Imunodefisiensi 2012

21
KELAINAN IMUNODEFISIENSI Dr. Haris Budi Widodo

Transcript of Imunodefisiensi 2012

Page 1: Imunodefisiensi 2012

KELAINAN IMUNODEFISIENSI

Dr. Haris Budi Widodo

Page 2: Imunodefisiensi 2012

Keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respons imun normal.

Primer: karena kelainan genetik herediter Sekunder: akibat penyakit primer lainnya

misal infeksi, kemoterapi, sitostatika, radiasi, imunosupresan. Juga karena lansia dan malnutrisi.

Berdasar komponen sistem imun yg terjangkit:

- Defisiensi imunitas humoral- Defisiensi imunitas seluler- Defisiensi imunitas humoral dan seluler- Defisiensi komplemen dan sistem fagositik

Page 3: Imunodefisiensi 2012

PEMBAGIAN DEFISIENSI IMUN

A. DEFISIENSI IMUN NON SPESIFIK1. Defisiensi komplemen2. Defisiensi interferon dan lisozim3. Defisiensi sel NK4. Defisiensi sistem fagosit

B. DEFISIENSI IMUN SPESIFIK1. Defisiensi kongenital (primer)2. Defisiensi imun spesifik fisiologik

Page 4: Imunodefisiensi 2012

C. Defisiensi imun didapat atau sekunder

1. Infeksi2. Obat, trauma, tindakan

kateterisasi dan bedah3. Penyinaran4. Penyakit berat5. Kehilangan imunoglobulin6. Agamaglobulinemia dengan

timoma

Page 5: Imunodefisiensi 2012

Imunodefisiensi PrimerImunodefisiensi PrimerMenunjukkan gejala klinik pada masa anak (6 bln– 2 th) berwujud infeksi berulang.1. Agammaglobulinemia tipe Bruton X linked2. Common Variable Immunodeficiency (CVI)3. Defisiensi Ig A selektif (Isolated /selective

Ig A deficiency)4. Sindroma DiGeorge (Hipoplasia Timus)5. Sindroma Wiskott-Aldrich (Imunodefisiensi

disertai trombositopenia dan eksema6. Penyakit Imunodefisiensi Gabungan yang

Berat (SCID)7. Defisiensi sistem komplemen8. Cacat fungsi sistem fagosit

Page 6: Imunodefisiensi 2012

AGAMMAGLOBULINEMIA TIPE BRUTON X LINKED

Merupakan defisiensi sistem imun humoral, hanya mengenai anak laki-laki. Diturunkan melalui kromosom X (X linked).

Mekanisme dasar penyakit: berkurangnya limfosit B pada darah tepi dan organ imun perifer, seperti tonsil, limpa dan kelenjar getah bening.

Diduga ada kelainan pada gen yg diperlukan untuk proses maturasi atau diferensiasi sel pre-B menjadi sel B yg matur.

Page 7: Imunodefisiensi 2012

Secara klinis gejala yg timbul adalah infeksi berulang dgn bakteri piogen, misal berupa konjungtivitis, otitis media, faringitis, bronchitis, pneumonia dan infeksi kulit.

Penderita dpt mengalami komplikasi paralysis dan ensefalitis pasca imunisasi polio namun patogenesisnya belum jelas.

Penderita cenderung menderita penyakit autoimun spt artritis rheumatoid, lupus eritematosus, dermatomiositis serta infeksi persisten dgn Giardia lamblia.

Page 8: Imunodefisiensi 2012

COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY (CVI)

Secara umum jumlah sel B cukup, namun terdapat cacat pada proses diferensiasi atau fungsi terminalnya. Cacat tersebut berupa kegagalan sel B untuk berdiferensiasi menjadi sel plasma sehingga pembentukan imunoglobulin kurang memadai jumlahnya atau berupa kelainan intrinsik pada sel B sendiri.

Secara klinik kelainan ini ditemukan pada laki-laki dan perempuan pada masa anak-anak dan dewasa muda.

Page 9: Imunodefisiensi 2012

DEFISIENSI IG A SELEKTIF

Banyak ditemukan pada orang kulit putih. Dapat terjadi secara familial atau sekunder akibat infeksi campak, toxoplasma atau virus lainnya.

Mekanisme yang mendasari adalah cacat pada proses diferensiasi sel B membentuk Ig A. Penderita kelainan ini bisa asimtomatik.

Page 10: Imunodefisiensi 2012

Gejala klinik biasanya berupa infeksi berulang pada daerah mukosa seperti saluran pernafasan, saluran cerna dan urogenital.

Hal ini karena selain Ig A serum yang rendah juga Ig A sekretori yang merupakan sawar pada pertahanan utama pada mukosa berkurang.

Penderita juga cenderung mengalami penyakit alergi dan autoimun.

Page 11: Imunodefisiensi 2012

SINDROMA DIGEORGE (HIPOPLASIA TIMUS)

Disebabkan karena kekagalan perkembangan saccus faringeal 3 dan 4 pada minggu ke-8 kehamilan.

Akibatnya terjadi hipoplasia dan aplasia kelenjar timus dan paratiroid, serta malformasi jantung dan pembuluh darah besar. Bentuk mulut, hidung dan muka juga abnormal.

Page 12: Imunodefisiensi 2012

Imunitas seluler tidak ada (limfosit T tdk ada pada darah tepi sedangkan parakorteks kelenjar getah bening limpa, sel plasma dan kadar imunoglobulin cenderung normal.

Penderita sangat rentan terhadap infeksi virus dan jamur disertai tetani akibat aplasia kelenjar paratiroid.

Dengan transplantasi timus penderita dapat tertolong.

Page 13: Imunodefisiensi 2012

SINDROMA WISKOTT-ALDRICH

Kelainan ini bersifat X-linked recessive, ditandai dgn trombositopenia, eksema dan infeksi berulang yg dapat bersifat fatal.

Mekanisme kelainan ini adalah cacat pada protein membran dan cacat pada pematangan sel pokok hematoipoetik.

Page 14: Imunodefisiensi 2012

Secara klinik penderita semula menunjukkan kelenjar timus yang normal namun berangsur terjadi penurunan jumlah sel T secara progresif di sirkulasi darah dan daerah parakorteks kelenjar getah bening.

Penderita cenderung mengalami infeksi berulang, trombositopenia dan eksem. Juga rentan terhadap keganasan limfoid.

Page 15: Imunodefisiensi 2012

PENYAKIT IMUNODEFISIENSI GABUNGAN YANG BERAT

Merupakan kombinasi defisiensi imun seluler dan humoral. Dikenal 2 kelompok kelainan yaitu yang diturunkan secara autosomal recessive dan X-linked recessive.

Secara klinis penderita menunjukkan kerentanan terhadap berbagai jenis infeksi, baik bacterial, jamur maupun virus dan tidak dijumpai imunoglobulin dalam darah. Pengobatan kasus ini dicoba dgn transplantasi sumsum tulang dan terapi gen

Page 16: Imunodefisiensi 2012

DEFISIENSI SISTEM KOMPLEMEN

Komplemen merupakan substansi penting dalam reaksi radang dan respon imun shg defisiensi komplemen akan menyebabkan gangguan sesuai fungsinya.

Contoh defisiensi C3 berdampak pada kerentanan terhadap infeksi bakteri piogenik.

Defisiensi C1q, C2, C4 rentan thd penyakit kompleks imun krn pemusnahan kompleks imun dari sirkusi terhambat

Defisiensi C5-C8 rentan thd neisseria (gonore)

Page 17: Imunodefisiensi 2012

CACAT FUNGSI SISTEM FAGOSIT

Sangat jarang terjadi, bermanifestasi sebagai radang granulomatosa yang dikenal sebagai Job system dan beberapa kelainan kongenital lainnya.

Gangguan ini menyebabkan kegagalan untuk melawan infeksi.

Page 18: Imunodefisiensi 2012

IMUNODEFISIENSI

Infeksi Malaria dan rubella kongenital dpt

menyebabkan defisiensi antibodiObat-obat terutama sitotoksik, gentamisin,

amikain, tobramisin dapat mengganggu kemotaksis netrofil. Tetrasiklin dapat menekan imunitas seluler, kloramfenikol dapat menekan respons antibodi, sedangkan rifampisin dapat menekan baik imunitas humoral maupun seluler.

Penyinaran Dosis tinggi menekan seluruh jaringan limfoid,

sedangkan dosis rendah dapat menekan aktivitas Ts secara selektif.

Page 19: Imunodefisiensi 2012

Penyakit BeratDefisiensi imun didapat dpt terjadi akibat berbagai penyakit yg menyerang jaringan limfoid seperti penyakit hodkin, mieloma multiple, leukemia dan limfosarkoma.

Imunoglobulin dapat hilang melalui usus pada diare.

Page 20: Imunodefisiensi 2012

AIDS Terjadi lisis CD4 besar-besaran, lisisnya

sel CD4+ ini akan mengakibatkan rasio sel CD4+: CD8+ berkurang yaitu kurang dari satu.

Selain penurunan kuantitas sel, kualitas atau fungsi limfosit Th juga menurun. Hal ini antara lain disebabkan oleh:

1) Penurunan kemampuan proliferasi sel; 2) Penurunan produksi sitokin;

Page 21: Imunodefisiensi 2012

3) Penurunan kemampuan pemberian isyarat intra sel (intra cellular- signaling)

4) Penurunan kemampuan pengenalan antigen baru oleh limfosit T (akibat berkurangnya ekspresi molekul HLA sel penyaji antigen yang diperlukan untuk menopang penyajian protein / antigen baru dipermukaan sel yang terinfeksi).