Integrasi Data Kepegawaian Aplikasi Sub Sistem di...
Transcript of Integrasi Data Kepegawaian Aplikasi Sub Sistem di...
77
Integrasi Data Kepegawaian
Aplikasi Sub Sistem di Universitas Diponegoro
Melalui Web Service
1)Kodrat Iman Satoto,
2)Rinta Kridalukmana
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Program Studi Teknik Sistem Komputer
Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang 50725, Indonesia
E-mail : 1)
Abstract
As one of top universities in Indonesia, Diponegoro University have
been developed many information system applications to support its
operational activities. As the impact, IT department faces new problem in
which the data should be shared between applications in every level of
organization. One of many solution that can be implemented is developing
web service. By using CodeIgniter Framework to build web application
interface, lecturer data will be used as a model. Not only to handle request
about lecturer information, in this research web service also be used to offer
user authentication based on human resource application that exist in
university to other application. To fulfill this function, web service will sent
message to application that request information in JSON format.
Keywords : web service, application interface.
1. Pendahuluan
Sistem informasi di Universitas Diponegoro saat ini semakin banyak
dikembangkan untuk memenuhi berbagai aspek kebutuhan, baik untuk
pengelolaan data, monitoring, evaluasi, maupun untuk pencatatan berbagai
aktifitas transaksi. Pengembangan sistem informasi ini tidak hanya dilakukan di
unit pengelola sistem informasi di tingkat universitas, namun juga di unit
pengelola di tingkat fakultas.
Permasalahan mulai muncul ketika pengembangan sistem informasi di
tingkat universitas dan fakultas akan melakukan pengelolaan terhadap data yang
sama. Sebagai contoh adalah data kepegawaian. Data kepegawaian saat ini telah
dikelola melalui sistem informasi kepegawaian yang dikembangkan oleh unit
sistem informasi tingkat universitas. Namun untuk keperluan yang berbeda,
pengelola sistem informasi tingkat fakultas memerlukan data tersebut untuk
mengembangkan sistem-sistem lain seperti misalnya sistem kepangkatan dan
sistem beban kerja dosen.
Apabila pengembangan sistem-sistem lain yang memerlukan data
kepegawaian tersebut tidak perlu memperhatikan validitas data dan integritas data,
tentu saja akan lebih mudah untuk mengkoleksi data kepegawaian lagi untuk
keperluan sistem yang akan dikembangkan tersebut. Namun hal ini tentu saja akan
menimbulkan resiko terjadinya perbedaan data antara data kepegawaian di tingkat
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
78
Universitas dengan data dari sistem lain yang dikembangkan di tingkat Fakultas.
Salah satu penyebabnya adalah apabila akan dilakukan pembaharuan data, maka
pembaharuan tersebut harus dilakukan di setiap sistem yang menyimpan data
kepegawaian agar informasi yang diberikan selalu sama. Dikarenakan harus
diperbaharui di setiap sistem yang mengelola data kepegawaian, maka sangat
dimungkinkan apabila salah satu sistem tersebut tidak dilakukan pembaharuan
data.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dicoba untuk menjembatani
kebutuhan data kepegawaian dari yang telah dikelola oleh unit sistem informasi
tingkat universitas untuk dapat dipergunakan oleh sistem-sistem lain yang akan
dikembangkan di tingkat fakultas, yang selanjutnya sistem-sistem ini disebut
dengan sub sistem, dengan mengembangkan web service.
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah mengembangkan application interface berbasis web yang berfungsi
sebagai web service untuk mengirimkan data/pesan dari sistem kepegawaian ke
sub-sub sistem lain yang akan menggunakan data kepegawaian. Batasan masalah
dari penelitian ini adalah: 1) Application interface yang akan dikembangkan
hanya melayani retrieve data, tidak melakukan aktifitas CRUD (create, update,
delete), 2) Data kepegawaian yang ditangani oleh web service dibatasi pada data
dosen.
2. Kajian Pustaka
Pemahaman tentang application programming interfaces (APIs) sangat
penting untuk memahami pengertian application interfaces. APIs merupakan
mekanisme yang telah didefinisikan dengan baik yang dikembangkan untuk
menghubungkan sumber daya yang ada seperti misalnya application server,
middleware layer, atau database (lihat Gambar 1) [5]. APIs memungkinkan
developer untuk menggunakan layanan dari entitas-entitas yang ada untuk
memperoleh nilai yang dimiliki oleh entitas tersebut.
Misalnya untuk mengakses informasi pelanggan akan membutuhkan
perantaraan API ke database pelanggan. Alasan dibuat API adalah :
1) Menyediakan akses ke data dan proses bisnis tanpa harus melalui user
interface.
2) Menyediakan mekanisme yang memungkinkan berbagi informasi
Gambar 1 Application Interface [5]
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
79
Application interface yang dapat difungsikan untuk mengakses proses bisnis dan
data dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Full service interface
Tipe ini menyediakan seluruh layanan untuk mengakses layanan bisnis,
object, dan data (Gambar 2).
Gambar 2 Full Service Interface [5]
2. Limited service interface
Pada limited service interface biasanya hanya diperkenankan untuk
mengakses salah satu level saja dari layanan bisnis, object atau data
(Gambar 3).
Gambar 3 Limited Service Interface [5]
3. Controlled service interface
Tipe ini menyediakan layanan minimal terhadap logik dan data (Gambar
4).
Gambar 4 Controlled Service Interface [5]
Jumlah pengguna aplikasi berbasis web yang terus meningkat memicu
penyedia layanan untuk meningkatkan kinerja aplikasi dengan menambahkan
banyak fitur ke dalamnya. Salah satu fitur yang sekarang ini terus dikembangkan
adalah penggunaan web service. Web Service adalah layanan yang tersedia di
internet yang menggunakan bahasa standar XML untuk pengiriman pesannya,
tidak terikat kepada bahasa pemograman atau sistem operasi tertentu [14].
Definisi lainnya, Web Service mengacu pada perancangan berbasis pesan
yang sering ditemukan di web dan di perangkat lunak perusahaan (enterprise).
Web Service adalah aplikasi yang dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
80
yang lain melalui jaringan dengan menggunakan serangkaian aturan-aturan
(protokol) yang terstandarisasi [18]. Standar XML dan SOAP dikembangkan oleh
W3C (World Wide Web Consortium). Selanjutnya, W3C juga terlibat dalam
pengembangan standar protokol dan arsitektur untuk Web Service, seperti WSDL
(Web Service Description Language), termasuk standar teknologi keamanan untuk
Web Service seperti XML Encryption, XML Signature, dan lain sebagainya. Di
samping W3C, beberapa organisasi lain saat ini juga terlibat dalam
pengembangan standarisasi untuk Web Service, seperti OASIS (Organization for
Advancement of Structured Information Standard), WS-I (Web Service
Interoperability Organization) dan Liberty Alliance Technology Group yang
disponsori oleh Sun Microsystem.
Web Service bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pemrogram
dan perusahaan, yang memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat
dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang
terdapat di dalamnya. Beberapa alasan mengapa Web Service digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Web Service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau
beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang
lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani
dengan baik.
2. Web Service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena
tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web
Service cukup diunggah ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak
yang telah diberikan otorisasi.
3. Web Service berjalan di port 80 yang merupakan protokol standar HTTP,
dengan demikian Web Service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi
firewall.
4. Teknologi Web Service memungkinkan sebuah aplikasi menjadi sangat
kecil ukurannya, karena kebanyakan datanya disimpan di Web Service
sehingga tidak perlu disimpan secara lokal. Web Service ini juga
memudahkan untuk memperbaharui data dalam aplikasi karena perubahan
hanya tinggal dilakukan di Web Service dan semua aplikasi yang ter-install
secara lokal dan mengakses Web Service ini pun akan secara otomatis
mengikuti perubahan ini. Teknologi Web Service ini sangat cocok untuk
diterapkan pada aplikasi perangkat bergerak dimana perangkatnya
kebanyakan selalu terkoneksi dengan internet dan membutuhkan aplikasi-
aplikasi yang ringan dalam sisi instalasi lokalnya.
Web Service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk
mendukung interoperabilitas dan interaksi antarsistem pada suatu jaringan. Web
Service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu situs web
untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain,
sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan
(service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan Web Service. Web
Service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat
diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
81
bahasa compiler. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Web Service
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Lintas platform
Pengunaan Web Service memungkinkan komputer-komputer yang berbeda
sistem operasi dapat saling bertukar data.
2. Programming Language Independent
Sebuah Web Service dapat diakses dengan menggunakan bahasa
pemrograman apa saja.
3. Jembatan penghubung dengan database
Umumnya sebuah aplikasi memerlukan driver database agar dapat
melakukan koneksi ke dalam database. Web Service dapat dijadikan
sebagai penghubung antara aplikasi dengan database. Dengan demikian,
Web Service dapat menggantikan peran driver untuk mengakses database.
4. Mempermudah proses pertukaran data
Penggunaan Web Service dapat mempermudah dan mempercepat
pertukaran data diantara dua perusahaan, daripada harus menyesuaikan
aplikasi dan database yang digunakan. Contoh Web Service: autentikasi
akun pada facebook dan autentikasi keabsahan kartu kredit pada visa.com
CodeIgniter adalah sebuah aplikasi open-source yang berupa framework
dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website
dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter dilengkapi dengan berbagai
pustaka siap pakai untuk berbagai kebutuhan. Misalnya saja koneksi database,
email, session dan cookies, keamanan, manipulasi gambar dan banyak lagi
lainnya, sehingga mempermudah pekerjaan programmer. Dengan menciptakan
pustaka sendiri yang kemudian di-include-kan ke dalam framework, programmer
pun dapat menambah pustaka baru jika pustaka yang diinginkan tidak tersedia.
Kadang juga beberapa pustaka dapat didapatkan di forum (http://codeigniter-
id.com) maupun wiki-nya (http://codeigniter.com/wiki/) [20].
Arsitektur MVC (Model-View-Controller) muncul atas pemikiran Prof.
Trygve Reenskaug, seorang berkebangsaan Norwegia. Dasar arsitektur ini adalah
pemisahan antara logika aplikasi dengan tampilan dan database. Menggunakan
pola ini diharapkan dapat meminimalisasi penulisan perintah (membuat coding
lebih sederhana karena sudah dipisah dengan kode untuk tampilan), sehingga
resiko terjadinya bug juga minimal, serta meningkatkan efisiensi pembangunan
aplikasi karena programmer dapat bekerja secara terpisah dengan designer.
Programmer mengerjakan logic sedangkan designer berkutat dengan desain
tampilan antarmuka.
Beberapa bahasa pemograman berbasis web yang framework-nya
menerapkan konsep MVC adalah ASP (ASP Xtreme Evolution), Actionscript
(FlashMVC), Coldfusion (Fusebox), JavaScript (JavaScript MVC), XML
(XForms) dan Ruby (Ruby on Rails). Contoh framework PHP MVC adalah
CakePHP, Symfony dan CodeIgniter (CI).
Gambaran penerapan arsitektur MVC pada CodeIgniter kurang lebih
sebagai berikut [13]:
Model bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan data dalam
basis data. Di dalamnya biasa dituliskan perintah untuk mengambil,
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
82
mengubah, menghapus, dan menambahkan data.
View merupakan “tempat” untuk meletakkan apa yang akan ditampilkan
di halaman browser. Sebuah berkas view umumnya berisi kode bahasa
pemograman sisi klien.
Controller merupakan pengatur utama hubungan antara model, view, dan
juga sumber daya lain yang tersedia. Sumber daya ini diperoleh dari
kelompok/tipe kelas yang dapat disebut dengan elemen framework CI.
CI menerapkan pola MVC yang fleksibel karena Model dapat tidak
digunakan. Jadi hanya menggunakan View dan Controller saja jika memang tidak
memerlukan pemisahan di dalam struktur data dan basis data atau penggunaan
model dianggap hanya menambah kompleks aplikasi dengan keuntungan yang
kurang sebanding.
3. Desain Parameter Input dan Output Interface Web Service
Interface web service secara umum merupakan controller merupakan
jembatan akses dari aplikasi lain ke layanan web service. Interface akan
dikembangkan sesuai dengan informasi yang akan diakses melalui web service.
Pada penelitian ini, informasi yang akan dijadikan model untuk layanan interface
web service adalah sebagai berikut:
a. Informasi Data Umum Dosen, yang meliputi nama, tempat lahir, tanggal
lahir, golongan, jabatan fungsional, alamat, nomor induk pegawai, jurusan
dan fakultas.
b. Informasi Pengabdian Dosen, yang meliputi judul pengabdian dan tahun
dilaksanakannya pengabdian.
c. Informasi Karya Ilmiah Dosen, meliputi informasi judul karya ilmiah,
tahun publikasi, nama jurnal, volume dan nomor jurnal, halaman artikel
pada jurnal dan bulan terbit jurnal.
Selain informasi tersebut, untuk keperluan fungsi autentikasi user yang akan
dilayani oleh web service, maka data-data credential pengguna pada aplikasi
sistem kepegawaian yang meliputi username dan password juga akan dapat
diakses. Untuk dapat berinteraksi dengan layanan web service, aplikasi harus
menyediakan input parameter yang diminta oleh web service. Berdasarkan input
parameter inilah web service memberikan respon pengiriman data dengan
parameter-parameter output yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
Adapun interface pada web service yang dikembangkan meliputi autentikasi(),
getInfoDosen (), getInfoPengabdian (),genInfoKaryaIlmiah() dan authenticateUser
(). Tabel 1 berikut ini menunjukkan input dan output parameter masing-masing
interface.
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
83
Tabel 1 Input dan Output Parameter Interface Web Service
No Method Name Parameter Deskripsi Tipe data
1 autentikasi() Input parameter
-sharekey Key penghubung Aplikasi dan web service
string
-applD Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice
string
Ouput parameter
-statusInfo Keluaran hasil proses autentikasi
Boolean
2 getInfoDosen() Input parameter
-nip Nomor induk pegawai string
- sharekey Key penghubung Aplikasi dan web service
string
-applD Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice
string
Ouput parameter
- nama nama dosen string
- tptlahir tempat lahir string
- tptlahir tanggal lahir date
- gol golongan string
- jf jabatan fungsional string
- almt alamat string
-nip nip string
- jur jurusan string
- fakultas fakultas string
3 getInfoPengabdian() Input parameter
- nip nomor induk pegawai string
- sharekey - appID
key penghubung aplikasi dan web service id aplikasi yang terdaftar di mesin web service
string string
- thawal tahun awal pengabdian string
- thakhir tahun akhir pengabdian string
Ouput parameter
- jdl judul pengabdian string
- thpeng tahun pengabdian string
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
84
Sambungan Tabel 1 Input dan Output Parameter Interface Web Service
4 getInfoKaryaIlmiah() Input parameter
- nip nomor induk pegawai string
- sharekey key penghubung aplikasi dan web service
string
- appID id aplikasi yang terdaftar di mesin web service
string
- thawal tahun awal karya ilmiah string
- thakhir tahun akhir karya ilmiah string
Ouput parameter
- jdl nama dosen string
- thpub tempat lahir string
- nmjurnal tanggal lahir date
- vol golongan string
- no - hal
jabatan fungsional alamat
string string
-bln nip string
5 AuthenticateUser() Input parameter
- userID input user ID string
- password password user string
- sharekey key penghubung aplikasi dan web service
string
- appID id aplikasi yang terdaftar di mesin webservice
string
Output Parameter
- statusUser keluaran hasil proses autentikasi user
boolean
Output parameter adalah kumpulan variabel yang dikirimkan oleh web
service kepada aplikasi yang meminta data melalui interface web service. Output
parameter pada web service yang dikembangkan akan dikirimkan dalam format
JSON. Berikut adalah format output JSON untuk informasi data umum dosen:
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
85
Berikutnya, data yang akan dilayani oleh web service dalam penelitian ini
adalah data karya ilmiah dosen yang memiliki format JSON pada output
parameter seperti berikut ini:
Pada penelitian ini, selain dilakukan eksplorasi pengaksesan data
kepegawaian melalui web service, data login kepegawaian ini juga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan login oleh aplikasi lain melalui interafe
autenticateUser(). Adapun format output parameter fungsi login user ini adalah:
4. Implementasi Model & Controller
Berikut ini adalah model_autentikasi yang diimplementasikan di lingkungan
CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program berikut ini:
Kode Program 1 Implementasi Model model_autentikasi
Pada model tersebut, query disimpan pada variable data[‘jml_row’]. Data
ini berisi nilai jumlah baris yang dihasilkan dari query, yang bila
diimplementasikan dengan CodeIgniter Framework dapat digunakan fungsi
num_rows().
{“nama”:”namadosen”, “tptlahir”:”tempatlahirdosen”,
“tgllahir”:”2013-01-01”, “gol”:”golongan dosen”, “jf”:
“fungsionaldosen”, “almt”:”Alamat Dosen”, “nip”:”nip
dosen”, “jur”:”jurusan dosen”, “fak”:”fakultas dosen”}
{“jdl”:”judul karya”, “thpub”:”2013”, “nmjurnal”:”nama
jurnal”, “vol”:”volume jurnal”, “no”:”nomer jurnal”,
“hal”:”halaman jurnal”, “bln”:”bulan terbit jurnal”}
{“statusUser” : “true”}
atau
{“statusUser” : “false}
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
86
Model model_infoumumdosen terhubung dengan tabel dosen,
masterprogramstudi, dan masterfakultas. Query pada model _infoumumdosen bila
diimplementasikan pada CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode
Program 2 berikut ini:
Kode Program 2 Implementasi Model model_infoumumdosen
Selanjutnya untuk model_pengabdian, query yang diimplementasikan pada
CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 3 berikut ini :
Kode Program 3 Implementasi Model model_pengabdian
Untuk model_karyailmiah, implementasi pada CodeIgniter Framework
dapat dilihat pada Kode Program 4 berikut ini:
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
87
Kode Program 4 Implementasi Model model_karyailmiah
Dan yang terakhir, implementasi model_userlogin pada CodeIgniter
Framework dapat dilihat pada Kode Program 5 berikut ini :
Kode Program 5 Implementasi Model model_userlogin
Method autentifikasi() merupakan interface web service yang dipergunakan
untuk memeriksa apakah suatu aplikasi berhak memanfaatkan layanan web
service. Implementasi method autentikasi pada controller CodeIgniter Framework
dapat dilihat pada Kode Program 6 berikut ini:
Kode Program 6 Controller autentikasi()
Method getInfoDosen() yang telah diuraikan sebelumnya apabila
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
88
diimplementasikan pada CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode
Program 7 berikut:
Kode Program 7 Controller getInfoDosen()
Adapun implementasi controller getInfoPengabdian pada CodeIgniter
Framework pada Kode Program 8 berikut ini:
Kode Program 8 Controller getInfoPengabdian()
Method getInfoKaryaIlmiah dalam implementasinya hampir sama dengan
getInfoPengabdian(), seperti terlihat pada Kode Program 9 berikut ini:
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
89
Kode Program 9 Controller getInfoKaryaIlmiah()
Untuk method autenticateUser() hampir sama implementasi pada
CodeIgniter Framework dengan method autentikasi(). Kode program
Implementasi autenticateUser() dapat dilihat pada Kode Program 10 berikut ini:
Kode Program 10 Controller autenticateUser()
5. Pengujian
Berikut merupakan hasil pengujian terhadap interface web service yang
meliputi pengujian method autentikasi(), getInfoDosen(), getInfoPengabdian,
getInfoKaryaIlmiah(), autenticateiUser().
Tabel 2 Hasil Pengujian Interface Web Service
Fungsi yang diuji
Bentuk Pengujian Hasil Yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian
autentikasi() Pengujian akses web
Service URL dengan
Input parameter yang
ditentukan
Menampilkan keluaran
Output parameter dengan
Format JSON
Berhasil
getInfoDosen() Pengujian akses web
Service URL dengan
Input parameter yang
ditentukan
Menampilkan keluaran
Output parameter dengan
Format JSON
Berhasil
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
90
Sambungan Tabel 2 Hasil Pengujian Interface Web Service
6. Kesimpulan dan Saran
Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan web service akan sangat membantu aplikasi lain dalam
mengakses data, sehingga data yang sama tidak perlu disimpan berulang
kali.
2. Format JSON sebagai output web service dapat dipergunakan untuk
mendukung aplikasi web mobile.
3. Dengan dukungan web service, sub-sub sistem lain dapat memanfaatkan
informasi login dari sistem kepegawaian untuk masuk ke sub sistem
tersebut.
Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Perlu dikelola dengan lebih baik manajemen share key dan identitas
aplikasi sehingga dapat lebih aman
2. Lokasi web service dapat diletakkan di satu server dengan aplikasi sistem
kepegawaian mengingat database sistem kepegawaian tidak membuka
port komunikasi dari luar server.
Fungsi yang diuji
Bentuk Pengujian Hasil Yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian
getInfoDosen() Pengujian Interface web
Service pada aplikasi lain
Data dapat tampil pada
Aplikasi mengakses web
service
Berhasil
getInfoPengabdian() Pengujian akses web
Service URL dengan
Input parameter yang
ditentukan
Menampilkan keluaran
Output parameter dengan
Format JSON
Berhasil
getInfoPengabdian() Pengujian Interface web
Service pada aplikasi lain
Data dapat tampil pada
Aplikasi mengakses web
service
Berhasil
getInfoKaryaIlmiah() Pengujian akses web
Service URL dengan
Input parameter yang
ditentukan
Menampilkan keluaran
Output parameter dengan
Format JSON
Berhasil
getInfoKaryaIlmiah() Pengujian Interface web
Service pada aplikasi lain
Data dapat tampil pada
Aplikasi mengakses web
service
Berhasil
Authenticate() Pengujian akses web
Service untuk melakukan
Login/identifikasi user
pada aplikasi lain
Autentifikasi login
berhasil
Berhasil
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
91
7. Daftar Pustaka
[1] Bartel, M., J. Boyer, B. Fox, B. LaMacchia, E. Simon, 2002, “XML
Signature Syntax and Processing”, W3C Recommendation,
http://www.w3.org/TR/xmldsig-core/
[2] Champion, M., Ch. Ferris, E. Newcomer, D. Orchard, 2002, “Web
Services Architecture”, W3C Working Draft, 14 November 2002.
Available : http://www.w3.org/TR/ws-arch
[3] Christensen, E., F. Curbera, G. Meredith, S. Weerawarana, 2001, Web
Services Description Language (WSDL) 1.1, http://www.w3.org/TR/wsdl
[4] CodeIgniter Developer Team, http://codeigniter.com/user_guide,
EllisLab Inc, 2006-2011, diakses Maret 2012
[5] David S. Linthicum, Enterprise Application Integration, Addison Wesley,
ISBN 0-201-61583-5, 1999.
[6] Goodman, Danny, Michael Morrison, Paul Novitski, 2010, JavaScript
Bible, Seventh Edition, Wiley Publishing.
[7] Gottschalk, K., S. Graham, H. Kreger, dan J. Snell, 2002, Introduction to
Web Services Architecture, IBM Journal,
http://www.deinf.ufma.br/~mario/pos/corba/artigos/gottschalk02ws-
arch.pdf
[8] Keneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information
System : Managing the Digital Firm, Seventh Edition, Prentice Hall,
2002, 208-210
[9] Kurniawan, Erick, 2010, Cepat Mahir ASP.NET 3.5 untuk Aplikasi Web
Interaktif, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
[10] Lucky, 2008, XML Web Service : Aplikasi Desktop, Internet, Handphone,
Jasakom.
[11] Manish Srivastava, Legacy Integration : Which Approach Should Your
Enterprise Adopt, SETLabs Briefings Vol. 1 No. 2, Infosys, 2003.
[12] Pranata, Antony, 2001, Panduan Pemograman JavaScript, Cetakan
Ketiga, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
[13] Pratama, Antonius Nugraha Widhi, 2010, CodeIgniter: Cara Mudah
Membangun Aplikasi PHP, Jakarta, MediaKita.
[14] Purnamasari, Susan Dian, 2008, Web Service Sebagai Solusi Integrasi
Data Pada Sistem Informasi Akademik Universitas Bina Darma,
Palembang, Universitas Bina Darma.
[15] Qian, Kai, 2004. Design Patterns for Web Services, 5th
ACIS
International Conference on SNPD, China,
https://ritdml.rit.edu/handle/1850/3896
[16] Rudolf Grunig & Richard Kuhn (2004), Process-based Strategic
Planning,Third Edition, Springer, 2004, 7-9.
[17] Sunyoto, Andi, M.Kom., 2007, Ajax Membangun Web dengan Teknologi
Asynchronous JavaScript dan XML, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
[18] W3C, Web of Services, http://www.w3.org/standards/webofservices/
[19] Wahana Komputer, 2010, Panduan Praktis Menguasai Pemograman
Web dengan JavaScript, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109
92
[20] Wardana, S.Hut, M.Si, 2010, Menjadi Master PHP dengan Framework
CodeIgniter, Jakarta, Elex Media Computindo.
[21] Zaki, Ali, dan Smitdev Community, 2008, Seri Penuntun Praktis : AJAX
untuk Pemula, Jakarta, Elex Media Komputindo.