Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo ...
Transcript of Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo ...
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
449
Implementasi Manajemen Perubahan
Di SMP Negeri 4 Sentolo Menuju Rssn Dalam Perspektif Tqm
Tugino1, Samidjo2
SMPN 4 Wates, KP, DIY1, MP-DPsP UST2
[email protected] – [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) implementasi manajemen
perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; 2) faktor pendukung
dan faktor penghambat implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan
RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; dan 3) hasil implementasi manajemen perubahan
dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total Quality
Management. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan hubungan masyarakat, komite sekolah,
serta warga sekitar sekolah. Objek penelitian adalah implementasi manajemen
perubahan. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi
dokumentasi. Analisis data adalah teknik analisis deskriptif kualitatif induktif model
Miles dan Huberman melalui pengumpulan data, reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
manajemen perubahan dalam mewujudkan Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di
SMP Negeri 4 Sentolo berjalan baik
Kata kunci: manajemen perubahan, RSSN, TQM
Abstract: The purpose of this research is to find out: 1) the implementation of
change management in realizing the National Standard School Stub (NSSS) in SMPN
4 Sentolo; 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of change
management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo; and 3) the results of the
implementation of change management in realizing NSSS in SMPN 4 Sentolo in the
perspective of Total Quality Management (TQM). This research was a qualitative
research by using descriptive qualitative approach. Subjects of the research were
the principal, vice principal, student affairs, public relations affairs, school
committee, and school’s neighbour. The object of research was the implementation
of change management in the perspective of TQM. Data collecting techniques were
observation, interviews, and documentation studies. Data analysis used an
interactive model of Miles and Huberman through data collection, data reduction,
data presentation, and making conclusion. The result of research indicates that the
implementation of change management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo
goes as it should be.
Keywords: change management, NSSS, TQM
Pendahuluan Perkembangan dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi
dan informasi. Perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat seakan
menggoncang dunia pendidikan. Perubahan sosial, pasar bebas, perkembangan ilmu
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
450
pengetahuan dan teknologi, infiltrasi seni dan budaya asing seakan menjadi “musuh
besar” dunia pendidikan. Ciri utama perubahan adalah pesatnya perubahan sosial dan
budaya serta sifat perubahan yang mendalam. Perubahan didorong oleh tiga faktor utama,
yaitu 1) faktor perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, 2) faktor kependudukan,
dan 3) faktor lingkungan hidup (Soedjatmoko dkk., 1991: 8).
Apalagi jika sumber daya manusianya lemah, maka akan semakin menambah
carut-marutnya dunia pendidikan. Hal ini diperparah dengan adanya degradasi moral
yang ditunjukkan dengan makin maraknya tindak kriminalitas, merebaknya tindak
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal-hal ini secara tidak langsung akan berimbas pada
sulitnya usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Suatu pendidikan dikatakan berkualitas jika dapat mengantarkan peserta didik
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya, baik yang terkait dengan pengetahuan dan
ketrampilan, maupun yang berhubungan dengan nilai etika, moral, dan spiritual
sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3:
Pendidikan nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
ulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sekolah harus memberikan layanan pendidikan
yang bermutu. Satuan pendidikan harus menjamin bahwa pendidikan yang diberikan
dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk pengaturan satuan pendidikan,
pemerintah telah menyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IX pasal 35 ayat (1) s.d. (3) sebagai berikut:
1) Standar Nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Kunci pelaksanaan pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan di tingkat
sekolah terletak pada kepala sekolah. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional
(Depdikbud, 2007) terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai (1) educator
(pendidik), (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor (penyelia), (5) leader
(pemimpin), (6) pencipta iklim kerja, dan (7) wirausahawan. Peran tersebut saling
mendukung satu sama lain. Semua peran tersebut sama pentingnya. Dengan tidak
mengurangi peran penting lainnya, yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah peran
kepala sekolah sebagai manajer.
Sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan sumber daya
sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya. Kepala sekolah
mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik, konseptual,
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
451
harus senantiasa berusaha menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah,
dan mengambil keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang
kepada tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua
peranan tersebut dilakukan secara persuasif dan dari hati ke hati. Mendorong keterlibatan
seluruh warga sekolah dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini
kepala sekolah berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas
kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.
Kemampuan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, diwujudkan
dalam kemampuan menyusun program, organisasi personalia, memberdayakan tenaga
kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
Kondisi di atas telah terwujud di SMP Negeri 4 Sentolo, setidaknya untuk
beberapa keadaan. Beberapa indikatornya antara lain jumlah siswa memenuhi standar
minimum, rata-rata Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ujian Nasional (UN) relatif
meningkat, peringkat sekolah dalam pencapaian rata-rata UAS dan UN semakin
membaik, kondisi fisik sekolah bertambah baik dan kondusif, serta kondisi sarana
prasarana semakin lengkap. Untuk itu, hasil penelitian manajemen perubahan di SMP
Negeri 4 Sentolo dimungkinkan dapat menjadi model untuk pengembangan manajemen
di sekolah-sekolah yang lain, terutama sekolah dengan tipe yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui implementasi manajemen
perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo (2) mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat implementasi manajemen perubahan dalam
mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo, (3) mengetahui hasil implementasi
manajemen perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo dalam
perspektif Total Quality Management.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang implementasi manajemen perubahan oleh Kepala SMP Negeri 4 Sentolo
secara objektif. Metode deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual
secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah yang atau
memelihara kondisi dan praktik-praktik yang berlaku.
Menurut Sugiyono (2015: 15), metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber dan data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi.
Selain itu, disebutkan bahwa seluruh tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
mencapai pemahaman bagaimana orang-orang merasakan dalam proses kehidupannya,
memberikan makna, dan menguraikan bagaimana orang menginterpretasikan
pengalamannya. Karena itulah, peneliti ingin mengetahui bagaimana Kepala SMP Negeri
4 Sentolo beserta stafnya merasakan, memberikan makna, serta menginterpretasikan
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
452
pengalaman mereka tentang manajemen perubahan dalam perpektif Total Quality
Management.
Tempat penelitian adalah SMP Negeri 4 Sentolo yang beralamat di Dusun Karang,
Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Alasan pemilihan lokasi ini
karena SMP Negeri 4 Sentolo merupakan sekolah potensial yang ditunjuk sebagai sekolah
Rintisan Sekolah Berstandar Nasional. Penunjukan ini dikarenakan SMP Negeri 4
Sentolo mengalami peningkatan yang signifikan, baik dalam dalam bidang akademik
(rata-rata nilai Ulangan Semester dan Ujian Nasional), maupun non-akademik (sekolah
sehat).
Nasution dalam Sugiyono (2015) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen
dalam penelitian kualitatif dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Lebih lanjut, situasi yang melibatkan
interaksi manusia tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Kita harus dapat
merasakan dan menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti datang ke lokasi penelitian, yaitu SMP
Negeri 4 Sentolo, untuk melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan
selanjutnya membuat kesimpulan. Kehadiran peneliti dilaksanakan selama data yang
dibutuhkan belum mencukupi.
Sumber data primer pada penelitian ini adalah tujuh narasumber penelitian, yaitu
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan hubungan masyarakat,
komite sekolah, serta warga di sekitar SMP Negeri 4 Sentolo. Sumber data sekunder
adalah data tentang keadaan SMP Negeri 4 Sentolo, catatan prestasi, trofi kejuaraan,
catatan kegiatan, tempelan/poster, serta foto-foto yang relevan.
Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu pengamatan, wawancara,
dan dokumentasi. Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi
Arikunto, 2006: 30). Observasi diartikan juga sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek yang akan kita teliti. Pada
penelitian ini, pengamatan dilakukan terhadap manajemen perubahan oleh kepala
sekolah, pengamatan terhadap dokumen manajemen perubahan yang dilakukan oleh
kepala sekolah, susunan organisasi sekolah, laporan pengamatan dan evaluasi serta
monitoring kepala sekolah terhadap manajemen perubahan oleh kepala sekolah.
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung pada objek yang diteliti atau melalui perantara yang mengetahui
persoalan dari objek yang diteliti. Wawancara merupakan alat pengumpul informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaaan lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dengan demikian wawancara memiliki ciri-ciri adanya kontak langsung antara
pewawancara atau peneliti kepada objek responden yang akan diteliti. Pada penelitian ini,
wawancara dilakukan terhadap tujuh orang narasumber, yaitu kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, tetangga
sekolah, dan pengurus komite sekolah.
Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yag isinya terdiri atas
penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk
menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Suharsimi
Arikunto (2006: 35) mengatakan bahwa metode dokumentasi adalah metode yang
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
453
digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya. Pada penelitian ini, dokumentasi meliputi hal-hal yang terkait manajemen
perubahan yang dilakukan oleh kepala sekolah, meliputi gambar gedung/pagar sekolah,
struktur organisasi, visi-misi-tujuan sekolah, denah sekolah, prestasi sekolah, serta hal-
hal yang terkait dengan pelaksanaan pendalaman materi (les), tes pendalaman materi,
serta kegiatan pelatihan ESQ,
Data diolah secara kualitatif berdasarkan jawaban pertanyaan yang diperoleh
dengan cara mendeskripsikan jawaban tersebut dalam bentuk kesimpulan sebagaimana
bagan berikut.
Reduksi data dilakukan dengan memilih, memfokuskan perhatian, serta
menyederhanakan data kasar dalam bentuk catatan tertulis. Data kasar yang berasal dari
wawancara, observasi, dan dokumentasi dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu
implementasi manajemen perubahan meliputi (1) identifikasi perubahan, (2) perencanaan
perubahan, (3) implementasi perubahan, (4) evaluasi dan umpan balik, (5) faktor
pendukung, (6) faktor penghambat, serta (7) hasil implementasi ditinjau dari sudut Total
Quality Management.
Penyajian data berupa uraian singkat tentang data yang diperoleh terkait
implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo. Penyajian data berupa
pemaparan hasil wawancara terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan
kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, warga sekitar, serta pengurus komite
sekolah, yang diperkuat dengan hasil observasi, dan studi dokumentasi.
Penarikan kesimpulan mengacu pada keadaan berikut.
a. Jika sebagian besar komponen terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi
manajemen baik.
b. Jika setengah komponen terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi manajemen
cukup baik.
c. Jika sebagian besar komponen tidak terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi
manajemen kurang baik.
Pada penelitian ini, uji keabsahan data yang diambil adalah (1) Triangulasi, yaitu
triangulasi narasumber (yaitu perpaduan data dari dua atau lebih narasumber) dan
triangulasi metode (yaitu perpaduan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi) dan
(2) Member check yaitu dengan melakukan pengecekan data kepada pemberi data.
Observasi Wawancara Dokumentasi
Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi
Data
Kesimpulan/
Verifikasi
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
454
Tahap penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong, yatu
terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan (penggalian data), dan tahap
analisis data (Moleong, 2005: 127).
1. Tahap Pralapangan
Tahap pralapangan merupakan orientasi untuk memperoleh gambaran
mengenai latar belakang penelitian dengan melakukan grand tour observation.
Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut: menyusun rencana pelaksanaan
penelitian, memilih lapangan, menyusun permohonan penelitian, memilih dan
memanfaatkan informasi serta mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan
penelitian (Moleong, 2005: 133). Pada tahap ini peneliti mencari informasi
implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo, menyusun
proposal penelitian dan mempresentasikan, dan mengurus izin penelitian.
Selanjutnya peneliti ke SMP Negeri 4 Sentolo untuk menyerahkan surat izin
penelitian dan mencari informasi awal tentang kegiatan implementasi manajemen
perubahan menuju RSSN. Kegiatannya antara lain mencari nama dan identitas
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana,
urusan humas, tetangga sekolah, dan pengurus komite sekolah. Kegiatan lainnya
adalah mencari informasi seputar implementasi manajemen perubahan menuju
RSSN, antara lain penambahan jam (pendalaman materi), tes pendalaman materi,
dan pelatihan ESQ. Kegiatan pralapangan ini dilaksanakan pada akhir Februari
sampai awal Maret 2018.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan (Penggalian Data)
Pada tahap ini peneliti memasuki lapangan dan turut serta melihat aktivitas
dengan melakukan beberapa tahapan, yakni: memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data
serta dokumen. Perolehan data itu kemudian dicatat dengan cermat, dilengkapi
dengan rekaman peristiwa-peristiwa yang terjadi dan diamati.
Peneliti mengambil data lapangan dimulai pada tanggal 12 Maret 2018
dengan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan pengambilan gambar
dokumentasi. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap wakil kepala
sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, tetangga
sekolah, dan pengurus komite sekolah. Kegiatan wawancara yang terakhir adalah
pada tanggal 12 April 2018, yaitu mewawancarai pengurus komite sekolah. Di
sela-sela wawancara, peneliti melakukan observasi (pengamatan) dan
pengambilan gambar dokumentasi.
3. Tahap Analisis Data
Peneliti menyusun hasil pengamatan, wawancara, serta data tertulis dalam
bentuk data awal. Data awal tersebut berupa transkrip hasil wawancara, hasil
observasi, dan gambar hasil dokumentasi. Selanjutnya peneliti segera melakukan
analisis data dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data,
verifikasi dan simpulan. Hasil analisis tersebut disampaikan dalam laporan pada
hasil penelitian dan pembahasan. Data awal disertakan dalam laporan penelitian
dalam bentuk lampiran.
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
455
4. Tahap Pelaporan
Peneliti menyusun laporan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.
Peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk menyusun laporan, mulai dari
laporan awal, perevisian, hingga penyempurnaan laporan. Laporan diuji dalam
bentuk ujian tesis yang dilaksanakan di awal Juni 2018. Laporan akhir berupa
naskah tesis yang disusun dan disampaikan kepada SMP Negeri 4 Wates (sekolah
tempat peneliti mengajar), SMP Negeri 4 Sentolo (sekolah tempat peneliti
melakukan penelitian), universitas/program pascasarjana, serta Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo (Kantor Perpustakaan dan Kearsipan serta Kantor
Kesbangpol Kabupaten Kulon Progo)
Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Implementasi Manajemen Perubahan
Kemampuan sekolah untuk berubah ditentukan oleh seberapa berdaya warga
sekolah dalam melakukan suatu perubahan. Perubahan yang terjadi tidak serta merta
berubah akan tetapi melalui proses perubahan budaya dari sekolah tersebut.
Keberhasilan perubahan budaya sekolah sangat bergantung pada manajemen
perubahan yang dilakukan (Slamet, 2018). Implementasi manajemen perubahan
dalam mewujudkan Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo
dalam perspektif Total Quality Management dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu
(a) identifikasi perubahan, (b) perencanaan perubahan, (c) implementasi perubahan,
dan (d) evaluasi dan umpan balik. Masing-masing pelaksanaan tahap tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Identifikasi perubahan
Pada tahap ini seseorang atau organisasi dapat mengenal perubahan apa
yang akan dilakukan atau terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok
dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan
tersebut. Perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo tampak setelah sekolah
melaksanakan kegiatan program RSSN yang dibiayai oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa perubahan yang tampak antara lain
semakin lengkapnya administrasi mengajar guru, cara mengajar guru,
kompetensi guru, prestasi/rangking siswa bertambah baik, serta penambahan
sarana prasarana. Perubahan ini diidentifikasi dan dijadikan dasar untuk
perubahan selanjutnya. Dari uraian tersebut, tampak bahwa identifikasi
perubahan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya
kegiatan-kegiatan sesuai indikator.
b. Perencanaan perubahan
Pada tahap perenanan perubahan, harus dianalisis diagnostik situasional,
pemilihan strategi umum, dan pemilihan teknik pelaksanaan perubahan.
Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya faktor pendukung sehingga
perubahan dapat terjadi dengan baik
Perencanaan perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo sudah dimulai dengan
dirumuskannya visi, misi, dan tujuan sekolah yang mendukung upaya
peningkatan prestasi. Dari visi Pandai, Cakap, Unggul, Taqwa, dan Mandiri,
butir unggul mencrminkan perubahan yang harus selalu diupayakan. Hal ini
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
456
tercermin dari indikator (4) Terwujudnya proses pembelajaran yang sesuai
dengan SNP (5) Terwujudnya lulusan pendidikan yang berkualitas dan (6)
Terwujudnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan SNP. Selain itu,
ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat atau briefing, baik secara umum
maupun per kegiatan. Juga, dengan ditetapkannya jadwal kegiatan serta
ditunjuknya ketua tim kegiatan seperti pendalaman materi, tes pendalaman
materi, simulasi Simulasi Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK), dan
pelatihan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ), dilanjutkan dengan
pembentukan tim dan pembuatan surat keputusan, baik tim pendalaman
materi (les), tim Tes Pendalaman Materi (TPM) atau Tes Persiapan
Pelaksanaan Ujian (TPPU), dan Tim UNBK, ditunjuknya guru pendamping,
guru pengampu les, pengawas tes, serta proktor dan teknisi untuk UNBK dan
simulasinya. Dari uraian tersebut, tampak bahwa perencanaan perubahan
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-
kegiatan sesuai indikator.
c. Implementasi perubahan
Pada tahap ini terjadi proses pencairan, perubahan, dan pembekuan yang
diharapkan. Suatu perubahan yang sedang terjadi mungkin menimbulkan
masalah. Akibat yang ditimbulkan oleh perubahan dapat berakibat dua hal
yaitu perubahan menuju kebaikan dan perubahan menuju kehancuran
(Muhammad Arifin, 2017). Untuk itu, perlu dilakukan monitoring
perubahan. Implementasi perubahan merupakan proses penggerakan
(mobilization) orang-orang untuk melakukan perubahan untuk mencapai
tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.
Implementasi perubahan merupakan tahap yang menentukan karena
merupakan bentuk aktualisasi dari perencanaan perubahan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya.
Implementasi perubahan dimulai dengan kegiatan pembagian blangko
isian Komitmen Siswa (memuat nama siswa, SMA/SMK yang akan dituju,
target nilai, serta usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai target
tersebut), pretes kemampuan dasar, pembagian kalender pendidikan khusus
kelas IX (berisi rangkaian kegiatan siswa kelas IX yang terkait dengan
peningkatan mutu, yaitu TPPU Sekolah, TPPU Kabupaten, TPPU Provinsi,
Ujian Praktik, Simulasi UNBK, Ujian Sekolah Berstandar Nasional/USBN,
UNBK, dan Pengumuman kelulusan), pelaksanaan pendalaman materi (les),
TPM/TPPU, Simulasi UNBK, dan pelatihan ESQ.
Dari uraian tersebut, tampak bahwa implementasi manajemen perubahan
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-
kegiatan sesuai indikator.
d. Evaluasi dan umpan balik
Untuk melakukan evaluaasi dan umpan balik, diperlukan data. Oleh
karena itu, dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan pengevaluasian
data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat diumpanbalikkan kepada tahap 1
(identifikasi perubahan) sehingga dapat memberi dampak positif pada
perubahan yang diinginkan berikutnya.
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
457
Evaluasi dan umpan balik implementasi manajemen perubahan
ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat evaluasi, pemberian angket untuk
diisi siswa, dan ditindaklanjuti dengan penanganan siswa yang hasil
belajarnya masih rendah dan pemberian hadiah bagi siswa-siswa yang
mendapat nilai bagus dalam setiap kali kegiatan TPM. Kegiatan evaluasi
tersebut berfungsi untuk menentukan standar prestasi, mengukur prestasi
yang telah dicapai, membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan
standar prestasi, serta melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari
standar prestasi yang telah ditentukan. Hasil evaluasi ini diumpanbalikkan
kepada tahap 1 (identifikasi perubahan) sehingga dapat menjadi dasar untuk
perubahan selanjutnya.
Dari uraian tersebut, tampak bahwa evaluasi dan umpan balik sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-kegiatan
sesuai indikator. Dari uraian di atas, tampak bahwa keempat tahap
manajemen perubahan, yaitu (a) identifikasi perubahan, (b) perencanaan
perubahan, (c) implementasi perubahan, dan (d) evaluasi dan umpan balik
semuanya sudah dilaksanakan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa
manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo menuju Rintisan Sekolah
Berstandar Nasional (RSSN) telah berjalan dengan baik.
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Manajemen Perubahan di
SMP Negeri 4 Sentolo
Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari termasuk pada sekolah
tidak mungkin dapat menghindari, sehingga kita harus selalu siap untuk
menghadapi. (Masrukhin, 2014). Berikut faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo.
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah hal-hal yang berpengaruh sehingga sesuatu
menjadi maju, berkembang, bertambah, dan lebih baik dari sebelumnya. Faktor
pendukung implementasi manajemen perubahan adalah sesuatu yang
menjadikan implementasi manajemen perubahan menjadi lebih mudah
dilaksanakan dan lebih baik hasil yang didapatkan. Faktor pendukung bisa
berupa faktor internal maupun faktor eksternal.
Terdapat empat faktor pendukung implementasi manajemen perubahan di
SMP Negeri 4 Sentolo. Yang pertama kemauan warga sekolah untuk maju dan
lebih baik. Yang kedua dukungan orang tua di dalam mendampingi siswa di
dalam pelaksanaan kegiatan. Yang ketiga kesiapan sarana prasarana untuk
melaksanakan kegiatan, walaupun diakui sarana prasarana masih dirasa kurang.
Yang terakhir kebijakan pemerintah.
b. Faktor Penghambat
Upaya-upaya perubahan secara umum banyak mengalami kegagalan,
tidak terkecuali dalam penyelenggaran sistem pendidikan. (Mirfani &
Muhtaram, 2016). Faktor penghambat adalah hal-hal yang berpengaruh
sehingga sesuatu menjadi mundur, tidak berkembang (stagnan), berkurang, dan
lebih buruk dari sebelumnya. Faktor penghambat implementasi manajemen
perubahan adalah sesuatu yang menjadikan implementasi manajemen
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
458
perubahan menjadi lebih sulit dilaksanakan sehingga hasil yang didapatkan
menjadi kurang atau tidakbaik. Faktor penghambat bisa berupa faktor internal
maupun faktor eksternal.
Terdapat dua macam faktor penghambat pelaksanaan manajemen
perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo. Yang pertama adalah minimnya biaya yang
mengakibatkan kegiatan peningkatan mutu tidak bisa berjalan optimal. Yang
kedua adalah ketidakantusiasan beberapa siswa.
3. Hasil Implementasi Manajemen Perubahan Menuju Rintisan Sekolah
Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo Dalam Perspektif Total Quality
Managment.
Dari perspektif TQM, hasil implementasi manajemen perubahan menuju
SSN di SMP Negeri 4 Sentolo dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pencapaian
dan pemuasan harapan pelanggan tercapai dengan baik, dengan indikator: a)
selama empat tahun, pendaftar melebihi alokasi siswa yang tersedia, b) lulusan
diterima di SMA/SMK di sekitarnya selalu meningkat, dan c) masyarakat
merasa senang dengan keberadaan sekolah. 2) perbaikan terus menerus tercapai
dengan baik, dengan indikator: a) penyediaan sarana untuk kegiatan
peningkatan mutu, b) penciptaan inovasi kegiatan atau materi kegiatan, dan c)
pelaksanaan penilaian/evaluasi berkelanjutan, 3) pembagian tanggung jawab
dengan para pegawai tercapai dengan baik, dengan indikator: a) adanya
pelaksanaan rapat pembagian tugas dilakukan di awal tahun, b) pembuatan SK
pembagian tugas, dan c) pelibatan semua unsur sekolah dalam kegiatan. 4)
pengurangan sisa pekerjaan dan pengerjaan ulang tercapai dengan baik, dengan
indikator: a) kecilnya angka siswa keluar (drop out), b) kecilnya angka siswa
tinggal kelas/mengulang, dan c) besarnya angka kelulusan siswa
Berdasarkan hasil wawancara, implementasi manajemen perubahan di
SMP Negeri 4 Sentolo memperoleh hasil baik, terlihat dari peningkatan nilai
TPPU atau UNBK. Selain nilai yang meningkat, peringkat/rangking sekolah di
tingkat kabupaten juga semakin baik.
Pernyataan tentang peningkatan prestasi sekolah tersebut sesuai dengan
data yang penulis dapat. Prestasi sekolah ditunjukkan dengan capaian nilai rata-
rata UN atau rangking/peringkat sekolah terhadap sekolah lain dalam suatu
kawasan. Dalam penelitian ini, rata-rata nilai sekolah dibandingkan dengan rata-
rata nilai secara nasional. Adapun peringkat dibandingkan dalam tingkat
kabupaten dan provinsi. Prestasi sekolah, baik dalam bentuk nilai maupun
peringkat sekolah, cenderung fluktuatif. Secara umum, hasilnya relatif lebih
baik jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Dari peringkat kabupaten,
SMP Negeri 4 Sentolo menempati peringkat 7 – 16. Adapun dari peringkat
provinsi, SMP Negeri 4 Sentolo menempati peringkat 80 – 114.
Hasil lainnya adalah yang terkait dengan sikap siswa (afektif). Siswa
menjadi lebih disiplin dalam menepati jadwal kegiatan, terkendali dalam
perkataan dan perbuatan, serta lebih peduli dalam hal kebersihan sekolah.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa implementasi manajemen perubahan
menuju Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam
perspektif Total Quality Management telah berhasil dengan baik.
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
459
Kesimpulan 1. Kesimpulan
a. Implementasi Manajemen Perubahan Menuju Rintisan Sekolah Berstandar
Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam Perspektif Total Quality
Management telah berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan:
1) Identifikasi perubahan dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan
dengan telah diidentifikasinya beberapa perubahan yang terjadi di sekolah,
antara lain: administrasi mengajar guru, cara mengajar guru, dan
penambahan sarana prasarana, bertambahnya kompetensi guru, dan
perubahan prestasi dan dijadikan dasar untuk merencanakan perubahan
selanjutnya.
2) Perencanaan perubahan dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan
dengan dirumuskannya visi, misi, dan tujuan sekolah yang mendukung
upaya peningkatan prestasi. Selain itu, ditunjukkan dengan
dilaksanakannya rapat atau briefing, baik secara umum maupun per
kegiatan. Juga, dengan ditetapkannya jadwal kegiatan serta ditunjuknya
ketua tim kegiatan seperti les, tes TPM, simulasi UNBK, dan pelatihan
ESQ, dilanjutkan dengan pembentukan Tim dan pembuatan SK-nya, baik
tim les, tim TPM/TPPU, dan Tim Simulasi UNBK, ditunjuknya guru
pendamping, guru pengampu les, pengawas tes, proktor, dan teknisi.
3) Implementasi perubahan dapat dikategorikan baik, yang ditunjukkan
dengan kegiatan pembagian blangko isian Komitmen Siswa, pretes
kemampuan dasar, pembagian kalender pendidikan khusus kelas IX,
pelaksanaan les, TPM/TPPU, Simulasi UNBK, dan pelatihan ESQ.
4) Evaluasi dan umpan balik implementasi manajemen perubahan dapat
dikategorikan baik, yang ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat
evaluasi, pemberian angket untuk diisi siswa, dan ditindaklanjuti dengan
penanganan siswa yang hasil belajarnya masih rendah dan pemberian
hadiah bagi siswa-siswa yang mendapat nilai bagus dalam setiap kali
kegiatan TPM. Kegiatan evaluasi tersebut berfungsi untuk menentukan
standar prestasi, mengukur prestasi yang telah dicapai, membandingkan
prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi, serta melakukan
perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah
ditentukan.
b. Faktor yang mendukung implementasi manajemen perubahan menuju Rintisan
Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total
Quality Management ada empat, yaitu (a) kemauan warga sekolah, (b)
dukungan orang tua, (c) kesiapan sarana prasarana, dan (d) kebijakan
pemerintah. Faktor yang menghambat implementasi manajemen perubahan
menuju Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam
perspektif Total Quality Management ada dua, yaitu (a) minimnya dana dan
(b) rendahnya minat belajar beberapa siswa .
c. Implementasi manajemen perubahan menuju Rintisan Sekolah Berstandar
Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total Quality Management
berhasil baik. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya semua indikator dari
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694
Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp
460
pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan, perbaikan terus menerus,
pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan sisa
pekerjaan dan pengerjaan ulang. Hasil ini didukung oleh hasil kegiatan yang
juga baik. Hal ini terlihat dari (a) dari aspek kognitif, yaitu peningkatan nilai
TPPU atau UNBK serta membaiknya peringkat/rangking sekolah di tingkat
kabupaten, dan aspek sikap (afektif), yaitu siswa lebih disiplin dalam menepati
jadwal kegiatan, terkendali dalam perkataan dan perbuatan, serta lebih peduli
dalam hal kebersihan sekolah.
2. Saran
a. Kepala sekolah dapat menggandeng pihak ketiga, baik swasta maupun
pemerintah, untuk dapat melengkapi sarana pembelaja ran yang diperlukan
sekolah.
b. Guru perlu lebih kreatif, baik dalam membuat modul atau soal maupun
menyajikannya dalam kegiatan les, agar semua siswa dapat termotivasi dan
merasa senang mengikuti kegiatan tersebut.
c. Orang tua melalui Komite Sekolah perlu menambah dukungan kepada
sekolah, baik dukungan dana maupun moral, agar sekolah dapat
melaksanakan kegiatan dengan lebih baik.
d. Pemerintah perlu menambah dan melengkapi sarana pembelajaran, seperti
komputer dan LCD projector, guna mendukung kegiatan di sekolah.
Daftar Pustaka Arifin, Muhammad. 2017. Strategi Manajemen Perubahan Dalam Meningkatkan Disiplin
Di Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial (EduTech) Vol. 3(1)
Davidson, Jeff. 2010. The complete ideal’s guides change management. Jakarta: Prenada
Media Group
Depdikbud. 2007. Sekolah potensial, sekolah standart nasional, rontisan sekolah bertaraf
internasional. Jakarta
Husaini Usman. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Masrukhin. 2014. Urgensi Manajemen Perubahan Di Madrasah. Quality : Vol 2 (2)
Mirfani & Muhtaram, Aceng. Manajemen Peruabahan Pada Satuan Pendidan Dasar.
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 23 (1)
Slamet. 2018. Manajemen Perubahan Budaya Madrasah. Jurnal Kependidikan Vol 6 (2)
Soedjatmoko dkk. 1991. Mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang
abad XXI. Jakarta: Grasindo
Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafaruddin. 2002. Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonsia
Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional