IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat...

47
IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA MAN 2 KUDUS SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh Zedha Hammi 1102410002 KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat...

Page 1: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS

XI IPA MAN 2 KUDUS

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh

Zedha Hammi

1102410002

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA

Man 2 Kudus” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke siding panitia

ujian skripsi Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Agustus 2017

Semarang, Agustus 2017

Page 3: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari :

Tanggal : September 2017

Panitia Ujian

Ketua Sekertaris

Penguji II Penguji III

Penguji I

Page 4: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini hasil penelitian saya sendiri, bukan

buatan orang lain dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain baik sebagian

maupun secara keseluruhan. Pendapat ataupun temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 21 Agustus 2017

Zedha Hammi

NIM. 1102410002

Page 5: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Hiduplah seperti pohom kayu yang lebat buahnya. Hidup di tepi jalan dan

dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.” (Abu bakar Sibli)

Tiada hal yang terlambat jika untuk memulai dari sekarang. Kerjakan sekarang

atau keberhasilan tidak diperoleh. (Zedha Hammi)

.

PERSEMBAHAN :

1. Universitas Negeri Semarang Almamaterku

tercinta

2. MAN 2 Kudus yang telah mengijinkan saya

melakukan penelitian disana.

3. Untuk orang tuaku sekaligus guru yang selalu

membimbingku dunia akhirat.

4. Teman-teman TP 2010.

Page 6: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus”. Skripsi

ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan dalam bidang Teknologi Pendidikan pada Program

Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Fathurokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan serta pelayanan akademik kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan pelayanan akademik dan fasilitas

pendidikan kepada penulis.

3. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd., Dosen pembimbing dan juga se laku

Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah

memberikan bimbingan skripsi dan kepercayaan kepada penulis untuk

melakukan penelitian tentang Implementasi Google Classroom pada Kelas

XI IPA MAN 2 Kudus.

Page 7: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

vii

4. Drs. Budiyono, M. S. sebagai dosen penguji I, yang telah menguji skripsi

ini dengan penuh keikhlasan dan ketulusan dalam memberikan

pengarahan dan petunjuk.

5. Drs. Suripto, M. Pd. sebagai dosen penguji II, yang telah menguji skripsi

ini dengan penuh keikhlasan dan ketulusan dalam memberikan

pengarahan dan petunjuk.

6. Seluruh dosen di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang

telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas

Negeri Semarang.

7. Azhar Latif S. Kom., Staf ahli puskom di MAN 2 Kudus yang turut

membantu serta membimbing dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Para Guru MAN 2 Kudus yang senantiasa membantu dalam proses jalannya

penelitian untuk skripsi ini.

9. Mama tercinta yang selalu memberikan semangat dan do’a dalam keadaan

apapun diriku saat ini.

10. Keluarga besar kurikulum teknologi pendidikan dan teman-teman TP

2010. Semoga sukses dan jaya selalu.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik

secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan

demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis sadar bahwa menyusun penelitian ini masih jauh dari

sempurna, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan tugas-

Page 8: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

viii

tugas kami di masa yang akan datang. Penulis berharap penelitian ini

memberikan kontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tanah air.

Semarang, Juli 2015

Zedha Hammi

NIM. 1102410002

Page 9: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

ix

ABSTRAK

Zedha Hammi. 2017. Implementasi Google Classroom Pada Kelas XI IPA

MAN 2 Kudus. Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan.

Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing

Drs. Sugeng Purwanto M. Pd.

Kata Kunci : e-learning, media pembelajaran, internet, google classroom,

LMS, GAFE

Sumber belajar merupakan komponen yang penting dalam proses

belajar mengajar. Seiring perkembangan zaman, sumber belajar kini tidak

hanya terpaku oleh buku cetak, namun juga dapat memanfaatkan teknologi

e-learning sebagai sumber belajar. Oleh karena itu MAN 2 Kudus juga

memanfaatkan teknologi informasi untuk proses kegiatan pembelajaran

dengan implementasi Google Classroom. Tujuan dari Penelitian ini adalah

(1) Untuk mengetahui proses implementasi google classroom pada proses

pembelajaran mata pelajaran IPA. (2) Untuk mengetahui persepsi peserta didik

terhadap pemanfaatan google classroom sebagai media pembelajaran pada

mata pelajaran IPA. (3) Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kendala

pemanfaatan google classroom sebagai media pembelajaran pada mata

pelajaran IPA.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus

yang dilakukan di MAN 2 Kudus. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Selanjutnya data

dianalisis, data kontekstual meliputi tiga prosedur yaitu: (1) reduksi; (2)

penyajian data; (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Analisis hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : (1)

Proses perencanaan implementasi Google Classroom di MAN 2 Kudus

dilakasanakan dengan baik dengan ditunjukan bahwa telah diadakan

pelatihan khususs yang diselenggarakan oleh pihak sekolahan (2) Bagi

siswa penerapan Google Classroom sebagai media pembelajaran

masih kurang efektif disebabkan; a. Google Classroom tidak

memiliki fasilitas menulis rumus dan menyertakan gambar untuk

penugasan mapel IPA. b. terkendala akses internet dari tidak adanya

jaringan data maupun kurangnya hardware pendukung semua siswa

untuk pelaksanakan pembelajaran e-Learning. c. Masih banyaknya

siswa yang terlambat mengirim tugas dengan alasan durasi waktu

penugasan dari guru yang singkat. (3) Masih kurang efektif digunakan

sebagai media pembelajaran mata pelajaran IPA dikarenakan para guru masih

butuh tatap muka langsung untuk menjelaskan materi pelajaran. Dan ada

kekurangan fitur untuk menulis rumus dan menyertakan gambar ketika

membuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay.

Dalam rangka pengoptimalan implementasi Google Classroom,

pihak sekolah dapat memberikan fasilitas akses free wifi di semua tempat

gedung sekolahan dan komputer umum untuk bisa digunakan dengan para

siswa. Serta masukan ke Google untuk dikembangkan lagi fitur menulis rumus

& menyertakan gambar dengan mudah.

Page 10: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

x

DAFTAR ISI

SKRIPSI .................................................................................................................. 1

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 6

2.1. Pembelajaran ............................................................................................ 6

2.1.1. Pengertian Pembelajaran....................................................................... 6

2.1.2. Pola Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas ................................ 9

2.1.3. Pola Pembelaaran berdasarkan Teknologi dan Informasi ................... 10

2.2. Pengertian Persepsi ................................................................................. 14

2.2.1. Ciri-ciri Umum Dunia Persepsi .......................................................... 15

Page 11: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

xi

2.2.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi ........................... 16

2.3. E- Learning ............................................................................................. 18

2.3.1. Pengertian e- Learning ........................................................................ 18

2.3.2. Fungsi e- Learning .............................................................................. 20

2.3.3. Learning Management System (LMS) ............................................... 23

2.4. Efektivitas E- Learning .......................................................................... 24

2.5. Pengertian Google Classroom ................................................................ 26

2.6. Langkah pengaplikasian Google Classroom .......................................... 28

BAB 3 METODE PENELEITIAN ....................................................................... 30

3.1. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 30

3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................... 30

3.3. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 31

3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 32

3.4.1. Metode wawancara ............................................................................. 32

3.4.2. Metode Observasi ............................................................................... 33

3.4.3. Metode Dokumentasi .......................................................................... 34

3.5. Objektivitas dan Keabsahan Data ........................................................... 35

3.6. Metode Analisis Data ............................................................................. 36

3.6.1. Pengumpulan Data .............................................................................. 36

3.6.2. Reduksi Data ....................................................................................... 36

3.6.3. Sajian Data .......................................................................................... 36

3.6.4. Penarikan Kesimpulan Data................................................................ 36

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 38

4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 38

Page 12: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

xii

4.1.1. Profil MAN 2 Kudus........................................................................... 38

4.1.1.1. Sejarah ............................................................................................. 38

4.1.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan ..................................................................... 40

4.1.1.3. Lokasi dan Fasilitas ......................................................................... 42

4.1.1.4. Struktur Organisasi MAN 2 Kudus ................................................. 44

4.1.2. Implementasi google classroom pada proses pembelajaran mata

pelajaran IPA. .................................................................................................... 45

4.1.3. Persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan google classroom sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran IPA. ................................................. 51

4.1.4. Persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan google classroom sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran IPA. ................................................. 55

4.2. Pembahasan ............................................................................................ 58

4.2.1. Pembahasan Implementasi Google Classroom Sebagai Media

Pembelajaran di MAN 2 Kudus ........................................................................ 59

4.2.2. Pembahasan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Google

Classroom Sebagai Media Pembelajaran IPA di MAN 2 Kudus ...................... 60

4.2.3. Pembahasan Persepsi Guru Terhadap Implementasi Google Classroom

Sebagai Media Pembelajaran IPA di MAN 2 Kudus ........................................ 63

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 65

5.1. Simpulan ................................................................................................. 65

5.2. Saran ....................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN .......................................................................................................... 69

Lampiran 1 surat ................................................................................................... 70

Lampiran 2 surat ................................................................................................... 71

Lampiran 3 daftar guru.......................................................................................... 72

Page 13: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

xiii

Lampiran 4 daftar pegawai.................................................................................... 74

Lampiran 5 pedoman observasi ............................................................................ 75

Lampiran 6 frekuensi observasi ............................................................................ 77

Lampiran 7 pedoman observasi ............................................................................ 78

Lampiran 8 pedoman observasi ............................................................................ 84

Lampiran 9 hasil observasi ................................................................................... 86

Lampiran 10 hasil instrument wawancara............................................................. 87

Page 14: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model pola pembelajaran jenjag SMA dengan pembelajaran berbasis

TIK melalui pemberdayaan otak ……………………………… 9

Gambar 2.2 tampilan awal Google Classroom ……………………………….. 24

Gambar 3.1 Triangulasi “Teknik”………………………………………….. 32

Gambar 3.1 Teknik analisis data ………………………………………….. 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 2 Kudus…………………………..... 42

Page 15: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peserta didik zaman sekarang ini tampak terlibat dalam banyak

tugas teori maupun praktik setiap harinya, dari cetak maupun soft file.

Mereka tinggal di dunia media yang membosankan rata-rata menghabiskan

waktu hampir enam setengah jam setiap harinya bersama media (penelitian

A Kaiser Family Foundation Study,2005:87(dalam schrum,2013:87)).

Seorang pengguna multimedia bisa mengerjakan menonton televisi sambil

mengirim pesan singkat dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ketika

bermain video game, biasanya mengerjakan tugas kelompok dalam waktu

yang lama. Secara bersamaan para orang saat ini bisa berperan sebagai

aktor, sutradara, editor, dan penerbit ketika dihadapkan dengan aplikasi

sosial media seperti menggunakan facebook. Peserta didik mengharapkan

guru untuk membimbingnya melalui era informasi ini, bukan mendiktenya

atas jawaban benar atau salah atas pertanyaan ulangan yang google dapat

segera sediakan dalam hitungan detik melalu alat bantu multi modal

seperti teks, gambar, audio, dan video.

Proses pembelajaran sesungguhnya memiliki peran penting dalam

upaya meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga pembelajaran yang

diselenggarakan dengan mengedepankan kebermaknaan dan kemanfaatan

bagi pembelajar. Hal tersebut diharapkan untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan peserta didik dalam

Page 16: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

2

mengeksplorasi dan menggali potensinya secara optimal dengan kreatif,

inovatif, dan menyenangkan. Pembelajaran saat ini, lebih diarahkan pada

aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi canggih dengan harapan

dapat membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran secara interaktif,

produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan menyenangkan. Selain itu,

siswa juga diharapkan memiliki life skill dari aplikasi teknologi tersebut.

Menurut Miarso (2005:50) Perkembangan ilmu dan teknologi

merupakan salah satu produk dari manusia yang terdidik, dan pada

gilirannya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu

mengambil manfaat dan bukan menjadi korban dari perkembangan ilmu

dan teknologi sendiri. Mendalami serta mengambil manfaat dari

perkembangan ilmu dan teknologi tidak mungkin dilakukan oleh semua

manusia dengan kadar dan waktu yang sama. Keterbatasan manusia dan

waktu menuntut adanya spesialisasi yang semakin menajam.

Program pembelajaran merupakan proses yang terpenting karena

dari sinilah terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di

sini pula campur tangan langsung antara pendidik dan peserta didik

berlangsung sehingga dapat dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat

tergantung dari perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Dengan

demikian dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika terjadi

perubahan perilaku pendidik dan peserta didik. Dengan demikian posisi

pengajar dan peserta didik memiliki posisi strategis dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran (Surakhmad, 2000: 31). Kualitas pembelajaran yang

Page 17: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

3

dimaksudkan adalah tinggi rendahnya antusias siswa dalam pembelajaran

dan efektif tidaknya prosesnbelajar mengajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang didalamya tersirat hasil belajar siswa.

Dengan adanya era teknologi yang semakin berkembang ini maka

progam pembelajaran diarahkan untuk bisa memanfaatkan teknologi

dengan lebih baik. Salah satu pemanfaatan teknologi saat ini adalah e-

Learning menggunakan web untuk mengaksesnya. Tidak memmungkiri

karena banyak peserta didik sekarang memiliki smart phone jadi lebih

mudah untuk mengaksesnya dari manapun berada dan kapanpun juga.

Pemanfaat e-learning yang biasa dikembangkan saat ini adalah

menggunakan LMS (Learning Management System).

MAN 2 Kudus merupakan sekolah yang telah memanfaatkan e-

Learning sebagai media pembelajaran sudah selama satu setengah tahun

terahir ini. Kegiatan pembelajaran menggunakan media e-learning di

sekolah tersebut memanfaatkan aplikasi google classroom. Dalam proses

pembelajaran siswa diberikan penugasan oleh guru dan mengirimkan hasil

laporannya ke aplikasi google classroom. Selain itu juga siswa diberikan

materi tambahan guna memahami lebih luas materi yang mungkin belum

bisa tersampaikan langsung ketika tatap muka di kelas. E-learning

merupakan media alternatif untuk memberikan soal-soal ujian test dan

imrpovisasi media yang tidak selalu menggunakan media cetak. Akan

tetapi pada pelaksanaannya ada beberapa guru yang masih belum

menggunakan media google classroom pada pembelajarannya tersebut.

Page 18: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

4

Berdasarkan kondisi di atas, peneliti akan mengkaji sejauh mana

penerapan media google classroom pada pembelajaran di MAN 2 Kudus

dan diharapkan dengan penelitian tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi

terhadap pengembangan media e-learning yang ada di sekolahan. Dalam

peneitian diajukan judul “Implementasi Google Classroom Pada Kelas XI

IPA Man 2 Kudus”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya:

1.2.1 Bagaimana proses implementasi google classroom pada proses

pembelajaran mata pelajaran IPA?

1.2.2 Bagaimana persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan google

classroom sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA?

1.2.3 Bagaimana persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan google

classroom sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini:

1.3.1 Untuk mengetahui proses implementasi google classroom pada

proses pembelajaran mata pelajaran IPA.

1.3.2 Untuk mengetahui persepsi peserta didik terhadap pemanfaatan

google classroom sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran

IPA.

Page 19: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

5

1.3.3 Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan

google classroom sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran

IPA.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai implementasi

pembelajaran menggunakan e-Learning. Disamping itu, dapat diketahui

bagaimana guru mata pelajaran ipa dalam implementasi pembelajaran

berbasis Google classroom di MAN 2 Kudus.

Manfaat Praktis

Bagi Sekolahan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai masukan kepada sekolahan dalam melengkapi sarana dan prasana

yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran berbasis e-

Learning, dalam kaitannya Pengembang Teknologi Pendidikan dalam

mengimplementasikan google classroom.

Page 20: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” yang berarti

suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

laku ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain

yang ada pada diri individu yang sedang belajar (Sujana, 2000:28).

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dala system pengajaran terdiri siswa pengajaran terdiri dari siswa,

guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan tulis,

slide, audio, video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas,

perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Yusufhadi Miarso (2004: 528) memaknai istilah pembelajaran

sebagai usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang

membentuk diri secara positif dalam kondisi lingkungan tertentu. Rusman

(2013: 134) mendefinisikan pembelajaran pada hakikatnya merupakan

suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara

Page 21: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

7

langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu

dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Gagne dalam Benny

A.Pribadi(2010: 9) mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai “a set of

event embedded in purposeful activities that facilitate learning”.

Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan

dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang didalamnya terdapat

aktivitas belajar sebagai kepentingan pembelajar dengan adanya interaksi

antara pendidik dan peserta didik. Dimana untuk mewujudkan

pembelajaran diperlukan proses pembelajaran. Sebagaimana ditegaskan

oleh Wina Sanjaya (2006: 13) bahwa proses pembelajaran merupakan

suatu sistem. Hal ini terjadi karena pembelajaran adalah kegiatan yang

bertujuan untuk membelajarkan siswa sehingga rangkaian kegiatan dalam

pembelajaran dijabarkan secara tersistematis dengan adanya

kesinambungan antar komponen.

Proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dalam

lingkungan belajaradalah sebuah proses yang tidak bisa diindahkan dalam

konteks pengelolaanpembelajaran. Terkait dengan hal ini, Sagala

(2003:61) menjelaskan pembelajaran sebagai suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Hal ini menunjukkan

Page 22: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

8

bahwa pembelajaran mengarahkan pada proses menuju adanya perubahan

tingkah laku ke arahyang positif. Selain itu, pembelajaran dapat dikelola

dengan teratur, sistematis, danmengedepankan seluruh aspek pendidikan.

Oleh karena itu, dalam proses ini dapat memberikan stimulasi dengan

melibatkan unsur-unsur pedagogis sehingga dapat tercapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar.

Selain itu, Sa’ud (2010:124) memaparkan bahwa pembelajaran

merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. Dalam hal ini, pembelajaran

mengarahkan adanya interaksi yang harmonis antara pendidik dengan

peserta didik. Lingkungan belajar juga menjadi hal yang penting dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat memberikan

manfaat dalam proses komunikasi dan interaksi pembelajar. Dengan

demikian, pembelajaran diarahkan pada proses yang saling membutuhkan

dalam memperoleh ilmu pengetahuan secara komprehensif.

Melalui pembelajaran ini, siswa dapat melakukan kegiatan sesuai

dengan potensi yang tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan tepat

sasaran. Maka pembelajaran ini menjadi hal penting sehingga dapat

membangkitkan siswa untuk dapat mengetahui lebih dalam pengetahuan

yang diinginkannya.

Page 23: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

9

2.1.2. Pola Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas

Gambar 2.1 Model pola pembelajaran jenjag SMA dengan

pembelajaran berbasis TIK melalui pemberdayaan otak

Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi maka analisis

terhadap unsur peserta didik serta komponen desain instruksional lebih

Interaksi belahan otak

melalui Frontal, Temporal,

Parieal dan Occiptal

Kreativitas berdasarkan Interaksi

Dimensi dalam Meta kecerdasan

diperluas dengan pemaknaan ganjaran

dan relaksasi untuk berpikir Lateral

POLA PEMBELAJARAN

UNTUK SMA Analogi

berpikir Abstraksi, dan

Perasaan

Adaptasi, Modalitas dan

Fleksibilitas Kognitif yang

berkembang dalam

Koordinasi Kinestetik

Multi Media Interaktif

(MMI)

Prosedur desain Intruksional berbasi Teknologi Informasi

dan Komunikasi:

• Need assessment

• Instructional Prompt (Identitas, Petunjuk)

• Menu Utama (Tujuan, Materi, Evaluasi)

• Alur Pembelajaran

• Stimulus-Respons terkondisi dan Refleksi

Page 24: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

10

berkembang lagi, di mana kedua analisis terhadap pola pembelajaran yang

didesain. Misalnya dalam abstraksi sebagai unsur meta kecerdasan peserta

didik jenjang SMA harus dijembatani oleh aplikasi teknologi instruksional

yang memang mampu mengoptimalkan kemampuan belajar peserta didik

yang bersangkutan. Kondisi ini berbeda dengan pola pembelajaran pada

jenjang Pendidikan sebelumnya. Kehadiran analog berpikir dan jenis

model logika pembelajaran MMI menunjukan bahwa kompleksnya pola

pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik sangat menuntut para

desain prosedur pembelajran untuk bisa menciptakan ICTyang

mendukung kearah terciptanya inter-TraiNet dalam proses

pembelajarannya. (Abdulhak,Ishak & Darmawan, Deni. 2013: 230-231)

2.1.3. Pola Pembelaaran berdasarkan Teknologi dan Informasi

Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang

ditandai dengan pesatnya produk dan pemanfaatan teknologi informasi,

maka konsepsi penyelenggaraan pembelajaran telah beregeser pada upaya

perwujudan pembelajaran yang modern. Pada dasarnya, ciri modern di

sini sebelumnya telah dicapai dalam perkembangan dunia Pendidikan dan

pembelajaran, namun hal itu masih dalam taraf software intelligence. Hal

tersebut berkembang sejak para tokoh teori belaar, seperti Pavlop,

Skinner, Ausubel, Gagne, Bloom, menemukan pola-pola berpikir dan

pengondisian belajar manusia. Namun demikian sensitivitas yang dimiliki

manusia tidak selamanya menetap, dan lahirlah konsep-konsep

pembelajaran yang mencoba menggabungkan produk software

Page 25: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

11

intellengence tersebut dalam komponen hardware intelligence- nya yang

berkembang setelah Heinich, Briggs, dan Rachey mengembangan konsep

Teknologi Pembelajaran, yang walaupun konsep dasarnya konsep

Teknologi Pendidikan ini masih tertujupada upaya melahrikan prosedur-

prosedur pemecahan masalah belajar manusia, namun salah satu

pemecahan tersebut dewasa ini di antaanya telah ditemukan yaitu

inovasidalam model pembelajaran berbasis teknologi informasi

diantaranya adalah animation learning, games learning, tutorial computer

based learning.

Seiring dengan temuan dan perkembangan software dan hardware

dalam upaya mewujudkan konsep pembelajaran modern, maka di era

tahun 1997-sekarang ini, kelompok software intelligence ini berhasil

menemukan pola-pola berpikir dan pemberdayaan kemampuan otak

manusia yang mampu mengimbangi kecepatan kerja produk hardware

intelligence, merreka inilah yang memunculkan konsep-konsep belajar

quantum, accelerated learning, intergrated learning. Dari uraian di atas,

maka konsep-konsep pembelajaran modern diharapkan mampu

menggabungkan produk dari kelompok-kelompok software intelligence

dan hardware intelligence dalam dunia pembelajaran.

Pandangan dasar TIK awalnya sederhana, yaitu mereka hanya

diciptakan untuk membantu mempercepat segala sesuatu yang

berhubungan dengan pengemasan, transformasi, dan penyebaran serta

penampilan informasi. Akan etapi jika ditelaah lebih jauh ternyata bahwa

Page 26: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

12

cara kerja teknologi informasi ini bersifat mendalam. Sebagai contoh

dalam menganalisis perilaku manusia, maka teknologi informasi akan

berusaha menampilkan apa yang tidak mampu dilihat atau didengar

dengan alat indra. Di sisi lain ia juga mencoba menguraikan apa yang

tidak bisa diuraikan dengan kemampuan peta konsep manusia yang masih

terbatas dengan penglamannya, dengan demikian keluasan pengalaman

akan mampu dibantu oleh analisis kerja teknologi infromasi ini.

System-sistem computer dapat menyampaikan pembelajaran secara

langsung kepada para siswa melalui cara berinteraksi dengan amata

pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem, inilah yang disebut

pengajran dengan bantuan computer. CAI (Computer Assisted Instructon)

merupakan program yang popular pada era 60-an, yang merupakan awal

perkembangan computer dan pemanfaatannya untuk mengembangkan

model belajar, khususnya model belajar terprogram. Perkembangan

teknologi computer membawa banyak perubahan pada sebuah program

aplikasi seharusnya didesain terutama pada upaya menjadikan teknologi

ini mampu memanipulasi keadaan sesungguhnya. Penekanannya terletak

pada upaya berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar

mengajar sebagai interakasi kognitif antara siswa, materi subjek, dan

intruktur (dalam hal ini computer yang diprogramkan).

Kegiatan instruksional, dengan bantuan computer atau lebih diknela

sebagai Computer Based Instruction (CBI) merupakan istilah umum untuk

segala kegiatan belajar yang menggunakan computer, baik sebagian

Page 27: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

13

maupun secara keseluruhan. (Setiadi dan Agus 2000: 3) dewasa ini, CBI

telah berkembang menjadi berbagai model dimulai dari CAI (Computer

Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CAPA (Computer

Assisted Personilized Assigment), dan ITS (Intellegent Tutoring System).

Sejumlah studi mengenai efektivitas pemanfaatan computer untuk

membantu proses pembelajaran (CAI) pernah dilakukan, di antaranya:

Suppes dan Star (1972), dalam salah satu studi suatu sampel besar yang

terdiri dari kelas 1 sampai 6 di Missisippi diberikan latihan berhitung

selama 10 menit dengan menggunkan terminal computer. Hasilnya, 7 dari

7 perbandingan yang dibuat menunjukan kelompok eksperimental (yang

menggunakan program CAI) memperoleh hasil yang lebih baik dari

kelompok yang tidak memakai computer.

Terdapat penghematan waktu yang signifikan anatara siswa yang

menggunakan program CAI, di mana mereka mampu menyelsaikan

pelajaran rata-rata 13,75 jam dengan siswa yang menggunakan proses

tatap muka yang ternyata memerluan waktu yang lebih lama yaitu rata-

rata 24 jam. (Homsyer,1970). Efek CAI bagi para siswa dalam

mempelajari Bahasa hasilnya membuktikan Bahasa siswa kelompok

eksperimen sebanyak 73% menyelesaikan dengan penuh pelarajaran

selama setahun sedangkan kelmpok non eksperimen, hanya 32% yang

bertahan hingga pelajaran selesai. Rata-rata kesalahan yang dilakukan

oleh kelompok eksperimen dalam ujian catur wulan lebih sedikit secara

Page 28: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

14

signifikan untuk siap satu dari tiga ujian yang ditempuh. (Abdulhak,Ishak

& Darmawan, Deni. 2013: 231-234)

2.2. Pengertian Persepsi

Menurut Irwanto (2002:71), proses diterimanya rangsangan

(objek, kualitas, hubungan antargejala, maupun peristiwa) sampai

rangsangan itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Karena persepsi

bukan sekedar pengindaraan, maka ada penulis yang menyatakan persepsi

sebagai the interpretation of experience (penafsiran pengalaman). Karena

persepsi terjadi setelah penginderaan.

Pengertian persepsi tersebut menggambarkan bahwa persepsi

seseorang terjadi setelah rangsangan diterima oleh alat indera dan

kemudian disadari dan dimengerti, setelah persepsi disadari dan

dimengerti maka terjadilah penafsiran pengalaman. Penafsiran

pengalaman tersebut yang biasa juga disebut oleh beberapa ahli sebagai

persepsi. Sedangkan menurut Rakhmat (2007:51), persepsi adalah

pengalaman tentang objek peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory

stimuli).

Definisi lain tentang persepsi adalah aktivitas jiwa yang

memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai

kepadanya melalui alat- alat inderanya; dengan kemampuan inilah

manusia mengenali lingkunan hidupnya (Sabri, 1993:46).

Page 29: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

15

Beberapa definisi di atas terdapat kesamaan bahwa persepsi

merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting yang

dipengaruhi stimulus yang memungkinkan untuk mengetahui dan

memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia

mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi

atau data yang senantiasa mengitarinya.

2.2.1. Ciri-ciri Umum Dunia Persepsi

Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini

disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaa

yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi tersebut

menurut Irwanto (2002:72), yaitu:

1. Modalitas

Rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan

modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dari masing-

masing indera (cahaya untuk pengelihatan; bau untuk penciuman;

suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi

peraba dan sebagainya).

2. Dimensi ruang

Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita

dapat mengatakan atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar

depan-latar belakang, dan lain-lain.

3. Dimensi waktu

Page 30: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

16

Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat-

lambat, tua-muda dan lain-lain.

4. Berstruktur, konteks, keseluruhan yang menyatu

Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan

mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan

konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu. Kita melihat

meja tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu, disaat tertentu,

letak/posisi tertentu dan lain-lain.

5. Dunia penuh arti

Dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung

melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang

mempunyai makna bagi kita, yang ada hubugannya dengan tujuan

dalam diri kita.

Menurut Irwanto (2002:72), bahwa persepsi bukan sekedar

penginderaan karena rasa manis dapat diinterprestasi secara amat berbeda

tergantung apa yang menyebabkan, dan dari konteks yang lebih luas

(kebiasaan, selera, dan lain-lain). Akan tetapi proses diterimanya

rangsangan sangat penting artinya. Penginderaan inilah yang membuat

sadar akan adanya rangsangan.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi

Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Irwanto

(2002:96), adalah :

a) Perhatian yang selektif

Page 31: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

17

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak

harus menaggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu,

individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang

tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak

akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.

b) Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih

menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar

diantara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan

yang intensitas rangsangan paling kuat.

c) Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda

dalam pengamatannya disbanding seorang bukan seniman.

Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan

ekonomi rendah melihat koin (mata uang logam) lebih besar

dibandingkan anak-anak orang kaya.

d) Pengalaman Terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita

tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang

Mentawai di Pedalaman Siberut atau saudara-saudara kita di

pedalaman Irian.

Page 32: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

18

2.3. E- Learning

2.3.1. Pengertian e- Learning

e-Learning merupakan satu istilah yang dapat kita temukan dalam

duni computer atau internet. Istilah ini terdiri dari dua bagian, yaitu “e”

yang berarti ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi

e-Learning dapat diterjemahkan sebagai suatu system pembelajran yang

menggunakan perangkat elektronik sebagai medianya.

e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar siswa ke siswa dengan

menggunkan media internet, intranet, atau media jaringan komputer

lainnya. (Darin E. Hartley, 2001)

Menurut Rosenberg (2001;28), e-Learning merupakan satu

penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam

jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu:

1. e-Learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk

memperbaharui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi

materi ajar atau infromasi.

2. Pengiriman sampai ke pengguna terahir melalui computer

dengan menggunakan teknologi internet yang standar.

3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang

pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

e-Learning memiliki berbagai persamaan istilah. Diantaranya adalah

Online Learning, internet Learning, Distance Learning, Network

Page 33: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

19

Learning, Virtual Learning. Walaupun demikian semuanya memliki

makna yang sama yaitu proses pembelajran dimana peserta didik berada

jauh dari pengajar. Selain itu, terdapat penggunaan suatu bentuk teknologi

elektronik sebagai media pembelaran.

Penggunaan e-Learning dalam proses pembelajran berkaitan erat

dengan penggunaan komputer. Dengan komputer proses belajra bisa

menjadi lebih dinamis karena komputer memliki beragam fitur. Dengan

demikian proses belajar menjadi meyenangkan.

Perkembangan e-Learning memang tidak dapat dipisahkan dari

teknologi internet yang mengalamai perkembangan pesat. Walaupun

demikian internet merupakan media yang sangat penting dalam e-

Learning. Dengan internet, pembelajarn online dapat dilangsungkan.

Menurut Allan J. Henderson, e-Learning adalah pembelajaran jarak jauh

yang menggunkan teknologi komputer atau biasanya internet (The e-

Learning Question and Answer Book, 2003). Henderson menambahkan

juga bahwa e-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui

komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi

mengikuti pelajaran di kelas. William Horton juga menjelaskan e-

Learning adalah pembelajaran yang berbasis web, artinya belajar dapat

dilakukan dengan mengakses internet.

e-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa

harus secara fisik hadir di kelas. e-Learning, seperti juga namanya

disampaikan dengan menggunkana media elektronik yang terhubung

Page 34: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

20

dengan internet (yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh

dunia) dan intranet (jaringan yang menghubungkan beberapa unit

komputer dalam suatu tempat).

e-Learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajran yang

dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun

informal. e-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan

kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun

berdasarkan jadwal yang telah disepakati puhak-pihak terkait (pengelola

e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya

tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oelh perusahaan pada

karywannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola universitas dan

perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang

bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. e-Learning

bisa juga dilakukan secara informal dengan interakasi yang lebi

sederhana, misalnya melalui saran mailing list, e-newsletter, atau website

pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jas,

program, pengetahuan atau ketrampilan tertentu pada masyarakat luas

(biasanya tanpa memungut biaya). (Rahmasari, Gartika & Rsmiati,

Rita.,2012:27-32)

2.3.2. Fungsi e- Learning

Berkenaan dengan e-Learning, Siahaan (2004) menyatakan bahwa

setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik tehadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction).

Page 35: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

21

1. Suplemen (tambahan)

e-Learning dikatakan berfungsi sebagai suplemen jika peserta

didik memiliki kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan

materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada

kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi

pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik

yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan

atau wawasan.

2. Komplemen (pelengkap)

e-Learning dikatakan berfungsi sebagai komplemen jika materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. e-Learning

sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik

diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.

e-Learning dikatakan sebagai pengayaan jika kepada peserta

didik diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran

elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.

Tujuannya untuk memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi

pelajarn yang telah diterima di kelas.

e-Learning dapat dikataan sebagai program remedial jika

peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran

pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan

materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus

Page 36: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

22

dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin

mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.

3. Subtitusi (pengganti)

e-Learning dapat dikatakan sebagai subtitusi jika e-Learning

dilakukan sebagai penggani kegiatan belajar, misalnya dengan

menggunakan model-model kegiatan pembelajaran.

Terdapat tiga model kegiatan pembelaaran yang dapat dipilih,

yaitu:

• Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)

• Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, dan

• Sepenuhnya melalui internet.

e-Learning memang bukanlah metode yang hanya digunakan di

dunia pendidikan saja. Penggunaanya meluas ke bidang yang lain

juga. Sekarng ini, semakin banyak pihak yang memanfaatkan e-

Learning sebagai sarana untuk pelatihan dan Pendidikan Karena

beberapa pertimbangan. Pertimbangan menggunakan e-Learning saat

ini, adalah sebagai berikut;

• Peningkatan kemampuan perangkat kompuer dalam mengolah data

lebih cepat dankapasitas penyimpanan data semakin besar.

• Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau

(tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah).

• Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui

internet. Memperpendek jarak dan mempermudah komunikasi.

Page 37: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

23

(Rahmasari, Gartika & Rsmiati, Rita.,2012:47-52)

2.3.3. Learning Management System (LMS)

LMS merupakan sebuah tool/software untuk membuat dan mengatur

suatu pembelajaran yang berkesinambungan secara online, perkuliahan

online misalnya. Perkuliahan online dapat dibayngkan dengan banyaknya

halaman-halaman web, gambar-gambar, animasi ataupun quiz yang

dilakukan secara online hal itu mebutuhkan adanya forum diskusi

pengajar dengan siswa.

e-Learning berkembang dengan dukungan penuh teknologi

informasi. e-Learning berkembang tidak sebatas Karena munculnya

teknologi-teknologi software baru melainkan lebih luas mencakup

pulaperkembangan teknologi perangkat komputer dan networking.

Secara garis besar, kontribusi atau peran dari perusahaan-

perusahaan atau vendor TI terhadap perkembangan implementasi e-

Learning dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sebagai technology

privider dan service provider. Technology provider fokus pada

pengembangan aplikasi e-Learning dan platform berbasi web. Mereka

mengembangkan software yang dibutuhkan, baik untuk penyusunan

material pembelajaran, hingga ke aplikasi pengelola system e-Learning

secara komprehensif. Technology provider mengembangkan software e-

Learning dan menjual lisensinya. Technology provider di bidang e-

Learning pun memiliki spesialisasi yang berbeda, misalnya

pengembangan LMS (Learning Management System).

Page 38: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

24

LMS (Learning Management System) berfungsi meyimpan,

mengelola dan mendistribusikan berbagai materi pelatihan atau ujian/tes

yang telah disiapkan. LMS dilengkapi dengan katalog online sehingga

pembelajaran dapat mengakses, memilih, dan menjalankan berbagai

materi pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log atau tracking

aktivitas setiap pelajar yang memanfaatkan e-Learning. (Rahmasari,

Gartika & Rsmiati, Rita.,2012:41-42)

2.4. Efektivitas E- Learning

Penggunaan e-Learning di era modern seperti sekarang ini

merupakan suatu langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan dalam

media pembelajaran. Dimana peserta didik selalu dituntut untuk mengikuti

perkembangan perubahan lingkungan ilmu yang dipelajarinya sesuai

dengan kebutuhan mereka. Dengan adanya e-Learning, semua informasi

yang terkait dengan materi baru dapat segera diperbaharui oleh guru atau

pengampu mata pelajaran di sistem manajemen pembelajaran ini.

Lingkungan belajar virtual yang digunakan oleh sekolah

memungkinkan guru atau pengampu mata pelajaran dapat mengelola

materi dan bertukar informasi dengan peserta didik untuk materi tertentu

yang diajarkan disetiap minggunya, semisal dalam waktu tertentu seorang

guru atau pengampu tidak dapat melakukan tatap muka secara langsung

terhadap peserta didik.

Keefektifan penggunaan e-Learning kuncinya terdapat pada

motivasi untuk belajar. Keefektifan didefinisikan sebagai waktu yang

Page 39: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

25

digunakan untuk menggunakan produk: “Hasil menunjukkan pentingnya

motivasi untuk belajar dan beban kerja dalam menentukan waktu agregat

yang dihabiskan di kursus e-learning '(Brown, 2005: 465).

Namun, Ketika proyek pembelajaran didefinisikan sebagai 'blended

e-Learning', waktu yang dihabiskan mungkin tidak selalu menjadi

indikator yang baik. Pembelajaran berlangsung: 'di luar dampak persepsi

terkait ekstrinsik, motivasi sosial dan pribadi adalah Pendorong penting

penggunaan forum diskusi dalam konteks e-learning. Disimpulkan bahwa

bahkan untuk orang dewasa Peserta didik, interaksi sosial dengan

instruktur dan interaksi kolaboratif dengan siswa sebaya penting untuk

meningkatkan pembelajaran dan partisipasi aktif dalam diskusi online

'(Jung et al, 2002: 153). Oleh karena itu seperti di Pembelajaran

tradisional, motivasi tidak hanya berdasarkan faktor individu.

Untuk solusi dan proses e-Learning, faktor utamanya adalah

'interaksi' dan 'latihan'. Pentingnya Faktor - faktor ini ditentukan sebagai

hasil pengkodean faktor - faktor yang mempengaruhi efektifitas dan juga

Kode termasuk alasan mengapa e-Learning itu atau tidak efektif. Faktor

yang saling terkait, seperti ‘instructional scaffolding’, ‘modelling’ dan

‘support’, digabungkan menjadi satu faktor, 'interaksi'. Meskipun

E-Learning sering dianggap sama atau lebih efektif dari pada belajar tatap

muka, interaksi umumnya dianggap penting untuk efektivitas e-Learning.

'Siswa menghargai interaksi dengan instruktur sebagai faktor

penting dalam pembelajaran online. Siswa baru memiliki tingkat

Page 40: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

26

keberhasilan yang lebih baik dalam kursus online yang dipimpin instruktur

daripada kursus online studi mandiri. Siswa dewasa Perlu pemodelan dan

perancah agar sukses di lingkungan online '(Jiang, Parent and Eastmond,

2006); ' Kelompok pelatihan yang didukung memiliki tingkat penyelesaian

program yang jauh lebih tinggi daripada yang independen Kelompok

'(Bennett-Levy et al, 2012). Dan 'Hasil menunjukkan bahwa guru dikaitkan

dengan peningkatan pembelajaran siswa Penggunaan teknologi.

Komunikasi online dengan teman sebaya dan para ahli mengurangi

isolasi guru, meningkatkan Praktek profesional dan memberi akses

terhadap perspektif dan pengalaman yang tidak tersedia, tetapi beban kerja

tambahan membuat beberapa guru merasa kecewa (Hawkes and Good

2000). Mengenai Faktor kontekstual menekankan perlunya

mempertimbangkan waktu yang tersedia bagi peserta didik dan beban

kerja yang diharapkan dari e-Learning (lihat juga Noesgaard, 2014).

(dalam jurnal Noesgaard, Signe Schack & Ørngreen, Rikke, 2015)

2.5. Pengertian Google Classroom

Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan

terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, google classroom bisa

menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-tugas

yang dikumpulkan (Herman, 2014). Dengan demikian, aplikasi ini dapat

membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses

belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik siswa

maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, menilai

Page 41: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

27

tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam

pelajaran.

Google classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah

interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan

kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan

yang dimilikinya kepada siswa. Guru memliki keleluasaan waktu untuk

membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada siswa

selain itu, guru juga dapat membuka ruang diskusi bagi para siswa secara

online. Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan

google classroom yaitu membutuhkan akses internet yang mumpuni.

Aplikasi google classroom dapat digunakan oleh siapa saja yang

tergabung dengan kelas tersebut. Kelas tersebut adalah kelas yang didesain

oleh guru yang sesuai dengan kelas sesungguhnya atau kelas nyata di

sekolah. Terkait dengan anggota kelas dalam google classroom Herma

(2014) menjelaskan bahwa google classroom menggunakan kelas tersedia

bagi siapa saja yang memiliki Google Apps for Education, serangkaian alat

produktivitas gratis termasuk gmail, dokumen, dan drive.

(https://support.google.com/edu/classroom/answer/6020279?hl=id).

Rancangan kelas yang mengaplikasikan google classroom sesungguhnya

ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan siswa tidak menggunakan kertas

dalam mengumpulkan tuganya. Hal ini sejalan dengan pendapat Herma

(2014) yang memaparkan bahwa dalam google classroom kelas dirancang

untuk membantu guru membuat dan mengumpulkan tugas tanpa kertas,

Page 42: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

28

termasuk fitur yang menghemat waktu seperti kemampuan untuk membuat

salinan google dokumen secara otomatis bagi setiap siswa. Kelas juga

dapat membuat folder drive untuk setiap tugas dan setiap siswa, agar

semuanya tetap teratur, Herma (2014).

Untuk mencoba Google Classroom bisa kunjungi situsnya di:

https://www.google.com/intl/en-US/edu/classroom/

Gambar 2.2 tampilan awal Google Classroom

2.6. Langkah pengaplikasian Google Classroom

Mengaplikasikan google clasroom tentunya bukan hal mudah bagi

guru yang tidak memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

Namun, sesungguhnya mengaplikasikan google classroom dapat dipelajari

dengan memperhatikan langkah-langkah berikut ini.

1. Buka website google kemudian masuk pada laman google classroom

2. Pastikan Anda memiliki akun Google Apps for Education. Kunjungi

classroom.google.com dan masuk. Pilih apakah Anda seorang guru

atau siswa, lalu buat kelas atau gabung ke kelas.

Page 43: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

29

3. Jika Anda administrator Google Apps, Anda dapat menemukan

informasi lebih lanjut tentang cara mengaktifkan dan menonaktifkan

layanan di Akses ke Kelas.

4. Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode

dengan kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di

dalam kelas nyata (di sekolah) sudah memberitahukan kepada siswa

bahwa guru akan menerapkan google clasroom dengan syarat setiap

siswa harus memiliki email pribadi dengan menggunakan nama

lengkap pemiliknya (tidak menggunakan nama panggilan/samaran).

5. Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi

melalui laman tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas

disimpan secara otomatis ke dalam folder di google drive.

6. Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan penguman

atau informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh

siswa di kelas nyata pada laman tersebut. Siswa dapat bertanya kepada

guru ataupun kepada siswa lain dalam kelas tersebut terkait dengan

informasi yang disampaikan oleh guru.

7. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu

pengumpulan di laman Tugas, dan mulai mengerjakannya cukup

dengan sekali klik.

8. Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum

menyelesaikan tugas, serta memberikan masukan dan nilai langsung di

Kelas.

Page 44: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

65

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi Google

Classroom pada kelas IPA di MAN 2 Kudus , maka didapat temuan,

analisis, dan pembahasan berdasarkan tujuan awal penelitian.

Pertama, proses implementasi google classroom sebagai media

pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Keunggulan pemanfaatan

google sebagai media pembelajaran adalah mudah dipakai dan dipahami

karena tampilannya simple dan menarik. Akses yang cepat bisa digunakan

dimana saja kapanpun saja dengan menginstal app google classroom lewat

playstore.

Kedua, dalam persepsi peserta didik penerapannya sebagai media

pembelajaran mata pelajaran IPA yaitu;

a. Google Classroom tidak memiliki fasilitas menulis

rumus dan menyertakan gambar untuk penugasan mapel

IPA.

b. Terkendala akses internet dari tidak adanya jaringan

data maupun kurangnya hardware pendukung semua

siswa untuk pelaksanakan pembelajaran e-Learning.

c. Masih banyaknya siswa yang terlambat mengirim tugas

dengan alasan durasi waktu penugasan dari guru yang

singkat.

Page 45: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

66

Ketiga, persepsi guru dalam implementasi Google Classroom

Masih kurang efektif digunakan sebagai media pembelajaran mata

pelajaran IPA dikarenakan para guru masih butuh tatap muka langsung

untuk menjelaskan materi pelajaran. Dan ada kekurangan fitur untuk

menulis rumus dan menyertakan gambar ketika membuat soal baik itu soal

pilihan ganda maupun soal esay.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul

Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA Man 2 Kudus, maka

peneliti menyarankan sebagai berikut:

1) Bagi Google Classroom untuk menyediakan fitur menulis rumus dan

menyertakan gambar pada menu soal baik soal pilihan ganda maupun soal

esay.

2) Guru, pemberian tugas atau laporan praktikum terhadap siswa jangan

terlalu singkat batas waktu pengirimannya sehingga menjadikan telat

mengirim tugas dan juga dengan memberikan pengurangan nilai bagi yang

terlambat tanpa mengetahui aspek yang jelas.

3) Pihak sekolah perlu melengkapai fasilitas akses internet wifi bagi daerah

gedung sekolah yang masih belum dapat akses internet dan komputer

umum untuk bisa digunakan siswa dengan mudah.

Page 46: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak,Ishak & Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi .2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Edisi Revisi VI). Jakarta: Bumi Aksara.

Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Prenhallindo.

Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Murhaini, Suriansyah. 2016. Menjadi guru professional berbasis Teknologi

Informasi & Komunikasi. Yogyakarta: LaksBang

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noesgaard, Signe Schack & Ørngreen, Rikke. 2015 The Effectiveness of E-

Learning: An Explorative and Integrative Review of the Definitions,

Methodologies and Factors that Promote e-Learning Effectiveness .

Denmark : Aalborg University

Rahmasari, Gartika & Rsmiati, Rita. 2012. e-Learning Pembelajaran Jarak Jauh

Untuk SMA. Bandung: Yrama Widya.

Rakhmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sabri, Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media

Schrum, Lynne. 2013. Teknologi Pendidikan bagi para pemimpin sekolah.

Jakarta: PT Indeks

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar ProsesnBelajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Page 47: IMPLEMENTASI GOOGLE CLASSROOM PADA KELAS XI IPA …lib.unnes.ac.id/31039/1/1102410002.pdfmembuat soal baik itu soal pilihan ganda maupun soal esay. Dalam rangka pengoptimalan implementasi

68

Swajati, G. W. 2005. Membuat CD Multimedia Interaktif untuk Bahan Ajar

ELearning.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN