implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

19
Implikasi Transcultural Dalam Praktek Keperawatan

Transcript of implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Page 1: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Implikasi Transcultural Dalam Praktek Keperawatan

Page 2: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Rumusan Masalah

• Definisi transcultural nursing

• Tujuan penggunaan keperawatan transkultural

• Konsep transkultural nursing

• Kepercayaan kuno dan praktek pengobatan

• Tradisional konsep kesehatan dan penyakit

• Konsep budaya

• Budaya dan agama untuk tenaga kesehatan

• Peran perawat

Page 3: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Definisi transcultural nursing

Transkultural berasal dari kata trans dan culture, trans berarti

alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung, sedangkan

culture berarti budaya.

Jadi,transkultural dapat diartikan sebagai pertemuan kedua

nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.

Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang

berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai

budaya. Menurut Leininger (1991).

Page 4: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat manusia

yang menjadi target pelayanan dalam perawatan bersifat bio,

psiko, sosial, spiritual.

Oleh karenanya, tindakan perawat harus didasarkan pada

tindakan yang komferhensif sekaligus holistik. Budaya

mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh

karena itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang

budaya orang yang dirawat. Misalnya kebiasaan hidup sehari-

hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-

lain.

Page 5: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Tujuan• Mengetahui hubungan budaya dimasyarakat dan dunia

keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan.serta

bagaimana budaya itu mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas

perawat.

• Tujuan dalam penggunaan keperawatan transkultural nursingdapat mengerti definisi agama dalam keperawatan . bagaimana

menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masing agama

yang berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama

• Membekali perawat pada saat akan melakukan tindakan

kepada pasien.

Page 6: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Tiga prinsip asuhan keperawatan yaitu:

1. Cul ture care preservation / maintenance

Yaitu prinsip membantu, memfasilitasi/memerhatikan

fenomena budaya guna membantu individu

menentukan tingkat kesehatan dan guna hidup yang

di inginkan.

Page 7: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

2.Culture care accommodation / negotiation

Yaitu prinsip membantu, memerhatikan fenomena buadaya yang ada, yang merefleksiakan cara untuk beradaptasi, bernegosiasi / mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.

Page 8: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

3.Culture care repatterning / restructuring

Yaitu prinsip merekonstruksi / mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.

Page 9: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Kepercayaan kuno dalam praktekpengobatan

Beberapa hal yang berhubungan kesehatan

(sehat-sakit)menurut beberapa cara pengobatan

budaya yang ada di indonesia diantaranya

adalah sebagai berikut

Page 10: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

a. Budaya Jawa

Menurut orang jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia

fisik dan batin. Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit

ada 2 konsep yaitu, konsep Personalistik dan Konsep

Naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan

oleh makhluk supernatural (makhluk ghaib, dewa), Mahluk yang

bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia

(tukang sihir ,tukang tenun). Penyakit ini disebut ora lumbrah

atau ora sabaeine (tidak wajar / tidak biasa). Penyembuhannya

adalah berdasarkan pengetahuan secara ghaib atau super natural,

misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi

personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kewalat.

Penyembuhannya dapat melalui seorang dukun.

Page 11: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Ada beberapa katagori dukun pada masyarakat jawa

yang mempunyai nama dan fungsi masing-masing.

a. Dukun Bayi, menangani terhadap penyakit yang

berhubungan dengan kesehatan bayi

b. Dukun pijat,menangani sakit terkilir, patah tulang.

c. Dukun mantra, manangani orang yang kemasukan roh

halus

Page 12: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

B. Budaya Sunda

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi

juga bersifat sosial budaya.istilah lokal yang biasa dipakai oleh

masyarakat jawa barat(orang sunda)adalah muriang untuk

demam, nyeri sirah sakit kepala.

Menurut orang sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit,panas atau makan terasa pahit. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur,sedangkan orang sakit disebut gering.

Page 13: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Contoh Aspek budaya yang berpengaruh terhadap

keperawatan maternitas yang terjadi dalam budaya:

1. Sebelum usia kehamilan 28 minggu ibu hamil tidak

diperbolehkan untuk menyiapkan perlengkapan bayinya dengan

alasan persiapan sebelum waktu mandi-mandi dapat

menyebabkan kematian bayi yang dikandung ibu. Kerugiannya

bila bayi yang dilahirkan prematur (28 minggu kehamilan),

maka tidak ada persiapan yang matang untuk memenuhi

perlengkapan bayi. Oleh sebab perawat harus mampu

mengidentifikasi budaya daerah masing-masing.

Page 14: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

2. Usia kehamilan 28 minggu ibu hamil dianjurkan

melakukan mandi-mandi/siraman dengan menggunakan

air bunga dan mayang kelapa yang ditepuk-tepukkan ke

seluruh badan ibu yang hamil dengan alasan agar bayi

yang dilahirkan selamat dan terhindar dari gangguan roh

gaib.

Page 15: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

3. Selama masa kehamilan ibu hamil maupun keluarganya tidak

diperbolehkan untuk memakan ikan yang disembelih dan tidak

boleh melihat hal-hal yang aneh/mengejek oranglain karena

diyakinkan dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap

pertumbuhan dan perkembangan janin dan mereka berkeyakinan

bayi yang akan dilahirkan akan menjadi cacat atau seperti

binatang yang dilukai.

Page 16: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

4. Bagi Ibu yang hamil dan bapak bayi tidak diperbolehkan

mandi dengan menggunakan sarung atau kain panjang yang

dililitkan ke lehernya, dengan alasan dapat membuat lilitan tali

pusat pada bayi sehingga mempersulit kelahiran.

Page 17: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

pengaruh agama dalam keperawatan

Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh, disini

agama dijadikan pedoman yang digunakan perawat dalam

melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu

pemahamaan tentamg peranan agama sangat penting dan

mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai

spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

Dengan demikian setiap perawat harus menunjukkan sikap etis

professional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya,

termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah

situasi yang sulit.

Page 18: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
Page 19: implikasi transcultural dalam praktek keperawatan

Kesimpulan

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.

Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang

budaya orang yang dirawat. misalnya kebiasaan hidup sehari-hari,

seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-lain.

Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental, seperti misalnya

wanita yang sedang hamil ingin diperiksa oleh bidan atau perawat

wanita daripada dengan dokter pria. Hal ini menunjukkan bahwa

budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.

Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini

adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama

seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek

pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut

kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.