INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI PERENCANAAN …
Transcript of INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI PERENCANAAN …
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
SKRIPSI
PERENCANAAN PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH
380/220 VOLT PADA PERUMAHAN GRIYA ASTANA SIAK DI
AREA PEKANBARU, RIAU
DISUSUN OLEH :
ARRY RISKI PRATAMA
NIM: 201611018
PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
i
Koerniawan,
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
PERENCANAAN PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN
RENDAH 380/220 VOLT PADA PERUMAHAN GRIYA ASTANA
SIAK DI AREA PEKANBARU, RIAU
Disusun Oleh :
ARRY RISKI PRATAMA
NIM: 201611018
Diajukan untuk memenuhi
persyaratan
PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
Jakarta, 23 Juli 2020
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
S1 Teknik Elektro Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, Oktaria
DN: OU=Fakulytas Ketenagalistrikan &
Energi Terbarukan, O=IT PLN,
CN=Oktaria Handayani, [email protected]
O=Institut Teknologi PLN, CN=Tony
HandayaniReason: I am the author of this document
[email protected] Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:19:30
Location: your signing location here Date: 2020-07-27 19:38:24 Foxit Reader Version: 9.7.1
(Tony Koerniawan, S.T., M.T.) (Oktaria Handayani, S.T., M.T.)
Dosen Pembimbing Kedua Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut Teknologi PLN, CN=Tony Koerniawan,
Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:19:13
(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : ARRY RISKI PRATAMA
NIM 201611018
Program Studi : Strata 1 (S1) Teknik Elektro
Judul Skripsi : Perencanaan Pemasangan Jaringan Tegangan Rendah
380/220 Volt pada Perumahan Griya Astana Siak di Area
Pekanbaru, RIau
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1 (S1), Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi – PLN pada tanggal
……………………, 2020
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Ir. Purnomo Willy BS., M.T.
Ketua Penguji
2. Andi Junaidi, S.T., M.T.
Sekretaris Penguji
3. Nurmiati Pasra., S.T., M.T.
Anggota Penguji
Mengetahui:
Kepala Program Studi
S1 Teknik Elektro
(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Ibu Oktaria Handayani, S.T., M.T. Selaku Pembimbing I
Bapak Tony Koerniawan, S.T., M.T. Selaku Pembimbing II
Sebagai mana telah menjadi dosen pembimbing skripsi serta telah memberikan
petunjuk, saran-saran dan bimbingannya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan
di tepat waktu.
Terimakasih yang sama pula, saya tujukan kepada kedua Orang Tua saya yang
telah memberikan semangat serta motivasi dan kepada PT.PLN (Persero) UP3
Pekanbaru yang telah meberikan izin kepada saya untuk melakukan
pengambilan data guna menyelesaikan Skripsi ini.
Jakarta, 23 Juli 2020
ARRY RISKI PRATAMA
201611018
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Institut Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : ARRY RISKI PRATAMA
NIM 201611018
Program Studi : Strata 1 (S1) Teknik Elektro
Departemen : Elektro
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Perencanaan Pemasangan Jaringan Tegangan Rendah 380/220 Volt pada
Perumahan Griya Astana Siak di Area Pekanbaru, Riau
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 23 Juli 2020
Yang Menyatakan
ARRY RISKI PRATAMA
vii
PERENCANAAN PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN
RENDAH 380/220 VOLT PADA PERUMAHAN GRIYA ASTANA
SIAK DI AREA PEKANBARU, RIAU
ARRY RISKI PRATAMA, 201611018
dibawah bimbingan Ibu Oktaria Handayani, S.T., M.T.
ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, jadi hal ini menimbulkan adanya permintaan beban yang bertambah dan diperlukan penyambungan saluran baru jaringan tegangan rendah. Jaringan tegangan rendah adalah bagian hilir nya sebuah jaringan sistem tenaga listrik dengan nilai tegangan sebesar 380/220 volt. Prosedur perencanaan serta pemasangan suatu jaringan distribusi tegangan rendah diawali dengan survei lapangan guna memperoleh data yang nantinya akan dipergunakan pada penentuan kapasitas trafo pembebanan, tipe tiang yang akan dipergunakan, jenis penghantar, jalur Saluran Udara Tegangan Rendah, titik penanaman tiang. Pada penelitian kali ini yang menjadi object tempat penelitian nya adalah Perumahan Griya Astana dengan Jumlah 47 Unit Rumah type 36 dengan masing – masing daya 1.300VA 34 unit Rumah, daya 2.200VA 13 unit Rumah dan hasil total daya nya adalah 72.800VA. Terdapat juga nilai Drop Tegangan pada tiang tiang Blok A Sebesar 2,19 Volt, pada tiang B,C,D sebesaar 4,38 Volt dan Tiang D ujung sebesar 6,58 Volt. Sesudah memperoleh data yang dibutuhkan di lapangan, tahap selanjutnya adalah pemasangan yang mengacu pada rancangan perencanaan yang sudah dibuat meliputi konstruksi pemasangan trafo pada gardu distribusi, penanaman tiang, pemilihan penghantar, pemasangan pembumian. Berdasarkan dari hasil pengolahan data maka di dapatkan besarnya kapasitas trafo yang dipakai sebesar 100kVA, Gardu Distribusi Portal 4 jurusan, penghantar TIC 3x70+50 mm2 dengan KHA sebesar 270 Ampere, tiang besi konstruksi 9m dan memiliki kekuatan beban mekanis sebesar 200 – 250 daN. Dalam penelitian ini hanya mecakup perencanaan serta konstruksi jaringan Distribusi Tegangan Rendah yang bermula dari Gardu Distribusi hingga Saluran Udara Tegangan Rendah.
Kata kunci : jaringan tegangan rendah, perencanaan, distribusi, gardu distribusi
viii
INSTALLATION DESIGN OF LOW VOLTAGE NETWORK 380/220
VOLT IN ASTANA SIAK GRIYA RESIDENTIAL IN PEKANBARU
RIAU
ARRY RISKI PRATAMA, 201611018
Under the guidance of Oktaria Handayani, S.T., M.T.
ABSTRACT
Along with the economic growth and population, the electrical demand rises which as well requires a new low voltage network feeder. Low voltage network is part of an electric power system network with a voltage value of 380/220 volts. The installation design of a low voltage distribution network begins with a field survey to obtain several data to determine the load capacity of a transformer, cable type, type of the electric pillar, pillar placement point and line feeder of low voltage network. In this research, the object of the research is Griya Astana Housing with 47 units type 36 with 1300VA for 34 housing units, 2,200VA for 13 units power and the total power output is 72.800VA. There is also a Drop Voltage Value on the Blok A pole of 2,19 Volt, on the Blok B,C,D pole of 4,38 Volt and D pole of 6,58 Volt. After the data are collected, the next step is the installation of distribution network consist of construction of the transformer installation at the distribution substation, pillar placement, conductor selection and grounding installation. Based on the data processing results, the transformer capacity used is 100kVA, 4 direction Portal Distribution Substations, 3x70 + 50 mm2 TIC conductor with a KHA of 270 Amperes, 9m construction iron poles and has a mechanical load strength of 200-250 daN..This thesis only examines the installation design and construction of low voltage distribution network from substation to low voltage network.
Keywords: low voltage network, design, distribution, substation
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI........................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Permasalahan Penelitian ............................................................................ 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ................................................................................. 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .......................................................................... 2
1.2.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 4
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ........................................................................................... 5
2.3 Struktur Jaringan Distribusi ......................................................................... 6
2.3.1 Gardu Induk ............................................................................................. 6
2.3.2 Jaringan Distribusi Primer ........................................................................ 6
2.3.3 Gardu Distribusi ....................................................................................... 6
2.3.4 Jaringan Distribusi Sekunder ................................................................... 7
2.4 Gardu Distribusi .......................................................................................... 7
x
2.4.1 Jenis-jenis Gardu Distribusi ..................................................................... 8
2.4.1.1 Gardu Portal ......................................................................................... 8
2.4.1.2 Gardu Cantol ........................................................................................ 9
2.4.1.3 Gardu Beton ....................................................................................... 10
2.4.2 Komponen Utama Gardu Distribusi ....................................................... 11
2.4.2.1 Transformator DIstribusi ..................................................................... 11
2.4.2.2 Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM) ............ 12
2.4.2.3 Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) ................. 13
2.4.2.4 Peralatan Pengukur ............................................................................ 13
2.4.2.5 Peralatan Pengaman Sisi Tegangan Menengah................................. 13
2.5 Konstruksi Tiang Jaringan Tegangan Rendah .......................................... 14
2.5.1 Komponen Saluran Udara Tegangan Rendah ....................................... 16
2.5.1.1 Tiang ................................................................................................... 16
2.5.1.2 Kabel Penghantar ............................................................................... 17
2.5.1.3 Pole Bracket ....................................................................................... 18
2.5.1.4 Strain Clamp ....................................................................................... 16
2.5.1.5 Suspension Clamp .............................................................................. 20
2.5.1.6 Stainless Steel Strip ............................................................................ 20
2.5.1.7 Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint ......................................... 21
2.6 Konstruksi Sambungan Melalui Saluran Udara ........................................ 22
2.7 Material Peralatan Penyambungan SUTR ................................................ 23
2.7.1 Peramalan Beban .................................................................................. 23
2.7.2 Pengembangan Gardu........................................................................... 23
2.7.3 Pemilihan Letak Gardu .......................................................................... 24
2.7.4 Pemilihan Level Tegangan Penyulang Primer ....................................... 24
2.7.5 Pembebanan Penyulang Primer ............................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 26
3.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 26
3.1.1 Tahap Survei dan Tracking .................................................................... 26
3.2 Tahap Perencanaan ................................................................................. 27
3.2.1 Diagram Perencanaan ........................................................................... 27
3.3 Penyelenggaraan Kontruksi SUTR ........................................................... 28
3.3.1 Peta Perencanaan ................................................................................. 28
xi
3.3.2 Permintaan Beban Perumahan .............................................................. 29
3.4 Menentukan Tempat Titik Penanaman Tiang SUTR ................................. 30
3.4.1 Penentuan Jenis Tiang .......................................................................... 31
3.4.2 Penanaman Tiang SUTR ....................................................................... 32
3.4.3 Konstruksi Setiap Tiang SUTR .............................................................. 33
3.4.4 Penarikan Penghantar ........................................................................... 41
3.4.5 Penyambungan dan Sadapan Penghantar ............................................ 42
3.4.6 Pemasangan Pembumian Penghantar Netral........................................ 42
3.5 Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi Gardu Portal ............................... 44
3.5.1 Persiapan Konstruksi dan Proses Perizinan .......................................... 44
3.5.2 NH Fuse ................................................................................................. 48
3.5.3 Pemasangan Instalasi............................................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 51
4.1 Hasil .......................................................................................................... 51
4.1.1 Penentuan Beban dan Trafo yang Dibutuhkan ...................................... 51
4.1.2 Penentuan Konstruksi Gardu Distribusi dan Tiang Jaringan SUTR ....... 52
4.1.3 Penentuan Penghantar .......................................................................... 55
4.2 Konstruksi Jaringan SUTR ....................................................................... 55
4.2.1 Pemasangan Tiang ................................................................................ 55
4.3. Pemilihan Gardu ...................................................................................... 55
4.3.1 Persiapan Konstruksi Pondasi Gardu Portal .......................................... 56
4.3.2 Transformator Distribusi 1 Fase ............................................................ 58
4.3.2.1 Sistem Proteksi Surja Petir ................................................................. 58
4.3.2.2 Sistem Proteksi Hubung Singkat dan Beban Lebih ............................. 58
4.4. Perhitungan Tegangan Jatuh Pada Sistem Jaringan Tegangan Rendah .59
BAB V PENUTUP............................................................................................. 61
5.1 Simpulan .............................................................................................. 61
5.2 Saran ................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah ............................................ 15
Tabel 2.2 Konstruksi Sambungan Saluran Udara ............................................. 17
Tabel 3.1 Bahan Konstruksi Perumahan Griya Astana Siak ............................. 29
Tabel 3.2 Jumlah Permintaan Beban Perumahan ............................................. 30
Tabel 3.3 Material Pendukung Konstruksi Tiang Awal SUTR ........................... 32
Tabel 3.4 Material Pendukung Konstruksi Tiang Penyangga SUTR ................. 35
Tabel 3.5 Material Pendukung Kosntruksi Tiang Sudut 30º - 90º ...................... 36
Tabel 3.6 Material Pendukung Konstruksi Tiang Percabangan ......................... 38
Tabel 3.7 Material Pendukung Konstruksi Tiang Akhir ...................................... 39
Tabel 3.8 Konstruksi Gardu Portal 2 Jurusan .................................................... 44
Tabel 3.9 Konstruksi Gardu Portal 4 Jurusan .................................................... 46
Tabel 3.10 Instalasi Pembumian pada Gardu Portal ......................................... 48
Tabel 3.11 Jadwal Penelitian ............................................................................ 50
Tabel 4.1 Jumlah Konstruksi Tiang Griya Astana Siak ...................................... 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik ...................................................... 5
Gambar 2.2 Diagram Satu Garis Sistem Tenaga Listrik...................................... 6
Gambar 2.3 Gardu Portal .................................................................................... 8
Gambar 2.4 Diagram Satu Garis Gardu Portal ................................................... 8
Gambar 2.5 Diagram Satu Garis Gardu Portal Konfigurasi π Section ............... 9
Gambar 2.6 Gardu Cantol ................................................................................... 9
Gambar 2.7 Gardu Beton .................................................................................. 10
Gambar 2.8 Gardu Layanan Umum .................................................................. 11
Gambar 2.9 Gardu Layanan Khusus Tipe LBS-LBS-PT-PGDB-B1 .................. 11
Gambar 2.10 Gardu Layanan Khusus Tipe LBS-LBS-PT-PGC/OCB ................ 12
Gambar 2.11 Tiang Besi Saluran Udara Tegangan Rendah ............................ 18
Gambar 2.12 Kabel Pilin NFA2X....................................................................... 19
Gambar 2.13 Tension Bracket .......................................................................... 20
Gambar 2.14 Suspension Bracket .................................................................... 20
Gambar 2.15 Strain Clamp ............................................................................... 21
Gambar 2.16 Suspension Clamp ...................................................................... 21
Gambar 2.17 Stainless Steel Strip .................................................................... 21
Gambar 2.18 Bare Conductor dan Bimetal Joint Al-Cu .................................... 22
Gambar 2.19 NH Fuse ...................................................................................... 22
Gambar 2.20 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Level Tegangan ... 24
Gambar 3.1 Diagram Perencanaan .................................................................. 27
Gambar 3.2 Denah Perumahan Griya Astana Siak .......................................... 28
Gambar 3.4 Kosntruksi Tiang Penyangga Awal ............................................... 33
xiv
Gambar 3.5 Konstruksi Ikatan Kabel Naik ........................................................ 34
Gambar 3.6 Konstruksi Tiang Penyangga SUTR .............................................. 35
Gambar 3.7 Konstruksi Tiang Sudut 30º - 90º .................................................. 37
Gambar 3.8 Konstruksi Tiang Sudut Percabangan ........................................... 38
Gambar 3.9 Konstruksi Tiang Akhir .................................................................. 39
Gambar 3.10 Konfigurasi Pembumian Jaringan Tegangan Rendah ................. 40
Gambar 3.11 Prosedur Penarikan Kabel Pilin ................................................... 42
Gambar 3.12 Konstruksi Gardu Portal 2 Jurusan TR ........................................ 44
Gambar 3.13 Gardu Portal 4 Jurusan TR ......................................................... 45
Gambar 3.14 Konstruksi Gardu Cantol Sistem 4 Kawat .................................... 46
Gambar 3.15 Penarikan/Penurunan Transformator Menggunakan Crane ........ 47
Gambar 4.1 Konstruksi Gardu Portal dengan PHB-TR 4 Jurusan..................... 55
Gambar 4.2 Konstruksi Tiang Penyangga SUTR .............................................. 57
Gambar 4.3 Konstruksi Tiang Penyangga Awal ................................................ 58
Gambar 4.4 Konstruksi Ikatan Kabel Naik ........................................................ 59
Gambar 4.5 Konstruksi Tiang Percabangan ..................................................... 60
Gambar 4.6 Penghantar TIC NFA2X-T 3x70+50 mm2 ......................................... 62
Gambar 4.8 Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) 4 Jurusan ........ 64
Gambar 4.9 NH Fuse 125 A ............................................................................. 65
Gambar 4.10 Konfigurasi Pemasangan Lightning Arrester dan Fused Cut Out
pada Gardu Portal ............................................................................................. 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Daftar Riwayat Hidup .............................................................................A
Lampiran B Lembar Bimbingan Skripsi ........................................................... ..B1- B4
Lampiran C Denah Perumahan Griya Astana Siak ................................................. C1
Lampiran D Permohonan Pemasangan Baru Jaringan TR ..................................... C2
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring perkembangan pertumbuhan serta pembangunan yang terjadi
pada suatu daerah meningkat sangat signifikan. Demikian pula halnya dalam
bidang ketenagalistrikan yang di butuhkan untuk menunjang agar suatu daerah
dapat mengalami kemajuan di bidang teknologi, pariwisata, perekonomian, dan
pendidikan. Adapun peningkatan permintaan energi listrik dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor, diantaranya jumlah penduduk yang bertambah, pemakaian
listrik yang terus meningkat berbanding lurus dengan taraf kehidupan
masyarakat yang semakin baik, semakin banyak penggunaan peralatan
elektronik baik di rumah tangga, indiustri, dan perkantoran sebagai akibat dari
kemajuan teknologi, sehingga energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok
masyarakat. Itu menjadi tantangan bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk
menjaga keseimbangan antara ketersediaan energi listrik dengan kebutuhan
energi listrik yang terus meningkat.
Guna mengatasi kondisi itu, perlu untuk meningkatkan kapasitas,
kontinuitas, keandalan serta pelayanan baik di pembangkit, jaringan distribusi
maupun transmisi. Dengan penambahan kapasitas jaringan, pembangunan
jaringan baru di wilayah lain harus dilakukan. Hal itu dilaksanakan guna
mendekatkan pusat penyaluran dengan pusat beban atau pelanggan, agar
mengurangi jatuhnya tegangan serta rugi-rugi daya pada distribusi tenaga
listrik.
Dengan jaringan distribusi, tenaga listrik didistribusikan ke konsumen
listrik atau pelanggan listrik. Dikarenakan jaringan distribusi tegangan rendah
terhubung langsung dengan pelanggan, karenanya diperlukan perencanaan
serta pemasangan yang sesuai serta menurut standar, maka dari itu karena
adanya permintaan pemasangan jaringan tegangan rendah baru oleh
Perumahan Griya Astana Siak untuk memfasilitasi unit rumah nya dengan
aliran listrik oleh PLN.
2
1.2. Permasalahan Penelitian
1.2.1. Identifikasi Masalah
Menghitung total daya yang dibutuhkan untuk pemasangan jaringan
tegangan rendah baru pada perumahan Griya Astana serta mencari nilai jatuh
tegangan pada JTR yang akan dibangun dan menentukan apa saja bagian
yang diperlukan pada perencanaan jaringan distribusi tegangan rendah serta
menentukan besar kapasitas trafo, penghantar serta gardu distribusi guna
pembebanan di Perumahan Griya Astana Siak, Riau disertai prosedur
pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah di Perumahan Griya Astana
Siak, Riau
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah
Pembahasan penelitian dibatasi pada perencanaan jaringan tegangan
rendah:
a) Meliputi perencanaan lokasi gardu dan tiang yang terdapat di
jaringan tegangan rendah.
b) Tidak termasuk perhitungan dalam biaya pembangunan jaringan
tegangan rendah yang akan di bangun.
c) Tidak mendalami tentang proteksi di pendistribusian jaringan.
1.2.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah skripsi berikut dirangkum pada beberapa poin sebagai
berikut:
a) Berapa total daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan nilai jatuh tegangan pada JTR yang akan
dibangun?
b) Berapa besar kapasitas transformator, pemilihan Gardu Distribusi
di lokasi perumahan yang akan dibangun, jenis penghantar yang
digunakan dan peletakan tiang saluran udara tegangan rendah
serta mencari besar nilai drop tegangannya?
3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan proposal skripsi berikut ialah:
a) Memberikan gambaran mengenai perencanaan jaringan
distribusi baru.
b) Menentukan prakiraan beban yang ada pada jaringan distribusi
baru.
c) Menentukan kapasitas transformator, karakteristik jaringan, jenis
gardu distribusi baru.
Manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah:
a) Manfaat penulisan proyek akhir berikut guna di jadikan acuan
pembelajaran untuk pembaca.
b) Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan ukuran guna
mendesain perencanaan Jariangan Distribusi Tegangan Rendah
aman, handal serta ramah lingkungan.
c) Memberikan metode praktis untuk mempermudah perhitungan
teknis untuk mengetahui kondisi jaringan ke pelanggan.
1.4. Sistematik Penulisan
Bab I berisi pendahuluan, latar belakang masalah, tujuan serta manfaat
penelitian, rumusan masalah, batasan masalah serta sistematika penulisan.
Bab II mengemukakan tentang, landasan teori yang didapat dari jurnal ilmiah,
buku dan serta kerangka berfikir. Bab III mengemukakan tentang object
penelitian, di bab ini tersusun data-data yang menduung proses analisis serta
pembahasan. Bab IV terdapat isi tentang analisis dan pembahasan, bab berikut
berisi cara perhitungan yang diperlukan untuk merencanakan suatu jaringan
distribusi yang baru, selanjutnya dilakukan analisis dan penerapan langsung di
lapangan. Bab V berisi simpulan serta saran, bab berikut terdiri dari simpulan
tentang penelitian serta saran yang berhubungan dengan penelitian.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
(Daman Suswanto,2009) Jurnal Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Edisi
Pertama, tahun 2009).
Jurnal yang berjudul Sistem Distribusi Tenaga Listrik, dalam Jurnal ini
perencanaan sistem sistem distribusi energi listrik ialah bagian yang penting
guna mengatasi pesatnya perkembangan kebutuhan energi listrik. Perencanaan
dibutuhkan terkait dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang wajib
memenuhi sejumlah syarat teknis serta ekonomis.
(Aditya Maulidya,2016) Skripsi Rencana Pembangunan Jaringan
Distribusi Baru Ke Pelanggan Di Cluster Jessica 3 PT. PLN (Persero) Area
Cikupa, STT- PLN Jakarta, Teknik Elektro, S1, 2016).
Skripsi yang berjudul Rencana Pembangunan Jaringan Distribusi Baru Ke
Pelanggan Di Cluster Jessica 3 PT.PLN (Persero) Area Cikupa. Pada skripsi ini
merencanakan pembangunan jaringan distribusi baru tegangan rendah. Hasil
penelitian Rencanaan Jaringan Distribusi Baru ini sesuai dengan standar PT.
PLN (Persero).Tenaga listrik yang diproduksi pembangkit listrik besar dengan
tegangan dari 11 hingga 24kV tegangannya dinaikkan oleh gardu induk dengan
tranformator penaik tegangan menjadi 70, 154, 220 atau 500kV lalu
didistribusikan melewati saluran transmisi. Dinaikkannya tegangan bertujuan
guna memperkecil kerugian daya listrik dalam saluran transmisi, yang mana
kerugian daya sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir. Dengan daya
yang sama jika nilai tegangan diperbesar, arus yang mengalir makin kecil jadi
kerugian daya juga akan kecil. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan
kembali ke 20kV menggunakan tranformator, penurunan tegangan di gardu
induk distribusi, lalu dengan sistem tegangan itu distribusi tenaga listrik
dijalankan oleh saluran distribusi primer. Dari sana gardu-gardu distribusi
memperoleh tegangan guna menurunkan tegangannya dengan trafo distribusi
ke tegangan rendah yakni 380/220 Volt.
5
2.2. Landasan Teori
Sistem distribusi tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik menuju
konsumen (beban). Tahap distribusi tenaga listrik tersebut melewati sejumlah
proses, yakni dari pembangkit tenaga listrik penghasil energi listrik,
didistribusikan ke jaringan transmisi (SUTET) langsung menuju gardu induk lalu
ke jaringan distribusi primer (Tegangan Menengah), serta gardu distribusi
langsung menuju jaringan distribusi sekunder (Tegangan Rendah), tenaga listrik
didistribusikan ke konsumen. Jadi sistem distribusi tenaga listrik berguna
membagi tenaga listrik ke pihak pengguna melewati jaringan tegangan rendah
(JTR), sementara suatu saluran transmisi berguna mendistribusikan tenaga
listrik bertegangan ekstra tinggi menuju pusat beban pada daya yang besar
(melalui jaringan distribusi).
Sistem pembangkit tersusun atas satu unit pembangkit atau lebih yang
akan merubah energi mekanik ke energi listrik serta harus dapat memproduksi
daya listrik yang cukup menurut kebutuhan konsumen. Sistem transmisi
berguna mendistribusikan energi listrik dari unit-unit pembangkitan di sejumlah
wilayah berjarak jauh menuju sistem distribusi, sementara sistem distribusi
berguna mendistribusikan energi listrik menuju konsumen.
Gambar 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
6
Gambar 2.2 Diagram Satu Garis Sistem Tenaga Listrik
2.3. Struktur Jaringan Distribusi
Sistem distribusi tenaga listrik ialah sistem yang diproses sesudah sistem
transmisi serta tersusun atas sejumlah bagian, yakni:
2.3.1. Gardu Induk
Berguna sebagai penurun tegangan dari jaringan transmisi serta
mendistribusikan tenaga listrik menggunakan jaringan distribusi primer.
2.3.2. Jaringan Distribusi Primer
Ialah proses berikutnya dari jaringan transmisi guna mendistribusikan
tenaga listrik menuju konsumen yang mempunyai tegangan sistem 20 kV.
2.3.3. Gardu Distrbusi
Gardu distribusi berguna mengubah tegangan listrik dari jaringan distribusi
primer ke tegangan konsumen. Gardu Pembagi mempergunakan kapasitas
transformator yang bergantung pada besar beban yang dilayani serta luas
daerah pelayanan beban.
2.3.4. Jaringan Distribusi Sekunder
Ialah jaringan tenaga listrik yang berhubungan langsung dengan
konsumen. Besarnya tegangan jaringan distribusi sekunder 230/400 V.
Tegangan 230 V ialah tegangan antara fasa dengan netral, sementara
tegangan 400 V ialah tegangan fasa dengan fasa.
2.4. Gardu Distribusi
Ialah suatu bangunan gardu listrik yang disuplai tegangan 20 kV dari
Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM). Gardu distribusi tersebut tersusun atas instalasi
7
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Perlengkapan
Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) serta Transformator Distribusi (TD)
guna mensuplai keperluan tenaga listrik pelanggan baik dengan Tegangan
Menengah (TM 20 kV) ataupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V). Konstruksi
gardu distribusi didesain menurut optimalisasi biaya terhadap maksud serta
tujuan penggunaan yang terkadang harus disingkronkan dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.
Pembangunan gardu distribusi tersusun atas gardu pasangan luar yang
mana seluruh instalasi listriknya kedap air (Gardu Portal serta Gardu Cantol)
serta gardu pasangan dalam yang mana instalasinya tak kedap air (Gardu
Beton serta Gardu Kios). Menurut penggunaannya, gardu distribusi terbagi
atas:
a) Gardu pelanggan umum (daya < 200 kVA) berkapasitas
transformator distribusi terpasang 50 kVA hingga 1000 kVA.
b) Gardu pelanggan khusus (daya > 200 kVA) dengan berlangganan
TM/TM/TM (TM murni) diperlengkapi transformator distribusi.
Selain gardu distribusi, PLN mempergunakan gardu hubung guna sarana
pengatur pasokan listrik. Gardu hubung berguna mempermudah pergerakan
pembebanan dari satu penyulang menuju penyulang lain yang bisa diperlengkapi
RTU (Remote Terminal Unit). Bagi fasilitas berikut disarankan diperlengkapi
fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo Distribusi
untuk bagi yang ditempatkan pada satu kesatuan.
2.4.1. Jenis-jenis Gardu Distribusi
2.4.1.1. Gardu Portal
Gambar 2.3 Gardu Portal
8
Secara umum, pengaturan Gardu Portal ialah T section dengan peralatan
pengaman FCO (Fuse Cut Out) guna pengaman hubung singkat transformator
berelemen pelebur (fuse link type expulsion) serta Lightning Arrester guna
mencegah tegangan naik di transformator karena surja petir.
Gambar 2.4 Diagram Satu Garis Gardu Portal
Bagi Gardu Tiang sistem jaringan lingkaran terbuka (open-loop), seperti
dalam sistem distribusi saluran kabel bawah tanah, pengaturan peralatan ialah
π section yang mana trafo distribusi bisa dicatu dari arah berbeda yakni posisi
Incoming – Outgoing ataupun sebaliknya.
Gambar 2.5 Diagram Satu Garis Gardu Portal Konfigurasi π Section
Guna mengatasi faktor keterbatasan ruang Gardu Portal, dipergunakan
pengaturan switching atau pelindung yang telah ringkas terakit sebagai RMU
(Ring Main Unit). Peralatan Switching Incoming-Outgoing berupa Pemutus
Beban atau LBS (Load Break Switch) atau CB (Circuit Breaker) atau Pemutus
Beban Otomatis (PBO) yang beroperasi secara manual (atau berpenggerak
remote control).
9
2.4.1.2. Gardu Cantol
Gambar 2.6 Gardu Cantol
Di Gardu Distribusi tipe cantol, transformator terpasang ialah transformator
berdaya di bawah 100 kVA 3 atau 1 fasa. Transformator terpasang ialah type
CSP (Completely Self Protected Transformer) yakni peralatan switching serta
proteksi telah dipasang lengkap di tangki transformator.
Perlengkapan proteksi transformator tambahan LA (Lightning Arrester)
terpasang terpisah dengan penghantar pembumiannya yang terhubung
langsung dengan tubuh transformator. PHB-TR maksimum 2 jurusan dengan
saklar pemisah di sisi masuk serta pengaman lebur (jenis NH, NT) guna
pengaman jurusan. Seluruh Bagian Konduktif Terbuka (BKT) serta Bagian
Konduktif Ekstra (BKE) terhubung pembumian sisi Tegangan Rendah.
2.4.1.3. Gardu Beton
Gambar 2.7 Gardu Beton
Semua bagian utama instalasi yakni transformator serta peralatan
10
switching atau pelindung, terangkai dalam bangunan sipil yang didesain, dibuat
serta difungsikan dengan konstruksi pasangan batu serta beton (masonrywall
building). Konstruksi tersebut guna memenuhi syarat terbaik untuk keselamatan
ketenagalistrikan.
2.4.2. Komponen Utama Gardu Distribusi
2.4.2.1 Transformator Distribusi
Selain berfungsi guna menurunkan tegangan, trafo distribusi juga berfungsi
untuk mengetahui jenis gardu distribusi yang akan dibangun sesuai dengan
beban pelanggan. Berdasarkan jenisnya trafo distribusi dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a) Trafo distribusi 1 fasa, sering disebut juga Trafo Completely Self
Protected (CSP), dimana proteksinya berada di dalam trafo tersebut
yang terdiri dari pengaman lebur (fuse) di sisi primer serta LBS (Load
Break Switch) di sisi sekunder.
b) Trafo distribusi 3 fasa memiliki vektor grup yang sering dipergunakan
PLN, yakni Dyn5. Dimana titik netal langsung terhubung dengan
tanah. Terdapat bushing isolator keramik sebagai terminal untuk
menghubungkan ke kumparan yang ada di dalam trafo.
2.4.2.2. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM)
Berikut ialah bagian utama PHB-TM yang telah dipasang lengkap
atau dinamakan juga Kubikel-TM, antara lain :
a) Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) merupakan suatu
peralatan listrik yang berguna untuk saklar pemisah atau
penghubung instalasi listrik 20 kV yang hanya bisa beroperasi pada
kondisi tak berbeban.
b) Pemutus beban (PMB) atau Load Break Switch (LBS) berguna untuk
pemutus atau perantara instalasi listrik 20 kV, bisa beroperasi pada
kondisi dengan beban serta dipasang kabel masuk ataupun keluar
gardu distribusi. Kubikel LBS diperlengkapi saklar pembumian yang
11
beroperasi secara interlock dengan LBS. Guna beroperasi jarak jauh
dipasang Remote Terminal Unit (RTU) yang diperlengkapi catu daya
penggerak.
c) Pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) berguna untuk
pemutus serta penghubung arus listrik dengan cepat pada kondisi
normal maupun gangguan hubung singkat. PMT berikut telah
diperlengkapi rele proteksi arus lebih (Over Current Relay) serta bisa
dioperasionalkan guna komponen pembatas beban. Ia sudah terakit
secara lengkap dalam Kubikel Pembatas Beban Pelanggan.
d) Load Break Switch – Transformer Protection (LBS-TP) merupakan jenis
LBS yang dilengkapi dengan proteksi trafo, dipasang sebelum fuse
TM. Trafo distribusi dengan daya di bawah 630 kVA disisi primer
diproteksi pembatas arus berpengaman lebur type HRC (High
Rupturing Capacity). Bagi gardu kompak, LBS-TP telah terpasang
dalam RMU.
2.4.2.3. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)
PHB-TR ialah suatu gabungan satu atau lebih peralatan kontrol,
pengaman, peralatan ukur, serta kendali yang saling terhubung. Semuanya
dirakit lengkap dengan sistem pengawatan serta mekanis di bagian
penyangganya.
Umumnya instalasi PHB-TR berupa Rak TR dimana tersusun dari 3
bagian, yaitu:
a) Sirkit Masuk dilengkapi dengan Saklar
b) Rel Pembagi
c) Sirkit Keluar dilengkapi pengaman lebur (fuse) dengan maksimum 8
jurusan.
2.4.2.4. Peralatan Pengukur
Peralatan pengukuran yang sangat penting di dalam gardu adalah sebagai
berikut:
a) Potential Transformer (PT) berfungsi mengubah besaran Tegangan
12
Tinggi ke besaran Tegangan Rendah untuk pengukuran atau proteksi dan
sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan
alat ukur atau proteksinya.
b) Current Transformer (CT) adalah salah satu peralatan di gardu distribusi
yang berfungsi mengubah besaran Arus Besar ke besaran Arus Kecil guna
pengukuran sesuai batasan alat ukur dan juga sebagai proteksi serta isolasi
sirkit sekunder dari sisi primernya.
2.4.2.5. Peralatan Pengaman Sisi Tegangan Menengah
Selain di gardu, pada sisi Tegangan Menengah harus dilengkapi dengan
peralatan pengaman. Berikut merupakan jenis-jenis peralatan switching dan
pengamandisisiTM:
a) Fused Cut Out (FCO) merupakan sebuah peralatan proteksi yang
bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Prinsip kerjanya adalah
ketika terjadi gangguan arus lebih maka FCO akan putus, sehingga tidak
ada arus yang mengalir ke sistem.
b) Lightning Arrester (LA) berfungsi melindungi trafo distribusi pasangan
luar dari tegangan lebih akibat surja petir. Dengan pertimbangan
masalah gangguan pada SUTM, pemasangan LA dapat saja dipasang
sebelum atau sesudah FCO.
2.5. Konstruksi Tiang Jaringan Tegangan Rendah
Struktur jaringan tegangan rendah dengan saluran udara tersusun atas
sejumlah bentuk serta formasi yang dipengaruhi oleh kondisi rute jaringannya.
Ada beberapa jenis konstruksi jaringan tegangan rendah yang dikategorikan
berdasarkan kondisi jaringan di lapangan, antara lain :
13
Tabel 2.1 Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Nama Konstruksi Konstruksi Tiang Keterangan
TR-1
Tiang Penyangga
atau Suspension
TR-2
Tiang Sudut
15o – 90o
TR-3
Tiang Awal atau
Akhir
TR-4
Tiang Tumpu pada
Persimpangan
TR-5
Tiang Sudut 30º -
90º
14
TR-6
Tiang
Percabangan
2.5.1. Komponen Saluran Udara Tegangan Rendah
2.5.1.1. Tiang
Bagi konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri digunakan tiang beton
ataupun tiang besi dengan panjang 9 meter. Digunakan tiang besi dari
bermacam type yang mempunyai daya beban kerja (working load) 200, 350
serta 500 daN (dengan faktor keamanan tiang = 2). Pada poin yang
memerlukan pembumian digunakan tiang besi yang diperlengkapi terminal
pembumian.
Berikut adalah gambar tiang besi yang biasa digunakan pada jaringan
distribusi tegangan rendah dengan tinggi 9 meter.
Gambar 2.11 Tiang Besi Saluran Udara Tegangan Rendah
Umumnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR mengacu ke empat hal,
yakni :
a) Letak fungsi tiang (tiang awal, akhir, sudut)
15
b) Ukuran penghantar
c) Jarak andongan (Sag)
d) Tiupan angin
Tiang besi digunakan bagi konstruksi di lingkungan yang mana tiang beton tak
memungkinkan untuk dipasang.
2.5.1.2. Kabel Penghantar
Type penghantar yang dipergunakan ialah kabel pilin udara (NFA2X)
alumunium twisted cable berinti alumunium untuk inti penghantar Fasa serta
almelec/ alumunium alloy sebagai netral (N) berukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N
berguna memikul beban mekanis kabel atau messenger. Berikut ialah contoh kabel
pilin tipe NFA2X yang umum dipergunakan di jaringan distribusi tegangan rendah.
Jenis Penghantar Sesuai dengan standar PLN persyaratan konduktor yang
layak itu adalah konduktor yang mempunyai daya hantar, kekuatan tarik, fleksibilitas
yang tinggi, berat jenis rendah , tak rapuh, serta mempunyai harga murah. Type
kabel udara tegangan rendah yang sering dipergunakan ialah type pilin (twisted
insulated cable), yaitu :
a) Kabel TIC NFA2X-T
b) Kabel TIC NFA
c) Kabel TIC NF2X
d) Kabel TIC NFY N
N= Kabel Jenis Standar
F = Saluran Udara
A = Penghantar Aluminium 2X
2X= Isolasi XLPE
Y = Isolasi PVC
T = Penggantung
Jenis Penghantar yang akan digunakan untuk jaringan SUTR di perumahan
Griya Astana adalah menggunakan penghantar jenis kabel pilin NFA2X. Spesifikasi
penghantar yang dipakai adalah SPLN 42 NFA2X-T 3x70+50 mm2, menyatakan
suatu kabel pilin udara berisolasi XLPE, berbahan konduktor aluminium serta
16
memiliki penggantung. Dengan tiap inti: tiga inti dengan luas penampang 70mm2
guna penghantar fasa, satu inti guna netral sekaligus penggantung dengan luas
penampang 50mm2, dua inti guna penghantar saluran penerangan jalan dengan
tiap luas penampang 16mm2. Alasan penggunaan penghantar type tersebut karena
investasi yang didasari daerah tersebut memiliki pertumbuhan pengguna listrik
yang banyak. Adapun andongan/ Sag antar tiang ditentukan berdasarkan standar
yang ditetapkan oleh PLN yaitu maksimal 1 meter dan jarak gawang tidak lebih dari
50 meter.
Gambar 4.6 Penghantar TIC NFA2X-T 3x70+50 mm2
Gambar 2.12 Kabel Pilin NFA2X
2.5.1.3. Pole Bracket
Ada dua macam bagian pole bracket :
17
a) Tension bracket, digunakan di tiang ujung serta sudut, breaking capacity
1000 daN berbahan Alumunium alloy. Tension Bracket yang biasa
digunakan di jaringan SUTR bisa diamati di gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.13 Tension Bracket
b) Suspension bracket, digunakan di tiang sudut bersudut lintasan hingga
300. Breaking capacity 700 daN berbahan alumunium alloy. Suspension
Bracket yang biasa digunakan dalam jaringan SUTR bisa diamati di
gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.14 Suspension Bracket
Ikatan pole bracket di tiang menggunakan stainless steel strip atau baut galvanized
M30 di lokasi tak lebih dari 15 cm dari tiang ujung.
2.5.1.4. Strain Clamp
Strain clamp atau clamp tarik digunakan di pole bracket jenis tension
bracket. Sisi penghantar yang terjepit ialah penghantar netral. Strain clamp
yang biasa digunakan pada jaringan SUTR bisa diamati di gambar 2.5 berikut.
18
Gambar 2.15 Strain Clamp
2.5.1.5. Suspension Clamp
Suspension clamp berfungsi menggantung komponen penghantar netral
di tiang bersudut lintasan jaringan hingga 300. Suspension clamp yang biasa
digunakan di jaringan SUTR bisa diamati di gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.16 Suspension Clamp
2.5.1.6. Stainless Steel Strip
Pengikat pole bracket di tiang yang terikat mati dengan stopping buckle.
Diperlukan kurang lebih 120 cm bagi setiap tiang. Berikut merupakan gambar
stainless steel strip yang digunakan untuk mengikat pole bracket pada konstruksi
jaringan SUTR.
Gambar 2.17 Stainless Steel Strip
19
2.5.1.7 Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint
Bagi tiang yang tak dilengkapi fasilitas pembumian. Penghantar yang
dibutuhkan ialah Kawat Tembaga (Bare Conductor). Sambungan penghantar
BC berpenghantar netral jaringan yang memakai kabel alumunium tak boleh
langsung, namun harus mempergunakan bimetal joint Al-Cu. Konduktor
pembumian dan bimetal joint Al-Cu untuk penyambungan jaringan SUTR dan
penghantar pembumian bisa diamati di gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.18 Bare Conductor dan Bimetal Joint Al-Cu
2.6. Konstruksi Sambungan Melalui Saluran Udara
Konstruksi berikut ialah sambungan tenaga listrik mempergunakan
konstruksi saluran udara baik bagi sambungan 1 ataupun 3 fasa. Berikut ini
merupakan konstruksi sambungan, antara lain:
Tabel 2.2 Konstruksi Sambungan Saluran Udara
20
2.7. Perencanaan Distrbusi
2.7.1. Peramalan Beban
Dibutuhkan prediksi (forecasting) beban masa depan untuk rencana
sistem distribusi. Kualitas serta akurasi rencana sistem bergantung pada
kualitas serta akurasi data serta prediksi beban. Pada perencanaan sistem
distribusi mencakup penentuan ukuran, perubahan waktu masa depan serta
lokasi seperti beberapa elemen sistem (substation, penyulang, saluran dan
sejenisnya). Letak geografis beban dianalisis mempergunakan pendekatan area
yang kecil (small area), dimana dibagi wilayah pelayanan utilitas ke sejumlah
area kecil serta prediksi beban di tiap salah satunya, karena itu akan bisa
ditentukan dimana serta berapa jumlah yang akan dikembangkan. Terdapat dua
tehnik guna membagi sistem ke area kecil, yakni:
a) Melakukan prediksi pada substation, penyulang, atau wilayah (zone)
ditetapkan oleh komponen distribusi.
b) Melakukan prediksi pada grid seragam (uniform grid), berbasis
pemetaan sistem koordinasi.
2.7.2. Pengembangan Gardu
Seperti prediksi beban, pengembangan gardu juga dipengaruhi sejumlah
faktor dasar dominan. Keadaan eksisting jaringan distribusi serta konfigurasi
ialah faktor pendamping pertumbuhan beban, kerapatan beban pada tahap
21
penentuan pengembangan gardu atau menjalankan konstruksi gardu baru.
2.7.3. Pemilihan Letak Gardu
Posisi gardu dipengaruhi sejumlah hal misalnya jarak dari pusat beban,
jarak jaringan sub-transmisi serta batasan misalnya ketersediaan lahan, aturan
pemanfaatan lahan serta investasi yang harus dijalankan. Lokasi ideal gardu
mengikuti sejumlah pandangan berikut:
a) Dapat memberi akses yang baik guna incoming saluran sub-
transmisi serta outgoing penyulang primer.
b) Memiliki ruang yang cukup guna pengembangan.
c) Tak bertentangan dengan aturan tata guna lahan.
d) Kemudahan instalasi.
2.7.4. Pemilihan Level Tegangan Penyulang Primer
Faktor dasar penentuan level tegangan penyulang primer
dijabarkan berikut:
Gambar 2.20 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan level tegangan
TEGANGAN
SUBTRANSMISI KEBIJAKSANAAN
PERUSAHAAN
PANJANG
PENYLANG
PEMELIHARAAN LEVEL
TEGANGAN
SUSUT DAYA
BIAYA
PERALATAN
DROP VOLTAGE
TEGANGAN PADA
PRNYULANG
DROP VOLTAGE
22
2.7.5. Pembebanan Penyulang Primer
Ialah pembebanan penyulang tersebut di keadaan puncak serta
diukur pada sisi gardu. Hal yang mempengaruhi desain pembebanan
penyulang tersebut, diantaranya:
a) Rapat beban penyulang
b) Pola pembebanan
c) Laju pertumbuhan beban
d) Keperluan kapasitas pelayanan
e) Kontinuitas pelayanan
f) Kualitas pelayanan
g) Keandalan pelayanan
h) Level tegangan di penyulang pimer
i) Jenis serta biaya konstruksi
j) Lokasi serta kapasitas gardu distribusi guna pengaturan tegangan
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Analisis Kebutuhan
3.1.1. Tahap Survei dan Tracking
Sebelum perencanaan, dilakukan survei lapangan. Pada proses survei,
terdapat sejumlah hal yang harus dilaksanakan guna memperoleh data yang
optimal, diantaranya:
a) Survei lokasi, guna mengetahui kondisi lokasi yakni memperoleh
karakteristik jaringan sekitar.
b) Wawancara, guna memperoleh gambaran awal pada perencanaan
jalur jaringan yang dapat diperoleh dari penduduk setempat ataupun
pihak yang bertanggungjawab pada bidangnya.
Perolehan data berikut akan dibuat pertimbangan guna survei lanjutan.
Dalam survei lanjutan, diperoleh data berikut :
1) Data tracking GPS
2) Hasil pengukuran parameter jarak mempergunakan Distance Meter
3) Gambar perencanaan jalur jaringan
4) Gambar kondisi wilayah
5) Gambar lokasi pemasangan tiang serta gardu
Data utama perencanaan jaringan distribusi ialah gambar serta hasil
pengukuran yang didapatkan dari tahap perencanaan manual yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Tracking ialah penyusuran daerah jalur jaringan awal
hingga ujung jaringan. Bertujuan guna penyesuaian lokasi GPS dengan kondisi
aslinya.
24
3.2. Tahap Perencanaan
3.2.1. Diagram Perencanaan
Gambar 3.1 Diagram Perencanaan
Mulai
Survei Lapangan :
- Cara Topografi
- Denah Perumahan Griya Astana
Siak
Pengumpulan data:
- Permintaan Daya, Unit
Rumah
Perancangan Rute Jaringan :
- Titik tiang, posisi gardu, jalur
jaringan tegangan rendah
Tahap Perancangan & Analisis Data :
- Penanaman tiang, pembangunan
gardu, instalasi penghantar
Pembuatan
Laporan
Selesai
Pengolahan Data :
- Menentukan kapasitas trafo,
kapasitas penghantar, total daya
beban
25
3.3. Penyelenggaraan Kontruksi SUTR
3.3.1. Peta Perencanaan
Implementasi pekerjaan dilaksanakan dengan membentuk peta rencana
jalur saluran tegangan rendah di Perumahan Griya Astana Siak, Riau. Gambar
3.2 ialah denah lokasi yang akan dibuat objek rencana jaringan SUTR.
Gambar 3.2 Denah Perumahan Griya Astana Siak
26
Tabel 3.1 Bahan Kontruksi Perumahan Griya Astana Siak
REKAP KEBUTUHAN KONSTRUKSI
- SUTM : 100 Ms - SKUTR : 400 Ms - CUT OUT : 3 bh
- Penghantar : 406 Mtr - LVTC : 409 Mtr - T. Besi 9-200 : 8 Btg
- TM.1 : 1 Set - TR.1 : 2 Set - GTR : 4 Unit
- TM.7 : 1 Set - TR.6 : 2 Set - E.1 : 4 Unit
- TM.4 : 1 Set - TR.3 : 4 Set - LS.Board 4 Rute : 1 Unit
- ARRESTER : 3 bh - Daya 1.300 : 34 Plg - Daya 2.200 : 13 plg
- Kabel PVC Masuk : 36 Mtr
- Trafo 160 kVA : 1 Unit - Pelanggan TR : 47 Plg - Kabel PVC Keluar: 72 Mtr
(Sumber PLN UP3 Pekanbaru)
3.3.2. Permintaan Beban Perumahan
Sebelum menjalankan perencanaan, harus diketahui berapa besar beban
yang akan disalurkan menuju pelanggan. Itu bisa diketahui dari berapa banyak
pelanggan yang akan dipasangi jaringan listrik serta seberapa besar beban
yang diperlukan.
Berikut ialah data jumlah permohonan beban Perumahan Griya Astana
Siak, dengan beban 1.300 VA/unit. Yang mana data berikut ialah data beban
awal pelanggan yang diberikan pihak pengembang.
Tabel 3.2 Jumlah Permintaan Beban Perumahan
No. Blok Unit
(Rumah)
Daya
Rumah
Permintaan Beban (VA)
1 A 4 2.200 8.800
2 B 9 2.200 19.800
3 C 3 1.300 3.900
4 D 9 1.300 11.700
5 E 11 1.300 14.300
6 F 11 1.300 14.300
Jumlah 47 unit 72.800
27
3.4. Menentukan Tempat Titik Penanaman Tiang SUTR
Sebelum melakukan pekerjaan, perlu untuk mengidentifikasi penentuan
jalur kabel, kemungkinan perubahan jalur menurut rencana konstruksi bisa
dilaksanakan. Survei dilaksanakankan menurut peta gambar rencana jaringan.
Pengerjaan survei bersamaan dengan penentuan jalur dalam garis tepi (garis
sepadan jalan) serta jalan atau bangunan menurut izin pemerintah daerah
setempat.
Posisi penanamanntiang mengikutinketentuan petanrencana jalur.
Perbaikan lapangan bisa dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
Perlunya melakukan penyesuaian jalur saluran di lokasi berikut:
a) Lereng sungai / tepi saluran air
b) Titik tikungan jalan
Khusus bagi posisi yang menyangkutnkepemilikanntanah harus diperhatikan
hal- hal berikut :
1) Titik garis pagar bangunan
2) Halaman rumah penduduk
3) Garis batas antara bangunan penduduk
Penyesuaianntitikntiang yang berdampak padanbertambahnya jarak gawang,
perlundiantisipasintiangnbetonndengannkekuatannatau panjang melebihi
perencanaaan. Terdapat dua metode penentuan pole staking, yakni :
a) Dengan metode theodolit
b) Dengan kompas
Penggunaannalatntheodolit bisa memberi hasilnsurveinyangntepatnbaiknjarak
antar tiang serta sudut deviasi lintasan. nPenggunaannkompasnlebih mudah
tapi membutuhkan dua orang staf guna penetuan jaraknantarntitikntiang, sudut
deviasi lintasan serta kelurusan jalur lintasan. Sejumlah poin yang harus
diawasi di implementas pekerjaan ialah :
1) Jarak aman terhadap lingkungan (bangunan, dll)
2) Tak memposisikan lintasan di atas jalan raya
28
3) Pemotongann/ncrossing jalan tak kurangndari 150.
3.4.1. Penentuan Jenis Tiang
Bagi konstruksi jaringan SKUTR yangnberdirinsendiri digunakan
tiangnbeton ataupun besi dengannpanjangn9nmeter. nTiangnbetonnyang
digunakan dari bermacam jenis yang mempunyai daya beban kerja (working
load) 200, 350 serta 500daN (dengan angka faktor keamanan tiang = 2). Dalam
poin yang membutuhkan pembumian digunakanntiangnbeton yang
diperlengkapi terminal pembumian.
Padandasarnya seleksi kemampuannmekanisntiangnSUTR didasarkan
atas empat poin, yakni :
a) Posisinfungsintiang (tiang awal, tengah, sudut)
b) Ukurannpenghantar
c) Jaraknandongan (Sag)
d) Tiupannangin
3.4.2. Penanaman Tiang SUTR
Sebelum dilakukan pendirian tiang, wajib dilaksanakan pengamanan
lingkungan. Mobilnkrannataunkonstruksinkakintigandengannsedikitnyan3
petugas digunakan untuknpendirian.
Lubang guna mendirikanntiangndigalindengannlebarnlubangngalianndua
kali dari diameternbawahntiang. nKedalamannlubangn1/6nkalinpanjangntiang
ditambah 10ncm. Sesudah tiangndidirikan dinpondasinya kemudiannpondasi
dicornbeton. Tahap pendirianntiang mempergunakan tehnik krannkakintiga bisa
diamati di gambarn3.3 berikut.
29
3.4.3. Konstruksi Setiap Tiang SUTR
A. Konstuksi Tiang Awal
Kode konstruksi : TR-3
Gambar 3.4 KonstruksinTiang Penyangga Awal
Material Pendukung KonstruksinTiang Awal SUTR:
Tabel 3.3 Material Pendukung Konstruksi Tiang Awal SUTR
No. Nama Material Volume
1. Strain clamp 1 buah
2. Pole bracket 1 buah
3. Plastic strap 2 buah
30
4. Stopping buckle 7 buah
5. Link 25 x 50 5 buah
6. Stainless steel strip 7 meter
7. Heatshrink out 4 buah
8. join sleeve + heatshrink
cover 4 buah
9. Pipa galvanis 3 inci 3 meter 1 buah
10. Protetive plastic tape 1 meter
Gambar 3.5 Konstruksi Ikatan Kabel Naik
31
B. Konstruksi Tiang Penyangga atau Suspension
Kode konstruksi : TR-1
Tampak Atas
Tampak Depan
Gambar 3.6 Konstruksi Tiang Penyangga SUTR
32
Material Pendukung Konstruksi Tiang Penyangga SUTR:
Tabel 3.4 Material Pendukung Konstruksi Tiang Penyangga SUTR
No. Nama Materal Volume
1. Pole bracket 1 buah
2. Suspension clamp 1 set
3. Stainless steel strip 3 meter
4. Stopping buckle 2 buah
5. Plastic stap 2 buah
C. Konstruksi Tiang Sudut 30º - 90º
Kode konstruksi : TR-5
Gambar 3.7 Konstruksi Tiang Sudut 30º - 90º
33
Material Pendukung Konstruksi Tiang Sudut 30º - 90º SUTR:
Tabel 3.5 Material Pendukung Konstruksi Tiang Sudut 30º - 90º
No. Nama Materal Volume
1. Pole bracket 1 buah
2. Suspension clamp 1 set
3. Stainless steel strip 3 meter
4. Stopping buckle 2 buah
5. Plastic stap 2 buah
D. Konstruksi Tiang Percabangan
Kode konstruksi : TR-6
Gambar 3.8 Konstruksi Tiang Percabangan
34
Material Pendukung Konstruksi Tiang Percabangan SUTR:
Tabel 3.6 Material Pendukung Konstruksi Tiang Percabangan
No. Nama Material Volume
1. Strain clamp 6 buah
2. Pole bracket 4 buah
3 Plastic stap 8 buah
4. Connector 8 buah
5. Stopping buckle 8 buah
6. Stainless steel strap 3 meter
E. Konstruksi Tiang Akhir
Kode konstruksi : TR-3
Gambar 3.9 Konstruksi Tiang Akhir
35
Material Pendukung Konstruksi Tiang Akhir SUTR :
Tabel 3.7 Material Pendukung Konstruksi Tiang Akhir
No. Nama Material Volume
1. Tension clamp 3 buah
2. Strain clamp 3 buah
3. Stainless steel strap 1,2 meter
4. Stopping buckle 4 buah
5. Plastic strap 3 buah
6. Pelindung mekanis PVC 2
mm 60 cm
1 buah
7. Link 25 x 25 mm 2 buah
F. Konstruksi Pembumian
PenghantarnNetralnjaringanndibumikan di tiap jarakn200nmeter.
Dalamnhal tak didapatkan tahananntanahnyang disyaratkan, karenanya
jumlahnelektroda pembumian ditambahkan ataundipasangkan kawatnlaba-laba
(mesh) nseluasn40 x 40ncm.
Gambar 3.10 Konfigurasi Pembumian Jaringan Tegangan Rendah
Penggunaan konstruksi pembumian :
1. Konstruksi pembumian pada tiap-tiap 5 gawang atau 200 meter jaringan
distribusi
2. Dipasang di tiang akhir Nilaintahanannpembumianntaknmelebihi 10nohm.
36
3.4.4. Penarikan Penghantar
Penarikannkabelnpilin taknboleh mengakibatkankan terurainya bundle
kabel, nkhususnya waktu pengaturannsag. nBesarnyankekuatannmekanis
penarikanndikendalikan dalam dinamometer serta dihitung menurut jarak
gawang ekivalen serta besar andongan yang terpilih.
Penghantar tak bolehnditariknlangsungndarinhaspel, namun haspel
diputar sedikit demi sedikit, penghantar di urai lalu ditariknkenatasntiang. Waktu
penarikannkabel tak bolehnbergesekanndengannbendankeras, ntergilas
kendaraan tanah, ataupunnterurai.
Pengaturannsagn (andongan) dilaksanakan dengannmempergunakan
mistarnbidiknandongan. nBesarnyangaya mekanis penarikan kabel disesuaikan
dengannjaraknandongannyang sudahnditentukan tahap penarikan penghantar.
Gambar 3.11 Prosedur Penarikan Kabel Pilin
3.4.5. Penyambungan dan Sadapan Penghantar
Sambungannantarnspenghantar dijalankankan menggunakan
Compression Joint Sleeve. nSadapannataunpencabangan sertansambungan
pelayananndilaksanakan dengannmempergunakan konektorntype Hydraulic
Pressed Connector yangnkokoh ataupun konektornberbadannlogamnberisolasi
kedap air. Sambungannantarnpenghantar tak menahann/nmemikulnbeban
mekanis. Tak bolehnmenjalankan sambungannpenghantarnnetralndi lokasi
ditengahnantaranduantiang.
37
3.4.6. Pemasangan Pembumian Penghantar Netral
Penghantarnnetralndinjaringanntegangannrendahndibumikan menurut
konsepnTN-CnyangndianutnPLN. nKonstruksinpembumianndipasang di tiang
pertama, nakhirndannselanjutnya tiapn200nmeter sesudah tiangnpembumian
pertama. Nilaintahanannpembumian tak melebihin10nOhm, serta tak melebihin5
Ohm bagi semua tahanannpembumian di satu gardu distribusi. nTiangnyang
memiliki fasilitasnterminalnpembumiannharus diperlengkapi elektroda
pembumiannyang terpasang / tertanam sedalamn30cm darintiang. Hubungan
antaranterminalnpembumian di tiangnelektrodanpembumian menggunakan
penghantar tembaga dengannluasnpenampangnpenghantar taknkurangndari 50
mm2. Bila di tiang tak diperlengkapi terminal pembumian, nkonstruksi
pembumian mempergunakan penghantarntembaga dengannpenampang
sekurangnya 25 mm2 ataunpenghantar alumuniumnberpenampang sekurangnya
50 mm2, ikatannpenghantarndengannelektroda pembumian mempergunakan
penghantar tembaga. Koneksinantaranpenghantar alumunium serta tembaga
menggunakan sambungannjoint sleeve serta sepatunkabel bimetal. Penghantar
diproteksi mempergunakan pipangalvanis berukuran ¼ inci sekurangnya 2,5m di
atas permukaanntanah.
3.5. Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi Gardu Portal
3.5.1. Persiapan Konstruksi dan Proses Perizinan
PerancangannkonstrusinGardunpasangannluarnkhususnya jenis tiang
umumnya sudah harusnmenjadinsatunkesatuanndengannperencanaan jaringan
SUTM-nya. Pastikan dulu keakuratan peta rencananlokasinpendirian Gardu
Distribusi, perolehan izin tertulis pemanfaatan tanahnuntukngardu darinpemilik
tanah serta detail konstruksi. Amati kekuatanntiangnbeton/ besi guna struktur
Gardu Tiang yang direncanakannbaginpenempatanntransformatorndistribusi,
pondasinyanserta akurasinvertikalnya. Siapkan semua bagian utama serta
kelengkapanninstalasinGardu Tiang pada lokasi. nTermasuknyang wajib diamati
ialahndimensi crossarm atau dudukanndengannjarak serta besarnlubang yang
disyaratkan. Struktur gardunpasangannluar terbagi atas beberapanmacam
menurut kondisinbebannpelanggan.
38
A. Gardu Portal 50 kVA – 100 kVA, 2 jurusan TR
PHB-TR gardu didesain bagi 2 jurusan Jaringan Tegangan
Rendah. GardunPortalndengann2nJurusannTR bisa diamati
Gambar 3.12 Konstruksi Gardu Portal 2 Jurusan TR
Tabel 3.8 Konstruksi Gardu Portal 2 jurusan
No Nama Komponen Satuan Jumlah
1 Isolator Tumpu 20 kV set 3
2 Pararel Groove/ Liveline Connector set 1
3 Lightning Arrester buah 3
4 Fuse Cut Out 20 kV + Fuse Link buah 3
5 Dudukan FCO dan LA lengkap buah 3
39
6 Trafo Cantol 3PH 20kV-B2 25-50 kVA Buah 1
7 Papan tanda bahaya Buah 1
8 Pentanahan Lengkap (BC-50 mm2) Set 1
9 PHB TR 2 Jurusan Lengkap Set 1
10 Tiang Beton/ 12 m - 500 daN Buah 1
(Standar Konstruksi PLN, 2010)
B. Gardu Portal 160 kVA – 400 kVA, 4 jurusan TR
PHB-TR gardu didesain bagi 4njurusannJaringannTegangan
Rendah. nGardunPortal dengann4njurusannTR bisa diamati pada
Gambar 3.13 Gardu Portal 4 Jurusan TR
46
Keterangan :
Tabel 3.9 Konstruksi Gardu Portal 4 jurusan
No Nama Komponen Satuan Jumlah
1 Pararel Groove/ Liveline Connector set 3
2 Bimetal AL-CU set 3
3 Lightning Arrester buah 3
4 Fuse Cut Out + Fuse Link buah 3
5 Transformator Distribusi 3 Fase buah 3
6 PHB-TR buah 1
7 Elektroda Titik Netral Trafo buah 1
8 Elektroda LA set 1
9 Elektroda BKT set 1
10 Pipa Galvanis 41 MCI buah 2
11 Pipa Galvanis 5/8 MCI buah 2
12 Jaringan TR
(Standar Konstruksi PLN, 2010)
C. Gardu Cantol sistem 4 kawat
Konstruksi Gardu Cantol sistem 4 kawat di konstruksintransformatornya
peralatannproteksi TM serta TRnsudah padantransformator, jadinkonstruksi
keseluruhannbisandisederhanakan. nGardu Cantol 4 Kawat bisa diamati di
gambar 3.8.
47
Gambar 3.14 Konstruksi Gardu Cantol Sistem 4 Kawat
Khususnpemasangan transformator, nperiksanfisik transformator
distribusinyangnmeliputi:
1) Packing transformator.
2) Periksa aksesoris transformator, apa telah sesuai syarat kontak
yang disepakati, contohnyanthermometer, Buchholz Relay, Oil
level, nBreather (silica gel).
3) Periksanvolumenminyak serta kebocoran transformator.
4) Periksa Name Plate dan sertifikatntransformator, apa sudah sesuai
permintaan, npemeriksaan diantaranya :
a) Daya/ Kapasitas (kVA)
b) Tegangan sisi Primer (Volt)
c) Tegangan sisi Sekunder (Volt)
48
d) Vektor Group
e) Tingkat pengaturan tegangan
5) Uji ketahanan isolasi antara :
a) Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan sisi Tegangan Menengah
(TM).
b) Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan badan transformator (E).
c) Sisi Tegangan Menengah (TM) dengan badan transformator E.
3.5.2. NH Fuse
Gambar 3.15 NH Fuse
Fuse ialah bagian pengaman kelistrikan, berguna untuk pengaman arus lebih
serta hubung singkat. Sesungguhnya NH Fuse mempunyai fungsinserupa
dengannfusenlain, yang membedakannhanya kapasitas, 23 NH Fuse bisa
dipergunakan bagi tegangan rendah ataupun baginpengaman berarusnbesar.
3.5.3. Pemasangan Instalasi
a) Instalasi Transformator Distribusi
Bagi instalasi kenatasntiangnatau platformndudukannya, persiapkan
lebih dulu takle/ lifter berkekuatan cukupnpada tiang beton dinpenggantung
cross-arm sementaranguna mengangkat transformator, nnaikkan transformator
49
dengan seksama, nverticalnkenatas serta sesudah duduk di atas cross-arm
tiang/ dudukan tiang beton rakit menggunakan mur-baut yang erat.
b) Pemasangan Penghantar Pembumian
Komponen yangnharus dibumikan di Gardu Tiang ialah :
1. Titik tiang sisi sekunder transformator
2. Bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi gardu
3. Bagian konduktif ekstra (BKE)
4. Lightning Arrester
Tabel 3.10 Instalasi Pembumian pada Gardu Portal
No.
Uraian
Ukuran Minimal
Penghantar
Pembumian
1 Rak kabel TM-TR BC 16 mm2
2 Pintu gardu/pintu besi/pagar
besi
BC pita 16 mm2
(NYAF)
3 Rak PHB-TR BC 50 mm2
4 Badan transformator BC 50 mm2
5 Titik netral sekunder
transformator
BC 50 mm2
(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)
Semua terminal pembumian itu disambung ke ikatan penyama potensial
pembumian lalu setelahnya dikoneksikan ke elektroda pembumian. nNilai
tahanan pembumian tak lebih dari 1 Ohm. Titik netral transformator dibumikan
sendiri. Pembumian Lightning Arrester (LA), pembumian BKT serta BKE,
pembumian titik netral transformator dijalankan menggunakan elektroda bumi
sendiri-sendiri, tapi penghantar pembumian Lightning Arrester, BKT serta BKE
dikoneksikan menggunakan kawat tembaga 50 mm2. Penghantar pembumian
diproteksi pipa galvanis berdiameter 5 atau 8 inci setidaknya dengan tinggi 3
meter di atas tanah.
50
c) Instalasi Kabel Tegangan Rendah
Instalasi kabel tegangan rendah antara terminal TR transformator dengan
PHB-TR menggunakan kabel setidaknya jenis NYY. Ukurannya disesuaikan
dengannkapasitas transformator. nKabel diproteksi menggunakan pipa galvanis
berdiameter 4 inci setidaknya berketinggian 3 meter di atas tanah. Bila
mempergunakan kabel berpelindung metal (NYFGBY), sisi pelindung metal
harus dibumikan.
d) Penandaan Gardu Tiang
Tiap Gardu Tiang wajib diberikan pengenal, diantaranya:
1. Nomor Gardu
2. Tanda peringatan (lambing kilat, tulisan tanda bahaya)
3. Data historis gardu diantaranya tanggal dibangun, nama pelaksana
pekerjaan, No. SPK, tertera di sisi dalam pintu PHB-TR. Semua bagian
Gardu Tiang di cat silver bronze. Tipe cat yang dipergunakan bagi sisi
luar harus tahan perubahan cuaca.
e) Penyelesaian Akhir (finishing)
Sesudah proses konstruksi pemasangan gardu selesai, diteruskan pengujian
teknis serta komisioning menurut ketentuan yang ada, lalu selanjutnya
diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Badan yang berwenang.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PERENCANAN JARINGAN DISTRIBUSI
Setelah melakukan pengambilan data-data melalui survei langsung di
lapangan yang berguna untuk pemasangan jaringan distribusi tegang rendah
meliputi penyambungan ke pelanggan dan kapasitas trafo distribusi yang dipakai.
Hasil survei perlengkapan nya adalah:
a) Penentuan beban dan trafo yang dibutuhkan
b) Konstruksi tiang dan gardu distribusi
c) Jenis penghantar yang digunakan
d) Menentukan nilai jatuh tegangan pada JTR yang akan dibangun
4.1.1 Penentuan Beban dan Trafo yang Dibutuhkan
Jumlah Unit Rumah yang akan dialiri listrik oleh PLN untuk Perumahan
Griya Astana adalah 47 Rumah type 36 dengan daya 1300VA untuk 34 unit
rumah juga daya 2200VA untuk 13 unit rumah. Dan untuk mengetahui beban
nya di lakukan perhitungan berdasarkan banyak unit dan besar daya nya.
Berikut cara perhitungan daya agar mendapatkan nilai transformator yang
dibutuhkan :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ × 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
= (34 × 1300) + (13 𝑋 2200)
= 72800𝑉𝐴 → 72,8 𝑘𝑉𝐴
Nilai trafo yang dibutuhkan sebesar :
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎(𝑆)
= 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 72,8 x 0,75 = 54,6kVA
52
Faktor kebutuhan dibedakan dari sejumlah jenis bangunannya,yaitu :
1. Perumahan Sederhana = 50 – 70 %
2. Perumahan Besar = 40% - 65%
3. Kantor = 60% - 80%
4. Toko Sedang = 40% - 60%
5. Toko Serba Ada = 70% – 90%
6. Industri Sedang = 35% - 65%
Pada name plate trafo nya sudah ada ditentukan oleh pabrik berapa besar
kapasitas trafo bisa di bebani . Faktor tersebut merupakan perbandingan antara
total beban maksimum trafo dengan kapasitas trafo.
Oleh karena itu nilai trafo yang di butuhkan untuk perumahan Griya Astana Siak
adalah trafo dengan kapasitas 100 kVA dan Diasumsikan Faktor Kebutuhan
75%, artinya beban maksimal jumlah daya tersambung x 0,75.
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 54,6 𝑘𝑉𝐴 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 =
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 =
100 𝑘𝑉𝐴 = 0,546
Alasan kenapa terpilihnya trafo dengan nilai kapasitas 100 kVA dengan
faktor kebutuhan beban 0,546 (55%) adalah untuk sebagai investasi jika
apabila sewaktu-waktu nanti ada pelanggan yang ingin menambah daya dan
menambah unit rumah baru maka pihak PLN tidak perlu menambah ataupun
mengganti trafo baru dan dari pihak pengelolan pun hanya menyanggupi untuk
menyediakan trafo sebesar 100kVA
4.1.2. Penentuan Konstruksi Gardu Distribusi dan Tiang Jaringan SUTR
1. Tiang
Berikut ini adalah konstruksi tiang besi yang digunakan perumahan
Griya Astana Siak:
Tabel 4.1 Jumlah Kontruksi Tiang Griya Astana Siak
No. Kode konstruksi Jumlah
1. TR-1 Tiang Penyangga Suspension 2 buah
2. TR-6 Tiang Percabangan 2 buah
3. TR-3 Tiang Akhir 4 buah
53
Dari kode konstruksi diatas, maka didapat build of quantity sebagai
berikut :
A. Kode konstruksi : TR-1 x 2 batang
1. Pole bracket = 2 buah
2. Suspension clamp = 2 set
3. Stainless steel strip = 6 meter
4. Stopping buckle = 4 buah
5. Plastic stap = 4 buah
B. Kode konstruksi : TR-6 x 2 batang
1. Pole bracket = 8 buah
2. Strain clamp = 12 set
3. Stainless steel strip = 6 meter
4. Stopping buckle = 16 buah
5. Plastic stap = 16 buah
6. Connector = 16 buah
C. Kode konstruksi : TR-3 x 4 batang
1. Strain clamp = 12 buah
2. Tension Clamp = 12 buah
3. Plastic stap = 12 buah
4. Link 25 x 25 mm = 8 buah
5. Stopping buckle = 16 buah
6. Stainless steel strap = 4,8 meter
7. Pelindung mekanis PVC2mm 60 cm = 4 buah
54
2. Gardu
Gambar 4.1 Konstruksi Gardu Portal dengan PHB-TR 4 Jurusan
Keterangan :
1. Paralel Groove (Line-Line-Connector) 8. Elektroda Pembumian
2. Bimetal Al-CU 9. Elektroda Pembumian BKT
3. Lightning Arrester 10. Pipa Galvanis 41 MCI
4. Fused Cut Out 11. Pipa Galvanis 5/8 MCI
5. Transformator 12. Jaringan TR
6. PHB-TR 13. Ranjau Panjat
7. Elektroda Pembumian Transformator
55
4.1.3. Penentuan Penghantar
Penentuan penghantar dapat dicari nilainya dengan cara mengetahui arus
nominal pada beban yang terpasang di setiap saluran. Cara perhitungan agar
mengetahui arus nominal suatu jurusan ialah seperti berikut :
𝐼𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝑉 3 𝐹𝑎𝑠𝑒 =
72800𝑉𝐴 = 92,8 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
380 𝑥 √3
Jadi penghantar yang digunakan harus memiliki kemampuan hantar arus (KHA)
lebih besar dari 92,8 Ampere.
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 125% × 𝐼𝑛
= (125 × 92,8 )
= 116,1 𝐴
Maka untuk Jurusan dapat digunakan kabel TIC 3x70+50 mm2 dengan KHA
sebesar 270 Ampere. Tujuan memilih kabel ini adalah sama halnya seperti
pemilihan trafo yaitu untuk imvestasi masa yang akan datang.
4.2. Kontruksi Jaringan SUTR
4.2.1. Pemasangan Tiang
Kontruksi Tiang TR pada Perumahan Griya Astana yang akan digunakan
untuk jaringan SUTR adalah tiang besi bulat dengan tinggi 9 meter dan memiliki
kekuatan beban mekanis sebesar 200 – 250 daN.
Tiang ditanam pada kedalaman 1/6 kali panjang tiang dan didirikan pada pondasi
menggunakan metode Kran Kaki 3 lalu pondasi dicor beton.
4.3. Pemilihan Gardu
Berdasarkan standar konstruksi PT.PLN sebagai pedoman pemasangan
Gardu Portal terlebih dahulu disesuaikan dengan beban terpasang pada
pelanggan. Pada perumahan Griya Astana Siak ini yang di tetapkan adalah
pemakaian Gardu Portal dengan menggunakan PHB-TR 4 jurusan tegangan
rendah, tetapi yang terpakai dalam perencanaan pendistribusian beban di
perumahan Griya Astana pada PHB-TR nya hanya terpakai 1 jurusan saja dan
sisanya berfungsi sebagai cadangan. Berikut adalah model kontruksi Gardu
Portal 4 Jurusan :
Alasan mengapa di Perumahan Griya Astana menggunakan Gardu Portal
56
sebagai Gardu Pendistribusian nya adalah karena sebagai berikut :
a) Dapat memberi akses yang baik bagi incoming saluran sub-
transmisi serta outgoing penyulang primer.
b) Memiliki ruang yang cukup bagi pengembangan.
c) Tak bertentangan dengan aturan tata guna lahan.
d) Kemudahan instalasi.
4.3.1. Persiapan Konstruksi Pondasi Gardu Portal
Pondasi di atas menggunakan Tiang bulat dengan tinggi 12 meter dan
memiliki beban kerja 500 daN. Jarak antara jaringan SUTM dan Cross arm yang
akan digunakan sebagai dudukan transformator adalah 2,5 meter, sementara
jarak antara jaringan SUTM dan Cross arm yang digunakan sebagai dudukan
Lightning Arrester dan Fuse Cut Out adalah 1 meter.
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) yang digunakan ialah
tipe 4 jurusan di gambar berikut.
57
Gambar 4.8 Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) 4 jurusan
Umumnya NH Fuse terpasang di PHB Trafo, guna pemutus ataupun
proteksi arus berlebih. Cara perhitungan jumlah Ampere NH fuse yang harus di
pasang untuk Perumahan Griya Astana Siak adalah sebagai berikut :
NH fuse dipergunakan bagi tegangan rendah berarus besar. Cara
perhitungan arus NH fuse bagi beban trafo :
Kapasitas trafo = 160 kVA Tegangan = 20 kv / 230-400 Jumlah jurusan = 2
In = 160.000 𝑉𝐴
1,73 𝑥 400 𝑉 = 231,21
amp arus tiap jurusan = 231,21
2 𝑗𝑢𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛
= 115,60 dengan asumsi beban = 90%
KHA NH fuse dipilih = 115,60 A x 0,9
= 104,04 A
Faktor kali 0,9 ialah faktor keamanan bagi beban trafo
ket : √3 hasilnya ialah 1,732
Karena tidak ada NH Fuse yang mempunyai nilai kapasitas 104,04 A, maka
dari itu NH Fuse yang digunakan adalah yang bernilai 125 A.
58
4.3.2. Transformator Distribusi 1 Fase
Nilai Transformator Distribusi 1 Fase yang di pakai pada Perumahan Griya
Astana adalah transformator berkapasitas daya 160 kVA. Prosedur checking
sebelum pemasangan transformator sebagai berikut :
a) Packing transformator
b) Aksesoris transformator (thermometer, Bucholz relay, oil level, silica gel)
c) Volume minyak serta kebocoran transformator
4.3.2.1. Sistem Proteksi Surja Petir
Gardu Portal diproteksi dari surja petir mempergunakan Lightning
Arrester. Sesuai Standar Konstruksi PLN 2010 untuk pemasangan Lightning
Arrester pada perumahan Griya Astana Siak yang berlokasi ditengah jaringan
SUTM maka digunakan Lightning Arrester 5 kA (SPLN) . Lightning Arrester
dibumikan dengan mempergunakan penghantar Bare Conductor dengan luas
penampang 50 mm2 serta menggunakan elektroda tersendiri bernilai tahanan
pembumian tak melebihi 1 Ohm.
4.3.2.2. Sistem Proteksi Hubung Singkat dan Beban Lebih
Pengamanan pada sisi tegangan menengah Gardu Portal dilengkapi
komponen pelebur/ Fuse link – Fused Cut Out (FCO). Untuk elemen pelebur
yang akan dipakai di Gardu Portal perumahan Griya Astana Siak dapat
ditentukan berdasarkan pemasangan yakni Fused Cut Out (FCO) dipasang
setelah Lightning Arrester (LA) dengan rangkaian seperti berikut ini.
Gambar 4.10 Konfigurasi Pemasangan Lightning Arrester serta Fused Cut Out
Gardu Portal
Fused Cut
Lightning Arrester
59
Dengan konfigurasi pemasangan seperti diatas, pengamanan terhadap surja
petir tak terpengaruh oleh kemungkinan putusnya FCO. Jadi pengamanan
terhadap surja petir dapat lebih optimal.
4.4. Perhitungan Tegangan Jatuh Pada Sistem Jaringan Tegangan Rendah
Dengan jumlah Unit Rumah yang akan dialiri listrik oleh PLN untuk Perumahan
Griya Astana adalah 47 Rumah type 36 dengan daya 1300VA untuk 34 unit rumah juga
daya 2200VA untuk 13 unit rumah dengan menggunakan trafo 100kVA yang
mempunyai total kebutuhan beban sebesar 97,06kVA dan dan arus beban sebesar
116,1A diperoleh hasil drop tegangan sebagai berikut :
A. TR-3 (Blok A)
R = ρ . 𝒍 𝑨
ρ = Hambatan Jenis, l = Panjang Saluran, A = Luas Penampang
R = 2,65x10-8 . 𝟓𝟎𝒎 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟔
= 1,89.10-2 Ohm
V = I . R
I = Arus Beban R = Tahanan
V = 116,1A . 1,89x10-
2 = 2,19 Volt
B. TR-3 (Blok B)
R = ρ . 𝒍 𝑨
R = 2,65x10-8 . 𝟏𝟎𝟎𝒎 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟔
= 3,78x10-2 Ohm
V = I . R
V = 116,1A . 3,78x10-2 = 4,38 Volt
C. TR-3 (Blok C)
R = ρ . 𝒍 𝑨
R = 2,65x10-8 . 𝟏𝟎𝟎𝒎 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟔
= 3,78x10-2 Ohm
V = I . R
V = 116,1A . 3,78x10-2 = 4,38 Volt
60
D. TR-3 (Blok D)
R = ρ . 𝒍 𝑨
R = 2,65x10-8 . 𝟏𝟎𝟎𝒎 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟔
= 3,78x10-2 Ohm
V = I . R
V = 116,1A . 3,78x10-2 = 4,38 Volt
E. TR-3 (Blok D ujung)
R = ρ . 𝒍 𝑨
R = 2,65x10-8 . 𝟏𝟓𝟎𝒎 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟔
= 5,67x10-2 Ohm
V = I . R
V = 116,1A . 5,67x10-2 = 6,58 Volt
61
BAB IV PENUTUP
5.1. Simpulan
Penelitian tentang perencanaan jaringan tegangan rendah menganalisis
tentang teknis konstruksi jaringan tegangan rendah dan menentukan komponen
yang diperlukan, maka didapatkan kesimpulan :
a) Dalam perencanaan di Perumahan Griya Astana Siak dilakukan survei
dan di dapatkan hasil 47 unit rumah ber-type 36 dengan beban 1.300VA
untuk 34 unit rumah dan 2.200VA untuk 13 unit rumah yang
mendapatan nilai total daya sebesar 72.800VA.
b) Dengan total daya sebesar 72.800VA = 72,8kVA dan faktor beban
maksimum sebesar 75% = 0,75 yang di dapatkan dari Nilai
Pembebanan Trafo dan di dapatkan hasil 97,06kVA maka trafo yang
dipakai adalah trafo dengan kapasitas 100kVA. Terdapat juga nilai Drop
Tegangan pada Tiang Blok A sebesar 219 Volt pada Tiang B,C,D
sebesar 4,38 Volt, pada Tiang D ujung sebesar 6,58 Volt.
Menggunakan Gardu Distribusi Portal sistem 2 jurusan, kabel TIC
NFA2X-T 3x70+50 mm2 dengan KHA sebesar 270 Ampere sebagai
penghantarnya, dan tiang Besi TR 9mm dengan konstruksi TR-1=2
batang, TR-6=2 batang,TR-3=4 batang.
62
5.2. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan perencanaan di
Perumahan Griya Astana Siak, penulis mempunyai saran sebagai berikut :
a) Untuk pemasangan konstruksi jaringan tegangan rendah harus melakukan
proses perencanaannya terlebih dahulu dengan matang dan disesuaikan
dengan daerah yang akan di distribusikan tenaga listriknya supaya apa yang
di rencanakan bisa terwujudkan dengan baik.
b) Supaya tidak melakukan pekerjaan berulang kali maka dalam perencanaan
kita harus memperhitungkan sisi investasinya seperti melebihkan kapasitas
trafo nya dan penghantarnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anjelina. 2012. “Perencanaan jaringan SUTM, SUTR, dan Gardu Distribusi
di Desa Simpang Sender Timur Kabupaten OKU Selatan Propinsi
Sumatera Selatan.” Indralaya: Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
[2] Basri, H (1997). “Sistem Distribusi Daya Listrik.” Jakarta: Penerbit ISTN
[3] Budiman, Leonardus (2014). “Perencanaan Konfigurasi Jaringan
Distribusi 20kV Di PT.PLN (PERSERO) Rayon Sekadau”
[4] Fansisius, Kuirinus Jago (2015). “Perancangan Jaringan Tegangan
Rendah 3 Phasa 380 Volt Untuk Menanggulangi Kebutuhan Daya
Listrik Di Daerah Terpencil”
[5] H. Saadat, “Power System Analysis,” Milwaukee School of Engineering
WCB/McGraw-Hill.
[6] Kadir, Abdul (2006). “Distribusi dan Utilitas Tenaga Listrik” Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)
[7] Maulidya, Aditya (2016). “Rencana Pembangunan Jaringan Distribusi
Baru Ke Pelanggan Di Cluster Jessica 3 PT.PLN (Persero) Area Cikupa.”
[8] Nugroho, Febrian dkk. 2014. “Perencanaan Pembangunan Jaringan
Distribusi Listrik Pedesaan Kabupaten Wonogiri.” Semarang: Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
[9] PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan. 2010. “Desain
Kriteria Jaringan Distribusi.” PT.PLN (Persero). Jakarta.
[10] Suswanto, Daman (2009). “Sistem Distribusi Tenaga Listrik.” Padang :
Universitas Negeri Padang.
[11] Suartika, Made (2010). “Konfigurasi Jaringan Tegangan Rendah
untuk Memperbaiki Drop Tegangan Di Daerah Banjar Tulangnyuh
Klungkung.”
[12] Suprijono, G (2013) “Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah.” Jakarta.
64
[13] SPLN 1 (1995). “Tegangan-tegangan Standar.” Jakarta : Departemen
Pertambangan dan Energi Perusahaan Umum Listrik Negara.
[14] Suhadi, dkk (2008). “Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I.” Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
[15] Zuhal. 1982. “Dasar Tenaga Listrik.” Bandung: ITB.
A
Lampiran A Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM 201611018
Nama : Arry RIski Pratama
Tempat / Tanggal Lahir : Pekan Baru / 10 September 1998
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : S1 TeknikElektro
Alamat : Kost Berlian (Mie ayam berlian), JL. Berlian II No.14
RT.06/RW.02, Cilandak Barat., Kec.Cilandak, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Nomor Telepon 087847681558
Email : [email protected]
JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN LULUS
SD SDS MUHAMMADIYAH
MANDAU
- 2010
SMP SMP NEGERI 1 MANDAU - 2013
SMA SMA NEGERI 3 MANDAU IPA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 23 Juli 2020
Mahasiswa Ybs.
Arry Riski Pratama
B-1
Lampiran B-1 Lembar Bimbingan Skripsi
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Arry Riski Pratama
NIM : 201611018
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Jenjang : Strata 1 (S1) Teknik Elektro
Pembimbing Utama : Oktaria Handayani, S.T., M.T.
Judul Tugas Akhir : Perencanaan Pemasangan Jaringan Tegangan
Rendah 380/220 Volt pada Perumahan Griya Astana
Siak di Area Pekanbaru, Riau.
No.
Tgl.
Materi Bimbingan
Paraf
Pembimbing
1.
14-12-19
Pengajuan dosen pembimbing sekaligus
menetapkan topic apa yang akan diangkat
menjadi proposal skripsi.
Oktaria Handa
2. 23-12-19 Perbaikan isi topik proposal skripsi. yani
DN: OU=Fakulytas Ketenagalistrikan & Energi Terbarukan, O=IT PLN, CN=Oktaria Handayani,
3. 14-01-20 Konsultasi untuk perbaikan topik yang akan
diangkat menjadi proposal skripsi.
[email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here
Date: 2020-07-27 19:37:55
Foxit Reader Version: 9.7.1
B-2
4. 21-01-20 Pembahasan isi untuk proposal skripsi.
Okt 5. 17-02-20
Pembahasan dan perbaikan topik yang
akan diangkat menjadi skripsi. aria 6. 07-03-20
Pencarian solusi pengerjaan skripsi karena
terhambat pandemic covid19. Hdayn
7. 14-07-20 Pembahasan data untuk perhitungan.
ani 8. 15-07-20
Pencarian solusi untuk pembahasan
skripsi.
DN: OU=Fakulyta
9. 16-06-20 Penyelesaian BAB IV Ketenagalistrikan
& Energi
Terbarukan, O=IT
PLN, CN=Oktaria
10. 17-07-20 Konsultasi pembuatan abstrak.
Handayani, [email protected] .id
Reason: I am the
author of this
11. 21-07-20 Penyelesaian seluruh isi skripsi. document
Location: your
signing location here
12. 26-07-20 Pengecekan akhir isi dan penulisan skripsi.
Date: 2020-07-27 19:37:30 Foxit Reader
Version: 9.7.1
B-3
Lampiran B-2 Lembar Bimbingan Skripsi
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Arry Riski Pratama
NIM : 201611018
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Jenjang : Strata 1 (S1) Teknik Elektro
Pembimbing Utama : Tony Koerniawan, S.T., M.T.
Judul Tugas Akhir : Perencanaan Pemasangan Jaringan Tegangan
Rendah 380/220 Volt pada Perumahan Griya Astana
Siak di Area Pekanbaru, RIau
No.
Tgl.
Materi Bimbingan
Paraf
Pembimbing
1. 30-04-2020 Pembahasan mengenai isi skripsi yang
telah diajukan ke dosen pembimbing 1
2. 13-06-2020 Pembahasan lebih lanjut untuk isi skripsi
Digitally signed by Tony
Koerniawan DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut
3. 20-06-2020 Pengecekan mengenai penulisan bab 1 Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.
ac.id
Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:20:13
B-4
4. 23-06-2020 Pengecekan dan perbaikan mengenai
bab 1
5. 30-06-2020 Pengecekan mengenai bab 2
Digitally signed by Tony
Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik
6. 3-07-2020 Pengecekan dan perbaikan mengenai
bab 2
Elektro, O=Institut Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.
ac.id
Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:20:40
7. 7-07-2020 Pengecekan mengenai bab 3
8. 10-07-2020 Pengecekan dan perbaikan mengenai
bab 3
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik
9. 17-07-2020 Pengecekan mengenai bab 4 dan 5
Elektro, O=Institut Teknologi PLN, CN=Tony Koerniawan, E=tony.koerniawan@itpln. ac.id
Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:21:03
10. 20-07-2020 Pengecekan dan perbaikan mengenai
bab 4 dan 5
11. 22-07-2020 Pengecekan dan solusi mengenai
plagiarisme pada skripsi
Digitally signed by Tony
Koerniawan DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut
12. 24-07-2020 Pengecekan akhir isi dan penulisan
skripsi.
Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.
ac.id
Location: Jakarta
Date: 2020-07-28 08:21:34
C-1
Lampiran C-1 Lembar Denah Perumahan Griya Astana Siak
C-2
Lampiran C-2 Lembar Permohonan Pemasangan Baru Jaringan TR