliki suatu kategori gramatikal yang disebut aspek.Macam macam keterangan aspek yang terpenting adalah :1) Aspek inkoatif adalah peristiwa mmulai terjadi. Dinyatakan oleh kata mulai atau partikel pun+lah

44Intisari dan Soal Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MAContoh : Mereka mulai belajar. Mereka pun pergilah.2) Aspek kompletif atau perfektif adalah peristiwa telah selesai atau mencapai akhirnya.Contoh : Abang sudah makan. Ayah telah mandi.3) Aspek inkompletif adalah suatu proses belum lengkap/tengah berlansung.Contoh : Pertandingan itu sedang dilangsungkan di lapangan Imam Bonjol.4) Aspek futuratif adalah perbuatan akan berlangsung.Contoh : Saya akan menulis surat.5) Aspek repetitif adalah proses terjadi sekali lagi. Contoh : Dia datang lagi kerumahku.6) Aspek frekuentatif adalah suatu proses terjadi berulang ulang.Contoh : Ia sering menulis surat kepadaku.Aspek ini dinyatakan oleh kata kata : selalu, kadang kadang, acapkali, sering.7) Aspek spontanitas (serta merta) ialah suatu proses terjadi dengan tidak disangka sangka.Aspek ini dinyatakan oleh kata kata : tiba tiba, sekonyong konyong, dan lain lain. Juga ada morfem morfem terikat yang turut mengundang aspek ini, misalnyaprefik ter Contoh : Tiba tiba memekiklah ia kegirangan. Ia jatuh tertunduk mendengar kata-kata yang kasar itu.

1.3.9Intonasi/Tekanan KalimatIntonasi adalah gabungan tekanan nada, tekanan tempo dan tekanan dinamik (diapakai dalam bahasa lisan).a. Tekanan Nada atau Tekanan Tinggi adalah tinggi rendahnya suara yang diucapkan sewaktu ber- bicara. Tekanan nada sangat penting karena mempunyai arti berbeda-beda.Contoh : Amir gila? (menyatakan rasa ingin tahu).Jika kata gila diucapkan dengan nada rendah bisa menyatakan rasa keheranan. Jika diucapkan dengan nada tinggi dapat menyatakan gertakan atau kemarahan.

Penggunaan Tekanan Nada Menyatakan perasaan Misalnya: gembira, senang, heran (nada tinggi, sedih, terharu (nada rendah). Untuk memisahkan induk kalimat dan anka kalimat. Anak kalimat atau induk kalimat yang terdahulu, diakhiri dengan nada tinggi, sedangkan induk kalimat atau anak kalimat yang diucapkan kemudian diucapkan dengan nada rendah. Pada akhir kalimat tanya, akhir kalimat diucapkan tinggi. Contoh : Ibu hendak ke mana ?b. Tekanan Tempo atau waktu adalah cepat lambatnya mengucapkan sesuatu. Dalam berbicara, bagian yang penting diucapkan lambat, bagian yang kurang penting diucapkan cepat.Contoh : Hadirin dipersilahkan berdiri !siswa harus rajin dan tekun belajar!

Penggunaan tekanan tempo Dalam aba-aba barisan.Kata kedua dari belakang diucapkan dengan lambat supaya didengar. Kata terakhir diucapkan dengan cepat agar dilakukan serempak.Contoh : Si a a a p, ..... grak!

45Bab I Tata Bentukan, Tata Makna dan Kosa Kata Menyatakan perasaan.Contoh : senang, gambira, marah, (diucapkan cepat)Terharu, sedih (diucapkan lambat)c. Tekanan dinamik atau keras lembut adalah keras lembutnya suara dalam mengucapkan kalimat.

Penggunaan tekanan dinamik Pada kata yang penting diucapkan dengan keras, yang kurang penting dengan tekanan biasa. Contoh : Anak-anak yang belum mandi, tidak boleh makan bersama. Kata yang berturut-turut diucapkan dengan keras.Contoh : Pergi ke sekolah harus membawa buku, pena, pensil, rol. Dua hal yang bertentangan diucapkan dengan keras.Contoh : Adiknya pandai, tetapi kakaknya bodoh.

1.4 Mengarang

Mengarang adalah kegiatan berbahasa dengan media tulisan. Tujuan mengarang menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Karangan berisi ide atau gagasan yang diuraikan selengkap-lengkapnya dan terdiri atas :a. Bab Babb. Pasal pasal c. Ayat ayat Dalam karangan singkat, penguraian bagian bagian tersusun berupa :a. Paragraf b. Kalimat kalimat

1.4.1 Paragraf (alinea)

1. Pengertian paragrafParagraf atau alinea adalah seperangkat (sekelompok) kalimat yang membicarakan suatu topik. Topik paragraf yaitu masalah yang dibicarakan dalam suatu paragraf (alinea).Untuk mengetahui topik paragraf dapat ditentukan dengan mengajukan pertanyaan.Mengenai apakah paragraf ini? Paragraf selalu kita jumpai dalam penulisan-penulisan seperti pada karangan ilmiah, karangan sastra, surat dan sebagainya. Karena dengan adanya paragraf dalam penulisan, akan memudahkan pembaca untuk memahami gagasan yang dibeberkan.Tanda untuk menuliskan paragraf ada dua macam yakni:a. Memulai kalimat permulaan agak ke dalam dari garis margin atau garis tepi (dijorokkan ke dalam)b. Memulai kalimat permulaan tidak dijorokkan ke dalam dari garis tepi (sama lurus) tetapi antara paragraf pertama dengan paragraf kedua dan seterusnya dikosongkan satu baris.

Contoh paragraf (2 paragraf)INDAHNYA SUASANA KEHIDUPAN DI PERKEMAHAN Berkemah merupakan salah satu sumber inspirasi bagi anak-anak remaja dan pemuda. Dari padanya banyak sekali dapat diperoleh kesan dan kenangan yang membuat indahnya kehidupan di Alam Remaja.

Intisari dan Soal Bahasa dan Satra Indonesia SMA/MA46Di perkemahan mereka hidup berkelompok, satu hal yang sering mereka idamkan. Mereka hidup merdeka, jauh dari keharusan-keharusan yang memaksa, yang biasanya datang dari orang lain.Dalam kehidupan