IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

88
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN THAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3MUARO JAMBI KECAMATAN SEKERNANKABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI ALAN KURNIA NIM : 201172182 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2021

Transcript of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

Page 1: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

THAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 3MUARO JAMBI KECAMATAN

SEKERNANKABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

ALAN KURNIA

NIM : 201172182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

2021

Page 2: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

i

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

THAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAHNEGERI 3 MUARO JAMBI KECAMATAN

SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

ALAN KURNIA

NIM : 201172182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

2021

Page 3: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

ii

Page 4: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

iii

Page 5: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

iv

Page 6: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini, Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang

saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil

karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi, Maret2021

Peneliti

Alan Kurnia

NIM. 2011721822

Page 7: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

vi

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmarnirahim...

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Dengan mengucap Alhamdulillahirrobil’alamin, rasa syukur teramat dalam dan

tak terhingga diucapkan kepada Allah SWT, karena berkah, kebahagiaan, dan

kelancaran yang selalu diberikan-Nya pada saat mulai lelah selalu kuat serta

berkat-Nya bisa sampai ke tahap ini.

Kado sederhana untuk yang tercinta yang tidak pernah putus doa, kasih sayang

dan nasihatnyanya, kedua orang tuaku. Papa (Jamhuri) dan Mama (Juminah) serta

saudara ku ( Ayu Lestari, Rizam Arjuna, Amara Ruwaida) yang menjadi sumber

kekuatanku. Terima kasih untuk semangat yang disalurkan selama ini.

Page 8: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

vii

MOTTO

Artinya: Dari Abu Sa’id berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “kunci dari sholat *tirmizi: 221)-adalah Bersuci” (H.R. At

*(Diambil dari Shahih Sunan Tirmidzi. Hal 15)

Page 9: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala. yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya,

sehingga Skripsi yang berjudul: “Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif

Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah (Bersuci) Siswa

di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

”. Dapat peneliti selesaikan.

Shalawat serta salam tidak lupa peneliti kirimkan kepada Nabi Besar

Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya

kejalan Islam dan Ilmu pengetahuan.

Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan

pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu

melalui kolom ini peneliti menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D. selaku Rektor UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmun Hayat,

M.Pd.I selaku wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil Dekan

III Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Muklis, M. Pd. I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag. selaku Sekretaris Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. ix

5. Ibu Dra. Hasnidar Karim, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I dan dan Ibu

Elly Surayya M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan

Peneliti dalam menyelesaikan skripsiini.

Page 10: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

ix

6. Bapak Safwan Al-magfuriSelaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

7. Bapak Muhammad Hafiz dan Para guru-guru Madrasah Tsanawiyah 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro yang telah banyak memberikan

informasi guna mempermudah peneliti memperoleh data di lapangan.

8. Kepada Para Dosen dan seluruh staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Yang telah membantu saya dan membimbing saya selama melakukan

perkulihan.

9. Para Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi yang telah memberi informasi guna

mempermudah peneliti memperoleh data di lapangan.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2017 terutama sahabat kelas

mahasiswa PAI C angkatan 2017 yang telah berjuang bersama selama

lebih dari 3 tahun.

Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan

ilmu.

Jambi Maret 2020

Peneliti

Alan Kurnia

NIM: 201172182

Page 11: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

x

ABSTRAK

Nama : Alan Kurnia

Nim : 201172182

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group

Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada

Mata Pelajaran Fiqih Di MTs N III Muaro Jambi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi

Pembelajaran Model Kooperatif Group Investgation Untuk Meningkatkan

Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsn 3

Muaro Jambi .

Penelitian ini adalah bersifat kualitatif , maka kehadiran penelitian di

lapangan sangat penting . Penelitian bertindak langsung sebagai instrumen dan

sebagai pengumpulan data , pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan

teknik observasi , teknik wawancara dan teknik dokumentasi . sedangkan metode

analisis data yang di gunakan ialan kualitatif dengan teknik analisis data ialah

Data Reduction, Display data dan Conclusio Drawing .

Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group Investgation Untuk

Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih

Di MTsN III Muaro Jambi adalah adanya model pembelajaran model

pembelajaran Gi agar dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa-siswi agar

melatih siswa untuk berkomunikasi sesama dengan teman nya agar lebih baik,

Faktor-faktor pendukung peningkatan Implementasi Pembelajaran Model

Koperatif Group Investgation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah

(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsN 3 Muaro Jambi siswa yang

bersemangat saat melakukan metode GI (Goup Investagtion) dan faktor yang

menjadi penghambat dalam menerapkan metode Gi ini adalah terlalu banyak

suara hingga bersaut-sautan.

Saran atau usulan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pemahaman

metode Gi (Group Investigation) bagi kepala sekolah , bagi guru dan siswa.

Kata kunci : implementasi , group investigation

Page 12: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

xi

ABSTRACT

Name : Alan Kurnia

Student’s number : 201172182

Major : Islamic Education Program

Title :The Implementation of Cooperative Learning

Model Type Group Investigation to Improve Students Understanding about

Thaharah (Purification) In Fiqh Subject In MTs N 3 Muaro Jambi

This study aims to determine how the Implementation of Investigation

Group as a type of Cooperative Learning Model to Improve Students'

Understanding of Taharah (Purification) in Fiqh Subjects in MTsn 3 Muaro

Jambi.

This research uses qulitative methof, so the presence of research in the field is

very important. Research acts directly as an instrument and as data collection, data

collection is done using observation techniques, interview techniques and

documentation techniques. While the data analysis method used by qualitative

data analysis techniques are Data Reduction, Data Display and Conclusion

Drawing.

The Implementation of Group Investigation Group Cooperative

Learning Model to Improve Students 'Understanding of Taharah (Purification) in

Fiqh Subjects at MTs n 3 Muaro Jambi is a learning model of the GI learning

model in order to improve students' learning understanding in order to train

students to communicate with their friends to make it better. Supporting factors

for increasing the implementation of Group Investigation Group Cooperative

Learning Model to Improve Students' Understanding of Taharah (Purification) on

Fiqh Subjects in MTs 3 Muaro Jambi students who were enthusiastic when doing

the GI method (Goup Investigation) and the factors that become obstacles in

applying this GI method was too many voices to clash.

Suggestions as input to further improve understanding of the GI (Group

Investigation) method for school principals, for teachers and students.

Keywords: implementation, group investigation

Page 13: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

xii

DAFTAR ISI

PERSEMBAHAN ....................................................................................................................... vi

MOTTO ..................................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................................................... x

Abstract ........................................................................................................................................ xi

Daftar Isi ..................................................................................................................................... xii

Daftar Tabel ............................................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. xiv

BAB IPENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................................................. 3

C. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 6

A. Kajian Teoritik ............................................................................................................... 6

B. Studi Relevan ................................................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 26

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................................. 26

B. Setting dan SubjekPenelitian........................................................................................ 26

C. Jenia dan Sumber Data ................................................................................................ 27

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 30

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................................. 32

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 35

A. Temuan Umum ............................................................................................................. 35

B. Temuah Khusus Dan Pembahasan .............................................................................. 47

BAB VPENUTUP ...................................................................................................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 60

B. SARAN .......................................................................................................................... 61

Page 14: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Model Analisa Interaktif ...........................................................................37

Tabel 1. Daftar Pengurus TU Mts N 3 Muaro Jambi ...........................................46

Tabel 2. Nama-NamaGuru Kelas Mts N3 Muaro Jambi.... ....................................51

Tabel 3 Nama-Nama Wali Kelas MTsN 3 Muaro Jambi ………………………. 52

Tabel 4. Jumlah Peserta Didik Mts N3 MuaroJambi...........................................54

Page 15: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 75

Lampiran 2 Daftar Responden ............................................................................. 78

Lampiran 3 Dokumentasi.......................................................................................79

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup ........................................................................82

Page 16: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang mempunyai ajaran sempurna dan

memperhatikan semua sisi kehidupan para makhluk-Nya. Hal ini terwujud dengan

adanya ajaran tentang menjaga kebersihan badan juga rohani. Kebersihan badan

tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Sangking Islam sangat mementingkan

soal kebersihan, thahara adalah materi yang pertama kali di pelajari di dalam

mata pelajaran Fiqh

Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindar dari

kotoran dan debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak

sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. Bersuci atau

istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya bewudhu

saja. Thaharah menempati posisi yang sangat penting, karena Thaharah adalah

syarat mutlak sah dan tidaknya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim..

Allah berfirman dalam :

لوة فاغسلوا وجوهكم وايد ا اذا قمتم الى الص ـايها الذين امنويكم الى المرافق ي

وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين

ن الغاٮ ط او لمستم النساء ف نكم م او على سفر او جاء احد مرضى لم تجدوا م

نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل

لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم ن حرج و عليكم م

(المائدة:٦)رون تشك

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan

shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan

sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,

dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam

perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh

perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah

Page 17: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

2

dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan

tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak

membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya

kamu bersyukur”(Al-Maidah: 6) (Al-Quran dan Terjemahan , Departemen

Agama,1989).

Dari kutipan ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa materi thahara

tidak hanya soal bagaimana berwudhu, mandi wajib tetapi juga di jelaskan secara

kompleks dari apa saja yang ingin di bersihkan, tata cara, serta alternative lain

juga di tawarkan didalamnya. Maka dari itu, mata pelajaran fiqh menjadi mata

pelajaran penting di madrasah.Meskipun begitu, madrasah juga mengikuti

kurikulum nasional yaitu kurikulum K13.

Didalam kurikulum 2013 Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku

yang diharapkan itu, meliputi tiga aspek yaitu: pertama, aspek kognitif meliputi

perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek afektif

meliputi perubahan dalam segi sikap mental, perasaan, dan kesadaran, dan ketiga,

aspek psikomotorik meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tidakan

motorik.

Oleh karena itu di butuhkan metode belajar yang terintegratif dalam hal

pencapaian indicator belajar tersebut.Maka, untuk mencapai indicator tersebut

group investigation salah satu strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam

pembelajaran k13 (Nurdiansya & Fahyuni, 2016).

Group investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri

dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari

keseluruan unit materi(pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat

atau menghasilkan laporan kelompok. kemudian, setiap kelompok

mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk

berbagi dan saling tukar informasi temuan .(Nurdiansya & Fahyuni, 2016).

Teknik ini di gunakan karena sesuai dengankurikulum 2013 dimana siswa di

tuntut untuk aktif.

Selanjutnya,dengan bekerjasamanya setiap kelompok, group investigation

dapat mengembangkan kemampuan social.Itu bisa dibuktikan dari penelitian

Page 18: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

3

(Aborda & Gaikwad, 2005) menyatakan bahwa group investigation dalam

meningkatkan keterampilan social dalam hal hubungan sesama teman, kerja sama,

komunikasi, berbagi dan mensuport satu sama lain. Selain itu group investigation

dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa(Mitchell, Montgomery, Holder,

& Dan, 2008) Mitchel dkk menjelaskan bahwa kemampuan kognitif siswa bisa

meningkat karena proses riset dan presentasi yang membuat siswa aktif dan

bertanggung jawab dalam pembelajaran. Selain itu dalam proses tersebut juga bisa

menurunkan kecemasan siswa. Group investigation mampu meniungkatkan

kemampuan berbahasa (Hosseini, 2014).kemudian group investigation juga

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dikarenakan posiis guru hanya

sebagai fasilitator dan sebagai informan, dan sswa yang aktif, maka siswa dapat

berfikir kritis dan melakukan investigasi topic dan serta siswa memperesentasekan

hasilnya sehingga membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar (Setyaningsih,

2013).Dari pernyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa goup investigation

adalah salah satu metode tepat dalam pembelajaran untuk memcapai tujuan

pembelajaran dalam kurikulum k13.

Berdasarkan penelitian sementara, peneliti menemukan bahwa di MTs N 3

Sekernan guru mata pelajaran Fiqh dengan materi thaharah menggunakan group

investigation.Namun, dalam pengimplementasian group investigation dalam

pembelajaran fiqh dalam materi thahara ada banyak kendala, dan kesulitan untuk

itu peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi group investigation di

dalam pembelajaran.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian tentang “Implementasi Pembelajaran Model Koperatif

Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa

Pada Mata Pelarajaran Fiqih Kelas Viii A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan dengan

memberikan batasan agar pembahasan tidak melebar dan supaya sesuai dengan

pokok kajian . Adapun pembatasan masalah tersebut adalah tinjauan terhadap

Page 19: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

4

ImplementasI Pembelajaran Model Koperatif Group Investigasion Untuk

Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Mata Pelajaran Fiqih Di

Kelas VIII A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di latar belakang, peneliti

metumuskan rumusan masalah sebagai acuan menjawab tujuan penelitian.

Sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasipembelajaran Model Kooperatif Group

Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa

Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri

3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi ?

2. Apa sajafaktor penghambat dan pendukung dalam

ImplementasiPembelajaran Model Kooperatif Group Investigation Untuk

Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi?

3. Apa solusi dalamImplementasiPembelajaran Model Kooperatif Group

Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa

Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri

3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi?

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaiman ImplementasiPembelajaran Model

Kooperatif Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman

Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi.

b. Untuk mengetahui faktor dan penghambat dan pendukung

dalamImpelementasiPembelajaran Model Kooperatif Group Investigation

Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata

Page 20: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

5

Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

c. Untuk mengetahui solusi dalamImpelementasiPembelajaran Model

Kooperatif Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman

Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi.

2. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian penelitian ini adalah:

a. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata

satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan Pendidikan Agama

Islam pada UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan agar dapat menerapkan disiplin belajar yang baik dalam

kesehariannya sehinggadapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan

c. Bagi pendidik, hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah masukan

bagi pendidik dalam mengembangkan dan meningkatkan disiplin belajar

peserta didik sehingga pendidik dapat lebih terinprirasi untuk menemukan

cara yang efektif dalam mendukung peningkatan belajar peserta didik di

sekolah.

Page 21: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Implementasi pembelajaran

Secara sederhana impelementasi pembelajaran dapat di artikan sebagai

pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajran . secara garis besar ,

implementasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari

sebuah rencana yang di susun secara matang dan terperinci dalam melakukan

proses pembelajaran(Usman, 2011, hal. 34)

Menurut Asep Jihad, implementasi pembelajaran adalah suatu proses

peletakan kedalam praktek tentang suatu ide , program atau seperangkat

aktifitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan .

Sedangkan menurut Guntur Setiawan (2004: 39) implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan

dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,

birokrasi yang efektif. Dengan demikian dapat peneliti disimpulkan bahwa

implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah perencanaan

suatu sistem yang memiliki tujuan tertentu yang semuanya akan sangat

bergantung dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam

melaksanakan apa yang dirancang melaluli program-program atau suatu

sistem.

2. Pengertian Model Koperatif Group Investigation

1. Model pembelajaran koperatif

Model pembelajaran koperatif adalah salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatakan

interaksi, meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran

karena pembelajaraan kooperatif tidak hanya memasukkan siswa didalam

kelompok tetapi menutut siswa bekerja sama, dan peran guru didalam

pembelajran kooperatif disini adalah sebagai fasilitator dan peneydia

informasi. Sehingga dalam proses ini siswa akan menjadi lebih aktif

Page 22: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

7

(Zingaro, 2008). Ini sejalan dengan Sarfo dan Elen (2011) yang

mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif bermanfaat bagi siswa dalam

prestasi, motivasi , berpikir kritis, berpikir metakognitif , kepuasan bekerja

dan kemapuan sosial.

2. Group Investigation

Group investigation adalah salah satu dari tipe pembelajaran

kooperatif. Di dalam process group investigation siswa mengambil bagian

aktif dalam merencanakan apa yang mereka ingin pelajari dan bagaimana

mereka mempelajarinya tetapi dilakukan di dalam group (Sharan &

Sharan, 1989). Selanjutnya, Zingaro (2008) mengatakan bahwa group

investigation adalah dimana siswa membentuk kelompok untuk

merencakan dan melaksanakn investigasi dan mensisntesis temuan ke

dalam persentasi kelompok.Jadi, bisa di simpulkan bahwa group

investigation adalah strategi yang dimanasiswa itu sendiri yang

merencakan memilih topic yang ingin mereka bahas, tidak hanya memilih

siswa juga berperan dalam bagaimana topic tersebut di selesaikan melakui

investigasi dan mensistesis temuan.Didalam strategi ini, siswa dituntut

untuk aktif sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pemberi

informasi.

Berdasarkan landasan konstruktivistik oleh Dewey menyatakan

bahwa pendidikan itu adalah untuk mengembangkan suatu individu untuk

bertanggung jawab dan memecah masalah dan membangun pengetahuan

(Zingaro, 2008).Maka dari itu, diperlukan lingkungan pendidikan yang

mendukung tujuan pendidikan.Berakar dari cita cita Dewey muncullah

group investigation. Kemudian, Jacobs dkk (Dalam Yasa, 2009)

menyatakan melalui pembelajaran (GI) Group investigationdewey

menyatakan ide sentranya tentang pendidikan.

a. Siswa hendak nya aktif , learning by doing

b. Belajar hendaknya bedasarkan pada motivasi intrintsik

c. Pengetahuan selalu berubah (berkembang) tidak tetap

Page 23: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

8

d. Pembelajaran hendaknya berhubungan dengan keperluan dan minat

siswa

e. Pendidikan hendaknya mencangkup kegiatan yang dapat menuntun

siswa untuk berkerja sama , saling memahami dan mengerti satu sama

lain

Selain itu, Menurut Mitchel dkk (2008) menyatakan dalam hasil

penelitannya bahwa metode ini memadukan landasan demokrasi dengan

dinamika penyelidikan akademik, kemudian metode ini menawarkan

kepada siswa untuk memilih kesempatan dalam belajar sesuai dengan

keinginan mereka dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka, jadi ini

akan berbanding lurus dengan apa yang dikatakn Dewey tentang tujuan

pendidikan.

Selanjutnya, Group investigation adalah kelompok kecil untuk

menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini

menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group

proces skills), Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap

anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah

kemapuan intelektual siswa di bandingkan belajar secara individual

(Zingaro, 2008). Menurut(Mitchell, Montgomery, Holder, & Dan, 2008)

mengatakan bahwa group investigation dapat meningkatkan kemampuan

kognitif.Ini dibuktikan dari penelitian Roliani (2020) bahwa group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Tidak hanya itu, Baki

dkk (2010 :183) mengatakan bahwadengan group investigationsiswa dapat

meningkatkan kepercayaan diri, dan menangkap hal poin poin yang

berbeda terkait masalah atau materi yang dibahas, ini berarti secara tidak

langsung bahwa group investigation dapat meningkatkan motivasi siswa.

Ada empat komponen dalam group investigation yaitu; investigasi,

interaksi, interprestasi dan motivasi instrinsik. Investigasi mangacu pada

pemilihan topic, interaksi adalah proses dimana siswa mengeksplor ide

dan membantu satu sama lain; interpretasi proses pengelaborasian temuan

Page 24: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

9

dan mengkalrifikasi ide ide; dan motivasi instrinsik memotivasi siswa

untuk mandiri dalam investigasi proses(Zingaro, 2008).

Menurut (Sharan, 2015) pengimplementasian group invetigasi ada

6 proses. Pertama, guru memberikan saatu masalah di kelas dan siswa

memilih kelompok minatny.Masalah yang ditimbulkan di sini sangat

penting, karena berbagai reaksi dari siswa diperlukan untuk pembentukan

kelompok yang sesuai. Guru harus menghindari memberikan ide mereka

sendiri atau menolak ide-ide dari siswa. Kedua kelompok merencanakan

penyelidikan mereka - prosedur, tugas, dan tujuan yang konsisten dengan

subtopik yang dipilih.Ketiga, kelompok melakukan penyelidikan seperti

yang direncanakan pada langkah di atas. Peran guru pada langkah ini

adalah mengikuti proses investigasi, menawarkan bantuan jika diperlukan:

menyarankan sumber daya, memastikan berbagai keterampilan sedang

digunakan, dll. Keempat, kelompok merencanakan presentasi mereka.

Mereka mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, dan mensintesisnya

menjadi yang dapat dipahami oleh kelas. Kelima, kelompok melakukan

presentasi.Akhirnya, guru dan siswa mengevaluasi penyelidikan dan

presentasi yang dihasilkan. Sepanjang proses, perwakilan grup sering

membuat laporan ke kelas, membantu anggota grup menghargai bahwa

mereka bagian dari unit sosial yang lebih besar.

3. Kajian Tetang Pembelajaran Fiqih Thaharah

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih Thaharah

a. Pengertian Pembelajran

Pembelajran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar . pembelajaran merupkan bantuan

yang di berikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, pengusahan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

siswa. Dengan kata lain , pembelajaran adalah proses untuk membantu

siswa agar dapat belajar dengan baik. (Rahman, 2007)

Page 25: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

10

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran

kooperatif memungkinkan peserta didik untuk dapat menyerap hasil

pembelajaran berdasarkan kapasitas masing-masing. Karenanya,

bagaimanapun tidaklah sama daya serap antara satu orang peserta didik

dengan peserta didik lainnya. Hanya saja, melalui pembelajaran kooperatif

ini, setiap peserta didik memiliki keterlibatan yang cukup besar karena

memilikiperannya masing-masing.

Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk

sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasama

kelompok dan interaksi antarpeserta didik. Persamaan antarsemua strategi

ini terletak dalam hal bahwa para peserta didik bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuantujuan bersama. Strategi-

strategi ini dirancang untuk menyingkirkan persaingan yang 13 terdapat di

dalam kelas, yang cenderung menimbulkan pihak “yang menang dan yang

kalah(David A. Jacobsen, 2009, hal. 230)

Pembelajaran kooperatif disebut juga dengan pembelajaran kerja

kelompok. Dalam hal ini Halimah(Halimah, 2008, hal. 72-

73)mengemukakan bahwa metode kerja kelompok diartikan sebagai suatu

kegiatan belajar mengajar dimana dalam satu kelas peserta didik

dipandang sebagai suatu kelompok yang terbagi dalam kelompok-

kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar

kelompok dilakukan dengan cara mengkondisikan peserta didik dalam satu

group atau sebagai satu kesatuan yang diberi tugas-tugas belajar untuk

dibahas secara bersama-sama.

b. Pengertian Fiqih Thaharah

Menurut bahasa kata Fiqih berarti pemahaman, yakni pemahaman

yang mendalam dalam perihal syariat Islam.(Amiruddin, 2009, hal.

21)Dalam terminologi AlQuran dan As-Sunnah, fiqh adalah pengetahuan

yang luas dan mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam

dan tidak memiliki relevansi khusus dengan bagian ilmu tertentu. Akan

tetapi, dalam terminologi ulama istilah fiqh secara khusus diterapkan pada

Page 26: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

11

pemahaman yang mendalam atas hukum- hukum Islam.(Saebani, 2010,

hal. 11)Sedangkan kata thaharah menurut bahasa adalah bersuci.

Sedangkan menurut syariat Islam thaharah adalah suatu kegiatan bersuci

Kata thaharah berasal dari Bahasa Arab هار ط ل yang secara bahasa

artinya kebersihan atau bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah

adalah mengerjakan sesuatu yang dengannya kita boleh mengerjakan

shalat, seperti wudhu,mandi, tayamun, dan menghilangkan najis.. Menurut

syara’, thaharah adalah suci dari hadats atau najis, dengan cara yang telah

ditentukan oleh syara atau menghilangkan najis, yang dapat dilakukan

dengan mandi dan tayamum.

Secara bahasa tahararah artinnya membersihkan kotoran, baik

kotoran yang berwujud maupun tak berwujud. Kemudian secara istilah

thararah menghilangkan hadas, najis dan kotoran (dari tubuh yang

menyebabkan tidak sahnya ibadah lainnya ) menggunakan air atau tanah

yang bersih(Syuja, 2018, hal. 3)

2. Dasar Hukum Tharara

Thararah (bersuci) hukumnya ialah wajib bedasarkan penjelasan di

Al-Qur’an :

ـايها لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ي ا اذا قمتم الى الص الذين امنو

وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين

رضى او ع ن الغاٮ ط او لمستم النساء فلم تجدوا م نكم م لى سفر او جاء احد م

نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل

ن حرج و لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم عليكم م

(مائدةلا:٦)تشكرون

Artinya: “Haiorang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai

dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan

jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat

buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak

memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik

Page 27: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

12

(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah

tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan

kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu

bersyukur”, (Q.S. Al-Maa’idah Ayat 6), (Al-Qur’an Terjemahan.

2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.)

Dan bedasarkan bunyi ayat di atas tidak ada alasan agar orang-

orang beriman dalam melaksanakan ibadah sholat dalam kondisi yang

badan harus bersih dan suci dari segala kotoran ataupun najis besar

ataupun najis kecil tidak terlihat maupun terlihat .

Suci yang dimaksud tidak hanya pada badan saja, tetapi juga suci

dari seluruh pakaian, tempat dan yang lainnya. Menjaga kesucian

merupakan hal yang disenangi dan dicintai Allah swt. Bahkan

mendapatkan ampunan dari–Nya Sebagaimana dijelaskan dalam Al-

Qur’an berikut ini:

نساء في المحيض ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا ال

إن ول ى يطهرن فإذا تطهرن فأتوهن من حيث أمركم الل تقربوهن حت

ابين و يحب الت المتطهرين .الل (222 :ابقرة:(ويحب

Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat

dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri, Al-Baqarah:222 (Al-

Qur’an Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus

Sunnah).

” Firman Allah swt.

(74)المدثر: وثيابك فطهر

Artinnya: “Dan pakaianmu bersihkanlah: al-Mudatsir, 74 (Al-Quran,

1989)

Teringat dengan pengalaman dari salah seorang teman saat Ppl,

dimana pada saat itu ia ingin mendirikan salat, tetapi pada saat yang

bersamaan ia tidak bisa salat disebabkan karena pakaian yang ia pakai

Page 28: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

13

meragukannya untuk salat. Melalui pengalaman ini, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa, kebersihan pakaian sangat berpengaruh pada

aktivitas ibadah khususnya dalam melaksanakan shalat.

Bedasarkan bunyi di atas sholat sangat penting bagi umat agama islam

terutama sholat lima waktu, dan di pertegas dalam hadsit Rasulloh Saw. Ia

bersabda .

طهؤرلصلاةالاح مفتا

Artinya: “Kunci shalat ialah bersuci”. (HR. Tirmiziy : 3).

Thaharah jenis ini hanya berkenaan dengan badan, yang terbagi menjadi 3

bagian:

1) Thaharah qubra yaitu mandi.

Thaharah dari hadats, besar seperti jima’, keluar mani, haid dan nifas atau

wiladah. Cara mengankat hadas besar dengan mandi atau dengan

tayammum ( apabila tidak ada air atau dalam keadaan sakit parah yang

tidak bisa kena air).

2) Thaharah shugrah yang berupa wudhu.

Thaharah dari hadas kecil yaitu dengan cara mengankat hadas kecil

dengan wudhu. atau tayammun ( apabila tidak ada air atau dalam keadaan

sakit parah yang tidak bisa kena air).(Muthoharoh, 2006)

3) Pengganti keduanya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk

melakukan keduanya (mandi dan wudhu), yaitu tayammum.

Thaharah dari najis merupakan usaha untuk menyucikan dan

menghilangkan najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah dalam

keadaan suci, karena pentingnya thaharah dalam pelaksanaan ibadah.Najis

dapat hilang dan menjadi suci maka diperlukan alat ataupun media yang dapat

digunakan yaitu; air, batu, debu dan tanah.

Adapun macam-macam air dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu

sebagai berikut:

1. Air Muthlaq, yaitu air suci yang menyucikan, maksudnya adalah air yang

masih murni baik sifat, bau maupun rasanya, dan dapat dikatakan sebagai

air yang benar-benar bebas dari kotoran dan kuman, dalam hukum fiqh air

Page 29: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

14

tersebut disebut dengan air suci yang menyucikan, artinya, air tersebut halal

diminum dan dapat untuk dipakai menghilangkan najis, baik mukhafafah,

mutawasithah, maupun mughaladzah. Yang termasuk dalam kategori air

mutlaq adalah air hujan, air laut, air sungai, salju yang telah cair menjadi air,

air embun, air sumur atau air mata air.

2. Air Musyammas, yaitu air yang terjemur sinar matahari, hukumnya suci

menyucikan pada benda lain akan tetapi makruh menggunakannya. Menurut

fiqh Islam menggunakan air yang dipanaskan dengan sinar matahari dalam

tempat logam yang terbuat dari seng (besi), tembaga, baja, alumunium tidak

dianjurkan karena benda-benda tersebut mudah berkarat.

3. Air Musta’mal, yakni air yang sudah dipakai, artinya air yang sudah dipakai

untuk menghilangkan hadats kecil maupun hadats besar. Hukumnya tidak

dapat menyucikan dari hadats atau najis , kecuali lebih dari dua kullah.

4. Air Mutaghayar, yakni air mutlaq yang sudah berubah salah satu dari bau,

rasa atau warnanya. Perubahan tersebut terkadang berubah karena

bercampur dengan benda suci, dan terkadang bercampur dengan benda

najis. Apabila air itu berubah karena benda najis maka menjadi air

mutanajis, tapi apabila bercampur dengan benda suci maka perubahan

tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni berubah dengan sebab

tempatnya seperti air yang mengalir di batu belerang, berubah karena lama

terletak seperti air kolam, berubah karena sesuatu yang terjadi padanya

seperti berubah karena ikan,berubah dengan sebab tanah yang suci atau

daun kering yang jatuh ke dalamnya. hukum air tersebut adalah suci

menyucikan tetapi kalau perubahan itu sudah menjadi sangat kotor maka

hukumnya tidak menyucikan.

a. Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu apabila

dalam keadaan darurat yaitu dengan cara tayamum.

b. Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya dengan batu,

kecuali benda keras yang asalnya dari kotoran binatang atau manusia.

Untuk istinjak atau menyucikan kotoran atau najis

Page 30: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

15

Dari keterangan tersebut pada dasarnya alat thaharah yang paling pertama

dan utama adalah air, tetapi apabila air tidak memungkinkan dapat

menggunakan debu, dan apabila debu tidak memungkinkan juga maka bisa

menggunakan batu atau benda keras yang disamakan hukumnya dengan batu.

4. Tata cara bersuci

a. Najis

Pengertian najis Najis ialah sesuatu yang kotor (menjijikkan)

menurut pandangan syariat, dan wajib bagi seorang muslim untuk bersuci

dan membersihkannya jika terkena najis tersebut.Najis dianggap suatu

benda yang kotor menurut syara’. Misalnya: bangkai, darah, nanah, segala

sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur, anjing dan babi, minuman keras

seperti arak dan lainnya, bagian anggota badan binatang yang terpisah

karena dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.

Pembagian najis

Najis terbagi dalam tiga bagian, ialah sebagai berikut:

1. Najis mukhaffafah atau najis ringan, yaitu air kencing bayi lakilaki

yang belum berumur dua tahun dan belum pernah makan sesuatu

kecuali air susu ibunya.

2. Najis mugallazhah atau berat, yaitu anjing dan babi dan keturunannya.

Seluruh Binatang binatang (yang hidup) itu suci kecuali anjung dan

babi dan yang lahir dari keduanya atau salah satunya (Al-asfhani,

2018, hal. 26)

3. Najis mutawassithah atau najis sedang, yaitu najis yang selain dari

kedua najis tersebut diatas, seperti segala sesuatu yang keluar dari

qubul dan dubur manusia dan binatang, barang cair yang

memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai juga

tulang dan bulunya, kecuali mayat manusia dan bangkai ikan serta

belalang. Najis mutawassithah terbagi dalam dua bagian, yaitu:

i. Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak dan dapat

dilihat.

Page 31: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

16

ii. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak kelihatan bendanya,

seperti bekas kencing, atau arak yang sudah kering dan

sebagainya.

b. Cara menghilangkan najis

1. Barang yang terkena najis mugallazhah seperti jilatan anjing atau

babi, maka wajib dibersikan dengan terlebih dahulu membuang

bendanya lalu dibasuh sebanyak tujuh kali. Salah satu di antaranya

harus dibasuh dengan air yang bercampur tanah.

2. Barang yang terkena najis mukhaffafah dibersihkan cukup dengan

diperciki air pada tempat yang terkena najis tersebut.

3. Barang yang terkena najis mutawassithah harus dibersihkan sampai

sifat dari najis tersebut betul-betul hilang seperti warnah, bau, dan

rasanya. Adapun jumlah bilangan siramannya yakni tergantung

pada sifat najis tersebut. Boleh satu kali, tiga kali dan seterusnya,

sampai najis itu betul-betul hilang. Adapun cara menghilangkan

najis hukmiyah ialah cukup dengan mengalirkan air pada tempat

yang terkena najis.

4. Najis yang dimaafkan Najis yang dimaafkan ialah najis yang

menurut arti, najis tersebut tidak usah dibersihkan atau dibasuh,

misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah

atau nanah yang sedikit, debu dan air dijalanan yang memercik

yang sukar dihindari.

Adapun tikus atau cecak yang jatuh ke dalam minyak atau

makanan yang beku, dan cecak itu mati di dalamnya, maka makanan yang

harus dibuang pada yang terkena najis saja, yang lainnya boleh dipakai

kembali. Akan tetapi apabila yang terkena najis seperti tadi adalah barang

yang bercair dan susah untuk membedakannya bagian mana yang terkena

dan bagian mana yang tidak terkena, maka makanan atau cairan tersebut

dibuang guna menghindari keragu-raguan.

c. Istinja

Page 32: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

17

Istinja’ adalah bersuci dengan air atau yang lainnya untuk

membersihkan najis yang berupa kotoran yang ada atau menempel pada

tempat keluarnya kotoran tersebut (qubul dan dubur) seperti berak dan

kecing. Jadi segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur adalah

sesuatu yang dianggap kotor dan wajib dibersihkan atau dihilangkan,

dengan menggunakan air atau yang lainnya.

ع هوا من البول ن أنس , قال : قال رسول الل صلى الل عليه وسلم : تنز

ة عذاب القبر منه فإن عامDari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena

sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.”(HR. Ad-

Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280)

صلى الل حمن بن حسنة، قال: خرج علينا رسول الل عليه عن عبد الر

رقة، فوضعها، ثم جلس فبال إليها، فقال بعضهم: وسلم وفي يده الد

انظروا إليه يبول كما تبول المرأة، فسمعه النبي صلى الل عليه وسلم ،

ا أصاب صاحب بني إسرائيل؟ كانوا إذا ويحك، أما علمت م “فقال:

ب في قبره ”أصابهم البول قرضوه بالمقاريض، فنهاهم ، فعذ

Dari Abdurrahman bin Hasanah Radhiyallahu anhu, dia berkata:

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami, Beliau

membawa tameng kulit di tangannya, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa

sallam meletakkannya. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam

duduk lalu buang air menghadap kepadanya (yakni menggunakan tameng

itu sebagai penutup-pen). Sebagian orang berkata (mencela Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), “Lihat orang ini, dia buang air seperti

wanita buang air (yakni Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat

menjaga aurat ketika buang air-pen)”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

mendengarnya, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Kasihan engkau, tidakkah engkau tahu siksa yang menimpa seorang

lelaki Bani Israil? Jika air kencing mengenai mereka, mereka biasa

mengguntingnya dengan gunting. Lalu lelaki itu melarang mereka,

sehingga dia disiksa di dalam kuburnya”. (HR. Ibnu Majah, no. 346.

Dishahȋhkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)

رضي الل عنها عن رسول الل قال: "إذا قال أحدكم فلا تستخدم يمينه فليستخدم

".يده اليسرى

Page 33: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

18

Jika salah seorang dari kamu beristinja, maka janganlah ia gunakah tangan

kanan, hendaklah ia gunakah tangan kirinya (H.R Ibnu Majah No:308 dan

dicantumkan dalam Shahihul Jami' no:322).

Dari keterangan hadis di atas, dipahami bahwa bersuci dari kotoran

(istinja) penting dilaksanakan sebab hal ini terkait dengan adanya azab

kubur di hari kemudian, apabila istinja tidak dilaksanakan.

d. Wudhu Pengertian Berwudhu

Wudhu adalah membasuh sebagian anggota badan dengan syarat

dan rukun tertentu setiap akan melaksanakan ibadah, terutama shalat dan

ibadah lainnya yang mewajibkan wudhu.(Suyono, 1994) Dalam Islam,

wudhu mempunyai kedudukan yang tinggi karena merupakan syarat

sahnya seseorang melaksanakan ibadah. Berwudhu disyariatkan dalam

AlQur’an dan Hadits yaitu Firman Allah :

لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ـايهاي ا اذا قمتم الى الص الذين امنو

وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين

رضى او ع ن الغاٮ ط او لمستم النساء فلم تجدوا م نكم م لى سفر او جاء احد م

نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل

ن حرج لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم عليكم م و

(المائدة:٦)تشكرون

Artinya: “Haiorang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai

dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan

jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat

buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak

memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik

(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah

tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan

kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu

bersyukur”, (Q.S. Al-Maa’idah Ayat 6), (Al-Qur’an Terjemahan.

2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.)

Page 34: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

19

Rasululullah Saw juga bersabda: “Allah SWT tidak akan menerima

shalat seseorang diantara kalian bila berhadats hingga ia berwudhu.” (HR.

Bukhari dan Muslim).

1. Syarat dan Rukun Berwudhu Wudhu.

merupakan perbuatan yang harus dikerjakan sebelum

melaksanakan ibadah dan dapat menentukan sah atau tidaknya

ibadah tersebut, misalnya shalat yang dilakukan tanpa berwudhu

maka hukumnya menjadi tidak sah karena wudhu merupakan

syarat sahnya shalat. Dalam melaksanakan berwudu pasti terdapat

rukun dan syarat yang harus diketahui setiap muslim. Syarat dan

rukun tersebut meliputi:

I. Islam Orang yang bukan Islam tidak sah melakukan wudhu.

Tidak hanya berwudhu tetapi semua ibadah, baik bersuci,

shalat zakat, puasa dan haji.

II. Tamyiz Orang yang melakukan wudhu dapat membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk dari segala sesuatu yang

dikerjakan

III. Dilakukan dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan

Air yang suci menjadi syarat sahnya wudhu seseorang. Oleh

karena itu, tidak boleh berwudhu dengan air yang najis.

IV. Tidak ada penghalang air sampai ke kulit, seperti lilin, cat yang

menempel pada kulit anggota wudhu. Sebelum seseorang

berwudhu, maka wajib baginya untuk menghilangkan sesuatu

yang dapat mengalangi sampainya air ke kulit agar dapat

tercapai kesempurnaan wudhu.

V. Tidak dalam keadaan berhadast

2. Rukun wudhu Ada enam macam yang menjadi rukunnya wudhu,

yaitu sebagai berikut :

I. Niat Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muslim, Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya, amalh itu

tergantung dari niatnya.” Ibnu Taimiyah berkata “Menurut

Page 35: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

20

kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati,

bukan lisan dalam semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat,

zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jika

lupa dengan niatnya maka tidak sah wudhu yang kita lakukan.

Dengan demikian, sudah jelas bahwa wudhu seseorang tidak

akan sah apabila tidak diiringi dengan niat.(Azizi, 2017, hal.

43) Adapun niat wudhu ialah :

“ نويت الوضوء لرفع الحدث الاصغر فرضا لله تعالى

Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil,

fardhu karena Allah SWT”.

II. Membasuh muka Membasuh muka dengan air, yakni dengan

mengalirkan air keseluruh bagian muka. Adapun batasan muka

adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai dagu dan

kedua pipi hingga pinggir telinga.

III. Membasuh kedua tangan sampai siku Sebagaimana yang telah

diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw.

mencuci kedua telapak tangan beliau saat berwudhu sebanyak

tiga kali. Beliau juga membolehkan mengambil air dari bejana

dengan telapak tangan, lalu mencuci kedua telapak tangan itu.

Semua area ini harus terkena air. Membasuh sampai siku

merupakan batas minimal, lebih tinggi hinggalengan bagian

atas tidak dilarang, bahkan disunnahkan

IV. Mengusap sebagian kepala Mengusap kepala boleh sebagian

atau keseluruhan, yang dimulai dari bagian depan kepala, lalu

diusapkan ke belakang dengan kedua tangan, kepala, kemudian

mengembalikannya ke depan kepala. Dalam sebuah hadits

yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi

disebutkan bahwa Rasulullah Saw mencotohkan tentang cara

mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangan yang

telah dibasahkan air, lalu beliau menjalankan kedua tangannya

Page 36: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

21

mulai dari bagian depan kepala ke belakangnya tengkuk

beliau, kemudian mengembalikan lagi ke depan kepala beliau.

V. Membasuh kaki sampai dengan mata kaki

Selanjutnya membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Maksud

dari mata kaki disini adalah benjolan yang ada disebelah

bawah betis. Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci bersamaan

dengan kaki. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh

Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah Saw.

memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki,

bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya.

Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali,

kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki

Rasulullah juga menggosok–gosokkan jari kelingkingnya pada

sela-sela jari kaki.

VI. Tertib, artinya mengerjakannya secara berututan mulai dari

awal hingga akhir. Semua fardhu wudhu yang telah dijelaskan

tersebut harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh

dilakukan secara acak. Misalnya, tidak boleh membasuh kaki

terlebih dahulu.

Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang

disebutkan bahwa semua tata cara wudhu tersebut dilakukan

dengan tertib (berurutan), menyegerakan dengan basuhan

berikutnya, mendahulukan yang kanan atas yang kiri.

3. Dasar hukum wudhu Wudhu merupakan ibadah yang disyariatkan

dalam ajaran Islam berdasarkan tiga alasan, sebaagai berikut:

a. Firman Allah swt. dalam Q.S. al-Maidah:

لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ا اذا قمتم الى الص ـايها الذين امنو ي

)امائدة:٦) الى الـكعبين وامسحوا برءوسكم وارجلكم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu hendak

mengerjakakn shalat, basuhlah mukamu dan

tanganmu sampai sikumu lalu sapulah kepalamu dan

Page 37: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

22

kakimu hingga dua mata kaki.(QS. Al Maidah ayat

6)Al-Quran dan Terjemahan , Departemen

Agama,198)

b. Dari Abu Hurairah ra. Nabi bersabda:

أبا هريرة يقول : قال رسول صلى الل عليه وسلم قال: لا تقبل صلاة من أحدث

.حتى يتوضأ

Artinya: “Allah tidak menerimah salat seorang di antara kamu

bila berhadas sampai ia berwudhu lebih dahulu.” (HR. Bukhari

: 135).

c. Ijma yang berati kesepakatan para ulama dan telah diterima

oleh umat Islam atas disyariatkannya wudhu sebelum

mendirikan salat. Hal ini telah dipraktekkan sejak masa

Rasulullah saw. para sahabat dan sampai sekarang. Tidak ada

satupun generasi yang menyalahi perintah ini.(A mbo asse,

2008, hal. 33)

B. Studi Relevan

Sebagai acuan dalam penelitian ini ada beberapa penelitian yang

berhubungan dan mendapatkan hasil yang positif atau berhasil, yaitu

berikut diantaranya :

Pertama, penelitian terkait oleh Listiani Pratiwi ( 2018 ) yang berjudul

“peningkatan hasil belajar pendidikan agama islam materi Thaharah

melalui metode Group Investigation pada siswa kelas VII SMP N 2

Jambu Kecamatan Jambu Kabapaten Semarang Tahun Pelajaran 2017 /

2018”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui metode

grup investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

pendidikan agama islam materi Thaharah pada siswa kelas 7 di SMP N 2

Jambu. Penelitian ini adalah penelitian jenis PTK, penelitian ini

berlangsung 2 siklus, data yang dikumpulkan melalui observasi, tes dan

dokumentasi, kemudian di analisis menggunakan teknik analisis data

kuantitatif dan kualitatif.

Page 38: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

23

Kedua,Chusnul Latifah (2018) yang berjudul “Penelitian model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi

metamorfosis kelas II MI Al-Islah Sidoarjo”Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan

alam materi metamorfosis kelas II MI Al-Aslah Sidoarjo. Metode

penelitian yang di gunakan adalah PTK dengan menggunakan model Kurt

Lewin yang tiap siklus nya terdiri dari empat komponen yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik yangdi gunakan

adalah tes menggunakan tes tertulis, observasi dengan menggunakan

instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara

menggunakan format panduan wawancara guru dan siswa, serta

dokumentasi.Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)

Penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada

materi metamorfosis mata pelajaran IPA siswa kelas III dapat dilihat dari

nilai aktivitas guru dan aktifitas siswa. Pada siklus I aktivitas guru

mendapat nilai 77,63 (cukup) dan meningkat pada siklus II dengan nilai

96,05 (sangat baik). Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapat nilai

77,77(cukup) dan meningkat pada siklus II menjadi 94,44 (sangat baik). 2)

Adanya peningkatan pemahaman siswa kelas III. Persentase ketuntasan

peningkatan pemahaman pada pra siklus yaitu 30,30%, meningkat menjadi

63,63% (cukup) pada siklus I, kemudian meningkat lagi 84,84% (Baik

sekali) pada siklus II. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada pra siklus

yaitu 58,93 meningkat menjadi 65,9 pada siklus I, kemudian meningkat

lagi menjadi 82 pada siklus II.

Selanjutnya, penelitian ketiga berasal dari Khoirunnisa ( 2020 ) yang

berjudul “penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran

tematik kelas IV Disekolah Dasar N 146 / IX Desa Parit Muaro

Jambi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran

Page 39: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

24

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

untuk meningkatkan keaktifan siswa pada tema 6 cita cita ku subtema 2

hebatnya cita cita di kelas IV A Sekolah Dasar N 146 / IX Desa Parit

Muaro Jambi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A Disekolah

Dasar N 146 / IX Desa Parit Muaro Jambi, sedangkan objek penelitian ini

adalah model penelitian kooperatif tipe Group Investigation untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar Hasil penelitian menunjukan

bahwa penerapan model pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan

aktivitas belajar siswa dapat diukur dari evaluasi siklus I, II dan siklus III,

dengan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 54%, siklus II sebesar

66% dan siklus III sebesar 76%. Sedangkan peningkatan hasilkeaktifan siswa

dapat diukur dari setiap siklusnya, keaktifan siswa pada siklus I sebesar

2,5% dengan kategori “belum aktif”, keaktifan siswa pada siklus II sebesar

3,7% dengan kategori “mendekati aktif” dan keaktifan siswa pada siklus

III sebesar 4,5% dengan kategori”mendekati sangat aktif”. Dapat

dikatakan bahwa hasil penelitian di Sekolah Dasar negeri 146/IX Desa

Parit Muaro Jambi telah tercapai dengan baik.

Dari beberapa studi relevan diatas bahwa ada persamaan dan

perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya, adapun

persamaannya adalah penelitian ini memiliki kesamaan akan metode

pembelajaran yang dipakai yaitu Group Investigation dan juga memiliki

kesamaan topic denga penelitian Pratiwi.

Selain dari pada kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

seperti yang telah disebutkan diatas, adapula perbedaannya adapun

perbedaanya ialah, metode penelitian yang di gunakan, mata pelajaran dan

materi, serta tingkat pendidikan dan kelas yang berbeda.Metode penelitian

yang telah di gunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan

penelitian tindakan kelas dan kuatitatif, sedangkan penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif.Kemudian, perbedaan mata

pelajaran dan materi, penelitian sebelumnya menggunakan model

Page 40: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

25

pembelajaran tersebut di mata pelajaran tematik dan IPA serta PAI, namun

penelitian ini menggunakannya dalam mata pelajaran Fiqh di materi

thahara. Serta jenjang pendidikan dan kelas menjadi pembedanya yaitu

peneliti mengambil sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi serta sekolah tersebut berada di Rt 02

Kelurahan sengety dan peneliti juga mengambil acuan siswa yaitu kelas

VIII A . Serta materi yang di ambil untuk pembahasan yaitu Taharah .

Page 41: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,

dan mengantisipasi masalah.(Sugiyono, Metode Penelitian, 2004)

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan

(kualitatif) , yaitu penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif

tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial individu,

kelompok, lembaga dan masyarakat.

Menurut Sugiono (2011), Metode Penelitian Kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme , di gunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen)

dimana peneliti adala sebagai instrumen kunci,

Menurut moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain . secara

holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang di alami dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.

Bedasarkan pendapat di atas bisa di pahami bahwa, penelitian kualitatif,

ialah penelitian untuk membahas gambara yang lebih jelas mengenai situasi-

situasi sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa dan menyajikan fakta

secara sistematik sehingga dapat dengan mudah di fahami dan di sampaikan

melakukan statistik.

B. Setting dan SubjekPenelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri

3 Kecamatan Maro sebo Kabupaten Muaro Jambi .Atas berbagai

Page 42: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

27

pertimbangan. Alasan pemilihan lokasi tersebut di dasarkan beberapa

pertimbangan yaitu ,keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik

tenaga maupun waktu.

2. SubjekPenelitian

Atas berbagai pertimbangan sebagaimana di kemukakan di

atas maka yang akan di jadi kan sebagai informasi (Subjek Penelitian) ini

adalah:

a) Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

b) Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi

c) Para murid Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

Penentuan subjek di dasarkan dengan tekhnik purposive sampling.

Purposive Sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai

dengan persyaratan sampel yang diperlukan.

C. Jenia dan Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti

mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam

sebuah penelitian. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam

menyusun karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer

dan data sekunder.

Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Sumbermsumber data primer dalam penelitian ini yaitu guru Fiqih kelas VII

A, dan Siswa yaitu sebagai informan utama untuk mengetahui bagaimana

siswa menguasai pembelajaran tharara.

1. Sumber Data Sekunder

Page 43: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

28

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua

dan ketiga.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, sumber data

sekunder dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama

yang digunakan oleh peneliti.

Jenis data sekunder misalnya dapat berupa gambar-gambar,

dokumentasi, grafik, manuscrip, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai

dokumentasi Madrasah tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi

2. Sumber primer

adalah suatu referensi yang dijadikan sumber utama acuan

penelitian. Dalam penelitian ini, sumber primer yang digunakan adalah

Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A.

a. Bagaimana efektif Pembelajaran Model Koperatif Group

Inverigasion Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa

Tentang Taharah Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A

b. Bagaimana kendala dalam meningkatkan pemahaman taharah

dalam Pembelajaran Model Koperatif Group Inverigasion

Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa Tentang Taharah Di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif dilokasi

penelitian, mutlak kiranya seorang peneliti menggunakan bermacammacam

metode pengumpulan data untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Adapun

peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Wawancara

Page 44: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

29

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam

percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Sedangkan

wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam (in-

depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

peneliti dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informasi atau orang yang di wawancarai.

Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk memperoleh data

subyek penelitian mengenai kondisi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi khusunya di kelas VIII

A.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data

dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati

serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk

catatan.(S. Eko Putro Widoyoko, 2012, hal. 44)Sedangkan metode

observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipan, yaitu

metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer dan

peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode

observasi ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan dalam

pengimplementasian Thaharah dalam Pembelajaran Model Koperatif

Group Inverigasion Dalam Meningkatkan Siswa Pengetahuan Tentang

Taharah Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A, mengamatilokasi penelitian dan

lingkungan sekitar Madrasah Tsanawiyah dan melihat secara langsung

kegiatan yang sedang berlangsung, serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

3. Metode Dokumentasi

Page 45: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

30

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau

variabel yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar,

prasasti, notulen rapat, catatan harian. Berdasarkan pendapat di atas

dapat difahami bahwa, metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, dan suara)

terhadap segala hal baik objek atau peristiwa yang terjadi di sekolah.

Berdasarkan penjelasan tesebut metode dokumentasi ini Peneliti

gunakan untuk memperoleh data tentang:

a. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

b. Keadaan Siswa dan siswi Mtsn Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

c. Denah Lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

d. Keadaan Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

e. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan Madrasah

Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi

E. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diteliti terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah

menganalisa data. “Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.(Sugiyono, Metode Penelitian, 2004)Adapun analisis data kualitatif

adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,

selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.(Sugiyono, Metode Penelitian,

2004, hal. 224)

Page 46: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

31

Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (penarikan kesimpulan).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah proses memilih, menyederhsiswaan,

memfokuskan dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus,

membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data

sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan

akhir.

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

mengarahkanmembuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.

2. Display Data (Penyajian Data)

“Penyajian data atau display data adalah usaha merangkai

informasi yang terorganisir dan tersusun dalam upaya menggambarkan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.

Sedangkan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencsiswaan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang difahami.

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penyajian

data merupakan suatu cara memberikan kemudahan kepada setiap

peneliti dengan cara menyajikan data secara utuh, setelah itu

mengkategorisasikan data yang telah terkumpul dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya agar mudah

difahami dalam menganalisis.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang

utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek

penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang

Page 47: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

32

kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkandata, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, kesimpulan

adalah suatu tahap pemikiran atau proses menganalisis suatu

penelitian, yang sebelumnya data di lapangan belum jelas kemudian

data menjadi rinci dan jelas. Tahap analisis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.1 model analisa interaktif(Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, 207, hal. 247)

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mendapatkan data yang absah yang lain di luar data itu untuk sesuai

dengan penelitian kualitatif (data truthwirtyness) digunakan teknik triangulasi.

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2004 : 330 )

Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan

berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan triangulasi

dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Reduksi Data

Page 48: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

33

kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.( Moleong, 2004 : 330-331) Triangulasi dengan metode menurut

Moleong adalah: Pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. (Moleong,

2004 :331 ) Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di

lapangan tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Menerapkan pembiasaan Sholat Berjama‟ah di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi, dari

sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi

Page 49: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

34

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari

November 2020 sampai Juni 2021, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan Jadwal Penelitian

Oktober 2020

November 2020

Desember 2020

Januari 2021

Februari 2021

Maret 2021

April 2021 Mei 20211

Pengajuan Judul

x x

Penyusunan Proposal

X x x

Pengajuan Dosen Pembimbing

x x

Bimbingan Proposal

x x

Seminar Propsal

x x

PePerbaikanProposal

Bimbingan Proposal Lengkap

X x x x x x

Perbaikan Hasil Seminar

x x x

Izin Riset X x

Pelaksanaan Riset

x x x x x x x x x x x x

Penyusunan Skripsi

x x x X x x x

Bimbingan Skripsi

x x x x x x x

ACC Skripsi x

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Page 50: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

35

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Profil Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Muaro Jambi dahulunya adalah

MTs.S Al-Hidayah Sengeti yang didirikantahun. Negeri dan berganti

nama menjadi MTs Negeri Sengeti, hal ini mendapatkan sambutan

hangat para orang tua dan masyarakat sekitarnya. Pada bulan Mei tahun

2018 nama MTsN Sengeti berganti nama lagi menjadi MTsN 3 Muaro

Jambi.

2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Muaro Jambi dahulunya adalah

MTs.S Al-Hidayah Sengeti yang didirikantahun 1989 merupakan

swadaya masyarakat sengeti untuk mewujudkan generasi penerus yang

cerdas, bijaksana dan berahlak mulia, kemudian pada bulan Maret tahun

1997 MTs.S Al-Hidayah dijadikan MTs. Negeri dan berganti nama

menjadi MTs Negeri Sengeti, hal ini mendapatkan sambutan hangat

para orang tua dan masyarakat sekitarnya. Pada bulan Mei tahun 2018

nama MTsN Sengeti berganti nama lagi menjadi MTsN 3 Muaro Jambi.

Adapun Identitas dari sekolah MTS N 3 Muaro jambi adalah sebagai

berikut:

1. Nama Sekolah : MTS N 3 Muaro Jambi

2. NSS : 121115050004

3. NPSN : 10508211

4. Akreditasi : Akreditasi A

5. Alamat : Kel. Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten

Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Jambi

6. Kode pos : 36381

7. Nomor Telepon : -

8. Nomor Faks : -

Page 51: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

36

9. Email : -

10. Jenjang : SMP

11. Status : Negeri

12. Lintang : -1.555748

13. Bujur : 104.09133900000006

14. Ketinggian : 15

15. Waktu belajar : Sekolah Pagi

Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di MTS N 3 Muaro

Jambi adalah sebagai berikut :

1. Lukman Hakim ( 1997 – 2003 )

2. Drs. Ibrahim ( 2003 – 2004 )

3. Drs. Suhaimi ( 2004 – 2006 )

4. Bustanudi Arip, M.Pd ( 2006 – 2011 )

5. Ahmad Safrizal, S.Ag., M.Si ( 2011 – 2013 )

6. M.syafwan Al-Maghfuri, S.Ag ( 2013 – Sekarang )

Identitas Kepala sekolah MTS N 3 Muaro Jambi adalah sebagai

berikut :

1) Nama dan Gelar : M. Syafwan Al-Mugfuri, S.Ag

2) Nip : 197504102000031002

3. Visi dan Misi MTS N 3 Muaro Jambi

1. Visi Sekolah : “bertaqwa, cerdas, terampil, disiplin, sehat, berwawasan

lingkungan dan cinta tanah air”.

2. Misi sekolah :

a. Meningkatkan ketaqwaan serta terbentuknya jiwa dan perilaku

islam.

b. Mengembangkan pelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan

dan islami ( PAIKEM )

c. Meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non

akademik

Page 52: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

37

d. Melestarikan dan mengembangkan olahraga, seni, dan budaya

e. Meningkatkan keterampilan dalam bidang IPTEK

f. Menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari – hari

g. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, asri, indah,

produktif, dan inovatif

h. Mampu mengembangkan sikap dan kepribadian untuk bangsa dan

negara

4. Kurikulum Sekolah

Pengertian kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan

jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan.Secara etimologis, kurikulum

merupakan terjemahan dari kata curriculum dalam bahasa inggris yang

berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere

yang berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk.

Banyak defenisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-

definisi tersebut bersifat operasional dan sangat membantu proses

pengembangan kurikulum tetapi pengertian yang diajukan tidak pernah

lengkap. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah

pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Pophan), ada juga yang

mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis

(Tanner,1980).

Kurikulum yang digunakan di MTs N 3 Muaro jambi yaitu Kurikulum

2013.Penggunaan Kurikulum 2013 di MTs N 3 Muaro Jambi dimulai

sejak tahun 2017 yang lalu.

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi adalah suatu susunan personil yang bergabung

dalam suatu organisasi. Struktur organisasi sekolah bisa dilihat sebagai

berikut

Page 53: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

38

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 MUARO JAMBI

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Mimiarti, S.Pd.I

Kepala Madrasah

M. Syafwan Al-Magfuri, S.Ag

Komite Madrasah

Drs. Tarmizi

Wk. Ur. Kesiswaan Drs. Damanhuri Hasibuan

Wk. Ur. Kurikulum

Drs. Syahril M.Pd

Wk. Ur. Sarpras

Buchori, S.Ag

Wk. Ur. Humas

Muhamad Hafiz, S.pd.I

Wali Kelas VII. B Nelly Savrini, S.Pd

Wali Kelas VII. A

Susilawati, S.Hum

Wali Kelas VIII.B

Eni Ayu Arnoni, S.Pd

Wali Kelas VIII. A

Alamsyah, S.Pd

Ka. TU

Doriana Siahaan, SE

Arlipa Warni, S.Pd

Wali Kelas VIII .C

Syamsidar, S.Pd.I

Wali Kelas VIII. D

Mimiarti, S.Pd.I

Wali Kelas VII. C

Andriani Renova, S.Pd

Wali Kelas IX. B

Dra. Devita Ridayani

Wali Kelas IX. C

Yusriati, S.Pd

Wali Kelas IX. A

Pramubakti/Staf Tu Ima Royani

Pramubakti/Staf Tu Halil, S.Th.I

Pramubakti/Staf Tu Qomaruddin, S.Pd.I

Pramubakti/Staf Tu

Indrianto, S.Ag

Pramusaji

Hasanah

SATPAM

Abu Bakar Penjaga Malam

Dahlan

Bendahara

Husaini, S.Pd

Hapdikal Putra, S.Pd

Guru

Kepala Perpustakaan

Sri Agustini, S.Ag

Staf Perpustakaan

Desi Ratnasari, S.Pd.I

Guru

Yusrizal, S.Pd

Guru

Dra. Zahara

Guru

BK

Wahyu Fitriani, S.Pd

Pembina OSIM

Rts. Arniyanti, S.Ag

Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi

Tahun 2021

Page 54: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

39

6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

1. Klasifikasi tugas di MTs N 3 Muaro Jambi

a. Kepala sekolah

MTs N 3 Muaro Jambi di pegang oleh kepala sekolah sebagai

tugas administrator dan supervisor yang di pimpinnya yang

bertanggung jawab atas kelancaran keberhasilan semua urusan

pengaturan dan pengelolaan sekolah secara informasi kepada

masyarakat.

Kepala sekolah bertugas untuk :

3) Menyusun planning

Menetapkan rencana jangka panjang dan rencana jangka

pendek. Misalnya dalam program tahuna dan program

semester.

4) Menyusun organizing

Kepala sekolah merupakan seorang pelaksana kegiatan, baik

itu program jangka panjang ataupun program jangka pendek.

Misalnya apabila seorang siswa mendapatkan prestasi baik,

maka kepala sekolah memberikan beasiswa kepada siswa

tersebut untuk meringankan biaya orang tua yang nanggung

nya.

b. Komite sekolah

Komite sekolah bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan

hubungan yang ada dan serasi. Kerja dan tanggung jawab bersama

keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk menyempurnakan

kegiatan pendidikan.

c. Tenaga administrasi / tata usaha ( TU )

Dalam lembaga pendidikan atau sekolah tidak pernah lepas dari

tenaga administrasi yaitu tata usaha ( TU ). TU sendiri di kepalai

oleh seorang kepala TU yang bertguas mengkoordinir para

pegawai nya serta tanggung jawab sepenuhnya terhadap segala

Page 55: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

40

urusan administrasi sekolah tersebut. Tenaga administrasi pada

MTs N 3 Muaro Jambi mempunyai andil besar dalam rangka

lancarnya pendidikan di sekolah. Contoh dalam rangka menerima

siswa baru.

Kepala tata usaha seklah bertanggung jawab kepada kepala

sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketata usahaan

sekolah meliputi kegiatan sebagai berikut :

5) Menyusun program tata usaha

6) Mengelola keuangan sekolah

7) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa

8) Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha

sekolah

9) Menyusun dan mengajukan data statistik sekolah

10) Mengkoordinir dan melaksanakan 7K

11) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan dan

ketatausahaan secara baik

Susunan pengurus tata usaha MTs N 3 Muaro Jambi dapat di

lihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Daftar Pengurus TU MTs N 3 Muaor Jambi

Nama JK Jabatan

Doriana Siahan, S.E

Kaur.TU P

Kaur. TU

Ima Royani

Staff TU P

Pramubakti

Qomaruddin, S.Pd.I

Staff TU L

Pramubakti

Halil, S.Th.i

Staff TU L

Pramubakti

Andrianto, S.Ag

Staf TU L Pramubakti

Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi 2021

Page 56: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

41

d. Wakil kepala sekolah

Di MTs N 3 Muaro Jambi terdapat satu koordinator wakil

kepala sekolah yang bertugas mengkoordinir para wakil kepala

sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab nya.

Kemudian terdapat 4 wakil kepala sekolah yang menangani bidang

yang berbeda – beda. Yaitu :

Wakil kurikulum : Drs. Syahril, M.Pd

Wakil kesiswaan : Drs. Damanhuri Hasibuan

Wakil sarana dan prasarana : Buchori, S.Ag

Wakil ketertiban dan humas : M. Hafiz, S.Pd.i

1) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum

Mempunyai tugas antara lain :

• Menyusun program pengajaran

• Menyusun tugas guru dan jadwal pengajaran

• Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan umum sertaujian

akhir

• Menetapkan kriteria pesyaratan naik / tidak naik / kriteria

kelulusan

• Mengatur jadwal penerimaan buku laporan hasil belajar dan

STTB

• Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan suatu

kegiatan

• Membina kegiatan MGMP

• Membina kegiatan sanggar PKG / MGMP / MEDIA

• Melaksanakan penilaian guru teladan

• Membina kegiatan lomba lomba bidang akademis

2) Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan

Tugasnya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun program pembinaan kesiswaan atau OSIS

Page 57: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

42

b. Melaksanakan pembimbingan, pengarahan dan

pengendalian kegiatan siswa atau OSIS serta memilih

pengurus OSIS

c. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi

d. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara

berkala dan insidental

e. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan,

kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan

f. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerima

beasiswa

g. Mengatur mutasi siswa

h. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah

dalam kegiatan di luar sekolah

i. Menyusun pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala

j. Menyusun program ekstrakulikuler

3) Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana

a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dnegna

orang tua atau wali murid

b. Membina hubungan antara sekolah dengan lembaga

penyantun dunia usaha dan lembaga sosial lainnya

c. Menyusun laporan pelaksanaan hubngan secara berkala

e. Keadaan guru

Keadaan guru dan pegawai di MTs N 3 Muaro Jambi dapat di

golongkan cukup berkualitas, di karenakan guru guru yang

mengajar dan pegawai cukup senior dan tingkat pendidikan guru

mengajar tersebut sarjana

Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses

belajar mengajar di sekolah. Penting nya peranan guru dalam

upaya mengikat sumber daya manusia, untuk itu keberhasilan

proses belajar mengajar tergantung mana peran dan tugas guru

dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Page 58: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

43

Selain guru bidang studi ada juga guru BK yang mempunyai

tugas memberikan bantuan kepada siswa siswa yang bermasalah di

dalam pendidikan di sekolah. Secara rutin mengadakan hubungan

dengan orang tua siswa dalam rangka mengontrol tingkah laku

siswa di sekolah maupun di rumah. Selain itu guru BK juga

membantu siswa kelas 1 untuk memilih dan menentukan jurusan

yang akan di pilih nyadi kelas 2 dan membantu mengarahkan siswa

kelas 3 dalam memilih pendidikan selanjutnya.

Adapun tugas guru di MTs N 3 Muaro Jambi yaitu :

1) Memberikan informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan

sekolah secara langsung kepada orang tua siswa melalui

kontak sehari hari

2) Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa dan

masyarakat

3) Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar dengan

baik

4) Memelihara kode etik jabatan guru

Tata tertib yang di berikan kepada guru adalah :

4) Disiplin ilmu

a. Jam dinas bagi guru pukul 07.15 – 13.45, setiap hari nya

kecuali hari kamis dari pukul 07.15 – 14.45 bagi kelas IX,

hari jum’at dari pukul 07.15 – 11.10 dan pada hari sabtu

sampai pukul 07.15 – 13.

b. Setiap guru wajib mengikuti upacara setiap hari senin dan

hari tertentu lainnya dan setiap guru siap untuk bergilir

menjadi pembina upacara

c. Guru yang tidak hadir melaksanakan tugas nya karena ada

halangan penting atau sakit, maka harus mendapatkan izin

dari kepala sekolah dengan memberi tahu melalui surat

atau berita lainnya

Page 59: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

44

d. Guru yang tidak hadir padahal ada jam mengajarnya,

maka guru tersebut di usahakan untuk dapat memberi

utgas pada siswa nya dan berikan sebelumnya pada guru

piket hari tersebut

3. Tertib mengajar

a. Memiliki buku persiapan harian, buku kerja tahunan, satuan

pelajaran, rencana pelajaran, buku daftar nilai atau absen

dan buku buku soal ujian

b. Memberi pekerjaan rumah kepada siswa dalam

mengerjakan soal yang berkaitan dengan pokok – pokok

bahasan

c. Selain guru harus menjalankan tugas tugas lainnya yang

diatur oleh kepala sekolah sebagaimana terdapat dalam

program tahunan

4. Tertib evaluasi

a. Evaluasi dilakukan setiap kali pokok bahasan

b. Bahasan test yang di gunakan adalah bahan test yang dapat

mengakibatkan minat belajar siswa

c. Evaluasi dalam bentuk tertulis dan lisan termasuk penilaian

proses belajar dan sikap siswa

1. Keadaan guru

Wali kelas adalah salah satu bentuk tanggung jawab guru

dalam membina murid satu kelas yang bertanggung jawab

langsung kepada kepala sekolah.

Page 60: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

45

Tabel 3. Nama-Nama Guru MTs N 3 Muaro Jambi

No Nama

PNS/ Non

PNS Pangkat/ Golongan Jabatan

1 M.Syafwan Almagfuri, S.Ag PNS IV A Kepala

2 Dra. Devita Ridayani PNS IV A Guru Fiqih

3 Yusriati, S.Pd PNS IV A Guru IPA

4 Drs. Syahril, M.Pd PNS IV A Guru Akdah Akhlak

5 Andriani Renova, S.Pd PNS IV A Guru MTK

6 Dra. Zahara PNS IV A Guru MTK

7 Yusrizal, S.Pd PNS IVA Guru IPS

8 Hapdikal Putra, S.Pd PNS IV Guru PENJAS

9 Husaini, S.Pd PNS III D Guru

10 Doriana Siahaan, SE PNS III D Kaur. TU

11 Nellysavrini, S.Pd PNS III D Guru IPS

12 Drs. Damanhuri Hasibuan PNS III D Guru PKN

13 Rts. Arniyanti, S.Ag PNS III D Guru Bahasa Arab

14 Sri Agustini, S.Ag PNS III D Guru SKI

15 Muhammad Hafiz, S.Pd.I PNS III C Guru Al-Qur’an Hadist

16 Buchori, S.Ag PNS III B Guru Al-Qur’an Hadist

17 Nurul Hikmawati, S.Ag Non PNS Guru Bahasa Indonesia

18 Syamsidar, S.Pd.I Non PNS Guru TIK

19 Susilawati, S.Hum Non PNS Guru Seni Budaya

20 Mimiarti, S.Pd.I Non PNS Guru Bahasa Inggris

21 Arlipa Warni, S.Pd Non PNS Guru Bahasa Inggris

22 Alamsyah, S.Pd Non PNS

Gruru Bahasa

Indonesia

23 Wahyu Fitriani, S.Pd Non PNS Guru BK

24 Eni Ayu Arnoni, S.Pd Non PNS Guru IPA

25 Halil, S.Th.I Non PNS Pramubakti

26 Indrianto, S.Ag Non PNS Pramubakti

27 Qomaruddin, S.Pd.I Non PNS Pramubakti

28 Desi Ratnasari, S.Pd.I Non PNS Staf Perpustakaan

29 Ima Royani Non PNS Pramubakti

30 Trisnawati Non PNS Pramusaji

31 Abu Bakar Non PNS Keamanan

32 Dahlan Non PNS Penjaga Malam

Page 61: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

46

Tabel 3. Nama-Nama Wali Kelas MTs N 3 Muaro Jambi

No Nama Wali kelas

1. Susilawati, S.Hum VII A

2. Nelly Sayrini, S.Pd VII B

3. Mimiarti, S.Pd.I VII C

4. Alamsyah, S.Pd VIII A

5. Eni Ayu Arnoni, S.Pd VIII B

6. Arlipa Warni, S.Pd VIII C

7. Syamsidar, S.Pd.I VIII D

8. Yusriati, S.Pd IX A

9. Andriani Renova, S.Pd IX B

10 Dra. Devita Ridayani IX C

Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021

7. Keadaan Sarana Dan Prasarana

1. Keadaan sekolah

Dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran dan

tercapainya tujuan yang telah di tetapkan, maka harus tersedia

faktor faktor yang menunjang terlaksananya proses

pembelajaran. sarana dan prasarana adalah salah satu bagian

yang mempunyai fungsi yang sangat penting yang dapat

mempermudah dan memperlancar proses pembalajaran demi

Tabel 3. Sarana dan Prasarana MTs N 3 Muaro Jambi 2021

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

No Gedung Kelas 10 Baik

1. Ruang Guru 1 Baik

2 Ruang Tu 1 Baik

3 Ruang Kepsek 1 Baik

Page 62: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

47

Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021

8. Keadaan Peserta Didik

Profil siswa

Tabel 4. Jumlah Peserta Didik

Kelas Jumlah VII

VII A 31

VII B 31

VII C 33

VIII VIII A 25

VIII B 27

VIII C 24

VIII D 25

IX IX A 25

IX B 27

IX C 37

Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021

B. Temuah Khusus Dan Pembahasan

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab I bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran

berorientasi pembelajaran kooperatif investigation pada mata Fiqih

tentang Taharah di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, dan faktor-faktor yang mendukung

dan menghambatnya. Pada bab ini akan disajikan data yang merupakan

4 Musholla 1 Baik

5 Laburatorium 1 Baik

6 Perpustakaan 1 Baik

7 UKS 1 Baik

8 Toilet 8 Baik

9 Lapangan Volly 1

10 Tenis Meja 1 Baik

11 Takrau 1 Baik

12 Parkiran 2 Baik

Page 63: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

48

hasil yang peneliti di dapatkan dilokasi penelitian yaitu di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 3 Muaro jambi terhadap Kepala sekolah , guru ,

serta siswa.

1. Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group Investigation

Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata

Pelajaran Fiqih Kelas VIII A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

a. Latar belakang

Pembelajaran kooperatif tipe GI di Mtsn 3 Muaro Jambi

dilakukan karena dilatarbelakangi banyak siswa yang kurang cepat

memahami pelajaran kalau hanya dengan metode ceramah seperti

pada umumnya. Karena dengan menggunakan metode

pembelajaran ini bisa membantu siswa-siswi yang lemah dalam

menerima pelajaran Fiqih. Sebagaimana hasil wawancara dengan

Bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag, yang menyatakan bahwa:

“Baik bapak akan menjawab pertanyaan Alan, jadi

pembelajaran kooperatif berangkatnya karena disana

melihat kondisi para peserta didik semua dari kalangan

peserta didik itu sendiri tidak memiliki daya fikiran yang

sama jadi artinya yang mempunyai IQ yang cerdas, ada

yang punya IQ yang mungkin setengah, dan bahkan ada

dibawah banget makannya dengan adanya kegiatan

pembelajaran kooperatif itu saya nilai dapat membantu para

siswa yang kurang bisa cepet nyantol memahami materi itu,

sedikit terbantu karena kalau monoton dari guru sendiri

saya rasa setelah saya cermati kok memang apa ya ada

baiknya gitukan dengan pembelajaran kooperatif itu

sendiri”.(wawancara bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-

2021)

Yang melatarbelakangi berikutnya yaitu apabila anak-anak

itu lebih paham atau lebih jelas ketika dijelaskan oleh temannya

atau ketika sedang berdiskusi. Siswa akan lebih bosan ketika hanya

mendengarkan sendiri dan akan lebih nyaman ketika berkelompok

dikarenakan ada sesi seringnnya didalam berkelompok tersebut.

Page 64: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

49

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Hafiz S,

Pd.I.

“Ya jadi kalau biasanya anak-anak itu lebih paham atau

lebih jelas ketika dijelaskan oleh temannya atau ketika

sedang berdiskusi dan semangatnya juga berbeda ketika

mereka belajar sendiri itu mereka cepet bosen tetpi ketika

mereka diajarkan untuk berkelompok mereka lebih apa ya

mungkin karena berkelompok dan ngobrol ada sharingnya

juga mereka lebih nyaman dan lebih langsung mengena

seperti itu yang saya amati”.(wawancara Bapak

Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

b. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group

Investigation)

Pengertian model pembelajaran kooperatif group

investigation ini adalan ibarat kita menguncal pancing , maka akan

dapat ikan yang sesuai dengan umpan yang kita pakai,

sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Muhammad Hafiz

S,Pd.I.

“Antara guru dan murid ada timbal balik, jika di ibaratkan

pancingan dengan umpan kita bisa sesuaikan dengan ikan

apa kita ingin dapatkan maka akan dapat ikan yang di

inginkan. Dan anak tersebut bisa menyamppaikan kembali

ide idemya tersebut.jadi dalam kelas itu hidup tidak hanya

mati”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Pengertian metode pembelajaran tipe GI (Group

Investigation) adalah suatu permasalahan nanti kita berikan ke

siswa lalu siswa memberikan pemecahan masalah itu.

Sebagaimana hasil wawancara dengan M. Syafwan Al-Magfuri

S.Ag yang menyatakan bahwa:

“Jadi ya menurut sepengetahuan bapak Group Investigation

itu misalnya kita berikan suatu permasalahan kepada siswa

dan kemudian siswa tersebut memberikan pemecahan

masalah itu. Contoh misalnya seperti sekarang ini banyak

yang bilang rokok itu halal apo haram seperti itu mereka

saya minta untuk mencari tau hal itu lalu dasarnya apa dan

jika bilang halal dan apa alasan mereka bisa bilang halal itu

nanti bisa dikembangkan sebenarnya. Mungkin ditambah

Page 65: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

50

dengan metode debat karena itu saling berkaitan (Active

Debat) dan penukaran pendapat”.(wawancara bapak

Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)

c. Tujuan

Untuk melatih anak didik agar lebih bisa aktif di kelas dan

di depan teman-teman kelas nya , sehingga dapat mendorong

keingin tahuan siswa tersebut untuk lebih giat belajar sebagai mana

yang di sampaikan bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag.

“Jadi ya menurut bapak ni ya lan , lebih agar dapat melatih

anak didik lebih aktif dan dapat melatih intelektual anak

didik di dalam kelas , serta mendorong rasa ingin tahuan

anak tersebut dan agar dapat lebih giat belajar karna mereka

tanpaknya lebih senang bertanya kepada teman sejawat

mereka”.(wawancara bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-

2021)

Untuk memaksimalkan hasil belajar dan disini guru sebagai

fasilitator harus mejadi penengah dan pembuat keputusan di akhir

pembelajaran sebagai mana yang di ucapakan oleh bapak

Muhammad Hafiz S. Pd I.

“Menurut bapak sebagai mana bapak alami di kelas VIII A .

anak-anak lebih memahami materinya sendiri . karena

mereka lebih bisa aktif ketika mereka belajar perkelompok ,

jadi tidak hanya berdiam diri dan temenung ketika mereka

di ceramahi” .(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-

2021)

d. Metode Pembelajaran Kooperatif

Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti siswa lebih

cenderung menyukai metode kooperatif group investigation ini dari

pada metode ceramah yang mana siswa hanya di berikan

pemaparan materi dan di beri tugas di akhir pembelajaran , tanpa

ada timbal balik dari siswa tersebut .

Dan lebih cenderung ke koperatif tipe GI (Group

Investigation), sehingga anak-anak lokal khususnya di lokal VIIIA

ketika dikelompokkan biasanya satu sampai maksimal lima karena

disini rata-rata kelas itu maksimal tiga puluh sama tiga puluh tiga.

Sehingga dalam waktu pembelajaran dua jam kita menyelesaikan

Page 66: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

51

materi. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak M. Syafwan

Al-Magfuri S.Ag yang menyatakan bahwa:

“Kalau Bapak lebih cenderung ke kooperatif tipe GI (Group

Investigation),selain penyampaiaan lebih singkat juga

mudah di cerna atau di pahami sekarang ini, apa lagi

sekarang masih di masa pendemi sehingga anak-anak

ketika dikelompokkan biasanya satu sampai maksimal lima

karena disini rata-rata kelas itu maksimal tiga puluh sama

tiga puluh tiga. Sehingga dalam waktu pembelajaran 1 jam

kita bagi menjadi masing-masing kelompok itu lima. Diberi

materi pokok kemudian disuruh mencari sumber-

sumbernya baik dengan internet ataupun buku-buku yang

diperpus kemudian disimpulkan menjadi sebuah PPt

(Power Point). Lalu di persentasikan di depan kelas. Ini

lebih mengena di diri anak-anak itu sendiri”.(wawancara

bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)

Karen kegiatan belajar mengajar di Mts N 3 Muaro jambi di

percepat dan mereka juga diberikan perintah agar melakukan kerja

kelompok secara online, sehingga dapat lebih meningkatkan ke

efisienan dari pemebelajaran tersebut khususnya di Mts N 3 Muaro

Jambi, dan lebih mempermudah siswa-siswi Mts N 3 Muaro Jambi

dalam memahami pelajaran Tahara di Klas VIII A sebagaimana

wawancara dengan salah satu siswi Sisil Amelia Putri yang

menyatakan bahwa:

Jadi gini ya kak kami sekarang lebih senang belajar

perkelompok, karena selain lebih mudah dalam pemahaman

materi, juga lebih gampang bertanya kepada temen sejawat

yang sudah ngerti. Apa lagi sekarang waktu belajar nya

sangat singkat”.(wawancara Sisil Amelia, 15-02-2021)

Demikian juga pembelajaran online dengan metode yang

beragam tentu sangat dibutuhkan, hal ini untuk mendukung

pemahaman siswa terhadap suatu materi.Tapi tidak berarti semua

pembahasan dapat diajarkan dengan satu metode. Sebagaimana

dinyatakan Reno pada kutipan wawancara berikut:

Seingat sayo bg, belajar dengan metode tu ado efektifnya,

tapi cuma pembahasan atau suatu materi. Materi yang

Page 67: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

52

lainbiso jadi dak pulak efektif. (Wawancara Reno Agustian,

05-04-2021)

Saya lebih cenderung memakai yang metode kooperatif

tipe GI (Group Investigation). Karena menurut saya lebih ringkas

dalam penyampaian dan pengaplikasian. Sebagaimana hasil

wawancara Bapak Muhammad Hafiz S.Pd.I yang menyatakan

bahwa:

Mungkin dari pertanyaan Alan yang ini saya lebih

cenderung memakai yang GI. Jadi ketika saya masuk saya

menyampaikan kepada peserta didik bahwa yang mau kita

pelajari hari ini bab ini maka mereka langsung bukak buku

langsung saya arahkan untuk apa namanya masuk kedalam

apa namanya metode kooperatif tipe GI ini”.(wawancara

Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Pernyataan di atas dapat dipertimbangkan dengan berbagai

keinginan siswa maupun siswi yang memiliki minat atau metode

belajar yang berbeda.Sehingga pembelajaran ini dirasa

efektif.Meskipun sebenarnya sudah efektif, namun aplikasi metode

ini harus pula diupdate misalnya sesuai generasi sekarang. Seperti

halnya kutipan wawancara di bawah ini:

Efektif, tapi materi yang ada harus juga dimodif agar

tambah mudah memahami materi yang berkaitan dengan

bersuci secara khusus. Sehingga materi yang ada dengan

metode ini perlahan akan mudah dipahami oleh siswa

maupun siswi. (wawancara, Riski, 07-04-2021)

Model pembelajaran GI sebagaimana proses pelaksanaanya

diharapkan dapat memudahkan atau setidaknya membantu bagi

siswa-siswi dalam memahami materi pelajaran yang dibahas.

Pembelajaran model semacam ini membantu siswa untuk

memahami pembelajaran tema-tema bersuci.Bagi siswa-siswi yang

enggan atau tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada

guru, melalui model ini bisa diperoleh melalui interaksi kepada

teman-teman.Sehingga ketika malu sekalipun, namun memiliki

kemauan untuk memahami pelajaran tersebut bisa difasilitasi

dengan model koperatif group investigation (wawancara, Riski, 23-

Page 68: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

53

04-2021, via telepon). Pernyataan tersebut senada dengan

ungkapan Muhammad berikut ini:

Bagi sayo, pembelajaran dengan model macam tu, cukup

memudahkan bg, selain tu mudah jugo untuk memahami

pembahasan tentang bersuci. Kareno kami mau dak mau

aktif untuk mengikuti materi yang lagi dibahas, misal

tentang istinja’, biasonyo pembahasan itu agak susah kami

pahami, tapi setelah kami diajarkan dengan model

kelompok kecik, kami biso nanyo-nanyo dengan kawan

yang paham. Pelan-pelan akhirnyo kami mudah untuk

memahaminyo. (Wawancaran, Muhammad, 23-04-2021).

Dengan demikian terlihat bahwa model ini sangat

membantu dan bisa dinikmati prosesnya bagi siswa yang

mengalami berbagai kendala. Berikut hasil wawancara menarik:

Model koperatif GI membantu sayo memahami pelajaran

tentang wudhu, dll. Kareno kan sayo dak sekolah sore atau

ngaji agama. Jadi kadang sayo biso memahami pelajaran tu

di sekolah dengan bantuan kawan-kawan, tentu selain itu

sebelumnyo sudah dengar penjelasan dari guru.

(Wawancara, Yuli, 23-04-2021)

Efektivitas pembelajaran dengan model GI dapat membantu

siswa-siswi untuk menjelaskan, merangkum dan menyimpulkan.

Sehingga dapat disimpan dalam buku. Proses membuat kesimpulan

dan merangkum materi dilakukan secara bertahap. Ketika

pembelajaran dilakukan, semula hanya mendengarkan materi,

bersamaan dengan itu melakukan pencatatan bagian-bagian

penting. Ketika berinteraksi antar siswa atau tanya jawab dengan

guru. Kesimpulan mulai tergambarkan, sehingga memudahkan bagi

siswa untuk merangkum dan menarik kesimpulan di setiap

pertemuan (Wawancara, Reni, 24-04-2021, via telepon).

Tentu, peningkatan pemahaman siswa terkait materi bersuci

dapat dilakukan dan dirasakan oleh siswa. Dengan bantuan model

GI siswa mulai terlihat belajar secara aktif dan rasa malu atau tidak

berani perlahan dapat dihilangkan. Sebagaimana hasil wawancara

di bawah ini:

Page 69: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

54

kalau sayo bg, sayo catat dulu mano yang penting dan idak.

Yang disampaikan guru ataupun waktu belajar dalam

kelompok kecik.Sudah selesai tu, kadang sayo beranikan

diri untuk menyampaikan apo yang sayo pahami.Catatan

sayo tu lah kadang sayo buat kesimpulan dan dijadikan

rangkuman. (Wawancara, Ridwan, 24-04-2021)

e. Kendala atau kesulitan

Dari hasil observasi peneliti saat melakukan penelitian di

kls VIII A hampir tidak mempunyai kendala hanya karena

pembelajaran ini perkelompok maka suara siswa-siswi bersaut

sautan, dan kurang kondusif.

Seperti anak kurang belajar ketika memasuki materi alhasil

anak tersebut ketika proses pembelajaran menggunakan

metode kooperatif Tipe GI pada mata pelajaran Taharah ini

hanya terdiam. Dan masih banyak faktor lainnya yang

membuat anak tidak fokus dalam pembelajaran.

Penggunaan gaya jeda juga bagus yaitu dengan

memberitaukan pelajaran mana di hari esok yang akan di

ajarkan dan menyuruh anak mempersiapkannya. Ataupun

membuatkan tugas untuknya. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Bapak Muhammad Hafiz S, Pd

i”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Sebagaiman yang di amati oleh peneliti saat melakukan

observasi , ada beberapa siswa cenderung hanya diam dan kurang

mengikuti pembelajaran kelompok , dan saat di telusuri ternyata

siswa tersebut kurang memahami materi dan enggan untuk

bertanya kepada teman sekelompok nya sebagai mana wawancara

yang sampaikan Sisil Amelia Putrianak lokal VIII A :

“Saya kurang memahami kak materi yang sedang kami

bahas, dan saya juga malu bertanya karna udah terlalu jauh

saya tidak mengerti akan pelajaran tersebut, jadi saya hanya

mengikuti saja:” .(wawancara Rangga 15-02-2021)

Menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI ini

hampir tidak ada kesulitan. Tetapi dalam proses pembelajarannya

harus tetap diberi tugas dan mengusahakan anak sebaik mungkin

untuk aktif. Disini tugas guru sebagai fasilitator sangat diperlukan.

Page 70: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

55

Guru disini tidak diperkenankan untuk sibuk dengan kegiatannya

sendiri seperti bermain HP atau smartphonnya. Sebagaimana hasil

wawancara dengan bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag yang

menyatakan bahwa:

“Kesulitan menggunakan metode ini kalau menurut saya

tidak ada kesulitan, tapi bagaimanapun menurut saya tetep

peserta didik diberikan tugas untuk menggunakan metode

GI ini harus tetep dibawah pantauan guru. Artinya

meskipun mereka sudah belajar sendiri, dengan metode itu

anak sudah mencari referensi sendiri, mumbuka refrensi

sendiri, guru tidak bisa berdiam diri dan maaf bermain

dengan kesibukan dia sendiri. Kalau tetep dibawah

pantauan guru metode ini tidak ada kesulitan menurut saya.

Perjalanan mereka tetep kita pandu”.(wawancara bapak

Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)

Namun, di masa covid ini tidak dapat dipungkiri terdapat

berbagai kendala hampir di seluruh wilayah.di masa pandemi ini

secara umum penghambat kami dengan metode tersebut adalah

jaringan, namun ada kendala lain yang harus diperhatikan.

Demikian pernyataan Ridwan kendala yang dihadapinya dalam

pembelajaran online dengan metode tersebut:

Bahwa selama kami belajar online tidak sepenuhnya bisa

menghadap atau mengikuti pembahasan pada grup

tersebut.Misalnya sayo, kadang-kadang tu mak nyuruh

belanjo, adek minta antar main atau harus pergi ke

kebun.Jadi sayo bingung nak ngikuti grup itu apo idk.

(wawancaraRidwan07-04-2021)

Berangkat dari hal tersebut maka guru dan siswa harus

bekerjasama terlebih dahulu dan melakukan pertemuan di luar

kelas pada masa yang ditentukan untuk membahas pembelajaran

yang sedang diterapkan, sehingga harapan siswa untuk memahami

dapat dipenuhi. Hal ini sebagaimana ungkapan Reni berikut ini:

Harapan saya, salah satunya, pembelajaran dengan metode

ini harus disusun bersama siswa, sehingga pembelajaran ini

tidak campur aduk.Misalnya yang pinar satu grup sesama

dia. Sementara yang tidak dan pemalas akhirnya tidak

Page 71: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

56

paham dengan pelajaran tersebut. Keduo, guru bisa

bekerjasama sama ketua kelas untuk membuat rekaman

video tentang materi pelajaran hari itu. sehingga materi hari

itu selain bisa diperoleh dari grup sesama teman, dapat juga

tambahan dari guru, yang disimak secara bersamaan.

(Wawancara, Reni Novita, 09-04-2021)

Jadi kendala-kendala yang dihadapi siswa harus diketahui

guru, barangkali pada kasus tertentu tidak menjadi

perhatian.Namun pada kegiatan pembelajaran atau di saat belajar

harus ada penekanan dari guru kepada seluruh siswa. Seperti

kendala Yuli yang dihadapi dalam pembelajaran covid dengan

metode tersebut, sebagaimana pada pernyataan di bawah ini:

Kendala yang saya rasakan, terkadang kawan-kawan dalam

keagaan belajar di grup, ado yang mengirim video lucu-

lucuan.Misalnya tiktok tentang anak-anak sekolah di masa

online.Jadi banyak ketawa, sayapun akhirnya dak fokus.

(Wawancara, Yuli, 06-04-2021)

Jadi selain upaya guru memberi materi dalam bentuk tulisan

guru bisa berkreatif dengan kemampuan yang dimilikinya. Seperti

ungkapan Muhammad pada kutipan berikut:

harapan saya yang pertama guru bisa mempersiapkan materi

itu baik dalam bentuk suara, ataupun video. Kami zaman

sekarang memang mudah mencari video itu di youtube, tapi

tentu harus ada arahan dari guru juga. Misalnya menonton

video pada channel ustadz atau konten tentang pembahasan.

Sehingga materi yang kami pelajari sejalan dengan video

yang ditonton, saya takut berbeda kalau dibebaskan

membuka youtube, materi yang didapat di yotube dengan

yang di buku (Wawancara, Muhammad, 09-04-2021).

f. Penilaian

Untuk masalah penilaian yang harus di lakukan adalah

melakukan observasi beberapa hal berikut ini:

1) Keaktivan dalam proses diskusi

2) Bagaimana hasil presentasinya

3) Paper testatau ujian tulis

Page 72: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

57

“Sebagaimana hasil wawancara dengan ustadz bapak

Muhammad Hafiz S, Pd i yang menyatakan bahwa: Kalau

untuk penilaian pertama observasi dulu keaktivannya dalam

proses diskusinya bagaimana, bagaimana hasil persentasinya

bagaimana adakah yang bertanya ataukah diem diem adem saja

cuman mengikuti alur. Berikutnya menggunakan paper tes.

Berarti menggunakan tiga aspek penilaian. Observasi, keadaan

ketika diskusi dan peper tes, dan presentasi”.(wawancara

Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Dan di dalam pembelajaran ini , untuk sistem penilaiannya

bisa di lakukan beberapa :

1. Dari guru atau dari persionality dari guru tersebut

2. Penilaian dari teman biasanya menggunakan angket

3. Ujian tulis

Cara melakukan penilaian

1. melemparkan kepada anak yang IQ nya ada di bawah rata- rata

temannya. Apabila dia bisa menjawab maka teman-temannya

sudah pasti bisa.

2. Evaluasi atau ulangan harian. Sebagaimana hasil wawancara

dengan Bapak Muhammad Hafiz S, Pd.I yang menyatakan

bahwa:

“Ya begini itu nilai penilaian? Nah begini akhirnya setelah

selesai pembelajaran melemparkan beberapa pertanyaan

kepada mereka dari tema tadi yang dibahas nanti saya itu

menunjuknya siswa yang menurut saya siswa ini daya IQ nya

menengah kebawah. Kok dia mampu menjawab berarti saya

rasa dia sudah berhasil. Yang kedua dengan evaluasi atau

ulangan harian, dengan kita menggunakan ulangan harian kok

nilai hasil ulangannya itu bagus berarti berhasillah. Pertama

tadi pertanyaan secara langsung setelah materi itu yang kedua

kita adakan evaluasi ulangan harian ketika kok nilainnya itu

baik ya berarti sudah berhasil. Menurut saya yang saya lakukan

seperti itu”(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021).

Page 73: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

58

Bedasarkan dari wawancara di atas dapat di simpulkan

bahwa dengan metode (Gi) 80 % anak mengalami peningkatan

dari pada metode sebelumnya , yang hanya 60 % dari anak-

anak kelas VIII A dapat mengikuti pelajaran dengan efesien .

B. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Group investigation terhadap

optimalisasi penerapan kurikulum 2013 di Mts N 3 Muaro Jambi .

Sebenarnya di kurikulum 2013 itu penuh menggunakan kooperatif

semua jadi guru hanya memfasilitasi. Tugas guru atau tenaga pengajar

hanya sebagai fasilitator. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak

Muhammad Hafiz S, Pd i yang menyatakan bahwa:

“Kalau dikurikulum 2013 ada namanya discoveri learning, jadi jika

anak ini disuruh mencari sumber materi, sebenarnya Kurikulum

k13 ini banyak sekali mengguanakan kooperatif group

investigation karna , siswa di tuntu untuk aktif dalam belajar dan

saya sebagai guru hanya mempasilitasi para murid-murid ini , atau

bisa di sebut dengan fasilitator dan kesimpulannya itu , sangat

banyak hubungannya dengan kurikulum 2013 Seperti sekarang

ini”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Dampak terlihat kurikulum 2013 adalah tidak ada. Pembelajaran

kooperatif disini hanya sebagai penguatan saja. Karena sifatnya membuat

anak aktif dan itu sangat sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum 2013.

Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Muhammad Hafiz S, Pd.I

“ yang menyatakan bahwa: Kalau menurut saya dampaknya justru

tidak ada, justru kalau menurut saya dengan adanya tipe GI ini itu

penguatan kepada K.13. karena kalau kita tahu bahwa di

pembelajaran K.13 lebih baik siswa aktif dan metode GI ini

mrnurut saya akan lebih menguatkan K.13 karena kan siswanya

aktif”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)

Dalam metode GI ini, lebih berkesan aktif dan cenderung banyak

bertanya kepada teman-teman sejawat

“yang menyatakan bahwa: Jadi menurut saya kak, di dalam kurikul

k13 ini sangat berdampak , di dalam kurikulum ini kami sangat di

harapkan agar mencari dan mentelaah apa yang kami dapat , dan

dengan di adakah metode Group Investgation ini kami lebih leluasa

menstranfer pendapat kami (wawancara Sisil Amelia, 16-02-2021)

Page 74: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

59

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam

penerapan metode Group Impestigation (Gi) khususnya di mata pelajaran

fiqih , banyak terdapat manfaat serta lebih membantu para guru dalam

proses belajar mengajar di Mtsn 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi.

Page 75: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan temuan dan uraian di atas maka , peneliti mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

2. Dari pengimpelementasian group investigation dalam

pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, guru memberikan

suatu permasalahan dan kemudian siswa berdiskusi dalam

kelompok dan memecahkan masalah tersebut, dan kemudian

kelompok tersebut mempersentasikan hasil diskusi mereka. pada

penilaiannya guru melakukan penilaian berdasarkan keaktifan

siswa dalam melakukan proses diskusi, persetasi siswa dam uiian

tertulis.

3. Didalam proses pembelajaran melalui group investigation suasana

tidak kondusif, dikarenakan siswa yang terlalu aktif didalam grup,

akan tetapi beberapa siswa cenderung diam, ini dikarenaakan

siswa tersebut tidak begitu menguasai materi, akan tetapi didalam

pengimplementasian group investigation itu tidak memiliki

kesulitan, karena guru Fiqh tetap memantau jalannya pembelajaran.

4. Ketika siswa tidak mengerti dan mengalami masalah dalam

pembelajaran menggunakan group investigation, maka guru

menggunakan Penggunaan gaya jeda yaitu dengan memberitaukan

pelajaran mana di hari esok yang akan di ajarkan dan menyuruh

anak mempersiapkannya. Ataupun membuatkan tugas untuk siswa.

Dan dapat mendorong hasil yang lebih baik dari pada metode lain,

sehingga dalam metode (Gi) ini hasil belajar anak MTsN 3 Muaro

Jambi cukup biak.

Page 76: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

61

B. SARAN

Dalam kesempatan ini, ada beberapa saran yang ingin peneliti

sampaikan di antarannya

1. Di harapkan kepada guru fiqih kelas VIII A lebih dapat

memahami model pembelajaran kooperatif group investigation

agar lebih dapat menambahkan pemahaman Tahara pada siswa

khususnya kelas VIII A

2. Di harapkan kepada seluruh siswa Mtsn 3 Muaro jambi dapat

meningkatkan pemahaman Taharah serta memperaktekannya ,

karna Taharah sangat penting bagi kita umat islam , guna nya

untuk beribadah kepada Allah Swt.

3. Yang selanjutnya di harapkan kepada guru Mtsn 3 Muaro

Jambi lebih menjadi tauladan yang baik kepada siswa-siswi di

Mtsn 3 muaro jambi , untuk menjadi contoh yang dapat di

terapkan oleh siswa-siswi di Mtsn 3 Muaro Jambi

Page 77: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

62

Daftar Pustaka

Anonim, Al-Qur’an Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV

Darus Sunnah

(t.thn.). PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI THAHARAH. A mbo asse. (2008). Ibadah Sebuah Petunjuk Praktis. (Makassar: Daar al-Hikmah wa al-Uluum. Aborda, I., & Gaikwad, S. (2005). Group Investigation: How Does It Work? 79-98. Al-asfhani, Q. a.-h. (2018). Matan Al-Ghaya Wa At-Taqrib. jakarta selatan: rumah fiqih publishing. Algafri, A. (2010). Teachers' and pupils' and responses to cooperative learning methods withing

the islamic culture courses in one secondary school in Saudi Arabia. University of Southampor, 1-281.

Al-Quran. (1989). Al-quran. Semarang: Cv. Alwaah. Amiruddin, z. (2009). Ushul fiqih. yogyakarta: Teras. Andayani, A. M. (t.thn.). Anonim AL-qur'an, t. a. (t.thn.). Departemen Agama RI,. As-Sanusi, I. M. (1994). Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah. Sahih Muslim. as-Suyut, H. J. (2005). Sunan an-Nasai. Beirut: Dar al-Fik, 118. Azizi, A. S. (2017). fiqih wanita. jakarta pusat: Rusdianto. Competitive Team-Based Learning versus Group Investigation with Reference to the Language

Proficiency of Iranian EFL Intermediate Students. (2014). International Journal of Instruction, 177-188.

David A. Jacobsen, e. a. (2009). Methods for Teaching, Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Peserta didik TK – SMA. yogyakarta: pustaka pelajar.

Girsang, R. E. (t.thn.). The Effect of Applying Group Investigation Method On Students' Achievement In Reading Comprehension.

Halimah, S. (2008). Strategi Pembelajaran; Pola dan Strategi Pengembangan dalam KTSP . bandung: cita pustaka media perintis.

Hosseini, S. M. (2014). Competitive Team-Based Learning versus Group Investigation with Reference to the Language Proficiency of Iranian EFL Intermediate Students . International Journal of Instruction, 177-189.

Jacobs, G. M., & Hall, S. (2002). Implementing Coopertive Learning. Methodology in language teaching: An anthology of current , 52-58.

Mitchell, M. D., Montgomery, H., Holder, M., & Dan, S. (2008). Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis. The Alberta Journal of Educational Research, 388-395.

Muthoharoh, H. (2006). Fungsi Thahara Dalam Kehidupan. Nurdiansya, & Fahyuni, E. (2016). Inovasi Model Pembelajaran, Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjjo :

Nizamia Learning Center. Rahman, m. f. (2007). model-model pembelajaran inovatif. yogyagkarta: Ar ruzz media. Rosliani. (2020). Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Metode Group Investigation .

Journal of Education, Science, Geology and Geophysics, 43-47. S. Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. yogyakarta: EP

Widoyoko. Saebani, K. A. (2010). Fiqh Ibada. Bandung: teras. Saimun, Hanafi, & Alkusaeri. (2019). Implementation Of Cooperative Learning Type STAD In

Increasing Student Independence Learning Outcomes. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH , 42-48.

Page 78: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

63

Setyaningsih, R. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hail Belajar Pesawat Sederhana Pada Siawa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga .

Sharan, Y. (2015). Group Investigation Expan Cooperative Learning . Educational Leadership, 17-21.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (207). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: 2017. susanto, h. d. (2006). penerapan pendekatan koferatif learning model group investigasion untun

meningkatkan pemahaman. 2006, 74-84. Susanto, h. d. (2006). penerapan pendekatan koferatif learning model group investigasion untun

meningkatkan pemahaman. 2006, 74-84. Suyono, S. A. (1994). Fiqih Ibadah, . Bandung : Cv Pustaka Setia. Syuja, A.-q. a. (2018). kitab Thahara. jakarta selatan: Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet

Pedurenan no 53 kuningan jakarta selatan. THAHARAH, P. H. (2005). Usman, N. d. (2011). Implementasi pembelajaran . Yoyagkarta: Rajawali Pers. Zingaro, D. (2008). Group Investigation: Theory and Practice. Ontario Institute for Studies in

Education, Toronto, Ontario, 1-8.

Page 79: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
Page 80: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
Page 81: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP

INVESTIGASION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

TAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 3KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN

MUARO JAMBI

Instrumen Pengumpulan Data (IPD)

1. Observasi

1. Mengamaati sistem pembelajaran di Mts N 3 Sengeti

2. Mengamati peraturan yang ada di Mts N 3 Sengety

3. Mengamati usaha guru dalam menerapkan Metode Gi di Mts N 3

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

4. Mengamati upaya para guru dalam mengatasi kesulitan dalam sistem

belajar menerapkan Metode Gi di Mts N 3 Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi

5. Mengamati tingkah laku para siswa-siswi di lingkungan sekolah

2. Dokumentasi

1. Sejarah berdiri nya sekolah Mts N 3 Sengeti

2. Visi dan Misi Mts N3 Sengeti

3. Keadaan Mts N3 Sengeti

3. Wawancara

1. Kepala Sekolah

2. Guru

3. Siswa

Page 82: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

TRANSKRIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Hari/Tanggal : Senin, 15-02-2021

Tempat : Ruang Kepala Sekolah Mtsn 3 Muaro Jambi

Waktu : 10:00-11:00

Narasumber : M..Safwan Al-Mahgrufi S, Pd, i

1. Kepala Sekolah : Apa yang menelatar belakang penggunaan metode

Group investigation di Mts 3 Muaro Jambi menurut bapak safwan selaku

kepala sekolah ?

2. Kepala Sekolah : Menurut bapak seperti apakah metode group invetigation

ini ?

3. Kepala Sekolah : Apa tujuan bapak agar guru-guru di Mts ini menerapkan

metode Kooperatif Group Invstigation ?

4. Kepala Sekolah :Menurut bapak metode mana yang lebih efektif di masa

Covid-19 ini?

5. Kepala Sekolah : Apa harapan bapak agar para guru memaksimalkan

metode ini ?

Page 83: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU FIQIH

Hari/Tanggal : Selasa, 16-02-2021

Tempat : Musholah

Waktu : 10:00-11:00

Narasumber : Muhammad Hafiz S,Pd i

1. Guru :Apa yang menelatar belakang penggunaan metode Group

investigation di Mts 3 Muaro Jambi menurut bapak safwan selaku kepala

sekolah ?

2. Guru: Menurut bapak seperti apakah metode group invetigation ini ?

3. Guru : Apasih tujuan bapak agar guru-guru di Mts ini menerapkan metode

Kooperatif Group Invstigation ?

4. Guru : Menurut bapak metode mana yang lebih efektif di masa Covid-19

ini?

5. Guru: Ada tidak hubungannya antara model pembelajaran Gi dengan

kurikulum 2013 sekarang ini?

Page 84: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA/SISWI

Narasumber : Siswa dan siswi

1. Siswa : Apakah evektif metode Group Invenstigation(Gi) di

terapkan ketika masa pendemi ini ?

2. Siswa : Apa saja faktor penghambat dalam metode Group

Investihation (Gi) yang saudari rasakan saat belajar melalui metode ini

?

3. Siswa : Apa harapan anda kepada para guru agar dapat lebih

meningkatkan efektivitas belajar ?

DAFTAR RESPONDEN

NO NAMA KETERANGAN

1 M..Safwan Al-Mahgrufi S, Pd.I Kepala Sekolah

2 Muhammad Hafiz S, Pd.I Guru

3 Sisil Amelia Putri Murid

4 Reno Murid

5 Riski Murid

6 Ridwan Murid

7 Yuli Murid

8 Reni Murid

9 Muhammad Murid

Page 85: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

DOKUMENTASI

Page 86: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
Page 87: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
Page 88: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Alan Kurnia

Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Katung, 31-10-1998

Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Desa, Tanjung Katung, Rt 02 Kecamatan Maro Sebo

Kabupaten Muaro Jambi

Nama Orang Tua

Ayah : Jamhuri

Ibu : Juminah

Riwayat Pendidikan Sekolah Dasar :

SD Negeri 85/IX Tanjung Katung

Sekolah Menengah Pertama : Smp 38 Muaro Jambi

Sekolah Menengah Umum : SMKN 1 Muaro Jambi

Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tahun 2017 –2021