IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN …eprints.ums.ac.id/28645/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN …eprints.ums.ac.id/28645/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran
2013/2014)
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh :
NURI AGUSTINA SAFITRI
A 410 100 254
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir:
Nama : Dra. Nining Setyaningsih, M.Si.
NIK / NIP : 403
Telah membaca dan mencermati artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Nuri Agustina Safitri
NIM : A410 100 254
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta , Maret 2014
Pembimbing
NIK. 403
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran
2013/2014)
Oleh :
Nuri A Safitri1,N. Setyaningsih2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, [email protected]
2 Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 1) pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta; 2) hasil belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta. Jenis penelitian pada penelitian: PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan: siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta berjumlah 24 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan: metode tes, observasi, dokumentasi, catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan metode alur: proses analisis data, penyajian data, verifikasi data. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa: 1) kemampuan dalam memberikan contoh sebelum tindakan 25% dan diakhir tindakan 79,16%; 2) kemampuan siswa memahami masalah sebelum tindakan 25% dan diakhir tindakan 75%, 3) kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sebelum tindakan 20,83%, diakhir tindakan 70,83%, 4) kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep matematika sebelum tindakan 16,67%; diakhir tindakan 70,83%. Hasil dari soal kuis yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta sebelum adanya tindakan kelas hasil belajar siswa mencapai 33,33% sedangkan sesudah dilakukan tindakan kelas hasil belajar siswa mencapai 75%. Kesimpulan penelitian: Implementasi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci : hasil belajar matematika; matematika realistik; pemahaman konsep matematika; STAD
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara
perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Menurut Aunurrahman (2010: 34)
pembelajaran berupaya mengubah masukkan berupa siswa yang belum terdidik menjadi
siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi
siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebebasan
atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau
positif menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam dirinya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, pemahaman konsep matematika merupakan unsur
penting dalam belajar matematika. Penguasaan konsep memudahkan siswa dapat
memecahkan masalah dengan lebih baik, sebab untuk memecahkan masalah perlu aturan-
aturan berdasarkan konsep-konsep yang dimiliki.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27
September 2013 di kelas VIII C SMP Negeri 23 berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 12
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan diperoleh tingkat pemahaman konsep matematika
bervariasi. Dilihat dari indikator sebagai berikut: (1) dapat memberikan contoh 25% ; (2)
dapat memahami masalah sebesar 25%; (3) dapat menyelesaikan masalah sebesar 20,83%;
(4) dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika sebesar 16,67%. Sedangkan, tingkat
prestasi siswa kelas VIII C SMP N 23 Surakarta hanya terdapat 33,33% siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (≥75).
Penyebab rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika di SMP N 23
Surakarta adalah pembelajaran guru menyampaikan materi matematika masih didominasi
oleh pembelajaran konvensional, guru masih dianggap sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan, materi matematika disampaikan dalam bentuk abstrak. Di sisi lain, tidak
sedikit siswa di SMP N 23 Surakarta khususnya kelas VIII yang merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal matematika dan siswa merasa kebingungan ketika dihadapkan materi
yang sulit dipahami karena bersifat abstrak. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor,
mungkin karena kemampuan siswa untuk memahami permasalahan khususnya
permasalahan yang abstrak masih rendah, belum ada kesiapan untuk menyatakan ulang
suatu konsep matematika dalam menyelesaikan permasalahan yang dibuat guru, dan dapat
juga dipengaruhi oleh faktor yang lain. Oleh karena itu guru perlu memberikan suatu
inovasi dalam pembelajaran matematika agar kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa dapat meningkat.
Untuk mengatasi masalah kemampuan pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan
soal matematika yang abstrak, maka diperlukan sebuah pendekatan dan strategi
pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematika. Pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan adalah pendekatan
pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, dimana pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan strategi STAD ini digunakan sebagai perantara untuk dapat
memunculkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Melalui pendekatan
pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD ini, siswa diberikan kesempatan
secara terbuka untuk mengembangkan reativitas dan kemandirian sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing. Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan strategi STAD ini akan mempengaruhi cara belajar yang
semula cenderung pasif ke arah yang lebih aktif dan proses pembelajaran tidak lagi terpusat
pada guru saja.
Dalam menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi
STAD dapat menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dimana
permasalahan tersebut dapat digunakan sebagai titik awal dalam pembelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta pada pokok
bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) melalui pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan strategi STAD.
KAJIAN TEORI
Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman, 2003: 252), matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan dalam
berpikir. Matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia, dalam pengertian
matematika tidak ditempatkan sebagai produk jadi melainkan sebagai bentuk aktivitas atau
proses (Freudenthal dalam Ariyadi, 2012: 20).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan
pengalaman (Oemar Hamalik, 2008: 30). Menurut Slameto (2003: 2) Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Kilpatrick, dkk (dalam Afrilianto, 2012) Pemahaman konsep (conceptual
understanding ) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi, dan relasi dalam
matematika. Pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi kebutuhan masa
kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemagaman konsep dan prinsip
matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah
dalam disiplin ilmu lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hans dan Van Den Heuvel (dalam Ariyadi :2012) mengemukakan bahwa
pembelajaran matematika realistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika
yang menggunakan permasalahan realistik (context problems). Dalam pembelajaran
permasalahan realistik atau permasalahan kontekstual digunakan sebagai fondasi dalam
membangun konsep matematika dan juga sebagai sumber untuk pembelajaran (a source for
learning).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika,
dan peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 96), PTK adalah suatu penelitian yang
dilakukan oleh guru kelas di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 23 Surakarta yang beralamat di jalan Adi Sumarmo,
Banyuanayar, Banjarsari, Surakarta. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal
tahun ajaran 2013/2014. Adapun rincian waktu penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan : September– November 2013
b. Tahap pelaksanaan : November-Desember 2013
c. Tahap laporan : Desember 2013 -Februari 2014
Dalam penelitian ini guru matematika bertindak sebagai subyek yang memberikan
tindakan. Penelitian ini diberikan pada kelas VIII C semester gasal SMP Negeri 23
Surakarta dengan jumlah 24 siswa yang terdiri dari 12 putra dan 12 putri sebagai subyek
yang menerima tindakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara
kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi
obyek penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru matematika dan peneliti dilibatkan sejak (1)
dialog awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi (5) refleksi,
(6) evaluasi dan (7) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode tes, metode
observasi, metode dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode alur. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam
metode alur meliputi proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data.
Keabsahan data menurut Sukmadinata (2009: 104) dapat dilakukan melalui observasi
secara terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan penelitian lain, pengecekan anggota,
diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan
strategi STAD. Penelitian dikatakan berhasil yaitu pada saat: (1) Dapat memberikan contoh
sebesar 75%; (2) Dapat memahami masalah sebesar 70,83%; (3) Dapat menyelesaikan
masalah sebesar 62,5%; (4) Dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika sebesar
62,5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran di kelas VIII C yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan dibantu guru matematika dimulai dari sebelum siklus sampai pada tindakan siklus
II, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini untuk
mengamati perilaku-perilaku siswa dalam pembelajaran matematika mengalami perubahan
ke arah yang lebih baik. Dari hasil penelitian pada tindakan kelas siklus II ini dapat diambil
kesimpulan bahwa tindakan belajar siswa telah berhasil meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika pada materi SPLDV siswa kelas VIII
C semester gasal SMP N 23 Surakarta sehingga berakibat pada peningkatan hasil belajar
siswa.
Adapun data hasil peningkatan kemampuan penmahaman konsep dan hasil belajar
matematika siswa dapat disajikan dalam tabel dan juga grafik sebagai berikut:
Tabel 1
Data Hasil Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta
No Indikator Penelitian Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
1 Kemampuan siswa dalam memberikan contoh
6 (25%)
12 (50%)
19 (79,16%)
2 Memahami masalah
6 (25%)
14 (58,33%)
18 (75%).
3 Menyelesaikan masalah
5 (20,83%)
12 (50%)
17 (70,83%).
4 Menyatakan ulang suatu konsep matematika
4 (16,67%)
11 (45,83%)
17 (70,83%)
5 Siswa yang mencapai ketuntasan belajar
8 (33,33%)
12 (50%)
18 (75%)
Gambar 1
Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Implementasi
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
PRO
SEN
TASE
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP N 23 SURAKARTA
Kemampuan siswa dalam memberikan contoh
Kemampuan dalam memahami masalah
Kemampuan dalam menyelesaikan masalah
Kemampuan dalam menyatakan ulang suatu konsep matematika
Hasil belajar siswa
Kegiatan Pembelajaran pada saat sebelum tindakan yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru matematika melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik
dengan strategi STAD, diperoleh hasil bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM
(≤ 75). Selalin itu juga, masih banyak siswa kelas VIII C SMP N 23 Surakarta yang
kemampuan pemahaman konsep matematikanya rendah.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan strategi STAD, pada kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta diperoleh bahwa ada peningkatan
kemampuan pemahaman konsep amtematika siswa dalam memahami materi SPLDV.
Dalam Pelaksanaan pembelajaran ini diawali dengan guru memberikan permasalahan
realistik kepada 2 siswa: guru memberi uang sebesar Rp 5.000,00 kepada masing-masing
siswa tersebut dan menyuruh kedua siswa tersebut untuk membelanjakan uang tersebut
dengan 2 macam barang dengan jumlah komposisinya berbeda. Setelah itu, guru
menanyakan kepada seluruh siswa: berapa harga dari masing-masing barang yang dibeli
oleh kedua teman mereka, kemudian guru mengarahkan siswa untuk mengubah
permasalahan tersebut ke dalam model matematika (matematisasi), selanjutnya siswa
mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut dengan memamfaatkan hasil
konstruksinya. Kemudian siswa melakukan interaktifitas untuk membandingkan solusi
tersebut, dalam kegiatan ini guru menerapkan strategi STAD. Berdasarkan data yang
diperoleh untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
dalam penelitian ini dirinci ke dalam 4 indikator, yaitu:
a. Kemampuan siswa dalam memberikan contoh. Indikator ini dilihat dari banyaknya
siswa yang mampu membuat sendiri contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Berikut ini merupakan salah satu contoh soal yang dibuat siswa berkaitan
dengan SPLDV
Gambar 2 Siswa yang mampu memberikan contoh soal SPLDV
Gambar 2 di atas, terlihat siswa mampu memberikan contoh permasalahan
SPLDV. Siswa membuat contoh soal SPLDV: Dinda membeli bulpen 1 buah dan buku
1 buah seharga Rp 8.000,00 di koperasi, sedangkan rizal membeli 3 bulpen dan 2 buku
seharga Rp 12.000,00; tentukan harga sebuah bulpen dan buku. Siswa
menyelesaikannya dengan menggunakan metode gabungan antara metode eliminasi dan
metode substitusi serta melakukan permisalan harga sebuah bulpen adalah x dan
permisalan harga sebuah buku adalah y , sehingga diperoleh harga sebuah bulpen (x)
adalah Rp 2.000,00 dan harga sebuah buku (y) adalah Rp 3.000,00.
Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa
yang memberikan contoh dengan tepat sebelum tindakan dan siklus I meningkat sebesar
25%, sedangkan pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 29,16%.
b. Kemampuan siswa dalam memahami masalah. Indikator ini diamati dari cara peserta
didik dalam mengerjakan tes siklus, yaitu apakah siswa mampu memahami soal dengan
memisalkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut. Berikut ini
merupakan salah satu contoh jawaban siswa yang sudah mampu memahami masalah.
Gambar 3 Jawaban siswa yang mampu memahami masalah
Gambar 3 di atas terlihat siswa telah mampu memahami masalah yang diberikan
guru. Siswa menulis yang diketahui disoal: 5 pulpen +3 buku = 12.000; 5 pulpen + 2
buku = 10.000, selain itu siswa juga menulis yang ditanyakan disoal: harga 1 pulpen dan
harga 1 buku. Setelah menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal,
selanjutnya siswa mencari solusi dari pertanyaan tersebut dengan melakukan permisalan
harga 1 pulpen adalah x dan harga 1 buku adalah y, serta selanjutnya siswa
menyelesaikan dengan metode eliminasi.
Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu memahami masalah
dari awal sebelum siklus dan siklus I meningkat sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus
I dan siklus II meningkat sebesar 16,67%
c. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Indikator ini diamati dari cara
peserta didik mengerjakan soal kuis (tes siklus), yaitu apakah siswa mampu menjawab
dan menyelesaikan soal tersebut sampai akhir sesuai dengan pemisalan apa yang
diketahui dan ditanyakan secara tepat. Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa
yang menyatakan siswa belum mampu menyelesaikan masalah secara tepat.
Gambar 4 Jawaban siswa belum mampu menyelesaikan masalah dengan tepat
Gambar 4 di atas, terlihat siswa mampu memahami masalah yang diberikan oleh
guru dengan melakukan permisalan x adalah harga 1 bulpen, y merupakan harga 1 buku
dan siswa menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV dengan metode
eliminasi sudah benar, namun jawaban siswa dalam menentukan nilai x dengan
melakukan eliminasi variabel y belum benar karena siswa kurang teliti dalam
menghitung hasil pengurangan 24.000 – 30.000 = 6.000 seharusnya 24.000 – 30.000 = -
6.000.
Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu menyelesaikan
masalah dari awal sebelum siklus dan siklus I meningkat sebesar 29,17%, sedangkan
pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 12,5%
d. Kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep matematika. Indikator ini
diamati dari cara peserta didik mengerjakan soal kuis (tes siklus), yaitu apakah siswa
mengetahui konsep atau algoritma dalam pengerjaan tes siklus tersebut dan menerapkan
konsep yang ia miliki secara tepat dalam mengerjakan soal tersebut. Berikut ini adalah
contoh jawaban siswa yang mampu menyatakan ulang konsep matematika dalam
penyelesaian masalah SPLDV dengan metode grafik.
Gambar 5 Jawaban siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika
Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu menyelesaikan
masalah dari awal sebelum siklus dan siklus I meningkat sebesar 29,16%, sedangkan
pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 25%.
Hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mencapai
KKM ≥ 75. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dimulai dari sebelum tindakan
sampai pada tindakan siklus I meningkat sebesar 16,67%, sedangkan pada tindakan siklus I
sampai pada tindakan siklus II meningkat sebesar 25%.
Pembelajaran dengan menggunakan matematika realistik dengan strategi STAD yaitu
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan kontektual (contextual
problem) sebagai titik awal pembelajaran dan sebagai fondasi dalam membangun konsep
matematika. Selanjutnya dalam kegiatan interaktifitas menerapkan strategi STAD,strategi
STAD adalah suatu strategi pembelajaran kooperatif learning dimana dalam pembelajaran,
siswa dikelompokkan menjadi kelompok diskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Hal ini didukung oleh pendapat Al Jupri dan Kartika (2006) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan pada implementasi pembelajaran
matematika realistik dalam upaya menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah
dan komunikasi matematik adalah pemecahan masalah dan penemuan, sedangkan strategi
dan bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan
siswa ke dalam kelompok kecil (small group cooperative learning), dengan bekerja secara
kelompok, siswa mampu menunjukan kemampuan lebih baik dalam memahami
permasalahan secara mendalam.
Pemahaman konsep pada hakikatnya merupakan pemahaman tingkat kemampuan
yang mengharapkan peserta didik mampu memahami arti/konsep, situasi serta fakta yang
diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah arti. kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa dapat dikatakan meningkat dengan melihat dari indikator
kemampuan pemahaman memberikan contoh, memahami masalah, menyelesaikan maslah,
dan menyatakan ulang suatu konsep matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas
(2007) mengemukan pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa
dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat,
efisien dan tepat. Sedangkan indikator yang menunjukan pemahaman konsep antara lain :
(a) menyatakan ulang sebuah konsep, (b) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu (sesuai dengan konsepnya), (c) memberi contoh dan non-contoh dari konsep, (d)
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (e) mengembangkan
syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
prosedur atau operasi tertentu, dan (g) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah.
Peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui
pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Sebelum tindakan
Pada saat sebelum siklus dari jumlah 24 siswa kelas VIII C yang hadir terdapat 6 siswa
yang dapat memberikan contoh soal (25%), 6 siswa yang mampu memahami masalah
sebesar (25%), 5 siswa yang dapat menyelesaikan masalah (20,83%), 4 siswa yang
dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika (16,67%). Berdasarkan hasil tes
didapatkan bahwa dari 24 siswa yang hadir terdapat 8 siswa (33,33%) yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75).
b. Tindakan kelas siklus I
Pada saat tindakan kelas siklus I menunjukan bahwa dari sejumlah 24 siswa kelas VIII
C yang hadir terdapat 12 siswa (50%) yang memberikan contoh dengan tepat, 14 siswa
(58,3%) yang mampu memahami masalah yang disajikan, 12 siswa (50%) yang dapat
menyelesaikan masalah dan 11 siswa (45,83%) yang dapat menyatakan ulang suatu
konsep matematika. Siswa yang mancapai ketuntasan atau memperoleh KKM ≥ 75
sebanyak 12 siswa (50%).
c. Tindakan kelas siklus II
Pada siklus II ini dari sejumlah 24 siswa kelas VIII C yang hadir terdapat 19 siswa
(79,16%) yang memberikan contoh dengan tepat, 18 siswa (75%) yang mampu
memahami masalah yang disajikan, 17 siswa (70,83%) yang dapat menyelesaikan
masalah dan 18 siswa (75%) yang dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika.
Siswa yang mancapai ketuntasan atau memperoleh KKM ≥ 75 sebanyak 18 siswa
(75%).
Dari data penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan strategi Student Teams Achuevement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sehingga berdampak juga
pada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C dalam pembelajaran matematika di
SMP Negeri 23 Surakarta.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan guru matematika kelas VIII C secara kolaboratif, maka dapat diambil kesimpulan
yaitu, antara lain:
1. Ada peningkatan kemampuan pemahman konsep matematika siswa dalam pembelajaran
matematika melalui penerapan pendekatan matematika realistik dengan strategi Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator dari
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sebagai berikut:
a. Siswa yang mampu memberikan contoh sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (25%)
dan setelah tindakan menjadi 19 siswa (79,16%).
b. Siswa yang mampu memahami masalah pada saat sebelum adanya tindakan
sebanyak 6 siswa (25%) dan diakhir tindakan sebanyak 18 siswa (75%).
c. Siswa yang mampu menyelesaikan masalah sebelum tindakan sebanyak 5 siswa
(20,83%) dan setelah tindakan menjadi 17 siswa (70,83%).
d. Siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika pada saat sebelum
adanya tindakan sebanyak 4 siswa (16,67%) dan pada akhir tindakan sebanyak 18
siswa (75%).
2. Ada peningkatan hasil belajar metematika siswa khususnya pada Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel (SPLDV) melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal ini, dapat
dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 75 pada saat sebelum adanya
penelitian tindakan mencapai 33,33%, dan setelah dilakukan tindakan menjadi 75%.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010.”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta.
Barnes, Hayley. 2004. Realistic mathematic educations: Eliciting alternative mathematical conceptions of learnears. African Journal of Research in SMT Education, Volume 8(1), 2004, pp.53-64.
Depdiknas. 2007. "Mathematical Understanding”. Online. http://alleducate.wordpress.com/2011/08/06/mathematical-Understanding/. Diakses tanggal 10 Oktober 2013.
Jupri, Al dan Kartika. 2006. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa. Online. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/198207282005012-KARTIKA_YULIANTI/artikel_Realistik.pdf. Diakses pada tanggal 3 Januari 2014.
Slameto. 2003.”Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”.Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert.2009. Cooperative Learning. Bandung:Media Nusa.
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha ilmu.