Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter
-
Upload
nhie-chiemuse-libra -
Category
Documents
-
view
601 -
download
20
Transcript of Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter
IMPLEMENTASI GURU KREATIF DAN BERKARAKTER
MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING
A. Heppy learning (belajar menyenangkan)
Heppy learning adalah belajar yang menyenangkan, sedangkan
pendekatan diartikan sebagai sebuah konsep keilmuan yang digunakan oleh
para peneliti dalam mencari kebenaran hasil penelitian, misalnya pendekatan
sosiologis, psikologis dan historis.
a. Pendekatan sosilologis secara sederhana, bahwa arti sosiologi dapat
dipahami sebagai suatu disiplin ilmu tentang keadaan masyarakat yang
lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial yang saling
berhubungan.1
b. Pendekatan psikologis
Psikologi sebagai ilmu merupakan pegetahuan yang di peroleh dengan
pendekatan ilmiah, dan merupakan pengetahuan yang di peroleh dengan
penelitian-penelitian ilmiah. Oleh karenanya sebagai salah satu ciri
psikologi sebagai suatu ilmu adalah berdasarkan data empiris di samping
data tersebut di peroleh secara sistematis, ( Morgan, dkk,1984 )
c. Pendekatan historis
Historis artinya sejarah, menurut Ismaun menyatakan bahwa sejarah
sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge)
tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia
pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan
asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para
sejarawan
Happy Learning secara harfiah berarti pembelajaran yang
menyenangkan. Sedangkan dari sudut lain, happy learning merupakan sebuah
sifat dan karakter pembelajaran yang berbasis pada asumsi bahwa pada
dasarnya manusia lebih suka diperlakukan dengan cara yang halus, bukan
dengan cara yang kasar, dengan cara yang menggembirakan bukan
1 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2002), hlm. 19-20.
menakutkan. Pendekatan happy learning ini muncul sebagai respon terhadap
meningkatnya tuntutan masyarakat yang ingin diperlakukan secara adil,
manusiawi, demokratis, egaliter, dan terbuka.
Dalam prakteknya happy learning ini diwujudkan dalam model
pembelajaran yang mengundang peserta didik untuk partisipatif, aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan yang selanjutnya dikenal dengan istilah PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). 2
PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya
sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-
metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan:
1. Pembelajaran Aktif
Secara harfiah active artinya: ”in the habit of doing things,
energetic” (Hornby, 1994:12), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan
menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran
yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental,
emosional, bahkan moral dan spiritual.
Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses
aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian,
siswa didorong untuk bertanggung jawab terhaap proses belajarnya
sendiri.3
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan
kanan apabila dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu
terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran
tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya
2 Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)”, Bahan Pelatihan, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2009, hal. 32.
3 Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.). Yogyakarta:Yappendis. 2004
membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.4
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar
melaksanakan dan menerapkan kurikulum.
Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika
mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya
pengalaman dan hal baru yang “didapat“ siswa. Guru pun diharapkan
memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan
siswanya. 5
Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka
pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang
dimaksud di sini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi,
perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh data
catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilian berbasis kelas atau
penilaian authentic yang lebih menekan- kan pada penilaian proses selain
penilaian hasil belajar (Warta MBS UNICEF : 2006).
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat
dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang
mengasyikkan mengandung unsur inner motivation(motivasi abtin), yaitu
dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah
sebagai berikut:
4 Isma’il SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm., 46
5 Yudhi munadhi, media pembelajaran. Gaung persada(Jakarta:2008) hal.6
a. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang
(stress), aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan
sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;
b. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;
c. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
d. Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta
didik untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang
sedang dipelajari;
e. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar
bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat,
dan dukungan yang antusias6
B. Tujuh Komponen Inti Dalam Happy Learning:
1. Kurikulum yang berpusat pada anak didik.
Satu pendekatan pendidikan di mana kurikulum, aktivitas
pengajaran, pembelajaran dan penilaian adalah berfokuskan kepada
murid.
Ciri-ciri adalah sebagai berikut:
a. Murid memainkan peranan penting
b. Komunikasi dua arah.
c. Guru lebih banyak membahas masalah serta membimbing.
d. Objektif pencapaian prestasi murid lebih diutamakan.
e. Peluang interaktif di antara murid adalah positif.
2. Pengelolaan dan organisasi kelas yang sesuai dengan jiwa anak
Kelas merupakan taman belajar bagi peserta didik dan menjadi
tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik ,
intelektual , maupun emosional (Ahmad 1995:14). Oleh karena itu kelas
harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan tempat
belajar yang menyenangkan;
a. Syaratnya adalah
6 Darmansyah.2011.Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor.Jakarta:Bumi Aksara. Hal 66
1. Ruang harus Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
2. Cukup cahaya yang meneranginya
3. Sirkulasi Udaranya cukup
4. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan
rapi
5. Jumlah murid tidak lebih dari 40 orang
b. Menata perabotan kelas
1. Papan tulis
2. Meja kursi Guru
3. Alamri Kelas
4. Jadwal Pelajaran
5. Papan Absensi
6. Daftar piket kelas
7. Kalender pendidikan
8. Gambar alat peraga
9. Tempat cuci tangan
10. Tempat sampah
3. Proses belajar mengajar yang berpusat pada anak
Guru-guru yang menggunakan pembelajaran yang lebih berpusat
pada siswa cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Suasana kelas yang hangat, mendukung.
Dalam suasana ini, guru mengijinkan siswa untuk
mengenalnya dan selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru disukai
oleh siswa, maka siswa akan bersedia bekerja keras untuk orang yang
disukainya.
b. Para siswa diminta untuk hanya mengerjakan pekerjaan yang
bermanfaat
.Guru harus menjelaskan manfaat apa yang akan diperoleh siswa
jika mereka mengarjakan apa yang diminta oleh guru.
c. Para siswa selalu diminta untuk mengerjakan yang terbaik yang dapat
mereka lakukan.
Kondisi kualitas pekerjaan termasuk didalamnya adalah
pengetahuan siswa tentang gurunya dan apa yang diharapkan serta
keyakinannya bahwa guru memberikan kepedulian untuk
membantunya.
d. Para siswa diminta untuk mengevaluasi pekerjaannya.
Evaluasi diri diperlukan untuk menilai kualitas pekerjaan yang
telah dilakukan oleh para siswa, berdasarkan hasil evaluasi itulah siswa
mengetahui bagaimana pekerjaannya serta dapat mengulangi
prosesnya sampai kualitas terbaik dapat dicapai.
e. Kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang.
Para siswa merasa senang ketika mereka menghasilkan
pekerjaan yang berkualitas baik.
4. Bahan pengajaran yang cukup dan tepat
Bahan pengajaran adalah satu bentuk komunikasi bertujuan untuk
memberitahu, mempengaruhi, mempengaruhi dan menghibur. Tugas
pengajar untuk memberitahu atau menyampaikan satu himpunan
maklumat atau fakta kepada murid-murid.
Bahan pengajaran atau materi pelajaran adalah gabungan antara
pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci), keterampilan (langkah,
prosedur, keadaan dan syarat syarat) dan faktor sikap.
Dasar yang dipakai dalam memilih bahan atau materi pelajaran
menurut A. Samana terdiri dari:
1. Tujuan instruksional umum
2. ingkat pengembangan dan intelektual anak
3. Pengalaman anak dan
4. Alokasi waktu
Sementara itu Suharsimi Arikunto mengemukakan dasar
pemilihan materi pelajaran sebagai berikut:
1. Tujuan
2. Keadaan siswa
3. Situasi setempat
4. Tersedianya waktu dan fasilitas
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar
pemilihan materi adalah sebagai berikut:
1. Tujuan instruksional umum
2. Tingkat pengembangan siswa
3. Pengalaman siswa
4. Tersedianya waktu dan fasilitas.
5. Peran guru.
Pengertian guru sangat banyak makna dan arti, ada yang bilang
juga arti guru di gugu terus ditiru yang dalam bahas Indonesia artinya
adalah dipercaya dan di contoh. Guru dari bahasa Sansekerta guru yang
juga berarti guru, tetapi arti yang paling tepat adalah seorang pengajar
suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
McLeod, (1989) berasumsi guru adalah seseorang yang
pekerjaanya mengajar orang lain. Kata mengajar dapat kita tapsirkan
misalnya :
a. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat
kognitip).
b. Melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
c. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektip)
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia
dini. jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi
formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan
suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
Jadi pengertian guru adalah tenaga pendidik yang pekerjaanya
utamanya mengajar (UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3)
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah
guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang
komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan
bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang
komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak
sebagai pengamat.
Menurut tinjauan psikologi,kepribadian berarti sifat hakiki
individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yang membedakan
dirinya dari yang lain. McLeod (1989) mengartikan kepribadian
(personality) sebagai sipat yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Dalam
hal ini kepribadian adalah karakter atau identitas.
6. Perbaikan
a. Pemantauan
1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawacara, dan dokumentasi.
3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas
satuan pendidikan.
b. Supervisi
1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian
contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi
3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
c. Evaluasi
1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: [a]
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan standar proses, dan [b] mengidentifikasi kinerja guru
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
d. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
e. Tindak lanjut
1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar.
2) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang
belum memenuhi standar.
3) Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran
lebih lanjut.
7. Hubungan yang efektif antara sekolah dan keluarga
Hubungan keluarga dengan sekolah biasanya dibentuk pihak
sekolah dengan memberikan informasi penting kepada orangtua seputar
kemampuan anak yang berhasil dipetakan di sekolah, menyampaikan
pentingnya dukungan dari keluarga untuk keberlangsungan kegiatan
belajar anak, sampai kondisi rumah seperti apa yang kondusif untuk anak
belajar. Guru menjadi ujung tombak harmonisnya hubungan keluarga
dengan sekolah, karena gurulah yang bertugas menyampaikan informasi
penting ke orangtua demi terwujudnya kondisi dasar yang dibutuhkan
anak untuk belajar dengan baik di lingkungan keluarganya.
Dalam melaksanakan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Memahami Sifat yang Dimiliki Siswa
Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua
anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan
modal dasar bagi berkembangnya sikap/pikiran kritis dan kreatif. Oleh
karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah
agar menjadi tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi
anugerah Tuhan itu. Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian
guru terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang
menantang dan dorongan agar siswa melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi
siswa.
2. Memahami Perkembangan Kecerdasan Siswa
Menurut Jean Piaget dalam Syah (2008: 29-33), perkembangan
kecerdasan akal/perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam empat
tahap, yakni: Sensory-motor (Sensori-motor/0-2 tahun) Pre-operational
(Pra-operasional / 2-7 tahun) Concrete-operational (Konkret-operasional /
7-11tahun) Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun ke atas).
Selama kurun waktu pendidikan dasar dan menengah, siswa mengalami
tahap Concrete-operational dan Formal-operational.
3. Mengenal Siswa Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa
yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah dengan cara ”tutor sebaya”. Dengan mengenal
kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan kita dapat membantunya
sehingga belajar siswa tersebut menjadi optimal.
4. Memanfaatkan Perilaku Siswa Dalam Pengorganisasian Belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas
dengan baik apabila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, siswa perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang.
5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan
Kemampuan Memecahkan Masalah
Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah
karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan siswa pada
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis
untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu
dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan
memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang
kritis. Pertanyaan dengan kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...”
dan “Apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada pertanyaan dengan kata-
kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di mana?”.
6. Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang
Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan
inspirasi bagi siswa lain. Materi yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, pasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang
kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena
dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.
7. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan sumber yang
sarat dengan bahan belajar siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar dan objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam
belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar
kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar / diagram.
8. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan
Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam
belajar. Pemberian umpan balik (feedback) dari guru kepada siswa
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka.
9. Membedakan Antara Aktif Fisik dengan Aktif Mental
Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan para siswa
sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok dan
para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik
seperti ini bukan ciri berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena
aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara
fisik (phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara
mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan
tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun
dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan
dengan prinsip PAIKEM.
C. Penerapan Paikem Dalam Proses Pembelajaran
PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Evektif, dan Menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran
adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi,
ilmu pengetahuan, maupun pengalaman oleh peserta didik sediri7
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan
yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah
tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola
KBM yang mendorong siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran
Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
Percobaan
Diskusi kelompok
7 Isma’il SM, Loc.Cit
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan, misalnya:
Alat yang tersedia atau yang dibuat
sendir
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan,
atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri.
Menulis laporan hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan anak
sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
Siswa dikelompokkan sesuai
dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan
dengan kemampuan kelompok
tersebut.
Siswa diberi tugas perbaikan atau
pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari.
Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-
hari
Menilai KBM dan kemajuan belajar
siswa secara terus-menerus
Guru memantau kerja siswa.
Guru memberikan umpan balik.
KESIMPULAN
Heppy learning adalah belajar yang menyenangkan, sedangkan pendekatan
diartikan sebagai sebuah konsep keilmuan yang digunakan oleh para peneliti
dalam mencari kebenaran hasil penelitian, misalnya pendekatan sosiologis,
psikologis dan historis
Pembelajaran Paikem untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi
yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi mereka miliki. Di
samping itu, pembelajaran aktif juga untuk menjaga perhatian siswa atau anak
didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dan dalam proses kegiatan
belajar mengajar akan lebih mudah dipahami serta lebih lama diingat siswa,
apabila siswa dilibatkan secara aktif baik mental, fisik, dan sosial. Dalam
pelaksanaan pembelajaran aktif guru dapat menggunakan berbagai metode yang
sesuai dengan kondisi siswa. Penggunaan metode belajar aktif dalam kegiatan
belajar mengajar akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan kondisi belajar dan
kemampuan guru dalam melaksanakan metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Prasada, 2002),
Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan (PAKEM)”, Bahan Pelatihan, UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung, 2009,
Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan
Sarjuli et al.). Yogyakarta:Yappendis. 2004
Isma’il SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
Rasail Media Group, 2008)
Yudhi munadhi, media pembelajaran. Gaung persada(Jakarta:2008) hal.6
Darmansyah.2011.Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan
Humor.Jakarta:Bumi Aksara
http://karyatulisdodo.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-
ar_14.html di akses pada tanggal 19 Maret 2014 Jam 09.48 Wib