IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG...

43
i IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG FASILITASI BANTUAN HUKUM BAGI WARGA MISKIN KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Oleh BENY SYAPUTRA 8111412126 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG...

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

i

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA

SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

FASILITASI BANTUAN HUKUM BAGI WARGA

MISKIN KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Oleh

BENY SYAPUTRA

8111412126

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S Al-Baqarah : 286)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ( Q.S Al-Insyirah : 5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya (Bapak Ali Munir dan Ibu Yarnis) yang selalu

membimbing, memberikan doa serta dukungan baik secara materil maupun

imateriil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Almamater dan semua pihak yang memotivasi penulis dan membantu dalam

pembuatan skripsi ini.

3. Semua teman-teman Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang Angkatan

2012 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul:“ IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG FASILITASI BANTUAN HUKUM BAGI

WARGA MISKIN KOTA SEMARANG”. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Rodiyah, S.Pd.,S.H.,M.Si selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang.

3. Dr. Martitah, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang dan dosen pembimbing 1

4. Dani Muhtada, M.Ag, M.P.A., Ph.D selaku Ketua Bagian Hukum Tata

Negara Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

vii

5. Arif Hidayat, S.H.I, M.H selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, saran, dan kritik yang membangun

dengan sabar dan tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu.

7. Seluruh Dosen berserta Staf Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

8. Bapak Umar sidiq selaku staf bagian bantuan hukum Setda Kota

Semarang yang telah membantu dalam proses penelitian dan penyusunan

Skripsi.

9. Orang tua penulis, Bapak Ali Munir dan Bapak Yarnis serta kedua kakak

saya yang telah mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis agar

sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

10. Teman-teman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

yang membantu mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat-sahabat penulis : Heru, Yahya, Divo, Beny, Fatah yang selalu

memberi semangat untuk menyelesaian skripsi.

12. Anak-anak kos GGS yang tidak bosan mengingatkan untuk mengerjakan

skripsi.

13. Pb owner dan BBC squad yang terus memberi semangat untuk

menyelesaikan studi ini.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

viii

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

ix

ABSTRAK

Syaputra, Beny. 2019. IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG FASILITASI BANTUAN HUKUM BAGI

WARGA MISKIN KOTA SEMARANG. Skripsi Bagian Hukum Tata Negara Fakultas

Hukum Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I Dr. Martitah, M.Hum.

Pembimbing II Arif Hidayat, S.H.I, M.H.

Kata Kunci: Implementasi peraturan; Bantuan hukum; Warga miskin.

Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 34 UUD 1945 di mana di dalamnya

ditegaskan bahwa fakir miskin adalah menjadi tanggung jawab negara. Permasalahan

dalam penelitian ini Implementasi peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun

2010 tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota Semarang dan

Kendala-kendala apakah yang menghambat warga miskin kota Semarang dalam

mendapatkan bantuan hukum.

Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan Walikota

Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin

Kota Semarang menggunakan teori Lawrence M. Friedman.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian

kualitatif, dengan pendekatan yuridis empiris.Fokus penelitian implementasi

peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang fasilitasi bantuan

hukum bagi warga miskin Kota Semarang Sumber data penelitian berasal dari data

primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data yang berupa studi

kepustakaan, dokumentasi, wawancara dan observasi. Validitas data dengan teknik

triangulasi dan analisis data menggunakan interactive analisys models.

Teori Lawrence yang dikaitkan dengan pelaksanaan Perwal No 10 Tahun 2010

hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat atau rekayasa sosial tidak lain hanya

merupakan ide-ide yang ingin diwujudkan oleh hukum itu. Untuk menjamin

tercapainya fungsi hukum ,maka bukan hanya dibutuhkan ketersediaan hukum dalam

arti kaidah atau peraturan, melainkan juga adanya jaminan atas perwujudan kaidah

hukum tersebut ke dalam praktek hukum, atau dengan kata lain, jaminan akan adanya

penegakan hukum yang baik.

Simpulan Agar Pemerintah lebih mengoptimalkan dalam hal ini sosiaalisasi

mengenai bantuan hukum bagi warga miskin agar masyarakat Kota Semarang

mengetahui ada pendampingan bantuan hukum secara gratis dan tidak memakan

biaya yang mahal. Masyarakat dalam pengajuan juga tidak salah kalau sudah ada

sosialisasi dari pemerintah Kota Semarang.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

x

ABSTRACT

Syaputra, Beny. 2019. IMPLEMENTATION OF SEMARANG MAYOR

REGULATION NUMBER 10 OF 2010 CONCERNING FACILITATION OF LEGAL

ASSISTANCE FOR POOR CITIZENS OF THE CITY OF SEMARANG. Thesis of the

State Administration Law Department, Faculty of Law, Semarang State University.

Supervisor I Dr. Martitah, M.Hum.

Advisor II Arif Hidayat, S.H.I, M.H.

Keywords: Implementation of regulations; Legal aid; Poor citizen.

This is in accordance with the provisions of article 34 of the 1945

Constitution in which it is stressed that the poor are the responsibility of the state.

The problem in this study is the implementation of Semarang Mayor Regulation No.

10 of 2010 concerning the facilitation of legal aid for the poor of the city of

Semarang and what obstacles are hindering the poor of the city of Semarang in

getting legal aid.

The theory used in this thesis is the implementation of Semarang Mayor

Regulation No. 10 of 2010 concerning the facilitation of legal aid for poor citizens of

the city of Semarang using the theory of Lawrence M. Friedman.

The research method used in this paper is qualitative research, with an empirical

juridical approach. The research focus is the implementation of Semarang Mayor

Regulation No. 10 of 2010 concerning facilitation of legal aid for the poor of

Semarang City. The source of research data comes from primary data and secondary

data with data collection techniques. in the form of library studies, documentation,

interviews and observations. The validity of the data with triangulation techniques

and data analysis using interactive analysis models.

Lawrence's theory which is associated with the implementation of Perwal

No. 10 of 2010 law as a tool to change society or social engineering is nothing but

ideas that the law wants to realize. To guarantee the attainment of the legal function,

not only is the availability of law in terms of rules or regulations needed, but also the

existence of guarantees for the realization of these legal norms into legal practice, or

in other words, guarantees of good law enforcement.

Conclusions For the Government to optimize in this matter the socialization

of legal aid for the poor so that the people of Semarang City know that there is legal

assistance for free and does not cost a fortune. The public in the submission is also

not wrong if there has been a socialization from the Semarang City government.

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii

PERNYATAAN ORISINILITAS……………………………………………..…iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………...iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………..v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi

ABSTRAK………………………………………………………………………..ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xv

DAFTAR BAGAN……………………………………………………………….xvi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Identiikasi Masalah ............................................................................ 4

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….8

2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 8

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sistem Hukum Menurut Lawrence M. Friedman………….11

2.2.2 Teori Kewenangan dan Kekuasaan……………………………..14

2.3 Landasan Konseptual

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

xii

2.3.1 Sejarah Bantuan Hukum Di Indonesia………………………..18

2.3.1.1 Bantuan Hukum DI zaman Penjajahan Belanda……………18

2.3.1.2 Bantuan Hukum Di Zaman Penjajahan Jepang…………….19

2.4. Kerangka Berfikir ............................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN 24

3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 24

3.2 Jenis Penelitian ................................................................................ 25

3.3 Fokus Penelitian ............................................................................... 25

3.4 Lokasi Penelitian .............................................................................. 26

3.5 Sumber Data .................................................................................... 26

3.5.1 Data Primer .................................................................................... 26

3.5.2 Data Sekunder ................................................................................ 27

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29

3.6.1 Pengambilan Data Secara Langsung……………………….29

3.6.2 Pengambilan Data Secara Tidak Langsung……..................29

3.7 Validitas Data .................................................................................. 30

3.8 Analisis Data .................................................................................... 32

BAB IV PEMBAHASAN 33

4.1 Profil Umum Kota Semarang dan Setda Kota Semarang bagian bantuan

hukum .............................................................................................. 33

4.1.1 Profil Umum Kota Semarang…………………………..............33

4.1.2 Profil Setda Kota Semarang bagian bantuan hukum…………37

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

xiii

4.2 Implementasi peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2010

tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota

Semarang.........................................................................................56

4.3 Kendala-kendala yang mengahambat warga miskin kota Semarang dalam

mendapatkan bantuan hukum………………………………64

BAB V PENUTUP………………………………………………………………67

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 67

5.2 Saran – Saran ................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………70

LAMPIRAN……………………………………………………………………....73

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………8

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.4 Kerangka Berfikir…………………………………………………..23

Bagan 4.1.2 Struktur Organisasi SETDA Kota Semarang Bagian Hukum…….55

Tabel 4.1 grafik pemberian bantuan hukum oleh pemerinta Kota Semarang…57

Bagan 4.2 mekanisme pengajuan permohonana bantuan hukum kepada Pemkot

semarang……………………………………………………………………….62

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran-pemikiran mengenai hukum di Indonesia seringkali berkisar pada

persoalan-persoalan memahami dan menafsirkan aturan-aturan hukum yang ada

dalam sistem hukum nasional, bahkan tak hanya berurusan dengan dunia teknis

hukum semata-mata dan tergiring pada keterasingan atas kenyataan sosial yang ada.

Pada dewasa ini di Indonesia, Nampak suatu arus pemikiran hukum, yang di

satu pihak mencoba untuk menelaah dan mengkaji peranan hukum dalam masyarakat,

dan di lain pihak menganalisa kekuatan politik, ekonomi dan social yang menentukan

bekerjanya hukum. (Abdul Hakim,1981:hal 1)

Sejarah bantuan hukum menunjukan bahwa bantuan hukum pada mulanya

berawal dari sikap kedermawanan sekelompok elite gereja terhadap pengikut-

pengikutnya. Hubungan kedermawanan ini juga ada pada para pemuka adat dengan

penduduk sekitarnya. (Abdul Hakim,1981:hal 5)

Istilah bantuan hukum itu sendiri dipergunakan sebagai terjemahan dari dua

istilah yang berbeda yaitu “Legal Aid” dan “legal Assistance”. Istilah Legal Aid

biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pengertian bantuan hukum dalam arti

1

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

2

sempit berupa pemberian jasa jasa di bidang hukum kepada seorang yang terlibat

dalam suatu perkara secara Cuma Cuma/gratis khususnya bagi mereka yang kurang

mampu. Sedangkan pengertian Legal Assistance dipergunakan untuk menunjukkan

pengertian bantuan hukum oleh para Advokat yang mempergunakan honorarium.

(Abdurrahman,1983:hal 34)

Bantuan hukum adalah hak dari orang miskin yang dapat diperoleh tanpa

bayar (pro bono publico) sebagai penjabaran persamaan hak di hadapan hukum. Hal

ini sesuai dengan ketentuan pasal 34 UUD 1945 di mana di dalamnya ditegaskan

bahwa fakir miskin adalah menjadi tanggung jawab negara. Terlebih lagi prinsip

persamaan di hadapan hukum (equality before the law) dan hak untuk di bela

Advokat (access to legal counsel) adalah hak asasi manusia yang perlu dijamin dalam

rangka tercapainya pengentasan masyarakat Indonesia dari kemiskinan, khususnya

dalam bidang hukum.

Konstitusi menjamin bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar

dipelihara oleh negara. Jaminan tersebut tidak hanya terbatas pada tanggung jawab

ekonomi, namun juga jaminan sosial dan pemenuhan hak atas bantuan hukum. fakir

miskin dan anak-anak terlantar sebagai warga negara Indonesia. Meskipun tidak

secara tegas, jaminan hak atas bantuan hukum. bagi fakir miskin maupun masyarakat

marginal tersirat dalam konstitusi. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

3

hukum dan pemerintahan tanpa membedakan status sosial, budaya, ekonomi, maupun

agama. ( Pasal 27, Pasal 28 D ayat (1), Pasal 34 ayat (2) UUD 1945)

Penggolongan kemiskinan didasarkan pada suatu standar tertentu yaitu dengan

membandingkan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat pendapatan

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum. Berdasarkan criteria

ini maka dikenal kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut

adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok minimum, sedangkan

komunitas yang termasuk dalam kemiskinan relatif adalah mereka yang memiliki

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum tetapi secara relatif mereka

masih di bawah rata-rata pendapatan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Sedangkan diskursus lain mencoba mengetengahkan pembahasan kemiskinan

yang dibedakan menjadi natural, kultural dan struktural. Kemiskinan natural sama

pengertiannya dengan kemiskinan turun temurun, disebabkan oleh suatu kondisi

keterbatasan secara alamiah yang dihadapi suatu komunitas sehingga sulit melakukan

perubahan. Kemiskinan kultural adalah suatu kondisi miskin yang dihadapi

komunitas, disebabkan oleh faktor budaya. Budaya yang hidup, diyakini dan

dikembangkan dalam suatu masyarakat menyebabkan proses pelestarian kemiskinan

dalam masyarakat itu sendiri.

Kemiskinan struktural merupakan suatu kemiskinan yang melanda suatu

komunitas yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang dibangun manusia.

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

4

Faktor-faktor tersebut muncul karena dibangun dan dikondisikan oleh manusia,

sehingga menyebabkan kerugian pada suatu sisi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi

masalah, antara lain:

1. Implementasi peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang

fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota Semarang.

2. Kendala-kendala apakah yang menghambat warga miskin kota Semarang

dalam mendapatkan bantuan hukum.

3. Syarat-syarat agar mendapatkan bantuan hukum oleh pemerintah Kota

Semarang.

4. Prosedur pemberian bantuan hukum oleh Pemerintah Kota Semarang.

Pendampingan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam pemberian bantuan hukum

sampai kasus tersebut selesai.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis mencoba membatasi masalah agar tidak menyimpang dari

pembahasan yang telah ditentukan dan tepat pada sasaran yang diharapkan. Maka

penulis membatasi masalah yang akan diteliti dalam hal bagaimana implementasi

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

5

peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang fasilitasi bantuan

hukum bagi warga miskin Kota Semarang ? dan kendala-kendala apakah yang

menghambat warga miskin Kota Semarang dalam mendaptkan bantuan hukum?.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun

2010 tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota Semarang ?

2. Kendala-kendala apakah yang mengahambat warga miskin kota Semarang

dalam mendapatkan bantuan hukum ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas tujuan penulisan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi peraturan Walikota Semarang Nomor 10

Tahun 2010 tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota

Semarang.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat warga miskin kota

Semarang dalam mendapatkan bantuan hukum.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

6

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.6.1 Manfaaat Teoritis

1. Sebagai media pembelajaran lebih lanjut dalam penelitian hukum khusunya

dalam memahami bahwa cara mendapatkan bantuan hukum bagi warga

miskin kota semarang sesuai peraturan yang berlaku umtuk memberikan

bantuan hukum bagi warga miskin kota Semarang

2. Menambah sumber pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan bagi peneliti

khususnya mengenai bantuan hukum bagi warga miskin kota Semarang dan

apa saja kendala-kendala yang menghambat warga miskin kota Semarang

dalam mendapatkan bantuan hukum.

3. Dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian berikutnya

terkait bantuan hukum bagi warga miskin kota Semarang khususnya.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini peneliti dapat mengetahui implementasi dan kendala-

kendala yang menghambat warga miskin kota Semarang dalam mendapatkan

bantuan hukum.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

7

1.6.2.2 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan hukum kepada masyarakat untuk dapat menafsirkan

aturan hukum yang di buat Pemerintah dengan baik untuk dapat memberikan

masukan berupa opini publik guna menciptakan aturan hukum yang lebih baik lagi.

1.6.2.3 Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan bahan masukan bagi Pemerintah dalam menyusun dan

membentuk peraturan perundang-undangan yang lebih baik di masa yang akan datang

dalam meningkatkan kejelasan hukum dan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga

negara.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang penulis ketahui dan amati

sampai penulisan ilmiah ini di buat, penulis tidak menemukan kesamaan secara

keseluruhan dengan aspek penelitian terdahulu dan tidak ada niatan untuk

menyamakan hasil penelitian antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan di

buat penulis.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian Penulis dengan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Kebaruan

1. DianPrami

taSari

“Peran

Lembaga

Bantuan

Hukum (LBH)

Semarang

Dalam

Perjuangan

Penegakan

Hukum (Studi

Peneliti

terdahulu dan

penelitian

penulis sama-

sama fokus

kepada peran

lemabaga

bantuan

hukum,untuk

Penelitian

terdahulu ini

memperjuangk

an hak

terdakwa

paska putusan

pengadilan

sedangkan

penulis dalam

Kebaruan

dalam

skripsi ini

menggunak

an tipe

improveme

nt yaitu

bersifat

perbaikan

8

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

9

Kasus Atas

Pencurian

Kapuk Randu

Di Kabupaten

Batang)”

memperjuangka

n kepastian dan

keadilan

hukum.

penelitiannya

fokus kepada

mekanisme

dan kendala

untuk

mendapatkan

bantuan

hukum bagi

warga miskin.

dari teori

atau

praktek

yang sudah

ada.

2. RugunRo

mainaHuta

barat

“Pemberian

Bantuan

Hukum

Struktural

Dalam Perkara

Pidana Oleh

Lembaga

Bantuan

Hukum (LBH)

Semarang”

Peneliti

terdahulu dan

penelitian

penulis sama-

sama fokus

kepada peran

lemabaga

bantuan

hukum,untuk

memperjuangk

an kepastian

dan keadilan

Penelitian

terdahulu in

lebih fokus

kepada

kinerja

lembaga

bantuan

hukum

sedangkan

penulis dalam

penelitiannya

fokus kepada

Kebaruan

dalam

skripsi ini

mengguna

kan tipe

improvem

ent yaitu

bersifat

perbaikan

dari teori

atau

praktek

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

10

hukum. mekanisme

dan kendala

untuk

mendapatkan

bantuan

hukum bagi

warga

miskin.

yang

sudah ada.

3. Frans

Hedra

Winarta

“Hak

Konstitusional

Fakir Miskin

Untuk

Memperoleh

Bantuan

Hukum Dalam

Rangka

Pembangunan

Hukum

Nasional”

Peneliti

terdahulu dan

penelitian

penulis sama-

sama fokus

kepada peran

lemabaga

bantuan

hukum,untuk

memperjuangk

an kepastian

dan keadilan

hukum bagi

Penelitian

terdahulu in

lebih fokus

mengenai

konsep

bantuan

hukum

sedangkan

penulis dalam

penelitiannya

fokus kepada

mekanisme

dan kendala

Kebaruan

dalam

skripsi ini

mengguna

kan tipe

improvem

ent yaitu

bersifat

perbaikan

dari teori

atau

praktek

yang

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

11

warga miskin untuk

mendapatkan

bantuan

hukum bagi

warga

miskin.

sudah ada.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sistem Hukum Menurut Lawrence M. Friedman

Lawrence M. Friedman mengemukakan bahwa efektif dan berhasil tidaknya

penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni substansi hukum

(substance of the law), struktur hukum (struktur of law), dan budaya hukum (legal

culture). Struktur hukum menyangkut aparat penegak hukum, substansi hukum

meliputi perangkat perundang-undangan dan budaya hukum merupakan hukum yang

hidup (living law) yang dianut dalam suatu masyarakat.

Tentang substansi hukum Friedman menjelaskan (Lawrence M. Friedman,

1984 : 5-6)”Aspek lain dari sistem hukum adalah substansinya. Yang dimaksud

dengan substansinya adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang

berada dalam sistem itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan perundang-

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

12

undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi

pedoman bagi aparat penegak hukum”.

Sesuai dengan apa yang dijelaskan mengenai substansi hukum oleh Lawrence

M. Friedman diatas penulis mengaitkan dengan hal Peraturan Walikota Nomor 10

Tahun 2010 tentang fasilitasi bantuan hukum bagi warga miskin Kota Semrang, teori

ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peraturan ini mengikat dan menjadi

pedoman bagi pemerintah Kota Semarang dan apakah telah sesuai dengan

atauran,norma serta pola prilaku masyarakat kota semarang.

Tentang struktur hukum Friedman menjelaskan (Lawrence M. Friedman,

1984 : 5-6):

Struktur dari sistem hukum terdiri atas unsur berikut ini, jumlah

dan ukuran pengadilan, yurisdiksinnya (termasuk jenis kasus yang

berwenang mereka periksa), dan tata cara naik banding dari

pengadilan ke pengadilan lainnya. Struktur juga berarti bagaimana

badan legislative ditata, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

oleh presiden, prosedur ada yang diikuti oleh kepolisian dan

sebagainya. Jadi struktur (legal struktur) terdiri dari lembaga

hukum yang ada dimaksudkan untuk menjalankan perangkat

hukum yang ada.

Struktur adalah Pola yang menunjukkan tentang bagaimana hukum

dijalankan menurut ketentuan-ketentuan formalnya. Struktur ini menunjukkan

bagaimana pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu berjalan

dan dijalankan.

Teori Lawrence M. Friedman penulis kaitkan untuk mengetahui Pemerintah

Kota Semarang khususnya sub bagian hukum dalam menjalankan Perwal No 10

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

13

Tahun 2010 telah sesuai dengan aturan berlaku serta melayani warga miskin Kota

Semarang yang sedang berperkara untuk memperjuangkan kepastian dan keadilan

hukum bagi warga miskin Kota Semarang.

Tentang budaya hukum Friedman menjelaskan (Lawrence M. Friedman, 1984

: 5-6):

Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan

sikap manusia (termasuk budaya hukum aparat penegak

hukumnya) terhadap hukum dan sistem hukum. Sebaik apapun

penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum yang

ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang

dibuat tanpa didukung budaya hukum oleh orang-orang yang

terlibat dalam sistem dan masyarakat maka penegakan hukum

tidak akan berjalan secara efektif.

Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat atau rekayasa sosial tidak

lain hanya merupakan ide-ide yang ingin diwujudkan oleh hukum itu. Untuk

menjamin tercapainya fungsi hukum sebagai rekayasa masyarakat kearah yang lebih

baik, maka bukan hanya dibutuhkan ketersediaan hukum dalam arti kaidah atau

peraturan, melainkan juga adanya jaminan atas perwujudan kaidah hukum tersebut ke

dalam praktek hukum, atau dengan kata lain, jaminan akan adanya penegakan hukum

(law enforcement) yang baik. Jadi bekerjanya hukum bukan hanya merupakan fungsi

perundang-undangannya belaka, malainkan aktifitas birokrasi pelaksananya.

Dalam hal ini erat kaitanya dengan apa yang diteliti penulis untuk mengatahui

budaya hukum dalam Perwal ini demi berjalan baiknya peraturan ini karna kalau

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

14

tidak adanya budaya hukum yang baik peraturan ini dalam pelaksanaanya tidak akan

berjalan secara efektif

2.2.2 Teori Kewenangan dan Kekuasaan

Dalam literatur ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum sering

ditemukan istilah kekuasaan, kewenangan dan wewenang. Kekuasaan sering di sama

artikan dengan kewenangan, begitu pula sebaliknya.

(Daim, 2014: 33) mengatakan” Kewenangan merupakan kekuasaan yang

memiliki keabsahan, sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan,

kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat”.

Berbeda dengan kewenangan, wewenang sering diartikan sama dengan

kewenangan. kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan

yang berasal dari kekuasaan yang diberikan Undang-Undang. Wewenang hanya

mengenai suatu bagian tertentu dalam kewenangan. Secara yuridis, wewenang adalah

kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik atau kemampuan

bertindak yang diberikan oleh hukum positif untuk melakukan hubungan-hubungan

hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum.

Barangsiapa yang diberikan kewenangan oleh Undang-Undang maka ia

berwenang untuk melakukan sesuatu dalam kewenangannya itu. Dengan kata lain

kewenangan pemerintah dianggap sebagai kemampuan melaksanakan hukum positif,

sedangkan wewenang adalah hak dan kewajibannya (Hidayat, 2011: 194-196).

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

15

Dalam hukum publik wewenang sangat berkaitan dengan kekuasaan.

Kekuasaan memiliki makna yang sama dengan wewenang. Kekuasaan merupakan

unsur esensial dari suatu negara dalam proses penyelenggaraan pemerintahan

disamping unsur-unsur seperti: hukum; kewenangan; keadilan; kejujuran;

kebijakbestarian; dan kebajikan (Daim, 2014: 33). Wewenang tidak hanya meliputi

wewenang membuat keputusan pemerintah (bestuur), tetapi meliputi wewenang

dalam rangka pelaksanaan tugas dan memberikan wewenang serta distribusi

wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (Daim, 2014:

39).

Dari segi teoritik, kewenangan diperoleh oleh seseorang melalui 2 (dua) cara

yaitu dengan atribusi dan pelimpahan wewenang. Atribusi adalah wewenang yang

melekat pada suatu jabatan yang dimiliki oleh organ pemerintah dalam menjalankan

pemerintahannya dari si pembuat undang-undang. Sedangkan pelimpahan wewenang

adalah penyerahan sebagian dari wewenang pejabat atasan kepada bawahan untuk

membantu dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya untuk bertindak

sendiri.

Pelimpahan wewenang dibedakan antara mandat dan delegasi. Delegasi

adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari suatu organ pemerintahan kepada

organ pemerintahan lainnya, sedangkan mandat, terjadi ketika organ pemerintahan

mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya (Hidayat,

2011: 203-205).

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

16

Disamping kewenangan dan wewenang dalam ranah tata kehidupan

bernegara, ranah politik identik dengan kekuasaan. Secara umum kekuasaan

merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mengendalikan dan

atau mempengaruhi pihak lain agar tunduk dan mau bertindak sesuai kemauan pihak

yang mempengaruhinya atau sering disebut sebagai penguasa. Sumber kekuasaan

tertinggi terbagi dalam dua aliran utama yakni: menurut Teori Teokrasi yang

bersumber pada Tuhan dan menurut Teori Hukum Alam dimana sumber kekuasaan

ada pada rakyat yang diserahkan kepada pemegang kekuasaan atau raja melalui

perjanjian sosial atau kontrak sosial (Achmad, 2012: 4-6).

Praktik penyelenggaraan negara merupakan penggambaran kekuasaan yang

diekspresikan dengan pembuatan suatu kebijakan publik (public policy) yang

memiliki sifat memaksa kepada pihak lain. Suatu kebijakan menuntut adanya

kepatuhan. Kebijakan merupakan suatu asas atau dasar dalam sebuah perencanaan

suatu pekerjaan.

Menurut Supriyadi, kebijakan merupakan prinsip dasar yang digunakan

Pemerintah sebagai petunjuk dalam mengelola urusan-urusan Pemerintahan

(Supriyadi, 2010: 36). Bentuk nyata kebijakan menurut Riant Nugroho terbagi

menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Kebijakan yang bersifat makro atau umum seperti peraturan perundang-

undangan.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

17

b. Kebijakan publik yang bersifat meso atau menengah (penjelasan

pelaksana) seperti Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan

Bupati, dan/atau Peraturan Walikota.

c. Kebijakan publik yang bersifat mikro atau sempit (kebijakan yang

mengatur pelaksanaan kebijakan di atasnya) seperti peraturan yang dibuat

aparat publik di bawah Menteri, yaitu Gubernur, Bupati, dan Walikota.

(Nugroho, 2006: 31)

Peraturan perundang-undangan dibentuk dalam rangka penyelenggaraan

kekuasaan legislatif, sedangkan suatu kebijakan di bentuk untuk mengatur

penyelenggaraan kekuasaan administratif (Supriyadi, 2010: 38). Suatu peraturan

tertulis disertai dengan sanksi. Dalam perundang-undangan sanksi yang dibebankan

antara lain sanksi pidana atau sanksi perdata, akan tetapi dalam peraturan kebijakan

sanksi yang dibebankan adalah sanksi administratif. Kewenangan pembentukan

peraturan kebijakan dilakukan oleh setiap lembaga pemerintah yang mempunyai

kewenangan penyelenggaraan pemerintah (eksekutif).

Kebijakan sejalan dengan wewenang. Wewenang merupakan bagian yang

sangat penting dalam hukum tata pemerintahan (hukum administrasi), karena

pemerintahan baru dapat menjalankan fungsinya atas dasar wewenang yang

diperoleh. Keabsahan tindakan pemerintah diukur berdasarkan wewenang yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

18

Suatu wewenang harus didasarkan pada aturan hukum yang berlaku sehingga

bersifat sah. Untuk itu kebijakan dibuat untuk mengatur wewenang pemerintah dalam

melakukan suatu hubungan hukum atau perbuatan hukum (Santoso, 2013: 7).

2.3 Landasan Konseptual

2.3.1 Sejarah Bantuan Hukum Di Indonesia

2.3.1.1 Bantuan Hukum DI zaman Penjajahan Belanda

Perihal hukum di masa pra-kolonial tidak ada yang perlu dituturkan di sini,

kecuali bahwa Belanda mengubah kondisinya, bukan dengan memberlakukan hukum

yang baru tetapi dengan menerapkan kebijaksanaan politik baru. Sejak permulaan,

pihak kompeni berketetapan menghormati hukum local, cara lain untuk mengatakan

bahwa, pada umumnya mereka mengesampingkan, kecuali bila kepentingan dagang

jadi taruhan.

Pada tahun 1900-an, selama kurun kebijaksanaan etis, pembaryan hukum siap

dilaksanakan. Namun, ditilik dari tempat berpijak masyarakat Indonesia, sebagian

besar perubahan ini hanyalah penghalusan pola yang sudah terbentuk sebelumnya.

Semua itu penting bagi masyarakat Belanda yangkadang-kadang memperlakukan

bangsa Indonesia secara lain, misalnya melarang pemindahan hak milik atas lahan

kepada orang asing, tetapi tidak pernah selain sebagai pemantas saja dengan maksud

seolah menentang adanya perbedaan-perbedaan unsure kemajemukan ekonomi,

sosial, dan politik kolonial. (frans hendra winarta,2000:hal2)

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

19

2.3.1.2 Bantuan Hukum Di Zaman Penjajahan Jepang

Dalam masa pendudukan Jepang, terhadap golongan eropa dan tionghoa

diberlakukan Burgerlijk Wetboek (B.W) dan Wetboek van Koophandel (W.v.K),

sedang untuk golongan Indonesia asli berlaku hukum adat, Selanjutnya, bagi

golongan-golongan lainya berlaku hukum yang diperlakukan bagi mereka peraturan

terdahulu.

Berdasarkan penjelasan Pemerintahan pendudukan Jepang pada tanggal 10

mei 1994, dinyatakan bahwa semenjak pemerintahan Balatentara dijalankan di

Indonesia, perkara-perkara perdata dan pidana untuk penduduk sipil bangsa Jepang

dan orang-orang militer yang tidak diadili oleh mahkamah militer diadili oleh

pengadilan pemerintah Balatentara. (frans hendra winarta,2000:hal4-5)

2.3.2 Bantuan Hukum

Istilah bantuan hukum itu sendiri dipergunakan sebagai terjemahan dari dua

istilah yang berbeda yaitu “Legal Aid” dan “legal Assistance”. Istilah Legal Aid

biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pengertian bantuan hukum dalam arti

sempit berupa pemberian jasa jasa di bidang hukum kepada seorang yang terlibat

dalam suatu perkara secara Cuma Cuma/gratis khususnya bagi mereka yang kurang

mampu. Sedangkan pengertian Legal Assistance dipergunakan untuk menunjukkan

pengertian bantuan hukum oleh para Advokat yang mempergunakan norarium.

(Abdurrahman,1983:hal 34)

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

20

Bantuan hukum adalah hak dari orang miskin yang dapat diperoleh tanpa

bayar (pro bono publico) sebagai penjabaran persamaan hak di hadapan hukum. Hal

ini sesuai dengan ketentuan pasal 34 UUD 1945 di mana di dalamnya ditegaskan

bahwa fakir miskin adalah menjadi tanggung jawab negara. Terlebih lagi prinsip

persamaan di hadapan hukum (equality before the law) dan hak untuk di bela

Advokat (access to legal counsel) adalah hak asasi manusia yang perlu dijamin dalam

rangka tercapainya pengentasan masyarakat Indonesia dari kemiskinan, khususnya

dalam bidang hukum.

Konstitusi menjamin bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar

dipelihara oleh negara. Jaminan tersebut tidak hanya terbatas pada tanggung jawab

ekonomi, namun juga jaminan sosial dan pemenuhan hak atas bantuan hukum. fakir

miskin dan anak-anak terlantar sebagai warga negara Indonesia. Meskipun tidak

secara tegas, jaminan hak atas bantuan hukum. bagi fakir miskin maupun masyarakat

marginal tersirat dalam konstitusi. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan

hukum dan pemerintahan tanpa membedakan status sosial, budaya, ekonomi, maupun

agama. ( Pasal 27, Pasal 28 D ayat (1), Pasal 34 ayat (2) UUD 1945)

Bantuan hukum adalah salah satu upaya mengisi hak asasi manusia terutama

bagi lapisan termiskin rakyak kita. Orang kaya sering tidak butuh bantuan hukum

karena sebetulnya pada dasarnya hukum itu dekat dengan orang kaya. Kekayaaan

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

21

memberikan perlindungan hukum yang lebih aman, malah sering juga melestarikan

ketidak adilan hukum bagi si kaya dan si miskin.(Abdul hakim,1981:hal12)

2.3.3 Implementasi Kebijakan

Implementasi sering diartikan sebagai bentuk pengoperasionalisasian atau

penyelenggaraan aktivitas yang telah ditetapkan dalam undang-undang dan menjadi

kesepakatan bersama di antara pemangku beragam kepentingan (stakeholders), aktor,

organisasi (publik atau privat), prosedur dan teknik secara sinergistis yang digerakkan

untuk bekerjasama guna menerapkan kebijakan ke arah tertentu yang dikehendaki

(Wahab, 2012: 133). Suatu kebijakan hanya merupakan rencana bagus yang

tersimpan rapi dalam arsip jika tidak diimplementasikan.

Implementasi tidak hanya melihat sejauh mana kebijakan tersebut disahkan

akan tetapi juga tentang bagaimana kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dan

mampu menimbulkan dampak atau perubahan yang diharapkan.

Keadaan tersebut oleh Andrew Dunsire disebut implementation gap yang

menjelaskan suatu keadaan di mana dalam proses kebijakan akan selalu terbuka

kemungkinan akan terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang

menjadi kenyataan (Sunarno, 2008: 83-84).

Besar kecilnya perbedaan tersebut oleh Walter Williams disebut sebagai

implementation capacity dari organisasi atau aktor untuk melaksanakan keputusan

kebijakan (policy decision) yang sedemikian rupa, sehinngga terdapat jaminan

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

22

tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen formal

kebijakan (Wahab, 2012: 128).

Implementasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, keluaran (output) dan

hasil akhir (outcome). Sebagai suatu proses dilihat dari bagaimana kebijakan tersebut

disusun sampai disahkan. Keluaran (output) dilihat dari sejauh mana derajat

dukungan terhadap suatu kondisi di masyarakat.

Sedangkan hasil akhir menyiratkan bahwa dengan adanya suatu kebijakan

tersebut dapat menciptakan suatu perubahan sesuai tujuan atau sasaran yang ingin

dicapai. Apa yang terjadi saat implementasi mempengaruhi hasil akhir kebijakan.

Apabila suatu kebijakan sejak tahap perancangan telah dipikirkan masak-masak

berbagai kendala yang dapat muncul setelah diimplementasikan maka peluang

keberhasilan dalam mewujudkan hasil akhir yang diinginkan juga semakin besar

tanpa adanya upaya perbaikan setelahnya.

Namun sebaliknya apabila hasil akhir suatu kebijakan kurang sesuai dengan

tujuan atau sasaran yang ingin dicapai maka akan terjadi upaya perbaikan terhadap

kebijakan tersebut (Wahab, 2012: 139-141).

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

23

2.4 Kerangka Berfikir

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian

Bantuan hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Bantuan Hukum Kepada Masyarakat

miskin.

Peraturan WaliKota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Fasilitasi Bantuan Hukum Bagi Warga Miskin

Kota Semarang.

Bagaimana implementasi

peraturan walikota Semarang

Nomor 10 Tahun 2010 tentang

fasilitasi bantuan hukum bagi

warga miskin Kota Semarang

?

Kendala-kendala apakah yang

menghambat warga miskin kota

Semarang dalam mendapatkan

bantuan hukum ?

Teori yang dipakai :

Teori sistem hukum Lawrence M.

Friedman

Pendekatan: Yuridis-Empiris

-Teknik Pengumpulan Data:

1. Observasi

2. Wawancara

3. Studi Pustaka/ Studi Dokumentasi

Fasilitasi bantuan hukum bagi warga

miskin kota semarang yang baik dan

sesuai peraturan

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

69

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulan

sebagai berikut :

1. Perwal No 10 Tahun 2010 tentang fisilitasi bantuan hukum bagi warga miskin

Kota Semarang dalam pelaksanaanya atau mekanisme untuk mendapatkan bantuan

hukum sangat berbeda dengan aturan diatasnya yaitu Perda dan UU tentang bantuan

hukum.Dalam mekanismenya pemberian bantuan hukum itu seharusnya dilakukan

oleh LBH yang sudah kerja sama atau yang diberi kepercayaan oleh pemerintah

khususnya Kota Semarang bukan pemerintah itu sendiri yang memeriksa atau yang

menentukan pemberian bantuan hukum itu berhak untuk diberikan kepada pemohon

bantuan hukum.

Teori Lawrence yang dikaitkan dengan pelaksanaan Perwal No 10 Tahun

2010 hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat atau rekayasa sosial tidak lain

hanya merupakan ide-ide yang ingin diwujudkan oleh hukum itu. Untuk menjamin

tercapainya fungsi hukum sebagai rekayasa masyarakat kearah yang lebih baik, maka

bukan hanya dibutuhkan ketersediaan hukum dalam arti kaidah atau peraturan,

melainkan juga adanya jaminan atas perwujudan kaidah hukum tersebut ke dalam

69

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

70

praktek hukum, atau dengan kata lain, jaminan akan adanya penegakan hukum (law

enforcement) yang baik. Jadi bekerjanya hukum bukan hanya merupakan fungsi

perundang-undangannya belaka, malainkan aktifitas birokrasi pelaksananya.

2. Kendala Administratif dimana untuk mengajukan permohonan bantuan hukum

harus ada syarat-syarat yang disiapkan oleh pemohon, dalam hal ini masih banyak

warga yang belum tahu mengenai syarat hal ini menyebabkan permohonan mereka

ditolak karna syarat administratif yang tidak lengkap bisa jadi dikarnakan informasi

dari pemerintah atau masyarakat yang kurang tahu ada peraturan yang mengaturnya.

Kendala sumber daya manusia dimana angka kriminal di Kota Semarang tiap

tahun terus meningkat walaupun Pemerintah sudah berusaha menurunkan dengan

cara pemberian bantuan hukum secara geratis, masyarakat harus mempunyai peran

juga agar kriminalitas di Kota Semarang bisa turun.

Kendala masalah anggaran ,anggaran mengenai bantuan hukum dalam APBD

2017 sebesar Rp 600 juta untuk tiap perkara mendapatkan uang sebesar 5 juta, ini

juga menjadi kendala untuk pengawasan uang bantuan hukum ini sudah terealisasi

kepada warga yang benar-benar membutuhkan jangan sampai karna ketidaktahuan

warga Kota Semarang membuat anggaran ini disalahgunakan.

Kendala masalah peraturan yang tumpang tindih dengan aturan yang berada

diatasnya sehingga menyebabkan untuk mekasnisme pemberian bantuan hukum tidak

sama dengan aturan diatasnya.

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

71

5.2 SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat menyampaikan

saran sebagai berikut :

1. Agar Pemerintah lebih mengoptimalkan dalam hal ini sosiaalisasi mengenai

bantuan hukum bagi warga miskin agar masyarakat Kota Semarang mengetahui ada

pendampingan bantuan hukum secara gratis dan Pemerintah lebih teliti dalam

membuat peraturan jangan sampai menimpang atau saling tumpang tindih dengan

aturan yang ada diatasnya.

2. Hendaknya masyarakat Kota Semarang ikut berpartisipasi umtuk menurunkan

angka kriminal dikota Semarang karna Pemerintah telah membantu dengan

semaksimal mungkin dengan membantu warga miskin yang terkena kasus hukum.

Sehingga terciptanya Kota Semarang yang aman, tentram dan nyaman bagi

masyarakat Kota Semarang kalau ada penurunan angka criminal pastinya juga

membantu menyukseskan program dari pemerintah Kota Semarang.

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

72

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdurrahman, Muslan. 2009. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. Malang :

UMM Press.

Amaludin, Moh. 1987. Kemiskinan Dan Polarisasi Studi Kasus Di Desa Butu Gede

Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Jakarta : UI Press.

Ashshofa, Burhan. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Daeng, Sudirwo.1981.Pokok-pokok Pemerintahan Di Derah dan Pemerintah Desa.

Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Kuntowijoyo.1994. Demokrasi dan Budaya Birokrasi. Yogyakarta : Yayasan Bentang

Budaya.

Mariana, Dede. 2008.Demokrasi dan Politik Desentralisasi.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Moelang, Lexy J.2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Posdakarya.

Ndraha, Taliziduhu. 2001. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Jakarta : Bina

Aksara.

Panjaitan, Merphin.2001. Gerakan Warga Negara Menuju Demokrasi. Jakarta :

Restu Agung.

Samuel. P. Huntington dan Joan Nelson. 1994. Partisipasi Politik di Negara

Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan ke- 2.

Sartono,Kartodirjo (ed). 1992. Pesta Demokrasi Di pedesaan Studi Kasus Pemilihan

Sartono,Kartodirdjo.1993. Pembangunan Bangsa. Yogyakarta : Aditya Media.Kepala

Desa di Jawa Tengah dan DIY. Yogyakarta : Aditya Media.

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Selo,Soemardjan.1981. Perubahan Sosial. Yogyakarta : Gadjah mada University

Press.

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

73

Soeharno, S.Pd.,M.Si. 2004. Diktat Kuliah Sosiologi Politik. DIKTAT.

Sorensen, Gerog.2003.Demokrasi dan Demokratisai. Terjemahan I Made Krisna,

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Solekhan, Moch. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.Malang : Setara Press.

Sunardjo, Unang. 2004. PemerintahanDesadanKelurahan. Bandung : Tarsito.

Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Widisarana

Indonesia

Tjiptoherijanto, Prijono dan M. Yumiko Prijono. 1983. Demokrasi di Pedesaan Jawa.

Jakarta : Sinar Harapan.

Witoro.1992. “Pemilihan Kepala Desa di Desa Karangsari, Kecamatan Bumiasih,

Kabupaten Magelang Jawa Tengah” dalam S. Kartodirjo, Pesta Demokrasi Di

pedesaan Studi Kasus Pemilihan Kepala Desa di Jawa Tengah dan DIY.

Yogyakarta : Aditya Media.

Wasistiono, Sadu. 2006.Prospek Pengembangan Desa. Bandung : Fokus Media.

Perundang – Undangan :

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomer 43 Tahun 2014 Tahun 2014 tentang Peraturan

pelaksana UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Permendagri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa.

Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 2 tentang Pedoman tata tertib dan mekanisme

pengambilan Keputusan Musyawarah Desa.

Perda nomor 6 tahun 2007 kabupaten Batang tentang tentang Tata Cara Pemilihan,

Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA SEMARANG …lib.unnes.ac.id/35996/1/8111412126_Optimized.pdfmendapatkan bantuan hukum. Teori yang digunakan dalam skripsi ini implementasi peraturan

74

Artikel atau Jurnal Penelitian

Febrinanda,Deri.2013.Strategi Kandidat Dalam PILKADES (Strategi kemenangan

Muhammad Husin di Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo dalam

PILKADES tahun 2009). Media Jurnal Muda. Media Jurnal Politik Muda. Volume :

2 - No. 3 Terbit : 08-2013.

Halili. 2009. Praktik Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Di Desa

Pakandangan Barat Bluto Sumenep Madura). Lemlit UNY. Volume 14, Nomor 2,

Oktober 2009.

Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karangan Lain yang Tidak Diterbitkan Secara

Komersial

Riyanto, Achmad. 2010. Konsep Demokrasi di Indonesia Dalam Pemikiran Akbar

Tandjung Dan A.Muhaimin Iskandar. Yogyakarta : Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Artikel Di Dalam Koran atau Majalah

Kompas,Pilkades Bisa Jadi Contoh Pelaksanaan Demokrasi, 11 Maret 2007.

Situs Internet :

Surdin. 2015. Pertama kali akan terjadi : Pemilihan Kepala Desa Antar waktu.

http://m.kompasiana.com/kangsurdin/Pemilihan-kepala-desa-antar-waktu. (diakses

26 oktober 2015)

http://harianpati.com Pertama kali di Indonesia, Kades Antar Waktu di Lantik. (di

akses pa tanggal 28 Oktober 2015)

http://satudata.semarangkota.go.id/tabel/index.php?id_kategori=10&cari=Cari