Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewMetalurgi Las. Las Busur...
Transcript of Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewMetalurgi Las. Las Busur...
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project
Paket Pembelajaran dan Penilaian
Kode Unit : BSDC-0704
LAS BUSUR MANUAL-IIA (Shielded Metal Arc Welding-IIA)
( Oktober 2001 )
1bab 1 PENGANTAR
1Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !
1Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung
1Definisi
2Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?
2Simbol
2Terminologi
5bab 2 ARAHAN BAGI pelatih
5Peran Pelatih
5Strategi Penyajian
5Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini
6Peraturan
6Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan
7bab 3 Standar Kompetensi
7Judul Unit
7Deskripsi Unit
7Kemampuan Awal
7Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
8Variabel
9Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
9Konteks Penilaian
9Aspek Penting Penilaian
10Keterkaitan dengan Unit Lain
10Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini
10Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini
11bab 4 Strategi penyajian
11A Rencana Materi
13B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi
16C Materi Pendukung untuk Pelatih
17Lembar Informasi
31Tugas
72Transparansi
81Bab 5 CARA Menilai Unit Ini
81Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?
81Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?
81Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki
81Kualifikasi Penilai
82Ujian yang Disarankan
86Checklist yang Disarankan Bagi Penilai
87Lembar Penilaian
bab 1 PENGANTAR
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !
Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja.
Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :
kebutuhan peserta pelatihan
persyaratan-persyaratan organisasi
waktu yang tersedia untuk pelatihan
situasi pelatihan.
Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar kompetensi.
Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung
Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:
Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.
Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan suatu pengertian
Kemampuan menghitung
Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan keduanya yaitu antara matematik dan teknik.
Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan manamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?
Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.
Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan tentang simbol :
Simbol
Keterangan
HO
Handout ( Pegangan Peserta )
OHT
Overhead Transparansi yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelatihan
Penilaian
Penilaian kompetensi yang harus dikuasai
Tugas
Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan.
Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standard-standard yang dibutuhkan oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standard yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting Penilaian
Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.
Konteks Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen Kompetensi
Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu unit kompetensi.
Acuan Penilaian
Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus dinilai.
Adil
Tidak merugikan para peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi Kunci
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi: mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-matematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini
Tingkat
Karakteristik
1
Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik kemajuannya diperiksa oleh supervisor.
2
Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3
Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Strategi Penyajian
Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Keterkaitan dengan Unit Lain
Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi Nasional
Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.
Kriteria Unjuk kerja
Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.
Variabel
Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.
Reliabel
Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.
Valid
Penilian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.
Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)
Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah dicapainya. (lihat RPL)
Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)
Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)
Penilaian Sumatif
Penilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.
Peserta
Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.
Pelatih
Orang yang memberikan pelatihan.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan
Deskripsi Unit
Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
bab 2 ARAHAN BAGI pelatih
Peran Pelatih
Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?
Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?
Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?
Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan mereka secara tepat?
Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi ini mungkin diterapkan?
Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standard kompetensi ini ?
Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standard kompetensi ini ?
Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam merencanakan penyampaian program pelatihan ini?
Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
pengajaran ( tatap muka )
tugas-tugas praktik
tugas-tugas proyek-proyek
studi kasus
melalui multi media (video, digital projector, referensi, dll )
kerja kelompok
bermain peran dan simulasi.
kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media mungkin cukup memadai.
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini
Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya, dan alat-alat lain yang diperlukan.
Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan
Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :
Sumber bacaan yang dapat digunakan :
Judul:
General Welding
Pengarang:
Charles A. Edgin
Penerbit:
John Wiley & Sons
Tahun Terbit:
1982
Judul:
Las Busur Manual 2
Pengarang:
Rizal Sani
Penerbit:
PPPG Teknologi Bandung
Tahun Terbit:
1997
Judul:
The Procedure Handbook of Arc Welding
Pengarang:
The Lincoln Electric Company
Penerbit:
The Lincoln Electric Company
Tahun Terbit
1973
bab 3 Standar Kompetensi
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
memeriksa kemajuan peserta pelatihan
meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Judul Unit
Las Busur Manual-IIA
Deskripsi Unit
Unit ini merupakan unit lanjutan yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi las memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang proses las busur manual tahap pertama pada level II serta penerapannya di industri.
Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :
Metalurgi Las
Las Busur Manual-IIIC
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
Sub Kompetensi / Elemen
Kriteria Unjuk Kerja
1.0 Mengidentifikasi klasifikasi dan memilih penggunaan elektroda las busur manual
1.1 Klasifikasi elektroda disebutkan dan dijelaskan.
1.2 Macam-macam salutan dan jenis elektroda dan aplikasi penggunaannya dijelaskan dan didemonstrasikan.
1.3 Penanganan dan rekondisi elektroda diuraikan
2.0 Mengidentifikasi prosedur dan teknik pengelasan pada posisi vertikal dan di atas kepala.
2.1 Metode-metode persiapan bahan diuraikan dan didemonstrasikan..
2.2 Penempatan bahan dan posisi elektroda dijelaskan.
2.3 Urutan, arah dan gerakan elektroda difahami dan dijelaskan.
3.0 Melaksanakan pengelasan sambungan sudut ( fillet ) pada pelat posisi vertikal dan di atas kepala.
3.1 Bahan disiapkan sesuai gambar kerja dan ditempatkan sesuai dengan posisi pengelasan yang ditentukan.
3.2 Pengelasan menggunakan elektroda rutile dan low hydrogen pada poisi 3F dan 4F dilakukan dengan memperhatikan prosedur dan petunjuk keselamatan & kesehatan kerja yang berlaku.
3.3 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.
Variabel
Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan untuk keahlian las busur manual untuk level II tahap pertama ( A ) yang relevan dengan bidang las dan fabrikasi logam.
a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri manufaktur di linkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.
b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang teknik-teknik pengelasan sambungan sudut ( fillet ) pada pelat baja karbon posisi vertikal dan di atas kepala.
c. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang relevan dengan persyaratan ;
Tersedia bengkel dengan kelengkapan peralatan kerja las busur manual dan ruang guru yang sebaiknya berdekatan dengan bengkel tersebut.
Tersedia alat pemotongan dengan gas.
Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
Tersedia alat-lat keselamatan dan kesehatan kerja las busur manual.
d. Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperhatikan :
Pemakaian pakaian yang cocok, sepatu kerja, helm las dan/ atau kaca mata pengaman ( bila diperlukan ).
Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem pengisap udara yang memadai.
Pencahayaan yang cukup.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
Pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan penampilannya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Elektroda :
- tipe salutan dan aplikasi penggunaannya
- pemilihan elektroda
- rekondisi elektroda
Prosedur Pengelasan Pelat pada Posisi Vertikal dan di Atas Kepala :
- persiapan bahan dan las catat
- penempatan bahan pada posisi vertikal dan di atas kepala
- arah dan gerakan elektroda
- urutan pengelasan
Pengelasan Sambungan T Posisi Vertikal dan di Atas Kepala Menggunakan Elektroda Rutile :
- sambungan T satu jalur posisi 3F
- sambungan T dua jalur posisi 3F
- sambungan T satu jalur posisi 4F
- sambungan T tiga jalur posisi 4F
Pengelasan Sambungan T Posisi Vertikal dan di Atas Kepala Menggunakan Elektroda Low Hydrogen :
- sambungan T satu jalur posisi 3F
- sambungan T dua jalur posisi 3F
- sambungan T satu jalur posisi 4F
- sambungan T tiga jalur posisi 4F
Konteks Penilaian
Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/unjuk kerja dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.
Aspek Penting Penilaian
Fokus penilaian unit ini akan tergantung pada kebutuhan sektor industri yang mencakup dalam program pelatihan, yaitu :
Adanya integrasi antara teori-praktik.
Penekanan pelatihan adalah prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang benar disamping hasilnya.
Metode-metode penilain sebaiknya terdiri dari proses dan hasil.
Aplikasi seharusnya berhubungan dengan kegiatan manufaktur dan perawatan.
Keterkaitan dengan Unit Lain
Unit ini merupakan unit lanjutan yang membekali pengetahuan dan keterampilan untuk proses las busur manual yang akan dipelajari pada tingkat berikutnya.
Perlu hati-hati dalam pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan pelatihan unit ini. Untuk pra-pelatihan kejuruan secara umum, lembaga pelatihan harus menyediakan program pelatihan yang dapat mencakup semua industri agar tidak terjadi prasangka hanya untuk satu sektor industri saja. Kondisi unjuk bekerja akan membantu memenuhi maksud ini. Sedangkan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi industri yang khusus, perlu diupayakan pelatihan khusus juga agar apa yang dibutuhkan industri tersebut dapat dipenuhi.
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini
Kompetensi Umum dalam Unit Ini
Tingkat
Kompetensi Umum dalam Unit Ini
Tingkat
Mengumpulkan, Mengelola dan Menganalisa Informasi
3
Menggunakan Ide-ide dan Teknik Matematika
2
Mengkomunikasikan Ide-ide dan Inforrnasi
3
Memecahkan Masalah
2
Merencanakan dan Mengorganisir Aktifitas-aktifitas
3
Menggunakan Teknologi
2
Bekerja dengan Orang Lain dan Kelompok
2
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini
Tingkat
Karakteristik
1
Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2
Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3
Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
bab 4 Strategi penyajian
A Rencana Materi
Catatan: 1.Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.
2.Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
Elemen
Kriteria Unjuk Kerja
Topik Pelatihan
Kegiatan
Tampilan
1.0 Mengidentifikasi klasifikasi dan memilih penggunaan elektroda las busur manual
1.1 Klasifikasi elektroda disebutkan dan dijelaskan.
1.2 Macam-macam salutan dan jenis elektroda dan aplikasi penggunaannya dijelaskan dan didemonstrasikan
1.3 Penanganan dan rekondisi elektroda diuraikan
Klasifikasi Elektroda :
- salutan dan aplikasi penggunaan
- rekondisi elektroda
Penyajian
Tanya-jawab
Diskus
Latihan
Handout
OHT
Tugas
2.0 Mengidentifikasi prosedur dan teknik pengelasan pada posisi vertikal dan di atas kepala.
2.1 Metode-metode persiapan bahan diuraikan dan didemonstrasikan..
2.2 Penempatan bahan dan posisi elektroda dijelaskan.
2.3 Urutan, arah dan gerakan elektroda difahami dan dijelaskan.
Prosedur Pengelasan Pelat pada Posisi Vertikal dan di Atas Kepala:
- persiapan bahan
- penempatan bahan pada posisi vertikal dan di atas kepala
- urutan pengelasan
- arah dan gerakan elektroda
Penyajian
Tanya jawab
Handout
OH
3.0 Melaksanakan pengelasan sambungan sudut ( fillet ) pada pelat posisi vertikal dan di atas kepala.
3.1 Bahan disiapkan sesuai gambar kerja dan ditempatkan sesuai dengan posisi pengelasan yang ditentukan.
3.2 Pengelasan menggunakan elektroda rutile dan low hydrogen pada poisi 3F dan 4F dilakukan dengan memperhatikan prosedur dan petunjuk keselamatan & kesehatan kerja yang berlaku.
3.3 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.
Pengelasan Sambungan T Posisi Vertikal dan di Atas Kepala Menggunakan Elektroda Rutile :
- sambungan T satu jalur posisi 3F
- sambungan T dua jalur posisi 3F
- sambungan T satu jalur posisi 4F
- sambungan T tiga jalur posisi 4F
Pengelasan Sambungan T Posisi Vertikal dan di Atas Kepala Menggunakan Elektroda Low Hydrogen :
- sambungan T satu jalur posisi 3F
- sambungan T dua jalur posisi 3F
- sambungan T satu jalur posisi 4F
- sambungan T tiga jalur posisi 4F
Penyajian
Tanya jawab
Latihan
Handout
OHT
Tugas
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi
Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
1.1 Klasifikasi elektroda disebutkan dan dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang klasifikasi elektroda dengan mengacu pada standar yang berlaku secara nasional dan/atau internasional.
HO 2 s.d 4
OHT 2
1.2 Macam-macam salutan dan jenis elektroda dan aplikasi penggunaannya dijelaskan dan didemonstrasikan
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang macam-macam salutan dan jenis elektroda dan memberi tugas tentang penggunaan jenis-jenis elektroda.
HO 2 , 3 & 5 7
Tugas 1
OHT 1 s.d. 3
1.3 Penanganan dan rekondisi elektroda diuraikan
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang penanganan dan rekondisi elektroda
HO 7 s.d. 8
OHT 4
2.1 Metode-metode persiapan bahan diuraikan dan didemonstrasikan..
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang prosedur umum pengelasan dan teknik-teknik persiapan bahan untuk pengelasan pada posisi tegak dan di atas kepala.
HO 9 s.d. 12
OHT 5 s.d. 7
2.2 Penempatan bahan dan posisi elektroda dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang metode penempatan bahan dan posisi elektroda untuk pengelasan pada posisi tegak dan di atas kepala.
HO 12
2.3 Urutan, arah dan gerakan elektroda difahami dan dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang urutan, arah dan gerakan elektroda untuk pengelasan pada posisi tegak dan di atas kepala
HO 13 s.d 14
OHT 8 & 9
3.1 Bahan disiapkan sesuai gambar kerja dan ditempatkan sesuai dengan posisi pengelasan yang ditentukan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksananakan, termasuk penyetelan mesin las yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan ( langkah kerja ).
Tugas 2 s.d. 9
3.2 Pengelasan menggunakan elektroda rutile dan low hydrogen pada poisi 3F dan 4F dilakukan dengan memperhatikan prosedur dan petunjuk keselamatan & kesehatan kerja yang berlaku.
Instruktor/ pelatih memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) dan peserta ditugasi untuk melakukan sesuai dengan petunjuk dan demonstrasi.
Intrukto/ pelatih memeriksa peletakan bahan untuk tiap tugas praktik.
Tugas 2 s.d. 9
3.3 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.
Instruktor/ pelatih memberikan penjelasan tentang teknik-teknik membersihkan benda kerja dan mendemontrasikannya serta memberi tugas tentang hal yang sama pada peserta.
Tugas 2 s.d. 9
C Materi Pendukung untuk Pelatih
Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:
1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.
2.Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.
3.Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.
Lembar Informasi
HO 1
LAS BUSUR MANUAL-IIA (Shielded Metal Arc Welding-IIA)
BSDC-0704
Nama Peserta:
No. Identitas : ..
HO 2
1. KLASIFIKASI ELEKTRODA
Elektroda bersalutan adalah jenis elektroda yang dipakai pada proses las busur manual, terdiri dari kawat inti dan dilapisi selaput/ salutan atau fluksi. Adapun jenis kawat inti dan salutan tersebut dijadikan faktor pembeda antara satu dengan yang lainnya pada klasifikasi elektroda.
Adanya klasifikasi elektroda diperlukan karena keberagaman jenis bahan dan bentuk konstruksi yang digunakan dalam manufaktur , sehingga dengan demikian, klasifikasi elektroda akan memudahkan dalam pemilihan dan penggunaan elektroda tersebut.
Klasifikasi elekrtoda las busur manual ini mengacu pada American Welding Society (AWS) Specification, yakni Spesifikasi A5.1 untuk mild steel dan A5.5 untuk low-alloy steel yang secara umum penamaan atau kode serta penggunaannya telah diuraikan pada Paket BSDC-0701 ( Las Busur Manual-IIIA )
a. Tipe Salutan dan Penggunaannya
1. Rutile
Rutile adalah jenis elektroda untuk penggunaan umum dan dipakai untuk menyambung, pada pekerjaan-pekerjaan struktur dan baja lembaran. Elektroda ini mudah digunakan pada berbagai posisi, penetrasi sedang dengan percikan yang sedikit dan hasil las yang rapi/ halus.
2. Cellulose
Elektroda cellulose membentuk terak yang sangat tipis yang cukup mudah dibersihkan. Untuk mengimbangi terak yang tipis, elektroda menghasilkan suatu volume gas pelindung yang besar untuk melindungi cairan logam selama proses pengelasan.
Elektroda cellulose mempunyai karakteristik busur yang kuat dan agresif serta mencair dan membeku secara cepat. Penetrasinya dalam dengan percikan yang banyak, maka elektroda ini digunakan terutama untuk pengisian akar (root) pada pengelasan pipa, pelat dan baja profil.
3. Serbuk Besi
Elektroda serbuk besi menghasilkan penetrasi yang dalam dan akan mencair dengan cepat bila arus pengelasan yang tinggi digunakan.
Secara umum digunakan untuk menghasilkan penetrasi akar yang baik pada sambungan tumpul posisi di bawah tangan dan sambungan sudut posisi mendatar.
4. Low Hydrogen
Elektroda low hydrogen akan mengahasilkan pengisian dengan sifat mekanik yang sangan baik.
Elekroda jenis ini digunakan untuk mengelas baja karbon sedang, baja paduan atau untuk menghasil sambungan-sambungan yang kuat.
HO 3
Untuk lebih jelasnya klasifikasi dan macam-macam jenis salutan serta penggunaan tiap-tiap elektroda tersebut dapat diuraikan pada tabel berikut ini :
Klasifikasi
Tipe Salutan
Arus
Penggunaan secara Umum
E XX10
Cellulose
DC Positif
- Pengelasan akar (root)
- Pengelasan Pipa
E XX11
AC/DC Positif
E XX12
Rutile
AC/DC Negatif
Penggunaan Umum
E XX13
AC/DC
E XX14
Rutile, serbuk besi ( 30%
AC/DC
Penggunaan Umum
E XX15
Low hydrogen
DC Positif
Untuk penyambungan yang kuat dan kualitas tinggi
E XX16
AC/DC Positif
E XX18
Low hydrogen, serbuk besi ( 25%
AC/DC Positif
E XX20
Oksida Besi Kadar Tinggi ( High Iron Oxide )
AC/DC
Untuk pengelasan akar (root) pada sambungan tumpul posisi di bawah tangan dan sambungan sudut posisi horizontal.
E XX24
Rutile, serbuk besi ( 50%
AC/DC
Untuk pengisian jumlah banyak/ cepat pada posisi di bawah tangan.
E XX27
Mineral, serbuk besi ( 50%
AC/DC
E XX28
Low hydrogen, serbuk besi 50%
AC/DC Positif
Untuk pengisian jumlah banyak/ cepat dan sambungan yang kuat.
Berdasarkan American Welding Society (AWS) Specification, maka berikut ini adalah contoh klasifikasi elektroda untuk Spesifikasi A5.1 dan A5.5 :
HO 4
TABEL KLASIFIKASI ELEKTRODA AWS A5.1-69
TABEL KLASIFIKASI ELEKTRODA AWS A5.5-69
HO 5
b. Pemilihan Elektroda
Banyak hal yang dijadikan dasar dalam menentukan tipe elekroda yang akan digunakan pada suatu pengelasan. Namun secara umum penetapan penggunaan elektroda didasarkan atas hal-hal berikit ini :
1. Bentuk/ jenis pekerjaan yang akan dibuat, yaitu : disain, jenis bahan, tebal bahan.
2. Tipe mesin las yang akan dipakai.
3. Karakteristik pengelasan, antara lain :
- banyaknya pengisian
- kekuatan
- kedalaman penetrasi
- kemudahan penyalaan
- level percikan
- volume terak dan kemudahan dalam membersihkannya
- emisi asap
Tabel berikut dapat mambantu dalam menentukan dan menetapkan jenis elektroda yang akan digunakan dalam pengelasan :
Karakteristik/ Spesifikasi
Tipe Elektroda
E 6010
E 6011
E 6012
E 6013
E 7014
E 7016
E 7018
E 7020
E 7024
E 7027
E 7028
Bentuk Sambungan :
Samb. Tumpul-flat
4
5
5
7
8
7
8
9
9
10
10
Samb. Tumpul-segala posisi
8
8
7
10
8
7
8
0
0
0
0
Fillet-flat, horizontal
2
3
8
7
8
5
8
8
10
9
9
Fillet-segala posisi
6
6
9
10
8
7
8
0
0
0
0
Bahan :
Tipis ( ( 6mm )
4
5
9
9
9
2
2
0
7
0
0
Pelat tebal
6
6
5
7
8
10
10
8
7
8
9
Baja sulfur tinggi
0
0
5
3
3
10
10
0
5
0
9
Penggunaan :
Tingkat pengisian
4
4
5
5
6
4
6
6
10
9
9
Kedalaman penetrasi
10
9
7
5
6
7
7
9
4
8
7
Kehalusan rigi las
6
6
8
9
9
7
9
6
10
10
10
Sedikit percikan
1
2
7
8
9
6
8
6
10
10
9
Kemudahan melepas terak
7
7
7
8
8
4
7
9
9
9
8
HO 6
Kualitas :
Tingkat suara
6
6
4
5
7
10
10
9
7
9
10
Kekenyalan
6
7
5
6
7
10
10
9
5
10
10
Alot pada temperatur rendah
8
8
4
5
8
10
10
9
6
9
9
Angka 0 = tidak direkomendasikan 10 = paling sesuai
Disamping hal-hal yang tersebut di atas, seorang teknisi las juga perlu memahami dan mengenali fisik elektroda secara baik, baik ukuran panjang, diameter serta warna tiap-tiap jenis elektroda, agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
Khusus untuk warna elektroda, menurut AWS dibedakan atas warna salutan (group color), warna kawat inti (spot color) dan warna ujung kawat inti ( end color ).
Gambar 1 : Warna Elektroda
TABEL WARNA ELEKTRODA MILD STEEL DAN LOW ALLOY STEEL
HO 7
TABEL WARNA ELEKTRODA LOW HYDROGEN LOW ALLOY STEEL
c. Rekondisi Elektroda
Kondisi yang kurang baik dari elektroda akan berdampak terhadap proses dan hasil las, misalnya kadar air pada elektroda terlalu tinggi ( lembab ). Hal ini akan menyebabkan keropos ( porosity ) dan/ atau keretakan pada hasil las, disamping menimbulkan masalah-masalah pada saat pengelasan, antara lain :
busur las tidak stabil
banyak percikan dan asap las
terak sulit dibersihkan
Untuk menghindari timbulnya hal-hal tersebut di atas, maka elektroda perlu selalu dijaga kondisinya sesuai dengan ketentuan masing-masing jenis elektroda.
Jika elektroda terlalu lembab, dapat dilakukan rekondisi dan dikering ulang dengan menggunakan alat pengering ( oven ) yang dapat diatur temperaturnya; dengan catatan, untuk jenis elektroda tertentu membutuhkan sedikit kelembaban agar salutannya tidak rusak.
Berikut ini adalah ketentuan umum dalam merekondisi elektroda ( biasanya rekondisi elektroda direkomendasikan oleh fabrik pembuatnya ) :
1. Elektroda Rutile :
Elektroda rutile membutuhkan sedikit kelembaban untuk menghasilan pengelasan yang baik. Ini dilakukan pada saat proses produksi.
Pengeringan ulang untuk elektroda jenis rutile dilakukan pada temperatur antara 70(C sampai dengan 170(C selama ( 30 menit.
2. Elektroda Cellulose :
Elektroda ini membutuhkan sedikit lebih banyak kelembaban untuk menghasilan pengelasan yang baik. Jika terlalu kering akan mempengaruhi busur las dan karakteristik pemakaian.
HO 8
Oleh karena itu, maka elektroda jenis cellulose tidak disarankan untuk dikeringkan dengan oven, tapi cukup pada udara terbuka.
3. Elektroda Low Hydrogen :
Elektroda low hydrogen harus digunakan dalam keadaan kering, sehingga jika lembab maka harus dikering ulang pada temperatur antara 300(C s.d. 350(C selama satu jam dan tidak boleh melebihi temperatur maksimal, di mana hal ini akan mengakibatkan berubahnya sifat kimia dan akan bersifat tetap.
4. Elektroda Serbuk Besi :
Elektroda serbuk besi harus digunakan dalam keadaan yang relatif kering, sehingga jika lembab maka harus dikering ulang pada temperatur sekitar 150(C selama satu jam.
HO 9
2. PROSEDUR PENGELASAN PELAT PADA POSISI TEGAK DAN DI ATAS KEPALA
Sama halnya dengan prosedur pengelasan pada posisi di bawah tangan dan horizontal, maka prosedur pengelasan pada posisi tegak dan di atas kepala yang dilakukan secara benar dan sesuai merupakan salah satu hal terpenting untuk mencapai kualitas pengelasan secara maksimum dan efisien/ ekonomis. Oleh sebab itu sebelum dilakukan pengelasan, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu prosedur pengelasannya agar proses dan hasil las dapat mencapai standar yang diharapkan.
a. Prosedur Umum
Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan adalah meliputi hal-hal berikut ini :
Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang elektroda. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
Pakai pakaian kerja yang aman.
Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja.
Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar.
Konsentasi dengan pekerjaan.
Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol.
Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya.
Matikan mesin las bila tidak digunakan.
Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.
b. Persiapan Bahan Las
Persiapan bahan las pada prinsipnya tidak berbeda untuk tiap posisi pengelasan, baik persiapan sambungan tumpul ( butt ) maupun untuk sambungan sudut ( fillet ), kecuali WPS untuk pekerjaan tertentu menghendaki lain.
( Metode-metode persiapan tersebut juga telah dibahas pada Paket Las busur Manual-IIIA / Unit BSDC 0701 )
1. Pembuatan Kampuh Las
Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan.
Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong).
HO 10
Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada pipa dapat dipakai Mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut.
Namun untuk keperluan sambungan sudut ( fillet ) yang tidak memerlukan kampuh las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti Hidrolic Shearing Machine.
Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
1. Kampuh V dan X ( Single Vee dan Double Vee )
Untuk membuat kampuh V dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Potong sisi plat dengan sudut ( bevel ) antara 30 - 35(
Gambar 2 : Pembuatan Bevel 1
b. Buat "root face" selebar 1 - 3 mm secara merata dengan menggunakan mesin gerinda dan/atau kikir rata. Kesamaan tebal/lebar permukaan "root face" akan menentukan hasil penetrasi pada akar ( root ).
Gambar 3 : Pembuatan Bevel 2
2. Kampuh U dan J.
Pembuatan kampuh U dan J dapat dilakukan dengan dua cara :
a. Melanjutkan pembuatan kampuh V (Single Vee) dengan mesin gerinda sehingga menjadi kampuh U atau J.
b. Dibuat dengan menggunakan teknik "gas/ flame gouging", kemudian dilanjutkan dengan gerinda dan /atau kikir.
HO 11
Setelah dilakukan persiapan kampuh las, baru dirakit (dilas catat) sesuai dengan bentuk sambungan yang dikerjakan.
2. Las Catat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah sebagai berikut :
Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat.
Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang penampang sambungan ( tebal bahan tersebut ).
Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka konstruksi sambungan harus 90( terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi saja, maka sudut perakitannya adalah 3( - 5( menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.
Dilas ke dua sisi
Dilas satu sisi
Gambar 4 : Persiapan Sambungan T
HO 12
Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada beberapa tempat, tergantung panjang benda kerja.
Untuk panjang benda kerja standar untuk uji profesi las (300 mm) dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat antara 15 -30 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las. Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat dilas catat pada kedua ujung saja.
Gambar 5 : Persiapan Sambungan Tumpul Kampuh V
c. Penempatan Bahan Las dan Posisi Elektroda
Penempatan bahan pada pengelasan pelat posisi tegak adalah posisi di mana bahan atau bidang yang dilas ditempatkan secara tegak ( vertikal ) atau sejajar dengan bidang vertikal, baik pada sambungan sudut maupun pada sambungan tumpul.
Sedangkan penempatan bahan pada pengelasan posisi di atas kepala adalah penempatan di mana bidang yang dilas mendatar dan memanjang pada bidang horizontal, tetapi bahan las adalah kebalikan dengan posisi di bawah tangan ( flat ).
Gambar 6 : Penempatan/ peletakan Bahan Posisi Tegak dan di Atas Kepala
HO 13
d. Arah dan Gerakan Elektroda serta Urutan Pengelasan
Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual pada posisi tegak terdiri dari: arah naik dan arah turun, di mana penerapan kedua arah pengelasan tersebut harus mengacu pada tuntutan pekerjaan atau WPS pengerjaannya.
Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.
Pada pengelasan sambungan sudut atau T posisi tegak naik pada jalur pertama diterapkan bentuk ayunan segi tiga, sedang pada jalur-jalur berikutnya sagat tergantung pada bentuk jalur pertama. Jika hasil dari pengelasan jalur pertama cukup lebar dan rata maka dapat diterapkan bentuk ayunan zig-zag atau C, tapi jika hasil jalur pertama masih cukup sempit ( membentuk sudut ) maka ayunannya masih tetap seperti jalur pertama ( segi tiga ).
Sedangkan pada sambungan sudut atau T posisi di atas kepala, secara umum tidak dilakukan ayunan/ gerakan elektroda ( hanya ditarik ) dengan sudut yang sesuai dengan prosedurnya.
Gambar 7 : Arah dan Gerakan Elektroda pada Sambungan Sudut Luar
Gambar 8 : Arah dan Gerakan Elektroda pada Sambungan T
HO 14
Adapun pengelasan sambungan tumpul posisi tegak pada jalur pertama dapat dilakukan arah naik dengan bentuk ayunan segi tiga, bila menggunakan jenis elektroda low hydrogen, tapi bila menggunakan elektroda jenis cellulose dilakukan pengelasan arah turun tanpa ayunan.
Sedang pada jalur-jalur berikutnya sagat tergantung pada bentuk jalur pertama. Jika hasil dari pengelasan jalur pertama cukup lebar dan rata, maka dapat diterapkan bentuk ayunan zig-zag atau C, tapi jika hasil jalur pertama masih cukup sempit ( membentuk sudut ) maka ayunannya masih tetap seperti jalur pertama ( segi tiga ). Adapun untuk jalur akhir ( capping ) diterapkan ayunan C ( lihat gambar ).
Sedangkan pada sambungan tumpul posisi di atas kepala, secara umum dilakukan geragan/ ayunan elektroda sbb :
Tugas
Tugas 1
Klasifikasi Elektroda
Petunjuk :
1. Siapkan 2 buah bahan pelat tebal 6 atau 8 mm ukuran 150 x 80 mm.
2. Siapkan elektroda rutile , cellulose dan low hydrogen ( 2,6 dan/ atau ( 3,2 mm.
3. Tempatkan satu pelat pada posisi di bawah tangan ( flat ) dan satu pelat pada posisi vertikal.
4. Lakukan pengelasan ( membuat jalur las ) dengan menggunakan ketiga jenis elektroda (rutile , cellulose dan low hydrogen) pada kedua posisi tersebut.
5. Amati proses dan hasil las serta bandingkan ketiga jenis elektroda tersebut
6. Catat hasil pengamatan dengan mengisi tabel berikut :
7. Diskusikan sesama teman dalam grup kerja atan dengan pembimbing
No
Karakteristik
Rutile
Cellulose
Low Hydrogen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Amper las
Kemudahan penyalaan
Percikan
Asap las
Kestabilan busur
Suara
Penetrasi
Bentuk rigi las
Kemudahan dalam membuang terak
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Kesimpulan :
.
.
.
Tugas 2
Sambungan T Satu Jalur Posisi 3F Menggunakan Elektroda Rutile
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T satu jalur pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 6 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 8 x 70 x 200 mm, 2 buah
Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan elektroda E 6013 (3,2mm arah naik dengan penekanan pada konsistensi gerakan/ ayunan elektroda.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/ gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Vertikal
AWS E 6013 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis horizontal.
Bentuk segi-tiga
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
6mm, + 2, - 0mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 3
Sambungan T Dua Jalur Posisi 3F Menggunakan Elektroda Rutile
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T dua jalur bertumpuk pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 8 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
terak terperangkap maksimum 2 mm2.
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 70 x 200 x 8 atau 10mm, 2 buah
Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 atau 10 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T dua jalur bertumpuk menggunakan elektroda rutile E 6013 ( 3,2mm arah naik dengan terlebih dahulu mengelas pada jalur pertama dengan cara yang sama dengan tugas 2.
Penekanan pengelasan ini adalah konsistensi pada gerakan/ ayunan elektroda dan lebar kaki las.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Vertikal
AWS E 6013 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis horizontal.
Zig-zag
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
8mm, +2, - 0 mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 4
Sambungan T Satu Jalur Posisi 4F Menggunakan Elektroda Rutile
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T satu jalur pada pelat posisi di atas kepala ( 4F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 6 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 8 x 70 x 200 mm, 2 buah
Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 4F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan elektroda E 6013 (3,2mm dengan gerakan elektroda lurus ( tanpa diayun ).
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Di atas kepala ( 4F )
AWS E 6013 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis vertikal.
Tanpa diayun
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
6mm, + 2, - 0mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 5
Sambungan T Tiga Jalur Posisi 4F Menggunakan Elektroda Rutile
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T tiga jalur pada pelat posisi di atas kepala ( 4F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 8 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
terak terperangkap maksimum 2 mm2.
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 70 x 200 x 8 atau 10mm, 2 buah
Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 atau 10 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada kedua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 4F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T tiga jalur menggunakan elektroda rutile E 6013 ( 3,2mm dengan terlebih dahulu mengelas pada jalur pertama dengan cara yang sama dengan tugas 4.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Di atas kepala ( 4F )
AWS E 6013 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis vertikal.
Tidak diayun
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
8mm, +2, - 0 mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 6
Sambungan T Satu Jalur Posisi 3F Menggunakan Elektroda Low Hydrogen
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T satu jalur pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda low hydrogen dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 6 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
3. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
4. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 8 x 70 x 200 mm, 2 buah
Elektroda jenis low hydrogen ( E 7018 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan elektroda E 7018 (3,2mm arah naik dengan penekanan pada konsistensi gerakan/ ayunan elektroda.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/ gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Vertikal
AWS E 7018 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis horizontal.
Bentuk segi-tiga
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
6mm, + 2, - 0mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 7
Sambungan T Dua Jalur Posisi 3F Menggunakan Elektroda Low Hydrogen
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T dua jalur bertumpuk pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda low hydrogen dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 8 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
terak terperangkap maksimum 2 mm2.
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 70 x 200 x 8 atau 10mm, 2 buah
Elektroda jenis low hydrogen ( E 7018 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 atau 10 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T dua jalur bertumpuk menggunakan elektroda low hydrogen E 7018 ( 3,2mm arah naik dengan terlebih dahulu mengelas pada jalur pertama dengan cara yang sama dengan tugas 6.
Penekanan pengelasan ini adalah konsistensi pada gerakan/ ayunan elektroda dan lebar kaki las.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Vertikal
AWS E 7018 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis horizontal.
Zig-zag
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
8mm, +2, - 0 mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 8
Sambungan T Satu Jalur Posisi 4F Menggunakan Elektroda Low hydrogen
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T satu jalur pada pelat posisi di atas kepala ( 4F ) menggunakan elektroda low hydrogen dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 6 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 8 x 70 x 200 mm, 2 buah
Elektroda jenis low hydrogen ( E 7018 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 4F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan elektroda E 7018 (3,2mm dengan gerakan elektroda lurus ( tanpa diayun ).
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Di atas kepala ( 4F )
AWS E 7018 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis vertikal.
Tanpa diayun
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
6mm, + 2, - 0mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
Tugas 9
Sambungan T Tiga Jalur Posisi 4F Menggunakan Elektroda Low hydrogen
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T tiga jalur pada pelat posisi di atas kepala ( 4F ) menggunakan elektroda low hydrogen dengan memenuhi kriteria:
lebar kaki las 8 mm
kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
sambungan jalur rata
undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
tidak ada overlap
terak terperangkap maksimum 2 mm2.
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5(.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Seperangkat mesin las busur manual
Peralatan bantu
Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
Pelat baja lunak, ukuran 70 x 200 x 8 atau 10mm, 2 buah
Elektroda jenis low hydrogen ( E 7018 ) ( 3,2 mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 atau 10 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90( )
4. Membuat las catat pada kedua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 4F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T tiga jalur menggunakan elektroda low hydrogen E 7018 ( 3,2mm dengan terlebih dahulu mengelas pada jalur pertama dengan cara yang sama dengan tugas 4.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1.Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
CEKLIS
KET.
Benar
Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Peralatan kerja
Peletakan bahan
Pemilihan elektroda
Posisi elektroda
Ayunan/gerakan elektroda
Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai
Di atas kepala ( 4F )
AWS E 7018 ( 3,2mm
( 45( terhadap pelat dan 5 - 15( terhadap garis vertikal.
Tidak diayun
Didinginkan dan dibersihkan
Semua peralatan dirapikan
F2.Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan
:
Nama Peserta
:
No. I.D. Peserta
:
Lama Pengerjaan
: Mulai tanggal .. pukul
Selesai tanggal .. pukul .
NO
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
CHECK LIST
Rekomendasi
Benar
Salah
1.
Lebar kaki las
8mm, +2, - 0 mm
2.
Bentuk jalur las
Seimbang dan rata
3.
Beda permukaan
0,5mm, ( 0,5mm
4.
Undercut
Maks. 0,5 x 10% panjang pengelasan
5.
Overlap
0 %
6.
Distorsi
Maksimum 5(
7.
Terak terperangkap
Maksimum 2 mm2
8.
Kerapian pekerjaan
Bersih dan bebas percikan
.., ..200
Penilai,
OHT 1
Transparansi
Tipe Salutan Elektroda dan Penggunaannya :
Rutile :
- penggunaan umum
- semua posisi
- penetrasi sedang
- percikan sedikit
- rigi las halus
Cellulose :
- terak tipis
- penetrasi dalam
- volume gas pelindung besar
- terutama untu las akar ( root )
Serbuk Besi :
- penetrasi dalam
- untuk sambungan tumpul flat dan fillet - horizontal
Low Hydrogen :
- sifat mekanik yang baik
- terutama untuk baja karbon sedang, baja paduan
OHT 2
KLASIFIKASI ELEKTRODA
Klasifikasi
Tipe Salutan
Arus
Penggunaan secara Umum
E XX10
Cellulose
DC Positif
- Pengelasan akar (root)
- Pengelasan Pipa
E XX11
AC/DC Positif
E XX12
Rutile
AC/DC Negatif
Penggunaan Umum
E XX13
AC/DC
E XX14
Rutile, serbuk besi ( 30%
AC/DC
Penggunaan Umum
E XX15
Low hydrogen
DC Positif
Untuk penyambungan yang kuat dan kualitas tinggi
E XX16
AC/DC Positif
E XX18
Low hydrogen, serbuk besi ( 25%
AC/DC Positif
E XX20
Oksida Besi Kadar Tinggi ( High Iron Oxide )
AC/DC
Untuk pengelasan akar (root) pada sambungan tumpul posisi di bawah tangan dan sambungan sudut posisi horizontal.
E XX24
Rutile, serbuk besi ( 50%
AC/DC
Untuk pengisian jumlah banyak/ cepat pada posisi di bawah tangan.
E XX27
Mineral, serbuk besi ( 50%
AC/DC
E XX28
Low hydrogen, serbuk besi 50%
AC/DC Positif
Untuk pengisian jumlah banyak/ cepat dan sambungan yang kuat.
OHT 3
KARAKTERISTIK ELEKTRODA
Karakteristik
Tipe Elektroda
E 6010
E 6011
E 6012
E 6013
E 7014
E 7016
E 7018
E 7020
E 7024
E 7027
E 7028
Bentuk Sambungan :
Samb. Tumpul-flat
4
5
5
7
8
7
8
9
9
10
10
Samb. Tumpul-segala posisi
8
8
7
10
8
7
8
0
0
0
0
Fillet-flat, horizontal
2
3
8
7
8
5
8
8
10
9
9
Fillet-segala posisi
6
6
9
10
8
7
8
0
0
0
0
Bahan :
Tipis ( ( 6mm )
4
5
9
9
9
2
2
0
7
0
0
Pelat tebal
6
6
5
7
8
10
10
8
7
8
9
Baja sulfur tinggi
0
0
5
3
3
10
10
0
5
0
9
Penggunaan :
Tingkat pengisian
4
4
5
5
6
4
6
6
10
9
9
Kedalaman penetrasi
10
9
7
5
6
7
7
9
4
8
7
Kehalusan rigi las
6
6
8
9
9
7
9
6
10
10
10
Sedikit percikan
1
2
7
8
9
6
8
6
10
10
9
Kemudahan melepas terak
7
7
7
8
8
4
7
9
9
9
8
Kualitas :
Tingkat suara
6
6
4
5
7
10
10
9
7
9
10
Kekenyalan
6
7
5
6
7
10
10
9
5
10
10
Alot pada temperatur rendah
8
8
4
5
8
10
10
9
6
9
9
Angka 0 = tidak direkomendasikan 10 = paling sesuai
OHT 4
REKONDISI ELEKTRODA
Kondisi elektroda yang kurang baik akan berdampak terhadap proses dan hasil las
Masalah yang yang timbul bila elektroda lembab :
- busur las tidak stabil
- banyak percikan dan asap las
- terak sulit dibersihkan
Ketentuan Umum rekondisi elektroda :
- Elektroda Rutile : kering ulang pada temperatur antara 70(C - 170(C selama ( 30 menit.
- Elektroda Cellulose : tidak disarankan untuk dikeringkan dengan oven, tapi cukup pada udara terbuka.
- Elektroda low hydrogen : dikering ulang pada temperatur antara 300(C s.d. 350(C selama satu jam dan tidak boleh melebihi temperatur maksimal.
- Elektroda Serbuk Besi : dikering ulang pada temperatur sekitar 150(C selama satu jam.
OHT 5
PROSEDUR PENGELASAN PELAT PADA POSISI TEGAK DAN DI ATAS KEPALA
Prosedur Umum :
Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang elektroda.. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
Pakai pakaian kerja yang aman.
Konsentasi dengan pekerjaan.
Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol.
Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar.
Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selam bekerja.
Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya.
Matikan mesin las bila tidak digunakan.
Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.
OHT 6
Prosedur Persiapan Bahan Las
Pembuatan Kampuh V dan X ( Single Vee dan Double Vee ) :
OHT 7
Las Catat :
Dilas ke dua sisi
Dilas satu sisi
OHT 8
Arah dan Gerakan Elektroda serta Urutan Pengelasan Posisi Tegak dan di Atas Kepala
Arah dan Gerakan Elektroda pada Sambungan Sudut Luar :
Arah dan Gerakan Elektroda pada Sambungan T :
OHT 9
Arah dan Gerakan Elektroda pada Sambungan Tumpul :
Posisi Tegak :
Posisi di Atas Kepala :
Bab 5 CARA Menilai Unit Ini
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?
Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud dalam Standard Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?
Tanyakan pada diri Anda sendiri : Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta pelatihan?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita maksud dengan kata kompeten. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :
menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima
mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan.
merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah
memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan
mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru.
Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki
Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:
kualifikasi terdahulu
belajar secara informal.
Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.
Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan dipakai.
Ujian yang Disarankan
Umum
Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a)Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-kompetensi/kriteria unjuk kerja.
(b)Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.
Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
pengetahuan dan keterampilan pokok
hubungan dengan keterampilan praktik.
Untuk penilaian unit Las Busur Manual-IIA disarankan hal-hal sebagai berikut ::
Penilaian Pengetahuan Pokok
Penilaian Teori
Elemen 1 : Klasifikasi Elektroda
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1. Kenapa klasifikasi elektroda diperlukan ?
2. Elektroda cellulose terutama digunakan untuk pengelasan dengan penetrasi yang dalam dan pengelasan akar ( root ), kenapa ?
3. Coba bandingkan tingkat pengsian antara elektroda serbuk besi dengan rutile (lihat tabel), beri penjelasan secara singkat !
4. Jika akan mengelas sambungan sudut (fillet) posisi flat, maka tipe elektroda yang paling direkomendasikan adalah : ..
5. Tipe elektroda apa yang yang paling direkomendasikan untuk mengelas pelat-pelat yang tebal atau baja sulfur ?
6. Elektroda yang menghasilkan kualitas terbaik adalah tipe : ..
7. Jelaskan spesifikasi warna elektroda berikut :
- warna kawat (spot color) dari elektroda : E6010, E6012, E7011G
- warna ujung kawat (end color) dari elektroda : E7015, E7018
8. Apa yang dimaksud dengan rekondisi elektroda ?
9. Jika elektroda rutile lembab, maka dikeri