Interaksi Antara Organisme Dengan Lingkungannya.docx

38
Halaman Judul LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA Disusun oleh : Kelompok II PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Transcript of Interaksi Antara Organisme Dengan Lingkungannya.docx

Page 1: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Halaman Judul

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I

INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA

Disusun oleh :

Kelompok II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Halaman Pengesahan

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI

Oleh

Kelompok II

Yogyakarta, 24 Oktober 2013

Anggota

No. Nama NIM

1. Wahyu Marliyani 13312241005

2. Endah Setyo Rini 13312241010

3. Firda Putri Darojati 13312241013

4. Annisa Fitri Sholikhah 13312241027

5. Esny Yanuartika 13312241037

diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................

Mengetahui

Asisten

( )

Page 3: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................i

Halaman Pengesahan.....................................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................................iii

A. Judul.....................................................................................................1

B. Tujuan Percobaan...............................................................................1

C. Dasar Teori..........................................................................................1

D. Metode Praktikum............................................................................11

E. Data Hasil Observasi.........................................................................12

G. Pembahasan.......................................................................................14

H. Kesimpulan dan Saran......................................................................20

I. Daftar Pustaka......................................................................................21

J. Lampiran...............................................................................................22

Page 4: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

A. Judul

Interaksi antara Organisme dengan Lingkungan

B. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat :

1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.

2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu&kelembaban tanah, suhu&kelembaban

udara, intensitas cahaya) tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.

3. Memerikan sifat khemis (Ph dsb). Tanah atau permukaan lahan lokasi

pengamatan.

4. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada didalam lokasi

pengamatan.

5. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada didalam lokasi

pengamatan.

6. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada dilokasi pengamatan.

7. Mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya.

C. Dasar Teori

Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah atau tempat

tinggal, dan logos berarti ilmu.Jadi ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk

hidup dalam rumahnya, rumah tangga makhluk hidup.

a) Lingkungan Hidup

1. Tanah

Tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk

pertanian.

Peranan tanah sebagai produksi pertanian adalah sebagai berikut:

Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman

Tanah sebagai gudang tempat unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman

Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman

Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi

pertumbuhan tanaman. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993)

Kondisi tanah yang perlu kita ketahui antara lain :

a. Ketebalan Top soil

Page 5: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15 sampai 35 cm atau

lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada lapisan inilah hidup dan

penghidupan manusia akan bertumpu. Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat

hara mineral yang sangat diperlukan bagi tnaman terdapat pada lapisan tanah ini.

b. Suhu dan kelembaban tanah

Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan

kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan sangat

menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Terhadap pelapukan bahan induk

tanah suhu juga sangat besar peranannya.Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara,

dan suhu tanah sangat tergantung pada suhu udara.Suhu tanah lapisan atas mengalami

fluktuasi dalam satu satu malam dan tergantung musim.Fluktuasi itu juga tergantung pada

keadaan cuaca, topografi daerah, dan keadaan tanah.

Suhu permukaan tanah dapat diukur dengan termometer air raksa.Untuk mengukur

suhu tanah bagian dalam bisa digunakan termometer tanah atau thermistor.(Nurdin

Muhammad Suin, 1997)

Temperatur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat berpengaruh

pada proses-proses yang terjadi di tanah seperti pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi

kimia dan lain-lain, dan juga dapat mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman melalui

perubahan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas microbial, ketersediaan unsur hara tanah.

Umumnya fluktuasi atau naik turunnya temperatur dalam tanah lebih kecil daripada

fluktuasi temperatur udara.Hal ini menyebabkan temperatur udara menjadi faktor pembatas

yang lebih utama daripada temperatur tanah.

Temperatur tanah mempengaruhi aktivitas jasad renik dalam tanah.Hal ini terbatas

pada temperatur di bawah 10o C. Tingkat aktivitas optimum bagi jasad hidup tanah terjadi

pada temperatur antara 18o-30o C. Bakteri dapat memfiksasi nitrogen dari udara dengan baik

yaitu pada keadaan panas atau tanah agak kering.Pada temperatur di atas 40oC jasad hidup

tanah tidak dapat aktif.Begitu pula nirifikasi tergantung pada temperature, dengan temperature

sekitar 30o C sebagai temperatur yang optimum.Temperatur rendah memperlambat

pengambilan kalium oleh akar tanaman.

Temperatur lapisan tanah atas, mengalami perubahan selama 24 jam, dan perubahan

ini tergantung pada musim. Sedangkan lapisan tanah bawah sampai kedalaman 1 m tidak

banyak mengalami perubahan temperatur.Perubahan temperatur tanah ini tergantung pada

Page 6: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

banyaknya panas yang diterima dari matahari.Hal ini banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca,

bentuk daerah, dan keadaan tanah. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993: 60-61)

Kelembaban tanah erat hubungannya dengan pembahasan mengenai dengan

penyebaran pori-pori dalam tanah.Terdapat bermacam-macam ukuran pori-pori tanah yang

fungsinya bagi pertumbuhan tanaman dapat berbeda-beda. Pori tanah yang ukurannya

bernacam-macam itu dapat dibagi ke dalam pori berguna dan pori tidak berguna bagi

tanaman. Yang dimaksud pori tidak berguna adalah pori yang mengandung air sedemikian

rupa hingga akar tanaman tidak dapat menghisapnya. Pada keadaan ini kemudian tanaman

akan layu. Untuk mengeluarkan air yang sangat sedikit dalam pori ini (0,2 mikron) diperlukan

gaya sebesar 15 atm (pF 4,2) yang merupakan kekuatan maksimum akar tanaman secara

umum. Sedangkan pori-pori berukuran lebih dari 0,2 mikron adalah pori yang berguna, terdiri

dari pori yang diisi oleh air yang tersedia dan oleh udara tanah, atau dalam keadaan jenuh

seluruhnya diisi air termasuk air drainase untuk pembuangan. Air yang tersedia menempati

pori berukuran antara 0,2-8,6 mikron, sedangkan gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan

air ini cukup dengan 1/3 atm (pF 2,54). Pori-pori berukuran 30 mikron termasuk pori drainase

cepat atau, kalau tidak jenuh air, disebut pori airasi yang berisi udara tanah. Pori berukuran

antara 8,6–30 mikron disebut pori drainase lambat, oleh karena gerakan airnya lambat. Oleh

sebab itu air tersedia bagi tanaman.

Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan

tata air dan udara yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah dapat

menghisap unsur hara. Tata air dan udara yang baik ini yaitu bila pori yang terisi air minimum

10% dan pori terisi udara minimum atau 10% atau lebih. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993: 61-

62)

c. Kedalaman Tanah (Solum)

Mengetahui solum tanah itu penting, baik pada pelaksanaan pertanian itu sendiri

maupun bagi pembangunan prasana bagi kepentingan pertanian tersebut. Apabila solum tanah

cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka harapan-harapan para petani untuk

meningkatkan produksinya akan selalu dapat terwujud lebih-lebih dengan adanya perawatan

dan pemeliharaan terhadap tanah tersebut.

d. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer dan agregat-agregat primer tanah

yang secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut

agregat.Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat mempengaruhi

Page 7: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan pereedaran air, udara dan panas,

aktifitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik,

dan mudah tidaknya akar dapat menembus tanah lebih dalam.

Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang

pori-pori yang baik yaitu terapatnya ruang pori di dalam dan di antara agregat yang dapat diisi

air dan udara sekaligus mantap keadaannya.

Suatu profil tanah tertentu bisa terdiri dari suatu pola sruktur tunggal, sering

sejumlah bentuk agregasi dipergunakan untuk menilai horizon demi horizon. Proses dan

karakteristik tanah seperti gerak tanah, perpindahan lengas, tata udara, berat volume tanah,

porositas, dan infiltrasi banyak dipengaruhi oleh keadaan struktur tanah.

Struktur tanah terbentuk dengan jalan penggabungan butir-butir primer tanah oleh

pengikat koloid tanah yaitu koloid liat dan humus menjadi agregat primer.Penggabungan

agregat-agregat primer ini tersusun lagi menjadi bentukan-bentukan yang masing-masing

dibatasi bidang-bidang permukaan tertentu.Agregat primer disebut juga struktur mikro

sedangkan agregat sekunder yang merupakan struktur pada lapisan tanah atas atau lapisan

olah disebut struktur makro. Agregat mikro berukuran antara 0,25-0,5 mm sedangkan agregat

makro paling besar berukuran 10 mm. Sedangkan agregat yang berukuran lebih dari 10 mm

disebut dengan bongkah.

Terdapat berbagai bentuk struktur tanah yang terdapat di lapangan, yaitu:

1) Struktur yang sederhana

Struktur yang sederhana terdiri dari:

Struktur butir tunggal

Sebenarnya bukan merupakan struktur melainkan campuran butir-butir primer

yang kasar tanpa adanya atau sedikit sekali bahan pengikat agregat.Struktur

tersebut terjadi pada tanah-tanah pasir, pasir berlempung, dan pasir

berdebu.Keadaan porositas tanah cukup tinggi dengan pori-pori makro yang

dominan sehingga mudah melakukan air untuk infiltrasi dan penguapan.

Struktur pejal (masif)

Seperti pada struktur butir tunggal, tetapi di sini kohesinya sangat besar

sehingga pejal, dengan ruang pori yang bersambung biasanya terdapat pada

horizon yang lebih bawah. Contohnya pada gumpalan tanah pejal hasil

pembajakan.

2) Struktur gabungan/pautan

Page 8: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Sruktur ini mempunyai permukaan bidang bilah alami yang dapat dilihat dengan

jelas. Struktur gabungan ini terdiri dari :

Struktur kubus

Sumbu vertikal dan horizontalnya hampir sama panjang.

Struktur tipe tiang prismatik

Struktur ini mempunyai sumbu vertikal lebih panjang daripada sumbu

horizontal.Permukaan bidang bilah vertikal sangat dominan.

Struktur tipe lempeng

Struktur ini mempunyai sumbu horizontal lebih panjang daripada

sumbu vertikal.Permukaan bidang bilah horizontal lebih dominan.

Struktur remah

Struktur ini terdapat ruang pori makro nonkapiler yang tidak dapat

menampung air, oleh karena itu biasanya diisi oleh udara tanah. Sedangkan

ruang pori mikro di antara agregat primer bersifat kapiler yang dapat

menampung air hujan dan tidak merembes ke bawah sehingga berguna bagi

tanaman. Struktur remah ini bisa atau tidak bisa larut dalam air hujan

tergantung dari sifat bahan perekat butir-butir primer tanah yang

membentuk struktur remah tersebut. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993: 50-53)

e. Tekstur Tanah

Partikel tanah berbeda-beda ukurannya.Berdasarkan ukurannya maka partikel tanah

digolongkan atas fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah adalah perbandingan antara

partikel tanah yang berupa liat, debu, dan pasir dari suatu massa tanah. (Nurdin Muhammad

Suin, 1997)

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam

suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt), dan

pasir(sand). Butir tunggal tanah diberi istilah partikel tanah, dan golongan partikel tanah

diberi istilah fraksi tanah.

Tekstur suatu horizon tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah, berlainan

dengan struktur dan konsistensi memang terkadang didapati perubahan dalam lapisan itu

sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaan atau berkembangnya lapisan permukaan

yang baru.Pemindahan ini dapat juga disebabkan oleh erosi tanah.

Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi,

penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah.

Page 9: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Untuk mendapat gambaran yang lebih objektif mengenai tekstur tanah, para pakar

tanah menggolongkan besar partikel-partikel tanah atas beberapa golongan yang disebut

fraksi tanah.

Dari penggolongan yang terpenting ialah:

1. Fraksi pasir (sand): diameternya antara 2mm dan 0,05mm (50μ)

2. Fraksi debu (silt): diameternya antara 50μ dan 2μ

3. Fraksi lempung (clay): diameternya lebih dari 2μ

Partikel yang lebih kecil dari 2mm disebut pula tanah halus.Yang lebih besar dari

2mm tidak dianggap tanah dan digolongkan sebagai kerikil untuk yang kecil dan batu untuk

yang besar dengan batas ukuran lebih 20mm.

Penggolongan tekstur tanah didasarkan atas perbandingan kandungan lempung,

debu, dan pasir penyusun tanah. Nama kelas tekstur tanah pada umumnya diambil dari fraksi

yang sebagian besar dikandung massa tanah tersebut jika campuran partikel lain dapat

diabaikan karena sedikitnya, sehingga di kenal kelas-kelas tekstur tanah :

1. Tanah pasir kasar (coarse sand)

2. Tanah pasir (sand)

3. Tanah pasir sangat halus (very fine sand)

4. Tanah debu (silt)

5. Tanah lempung (clay)

6. Tanah lempung berat (heavy clay)

Jika tercampur sedikit fraksi lain maka nama-nama kelas tekstur tanahnya menjadi:

1. Tanah lempung pasiran (sandy clay)

2. Tanah lempung debuan (silt clay)

Kecuali itu juga terdapat istilah geluh (loam) untuk menunjukkan massa tanah yang

terdiri atas ketiga fraksi dalam perbandingan sekitar sama besar, dan jika salah satu agak lebih

banyak maka dikenal nama-nama tekstur tanah sebagai berikut:

1. Tanah geluh (loam)

2. Tanah pasir geluhan (loamy sandy)

3. Tanah geluh pasiran (sandy loam)

4. Tanah geluh debuan (silt loam)

5. Tanah geluh lempungan (clay loam)

6. Tanah geluh lempung pasiran (sandy clay loam)

7. Tanah geluh lempung debuan (silty clay loam)

Page 10: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Pembatasan ketiga fraksi masing-masing tanah dapat digambarkan dalam segitiga

yang disebut trianguler texture.Titik sudutnya menunjukkan 100% salah satu fraksi,

sedangkan tiap sisi menggambarkan persen berat masing-masing fraksi mulai 0%-

100%.Segitiga ini terbagi atas tiga belas bidang yang menunjukkan masing-masing tekstur

tanah.

Keterangan

X% = presentase pasir

Y% = presentase liat

Z% = presentase debu

f. Keasaman dan Salinitas Tanah

Sifat khemis tanah dapat dilihat dari pH tanah.Metode pengukuran pH tanah ada dua

macam, yaitu secara kolorimetri dan pH meter. Pengukuran pHtanah secara kolorimetri

adalah berdasarkan perubahan warna dengan menggunakan indikator, yang mana warna

indikator tidak sama pada kadar ion H yang berbeda. (Nurdin Muhammad Suin, 1997)

Reaksi tanah atau pH tanah dibagi ke dalam tiga keadaan yaitu reaksi tanah masam,

reksi tanah netral, dan reksi tanah basa atau alkali.Reaksi tanah ini secara umum dinyatakan

dengan pH tanah yaitu dari 0-14.

Beberapa pH angka tanah :

Reaksi Tanah pH

Page 11: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Paling masam (ekstrim) Kurang dari/sama dengan 4,0

Sangat asam 4,0-4,5

Asam 4,5-5,5

Agak asam 5,5-6,5

Netral 6,5-7,5

Agak basa 7,5-8,5

Basa 8,5-9,0

Sangat basa 9,0

Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada

reaksi tanah yang netral, yaitu pH 6,5-7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup

banyak (optimal). Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur fosfor,

kalium, belerang, kalsium, magnesium, dan molibdinum menurun dengan cepat. Sedangkan

pH tanah lebih dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, besi, mangan, barium,

tembaga, dan seng ketersediaannya relatif jadi sedikit. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993: 85-91)

2. Iklim

Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekositem alam sehingga kehidupan

baik manusia, hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfir dengan proses-

prosesnya. Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama

mminimal 30 tahun sifatnya tetap. Radiasi matahari merupakan sumber energi bagi peristiwa

peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi kehidupan, dapat dianggap

sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar.

3. Suhu

Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang dapat diukur berdasarkan skala

tertentu dengan menggunakan berbagai termometer. Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu

di muka bumi dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – perhari – permusim.

b. Pengaruh daratan atau lautan.

c. Pengaruh ketinggian tempat.

d. Pengaruh angin secara tak langsung, misalnya angin yang membawa panas dari

sumbernya secara horizontal.

e. Pengaruh panas laten, panas yang disimpan dalam atmosfer.

f. Penutup tanah, tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur < daripada tanah

tanpa vegetasi.

Page 12: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

g. Pengaruh sudut datang sinar matahari, sinar yang vertikal akan membuat suhu >

daripada yang datangnya miring.

h. Tipe tanah, tanah tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.

4. Kelembaban udara

Tentang kelembaban di bagian muka telah dijelaskan secara ringkas, dibawah ini akan

dikemukakan pula secara ringkas dalam hubungannya dengan menjelaskan tentang iklim.

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara, dalam hal ini kita mengenal

beberapa istilah, antara lain :

a. Kelembaban mutlak

Adalah masa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakan dalam

gram/m3.

b. Kelembaban spesifik

Merupakan perbandingan masa uap air di udara dengan satuan masa udara yang

dinyatakan dalam gr/kg.

c. Kelembaban relative

Merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air

yang dikandung secara tertentu yang dinyatakan dalam %. Angka kelembaban relative : 0

– 100%, 0% artinya udara kering, 100% artinya udara jenuh dengan uap air yang artinya

kan terjadi titik-titik air hujan.

5. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya tergantung pada sudut jatuhnya sinar. Apabila di waktu pagi hari

dan sore hari sudut jatuhnya sinar kecil sehingga intensitas cahaya yang mengenai permukaan

tanah kecil. Begitu pula pada waktu siang hari. Sudut jatuhnya sinar matahari tegak lurus

dengan permukaan bumi sehingga intensitas cahaya yang diterima oleh permukaan bumi

tinggi.

Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan penguapan pada tumbuhan juga

tinggi. Apabila penguapan yang tinggi tidak disertai dengan penyerapan air dan unsure hara

tanah maka tumbuhan bias layu dan akhirnya mati. Sedangkan pada hewan dapat

mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

b) Interaksi Antar Organisme

Kita telah mengetahui bahwa antara satu individu denagn individu yang lainnya terjadi

suatu interaksi.Hal ini juga berlaku dalam populasi dari suatu spesies dengan populasi spesies

Page 13: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

lainnya. Interaksi antarspesies ini akanmempengaruhi sifat-sifat dari masing-masing populasi

yang berinteraksi. Pengaruh-pengaruh yang mungkin terdapat dalam saling interaksi itu

adalah :

1. Netralisme dan Antibiosis

Netralisme adalah hubungan yang tidak saling mempengaruhi, meskipun berbagai

organisme hidup pada habitat yang sama. Netralisme terjadi jika nisianya berbeda. Akan

tetapi, pada dasarnya hubungan yang benar-benar netrla tidak ada, sebab setiap organisme

memerlukan gas, ruangan, air dan cahaya yang sama serta mengeluarkan sisa-sisa yang dapat

mengganggu organisme lai.

Antibiosis adalah interaksi antar organisme dimana salah satu organisme menghasilkan

zat antibiotik atau racun yang berbahaya bagi organisme lainnya. Misalnya, interaksi antara

jamur Penicillium dengan spesies mikroorganisme lain. Jamur penicillium mengeluarkan

antibiotik yang dapat atau mematikan organisme lain yang hidup di sekitarnya.

2. Predator-Mangsa

Harimau makan kijang, singa makan jerapah, elang makan tikus, ular makan kelinci.

Harimau,singa,ular,elang adalah predator (Latin : praeda = mangsa), yaitu organisme yang

membunuh dan makan hewan. Organisme yang dimakan dinamakan mangsa. Ada predator

yang membunuh mangsanya dulu, kemudian baru memakannya; ada juga predator yang

menangkap mangsanya, kemudian langsung memakannya meskipun mangsanya itu belum

mati.

3. Simbiosis

Simbiosis adalah hubungan erat antara dua organisme berbeda spesies yang hidup

bersama. Simbiosis dibedakan menjadi :

a) Simbiosis mutualisme, adalah hubungan yang saling menguntungkan antara dua spesies

organisme yang hidup bersama.

b) Simbiosis parasitisme,adalah hubungan antara dua organisme berbeda spesies dimana

salah satu pihak mendapatkan keuntungan sedangkan pihak lain dirugikan. Organisme

yang hanya hidup pada tubuh organisme yang masih hidup, dan mendapatkan

makanannya dari organisme tersebut disebut parasit. Organisme tempat hidup parasit ini

dinamakan inang. Hubungan parasit dan organisme inang menguntungkan parasit dan

merugikan mangsa.

c) Simbiosis komensalisme, adalah hubungan antara dua spesies organisme yang satu

menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan juga tidak

Page 14: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

dirugikan. Organisme yang mendapatkan keuntungan disebut komensalisme.

d) Simbiosis amensalisme, salah satu populasi bersifat amensal, mendapat hambatan, sedang

populasi lain tidak mendapat pengaruh apa-apa dari interaksi itu.

4. Persaingan atau Kompetisi

Kompetisi atau Persaingan adalah hubungan antara individu dari spesies yang berbeda

untuk memperebutkan mangsa yang sama. Contohnya adalah adanya persaingan antara tikus

dan burung gelatik untuk memperebutkan makanannya yaitu padi. Tumbuhan pengganggu

seperti rumput teki, rumput jejagoan, eceng, bersaing dengan padi dalam hal cahaya, hara, air

dan ruang.

5. Protokoperasi

Interaksi yang memberi pengaruh positif bagi kedua belah pihak tetapi tidak merupakan

syarat bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup bagi salah satu populasi yang berinteraksi.

Protokoperasi adalah bentuk interaksi positif di mana dua populasi saling menolong satu sama

lain tetapi membutuhkan organisme lain untuk kelangsungan hidupnya.

c) Hubungan Saling Ketergantungan

Saling ketergantungan antarkomponen biotik

Saling Ketergantungan Antarindividu Satu Spesies

Antarindividu satu spesies (sejenis) terdapat saling ketergantungan antara lain

memperoleh makanan, membuat sarang, dan berkembang biak

Saling Ketergantungan Antarindividu Berbeda Spesies

Saling ketergantungan antarindividu berbeda spesies terjadi antara lain dalam peristiwa

makan-dimakan. Peristiwa makan-dimakan mengakibatkan terbentuknya rantai makanan,

jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi.

D. Metode Praktikum

a. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat : Halaman Laboratorium Fisika

Waktu : Praktikans, 24 Oktober 2013

Jam : 11.00 – 12.40

b. Bentuk Kegiatan

Observasi dan studi pustaka

Page 15: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

c. Objek Pengamatan

Komponen abiotik dan biotik pada lokasi pengamatan di lingkungan terestrial.

d. Alat dan Bahan

1. Termometer ruang

2. Higrometer

3. pH meter

4. Luxmeter

5. Roll meter

6. Cetok

7. Akuades

8. Kapas

9. Raffia

10. Tabung reaksi

11. Penggaris

e. Langkah Kerja

E. Data Hasil Observasi

1. Komponen Abiotik

Aspek yang diukur / diamati

Struktur tanah

a) Debu

b) Liat

Lempung liat berpasir

22,22 %

26,67%

Membuat plot 1x1 m2 untuk membatasi lokasi pengamatan

Mengambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi bagian top sil kedalaman 15 cm dengan menggunakan cetok. Kemudian

menentukan tekstur dan struktur tanah (presentase masing-masing komponen liat, berpasir, berhumus, dsb.)

Mengukur pH, suhu, dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi pengamatan.

Mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, dan intesitas cahaya pada lokasi pengamatan

Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan, menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menentukan bentuk

interaksi antar komponen biotik ataupun antara biotik dengan abiotik

Mencatat hasil pengukuran atau pengamatan pada table

Page 16: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

c) Pasir 51,11%

Kelembaban udara 74 0C

Suhu udara 31 0C

Kecepatan angin 1,8 m/s

Suhu tanah 28 0C

pH tanah 6,9

Intensitas cahaya 1 candela

2. Komponen Biotik

Jenis

Komponen

Biotik

JumlahKepadata

nCara Hidup

Bentuk

Interaksi

Rumput ++ ++/1m2 Bebas Kompetisi

Semut merah 9 9/1m2 Di atas tanah Kompetisi

Semut hitam 8 8/1m2 Di dalam tanah Kompetisi

Undur-undur 1 1/1m2 Di dalam tanah Kompetisi

Cemara norfolk 1 1/1m2 Bebas Kompetisi

Keterangan :

+ : jumlahnya sedikit

++ : jumlahnya banyak

+++ : jumlahnya banyak sekali

3. Jenis Asosiasi atau Interaksi

Gejala AsosiasiNama Organisme yang

Terlibat dalam AsosiasiJenis Asosiasi

Mengorek-orek tanahSekelompok Semut

hitam

Interaksi antara biotik

dan abiotik

Berjalan di atas rumputSekelompok semut

merah

Interaksi antara abiotik

dan biotik

Menggali tanahSekelompok semut

hitam

Interaksi antara abiotik

dan biotik

Menggali tanah Undur-undur Interaksi antara abiotik

Page 17: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

dan biotik

F. Analisis Data

Kepadatan Organisme

a. Semut merah

Kepadatan = ∑ semut merah

Luas plot=

91=9

organisme

m2

b. Semut hitam

Kepadatan = ∑ semut hitam

Luas plot=

81=8

organisme

m2

c. Undur – undur = ∑ undur−undur

Luas plot=

11=1

organisme

m2

d. Tumbuhan cemara Norfolk = ∑ cemara norfolk

Luas plot=

11=1

organisme

m2

G. Pembahasan

Observasi yang bertopik interaksi antara organisme dengan lingkungan, yang

telah dilaksanakan pada hari Praktikans 24 Oktober 2013 di halaman depan

Laboratorium Fisika, memiliki tujuan agar mahasiswa dapat memerikan jenis tanah

atau permukaan lahan lokasi pengamatan, memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan

kelembaban tanah, suhu dan kelembaban udara, intensitas cahaya) tanah atau

permukaan lahan lokasi pengamatan, memerikan sifat khemis (pH dan sebagainya)

tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan, menyebutkan jenis-jenis dan

spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi pengamatan, menyebutkan jenis-jenis

dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi pengamatan, menjelaskan jenis-jenis

asosiasi yang ada di lokasi pengamatan, mengaitkan sifat spesifik organisme dengan

spesifikasi lingkungannya.

Adapaun alat yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu termometer

ruang, hygrometer, pH meter, luxmeter, roll meteer, kantong plastik, cetok, aquades,

kapas, rafia, pipet, pinset, gelas beker, dan kertas label. Sedangkan objek biologi yang

diamati yaitu komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan di lingkungan

terestrial.

Cara kerja yang dilakukan praktikan dalam praktikum tersebut yang pertama

adalah membuat plot 1 x 1 m2 untuk membatasi lokasi pengamatan, yang kedua

Page 18: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

dengan menggunakan cetok, mengambil sampel tanah dibeberapa sudul lokasi bagian

top sill kedalaman 15 cm, kemudian menentukan tekstur dan struktur tanah

( presentase masing-masing komponen liat, berpasir, berhumus dan sebagainya).

Selanjutnya yaitu mengukur pH, suhu dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi

pengamatan, selain itu juga mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin,

dan intensitas cahaya pada lokasi pengamatan. Langkah selanjutnya praktikan

mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan, dan

menghitung jumlahnya serta mengamati atau menententukan bentuk interaksi antar

komponen biotik ataupun antara biotik dengan abiotik, hasil pengukuran atau

pengamatan ditulis ke dalam table pengamatan.

Didalam plot yang praktikan ambil terdapat komponen abiotik dan komponen

biotik. Komponen abiotik adalah komponen tak hidup. Aspek yang diukur yang

diamati mengenai komponen abiotik ini diantaranya adalah struktur tanah,

kelembaban udara, suhu udara, kelembaban tanah, suhu tanah, dan pH tanah.

Sedangkan komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup. Pada

komponen biotik ini praktikan mengidentifikasi mengenai jenis komponen biotik,

jumlah, kepadatan, dan cara hidupnya, serta bentuk interaksinya. Selain komponen

biotik dan komponen abiotik praktikan juga mengobservasi jenis asosiasi atau

interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik, sesama komponen biotik,

dan sesama komponen abiotik.

Berikut adalah uraian pembahasan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan

oleh praktikan yaitu:

1. Jenis Tanah atau Permukaan Lahan Hasil Pengamatan

Komponen abiotik yang berhasil diobservasi oleh praktikan yaitu struktur

tanah. Tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai

produk pertanian. Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer dan agregat-agregat

primer tanah yang secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-

bidang yang disebut agregat. Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting

karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa

perbaikan pereedaran air, udara dan panas, aktifitas jasad hidup tanah, tersedianya

unsure hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat

menembus tanah lebih dalam.

Page 19: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Struktur tanah yang praktikan amati terdiri dari tanah debu, tanah liat, dan

tanah pasir. Pengamatan struktur tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah

dengan kedalaman 15 cm dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahi

air., lalu mengkocoknya. Menunggu sampai tanah mengendap. Setelah terjadi

pengendapan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda.

Dari pengamatan yang praktikan lakukan didapatkan hasil bahwa terdapat tiga

lapisan dari bawah ke atas yaitu lapisan pasir, lapisan tanah liat, dan lapisan debu.

Diukur dengan menggunakan penggaris, didapatkan hasil bahwa tebal lapisan pasir

adalah 2,3 cm, tebal lapisan tanah liat 1,2 cm, dan tebal lapisan debu yaitu 1 cm.

Tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besar partikel tanah

dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay),

debu (silt), dan pasir (sand). (M. Isa Darmawijaya, 1997).

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa persentase tekstur tanah adalah sebagai

berikut :

Pasir : 51,11 %

Tanah liat : 26,67 %

Debu : 22,22 %

Dengan menggunakan ketiga data ini, dapat diketahui jenis tanah atau

permukaan lahan lokasi pengamatan dengan cara menganalisis atau mengolah data

pada segitiga tekstur tanah. Berdasarkan pengolahan data pada skema segitiga tekstur

tanah, diketahui perpotongan dari ketiga garis tekstur tanah dan hasil yang diperoleh

menyatakan bahwa jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan termasuk ke

dalam jenis tanah “Lempung liat berpasir”. Lempung liat berpasir terasa agak jelas.

Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk gulungan

jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat melekat.

2. Sifat Fisik Klimatik Tanah atau Permukaan Lahan Pengamatan

a. Kelembaban Tanah

Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan

yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat

penting untuk studi potensi air dan studi neraca air.

Dalam pengamatan ini praktikan tidak mengukur kelembaban tanah

dikarenakan keterbatasan alat. Akan tetapi berdasarkan peengamatan suhu dan

kelembaban udaranya, kelembaban tanah tidak terlalu tinggi.

Page 20: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

b. Kelembaban Udara

Kelelmbaban adalah konsentrasi uap air di udara. Fungsi dari kelembaban

udara salah satunya dalam hal respirasi, gutasi, dan transpirasi tumbuhan berperan

mengatur dan mengkondisikan efektifitas dari penggunaan air dan mineral dari dalam

tanah.

Dalam pengamatan diperoleh hasil bahwa kelembaban udara sebesar 74˚C.

Keadaan ini tidak begitu lembab dikarenakan cuaca pada saat pengamatan tergolong

cuaca yang baik hanya sedikit mendung dan berangin.

c. Temperatur/Suhu

Temperatur tanah mrupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat

berpengaruh pada proses-proses yang terjadi di tanah seperti pelapukan dan

penguraian bahan induk, reaksi kimia dan lain-lain, dan juga dapat mempengaruhi

pada pertumbuhan tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas

microbial, ketersediaan unsur hara tanah.

Berdasarkan pengamatan, temperatur tanah yang terukur dengan menggunakan

hygrometer yang juga dapat mengukur suhu, diperoleh temperatur sebesar 28oC.

Temperatur tanah mempengaruhi aktivitas jasad renik dalam tanah. Tingkat aktivitas

optimum bagi jasad hidup tanah terjadi pada temperature antara 18o-30o C. Jadi area

ini merupakan tempat yang cocok bagi jasad renik dalam tanah untuk beraktivitas,

seperti bakteri pengikat N2 yaitu Nitrobacter, bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus

yang dapat mengikat N2 dari udara. Karena temperatur tanah pada percobaan ini

mendukung aktivitas mikrtobial maka aktivitas pengikatan N2 dari udara dapat

berjalan baik sehingga dapat menyuburkan tanah pada lahan lokasi pengamatan ini.

d. Intensitas cahaya

Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya pada lokasi pengamatan digunakan alat

yaitu luxmeter. Luxmeter ini penggunaannya harus ekstra hati-hati, tidak boleh ada sedikit

getaran pun pada saat melakukan pengukuran karena jika bergerak sedikit saja angka yang

tertera pada layar akan berubah sehingga nilai intensitas cahaya tidak seuai dengan yang

sebenarnya. Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh data intensitas cahaya yaitu 1candela.

Hal tersebut didasari. karena faktor cuaca yang sedang mendung. Cahaya matahari akan

berpengaruh pada proses pembuatan makanan pada tumbuhan atau fotosintesis serta tingkah

laku dan kegiatan hewan

Page 21: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

e. Kecepatan Angin

Untuk menentukan kecepatan angin di lokasi pengamatan, alat pengukur yang

digunakan praktikan adalah hygrometer. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan

diperoleh hasil 1,8 m/s.

3. Sifat Khemis Tanah atau Permukaan Lahan Lokasi Pengamatan

Sifat khemis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan yang meliputi pH tanah.

Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada reaksi tanah

yang netral, yaitu pH 6,5-7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak

(optimal). Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium,

belerang, kalsium, magnesium, dan molibdinum menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah

lebih dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, besi, mangan, barium, tembaga, dan

seng ketersediaannya relative jadi sedikit.

Pada lokasi pengamatan, tanahnya memiliki pH 6,9 yang berarti tanah tersebut

bersifat asam tapi tidak jauh pada keadaan netral yakni yang memiliki pH 7. Jadi pada

areal tersebut ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium, magnesium,

dan molibdinum mengalami penurunan dengan.

4. Jenis-jenis dan Spesifikasi Vegetasi yang Ada

Vegetasi merupakan petunjuk kemampuan tanah atau sifat-sifat tanah tertentu.

Umumnya perbedaan vegetasi liar juga merupakan indikasi perbedaan jenis tanah.

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis tanaman atau vegetasi yang ada

pada permukaan lahan dapat diketahui bahwa jenis tumbuhan yang teramati adalah

vegetasi rerumputan dan satu tanaman cemara Norfolk. Jumlah organisme tumbuhan

dalm plot ini dinyatakan dengan tanda (+), jika jumlahnya banyak maka semakin

banyak jumlah (+) dan bila sedikit maka jumlah (+) semakin sedikit. Berdasarkan

jumlah yang sudah dihitung, dapat ditentukan kepadatan dari setiap jenis tumbuhan .

Kepadatan ini berhubungan dengan jumlah individu dengan ruang yang mereka

tempati pada waktu tertentu. Untuk mengetahui kepadatan dari sebuah lokasi, dapat

dihitung dengan membagi jumlah individu tiap jenis dengan luas lokasi yang diamati.

Selain dapat diamati jumlah dan dihitung kepadatannya, jenis tumbuhan yang ada pada

plot juga dapat diamati bagaimana cara hidup dan bentuk interaksinya. Cara hidup

menunjukan bagaimana dia hidup, apakah hidup bebas, menumpang, terlindung, atau

Page 22: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

merambat pada pohon lain. Untuk tumbuhan pada plot satu, sebagian besar menggunakan

cara hidup bebas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tumbuhan-

tumbuhan itu hidup bebas sendiri tanpa menumpang pada tanaman lain.

5. Jenis-Jenis dan Spesifikasi Hewan yang Ada

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis hewan yang ada pada permukaan

lahan dapat diketahui bahwa jenis hewan yang teramati adalah semut merah, semut hitam dan

undur-undur. Jumlah organisme dalm plot ini dapat dihitung jumlahnya, yaitu semut merah 9

ekor, semut hitam 8 ekor, undur-undur 1 ekor. Berdasarkan jumlah yang sudah dihitung, dapat

ditentukan kepadatan dari setiap jenis hewan . Kepadatan ini berhubungan dengan jumlah

individu dengan ruang yang mereka tempati pada waktu tertentu. Untuk mengetahui

kepadatan dari sebuah lokasi, dapat dihitung dengan membagi jumlah individu tiap jenis

dengan luas lokasi yang diamati.

Seperti halnya tumbuhan, selain menghitung kepadatan organisme hewan yang ada

pada plot, cara hidup dan bentuk interaksi hewan pun ikut diamati. Pengamatan mengenai

cara hidup yang ada pada hewan pun berbeda dengan cara hidup yang ada pada tumbuhan.

Cara hidup hewan dapat dinyatakan hidup di atas tanah, dan di dalam tanah. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan pada plot, dapat diamati bahwa cara hidup semut merah adalah di

atas tanah. Hal ini dikarenakan, semut merah tersebut sedang melakukan kegiatan di atas

tanah. Cara hidup di atas tanah ini kemudian dibedakan kembali berdasarkan kegiatan atau

aktivitas yang mereka lakukan. Sedangkan untuk semut hitam dan undur-undur cara hidupnya

dibawah tanah karena sedang melakukan penggalian pada permukaan tanah.

6. Jenis-jenis Asosiasi

Asosiassi merupakan hubungan atau interaksi antara makhluk hidup yang satu

dengan yang lain. Ini dapat terjadi dalam spesies yang sama (intraspesies) maupun

spesies yang berbeda (interspesies). Jenis asosiasi antarmakhluk hidup dapat berupa

netralisme, kompetisi, protokoperasi, komensalisme, mutualisme, amensalisme,

predasi dan parasitisme.

Pada lokasi pengamatan, terdapat beberapa jenis asosiasi. Asosiasi yang

pertama yaitu kompetisi intraspesies. Nama organisme yang terlibat dalam asosiasi ini

yaitu rumput yang sejenis saling memperebutkan unsur hara tanah dan mineral-

mineral lain untuk diolah menjadi makanan. Untuk kompetisi intraspesies pada jenis

hewan organisme yang teribat yaitu semut merah dengan semut merah berkompetisi

dalam memperebutkan makanan. Untuk jenis asosiasi yang lainnya yaitu kompetisi

Page 23: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

antar individu.Organisme yang terlibat dalam asosiasi ini yaitu semut merah, dan

semut hitam berkompetisi dalam memperebutkan makanan. Jenis asosiasi lainnya

yaitu simbiosis komensalisme. Di mana organisme yang terlibat dalam asosiasi ini

adalah semut merah, dan semut hitam berteduh di sekitar rumput untuk mencari

makan. Semut mendapatkan keuntungan dan rumput tidak dirugikan. Dan undur –

undur yang menggali tanah untuk tempat tinggal. Komensalisme sendiri berasal dari

bahasa latin “ko” yang berarti dengan bersama-sama dan “mensa” yang berarti meja

sehingga simbiosis komensalisme adalah hubungan antarorganisme di mana dalam

interaksi ini organisme yang satu mendapatkan keuntungan sedangkan organisme yang

lainnya sama sekali tidak dirugikan. Sedangkan untuk asosiasi predasi tidak dapat

diamati.

Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan praktikan selama praktikum yaitu

1. Praktikan kurang teliti dalam membaca alat ukur.

2. Praktikan kurang teliti dalam mengamati setiap aspek asosiasi dari komponen abiotik

maupun komponen biotik.

3. Praktikan kurang paham dalam menentukan struktur tanah dengan menggunakan segitiga

tekstur tanah.

H. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

1. Jenis Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan jenis tanah lokasi pengamatan adalah tanah

lempung liat berpasir, dengan presentasi lapisan pasir 51,11%, lapisan tanah liat

26,67%, dan lapisan debu 22,22%.

2. Sifat Fisik Klimatik Tanah

Kelembaban udara sebesar 74˚C, suhu tanah 28oC, suhu udara 31˚C, intensitas

cahaya sebesar 1 candela.

3. pH Tanah Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengukuran, pH tanah pada lokasi pengamatan adalah 6,9.

4. Spesifikasi Vegetasi Hasil pengamatan

Rumput : banyak

Tumbuhan cemara Norfolk : 1 pohon

Page 24: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

5. Spesifikasi Hewan Hassil Pengamatan

Semut merah : 9 ekor

Semut hitam : 8 ekor

Undur-undur : 1 ekor

6. Asosiasi yang Terjadi

kompetisi interspesies, kompetisi intraspesies, intraspesies pada jenis hewan, kompetisi

antarindividu, simbiosis komensalisme.

b. Saran

Dalam praktikum mengobservasi tentang interaksi antara organisme dengan

lingkungan, praktikan memberikan saran beberapa hal, antara lain:

1. Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami

mengenai interaksi antara organisme dengan lingkungan.

2. Saat melakukan observasi pada objek kajian biologi, observasi harus dilakukan

dengan menggunakan panca indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman,

peraba.

3. Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi buku-buku,

serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai hubungan interaksi antara organisme

dengan lingkungannya yang telah diamati pada saat melakukan observasi.

I. Daftar Pustaka

Anonim. 2011.Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Blausteir, Daniel, dkk.1996.Biology.Alaska:Glencoe

Darmawijaya, M. Isa.1997.Klasifikasi Tanah Dasar Teori bagi Peneliti Tanah

dan

Pelaksana Pertanian di Indonesia.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Karta sapoerta, G. dkk.1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta : PT

rineka

cipta.

Nasir, mujhammad dkk.1993.Penuntun Praktikum Biologi

Umum.Yogyakarta : UGM

Page 25: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

Odum, Eugene P.1994.Dasar-Dasar Ekologi.Yogyakarta:Gadjah Mada

University

Press

Ramli, Dzaki.1989.Ekologi.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta

Sarief, H. E. Saifuddin.1993.Ilmu Tanah Pertanian.Bandung: Pustaka Buana

Suin, Nurdin Muhammad.1997.Ekologi Hewan Tanah.Jakarta: Bumi Aksara

Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

J. Lampiran

Foo Proses Observasi

`

Page 26: Interaksi Antara Organisme Dengan  Lingkungannya.docx

`