Instalasi Tenaga Dan Peralatan

download Instalasi Tenaga Dan Peralatan

of 30

Transcript of Instalasi Tenaga Dan Peralatan

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    1/76

     

    MODUL PEMBINAAN AHLI K3

    SPESIALIS LISTRIK

    JARINGAN INSTALASI TENAGA DAN

    PERLENGKAPAN

    AK3 LISTRIK

    2013

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    2/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page i Disusun Oleh AK3 Listrik

    Daftar Isi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... I 

    1.  DAFTAR GAMBAR .................................................................................. II 

    2.  DAFTAR TABEL ..................................................................................... III 

    3.  BAGIAN 4 .................................................................................................... 1 

    3.1 

    DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN ...................... 1 

    3.1.1   Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik ...................................... 1 

    3.1.2 

     Komponen Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .................................. 2 

    3.1.3  Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik............................................... 7  

    3.2 

    PROSEDUR  PEMERIKSAAN JTM ....................................................... 12 

    3.2.1 

     Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan ..................... 12 

    3.2.2   Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan................................. 12 

    3.2.3 

     Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan ............... 13 

    3.2.4   Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan........................ 14 

    4.  PENGUJIAN ............................................................................................. 23 

    4.1  4.3. JENIS  –  JENIS JARINGAN DAN GARDU ..................................... 38 

    1.3.3.2 

    K ONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI SUTM . ..................................... 39 

    5.  LAMPIRAN I : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI

    INSTALASI TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK ............ 65 

    6. 

    LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASIINSTALASI PEMANFAATAN KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DAN

    MENENGAH ....................................................................................................... 67 

    7.  LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI

    INSTALASI PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK ................................... 69 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    3/76

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    4/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page iii Disusun Oleh AK3 Listrik

    Daftar Tabel

    TABEL 4. 1 JARAK MINIMUM AMAN K ERJA ........................................................... 13 TABEL 4. 2 FAKTOR K OREKSI SUHU BAHAN .......................................................... 21 

    TABEL 4. 3 K ONDISI ISOLASII ................................................................................. 22 

    TABEL 4. 4 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASII............................................................ 22 

    TABEL 4. 5 CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN ...................................................... 23 

    TABEL 4. 6 SIFAT MINYAK TRAFO ........................................................................... 25 

    TABEL 4. 7 CHECKLIST PERALATAN ELECTRIC ...................................................... 26 

    TABEL 4. 8 SERVICE I NSPECTION ........................................................................... 27 

    TABEL 4. 9 FORMULIR  INSPEKSI LEVEL  –  1................................................... 33 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    5/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page iv Disusun Oleh AK3 Listrik

    Unit Kompetensi : Persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga Dan

    Perlengkapan

    Elemen Kompetensi 1 : Pemeriksaan Dokumen-Dokumen Yang

    DipersyaratkanKriteria unjuk kerja :

    1.1 Dapat memeriksa dokumen peralatan.

    1.2 Dapat memeriksa tindak lanjut catatan

    sebelumnya.

    1.3 Dapat memeriksa Penunjukan/lisensi personil

    1.4 Dapat memahami Dokumen Single Line Diagram

    (SLD).

    Elemen Kompetensi 2 : Prosedur Pemeriksaan Pada Jaringan

    Instalasi Tegangan Menengah

    Kriteria unjuk kerja :

    2.1 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan dalam

    keadaan tidak bertegangan sesuai prosedur

    2.2 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan dalam

    keadaan bertegangan sesuai prosedur

    Elemen Kompetensi 3 : Mengetahui Jenis Jenis Jaringan Dan Gardu 

    Kriteria unjuk kerja :

    3.1 

    Dapat membedakan jenis jenis jaringan dan gardu

    3.2 Dapat membedakan fungsi jaringan dan gardu

    3.3 Dapat mengenal konstruksi jaringan dan gardu

    Elemen Kompetensi 4 : Mengetahui Bagian Komponen Komponen

    Jaringan Dan Gardu

    Kriteria unjuk kerja :

    5.1 

    Dapat mengetahui jenis dan spesifikasi komponen

     pada jaringan dan gardu.

    5.2 Dapat mengetahui jenis kode IP pada komponen

    komponen yang dipasang

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    6/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page v Disusun Oleh AK3 Listrik

    Elemen Kompetensi 5: Memahami Cara pemasangan komponen jaringan

    dan Gardu

    Kriteria unjuk kerja :

    5.3  Dapat mengetahui regulasi jarak /clearence pada

     pemasangan komponen jaringan/ gardu

    5.1 

    Dapat memahami metode pengukuran pada

    komponen jaringan/ gardu

    5.2 Dapat memahami teknik pemasangan komponen

     jaringan dan gardu

    Elemen Kompetensi 6 : Memahami Sistem Proteksi Jaringan Dan Gardu

    Kriteria unjuk kerja :

    6.1 

    Mengetahui Proteksi hubung singkat pada Jaringan

    dan Gardu.

    6.2 Mengetahui Proteksi Tegangan lebih pada Jaringan

    dan Gardu akibar petir.

    6.3 Mengetahui Proteksi Non Listrik pada Jaringan dan

    Gardu dengan metode sistem rintangan /

     penghalang.

    Elemen Kompetensi 7 : Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian

    Kriteria unjuk kerja :

    7.1 

    Laporan hasil pemeriksaan dibuat sesuai dengan

    format yang telah ditetapkan dan telah

    ditandatangani dan dikirim kepada pengurus

    tempat kerja/perusahaan yang bersangkutan dantembusannya dikirim ke instansi yang berwenang

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    7/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 1 Disusun Oleh AK3 Listrik

    1. B

     AGIAN 4

    1.1  DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN

    4.1.1  Dokumen peralatan

    4.1.2  Tindak lanjut catatan sebelumnya

    4.1.3  Penunjukan / lisensi personil

    4.1.4  Dokumen Single Line Diagram (SLD)

    1.1.1  Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik

    Energi listrik dibangkitkan oleh pembangkit listrik yang umumnya berada jauh dari

    konsumen. Energi listrik dikirim ke konsumen melalui sejumlah jaringan. Jaringan ini

    disebut dengan sistem transmisi dan distribusi. Visualisasi pengiriman energi listrik

    ini ditunjukkan pada gambar di bawah.

    Gambar 4. 1 Representasi Sistem Tenaga Listrik

    Sistem Transmisi berfungsi mengirimkan daya dari pembangkit ke konsumen industri

     besar atau ke pusat-pusat beban melalui gardu distribusi. Energi listrik ini

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    8/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 2 Disusun Oleh AK3 Listrik

    ditransmisikan menggunakan sistem tegangan AC 3 Kawat. Sistem tenaga listrik

    seperti umumnya terdiri dari :

    1. 

    Pembangkit

    2.  Transformator step-up

    3.  Saluran transmisi

    4.  Transformator Step down

    5.  Gardu distribusi

    6.  saluran distribusi (beban)

    1.1.2 

    Komponen Jaringan Distribusi Tenaga ListrikSistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang

    menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar   (seperti gardu

    transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke dalam

    sistem distribusi antara lain:

    1.  Gardu Induk (GI)

    2. 

    Jaringan Distribusi Primer

    3.  Gardu Distribusi (Gardu transfomator)

    4.  Jaringan Distribusi Sekunder.

    I.  Gardu induk (GI)

    Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara

    langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah pusat

     pembangkit tenaga listrik dan umumnya terletak di pinggiran kota. Untuk

    menyalurkan tenaga listrik ke pusat  –   pusat beban (konsumen) dilakukan dengan

     jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.

    Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tidak langsung maka

     bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah gardu yang berfungsi

    menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui

     jaringan distribusi primer.

    II.  Jaringan distribusi primer

    Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari gardu

    induk ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem

     pendistribusian tidak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan transmisi

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    9/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 3 Disusun Oleh AK3 Listrik

    dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau

     jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV.

    Seperti pada gambar di bawah ini

    Gambar 4. 2 Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

    III.  Gardu DistribusiGardu Distribusi mempunyai dua sistem jaringan yaitu jaringan distrribusi

     primer(Tegangan Menengah) dan Jaringan distribusi sekunder (Tegangan Rendah).

    Gardu distribusi baik pasangan luar maupun pasangan dalam, dipasang trafo penurun

    tegangan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk

    memasok beban –  beban konsumen.

    IV.  Jaringan Distribusi Sekunder

    Jaringan distribusi sekunder dimulai dari titik keluaran pada PHBTR sampai

    dengan alat pengukur pembatas( APP ) yang terpasang pada pelanggan.

    Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan kompleks karena konsumen

    harus dilayani mempunyai lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi

    harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan

    konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari karakteristiknya, terdapat konsumen

     perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri

    dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan

    GD

    Rumah

    konsumen

    GH GI

    Jaringan Distribusi primer 

    Jaringan Distribusi sekunder 

    Sambungan Rumah 

    SKTM 

    TR

    TR

    SUTM 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    10/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 4 Disusun Oleh AK3 Listrik

     pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis,

    alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan

    sesuai jenis konsumen:

    Pada jaringan distribusi terdapat 4 Konfigurasi yaitu:

    1.  Sistem Radial

    Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah sistem distribusi yang paling

    sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang

    mensuplai gardu distribusi secara radial.

    Gambar 4. 3 Sistem Jaringan Distribusi  

    Dalam penyulang tersebut dipasang gardu- gardu distribusi untuk konsumen ,gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam

     bangunan beton atau dipasang diatas tiang.

    Keuntungan dari sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan

    sistem yang lain. Namun keadaaan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem

    lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama

    yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami

    gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam, kerugian lain yaitu mutu tegangan

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    11/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 5 Disusun Oleh AK3 Listrik

     pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik / rendah , hal ini disebabkan

     jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran.

    2.  Sistem Hantaran Penghubung (Tie Line ).

    Sistem distribusi Tie Line  seperti Gambar 4.4 umumnya digunakan untuk

     pelanggan khusus yang tidak boleh padam (Bandar Udara ,Industri besar dll ).

    Gambar 4. 4 Sistem Hantaran Penghubung ( Tie Line)

    Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan  Automatic

    Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, dan setiap penyulang terkoneksi ke

    gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami

    gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.

    3.  Sistem Loop

    Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar

    4.5. dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan

    demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    12/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 6 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 5 Jaringan Distribusi Sistem Loop

    4.  Sistem Spindel.

    Sistem Spindel seperti pada Gambar 4.6. adalah suatu pola kombinasi jaringan

    dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder)  yang

    tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah

    Gardu Hubung (GH).

    Gambar 4. 6 Jaringan Distribusi Sistem Spindle

    Pada sebuah sistem spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan

    sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung.

    Pola spindle biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang

    menggunakan kabel tanah / saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    13/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 7 Disusun Oleh AK3 Listrik

     pada pengoperasiannya, sistem spindel berfungsi sebagai sistem radial. Di dalam

    sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk

    mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR)

    atau tegangan menengah (TM).

    1.1.3  Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

    1.  Jenis Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

    Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan

    hubung singkat. Gangguan hubung singkat ini terjadi sebagai akibat dari tembusnya

     bahan isolasi, kesalahan teknis, polusi debu, dan pengaruh alam di sekitar saluran

    distribusi tenaga listrik, sehingga ada arus yang mengalir dari fasa ke tanah atau antar

    fasa. Untuk keandalan pelayanan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan maka

     jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman.

    Bila ditinjau dari segi lamanya waktu gangguan, maka gangguan pada saluran

    distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

     

    Gangguan sementara ( gangguan temporer ).  Gangguan permanen .

    Untuk gangguan temporer (gangguan sementara) ditandai dengan normalnya

    kerja sistem setelah pengaman dimasukkan (menutup) kembali. Sedangkan gangguan

     permanen ditandai dengan jatuhnya pengaman setelah dimasukkan kembali. Pada

    gangguan permanen, pengaman bisa bekerja normal kembali setelah gangguan

    tersebut bisa diatasi. Sedangkan gangguan yang bersifat temporer, penyebab

    gangguan akan hilang dengan sendirinya setelah pengaman jatuh/trip. 

    Gangguan yang bersifat permanen bisa disebabkan karena adanya kerusakan

     pada peralatan sistem tenaga listrik, sehingga gangguan ini baru bisa diatasi setelah

    kerusakan pada peralatan tersebut sudah diperbaiki. Gangguan temporer yang terjadi

     berulang-ulang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan pada peralatan sistem tenaga

    listrik dan hal ini dapat pula menimbulkan gangguan yang bersifat permanen sebagai

    akibat adanya kerusakan peralatan tersebut.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    14/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 8 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Ditinjau dari macam gangguannya, maka gangguan hubung singkat dapat

    dibedakan menjadi

    1. 

    Gangguan hubung singkat tiga fasa.

    2.  Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.

    3.  Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah.

    4.  Gangguan hubung singkat antar fasa ( dua fasa ).

    Dari empat jenis gangguan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok

    gangguan, yaitu :

    1. 

    Gangguan hubung singkat simetris.

    2.  Gangguan hubung singkat tidak simetris.

    Yang termasuk dalam gangguan hubung singkat simetris adalah gangguan

    hubung singkat tiga fasa, sedangkan gangguan yang lainnya termasuk gangguan

    hubung singkat tidak simetris.

    Gangguan hubung singkat akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang

    teganggu, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar

    dari rating arus maksimum yang diijinkan pada peralatan. Arus hubung singkat ini

    dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan sistem tenaga listrik jika pengaman

    tidak segera bekerja.

    Gangguan-gangguan yang lain jika terjadi berulang-ulang bisa mengakibatkan

    terjadinya kerusakan isolasi maupun peralatan pada sistem transmisi dan distribusi

    tenaga listrik dan hal ini akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.

    2.  Faktor Penyebab Gangguan

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem

    distribusi tenaga listrik antara lain :

    a.  Surja Petir.

    Mengingat saluran distribusi panjang dan luas yang beroperasi pada kondisi

    tempat dengan cuacanya berbeda-beda, maka kemungkinan terjadinya gangguan yang

    disebabkan oleh petir besar sekali, terutama pada musim hujan. Gangguan yang

    disebabkan oleh petir ini sangat berbahaya karena dapat merusak isolasi peralatan.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    15/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 9 Disusun Oleh AK3 Listrik

    b.  Surja Hubung.

    Yang dimaksud dengan surja hubung adalah kenaikan tegangan pada saat

    dilangsungkan pemutusan dan pemasukan arus oleh PMT. Kenaikan tegangan yang

    disebabkan oleh adanya gangguan surja hubung ini dapat merusak isolasi peralatan.

    c.  Polusi Debu.

    Debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu

    tersebut merupakan konduktor yang dapat menyebabkan terjadinya loncatan bunga

    api yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan hubung singkat fasa ke tanah.

    d.  Adanya Pohon-Pohon Yang Tidak Terawat.

    Pohon-pohon yang dekat dengan saluran distribusi bila tidak terawat dan

    rantingnya masuk ke daerah bebas saluran distribusi, hal ini dapat mengakibatkan

    terjadinya gangguan hubung singkat fasa ke tanah.

    e.  Isolator Yang Rusak.

    Isolator yang rusak karena sambaran petir atau karena usia yang sudah tua bisa

    menyebabkan terjadinya gangguan hubung singkat hubung singkat dari fasa ke tanah.

    f.  Daun-Daun Yang Menempel Pada Isolator.

    Daun-daun yang terbang terbawa angin dan kemudian menempel pada isolator

    akan mengakibatkan jarak bebas berkurang sehingga dapat mengakibatkan terjadinya

    loncatan bunga api. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan hubung singkat

    antar fasa atau gangguan hubung singkat dari fasa ke tanah.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    16/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 10 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 7 Single Line Diagram 1 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    17/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 11 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 8 Single Line Diagram 2

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    18/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 12 Disusun Oleh AK3 Listrik

    1.2  PROSEDUR PEMERIKSAAN JTM

    1.2.1 

    Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan BerteganganDefinisi dari PDKB adalah pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan

    distribusi (TR / TM) yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktif

     bekerja atau bertegangan. Contoh :

    •  Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi

    • 

    Pengukuran beban dan tegangan gardu

    1.2.2 

    Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan• 

    Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

    •  Memiliki surat ijin kerja

    •  Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan

    mabuk

    •  Saat bekerja harus berdiri pada tempat yang berisolasi dan andal

    •  Mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal

    • 

    Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai

    •  Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan

    telanjang

    •  Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

    • 

    Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan

    sangat panas

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    19/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 13 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja

    Tabel 4. 1 Jarak Minimum Aman Kerja

    TEGANGAN

    ( antara fasa dan bumi )

    (KV)

    JARAK MINIMUM AMAN KERJA

    (cm)

    1

    12

    20

    70

    150

    220

    500

    50

    60

    75

    100

    125

    160

    300

    •  Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan perlengkapan

    yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut bebas dari

    kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya dibumikan

    •  Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan anyaman

     benang logam

    •  Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu

    yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik

    •  Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman dari

     bahan isolasi.

    1.2.3  Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan

    Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dimana pada saat melakukan

     pemeliharaan/perbaikan jaringan distribusi TR/TM dimana objeknya dalam keadaan

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    20/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 14 Disusun Oleh AK3 Listrik

    tidak aktif atau dalam keadaan tidak bertegangan. Alasan dilakukan pemeriksaan

    dalam keadaaan tidak bertegangan:

    •  Pemeliharaan dengan metoda PDKB memang belum dimungkinkan.

    •  Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan

    •  Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu mengguntungkan

    dan secara sosial tidak berdampak negatif.

    •  SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum

    tersedia.

    Keuntungannya

    •  Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat dihindarkan.

    •  Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan.

    •  Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan K3 harganya lebih murah.

    •  Biaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

    Kerugiaannya  

    •  Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar

    sebanding dengan lamanya pekerjaan

    1.2.4  Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan

    •  Pelaksana pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

    •  Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan

    yang berwenang

    •  Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus bebas dari tegangan

    •  Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

    •  Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan

    •  Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

    •  Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan

    •  Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa

    muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti .

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    21/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 15 Disusun Oleh AK3 Listrik

    4.2.1  Contoh-contoh Prosedur Pemeliharaan

    Gambar 4. 9 Single Line Diagram PHB-TR

    Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bebas

    tegangan Gardu Pasangan Luar

    Langkah - Langkah Pemeliharaan PHB-TR

    •  Ukur dan catat arus dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar

    •  Ukur dan catat arus dan tegangan untuk semua jurusan dengan tang amper

    meter

    •  Ukur dan catat suhu alat sambung –  hubung pada saklar utama dan fuse

     pengaman•  Amati dan catat adanya kelainan- kelainan pada PHB-TR dalam keadaan

     beroperasi

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    22/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 16 Disusun Oleh AK3 Listrik

    A.  Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah

    Adapun langkah-langkah yang diharuskan dalam pemeliharaan / pemeriksaan

    Gardu Distribusi yaitu

    I.  Persiapan

    1. Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan

    2. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)

    3. Menyiapkan material yang diperlukan

    4. Membebaskan Gardu Distribusi dari tegangan

    5. 

    Memasang peralatan grounding

    II.  Pembersihan

    1. 

    Membersihkan komponen Gardu Distribusi dari kotoran yang menempel.

    2.  Membersihkan bagian –  bagian kontak pada Gardu Distribusi

    3.  Menggosok dengan kertas gosok pada bagian kontak Gardu Distribusi.

    III.  Pemeriksaan

    1. 

    Memeriksa saklar utama, semprot dengan contact cleaner bila kotor

    2.  Memeriksa fuse / sekring, lakukan penggantian bila ada yang putus.

    3. 

    Memeriksa lampu test dan penerangan lakukan penggantian bila ada putus.

    4.  Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang

    kendor.

    5.  Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang

    kendor

    6. 

    Yakinkan pemeriksaan PHB TR selesai

    7. 

    Lepaskan peralatan grounding, masuk saklar utama.

    8.  Tutup PHB, kemasi peralatan dan membuat laporan.

    9.  Memeriksa Bushing Trafo, semprot dengan multi cleaner bila kotor dan di lap

    dengan lap silikon

    10.  Memeriksa Grounding Trafo, lakukan perbaikan bila ada yang putus.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    23/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 17 Disusun Oleh AK3 Listrik

    11.  Memeriksa Kondisi minyak trafo lakukan rekondisi / purefier bila tegangan

    tembusnya sudah di bawah standar minimal

    12. 

    Memeriksa terminal kabel obstyg/NYFGBY lakukan pengencangan bila ada

    yang kendor.

    IV.  Pembuatan Laporan

    1.  Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan

    urutan langkah kerja pemeliharaan JTR

    2. 

    Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan JTR

    3.  Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan JTR

    B.  Pemeliharaan LBS dan FCO

    I.  Persiapan

    1.  Menyiapkan peralatan kerja pemeliharaan LBS & FCO

    2. 

    Menyiapkan perlengkapan ( K3 )

    3.  Menyiapkan material yg diperlukan

    4. 

    Memasang tangga panjat

    5.  Mebebaskan LBS & FCO dari tegangan

    6. 

    Memasang grounding

    II.  Pembersihan

    1.  Membersihkan perlengkapan LBS & FCO dari kotoran dan debu yang

    menempel

    2. 

    Membersihkan perlengkapan LBS & FCO dari benda asing dan pepohonan.

    3. 

    Membersihkan bagian kontak dari LBS

    4.  Membersihkan bagian kontak dari FCO

    III.  Pemeriksaan

    1.  Memeriksa kondisi fisik travers penggantung LBS dan FCO

    2.  Memeriksa kondisi fisik mekanik LBS dan perlengkapannya

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    24/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 18 Disusun Oleh AK3 Listrik

    3.  Memeriksa kondisi fisik mekanik FCO dan perlengkapannya

    4.  Memeriksa kondisi elektrik LBS dan perlengkapannya

    5. 

    Memeriksa kondisi elektrik FCO dan perlengkapannya

    6.  Memeriksa system pembumian LBS & FCO dan perlengkapan

    7.  Lakukan uji coba mekanik dengan menggerakkan bagian yang berhubungan

    kontak

    8.  Lakukan uji coba elektrik dengan menggunakan megger pafda bagian yang

     berisolasi.

    IV.  Memasukan Tegangan

    1.  Yakinkan pekerjaan pemeliharaan selesai dilaksanakan

    2. 

    Lepas grounding aparat yang terpasang pada LBS dan FCO

    3.  Lepas tangga pekerjaan dari taing JTR

    4.  Pastikan Jaringan aman untuk diberi tegangan.

    5. 

    Memasukan tegangan pada JTM (LBS & FCO)

    V.  Pembuatan Laporan

    1.  Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan

    urutan langkah kerja pemeliharaan LBS & FCO

    2.  Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan LBS & FCO

    3.  Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan LBS & FCO

    C.  Pemeliharaan Tiang

    I.  Persiapan

    1. 

    Menyiapkan peralatan perkakas kerja yang diperlukan

    2.  Menyiapkan perlengkapan kesela-matan kerja ( K3 )

    3.  Menyiapkan perlengkapan material pemeliharaan yang diperlukan.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    25/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 19 Disusun Oleh AK3 Listrik

    II.  Pemeriksaan

    1.  Memeriksaan letak kedudukan tiang dan lakukan perbaikan bila kedudukannya

    miring atau rusak

    2.  Memeriksa kondisi tiang dari serangan karat

    3.  Memasang topang tarik/tekan dan pondasi pada kondisi tiang yang

    memerlukan.

    III.  Pengecatan

    1. 

    Pemeriksaan terhadap kondisi cat dan warnanya.

    2.  Membersihkan bagian mana yang dicat, dengan kertas gosok.

    3.  Memoles tiang dengan cat pendahuluan (eyzer meni)

    4. 

    Menunggu sampai kering lalu dicat dengan cat asli sesuai warna yang

    ditentukan.

    5.  Memberikan nomor pada tiang JTR, sesuai standar penomoran, yang berlaku.

    6. 

    Mengawasi peralatan dan membuat laporan pemeliharan tiang.

    IV.  Pelaksanaan Pemeliharaan Konduktor

    1.  Memasang Tangga panjat

    2. 

    Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD)

    3.  Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)

    4.  Memeriksa Kondisi Konduktor

    5.  Memeriksa dan memperbaiki sambungan konduktor

    6.  Memeriksa dan memprbaiki ikatan konduktor pada isolator

    7. 

    Memeriksa dan memperbaiki andongan konduktor

    8. 

    Menghubungi Posko terkait (untuk memasukkan Tegangan)

    V.  Pelaksanaan Pemeliharaan Isolator

    1. 

    Memasang Tangga panjat

    2.  Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD

    3.  Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    26/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 20 Disusun Oleh AK3 Listrik

    4.  Memeriksa Kondisi Isolator

    5.  Memeriksa dan membersihkan konduktor

    6. 

    Memeriksa dan memperbaiki posisi pemasangan isolator

    7.  Memeriksa dan mengganti isolator yang rusak

    8.  Menghubungi posko terkait.

    VI.  Pembuatan Laporan

    1.  Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu

    dan urutan langkah kerja pemeliharaan Tiang

    2.  Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan Tiang

    3.  Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan Tiang

    D.  Pengujian Terhadap Jaringan Instalasi dan Perlengkapannya

    1.  Uji Pentanahan

    I.  Persiapan.

    1. 

    Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan

    2.  Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)

    3. 

    Menyiapkan material pipa yang diperlukan

    4.  Menyiapkan kawat tembaga 50 mm2 dan mur & baut.

    5.  Menyiapkan alat ukur tahanan tanah (Earth Tester). 

    II.  Pembuatan Ground Pipe

    1. 

    Memotong pipa sesuai panjang atau ukuran yang diperlukan yang salah satu

    ujungnya dipotong miring..

    2.  Melubangi pipe besarnya sesuai dengan mur/baut.

    3.  Kawat tembaga tsb ujungnya dimasukan sepatu kabel.

    4. 

    Sepatu kabel di pres dengan tang pres agar tidak terlepas.

    5.  Kawat yang dipasang sepatu kabel dimasukan pipa dan selanjutnya mur/baut

    di kencangkan.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    27/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 21 Disusun Oleh AK3 Listrik

    III.  Pemasangan Pentanahan JTM/JTR.

    1.  Elektrode ditancapkan di tanah dan selanjutnya di masukan sampai electrode

    tertanam semua.

    2.  Selanjutnya electrode diukur dengan alat ukur Earth Tester untuk mengetahui

     besarnya tahananya.

    3.  Apabila besarnya tahanan masih kurang, pasang lagi groundpipe sampai

     besarnya tahanan sesuai dengan permintaan.

    IV.  PEMBUATAN LAPORAN

    Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan langkah kerja

     pemasangan pentanahan JTM.

    2.  Uji Tahanan Isolasi Trafo

      Pengujian tahanan isolasi & polaritas index belitan trafo

     Nilai Tahanan Isolasi belitan pd suhu = t ˚ Celsius. Tujuannya adalah

    untuk mengetahui ketahanan Isolasi terhadap tegangan kerja.

    R  is pada suhu t0 C ≥  M 

     xkskVA

    CxE .........  

    C = Faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8

    E = Tegangan Tertinggi ………. VOLT

    KVA = Daya Trafo …………… KVA. 

    ks = Faktor koreksi suhu belitan.

    Tabel 4. 2 Faktor Koreksi Suhu Bahan 

    Faktor Koreksi Suhu Belitan ( ks )

    Suhu belitan ( C ) Faktor koreksi

    0

    5

    10

    15

    0,25

    0,36

    0,50

    0,72

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    28/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 22 Disusun Oleh AK3 Listrik

    i

    t

     N

    ilai polaritas Index Trafo , tujuannya untuk mengetahui ketahanan Isolasi

    terhadap gangguan tegangan lebih. Merupakan perbandingan nilai Tahanan

    isolasi belitan pd menit ke 10 dibanding dengan tahanan isolasi menit ke 1.

    PI = 1.

    10.

    menit  R

    menit  R

    is

    is

     

    Tabel 4. 3 Kondisi Isolasi i

    Kondisi Isolasi

    Polaritas Index Kondisi Isolasi

    Kurang dari 1

    1.0 - 1.1

    1.1 - 1,25

    1.25 - 2.0

    Lebih dari 2

    Berbahaya

    Kurang

    Meragukan

    Cukup

    Bagus

    Tabel 4. 4 Pengujian Tahanan Isolasi i

    Menit LV –  Body

    ( M )

    LV –  HV

    ( M )

    HV –  Body

    ( M )

    Megger 1.000 V Megger 5.000 atau 10.000 V

    20

    3040

    50

    1,0

    1,983,95

    7,85 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    29/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 23 Disusun Oleh AK3 Listrik

    12

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Spesifikasi trafo :

    Daya trafo : ……………….. KVA 

    Tegangan sisi primer : …………………Volt 

    Tegangan sisi sekunder : …………………Volt 

    Suhu belitan saat pengukuran :............................. C

    Kesimpulan hasil pengujian

    Tabel 4. 5 Contoh Tabel Hasil Pengujian 

    2.

    ENGUJIANLV - BODY LV - HV HV - BODY

    TAHANAN ISOLASI

    POLARITAS INDEX

    3.  Pengujian Minyak Trafo

    I.  Fungsi utama dari minyak adalah :

    a.  Sebagai cairan isolasi.

     b.  Sebagai pendingin.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    30/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 24 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan

    tembus minimal 120 kv / cm, sedang untuk minyak yang terpakai minimal 80 kv /

    cm. Sebagai cairan pendingin, nilai viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50

    milipoises, sedang untuk minyak yang terpakai maksimal 19,24 miliposes. Titik nyala

    minimum 146 C.

    Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60 C  –   80 C

     pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan

    radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya. Trafo dengan type conservator,

    minyak trafo mempunyai kontak dengan udara luar yang mengandung zat asam. Dan

    inilah yang lambat laun dapat merusak minyak trafo.

    Zat asam pada suhu minyak antara 60 C –  80 C bereaksi dengan minyak

    trafo, menyebabkan terjadi pesenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air

    dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi

    dengan kumparan dan bagian logam trafo akan membentuk garam-garam yang tak

    dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwarna merah coklat.

    Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, berakibat merusak

    kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendinginan serta tegangan

    tembusnya makin turun

    II.  Pemeriksaan dan pengujian minyak trafo

    Mencegah gangguan trafo karena minyaknya, maka diperlukan secara

     periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum guna mengatahui :

       Nilai tegangan tembus

     

    Kadar asam dan air

       Nilai viskositas

      Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan)

    hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    31/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 25 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Tabel 4. 6 sifat minyak trafo 

    No

    urut Sifat-sifat minyak trafo Minyak trafo

    tua

    Setelah diolah

    dgn reaktor

    minyak

    Minyak trafo

    baru

    1

    KADAR ASAM

    ( mg KOH / g minyak )  1.00 0.03 0.03

    2

    Tegangan tembus

    ( KV / cm ) < 80  120  120

    3 Kadar air > 0.05 0.00 0.00

    4Kadar kotoran  > 1.10 0.00 0.00

    5Visositas

    ( Milli poises )

    > 3019.24 18.45

    6Warna Coklat merah Kuning

    Kuning muda

    tak berwarna

    7 Bau Sangat

    merangsang Tak berbau Tak berbau

    Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu : 

    Minyak masih dapat dipakai

      Minyak harus diproses / disaring agar dapat dipakai lagi

      Minyak harus diganti dengan yang baru

    Gambar 4. 10 Rekondisi Minyak Bank Transformator  

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    32/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 26 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Contoh form pemeriksaan peralatan listrik :

    1.  PEDOMAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR

    2.  PEMUTUS TENAGA ( CIRCUIT BREAKER )

    Tabel 4. 7 Checklist Peralatan Electric  

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    33/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 27 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Tabel 4. 8 Service Inspection 

    NO KEGIATAN

    PERIODE PEMELIHARAAN

    PERALATANKERJA

    KETERANGAN

     

    Harian

    Mingguan

    Bulanan

    Triwulan

    Semester

    Tahunan

    2Tahunan

    5tahunan

    10tahunan

    Biladiperlukan

    I. In Service  Inspection I.1 Pemeriksaan lemari kontrol,

     pemanas ruang (heater),

    lampu penerangan, supply

    AC/DC.

    O

    Visual, Avo

    meter.

    I.2 Pemeriksaan posisi indikator

    ON/OFF.O

    Visual

    I.3 Pemeriksaan counter PMT.O

    Visual

    I.4 Pemeriksaan pondasi apakah

    terdapat keretakan atau

     penurunan.

    O

    Waterpass,

    visual.

    I.5 Pemeriksaan Bushing apakah

    terdapat keretakan.O

    Visual.

    I.6 Pemeriksaan debu pada

    Bushing dan body PMT.O

    Visual.

    I.7 Pemeriksaan Terminal

    Utama, Jumperan dan da-

    erah bertegangan terhadap

     benda asing, bunyi-bunyian,

     bau-bauan.

    O

    Panca indera

    I.8 Pengukuran infrared

    thermometerO

    thermometer

    infrared

    sistem 500 kV

    I.9 Pengukuran hot spot dengan

    Thermovision (thermal

    image).

    O

    Infrared

    Thermo vision

    sistem

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    34/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 28 Disusun Oleh AK3 Listrik

    I.12 Pemeriksaan kebocoran

     pada instalasi udara :

    katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast

    valve, reducing valve 180

     bar & 150 bar.

    O O

    Kunci-Kunci,

    Spesial Tools,

    air sabun.

    Media Air Blast  

    I.13 Monitor tekanan Gas SF

    6 ; N2 ; udara kempa dan

    kebocoran pipa

    salurannya.

    O

    Mano meter,

    Gas Leakage

    Media Minyak

    I.14 Pemeriksaan warna dan

    level minyakO

    Visual. Media Minyak

    I.15 Pemeriksaan Indikator

    Pegas me- kanik padaPMT sistim pegas.

    O

    Visual. Penggerak

    Spring  

    I.16 Pemeriksaan kebocoran

    minyak pada instalasi,

    sambungan, katup-katup

     pipa.

    O O

    Visual Penggerak

    Hidrolik

    I.17 Pemeriksaan level

    indikasiO O

    Visual. Penggerak

    Hidrolik

    I.18 Monitor penunjukkan

    counter hour pompa.

    O

    Visual. Penggerak

    Hidrolik. (Harus

    dicatat

     penunjukancounter dan

    siklus operasi

    saat

     pemeriksaan)

    I.19 Pemeriksaan start-stop

    (durasi siklus) pompa .O

    Penggerak

    Hidrolik

    I.20 Perbaikan anomaly over-

    run

    Penggerak

    Hidrolik

    I.21 Pemeriksaan kebocoran

    udara pada instalasi

    udara; pipa; nepel; safetyvalve  katupkatup

    (akuator).

    O

    Visual,busa air

    sabun

    Penggerak

    Pneumatik

    I.22

    Pemeriksaan counter

    kerja kom-pressor apakah

    ada penambahan angka

    secara dratis bila

     bertambah lakukan

     pemeriksaan kebocoran

    udara lebih intensif.

    O

    Visual Penggerak

    Pneumatik

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    35/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 29 Disusun Oleh AK3 Listrik

    I.23  PemeriksaanOilpressure 

    gauge. O

    Visual  Pressure  Gauge.

    Dicatat

    indikatornyaI.24  PemeriksaanPressure 

    gauge 1st stage. O

     Pressure  Gauge.

    Dicatat

    indikatornya

    I.25  PemeriksaanPressure 

    gauge 2nd stage. O

     Pressure  Gauge.

    Dicatat

    indikatornya

    I.26  Pemeriksaan Pressurre

    gauge 3rd stage. O

    Visual  Pressure  Gauge.

    Dicatat

    indikatornya

    I.27  Pemeriksaan Pressure 

    gauge 4th stage. O

     Pressure  Gauge.

    Dicatatindikatornya

    I.28 Periksa amper starting.O

    AVO meter Bagian Motor

    Listrik

    I.29 Periksa amper running.O

    AVO meter Bagian Motor

    Listrik

    I.30 Periksa kipas pendingin

    motor.O

    Visual Bagian Motor

    Listrik

    I.31 Sumber tegangan

    AC/DC.O

    Visual. , AVO

    meter

    Panel Kontrol

    I.32 Pemeriksaan lampu

    indikator / bendera

    indikator

    O O

    Visual. Panel Kontrol

    I.33 Pemeriksaan automatic

    sequence.O O

    Visual Panel Kontrol

    I.34 Pembuangan air pada

    tanki udara.O

    Visual Tanki dan pipa

    udara

    I.35 Pemeriksaan kebocoran

    udara pada instalasi.O O

    Visual Tanki dan pipa

    udara

    I.36 Pengukuran tahanan

     pentanahan. O

    Alat ukur

    tahanan mikro

    Ohm.

    II. In Service  Measurement / On Line Monitoring 

    II.1 Pengukuran infrared

    thermometerO

    thermometer

    infrared

    instalasi 500 kV

    II.2 Pengukuran hot spot

    dengan Thermovision

    (thermal image).

    O

    Infrared

    Thermo vision

    instalasi 150 kV

    IIIShutdown  Measurement / Function Check  

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    36/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 30 Disusun Oleh AK3 Listrik

    III.1 Pembersihan &

     pemeriksaan isolator

    interupting chamber ,capacitor, column.

    O

    Visual Alat

    teropong,

    majun, cleaning

     paste.

    III.2 Pemeriksaan kekerasan

     baut terminal Utama,

     bodi, pentanahan dan

     baut-baut wiring pada

     panel kontrol.

    O

    Kuas, electrical

    tool set.

    III.3 Pengujian tahanan

    kontak. O

    Alat uji tahanan

    kontak (micro

    0hm)

    III.4 Pengujian tahanan isolasi.O

    Megger 5000

    Volt

    III.5 Pengujian keserempakan

    kontak.O

    Breaker

    analizer.

    III.6 Pemeriksaan Box Kontrol

    dan pengencangan baut

    terminal wiring.

    O

    Visual, Kunci-

    Kunci.

    III.7 Pengujian tekanan gas

    SF6 pada density monitor

    untuk alarm refilling dan

    CB block.

    O

    Meter gas

    referensi, AVO

    meter.

    III.8 Pemeriksaan tekanan

     pada mul-tiple  pressure 

    dan lakukan resetting

    switch

    O

    Spesial tool ,

    III.9 u/: - Refilling 150 / 30

     bar

    III.10 - blocking open

    III.11 - blocking reclose

    III.12 Pemeriksaan tahanan

    magnetic coil   reducing

    valve.

    O

    AVO meter

    III.13 Penggantian minyak

    O

    Type low oil  

    diganti setiap 2

    tahun, Type bulk

    oil   dilaksanakan

    filter tergantung

    assesment

    II.14 Pemeriksaan alat

     pernafasan dan ventilasi.O

    Visual, Kunci-

    Kunci.

    III.15 Pemeriksaan dielektrik

    minyak.

    Alat Uji

    Tegang an

    Tembus

    III.16 Pengukuran tan delta

     bushingO

    Untuk type bulk

    oil  

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    37/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 31 Disusun Oleh AK3 Listrik

    III.17 Uji tegangan tinggi DC

    ,kevakumanO

    HV test DC =

    1,5 teg.

     Nominal, Alat

    uji kevakuman

    (vacum checker)

    Media Vaccum

    III.18 Pemeriksaan fisik dan

     pemberian vet pada

     spring   serta komponen

    lainnya.

    O

    Visual , kuas , Penggerak

    Spring  

    III.19 Pengujian duty cycle.

    O

    Visual, Breaker

    Analyzer

    Penggerak

    Spring  

    III.20  penggantian minyak. tool set Penggerak

    Hidrolik. Diganti

     berdasarkanassesment

    III.21 Pengujian motor pompa

    dan pe- meriksaan

    kebocoran internal.

    O

    Manual, kunci-

    kunci

    Penggerak

    Hidrolik

    III.22 Pengujian  pressure 

    switch

    Uji tekanan Penggerak

    Hidrolik

    III.23 Pemeriksaan /pengujian

    sistem penggerak u/ PMT

    close / open.

    O

    Visual,kunci-

    kunci

    Penggerak

    Pneumatik

    III.24 Pengujian tekanan udara

    untuk : '- motor start /

    stop, alarm PMT block

    O

    Visual , kunci-

    kunci

    Penggerak

    Pneumatik

    III.25 - Resetting microswitch. Penggerak

    Pneumatik

    III.26 Pemeriksaan dan

     pembersihan selenoid

    valveclosing & trippingO

    Penggerak

    Pneumatik

    III. Overhaul

    III.1 Over haul PMT. Kunci-Kunci,

    Special Tool,

    Spare part.

    Tergantung

    assesment

    III.2 Penggantian spare part :

    ring piston, valve  plate,

    non return valve O

    Kunci-

    kunci,spe-cial

    tool, Spare part.

    Untuk type ELF

    SL 7-4; 3-1; 2-1

    merk BBC

    III.3 Pengujian kualitas gas

    SF6 (purity, dew point,

    decompose).

    Tubular gas test,

     purity gas test.

    Saat komisioning

    harus

    dilaksanakan,

    Dilaksanakan

    setiap 4 tahun

    sekali

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    38/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 32 Disusun Oleh AK3 Listrik

    REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN

    Rekomendasi hasil pemeliharaan merupakan tindak lanjut yang harus

    dilaksanakan sebagai hasil evaluasi hasil pemeliharaan yang telah dilakukan.

    A.  REKOMENDASI HASIL IN SERVICE  / VISUAL INSPECTION

    Adalah tindak lanjut dari hasil In Service  / Visual Inspection yang juga

    merupakan tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode harian,

    mingguan, bulanan atau tahunan. Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan

     pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan PMT.

    B.  REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT

    Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan

    tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan

     berdasarkan kondisi hasil asesmen).

    C.  REKOMENDASI HASIL OVERHAUL

    Adalah tindakan yang mesti dilaksanakan dalam rangka melaksanakan

    Overhaul PMT dalam keadaan off, rekomendasi mengacu / berdasarkan buku SE 032

    / PST / 1984 perihal overhaul PMT.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    39/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 33 Disusun Oleh AK3 Listrik

    1. CONTOH FORMULIR INSPEKSI LEVEL –  1 

    Tabel 4. 9 FORMULIR INSPEKSI LEVEL  – 1 

     Periode Harian

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    40/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 34 Disusun Oleh AK3 Listrik

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    41/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 35 Disusun Oleh AK3 Listrik

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    42/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 36 Disusun Oleh AK3 Listrik

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    43/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 37 Disusun Oleh AK3 Listrik

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    44/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 38 Disusun Oleh AK3 Listrik

    2.1  4.3. JENIS –  JENIS JARINGAN DAN GARDU

    4.3.1 Jenis gardu distribusi berdasarkan fungsinyao  Gardu induk.

    Berisi peralatan hubung bagi berbentuk tertutup yang disebut kubikel. Berfungsi

    untuk memindahkan energi listrik dari trafo tenaga 150 / 20 kv atau 70 / 20 kv ke

     penyulang-saluran distribusi 20 KV

    Kubikel berisi Pemutus Tenaga ( PMT ) penyulang 20 KV, Pemutus Beban

    PMB = LBS ) untuk listrik pemakaian sendiri , Instrumen pengukuran dan proteksi

    o  Gardu hubung.

    Berisi kubikel jenis PMT atau LBS digunakan sebagai pembagi energi listrik

    atau sebagai perlengkapan manuver untuk jaringan . Dioperasikan secara lokal

    maupun jarak jauh.

    o  Gardu distribusi

    Berisi saklar / kubikel, peralatan proteksi , trafo step down 20 kv / 220 - 380 v

    dan PHB-TR  

    4.3.2 Fungsi jaringan dan gardu

    4.3.2.1 Fungsi Jaringan

    Jaringan berfungsi sebagai untuk, pembagi dan penyalur energi listrik

    4.3.2.2 Fungsi Gardu

    Gardu distribusi ( Trafo distribusi ) berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan

    distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen dan

    disebut sebagai jaringan distribusi sekunder.

      Tempat pembagi dan penyalur energi listrik

     

    Tempat untuk pengubah tegangan sebelum disalurkan ke konsumen

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    45/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 39 Disusun Oleh AK3 Listrik

    1.3.3 Konstruksi Jaringan dan Gardu

    4.3.3.1 Bentuk Gardu Distribusi berdasarkan jenis peralatan listrik yang

    terpasang

      Gardu pasangan dalam

    o  Gardu tembok / beton, berupa bangunan dari bahan tembok dengan

    diding dilapisi semen, atap cor beton, lantai semen dan pintu dari bahan besi

    untu8k menempatkan peralatan listrik : Kubikel, Trafo, PHB-TR dan peralatan

    lainnya.

    o  Gardu Kios, berupa kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi.

    Gardu kios bukan merupakan gardu permanent tetapi hanya merupakan gardu

    sementara, sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.

      Gardu pasangan luar 

    o  Gardu cantol,

     peralatan listrik: Arrester, FCO, Trafo distribusi dan PHB-TR dipasang

    dengan cara dicantolkan pada tiang 

    o  Gardu portal,  peralatan listrik ; Arester, FCO, Trafo Distribusi dan

    PHB-TR diletakkan pada kerangka baja yang terpasang pada dua tiang.

    1.3.3.2  Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM .

    Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan menengah

    yang banyak digunakan,dapat dikelompokan dalam

    4 macam formasi yaitu :

    1. 

    Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah

    2. 

    Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya

    3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya

    4. Formasi Vertical Bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar  – 

    gambar seperti berikut :

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    46/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 40 Disusun Oleh AK3 Listrik

    1.  Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah

    Gambar 4. 11 Kostruksi SUTM Formasi Horizontal Simetris

    tanpa kawat tanah

    Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat,

    Jakarta dan Banten

    2.  Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat

    fasanya Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan

    3.  Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya

    Formasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa

    Tengah untuk saluran SUTM 3 fasa

    Gambar 4. 12 Konstruksi SUTM Formasi Horizontal

    Tidak Simetris Dengan Kawat Tanah Diatas Kawat

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    47/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 41 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 13 Konstruksi SUTM Formasi Segitiga

    Dengan Kawat Netral

    4.  Formasi Vertical

    Formasi Vertical 3 fasa

    Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah

    untuk sudut belok

    Formasi Vertical 1 fasa dengan kawat netral dibawah kawat fasa sejajar

    Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah

    untuk jaringan satu fasa

    Gambar 4. 14 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    48/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 42 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Cara meningkatkan pelayanan adalah kita harus mengetahui standart konstruksi

     jaring distribusi yangtelah ada, walaupun masih banyak lagi konstruksi yang harus

    kita kuasai sesuai dengan kondisi lapangan / medan berbagai jenis. Pemahaman

    konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai pegangan dalam

    melaksanakan tugas ketenagalistrikan baik dalam pembangunan, pengoperasian

    maupun pemeliharaan jaringan.

    Konstruksi jaringan distribusi tersebut adalah sebagai penyempurnaan, melengkapistandart konstruksi distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal

    dari Standart Sofrelec, New jack, CT Main.

    Diharapkan pemahaman konstruksi ini banyak manfaatnya untuk :

    a. Mendapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan

    mempermudah pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan

     pemeliharaan jaringan distribusi.

     b. Dengan adanya pengetahuan standart konstruksi jaring distribusi

    tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan

    standart konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme

    SDM.

    c. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan

    meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.

    d. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan

     jaring distribusi.

    Gambar 4. 15 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal 1 kawat dengan kawat

    Netral dibawah kawat fasa

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    49/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 43 Disusun Oleh AK3 Listrik

    BAGIAN 4

    4.4 KOMPONEN-KOMPONEN JARINGANDAN GARDU

    4.4.1. Peralatan listrik pada gardu distribusi pasangan dalam:

    Peralatan hubung :

      Pemutus beban (Load Break Switch / LBS ) 

    Sebagai alat-hubung saluran masuk ( incoming ) , saluran keluar ( out-going )

    dan pemutus beban trafo distribusi dengan dilengkapi pelebur / fuse 

     

    Pemutus tenaga( Circuit Breaker / CB )

    Sebagai pemutus beban dan pembatasan daya dengan dilengkapi relai arus

    lebih.

      Pemisah( Disconnecting Switch / DS )

    Sebagai pemisah rangkaian antara CB dengan busbar dan C dengan kabel

      Peralatan hubung tegangan rendah

    Pemutus beban dari trafo ke busbar tegangan rendah, berupa :

     

    Saklar 3 kutub atau 4 kutub

       NFB

    Kapasitas dari saklar / NFB tergantung pada kapasitas trafo dengan

    mempertimbangkan faktor keamanannya terhadap gangguan arus lebih.

    Peralatan proteksi :

      Proteksi 20 kv

      Relai arus lebih /

     

    relai hubung tanah

      Fuse

      Poteksi 220 / 380 v

      Fuse (NH fuse)

      Kabel Penghubung

      Kabel saluran masuk / keluar 20 kv, 3 inti

      Kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    50/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 44 Disusun Oleh AK3 Listrik

      Kabel penghantar trafo dan rak TR 220 / 380 v

     Kabel keluar TR (opstiq)Pentanahan

      Pentanahan kerangka body peralatan

      Pentanahan Arrester

      Pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

    4.4.1.1. Peralatan listrik pada gardu pasangan luar

    a.  Peralatan hubung :

     fuse cut out 20 kv

      saklar / NFB pada rak TR

     b. 

    Peralatan proteksi

      Fuse cut out 20 kv

      Lightning arrester

       NH fuse

    c.  Kabel / penghantar

     Kawat penghubung dari jaring ke fco

      Kawat penghubung dari fco ke trafo

      Kabel penghubung dari trafo ke rak tr

     

    Kabel keluar

    d.  Pentanahan

       pentanahan kerangka / body peralatan

       pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

      pentanahan arrester

    4.4.1.2. Contoh spesifikasi peralatan hubung

      LBS merek F & G type ga 24

      Ring Main Unit

      Un : 24 KV

      BIL : 125 KV 50 hz

      In : 630 A

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    51/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 45 Disusun Oleh AK3 Listrik

      I dyn : 50 KA

      I th : 20 KA, 1 second

      PMT - low oil content circuit breaker type HL 620

      Rated voltage : 20 / 24 KV

      Rated current : 400 Amp rms sym

      Breaking capacities : 14,5 / 12,6 k.Amp rms

      Asym breaking capacities : 16 / 13,9 k Amp rms

      Making capacities : 36 / 31,5 psak k Amp rms

      Short time currents : 14,5 k Amp rms is

    4.1.1.3. Instalasi Kubikel Gardu Pasangan Dalam.

    Kubikel pada Gardu Distribusi, berfungsi sebagai alat-hubung, pembagi, proteksi

    dan pengukuran sebelum masuk ke trafo distribusi. Komposisi Kubikel tergantung

     pada sifat pelayanan gardu tersebut Ada tiga jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :

      Pelayanan umum TR

      Pelayanan khusus TM

     

    Pelayanan campuran TM dan TR.

    Gambar 4. 16 Kubikell

    Contoh1.

    Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu distribusi pelayanan

    Umum TR

    Gardu pelayanan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah : LBS,

    LBS, PBO

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    52/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 46 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Contoh 2 :

    Gardu pelayanan umum dengan 2 (dua) buah trafo distribusi .

    Contoh 3.

    Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu pelayanan khusus TM

    Gardu pelayanan khusus TM type 2A : LBS, LBS, PT, CB, B1

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    53/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 47 Disusun Oleh AK3 Listrik

    KWH

    LBS LBS PT

    PGC

    OCB

    PT

    TYPE 3A

    CT

    FUSE

    TM

    Contoh 4.

    Gardu pelayanan khusus TM type 3A : LBS, LBS, PT, CBO

    4.4.2 Indeks Proteksi

    Kode IP (International Protection), ada juga yang mengartikan

    sebagai “Ingress Protection” terdiri dari huruf IP yang kemudian diikuti oleh dua

    angka dan terkadang diikuti juga oleh sebuah atau dua huruf tambahan. Sebagaimana

    didefinisikan dalam standar internasional IEC 60529, dimana IP rating tersebut

    mengklasifikasikan derajat atau tingkat perlindungan yang diberikan dari suatu

     peralatan listrik

    . Perlindungan tersebut merupakan perlindungan terhadap gangguan:

      Benda padat ( termasuk bagia tubuh mansia seperti tangan dan jari)

     

    Debu.

      Hubungan/kontak langsung

     

    Air

    Dua digit angka setelah huruf IP menunjukkan kondisi yang sesuai dari

     peralatan tersebut berdasarkan klasifikasinya. Dan jika tidak ada rating perlindungan

    sehubungan dengan salah satu kriteria, maka angka diganti dengan huruf X, contoh

    IP4X atau IPX6.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    54/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 48 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 17 Indeks Proteksi  

      Kode Utama

    Digit Pertama, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap benda

     padat termasuk perlindungan terhadap akses ke bagian berbahaya (misalnya,

    konduktor listrik dan bagian-bagian yang bergerak)

    0. 

    Tidak ada perlindungan terhadap kontak dan masuknya objek

    1.  Perlindungan dari benda deangan ukuran >50mm, seperti tangan, tapi tidak

    ada perlindungan terhadap kontak langsung yang disengaja dengan bagian

    tubuh ( contoh tanpa sengaja tersentuh oleh tangan.

    2.  Perlindungan dari benda ukuran > 12,5 mm, seperti jari atau benda semacam

    itu.

    3. 

    Perlindungan dari benda dengan ukuran >2,5 mm, seperti alat alat, kabel tebal,

    dll.4.  Perlindungan dari benda dengan ukuran > 1 mm, seperti sekrup, baut, kabel,

    dll.

    5. 

    Perlindungan dari masuknua debu dan perlindungan lengkap terhadap kontak

    langsung. Pada tingkatan ini debu masih dapat di ijinkan masuk namun dalam

     batas normal selama tidak mengganggu pengoperasian peralatan.

    6.  Perlindungan secara ketat dari masuknya debu dan perlindungan lengkap

    terhadap kontak langsung.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    55/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 49 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Digit kedua, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap masuknya air.

    0. Tidak dilindungi

    1. 

    Perlindugan terhadap tetesan air yang jatuh langsung secara vertical.

    2.  Perlindungan terhadap tetesa air yang jatuh langsung dengan kemiringan 15°.

    3.  Perlindungan terhadap percikan air yang jatuh dengan kemiringan 60°.

    4.  Perlindungan terhadap percikan air yang datang dari segala arah.

    5.  Perlindungan terhadap semprotan air yang datang dari segala arah, contohnya

    semprotan air dari pipa air atau keran.

    6. 

    Perlindungan terhadap semprotan air bertekanan yang datang dari segala arah,

    contohnya semprotan air dari water jet.

    7.  Perlindungan akibat perendaman dalam air pada kedalaman air antara 15 cm

    sampai dengan 1 m.

    Perlindungan akibat perendaman dalam air yang bertekanan dan dilakukan dalam

     jangka waktu tertentu ataupun terus-menerus. Biasanya, ini berarti bahwa alat ini

    tertutup rapat. Namun, pada beberapa jenis peralatan, itu dapat berarti bahwa air bisa

    masuk tetapi hanya dalam sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek yang

     berbahaya.

      Kode Tambahan

    Digit ketiga, merupakan kode tambahan pertama berupa notasi huruf

    yang menunjukkan perlindungan bagian-bagian berbahaya dari akses manusia.

      A –  Tangan

      B - Jari

      C - alat-alat

     

    D –  kabel

    Digit keempat, merupakan kode tambahan kedua juga berupa notasi

    huruf untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna yang terkait

    dengan perlindungan peralatan tersebut.

      H - perangkat tegangan tinggi.

      M - perangkat bergerak (selama uji air).

      S - perangkat diam (selama uji air).

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    56/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 50 Disusun Oleh AK3 Listrik

      W- kondisi cuaca’ 

      Kode IK

    Kode IK, merupakan kode nomor tambahan yang digunakan untuk

    menentukan ketahanan peralatan untuk dampak mekanis. Dampak mekanis ini

    diidentifikasi dengan energi yang diperlukan untuk memenuhi syarat tingkat

    ketahanan yang ditentukan, yang diukur dalam joule (J), didasarkan pada EN 50102 -

    VDE 0470 Part 100 dan EN 62262 dan telah menggantikan standar kode IP untuk

    ketahanan peralatan yang dinotasikan dengan angka 0 s/d 9.

    Kode IP untuk menentukan tingkat ketahanan (termasuk kategori kode

    lama)

     

    0 - Tanpa perlindungan

      1 –  Perlindungan sampai dengan 0,225 J, setara dengan benda seberat 150

    gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.

      2 - Perlindungan sampai dengan 0,375 J, setara dengan benda seberat 250

    gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.

      3 - Perlindungan sampai dengan 0, 5 J, setara dengan benda seberat 250 gr

    yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm

      5 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500 gr

    yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm

      7 - Perlindungan sampai dengan 6 J, setara dengan benda seberat 1,5 kg

    yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

      9 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg

    yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

      Kode IK

      00 - Tanpa Perlindungan

      01 - Perlindungan sampai dengan 0,150 J, setara dengan benda seberat

    200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 7,5 cm

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    57/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 51 Disusun Oleh AK3 Listrik

      02 - Perlindungan sampai dengan 0,200 J, setara dengan benda seberat

    200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 10 cm.  03 - Perlindungan sampai dengan 0,350 J, setara dengan benda seberat

    200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 17,5 cm.

      04 - Perlindungan sampai dengan 0,500 J, setara dengan benda seberat

    200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 25 cm.

     

    05 - Perlindungan sampai dengan 0,700 J, setara dengan benda seberat

    200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 35 cm

      06 - Perlindungan sampai dengan 1 J, setara dengan benda seberat 500

    gr yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.

      07 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500

    gr yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

      08 - Perlindungan sampai dengan 5 J, setara dengan benda seberat 1,7 kg

    yang dijatuhkan dari ketinggian 29,5 cm

      09 - Perlindungan sampai dengan 10 J, setara dengan benda seberat 5 kg

    yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.

      10 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg

    yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    58/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 52 Disusun Oleh AK3 Listrik

    BAGIAN 5

    4.5 Pemasangan Komponen Jaringan dan Gardu

    4.5.1 Regulasi Jarak Pada Pemasangan Komponen Jaringan/Gardu

    Yang Perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah persoalan jarak

    aman, atau yang disebut clearance.

    a.  Jarak Antar konduktor.

    Pada formasi horizontal menggunakan Pin Isolator antar fasa jaraknya 800

    mm. Pada formasi vertical menggunakan suspension/string isolator berjarak

    950 mm. Untuk formasi horisontal dead-and menggunakan suspension

    isolator berjarak 1100 mm.

     b. 

    Jarak aman terhadap tanah.

    Jarak antara konduktor TM 20 kV terhada ptanah minimal 7 meter. Jarak

    antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.

    c. 

    Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.

    Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter,

    sedang jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.

    d.  Isolator.

    Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin Isolator/Pin Post saluran.

    Isolator dead-and menggunakan Isolator penegang /suspesion isolator /

    string isolator.

    e.  Pengikat konduktor.

    Sebagai penginkat konduktor pada isolator pin type menggunakan

    Prefomed Top Ties atau Side-ties sertam enggunakan allumunium bending

    wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp

    dan Preformed grip spiral.

    f.  Sambungan konduktor.

    Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint Sambungan

     jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.

    g.  Jarak rata-rata gawang maxsimum.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    59/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 53 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type

    sedangkan untuk konstruksi Dead-End jarak maksimum 100 - 200 meter

    menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).

    4.5.2 Metode Pengukuran Pada Komponen Jaringan/Gardu

    4.5.2.1 Pengukuran Thermovisi  

    Metode thermographic monitoring  pada pemisah bertujuan untuk memantau

    kondisi pemisah saat berbeban. Dimana akan dilihat pola temperatur pada bagian-

     bagian pemisah yang akan diukur.

    Dari pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada pemisah yang

    diukur tersebut yang terdapat ketidaknormalan. Dari hasil pengukuran tersebut akan

    dievalusi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi

    mengalami ketidaknormalan tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat

    dihindarkan.

    Adapun bagian-bagian pada pemisah tersebut adalah :

    1. 

    Pisau/kontakpemisah

    2. 

    Terminal utama/klempemisah

    Gambar 4. 18 Alat Ukur Thermovisi

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    60/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 54 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 19 Contoh PengukuranThermovisi  

    4.5.2.2 Shutdown Measurement

    Shutdown measurement   merupakan pengukuran yang dilakukan

    dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan Pms yang baru

    selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo

     pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian  –  pengujian untuk mendapatkan unjuk

    kerjadari peralatan tersebut.dalam keadaan peralatan tidak beroperasi. Macam-

    macam pengujian Shutdown measurement  pada pemisah :

    4.5.2.2.1 Pengukuran Tahanan Kontak

    Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik

    sambungan.Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis

    konduktor bertemu secara pisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa

    hambatan yang berarti.

    Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan

    terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian

    teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    61/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 55 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Gambar 4. 20 Micro ohm meter  

    4.5.2.2.2 Tahanan Isolasi

    Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara

    dini kondisi isolasi/isolator pemisah dan mengetahui nilai tahanan isolasi.

    Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur

    megger (insulation tester 5 kV, 10 kV). Dapat juga digunakan untuk pengukuran tahanan isolasi belitan motor penggerak pemisah.

    Gambar 4. 21 Alat Uji Insulation Tester.. 

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    62/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 56 Disusun Oleh AK3 Listrik

    4.5.2.2.3 PengukuranTahanan Pentanahan

    Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan antara besi

    atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk melindungi

     peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan demikian pelat

    tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah yang sekecil-

    kecilnya. Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan

     pentanahan (Earth Resistance Tester)

    Gambar 4.5.5 Alat uji tahanan pentanahan 

    Gambar 4. 22 Pengujian Tahanan Pentanahan.

    4.5.2.2.4 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC

    Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui

    tegangan pada mcb/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    63/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 57 Disusun Oleh AK3 Listrik

    sistem peralatan tersebut . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt

    meter

    4.5.3 Teknik Pemasangan Komponen Pada Jaringan dan Gardu

    Adapun contoh teknik pemasangan komponen pada jaringan/gardu pada

     pemasangan trafo.

    4.5.3.1 Pemasangan Trafo Bagian Luar

    Transformator dapat dipasang dari luar dengan salah satu cara antara lain :

      Pemasangan langsung

    Langsung diklem dengan klem yang cocok pada tiang .cara ini cukup baik

    untuk transformator kecil sampai 25 KVA saja.

      Pemasangan pada tiang H

    Transformator dipasang dengan lengan silang yang dipasang di antara dua

    tiang dan di ikat erat terhadapnya. Cara ini cocok untuk transformator berkapasitas

    sampai 200 KVA.

      Pemasanganpada platform

    Sebuah platform dibuat pada suatu struktur terdiri dari empat tiang untuk

    menempatkan transformator . cara ini dianjurkan bagi tempat tempat yang

     berbahaya bila menempatkan transformator di atas tanah.

      Pemasangan dilantai

    Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator. Permukaan lantai harus

    lebih tinggi dari sekelilingnya guna mengatasi banjir sebaiknya dibuat pondasi

    dari beton. Jika jumlah transformator ditempatkan berdekatan sekali, harus

    dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi kerusakan yang

    timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator berikut. Di sekeliling

    transformator yang terpasang dilantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas

     pada semua transformator. Jika mungkin transformator yang terpasang diluar

    Harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung. Hal ini akan

    meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur transformator. Untuk

    menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada badai roda-roda transformator harus

    diganjal sesudah dipasang ditempat yang tetap.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    64/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 58 Disusun Oleh AK3 Listrik

    4.5.3.2 Pemasangan di dalam

    Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat bebas

    masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut.

    Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap memuaskan. Jarak minimum

    dari sisidinding (m)

    a.  Dinding pada satu sisi saja 1,25

     b.  Dinding pada dua sisi 0,75

    c.  Dinding pada tiga sisi 1,00

    d. 

    Dinding pada empatsisi (dalam ruang tertutup) 1,25

    Jalan dan pintu harus cukup lebar sehingga transformator yang paling besar

    dapat dengan mudahdipindahkan untuk perbaikandan lain lain.Transformator yang

    terpasang di dalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal

    ini sangat vital.

    Aliran udara bebas pada semua sisi transformator dan di dalam gedung harus

    terjamin. Lubang pemasukan udara harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai ,

    sedangkan lubang pembuang udara setinggi mungkin agar udara panas dapat keluar.

    Menurut aturan ibu jari luas ventilasi untuk pembuangan paling sedikit dua meter

     persegi dan satu meter persegi untuk pemasukan udara, bagi setiap kapasitas

    transformator 1000 KVA. Bila hal ini tidak mungkin, harus menggunakan kipas

    angin untuk memaksa aliran udara. Lubang masuk dan keluarnya udara harus

    dilindungi terhadap percikan air hujan ,burung , dan lain - lain.

    4.5.3.3 Pembumian ( Grounding ) 

    Pembumian adalah penghubungan suatu bagian dari rangkaian listrik atau bagian yang

     bersifat konduktor tetapi bukan bagian dari rangkaian listrik yang pada keadaan

    normal tidak bertegangan ke bumi. Tujuan dari pembumian adalah :

      Mengurangi tegangan kejut listrik pada peralatan.

      Memberi jalan bagi arus gangguan, bai k akibat terjadinya arus

    hubung singkat ketanah maupun akibat terjadinya sambaran petir.

      Untuk membatasi tegangan pada fasa yang tidak mengalami

    gangguan.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    65/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 59 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Sesuai dengan SNI 04-0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4,

    nilai tahanan pembumian seluruh sistem tidak boleh lebih besar dari 5 Ω dan

     jarak antar elektroda pembumian minimal 2 kali panjang elektroda.

    4.5.3.4 Tiang

    Pada umumnya tiang listrik yang sekarang pada Saluran Udara Tegangan

    Menengah (SUTM) 20 kV terbuat dari beton bertulang dan tiang besi. Pemakaian

    tiang kayu sudah jarang digunakan karena daya tahannya (umurnya) relative

     pendek dan memerlukan pemeliharaan khusus. Dilihat dari fungsinya, tiang listrik

    dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul

     berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedangkan tiang tarik berfungsi

    untuk menarik konduktor. Pada SUTM 20 kV, jarak antar tiang ditetapkan

    sebesar 40 meter, tetapi jarak tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi wilayah

    sehingga diberi standar yang jelas sejauh 30 - 50 meter. Untuk pemasangan tiang,

    sudah ada standar untuk kedalaman tiang yang harus ditanam dibawah permukaan

    tanah yaitu 1/6 dari panjang tiang.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    66/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 60 Disusun Oleh AK3 Listrik

    BAGIAN 6

    4.6 SISTEM PROTEKSI JARINGAN DAN GARDU

    4.6.1 proteksi Hubung Singkat Pada Jaringan/gardu

    Pendahuluan

    Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak

     pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan

    untuk itu jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman

    Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi

    1. 

    Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya

    dari akibat adanya gangguan listrik

    2.  Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik

    3. 

    Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen

    Sistem pengaman yang baik harus mampu :

    1.  Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain GI

    2. 

    Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan

    3.  Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan

    4. 

    Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan

    5.  Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan

    6. 

    Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan

    Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman

    1.  Sensitifitas (kepekaan)

    Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari sistem

    tenaga listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan daerah

     pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya gangguan yang terjadi didaerah

     pengamanannya harus cukup sensitif untuk mendeteksi dengan nilai minimum dan

     bila perlumentripkan PMT atau Pelebur untuk memisahkan bagian yang terganggu

    dengan bagian yang sehat.

    2. 

    Selektifitas (ketelitian)

    Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam mengadakan

     pengamanan bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    67/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 61 Disusun Oleh AK3 Listrik

    gangguan diusahakan seminimal mungkin jika dapat tercapai maka

     pengamanan demikian disebut pengamanan selektif.

    3. Keandalan ( Realibilitas)

    Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti dapat

     bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak boleh salah bekerja, jadi susunan alat-

    alat pengaman harus dapat diandalkan. Keandalan keamanan tergantung kepada

    desain, pengerjaan dan perawatannya

    4.  Kecepatan. (Speed)

    Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil kerusakan

    tetapi juga dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat- akibat yang

    ditimbulkan oleh gangguan.

    4.6.1.1 Fuse Cut Out ( F C O )

    Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada

     jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya

    (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu.

    Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse

    (fuse holder) dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan

    hal-hal seperti berikut :

    a. 

    Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada tingkat distribusi.

     b.  Utamanya digunakan untuk penyulang (feeders) TM dan proteksi

    trafo.

    c.  Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang atau pada

    crossarm.

    d. 

    Dihubungkan ke sistim distribusi dengan batas-batas tegangan operasinya

    4.6.1.2 Relai Arus Lebih

    Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan

    arus yang melebihi nilai arus dan waktu setingnya. Relai arus lebih ini berfungsi

    sebagai proteksi terhadap gangguan hubung singkat, baik hubung singkat antar fasa

    maupun fasa ke tanah.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    68/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 62 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Berdasarkan karakteristik waktu kerjanya relay arus lebih dapat dibagi menjadi :

    a.  Relai arus lebih seketika (instanstaneous over current relay).

     b. 

    Relai arus lebih dengan tunda waktu tertentu (definite time over

    current relay).

    c.  Relai arus lebih dengan tunda waktu terbalik   (inverse time over

    current relay).

    4.6.1.3 P B O (Penutup Balik Otomatis) / Recloser

    Alat ini digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman gangguan

    temporer dan juga untuk membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan,

    dilihat dari peredam busur apinya PBO adalah :

    a. 

    PBO dengan media minyak

     b.  PBO dengan media Vaccum

    c.  PBO dengan media Gas SF6

    Dilihat dari peralatan kontrolnya adalah :

    a.  PBO dengan kontrol hidroulick

     b. 

    PBO dengan kontrol elektronik

    Dilihat dari peralatan sensornya adalah :

    a.  PBO dengan sensor arus listrik

     b.  PBO dengan sensor tegangan

    c.  Proteksi Terhadap Tegangan Lebih

    4.6.2 Proteksi Tegangan Lebih Pada Jaringan dan Gardu Akibat Petir.

    Dalam keadaan operasi, suatu sistem tenaga listrik sering mengalami

    gangguan yang dapat mengakibatkan terjadinya pelayanan-pelayanan daya. Gangguan

    tersebut lebih sering terjadi pada jaringan distribusi. Terjadinya gangguan adalah

    disebabkan oleh peninggian tegangan lebih, dimana tegangan itu melampaui tingkat

    ketahanan isolasi dari hantaran distribusi. Dengan demikian terjadi hubung singkat

    kawat-kawat fasa ke tanah yang dapat menyebabkan PMT membuka.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    69/76

     Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik   Page 63 Disusun Oleh AK3 Listrik

    Tegangan lebih ini antara lain ditimbulkan oleh :

    a.  Sambaran petir pada hantaran distribusi baik merupakan sambaran

    langsung atau tidak langsung.

     b.  Surja hubung

    Oleh sebab itu, kebutuhan tingkat ketahanan isolasi dari suatu sistem tenaga

     biasanya ditentukan oleh tegangan lebih akibat sambaran petir (tegangan lebih

    atmosfir ) .Proteksi tegangan lebih akibat petir adalah Arrester.

    4.6.3 Proteksi Non Listrik Pada Jaringan dan Gardu.

    4.6.3.1 Proteksi Dengan Penghalang atau Selungkup

    Penghalang atau selungkup dimaksudkan untuk mencegah

    setiap sentuh langsung dengan bagian aktif. Proteksi yang diberikan

    selungkup terhadap sentuhlangsung ke bagian berbahaya adalah

     proteksi manusia terhadap sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah

    yang berbahaya, sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya,

    mendekati bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di bawah jarak

     bebas yang memadai didalam selungkup.

    4.6.3.2 Proteksi Dengan Rintangan

    Rintangan yg dimaksud untuk mencegah sentuh

    tidaksengaja dengan bagian aktif, tetapi tidak mencegah sentuh

    disengaja dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.

      Rintangan harus mencegah mendekatnya badan dengan tidak 

      sengaja kebagian aktif, sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif

    selamaoperasi dari perlengkapan aktif dalam pelayanan normal.

    4.6.3.3 Proteksi Dengan Penempatan Di Luar Jangkauan

    Dimaksudkan untuk mencegah sentuh yang tidaksengaja

    dengan bagian aktif. Bagian yang berbeda potensial yang

    dapatdijangkau secara simultan harus berada di luar jangkauan

    tangan.

  • 8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan

    70/76