Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
-
Upload
dream-design -
Category
Education
-
view
353 -
download
2
description
Transcript of Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
LAYANAN BANK INDONESIA TERHADAP EKONOMI MENENGAH DI
PASAR BANJARBARU
Penulis
Hermawan
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN KEPENDIDIKAN
PGRI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan karya
ilmiah dalam rangka membangun ekonomi daerah. Ekonomi daerah yang perlu
dibangun untuk membangun potensi pasar luas untuk memberi daya dongkrak
terhadap nilai – nilai keutuhan dalam pembangunan ekonomi bangsa. Dengan
judul :
LAYANAN BANK INDONESIA TERHADAP EKONOMI MENENGAH DI
PASAR BANJARBARU
Dalam penyelesaian penulisan karya ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu saya yang berada di DIY semoga sehat dan selalu mendapat
perlindungan dari Tuhan YME.
2. Ayah saya yang berada di DIY semoga sehat dan selalu mendapat
perlindungan dari Tuhan YME
3. Rekan-rekan Mahasiswa STKIP Banjamasin terutama yang di Banjarbaru
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
karya ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat
membawa manfaat bagi semua kita semua.
Banjarbaru, 19 Mei 2014
Tim Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hidup barangkali kini terasa makin nyaman, dan untuk itu kita layak
memberikan ucapan terima kasih pada para inovator dan ilmuwan yang telah
mempersembahkan aneka produk inovatif dihadapan kita. Perkembangan akan
nilai dan tujuan akan semakin tinggi dalam ranah kemajuan. Dalam pergulatan
dunia modern ini peluang – peluang dalam perkembangan teknologi akan
memberikan suatu nilai dan perubahan akan dasar – dasar pengembangan industri.
Kajian dalam suatu nilai yang membangun adalah ekonomi bergerak dengan
sistem instruktural kompetensi secara bersih.
Sistem intruktural adalah sistem membangun semangat dengan nilai – nilai
pancasila. kaitan dengan ini pula dapat didasarkan akan nilai kedisplinan dan
kredibilitas maju seorang manusia. Dalam dua dekade silam, kita mungkin tak
pernah membayangkan betapa kita bisa melayangkan sederet kalimat romantis
pada kekasih kita melalui medium SMS. Atau, juga melakukan chatting dengan
kawan diseberang samudera melalui fasilitas internet. Teknologi canggih telah
mendunia pada modern zaman ini. Karena itu, siapa tahu dua puluh lima tahun
lagi kita bisa menikmati mesin waktu, komputer masa waktu yang dapat melihat
kembali sejarah perjuangan para pahlawan atau bahkan rumah – rumah yang
berterbangan dilangit.
Impian terbesar manusia adalah membangun nilai – nilai yang bergerak
dengan sistem kemajuan pesat dalam ranah ekonomi modern. Dalam suatu
perusahaan atau instansi seperti dipacu untuk terus meluncurkan aneka bentuk
layanan publik yang berinovasi. Mulai dari produk serta layanan yang memadai
untuk membangun potensi acuan ekonomi. Dengan kata lain, tanpa inovasi,
sebuah perusahaan atau instansi hampir pasti akan terpelanting mati dalam sirkuit
persaingan bisnis yang kian brutal.
Dalam pengelolaan manajemen yang demokratis, bergerak cair dalam
lintas luar negeri. Dalam perkembangan ekonomi, terlihat baik dan buruk
perdagangan dalam dunia ekonomi merupakan salah satu aspek kemajuan untuk
memajukan negara. Terlihat dalam dominasi bank – bank dunia akan memberikan
nilai berbeda terhadap suatu bentuk ekonomi bangsa.
Sejarah panjang dalam perkembangan dunia, ekonomi bangsa dan negara
terjadi akibat struktur organisasi tersusun dalam kaidah kedisplin yang modern
tinggi. Jika dalam kekuatan ekonomi negara adalah pola energi mengalir dalam
sistem kebijakan dasar ekonomi membangun bangsa.
Dalam ekonomi bank, ini dapat dikaitkan dengan struktural ekonomi
negara dan bangsa. penguasa yang perkasa akan membangun ekonomi bangsa
dengan struktural kompenten modern. Dalam kajian teori ekonomi modern ,
ekonomi akan perkasa jika ranah dua dimensi dapat terukur. Ketetapan yang akan
dicapai merupakan bentuk dari apa yang dapat membangun bangsa dan negara.
Jika kita melihat dari bentuk – bentuk akan visi dan misi suatu instansi
maka acuan yang diarahkan sesuai standar apa yang menjadi visi dan misinya.
Kaitan dalam beberapa hal dapat memberikan akan impian dan standart untuk
membangun implementasi visi dan misi nilai – nilai strategis.
Kita tahu seluruh aspek yang terjadi adalah bentuk akan kemajuan sentral
ekonomi modern untuk memajukan angka terhadap peningkatan usaha. Sentral
usaha industri terjadi bila kita lihat pokok dalam perkembangan kemajuan negara.
Dalam dunia ekonomi kekuatan bank merupakan aspek terpenting dalam
meningkatkan kesejahteraan. Ranah ini memungkinkan untuk membangun
pondasi kekuatan ekonomi negara. Kaitan dengan kemampuan pondasi negara
akan terbentuk dalam Visi dan Misi bank yang membangun ekonomi bangsa.
Kuat lemah dalam membentuk pondasi ekonomi negara ditentukan
adanya visi dan misi bank yang strategis. Dalam perkembangan bisnis yang
semakin merajai dunia teknologi adalah pokok utama dalam membangun sinergi
ekonomi bangsa.
B. Rumusan Masalah
a. Layanan publik Bank Indonesia dalam memberikan layanan
masyarakat untuk membangun ekonomi
b. Strategis bank Indonesia dalam upaya menangani masalah ekonomi
c. Semangat kerja propfesional para pegawai Bank
d. Inovasi dalam pemberian nilai – nilai usaha pada masyarakat dengan
penyuluhan
C. Tujuan penulisan
a. Membangkitkan akan nilai – nilai strategis bank Indonesia di
regional
b. Meningkatkan upaya Bank Indonesia dalam layanan
c. Membangun nilai – nilai strategis untuk menangani ekonomi
d. Menciptakan landasan penyuluhan dalam meningkatkan inovasi
masyarakat
D. Manfaat
a. Sebagai dasar menangani masalah – masalah ekonomi modern
b. Tingkat kedisplinan, profesionalis terjaga dalam jiwa karyawan
c. Peningkatan ekonomi menengah dalam membangun negara
d. Pasar luas dapat menciptakan ekonomi bangsa
E. Tinjuan Pustaka
Nilai – nilai strategis
Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan
dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya.
Sedangkan dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan dimasa yang
akan datang yang diharapkan terjalin dengan program tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuantersebut.
Strategi pemasaran adalah rencana pemasaran untuk menentukan pasar
dan konsep bauran pemasaran. E.Jerome McCarthy dan StanlYJ. Saphiro
mendefenisikan strategi pemasaran sebagai berikut :
"Marketing strategy is a target market and a related marketing mix"
Strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran pemasaran yang
berhubungan. Dalam hal ini menurutnya terdapat dua bagian yang saling
berhubungan :
a) Pasar sasaran : kelompok konsumen yang relatif sama yang ingin diraih
perusahaan
b) Bauran pemasaran : variabel-variabel yang terkontrol yang dilaksanakan
oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran.
Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu
Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah inisering
disebut STP (Segmenting, Targetting, Positioning). Langkah pertama adalah
segmentasi pasar, yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli
yang terpisah-pisah yang membutuhkan produk dan / atau bauran pemasaran
tersendiri.
Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran yaitu tindakan memilih
satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki maupun dilayani. Langkah ketiga
adalah
Positioning yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan
manfaat produk yang istimewa dari produk di dalam pasar.
Langkah-langkah strategi pemasaran
Layanan
Pelanggan / kustomer selain harus dipuaskan dan dil ayani secara
maksimal untuk meningkatkan citra Sebuah Organisasi, juga pelanggan /
kustomer bisa menjadi partner yang sangat penting dan strrategis. Karena dari
pelanggan / kustomer sebuah Organisasi bisa mendapatkan input/feedback
yang sangat banyak guna peningkatan kinerja organisasinya baik secara
kedalam maupun secara keluar dan ini semua akan dapat berdampak
meningkatnya penjualan atau meningkatnya nilai tambah bagi Organisasi yang
bersangkutan. Komunikasi pemasaran sangat penting dibutuhkan bagi sebuah
Organisasi, karena tanpa ada suatu program Marketing yang dikembangkan
atau dibuat sebuah Organisasi tidak akan mendapatkan input yang benar dan
akurat dari pelanggan / kustomernya.
Untuk mengembangkan suatu program marketing yang baik dapat pula
memanfaatkan teknologi informasi yang saat ini sudah begitu canggih. Sebuah
Organisasi dalam melayani pelanggan / kustomer dapat pula membuat suatu
layanan yang bersifat online, agar pelanggan / kustomer dapat mengakses
dengan mudah, cepat, tepat dan akurat. Dalam menyiapkan informasi penting dan
mutakhir agar dapat memberi kan layanan informasi yang optimal kepada
pelanggan / kustomer, memahami betapa penting informasi tersebut untuk
pelanggan / kustomernya dengan menyiapkan infrastruktur yang mendukung
layanan informasi, seperti menyiapkan SDM yang berkualitas untuk membantu
pelanggan / kustomer, menyiapkan ruanga yang nyaman, menyiapkan fasilitas
penelusuran yang terkini. Semua kegiatan diatas dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan / kustomer dan dengan sendirinya akan dapat
meningkatkan citra Sebuah Organisasi dimata pelanggan / kustomer dan stake
holder lainnya.
Hal ini dapat dikatakan bahwa marketing perlu karena:
a) Pelanggan / kustomer tidak tahu dan berhak tahu pentingnya sebuh
produk/jasa bagi kehidupannya.
b) Pelanggan / kustomer tidak tahu dan berhak tahu bahwa Sebuah
Organisasi, Perusahaan dan lembaga informasi yang disediakan,
menyediakan dan memberikan layanan informasi yang tentu bermanfaat
baginya.
Inovasi
Studi Bank Dunia sangat jelas dan rinci menggambarkan ruwetnya
rantai birokrasi Indonesia, dari prosedur untuk memulai bisnis baru,
pengurusan lisensi, registrasi properti, pengurusan ekspor-impor bahkan
prosedur untuk pembayaran pajak. Buruknya kondisi birokrasi ditandai
dengan berlimpahnya prosedur dan dokumen, yang pada akhirnya berakibat
pada panjangnya waktu proses yang mesti dilewati. Studi banding ini harus
dapat mengimbangi bahwa dalam menentukan tujuan pasar. Pangsa pasar yang
luas akan membangun layanan secara global.
Keterampilan penting yang berhubungan dengan pemecahan masalah
secara kreatif dalam bidang ilmu pengetahuan melibatkan kemampuan untuk
mengubah bayangan, yang mengarah ke solusi baru, yang asli dan akurat.
Transformasi bayangan terjadi dengan cara perkalian, reintegrasi, hyperbolik,
metamorfosis dan jenis-jenis transformasi citra visual lainnya. Salah satu contoh
adalah pengembangan pangsa pasar secara imajinasi kreatif bagi para pebisnis
modern berbakat dengan penggunaan visualisasi dan berpikir metaforis telah
berjalan di berbagai pasaran dunia baru-baru ini. Kemampuan untuk
mengidentifikasi diri dengan masalah dan struktur tugas sangat mempengaruhi
kualitas akhir dari solusi kreatif. Pada tahap pemecahan masalah para pebisnis
menggunakan visualisasi dan berpikir metaforis, termasuk teknik yang
memungkinkan transformasi membuat gambar, yang membuat proses berpikir
lebih efektif dan menawarkan kemungkinan untuk menemukan solusi yang sama
sekali baru terhadap masalah. Pemikiran fleksibilitas yang luar biasa berkaitan
dengan kemampuan transformasi membuat gambar, membuat seluruh proses lebih
efektif dan pada saat yang sama memungkinkan transformasi dinamik untuk
mencari solusi.
F. Landasan Teori
Dalam perkembangan bisnis jasa maka penerapan 4P pada bidang jasa
terlampau sempit, sehingga oleh pakar marketing mendefinisikan ulang bauran
marketing untuk bidang jasa. Hasilnya ada tambahan unsur bauran marketing,
yaitu people, process, customer services, physical evidence (Tjiptono, 2006:32).
Setiap unsur bauran marketing saling terkait, namun demikian tingkat kepentingan
unsur bauran marketing antar bidang saja bervariasi. Lupiyoadi (2006:70)
menyatakan bahwa Bauran marketing (marketing mix) merupakan alat bagi
pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program marketing yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi marketing dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses.
G. Metode Penelitian
Penelitian Implementasi Visi dan misi Bank Indonesia ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan racangan penelitian studi kasus. Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah orang (human instrument),
yaitu peneliti itu sendiri. Data primer dan sumber data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian di pasar Banjarbaru
dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi pasif, dan
studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi data. Namun dalam penelitian ini hanya
menggunakan dua teknik pengecekan keabsahan data, yaitu teknik kredibilitas
(validitas internal) dan teknik dependabilitas (reliabilitas).
Tahap-tahap yang harus dilalui dalam melakukan penelitian adalah tahap
pra-lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Sehingga peneliti
sendiri yang terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
melalui sumber Isi beruapa hasil kajian temuan ide pengembangan yang sesuai
dengan tujuan dan rumusan. Dasar untuk menetapkan sebuah azas ekonomi
modern dalam mengembang pasar makro.
BAB II
ISI
PEMBAHASAN
A. Strategis dan Pelayan Bank Indonesia di regional
Dalam strategis pelayan, upaya peningkatan dalam konteks ini akan
mengacu pada bentuk struktural akan organisasi yang mengacu akan nilai displin
dan kepercayaan. Layanan terbaik untuk memberikan apa yang terjadi
Persoalannya kemudian adalah: bagaimana caranya suatu perusahaan atau
organisasi bisa menjadi lebih inovatif; bukan hanya dalam aneka produk yang
dibuat, namun juga dalam rangkaian proses pengelolaan manajemennya?
Sejumlah penyelidikan menyebut tiga aspek kunci yang layak digenggam dalam
perlombaan menjadi sang jawara inovasi.
Dalam pembandingan layanan yang iternal merupakan kunci membangun
inovatif karyawan. Dalam keadaan yang demikian maka ada beberapa aspek yang
perlu diperhatiakan agar layanan Bank Indonesia menjadi jawara di ekonomi
masyarakat.
1. Aspek yang pertama adalah, penciptaan iklim inovasi dalam
denyut kehidupan suatu perusahaan.
Ibarat manusia adalah jantung. Ibarat rumah adalah tiang.
Dalam penciptaan suatu iklim pasar. Penentuan inovasi sangat
menguntungkan dalam menjaga stabilitas pangsa pasar. Dalam
konteks ini Bank BI sebagai patokan dan sumber dana dalam dana
indonesia harus bisa membangunkan nilai- nilai yang
mengarahkan pada ekonomi kerakyatan.
Tentu saja harus segera disebut bahwa penciptaan iklim ini
tidak hanya dapat dilakukan melalui aneka slogan atau lips service
belaka. Iklim ini hanya bisa mekar melalui sistem departemen, dan
diusung melalui pola kepemimpinan yang terbuka terhadap
beragam ide baru, betapapun radikalnya ide baru itu. Dalam
kenyataannnya, pola kepemimpinan yang demokratis bahkan
disebut sebagai faktor kunci bagi mekarnya kreativitas diantara
para karyawan. Tanpa pola kepemimpinan yang empowering,
maka barisan karyawan yang penuh daya kreativitas sekalipun,
niscaya akan layu dan tenggelam dalam frustasi lantaran ide-
idenya selalu terbentur dengan tembok birokrasi yang mematikan.
2. Aspek yang kedua, adalah adanya visi dan arah yang jelas
mengenai strategi Bank BI menghadapi lansekap pasar masa
depan.
Tanpa strategi yang jelas, setiap kali proses inovatif yang
telah dimunculkan hanya akan berputar-putar ditempat tanpa
mampu diterjemahkan menjadi produk unggul yang
menguntungkan dan menang di pasaran. Seperti diumpakan
perkataan tanpa tindakan. Kisah klasik yang tragis mengenai
kehebatan para peneliti di Xerox mungkin layak disebut disini.
Pada tahun 70an, para peneliti Xerox inilah yang pertama
kali menemukan teknologi mouse, dan juga tampilan windows
yang kini menghiasi setiap layar komputer. Namun tragisnya, para
petinggi Xerox tidak mampu melihat itu semua sebagai strategi
penciptaan produk yang menguntungkan. Pada akhirnya,
perusahaan lainnya yang kemudian mengeksploitasi beragam
temuan inovatif itu menjadi aneka produk legendaris. Pesannya
barangkali jelas: sebuah perusahaan mesti menempatkan segenap
proses inovasinya dalam payung strategi yang jelas mengenai
masa depan. Tanpa itu, maka proses inovasi yang melelahkan
hanya akan berujung pada kegagalan yang tragis.
3. Aspek yang terakhir yang juga layak diperhatikan ketika Bank BI
hendak berinovasi adalah kepekaan mengantisipasi kebutuhan
masa depan pelanggan.
Memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan
barangkali merupakan pilihan mutlak yang kudu diambil ketika
sebuah entitas bisnis hendak melestarikan kejayaannya.
Pertanyannya kemudian adalah : langkah strategis apa yang
semestinya diambil agar mantra kepuasan pelanggan tak berhenti
pada mantra belaka? Dari sejumlah wacana, kita mungkin bisa
menyebut beragam item : mulai dari pengembangan visi yang
berfokus pada pelanggan; penumbuhan benih-benih inovasi buat
menghasilkan high value added products hingga perintisan budaya
service excellence, dan juga perampingan proses bisnis untuk
mempercepat pelayanan. Lalu, apakah beragam item ini cukup
untuk mewujudkan impian tentang satisfied customers?
Jawabannya barangkali tidak.
Terlihat bahwa dalam menentukan pelayan yang regional Bank harus
memperhatikan.
Sebab sepertinya ada satu item yang punya peran kritikal namun sialnya,
selama ini acap luput dalam perbincangan mengenai pemenuhan kepuasan
pelanggan. Item itu berbunyi begini: untuk memuaskan pelanggan maka hal
pertama yang harus Anda lakukan adalah memuaskan karyawan. Dengan kata
lain, you can not create satisfied customers without satisfied employees. Proposisi
ini sejatinya didukung juga oleh serangkaian studi di berbagai belahan dunia.
Penelitian yang dilakukan oleh Dana Jones (1996) misalnya; menunjukkan
adanya hubungan yang positif antara customer satisfaction (CS) dengan employee
satisfaction (ES). Artinya tingkat kepuasan karyawan Anda berbanding lurus
dengan tingkat kepuasan pelanggan yang Anda miliki — semakin puas karyawan
Anda, maka semakin tinggi juga tingkat kepuasan pelanggan Anda, dan
sebaliknya. Temuan serupa juga dikenali dan dimanfaatkan oleh Sears &
Roebuck, sebuah perusahaan retail terkemuka dari USA. Dari survei tahun yang
dilakukan, mereka menemukan bahwa rating kepuasan karyawannya amat
menentukan tinggi rendahnya rating kepuasan pelanggan mereka, dan pada
ujungnya berpengaruh terhadap tingkat profit yang mereka peroleh. Karena itu,
pihak top manajemen Sears kemudian meminta setiap store manager-nya untuk
peduli dengan kepuasan karyawannya; sebab faktor ini ternyata amat berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan dan juga tingkat profit yang diperoleh tiap
outletnya.
Melihat fakta-fakta diatas, lalu apa yang mestinya dilakukan? Jawabannya
barangkali jelas. Sejumlah inisiatif untuk memuaskan pelanggan yang selama ini
telah diusung ramai-ramai perlu juga dibarengi dengan inisiatif untuk memuaskan
karyawan. Ibarat merenovasi rumah, Anda tak mungkin hanya merias dinding-
dinding luarnya saja; namun juga musti menciptakan desain interior yang cantik
untuk memuaskan para penghuninya. Segenap promosi dan reklame tentang
gambar pelanggan yang tersenyum puas hanya akan menjadi sebuah parodi
manakala itu tak dibarengi dengan sebuah keseriusan untuk memberikan
pelayanan yang sempurna kepada para “pelanggan didalam” – yakni barisan para
karyawan. Dalam konteks ini ada sejumlah inisiatif yang layak diusung untuk
memuaskan para karyawan; semisal: membangun lingkungan kerja yang
kondusif; menawarkan variasi tugas yang challenging; menciptakan career plan
yang jelas atau juga menyodorkan paket remunerasi yang atraktif.
B. Membangun Nilai – Nilai Strategis Bank Indonesia
Bahkan, beberapa perusahaan kelas dunia tak segan mengerahkan segenap
energinya untuk benar-benar memberikan “layanan super istimewa” bagi para
karyawannnya. Ketika ‘learning organization’ telah menjelmakan dirinya dalam
wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman dimana
semua penghuninya terangsang untuk terus menerus belajar, dan dengan penuh
semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Pembangunan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat dan santosa dapat dinilai sebagai dampak
perkasa suatu bank.
Sebuah taman dimana semua anggotanya dinaungi spirit keriangan untuk
selalu mempersembahkan karya terbaik.Lalu, apa itu learning organization atau
organisasi pembelajar ? Secara general, konsep ini dapat diartikan sebagai
kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran
(self learning) – sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan
bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul. Di sebagian
perusahaan, departemen SDM sering masih diidentikkan dengan persoalan
administrasi personalia belaka, dan hanya punya peran yang marginal dalam
pengendalian arah strategis masa depan perusahaan. Para pengelola SDM
dianggap tidak memahami bahasa bisnis, dan karenanya kurang dianggap sebagai
mitra sejajar bagi divisi atau departemen lainnya dalam menggerakan arah
perusahaan.
Harus diakui, kenyataan diatas merupakan realitas yang banyak terjadi di
perusahaan di republik ini. Untuk membalikkan situasi semacam ini, setidaknya
terdapat dua langkah kunci pembenahan dalam diri internal para pengelola
departemen SDM yang perlu segera diusung dan dilakonkan. Langkah yang
pertama adalah ini: bahwa setiap pengelola SDM disetiap perusahaan mesti
memahami dinamika industri dan bisnis dimana perusahaannya berada. Mereka
mesti setidaknya mengetahui posisi perusahaannya dalam peta persaingan pasar,
mesti memahami dinamika pertumbuhan industri dimana perusahaanya berkiprah,
dan juga mampu membaca arah perkembangan bisnis masa mendatang. Dalam
kenyatannya, banyak para karyawan di departemen SDM yang gagap ketika
ditanya mengenai pertumbuhan bisnis perusahaannya, atau juga tentang
konfigurasi persaingan bisnis masa depan.
Bahkan mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahu total salesdan
market share produk-produk perusahaannya. Tentu saja, ini sebuah ironi. Sebab,
bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akanmampu mencetak future leaders
jika arah perkembangan bisnis di industrinya saja tidak paham? Atau, jika mereka
tidak memahami tantangan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnisnya dimasa
mendatang?
Langkah berikutnya tentu saja adalah membekali diri dengan pemahaman
yang solid mengenai berbagai konsep dan praktek pengelolaan SDM yang benar.
Para pengelola departemen SDM mesti mampu merumuskan dan merealisasikan
strategi pengembangan SDM yang integratif dengan kebutuhan bisnis
perusahaannya. Dalam hal ini,mereka mestinya juga dapat memahami dan mampu
mengaplikasikan beragam metode pengembangan SDM dengan tepat sasaran.
Sebab rasanya ganjil jika kita memiliki niatan untuk mendidik orang lain, namun
ilmu dan metode yang kita kuasai ternyata tidak kuat. Ini ibarat mau menjadi
seorang guru, namun dengan bekal ilmu yang kosong. Jika ini yang terjadi, maka
sang murid tidak akan bertambah pandai namun mungkin sebaliknya, sang murid
itu justru kian bertambah pandir. Tanpa dibekali dengan ilmu manajemen SDM
yang kokoh, bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akan mampu
memintarkan para karyawan perusahaannya?
Dua langkah kunci diataslah yang akan mampu membuat peran para
pengelola departemen SDM menjadi lebih strategis dalam mengarahkan masa
depan perusahaan. Dengan itu pula, para pengelola SDM akan benar-benar
mampu mewujudkan kata-kata “our most important asset is our great people”
menjadi sebuah kenyataan yang indah. Sebaliknya tanpa proses transformasi
diatas, peran para pengelola SDM akan makin terpinggirkan, dan fenomena the
death of HR peoplebisa menjadi sebuah kenyataan pahit yang terpaksa mesti
ditelan.
Kotler dan Keller (2008 : 214) mengungkapkan bahwa, perilaku konsumen
dapat ditinjau dari berbagai sisi, karena perilaku membeli mereka sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis, dimana
sebagian besar faktor ini tak terkendalikan oleh pemasar, termasuk di dalamnya
gaya hidup konsumennya. Dengan demikian terlihat bahwa konsumen beraneka
ragam baik menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera. Hal ini
dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen
yang memang berbeda dan mengembangkan barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Robinson (dalam Dewi, 2002 : 6)Dewi
(2002 : 2) menyatakan, semakin banyaknya aktivitas dan meningkatnya
pendapatan, sehingga mengubah kebiasaan sebagian besar orang yang semula
berbelanja harian di pasar tradisional beralih berbelanja mingguan atau bulanan di
pasar modern, seperti mall/plaza, pasar swalayan, ataupun hyper market. Dengan
berubahnya pola hidup saat ini, konsumen cenderung memilih berbelanja di
tempat dengan lokasi yang strategis, bersih, nyaman, lengkap, berkualitas, serta
dengan berbagai fasilitas layanan yang menarik.
Kajian singkat pada the future consumer, yaitu : kaum remaja (dalam
Sinaga, 2008) diperoleh gambaran : (1) adanya keinginan berbelanja di pasar
modern karena bangga atau gengsi terhadap teman-teman; (2) menghendaki dalam
satu tempat memiliki banyak jenis barang yang dapat dibeli; (3) menghendaki
adanya rasa nyaman dan menyenangkan; (4) keinginan harga pasti (fixed price)
dari masing-masing jenis barang yang dijual karena tidak ada keinginan
bernegosiasi, serta memudahkan alokasi dana untuk berbelanja; (5) tingkat harga
yang reasonable; dan (6) pembayaran bisa diangsur. Menurut Sinaga (2005), pasar
modern merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen modern, sistem ini
akan membangun nilai – nilai strategis suatu Bank. Pada umumnya kawasan
perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang
baik kepada konsumen. Dalam implementasi nilai strategis bank Indonesia harus
menganut sisten kebijakan kebersamaan Pancasila. Rasa solidaritas dapat
membangun suatu uhkuwah kokoh dalam mempersatukan tujuan bangsa. Kita
tahu membangun suatu micro pasar menuju macro pasar membutuhkan hal – hal
yang dapat diterapkan masa macro pasar.
Seperti kita tahu pasar modern antara lain mall, supermarket, departement
store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, toko serba ada dan toko
grosir. Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang beragam.
Dalam penentuan tujuan keberhasilan nilai – nilai strategis pasar micro menuju
macro. Dana yang diberikan sebanding dalam menanngi masalah kendala
kebijakan pasar. Pokok utama pedulinya bank terhadap kendala kebijakan pasar.
Kepedulian bank Indonesia dalam melihat aspek kepeduliannya akan menerapkan
sistem pengacuan untuk mendorong pangsa modern.
Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik, misalnya dengan
adanya pendingin udara yang terdapat di setiap bagian ruangan. Perubahan-
perubahan perilaku konsumen saat ini, juga tidak luput dari perhatian pihak
manajemen Duta Mall, yang menjadi salah satu mall terbesar dan terfavorit di
Kalimatan Selatan.
Selain menyediakan barang- barang lokal, pasar modern juga menyediakan
barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin
karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang
rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar
modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari
segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti (tercantum harga
sebelum dan setelah dikenakan pajak).
Prinsip dasar dari proses pemasaran menurut Kotler dalam Deswindi
(2007) yang utama adalah bagaimana kita dapat memahami keinginan dan
kebutuhan dari konsumen. Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha (2008 : 5)
mendefinisikan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli aktual (pembelanja) maupun pembeli potensial (pengunjung). Suatu
produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen tentunya
akan terjual dipasaran dengan syarat target pasar produk tersebut tentunya harus
memiliki daya beli. Untuk itu konsumen yang menjadi target harus ditentukan
terlebih dahulu, sehingga dapat dipastikan konsumen tersebut sebagai pembeli
aktual yaitu kelompok masyarakat yang membeli produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, maka terlebih dahulu perusahaan harus melakukan penelitian
segmentasi pasar.
Dalam implemenatasi bank Indonesia terhadap nilai – nilai strategisnya.
Harus ada baiknya pemasar. Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan
Armstrong (2008 : 86) adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang digunakan
oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran.
Ada empat unsur bauran pemasaran ritel menurut Kotler dan Armstrong (2008 :
86), antara lain :
a. Keputusan pilihan produk dan layanan terhadap constumer harus
memutuskan tiga variabel produk utama, yaitu : pilihan produk, bauran pelayanan
dan atmosfer toko.
a) Pilihan produk; constumer harus bisa mendiferensiasikan produk
sambil menyesuaikan dengan ekspektasi pembelanja sasaran. Salah satu strategi
adalah menawarkan suatu bentuk layanan yang memberikan jaminan. Strategi lain
adalah` menampilkan acara perdagangan yang sukses, menawarkan layanan
kejutan atau constumer bisa mendiferensiasikan dirinya dengan menawarkan
pilihan produk yang ditargetkan secara khusus.
b) Bauran layanan juga bisa membantu memisahkan satu constumer dari
constumer lainnya. Misalnya, beberapa constumer mengundang pelanggan untuk
mengajukan pertanyaan atau berkonsultasi dengan perwakilan pelayanan secara
pribadi atau melalui telepon.
c) Atmosfer bank ; constumer harus merancang satu atmosfer yang sesuai
dengan pasar sasaran dan mendorong constumer agar mau mengakui akan nilai –
nilai kesopanan. Atmosfer bank menawarkan layana yang ampuh di mana
constumer dapat mendiferensiasikan bank mereka dari bank lainnya.
C. Inovasi Dalam Pemberian Nilai – Nilai Usaha Pada Masyarakat
Dengan Penyuluhan
Tanpa imajinasi dapatkah kita mengkonseptualisasikan geometri,
matematika, ilmu pengetahuan? Tanpa imajinasi dapatkan bangsa Mesir
membangun piramida?
Dengan imajinasi orang-orang seperti Bill Gates dan Steve Jobs, mampu
membayangkan bahwa suatu hari nanti terdapat komputer di setiap rumah, dan
kini telah terwujud yang tak terbayangkan oleh umumnya orang pada waktu itu.
Agaknya imajinasi dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Semua orang
membayangkan dunianya dan menafsirkannya melampaui indrawinya.
Imajinasi telah memberikan kontribusi terhadap inovasi dan revolusi di
seluruh penjuru dunia, untuk sekarang dan selamanya. Berbagai tanggapan telah
disampaikan pada penulis, khususnya berkenaan dengan artikel minggu lalu
dengan judul “Strategi Bank Berbasis Imajinasi Kolektif”. Walaupun dalam
percakapan sehari-hari kita sudah sering menggunakan kata “imajinasi” ini,
namun adakalanya kita menjadi bingung juga untuk menjelaskan apa yang
dimaksud dengan pengertian imajinasi dalam proporsi yang sebenarnya.
Para pembaca memang banyak yang bertanya tentang topik imajinasi
kolektif yang telah dipaparkan pada artikel minggu lalu tersebut. Tentunya
penulis bukanlah seorang “superman” yang mengetahui segalanya, sehingga
penulis sendiri lebih banyak bertanya dan berdiskusi kepada para pakar yang
kompeten dalam bidang ini, terutama rekan-rekan para psikolog, pekerja dan
insan kreatif yang memiliki pengalaman dan mendalami bidang ini. Dengan
segala keterbatasan wawasan yang penulis sadari – karena kompetensi penulis
bukan di bidang ilmu psikologi - maka dari hasil “bertanya pada ahlinya” ini,
penulis sampaikan kembali kepada para pembaca perihal penjelasan atau
pengertian tentang imajinasi ini.
Akhir-akhir ini banyak dilontarkan tentang agenda pengembangan
“ekonomi kreatif”, maka yang perlu disentuh terlebih dahulu – menurut hemat
penulis - adalah pengembangan daya imajinasi kreatif-kolektif dari SDM-nya,
baik para pelakunya maupun para inspiratornya. Tentu saja penjelasan ini
bukanlah suatu jawaban yang memuaskan, akan tetapi paling tidak akan sedikit
mengurangi kepenasaran tentang topik yang dimaksud, dan diperoleh gambaran
awal tentang pertanyaan yang menggelitik selama ini. Imajinasi adalah proses
kognitif yang merupakan kompleks kegiatan mental dimana unsur-unsur dalam
kegiatan mental tersebut lepas dari sensasi indrawi.
Imajinasi melibatkan sintetis yang memadukan aspek-aspek dari ingatan,
kenangan atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda dari
masa lalu atau menjadi realitas baru dimasa sekarang, atau bahkan antisipasi
realitas di masa yang akan datang. Imajinasi umumnya dianggap sebagai salah
satu dari "fungsi mental yang lebih tinggi," yang sering diasosiakan juga dengan
fantasi, angan-angan, atau bentuk pemecahan masalah secara orisinal yang
berbeda dari biasanya. Imajinasi umumnya sering dianggap sebagai dasar dari
ekspresi artistik, dan daya kreatifitas sebagai fungsi mental yang lebih tinggi.
Sedangkan imajinasi kreatif adalah pemikiran yang melibatkan daya
restrukturisasi, bukan hanyaendapan memori semata dari suatu sensasi sensorik.
Berfantasi juga sering dianggap sebagai kegiatan imajinasi kreatif yang bersifat
kompensasi atau fungsi pelampiasan"pelepasan ketegangan," meskipun hasil dari
beberapa penelitian terbaru telah meragukan pendapat ini. Imajinasi kreatif
adalah dasar untuk berprestasi di dua alam, yakni alam seni dan ilmu
pengetahuan, dan dalam hal ini para pakar telahmenganalisis proses kreatif
dengan harapan mampu mendorong lebih besar daya kreativitasnya melalui
berbagai jenis pelatihan. Penemuan-penemuan baru tentang fungsi khusus dari
belahan otak kanan dan otak kiri telah mengungkapkan bahwa belahan otak
kanan merupakan pusat dari berbagai fungsi mental yang umumnya dianggap
sebagai pusat kreatifitas, yang erat terkait dengan lompatan intuitif, yakni
kemampuan untuk mensintesiskan unsur-unsur yang ada ke dalam bentuk yang
baru.
Temuan ini telah diterapkan oleh para pelaku dalam ekonomi kreatif yang
ingin meningkatkan kreativitas individual para pelaku bisnis, baik dalam hal
layanan ataupun semangat. Imajinasi juga sering dikaitkan dengan topik quantum
learning dan daya iluminasi lainnya yang acapkali dimiliki oleh orang berbakat
jenius. Imajinasi kreatif diketahui penting bagi setiap aktivitas kreatif manusia,
yang sering dihubungkan dengan bidang seni, bidang penelitian ilmiah, baik di
bidang teknik maupun di bidang sosial.
Dalam penulis menelusuri ini berkaitan dengan implementasi bank dalam
penerapan di masyarakat. Dalam suatu temuan ilmiah menuntut solusi kreatif, di
satu sisi melibatkan proses berpikir logik, dan di sisi lain, menghasilkan temuan
nonkonvensional, asosiasi yang orisinal, yang mengarah pada ide-ide yang sama
sekali baru dan kreatif. Begitu juga hasil penelitian eksperimental dan studi lain
yang ditujukan kepada para pencipta karya besar yang menyiratkan adanya sifat
yang sangat spesifik, yakni imajinasi kreatif yang mereka miliki.
Dalam inovasi yang maju mencapai daya kesejahteraan masyarakat yang
modern maka daya imajinasi kreatif di perlukan dalam pengembang nilai – nilai
strategis bank.
Inovasi dalam implemantasi penerapa masalah ekonomi negara harus
mendapat sentuhan dari para pakar imajinasi. Hal ini untuk membuktikan nilai –
nilai strategis yang akan dicapai dalam memacu bank agar lebih dedikasi untuk
negeri.
Para pakar lain juga berpendapat bahwa imajinasi kreatif merupakan
kemampuan daya bayang visual spasial. Suatu imajinasi kreatif menghasilkan
entitas baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Salah satu cara yang
mengarah pada solusi kreatif adalah berpikir metaforis, yakni menghubungkan
berbagai elemen bayangan imajinatif dan situasi dengan cara yang mengejutkan,
secara tak terduga dan kadang-kadang tidak logik, yang mengarah ke pemahaman
baru tentang suatu fenomena. Melahirkan inovasi baru dalam bidang
pengembangan dan kemajuan merupakan daya kuat untuk membangun nilai –
nilai kemampuan yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan.
Karakteristik lain dari imajinasi kreatif adalah sifatnya yang dinamis, yang
mengubah gambaran lama dengan menciptakan karya yang benar-benar
merupakan entitas baru yang mengarah ke solusi baru.
Salah satu karakteristik yang paling penting dari pikiran manusia untuk
membuat temuan kreatif adalah terobosan yang terhubung dengan membuat
temuan, yang menyeberangi batas dan konvensi kebiasaan. Di satu sisi, terobosan
adalah upaya mencari solusi atau resolusi baru dan, di sisi lain, mengantisipasi
hasil temuan di bidang ilmiah. Disadari oleh para pakar, bahwa gagasan tentang
imajinasi,baik dalam pemahaman sehari-hari maupun dari sudut pandang
kejiwaan seringkali ambigu, apalagi bagi kita yang awam di bidang ini. Oleh
karenanya dalam konteks ini, imajinasi diasumsikan sebagai karakteristik dari
pikiran manusia yang berfungsi untuk menciptakan citra mental. Citra mental
adalah representasi internal benda nyata, peristiwa, atau situasi yang tidak
tergantung pada kejadian nyata dan persepsi atau keterlibatan langsung. Dalam
hal ini penting dibedakan antara imajinasi reproduksi dan imajinasi kreatif.
Imajinasi reproduksi terdiri dalam reproduksi benda, peristiwa dan situasi yang
pernah terlihat sebelumnya, dan sangat berhubungan dengan memori atau daya
ingat. Dengan demikian, imajinasi reproduksi berfungsi mereproduksi sensasi
atau pengindraan dan pengalaman masa lalu. Sementara imajinasi kreatif,
terhubung dengan upaya transformasi, cara baru, kreatifitas orisinal yang secara
sosial diakui menghasilkan entitas yang berharga, dan sering terkait dengan
aktivitas ilmiah dan seni serta bidang-bidang kegiatan kreatif individual lainnya.
Adanya keterkaitan khusus antara imajinasi kreatif dan karya kreatifitas telah
menarik minat para ilmuwan untuk menyelidiki karakteristik unik manusia ini.
Karakteristik lain dari jenis imajinasi adalah keterkaitannya dengan aspek emosi,
yakni suatu keterlibatan total dan mendalam dari individu dalam memecahkan
suatu masalah, sehingga imajinasi kreatif menghasilkan entitas baru yang tidak
diketahui sebelumnya. Selain menggunakan metafora atau kiasan dan transformasi
dalam mencari solusi baru, para ilmuwan, seniman dan penemu yang kreatif
sering dibantu oleh teknik visualisasi, yang membuatnya lebih mudah untuk
menemukan solusi kreatif dalam memecahkan misteri masalah.
Untuk mengetahui bagaimana fungsi imajinasi kreatif bekerja pada para
ilmuwan kreatif, maka sejumlah data biografi dan pernyataan dari para pencipta
terkemuka dikumpulkan melalui metode introspektif atau penelaahan kedalam
diri, yang merepresentasikan terjadinya transformasi mental dan citra visual yang
sering digunakan dalam proses kreatif mereka. Einstein misalnya, terkenal
karena keterampilan imajinatifnya, yang acapkali memecahkan masalah tentang
teori fisika melalui citra mental. Berdasarkan pengalaman Einstein, bahwa kata-
kata atau bahasa, lisan atau tertulis, tidak memainkan peran apa pun dalam proses
berpikirnya. Einstein melihat adanya unit mental yang melayaninya sebagai
elemen berpikir yang memberikan tanda dan bayangan yang dengan mudah
dapat direproduksi dan dikombinasikan. Dari sudut pandang kejiwaan, permainan
kombinasi ini tampaknya menjadi karakteristik berpikir kreatif, yang sebelumnya
tidak didahului oleh kerangka logik baik melalui kata-kata atau tanda-tanda
lainnya, yang dapat segera dikomunikasikan kepada orang lain. Selanjutnya,
Einstein berpendapat bahwa unit mental visualnya adalah anugerah dari alam.
Baru pada tahap kedua, kombinasi tersebut dikembangkan dan direproduksi
kedalam katakata dan bahasa konvensional atau tanda-tanda dan simbol lainnya
yang dapat dimengerti oleh orang lain. Rumus tentang kesetaraan masa dan teori
energi yang dibuat oleh Einstein sangat elegan dan sederhana, jika kita
mempertimbangkan struktur formalnya. Einstein mengatakan bahwa temuan ini
tidak dicapai melalui upaya verbal atau menggunakan aparatus matematika
formal, tetapi semuanya melintas secara intuitif melalui pantulan citra visualnya,
begitupun dengan temuan para ilmuwan lainnya.
Para fisikawan kontemporer sering mengungkapkan peristiwa
menakjubkan bahwa setiap penemuan yang tiba-tiba muncul melalui pencerahan
nonverbal. Tanpa diduga muncul solusi untuk masalah yang diselidiki, sehingga
karunia pencahayaan dikembangkan untuk tingkat yang luar biasa. Para ilmuwan
lainnya menulis bahwa kata-kata tidak muncul sama sekali dalam pikirannya
ketika ia berpikir tentang suatu masalah, kata-kata hanya muncul ketika konsep
baru perlu disampaikan kepada orang lain ketika ia harus membuat gambar
mental dalam bentuk verbal. Dalam hal ini citra mental mengambil bentuk
karakteristik seumpama gumpalan awan.
Ada dua cara dimana transformasi representasi mental menemukan
momentum imajinasi kreatif dalam sebuah kontinum, yakni: dengan beberapa
tahapan transformasi, atau yang datang secara tiba-tiba, dengan menghasilkan
gambar atau visual baru dengan karakteristik yang diperlukan. Citra mental
memiliki karakteristik yang sama sebagai gambar perseptif, berupa aktivitas
mental yang memberikan informasi visual yang sesuai dengan gambaran dunia
luar. Proses mental yang diolah pada gambar seolah-olah diamati oleh mata
pikiran , kadangkadang disebut juga sebagai “mata-hati”. Para ahli menyatakan
bahwa keanggunan dan kesederhanaan merupakan karakteristik khas citra mental
dalam pemecahan masalah secara kreatif, dan fenomena ini dikenal dalam
psikologi kreativitas. Solusi kreatif yang tadinya terlepas dari lapangan empirik,
kemudian memiliki struktur formal dan sederhana namun indah. Oleh karena itu
solusi kreatif bagi masalah fisika dan matematika sering diformulasikan kedalam
bentuk asas atau hukum yang memiliki struktur formal sederhana dan simetris
yang indah.
Pandangan ilmu kejiwaan menekankan pentingnya citra mental dan
imajinasi dalam proses pemecahan masalah ilmiah. Faktor tersebut berperan
sangat signifikan pada tahap menghasilkan ide-ide bagi memecahkan suatu
masalah, baik solusi logik dan langkah sistematis maupun ide yang muncul
secara tiba-tiba, dalam bentuk wawasan, atau pencerahan mendadak. Suatu
temuan ilmiah tentunya akan menuntut solusi kreatif, di satu sisi, memerlukan
keterlibatan proses berpikir logik, dan, di sisi lain, temuan tersebut non-
konvensional, asli atau orisinal, yang mengarah pada ide-ide yang sama sekali
baru dan kreatif. Solusi tersebut diharapkan membuka bidang yang sama sekali
baru secara ilmiah, disiplin, atau ranah penelitian baru, atau dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan penting bagi perkembangan kemanusiaan. Ada banyak
teknik pemecahan masalah secara kreatif, namun sejauh koneksi dan
efektivitasnya dengan imajinasi kreatif, yang paling penting adalah metode yang
menggunakan pemikiran metaforis atau kiasan dan gambar visual. Berpikir visual
adalah metode yang sering dianggap efektif digunakan oleh para peneliti dan
ilmuwan dalam memecahkan masalah secara kreatif, yaitu kemampuan yang
bervariasi bagi setiap individu dan boleh jadi seiring dengan tahap perkembangan
mental manusia. Dengan asumsi tersebut, muncul pertanyaan tentang
kemungkinan dilakukannya suatu pelatihan untuk membentuk kemampuan ini
dalam ilmu pendidikan bagi anak-anak dan remaja berbakat. Dari data ilmiah dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan ini
berhubungan dengan citra mental yang bergantung pula pada pengalaman awal
dan frekuensi penggunaan citra mental dan transformasi dalam pengalaman
hidup mereka.
Pentingnya proses rasional dan imajinasi kreatif untuk memecahkan
masalah ilmiah menunjukkan kebutuhan untuk melaksanakan suatu program
pelatihan, atau memasukkan faktor pengembangan imajinasi kreatif ini kedalam
kurikulum pendidikan untuk anak-anak dan remaja berbakat. Secara luas telah
diakui bahwa mengembangkan kemampuan luar biasa di bidang tertentu belum
tentu menjamin kesuksesan. Boleh jadi dalam suatu masyarakat, bahwa seorang
individu telah sangat berkembang kemampuannya dalam bidang tertentu, namun
perlu ditunjang oleh kemampuan kreatif sehingga sikap kreatif menjadi
karakteristik pribadi, bahkan melalui pengembangan semacam “virus kreatif”
dapat terbentuk karakteristik kolektif kreatif (imajinasi kolektif), yang oleh para
pakar sering disebut sebagai pembentukan 'kepribadian kreatif' atau bahkan
‘kreatifitas kolektif’. Terdapat dua tahap penting dalam proses pemecahan
masalah secara kreatif, pertama, adalah yang berhubungan dengan
mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalah itu sendiri, dan kualitas dari
tahap ini akan menentukan hasil akhir. Kedua, adalah kemampuan untuk melihat
masalah di mana orang lain tidak melihatnya, yaitu untuk melihat hal-hal baru
dalam situasi yang sudah dikenal baik, dan kemampuan untuk menemukan hal
baru, serta solusi asli yang berhubungan dengan suatu langkah terobosan, suatu
“pikiran liar” di luar konvensi yang ada. Termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan untuk mengubah fokus dan menggeser pikiran dan sensasi pribadi ke
arah objek lain, untuk menjauhkan diri dari situasi, pengetahuan dan kemampuan
yang sudah ada. Proses ini terjadi ketika seorang ilmuwan mengutarakan
struktur baru dari sutu fenomena lama, sehingga ladang atau bidang kegiatan baru
diciptakan. Metode ini melibatkan pemikiran metafora, yang merupakan dasar
untuk memecahkan masalah secara kreatif. Pergeseran dariberfikir logik rasional
menuju pada proses emosi-intuitif merupakan proses pengkombinasian informasi
dan seleksi yang mengarah pada menghasilkan entitas baru berdasarkan pada
kesamaan paradoks, adalah inti dari metafora kognitif yang baik.
Seperti permasalahan lainnya dalam strategis nilai – nilai bank indonesia
harus didorong oleh imajinasi kolektif untuk menemukan segmen – segmen yang
dapat memberikan daya dongrak bank. Daya dongkrak bank akan mendapat
respon yang baik mendukung dalam keperluan – keperluan dalam penemuan hal –
hal baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara tidak langsung komponen bank yang perkasa terjadi bila
perbandingan struktural ekonomi bank berbanding dengan struktural ekonomi
perkasa dalam konteks negara. Ekonomi bank yang perkasa merupakan bentuk
otonom dalam membangun perekonomian negara. Sesuai visi dan misi Bank
Indonesia maka implentasi yang dapat memberikan efek positif terhadap ekonomi
bangsa dan negara adalah sebagai berikut:
Daya bantuan rencana usaha yang bersifat struktural modern
Sistem kebijakan yang akan membangun ekonomi bangsa adalah struktural
modern. Berbanding dalam sistem ini penerapan kedisplin merupakan kajian
dalam membangun ekonomi bangsa.
Penyuluhan akan usaha dalam ranah ekonomi modern
Membangun sarana dan prasana bagi pengausaha muda untuk
membangun ekspedisi bisnis modern
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA