Integument n LUKA BAKAR
-
Upload
arrum-chyntia-yuliyanti -
Category
Documents
-
view
267 -
download
1
Transcript of Integument n LUKA BAKAR
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
1/46
1
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
2/46
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Kedua sebagai
suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok
7 semester 3 ini.
Tragedi Lilin merupakan judul dari kegiatan tutorial kedua ini. Di sini kami
membahas masalah yang berkaitan dengan anatomi, histology, fisiologi, dari sistem
integumen, serta kami juga membahas mengenai mekanisme penyembuhan lika bakar.
Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam
menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan
skenario pertama ini serta Learning Objectives yang kami cari. Karena ini semua
disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini
dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada pembaca
Mataram, September 2008
Kelompok 1
2
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
3/46
DAFTAR ISI
Struktur MikroskopisFungsi
Regenerasi
Luka Bakar (Combustio)...
Integrasi Kasus dalam Skenario..
3
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
4/46
CONCEPT MAP
4
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
5/46
SKENARIO 2
TRAGEDI LILINAyu Inges, wanita, fotomodel, usia 25 th datang di UGD RSU
Mataram dengan luka bakar yang ia alami kurang lebih 4 jam yang
lalu, luka bakar tersebut terjadi karena lilin yang terjatuh dan
membakar pakaiannya sewaktu tidur. Luka bakar yang ia alami
menyebabkan kulit pada bagian betis kanan terkelupas dan tampak
berwarna kemerah-merahan serta terasa sangat nyeri sehingga ayu
inges seringkali mengaduh kesakitan.Setelah luka bakarnya mengalami penyembuhan, ayu inges
kontrol ke poliklinik kulit dengan keluhan luka bakar yang membekas
kehitam-hitaman. Perubahan apa yang terjadi pada kulit yang terbakar
?. Apakah kulit ayu inges bisa sembuh seperti sedia kala ?
5
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
6/46
LEARNING OBJECTIVES
6
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
7/46
Integumen
Integument terdiri dari kulit dan derivatnyarambut, kuku, dan
glandula sebasea dan kelenjar keringat. Integument merupakan organ
terbesar di tubuh, 16% dari total berat badan.
Struktur Mikroskopis
Secara histologis, struktur kulit dari profundus ke superficial adalah
sebagai berikut:
Hipodermis
- Merupakan lapisan terdalam kulit. Dikenal juga sebagai
jaringan subkutan atau fasia superficial.
- Terdiri dari jaringan ikat longgar dengan serabut kolagen dan
elastin.
- Tipe sel: fibroblast, sel lemak, dan makrofag.
7
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
8/46
Dermis
Lapisan
Ketebalan berkisar antara 0,5 3 mm atau lebih
Terdiri atas dua lapisan jaringan ikat yang terususun tidak
teratur : (1) lapisan papilar permukaan dan (2) lapisan retikular
di bawahnya.
1. LAPISAN PAPILAR :
a. Termasuk rabung dan papil yang menonjol ke dalam
epidermis
b. Beberapa papil mengandung ujung saraf khusus; yang
lainnya mempunyai pembuluh darah kapiler (papil
vaskular)
c. Terdiri atas serat kolagen halus, elastin, dan retikulin yang
terususn dalam jejaring luas
2. LAPISAN RETIKULAR :
1. Merupakan bagian utama dermis yang berserat
2. Terdiri atas jalinan serat-serat kolagen kasar, padat, dan
bersulamkan sedikit serat retikulin dan banyak serat
elastin; jalannya serat sejajar dengan permukaan kulit
membentuk garis ketegangan kulit (garis-garis Langer)
Bahan dasar dermis merupakan matriks amorf yang
membenam serat kolagen dan elastin, juga turunan kulit.
Glikosaminoglikan utama kulit adalah asam hyaluronat,
dermatan sulfat, dan sangat hidrofilik membentuk gel.
8
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
9/46
UNSUR SEL
Sel utama dermis adalah fibroblas dan makrofag; sel
lemak yang berkelompok; dan sel jaringan ikat yang bercabangdan berpigmen kromatofor (banyak terdapat pada lingkungan
yang epidermisnya mengandung pigmen (areola puting susu dan
lengkung di sekitar anus). Pada umumnya, lapis papilar
mengandung lebih banyak sel dan serat-seratnya lebih sedikit
dan halus dibandingkan serat lapis retikular.
SERAT OTOT
Membentuk berkas dihubungkan dengan folikel rambut
(m.arektor pili) dan bertebar di seluruh dermis dalam jumlah
yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum, dan
sebagian di perineum. Kontraksinya menyebabkan kulit di
sekitarnya mengkerut. Di dalam kulit muka dan leher, sejumlah
serat otot rangka berakhir pada jalinan serat elastin halus
dengan dermis.
Epidermis
Lapisan superficial non vascular yang mengandung epitel berlapis
gepeng dan berasal dari ectoderm.
Terdiri atas 4 jenis sel :
1. Keratiniosit
Ialah sel epitel yang akan berkembang untuk membentuk
keratin. Sel permukaan yang mengalami keratinasi terkelupas
terus-menerus dan digantikan oleh sel-sel yang tumbuh akibat
mitosis pada sel basal epidermis.
9
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
10/46
Perkembangan keratinosit : proliferasi dan diferensiasi sel,
pergeseran ke permukaan kulit, kematian dan pengelupasan sel.
2. Melanosit
Tersebar di antara keratinosit. Sel ini akan membentuk pigmen
melanin, memberi warna gelap pada kulit. Pembentukan melanin
dapat dirangsang sinar matahari. Melanosit berasal dari
ectoderm Krista neural. Pembentukan melanin terjadi di
melanosom, granula bermembran yang terdapat di sitoplasma
melanosit. Granula ini mengandung enzim tirosinase yang
dihasilkan ribosom. Enzim terbungkus vesikel akan menyatu
dengan premelanosom yang akan dimatangkan menjadi
melanosom penuh melanin. Kemudian akan bergerak melalui
percabangan sitoplasma melanosit menjadi keratinosit.
3. Sel Langerhans
Berbentuk bintang dengan banyak cabang mirip dendrite,
banyak terdapat di lapisan taju epidermis. Sel ini terlibat dalampengenalan antigen asing atau menjadi APC
4. Sel Merkel
Terdapat di lapisan germinativum. Inti irregular, sitoplasma
banyak granula kecil dan padat, terletak di keratinosit di
sekitarnya. Fungsinya sebagai reseptor mekanis.
Berdasarkan ketebalan epidermis, kulit dibagi menjadi :
1. Kulit tebal : di telapak tangan dan kaki
2. Kulit tipis : di bagian badan lainnya
10
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
11/46
Epidermis pada kulit tebal, terdiri atas 5 lapis:
1. Stratum germinativum
- Terdiri dari selapis sel kubis / silindris.
- Memiliki tonjolan sitoplasma yang menambat epidermis pada
dermis di bawahnya.
- Membran plasma yang menghadap membrane basal membentuk
hemidesmosom yang mengikat sel satu sama lain.
- Sel-sel mengandung berkas filament yaitu tonofibril untuk
bermitosis
2. Stratum spinosum
- Terdiri atas sel polygonal tak teratur yang terpisah dan semakin
menggepeng ke arah atas
- Permukaan sel-selnya dipenuhi tonjolan sitoplasma yang melekat
dengan sel di sebelahnya
- Sitoplasma selnya memiliki kandungan RNA cukup banyak untuk
sintesis protein dan pembelahan
- Sitoplasma juga mengandung tonofibril untuk mempetahankan
kohesi antar sel dan tahan pengaruh abrasi
11
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
12/46
3. Stratum granulosum
- Tersusu atas 3-5 lapis sel gepeng
- Sitoplasmanya mengandung granula keratohialin untuk sawar
pencegah masuknya benda asing terutama air.
4. Stratum lusidum
- Lapisan bening terang terdiri atas 3-5 lapis sel.
- Sitoplasmanya mengandung bahan cair yaitu keratohialin
12
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
13/46
5. Stratum
korneum
- Terdiri dari sel-
sel jernih,
mati
seperti
sisik yang
semakin
menggepeng dan menyatu
- Bagian paling atas ialah stratum disjungtum, ialah serpihan
tanduk yang terkelupas terus-menerus
Epidermis pada permukaan tubuh lainnya :
- Tak ada stratum lusidum
- Stratum basale sama
- Stratum spinosum lebih tipis
- Stratum granulosum terdiri atas 1 atau 2 lapis sel.
13
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
14/46
WARNA KULIT
Pigmen pada kulit, sirkulasi darah yang melewati kulit, dan
ketebalan dari stratum korneum menentukan warna dari kulit.
Melanin adalah salah satu dari pigmen kulit yang
memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Melalnin
dipercaya memberikan proteksi yang melawan sinar ultraviolet
dari matahari.
14
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
15/46
Sejumlah besar melanin ditemukan pada bagian tertentu
di kulit misalnya pada bintil atau jerawat, puting susu, areola,
aksila, dan organ genitalia.
Daerah lain pada tubuh, seperti bibir, palmar tangan, dan
telapak kaki, mengandung sdikit melanin. Pada produksi
melanin, enzim tyrosinase mengkonversi asam amino tirosin
menjadi dopaquinon. Dopaquinon dapat dikonversi juga menjadi
molekul pigmen yang bervariasi, tetapi sebagian besarnya
adalah berwarna coklat atau hitam, namun ada beberapa yang
berwarna kekuning-kuningan atau kemerahan.
Melanin diproduksi oleh melanosit, sel yang berbetuk
irregular dengan prosesus panjang yang menjulur di antara
keratinosit dari stratum basalis dan stratum spinosum.
Apparatus golgi melanosit mengandung seperangkat melanin
yang terletak di dalam vesikel yang disebut melanosom, yang
berpindah dari prosesus sel dari melanosit. Keratinosit dapat
memfagosit prosesus dari melanosit sehingga bisa mengandung
melanosom juga. Walaupun semua keratinosit bisa mengandung
melanin, tetapi penghasil utamanya tetap melanosit.
Produksi melanin ditentukan oleh beberapa factor, antara
lain genetic, hormone, dan paparan sinar matahari. Factor
genetic adalah alas an utama terdapat variasi kulit setiap orang
yang berbeda ras, bahkan orang dengan ras yang sama. Jumlah
melanin dan jenisnya diproduksi oleh melanosit, dan ukuran,jumlah,dan distribusi melanosom juga diatur secara genetic.
15
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
16/46
Warna kulit tidak ditentukan dari jumlah melanosit karena
semua ras rata-rata memiliki julah melnosit yang sama.
Walaupun beberapa gen dapat mempengaruhi warna kulit,
mutasi tunggal dapat mencegah produksi melanin.
Selama masa kehamilan, hormon tertentu dapat
meningkatkan produksi melanin pada ibu, yang pada akhirnya
dapat menggelapkan kulit bagian puting susu, areola, dan
genitalia. Tulang pipi, dahi dan dada juga menghitam,
menghasilkan tampakan topeng saat kehamilan dan garis
hitam (gelap) yang muncul pada pertengahan abdomen.
Paparan sinar ultraviolet juga menstimulasi produksi
melanin sehingga kulit menjadi gelap. Lokasi pigmen dan
substansi lain pada kulit mempengaruhi produksi warna. Lapisan
lebih dalam dari dermis atau hypodermis adalah temapt pigmen
berlokasi, pigmen yang lebih biru muncul karena taburan warna
dari jaringan ikat kolagen. Hal ini dapat menimbulkan kesan
warna biru pada tato dan beberapa pembuluh darah yang
superficial.
16
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
17/46
Caroten adalah pigmen kekuningan yang ditemukan pada
tanaman, misalnya jagung dan wortel. Secara normal, manusia
juga mengkonsumsi pigmen karoten dati tumbuh-tumbuhan
yang dimakannya sebagai sumber vitamin A. ketika banyak
pigemn karoten yang dikonsumsi, maka ia akan terakumulasi
pada stratum korneum dan jaringan adiposa dermis dan
hypodermis yang menyebabkan warna kulit terlihat kekuning-
kuningan yang lama kelamaan tereduksi saat konsumsinya
berkurang.
Derivate kulit yang berdiferensiasi, yaitu:
Kelenjar-kelenjar
Kelenjar keringat
Kelenjar Keringat Asli
Merupakan kelenjar terbanyak yang terdapat pada lapisan kulit
dan termasuk kelompok kelenjar ekrin. Kelenjar ini
mensekresikan sekret berupa keringat dengan metode seperti
kelenjar merokrin.
Kelenjar keringat terdapat pada area dermis dari kulit dan sedikit
ke hypodermis dan bermuara pada permukaan lapisan epitel
kulit yaitu berupa pori keringat.
Pada unit sekretorisnya terdapat 2 sel khas yang menyusun sel
epitelnya selain selapis kolumnar atau kuboid yaitu :
sel terang (utama) merupakan lapisan sel yang tingginya tidak
sama, dalam sitoplasmanya terdapat bintik lemak dan kadang
granula pigmen. Kelenjar ini menghasilkan getah encer yang
mengandung zat terlarut.
17
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
18/46
sel gelap (musigen), menghasilkan glikoprotein mukoid.
Kelenjar keringat ini berperan dalam proses termoregulasi. Kelenjar
keringat sejati ini terbagi menjadi 2 yaitu:
kelenjar keringat kecil, merupakan kelenjar keringat yang
menempati sebagian basar permukaan tubuh dan menghasilkan
secret yang lebih encer dari kelenjar keringat besar.
kelenjar keringat besar (apokrin), merupakan kelenjar keringat
yang hanya terdapat pada sekitar anus, ketiak areola mamma,
dan labium mayus.
Kelenjar sebasea
Merupakan suatu kelenjar yang berhungan dengan folikel
rambut dan bermuara pada tempat keluarnya rambut di kulit
separti pada glan penis, labium minus, dan kelenjar tarsalis
Meibom pada kelopak mata.
18
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
19/46
Kelenjar ini terdapat pada lapissan dermis kulit. Tersusun atas
lapisan epitel yang nantinya sel-sel epitel ini mengalami
penerutan dan hancur. Pecahan ini akan pecah menjadi massa
berlemak dan serpihan sel yang biasa disebut sebum.
Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar sebasea terutama
pada masa pubertas berada dibawah pengaruh hormonal.
Kuku
1. Merupakan struktur yang bening, keras, dan merupakan derivate dari
stratum corneum.
2. Tersusun atas sel-sel scalelike, tersusun padat dan terisi serat-serat
paralel dari keratin yang keras.
3. Kuku yang cenderung mendatar ini menyebabkan struktur ujung jari juga
cenderung membesar dan sensitif, yang juga digunakan untuk menggali,
kecantikan, memisah makanan, dan manipulasi lainnya.
4. Kuku pada jari tumbuh dengan laju sekitar 1 mm per minggu, sedangkan
jempol kaki tumbuh lebih lambat.
5. Sel-sel baru ditambahkan pada kuku dengan proses mitosis pada matriks
kuku di ujung proksimalnya.
19
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
20/46
Rambut
20
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
21/46
Merupakan organ aksesoris atau appandages organ
Tersusun atas sel terkeratinisasi atau sel tanduk yang udah mati
Disebut juga pillus (pilli bentuk jamak)
Ada 3 tahap pertumbuhan rambut (jenis rambut):
1. Lanugo >> rambut yang tidak terpigmentasi; terbentuk pada fetus
dalam 3 bulan kandungan terakhir
2. Vellus >> menggantikan Lanugo sewaktu fetus lahir; struktur serupa;
tidak terpigmentasi; terdapat pada seluruh tubuh selain alis dan bulu
mata
3. Terminal Hair >> struktur tebal, pankang, kokoh dan terpigmentasi;menggantikan vellus; tmbuh khususnya pada saat pubertas
Struktur rambut:
21
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
22/46
Fase pertumbuhan rambut:
1. Anagen >> sel batang mendorong papila dermal -> bentuk epithel root-
sheat -> bentuk matrix rambut -> setelah epitel mati (terkeratinisasi),
naik dan terdorong papilla
2. Catagen >> folikel mengecil
3. Telogen >> tahap istirahat
Kelainan pada struktur rambut:
Alopecia >> enipisan /kebotakan rambut total, dapat disebabkanpenyakit, nutrisi yang buruk, demam, trauma, radiasi dan kemoterapi.
Kebotakanberpola (patternbaldnes) >> rambut rontok pada wilayahtertentu pada scalp, dipengaruhi faktor genetik dan hormonal.
Hirsutism >> kelainan genetik di mana rambut tumbuh berlebihan.
22
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
23/46
Fungsi rambut:
menghindari abrasi
pelindung organ tertentu, seperti otak (pada scalp hair) dari radiasi dan
suhu tinggi
fungsi filtrasi, yaitu pada Vibrassae.
23
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
24/46
Fungsi Integumen
Fungsi proteksi integument sistem1. Susunannya yang berupa epithelium squamous complex proteksi
struktur dibawahnya dari abrasi.
2. Mencegah masuknya mikroorganisme dan substansi-substansi lainnya
ke dalam tubuh. sekresi dari kelenjar, menciptakan lingkungan dimana
beberapa mikroorganisme tidak bisa hidup. Selain itu, terdapat pula
sel Langerhans sebagai makrofag (sel imun).
3. Melanin mengabsorpsi sinar UV dan melindungi struktur di bawahnya
dari kerusakan akibat sinar UV.
4. Rambut
kepala: insulator panas dan melindungi dari sinar UV serta abrasi;
alis: melindungi dari keringat;
bulu mata: melindungi mata dari benda asing;
hidung dan telinga: mencegah masuknya koteran ke sistempernapasan dan pendengaran;
axial dan genitalia: tanda kematangan seksual dan melindungi dari
abrasi
5. Mencegah kehingan air.
6. Kuku: melindungi ujung distal falanges.
Peran Kulit Dalam Pengaturan Suhu Tubuh
Nervus, endokrin, muscular, dan system integument berperan
dalam regulasi suhu tubuh. Dermis memiliki ujung saraf yang
disebut thermoreceptor, beberapa merespon ketika temperature
kulit naik melebihi normal dan yang lain merespon saat
temperature turun di bawah normal. Thermoreceptor
meneruskan sinyal ke hipotalamus di otak.
24
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
25/46
Untuk menghangatkan tubuh, hipotalamus kemudian
mengirimkan sinyal yang mengkonstriksikan erteri cutaneous,
menurunkan aliran darah dekat permukaan tubuh. Dengan
berkurangnya aliran darah ke kulit, temperature kulit akan
menurun. Bila penurunan temperature sampai di bawah 15C,
pembuluh darah akan berdilatasi untuk mencegah kerusakan
jaringan karena dingin. Kontraksi dari muskulus arrector pili
menyebabkan rambut berdiri. Tetapi dengan sedikitnya jumlah
rambut di tubuh, hal ini tidak secara signifikan mengurangi
kehilangan panas. Walaupun demikian, rambut di kepala adalah
isolator yang efektif.
Untuk mendinginkan tubuh, sinyal dari hipotalamus diinhibisi,
dan arteri cutaneous berdilatasi. Hal ini meningkatkan aliran
darah melewati kulit, dan membuat lebih banyak panas keluar
dari tubuh.Bila hal ini belum cukup untuk mengembalikan suhu
menjadi normal, hipotalamus juga menstimulasi keringat, yang
akan membawa panas keluar dari tubuh. Suhu tubuh cenderung
meningkat saat olahraga, demam, atau peningkatan
temperature lingkungan.
Produksi Vitamin D
Vitamin D3 (kolekalsiferol) di bentuk di kulit dibantu oleh
sinar UV dari 7-dehidrokolesterol. Sinar UV juga mengubah
provitamin D3 menjadi bahan yang tidak aktif. Banyaknya
provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantungpada intensitas radiasi sinar UV. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap pembentukan provitamin D3 adala pigmentasi,
penggunaan alas penahan matahari dan lama waktu
penyingkapan terhadap matahari. Manusia dapat menghasilkan
semua vitamin D yang dibutuhkan oleh proses ini jika tersedia
sinar ultraviolet yang cukup.
25
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
26/46
Karena manusia hidup di dalam ruangan dan memakai
pakaian, pencahayaan sinar UV mungkin tidak adekuat untuk
menghasilkan vitamin D yang cukup. Ini khusus untuk orang
yang tinggal di daerah beriklim dingin karena mereka tinggal di
dalam ruangan atau karena dibungkus oleh pakaian panas ketika
berapa di luar ruangan.
Vitamin D di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-
hidroksi kolekalsiferol [25(OH)D3] yang lima kali lebih aktif
daripada vitamin D3 . Bentuk [25(OH)D3] adalah bentuk vitamin D
yang paling banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung
pada konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari.
Bentuk paling aktif adalah kalsitriol atau 1,25-dihidroksi
kolekalsiferol [1,25 (OH)2 D3] yang 10 kali lebih aktif dari vitamin
D3 . Bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal. Kalsitriol di usus halus
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan meningkatkan
mobilisasinya. Sumber alami vitamin D terdapat pada hati,
kuning telur, dan hasil produksi perusahaan susu, misalnya
mentega, keju dan susu. Selain itu, dalam makanan juga dapat
ditambahkan dengan vitamin D hasil fortifikasi susu atau
vitamin dalam bentuk pil.
Ekskresi
Dibandingkan dengan jumlah ekskresi ginjal, ekskresi melalui kulit
sangan sedikit.
Zat-zat yang diekskresi NaCl, urea, ammonia.
26
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
27/46
Sensasi
Ujung saraf bebas: nyeri, gatal, geli, dan suhu
Folikel rambut + sel Merkel: sentuhan halus
Vater Paccini: tekanan yang dalam
Corpusculum Meissner: sentuhan dan diskriminasi sentuhan pada dua
titik yang berbeda
Ruffini: sentuhan atau tekanan yang terus-menerus
27
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
28/46
Regenerasi sel
Pada saat sel dan jaringan sedang mengalami cedera, terjadi peristiwa
perusakan sekaligus penyiapan sel yang bertahan hidup untuk
melakukan replikasi. Berbagai rangsang yang menginduksi kematian
beberapa sel dapat memicu pengaktifanjalur replikasi pada sel
lainnya; sel radang yang direkrut tidak hanya membersihkan debris
nekrotik, tetapi juga menghasilkan mediator yang merangsang sintesis
matriks ekstraselular (ECM) yang baru. Oleh karena itu, pada proses
peradangan, pemulihan melibatkan dua proses yang sangat berbeda:
Regenerasi jaringan yang mengalami jejas oleh sel parenkim dan
jenis yang sama
Penggantian oleh jaringan ikat (fibrosis), yang menimbulkan suatu
jaringan parut
Pengendalian Pertumbuhan Dan Diferensiasi Sel
Secara umum, jumlah sel yang ada pada suatu jaringan
merupakan fungsi kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya
sel yang ada pada populasi. Masuknya sel baru ke dalam populasi
jaringan sebagian besar ditentukan oleh kecepatan proliferasinya,
sementara sel dapat meninggalkan populasinya karena kematian sel
ataupun karena berdiferensiasi menjadi jenis sel lain.
Proliferasi sel dapat dirangsang oleh faktor pertumbuhanintririsik, jejas, kematian sel, atau bahkan oleh defonnasi mekanis
jaringan. Mediator biokimiawi dan/atau tekanan mekanis yang
terdapat dalam lingkungan mikro setempat secara khusus dapat
merangsang atau menghambat pertumbuhan sel. Oleh karena itu,
kelebihan stimulator atau kekurangan inhibitor menyebabkan
pertumbuhan sel yang sesungguhnya.
28
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
29/46
PROLIFERASI SEL: SIKLUS SEL
Siklus sel tersebut terdiri atas (secara berurutan) fase
pertumbuhan prasintesis 1, atau G1 fase sintesis DNA, atau S; fuse
pertumbuhan pramitosis 2, atau G2 dan fase mitosis, atau M. Sel
istirahat berada dalam keadaan fisiologis yang disebut G0.
Masuk dan berkembangnya sel melalui siklus sel dikendalikan
melalui perubahan pada kadar dan aktivitas suatu kelompok protein
yang disebut siklin. Siklin menjalankan fungsi regulasinya melalui
pembentukan kompleks dengan (sehingga akan mengaktivasi) protein
yang disintesis secara konstitutif yang disebut kinase yang bergantung
siklin (CDK, cyclin-dependent kinases).
Potensi Proliferatif Jenis Sel yang Berbeda.
Berdasarkan kemampuan regenerasi serta hubungannya terhadap
siklus sel, sel tubuh dibagi menjadi tiga kelompok.
Sel labil. Sel ini terus membelah (dan terus-menerus mati).
Regenerasi terjadi dari suatu populasi sel stem dengan
kemampuan berproliferasi yang relatif tidak terbatas. Sel labil
meliputi sel hematopoiesis dalam sumsum tulang dan juga
mewakili sebagian besar epitel permukaan, yaitu permukaan
skuamosa bertingkat pada kulit, rongga mulut, vagina, dan serviks;
epitel kuboid pada duktus yang mengalirkan produksi organ
eksokrin (misalnya, kelenjar liur, pankreas, traktus biliaris); epitel
kolumnar pada traktus gastrointestinal, uterus, dan tuba fallopi;
serta epitel transisional pada saluran kemih.
Sel stabil. Dalam keadaan normalnya, sel ini dianggap istirahat
(atau hanya mempunyai kemampuan replikasi yang rendah), tetapi
mampu membelah diri dengan cepat dalam hal merespons cedera.
Sel stabil menyusun parenkim pada jaringan kelenjar yang paling
29
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
30/46
padat, yaitu hati, ginjal, pankreas, dan sel endotel yang melapisi
pembuluh darah, serta fibroblas dan sel jaringan ikat otot polos
(mesenkim); proliferasi fibroblas dan sel otot polos sangat penting
dalam hal merespons cedera dan penyembuhan luka.
Sel permanen. Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir
dan nonproliferatif dalam kehidupan pascakelahiran. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah sebagian besar neuron dan sel otot
jantung.
Interaksi Matriks Ekstraselular dan Sel-Matriks
ECM merupakan suatu kompleks makromolekul yang mengalami
remodeling secara dinamis dan konstan yang disintesis secara
lokal dan menyusun bagian penting pada setiap jaringan. Selain
memberikan turgor pada jaringan lunak dan kekerasan pada
tulang, ECM juga menyediakan suatu sublapisan untuk
perlekatan sel dan secara cermat mengatur pertumbuhan,
pergerakan, serta diferensiasi sel yang hidup di dalamnya. ECM
terdapat dalam dua bentuk dasar: matriks interstisial dan
membran basalis (BM).
Matriks interstisial. Bentuk ini terdapat dalam ruang antarsel dalam
jaringan ikat, serta antara epitel dan struktur pembuluh darah dan
otot polos yang menopang; matriks ini disintesis oleh sel mesenkim
(misalnya, fibroblas) dan cenderung membentuk suatu gel amorf
tiga dimensi.
Membran basalis. Tampaknya matriks interstisial yang tersusun
acak dalam jaringan ikat menjadi sangat tertata rapi di sekitar sel
epitel, sel endotel, dan sel otot polos, dan membentuk membran
basalis yang khusus. BM terletak di bawah epitel dan disintesis oleh
epitel di atasnya dan oleh sel mesenkim di bawahnya.
Teradpat tiga komponen dasar ECM: protein struktural fibrosa yang
memberikan kekuatan regang dan rekoil, gel yang dehidrasi oleh air
30
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
31/46
yang memungkinkan adanya daya pegas dan pelumasan, serta
glikoprotein adhesif yang melekatkan unsur matriks satu sama lain
serta melakatnnya pada sel. Proteoglikan dalam ECM dan pada sel
bertindak sebagai reservoir faktor pertumbuhan.
PEMULIHAN OLEH JARINGAN IKAT (FIBROSIS)
Jejas jaringan berat atau menetap yang disertai kerusakan pada sel
parenkim dan kerangka stroma menimbulkan suatu keadaan yang
pemulihannya tidak dapat dilaksanakan melalui regenerasi parenkim
saja. Dalam kondisi seperti ini, pemulihan terjadi melalui penggantian
sel parenkim nonregeneratif oleh jaringan ikat. Terdapat empat
komponen umum proses ini:
Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)
Migrasi dan proliferasi fibroblast
Deposisi ECM
Maturasi dan reorganisasi jaringan fibrosa (remodeling)
Pemulihan dimulai dalam waktu 24 jam setelah jejas melalui emigrasi
fibroblas dan induksi proliferasf fibroblas dan sel endotel. Dalam 3
sampai 5 hari, muncul jenis jaringan khusus yang mencirikan
terjadinya penyembuhan, yang disebut jaringan granulasi. Istilah
jaringan granulasi berasal dan gambaran makroskopisnya yang
berwarna merah muda, lembut, dan bergranula, seperti yang terlihatdi bawah keropeng pada luka kulit. Gambaran histologisnya ditandai
dengan proliferasi fibroblas dan kapiler baru yang halus dan
berdinding tipis di dalam ECM yang ionggar. Jaringan granulasi
kemudian akan mengumpulkan matriks jaringan ikat secara progresif,
yang akhirnya menghasilkan fibrosis padat, yang dapat melakukan
remodeling lebih lanjut sesuai perjalanan waktu.
31
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
32/46
REMODELING JARINGAN PARUT
Perubahan dan jaringan granulasi menjadi jaringan parut melibatkan
perubahan dalam komposisi ECM; bahkan, setelah sintesis dandeposisinya, ECM jaringan parut akan terus diubah dan dilakukan
remodeling. Hasil akhir dan setiap tahapan adalah keseimbangan
antara sintesis dan degradasi ECM. Degradasi kolagen dan komponen
ECM lainnya dilakukan oleh suatu kelompok metalloproteinase.
Metaloproteinase, meliputi kolagenase interstisial, yang memecah
kolagen fibril tipe IV dan; gelatinase (atau kolagenase tipe IV), yang
memecah kolagen aniorf dan fibronektin; dan stromelisin, yang
mengatabolisasi berbagai unsur pokok ECM, termasuk proteoglikan,
laminin, fibronektin, dan kolagen amorf.
Enzim ini dihasilkan oleh berbagai macam jenis sel (fibroblas,
makrofag, neutrofil, sel sinovial, dan beberapa sel epitel), serta
sintesis dan sekresinya diatur oleh faktor pertumbuhan, sitokin,
fagositosis, bahkan tekanan fisik.
PENYEMBUHAN LUKA
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks, tetapi
umumnya terjadi secara teratur. Jenis sel khusus secara beruntun
pertama-tama akan membersihkan jejas, kemudian secara progresif
membangun dasar (scaffolding) untuk mengisi setiap defek yang
dihasilkan. Peristiwa tersebut tertata rapi melalui keadaan salingmemengaruhi antara faktor pertumbuhan terlarut dan ECM; faktor fisik
juga turut berperan, termasuk tenaga yang dihasilkan oleh perubahan
bentuk sel. Penyembuhan luka akhimya dapat diringkas menjadi
serangkaian:
Induksi respons peradangan akut olehjejas awal
Regenerasi sel parenkim (jika mungkin)
32
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
33/46
Migrasi dan proliferasi, balk sel parenkim maupun sel jaringan ikat
Sintesis protein ECM
Remodeling unsur parenkim untuk mengembalikan fungsi jaringan
Remodeling jaringan ikat untuk memperoleh kekuatan luka
Di sini, kami menggambarkan secara khusus proses penyembuhan
luka kulit. Proses ini melibatkan, baik regenerasi epitel maupun
pembentukan jaringan ikat, dan merupakan penggambaran prinsip
umum yang berlaku pada penyembuhan luka di semua jaringan.
Namun, seharusnya disadari bahwa setiap jaringan yang berbeda didalam tubuh mempunyai sel dan gambaran khusus.
Penyembuhan Primer
Salah satu contoh paling sederhana pemulihan luka adalah
penyembuhan suatu insisi bedah yang bersih dan tidak terinfeksi
di sekitar jahitan bedah. Proses ini disebut dengan penyatuan
primer, atau penyembuhan primer. Insisi tersebut hanya
menyebabkan robekan fokal pada kesinambungan membran
basalis epitel dan menyebabkan kematian sel epitel dan jaringan
ikat dalam jumlah yang relatif sedikit. Akibatnya, regenerasi
epitel menonjol daripada fibrosis. Ruang insisi yang sempit
segera terisi oleh darah bekuan fibrin; dehidrasi pada
permukaan menghasilkan suatu keropeng yang menutupi dan
melindungi tempat penyembuhan.
33
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
34/46
Penyembuhan Sekunder
Jika kehilangan sel atau jaringan terjadi lebih luas, seperti pada
infark, ulserasi radang, pembentukan abses, atau bahkan luka
besar, proses pemulihannya menjadi lebih kompleks. Pada
keadaan mi, rgenerasi sel parenkim saja tidak dapat
mengembalikan arsitektur asal. Akibatnya, terjadi pertumbuhan
jaringan granulasi yang luas ke arah dalam dan tepi luka, diikuti
dengan penumpukan ECM serta pembentukan jaringan parut.
Bentuk penyembuhan mi disebut sebagai penyatuan sekunder,
atau penyembuhan sekunder.
Penyembuhan sekunder berbeda dengan penyembuhan
primer dalam beberapa hal:
Secara intrinsik, kerusakan jaringan yang luas mempunyai
jumlah debris nekrotik, eksudat, dan fibrin yang lebih besar yang
harus disingkirkan. Akibatnya, reaksi radang menjadi lebih
hebat, dan berpotensi lebih besar mengalami cedera sekunder
yang diperantarai radang.
34
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
35/46
Jaringan granulasi akan terbentuk dalam jumlah yang jauh lebih
besar. Kerusakan yang lebih luas meningkatkan jumlah jaringan
granulasi yang lebih besar untuk mengisi kekosongan dalam
arsitektur stroma dan menyediakan kerangka pertumbuhan
kembali epitel jaringan yang mendasari. Pada umumnya,
jaringan granulasi yang lebih besar akan menghasilkan suatu
massa jaringan parut yang lebih besar.
Penyembuhan sekunder menunjukkan fenomena kontraksi luka.
Sebagai contoh, dalam waktu 6 minggu kerusakan kulit yang
luas dapat berkurang menjadi 5%-10% dan ukuran semula,
terutama melalui kontraksi. Proses mi dianggap berasal dan
adanya miofibroblas, yaitu fibroblas yang diubah yang
menunjukkan berbagai gambaran ultra struktural dan fungsional
sel otot polos kontraktil.
KEKUATAN LUKA
Luka yang dlijahit dengan cermat mempunyai kirakira 70% kekuatan
dibandingkan kekuatan kulit yang tidak terluka, sebagian besar
disebabkan oleh penempatan jahitan. Jika jahitan dilepas, biasanya
setelah 1 minggu, kekuatan luka menjadi kira-kira 10% dari kulit yang
tidak terluka, tetapi kekuatan mi meningkat dengan cepat selama 4
minggu berikutnya. Pemulihan kekuatan peregangan diakibatkan oleh
adanya sintesis kolagen yang melebihi degradasinya selama 2 bulan
pertama, dan oleh perubahan struktural kolagen (misalnya, pertautansilang dan peningkatan ukuran serabut) ketika sintesisnya berkurang
di saat selanjutnya. Kekuatan luka mencapai kira-kira 70%-80% dan
normal pada bulan ke-3, tetapi biasanya tidak akan meningkat
melebihi angka tersebut.
ASPEK PATOLOGIS PEMULIHAN
35
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
36/46
Dalam penyembuhan luka, pertumbuhan sel yang normal dan fibrosis
dapat diubah oleh berbagai macam pengaruh, yang sering kali
mengurangi kualitas atau kecukupan proses pemulihan. Faktor ini
dapat bersifat ekstrrnsik (misalnya, infeksi) atau intrinsik terhadap
jaringan yang cedera:
Infeksi merupakan penyebab tunggal terpenting melambatnya
penyembuhan, dengan memperpanjang fase peradangan proses
tersebut dan berpotensi meningkatkan jejas jaringan lokal. Nutrisi
mempunyai efek mendalam terhadap penyembuhan luka; misalnya,
kekurangan protein dan khususnya kekurangan vitamin C,
menghambat sintesis kolagen dan memperlama penyembuhan.
Faktor mekanis, seperti peningkatan tekanan lokal atau torsi dapat
menyebabkan luka-luka menjadi terpisah, atau dehisce. Perfusi
yang buruk, yang disebabkan oleh arterioskierosis ataupun oleh
sumbatan aliran vena, juga mengganggu penyembuhan. Akhirnya,
benda asing, seperti pecahan baja, kaca, atau bahkan tulang, akan
menghalangi penyembuhan.
Jenis (dan jumlah) jaringan yang mengalami jejas merupakan faktor
penting. Pemulihan sempurna hanya dapat terjadi pada jaringan
yang tersusun atas sel stabil dan labil. Jejas pada jaringan yang
tersusun atas sel permanen pasti mengakibatkan pembentukan
jaringan disertai paling maksimal, adanya upaya kompensasi
fungsional oleh sisa unsur yang dapat hidup.
Lokasi atau sifat jaringan yang mengalami jejas merupakan hal
yang penting pula. Sebagai contoh, peradangan yang muncul
dalam rongga jaringan (misalnya, rongga pleura, rongga
peritoneum, rongga sinovial) menghasilkan eksudat luas. Pemulihan
selanjutnya dapat terjadi melalui cemaan eksudat, yang dimulai
oleh eazim proteolitik leukosit serta penyerapan eksudat yang
mencair. Proses ini disebut resolusi, dan jika tidak terjadi nekrosis
sel, bentuk jaringan yang normal pada umumnya akan diperbaiki.
Namun, pada penumpukan yang lebih besar, eksudat tersebut
36
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
37/46
mengalami organisasi-jaringan granulasi tumbuh ke dalam eksudat,
akhimya diikuti oleh pembentukan jaringan parut fibrosa.
Penyimpangan pertumbuhan sel serta produksi ECM dapat terjadi,
walaupun dimulai dengan penyembuhan luka yang normal. Sebagai
contoh, penumpukan kolagen yang sangat banyak dapat
menimbulkan jaringan parut yang menonjol dan menyembul yang
dikenal sebagai keloid. Pembentukan keloid agaknya mempunyai
suatu kecenderungan genetik, dan kondisi tersebut lebih lazim
terjadi pada orang kulit hitam. Luka yang menyembuh dapat pula
menghasilkan jaringan granulasi yang berlebihan yang menonjol di
atas kulit sekitar dan dalam kenyataannya akan menghambat
reepitelialisasi. Keadaan mi disebut dengan granulasi eksuberan,
atau proud flesh: dan untuk mengembalikan kontinuitas epitel
memerlukan reseksi bedah atau reseki menggunakan kauter pada
jaringan granulasi tersebut.
Mekanisme yang mendasari fibrosis yang menimbulkan cacat
dihubungkan dengan penyakit radang kronis, seperti artritis
reumatoid, fibrosis paru, dan sirosis, pada dasarnya sama dengan
mekanisme yang terlibat dalam penyembuhan luka normal. Namun,
pada berbagai penyakit mi perangsangan fibrogenesis yang
menetap berasal dan reaksi imun/autoirnun kronis yang menyokong
sintesis dan sekresi faktor pertumbuhan, sitokin fibroeiik, dan
protease.
37
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
38/46
Luka Bakar (Combustio)
Luka bakar (Combustio) merupakan trauma pada kulit karena api,
air panas, sinar UV, radiasi ion, asam dan basa kuat, serta akibat
shock elektrik.
Mayoritas penyebab kematian akibat luka bakar adalah karena
kehilangan cairan, infeksi, dan efek toxic eschar (jaringan mati
pada luka bakar).
Beberapa menit setelah luka bakar pembuluh kapiler lebih
permeabel cairan dan elektrolit keluar, mengisi 3rd
space volume darah kemampuan jantung untuk memompa darah
suplai darah untuk jaringan perifer jaringan rusak, shock,
mati
Karenanya diperlukan terapi pergantian cairan dan elektrolit
secepatnya, setelah 12-24 jam permeabilitas kapiler kembali
normal
Dampak klinis luka bakar bergantung pada faktor penting berikut:1. kedalaman luka bakar
2. persentase luas permukaan yang terkena
3. kemungkinan adanya cedera dalam akibat inhalasi
asap/uap panas dan toksik
4. kecepatan dan efektifitas terapi, terutama
penatalaksanaan cairan dan elektrolit serta pencegahan
atau pengendalian infeksi luka Klasifikasi luka bakar:
1. berdasarkan kedalaman luka:
- partial thickness
Grade I:
mengenai epidermis, berwarna kemerahan, disertai edema
ringan dan nyeri.
38
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
39/46
Proses healing berlangsung dalam 5-7 hari, tanpa disertai
scar.
Mis. Tersengat matahari (sunburn)
Grade II:
mengenai epidermis dan dermis bagian superficial, tetapi
masih ada sel epitel sehat tersisa (mis. Sel epitel basal,
kelenjar sebasea, kelenjar keringan, dan pangkal rambut),
berwarna antara merah-kecoklatan-putih, disertai bula-
bula, dan sangat nyeri. Bula-bula berisi cairan eksudat
nonselular (eksudat serosa), yang hampir seluruhnya
terdiri atas cairan dan zat-zat yang terlarut dengan sangat
sedikit leukosit.
Proses healing berlangsung dalam 2-3 minggu, disertai
scar.
Regenerasi dengan epitel pada folikel rambut dan kelenjar
keringat pada tepi lesi.
-
full thicknessGrade III:
mengenai epidermis, dermis, dan jaringan lebih dalam,
tidak terasa nyeri (ujung saraf rusak).
Regenerasi hanya berasal dari tepi luka, timbul kontraktur
(jaringan ikat fibrosis yang abnormal) dan cacat berat,
sehingga seringkali butuh skin graft(terlebih untuk luka
bakar yang luas).
Untuk membedakan antara grade II dan III digunakan uji
tusuk, bila masih merasakan nyeri dimasukkan dalam
grade II.
39
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
40/46
2. berdasarkan luas permukaan yang terkena:
-ringan grade I atau II, luas
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
41/46
Terapi combustioLuka bakar derajat satu dan dua yang menyisakan elemen epitel
berupa kelenjar sebasea, kelenjar keringat, atau pangkal rambut,
dapat diharapkan sembuh sendiri, selama dijaga agar elemen tersebut
tidak hancur atau rusak karena infeksi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pencegahan infeksi.
Pada luka lebih dalam perlu diusahakan secepat mungkin
membuang jaringan kulit yang mati dan memberi obat topical yang
daya tembusnya tinggi sampai mencapai dasar jaringan mati.
Perawatan pada luka bakar dapat dilakukan secara terbuka atau
tertutup.
Keuntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah.
Permukaan luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan kering
41
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
42/46
sehingga kuman siulit berkembang. Kerugiannya, bila digunakan obat
tertentu, misalnya nitrat-argenti, alas tidur menjadi kotor.
Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan
untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi, tetapi tutupnya
sedemikian rupa sehingga luka masih cukup longgar untuk
berlangsungnya penguapan.
Keuntungan perawatan tertutup adalah luka tampak rapi,
terlindung dan enak bagi penderita. Hanya, diperlukan tenaga dan
dana lebih banyak karena menggunakan pembalut dan antiseptic.
Terkadang suasana luka yang lembap dan hangat memungkinkan
kuman untuk berkembang biak. Oleh karena itu, pembalut yang
melekat pada luka dan tidak berbau jangan dilepas, tetapi ditunggu
sampai lepas sendiri. Sebisa mungkin luka ditutup kassa penjerap
setelah dibubuhi dan dikompres dengan antiseptic.
Obat topical yang dipakai dapat berbentuk :
1. Larutan
2. Salep
3. Krim
Antibiotic dapat diberikan dalam bentuk sediaan kasa / tulle.
Antiseptic yang dipakai adalah : yodium povidon atau nitras-
argenti 0,5%.
Kompres nitras-argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif
sebagai bakteriostatik untuk semua kuman.
Obat ini mengendap sebagai garam sulfida atau klorida yang
memberi warna hitam sehingga mengotori semua kain.
Obat lain yang banyak dipakai adalah : zilversulfadiazin dalam
bentuk krim 1%
Krim ini sangat berguna Karena bersifat bakteriostatik,
mempunyai daya tembus yang cukup, efektif terhadap semua
kuman
42
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
43/46
Tidak bersifat resistensi, aman
Krim ini dioleskan tanpa pembalut
Dapat dibersihkan dan diganti setiap hari
Pada luka bakar derajat dua sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi
kering. Keropeng ini akan terlepas seperti kulit ular setelah 7-12 hari.
Pada waktu itu, kulit di bawahnya telah sembuh.
Pada luka bakar derajat tiga sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi
kering selama 10-18 hari. Kemudian keropeng dapat dilepaskan dan
dilakukan cangkok kulit.
Perlu diingat, pada luka bakar, reaksi kompensasi tubuh yang pertama
kali adalah vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh
darah. Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Pada luka bakar
yang cukup besar, kehilangan cairan ini sangat berbahaya bahkan
dapat membunuh. Oleh karena itu, terapi yang pertama diberikan
adalah cairan dan elektrolit. Tetapi, setelah 24 jam, terapi ini harus
dihentikan karena dapat memperparah edema.
Disamping terapi cairan dan elektrolit, terapi yang tidak kalah penting
adalah penanganan infeksi, antara lain dengan antibiotic dan
antimikroba. Sebagian besar kematian karena luka bakar disebabkan
karena infeksi.
43
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
44/46
Integrasi Kasus dalam Skenario
Dalam kasus ini Nona Inges mengalami luka bakar karena lilin yang
terjatuh lalu mebakar pakaiannya. Disini kulit tempat luka bakar
tersebut terkelupas tampak berwarna kemerahan dan terasa sangat
nyeri. Terkelupasnya kulit disebabkan karena terpapar oleh panas
maka kulit akan mengalami pengkerutan karena cairan didalamnya
mengalami penguapan. Salah satu reaksi setelah terluka bakar adalah
tentunya menjaga homeostasis dari cairan tubuh. Pada saat terpapar
panas, untuk mengembalikan suhu tubuh kembali normal salah
satunya dengan dilatasi vascular untuk ekstravasasi cairan lebih
banyak kedalam cairan interstisial. Inilah yang menyebabkan kulitnya
mengalami kemerahan. Pada luka bakar nona Inges ini masih
mengalami kesakitan tapi tidak timbul suatu bula-bula. Ini disebabkan
luka bakar yang diderita sudah mencapai grade II yang sudah
mencapai sedikit bagian dari dermis.
44
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
45/46
Pada luka bakar tipe ini cairan berpindah menuju third space tapi tidak
bisa tertahan pada kulit karena kemungkinan besar bagian dari
epidermis yaitu stratum granulosum yang mengandung keratohyalin
yang kedap air sudah tidak terdapat lagi sehingga cairan tidak
tertahan lagi oleh kulit. Sehingga cairan itu langsung menglami
penguapan. Disini juga saraf sensoriknya juga terkena sehingga nona
inges selalu mengalami kesakitan karena saraf sensoriknya telah
mengalami jejas. Sinyal nyeri ini dikirimkan ke menuju serabut
sensorik menuju cornu radiks posterior. Sinyal ini terkirim melalui
traktus acendens menuju cerebri dan diproses dan pada akhirnya
terjadi proses penekanan saraf sehingga lama-kelamaan tidak
mengalami kesakitan lagi. Setelah itu terjadi proses remodelling
kembali.
Proses regenerasi pada luka bakar, terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. fase inflamasi
terjadi pembekuan darah, produksi substansi-substansi
inflamsi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
sehingga timbul ciri-ciri umum inflamasi (rubor, kalor,
rubor, tumor) serta terjadi fogositosis
b. fase proliferasi
terbentuk serat kolagen, sel-sel epitel pada lapisan basal
bergerak ke atas sehingga menutup diskontinuitas kulit
c. fase remodeling
maturasi sel-sel dan menghilangnya sel-sel imunitas
45
-
7/28/2019 Integument n LUKA BAKAR
46/46
Daftar Pustaka
Gartner, L dan Hiatt, J. 2001. Color Textbook of Histology. WBSaunders Company:New York
Keith L. Moore, Athur F. Dalley. 5thEd. 2006.Clinically Oriented
Anatomy.
Kenneth S. Saladin. 2007. Anatomy & Physiology, the Unity of Form
and Function. Fourth Edition. available in
server.fkunram.edu/anatomi fisiologi
Leeson dan Leeson. 2000. Buku Ajar Histologi. Penerbit EGC : JakartaPrice and Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Robbins, Kumar, Cotranz. 2005. Buku Ajar Patologi. EGC, Jakarta.
Seeley, Stephens,Tate, 2004, Anatomy and Physiology,Sixth Edition,
The McGrawHill Companies, available in
server.fkunram.edu/anatomy fisiologi.
Sjamsuhidayat. 2003. Ilmu Bedah. EGC, Jakarta.