IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian...

85
IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE KOMUNITAS SAVE MUGO BERBASIS EKOWISATA DI MUARA GEMBONG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD NIM : 115080400111083 PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Transcript of IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian...

Page 1: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE KOMUNITAS

SAVE MUGO BERBASIS EKOWISATA DI MUARA GEMBONG,

KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD

NIM : 115080400111083

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE KOMUNITAS

SAVE MUGO BERBASIS EKOWISATA DI MUARA GEMBONG,

KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

MUHAMMAD

NIM : 115080400111083

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 3: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang berrtanda tangan dibawah ini

Nama : Muhammad

NIM : 11508040111083

Prodi : Agrobisnis Perikanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 5 Mei 2018

Mahasiswa

Muhammad NIM : 115080400111083

Page 4: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis
Page 5: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan laporan penelitian skripsi ini tidak lepas dari segala

bentuk dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moril

maupun secara materi selama menyelesaikan Skripsi ini hingga laporan ini

selesai.

2. Bapak Prof.Dr Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku Dosen Pembimbing atas

segala pelajaran, petunjuk, informasi serta waktu untuk membimbing saya

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

3. Komunitas Save Mugo dan Masyarakat Pantai Bahagia, Muara Gembong yang

bersedia membantu dalam pelaksanaan skripsi.

4. YOT Inspirasi Nusantara dan YOT Kota Indonesia yang selalu memberikan

dukungan yang tidak terbatas selama menyelesaikan Skripsi ini hingga laporan

ini selesai.

5. Teman-teman SEPK 2011 yang telah memberikan semangat dan dukungan dan

membantu penyelesaian Skripsi ini

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu penyelesaian Skripsi ini

Malang, 5 Mei 2018

Penulis

Page 6: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

RINGKASAN

MUHAMMAD. Skripsi Tentang Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove

Komunitas Save Mugo Berbasis Ekowisata Di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi,

Jawa Barat (Dibawah Bimbingan Prof.Dr Ir. Mimit Primyastanto, Mp )

Wilayah pesisir terdiri dari berbagai ekosistem. satunya adalah ekosistem

mangrove. Ekosistem hutan mangrove memiliki peranan yag sangat penting bukan

hanya sebagai ekosistem biasa namun hutan mangrove juga berperan terhadap

ekosistem perekonomian pantai secara tidak langsung, Dalam penyelanggaraan

ekonomi kerakyatan di dalam perikanan perlu juga didukung dengan kegiatan-

kegiatan lainnya yang dapat menstabilkan ekosistem dilwilayah tersebut salah

satunya dengan basis ekowisata. Dibutuhkan perencanaa yang baik serta partisipasi

partisipasi masyarakat agar pelaksanaan Kegiatan dapat Konservasi Mangrove

Komunitas Save Mugo Berbasis Ekowisata Di Muara Gembong berjalan dengan

baik.

Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove

Komunitas Save Mugo Berbasis Ekowisata DI Muara Gembong, Kabupaten Bekasi,

Jawa Barat Dilakukan pada bulan Maret 2018.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pelaksanaan kegiatan ,Partisipasi

masyarakat bagaimana pengaruh perekonomian masayarakat sekitar. Dalam

kegiatan konservasi dengan sistem ekowisata yang dilaksanakan oleh komunisa

Save Mugo

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

yang digunakan untuk pengambilan sampel Anggota Komunitas,Wisatawan dan

Masyarakat sekitar, Analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.

Inisiatif penyelamatan hutan bakau di muara gembong melalui gerakan Save

Mugo ini diinisiasikan oleh gerakan Bekasi green attack pada mei 2013. Inisiatif ini

kemudain menjadi besar dan mendapat dukungan dari banyak pihak. Dengan

menggunakan people power melalui kerelawanan. Kegiatan komunitas Save Mugo

Page 7: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

melakukan perencanaan dengan jangka pendek dengan jangka panjang. Proses

penyampaian informasi dalam pelaksanaan kegiatan konservasi berbasis ekowisata

yang dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo menggunakan pendekatan individu

dan pendekatan kelompok Pelaksanaan kegiatan ekowisata yang dilaksanakan oleh

komunita Save Mugo seratus persen dikembalikan kepada masyarakat sekitar Save

Mugo juga melakukan pengemasan ulang terhadap produk-produk setiap tahunnya

agar produk lebih menarik dan bisa dipasarkan secara luas

Partispasi masyarakat sangat tinggi, bahkan jika wisatawan sudah

berkunjung dan sudah berada di muara gembong tidak terasa lagi peran dari

komunita Save Mugo karena masyarakat seluruhnya dilibatkan, Namun tidak seluruh

masyarakat di muara gembong aktif dalam pelaksanaan program yang dilakukan

oleh komunita Save Mugo. Peningkatan ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan

konservasi mangrove berbasis ekowisata yang dilaksanakan oleh komunitas Save

Mugo terasa namun tidak terlalu besar yang berasal dari penyewaan

perahu,pemandu wisata, pemberian bibit,lahan parkir dan penjualan produk olahan

mangrove.

Saran untuk implementasi kegiatan konservasi mangrove berbasis ekowisata

yang dijalankan oleh komunitas Save Mugo Komunitas Save Mugo hendaknya

sudah mengatur perencanaan kegiatan ekowsita dalam cangkupan perorangan dan

pengelolaan wisata yang lebih besar serta masif dan untuk masyarakat juga

membantu bukan hanya perencanaan tapi juga proses birokrasi sedangkan untuk

pemerintah, pemerintah hendaknya lebih memperhatikan kondisi ekowisata yang

ada dan perguruan tinggi, Diharapkan semakin banyak program program penelitian

yang berhubungan dengan Muara Gembong

Page 8: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan YME atas berkat, rahmat dan

Penyertaannya Sehingga Penulis Dapat Menyajikan Proposal Usualn Skripsi

Yang Berjudul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo

Berbasis Ekowisata Di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Di dalam

tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi perencanaan program,

implementasi Program , partisipasi dalam pelaksanaan , faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan program dan capaian Program di Di Muara Gembong,

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat .Pelaksanaan dan penyusunan Skripsi ini dapat

dilaksanakan dengan baik berkat keterlibatan berbagai pihak yang telah dengan

tulus ikhlas memberikan bimbingan, motivasi, materi dan fasilitas pendukung

lainnya.

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki

penulis,walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi

masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Malang, 5 Mei 2018

Page 9: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... v

RINGKASAN ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x

1. PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 .Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 6

2.2 Ekosistem Mangrove................................................................................. 8

2.2.1 Pengertian Ekosistem Mangrove ..................................................... 8

2.2.2 Peran Ekosistem Mangrove ........................................................... 9

2.2.3 Keadaan Ekosistem Mangrove di Indonesia .................................... 9

2.3 Konservasi Mangrove .............................................................................. 10

2.4 Ekowisata ............................................................................................... 12

Page 10: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

2.4.1 Pengertian Ekowisata ...................................................................... 12

2.4.2 Proses Perencanaan dan Operasional Ekowsiata ........................... 13

2.4.2 Prinsip dan Indikator Keberhasilan Ekowsiata ................................. 15

2.5 Implementasi Kegiatan ............................................................................ 16

2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 17

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20

3.2 Obyek Penelitian ....................................................................................... 20

3.3 Jenis Penelitian ........................................................................................ 20

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 21

3.4.1 Data Primer ..................................................................................... 21

2.4.2 Data Sekunder ................................................................................ 22

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 22

3.5.1 Observasi ........................................................................................ 23

3.5.2 Wawancara ..................................................................................... 23

3.5.3 Kuisioner ......................................................................................... 21

3.5.4 Dokumentasi dan Studi Pustaka...................................................... 24

3.6 Metode dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 25

3.7 Analisa Data ............................................................................................ 26

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum ........................................................................................ 29

4.1.1 Letak Geografis ............................................................................... 29

4.1.2 Keadaan Topografi .......................................................................... 31

4.2 Keadaan Umum Penduduk ....................................................................... 32

4.3 Keadaan Perikanan .................................................................................. 34

Page 11: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Konservasi Mangrove Berbasis Ekowsisata ....................... 36

5.1.1 Landasan Hukum ............................................................................ 36

5.1.2 Komunitas Save Mugo .................................................................... 37

5.1.3 Perencanaan Kegiatan Save Mugo ................................................. 39

5.1.4 Informasi ........................................................................................ 43

5.1.5 Pelaksanaan dan Pencapaian Kegiatan .......................................... 45

5.2 Partisipasi Masyarakat ............................................................................. 55

5.2 Pengaruh Ekonomi Masyarakat .............................................................. 59

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63

6.2 Saran ........................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 66

LAMPIRAN ........................................................................................................... 69

Page 12: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 .................................................................................................................. 21

Tabel 2 .................................................................................................................. 22

Tabel 3 .................................................................................................................. 26

Tabel 4 .................................................................................................................. 28

Tabel 5 .................................................................................................................. 32

Tabel 6 .................................................................................................................. 33

Tabel 7 .................................................................................................................. 47

Tabel 8 .................................................................................................................. 51

Tabel 9 ................................................................................................................. 53

Tabel 10 ............................................................................................................... 53

Tabel 11 ............................................................................................................... 58

Tabel 12 ............................................................................................................... 61

Tabel 13 ............................................................................................................... 61

Page 13: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 19

Gambar 2. Denah Kabupaten Bekasi ..................................................................... 29

Gambar 3. Citra Satelit Muara Gembong ............................................................... 31

Gambar 4. Perencanaan Penanaman dan Konservasi .......................................... 41

Gambar 5. Perencanaan Cagar Alam .................................................................... 41

Gambar 6. Perencanaan Pengelolaan Wisata ...................................................... 42

Gambar 7. Perencanaan Pusat Pengeolaan Air Bersih ......................................... 42

Gambar 8. Promosi Sosial Media dan Website ...................................................... 46

Gambar 9. Penanaman Mangrove oleh Wisatawan ............................................... 47

Gambar 10.Perahu Pengangkut Wisawatan .......................................................... 48

Gambar 11. Proses Pengelolaan Produk ............................................................... 49

Gambar 12. Produk Olahan Mangrove .................................................................. 50

Gambar 13. Wawancara Media ............................................................................. 52

Page 14: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alam dan isinya merupakan milik Allah SWT, manusia diberikan banyak

manfaat akan setiap citptaan Allah SWT dengan begitu kita sebagai umat

manusia diwajibkan untuk memelihara apa yang telah diberikan dan memperbaiki

apa-apa yang telah dirusak akibat ulah manusia, hal ini tercantum dalam Al

Qur'an Surat Al Rum 41 – 42 yang artinya ” Telah tampak kerusakan di darat

dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki

agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kembali (ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di

bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari

mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."..

Dalam Al Qur'an Surat Al Rum 41 – 42 diterangkan bahwa Allah SWT

menciptakan alam dan semua isinya tidak lain agar dimanfaatkan oleh manusia

demi kesejahteraan penegasan tentang berbagai kerusakan yang terjadi di darat

dan laut akibat ulah manusia dan hendaklah manusia mengehentikan kerusakan

dan kembali ke jalan yang benar dengan menggantikannya dengan perbuatan

baik sangat erat dengan hubungannya terkait konservasi alam.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

dengan negara kepulauan yang memiliki banyak potensi wisata salah satunya

merupakan wisata perikanan yang dapat mengembangkan ekonomi kerakyatan,

hal ini ditunjukan dengan dua pertiga wilayah Indonesia memiliki potensi yang

sangat besar untuk meningkatkan pembangunan serta meningkatkan

kesejahteraan bagi masyakarakat Indonesia.

Page 15: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

2

Dalam penyelanggaraan ekonomi kerakyatan di dalam perikanan perlu

juga didukung dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menstabilkan

ekosistem di wilayah tersebut . Indonesia memiliki kawasan pesisir yang sangat

luas bahkan berada diperingkat keempat di diunia dengan garis pantai

terpanjang, wilayah tersebut merupakan wilayah menumpuknya bahan buangan

yang berasal dari hulu oleh sebab itu diperlukan tindakan lain untuk

meminimalisir kerusakan pada ekosistem laut salah satunya dengan

menjalankan konservasi mangrove.

Wilayah pesisir terdiri dari berbagai ekosistem. satunya adalah ekosistem

mangrove. Ekosistem hutan mangrove memiliki peranan yag sangat penting

bukan hanya sebagai ekosistem biasa namun hutan mangrove juga berperan

terhadap ekosistem perekonomian pantai secara tidak langsung, Ekosistem

hutan mangrove mendukung banyak ekosistem lain yang berada disekitarnya

seperti ekosistem terumbu karang dan ekositem perikanan,pantai. Kawasan

mangrove selain berfungsi secara fisik juga memiliki berbagai fungsi lainnya

secara biofisik atau yang lebih dikenal dengan ekologi dan berfungsi sebagai

kegiatan sosial ekonomi.Fungsi ekologi fisik yaitu fisik kawasan yang menjaga

serta menstabilkan garis pantai dan perlindungan dari gelombang dan arus.

Sedangkan fungsi biologi yaitu sebagai tempat mencari makan serta

berkembangnya jenis burung, primata serta berbagai jenis ikan.

Dalam perkembangan jaman kegiatan tren konservasi mangrove memiliki

banyak cara dalan pemanfaatan serta pengelolaanya. Banyak ditemukan

berbagai wisata yang menyajikan ekosistem mangrove sebagai daya tarik

tersendiri. Kegiatan konservasi tidak lagi hanya dijalankan sebagai kegiatan

untuk penyeimbangan ekosistem namun juga kegiatan yang dapat disatukan

dengan nilai-nilai ekowisata. Ekowisata mangrove dewasa ini memiliki banyak

cara salah satunya dengan mengajak para wisatawan untuk turut andil dalam

Page 16: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

3

penanaman mangrove. Ekowisata mangrove sangat bermanfaat bagi semua

kalangan yang berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

masyarakat.

Peran partisipasi masyarakat dalam mengelola ekowisata mangrove sangat

penting dalam peningkatkan kemandirian pelaksanannya, Besarnya akan

manfaat dari ekosistem mangrove ini maka diperlukan sebuah pengeolaan serta

pelaksanan yang di buat secara matang dan baik sehingga program pelaksaan

dapat berkembang dan berkelanjutan sehingga kedepannya hasil dari konservasi

yang berbasis ekowisata ini terasa dan dimanfaatkan oleh siapapun dan

kapanpun.

Salah satu dari penyebab dari kerusakan ekosistem pesisir adalah semakin

banyaknya kerusakan pada ekosistem mangrove yang berada pada wilayah

tersebut, rendahnya jumlah mangrove yang ada dalam ekosistem tersebut

menyebabkan terjadinya abrasi hingga beberapa meter bahkan puluhan meter

dari arah daratan.

Muara Gembong yang letaknya berada di pantai utara provinsi jawa barat

dikategorikan sebagai salah satu daerah pesisir yang mengalami kerusakan

lingkungan karena pengaruh dari iklim global dan abrasi. Dengan demikian

diperlukan kegiatan konservasi merupakan salah satu solusi agar kerusakan

lingkungan tersebut bisa diminimalisir. Pelaksanaan kegiatan konservasi harus

dilakukan namun bukan hanya bertujuan untuk konservasi semata namun

kegiatan konservasi mangrove bisa disatupadukan dengan kegiatan yang

menghasilkan nilai serta masukan untuk masyarakat sekitar melalui program

ekowisata.

Dari penjelasan penjelasan diatas makan dimunculkan sebuah pertanyaan

bagaimana implementasikan kegiatan konservasi mangrove dengan konsep

ekowisata di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Page 17: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dalam penelitian ini, maka

perumusan permasalahan dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana Pelaksanaan kegiatan konservasi mangrove berbasis

ekowisata yang diterapkan oleh komunitas Save Mugo di Muara

Gembong, Kabupaten Bekasi ?

2. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar wilayah Muara Gembong

dalam pelaksanaan program konservasi mangrove berbasisi ekowisata?

3. Seberapa besar pengaruh kegiatan konservasi dengan sistem ekowisata

yang dilaksanakan oleh komunisa Save Mugo bagi perekonomian

masyarakat sekitar.

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan konservasi mangrove komunitas Save

Mugo berbasis ekowisata di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

2. Menganalisa partisipasi masyarakat di wilayah Muara Gembong dalam

pelaksanaan program konservasi mangrove berbasisi ekowisata

3. Menganalisa bagaimana pengaruh perekonomian masyarakat sekitar.

Dalam kegiatan konservasi dengan sistem ekowisata yang dilaksanakan

oleh komunisa Save Mugo

Page 18: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

5

1.2. Kegunaan Penelitian

Hasil dari Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan kegunaan

kepada banyak pihak, antara lain :

1. Bagi Pemerintah

Sebagai informasi serta bahan pertimbangan untuk menyusun dan

merumuskan sebuah kebijakan atau sebuah rencana program yang

menyangkut kegiatan konservasi berbasis ekowisata.

2. Bagi Masyarakat

Untuk bahan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana

pentingnya kegiatan konservasi yang diterapkan dengan sistem

ekowisata yang tidak hanya sebagai sarana untuk perbaikan ekosistem

mangrove namun juga untuk membantu meningkatkan ekonomi

masyarakat sekitar.

3. Lembaga Akademik dan non Akademik

Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk

penelitian lebih lanjut serta informasi keilmuan yang bermanfaat bagi

wasawasan pengetahuan

Page 19: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Merupakan penelitian yang telah dilakukan peneliti-peneliti lain atau terdahulu

digunakan dalam sebuah penyusunan laporan untuk mempertimbangkan hasil

penelitian, adapun peneliti kali ini menggunakan rujukan peneliti lain yang telah

melakukan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan konservasi mangrove

berbasis ekowisata.

Penelitian Primyastanto, M.(2016) tentang Analysis Of Marketing Mix At

“Wisata Bahari Lamongan” Lamongan Regency, East Java disimpulkan

bahwasanya variable bauran pemasaran yang paling dominan dalam

mempengaruhi wisatawan dalam berkunjung ke Wisata Bahari Lamongan adalah

keberadaan lokasinya. Variabel bauran pemasaran seperti produk, harga,

promosi, lokasi, orang yang terlibat,bukti fisik dan poses mempengaruhi

wisatawan dalam konteks tingkat kepuasaan dengan kontribusi pemasaran

sebesar 68,0% dengan tujuh bauran pemasaran hanya satu yang tidak

memberikan kepuasan terhadap para wisatawan yaitu terkait dengan harga

sedangkan untuk yang lainnya yaitu produk, promosi, lokasi, orang yang

terlibat,bukti fisik dan poses secara parsial memberikan kepuasan terhadap

wisatawan di Wisata Bahari Lamongan.

Penelitian Amri (2005) tentang Community Participation In Rehabilitation,

Conservation And Management Of Mangroves: Lessons From Coastal Areas Of

South Sulawesi, Indonesia dapat disimpulkan partisipasi masyarakat memiliki

peran yang sangat penting dalam pelaksanaan konservasi dan pengelolaan

mangrove secara ekowisata, program yang dilaksanakan berjalan dengan baik

dan harus dipertahankan karena turut membantu ekonomi masyarakat sekitar

namun faktor yang paling menjadi penghambat adalah tentang kepemilikan lahan

Page 20: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

7

bakau, konservasi membutuhkan perawatan jangka panjang perlu adanya

kesadaran lebih dari masyarakat untuk menggerakan diri sendiri dalam

pelaksanaan jangka panjangnya. Hal ini yang akan dipelajari oleh peneliti

tentang bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksaan program konservasi

berbasis ekowisata.

Penelitian Abadi (2014) tentang implementasi program rehabilitasi ekosistem

mangrove di Kecamatan Tugu Kota Semarang disimpulkan program berjalan

dengan baik namun belum berhasil, belum berhasilnya kegiatan karena masih

banyak wilayah yang belum dijangkau dan banyak faktor penghambat dalam

pelaksanaanya. Faktor utama penghambat keberhasilan program dalam

melakukan kegiatan tersebut adalah kurangnya sumberdaya yang dimiliki dan

kurangnya pengawasan yang dilaksanakan secara berkala.Hal ini yang akan

dipelajari oleh peneliti tentang apa saja faktor penghambat sehingga

implementasi tidak sesuai dengan perencanaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Luviana (2015) tentang penerapan ekowisata

mangrove berbasis masyarakat di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan

dapat disiumpulkan bahwasanya penerapan ekowisata berjalan dengan baik

namun kurangnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan

serta memelihara kurang aktif sehingga tujuan dari pelaksanaan tersebut tidak

efektif dan masyarakat lebih senang dengan kegiatan lain dibandingkan kegiatan

konservasi yang berbasis ekowsisata. Peran pengelola atau organisasi lumayan

baik dengan mengedepankan mangrove sebagai daya tarik wisatawan.

Penelitian oleh Adry (2006) Kajian efektivitas implementasi dan faktor-faktor

yang mempengaruhi program pengelolaan hutan Mangrove : Kasus Kelurahan

Kariangau dan Margo Mulyo Balikpapan Hasil penelitian ini menunjukan

implementasi program pengelolaan mangrove di Kelurahan Kariangau dan

Margo Mulyo telah berjalan efektif. Efektifitas implementasi program dilihat dari

Page 21: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

8

input dan proses dalam pencapaian out put dan out come di lapangan yang

sebagian besar telah tercapai dan keberhasilan implementasi program

pengelolaan hutan mangrove di Kelurahan Margo Mulyo lebih baik di bandingkan

pelaksanaan di Kelurahan Kariangau, penilaian ini berdasarkan pencapaian nilai

out put yaitu penambahan tegakan dan luasan serta tingkat kesadaran

masyarakat dan pencapaian nilai out come yaitu peningkatan kondisi sosio-

ekonomi melalui indikator tambahan penghasilan dari alternatif pemanfaatan

hutan mangrove. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pada dua lokasi penelitian adalah sumber daya manusia, partisipasi masyarakat,

koordinasi dan komunikasi, alokasi dana serta adanya peraturan

2.2 Ekosistem Mangrove

2.2.1 Pengertian Ekosistem Mangrove

Mangrove merupakan individu jenis tumbuhan dan menjadi sebuah

komunitas yang berada di daerah pasang surut, Mangrove dapat dikatakan

sebagai wilayah ekosistem pesisir yang mempunyai ciri khas dan karakter yang

sangat unik, Menurut Dephut (2003) hutan mangrove merupakan salah satu

lahan basah yang paling produktif karena tumbuh di daerah pasang surut pantai.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan mangrove terbesar di

dunia dengan luas kurang lebih 27% dari total jumlah hutan mangrove di dunia.

Selain itu ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman

jenis yang ter-tinggi didunia yang letaknya tersebar diberbagai pulau dan pesisir

di Indonesia seperti Sumatera,Kalimantan, dan Papua (Wijayanti,2007)

Hutan mangrove terdiri dari berbagai jenis zona yang setiap zona tersebut

mengikuti tingkat kadar garam dang beradala di wilayah pesisir. Zona depan

adalah mangrove yang lebih tahan terhadap air asin contohnya adalah mangrove

dengan jenis pohon api-api. Sedangkan lapisan yang kedua merupakan lapisan

Page 22: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

9

yang tidak tahan terhadap lingkungan yang asin. Dengan demikian kenaikan

muka air laut berdampak pada dua hal yaitu pohon mangrove yang kurang tahan

terhadap lingkungan asin terdesak ke darat yang kedua mangrove tersebut mati

karena tidak menemukan habitat yang sesuai (Diposaptono et,al 2009)

2.2.2 Peran Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan ekositem yang subur, dikatakan demikian

karena semua bagian dari ekosistem ini merupakan sebuah sumber makanan

dan habitat dalam berbagai makhluk hidup yang tinggal didalam ekosistem

tersebut. Menurut Saparinto (2007) Salah satu fungsi ekologi mangrove yaitu fisik

kawasan untuk menjaga dan menstabilkan garis pantai dan tepian sungai dan

pelindung hempasan gelombang dan arus selain itu fungsi biologi hutan

mangrove sebagai tempat berbagai macam jenis ikan, hewan melata seperti

ular,biawak serta jenis berbagai primata .

Tumbuhan mangrove memiliki perakaran yang sangat kuat serta memiliki

dinding yang kokoh dan rapat sehingga berfungsi sebagai pelindung daratan,

dengan struktur kayu yang kuat itulah maka kayu mangrove dapat digunakan

sebagai bahan baku arang, maupun sebagai bahan bangunan yang sangat

berkualitas (Mawardi,2006)

2.2.3 Keadaan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Menurut Nontji (2005) Di Indonesia kawasan ekosistem hutan mangrove

sangat besar dan luas, sekitar 4,25 juta hektar atau setara dengan 3.98% dari

total luas hutan yang beada di Indonesia namun dari seluruh luas mangrove

hanya 58,8% atau setara dengan 2,5 Juta hektar yang masih dalam kondisi

yang baik, selebihnya mengalami kerusakan berbagai sebab .

Di Indonesia terdapat perbedaan dalam berbagai jenis mangrove antara satu

dengan pulau lain sebagai contoh mangrove dipulau kalimantan berbeda dengan

Page 23: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

10

mangrove yang beradad di pulau jawa. Tercatat ada 202 jenis tumbuhan

mangrove di Indonesia dengan pembagiannya meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis

palma, 19 jenis liana herba tanah, 44 jenis epiifit dan 1 jenis paku dari total

tersebut 43 merupakan jenis mangrove sejati (True Mangrove) dan sisanya

adalah mangrove asosiasi (associate mangrove). Untuk penyebaran dis setiap

pulau sendiri terdapat 116 jenis mangrove di Pulau Jawa, 157 jenis mangrove di

Pulau Sumatera, 150 jenis mangrove di Pulau Kalimantan, 142 jenis mangrove di

Pulau Irian Jaya, 153 jenis mangrove di Pulau Sulawesi. ( Kusmana,1993 )

2.3 Konservasi Mangrove

Kata Konservasi merupakan berasal dari Conservation yang terdiri dari dua

suku kata yaitu con (together) dan Servare (Keep/Save) yang memiliki pengertian

mengenai bagaimana cara dalam memelihara apa yang sudah dimiliki oleh kita.

Ide dari konservasi dikemukakan pertama kali oleh Theodore Rooselvet seorang

peneliti yang berasal dari Amerika . Konservasi juga dapat dilihat dari segi

ekologi maupun segi ekonomi dimana dalam segi ekologi yaitu dengan

mengupayakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa depan

sedangkan untuk segi ekonomi adalah mengalokasikan sumberdaya untuk

sekarang.Konservasi hutan mangrove adalah usaha perlindungan, pelestarian

alam dalam bentuk penyisihan areal sebagai kawasan suaka alam baik untuk

perairan laut, pesisir, dan hutan mangrove (Edi Mulyadi,2007)

Kelestarian hutan mangrove sangat berhubungan dengan upaya-upaya

konservasi demi kelangsungan hidup ekosistem di laut dan ekosistem pesisir,

sejak pertama kali diperkenalkan oleh Theodore Rooselevet (1902). Prinisip

ekowisata yang berkaitan dengan konservasi membutuhkan analisa dan

pengertian secara rinci tentang bagaimana sistem produksi ekowisata secara

keseluruhan.

Page 24: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

11

Konservasi secara umum dibagi kedalam dua bagian yaitu dalam sisi ekonomi

dan dalam sisi ekologi. Konservasi merupakan manajemen udara,air,tanah dan

mineral organisme hidup termasuk manusia sehingga mampu mencapai kualitas

kehidupan yang meningkat, kegiatan manajemen konservasi meliputi

survey,penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan serta

diperlukan latihan (IUCN 1968)

Menurut undang-undang No 5 Tahun (1990) tentang Konservasi Sumberdaya

Alam Hutan dan ekosistemnya menyatakan bahwa konservasi merupakan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dilaksanakan secara

baik, bijaksana serta menjadi kesinambungan persediannya tetap terjaga dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Keberhasilan konservasi

dikaitkan dengan tercapainya sasaran pokok konservasi yang disebut sebagai

strategi konservasi Ditejn PHPA Departemen Kehutaan (1996) yang mencakup

1. Adanya keawetan kehidupan dengan terpeliharanya keanekaragaman

sumber genetik serta ekosistemnya, sehingga menunjang pembangunan,

pengetahuan dan teknologi

2. Perlindungan sistem penyangga kehidupan dengan terpeliharanya proses

ekologi yang menunjang sistem kehidupan bagi kelangsungan

pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya dengan pembatasan atau

pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam sehingga pemanfaatannya

dapat berjalan dalam jangka panjang dan terus menerus untuk dimasa

mendatang.

Page 25: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

12

2.4 Ekowisata

2.4.1 Pengertian Ekowisata

Menurut The Intenational Ecotourism Society atau TIES (1991), ekowisata

merupakan perjalanan wisata ke tempat alami dalam rangka penyelamatan

lingkungan atau konservasi serta memberikan manfaat ekonomi dan

penghidupan untuk masyarakat sekitarnya. Ekowisata merupakan bagian dari

wisata berkelanjutan dan mengarah kepada sektor ekonomi yang lebih luas dan

mencakup beberapa sektor lainnya seperti wisata alam,pedesaan,bahari budaya

maupun sektor perjalanan bisnis.

Menurut deklarasi Quebec tahun 2002, ekowisata merupakan sustainable

tourism yang secara lebih detail memuat langkah-langkah :

1. Kontribusi aktif dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan

konservasi pada alam dan pada budaya

2. Partisipasi masyarakat sekitar dalam sebuah perencanaan,

pembangunan dan pelaksanaannya serta menikmati kesejahteraan dari

hasil tersebut.

3. Adanyat transfer ilmu tentang warisan budaya serta alam ke pada

wisatawan yang berkunjung.

4. Berbentuk wisata yang mandiri , independen atau sebuah kelompok

wisata yang berukuran kecil.

Sementara itu Wood (2002) menjelaskan ekowisata sebagai bentuk dari

usaha atau sektor perekonomian yang terkait dengan wisata alam serta

dirumuskan sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan. Ekowisata

merupakan perjalanan yang disusun sedemikian rupa dengan professional,

terdidik dan memuat unsur pendidikan sebagai sebuah usaha di sektor

perekonomian yang mengikut sertakan pastisipasi dari masyarakat sekitar.

Page 26: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

13

Konservasi dalam ekowisata sangat berkaitan erat, dibeberapa kasus

menunjukan dalam setiap kegiatan ekowisata akan dimasukan unsur unsur ilmu

pengetahuan dalam menjaga lingkungan serta juga memasukan kegiatan

konservasi sebagai sarana pembelajarannya.

Menurut Milnar (1991) dapat ditemukan isu konservasi yang berkaitan dengan

ekowisata.

1. Kegiatan wisata yang cenderung berkarakter massal, karakter industry

pariwisata pada umumnya memberikan hasil yang sangat berdampak.

Fenomenan tersebut memberikan masukan penting tentang upaya-upaya

konservasi dalam manajemen ekowsiata. Implikasinya seluruh

stakeholder harus dilibatkan dalam manajemen ekowisata.

2. Objek ekowisata yang spesifik, Industri pariwisata umumnya memiliki

sarana akomodasi yang terjalankan dengan baik serta memberikan

kenyamanan tertentu.

2.4.2 Proses Perencanaan dan Operasional Ekowisata

Ekowisata merupakan salah satu bentuk dari kegiatan wisata yang bersifat

khusus, Menurut From (2004) ada tiga konsep dasar dalam perencanaan dan

operasional tentang ekowisata.

1. Perjalanan outdoor yang tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

Dalam kegiatan ini biasanya membutuhkan sumberdaya yang hemat

energi seperti bahan bahan yang bisa didaur ulang, bangunan bangunan

yang terbuat dari kayu. Kegiatan tersebut tidak mengorbankan tumbuhan

dan hewan, tidak mengubah lingkungan dengan mendirikan bangunan

yang tidak memberikan dampak manfaat bagi lingkungan masyarakat

sekitar

Page 27: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

14

2. Wisata menggunakan fasilitas transpotasi yang berada di-wilayah

tersebut serta dikelola bersama dengan masyarakat sekitar. Pada

singkatnya transportasi bukanlah dari pihak elit seperti hotel namun

berkerjasama dengan penduduk lokal, bahan makanan juga berbasis

produk lokal

3. Perjalanan wisata menaruh perhatian besar terhadap lingkungan dan

budaya. Wisatawan akan banyak belajar dari masayarakat lokal

wisatawan tidak ditunjukan sebuah hiburan ekstra namun menyaksikan

hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan dari penduduk lokal tersebut

Beberapa hal yang sangat penting dalam perencanaan sebuah ekowisata bisa

diuraikan sebagai berikut menurut Damanik (2006)

1. Pengembangan produk wisata yang bernilai ekologi tinggi

2. Adanya seleksi kawasan wisata yang memberikan banyak

keanekaragaman hayati di wilayah tersebut

3. Adanya standarisasi dan produk wisata berbasis ekologi dan ekonomi

4. Pelatihan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi

masyarakat sekitar.

5. Terlibatnya produk produk lokal dalam penyediaan dan pengelolaan jasa

wisata.

6. Pengembangan kolaborasi manajemen trans-sektoral dalam

pengembangan ekowisata.

Page 28: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

15

2.4.3 Prinsip dan Indikator Keberhasilan Ekowisata

Ekowisata bisa disebut sebagai filter (penyaring) dari dampak pariwisata

massal. Ini tak lain karena ekowisata lebih merupakan small tourism. Jumlah

wisatawan yang kecil, akan kecil kemungkinan pula memberi dampak negatif.

Wisatawan bisa berinteraksi lebih intens dengan warga lokal. Ini membuat

mereka punya waktu lebih banyak untuk menyelami budaya warga lokal

sekaligus menghormati lingkungan tempat mereka berada, Menurut Ties (2004)

kowisata memiliki prinsip-prinsip yang haru dijalani, prinsip ekowisata mencakup :

1. Konservasi, yaitu Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak

sumber daya alam sehingga tidak mengakibatkan dampak negatif

terhadap lingkungan dan kegiatan yang dijalankan bersifat ramah

lingkungan.

2. Edukasi, Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku

masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya

3. Ekonomi, Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola

kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat. Dapat

memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun

nasional

4. Peran Aktif Masyarakat, Membangun hubungan kemitraan dengan

masyarakat setempat dan Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak

proses perencanaan hingga tahap pelaksanaan serta monitoring dan

evaluasi.

5. Daya tarik wisata, Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi

kawasan bagi pengunjung. Kesempatan menikmati pengalaman wisata

dalam lokasi yang mempunyai fungsi konservasi

Page 29: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

16

Indikator keberhasilan dalam ekowisata bermacam-macam tergantung

dengan kebijakan pada penyelenggara bagaimana indikator sukses atau

tidaknya dalam pelaksanaanya. Namun secara garis besar indikator keberhasilan

dala ekowisata yaitu, Aspek penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dinilai

dengan 3 indikator, yaitu badan, peran, dan bentuk kegiatan penyelenggaraan

pemberdayaan masyarakat, Indikator keberhasilan dari peningkatan kapasitas

masyarakat meliputi partisipasi lokal, pengetahuan dan keterampilan masyarakat

setempat, kepemimpinan, struktur masyarakat, rasa kebersamaan, dan

kemitraan eksternal.

Kualitas wisata dinilai dengan indikator kunjungan yang berkesinambungan di

wilayah tersebut, dan kesiapan masyarakat dinilai dengan menganalisis

seberapa siap masyarakat jika wilayahnya dijadikan kawasan ekowisata.

Transparansi pengelolaan dinilai dengan 3 indikator, yaitu manfaat yang

didapatkan masyarakat, pendistribusian keuntungan, dan tanggapan masyarakat

atas kegiatan wisata di wilayahnya.

Dalam aspek konservasi, indikator keberhasilan dalam garis besar yaitu

dengan konsistennya penanaman mangrove dalam pelaksanaan konservasi

berbasis ekowisata, serta menurunnya abrasi yang terjadi sebelum pelaksanaan

konservasi berbasis ekowisata.

2.5 Implementasi Kegiatan

Implementasi berasal dari Bahasa inggris (to Implement) yang diartikan

dalam kata sederhana yaitu pelaksaan atau penerapan dari sebuah rencana

yang disusun sedemikian rupa dengan matang. Menurut Syaukani (2004)

Implementasi merupaka suatu aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan

kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil yang

diharapkan rangkaian tersebut harus mencakup :

Page 30: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

17

1. Persiapan seperangkat peraturan yang dibuat berkelanjutan dengan

interpretasi dari kebijakan tersebut

2. Menyiapkan sumberdaya untuk menyelenggarakan kegiatan

implementasi yang didalamnya terdapat saran dan prasana dengan

sumber daya yang mencukup baik secara finansial dan fasilitas dan

penetepatan siapa yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut.

3. Memberikan kebijaksanaan secara pasti kepada masyarakat sekitar

dengan memperhatikan partsipasi masyarakat.

Menurut surmayadi (2005) ada tiga unsur dalam pentingnya proses

implementasi yaitu, pertama adanya kebijakan yang dilaksanakan,yang kedua

adanya target group yang berarti masyarakat yang menjadi sasaran penerapan

dari manfaat program, yang ketiga unsur pelaksana baik organisasi maupun

perorangan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan serta pengawasannya

kegiatan tersebut.

Berdasarkan uraian dan pandangan tersebut sebuah implementasi sangat

penting dilaksanakan serta tingkat keberhasilannya yaitu diukur dengan adanya

kesesuaian antar penerapan atau pengerjaannya dengan rancangan awal, serta

maksud dan tujuan sasaran yang dapat bermanfaat bagi permasalahan yang

sedang dihadapi.

2.6 Kerangka Pemikiran

Kawasan hutan mangrove terbagi menjadi tiga fungsi secara spesifik yaitu

sebagi fungsi ekologi,ekomomi serta fungsi sosial. Fungsi ekologi diataranya

sebagai rumah bagi beberapa jenis ikan, dan tempat mencari makan berbagai

jenis satwa seperti biawak dan primata, fungsi ekologi fisik lainnya mangrove

bermanfaat sebagai kawasan untuk menjaga dan menstabilkan pantai.

Sedangkan untuk fungsi ekonomi mangrove bisa digunakan sebagai sumber

Page 31: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

18

mata pencaharian yang berasal dari produksi berbagi jenis olahan dari hutan

mangrove serta bisa menjadikan hutan mangrove sebagai area wisata.

Pemanfaatan ekosistem mangrove yang tidak didasari dengan strategi dan

perencanaan yang baik akan berdampak pada kerusakan ekosistem mangrove.

Prinsip ekowisata yang dijalankan dengan konservasi menjadi sebuah solusi

untuk mempertahankan keberlanjutan dari fungsi ekosistem mangrove. Kegiatan

konservasi tidak lagi dilihat hanya sebagai kegiatan yang memperbaiki alam

namun juga memiliki nilai nilai ekonomi dengan diterapkannya konsep ekowisata.

Muara Gembong merupakan salah satu daerah pantai utara Bekasi yang

mengalami kerusakan akibat pemanasan global mempelopori komunitas Save

Mugo untuk melakukan upaya-upaya dalam melindungi keberadaan ekosistem

mangrove

Selain melindungi keberadaan ekosistem mangrove dengan melakukan

gerakan konservasi, komunitas Save Mugo juga menarapkan konsep wisata

edukasi yang bertujuan melestarikan lingkungan dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi bagi penduduk setempat.

Penelitian ini menfokuskan pada kesesuaian implementasi program

kegiatan konservasi berbasis ekowisata yang dijalankan oleh komunitas Save

Mugo di Muara Gembong Bekasi dengan dilihat dari empat faktor yaitu

rancangan kegiatan, kedua sumberdaya yang menggerakan termasuk

didalamnya sarana prasarana,ketiga pelaksanaa dari rancangan kegiatan

program dan keempat partispasi masyarakat. Kerangka pemikiran dari penelitian

dapat dilihat dari gambar berikut dibawah ini.

Page 32: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

19

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Mangrove Ecotourism Muara

Gembong

Tahapan Pelaksanaan

Dukungan

Implementasi Kegiatan

Komunitas Save Mugo

Manfaat Ekosistem

Mangrove

Partisipasi Masyarakat

Perencanaan

kegiatan

Prinsip Ekowisata

Konservasi

Edukasi

Ekonomi

Partisiasi

Daya Tarik

Page 33: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

20

3. METODE PENELITIAN

1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penlitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove

Komunitas Save Mugo Berbasis Ekowisata DI Muara Gembong, Kabupaten

Bekasi, Jawa Barat Dilakukan pada bulan Maret 2018.

1.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pengurus komunitas Save Mugo, anggota

komunitas Save Mugo,masyarakat yang pernah ikut dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh komunitas Save Mugo serta masyarakat sekitar sebagai

informan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian.

1.3 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deksriptif

kualitatif. Metode dekstriptif merupakan metode yang digunakan dalam mencari

unsur-unsur,ciri-ciri sebuah femonema. Metode deskripsi bertujuan untuk

memmberikan penjelasan secara faktual,sistematis dan akurat berdasarkan

fakta-fakta dan sifat populasi terentu (Suryana,2010). Deskriptif kualitatif

merupakan sebuah penjabaran atau ulasan yang diurai dengan menggunakan

kata-kata kemudian diolah dari hasil yang didapat dari responden yang bersifat

apa adanya sesuai dengan keadaan yang ada kemudian dianalisa dengan kata

kata yang melatarbelakangi responden berperilaku seperti itu,disimpulkan dan

diverifikasi (Usman dan Purnomo, 2009)

Analisa deskriptif kualitatif digunakan untuk menggabarkan kejadian atau

pun sesuatu yang terjadi yang tidak dijelaskan menggunakan angka-angka atau

sistematik. Pada penelitian ini analisa deskriptif kualitatif dilakukan dengan

mengetahui proses kegiatan konservasi yang diterapkan dengan sistem

ekowisata yang diselenggarakan oleh komunitas Save Mugo di Muara Gembong,

Page 34: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

21

Kabupaten Jawa Barat. Deskriptif kualitatif juga akan menjelaskan tentang

perencanaan pengelolaan konservasi berbasis ekowisata diantaranya

keterlibatan masyarakat sekitar dan pengujung ekowisata,

1.4 Jenis dan Sumber Data

1.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau

perorangan, Teknik data yang digunakan dalam pengumpulan data primer dapat

dilakukan dengan observasi, dari hasil wawancara atau hasil kuisioner yang

dilakukan oleh peneliti (Umar,1999). Pada penelitian ini data primer yang diambil

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Primer

No. Data Metode

1.

Rencana kegiatan konservasi berbasis ekowisata

Wawancara dengan pengurus komunitas Save Mugo

2.

Sumberdaya dalam pelaksanaan kegiatan konservasi berbasis ekowisata

Wawancara dengan pengurus komunitas Save Mugo

Wawancara dengan anggota komunitas Save Mugo

3.

Pelaksanaan kegiatan konservasi berbasis ekowisata

Wawancara dengan pengurus komunitas Save Mugo

Wawancara dengan anggota komunitas Save Mugo

Wawancara dengan wisatawan

Wawamcara dengan masyarakat sekitar

4

Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan konservasi berbasis Ekowisata

Wawancara dengan pengurus komunitas Save Mugo

Wawancara dengan anggota komunitas Save Mugo

Wawancara dengan wisatawan

Wawamcara dengan masyarakat sekitar

Page 35: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

22

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dan diperoleh dari penelitian yang

telah ada sebelumnya, kemudian dihimpun dan ditulis oleh pihak lainnya, sumber

data sukender biasa berasal dari internet, buku, Jurnal, Perpustakaan umum,

website, lembaga pendidikan yang mengkhususkan untuk menyajikan data data

sekunder (Hermawan,2005). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini

dabat dilihat pada Table 2.

Tabel 2. Data Sekunder

No. Data Metode

1.

Lokasi penelitian

Pengumpulan data arsip dari lembaga terkait di lapang

2.

Data kependudukan

Pengumpulan data arsip dari lembaga terkait di lapang

3.

Profil Komunitas dan Kawasan Ekowisata mangrove

Pengumpulan data arsip dari lembaga terkait di lapang

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilaksanakan secara langsung pada

sebuah penelitian apabila objek tersebut bersifat perilaku dan tindakan yang

dilakukan oleh manusia, fenomena alam (kejadian pada alam sekitar), proses

kerja dan penggunaan responden dalam jumlah yang kecil (Riduwan,2003)

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan catatan maupun alat perekam

menggambarkan keadaan yang sebenarnya tanpa rekayasa (kenyataan) dari

hasil yang diperoleh dari observasi kita dapat memperoleh gambaran yang nyata

tentang suatu permasalahan maupun suatu kegiatan dan mungkin dapat

didapatkan solusi (Nasution, 2012). Observasi yang dilakukan dalam penelitian

Page 36: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

23

ini berupa pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap pelaksanaan

kegiatan konservasi yang berbasis ekowisata.

1.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari data sumber. Wawancara berisi

tentang penilitian yang bisanya dituangkan kedalam sebuah pertanyaan yang

dilaksanakan oleh penelit (Riduwan,2003). Menurut Usman,(2006) Wawancara

adalah hasil tanya jawab yang dilaksanakan secara lisan antara dua orang atau

lebih yang dilaksanakan secara langsung, pewancara disebut sebagai

interviewer sedangkan orang yang diwawancara disebut sebagai interviewee.

Wawancara yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu meliputi wawancara

yang dilakukan secara langsung dengan komunitas Save Mugo dan masyarakat

serta wisatawan di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan kegiatan Konservasi berbasis ekowisata yang

dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo.

3.5.3 Kuesioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan sebuah data yang dilakukan dengan

cara memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan yang dilakukan secara

tertulis kepada responden untuk dijawab, Kuisioner bisa berupa pertanyaan

tertutup maupun pertanyaan terbuka, dapat diberikan secara langsung kepada

responden maupun secara tidak langsung dengan memalui surat maupun

internet (Sugiono,2008)

Penyebaran kuisioner pada penelitian ini dilakukan dengan tipe kuisioner

tertutup yang bertujuan mengumpulkan data pokok yang ada dilapangan untuk

mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang implementasi kegiatan yang

dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo diberikan kepada pengurus komunitas

Page 37: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

24

tersebut dan masyarakat sekitar dan juga pertanyaan yang berkaitan tentang

data spesifik seperti nama,umur dan bagaimana program yang telah dijalankan.

3.5.4 Dokumentasi dan Studi Pustaka

Dokumentasi merupaka sebuah catatan peristiwa yang sudah terlaksana

atau yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berupa karya tulisan, foto, gambar

maupun karya dari seseorang, dokumentasi yang memiliki bentuk tulisan

contohnya catatan harian,biografi,kebijakan. Sedangkan yang tebentuk dalam

gambar bisa berupa foto,gambar hidup,sketsa dan lainnya, dokumen yang

berbentuk karya bisa berupa karya seni yang berupa gambar,film dan lain

sebagaianya (Sugiyono,2012 : 240)

Dokumen cenderung berasal dari data-data sekunder dengan dokumentasi

hal yang diuntungkan merupakan biaya yang sangat murah,waktu dan tenaga

yang akan lebih effisen.Sedangkan untuk kekurangan dari teknik dokumentasi

adalah data yang diambil cenderung merupakan data yang lama (Usman dan

Akbar,2006 ). Dalam penelitian ini dokumentasi dengan mengumpulkan data

komunitas Save Mugo yang berkaitan tentang jumlah anggota,kegiatan kelompok

yang sudah dilaksanakan komunitas Save Mugo dalam kegiatan ekowisata.

Studi pustaka merupakan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti

yang mengumpulkan sumber yang berasal dari buku, majalah,liflet yang

berhubungan dengan masalah serta tujuan yang dilakukan oleh peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya (Danial A.R 2009;80). Studi pustaka yang

digunakan pada penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data pustaka yang

diperoleh dari jurnal,buku,literature dan laporan yang berhubungan dengan

penelitian.

3.6 Metode dan Teknik Pengambilan Sampel

Page 38: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

25

Metode dalam teknik pemilihan sampel merupakan cara dan upaya yang

dilakukan peneliti untuk mendapatkan sample yang dapat mewakilkan dari

keseluruhan populasi. Metode sampling merupakan cara pengumpulan data

yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang

terdapat pada populasi. Menurut Usman dan Akbar (2006) teknik sampling

merupakan teknik tertentu yang digunakan dalam pengambilan sample dari

sebagian populasi yang mengambil anggota dengan tujuan mewakili populasi

demi menghemat waktu, biaya dan tenaga.

Teknik pengambilan sampel pada metode ini, peneliti menggunakan tiga

obyek yang berbeda dalam satu populasi, yaitu pengurus dan anggota dari

komunitas tersebut, wisatawan dan masyarakat sekitar. Kelompok sampel dan

jumlah poluasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3,

Teknik pengambilan sampel pada metode ini, peneliti menggunakan tiga

obyek yang berbeda dalam satu populasi, yaitu:

1. Komunitas Save Mugo: Teknik pengambilan data dengan menggunakan

purposive sampling ini dilakukan kepada pihak komunitas, digunakannya

teknik ini dikarenakan jumlah dari pihak pengelola dapat diketahui.

2. Masyarakat Sekitar : Masyarakat di tempat ekowisata merupakan

masyarakat yang kesehariannya memanfaatkan keadaan ekowisata

untuk menambah ekonomi dan menjalankan kegiatan ekowisata . Teknik

pengambilan sampel pada masyarakat pengguna ekowisata ini dilakukan

dengan cara purposive sampling, karena jumlah para masyarakat yang

ikut dalam proses ekowisata ini dapat diketahui.

3. Wisatawan : Teknik pengambilan data dengan menggunakan purposive

sampling ini dilakukan kepada wisatawan, digunakannya teknik ini

dikarenakan jumlah dari pihak pengelola dapat diketahui. Wisatawan

yang diambil merupakan wisatawan yang berkunjung selama 6 bulan

Page 39: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

26

terakhir digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan yang di

paparkan oleh komunitas sesuai dengan apa yang dirasakan oleh

wisatawan.

Menurut Sugiono (2014) Purposive sampling merupakan teknik penentuan

sampel yang dilakukan dengan cara pertimbangan tertentu. Keseluruhan

responden maka dapat diketahui dengan rincian yang terlampir pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 3. Kelompok Sampel Penelitian

Kelompok Indikator Jumlah

Anggota Komunitas

Anggota komunitas aktif 1 tahun terakhir

12

Wisatawan

Wisatawan yang berkunjung 6 bulan terakhir

11

Masyarakat Sekitar

Masyarakat yang terpedaya dengan adanya program komunitas

12

Total

35

3.7 Analisa Data

Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain (Moleong,1990). Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan

sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang

dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan yang

diajukan dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan untuk mengelola

data kualitatif adalah dengan menggunakan metode induktif.

Page 40: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

27

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya. Analisa ini perlu dilakukan untuk

mencari makna. Dalam penelitian kualitatif analisis data dalam praktenya tidak

dapat dipisahkan dengan proses pengumpulan data, dan dilanjutkan setelah

pengumpulan data selesai. Dengan demkian secara teoritik, analisis dan

pengumpulan data dilaksanakan secara berulang-ulang untuk memecahkan

masalah (Muhajir,2001)

Analisis deskriptif kualitatif merupakan penjabaran maupun ulasan yang

diuraikan dengan menggunakan kata-kata yang telah diolah dari hasil yang

didapat dari responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan kegiatannya,

kemudian dianalisis dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden

berperilaku seperti itu tidak seperti lainnya, direduksi, ditriagulasi, disimpulkan

dan diverifikasikan (Usman dan Purnomo, 2009).

Analisa data merupakan langkah yang menentukan dari sebuah penelitian,

karena analisa berfungsi untuk bagaimana menyimpulkan sebah penelitian

analisa data dilakukan dengan tahapan perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.

Medote analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskiriptif

kualitatif, yaitu peneliti mengolah data yang didapat dari hasil studi

pustaka,pengamatan,wawancara.

Analisa deskriptif kualitatif merupakan analisa yang menggambarkan

kejadian maupun sesuatu yang telah terjadi yang tidak bisa dijelaskan

menggunakan angkat maupun sistemati. Deskripif kualitatif yang diterapkan pada

penelitian ini diantarana bagaimana penjelasana perencanaan tentang kegiatan

konservasi berbasis ekowisata, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaanya

dan bagaimana penerapan pelaksanaan dalam program yang telah direncanakan

serta manfaat bagi masyarakat sekitar. Fokus penelitian dan analisa data dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 41: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

28

Tabel 4. Analisa Data

Fokus Penelitian

Analisa Data

Implementasi

Informasi perencanaan

Realita Pelaksanaan Kegiatan

Dukungan dan Evaluasi

Penyatuan informasi dan penerima tentang perencanaan kegiatan

Sistem perencanaan

Penjabaran kegiatan yang terlaksana

Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan

Dukungan masyarakat dalam perencanaan maupun evaluasi program

Partisipasi

Partisipasi Masyarakat

Keaktifan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

Page 42: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

29

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum

4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi

Jawa Barat, Posisi koordinat Kabupaten Bekasi terletak di 1060 48' 28” Bujur

Timur 1070 27' 29” dan 6 0 10' 6“ Lintang Selatan. Kabupaten Bekasi memiliki

batas wilayah yaitu .

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebalah Selatan : Kabupaten Bogor

Sebelah Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi

Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

Gambar 2. Denah Kabupaten Bekasi

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

Page 43: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

30

Profil Kecamatan Muara Gembong,Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat

tempat dilaksanakannya penelitian tentang Implementasi Kegiatan Konservasi

Komunitas Save Mugo Berbasis Ekowisata terletak 55 Km dari Kota Bekasi

secara geografis terletak pada posisi 06. 000' – 06005' lintang selatan dan 1060.

57 - 107. 0. 02 bujur timur yang merupakan satu kecamatan dari 26

Kecamatan,207 Desa, 14 Keluruhan yang berada di Kabupaten Bekasi dengan

luas Kabupuaten Bekasi sebesar 140,09 km² . Muara Gembong memiliki batas

wilayah yaitu .

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebalah Selatan : Kecamatan Cabangbungin

Sebelah Barat : Kecamatan Babelan

Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

Wilayah Muara Gembong merupakan kecamatan terluas yang berada di

Kabupaten Bekasi berdasarkan catatan Kecamatan Muara Gembong memiliki

luas kurang lebih 132.057.026 m² . atau setara dengan 13.205.702 Ha dan

memiliki enam desa yang berlokasi dipinggir pantai. Kecamatan Muara Gembong

merupakan daerah pesisir dengan garis pantai hingga 22 Km. Adapun luas desa

yang berada di Muara Gembong adalah.:

Pantai Bakti : 3.401.763 Ha

Pantai Sederhana : 1.091.844 Ha

Pantai Bahagia : 2.513.169 Ha

Pantai Harapanjaya : 3.243.901 Ha

Pantai Mekar : 1.451.274 Ha

Desa Jayasati : 1.751.381 Ha

Page 44: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

31

Gambar 3. Citra Satelit Muara Gembong

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

4.1.2 Keadaan Topografis

Kecamatan Muara Gembong merupakan lokasi keberadaan ekowisata

mangrove berada di daerah pinggiran pantai utara Pulau Jawa. Tanah yang

berada di wilayah Kecamatan Muara Gembong memiliki topografi yang datar

dengan ketinggian kurang lebih 0-5 Meter diatas permukaan laut hal ini yang

menyebabkan derajat kemasaman tanah termasuk kedalam kondisi yang masam

dengan PH tanah diangkat 4.5-5. tipe pasut di Kecamatan Muara Gembong

bersifat tipe diurnal.

Iklim yang terjadi di Muara Gembong berkisar rata-rata antara 28o-32oC

dengan iklim pada siang hari mencapai 29o C hingga 32o C sedangkan pada

malam hari antara 25o C hingga 27o C . Curah hujan tertinggi dan hari hujan

terbanyak terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata curah hujan sebesar

1.360 mm.

Page 45: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

32

4.2 Keadaan Umum Penduduk

Keadaaan penduduk yang terdapat di Kecamatann Muara Gembong,

Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat dari data pada tahun 2015 yang

dikategorikan beradasarkan jenis kelamin yaitu 20.427 dengan berjenis kelamin

laki-laki sedangkan penduduk dengan jenis kelamin wanita yaitu sebesar 19.389

dengan total keseluruhan penduduk sebanyak 39.816 Jiwa. Data jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin dan desa dapat dilihat pada table 5.

Table 5. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan desa

Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah

Pantai Harapan Jaya 3.349 3.212 6.561

Pantai Mekar 4.365 4.124 8.489

Pantai Sederhana 1.752 1.652 3.404

Pantai Bakti 3.539 3.411 6.950

Pantai Bahagia 3.737 3.424 7.161

Jaya Sakti 3.685 2.566 7.251

Jumlah 39.816

Sumber : BPS Kabupaten Bekasi 2016

Sedangkan untuk Keadaaan penduduk yang terdapat di Kecamatann Muara

Gembong, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat berdasarkan Usia yaitu

dengan usia produktif 15-64 tahun mencapai 64.94 Persen, sedangkan

penduduk dengan dengan usia belum produktif <15 Tahun yaitu sebesar 31.16

Persen dan dengan usia kurang produktif 65 tahun keatas 3.89 Persen dengan

rasio ketergantungan keseluruhan penduduk sebanyak 53.98 persen. Data

jumlah penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada table 6

Page 46: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

33

Table 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Usia Laki-Laki Perempuan

0-4 2037 1862

5-9 2013 1850

10-14 2035 1961

15-19 2105 1917

20-24 1716 1559

25-29 1482 1561

30-34 1416 1423

35-39 1342 1421

40-44 1219 1284

45-49 1175 957

50-54 875 815

55-59 666 573

60-64 537 449

65-69 322 274

70-74 207 239

75+ 211 235

Sumber : BPS Kabupaten Bekasi 2016

Setelah melihat keadaan penduduk berdasarkan pada umur dan jenis

kelamin serta pendidikan terakhirnya maka kita dapat melihat bagaimana jenis

pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk Muara Gembong untuk mengetahui

bagaimana penduduk Muara Gembong Kabupaten Bekasi mampu memenuhi

kebutuhan hidupnya. Angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang

berumur 15 tahun ke atas yang bekerja, atau sudah punya pekerjaan namun

hanya sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Lapangan

usaha merupakan suatu bidang kegiatan dari pekerjaan dimana seseorang

bekerja. Status pekerjaan adalah status seseorang dalam unit usaha dalam

Page 47: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

34

melakukan pekerjaan. Upah kerja adalah hasil pendapatan yang diterima oleh

seorang pekerja secara insentif dan pendapatan lain yang diterima secara terus

menerus (uang transport, ransum, dan pendapatan lain dalam bentuk tunai

Mata pencaharian penduduk Muara Gembong sebagian besar adalah dari

sektor pertanian dengan komoditas utama padi, palawija dan perikanan (47,67%)

dan sisanya tersebar di sektor non pertanian seperti buruh pabrik, pedagang,

buruh tani, TKI di luar negeri (52,33%). Berdasarkan letak geografisnya yang

berdekatan dengan Teluk jakarta dan aliran Sungai Citarum menjadikan sekitar

90 % mata pencaharian penduduknya dari usaha perairan yaitu nelayan tangkap

(688 orang) dan pembudidaya tambak (4.262 orang).

Mata pencaharian sebagai petani tambak banyak diminati oleh penduduk di

Kecamatan Muara Gembong karena sarana dan prasarana yang terdapat di

wilayah ini sangat mendukung, seperti kondisi wilayah, iklim dan jenis tanahnya.

Faktor lain yang juga mendorong terbentuknya pertanian tambak adalah harga

rata-rata dari hasil budidaya tambak (budidaya udang, bandeng, rumput laut)

yang cukup tinggi. Sementara peluang usaha-usaha lain yang berbentuk non

perikanan masih sulit untuk dikembangkan karena letak wilayah pesisir ini sulit

dijangkau ke pusat perekonomian melalui jalan darat, sedangkan transportasi

laut yang tersedia masih sangat sederhana

4.3 Keadaan Perikanan

Sebagaimana sektor pertanian, produksi sektor perikanan di Kabupaten

Bekasi kondisinya masih dibawah sektor industri dan sektor jasa, padahal

potensi untuk pengembangan perikanan sangat potensial mengingat Kabupaten

Bekasi memiliki panjang garis pantai 72 Km dan lautan yang sangat potensial

untuk pengembangan perikanan tambak dan tangkapan dari laut. Berdasarkan

data tahun 2012 total produksi perikanan darat dan laut di Kabupaten Bekasi

mencapai 29.837,43 ton, produksi ini didominasi oleh jenis perikanan tambak

Page 48: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

35

dengan total 28.166,98 ton, sedangkan untuk kolam sebesar 1.527,08 dan untuk

perikanan tangkap sebesar 1.897,09 ton.

Apabila dilihat dari tingkat peruntukan lahan bagi sektor perikanan khususnya

untuk perikanan tambak dari tahun 2008-2012 mengalami penurunan luas

tambak. Sejak tahun 2008 luas tambak di kawasan pantai Bekasi mencapai

10.495 Ha dan pada tahun 2012 menurun menjadi 9.996,53 Ha. Hal tersebut

sejalan dengan menurunnya Rumah Tangga Perikanan (RTP) tambak dari 1.992

KK menjadi 1.672 KK. Sedangkan untuk jumlah nelayan Rumah Tangga Nelayan

(RTN) dari 713 KK menjadi 727 KK. Sektor pendukung perikanan laut ini juga

disebabkan kurangnya sarana dan prasarana pelelangan ikan, dimana hingga

saat ini jumlah TPI di Kabupaten Bekasi memiliki 2 TPI.

Keadaan sektor perikanan di Kecamatan Muara Gembong sangat tinggi

karena memang lokasinyya yang berada di daerah pesisi Laut Jawa, Di Muara

Gembong jumlah usaha budidaya ikan sebanyak 1.492 rumah tanga, dengan

persentasi terbanyak yang dilaksanakan ditambak dengan persentase 99.13

Persen. Rata-rata luas budidaya ikan ditambak sebesar 33.689.15 m2/rumah

tangga. Jenis komuditas utama di Kecamatan Muara Gembong adalah bandeng,

udang windu. Selain tambak tercatat rumah tangga usaha perikanan tangkap

sebanyak 84.43 Persen.

Page 49: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

36

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Konservasi Mangrove Berbasis Ekowisata

5.1.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Kegiatan Konservasi Mangrove

Berbasis Ekowisata

Pelaksanaan Kegiatan Konservasi Mangrove berbasis ekowisata yang

dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo mengacu kepada undang undang

nomor 27 tahun 2007 yang berbunyi “bahwa Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil merupakan bagian dari sumber daya alam yang dianugerahkan oleh Tuhan

Yang Maha Esa dan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu

dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang;

bahwa Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil memiliki keragaman potensi

Sumber Daya Alam yang tinggi, dan sangat penting bagi pengembangan sosial,

ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa, oleh karena

itu perlu dikelola secara berkelanjutan dan berwawasan global, dengan

memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan tata nilai bangsa yang

berdasarkan norma hukum nasional”,

Dalam pengelolaannya Komunitas Save Mugo mengacu dalam pasal 11

tentang RZWP-3-K Kabupaten/Kota yang berisi tentang alokasi ruang dalam

Rencana Kawasan Pemanfaatan Umum, rencana Kawasan Konservasi, rencana

Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan rencana alur dan keterkaitan

antarekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam suatu Bioekoregion,

Penyusunan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud diwajibkan mengikuti dan

memadukan rencana Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan

memperhatikan Kawasan, Zona, dan/atau Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pengelolaannya komunitas Save

Page 50: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

37

Mugo mengarah pada pemanfaatan dan aturan dua kawasan yang sesuai

dengan RZWP-3K Kabupaten/Kota yaitu kawasan pemanfaatan umum yang

termasuk didalamnya zona pariwisata, zona hutan dan zona fasilitas umum.

Kemudian kawasan konservasi yang memiliki zona inti, zona pemanfaatan

terbatas dan zona lain sesuai peruntukan kawasan.

Dalam kawasan pemanfaatan umum yang didalamnya terdapat zona

pariwisata yang memiliki sub zona wisata pantai yang merupakan salah satu

kegiatan yang dijalankan oleh wisatawan dalam program konservasi berbasis

ekowisata, lalu dalam zona hutan diatur dialamnya tentang pemeliharaan hutan

mangrove yang berada di kawasan Muara Gembong dan dalam zona fasilitas

umum komunitas Save Mugo juga memiliki kegiatan dalam kegiatan pendidikan

untuk anak-anak di Muara Gembong.

Sedangkan dalam kawasan konservasi yang didalamnya terdapat zona inti

Save Mugo juga berfokus dalam perlindungan ekosistem pesisir unik yaitu lutung

jawa, lalu untuk zona pemanfaatan terbatas kegiatan Komunitas Save Mugo

memperhatikan perlindungan habitat dan populasi ikan, lalu pariwisata dan

rekreasi serta pengembangan. Dan untuk zona lain sesuai peruntukan kawasan

pemanfaatannya yaitu rehabilitasi dan perlindungan.

5.1.2 Komunitas Save Mugo

Inisiatif penyelamatan hutan bakau di Muara Gembong melalui gerakan

Save Mugo ini diinisiasikan oleh gerakan Bekasi green attack pada mei 2013.

Inisiatif ini kemudain menjadi besar dan mendapat dukungan dari banyak pihak.

Dengan menggunakan people power melalui kerelawanan. Gerakan Save Mugo

telah mengadakan banyak kegiatan antara lain berupa penanaman hutan bakau,

sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar Muara Gembong,

mengadakan sharing di berbagai media baik digital maupun nondigital serta

kegiatan – kegiatan lainnya.

Page 51: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

38

Gerakan komunitas Save Mugo merupakan gerakan yang murni

independen serta menjalankan kegiatan nonprofit yang digerakan oleh tenaga –

tenaga relawan yang memang memiliki empati dan kepedulian yang tinggi

terhadap penyelamatan lingkungan serta sosial ekonomi bagi masyarakat di

Muara Gembong. Gerakan ini secara resmi mengusung ecotourism for

sustainable development di Muara Gembong dengan gerakan komunitas Save

Mugo.

Gerakan komunitas Save Mugo diorganisasikan sebagai gerakan yang

profesional dengan menjalin kerjasama bersama komunitas lain pihak swasta

maupun pemerintah, sehingga semakin banyak pihak yang mendukung dan

mendapatkan dampak yang besar kepada Muara Gembong dengan cakupan

yang lebih luas. Kegiatan ekowisata ini sepenuhnya bertumpu pada

pengembangan masyarakat Muara Gembong dan untuk kesejahteraan mereka.

Kawasan Muara Gembong memiliki sejarah yang panjang terhadap daerah

yang dilindungi pada tahun 1949 pemerintah telah melakukan pembelian tanah

pati kelir yang berada di daerah pantai utara kabupaten Bekasi seluas 9.311 ha

sehingga dengan demikian tanah tersebut merupakan tanah negara yang

bertujuan untuk melindungi bagian muara sungai citarum dan kali Bekasi,

menjaga abrasi, menahan kerasnya angin laut. Demi tercapainya tujuan diatas

maka pemeritah melalui keputusan no. 92/UM/54 yang dikeluarkan pada tanggal

31 Agustus 1994 memutuskan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan

hutan bakau. Kemudian pada tahun 2004 pemerintah kabupaten Bekasi

mengajukan permohonan pemanfaatan lahan hutan yang berada di Muara

Gembong menjadi kota baru pantai. Namun pada tahun 2005 terbit surat

keputusan menteri kehutan yang menyatakan mengubah fungsi kawasan hutan

lindung Muara Gembong menjadi kawasan hutan produksi tetap

Page 52: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

39

5.1.3 Perencanaan Kegiatan Save Mugo

Perencanaan serta pengaplikasian kegiatan konservasi berbasis ekowisata

yang dijalankan oleh komunitas Save Mugo mengikuti prinsip-prinsip ekowisata

yaitu Konservasi, yaitu Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak

sumber daya alam sehingga tidak mengakibatkan dampak negatif terhadap

lingkungan dan kegiatan yang dijalankan bersifat ramah lingkungan. Kemudian

dengan prinsip edukasi yaitu Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah

perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya serta adanya transfer ilmu baik dari Save Mugo ke

Masyarakat sekitar maupun dari masyarakat ke wisatawan. Dalam prinsip

ekonomi, kegiatan ini dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola

kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat. Komunita Save

Mugo juga sangat menjunjung tinggi peran aktif masyarakat yaitu dalam

pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga tahap

pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.Serta daya tarik wisata yang menjadi

andalan Save Mugo yaitu dengan memanfaatkan adanya satwa endemik lutung

jawa dan penanaman mangrove yang bisa dilakukan oleh wisatawan.

Dengan memperhatikan prinsip ekowisata Kegiatan komunitas Save Mugo

melakukan perencanaan dengan jangka pendek dengan jangka panjang. Untuk

pelaksanaan jangka pendek komunitas Save Mugo dilaksanakan setiap satu

tahun sekali yaitu pada saat penerimaan anggota baru dan dengan turut

melibatkan masyarakat di Muara Gembong Bekasi. Perencanaan kegiatan

jangka pendek meliputi :

1. Kerjasama dengan komunitas pendukung, komunitas Save Mugo

tergabung dalam perkumpulan komunitas di Bekasi. Kerjasama ini antara

Page 53: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

40

lain dengan melakukan kegiatan bersama, dan penyebaran informasi

tentang kawasan Muara Gembong.

2. Perencanaan paket wisata edukasi yaitu dengan membuat rute – rute yang

akan dilewati oleh wisatawan saat berkunjung serta membuat plan

kunjungan wisatawan ke Muara Gembong, Bekasi, Jawa barat.

3. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat Muara Gembong setiap

bulannya tentang pelaksanaan konservasi berbasis ekowisata.

4. Melakukan pendisainan ulang terhadap produk-produk yang diproduksi

oleh masyarakat sekitar Muara Gembong yang dibuat dari buah mangrove.

5. Memasarkan produk – produk yang diproduksi oleh masyarakat Muara

Gembong kepada masyarakat luas dengan menjual melalui internet dan

mengikuti pameran – pameran yang diadakan oleh swasta maupun oleh

pemerintah.

6. Peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar di kawasan Muara

Gembong, Bekasi

Sedangkan untuk perencanaan jangka panjang yaitu dengan membuat

perencanaan kawasan sebagai berikut :

1. Rehabilitasi hutan mangrove sebagai sabuk hijau pelindung wilayah

ekosistem pesisir Muara Gembong harus segera terwujud. Salah satu

tujuan pencapaian sebagai sabuk hijau yaitu harus menanam sebanyak

kurang lebih 30 juta lebih batang mangrove dengan perkiraan 10.000

mangrove per hektar dengan jumlah total kawasan kurang lebih 30 ha.

Page 54: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

41

Gambar 4. Perencanaan Penanaman dan Konsrvasi ( Warna Hijau )

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

2. Menetapkan wilayah cagar alam untuk habitat satwa endemik lutung

jawa dan burung – burung pesisir.

Gambar 5. Perencanaan Wisata Cagar Alam

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

3. Melakukan pengelolaan kawasan Muara Gembong sebagai objek wisata

dengan membangun fasilitas wisata alam yang ramah lingkungan dan

sangat menjaga keindahan alam. Dengan demikian akan memicu

peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui kegiatan

ekowisata.

Page 55: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

42

Gambar 6. Perencanaan Pengelolaan Wisata

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

4. Membangun lokasi pengelolaan air bersih serta membangun

manajemen sampah di kawasan pesisir Muara Gembong Bekasi.

Gambar 7 . Perencanaan Pusat Pengelolaan Air Bersih dan

Manajemen Sampah

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

Page 56: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

43

5.1.4 Informasi

Pelaksanaan sebuah program harus diperlukan sebuah penyampaian

informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program maupun

target pelaksanaan sebuah program hal ini dilakukan agar program berjalan

dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam sebuah perencanaan.

Dengan diadakannya sosialisasi dengan demikian objek atau target dari program

dapat lebih memahami dan harapannya ikut berpatisipai dalam pelaksanaan

program. Sosialisasi dilaksanakan dengan berbagai metode dan pendekatan

tidak hanya dilaksanakan dalam satu kali agar semua pihak dalam memahami

dengan jelas isi dari program tersebut.

Proses penyampaian informasi dalam pelaksanaan kegiatan konservasi

berbasis ekowisata yang dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo menggunakan

pendekatan individu dan pendekatan kelompok, pelaksanaan sosialisasi

dilakukan tanpa adanya paksaan, penyuluh memberikan gambaran tentang

bagaimana kerusakan yang terjadi terkait abrasi dan bagaimana potensi yang

ada didalam kawasan Muara Gembong sehingga masyarakat dapat menjaga

lingkungan namun juga mendapatkan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan

tersebut. Berikut pernyataan oleh Bapak Umam selaku anggota dan penyuluh

dari komunitas Save Mugo.

“Program kegiatan Save Mugo ini sudah kami sosialisasikan kepada

masayarakat baik secara individu maupun secara berkelompok, secara

berkelompok kami mengarah kepada kelompok tani alifbata dan kelompok ibu-

ibu mawar, awalnya sangat susah untuk masuk kedalam Muara Gembong ini

karena masyarakat takut hanya dimanfaatkan dalam kegiatan ini, termasuk salah

satu ketua masyarakat yang sekarang menjadi partner kita awalnya sangat

menentang dengan program ini, karena sebelumnya pernah datang sebuah

Page 57: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

44

lembaga namun mereka merasa hanya dimanfaatkan sehingga hal ini

memuculkan berbagai alasan untuk menolak, namun kami terus memberikan

penyuluhan jika maksud kami seratus persen untuk masyarakat sehingga lama-

kelamaan masyarakat sudah mengerti dan timbulah kelompok sadar wisata

(Pokdarwis) dan proses sosialisi kami bisa berjalan dengan baik setelahnya

dengan bantuan kelompok-kelompok masyarakat”

Berikut ini pernyataan dari Bapak Putera selaku anggota Pokdarwis di Pantai

Bahagia, Muara Gembong.

“Untuk sosialisi dari komunitas Save Mugo ke masyarakat sangat

baik,karena mereka tidak hanya datang sekali namun berkali kali meskipun

datangnya tidak terjadwal seperti kadang sebulan datang, atau 2 bulan datan

sekali namun bagi kami itu sudah cukup untuk memberikan gambaran program

apa saja yang akan dilaksanakan, masyarakat juga dilibatkan dalam

perencanaan seperti perencanaan kegiatan baru, atau membuat produk baru

masayarakat dilibatkan seluruh prosesnya jadi kamipun merasa aman dan

percaya,namun tidak semua masyarakat disini mengikuti sosialisasi mungkin

karena malas atau apapun, namun kelompok masyarakat dan RT selalu

menyampaikan kembali kemasyarakat agar tidak terjadi salahpaham”

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa penyampaian informasi

dalam pelaksanaan kegiatan konservasi berbasis ekowisata dapat dikategorikan

baik, pihak Save Mugo juga memberikan penjelasan yang baik sehingga

masyarakat banyak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Masyarakat juga

diikut sertakan dalam perencanaan dengan demikian masyarakat lebih merasa

dipercaya dengan segala kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh komunita

Save Mugo.

Page 58: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

45

5.1.5 Pelaksanaan dan Pencapaian Kegiatan

1. Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan perencanaan program kegiatan konservasi berbasis

ekowisata yang dijalankan oleh komunitas Save Mugo di Kecamatan Muara

Gembong, Kabupaten Bekasi antara lain.

A. Kegiatan Wisata Edukasi

Pelaksanaan kegiatan ekowisata yang dilaksanakan oleh komunita Save

Mugo seratus persen dikembalikan kepada masyarakat sekitar, dikembalikan

dalam masyarakat sekitar dalam artian seluruh uang yang diterima akan

diberikan seluruhnya kepada masyarakat sekitar yang menemani dan

menfasilitasi kegiatan tersebut, Save Mugo merupakan komunitas kerelawanan

yang sama sekali tidak mengambil profit dalam segala jenis acara,program,

kunjungan,kerjasama yang dijalankan di Muara Gembong.

Dalam kasus kegiatan yang mendatangkan wisatawan dalam berkunjung ke

Muara Gembong, peran dari komunitas Save Mugo yaitu :

1. Mempromosikan konservasi mangrove berbasis ekowisata mangrove di

Muara Gembong kepada komunitas lain, lembaga, sekolah dan

masyarakat melalui pendekatan langsung maupun dengan promosi

melalui sosial media.

Page 59: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

46

Gambar 8 . Promosi Melalui Website dan Sosial Media

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

2. Menyusun rute-rute kunjungan yang akan dilaksanakan oleh wisatawan

saat berkunjung ke Muara Gembong, Untuk rute yang dilalui yaitu

wisatawan menuju titik kumpul di kecamatan Muara Gembong, kemudian

dari kecamatan para wisatawan akan diantarkan menggunakan perahu

menyelusuri sungai citarum selanjutnya akan mengitari ekosistem hutan

mangrove kemudian diakhiri dengan menanam mangrove bersama dan

kunjungan ke habitat lutung jawa yang berada di Muara Gembong.

Page 60: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

47

Gambar 9 . Penanaman Mangrove Oleh Wisatawan

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

3. Membuat rencana biaya wisata untuk para wisatawan yang akan

berkunjung ke Muara Gembong .

Tabel 7. Rencana Biaya

Jenis

Biaya

1. 1 Mangrove

Rp.7.000/ Peserta

2. Konsumsi Perorang

Rp.15.000/ Peserta

3. Transportasi Perahu. Kapasitas 20 Orang Kapasitas 30 Orang

Rp.350.000 Rp.400.000

4. Biaya Bilas

Rp.2.000 / Peserta

5. Parkir Bus Mobil Motor

Rp.30.000 Rp.15.000 Rp.2.500

6 Donasi Habitat Lutung Jawa

Rp.2.000/Peserta

Page 61: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

48

7. Pin Muara Gembong

Rp.5.000/Peserta

8. Guide Lokal

Rp.5.000/ Peserta

Biaya mangrove sudah termasuk didalamnya bibit, tiang bambu,

perawatan selama satu tahun dan biaya sulam, biaya diatas bukanlah

biaya pasti, pihak wisatawan bisa meminta fasilitas lain maupun

mengurangi fasilitas yang diberikan.

4. Dalam pelaksanaan kegiatan Save Mugo mengarahkan seluruh

perjalanan wisatawan kepada masyarakat, dan pihak Save Mugo hanya

sebatas menemani selebihnya masyarakat diberikan kebebasan untuk

menfasilitasi segala kegiatan yang dijalankan oleh wisatawan, biaya yang

dikeluarkan juga langsung masuk ke masyarakat, seperti contoh terdapat

biaya perahu maka wisatawanlah yang memberikan biaya perahu

tersebut kepada pemilik perahu.

Gambar 10 . Perahu Pengangkut Wisawatan

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

Page 62: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

49

Setelah wisatawan berkeliling hutan mangrove setelahnya

masyarakat bisa untuk menanam sendiri mangrove yang telah dibeli dan

menanam bersama-sama dengan ditemani oleh masyarakat sekitar dan

guide lokal dengan juga diberikan penjelasan tentang jenis-jenis

mangrove dan manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat dari

tanaman mangrove itu sendiri, di beberapa kesempatan wisatawan juga

bisa melihat proses pembuatan sirup mangrove, dodol mangrove dan

kripik mangrove yang diproduksi oleh masyarakat di Muara Gembong.

Gambar 11 . Proses Pengelolaan Produk

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

A. Produksi Hasil Olahan Mangrove

Pengelolaan hasil mangrove merupakan salah satu program kegiatan

konservasi berbasis ekowisata yang dijalankan oleh komunita Save Mugo

bersama masyarakat sekitar, Anggota Save Mugo yang memiliki keahlian dalam

pengeolahan hasil mangrove memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu di kawasan

Muara Gembong untuk bersama-sama membuat olahan, Hal ini selain

memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat juga akan memberikan nilai

edukasi kepada wisawatan tentang manfaat dari ekosistem hutan mangrove.

Page 63: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

50

Produk yang diolah dikawasan Muara Gembong yaitu dodol mangrove, dodol

dikemas kedalam wadah plastik dan dijual per 8 pcs dengan harga Rp.7.000

sedangkan untuk Sirup yang dikemas dengan wadah botol ukuran 350 ml dijual

dengan harga Rp.25.000 dan Kripik Dijual dengan Harga Rp.10.000.

Gambar 12 . Produk Olahan Mangrove Muara Gembong

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

Save Mugo juga melakukan pengemasan ulang terhadap produk-produk

setiap tahunnya agar produk lebih menarik dan bisa dipasarkan secara luas

selain itu juga komunitas Save Mugo bersama pokdarwis setempat ikut serta

kedalam pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah maupun lembaga

lain.

B. Pencapaian

Pelaksanaan kegiatan konservasi mangrove berbasis ekowisata yang

dijalankan oleh komunitas Save Mugo di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat

bisa dikatakan berjalan baik namun belum benar-benar berhasil, berjalan baik

dapet dikatakan dari banyaknya jumlah wisatawan yang berasal dari lembaga

lain yang datang, semakin besarnya partispasi oleh masyarakat sekitar, liputan

dari media media nasional dan jumlah tanaman mangrove yang berhasil di tanam

selama program yang dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo.

Page 64: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

51

Dan pencapaian tidak berhasil karena adanya penurunan pengunjung dari

tahun 2015 ke tahun 2016 namun dari tahun 2016-2017 terjadi peningkatan

pengunjung yang dapat dilihat di table berikut.

Tabel 8. Jumlah Pengunjung

Tahun Jumlah Penunjung Persentase dari Total

2012 (Sebelum Program Save Mugo )

- -

2013 300 4.37 %

2014 1206 17.6 %

2015 2478 36.16 %

2016 1358 19.8 %

2017 1510 22.1 %

TOTAL 6852 100 %

Pencapaian dalam konteks sosialisasi melalui media, dapat dikatakan Save

Mugo cukup menarik media nasional untuk meliput kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di Muara Gembong dan dengan demikian juga turut

mempromosikan Muara Gembong kepada masyarakat luas. Totak 50 media

cetak dan elektronik yang telah meliput kegiatan Save Mugo, diantara media

yang meliput adalah NET Tv, Trans Tv, Kompas Tv, Rajawali Tv,DAAI Tv, Radio

Dekta, Radio RRI dan lain sebagainya.

Page 65: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

52

Gambar 12. Wawancara Media

(Sumber : Dokumentasi Save Mugo, 2018)

Dalam pelaksanaan kegiatan konservasi mangrove berbasis ekowisata di

Muara Gembong juga menarik minat para relawan untuk mendukung tercatat

total 750 relawan dan supporter yang ikut dalam menggerakan gerakan #Save

Mugo dalam edukasi,pendampingan,kampanye lingkungan maupun

keberlangsungan ekosistem mangrove di Muara Gembong.

Pencapaian lainnya adalah banyaknya jumlah mangrove yang ditanam

selama komunitas Save Mugo di bentuk, dari tahun 2013 hingga 2017 tercatat

107.165 mangrove yang sudah berhasil ditanam oleh komunitas Save Mugo di

Muara Gembong, Bekasi Jawa Barat dengan rincian pertahunnya sebagai berikut

Tabel 9. Jumlah Mangrove Yang Ditanam

Page 66: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

53

Tahun Jumlah Mangrove Persentase Dari Total

2012 (Sebelum Program Save Mugo )

-

-

2013 11.353 10.6 %

2014 6.740 6.28 %

2015 19.815 18.49 %

2016 38.520 35.94 %

2017 30.737 28.68 %

TOTAL 107.165 100 %

Dalam hal perputaran uang di Muara Gembong selama Mei 2013 hingga

2017 terbilang sangat tinggi, perputaran uang berasal dari kunjungan wisatawan,

maupun kunjungan dari lembaga dan komunitas lain serta pendanaan dana CSR

dari berbagai perusahaan di Indonesia yang mengadakan kegiatan konservasi

mangrove di Muara Gembong. Total dari tahun 2013 hingga 2017 jumlah

perputaran keuangan melalui kegiatan mangroving dan kegiatan ekowisata

sebesar Rp.1.046.156.000 dengan rincian pertahunnya sebagai berikut

Tabel 10. Perputaran Keuangan Melalui Kegiatan Mangroving Dan Kegiatan

Ekowisata

Tahun Perputaran Keuangan

Persentase Dari Total

2012 (Sebelum Program Save Mugo )

-

-

2013 Rp. 56.765.000 5.42 %

2014 Rp. 50.587.000 4.83 %

2015 Rp. 227.560.000 21.75 %

Page 67: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

54

2016 Rp. 399.929.500 38.22 %

2017 Rp. 311.414.500 28.68 %

TOTAL Rp. 1.046.156.000 29.76 %

Perputaran Keuangan yang didapat dari pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh komunitas Save Mugo tidak sepenuhnya berasal dari pendapatan

wisatawan melainkan juga berasal dari donasi dan dan CSR dari hasil kerjasama

antara komunitas Save Mugo dengan berbagai perusahaan, Dana yang didapat

pada tahun pertama dan kedua Rp.20.000.000 juta didapat dari hasil dari donasi

sebuah perusahaan lokal yang berfokus pada perencanaan dan penataan

kembali, sedangkan dana yang diadapat pada tahun 2015 dan 2017 sebesar

Rp.200.000.000 juta didapat dari dana CSR perusahaan multinasional honda

sedangkan untuk dana yang didapat dari tahun 2016 sebesr Rp. 350.000.000

yaitu berasal dari donasi program geotube.

Secara keseluruhan pencapaian dari berbagai kegiatan yang dijalankan oleh

komunitas Save Mugo, bahwasanya kegiatan konservasi berbasis ekowisata

yang dijalankan di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi telah mencapai level

yang baik namun belum sukses dengan memenuhi standar indikator berhasilnya

ekowisata yaitu Aspek penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dinilai

dengan 3 indikator, yaitu badan, peran, dan bentuk kegiatan penyelenggaraan

pemberdayaan masyarakat yang semuanya telah dicapai dalam program yang

dijalankan oleh komunitas save mugo dengan saat melibatkan masyarakat dalam

setiap kegiatan ekowisata, kemudian dalam Indikator keberhasilan dari

peningkatan kapasitas masyarakat meliputi partisipasi lokal, pengetahuan dan

keterampilan masyarakat setempat, kepemimpinan, struktur masyarakat, rasa

kebersamaan, dan kemitraan eksternal, Komunitas Save Mugo benar-benar

memberikan kesempatan kepada masyarakat dan memberikan transfer ilmu

Page 68: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

55

yang baik dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan

ekowisata.

Sedangkan untuk Kualitas wisata dinilai dengan indikator kunjungan yang

berkesinambungan di wilayah tersebut, dan kesiapan masyarakat dinilai dengan

menganalisis seberapa siap masyarakat jika wilayahnya dijadikan kawasan

ekowisata masih sangat kurang dalam kunjungan berkesinambungan karena

sejauh ini kegiatan wisata belum terfokus pada kegiatan perorangan sehingga

program ini belum dikatakan sukses. Dalam Transparansi pengelolaan dinilai

dengan 3 indikator, yaitu manfaat yang didapatkan masyarakat, pendistribusian

keuntungan, dan tanggapan masyarakat atas kegiatan wisata di wilayahnya

sangat tinggi, masyakarakt sepenuhnya mendapat keuntungan tanpa adanya

potongan dari Komunitas Save Mugo.

Dalam aspek konservasi, dengan penanaman mangrove dalam pelaksanaan

konservasi berbasis ekowisata, serta menurunnya abrasi yang terjadi sebelum

pelaksanaan konservasi berbasis ekowisata sudah berjalan dengan baik dengan

semakin banyaknya jumlah mangrove dan ditanam serta menurunnya abrasi di

daerah Muara Gembong.

5.2 Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Konservasi Mangrove Berbasis

Ekowisata Di Muara Gembong

Program Kegiatan Konservasi Mangrove Berbasis Ekowisata Di Muara

Gembong merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh komunitas

Save Mugo untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

ekosistem mangrove dan memanfaatkan ekosistem mengrove sebagai sebuah

nilai baik secara ekologi dan ekonomi. Dengan masyarakat sebagai pelaku

utama dalam program ini, maka peran masyarakat sangat penting dalam

pelaksanaan program ini. Setelah melakukan wawancara dengan 12 masyarakat

Page 69: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

56

sekitar, masyarakat di pantai bahagia sangat terbantu dengan adanya program

yang dilaksanakan oleh komunitas Save Mugo karena masyarakat sudah

menyadari tentang bahayanya abrasi dan pentingnya menjaga lingkunga, pantai

bahagai merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena dampak dari

abrasi dan dengan diajaknya masyarakat dalam pencarian solusi membuat peran

masyarakat juga sangat tinggi.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Kegiatan Konservasi Mangrove

Berbasis Ekowisata Di Muara Gembong pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan beberapa indikator, antara lain kontribusi masyarakat dan

keterlibatan masyarakat..

Masyarakat di Pantai Bahagia Muara Gembong sangat berperan aktif dalam

pelaksanaa program yang dijalankan, hal ini dibuktikan dengan sangat ramahnya

setiap lapisan masyarakat kepada peneliti dan wisatawan yang berkunjung ke

daerah tersebut. Pelaksanaan sosialisasi juga meliibatkan berbagai pihak

disemua lapisan masyarakat mulai dari ketua Rukun Warga dan Rukun Tetangga

hingga Kelompok-Kelompok Masyarakat. Sedangkan untuk pelaksanaan

kegiatan masyarakat juga sangat diikut sertakan karena pada dasarnya program

kegiatan yang dilaksanakan oleh komunita Save Mugo hampir seluruhnya

diserahkan kepada masyarakat sekitar.

Dalam pembelian bibit mangrove untuk ditanam oleh lembaga lain/

Wisatawan merupakan bibit yang dibuat oleh masyarakat, sehingga dalam

pengadaan bibit sendiri masyarakat sudah mendapatkan nilai ekonomi dan

membuat masyarakat semakin senang dengan dijalankannya kegiatan

konservasi mangrove berbasis ekowisata oleh komunitas Save Mugo.

Partispasi masyarakat sangat tinggi, bahkan jika wisatawan sudah

berkunjung dan sudah berada di Muara Gembong tidak terasa lagi peran dari

komunita Save Mugo karena masyarakat seluruhnya dilibatkan dimulai dari

Page 70: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

57

perjalanan menggunakan perahu hingga penanaman mangrove, semuanya

dilakukan oleh masyarakat sekitar yang sudah diberikan penyuluhan oleh

komunitas Save Mugo.

Masyarakat menjalankan program yang dijalankan oleh komunitas Save

Mugo tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, semuanya berasal dari

kemauan masyarakat sendiri.Masyarakat memiliki berbagai macam alasan

kenapa mereka mau mengikuti Program kegiatan konservasi mangrove berbasis

ekowisata oleh komunitas Save Mugo. Alasan para petani mau menjalankan

kegiatan yang diselenggarakan oleh Save Mugo antara lain:

Masyarakat sadar tentang pentingnya ekosistem mangrove bagi

kehidupan mereka. Dan khawatir akan dampak abrasi bagi kehidupan

mereka

Sebagai tambahan penghasilan bagi masyarakat melalui kunjungan

wisatawan, penjualan bibit mangrove dan hasil olahan mangrove

Jelasnya tentang program yang dijalankan dan masyarakat sangat

diajak dalam segala penyusunan dan rencana program kedepannya.

Namun tidak seluruh masyarakat di Muara Gembong aktif dalam

pelaksanaan program yang dilakukan oleh komunita Save Mugo, banyak juga

masyarakat yang hanya hadir saat diadakan acara-acara besar atau acara acara

tertentu saja. masyarakat yang tergabung dalam kelompok tidak hanya

berbagi informasi kepada sesama masyarakat yang ada dikelompok saja,

melainkan juga memberikan informasi kepada yang tidak tergabung dalam

kelompok. Secara tidak langsung, informasi yang diberikan mereka akan

membuat masyarakat lain untuk tertarik dan ingin mengikuti Program

kegiatan konservasi mangrove berbasis ekowisata oleh komunitas Save Mugo

Page 71: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

58

lebih mudah tertarik setelah melihat langsung yang ada dilapang dibandingkan

dengan sosialisai yang diadakan .

Tabel 11. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Konservasi Berbasis

Ekowisata

No Aspek/Kriteria Kondisi

1 Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu Sedang

2 Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.

Tinggi

3 Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.

Tinggi

4 Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata.

Tinggi

5 Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata.

Tinggi

6 Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat (multi-stakeholders) dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.

Tinggi

7 Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.

Tinggi

Page 72: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

59

5.3 Pengaruh Ekonomi Kegiatan Konservasi Mangrove Berbasis

Ekowisata Bagi Masyarakat Sekitar

Komunitas Save Mugo sebagai lembaga non profit sangat mengedepankan

dari masyarakat untuk masyarakat, segala proses dari hulu dan hilir

dilkembalikan kepada masyarakat sehingga penambahan ekonomi untuk

masyarakat sekitar sangat terasa manfaatnya tampa potongan apapun oleh

komunitas Save Mugo

Keterlibatan masyarakat dalam mendukung wisata dan manfaat lain yang

dirasakan yaitu Penggunaan Perahu warga sebagai alat transportasi wisatawan,

seluruh wisatawan diharuskan untuk menggunakan perahu jika iingin mengelilingi

hutan mangrove karena jalan untuk akses ke daerah pesisir masih belum bagus

dengan demikian pula masyarakat akan mendapatkan tambahan penghasilan

dari penyewaan perahu. Untuk Perahu yang berisi 20 orang dikenakan tarif

sebesar Rp.250.000 dengan demikian dalam satu kali kunjungan satu perahu

didapatkan keuntungan Rp.100.000 dalam satu bulan dirata-ratakan dari

kunjungan yang didapat tahun 2017 sebesar 1510 orang pertahun dan dibagi

perbulannya sebesar 125 orang perbulannya maka penghasilan kotor dari sektor

perahu didapat hasil sebesar Rp.2.450.000 yang dibagi kedalam 3 perahu maka

masing masing kepala akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp.816.000

Perbulannya.

Kemudian penambahan penghasilan juga dirasakan oleh kelompok sadar

wisata yang menemani wisatawan yang berkunjung ke Muara Gembong, dengan

biaya pemandu wisata perorang jika dikalikan dengan jumlah rata-rata kunjungan

125 orang perbulan selama tahun 2017 maka masyarakat yang menjadi

pemandu wisata akan mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp.625.000

dalam sebulan.

Page 73: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

60

Dalam satu kali kunjungan 20 wisatawan minimal produk yang terjual

sejumlah wisatawan yang hadir. Menurut Pak Sonaji anggota Pokdarwis di

Pantai Bahagia, Muara Gembong.

“Setiap wisatawan yang hadir pasti membeli produk-produk yang dijual di sini

tanpa kita tawarkanpun wisatawan akan membelinya, setelah wisatawan

menanam kita menjelaskan produk-produk olahan sambal menunjukan hasilnya

yang sudah jadi, mungkin karena penasaran rasanya dan juga bisa dijadikan

oleh-oleh masyarakat membelinya tanpa kita minta, penghasilan dari produk

mangrove lumayan sekali kunjungan dengan 20 orang rata-rata untung yang

diperoleh minimal 200-500 ribu rupiah”

Sedangkan penambahan penghasilan lainnya dengan penjualan bibit

mangrove yang akan ditanami di daerah Muara Gembong Menurut Umam

anggota dari komunitas Save Mugo

“Setiap satu bibit, masyarakat yang menanam bibit dan memelihara bibit

tersebut mendapatkan Rp.1000 setiap bibitnya”

Jika pada tahun 2017 terdapat 30,737 bibit mangrove yang ditanam maka

jumlah penambahan penghasilan yang didapat sekitar Rp. 30.737.000 dalam

satu tahunnya yang kemudian dibagi kepada 15 kepala yang tergabung kedalam

kelompok tesebut.

Penambahan penghasilan lainnya didapat dari parkir dan konsumsi jika

dalam kunjungan wisatawan menambahkan konsumsi saat melakukan

kunjungan wisata edukasi di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Menurut Pak

Jamal yang merupakan nelayan di Muara Gembong mengatakan

“Memang penghasilan terasa ada peningkatakan namun memang tidak

begitu besar, namun kami tetap harus bersyukur karena wisatawan juga ikut

membantu kami dalam kelangsungan hidup kami kedepannya dengan turut

menanam mangrove yang sudah menjadi faktor yang sangat penting bagi

Page 74: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

61

kehidupan masyarakat sekita. Dengan adanya program yang dijalankan oleh

komunitas Save Mugo masyarakat juga lebih terbuka dengan orang-orang luar

yang ingin membantu baik membantu dalam lingkungan dan juga membantu

dalam fasilitas lain seperti air bersih, program ini juga menurunkan pengeluaran

untuk membeli air bersih.

Tabel 12. Pengaruh Ekonomi Masyarakat Dalam Program Konservasi

Berbasis Ekowisata

No Aspek/Kriteria Kondisi

1

Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif

Tinggi

2 Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat.

Tinggi

3 Meningkatkan ketrampilan masyarakat setempat dalm bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata.

Tinggi

4 Menekan tingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah-rendahnya

Tinggi

5 Meningkatkan pendapatan masyarakat. Sedang

Tabel 13. Perbandingan Sebelum Program Save Mugo dan Setelah

Program Save Mugo 2013

Sebelum Program Save Mugo 2013 Sesudah Pogram Save Mugo 2013

Tidak Adanya Konservasi Magrove

dan pemanfaatan Ekowisata

Adanya Program Konservasi Mangrove

Dari Masyarakat berbasis Ekowisata

Page 75: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

62

Pekerjaan Masyarakat Hanya sebagai

Nelayan , ekonomi hanya bergantung

pada hasillaut

Pekerjaan Masyarakat sebagai

Nelayan,Wirausaha Pengelolaan

Mangrove, Pemandu Wisata dan

Penyedia Jasa Wisata sehingga

adanya peningkatan ekonomi

Perahu hanya digunakan untuk

melaut

Perahu digunakan sebagai alat

transportasi wisatawan dan

meningkatkan ekonomi masyarakat

Masyarakat tidak sadar dengan

dampak abrasi dan pentingnya

ekosistem mangrove serta

pemanfaatanya

Masyarakat sadar dengan dampak

abrasi dan pentingnya ekosistem

mangrove dan memanfaatkan potensi

dari produk mangrove

Masyarakat merasa resah dengan

kedatangan orang lain dari pihak luar

Masyarakat sudah sangat akrab

dengan kedatangan orang lain dari

pihak luar sehingga bantuan terus

mengalir

Dengan demikian peningkatan ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan

konservasi mangrove berbasis ekowisata yang dilaksanakan oleh komunitas

Save Mugo terasa namun tidak terlalu besar, karena program yang dilaksanakan

oleh komunitas Save Mugo masih terfokus pada pelaksanaan kegiatan yang

berkerjasama dengan komunitas lainnya, sekolah maupun universitas serta

lembaga dan perusahaan. Peningkatan fasilitas terus ditingkatkan agar

kedepannya masyarakat perorangan akan sering datang untuk mengunjungi

Muara Gembong melalui gerakan komunita Save Mugo.

Page 76: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

63

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada implementasi kegiatan konservasi

mangrove komunitas Save Mugo berbasis ekowisata di Muara Gembong,

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Implementasi kegiatan konservasi mangrove komunitas Save Mugo

berbasis ekowisata di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa

Barat berjalan baik namun belum dikatakan sukses. Dikatakan baik

hal ini didasari dengan besarnya jumlah perputaran uang dan jumlah

mangrove yang ditanam tiap tahunnya dan dikatakan belum sukses

karena masih adanya penurunan angka pada tahun sebelumnya.

Komunitas Save Mugo sangat mementingkan masyarakat karena

segala kegiatan yang dilaksanakan merupaka program dari

masyarakat dan untuk masyarakat dalam berbagai kesempatan

komunitas Save Mugo hanya berperan sebagai sarana penghubung

bagi masyarakat dan pihak luar.

2. Partisipasi masyarakat dengan bergabung dalam kegiatan konservasi

mangrove komunitas Save Mugo berbasis ekowisata di Muara

Gembong sangat baik dan memiliki angka partisipasi yang tinggi,

masyarakat sangat diikutsertakan dalam segala perencanaan dan

kegiatan program yang dilakukan oleh komunitas Save Mugo .

3. Peningkatan ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan konservasi

mangrove berbasis ekowisata yang dilaksanakan oleh komunitas

Save Mugo terasa namun tidak terlalu besar yang berasal dari biaya

untuk pembelian bibit oleh wisatawan, biaya untuk menaiki perahu,

Page 77: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

64

penjualan produk olahan mangrove dan dari biaya jasa pemandu

wisata .

6.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam pada implementasi kegiatan

konservasi mangrove komunitas Save Mugo berbasis ekowisata di Muara

Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat selaku peneliti sebagai berikut:

1. Komunitas Save Mugo , Komunitas Save Mugo lebih aktif atau

meningkatkan dalam memberikan informasi melalui media online agar

dapat menarik lebih banyak wisatawan, Komunitas Save Mugo

hendaknya sudah mengatur perencanaan kegiatan ekowsita dalam

cangkupan perorangan dan pengelolaan wisata yang lebih besar serta

masif. Kemudian Membuat team yang benar-benar bekerja serta focus

dalam pengembangan ekowisata karena jika terus dilakukan dalam

kegiatan sukarela yang dikhawatirkan program-program jangka panjang

akan terhambat pelaksanaanya karena sistem kerelawanan kita dapat

memaksa seseorang untuk tetap berada dalam kegiatan yang

dilaksanakan oleh komunita Save Mugo.

2. Pemerintah, Pemerintah lebih memperhatikan kondisi ekowisata yang

ada, agar potensi pada daerah tersebut dapat dikembangkan lebih

lanjut, serta membantu meningkatkan sarana dan prasarana yang ada

saat ini sehingga lebih membuat rasa nyaman pengunjung. Pemerintah

juga hendaknya harus berkoordinasi dengan pihak terkait jika adanya

plan pembangunan agar usaha yang dijalankan oleh komunitas Save

Mugo dan masyarakat tidak sia-sia

Page 78: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

65

3. Masyarakat, Seluruh Masyarakat hendaknya turut berpatisipasi tidak

hanya sebagian karena semua manfaat akan dirasakan oleh

masyarakat, dan masyarakat juga turut untuk membantu dalam proses

birokrasi ke pemerintahan.

4. Perguruan Tinggi, Diharapkan semakin banyak program program

penelitian yang berhubungan dengan Muara Gembong dan dalam

penelitian selanjutnya dapat dhitung bagaimana dampak ekonomi dalam

angka dari abrasi yang terjadi di Muara Gembong, bagaimana dampak

ekonomi dalam angka abrasi setelah adanya program konservasi dan

turut membantu dalam permasalahan yang ada di Muara Gembong

dengan skema pengajuan proposal program pendanaan ke dinas terkait.

Page 79: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran, 1974. Al-Qur’an dan Terjemahannya Mushaf Al-Madina An-

Nabawiyah. Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd. 604 hlm

Amri. Andi. 20015 .Community Participation In Rehabilitation, Conservation And

Management Of Mangroves: Lessons From Coastal Areas Of South

Sulawesi, Indonesia . Kyoto University. 29 : 19-30

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari

Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Kualitatif. Universitas

Pendidikan Indonesia. 56 hlm.

Dephut. 2003. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009. Pedoman

Pengembangan Ekowisata Di Daerah: Panduan Dasar Pelaksanaan

Ekowisata. Jakarta. Indonesia.

Diposaptono, S., Budiman, Dan F. Agung. 2009. Menyiasati Perubahan Iklim Di

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Bogor: Penerbit Buku Ilmiah Populer.

89 hlm.

Ditjen PHPA, Dephut Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian

Alam, Departemen Kehutanan. 1996. Keputusan Direktur Jenderal

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam No. 129/Kpts/DJ-VI/1996 tentang

Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman

Buru, dan Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan. Jakarta .

Page 80: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

67

Drs. Syaukani, dkk. 20013 , Otonomi Daerah dalam Negara kesatuan,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet III, 178 hlm.

Edi Mulyadi,2007. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata, Jurnal Ilmiah

Teknik Lingkungan , 1 (02) : 51-52,

Endang Danial A.R Nanan (2009) Metode Penulisan Karya Ilmiah, Laboratorium

PKn, Universitas Pendidikan Indonesia. 64 hlm

Kusmana, C., 1993. A Study on Mangrove Forest Management Based on

Ecological Data in East Sumatra, Indonesia. PhD. Dissertion, Kyoto

University, Japan. 4 (06): 31-34.

Mawardi,I . 2006 Pengembangan Ekowisata Sebagai Strategi Pelestarian Hutan

Mangrove (Studi Kasuus Huan Mangrove Pantai Utara,Indramayu) Peneliti

Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi ,

2 (06) : 67-69.

Nasution. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara ; Jakarta 192

hlm.

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan, 163 hlm.

Primyastanto, Mimit. 2016. Analysis Of Marketing Mix At “Wisata Bahari

Lamongan” Lamongan Regency, East Java. Universitas Brawijaya. Malang

04 (01) : 46-53

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta.

Bandung. 56 hlm.

Saparinto.C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Penerbit Dahara Prize

Semarang.78 hlm

Page 81: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

68

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.456 hlm.

Surmayadi, Nyoman. I. 2005. Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi.

Daerah. Jakarta. Citra Utama. 432 hlm.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif .

Gramedia ; Jakarta. 400 hlm.

Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian (Aplikasi dalam Pemasaran)

Gramedia ; Jakarta. 350 hlm/

Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT.

Bumi Aksara. 684 hlm.

Wijayanti,T.,2007 . Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan,

Teknik Lingkungan Universitas Veteran Jawa Timur. 5 : 42-26

Wood , Megan Epler 2002 , Ecotourism: Principles, Practices and Policies for

Sustainability Kyoto University, Japan. ISBN: 92-807-2064-3

Page 82: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

69

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Skripsi

Page 83: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

70

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Tempat Pembibitan Pohon Mangrove

Tempat Penanaman Mangrove

Page 84: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

71

Area Penanaman Magrove

Proses Wawancara dengan Masyarakat.

Page 85: IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI MANGROVE …repository.ub.ac.id/11286/1/Muhammad.pdf · Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Konservasi Mangrove Komunitas Save Mugo Berbasis

72

Produk Olahan Mangrove