IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
Transcript of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP ...
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
THAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI 3MUARO JAMBI KECAMATAN
SEKERNANKABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ALAN KURNIA
NIM : 201172182
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2021
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
THAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAHNEGERI 3 MUARO JAMBI KECAMATAN
SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ALAN KURNIA
NIM : 201172182
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2021
ii
iii
iv
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini, Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, Maret2021
Peneliti
Alan Kurnia
NIM. 2011721822
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmarnirahim...
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan mengucap Alhamdulillahirrobil’alamin, rasa syukur teramat dalam dan
tak terhingga diucapkan kepada Allah SWT, karena berkah, kebahagiaan, dan
kelancaran yang selalu diberikan-Nya pada saat mulai lelah selalu kuat serta
berkat-Nya bisa sampai ke tahap ini.
Kado sederhana untuk yang tercinta yang tidak pernah putus doa, kasih sayang
dan nasihatnyanya, kedua orang tuaku. Papa (Jamhuri) dan Mama (Juminah) serta
saudara ku ( Ayu Lestari, Rizam Arjuna, Amara Ruwaida) yang menjadi sumber
kekuatanku. Terima kasih untuk semangat yang disalurkan selama ini.
vii
MOTTO
Artinya: Dari Abu Sa’id berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “kunci dari sholat *tirmizi: 221)-adalah Bersuci” (H.R. At
*(Diambil dari Shahih Sunan Tirmidzi. Hal 15)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya,
sehingga Skripsi yang berjudul: “Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif
Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah (Bersuci) Siswa
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
”. Dapat peneliti selesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa peneliti kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya
kejalan Islam dan Ilmu pengetahuan.
Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan
pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu
melalui kolom ini peneliti menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D. selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmun Hayat,
M.Pd.I selaku wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil Dekan
III Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Muklis, M. Pd. I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag. selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. ix
5. Ibu Dra. Hasnidar Karim, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I dan dan Ibu
Elly Surayya M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
Peneliti dalam menyelesaikan skripsiini.
ix
6. Bapak Safwan Al-magfuriSelaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
7. Bapak Muhammad Hafiz dan Para guru-guru Madrasah Tsanawiyah 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro yang telah banyak memberikan
informasi guna mempermudah peneliti memperoleh data di lapangan.
8. Kepada Para Dosen dan seluruh staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Yang telah membantu saya dan membimbing saya selama melakukan
perkulihan.
9. Para Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi yang telah memberi informasi guna
mempermudah peneliti memperoleh data di lapangan.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2017 terutama sahabat kelas
mahasiswa PAI C angkatan 2017 yang telah berjuang bersama selama
lebih dari 3 tahun.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu.
Jambi Maret 2020
Peneliti
Alan Kurnia
NIM: 201172182
x
ABSTRAK
Nama : Alan Kurnia
Nim : 201172182
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group
Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih Di MTs N III Muaro Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Pembelajaran Model Kooperatif Group Investgation Untuk Meningkatkan
Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsn 3
Muaro Jambi .
Penelitian ini adalah bersifat kualitatif , maka kehadiran penelitian di
lapangan sangat penting . Penelitian bertindak langsung sebagai instrumen dan
sebagai pengumpulan data , pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan
teknik observasi , teknik wawancara dan teknik dokumentasi . sedangkan metode
analisis data yang di gunakan ialan kualitatif dengan teknik analisis data ialah
Data Reduction, Display data dan Conclusio Drawing .
Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group Investgation Untuk
Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih
Di MTsN III Muaro Jambi adalah adanya model pembelajaran model
pembelajaran Gi agar dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa-siswi agar
melatih siswa untuk berkomunikasi sesama dengan teman nya agar lebih baik,
Faktor-faktor pendukung peningkatan Implementasi Pembelajaran Model
Koperatif Group Investgation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah
(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsN 3 Muaro Jambi siswa yang
bersemangat saat melakukan metode GI (Goup Investagtion) dan faktor yang
menjadi penghambat dalam menerapkan metode Gi ini adalah terlalu banyak
suara hingga bersaut-sautan.
Saran atau usulan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pemahaman
metode Gi (Group Investigation) bagi kepala sekolah , bagi guru dan siswa.
Kata kunci : implementasi , group investigation
xi
ABSTRACT
Name : Alan Kurnia
Student’s number : 201172182
Major : Islamic Education Program
Title :The Implementation of Cooperative Learning
Model Type Group Investigation to Improve Students Understanding about
Thaharah (Purification) In Fiqh Subject In MTs N 3 Muaro Jambi
This study aims to determine how the Implementation of Investigation
Group as a type of Cooperative Learning Model to Improve Students'
Understanding of Taharah (Purification) in Fiqh Subjects in MTsn 3 Muaro
Jambi.
This research uses qulitative methof, so the presence of research in the field is
very important. Research acts directly as an instrument and as data collection, data
collection is done using observation techniques, interview techniques and
documentation techniques. While the data analysis method used by qualitative
data analysis techniques are Data Reduction, Data Display and Conclusion
Drawing.
The Implementation of Group Investigation Group Cooperative
Learning Model to Improve Students 'Understanding of Taharah (Purification) in
Fiqh Subjects at MTs n 3 Muaro Jambi is a learning model of the GI learning
model in order to improve students' learning understanding in order to train
students to communicate with their friends to make it better. Supporting factors
for increasing the implementation of Group Investigation Group Cooperative
Learning Model to Improve Students' Understanding of Taharah (Purification) on
Fiqh Subjects in MTs 3 Muaro Jambi students who were enthusiastic when doing
the GI method (Goup Investigation) and the factors that become obstacles in
applying this GI method was too many voices to clash.
Suggestions as input to further improve understanding of the GI (Group
Investigation) method for school principals, for teachers and students.
Keywords: implementation, group investigation
xii
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN ....................................................................................................................... vi
MOTTO ..................................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................................................... x
Abstract ........................................................................................................................................ xi
Daftar Isi ..................................................................................................................................... xii
Daftar Tabel ............................................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. xiv
BAB IPENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 6
A. Kajian Teoritik ............................................................................................................... 6
B. Studi Relevan ................................................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 26
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................................. 26
B. Setting dan SubjekPenelitian........................................................................................ 26
C. Jenia dan Sumber Data ................................................................................................ 27
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 30
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................................. 32
BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 35
A. Temuan Umum ............................................................................................................. 35
B. Temuah Khusus Dan Pembahasan .............................................................................. 47
BAB VPENUTUP ...................................................................................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 60
B. SARAN .......................................................................................................................... 61
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Model Analisa Interaktif ...........................................................................37
Tabel 1. Daftar Pengurus TU Mts N 3 Muaro Jambi ...........................................46
Tabel 2. Nama-NamaGuru Kelas Mts N3 Muaro Jambi.... ....................................51
Tabel 3 Nama-Nama Wali Kelas MTsN 3 Muaro Jambi ………………………. 52
Tabel 4. Jumlah Peserta Didik Mts N3 MuaroJambi...........................................54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 75
Lampiran 2 Daftar Responden ............................................................................. 78
Lampiran 3 Dokumentasi.......................................................................................79
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup ........................................................................82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang mempunyai ajaran sempurna dan
memperhatikan semua sisi kehidupan para makhluk-Nya. Hal ini terwujud dengan
adanya ajaran tentang menjaga kebersihan badan juga rohani. Kebersihan badan
tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Sangking Islam sangat mementingkan
soal kebersihan, thahara adalah materi yang pertama kali di pelajari di dalam
mata pelajaran Fiqh
Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindar dari
kotoran dan debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak
sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. Bersuci atau
istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya bewudhu
saja. Thaharah menempati posisi yang sangat penting, karena Thaharah adalah
syarat mutlak sah dan tidaknya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim..
Allah berfirman dalam :
لوة فاغسلوا وجوهكم وايد ا اذا قمتم الى الص ـايها الذين امنويكم الى المرافق ي
وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين
ن الغاٮ ط او لمستم النساء ف نكم م او على سفر او جاء احد مرضى لم تجدوا م
نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل
لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم ن حرج و عليكم م
(المائدة:٦)رون تشك
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
2
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur”(Al-Maidah: 6) (Al-Quran dan Terjemahan , Departemen
Agama,1989).
Dari kutipan ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa materi thahara
tidak hanya soal bagaimana berwudhu, mandi wajib tetapi juga di jelaskan secara
kompleks dari apa saja yang ingin di bersihkan, tata cara, serta alternative lain
juga di tawarkan didalamnya. Maka dari itu, mata pelajaran fiqh menjadi mata
pelajaran penting di madrasah.Meskipun begitu, madrasah juga mengikuti
kurikulum nasional yaitu kurikulum K13.
Didalam kurikulum 2013 Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku
yang diharapkan itu, meliputi tiga aspek yaitu: pertama, aspek kognitif meliputi
perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan yang
diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek afektif
meliputi perubahan dalam segi sikap mental, perasaan, dan kesadaran, dan ketiga,
aspek psikomotorik meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tidakan
motorik.
Oleh karena itu di butuhkan metode belajar yang terintegratif dalam hal
pencapaian indicator belajar tersebut.Maka, untuk mencapai indicator tersebut
group investigation salah satu strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam
pembelajaran k13 (Nurdiansya & Fahyuni, 2016).
Group investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri
dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari
keseluruan unit materi(pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat
atau menghasilkan laporan kelompok. kemudian, setiap kelompok
mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk
berbagi dan saling tukar informasi temuan .(Nurdiansya & Fahyuni, 2016).
Teknik ini di gunakan karena sesuai dengankurikulum 2013 dimana siswa di
tuntut untuk aktif.
Selanjutnya,dengan bekerjasamanya setiap kelompok, group investigation
dapat mengembangkan kemampuan social.Itu bisa dibuktikan dari penelitian
3
(Aborda & Gaikwad, 2005) menyatakan bahwa group investigation dalam
meningkatkan keterampilan social dalam hal hubungan sesama teman, kerja sama,
komunikasi, berbagi dan mensuport satu sama lain. Selain itu group investigation
dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa(Mitchell, Montgomery, Holder,
& Dan, 2008) Mitchel dkk menjelaskan bahwa kemampuan kognitif siswa bisa
meningkat karena proses riset dan presentasi yang membuat siswa aktif dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran. Selain itu dalam proses tersebut juga bisa
menurunkan kecemasan siswa. Group investigation mampu meniungkatkan
kemampuan berbahasa (Hosseini, 2014).kemudian group investigation juga
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dikarenakan posiis guru hanya
sebagai fasilitator dan sebagai informan, dan sswa yang aktif, maka siswa dapat
berfikir kritis dan melakukan investigasi topic dan serta siswa memperesentasekan
hasilnya sehingga membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar (Setyaningsih,
2013).Dari pernyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa goup investigation
adalah salah satu metode tepat dalam pembelajaran untuk memcapai tujuan
pembelajaran dalam kurikulum k13.
Berdasarkan penelitian sementara, peneliti menemukan bahwa di MTs N 3
Sekernan guru mata pelajaran Fiqh dengan materi thaharah menggunakan group
investigation.Namun, dalam pengimplementasian group investigation dalam
pembelajaran fiqh dalam materi thahara ada banyak kendala, dan kesulitan untuk
itu peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi group investigation di
dalam pembelajaran.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian tentang “Implementasi Pembelajaran Model Koperatif
Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa
Pada Mata Pelarajaran Fiqih Kelas Viii A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi”
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan dengan
memberikan batasan agar pembahasan tidak melebar dan supaya sesuai dengan
pokok kajian . Adapun pembatasan masalah tersebut adalah tinjauan terhadap
4
ImplementasI Pembelajaran Model Koperatif Group Investigasion Untuk
Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Mata Pelajaran Fiqih Di
Kelas VIII A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di latar belakang, peneliti
metumuskan rumusan masalah sebagai acuan menjawab tujuan penelitian.
Sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasipembelajaran Model Kooperatif Group
Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri
3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi ?
2. Apa sajafaktor penghambat dan pendukung dalam
ImplementasiPembelajaran Model Kooperatif Group Investigation Untuk
Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi?
3. Apa solusi dalamImplementasiPembelajaran Model Kooperatif Group
Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri
3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaiman ImplementasiPembelajaran Model
Kooperatif Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman
Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Untuk mengetahui faktor dan penghambat dan pendukung
dalamImpelementasiPembelajaran Model Kooperatif Group Investigation
Untuk Meningkatkan Pemahaman Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata
5
Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
c. Untuk mengetahui solusi dalamImpelementasiPembelajaran Model
Kooperatif Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman
Thaharah(Bersuci) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi.
2. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian penelitian ini adalah:
a. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata
satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan Pendidikan Agama
Islam pada UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan agar dapat menerapkan disiplin belajar yang baik dalam
kesehariannya sehinggadapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan
c. Bagi pendidik, hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah masukan
bagi pendidik dalam mengembangkan dan meningkatkan disiplin belajar
peserta didik sehingga pendidik dapat lebih terinprirasi untuk menemukan
cara yang efektif dalam mendukung peningkatan belajar peserta didik di
sekolah.
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Implementasi pembelajaran
Secara sederhana impelementasi pembelajaran dapat di artikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajran . secara garis besar ,
implementasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang di susun secara matang dan terperinci dalam melakukan
proses pembelajaran(Usman, 2011, hal. 34)
Menurut Asep Jihad, implementasi pembelajaran adalah suatu proses
peletakan kedalam praktek tentang suatu ide , program atau seperangkat
aktifitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan .
Sedangkan menurut Guntur Setiawan (2004: 39) implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan
dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,
birokrasi yang efektif. Dengan demikian dapat peneliti disimpulkan bahwa
implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah perencanaan
suatu sistem yang memiliki tujuan tertentu yang semuanya akan sangat
bergantung dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam
melaksanakan apa yang dirancang melaluli program-program atau suatu
sistem.
2. Pengertian Model Koperatif Group Investigation
1. Model pembelajaran koperatif
Model pembelajaran koperatif adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatakan
interaksi, meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran
karena pembelajaraan kooperatif tidak hanya memasukkan siswa didalam
kelompok tetapi menutut siswa bekerja sama, dan peran guru didalam
pembelajran kooperatif disini adalah sebagai fasilitator dan peneydia
informasi. Sehingga dalam proses ini siswa akan menjadi lebih aktif
7
(Zingaro, 2008). Ini sejalan dengan Sarfo dan Elen (2011) yang
mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif bermanfaat bagi siswa dalam
prestasi, motivasi , berpikir kritis, berpikir metakognitif , kepuasan bekerja
dan kemapuan sosial.
2. Group Investigation
Group investigation adalah salah satu dari tipe pembelajaran
kooperatif. Di dalam process group investigation siswa mengambil bagian
aktif dalam merencanakan apa yang mereka ingin pelajari dan bagaimana
mereka mempelajarinya tetapi dilakukan di dalam group (Sharan &
Sharan, 1989). Selanjutnya, Zingaro (2008) mengatakan bahwa group
investigation adalah dimana siswa membentuk kelompok untuk
merencakan dan melaksanakn investigasi dan mensisntesis temuan ke
dalam persentasi kelompok.Jadi, bisa di simpulkan bahwa group
investigation adalah strategi yang dimanasiswa itu sendiri yang
merencakan memilih topic yang ingin mereka bahas, tidak hanya memilih
siswa juga berperan dalam bagaimana topic tersebut di selesaikan melakui
investigasi dan mensistesis temuan.Didalam strategi ini, siswa dituntut
untuk aktif sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pemberi
informasi.
Berdasarkan landasan konstruktivistik oleh Dewey menyatakan
bahwa pendidikan itu adalah untuk mengembangkan suatu individu untuk
bertanggung jawab dan memecah masalah dan membangun pengetahuan
(Zingaro, 2008).Maka dari itu, diperlukan lingkungan pendidikan yang
mendukung tujuan pendidikan.Berakar dari cita cita Dewey muncullah
group investigation. Kemudian, Jacobs dkk (Dalam Yasa, 2009)
menyatakan melalui pembelajaran (GI) Group investigationdewey
menyatakan ide sentranya tentang pendidikan.
a. Siswa hendak nya aktif , learning by doing
b. Belajar hendaknya bedasarkan pada motivasi intrintsik
c. Pengetahuan selalu berubah (berkembang) tidak tetap
8
d. Pembelajaran hendaknya berhubungan dengan keperluan dan minat
siswa
e. Pendidikan hendaknya mencangkup kegiatan yang dapat menuntun
siswa untuk berkerja sama , saling memahami dan mengerti satu sama
lain
Selain itu, Menurut Mitchel dkk (2008) menyatakan dalam hasil
penelitannya bahwa metode ini memadukan landasan demokrasi dengan
dinamika penyelidikan akademik, kemudian metode ini menawarkan
kepada siswa untuk memilih kesempatan dalam belajar sesuai dengan
keinginan mereka dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka, jadi ini
akan berbanding lurus dengan apa yang dikatakn Dewey tentang tujuan
pendidikan.
Selanjutnya, Group investigation adalah kelompok kecil untuk
menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group
proces skills), Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah
kemapuan intelektual siswa di bandingkan belajar secara individual
(Zingaro, 2008). Menurut(Mitchell, Montgomery, Holder, & Dan, 2008)
mengatakan bahwa group investigation dapat meningkatkan kemampuan
kognitif.Ini dibuktikan dari penelitian Roliani (2020) bahwa group
investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Tidak hanya itu, Baki
dkk (2010 :183) mengatakan bahwadengan group investigationsiswa dapat
meningkatkan kepercayaan diri, dan menangkap hal poin poin yang
berbeda terkait masalah atau materi yang dibahas, ini berarti secara tidak
langsung bahwa group investigation dapat meningkatkan motivasi siswa.
Ada empat komponen dalam group investigation yaitu; investigasi,
interaksi, interprestasi dan motivasi instrinsik. Investigasi mangacu pada
pemilihan topic, interaksi adalah proses dimana siswa mengeksplor ide
dan membantu satu sama lain; interpretasi proses pengelaborasian temuan
9
dan mengkalrifikasi ide ide; dan motivasi instrinsik memotivasi siswa
untuk mandiri dalam investigasi proses(Zingaro, 2008).
Menurut (Sharan, 2015) pengimplementasian group invetigasi ada
6 proses. Pertama, guru memberikan saatu masalah di kelas dan siswa
memilih kelompok minatny.Masalah yang ditimbulkan di sini sangat
penting, karena berbagai reaksi dari siswa diperlukan untuk pembentukan
kelompok yang sesuai. Guru harus menghindari memberikan ide mereka
sendiri atau menolak ide-ide dari siswa. Kedua kelompok merencanakan
penyelidikan mereka - prosedur, tugas, dan tujuan yang konsisten dengan
subtopik yang dipilih.Ketiga, kelompok melakukan penyelidikan seperti
yang direncanakan pada langkah di atas. Peran guru pada langkah ini
adalah mengikuti proses investigasi, menawarkan bantuan jika diperlukan:
menyarankan sumber daya, memastikan berbagai keterampilan sedang
digunakan, dll. Keempat, kelompok merencanakan presentasi mereka.
Mereka mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, dan mensintesisnya
menjadi yang dapat dipahami oleh kelas. Kelima, kelompok melakukan
presentasi.Akhirnya, guru dan siswa mengevaluasi penyelidikan dan
presentasi yang dihasilkan. Sepanjang proses, perwakilan grup sering
membuat laporan ke kelas, membantu anggota grup menghargai bahwa
mereka bagian dari unit sosial yang lebih besar.
3. Kajian Tetang Pembelajaran Fiqih Thaharah
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih Thaharah
a. Pengertian Pembelajran
Pembelajran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar . pembelajaran merupkan bantuan
yang di berikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, pengusahan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Dengan kata lain , pembelajaran adalah proses untuk membantu
siswa agar dapat belajar dengan baik. (Rahman, 2007)
10
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran
kooperatif memungkinkan peserta didik untuk dapat menyerap hasil
pembelajaran berdasarkan kapasitas masing-masing. Karenanya,
bagaimanapun tidaklah sama daya serap antara satu orang peserta didik
dengan peserta didik lainnya. Hanya saja, melalui pembelajaran kooperatif
ini, setiap peserta didik memiliki keterlibatan yang cukup besar karena
memilikiperannya masing-masing.
Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk
sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasama
kelompok dan interaksi antarpeserta didik. Persamaan antarsemua strategi
ini terletak dalam hal bahwa para peserta didik bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuantujuan bersama. Strategi-
strategi ini dirancang untuk menyingkirkan persaingan yang 13 terdapat di
dalam kelas, yang cenderung menimbulkan pihak “yang menang dan yang
kalah(David A. Jacobsen, 2009, hal. 230)
Pembelajaran kooperatif disebut juga dengan pembelajaran kerja
kelompok. Dalam hal ini Halimah(Halimah, 2008, hal. 72-
73)mengemukakan bahwa metode kerja kelompok diartikan sebagai suatu
kegiatan belajar mengajar dimana dalam satu kelas peserta didik
dipandang sebagai suatu kelompok yang terbagi dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar
kelompok dilakukan dengan cara mengkondisikan peserta didik dalam satu
group atau sebagai satu kesatuan yang diberi tugas-tugas belajar untuk
dibahas secara bersama-sama.
b. Pengertian Fiqih Thaharah
Menurut bahasa kata Fiqih berarti pemahaman, yakni pemahaman
yang mendalam dalam perihal syariat Islam.(Amiruddin, 2009, hal.
21)Dalam terminologi AlQuran dan As-Sunnah, fiqh adalah pengetahuan
yang luas dan mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam
dan tidak memiliki relevansi khusus dengan bagian ilmu tertentu. Akan
tetapi, dalam terminologi ulama istilah fiqh secara khusus diterapkan pada
11
pemahaman yang mendalam atas hukum- hukum Islam.(Saebani, 2010,
hal. 11)Sedangkan kata thaharah menurut bahasa adalah bersuci.
Sedangkan menurut syariat Islam thaharah adalah suatu kegiatan bersuci
Kata thaharah berasal dari Bahasa Arab هار ط ل yang secara bahasa
artinya kebersihan atau bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah
adalah mengerjakan sesuatu yang dengannya kita boleh mengerjakan
shalat, seperti wudhu,mandi, tayamun, dan menghilangkan najis.. Menurut
syara’, thaharah adalah suci dari hadats atau najis, dengan cara yang telah
ditentukan oleh syara atau menghilangkan najis, yang dapat dilakukan
dengan mandi dan tayamum.
Secara bahasa tahararah artinnya membersihkan kotoran, baik
kotoran yang berwujud maupun tak berwujud. Kemudian secara istilah
thararah menghilangkan hadas, najis dan kotoran (dari tubuh yang
menyebabkan tidak sahnya ibadah lainnya ) menggunakan air atau tanah
yang bersih(Syuja, 2018, hal. 3)
2. Dasar Hukum Tharara
Thararah (bersuci) hukumnya ialah wajib bedasarkan penjelasan di
Al-Qur’an :
ـايها لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ي ا اذا قمتم الى الص الذين امنو
وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين
رضى او ع ن الغاٮ ط او لمستم النساء فلم تجدوا م نكم م لى سفر او جاء احد م
نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل
ن حرج و لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم عليكم م
(مائدةلا:٦)تشكرون
Artinya: “Haiorang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
12
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur”, (Q.S. Al-Maa’idah Ayat 6), (Al-Qur’an Terjemahan.
2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.)
Dan bedasarkan bunyi ayat di atas tidak ada alasan agar orang-
orang beriman dalam melaksanakan ibadah sholat dalam kondisi yang
badan harus bersih dan suci dari segala kotoran ataupun najis besar
ataupun najis kecil tidak terlihat maupun terlihat .
Suci yang dimaksud tidak hanya pada badan saja, tetapi juga suci
dari seluruh pakaian, tempat dan yang lainnya. Menjaga kesucian
merupakan hal yang disenangi dan dicintai Allah swt. Bahkan
mendapatkan ampunan dari–Nya Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Qur’an berikut ini:
نساء في المحيض ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا ال
إن ول ى يطهرن فإذا تطهرن فأتوهن من حيث أمركم الل تقربوهن حت
ابين و يحب الت المتطهرين .الل (222 :ابقرة:(ويحب
Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri, Al-Baqarah:222 (Al-
Qur’an Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus
Sunnah).
” Firman Allah swt.
(74)المدثر: وثيابك فطهر
Artinnya: “Dan pakaianmu bersihkanlah: al-Mudatsir, 74 (Al-Quran,
1989)
Teringat dengan pengalaman dari salah seorang teman saat Ppl,
dimana pada saat itu ia ingin mendirikan salat, tetapi pada saat yang
bersamaan ia tidak bisa salat disebabkan karena pakaian yang ia pakai
13
meragukannya untuk salat. Melalui pengalaman ini, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa, kebersihan pakaian sangat berpengaruh pada
aktivitas ibadah khususnya dalam melaksanakan shalat.
Bedasarkan bunyi di atas sholat sangat penting bagi umat agama islam
terutama sholat lima waktu, dan di pertegas dalam hadsit Rasulloh Saw. Ia
bersabda .
طهؤرلصلاةالاح مفتا
Artinya: “Kunci shalat ialah bersuci”. (HR. Tirmiziy : 3).
Thaharah jenis ini hanya berkenaan dengan badan, yang terbagi menjadi 3
bagian:
1) Thaharah qubra yaitu mandi.
Thaharah dari hadats, besar seperti jima’, keluar mani, haid dan nifas atau
wiladah. Cara mengankat hadas besar dengan mandi atau dengan
tayammum ( apabila tidak ada air atau dalam keadaan sakit parah yang
tidak bisa kena air).
2) Thaharah shugrah yang berupa wudhu.
Thaharah dari hadas kecil yaitu dengan cara mengankat hadas kecil
dengan wudhu. atau tayammun ( apabila tidak ada air atau dalam keadaan
sakit parah yang tidak bisa kena air).(Muthoharoh, 2006)
3) Pengganti keduanya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melakukan keduanya (mandi dan wudhu), yaitu tayammum.
Thaharah dari najis merupakan usaha untuk menyucikan dan
menghilangkan najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah dalam
keadaan suci, karena pentingnya thaharah dalam pelaksanaan ibadah.Najis
dapat hilang dan menjadi suci maka diperlukan alat ataupun media yang dapat
digunakan yaitu; air, batu, debu dan tanah.
Adapun macam-macam air dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
sebagai berikut:
1. Air Muthlaq, yaitu air suci yang menyucikan, maksudnya adalah air yang
masih murni baik sifat, bau maupun rasanya, dan dapat dikatakan sebagai
air yang benar-benar bebas dari kotoran dan kuman, dalam hukum fiqh air
14
tersebut disebut dengan air suci yang menyucikan, artinya, air tersebut halal
diminum dan dapat untuk dipakai menghilangkan najis, baik mukhafafah,
mutawasithah, maupun mughaladzah. Yang termasuk dalam kategori air
mutlaq adalah air hujan, air laut, air sungai, salju yang telah cair menjadi air,
air embun, air sumur atau air mata air.
2. Air Musyammas, yaitu air yang terjemur sinar matahari, hukumnya suci
menyucikan pada benda lain akan tetapi makruh menggunakannya. Menurut
fiqh Islam menggunakan air yang dipanaskan dengan sinar matahari dalam
tempat logam yang terbuat dari seng (besi), tembaga, baja, alumunium tidak
dianjurkan karena benda-benda tersebut mudah berkarat.
3. Air Musta’mal, yakni air yang sudah dipakai, artinya air yang sudah dipakai
untuk menghilangkan hadats kecil maupun hadats besar. Hukumnya tidak
dapat menyucikan dari hadats atau najis , kecuali lebih dari dua kullah.
4. Air Mutaghayar, yakni air mutlaq yang sudah berubah salah satu dari bau,
rasa atau warnanya. Perubahan tersebut terkadang berubah karena
bercampur dengan benda suci, dan terkadang bercampur dengan benda
najis. Apabila air itu berubah karena benda najis maka menjadi air
mutanajis, tapi apabila bercampur dengan benda suci maka perubahan
tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni berubah dengan sebab
tempatnya seperti air yang mengalir di batu belerang, berubah karena lama
terletak seperti air kolam, berubah karena sesuatu yang terjadi padanya
seperti berubah karena ikan,berubah dengan sebab tanah yang suci atau
daun kering yang jatuh ke dalamnya. hukum air tersebut adalah suci
menyucikan tetapi kalau perubahan itu sudah menjadi sangat kotor maka
hukumnya tidak menyucikan.
a. Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu apabila
dalam keadaan darurat yaitu dengan cara tayamum.
b. Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya dengan batu,
kecuali benda keras yang asalnya dari kotoran binatang atau manusia.
Untuk istinjak atau menyucikan kotoran atau najis
15
Dari keterangan tersebut pada dasarnya alat thaharah yang paling pertama
dan utama adalah air, tetapi apabila air tidak memungkinkan dapat
menggunakan debu, dan apabila debu tidak memungkinkan juga maka bisa
menggunakan batu atau benda keras yang disamakan hukumnya dengan batu.
4. Tata cara bersuci
a. Najis
Pengertian najis Najis ialah sesuatu yang kotor (menjijikkan)
menurut pandangan syariat, dan wajib bagi seorang muslim untuk bersuci
dan membersihkannya jika terkena najis tersebut.Najis dianggap suatu
benda yang kotor menurut syara’. Misalnya: bangkai, darah, nanah, segala
sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur, anjing dan babi, minuman keras
seperti arak dan lainnya, bagian anggota badan binatang yang terpisah
karena dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.
Pembagian najis
Najis terbagi dalam tiga bagian, ialah sebagai berikut:
1. Najis mukhaffafah atau najis ringan, yaitu air kencing bayi lakilaki
yang belum berumur dua tahun dan belum pernah makan sesuatu
kecuali air susu ibunya.
2. Najis mugallazhah atau berat, yaitu anjing dan babi dan keturunannya.
Seluruh Binatang binatang (yang hidup) itu suci kecuali anjung dan
babi dan yang lahir dari keduanya atau salah satunya (Al-asfhani,
2018, hal. 26)
3. Najis mutawassithah atau najis sedang, yaitu najis yang selain dari
kedua najis tersebut diatas, seperti segala sesuatu yang keluar dari
qubul dan dubur manusia dan binatang, barang cair yang
memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai juga
tulang dan bulunya, kecuali mayat manusia dan bangkai ikan serta
belalang. Najis mutawassithah terbagi dalam dua bagian, yaitu:
i. Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak dan dapat
dilihat.
16
ii. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak kelihatan bendanya,
seperti bekas kencing, atau arak yang sudah kering dan
sebagainya.
b. Cara menghilangkan najis
1. Barang yang terkena najis mugallazhah seperti jilatan anjing atau
babi, maka wajib dibersikan dengan terlebih dahulu membuang
bendanya lalu dibasuh sebanyak tujuh kali. Salah satu di antaranya
harus dibasuh dengan air yang bercampur tanah.
2. Barang yang terkena najis mukhaffafah dibersihkan cukup dengan
diperciki air pada tempat yang terkena najis tersebut.
3. Barang yang terkena najis mutawassithah harus dibersihkan sampai
sifat dari najis tersebut betul-betul hilang seperti warnah, bau, dan
rasanya. Adapun jumlah bilangan siramannya yakni tergantung
pada sifat najis tersebut. Boleh satu kali, tiga kali dan seterusnya,
sampai najis itu betul-betul hilang. Adapun cara menghilangkan
najis hukmiyah ialah cukup dengan mengalirkan air pada tempat
yang terkena najis.
4. Najis yang dimaafkan Najis yang dimaafkan ialah najis yang
menurut arti, najis tersebut tidak usah dibersihkan atau dibasuh,
misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah
atau nanah yang sedikit, debu dan air dijalanan yang memercik
yang sukar dihindari.
Adapun tikus atau cecak yang jatuh ke dalam minyak atau
makanan yang beku, dan cecak itu mati di dalamnya, maka makanan yang
harus dibuang pada yang terkena najis saja, yang lainnya boleh dipakai
kembali. Akan tetapi apabila yang terkena najis seperti tadi adalah barang
yang bercair dan susah untuk membedakannya bagian mana yang terkena
dan bagian mana yang tidak terkena, maka makanan atau cairan tersebut
dibuang guna menghindari keragu-raguan.
c. Istinja
17
Istinja’ adalah bersuci dengan air atau yang lainnya untuk
membersihkan najis yang berupa kotoran yang ada atau menempel pada
tempat keluarnya kotoran tersebut (qubul dan dubur) seperti berak dan
kecing. Jadi segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur adalah
sesuatu yang dianggap kotor dan wajib dibersihkan atau dihilangkan,
dengan menggunakan air atau yang lainnya.
ع هوا من البول ن أنس , قال : قال رسول الل صلى الل عليه وسلم : تنز
ة عذاب القبر منه فإن عامDari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena
sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.”(HR. Ad-
Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280)
صلى الل حمن بن حسنة، قال: خرج علينا رسول الل عليه عن عبد الر
رقة، فوضعها، ثم جلس فبال إليها، فقال بعضهم: وسلم وفي يده الد
انظروا إليه يبول كما تبول المرأة، فسمعه النبي صلى الل عليه وسلم ،
ا أصاب صاحب بني إسرائيل؟ كانوا إذا ويحك، أما علمت م “فقال:
ب في قبره ”أصابهم البول قرضوه بالمقاريض، فنهاهم ، فعذ
Dari Abdurrahman bin Hasanah Radhiyallahu anhu, dia berkata:
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami, Beliau
membawa tameng kulit di tangannya, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam meletakkannya. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
duduk lalu buang air menghadap kepadanya (yakni menggunakan tameng
itu sebagai penutup-pen). Sebagian orang berkata (mencela Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), “Lihat orang ini, dia buang air seperti
wanita buang air (yakni Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
menjaga aurat ketika buang air-pen)”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendengarnya, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kasihan engkau, tidakkah engkau tahu siksa yang menimpa seorang
lelaki Bani Israil? Jika air kencing mengenai mereka, mereka biasa
mengguntingnya dengan gunting. Lalu lelaki itu melarang mereka,
sehingga dia disiksa di dalam kuburnya”. (HR. Ibnu Majah, no. 346.
Dishahȋhkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
رضي الل عنها عن رسول الل قال: "إذا قال أحدكم فلا تستخدم يمينه فليستخدم
".يده اليسرى
18
Jika salah seorang dari kamu beristinja, maka janganlah ia gunakah tangan
kanan, hendaklah ia gunakah tangan kirinya (H.R Ibnu Majah No:308 dan
dicantumkan dalam Shahihul Jami' no:322).
Dari keterangan hadis di atas, dipahami bahwa bersuci dari kotoran
(istinja) penting dilaksanakan sebab hal ini terkait dengan adanya azab
kubur di hari kemudian, apabila istinja tidak dilaksanakan.
d. Wudhu Pengertian Berwudhu
Wudhu adalah membasuh sebagian anggota badan dengan syarat
dan rukun tertentu setiap akan melaksanakan ibadah, terutama shalat dan
ibadah lainnya yang mewajibkan wudhu.(Suyono, 1994) Dalam Islam,
wudhu mempunyai kedudukan yang tinggi karena merupakan syarat
sahnya seseorang melaksanakan ibadah. Berwudhu disyariatkan dalam
AlQur’an dan Hadits yaitu Firman Allah :
لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ـايهاي ا اذا قمتم الى الص الذين امنو
وان كنتم وان كنتم جنبا فاطهروا وامسحوا برءوسكموارجلكم الى الـكعبين
رضى او ع ن الغاٮ ط او لمستم النساء فلم تجدوا م نكم م لى سفر او جاء احد م
نه موا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم م ليجعل ماء فتيم ما يريد الل
ن حرج لـكن يريد ليطهركم و ليتم نعمته عليكم لعلكم عليكم م و
(المائدة:٦)تشكرون
Artinya: “Haiorang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur”, (Q.S. Al-Maa’idah Ayat 6), (Al-Qur’an Terjemahan.
2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.)
19
Rasululullah Saw juga bersabda: “Allah SWT tidak akan menerima
shalat seseorang diantara kalian bila berhadats hingga ia berwudhu.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
1. Syarat dan Rukun Berwudhu Wudhu.
merupakan perbuatan yang harus dikerjakan sebelum
melaksanakan ibadah dan dapat menentukan sah atau tidaknya
ibadah tersebut, misalnya shalat yang dilakukan tanpa berwudhu
maka hukumnya menjadi tidak sah karena wudhu merupakan
syarat sahnya shalat. Dalam melaksanakan berwudu pasti terdapat
rukun dan syarat yang harus diketahui setiap muslim. Syarat dan
rukun tersebut meliputi:
I. Islam Orang yang bukan Islam tidak sah melakukan wudhu.
Tidak hanya berwudhu tetapi semua ibadah, baik bersuci,
shalat zakat, puasa dan haji.
II. Tamyiz Orang yang melakukan wudhu dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk dari segala sesuatu yang
dikerjakan
III. Dilakukan dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan
Air yang suci menjadi syarat sahnya wudhu seseorang. Oleh
karena itu, tidak boleh berwudhu dengan air yang najis.
IV. Tidak ada penghalang air sampai ke kulit, seperti lilin, cat yang
menempel pada kulit anggota wudhu. Sebelum seseorang
berwudhu, maka wajib baginya untuk menghilangkan sesuatu
yang dapat mengalangi sampainya air ke kulit agar dapat
tercapai kesempurnaan wudhu.
V. Tidak dalam keadaan berhadast
2. Rukun wudhu Ada enam macam yang menjadi rukunnya wudhu,
yaitu sebagai berikut :
I. Niat Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya, amalh itu
tergantung dari niatnya.” Ibnu Taimiyah berkata “Menurut
20
kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati,
bukan lisan dalam semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat,
zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jika
lupa dengan niatnya maka tidak sah wudhu yang kita lakukan.
Dengan demikian, sudah jelas bahwa wudhu seseorang tidak
akan sah apabila tidak diiringi dengan niat.(Azizi, 2017, hal.
43) Adapun niat wudhu ialah :
“ نويت الوضوء لرفع الحدث الاصغر فرضا لله تعالى
Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil,
fardhu karena Allah SWT”.
II. Membasuh muka Membasuh muka dengan air, yakni dengan
mengalirkan air keseluruh bagian muka. Adapun batasan muka
adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai dagu dan
kedua pipi hingga pinggir telinga.
III. Membasuh kedua tangan sampai siku Sebagaimana yang telah
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw.
mencuci kedua telapak tangan beliau saat berwudhu sebanyak
tiga kali. Beliau juga membolehkan mengambil air dari bejana
dengan telapak tangan, lalu mencuci kedua telapak tangan itu.
Semua area ini harus terkena air. Membasuh sampai siku
merupakan batas minimal, lebih tinggi hinggalengan bagian
atas tidak dilarang, bahkan disunnahkan
IV. Mengusap sebagian kepala Mengusap kepala boleh sebagian
atau keseluruhan, yang dimulai dari bagian depan kepala, lalu
diusapkan ke belakang dengan kedua tangan, kepala, kemudian
mengembalikannya ke depan kepala. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi
disebutkan bahwa Rasulullah Saw mencotohkan tentang cara
mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangan yang
telah dibasahkan air, lalu beliau menjalankan kedua tangannya
21
mulai dari bagian depan kepala ke belakangnya tengkuk
beliau, kemudian mengembalikan lagi ke depan kepala beliau.
V. Membasuh kaki sampai dengan mata kaki
Selanjutnya membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Maksud
dari mata kaki disini adalah benjolan yang ada disebelah
bawah betis. Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci bersamaan
dengan kaki. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki,
bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya.
Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali,
kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki
Rasulullah juga menggosok–gosokkan jari kelingkingnya pada
sela-sela jari kaki.
VI. Tertib, artinya mengerjakannya secara berututan mulai dari
awal hingga akhir. Semua fardhu wudhu yang telah dijelaskan
tersebut harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh
dilakukan secara acak. Misalnya, tidak boleh membasuh kaki
terlebih dahulu.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang
disebutkan bahwa semua tata cara wudhu tersebut dilakukan
dengan tertib (berurutan), menyegerakan dengan basuhan
berikutnya, mendahulukan yang kanan atas yang kiri.
3. Dasar hukum wudhu Wudhu merupakan ibadah yang disyariatkan
dalam ajaran Islam berdasarkan tiga alasan, sebaagai berikut:
a. Firman Allah swt. dalam Q.S. al-Maidah:
لوة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ا اذا قمتم الى الص ـايها الذين امنو ي
)امائدة:٦) الى الـكعبين وامسحوا برءوسكم وارجلكم
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu hendak
mengerjakakn shalat, basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai sikumu lalu sapulah kepalamu dan
22
kakimu hingga dua mata kaki.(QS. Al Maidah ayat
6)Al-Quran dan Terjemahan , Departemen
Agama,198)
b. Dari Abu Hurairah ra. Nabi bersabda:
أبا هريرة يقول : قال رسول صلى الل عليه وسلم قال: لا تقبل صلاة من أحدث
.حتى يتوضأ
Artinya: “Allah tidak menerimah salat seorang di antara kamu
bila berhadas sampai ia berwudhu lebih dahulu.” (HR. Bukhari
: 135).
c. Ijma yang berati kesepakatan para ulama dan telah diterima
oleh umat Islam atas disyariatkannya wudhu sebelum
mendirikan salat. Hal ini telah dipraktekkan sejak masa
Rasulullah saw. para sahabat dan sampai sekarang. Tidak ada
satupun generasi yang menyalahi perintah ini.(A mbo asse,
2008, hal. 33)
B. Studi Relevan
Sebagai acuan dalam penelitian ini ada beberapa penelitian yang
berhubungan dan mendapatkan hasil yang positif atau berhasil, yaitu
berikut diantaranya :
Pertama, penelitian terkait oleh Listiani Pratiwi ( 2018 ) yang berjudul
“peningkatan hasil belajar pendidikan agama islam materi Thaharah
melalui metode Group Investigation pada siswa kelas VII SMP N 2
Jambu Kecamatan Jambu Kabapaten Semarang Tahun Pelajaran 2017 /
2018”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui metode
grup investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
pendidikan agama islam materi Thaharah pada siswa kelas 7 di SMP N 2
Jambu. Penelitian ini adalah penelitian jenis PTK, penelitian ini
berlangsung 2 siklus, data yang dikumpulkan melalui observasi, tes dan
dokumentasi, kemudian di analisis menggunakan teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif.
23
Kedua,Chusnul Latifah (2018) yang berjudul “Penelitian model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi
metamorfosis kelas II MI Al-Islah Sidoarjo”Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam materi metamorfosis kelas II MI Al-Aslah Sidoarjo. Metode
penelitian yang di gunakan adalah PTK dengan menggunakan model Kurt
Lewin yang tiap siklus nya terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik yangdi gunakan
adalah tes menggunakan tes tertulis, observasi dengan menggunakan
instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara
menggunakan format panduan wawancara guru dan siswa, serta
dokumentasi.Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
materi metamorfosis mata pelajaran IPA siswa kelas III dapat dilihat dari
nilai aktivitas guru dan aktifitas siswa. Pada siklus I aktivitas guru
mendapat nilai 77,63 (cukup) dan meningkat pada siklus II dengan nilai
96,05 (sangat baik). Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapat nilai
77,77(cukup) dan meningkat pada siklus II menjadi 94,44 (sangat baik). 2)
Adanya peningkatan pemahaman siswa kelas III. Persentase ketuntasan
peningkatan pemahaman pada pra siklus yaitu 30,30%, meningkat menjadi
63,63% (cukup) pada siklus I, kemudian meningkat lagi 84,84% (Baik
sekali) pada siklus II. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada pra siklus
yaitu 58,93 meningkat menjadi 65,9 pada siklus I, kemudian meningkat
lagi menjadi 82 pada siklus II.
Selanjutnya, penelitian ketiga berasal dari Khoirunnisa ( 2020 ) yang
berjudul “penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran
tematik kelas IV Disekolah Dasar N 146 / IX Desa Parit Muaro
Jambi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran
24
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
untuk meningkatkan keaktifan siswa pada tema 6 cita cita ku subtema 2
hebatnya cita cita di kelas IV A Sekolah Dasar N 146 / IX Desa Parit
Muaro Jambi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A Disekolah
Dasar N 146 / IX Desa Parit Muaro Jambi, sedangkan objek penelitian ini
adalah model penelitian kooperatif tipe Group Investigation untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar Hasil penelitian menunjukan
bahwa penerapan model pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan
aktivitas belajar siswa dapat diukur dari evaluasi siklus I, II dan siklus III,
dengan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 54%, siklus II sebesar
66% dan siklus III sebesar 76%. Sedangkan peningkatan hasilkeaktifan siswa
dapat diukur dari setiap siklusnya, keaktifan siswa pada siklus I sebesar
2,5% dengan kategori “belum aktif”, keaktifan siswa pada siklus II sebesar
3,7% dengan kategori “mendekati aktif” dan keaktifan siswa pada siklus
III sebesar 4,5% dengan kategori”mendekati sangat aktif”. Dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian di Sekolah Dasar negeri 146/IX Desa
Parit Muaro Jambi telah tercapai dengan baik.
Dari beberapa studi relevan diatas bahwa ada persamaan dan
perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya, adapun
persamaannya adalah penelitian ini memiliki kesamaan akan metode
pembelajaran yang dipakai yaitu Group Investigation dan juga memiliki
kesamaan topic denga penelitian Pratiwi.
Selain dari pada kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
seperti yang telah disebutkan diatas, adapula perbedaannya adapun
perbedaanya ialah, metode penelitian yang di gunakan, mata pelajaran dan
materi, serta tingkat pendidikan dan kelas yang berbeda.Metode penelitian
yang telah di gunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan
penelitian tindakan kelas dan kuatitatif, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif.Kemudian, perbedaan mata
pelajaran dan materi, penelitian sebelumnya menggunakan model
25
pembelajaran tersebut di mata pelajaran tematik dan IPA serta PAI, namun
penelitian ini menggunakannya dalam mata pelajaran Fiqh di materi
thahara. Serta jenjang pendidikan dan kelas menjadi pembedanya yaitu
peneliti mengambil sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi serta sekolah tersebut berada di Rt 02
Kelurahan sengety dan peneliti juga mengambil acuan siswa yaitu kelas
VIII A . Serta materi yang di ambil untuk pembahasan yaitu Taharah .
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah.(Sugiyono, Metode Penelitian, 2004)
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan
(kualitatif) , yaitu penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial individu,
kelompok, lembaga dan masyarakat.
Menurut Sugiono (2011), Metode Penelitian Kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme , di gunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adala sebagai instrumen kunci,
Menurut moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain . secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang di alami dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Bedasarkan pendapat di atas bisa di pahami bahwa, penelitian kualitatif,
ialah penelitian untuk membahas gambara yang lebih jelas mengenai situasi-
situasi sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa dan menyajikan fakta
secara sistematik sehingga dapat dengan mudah di fahami dan di sampaikan
melakukan statistik.
B. Setting dan SubjekPenelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri
3 Kecamatan Maro sebo Kabupaten Muaro Jambi .Atas berbagai
27
pertimbangan. Alasan pemilihan lokasi tersebut di dasarkan beberapa
pertimbangan yaitu ,keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik
tenaga maupun waktu.
2. SubjekPenelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana di kemukakan di
atas maka yang akan di jadi kan sebagai informasi (Subjek Penelitian) ini
adalah:
a) Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
b) Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
c) Para murid Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
Penentuan subjek di dasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive Sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan.
C. Jenia dan Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti
mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam
sebuah penelitian. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam
menyusun karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer
dan data sekunder.
Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumbermsumber data primer dalam penelitian ini yaitu guru Fiqih kelas VII
A, dan Siswa yaitu sebagai informan utama untuk mengetahui bagaimana
siswa menguasai pembelajaran tharara.
1. Sumber Data Sekunder
28
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua
dan ketiga.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, sumber data
sekunder dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama
yang digunakan oleh peneliti.
Jenis data sekunder misalnya dapat berupa gambar-gambar,
dokumentasi, grafik, manuscrip, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai
dokumentasi Madrasah tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
2. Sumber primer
adalah suatu referensi yang dijadikan sumber utama acuan
penelitian. Dalam penelitian ini, sumber primer yang digunakan adalah
Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A.
a. Bagaimana efektif Pembelajaran Model Koperatif Group
Inverigasion Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa
Tentang Taharah Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A
b. Bagaimana kendala dalam meningkatkan pemahaman taharah
dalam Pembelajaran Model Koperatif Group Inverigasion
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa Tentang Taharah Di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif dilokasi
penelitian, mutlak kiranya seorang peneliti menggunakan bermacammacam
metode pengumpulan data untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Adapun
peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Wawancara
29
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Sedangkan
wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam (in-
depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
peneliti dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informasi atau orang yang di wawancarai.
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
subyek penelitian mengenai kondisi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi khusunya di kelas VIII
A.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data
dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati
serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk
catatan.(S. Eko Putro Widoyoko, 2012, hal. 44)Sedangkan metode
observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipan, yaitu
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer dan
peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode
observasi ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan dalam
pengimplementasian Thaharah dalam Pembelajaran Model Koperatif
Group Inverigasion Dalam Meningkatkan Siswa Pengetahuan Tentang
Taharah Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi kelas VIII A, mengamatilokasi penelitian dan
lingkungan sekitar Madrasah Tsanawiyah dan melihat secara langsung
kegiatan yang sedang berlangsung, serta kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
3. Metode Dokumentasi
30
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau
variabel yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar,
prasasti, notulen rapat, catatan harian. Berdasarkan pendapat di atas
dapat difahami bahwa, metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, dan suara)
terhadap segala hal baik objek atau peristiwa yang terjadi di sekolah.
Berdasarkan penjelasan tesebut metode dokumentasi ini Peneliti
gunakan untuk memperoleh data tentang:
a. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
b. Keadaan Siswa dan siswi Mtsn Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
c. Denah Lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
d. Keadaan Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
e. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi
E. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diteliti terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah
menganalisa data. “Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.(Sugiyono, Metode Penelitian, 2004)Adapun analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.(Sugiyono, Metode Penelitian,
2004, hal. 224)
31
Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (penarikan kesimpulan).
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhsiswaan,
memfokuskan dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus,
membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data
sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan
akhir.
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
mengarahkanmembuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.
2. Display Data (Penyajian Data)
“Penyajian data atau display data adalah usaha merangkai
informasi yang terorganisir dan tersusun dalam upaya menggambarkan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.
Sedangkan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencsiswaan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang difahami.
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penyajian
data merupakan suatu cara memberikan kemudahan kepada setiap
peneliti dengan cara menyajikan data secara utuh, setelah itu
mengkategorisasikan data yang telah terkumpul dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya agar mudah
difahami dalam menganalisis.
3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang
utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek
penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang
32
kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkandata, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, kesimpulan
adalah suatu tahap pemikiran atau proses menganalisis suatu
penelitian, yang sebelumnya data di lapangan belum jelas kemudian
data menjadi rinci dan jelas. Tahap analisis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1 model analisa interaktif(Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, 207, hal. 247)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mendapatkan data yang absah yang lain di luar data itu untuk sesuai
dengan penelitian kualitatif (data truthwirtyness) digunakan teknik triangulasi.
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2004 : 330 )
Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan
berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan triangulasi
dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi Data
33
kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.( Moleong, 2004 : 330-331) Triangulasi dengan metode menurut
Moleong adalah: Pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. (Moleong,
2004 :331 ) Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud
untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di
lapangan tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Menerapkan pembiasaan Sholat Berjama‟ah di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi, dari
sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi
34
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari
November 2020 sampai Juni 2021, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan Jadwal Penelitian
Oktober 2020
November 2020
Desember 2020
Januari 2021
Februari 2021
Maret 2021
April 2021 Mei 20211
Pengajuan Judul
x x
Penyusunan Proposal
X x x
Pengajuan Dosen Pembimbing
x x
Bimbingan Proposal
x x
Seminar Propsal
x x
PePerbaikanProposal
Bimbingan Proposal Lengkap
X x x x x x
Perbaikan Hasil Seminar
x x x
Izin Riset X x
Pelaksanaan Riset
x x x x x x x x x x x x
Penyusunan Skripsi
x x x X x x x
Bimbingan Skripsi
x x x x x x x
ACC Skripsi x
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Profil Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Muaro Jambi dahulunya adalah
MTs.S Al-Hidayah Sengeti yang didirikantahun. Negeri dan berganti
nama menjadi MTs Negeri Sengeti, hal ini mendapatkan sambutan
hangat para orang tua dan masyarakat sekitarnya. Pada bulan Mei tahun
2018 nama MTsN Sengeti berganti nama lagi menjadi MTsN 3 Muaro
Jambi.
2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Muaro Jambi dahulunya adalah
MTs.S Al-Hidayah Sengeti yang didirikantahun 1989 merupakan
swadaya masyarakat sengeti untuk mewujudkan generasi penerus yang
cerdas, bijaksana dan berahlak mulia, kemudian pada bulan Maret tahun
1997 MTs.S Al-Hidayah dijadikan MTs. Negeri dan berganti nama
menjadi MTs Negeri Sengeti, hal ini mendapatkan sambutan hangat
para orang tua dan masyarakat sekitarnya. Pada bulan Mei tahun 2018
nama MTsN Sengeti berganti nama lagi menjadi MTsN 3 Muaro Jambi.
Adapun Identitas dari sekolah MTS N 3 Muaro jambi adalah sebagai
berikut:
1. Nama Sekolah : MTS N 3 Muaro Jambi
2. NSS : 121115050004
3. NPSN : 10508211
4. Akreditasi : Akreditasi A
5. Alamat : Kel. Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Jambi
6. Kode pos : 36381
7. Nomor Telepon : -
8. Nomor Faks : -
36
9. Email : -
10. Jenjang : SMP
11. Status : Negeri
12. Lintang : -1.555748
13. Bujur : 104.09133900000006
14. Ketinggian : 15
15. Waktu belajar : Sekolah Pagi
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di MTS N 3 Muaro
Jambi adalah sebagai berikut :
1. Lukman Hakim ( 1997 – 2003 )
2. Drs. Ibrahim ( 2003 – 2004 )
3. Drs. Suhaimi ( 2004 – 2006 )
4. Bustanudi Arip, M.Pd ( 2006 – 2011 )
5. Ahmad Safrizal, S.Ag., M.Si ( 2011 – 2013 )
6. M.syafwan Al-Maghfuri, S.Ag ( 2013 – Sekarang )
Identitas Kepala sekolah MTS N 3 Muaro Jambi adalah sebagai
berikut :
1) Nama dan Gelar : M. Syafwan Al-Mugfuri, S.Ag
2) Nip : 197504102000031002
3. Visi dan Misi MTS N 3 Muaro Jambi
1. Visi Sekolah : “bertaqwa, cerdas, terampil, disiplin, sehat, berwawasan
lingkungan dan cinta tanah air”.
2. Misi sekolah :
a. Meningkatkan ketaqwaan serta terbentuknya jiwa dan perilaku
islam.
b. Mengembangkan pelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan
dan islami ( PAIKEM )
c. Meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non
akademik
37
d. Melestarikan dan mengembangkan olahraga, seni, dan budaya
e. Meningkatkan keterampilan dalam bidang IPTEK
f. Menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari – hari
g. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, asri, indah,
produktif, dan inovatif
h. Mampu mengembangkan sikap dan kepribadian untuk bangsa dan
negara
4. Kurikulum Sekolah
Pengertian kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan
jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan.Secara etimologis, kurikulum
merupakan terjemahan dari kata curriculum dalam bahasa inggris yang
berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere
yang berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk.
Banyak defenisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-
definisi tersebut bersifat operasional dan sangat membantu proses
pengembangan kurikulum tetapi pengertian yang diajukan tidak pernah
lengkap. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah
pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Pophan), ada juga yang
mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis
(Tanner,1980).
Kurikulum yang digunakan di MTs N 3 Muaro jambi yaitu Kurikulum
2013.Penggunaan Kurikulum 2013 di MTs N 3 Muaro Jambi dimulai
sejak tahun 2017 yang lalu.
5. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi adalah suatu susunan personil yang bergabung
dalam suatu organisasi. Struktur organisasi sekolah bisa dilihat sebagai
berikut
38
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 MUARO JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Mimiarti, S.Pd.I
Kepala Madrasah
M. Syafwan Al-Magfuri, S.Ag
Komite Madrasah
Drs. Tarmizi
Wk. Ur. Kesiswaan Drs. Damanhuri Hasibuan
Wk. Ur. Kurikulum
Drs. Syahril M.Pd
Wk. Ur. Sarpras
Buchori, S.Ag
Wk. Ur. Humas
Muhamad Hafiz, S.pd.I
Wali Kelas VII. B Nelly Savrini, S.Pd
Wali Kelas VII. A
Susilawati, S.Hum
Wali Kelas VIII.B
Eni Ayu Arnoni, S.Pd
Wali Kelas VIII. A
Alamsyah, S.Pd
Ka. TU
Doriana Siahaan, SE
Arlipa Warni, S.Pd
Wali Kelas VIII .C
Syamsidar, S.Pd.I
Wali Kelas VIII. D
Mimiarti, S.Pd.I
Wali Kelas VII. C
Andriani Renova, S.Pd
Wali Kelas IX. B
Dra. Devita Ridayani
Wali Kelas IX. C
Yusriati, S.Pd
Wali Kelas IX. A
Pramubakti/Staf Tu Ima Royani
Pramubakti/Staf Tu Halil, S.Th.I
Pramubakti/Staf Tu Qomaruddin, S.Pd.I
Pramubakti/Staf Tu
Indrianto, S.Ag
Pramusaji
Hasanah
SATPAM
Abu Bakar Penjaga Malam
Dahlan
Bendahara
Husaini, S.Pd
Hapdikal Putra, S.Pd
Guru
Kepala Perpustakaan
Sri Agustini, S.Ag
Staf Perpustakaan
Desi Ratnasari, S.Pd.I
Guru
Yusrizal, S.Pd
Guru
Dra. Zahara
Guru
BK
Wahyu Fitriani, S.Pd
Pembina OSIM
Rts. Arniyanti, S.Ag
Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi
Tahun 2021
39
6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Klasifikasi tugas di MTs N 3 Muaro Jambi
a. Kepala sekolah
MTs N 3 Muaro Jambi di pegang oleh kepala sekolah sebagai
tugas administrator dan supervisor yang di pimpinnya yang
bertanggung jawab atas kelancaran keberhasilan semua urusan
pengaturan dan pengelolaan sekolah secara informasi kepada
masyarakat.
Kepala sekolah bertugas untuk :
3) Menyusun planning
Menetapkan rencana jangka panjang dan rencana jangka
pendek. Misalnya dalam program tahuna dan program
semester.
4) Menyusun organizing
Kepala sekolah merupakan seorang pelaksana kegiatan, baik
itu program jangka panjang ataupun program jangka pendek.
Misalnya apabila seorang siswa mendapatkan prestasi baik,
maka kepala sekolah memberikan beasiswa kepada siswa
tersebut untuk meringankan biaya orang tua yang nanggung
nya.
b. Komite sekolah
Komite sekolah bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
hubungan yang ada dan serasi. Kerja dan tanggung jawab bersama
keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk menyempurnakan
kegiatan pendidikan.
c. Tenaga administrasi / tata usaha ( TU )
Dalam lembaga pendidikan atau sekolah tidak pernah lepas dari
tenaga administrasi yaitu tata usaha ( TU ). TU sendiri di kepalai
oleh seorang kepala TU yang bertguas mengkoordinir para
pegawai nya serta tanggung jawab sepenuhnya terhadap segala
40
urusan administrasi sekolah tersebut. Tenaga administrasi pada
MTs N 3 Muaro Jambi mempunyai andil besar dalam rangka
lancarnya pendidikan di sekolah. Contoh dalam rangka menerima
siswa baru.
Kepala tata usaha seklah bertanggung jawab kepada kepala
sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketata usahaan
sekolah meliputi kegiatan sebagai berikut :
5) Menyusun program tata usaha
6) Mengelola keuangan sekolah
7) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa
8) Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha
sekolah
9) Menyusun dan mengajukan data statistik sekolah
10) Mengkoordinir dan melaksanakan 7K
11) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan dan
ketatausahaan secara baik
Susunan pengurus tata usaha MTs N 3 Muaro Jambi dapat di
lihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Pengurus TU MTs N 3 Muaor Jambi
Nama JK Jabatan
Doriana Siahan, S.E
Kaur.TU P
Kaur. TU
Ima Royani
Staff TU P
Pramubakti
Qomaruddin, S.Pd.I
Staff TU L
Pramubakti
Halil, S.Th.i
Staff TU L
Pramubakti
Andrianto, S.Ag
Staf TU L Pramubakti
Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi 2021
41
d. Wakil kepala sekolah
Di MTs N 3 Muaro Jambi terdapat satu koordinator wakil
kepala sekolah yang bertugas mengkoordinir para wakil kepala
sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab nya.
Kemudian terdapat 4 wakil kepala sekolah yang menangani bidang
yang berbeda – beda. Yaitu :
Wakil kurikulum : Drs. Syahril, M.Pd
Wakil kesiswaan : Drs. Damanhuri Hasibuan
Wakil sarana dan prasarana : Buchori, S.Ag
Wakil ketertiban dan humas : M. Hafiz, S.Pd.i
1) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum
Mempunyai tugas antara lain :
• Menyusun program pengajaran
• Menyusun tugas guru dan jadwal pengajaran
• Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan umum sertaujian
akhir
• Menetapkan kriteria pesyaratan naik / tidak naik / kriteria
kelulusan
• Mengatur jadwal penerimaan buku laporan hasil belajar dan
STTB
• Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan suatu
kegiatan
• Membina kegiatan MGMP
• Membina kegiatan sanggar PKG / MGMP / MEDIA
• Melaksanakan penilaian guru teladan
• Membina kegiatan lomba lomba bidang akademis
2) Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun program pembinaan kesiswaan atau OSIS
42
b. Melaksanakan pembimbingan, pengarahan dan
pengendalian kegiatan siswa atau OSIS serta memilih
pengurus OSIS
c. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
d. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara
berkala dan insidental
e. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
f. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerima
beasiswa
g. Mengatur mutasi siswa
h. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah
dalam kegiatan di luar sekolah
i. Menyusun pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
j. Menyusun program ekstrakulikuler
3) Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana
a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dnegna
orang tua atau wali murid
b. Membina hubungan antara sekolah dengan lembaga
penyantun dunia usaha dan lembaga sosial lainnya
c. Menyusun laporan pelaksanaan hubngan secara berkala
e. Keadaan guru
Keadaan guru dan pegawai di MTs N 3 Muaro Jambi dapat di
golongkan cukup berkualitas, di karenakan guru guru yang
mengajar dan pegawai cukup senior dan tingkat pendidikan guru
mengajar tersebut sarjana
Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses
belajar mengajar di sekolah. Penting nya peranan guru dalam
upaya mengikat sumber daya manusia, untuk itu keberhasilan
proses belajar mengajar tergantung mana peran dan tugas guru
dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
43
Selain guru bidang studi ada juga guru BK yang mempunyai
tugas memberikan bantuan kepada siswa siswa yang bermasalah di
dalam pendidikan di sekolah. Secara rutin mengadakan hubungan
dengan orang tua siswa dalam rangka mengontrol tingkah laku
siswa di sekolah maupun di rumah. Selain itu guru BK juga
membantu siswa kelas 1 untuk memilih dan menentukan jurusan
yang akan di pilih nyadi kelas 2 dan membantu mengarahkan siswa
kelas 3 dalam memilih pendidikan selanjutnya.
Adapun tugas guru di MTs N 3 Muaro Jambi yaitu :
1) Memberikan informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan
sekolah secara langsung kepada orang tua siswa melalui
kontak sehari hari
2) Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa dan
masyarakat
3) Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar dengan
baik
4) Memelihara kode etik jabatan guru
Tata tertib yang di berikan kepada guru adalah :
4) Disiplin ilmu
a. Jam dinas bagi guru pukul 07.15 – 13.45, setiap hari nya
kecuali hari kamis dari pukul 07.15 – 14.45 bagi kelas IX,
hari jum’at dari pukul 07.15 – 11.10 dan pada hari sabtu
sampai pukul 07.15 – 13.
b. Setiap guru wajib mengikuti upacara setiap hari senin dan
hari tertentu lainnya dan setiap guru siap untuk bergilir
menjadi pembina upacara
c. Guru yang tidak hadir melaksanakan tugas nya karena ada
halangan penting atau sakit, maka harus mendapatkan izin
dari kepala sekolah dengan memberi tahu melalui surat
atau berita lainnya
44
d. Guru yang tidak hadir padahal ada jam mengajarnya,
maka guru tersebut di usahakan untuk dapat memberi
utgas pada siswa nya dan berikan sebelumnya pada guru
piket hari tersebut
3. Tertib mengajar
a. Memiliki buku persiapan harian, buku kerja tahunan, satuan
pelajaran, rencana pelajaran, buku daftar nilai atau absen
dan buku buku soal ujian
b. Memberi pekerjaan rumah kepada siswa dalam
mengerjakan soal yang berkaitan dengan pokok – pokok
bahasan
c. Selain guru harus menjalankan tugas tugas lainnya yang
diatur oleh kepala sekolah sebagaimana terdapat dalam
program tahunan
4. Tertib evaluasi
a. Evaluasi dilakukan setiap kali pokok bahasan
b. Bahasan test yang di gunakan adalah bahan test yang dapat
mengakibatkan minat belajar siswa
c. Evaluasi dalam bentuk tertulis dan lisan termasuk penilaian
proses belajar dan sikap siswa
1. Keadaan guru
Wali kelas adalah salah satu bentuk tanggung jawab guru
dalam membina murid satu kelas yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala sekolah.
45
Tabel 3. Nama-Nama Guru MTs N 3 Muaro Jambi
No Nama
PNS/ Non
PNS Pangkat/ Golongan Jabatan
1 M.Syafwan Almagfuri, S.Ag PNS IV A Kepala
2 Dra. Devita Ridayani PNS IV A Guru Fiqih
3 Yusriati, S.Pd PNS IV A Guru IPA
4 Drs. Syahril, M.Pd PNS IV A Guru Akdah Akhlak
5 Andriani Renova, S.Pd PNS IV A Guru MTK
6 Dra. Zahara PNS IV A Guru MTK
7 Yusrizal, S.Pd PNS IVA Guru IPS
8 Hapdikal Putra, S.Pd PNS IV Guru PENJAS
9 Husaini, S.Pd PNS III D Guru
10 Doriana Siahaan, SE PNS III D Kaur. TU
11 Nellysavrini, S.Pd PNS III D Guru IPS
12 Drs. Damanhuri Hasibuan PNS III D Guru PKN
13 Rts. Arniyanti, S.Ag PNS III D Guru Bahasa Arab
14 Sri Agustini, S.Ag PNS III D Guru SKI
15 Muhammad Hafiz, S.Pd.I PNS III C Guru Al-Qur’an Hadist
16 Buchori, S.Ag PNS III B Guru Al-Qur’an Hadist
17 Nurul Hikmawati, S.Ag Non PNS Guru Bahasa Indonesia
18 Syamsidar, S.Pd.I Non PNS Guru TIK
19 Susilawati, S.Hum Non PNS Guru Seni Budaya
20 Mimiarti, S.Pd.I Non PNS Guru Bahasa Inggris
21 Arlipa Warni, S.Pd Non PNS Guru Bahasa Inggris
22 Alamsyah, S.Pd Non PNS
Gruru Bahasa
Indonesia
23 Wahyu Fitriani, S.Pd Non PNS Guru BK
24 Eni Ayu Arnoni, S.Pd Non PNS Guru IPA
25 Halil, S.Th.I Non PNS Pramubakti
26 Indrianto, S.Ag Non PNS Pramubakti
27 Qomaruddin, S.Pd.I Non PNS Pramubakti
28 Desi Ratnasari, S.Pd.I Non PNS Staf Perpustakaan
29 Ima Royani Non PNS Pramubakti
30 Trisnawati Non PNS Pramusaji
31 Abu Bakar Non PNS Keamanan
32 Dahlan Non PNS Penjaga Malam
46
Tabel 3. Nama-Nama Wali Kelas MTs N 3 Muaro Jambi
No Nama Wali kelas
1. Susilawati, S.Hum VII A
2. Nelly Sayrini, S.Pd VII B
3. Mimiarti, S.Pd.I VII C
4. Alamsyah, S.Pd VIII A
5. Eni Ayu Arnoni, S.Pd VIII B
6. Arlipa Warni, S.Pd VIII C
7. Syamsidar, S.Pd.I VIII D
8. Yusriati, S.Pd IX A
9. Andriani Renova, S.Pd IX B
10 Dra. Devita Ridayani IX C
Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021
7. Keadaan Sarana Dan Prasarana
1. Keadaan sekolah
Dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan yang telah di tetapkan, maka harus tersedia
faktor faktor yang menunjang terlaksananya proses
pembelajaran. sarana dan prasarana adalah salah satu bagian
yang mempunyai fungsi yang sangat penting yang dapat
mempermudah dan memperlancar proses pembalajaran demi
Tabel 3. Sarana dan Prasarana MTs N 3 Muaro Jambi 2021
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
No Gedung Kelas 10 Baik
1. Ruang Guru 1 Baik
2 Ruang Tu 1 Baik
3 Ruang Kepsek 1 Baik
47
Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021
8. Keadaan Peserta Didik
Profil siswa
Tabel 4. Jumlah Peserta Didik
Kelas Jumlah VII
VII A 31
VII B 31
VII C 33
VIII VIII A 25
VIII B 27
VIII C 24
VIII D 25
IX IX A 25
IX B 27
IX C 37
Sumber: Profil Documents Mts N 3 Muaro Jambi Tahun 2021
B. Temuah Khusus Dan Pembahasan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab I bahwa tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
berorientasi pembelajaran kooperatif investigation pada mata Fiqih
tentang Taharah di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, dan faktor-faktor yang mendukung
dan menghambatnya. Pada bab ini akan disajikan data yang merupakan
4 Musholla 1 Baik
5 Laburatorium 1 Baik
6 Perpustakaan 1 Baik
7 UKS 1 Baik
8 Toilet 8 Baik
9 Lapangan Volly 1
10 Tenis Meja 1 Baik
11 Takrau 1 Baik
12 Parkiran 2 Baik
48
hasil yang peneliti di dapatkan dilokasi penelitian yaitu di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Muaro jambi terhadap Kepala sekolah , guru ,
serta siswa.
1. Implementasi Pembelajaran Model Kooperatif Group Investigation
Untuk Meningkatkan Pemahaman Taharah (Bersuci) Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas VIII A Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
a. Latar belakang
Pembelajaran kooperatif tipe GI di Mtsn 3 Muaro Jambi
dilakukan karena dilatarbelakangi banyak siswa yang kurang cepat
memahami pelajaran kalau hanya dengan metode ceramah seperti
pada umumnya. Karena dengan menggunakan metode
pembelajaran ini bisa membantu siswa-siswi yang lemah dalam
menerima pelajaran Fiqih. Sebagaimana hasil wawancara dengan
Bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag, yang menyatakan bahwa:
“Baik bapak akan menjawab pertanyaan Alan, jadi
pembelajaran kooperatif berangkatnya karena disana
melihat kondisi para peserta didik semua dari kalangan
peserta didik itu sendiri tidak memiliki daya fikiran yang
sama jadi artinya yang mempunyai IQ yang cerdas, ada
yang punya IQ yang mungkin setengah, dan bahkan ada
dibawah banget makannya dengan adanya kegiatan
pembelajaran kooperatif itu saya nilai dapat membantu para
siswa yang kurang bisa cepet nyantol memahami materi itu,
sedikit terbantu karena kalau monoton dari guru sendiri
saya rasa setelah saya cermati kok memang apa ya ada
baiknya gitukan dengan pembelajaran kooperatif itu
sendiri”.(wawancara bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-
2021)
Yang melatarbelakangi berikutnya yaitu apabila anak-anak
itu lebih paham atau lebih jelas ketika dijelaskan oleh temannya
atau ketika sedang berdiskusi. Siswa akan lebih bosan ketika hanya
mendengarkan sendiri dan akan lebih nyaman ketika berkelompok
dikarenakan ada sesi seringnnya didalam berkelompok tersebut.
49
Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Hafiz S,
Pd.I.
“Ya jadi kalau biasanya anak-anak itu lebih paham atau
lebih jelas ketika dijelaskan oleh temannya atau ketika
sedang berdiskusi dan semangatnya juga berbeda ketika
mereka belajar sendiri itu mereka cepet bosen tetpi ketika
mereka diajarkan untuk berkelompok mereka lebih apa ya
mungkin karena berkelompok dan ngobrol ada sharingnya
juga mereka lebih nyaman dan lebih langsung mengena
seperti itu yang saya amati”.(wawancara Bapak
Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
b. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group
Investigation)
Pengertian model pembelajaran kooperatif group
investigation ini adalan ibarat kita menguncal pancing , maka akan
dapat ikan yang sesuai dengan umpan yang kita pakai,
sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Muhammad Hafiz
S,Pd.I.
“Antara guru dan murid ada timbal balik, jika di ibaratkan
pancingan dengan umpan kita bisa sesuaikan dengan ikan
apa kita ingin dapatkan maka akan dapat ikan yang di
inginkan. Dan anak tersebut bisa menyamppaikan kembali
ide idemya tersebut.jadi dalam kelas itu hidup tidak hanya
mati”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Pengertian metode pembelajaran tipe GI (Group
Investigation) adalah suatu permasalahan nanti kita berikan ke
siswa lalu siswa memberikan pemecahan masalah itu.
Sebagaimana hasil wawancara dengan M. Syafwan Al-Magfuri
S.Ag yang menyatakan bahwa:
“Jadi ya menurut sepengetahuan bapak Group Investigation
itu misalnya kita berikan suatu permasalahan kepada siswa
dan kemudian siswa tersebut memberikan pemecahan
masalah itu. Contoh misalnya seperti sekarang ini banyak
yang bilang rokok itu halal apo haram seperti itu mereka
saya minta untuk mencari tau hal itu lalu dasarnya apa dan
jika bilang halal dan apa alasan mereka bisa bilang halal itu
nanti bisa dikembangkan sebenarnya. Mungkin ditambah
50
dengan metode debat karena itu saling berkaitan (Active
Debat) dan penukaran pendapat”.(wawancara bapak
Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)
c. Tujuan
Untuk melatih anak didik agar lebih bisa aktif di kelas dan
di depan teman-teman kelas nya , sehingga dapat mendorong
keingin tahuan siswa tersebut untuk lebih giat belajar sebagai mana
yang di sampaikan bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag.
“Jadi ya menurut bapak ni ya lan , lebih agar dapat melatih
anak didik lebih aktif dan dapat melatih intelektual anak
didik di dalam kelas , serta mendorong rasa ingin tahuan
anak tersebut dan agar dapat lebih giat belajar karna mereka
tanpaknya lebih senang bertanya kepada teman sejawat
mereka”.(wawancara bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-
2021)
Untuk memaksimalkan hasil belajar dan disini guru sebagai
fasilitator harus mejadi penengah dan pembuat keputusan di akhir
pembelajaran sebagai mana yang di ucapakan oleh bapak
Muhammad Hafiz S. Pd I.
“Menurut bapak sebagai mana bapak alami di kelas VIII A .
anak-anak lebih memahami materinya sendiri . karena
mereka lebih bisa aktif ketika mereka belajar perkelompok ,
jadi tidak hanya berdiam diri dan temenung ketika mereka
di ceramahi” .(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-
2021)
d. Metode Pembelajaran Kooperatif
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti siswa lebih
cenderung menyukai metode kooperatif group investigation ini dari
pada metode ceramah yang mana siswa hanya di berikan
pemaparan materi dan di beri tugas di akhir pembelajaran , tanpa
ada timbal balik dari siswa tersebut .
Dan lebih cenderung ke koperatif tipe GI (Group
Investigation), sehingga anak-anak lokal khususnya di lokal VIIIA
ketika dikelompokkan biasanya satu sampai maksimal lima karena
disini rata-rata kelas itu maksimal tiga puluh sama tiga puluh tiga.
Sehingga dalam waktu pembelajaran dua jam kita menyelesaikan
51
materi. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak M. Syafwan
Al-Magfuri S.Ag yang menyatakan bahwa:
“Kalau Bapak lebih cenderung ke kooperatif tipe GI (Group
Investigation),selain penyampaiaan lebih singkat juga
mudah di cerna atau di pahami sekarang ini, apa lagi
sekarang masih di masa pendemi sehingga anak-anak
ketika dikelompokkan biasanya satu sampai maksimal lima
karena disini rata-rata kelas itu maksimal tiga puluh sama
tiga puluh tiga. Sehingga dalam waktu pembelajaran 1 jam
kita bagi menjadi masing-masing kelompok itu lima. Diberi
materi pokok kemudian disuruh mencari sumber-
sumbernya baik dengan internet ataupun buku-buku yang
diperpus kemudian disimpulkan menjadi sebuah PPt
(Power Point). Lalu di persentasikan di depan kelas. Ini
lebih mengena di diri anak-anak itu sendiri”.(wawancara
bapak Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)
Karen kegiatan belajar mengajar di Mts N 3 Muaro jambi di
percepat dan mereka juga diberikan perintah agar melakukan kerja
kelompok secara online, sehingga dapat lebih meningkatkan ke
efisienan dari pemebelajaran tersebut khususnya di Mts N 3 Muaro
Jambi, dan lebih mempermudah siswa-siswi Mts N 3 Muaro Jambi
dalam memahami pelajaran Tahara di Klas VIII A sebagaimana
wawancara dengan salah satu siswi Sisil Amelia Putri yang
menyatakan bahwa:
Jadi gini ya kak kami sekarang lebih senang belajar
perkelompok, karena selain lebih mudah dalam pemahaman
materi, juga lebih gampang bertanya kepada temen sejawat
yang sudah ngerti. Apa lagi sekarang waktu belajar nya
sangat singkat”.(wawancara Sisil Amelia, 15-02-2021)
Demikian juga pembelajaran online dengan metode yang
beragam tentu sangat dibutuhkan, hal ini untuk mendukung
pemahaman siswa terhadap suatu materi.Tapi tidak berarti semua
pembahasan dapat diajarkan dengan satu metode. Sebagaimana
dinyatakan Reno pada kutipan wawancara berikut:
Seingat sayo bg, belajar dengan metode tu ado efektifnya,
tapi cuma pembahasan atau suatu materi. Materi yang
52
lainbiso jadi dak pulak efektif. (Wawancara Reno Agustian,
05-04-2021)
Saya lebih cenderung memakai yang metode kooperatif
tipe GI (Group Investigation). Karena menurut saya lebih ringkas
dalam penyampaian dan pengaplikasian. Sebagaimana hasil
wawancara Bapak Muhammad Hafiz S.Pd.I yang menyatakan
bahwa:
Mungkin dari pertanyaan Alan yang ini saya lebih
cenderung memakai yang GI. Jadi ketika saya masuk saya
menyampaikan kepada peserta didik bahwa yang mau kita
pelajari hari ini bab ini maka mereka langsung bukak buku
langsung saya arahkan untuk apa namanya masuk kedalam
apa namanya metode kooperatif tipe GI ini”.(wawancara
Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Pernyataan di atas dapat dipertimbangkan dengan berbagai
keinginan siswa maupun siswi yang memiliki minat atau metode
belajar yang berbeda.Sehingga pembelajaran ini dirasa
efektif.Meskipun sebenarnya sudah efektif, namun aplikasi metode
ini harus pula diupdate misalnya sesuai generasi sekarang. Seperti
halnya kutipan wawancara di bawah ini:
Efektif, tapi materi yang ada harus juga dimodif agar
tambah mudah memahami materi yang berkaitan dengan
bersuci secara khusus. Sehingga materi yang ada dengan
metode ini perlahan akan mudah dipahami oleh siswa
maupun siswi. (wawancara, Riski, 07-04-2021)
Model pembelajaran GI sebagaimana proses pelaksanaanya
diharapkan dapat memudahkan atau setidaknya membantu bagi
siswa-siswi dalam memahami materi pelajaran yang dibahas.
Pembelajaran model semacam ini membantu siswa untuk
memahami pembelajaran tema-tema bersuci.Bagi siswa-siswi yang
enggan atau tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada
guru, melalui model ini bisa diperoleh melalui interaksi kepada
teman-teman.Sehingga ketika malu sekalipun, namun memiliki
kemauan untuk memahami pelajaran tersebut bisa difasilitasi
dengan model koperatif group investigation (wawancara, Riski, 23-
53
04-2021, via telepon). Pernyataan tersebut senada dengan
ungkapan Muhammad berikut ini:
Bagi sayo, pembelajaran dengan model macam tu, cukup
memudahkan bg, selain tu mudah jugo untuk memahami
pembahasan tentang bersuci. Kareno kami mau dak mau
aktif untuk mengikuti materi yang lagi dibahas, misal
tentang istinja’, biasonyo pembahasan itu agak susah kami
pahami, tapi setelah kami diajarkan dengan model
kelompok kecik, kami biso nanyo-nanyo dengan kawan
yang paham. Pelan-pelan akhirnyo kami mudah untuk
memahaminyo. (Wawancaran, Muhammad, 23-04-2021).
Dengan demikian terlihat bahwa model ini sangat
membantu dan bisa dinikmati prosesnya bagi siswa yang
mengalami berbagai kendala. Berikut hasil wawancara menarik:
Model koperatif GI membantu sayo memahami pelajaran
tentang wudhu, dll. Kareno kan sayo dak sekolah sore atau
ngaji agama. Jadi kadang sayo biso memahami pelajaran tu
di sekolah dengan bantuan kawan-kawan, tentu selain itu
sebelumnyo sudah dengar penjelasan dari guru.
(Wawancara, Yuli, 23-04-2021)
Efektivitas pembelajaran dengan model GI dapat membantu
siswa-siswi untuk menjelaskan, merangkum dan menyimpulkan.
Sehingga dapat disimpan dalam buku. Proses membuat kesimpulan
dan merangkum materi dilakukan secara bertahap. Ketika
pembelajaran dilakukan, semula hanya mendengarkan materi,
bersamaan dengan itu melakukan pencatatan bagian-bagian
penting. Ketika berinteraksi antar siswa atau tanya jawab dengan
guru. Kesimpulan mulai tergambarkan, sehingga memudahkan bagi
siswa untuk merangkum dan menarik kesimpulan di setiap
pertemuan (Wawancara, Reni, 24-04-2021, via telepon).
Tentu, peningkatan pemahaman siswa terkait materi bersuci
dapat dilakukan dan dirasakan oleh siswa. Dengan bantuan model
GI siswa mulai terlihat belajar secara aktif dan rasa malu atau tidak
berani perlahan dapat dihilangkan. Sebagaimana hasil wawancara
di bawah ini:
54
kalau sayo bg, sayo catat dulu mano yang penting dan idak.
Yang disampaikan guru ataupun waktu belajar dalam
kelompok kecik.Sudah selesai tu, kadang sayo beranikan
diri untuk menyampaikan apo yang sayo pahami.Catatan
sayo tu lah kadang sayo buat kesimpulan dan dijadikan
rangkuman. (Wawancara, Ridwan, 24-04-2021)
e. Kendala atau kesulitan
Dari hasil observasi peneliti saat melakukan penelitian di
kls VIII A hampir tidak mempunyai kendala hanya karena
pembelajaran ini perkelompok maka suara siswa-siswi bersaut
sautan, dan kurang kondusif.
Seperti anak kurang belajar ketika memasuki materi alhasil
anak tersebut ketika proses pembelajaran menggunakan
metode kooperatif Tipe GI pada mata pelajaran Taharah ini
hanya terdiam. Dan masih banyak faktor lainnya yang
membuat anak tidak fokus dalam pembelajaran.
Penggunaan gaya jeda juga bagus yaitu dengan
memberitaukan pelajaran mana di hari esok yang akan di
ajarkan dan menyuruh anak mempersiapkannya. Ataupun
membuatkan tugas untuknya. Sebagaimana hasil
wawancara dengan Bapak Muhammad Hafiz S, Pd
i”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Sebagaiman yang di amati oleh peneliti saat melakukan
observasi , ada beberapa siswa cenderung hanya diam dan kurang
mengikuti pembelajaran kelompok , dan saat di telusuri ternyata
siswa tersebut kurang memahami materi dan enggan untuk
bertanya kepada teman sekelompok nya sebagai mana wawancara
yang sampaikan Sisil Amelia Putrianak lokal VIII A :
“Saya kurang memahami kak materi yang sedang kami
bahas, dan saya juga malu bertanya karna udah terlalu jauh
saya tidak mengerti akan pelajaran tersebut, jadi saya hanya
mengikuti saja:” .(wawancara Rangga 15-02-2021)
Menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI ini
hampir tidak ada kesulitan. Tetapi dalam proses pembelajarannya
harus tetap diberi tugas dan mengusahakan anak sebaik mungkin
untuk aktif. Disini tugas guru sebagai fasilitator sangat diperlukan.
55
Guru disini tidak diperkenankan untuk sibuk dengan kegiatannya
sendiri seperti bermain HP atau smartphonnya. Sebagaimana hasil
wawancara dengan bapak M. Syafwan Al-Magfuri S.Ag yang
menyatakan bahwa:
“Kesulitan menggunakan metode ini kalau menurut saya
tidak ada kesulitan, tapi bagaimanapun menurut saya tetep
peserta didik diberikan tugas untuk menggunakan metode
GI ini harus tetep dibawah pantauan guru. Artinya
meskipun mereka sudah belajar sendiri, dengan metode itu
anak sudah mencari referensi sendiri, mumbuka refrensi
sendiri, guru tidak bisa berdiam diri dan maaf bermain
dengan kesibukan dia sendiri. Kalau tetep dibawah
pantauan guru metode ini tidak ada kesulitan menurut saya.
Perjalanan mereka tetep kita pandu”.(wawancara bapak
Syafwan Al-Magfuri, 12-02-2021)
Namun, di masa covid ini tidak dapat dipungkiri terdapat
berbagai kendala hampir di seluruh wilayah.di masa pandemi ini
secara umum penghambat kami dengan metode tersebut adalah
jaringan, namun ada kendala lain yang harus diperhatikan.
Demikian pernyataan Ridwan kendala yang dihadapinya dalam
pembelajaran online dengan metode tersebut:
Bahwa selama kami belajar online tidak sepenuhnya bisa
menghadap atau mengikuti pembahasan pada grup
tersebut.Misalnya sayo, kadang-kadang tu mak nyuruh
belanjo, adek minta antar main atau harus pergi ke
kebun.Jadi sayo bingung nak ngikuti grup itu apo idk.
(wawancaraRidwan07-04-2021)
Berangkat dari hal tersebut maka guru dan siswa harus
bekerjasama terlebih dahulu dan melakukan pertemuan di luar
kelas pada masa yang ditentukan untuk membahas pembelajaran
yang sedang diterapkan, sehingga harapan siswa untuk memahami
dapat dipenuhi. Hal ini sebagaimana ungkapan Reni berikut ini:
Harapan saya, salah satunya, pembelajaran dengan metode
ini harus disusun bersama siswa, sehingga pembelajaran ini
tidak campur aduk.Misalnya yang pinar satu grup sesama
dia. Sementara yang tidak dan pemalas akhirnya tidak
56
paham dengan pelajaran tersebut. Keduo, guru bisa
bekerjasama sama ketua kelas untuk membuat rekaman
video tentang materi pelajaran hari itu. sehingga materi hari
itu selain bisa diperoleh dari grup sesama teman, dapat juga
tambahan dari guru, yang disimak secara bersamaan.
(Wawancara, Reni Novita, 09-04-2021)
Jadi kendala-kendala yang dihadapi siswa harus diketahui
guru, barangkali pada kasus tertentu tidak menjadi
perhatian.Namun pada kegiatan pembelajaran atau di saat belajar
harus ada penekanan dari guru kepada seluruh siswa. Seperti
kendala Yuli yang dihadapi dalam pembelajaran covid dengan
metode tersebut, sebagaimana pada pernyataan di bawah ini:
Kendala yang saya rasakan, terkadang kawan-kawan dalam
keagaan belajar di grup, ado yang mengirim video lucu-
lucuan.Misalnya tiktok tentang anak-anak sekolah di masa
online.Jadi banyak ketawa, sayapun akhirnya dak fokus.
(Wawancara, Yuli, 06-04-2021)
Jadi selain upaya guru memberi materi dalam bentuk tulisan
guru bisa berkreatif dengan kemampuan yang dimilikinya. Seperti
ungkapan Muhammad pada kutipan berikut:
harapan saya yang pertama guru bisa mempersiapkan materi
itu baik dalam bentuk suara, ataupun video. Kami zaman
sekarang memang mudah mencari video itu di youtube, tapi
tentu harus ada arahan dari guru juga. Misalnya menonton
video pada channel ustadz atau konten tentang pembahasan.
Sehingga materi yang kami pelajari sejalan dengan video
yang ditonton, saya takut berbeda kalau dibebaskan
membuka youtube, materi yang didapat di yotube dengan
yang di buku (Wawancara, Muhammad, 09-04-2021).
f. Penilaian
Untuk masalah penilaian yang harus di lakukan adalah
melakukan observasi beberapa hal berikut ini:
1) Keaktivan dalam proses diskusi
2) Bagaimana hasil presentasinya
3) Paper testatau ujian tulis
57
“Sebagaimana hasil wawancara dengan ustadz bapak
Muhammad Hafiz S, Pd i yang menyatakan bahwa: Kalau
untuk penilaian pertama observasi dulu keaktivannya dalam
proses diskusinya bagaimana, bagaimana hasil persentasinya
bagaimana adakah yang bertanya ataukah diem diem adem saja
cuman mengikuti alur. Berikutnya menggunakan paper tes.
Berarti menggunakan tiga aspek penilaian. Observasi, keadaan
ketika diskusi dan peper tes, dan presentasi”.(wawancara
Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Dan di dalam pembelajaran ini , untuk sistem penilaiannya
bisa di lakukan beberapa :
1. Dari guru atau dari persionality dari guru tersebut
2. Penilaian dari teman biasanya menggunakan angket
3. Ujian tulis
Cara melakukan penilaian
1. melemparkan kepada anak yang IQ nya ada di bawah rata- rata
temannya. Apabila dia bisa menjawab maka teman-temannya
sudah pasti bisa.
2. Evaluasi atau ulangan harian. Sebagaimana hasil wawancara
dengan Bapak Muhammad Hafiz S, Pd.I yang menyatakan
bahwa:
“Ya begini itu nilai penilaian? Nah begini akhirnya setelah
selesai pembelajaran melemparkan beberapa pertanyaan
kepada mereka dari tema tadi yang dibahas nanti saya itu
menunjuknya siswa yang menurut saya siswa ini daya IQ nya
menengah kebawah. Kok dia mampu menjawab berarti saya
rasa dia sudah berhasil. Yang kedua dengan evaluasi atau
ulangan harian, dengan kita menggunakan ulangan harian kok
nilai hasil ulangannya itu bagus berarti berhasillah. Pertama
tadi pertanyaan secara langsung setelah materi itu yang kedua
kita adakan evaluasi ulangan harian ketika kok nilainnya itu
baik ya berarti sudah berhasil. Menurut saya yang saya lakukan
seperti itu”(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021).
58
Bedasarkan dari wawancara di atas dapat di simpulkan
bahwa dengan metode (Gi) 80 % anak mengalami peningkatan
dari pada metode sebelumnya , yang hanya 60 % dari anak-
anak kelas VIII A dapat mengikuti pelajaran dengan efesien .
B. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Group investigation terhadap
optimalisasi penerapan kurikulum 2013 di Mts N 3 Muaro Jambi .
Sebenarnya di kurikulum 2013 itu penuh menggunakan kooperatif
semua jadi guru hanya memfasilitasi. Tugas guru atau tenaga pengajar
hanya sebagai fasilitator. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak
Muhammad Hafiz S, Pd i yang menyatakan bahwa:
“Kalau dikurikulum 2013 ada namanya discoveri learning, jadi jika
anak ini disuruh mencari sumber materi, sebenarnya Kurikulum
k13 ini banyak sekali mengguanakan kooperatif group
investigation karna , siswa di tuntu untuk aktif dalam belajar dan
saya sebagai guru hanya mempasilitasi para murid-murid ini , atau
bisa di sebut dengan fasilitator dan kesimpulannya itu , sangat
banyak hubungannya dengan kurikulum 2013 Seperti sekarang
ini”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Dampak terlihat kurikulum 2013 adalah tidak ada. Pembelajaran
kooperatif disini hanya sebagai penguatan saja. Karena sifatnya membuat
anak aktif dan itu sangat sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum 2013.
Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Muhammad Hafiz S, Pd.I
“ yang menyatakan bahwa: Kalau menurut saya dampaknya justru
tidak ada, justru kalau menurut saya dengan adanya tipe GI ini itu
penguatan kepada K.13. karena kalau kita tahu bahwa di
pembelajaran K.13 lebih baik siswa aktif dan metode GI ini
mrnurut saya akan lebih menguatkan K.13 karena kan siswanya
aktif”.(wawancara Bapak Muhammad Hafiz, 15-02-2021)
Dalam metode GI ini, lebih berkesan aktif dan cenderung banyak
bertanya kepada teman-teman sejawat
“yang menyatakan bahwa: Jadi menurut saya kak, di dalam kurikul
k13 ini sangat berdampak , di dalam kurikulum ini kami sangat di
harapkan agar mencari dan mentelaah apa yang kami dapat , dan
dengan di adakah metode Group Investgation ini kami lebih leluasa
menstranfer pendapat kami (wawancara Sisil Amelia, 16-02-2021)
59
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam
penerapan metode Group Impestigation (Gi) khususnya di mata pelajaran
fiqih , banyak terdapat manfaat serta lebih membantu para guru dalam
proses belajar mengajar di Mtsn 3 Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan temuan dan uraian di atas maka , peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
2. Dari pengimpelementasian group investigation dalam
pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, guru memberikan
suatu permasalahan dan kemudian siswa berdiskusi dalam
kelompok dan memecahkan masalah tersebut, dan kemudian
kelompok tersebut mempersentasikan hasil diskusi mereka. pada
penilaiannya guru melakukan penilaian berdasarkan keaktifan
siswa dalam melakukan proses diskusi, persetasi siswa dam uiian
tertulis.
3. Didalam proses pembelajaran melalui group investigation suasana
tidak kondusif, dikarenakan siswa yang terlalu aktif didalam grup,
akan tetapi beberapa siswa cenderung diam, ini dikarenaakan
siswa tersebut tidak begitu menguasai materi, akan tetapi didalam
pengimplementasian group investigation itu tidak memiliki
kesulitan, karena guru Fiqh tetap memantau jalannya pembelajaran.
4. Ketika siswa tidak mengerti dan mengalami masalah dalam
pembelajaran menggunakan group investigation, maka guru
menggunakan Penggunaan gaya jeda yaitu dengan memberitaukan
pelajaran mana di hari esok yang akan di ajarkan dan menyuruh
anak mempersiapkannya. Ataupun membuatkan tugas untuk siswa.
Dan dapat mendorong hasil yang lebih baik dari pada metode lain,
sehingga dalam metode (Gi) ini hasil belajar anak MTsN 3 Muaro
Jambi cukup biak.
61
B. SARAN
Dalam kesempatan ini, ada beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan di antarannya
1. Di harapkan kepada guru fiqih kelas VIII A lebih dapat
memahami model pembelajaran kooperatif group investigation
agar lebih dapat menambahkan pemahaman Tahara pada siswa
khususnya kelas VIII A
2. Di harapkan kepada seluruh siswa Mtsn 3 Muaro jambi dapat
meningkatkan pemahaman Taharah serta memperaktekannya ,
karna Taharah sangat penting bagi kita umat islam , guna nya
untuk beribadah kepada Allah Swt.
3. Yang selanjutnya di harapkan kepada guru Mtsn 3 Muaro
Jambi lebih menjadi tauladan yang baik kepada siswa-siswi di
Mtsn 3 muaro jambi , untuk menjadi contoh yang dapat di
terapkan oleh siswa-siswi di Mtsn 3 Muaro Jambi
62
Daftar Pustaka
Anonim, Al-Qur’an Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV
Darus Sunnah
(t.thn.). PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI THAHARAH. A mbo asse. (2008). Ibadah Sebuah Petunjuk Praktis. (Makassar: Daar al-Hikmah wa al-Uluum. Aborda, I., & Gaikwad, S. (2005). Group Investigation: How Does It Work? 79-98. Al-asfhani, Q. a.-h. (2018). Matan Al-Ghaya Wa At-Taqrib. jakarta selatan: rumah fiqih publishing. Algafri, A. (2010). Teachers' and pupils' and responses to cooperative learning methods withing
the islamic culture courses in one secondary school in Saudi Arabia. University of Southampor, 1-281.
Al-Quran. (1989). Al-quran. Semarang: Cv. Alwaah. Amiruddin, z. (2009). Ushul fiqih. yogyakarta: Teras. Andayani, A. M. (t.thn.). Anonim AL-qur'an, t. a. (t.thn.). Departemen Agama RI,. As-Sanusi, I. M. (1994). Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah. Sahih Muslim. as-Suyut, H. J. (2005). Sunan an-Nasai. Beirut: Dar al-Fik, 118. Azizi, A. S. (2017). fiqih wanita. jakarta pusat: Rusdianto. Competitive Team-Based Learning versus Group Investigation with Reference to the Language
Proficiency of Iranian EFL Intermediate Students. (2014). International Journal of Instruction, 177-188.
David A. Jacobsen, e. a. (2009). Methods for Teaching, Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Peserta didik TK – SMA. yogyakarta: pustaka pelajar.
Girsang, R. E. (t.thn.). The Effect of Applying Group Investigation Method On Students' Achievement In Reading Comprehension.
Halimah, S. (2008). Strategi Pembelajaran; Pola dan Strategi Pengembangan dalam KTSP . bandung: cita pustaka media perintis.
Hosseini, S. M. (2014). Competitive Team-Based Learning versus Group Investigation with Reference to the Language Proficiency of Iranian EFL Intermediate Students . International Journal of Instruction, 177-189.
Jacobs, G. M., & Hall, S. (2002). Implementing Coopertive Learning. Methodology in language teaching: An anthology of current , 52-58.
Mitchell, M. D., Montgomery, H., Holder, M., & Dan, S. (2008). Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis. The Alberta Journal of Educational Research, 388-395.
Muthoharoh, H. (2006). Fungsi Thahara Dalam Kehidupan. Nurdiansya, & Fahyuni, E. (2016). Inovasi Model Pembelajaran, Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjjo :
Nizamia Learning Center. Rahman, m. f. (2007). model-model pembelajaran inovatif. yogyagkarta: Ar ruzz media. Rosliani. (2020). Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Metode Group Investigation .
Journal of Education, Science, Geology and Geophysics, 43-47. S. Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. yogyakarta: EP
Widoyoko. Saebani, K. A. (2010). Fiqh Ibada. Bandung: teras. Saimun, Hanafi, & Alkusaeri. (2019). Implementation Of Cooperative Learning Type STAD In
Increasing Student Independence Learning Outcomes. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH , 42-48.
63
Setyaningsih, R. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hail Belajar Pesawat Sederhana Pada Siawa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga .
Sharan, Y. (2015). Group Investigation Expan Cooperative Learning . Educational Leadership, 17-21.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (207). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: 2017. susanto, h. d. (2006). penerapan pendekatan koferatif learning model group investigasion untun
meningkatkan pemahaman. 2006, 74-84. Susanto, h. d. (2006). penerapan pendekatan koferatif learning model group investigasion untun
meningkatkan pemahaman. 2006, 74-84. Suyono, S. A. (1994). Fiqih Ibadah, . Bandung : Cv Pustaka Setia. Syuja, A.-q. a. (2018). kitab Thahara. jakarta selatan: Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet
Pedurenan no 53 kuningan jakarta selatan. THAHARAH, P. H. (2005). Usman, N. d. (2011). Implementasi pembelajaran . Yoyagkarta: Rajawali Pers. Zingaro, D. (2008). Group Investigation: Theory and Practice. Ontario Institute for Studies in
Education, Toronto, Ontario, 1-8.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOPERATIF GROUP
INVESTIGASION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TAHARAH (BERSUCI ) SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI 3KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI
Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
1. Observasi
1. Mengamaati sistem pembelajaran di Mts N 3 Sengeti
2. Mengamati peraturan yang ada di Mts N 3 Sengety
3. Mengamati usaha guru dalam menerapkan Metode Gi di Mts N 3
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
4. Mengamati upaya para guru dalam mengatasi kesulitan dalam sistem
belajar menerapkan Metode Gi di Mts N 3 Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
5. Mengamati tingkah laku para siswa-siswi di lingkungan sekolah
2. Dokumentasi
1. Sejarah berdiri nya sekolah Mts N 3 Sengeti
2. Visi dan Misi Mts N3 Sengeti
3. Keadaan Mts N3 Sengeti
3. Wawancara
1. Kepala Sekolah
2. Guru
3. Siswa
TRANSKRIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Hari/Tanggal : Senin, 15-02-2021
Tempat : Ruang Kepala Sekolah Mtsn 3 Muaro Jambi
Waktu : 10:00-11:00
Narasumber : M..Safwan Al-Mahgrufi S, Pd, i
1. Kepala Sekolah : Apa yang menelatar belakang penggunaan metode
Group investigation di Mts 3 Muaro Jambi menurut bapak safwan selaku
kepala sekolah ?
2. Kepala Sekolah : Menurut bapak seperti apakah metode group invetigation
ini ?
3. Kepala Sekolah : Apa tujuan bapak agar guru-guru di Mts ini menerapkan
metode Kooperatif Group Invstigation ?
4. Kepala Sekolah :Menurut bapak metode mana yang lebih efektif di masa
Covid-19 ini?
5. Kepala Sekolah : Apa harapan bapak agar para guru memaksimalkan
metode ini ?
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU FIQIH
Hari/Tanggal : Selasa, 16-02-2021
Tempat : Musholah
Waktu : 10:00-11:00
Narasumber : Muhammad Hafiz S,Pd i
1. Guru :Apa yang menelatar belakang penggunaan metode Group
investigation di Mts 3 Muaro Jambi menurut bapak safwan selaku kepala
sekolah ?
2. Guru: Menurut bapak seperti apakah metode group invetigation ini ?
3. Guru : Apasih tujuan bapak agar guru-guru di Mts ini menerapkan metode
Kooperatif Group Invstigation ?
4. Guru : Menurut bapak metode mana yang lebih efektif di masa Covid-19
ini?
5. Guru: Ada tidak hubungannya antara model pembelajaran Gi dengan
kurikulum 2013 sekarang ini?
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA/SISWI
Narasumber : Siswa dan siswi
1. Siswa : Apakah evektif metode Group Invenstigation(Gi) di
terapkan ketika masa pendemi ini ?
2. Siswa : Apa saja faktor penghambat dalam metode Group
Investihation (Gi) yang saudari rasakan saat belajar melalui metode ini
?
3. Siswa : Apa harapan anda kepada para guru agar dapat lebih
meningkatkan efektivitas belajar ?
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA KETERANGAN
1 M..Safwan Al-Mahgrufi S, Pd.I Kepala Sekolah
2 Muhammad Hafiz S, Pd.I Guru
3 Sisil Amelia Putri Murid
4 Reno Murid
5 Riski Murid
6 Ridwan Murid
7 Yuli Murid
8 Reni Murid
9 Muhammad Murid
DOKUMENTASI
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Alan Kurnia
Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Katung, 31-10-1998
Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Desa, Tanjung Katung, Rt 02 Kecamatan Maro Sebo
Kabupaten Muaro Jambi
Nama Orang Tua
Ayah : Jamhuri
Ibu : Juminah
Riwayat Pendidikan Sekolah Dasar :
SD Negeri 85/IX Tanjung Katung
Sekolah Menengah Pertama : Smp 38 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Umum : SMKN 1 Muaro Jambi
Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Tahun 2017 –2021