Integrasi Metsbolisme Fix

51
INTEGRASI METSBOLISME Oleh : 1. Ainun Nasikah (13304241008) 2. Nensi Nur Astari (13304241012) 3. Rieska Dies R. (13304241019) 4. Dhanang Robbiansah (10317244025) 5. Haerani Maysarah (13304241034) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

Integrasi Metsbolisme Fix

Transcript of Integrasi Metsbolisme Fix

INTEGRASI METSBOLISME

Oleh :1. Ainun Nasikah(13304241008)2. Nensi Nur Astari(13304241012)3. Rieska Dies R.(13304241019)4. Dhanang Robbiansah(10317244025)5. Haerani Maysarah(13304241034)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

BAB IPENDAHULUAN

Tubuh kita merupakan suatu sistem terpadu dari organ, masing-masing mempunyai persyaratan untuk makanan dan pemanfaatan energi. Semua perubahan energi yang terjadi di dalam sel hidup atau karena kegiatannya dinamakan metabolisme. Metabolisme itu sendiri terdiri dari metabolisme karbohidrat, metabolisme protein dan metabolisme lipid.Jalur-jalur metabolisme adalah rangkaian reaksi-reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim-enzim yang mengubah senyawa-senyawa organik yang satu menjadi senyawa lain yang penting bagi organisme. Metabolit adalah suatu senyawa yang turut serta dalam suatu metabolisme. Jalur metabolisme dapat dibedakan atas: katabolisme dan anabolisme, dan kedua macam jalur metabolisme ini beremu pada jalur pusat.Bahan bakar utama yang kita peroleh dari makanan adalah karbohidrat, protein, dan lipid. Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak dan protein yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan. Kasus yang diambil untuk pembahasan metabolisme integrasi ini adalah ketika orang berpuasa.Puasa secara fisiologis berarti membatasi asupan makanan dan minuman dari terbit fajar sampai terbenam matahari.Untuk mendukung aktivitas eksternal dan internal, tubuh membutuhkan energi. Sumber energi didapatkan dari metabolisme bahan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Proporsi makanan yang normal biasanya mengandung karbohidrat 55-75%, lemak lemak 15-30%, dan protein 10-15%.

BAB IIPembahasan

A. Degradasi KarbohidratBagi sebagian besar jaringan di dalam tubuh, glukosa berfungsi sebagai bahan bakar. Glukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan tertentu seperti otak dan sel sarah merah. Hati mengoksidasi glukosa dan menyimpan kelebihannya sebagai glikogen. Glikogen merupakan sumber bahan makanan darurat yang menghasilkan glukosa untuk membentuk ATP dalam keadaan tidak ada oksigen atau apabila aliran darah terbatas.Hati mempertahankan kadar glukosa darah selama kita berpuasa, sehingga jaringan yang bergantung pada glukosa tidak mengalami kekurangan energy. Dua mekanisme yang berperan dalam proses ini adalah glikogenolisi dan glikoneogenensis. Hormone yang berperan adalah insulin dan glucagon. Bila puasa berlanjut, glukoneoginesis menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa darah. Sekitar 30 jam berpuasa simpanan glikogen hati, habis dan glukoneogenesis adalah satu-satunya sumber glukosa darah. reaksi-reaksi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan salaing mempengaruhi.Setelah tubuh mengonsumsi makanan, kadar glukosa darah memuncak pada sekitar satu jam setelah makan, energi yang terbentuk dapat digunakan secara maksimal sektar 4 sampai 5 jam. Kemudian menurun seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa darah ini menyebabkan pancreas menurunkan sekresi insulinnya, dan kadar insulin serum turun. Hati berespon terhadap sinyal hormone ini dengan memulai degradasi simpanan glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam aliran darah.a. GlikogenolisisJika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfatGlikogen GlikogenGlukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

b. Penguraian glikogenGlikogen diurai oleh dua enzim, yaitu glikogen fosfolirase dan enzim pemutus cabang. Enzim glikogen fosfolirase mulai bekerja di ujung rantai dan secara berturut-turut memutuskan residu glukosil dan menambahkan fosfat ke ikatan glikosidat terminal, sehingga terjadi pelepasan glukosa 1-fosfat. Namun glikogen fosforilase tidak dapat bekerja pada ikatan glikosidat pada empat residu glukosil yang terletak paling dekat dengan titik cabang karena rantai cabang tersebut secara seteris menghambat perlekatan ke tempat katalitik enzim. Enzim pemutus cabang yang mengkatalis pengeluaran empat residu yang terletak paling dekat dengan titik cabang memiliki dua aktivitas katalitik : enzim ini bekerja sebagai 4:4 transferase dan 1:6-glukosidase. Sebagai 4:4 transferase, enzim pemutus cabang mula-mula mengeluarkan sebuah unit yang mengandung 3 residu glukosa dan menambahkannya ke ujung rantai yang lebih panjang melalui suatu ikatan -1,4. Suatu residu glukosil yang tersisa di cabang1,6 dihidrolisisoleh amilo-1,6 glukosidase dari enzim pemutus cabang yang akan menghasilkan glukosa bebas. Glukosa yang terbentuk, akan digunakan sebagai bahan bakar metabolisme. Untuk menggunakan glukosa dalam bentuk energi, glukosa harus mengalami tahap glikolisis. Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi piruvat.

1. GlikolisisGlikolisis merupakan suatu lingkup dari metabolisme karbohidrat dimana terjadinya tahap-tahap penguraian glukosa menjadi piruvat.Proses glokolisis ini terjadi dalam sitosol. Glikolisis merupakan suatu reaksi oksidasi glukosa menjadi energi (ATP) (adenosine triphosphate) yang merupakan molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh.Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik.Jika di dalam darah terdapat oksigen yang cukup, maka akan terjadi respirasi aerob dari proses glikolisis sehingga satu molekul Asetil yang masuk kedalam siklus kreb akan menghasilkan 2 Piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP, hasil akhirnya 8 ATP. Tetapi, apabila didalam darah tidak tersedia oksigen yang cukup, maka akan terjadi reaksi respirasi anaerob, dimana 2 NADH akan digunakan untuk fermentasi sehingga ATP bersih yang diperoleh adalah 2 ATP

Reaksi umum pada glikolisis dapat ditulis sebagai berikut :Glukosa + 2Pi+ 2ADP + 2NAD+ 2piruvat - + 2ATP + 2NADH + 2H+ + 2H2O (Lehninger, 1982 : 90). Jadi, hasil dari proses glikolisis adalah :2 piruvat, 2 ATP, 2 NADH.

2. Dekarboksilasi oksidatif asam piruvatDekarboksilasi oksidatif asam piruvat merupakn persambungan antara glikolisis dan siklus asam sitrat (siklus krab). Piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis yang terletak di dalam sitoplasma akan diubah menjadi asetil Ko-A yang selanjutnya masuk kedalam siklus kreb.

3. Siklus Krebs.Untuk mengubah Asetil Ko-A menjadi energi, Asetil Ko-A harus melalui tahap siklus kreb. Siklus kreb merupakan jalur metabolisme bersama untuk oksidasi makromolekul seperti protein, lipid, dan karbohidrat. Sebagian besar molekul yang masuk daur asam sitrat sebagai Asetil Ko-A. Siklus Krebs disebut juga siklus asam trikarboksilat karena siklus ini menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil.Siklus Krebs terjadi di dalam matriks mitokondria.Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asamoksaloasetat (beratom C4) menghasilkan AsamSitrat (beratom C6) yang dikatalis oleh enzim sitrat sintase.

Tahapan pada siklus krab antara lain :1. Reaksi pertama pada siklus kreb adalah kondensasi Asetil Ko-A dengan Oksaloasetat membentuk sitrat dengan dikatalis enzim sitratsintase.2. Sitrat diubah menjadi isositrat melalui sis-akonitat. Isomerasi sitrat berlangsung melalui tahap dehidrasi diikuti dengan hidrasi dengan dikatalis enzim akonitase3. Tahap selanjutnya adalah isositrat terdehidrogenasi menjadi -ketoglutarat dan CO2 oleh enzim isositrat dehidrogenasi.4. -ketoglutarat mengalmi dekarboksilasi oksidatif membentuk suksinil-KoA dan CO2 dengan dikatalis enzim kompleks -ketoglutarat dehidrogenase.5. Suksinil KoA yang terbentuk akan dihidrolisis menjadi suksinat bebas dengan dikatalis enzim suksinil KoA sintetase. Suksinat kemudian diubah menjadi Oksaloasetat melalui tiga langkah. Yaitu dehidrogenase, hidrasi, dan dehidrogenase ke-2. 6. Dehidrogenase suksinat menjadi fumarat. Suksinil KoA dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase. 7. Hidrasi fumarat menjadi malat dikatalis oleh enzim fumarat hidratase atau lebih umum dikenal sebagai fumarase.8. Malat mengalami dehidrogenase membentuk Oksaloasetat dengan dikatalis enzim malat dehidrogenase.

Dari 1 Asetil KoA yang masuk ke seluruh rangkaian siklus Krebs, diperoleh hasil yaitu: 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

4. Rantai Transfer electron dan fosforilasi oksidatifSel dituntut untuk menghasilkan energi untuk mereka gunakan sendiri. Energi tersebut didapat dari hasil ekstraksi energi yang terkandung di dalam ikatan-ikatan kimia pada molekul makanan dengan cara mengombinasikan molekul makan dengan oksigen di dalam mitokondria sel. Molekul-molekul makanan yang digunakan adalah glukosa dari metabolisme karbohidrat, asam amino dari metabolisme protein, dan asam lemak dan gliserol dari metabolisme lemak.Proses ketika molekul makanan dikombinasikan dengan oksigen, yang kemudian menghasilkan enegi, disebut fosforilasi oksidatif. Proses ini memerlukan beberapa enzim, yang bekerja secara berurutan di dalam mitokondria. Hasil akhirnya adalah pembentukan molekul adenosin trifosfat (ATP) yang kaya energi. ATP terssusun atas basa nitrogen adenosin, gula ribosa, dan tiga molekul suatu ikatan berenergi tinggi, yang apabila diputus akan membebaskan sekitar 7 kkal per mol energi yang dapat digunakan oleh sel. Reaksi fosforilasi oksidatif adalah sebagai berikut :

Adapun ATP yang didapatkan setiap proses degradasi 1 molekul glukosa adalah sebagai berikut :

c. GlukoneogenesisGlukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

Prekursor Pada GlukoneogenesisPada manusia, tiga sumber karbon yang utama untuk glukoneogenesis adalah laktat,gliserol,dan asam amino, terutama alanin. Laktat dihasilkan oleh glikolisis anaerobik dijaringan misalnya otot yang sedang bekerja atau sel darah merah, gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol diajringanadiposa dan asaam amino terutama berasal dari simpanan asam amino di otot yang mungkin berasal daripenguraian protein otot. Alanin, asam amino glukoneogenik utama, dibentuk di otot dari asam amino lain dan dari glukosa.

Jalur GlukoneogenesisGlukoneogenesis berlangsung melalui suatu jalur yangmerupkan kebalikandari banyak, ttapitidaksemua langkah glikolisis.1. Perubahan piruvat menjadi fosfoenolpiruvatPada glikolisi, fosfoenolpiruvat diubah menjadi piruvat oleh piruvat kinase. Pada glukoneogenesis, diperlukan serangkaian langkah untuk menyelesaikan kebalikan dari reaksi ini. Piruvat mengalami karboksilasi oleh piruvat karboksilase untuk membentuk oksaloasetat. Enzim ini yang memerlukan biotin, adalah katalisator reaksi anaplerotik pada siklus asam trikarboksilat. Pada glukoneogenesis, reaksiini melengkapi lagi oksaloasetat yang digunakan untuk sintesis glukosa.CO2 yang ditambahkan ke piruvat untukmembentuk oksaloasetat dibebaskan oleh fosfoenolpiruvat karboksikinse(PEPCK) dan dihasilkan fosfoenolpiruvat. Untuk reaksi ini, GTP merupakan sumber energi serta sumber gugus fosfat fosfoenolpiruvat. Enzim-enzim ini mengkatalisis kedua langkah ini terletak di dua kompartemen subselyang berbeda. Piruvat karboksilase dijumpai di mitokondria.Padaberbagi spesies, fosfoenolpiruvat karbokilse karboksikinse terletakdi sitosol atau mitokondria, atau tersebar di keduakompartemenini. Pada manusia, enzim ini trsebar hampir sama banyak dimasing-masing kompartemen. Oksaloasetat yang dihasilkan dari piruvat oleh piruvat karboksilse atau dari asam amino yangmembentuk zat antara pada siklus asam trikarboksilat, tidak mudah menembus membran mitokondria. Oksaloasetat mengalami dekarboksilasi menjadi fosfoenolpiruvat karboksikinase mitokondria, atau diubah manjadi malat atau aspartat. Perubahanoksaloasetat menjadimalat memerlukan NADH. Fosfoenolpiruvat, malat, aspartat dapat dipindahkan ke dalam sitosol.Setelah menmbus membranmitokondria dan masuk kedalam sitosol,malat dan asprtat diubah kembalimejadioksalosetat oleh kebalikan dari reaksi yang dijelaskan.Perubahan malat menjadi oksaloasetat menghasilkan NADH. Apakah oksaloasetat dipindahkan menembus membranmitokondria sebagaimalat atau aspartat tergantung pada kebutuhan akan ekuivalen reduksi di sitosol. NADH diperlukan untuk mereduksi1,3-bisfosfogliserat menjadi gliseraldehida3-fosfat selama glukoneogenesis.

2. Perubahan Fosfoenolpiruvat menjadiFruktosa 1,6-bisfosfatLangkah glukoneogenesis selanjtnya berlangsung di dalamsitosol. Fosfoenolpiruvat membalikkan langkah pada glikolisis untukmembentuk gliserildehida3-fosfat yang terbentuk, 1 diuabah menjdi dihidroksiseton fosfat(DHAP). Kedua triosa fosfatni, DHAP dan gliserildehida3-fosfat, berkondenssi membentuk fruktosa1,6-bisfosfatmelaluikebailkan dari reaksi aldolase.Karena membentuk DHAP,gliserol masuk ke dalam jalur glukoneogeneis pada tahap ini.

3. Perubahan Fruktosa1,6-bisfosfat menjdi fruktosa6-fosfatEnzim fruktosa1,6-bisfosfatase membebaskan fosfat inorganik dari fruktosa 1,6 bisfosfatuntukmembentuk fruktosa6-fosfat. Enzim glikolitik, fosfofruktokinase-1 tidak mengkatalisi reaksiini melainkan suatu reaksi yangmelibatkan ATP. Dalam reaksi glukoneogenik berikutnya, fruktosa 6-fosfat di ubah menjadi gluksa 6-fosfat olehisomerase yang sama dengan isomerase yang digunakn pada glikolisis.4. Perubahan Glukosa 6-Fosfat menjadi GlukosaGlukosa 6-Fosfatase memutuskan Pi dari glukosa 6-fosfat dan membebaskan glukosa bebasuntukmasukke dalam darah. Enzim glikolitik glukokinase, yang mengkatalisi reaksisebaliknya memerlukanATP. Glukosa 6-fosfatase terletak dimembran retikulum endoplasma. Glukosa 6-fosfat digunakan tidak saja pada glukoneogenesis, tetapi juga untuk menghasilkan glukosadarah dai pemecahan glikogen hati.Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. b. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

Ringkasan jalur glukoneogenesis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Perhatikan jalur glukoneogenesis yaitu masuknya lipid dan asam amino ke dalam lintasan (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecah menjadi berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper).

B. Degradasi LipidLipid yang terdapat pada makanan sebagian besar berupa lemak.Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak.Dalam usus, lemak diubah dalam bentuk emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalan cairan pankreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida.Absorpsi hasil pencernaan lemak yang sebagian besar (70%) adalah asam lemak dan sebagian lagi (20%) monogliserida di absorbsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, mereka diubah kembali (resintesis) menjadi lemak atau trigliserida. Lemak yang terjadi ini berbentuk partikel-partikel kecil dikemas dalam bentuk lipoprotein yang disebut kilomikron dan dibawa ke dalam darah melalui cairan limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah.Lipoprotein berdensitas sangan rendah (Very Low Density Lipoproteins/ VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan. Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak, yang kemudian mengalami esterifikasi ke gliserol untuk membentuk triasilgliserol yang terkemas dalam VLDL dan disekresikan ke luar hati.Fungsi utama lipoprotein berdensitas tinggi (High Density Lipoprotein, HDL) adalah mengangkut kolesterol yang diperoleh dari jaringan perifer ke hati dan mempertukarkan protein dan asam lemak kilomikron dan VLDL.Pada saat puasa berjangka waktu panjang, ketika cadangan karbohidrat dalam hati yang berupa glikogen habis maka tubuh akan mendegradasi asam lemak yang terdapat dalam jaringan adipose dalam bentuk triasil gliserol, merupakan sumber energy pembakaran dalam tubuh selama puasa. Penurunan insulin dan peningkatan glukagon menyebabkan kadar cAMP dalam jaringan adiposa meningkat, yang kemudian merangsang lipolisis. Melalui proses lipolisismenghasilkan gliserol yang digunakanuntukglukoneogenesisdanasamlemakdigunakansebagaibahanbakarutamatubuh oleh lipoprotein lipase.

1. Aktivasi asam lemak dan mobilisasi asam lemak

Asamlemak + ATP + KoAAsil-KoA + PPi + AMPAsil-KoAsintetaseDi dalam jaringan adiposa triasilgliserol dipecah oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam lemak, asam lemak akan dibawa oleh serum albumin dalam pembuluh darah ditransfor ke jaringan-jaringan yang membutuhkan energi, asamlemak yang di luar mitochondriamengalamiaktivasidulumenjadiasil-KoA, reaksinya :

Ppi+H2O 2PipirofosfataseEnzim inorganic pirofosfata seakan memecah inorganic pirofosfat (PPi) menjadi dua inorganic fosfat.

Kedua reaksi di atas dihitungsebagai pemakaian energiyang setara dengan dua ATP. Energi ini dipakai untuk mengaktifkanasam lemak sebelum mengalamioksidasi-.

2. Penghitungan ATP metabolisme asam lemak (Asam Palmitat)Di dalam mitokondria asamlemak (asampalmitat) akan didegradasi membentuk asetil koenzim-A (CoA) dengan oksidasi asam lemak yaitu oksidasi beta, adapun reaksi keseluruhan dari satu kali oksidasi- untuk degradasi asam palmitat sebagai berikut :

Proses degradasi asam lemak (asam palmitat) setelah satu kali oksidasi- akan mengalami pengulangan mekanisme oksidasi- secara kontinu sampai rantai panjang asam lemak tersebut habis menjadi molekul asetil koenzim-A

Dengan demikian satu molekul asam palmitat (C16) menghasilkan 8 molekul asetil koenzim-A (C2) dengan melalui 7 kali oksidasi-, untuk persamaan reaksi keseluruhan dari 7 kali oksidasi- yang diperlukan untuk mengubah satu molekul palmitoil koenzim-A menjadi 8 molekul asetil koenzim-A, adalah :

Dalam satu kali proses oksidasi- asam lemak (asam palmitat) terjadi reduksi FAD menjadi FADH, dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang setara dengan 2 molekul ATP, dan juga terjadi reduksi NAD+ menjadi NADH dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang setara dengan 3 molekul ATP, dalam asam lemak (asam palmitat) terjadi 7 kali oksidasi- sehingga menhasilkan 7 FADH dan 7NADH yang setara dengan 35 molekul ATP.

Setelah mengalami satu kali oksidasi- yamg menghasilkan asetil koenzim-A yang akan masuk kedalam daur asam trikarboksilat (daur krebs) akan menghasilkan 12 molekul ATP. Jadi untuk asam palmitat yang dioksidasi yang menghasilkan 8 asetil koenzim-A dapat menghasilkan 96 ATP, dengan demikian, oksidasi sempurna satu satu molekul asam palmitat menjadi CO2 + H2O menhasilkan 131 ATP yang dikurangi 2 ATP untuk aktivasi asam lemak sebelum mangalami oksidasi jadi keseluruhan oksidasi menghasilkan 129 ATP dan persamaan reaksinya adalah :

C. Degradasi proteinDegradasi protein merupakan suatu proses pemecahan protein memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana atau dapat diartikan proses penguraian senyawa protein menjadi monomer penyusunnya yaitu asam amino. Beberapa enzim ada yang mampu melakukan degradasi protein. Masing-masing memecah ikatan peptide karbon-nitrogen yang ada antara asam amino.1. Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, -ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut:

Alanin transaminaseAsam amino + piruvatasam-keto + alanin

Glutamat transaminaseAsam amino + asam ketoglutarat asam-keto + asam glutamat

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat.Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksalpospat pada sisi aktifnya yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat.Molekul ini mengalami perubahan dapat balik diantara bentuk aldehidanya, piridoksalpospat yang dapat memberikan gugus amino.Reaksi transaminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto.Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat alanin sebagai satu pasang substrat, tetapi tidak terhadap asam-asam amino yang lain. Dengan demikian alanin transaminase dapa tmengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin selama tersedia asam piruvat. Glutamat transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin selama tersedia asam piruvat. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat, karena itu enzim ini dapat mengubah asam-asam amino menjadi asam glutamate .Apabila alanin transaminase terdapat dalam jumlah banyak maka alanin yang dihasilkan darireaksi transaminase akandiubah menjadi asam glutamate.

2. DeaminasiDeaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus amina dari molekul senyawa asam amino. Gugus amina yang terlepasakan terkonversi menjadi amonia. Pada manusia, deaminasi terutama terjadi pada hati, walaupun asam glutamate juga mengalami deaminasi pada ginjal. Proses deaminasi dalam lingkungan aerobic akan menghasilkan asam okso, disebut deaminasio ksidatif dan terjadi terutama didalam hati.Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalambeberapasel misalnya bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Proses deaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non oksidatif. Contoh asam amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif adalah asam glutamat. Reaksi degradasi asam glutamat dikatalis oleh enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.Deaminasi non-oksidatif adalah penghilangan gugus amino dari asam amino serin yang dikatalis oleh enzim serindehidratase. Asam amino teronin juga dapat mengalami deaminasi non oksidatif dengan katalis kreonin dehidratase menjadi keto butirat.Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi asam ketodan ammonia (NH4+), Asam glutamate merupakan satu-satunya asam amino yang mengalami deaminasi oksidatif, karena senyawa ini merupakan akhir dari setiap reaksitransaminasi. Pada reaksi deaminasi oksidatif, asam glutamate dikonversi menjadi bentukasamketonnyadengan pergantian gugus amina menjadi gugus keton.Hasil reaksi berupa dua senyawa produk yaituasam-ketoglutaratdanamonia.Berdasarkan reaksi di atas, glutamate mengalami proses deaminasi menghasilkan ion amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium (NH4+) masuk kedalam siklus urea. Atau secara sederhana dapat dilihat pada reaksi berikut:

Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen dan non-nitrogen.1. Senyawa non-nitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energy melalui jalur siklus Krebs atau disimpan dalam bentuk glikogen.2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih dahulu menjadi ureum.Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada gangguan fungsi hati (liver) kadar NH3meningkat. Pengeluaran (ekskresi) urea melalui ginjal dikeluarkan bersama urin.3. Perubahan Kerangka C pada Asam Amino

Terdapat 20 asam amino baku di dalam protein, semuanya memiliki kerangka karbon yang berbeda-beda. Sehubungan dengan itu, terdapat 20 lintas katabolik yang berbeda untuk penguraiannya. Oleh karena itu, lintas asam amino secara sendiri tidak seaktif glikolisis dan siklus asam sitrat. Karena alasan inilah kita tidak akan mengamati semua lintas-lintas ini secara terperinci. Pada kenyataannya, lintas katabolik ke 20 asam amino ini menyatu, membentuk hanya lima produk, semuanya memasuki siklus asam sitrat untuk menyempurnakan oksidasi asam sitrat untuk menyempurnakan oksidasi senyawa ini menjadi CO2 dan H2O.

a. Jalur Piruvat Asam amino yang masuk melaui jalur ini antara lain alanin, sistein ,Glisin , treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui reaksi transaminase menjadi piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan energy sebagai berikut :Dari Piruvat asetil Ko-A tidak menghasilkan energy, Sitrat isositrat tidak menghasilkan energy, isositrat keteneoglutarat menghasilkan NADH, suksinil KoA suksinat menghasilkan ATP, Suksinat Fumarat menghasilkan FADH2, Fumarat malat mengahsilkan NADH, Oksaloasetat asetil Ko-A tidak menghasilkan ATP. Total semua energy yang dihasilkan :3 NADH : 9 ATP1 ATP = 1 ATP1 FADH2 = 2 ATPJumlah = 12 ATP

b. Lintas Asetoasetil KoAKelompok dari kerangka karbon asam amino fenilalanin, tirosin, lisin, triptofan, dan leusin menghasilkan asetoasetil KoA, yang kemudian diubah menjadi asetil KoA. Dua lintas di dalam rangkaian ini perlu diperhatikan secara khusus. Lintas dari triptofan menuju asetil koA merupakan lintas yang paling kompleks diantara lintas katabolisme asam amino di dalam jaringan hewan. Beberapa senyawa antara pada katabolisme triptofan merupakan pemula bagi biosintesis biomolekul lain yang penting, termasuk serotonin, suatu neurohormon, dan asam nikotinat. Lintas katabolik triptofan karenanya memiliki sejumlah percabangan yang memungkinkan pembentukan beberapa produk lain dari pemula tunggal triptofan. Lintas kedua yang patut diperhatikan dalam kelompok ini adalah yang berasal dari fenilalanin. Fenilalanin dan produk oksidasinya tirosin diuraikan menjadi dua bagian, keduanya dapat memasuki siklus asam sitrat, tetapi pada titik yang berbeda. Empat dari sembilan atom karbon fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetat bebas, yang lalu diubah menjasi asetil KoA. Bagian empat karbon kedua dari tirosin dan fenilalanin diperoleh kembali sebagai fumarat, yaitu suatu senyawa antara dari siklus asam sitrat. Delapan dari sembilan atom karbon dari kedua asam amino ini, memasuki siklus asm sitrat. Sedangkan satu karbon sisanya terlepas sebagai CO2.Fenilanin setelah mengalami hidroksilasi menjadi tirosin, juga merupakan pemula dari hormon tiroid: tiroksin, hormon adrenalin, dan noradrenalin yang dikeluarkan melalui medula adrenal. Enzim pertama pada lintasan fenilalanin merupakan fenilalanin 4-monooksigenase (juga dinamakan fenilalanin hidroksilase) yang mengkatalis hidroksilasi fenilalanin menjadi tirosin. Fenilalanin monooksigenase memasukkan satu diantara kedua atom oksigen O2 ke dalam molekul fenilalanin, membentuk gugus hidroksil tirosin. Atom oksigen lainnya direduksi menjadi H2o oleh NaDH yang juga diperlukan pada reaksi ini.

Fenilalanin + NADH + H+ + O2 -- tirosin + NAD + H2O

Setelah terbentuk tirosin, dengan bantuan tirosin transaminase akan membentuk 4-hidroksifenilpiruvat. Gugus amino pada tirosin akan ditangkap oleh -ketoglutarat dan selanjutnya membentuk glutamat. 4-hidroksifenilpiruvat tersebut akan diubah menjadi homogentisat dengan bantuan enzim 4-hidroksifenilpiruvat-dioksigenase. Enzim ini akan mengikat O2 dan melepaskan CO2. Kemudian homogentisat akan diubah menajdi 4-meleilasetoasetat dengan bantuan enzim 1,2 dioksigenase monooksigenase. Enzim tersebut mengikat O2 dan melepaskan CO2. 4-maleilasetoasetat dibah menjadi 4-fumarilasetoasetat dengan bantuan maleilasetoasetat isomerase. Selanjutnya 4-fumarilasetoasetat akan diubah susunan karbonnya menjadi asetoasetat dan fumarat melalui enzim fumarilasetoasetatase. Asetoasetat akan diubah menjadi asetoasetil KoA dengan bantuan enzim asam 3-keto transferase.Apabila tedapat kelainan genetik pada metabolisme asam amino sebagai akibat telah terjadi mutasi, enzim tersebut tidak akan aktif. Kerusakan ini menyebakan penyakit genetik fenilketonuria. Maka dari itu, digunakanlah lintas bantuan metabolisme fenilalanin. Pada lintas bantuan ini, fenilalanin mengalami transaminasi dengan -ketoglutarat yang mengahsilakan fenilpiruvat.Namun, fenilpiruvat tidak dapat diuraikan lebih lanjut, merupakan senyawa buntu. Molekul ini (termasuk fenilalanin) akan terakumulasi di dalam darah dan jaringan, dan dikeluarkan ke dalam urin. Kelebihan fenilpiruvat di dalam darah pada bayi/anak-anak akan menghambat pertumbuhan normal otak. Fenilketonuria (PKU) merupakan salah satu kelainan genetik metabolisme yang ditemukan pertama pada manusia.Fenilalanin dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk dengan empat karbon yaitu asetoasetat dan fumarat. Asetoasetat memasuki siklus asam sitrat dalam bentuk asetil KoA, sedangkan fumarat tentunya merupakan senyawa antara siklus ini.Asetoasetil KoA yang dibentuk nantinya akan diubah menjadi asetil KoA. Asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam sitrat melalui pintu sitrat. Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi -ketoglutarat. Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. -ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 12 ATP.

c. Jalur Suksinil-KoAMetionin,isoleusin dan Valin ( akan terdegradasi menghasilkan suksinil Ko-A senyawa antara siklus asam sitrat. Valin dan Isoleusin sama sama mengalami reaksi transaminase. Empat dari lima karbon valin diubah menjadi asm suksinat ,demikian juga tiga dari 6 atom karbon isoleusin. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan energi sebesar:Suksini Ko-A Suksinat terdapat 1 GTP, dari Suksinat Fumarat terdapat 1 FADH, dari Fumarat Malat tidak terdapat enzim yang menghasilkan energy, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1 NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energy yang dibutuhkan.Total energi yang dihasilkan dari Suksinil Ko-A menuju Asetil Ko-A adalah :1 NADH= 3 ATP1 FADH= 2 ATP1 GTP = 1 ATP = 6 ATP d. Jalur FumaratFenilalanin dan tirosin (produk oksidasi fenilalanin) dapat memasuki siklus asam sitrat melalui jalur fumarat. Empat dari sembilan karbon fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetat bebas (akan masuk melalui jalur asetoasetil Ko-A) , sedangakan 4 karbon lainnya menghasilkan fumarat (masuk melui jalur fumarat)Sedangkan satu karbon sisanya akan terlepas sebgai CO2. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan energy sebesar: dari Fumarat Malat tidak terdapat enzim yang menghasilkan energi, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1 NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energi yang dibutuhkan. Total energi yang dihasilkan dari Fumarat menuju Asetil Ko-A, adalah :1 NADH= 3 ATP

e. Jalur OksaloasetatKerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat. Enzim asparaginase mengkatalisis hidrolisis asparagin menjadi aspartat. Enzim ini mengikat molekul H2O dan melepaskan NH4. Aspartat akan dikatalis oleh enzim transaminase membentuk oksaloacetat. Gugus amino pada aspartat dapat dipindahkan menuju piruvat ataupun alanin. Reaksi antara aspartat dan oksaloacetat ini merupakan reaksi yang dapat balik atau reversible.Asparagin + H2O -- aspartat + NH4Aspartat + -ketoglutarat oksaloasetat + glutamatAspartat lalu memberikan gugus aminonya kepada -ketoglutarat di dalamreaksi transaminasi menghasilkan glutamat. Sisa kerangka karbon aspartat, yaitu oksaloasetat memasuki siklus asam sitrat. Lintas ini masuk melalui pintu oksaloasetat. Oksaloasetat diubah menjadi sitrat. Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi -ketoglutarat. Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. -ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 12 ATP. .

e. Jalur -ketoglutaratKerangka karbon dari lima asam amino (arginin, histidin, asamglutamat, glutamin, dan prolin) memasuki siklus asam sitrat -ketoglutarat.Asparagin dan prolin akan masuk ke dalam glutamat semialdehid dibantu dengan enzim glutamat semialdehid sintase. Kemudian glutamat semialdehid akan membentuk glutamat. Histidin dan glutamin masuk ke dalam glutamat. Selanjtnya glutamat akan diubah menjadi -ketoglutarat detelah mengalami deaminasi.Lintas ini masuk melalui pintu -ketoglutarat. -ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 8 ATP.

.Contoh kasus :Jika tubuh sudah kekurangan energy maka akan menggunakan glikogen dalam hati. Apabila glikogen sudah habis, maka akan menggunakan triasilgliserol yang terdapat dalam jaringan adiposa sebagai energi. Dan apabila keduanya sudah habis, maka akan digunakannya protein dalam bentuk asam amino yang terdapat dalam otot (glisin). glisin tersebut di ubah menjadi serin oleh enzim serin hidroksimetil transferase yang di pengaruhi oleh hormone tetrahidrofolat(FH4) Kemudian serin di ubah menjadi piruvat oleh enzim serin dehidratase di bantu oleh gugus prosthesis pirodoksal-p. asam piruvat di ubah menjasi asetil-KoA, yang kemudian di proses dalam siklus kreb.

Proses perubahan glisin menjadi piruvat

NH2CH2 CHOOH Glisin serin hidroksimetilN5N10 metilena-FH4 transferaseFH4HOCH2CH(NH2)COOH Serinserin dehidrataseH2ONH3

CH3C COOH Asam piruvat O(Gambar; pengubahan glisin dan serin)Proses Dekarboksilasi OksidatifSebelum masuk ke dalam siklus krab, asam piruvat di rubah terlebih dahulu menjadi asetil ko-a.melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Dengan bantuan 5 koenzim (CoA-SH, NAD,TPP,lipase,FAD)

D. Buka PuasaSaat kita berbuka puasa, tubuh kita akan kembali tersuplai nutrisi. Kebutuhan tubuh akan kembali tercukupi. Namun kebiasaan kita makan dalam porsi yang banyak ketika berbuka puasa, sehingga mengakibatkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh bersisa.Ketika kita makan karbohidrat, tubuh akan mensintesis karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian ketika terdapat glukosa yang berlebih di dalam tubuh, glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen. dalam jaringan hati atau otot, glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat, kemudian diubah menjadi glikogen melalui beberapa tahap. Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut proses glikogenesis. Melalui proses glukoneogenesis, glikogen juga dapat dibuat dari zat-zat yang bukan gula (glukosa), seperti gliserol, asam laktat, atau asam amino glikogenik.Jika kita memakan makanan yang mengandung lemak, lemak tersebut akan diubah menjadi asam lemak. Pada keadaan sesudah makan (insulin tinggi), sel-sel lemak mensekresi lipoprotein lipase (LPL) dan mensekresinya ke kapiler jaringan adiposa. LPL ini memecah TAG dalam kilomikron dan VLDL menghasilkan asam lemak dan gliserol. Insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel-sel adipose serta ke dalam sel otot. Adiposit menngoksidasi glukosa untuk menghasilkan energy dan sel-sel tersebut menggunakan glukosa sebagai sumber untuk memebentuk gugus gliserol pada triasilgliserol yang mereka simpan.1. Asam lemak masuk ke sel adiposa bergabung dengan gliserol 3-P (dari pemecahan glukosa) TAG di adiposa 2. Jar. adiposa tidak dapat menggunakan gliserol hasil pemecahan TAG karena tidak memiliki gliserokinase, sehingga gliserol diangkut ke hati untuk disintesis menjadi TAG.3. Asam lemak dalam TAG adiposa berasal dari lipid makanan (kilomikron) atau karbohidrat makanan (VLDL). Kelebihan protein makanan juga dapat digunakan untuk membentuk asam lemak untuk sintesis VLDL.4. Note: peran insulin: - menstimulasi sintesis dan sekresi LPL- menstimulasi metabolisme glukosa menjadi asam lemak di jaringan adipose

Jika kita memakan makanan yang mengandung protein, protein terlebih dahulu akan diubah menjadi asam amino dan akan disimpan didalam otot. Dalam pembentukan asam amino, protein disintesis dengan tahap transkripsi dan translasi. Setelah itu, jika protein berlebih maka tidak akan tersimpan melainkan protein tersebut akan dibuang bersama dengan feses atau urin (NH3).

denaturasi oleh asam di lambung. Dalam keadaan kenyang asam amino yang dibebaskan dari pencernaan protein mengalir dari vena porta hepatika ke hati tempat asam amino tersebut digunakan untuk menghasilkan energi kemudian ada yang dibentuk protein, terutama protein darah, misalnya albumin serum juga digunkan untuk pembentukan sel. Kelebihan asam amino diubah menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan dalam VLDL. Glukosa yang dibentuk dari asam amino pada keadaan kenyang yang disimpan dalam glikogen atau dibebaskan ke dalam darah apabila kadar glukosa darah rendah. Asam amino yang melewati hati diubah menjadi protein di jaringan lain. Sel juga menggunakan asam amino untuk mensintesis berbagai senyawa yang mengandung nitrogen, termasuk ATP, sebagian hormone, neurotransmitter, pigmen kulit melanin, dan komponen hem hemoglobin. Sebagian jaringan, misalnya saluran cerna, dapat mengoksidasi asam amino tertentu untuk memperoleh energy.Asam-asam amino yang berasal dari protein makanan meninggalkan usus melalui aliran darah dan diserap oleh berbagai jaringan, tempat asam-asam tersebut digunakan sebagai substrat untuk biosintesis atau dioksidasi untuk menghasilkan energy. Sebagian besar asam amino yang digunakan untuk biosintesis dipakai untuk membentuk protein. Protein mengalami pertukaran (turn over) secara konstan mengalami penguraian dan pembentukan. Asam-asam amino yang dibebeskan pada proses penguraian protein masuk menjadi cadangan asam amino yang sama dengan asam amino dari makanan. Cadangan ini memasok prekursor untuk sintesis protein.

Asam amino jika termakan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan tubuh terhadap sintesis protein, maka akan disimpan dalam jaringan atau jika tubuh tidak dapat menyimpan lagi, maka protein akan didegradasi.Dalam keadaan kenyang dan tubuh masih dapat menyimpan, protein hasil pencernaan masuk ke dalam hati melelui vena porta hepatica. Dalam hati, protein mengalami pengubahan, misalnya mnjadi protein darah (serum albumin). Kelebihan asam amino diubah menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan dalam bentuk VLDL (Very Low Dencity Lipoprotein). Glukosa yang dibentuk dari asam amino pada keadaan kenyang disimpan dalam bentuk glikogen atau dibebaskan dalam darah apabila kadar glukosa darah rendah. Asam amino yang melewati hati diubah menjadi protein di jaringan lain.Dalam keadaan sangat kenyang, dimana protein tidak dapat disimpan dalam tubuh lagi, maka protein yang masuk dalam tubuh akan didegradasi, atau dikeluarkan dalam bentuk nitrogen asam amino sebagai amonia. Amonia dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk NH3, karena dalam bentuk inilah amonia dapat menenbus membran. Amonia ini masuk ke dalam urin dari sel tubulus ginjal dan menurunkan keasaman urin dengan mengikat proton dan membentuk NH4.

Mekanisme pengubahan glikogen menjadi glukosa