Infografis RDG SEPTEMBER R1

1
Pertumbuhan Ekonomi 2 Nilai Tukar 4 Inflasi 5 Ekonomi Global 1 Bank Indonesia Call Center BI : 131 Selengkapnya dapat dilihat di website Bank Indonesia Rupiah melemah terbatas pada Agustus 2016, namun kembali menguat di September 2016. Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup kuat. C Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Agustus 2016 -0,02% (mtm) 1,74% (yoy) 2,79% (ytd) RISIKO PROSPEK KE DEPAN Ekonomi global pada 2016 berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 masih terjaga dengan baik, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula, seiring masih lemahnya investasi dan masih tingginya ketidakpastian sehingga Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga kebijakan Fed Fund Rate (FFR) dan diperkirakan hanya akan menaikkannya satu kali pada tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi Eropa melambat, disebabkan masih lemahnya aktivitas investasi dan konsumsi. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Sistem Keuangan 6 Investasi non-bangunan terindikasi belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Minat investasi swasta diperkirakan masih belum kuat, sejalan dengan konsolidasi yang dilakukan oleh sektor korporasi sebagai respons pemintaan yang belum sepenuhnya pulih. I Stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas, sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah pada semester II 2016. G Masih lemahnya ekonomi dan perdagangan dunia mengakibatkan perbaikan ekspor yang masih tertahan, meski beberapa harga komoditas ekspor mulai menunjukkan perbaikan. X SEPTEMBER 2016 KEBIJAKAN MONETER BULANAN Meningkatnya aliran masuk modal asing, akibat meredanya sentimen negatif terkait timing kenaikan FFR pada September 2016 dan berlanjutnya implementasi UU Pengampunan Pajak. Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi disamping implementasi UU Pengampunan Pajak. Namun, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa: 4,9-5,3% (yoy) PERTUMBUHAN EKONOMI 2016 4 _1% (yoy) + INFLASI 2016 Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain: • Pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat. • Harga komoditas global masih rendah. • Penyesuaian belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini. • Inflasi harga makanan bergejolak akibat dampak fenomena La Nina. Penguatan Rupiah pada pertengahan September 2016 dipengaruhi oleh: Pelonggaran Kebijakan Moneter melalui penurunan suku bunga kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate diharapkan dapat lebih memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Pelonggaran ini juga akan memperkuat kebijakan pemerintah melalui percepatan reformasi struktural. Rp 13.163/USD $ Rp Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*). *) Laporan 387 Korporasi Go Public pada Triwulan IV 2015 Return On Asset (ROA) korporasi 3,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 72,9% Pertumbuhan DPK Individual (RT) Kinerja rumah tangga (RT) masih lemah. 7,8% (yoy) Pertumbuhan Kredit 7,7% (yoy) 5,9% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Intermediasi masih lambat. Efisiensi sedikit membaik. 82,1% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rp BOPO Rp Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,9% Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi. *) Data Juli 2016 Likuiditas masih memadai. Rasio Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 20,8% Rasio Non Performing Loan (NPL) (gross) 3,2% atau (net) 1,5% Rasio kredit meningkat namun masih terjaga. BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2016 memutuskan: Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) seperti tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api. Inflasi Inti (Core) Rp 0,36% (mtm) 3,32% (yoy) Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) -0,80% (mtm) 5,28% (yoy) -0,52% (mtm) 0,91% (yoy) PERKEMBANGAN TERKINI SISI EKSTERNAL SISI DOMESTIK Bank Indonesia terus berkoordinasi bersama Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak ( Tax Amnesty) dapat berdampak optimal bagi perekonomian nasional. Selain itu, koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi volatile food akibat dampak fenomena La Nina. FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan akan memperkuat kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural. Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral AS atau Fed Fund Rate (FFR). Inflasi berada pada level yang rendah dan diperkirakan akan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016. Nilai tukar Rupiah pada Agustus 2016, secara rata-rata, terdepresiasi sebesar 0,39% dan mencapai level Rp 13.163 per dolar AS. Namun, pada pertengahan September 2016 nilai tukar rupiah kembali menguat sebesar 0,8%. BI Kembali Melonggarkan Kebijakan Moneter BI 7- Day Repo Rate Turun dari 5,25% Menjadi 5,00% Potensi pelemahan ekonomi juga dialami Tiongkok, akibat melambatnya investasi, pengeluaran pemerintah, dan masih lemahnya konsumsi. Di pasar komoditas, harga minyak dunia menurun, akibat terus meningkatnya produksi minyak OPEC. Sementara itu, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia membaik, terutama minyak sawit (CPO). Neraca Perdagangan 3 Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Agustus 2016, terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia hingga Agustus 2016 telah mencapai USD 11,1 miliar, lebih tinggi dari aliran masuk modal asing untuk keseluruhan tahun 2015. ALIRAN MASUK MODAL ASING USD 113,5 miliar CADANGAN DEVISA Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BULAN IMPOR ATAU 8 , 7 PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH BULAN IMPOR 8 , 3 Cadangan devisa akhir Agustus 2016 tercatat sebesar: Suku Bunga Lending Facility (LF) LF 5,75% TURUN (25 bps) Suku Bunga Deposit Facility (DF) DF 4,25% TURUN (25 bps) 5,04% (yoy) TW IV 2015 4,91% (yoy) TW I 2016 5,18% (yoy) TW II 2016 Surplus Agustus 2016 USD 0,29 miliar Aliran Masuk Modal Asing hingga Agustus 2016 USD 11,1 miliar Berlaku Efektif 23 September 2016 Agustus 2016 5,25 % September 2016 5,00 % BI 7- Day Reverse Repo Rate Turun (25 bps) PDB (Produk Domestik Bruto)

Transcript of Infografis RDG SEPTEMBER R1

Page 1: Infografis RDG SEPTEMBER R1

Pertumbuhan Ekonomi2

Nilai Tukar4

Inflasi5

Ekonomi Global 1

Bank Indonesia Call Center BI : 131Selengkapnya dapat dilihat di website Bank Indonesia

Rupiah melemah terbatas pada Agustus 2016, namun kembali menguat di September 2016.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup kuat.C

Inflasi IHK(Indeks Harga Konsumen)Agustus 2016

-0,02%(mtm)

1,74%(yoy)

2,79%(ytd)

RISIKOPROSPEK KE DEPAN

Ekonomi global pada 2016 berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 masih terjaga dengan baik, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula, seiring masih lemahnya investasi dan masih tingginya ketidakpastian sehingga Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga kebijakan Fed Fund Rate (FFR) dan diperkirakan hanya akan menaikkannya satu kali pada tahun 2016.

Pertumbuhan ekonomi Eropa melambat, disebabkan masih lemahnya aktivitas investasi dan konsumsi.

Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga.

Sistem Keuangan6

Investasi non-bangunan terindikasi belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Minat investasi swasta diperkirakan masih belum kuat, sejalan dengan konsolidasi yang dilakukan oleh sektor korporasi sebagai respons pemintaan yang belum sepenuhnya pulih.

I

Stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas, sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah pada semester II 2016.

G

Masih lemahnya ekonomi dan perdagangan dunia mengakibatkan perbaikan ekspor yang masih tertahan, meski beberapa harga komoditas ekspor mulai menunjukkan perbaikan.

X

SEPTEMBER 2016KEBIJAKAN MONETER BULANAN

Meningkatnya aliran masuk modal asing, akibat meredanya sentimen negatif terkait timing kenaikan FFR pada September 2016 dan berlanjutnya implementasi UU Pengampunan Pajak.

Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi disamping implementasi UU Pengampunan Pajak.

Namun, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:

4,9-5,3% (yoy)

PERTUMBUHANEKONOMI 2016

4_1% (yoy)+INFLASI 2016

Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:• Pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat.• Harga komoditas global masih rendah.• Penyesuaian belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini.• Inflasi harga makanan bergejolak akibat dampak fenomena La Nina.

Penguatan Rupiah pada pertengahan September 2016 dipengaruhi oleh:

Pelonggaran Kebijakan Moneter melalui penurunan suku bunga kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate diharapkan dapat lebih memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Pelonggaran ini juga akan memperkuat kebijakan pemerintah melalui percepatan reformasi struktural.

Rp 13.163/USD

$

Rp

Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*).

*) Laporan 387 Korporasi Go Public pada Triwulan IV 2015

Return On Asset(ROA) korporasi

3,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi

72,9%

Pertumbuhan DPK Individual (RT)Kinerja rumah tangga (RT) masih lemah.

7,8% (yoy)

PertumbuhanKredit

7,7% (yoy) 5,9% (yoy)

Pertumbuhan DanaPihak Ketiga (DPK)

Intermediasi masih lambat.

Efisiensi sedikit membaik.

82,1%

Biaya Operasional terhadapPendapatan Operasional (BOPO)

Rp

BOPO

Rp

Rasio Kecukupan Modal(CAR) 22,9%

Ketahanan permodalanmasih berada pada levelyang cukup tinggi.

*) Data Juli 2016

Likuiditas masihmemadai.

Rasio Alat Likuid/Dana PihakKetiga (DPK)

20,8%

Rasio Non Performing Loan (NPL)

(gross)3,2% atau

(net)1,5%

Rasio kredit meningkatnamun masih terjaga.

BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia

pada 21-22 September 2016 memutuskan:

Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) seperti tarif angkutan

udara, tarif angkutan antar kotadan tarif kereta api.

Inflasi Inti(Core)

Rp

0,36%(mtm)

3,32%(yoy)

Inflasi BahanMakanan Bergejolak

(Volatile Foods)

-0,80%(mtm)

5,28%(yoy)

-0,52%(mtm)

0,91%(yoy)

PERKEMBANGAN TERKINI

SISI EKSTERNAL SISI DOMESTIK

Bank Indonesia terus berkoordinasi bersama Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) dapat berdampak optimal bagi perekonomian nasional. Selain itu, koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi volatile food akibat dampak fenomena La Nina.

FOKUS KEBIJAKAN BIBank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan akan memperkuat kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural.Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral AS atau Fed Fund Rate (FFR).

Inflasi berada pada level yang rendah dan diperkirakan akan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016.

Nilai tukar Rupiah pada Agustus 2016, secara rata-rata, terdepresiasi sebesar 0,39% dan mencapai level Rp 13.163 per dolar AS. Namun, pada pertengahan September 2016 nilai tukar rupiah kembali menguat sebesar 0,8%.

BI Kembali Melonggarkan Kebijakan Moneter BI 7-Day Repo Rate Turun dari 5,25% Menjadi 5,00%

Potensi pelemahan ekonomi juga dialami Tiongkok, akibat melambatnya investasi, pengeluaran pemerintah, dan masih lemahnya konsumsi.

Di pasar komoditas, harga minyak dunia menurun, akibat terus meningkatnya produksi minyak OPEC. Sementara itu, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia membaik, terutama minyak sawit (CPO).

Neraca Perdagangan3

Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Agustus 2016, terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas.

Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia hingga Agustus 2016 telah mencapai USD 11,1 miliar, lebih tinggi dari aliran masuk modal asing untuk keseluruhan tahun 2015.

ALIRAN MASUK MODAL ASING

USD 113,5 miliarCADANGAN DEVISA

Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasionalsekitar 3 bulan impor.

BULANIMPOR

ATAU8,7 PEMBAYARAN

UTANG LUARNEGERIPEMERINTAH

BULANIMPOR

8,3

Cadangan devisa akhir Agustus 2016tercatat sebesar:

Suku Bunga Lending Facility (LF)

LF 5,75%TURUN (25 bps)

Suku Bunga Deposit Facility (DF)

DF 4,25%TURUN (25 bps)

5,04

% (y

oy)

TW IV2015

4,91

% (y

oy)

TW I2016

5,18

% (y

oy)

TW II2016

SurplusAgustus 2016

USD 0,29miliar

Aliran MasukModal Asing hingga

Agustus 2016

USD 11,1miliar

Berlaku Efektif 23 September 2016

Agustus 2016

5,25%September 2016

5,00%

BI 7-Day Reverse Repo Rate Turun (25 bps)

PDB (Produk Domestik Bruto)