Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

75
LAPORAN KASUS INISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB DENGAN HIV Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM Disusun Oleh : Reza Angga Pratama 1410221025 Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Fakultas Kedokteran UPN Veteran

Transcript of Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Page 1: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

  

LAPORAN KASUSINISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB DENGAN

HIV 

Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM

 Disusun Oleh :

Reza Angga Pratama 1410221025

Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit DalamRSPAD Gatot Soebroto

Fakultas Kedokteran UPN Veteran

Page 2: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pendahuluan 

• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Page 3: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. 

• Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun.1

Page 4: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu infeksi oportunistik (IO) tersering pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium tuberculosis.  

• Meskipun risiko TB turun 70-90% pada pasien yang meminum ART, TB masih merupakan penyebab tersering kematian pada penderita HIV. Pada tahun 2012, 4.1 juta orang yang terdaftar pengobatan HIV dengan TB, meningkat dari 3.5 juta ditahun 2011. 

Page 5: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Tinjauan Pustaka

Page 6: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

HIV/AIDS

• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae.  

• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3

Page 7: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

ETIOLOGI 

HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari family lentivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein  gp4. 

Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh protein p24. Didalam inti terdapat komponen penting terdiri dari 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transkriptase 3

Page 8: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 9: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Transmisi 

• HIV bisa ditularkan oleh kontak seksual baik homoseksual atau heteroseksual, oleh darah atau produk darah, dan oleh infeksi ibu ke bayi baik intrapartum, perinatal, atau oleh ASI.4

Page 10: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Patogenesis 

• Limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. 

Page 11: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari pada model infeksi akut Simian Immunodeficiency Virus (SIV). 

• SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+dan monosit pada mukosa vagina. Virus dibawa oleh antigen presenting cells ke kelenjar getah bening regional. 

• Pada model ini, virus dideteksi pada kelenjar getah bening dalah 5 hari setelah inokulasi. 

Page 12: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Sel individual di kelenjar getah bening yang mengekspresikan SIV dapat dideteksi dengan hibridisasi in situ dalam 7 sampai 14 hari setelah inokulasi. 

• Viremia SIV dideteksi 7 – 21 hari setelah infeksi. • Jumlah sel yang mengekspresikan virus 

dijaringan limfoid kemudian menurun secara cepatdan dihubungkan sementara dengan pembentukan respon imun spesifik. 

Page 13: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Koinsiden dengan menghilangnyaviremia adalah peningkatan sel limfosit CD8. 

• Replikasi HIV berada dalam keadaan steady-state beberapa bulan setelah infeksi. Kondisi ini bertahan relative stabil selama beberapa tahun, namun lamanya sangat bervariasi

Page 14: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 15: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Diagnosis 

• Test standar skrining darah untuk infeksi HIV berdasarkan pada deteksi antibody HIV. Platform yang umum adalah ELISA, juga disebut sebagai enzim immunoassay (EIA) sensitivitas > 99.5%. 

• Ketika EIA test yang sangat sensitive  dikonfirmasi dengan western blot. 

Page 16: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Hasil tes dinyatakan positif bila tes penyaring dua kali positif ditambah dengan tes konfirmasi dengan WB positif. 

Page 17: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 18: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 19: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Stadium klinisStadium 1 AsimptomatikTidak ada penurunan berat badanTidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata PersistenStadium 2 Sakit ringanPenurunan BB 5-10%ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitisHerpes zoster dalam 5 tahun terakhirLuka di sekitar bibir (keilitis angularis)Ulkus mulut berulangRuam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)Dermatitis seboroikInfeksi jamur kuku

Page 20: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Stadium 3 Sakit sedang

Penurunan berat badan > 10%Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan Kandidosis oral atau vaginalOral hairy leukoplakiaTB Paru dalam 1 tahun terakhirInfeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)TB limfadenopatiGingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akutAnemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis (<50.000/ml)

Page 21: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Stadium 4 Sakit berat (AIDS)

Sindroma wasting HIVPneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulangHerpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.Kandidosis esophagealTB Extraparu*Sarkoma kaposiRetinitis CMV*Abses otak Toksoplasmosis*Encefalopati HIVMeningitis Kriptokokus*Infeksi mikobakteria non-TB meluas

Page 22: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Tuberculosis 

• Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). 

• Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan organisme patogen maupun saprofit. 

Page 23: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran  pernafasan, saluran  pencernaan, dan  luka terbuka pada kulit. 

• Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.

Page 24: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Gejala klinis Gejala respiratorik :• Batuk ≥ 2 minggu• Batuk darah• Sesak nafas• Nyeri dada

Gejala sistemik • Demam• Malaise• Keringat malam• Anoreksia• BB menurun

Gejala TB ekstraparu• Limfadenitis TB : terjadi 

pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari KGB

• Meningitis TB : terlihat gejala meningitis

• Pleuritis TB : gejala sesak nafas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan

Page 25: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik :• Kelainan paru pada umumnya terletak didaerah lobus superior terutama 

didaerah apeks dan segmen posteriot, serta didaerah apeks lobus posterior. Biasa ditemukan :

• Suara nafas bronkial• Amforik• Suara nafas melemah• Ronkhi basah• Tanda – tanda penarikan paru diafragma, mediastinum• Peluritis TB : pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi suara 

nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan• Limfadenitis TB : pembesaran KGB tersering didaerah leher, kadang didaerah 

ketiak. Pemebesaran tersebut dapat menjadi cold abscess.

Page 26: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan bakteriologi :• Pemeriksaan mikroskopis• Pemeriksaan biakan

Pemeriksaan radiologi :Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB aktif adalah :• Bayangan berawan/nodular 

disegmen apical dan posterior lobus atas paru dan segemn superior lobus bawah

• Kavitas terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh baying opak berawan atau nodular

• Bayangan bercak milier• Efusi pleura unilateral 

(umumnya) atau bilateral (jarang)

• Gambaran radiologi yang disurigai lesi TB inaktif

• Fibrotic• Kalsifikasi• Schwarte atau penebalan 

pleura

Page 27: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Jenis PemeriksaanInfeksi dini (CD4

>200/mm3

Infeksi lanjut (CD4<200/mm3)

Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif

TB ekstra pulmonal Jarang Umum atau banyak

Mikobakteriemia Tidak ada Ada

Tubekulin Positif Negatif

Foto thoraksaktivasi TB, kaviti di 

puncakTipikal pimer TB milier 

atau  intestisial

Adenopati hilus atau mediastinum

Tidak ada Ada

Efusi pleura Tidak ada Ada

Page 28: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemberian OAT pada pasien TB dengan HIV

• Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative

• Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.3

Page 29: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Rekomendasi untuk pengobatan TB dengan HIV pada orang dewasa sama dengan orang dengan TB yang tidak terinfeksi HIV yang mana pengobatannya selama 6 bulan terdiri atas :– Fase awal terdiri atas isoniazid, rifampisisn, 

pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan lalu diikuti dengan 

– Isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan

Page 30: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 31: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Pengobatan antituberculosis (OAT) harus diinisiasi atau diberikan pertama, diikuti oleh obat ARV bila memungkinkan dalam 8 minggu pertama pengobatan.10

Page 32: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Page 33: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR• Nama : Tn. TS• Jenis kelamin : Laki-laki• Usia : 22 tahun• Alamat : Jalan Kramat Kwitang III/189C RT004/005 Kwitang, 

Senen.• Agama : Islam• Pekerjaan : SPG• Status Pernikahan : belum menikah • Rekam Medis : 821295• Tanggal masuk RS : 29 Desember 2015• Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2016

Page 34: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR

Autoanamnesa pada 28 Maret 2014• Keluhan utama : Sesak nafas ketika batuk sejak 2 hari SMRS 

Page 35: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR

Riwayat penyakit sekarang :

• Lima bulan SMRS, pasien mulai mengeluh batuk – batuk. Batuk berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, diare (-), mual (-), muntah (-), makan (+) normal, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal. 

• Pasien mengaku sudah datang berobat keklinik dan diberi obat, tetapi batuk diakui tidak kunjung sembuh. Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali, tidak kunjung sembuh, menggigil (-).

Page 36: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR

• Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit  X  dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh. 

• Pasien mengaku batuk – batuk tersebut sudah dialami sejak bulan juli 2015, semakin hari semakin memberat, tidak berdarah, berdahak berwarna kehijauan. demam (+), keringat ketika malam hari (+). 

Page 37: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR

• Di rumah sakit  X  dilakukan foto thorax tanggal 20 Desember 2015 dengan hasil kesan TB paru dan hasil test HIV dengan menggunakan rapid test yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2015 yaitu anti HIV screening (+). 

• Pasien dirawat inap seminggu dan diberikan obat OAT lalu pasien dirujuk ke RSPAD Gatot soebroto.

Page 38: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASAR

• Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah,. Demam (-), diare (-), mual (-), muntah (-), lemas (+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal. 

• Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.

Page 39: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASARRiwayat Penyakit Dahulu• Riwayat hipertensi disangkal.• Riwayat diabetes disangkal.• Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal.• Riwayat asma disangkal• Riwayat alergi disangkal  Riwayat Penyakit Keluarga• Riwayat HIV tidak ada • Riwayat batuk lama tidak ada• Riwayat hipertensi tidak ada.• Riwayat diabetes tidak ada. • Riwayat penyakit ginjal dan jantung tidak ada. • Riwayat asma dan alergi tidak ada

Page 40: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

DATA DASARRiwayat Pengobatan• Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT yaitu, rifampisin 

1x450 mg, INH 1x300 mg, etambutol 1x1000 mg, pirazinamid 1x1000 mg sejak 1 minggu SMRS.

Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan Budaya• Pasien bekerja sebagai SPG dan sering pulang sampai pagi. Sejak 

SMA kelas 1, pasien mengaku sering ke club malam dan pernah melakukan hubungan sex dengan beberapa teman SPGnya. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, dan mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku menggunakan narkoba tetapi penggunaan jarum suntik disangkal. Keadaan sosio ekonomi keluarga pasien adalah menengah kebawah.

Page 41: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

• Dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 10.00 WIB

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang• Kesadaran : compos mentis 

Page 42: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

• Vital Sign• Tekanan darah : 110/70 mmHg • Frekuensi Nadi : 80 x/menit, isi dan 

tekanan cukup, teratur • Frekuensi nafas : 24 x/menit• Suhu : 36.5 °C • Berat badan : 47 kg • Tinggi badan : 165 cm • IMT : 17.26 kg/m2 (underweight) 

Page 43: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

• Status Generalisata• Kepala :  Normochepal• Rambut :  Warna hitam,pendek,  tidak mudah 

dicabut, distribusi  merata • Wajah :  Simetris, pigmentasi (-), tanda-tanda 

radang (-)• Mata :  Konjungtiva anemis +/+, sklera anikterik, 

kedudukan bola mata simetris, pupil bulat isokor, reflek cahaya langsung maupun tidak langsung positif, edema palpebra tidak ada. Visus tidak diperiksa.

Page 44: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan fisik

• Mulut  : Bibir pucat (-), oral thrush pada lidah (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (+)

Page 45: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

• Telinga : Discharge (-), nyeri tekan tragus (-), pendengaran normal 

• Hidung  : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-)

• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1-T1 tenang, uvula ditengah

• Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O

Page 46: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan fisik

Jantung • Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak • Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V 

linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat • Perkusi : Batas kanan ICS V linea parasternalis 

dekstra; batas kiri ICS V linea   midclavicula sinistra ; batas atas ICS III linea parasternalis  sinistra

• Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Page 47: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

Paru • Inspeksi : Bentuk normal, gerak kedua 

hemitoraks simetris pada saat  statis dan  dinamis• Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri• Perkusi : Sonor di hemithoraks kiri dan kanan• Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+ menurun, 

rhonki basah kasar +/+, rhonki basah halus -/-, wheezing -/-

Page 48: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan fisik

Abdomen • Inspeksi     : Tampak datar, tidak terlihat dilatasi 

vena • Auskultasi : Bising usus (+) normal• Palpasi    : Supel, nyeri tekan (-),  nyeri lepas 

(-), Murphy sign (-) dan tidak  teraba pembesaran hati dan lien. 

• Perkusi    : Timpani diseluruh regio abdomen, nyeri ketok CVA (-)

Page 49: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Fisik

• Urogenital : Tidak diperiksa• Ekstremitas : akral hangat, CRT≤ 2 detik, 

edema (-), sianosis (-),turgor kembali dengan cepat

Page 50: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan PenunjangIMUNOLOGI (RAPIDTEST)

Di RS MMA22 DESEMBER 2015

NILAI NILAI RUJUKAN

CD4+

Anti HIV SreeningMENYUSUL

POSITIF NEGATIF

ALERGI DAN IMUNOLOGIDi RSCM

22 DESEMBER 2015NILAI NILAI RUJUKAN

CD4Limfosit (CD5+) absolutSel T (CD3+) persen Sel T (CD3+) absolut Sel T (CD4+) persen Sel T (CD4+) absolut

 1059/uL68%720 sel/uL4%45 sel/uL

 1000 – 400055 – 84690 – 254031 – 60410 - 1590

Page 51: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan PenunjangJENIS PEMERIKSAANHEMATOLOGI RUTIN

5 Januari 2015NILAI NILAI RUJUKKAN

Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCVMCH MCHC

11.6*33*4.46750435000*75*26*35

12-16 g/dl37-47%4.3-6.0 juta/µL4800-10.800/µL150000-400000/µL80-96 fL27-32 pg32-36 g/dl

KIMIA KLINIK    Ureum Kreatinin Natrium (Na)Kalium (K) Klorida (Cl)

15*0.7136 4.1106*

20-50 mg/dl05-1.5 mg/dl135-147 mmol/L3.5-5.0 mmol/L95-105 mmol/L

Page 52: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Penunjang

IMUNOSEROLOGI6 JANUARI 2016

HASIL NILAI RUJUKAN

Procalcitonin <0.05 <0.5  ng/dl  :  normal  atau kemungkinan infeksi lokal0.5-  <1.2  ng/dl:  kemungkinan sepsis,  harus  diinterpretasikan bersamaan dengan riwayat pasien dan  disarankan  periksa  ulang  (6-24 jam)>2  ng/dl:  resiko  tinggi sepsis/infeksi sistemik  

Page 53: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan PenunjangMIKROBIOLOGI

30 DESEMBER 2015NILAI NILAI RUJUKAN

Pemeriksaan BTA- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil

 Sputum

30/12/2015Negative 

    Negative 

MIKROBIOLOGI31 DESEMBER 2015

NILAI NILAI RUJUKAN

Pemeriksaan BTA 2- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil

 Sputum

31/12/2015Negative 

    Negative 

MIKROBIOLOGI5 DESEMBER 2015

NILAI NILAI RUJUKAN

Pemeriksaan BTA- jenis bahan- tanggal diperiksa- hasil

 Sputum

5/1/2016Negative 

    Negative 

Page 54: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pemeriksaan Penunjang•  X-ray Thoraks PA 20/12/2015

Page 55: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Jantung : kesan tidak membesar• Tampak infiltrate diperihiler kanan – kiri dan pericardial 

kanan - kiri serta lapangan atas paru kanan.• Kedua hilus suram.• Sinus kostofrenikus dan lengkung diafragma kanan – kiri baik.• Jaringan lunak dan tulang – tulang dinding dada baik.

• Kesan : infiltrate di perihiler kanan – kiri dan parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan DD pneumonia, TB paru.

Page 56: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• X-ray Thoraks 04/01/2016

Page 57: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Jantung : kesan tidak membesar, CTR <50• Aorta dan mediastinum superior tidak membesar• Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.• Tampak infitrat disuprahiler kanan, perihiler dan 

parakardial bilateral• Sinus costofrenikus lancip dan diafragma licin• Tulang – tulang intak 

• Kesan : pneumonia

Page 58: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Resume

Pasien seorang laki – laki, Tn TS 22 tahun datang dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS.  

Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah. Pasien mulai mengeluh batuk – batuk sejak 5 bulan SMRS.  

Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh. 

Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh, keringat ketika malam hari (+), dan pasien dirawat 1 minggu di rumah sakit MMA.Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.

Page 59: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Resume

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, TD = 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 24x/menit, T= 36.5oC, konjungtiva pucat (+), oral thrush pada lidah (+), stomatitis (+), suara vesikuler (+) menurun, suara ronkhi basah kasar (+) kedua lapang paru. 

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb, Ht, nilai MCV, MHC, menurun. Anti HIV screening positif,  nilai CD4+ rendah. Pada pemeriksaan BTA negative. Dari pemeriksaan radiologi menunjukkan infiltrate kedua paru DD TB paru, pneumonia. 

Page 60: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Daftar Masalah

• HIV dengan TB paru BTA negatif DD Pneumonia dan Candidiasis oral

• Anemia hipokromik mikrositer ec Penyakit Kronik

Page 61: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

PengkajianHIV dengan TB paru BTA negatif DD pneumonia dan kandidiasis oralAtas dasar:

Anamnesis: - keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. - Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dan dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu    SMRS. - Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, sejak 5 bulan SMRS.  - Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh., - Pasien mengeluhkan keringat ketika malam hari (+)- Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.

Page 62: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

PengkajianPemeriksaan fisik : • lidah terdapat oral thrush(+), • stomatitis (+), • paru terdengar ronkhi basah kasar (+).

Pemeriksaan penunjang : • rapid test = Anti HIV screening positif • CD4+ = 45 sel/uL• Pemeriksaan BTA 3x = negatif• Foto xray tampak infiltrate di perihiler kanan – kiri dan 

parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan 

Page 63: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pengkajian

Rencana : Diagnostik : -  DPL

: - kultur darah     : -  evaluasi CD4+            

Page 64: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pengkajian Terapi• Isolasi Rawat inap • Nasal kanul O2 3 – 4 LPM• Diet biasa 1900 kalori• IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam• Tigecyclin 2x 50 mg IV• Cotrimoxazole 1x960 mg PO• Ambroxol 3x1 cth• Parasetamol 3x500 mg PO• Vitamin C 2x1 ampul IV• Rifampisin 1x450 mg• Isoniazid 1x300 mg• Etambutol 1x1000 mg• Pirazinamid 1x100 mg

Edukasi : - memberikan konseling mengenai penyakitnya, pengobatannya, dan cara   pencegahan penularan ke orang lain

Page 65: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pengkajian

Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit KronikAtas dasar :Anamnesis: Pasien mengeluhkan lemas, makannya menurun, BB menurun.Pemeriksaan fisik: Konjungtiva anemis +/+

Pemeriksaan penunjang: Hb: 11.6*Ht: 33*MCV: 75* fL,MCH: 26*Pg, 

Page 66: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Pengkajian 

Rencana :• Diagnostik: cek ulang Hb, Ht, MCV, MHC, 

MCHC• Terapi: vitamin B6 3x1 tab • Edukasi: - menganjurkan pasien memakan 

makanan yang bergizi terutama yang kaya akan zat besi, seperti: daging, sayuran hijau. 

Page 67: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

FOLLOW UP

Page 68: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Tanggal 10 Januari 2015 S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (+) 3x isi air, sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+)O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 125/80 mmHg, nadi : 100 xmenit/, RR: 28x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit KronikP :

- Nasal kanul O2 3 – 4 LPM

- Diet biasa 1900 kalori- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam- Cotrimoxazole 1x960 mg PO- Ambroxol 3x1 cth- Parasetamol 3x500 mg PO- Vitamin C 2x1 ampul IV- Rifampisin 1x450 mg- Isoniazid 1x300 mg- Etambutol 1x1000 mg- Pirazinamid 1x100 mg

Page 69: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Tanggal 11 Januari 2016 S: demam (-) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 120/80 mmHg, nadi : 100 xmenit/, RR: 28x/menit, T: 37.5oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit KronikP :

- Nasal kanul O2 5 LPM

- Diet biasa 1900 kalori- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam- Cotrimoxazole 1x960 mg PO- Ambroxol 3x1 cth- Parasetamol 3x500 mg PO- Vitamin C 2x1 ampul IV- Rifampisin 1x450 mg- Isoniazid 1x300 mg- Etambutol 1x1000 mg- Pirazinamid 1x100 mg

Page 70: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Tanggal 12 Desember 2016

S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 100/60 mmHg, nadi : 120 xmenit/, RR: 35x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit KronikP : - evaluasi DPL, CD4,

- Nasal kanul O2 5 LPM

- Diet biasa 1900 kalori- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam- Cotrimoxazole 1x960 mg PO- Ambroxol 3x1 cth- Parasetamol 3x500 mg PO- Vitamin C 2x1 ampul IV- Rifampisin 1x450 mg- Isoniazid 1x300 mg- Etambutol 1x1000 mg- Pirazinamid 1x100 mg

Page 71: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Prognosis

• Quo ad Vitam : ad malam• Quo ad Functionam : ad malam• Quo ad Sanationam : ad malam

Page 72: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Kesimpulan 

• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. 

• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal

Page 73: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

• Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang tersering pada ODHA di Indonesia. Gejala TB pada penderita HIV dan non HIV tidak berbeda. 

• Masalah koinfeksi tuberculosis dengan HIV merupakan masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative.Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan. 

Page 74: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Daftar pustaka• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: kementerian kesehatan 

RI, 2014. 1p • UNAIDS. Briefing Book. The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, 2014. • Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: 

InternaPublishing, 2009• Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Hauser SL, Jameson  JL, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 

19th ed. The United States of America: McGraw-Hill, 2015• Isbaniyah F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI, 2011• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta: 

Kementerian Kesehatan RI, 2014• Malaysia Health Technology Assessment Section. Management of Tuberculosis. Malaysia. 3rded. Malaysia: 

Malaysia Health Technology Assessment Section, 2012• WHO Europe Region. Management of Tuberculosis and HIV Coinfection.• Scientific Committee on AIDS and STI. Recommendation on The Management of Human Immunodeficiency 

Virus and Tuberculosis Coinfection. Hongkong: Scientific Committee on AIDS and STI, 2015• WHO. WHO Policy on Collaborative TB/HIV activities Guidelines for National Programmes and Other 

Stakeholders. Switzerland: WHO, 2012

Page 75: Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv

Terima kasih