IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

132
IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei ke PT. AR) Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar kesarjanaan NAMA : Muchamad Abdel NPM : 201214500174

Transcript of IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

Page 1: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

(Survei ke PT. AR)

Skripsi

diajukan untuk melengkapi

persyaratan mencapai

gelar kesarjanaan

NAMA : Muchamad Abdel

NPM : 201214500174

Page 2: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2015

Page 3: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3

D. Perumusan Masalah ............................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

F. Kegunaan Penelitian ............................................................... 4

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............. 7

A. Landasan Teori ....................................................................... 7

B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 52

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 54

D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 57

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 57

B. Metode Penelitian ................................................................... 57

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 60

D. Metode Pengumpulan Data..................................................... 63

E. Instrumen Penelitian ............................................................... 65

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 66

Page 4: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

LAMPIRAN

Page 5: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses bisnis suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan merupakan faktor

yang muncul didalam perusahaan itu sendiri seperti kegiatan operasional

perusahaan, karyawan dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

yang berasal dari luar perusahaan dan merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi langsung terhadap proses bisnis perusahaan seperti persaingan,

perkembangan teknologi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut harus selalu

diperhatikan oleh pihak manajemen perusahaan karena berpengaruh terhadap

proses bisnis perusahaan.

Sekarang ini kita hidup di empat zaman sekaligus, yakni zaman globalisasi

ekonomi, zaman teknologi informasi, zaman manajemen berkualitas, dan zaman

revolusi manajemen. Dari keempat zaman tersebut, zaman teknologi informasi

paling cepat berkembang dan paling cepat memberikan dampak pada proses bisnis

perusahaan. Selain itu perkembangan teknologi informasi saat ini telah membuat

persaingan bisnis didunia menjadi kompleks, dimana perusahaan-perusahaan

dituntut semakin maju dalam hal teknologi dengan harapan perusahaan dapat

bertahan dan memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat dan sulit untuk

diprediksi.

Menurut Mulyadi (2007: 29), jika di masa lalu orang mengenal bahwa

perubahan di dunia ini terjadi secara konstan, namun berbeda dengan zaman

1

Page 6: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

sekarang ini. Di zaman globalisasi ekonomi ini perubahan menjadi konstan, pesat,

radikal, serentak, dan pervasive. Perubahan tersebut menuntut perusahaan untuk

melengkapi dirinya dengan senjata yang canggih untuk menghadapi perang

persaingan dengan pesaing bisnis lainnya. Perusahaan yang mampu menghadapi

dunia bisnis yang kompetitif ini adalah perusahaan yang mampu menggunakan

dan mendayagunakan teknologi dengan baik dalam melakukan aktifitas operasi

perusahaan. Salah satu cara perusahaan dalam penggunaan teknologi adalah

pengintegrasian sistem informasi, dan peningkatan efisiensi dari suatu sistem

informasi untuk menghasilkan manajemen yang efisien dalam proses bisnis.

Ketika perusahaan menjadi lebih efisien akan meningkatkan daya saingnya di

pasar bisnis (Suprijanto, 2006). Pengintegrasian sistem informasi mulai banyak

dilakukan oleh perusahaan dengan mengimplementasikan salah satu sistem

informasi yaitu Enterprise Resource Planning (ERP).

Menurut O’Brien (2006, p320), Enterprise Resources Planning (ERP) adalah

suatu tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan

mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem informasi dalam hal fungsi

produksi, logistic, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumber daya manusia

perusahaan. Fungsi-fungsi tersebut memiliki sistem informasi yang terpisah antara

satu dengan yang lainnya. Sistem informasi yang berdiri sendiri, terpisah dan

tidak terintegrasi satu dengan yang lainnya, tidak akan memberikan informasi

yang maksimal dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan. Untuk

mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat mengintegrasikan

sistem informasi dari seluruh fungsi utama perusahaan ke pusat penyimpanan data

2

Page 7: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

agar data yang dibutuhkan oleh masing-masing fungsi perusahaan dapat diakses

dengan mudah.

Jika perusahaan menggunakan pendekatan tradisional, pihak manajemen

tidak mampu melihat keadaan suatu perusahaan sebagai suatu kesatuan, informasi

yang didapat juga hanya sebatas departemen per departemen atau fungsi per

fungsi. Informasi yang didapat seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama

sehingga informasi yang didapat tidak berguna lagi dalam pengambilan keputusan

yang cepat dan akurat. Apalagi jika perusahaan merupakan perusahaan yang besar

dan memiliki banyak cabang. Dengan lambatnya aliran informasi tersebut

berakibat pada efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Selain itu pengawasan

dan pengendalian manajemen menjadi kurang efektif jika menggunakan

pendekatan tradisional.

Enterprise Resource Planning (ERP) memiliki banyak manfaat bagi

keberlangsungan aktifitas operasi perusahaan. Sistem ERP ini juga merupakan

sarana pembelajaran para karyawan untuk meninggalkan cara kerja lama dan

upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan . Maksudnya cara kerja lama yaitu

dimana tidak adanya tanggung jawab saat terjadi kesalahan dalam pekerjaan

bahkan sampai melempar kesalahan ke karyawan lainnya yang membuat proses

kerja menjadi terhambat. Seharusnya para karyawan melakukan solusi atas

kesalahan yang sudah terlanjur terjadi sehingga proses kerja kembali lancar.

Kelancaran dalam proses kerja merupakan suatu harapan stakeholder pada

penerapan teknologi sistem ERP ini untuk meningkatkan kinerja para

karyawannya.

3

Page 8: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

Menurut Prabu Mangkunegara (2009:9) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain

kualitas dan kuantitas kerja, penilaian kerja juga dilakukan dengan beberapa

aspek/indikator lainnya seperti efisiensi kerja, ketepatan waktu dan tanggung

jawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.

Implementasian sistem ERP ini baru diterapkan oleh PT. AR pada tahun

2014. PT AR adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan barang dan

jasa angkutan roda tiga bahan bakar gas. Kegiatan PT. AR melakukan pelayanan

kepada pemilik kendaraan roda tiga bahan bakar bensin yang ingin diremajakan

menjadi kendaraan roda tiga bahan bakar gas, sesuai Undang-undang No. 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan sekarang sudah

diregulasi baru dengan Peraturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang No. 73

Tahun 2014 tentang peremajaan kendaraan bermotor. Hampir setiap harinya PT

AR ini ramai di datangi pemilik kendaraan roda tiga untuk mendaftarkan

kendaraannya agar segera diremajakan. Banyaknya pemilik yang mendaftar,

banyak pula pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan PT. AR.

Sebelumnya PT. AR menggunakan pendekatan tradisional dalam

menyelesaikan kegiatan pekerjaannya, namun banyak keluhan dari manajemen ke

karyawan dan sebaliknya dari karyawan ke manajemen. Hal itu disebabkan oleh

banyak pekerjaan yang terpending karena kurangnya tanggung jawab masing-

masing fungsi perusahaan terhadap pekerjaannya sehingga berdampak pada

efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan lainnya. Menanggapi hal tersebut

4

Page 9: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

manajemen PT. AR menerapkan sistem ERP ini di tahun 2014, dengan harapan

dapat meningkatkan kompetensi perusahaan dan mengintegrasikan fungsi-fungsi

manajemen yang ada didalamnya (keuangan, pemasaran, sumber daya manusia,

produksi, logistik, dll) serta meningkatkan kinerja karyawan PT.AR.

Beberapa faktor keberhasilan implementasi ERP, antara lain :

1. Bagaimana rencana bisnis perusahaan dalam menerapkan ERP?

Rencana bisnis dalam ERP harus menghitung sumberdaya, biaya,

resiko, dan jadwal rentang waktu pelaksanaan.

2. Seberapa besar komposisi dan kompensasi fungsi perusahaan dalam

menerapkan ERP?

Pemanfaatan sistem ERP pasti melibatkan seluruh lini perusahaan.

Perlu dibangun kepercayaan, di mana masing-masing bagian diberi

tanggung jawab untuk menyukseskan implementasi sistem baru ini.

Kepercayaan tidak hanya antar karyawan namun juga antara karyawan

dengan konsultan. Penentuan komposisi dan pemberian kompensasi

yang tepat akan menjamin keberlangsungan implementasi ERP ini

dengan baik

3. Adakah peningkatan efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan dengan

mengimplementasikan sistem erp?

ERP diharapkan dapat memudahkan fungsi-fungsi perusahaan dalam

melaksanakan pekerjaan dan mendapatkan data, sehingga efektifitas

dan efisiensi kinerja karyawan dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM 5

Page 10: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) TERHADAP KINERJA

KARYAWAN. Studi Kasus pada PT. Abdi Raharja Jakarta

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang yang ada, maka penulis merumuskan

masalah yang dibahas adalah:

1. Bagaimana rencana bisnis perusahaan dalam menerapkan ERP?

2. Seberapa besar komposisi dan kompensasi fungsi perusahaan dalam

menerapkan ERP?

3. Adakah peningkatan efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan dengan

mengimplementasikan sistem erp?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini menggunakan sampel karyawan internal PT. AR yang secara

langsung atau tidak langsung terlibat dalam pengimplementasian sistem ERP.

Penelitian ini hanya berfokus pada tahapan awal dalam

mengimplementasikan sistem ERP di PT. AR yang baru menerapkan sistem ERP

pada Tahun 2014.

6

Page 11: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

2

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan

Pembatasan Masalah, maka penulis merumuskan pokok perumusan masalah

bagaimana pengaruh implementasi sistem ERP terhadap kinerja karyawan di PT.

AR ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

tujuan verifikatif (tujuan pengujian) yaitu untuk mengetahui kebenaran apakah

implementasi sistem ERP memang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan

di PT. AR.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

sebagai berikut:

1. Bagi manajemen, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris tentang

manfaat yang dapat diambil oleh perusahaan yang menggunakan ERP dan

memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk mengimplementasikan sistem

ERP dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan .

2. Bagi manajemen yang belum atau ingin mengimplementasikan ERP, penelitian

ini dapat memberikan informasi mengenai dampak implementasi aplikasi

sistem ERP terhadap kinerja karyawan.

Page 12: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

2

3. Bagi kalangan akademisi dan pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan

penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian teoritis dan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi penyusun, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan

pengetahuan tentang sistem ERP, implementasi ERP dan pengaruhnya

terhadap kinerja karyawan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pengertian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengemukakan teori-teori pendukung penelitian

yang berkaitan dengan landasan yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang objek penelitian, populasi

dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, variabel penelitian

dan pengukuran variabel, dan alat analisis yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan setelah diadakan penelitian.

Hal ini mencakup deskripsi objek penelitian, statistik deskriptif,

Page 13: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

3

pengujian asumsi dasar, pengujian asumsi klasik, regresi linear

berganda, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan simpulan dari hasil yang diperoleh

setelah dilakukan penelitian. Kemudian disajikan keterbatasan serta

saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian.

Page 14: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

4

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Konsisten Pegawai/Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Pada dasarnya seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya diharapkan dapat menunjukkan suatu performance

yang terbaik dari pegawai tersebut, selain itu performance yang ditunjukan

oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

penting, artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari

organisasi atau instansi dimana pegawai tersebut bekerja.

Performance atau kinerja ini perlu diukur oleh pimpinan agar dapat

diketahui sampai sejauh mana perkembangan kinerja dari seorang pegawai

pada khususnya dan organisasi pada umumnya.

Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara

dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

(2004:67), yang menyatakan bahwa :

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan.”

Page 15: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

5

Irawan ( 2000:588 ) menyatakan bahwa :

“Kinerja (performance )adalah hasil kerja yang konkrit, dapat diamati,

dan dapat diukur”. Sehingga kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh

pegawai dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan waktu

yang telah ditentukan.”

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan suatu hasil kerja dari seseorang atau kelompok yang berada dalam

suatu organisasi dalam menyelesaikan tugas yang sudah ditargetkan dan

dinilai sesuai waktu dan ukuran yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan

yang sudah ditentukan bersama.

b. Pengukuran Kinerja Pegawai

Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes (2003 : 134)

adalah sebagai berikut :

Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :

1. Quantity of work : Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

waktu yang ditentukan.

2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge : Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

4. Creativeness : Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-

tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

Page 16: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

6

5. Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama

anggota organisasi).

6. Dependability : Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja tepat pada waktunya.

7. Initiative : Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal Qualities : Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-

tamahan, dan integritas pribadi.

Menurut Keban(2004:109) dalam Pasolong (2010:184) pengukuran kinerja

pegawai penting dilakukan oleh instansi pelayanan publik. Dengan

mengetahui kelemahan dan kelebihan, hambatan dan dorongan, atau berbagai

faktor sukses bagi kinerja pegawai serta institusi maka terbukalah jalan

menuju profesionalisasi, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

dilakukan selama ini. Terdapat berbagai teori mengenai indikator kinerja

pegawai. Salah satunya indikator kinerja pegawai Fadel (2009:195)

mengemukakan beberapa indikator yang digunakan

untuk mengukur kinerja pegawai yaitu :

a) Pemahaman atas tupoksi

Dalam menjalankan tupoksi, bawahan harus terlebih dahulu paham tentang

tugas pokok dan fungsi masing-masing serta mengerjakan tugas sesuai

dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Inovasi

Page 17: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

7

Memiliki inovasi yang positif dan menyampaikan pada atasan serta

mendiskusikanya pada rekan kerja tentang pekerjaan.

c) Kecepatan kerja

Dalam menjalankan tugas kecepatan kerja harus diperhatikan dengan

menggunakan mengikuti metode kerja yang ada.

d) Keakuratan kerja

Tidak hanya cepat, namun dalam menyelesaikan tugas karyawan juga harus

disiplin dalam mengerjakan tugas dengan teliti dalam bekerja dan melakukan

pengecekan ulang.

e) Kerjasama

Kemampuan dalam bekerjasama dengan rekan kerja lainya seperti bisa

menerima dan menghargai pendapat orang lain.

Selain pendapat para ahli, pemerintah memiliki indikator kinerja pegawai

yaitu dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang penilaian

pelaksanaan pekerjaan PNS. Indikator tersebut adalah :

a. Kesetiaan, yaitu tekat dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan, dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan

tanggungjawab.

b. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya.

Page 18: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

8

c. Tanggungjawab, yaitu kesanggupan pegawai dalam melakukan pekerjaan

yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu, serta

berani menanggung resiko atas keputusan yang telah diambil.

d. Ketaatan, yaitu kesanggupan pegawai untuk menaati segala peraturan

perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.

e. Kejujuran, yaitu ketulusan hati pegawai dalam melaksanakan dan

kemampuanuntuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diembannya.

f. Kerjasama, yaitu kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan orang

lain dalam melakukan tugasnya.

g. Prakarsa, yaitu kemampuan pegawai untuk mengambil keputusan langkah-

langkah atau melaksanakan semua tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.

h. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain

sehingga dapat diarahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas

Menurut T.R. Michel dalam Rizky (2001:15) indikator kinerja meliputi :

a) Kualitas pelayanan (Quality of work), yaitu kualitas pekerjaan yang

dihasilkan dapat memuaskan bagi penggunanya atau tidak, sehingga hal ini

dijadikan sebagai standar kerja.

b) Komunikasi (Communication), yaitu kemampuan pegawai dalam

berkomunikasi dengan baik kepada konsumen.

c) Kecepatan (Promptness), yaitu kecepatan bekerja yang diukur oleh tingkat

waktu, sehingga pegawai dituntut untuk bekerja cepat dalam mencapai

kepuasan dan peningkatan kerja.

Page 19: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

9

d) Kemampuan (Capability), yaitu kemampuan dalam melakukan pekerjaan

semaksimal mungkin.

e) Inisiatif (Intiative), yaitu setiap pegawai mampu menyelesaikan masalah

pekerjaannya sendiri agar tidak terjadi kemandulan dalam pekerjaan.

Kalau ukuran pencapaian kinerja sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya

dalam mengukur kinerja adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan

dengan hal tersebut dari seseorang selama periode tertentu. Dengan

membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode waktu

yang bersangkutan, akan didapatkan tingkat kinerja dari seorang pegawai.

Secara ringkasnya dapatlah dikatakan bahwa pengukuran tentang kinerja

pegawai tergantung kepada jenis pekerjaanya dan tujuan dari organisasi yang

bersangkutan.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam

organisasi menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17) adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka

individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik

ini merupakanmodal utama individu manusia untu mampu mengelola dan

Page 20: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

10

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan

kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara

lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang

menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim

kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif

memadai.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja suatu

karyawan tersebut. Diantaranya :

a. Faktor kemampuan. Dimana secara psikologis kemampuan (ability)

pegawi terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita

(Pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan

yang sesuai dengan keahliannya

b. Faktor motivasi. Dimanan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang

pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.

c. Lingkungan kerja. Dari lingkungan kerja menunjuk pada hal yang berada

di sekeliling dan mencakup karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja

lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan perusahaan/organisasi

tersebut, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang

diciptakan pimpinan.

Page 21: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

11

Disamping dari beberapa faktor tersebut diatas, suatu perusahaan juga perlu

melakukan peningkatan kinerja karyawannya dengan cara melakukan

pemekaran pekerjaan dan pemerkayaan pekerjaan. Pemekaran pekerjaan

merupakan pemberian tugas kepada pegawai dengan tingkat kesulitan dan

resiko yang tinggi dan biasanya tidak begitu banyak tugas yang dibebankan

kepada karyawan tersebut. Semua itu disesuaikan dengan tingkat kemampuan

suatu karyawan.

Dalam sebuah perusahaan haruslah sering mengevaluasi kinerjanya, karena

dengan melakukan evaluasi kinerja suatu perusahaan akan menjadi baik dan

agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara

terus menerus, sehingga kinerja perusahaan tersebut akan makin baik dan

dapat terus unggul.

Salah satu cara untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja pegawai

adalah dengan cara restrukturisasi. Kita mungking pernah mendengar kata

tersebut. Restrukturisasi sering disebut dengan downsing atau delayering,

melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja atau unit satuan

kerja. Pada setiap perusahaan yang melakukan perbaikan, entah dalam skala

kecil atau besar, tujuannya untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut.

Menurut Timpe (1993) faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu :

1. Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor :

a. Internal (pribadi)

a) Kemampuan tinggi

b) Kerja keras

Page 22: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

12

b. Eksternal (lingkungan)

a) Pekerjaan mudah

b) Nasib baik

c) Bantuan dari rekan - rekan

d) Pemimpin yang baik

2. Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor :

a. Internal (pribadi)

a) Kemampuan rendah

b) Upaya sedikit

b. Eksternal (lingkungan)

a) Pekerjaan sulit

b) Nasib buruk

c) Rekan - rekan kerja tidak produktif

d) Pemimpin yang tidak simpatik

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, meliputi :

a. Faktor Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap

kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka

sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini

meliputi; system dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan,

fasilitas yang diberikan serta promosi (Moh. As’ad,1987: 118).

Page 23: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

13

b. Faktor Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis

pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan

ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan

umur (Moh. As'ad,1987:117).

c. Faktor Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan

interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun

karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang

kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah

yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).

d. Faktor Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan. Hal ini meliputi; minat, ketentraman dalam bekerja, sikap

terhadap kerja, bakat dan keterampilan (Moh.As'ad,1987: 11.7).

d. Tujuan dari adanya kinerja karyawan

Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui

dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang karyawan dengan

menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data

tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan

kompensasi.

2. Tujuan pengembangan

Page 24: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

14

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang

karyawan dimasa yang akan datang.

Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian kinerja karyawan adalah:

sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan

dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan.

e. Solusi meningkatkan kinerja karyawan

Berdasarkan pernyataan menurut Timpe (1993) cara - cara untuk

meningkatkan kinerja karyawan, antara lain :

1. Diagnosis

Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap

individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik - tekniknya : refleksi,

mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar - komentar orang lain

tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar - dasar

keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang

dapat membantu memperluas pencarian manajer penyebab - penyebab

kinerja.

2. Pelatihan

Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu

manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.

3. Tindakan

Page 25: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

15

Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya

tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus

dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja

formal.

f. Manfaat dari kinerja karyawan

Pada umumnya bagi para pimpinan perusahaan tentunya sependapat bahwa

penilaian ini merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan

karyawan yang bersangkutan. Hal ini penting juga bagi perusahaan dimana

karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan, penilaian tersebut berperan

sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan,

kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan

tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir.

Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat

penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang

berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan

pelatihan, rekruitment, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi,

sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses dari manajemen sumber

daya manusia secara efektif.

Disini manfaat dari penilaian suatu kinerja pegawai terdapat kontribusi hasil-

hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan

kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi

organisasi adalah :

a. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.

Page 26: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

16

b. Perbaikan kinerja.

c. Kebutuhan latihan dan pengembangan.

d. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,

pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

e. Untuk kepentingan penelitian pegawai. Membantu diagnosis terhadap

kesalahan desain pegawai.

2. Konsep Implementasi

Pengertian implementasi seperti yang dikemukakan oleh Budi Winarno

(2002), yang mengatakan bahwa implementasi kebijakan dibatasi sebagai

menjangkau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu

pemerintah dan individu-individu swasta (kelompok-kelompok) yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan-keputusan kebijaksanaan sebelumnya.

Adapun makna implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul

Sabatier (1979) sebagaiamana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab

(2008: 65), mengatakan bahwa, yaitu,

“Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu

program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian

implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan

yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara

yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun

untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-

kejadian”.

Page 27: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

17

Dari pandangan kedua ahli diatas dapat dikatakan bahwa suatu proses

implementasi kebijaksanaan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut

perilaku badan-badan adminstratif yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan suatu program yang telah ditetapkan serta menimbulkan

ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan

kekuatan-kekuatan poltik, ekonomi, dan social yang secara langsung maupun

tidak langsung dapat mempengaruhi segala pihak yang terlibat, sekalipun

dalam hal ini dampak yang diharapkan ataupun yang tidak diharapakan.

Van Meter dan Van Horn (Budi Winarno, 2002;102) membatasi

implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan individu-

individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-

keputusan sebelumnya.

Micahel Howlet dan M. Ramesh (1995;11) dalam buku Subarsono (2006;13),

bahwa:

“implementasi kebijakan adalah proses untuk melakukan kebijakan supaya

mencapai hasil.”

Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan terdiri dari

tujuan atau sasaran kebijakan, aktivitas, atau kegiatan pencapaian tujuan, dari

hasil kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan

suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu

aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil

Page 28: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

18

yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Keberhasilan

suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan

pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu : tercapai atau tidaknya tujuan-

tujuan yang ingin diraih.

Van Meter dan Van Horn (Budi Winarno, 2002;102) membatasi

implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan individu-

individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-

keputusan sebelumnya.

Meter dan Horn (subarsono;2006;99) mengemukakan bahwa terdapat enam

variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni;

1) Standar dan sasaran kebijakan, di mana standar dan sasaran kebijakan

harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir apabila standar dan sasaran

kebijakan kabur,

2) Sumberdaya, dimana implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya,

baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia.

3) Hubungan antar organisasi, yaitu dalam benyak program, implementor

sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain,

sehingga diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi

keberhasilan suatu program.

4) Karakteristik agen pelaksana yaitu mencakup stuktur birokrasi, norma-

norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya

itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

Page 29: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

19

5) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variable ini mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi

kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan

dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni

mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini public yang ada di

lingkungan, serta apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

6) Disposisi implementor yang mencakup tiga hal yang penting, yaitu respon

implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya

untuk melaksanakan kebijakan, kognisi yaitu pemahaman terhadap kebijakan,

intensitas disposisi implementor, yaitu preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.

Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan terdiri dari

tujuan atau sasaran kebijakan, aktivitas, atau kegiatan pencapaian tujuan, dari

hasil kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan

suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu

aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil

yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Keberhasilan

suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan

pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu : tercapai atau tidaknya tujuan-

tujuan yang ingin diraih.

3 Teori-Teori Implementasi

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang

sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan

Page 30: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

20

setelah perencanaaan sudah dianggap fix. Berikut disini ada sedikit info

tentang pengertian implentasi menurut para ahli.

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan

implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan

Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai

aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin

(dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan

Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem

rekayasa.”

Subarsono (2008;89), mengemukakan beberapa teori dari beberapa ahli

mengenai implementasi kebijakan, yaitu:

A. Teori George C. Edward

dalam pandangan Edward III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh

empat variable, yaitu :

a).Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementor mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang menjadi

tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran

(target group), sehingga akan mengurangi distorsi imlpementasi.

b).Sumberdaya, dimana meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara

jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya

Page 31: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

21

tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi

implementor dan sumber daya financial.

c).Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor.

Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka implementor

tersebut dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang

diinginkan oleh pembuat kebijakan. Edward III (1980;98) menyatakan bahwa

sikap dari pelaksana kadangkala menyebabkan masalah apabila sikap atau

cara pandangnya berbeda dengan pembuat kebijakan. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi dapat mempertimbangkan atau memperhatikan aspek

penempatan pegawai (pelaksana) dan insentif

d).Struktur Birokrasi, merupakan susunan komponen (unit-unit) kerja dalam

organisasi yang menunjukkan adanya pembagian kerja serta adanya kejelasan

bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau

dikoordinasikan, selain itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi

pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan (Edward III, 1980;125)

Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit

dan kompleks, yang menjadikan aktivitas organisasi tidak fleksibel. Aspek

dari stuktur organisasi adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan

fragmentasi.

B. Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatlier

Teori ini berpendapat bahwa terdapat tiga kelompok variable yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi, yaitu:

Page 32: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

22

Karakteristik masalah (tractability of the problems)

a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan dimana di satu

pihak terdapat beberapa masalah social yang secara teknis mudah dipecahkan,

seperti kekurangan persediaan air bersih bagi penduduk.

b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Hal ini berarti bahwa suatu

program akan relative mudah diimplementasikan apabila kelompok

sasarannya adalah homogen, karena tingkat pemahaman kelompok sasaran

relative sama.

c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi, dimana sebuah

program akan relative sulit diimplementasikan apabila sasarannya mencakup

semua populasi dan sebaliknya sebuah program relatif mudah

diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasarannya tidak terlalu besar.

d. Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan dimana sebuah program

yang bertujuan memberikan pengetahuan atau bersifat kognitif akan relative

mudah diimplementasikan dibanding program yang bertujuan untuk

mengubah sikap dan perilaku masyarakat.

Karakteristik kebijakan (ability of statue to structure implementation),

yaitu :

a. Kejelasan isi kebijakan, yaitu, karena semakin jelas dan rinci isi sebuah

kebijakan, maka akan lebih mudah di implementasikan, karena implementor

mudah memahami dan menerjemahkan dalam tindakan nyata.

b. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis, di mana

kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap karena

Page 33: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

23

sudah teruji, meskipun untuk beberapa lingkungan tertentu perlu ada

modifikasi.

c. Besarnya alokasi sumber daya financial terhadap kebijakan tersebut, di

mana sumber daya keuangan adalah factor krusial untuk setiap program

social, setiap program juga memerlukan dukungan staf untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis, serta memonitor program yang

semuanya memerlukan biaya.

d. Seberapa besar adanya ketertarikan dan dukungan antar berbagai institusi

pelaksana, di mana kegagalan kerja sering disebabkan oleh kurangnya

koordinasi vertical dan horizontal antar instansi yang terlibat dalam

implementasi program.

e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana.

f. Tingkat komitmen aparat, terhadap tujuan kebijakan. Kasus korupsi yang

terjadi di Negara-negara dunia ke tiga, khususnya Indonesia salah satu

sebabnya adalah rendahnya tingkat komitmen aparat untuk melaksanakan

tugas dan pekerjaan atau program-program.

g. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpastisipasi dalam

implementasi kebijakan, di mana suatu program yang memberikan peluang

luas bagi masyarakat untuk terlibat akan relative mendapat dukungan di

banding program yang tidak melibatkan masyarakat.

Lingkungan kebijakan (nonstatutory variable effecting implementation),

yaitu :

Page 34: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

24

a. Kondisi social ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi

dimana masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relative mudah

menerima program pembaharuan dibanding dengan masyarakat yang masih

tertutup dan tradisional.

b. Dukungan publik sebuah kebijakan, dimana kebijakan yang memberikan

insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan public, sebaliknya kebijakan

yang bersifat dis-intensif, misalnya kenaikan harga BBM akan kurang

mendapatkan dukungan public.

c. Sikap dari kelompok pemilih (constituency goups), dimana kelompok

pemilih yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi implementasi

kebijakan melalui berbagai cara, yaitu kelompok dapat melakuakn intervensi

terhadap keputusan yang dibuat badan-badan pelaksana melalui berbagai

komentar dengan maksud untuk mengubah keputusan, dan kelempok pemilih

dapat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi badan-badan pelaksana

secara tidak langsung melalui kritik yang dipubliksikan terhadap badan-badan

pelaksana.

d. Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor .pada

akhirnya, komitmen aparat pelaksana untuk merealisasikan tujuan yang telah

tertuang dalam kebijakan adalah variabel yang paling krusial, sehingga aparat

pelaksana harus memiliki keterampilan dalam membuat prioritas tujuan dan

selanjutnya marealisasikan prioritas tujuan tersebut.

C. Teori Donald S.Van Meter dan Carl E. Van Horn

Page 35: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

25

Meter dan Horn (subarsono;2006;99) mengemukakan bahwa terdapat lima

variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni;

a. Standar dan sasaran kebijakan, di mana standar dan sasaran kebijakan

harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir.apabila standar dan sasaran

kebijakan kabur.

b. Sumberdaya, dimana implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya,

baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia.

c. Hubungan antar organisasi, yaitu dalam benyak program, implementor

sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain,

sehingga diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi

keberhasilan suatu program.

d. Karakteristik agen pelaksana yaitu mencakup stuktur birokrasi, norma-

norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya

itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

e. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variable ini mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi

kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan

dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni

mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini public yang ada di

lingkungan, serta apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

f. Disposisi implementor yang mencakup tiga hal yang penting, yaitu respon

implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya

untuk melaksanakan kebijakan, kognisi yaitu pemahaman terhadap kebijakan,

Page 36: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

26

intensitas disposisi implementor, yaitu preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.

D. Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli

Teori ini berpendapat bahwa terdapat empat kelompok variable yang dapat

mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program, yakni; kondisi

lingkungan; hubungan antar organisasi; sumberdaya organisasi untuk

implementasi program; karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.

E. Teori David L. Wimer dan Aidan R.Vining

Welmer dan Vining (Subarsono, 2006;103) mengemukakan bahwa terdapat

tiga kelompok variable besar yang dapat mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu program, yaitu:

1. Logika kebijakan. Dimana hal ini dimaksudkan agar suatu kebijakan yang

ditetapkan masuk akal (reasonable) dan mendapatkan dukungan teoritis.

2. Lingkungan tempat kebijakan dioprasikan akan mempengaruhi

keberhasilan implementasi suatu kebijakan, dimana yang dimaksud

lingkungan dalam hal ini encakup lingkungan social, politik, ekonomi,

hankam, dan fisik, atau geografis. Suatu kebijakan yang berhasil pada suatau

daerah, bias saja gagal diimplementasikan pada daerah lain yang berbeda.

Kemampuan implementor kebijakan. Tingkat kompetensi implementor

mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan

4 Pengertian Sistem

Berikut adalah pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian

sistem:

Page 37: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

27

Menurut O’Brien (2007, p. 4), Sistem adalah satu set komponen yang saling

berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja sama untuk mencapai

serangkaian tujuan.

Menurut Satzinger et al (2005, p. 6), Sistem adalah kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu

hasil.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian sistem adalah suatu

kumpulan dari beberapa komponen yang berhubungan, berketerkaitan, dan

bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

5 Pengertian Informasi

Berikut adalah pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian

informasi:

Menurut Satzinger et al (2005, p. 6), Informasi merupakan data yang telah

diubah atau dimanipulasi menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi

pemakai pemakainya.

6. Pengertian Sistem Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

pengertian Sistem Informasi :

Menurut Satzinger et al (2005, p. 7), Sistem Informasi adalah kumpulan dari

beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output informasi

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis. Sedangkan menurut

Page 38: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

28

Satzinger et al (2005, p. 7-8), Sistem informasi terdiri dari komponen-

komponen penting, antara lain sebagai berikut :

1. Hardware (perangkat keras)

Adalah sekumpulan perangkat keras yang digunakan untuk menerima data

dan informasi, memprosesnya, dan menampilkannya kembali.

2. Software (perangkat lunak)

Adalah koleksi atau sekumpulan program yang dapat memerintah hardware-

hardware yang ada untuk memproses data.

3. Database (basis data)

Adalah basis data yang berisikan dari sekumpulan file atau table yang

berkaitan dan berhubungan antara satu sama lain, dan di dalam file atau table

tersebut berisikan data.

4. Network (jaringan computer)

Adalah sebuah sistem jembatan perhubungan, baik menggunakan kabel

(wireline) maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki

peranan penting dalam menghubungkan beberapa computer yang berbeda

untuk berbagi sumber daya yang mereka miliki.

5. Procedures (prosedur)

Adalah sebuah instruksi, aturan, dan prosedur yang berisikan cara bagaimana

menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka memproses

informasi dan menghasilkan apa yang diinginkan.

6. People (orang)

Page 39: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

29

Adalah sumber daya manusia yang akan mengoperasikan hardware dan

software, berhubungan dengan mereka dan menggunakan hasil dari

pemrosesan tersebut.

Menurut O’Brien (2007, p. 4), Sistem informasi dapat berupa penggabungan

terorganisasi dari manusia, hardware, software, jaringan komputer, dan

sumber data yang mengumpulkan, mentransformasikan, dan menyebarkan

informasi di dalam suatu organisasi.

Menurut O’Brien (2007, p. 26), Sistem yang menerima sumber daya (data)

sebagai sebuah masukan, memprosesnya kemudian menghasilkan sebuah

produk (informasi).

7. Pengertian Proses Bisnis

Menurut Jones dan Rama (2006, p. 18), Proses bisnis adalah tindakan yang

dilakukan oleh bisnis untuk memperoleh, memproduksi, dan menjual barang

dan jasa. Terdapat cycle yang umumnya terdapat di suatu perusahaan, cycle

tersebut yaitu:

a. Acquisition, mengacu kepada proses dari membeli barang dan jasa.

b. Conversion, mengacu kepada proses mengubah sumber daya yang ada

menjadi barang dan jasa.

c. Revenue, mengacu kepada proses menyediakan barang dan jasa kepada

customer.

Dapat disimpulkan bahwa proses bisnis merupakan satu set aktivitas atau

tindakan yang mengubah input, mengubahnya, lalu menghasilkan output

Page 40: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

30

berupa jasa dan barang, dan juga nilai bagi perusahaan, partner bisnis dan

atau customer.

8. Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Wawan (2007, p. 2), ERP singkatan dari 3 elemen kata yaitu

Enterprise (perusahaan/ organisasi), Resource (sumber daya), dan

Planning (perencanaan). Tiga kata ini mencerminkan sebuah konsep yang

berujung kepada kata kerja, yaitu “planning” yang berarti bahwa ERP

menekankan pada aspek perencanaan.

Menurut Brady (2005, p. 2), ERP adalah program perangkat lunak berada di

ujung tombak teknologi sistem informasi. Program ERP membantu untuk

mengelola proses bisnis perusahaan secara luas, menggunakan database yang

umum dan alat manajemen bersama pelaporan. ERP mendukung operasi

yang efisien proses bisnis dengan mengintegrasikan kegiatan usaha, termasuk

penjualan, pemasaran, akuntansi manufaktur, dan staf.

Menurut Azhar Susanto (2008:20) mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah :

“ERP adalah paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan

integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang terkait dengan sistem

informasi perusahaan.”

Menurut James A. Hall (2002;114) mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah :

“ERP sistem adalah paket perangkat lunak modul berganda yang

berkembang terutama dari sistem perencanaan manufaktur tradisional

Page 41: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

31

(manufacturing resource planning-MRP II).”

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi (2008;186)

mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :

“ERP adalah Software yang memungkinkan perusahaan untuk:

mengotomasi dan mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka,

berbagi database dan praktik bisnis yang umum diseluruh perusahaan, dan

menghasilkan informasi dalam waktu terkini.”

Menurut James A. O’brien yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasary dan

Deny Arnos Kwary (2005;320) mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah :

“ERP adalah tulang pungggung teknologi dari e-business, sebuah kerangka

kerja transaksi keseluruhan perusahaan dengan berbagai hubungan ke

pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan,

perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.”

Menurut Ronald L. Thompson dan William L. Cats-Baril (2008;354)

mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :

“Enterprise Resource Planning (ERP) system were designed to replace a

compani’s older, legacy information system with a group of highly

integrated software modules.”

Menurut definisi diatas ERP adalah sistem yang didesain untuk

menggantikan perangkat perusahaan terdahulu, dengan kumpulan modul-

Page 42: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

32

modul software canggih yang terintegrasi dalam menghasilkan sistem

informasi .

Menurut Philp Smith dalam ERP Software Solution (2008) yang dikutip

melalui www.google.com mengemukakan pengertian Enterprise Resource

Planning adalah :

“ERP adalah software aplikasi berskala perusahaan yang dapat

menyediakan penyimpaanan informasi yang tersentralisasi bagi detail

transaksi dalam jumlah besar yang terjadi setiap harinya. ERP

mengintegrasikan inti proses bisnis dari perencanaan sampai produksi,

distribusi dan penjualan.”

Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan di seluruh

perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi

logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem

ERP dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dibagi lagi menjadi sub-

sub modul yang lebih kecil. Semua modul dalam sistem ERP saling

melengkapi dan merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari

ribuan proses bisnis, dimana masing-masing proses bisnis ini didapatkan

dari praktek-praktek bisnis terbaik (best Practices). Pengelompokan modul

biasanya dilakukan berdasarkan pertimbangan fungsional. Konfigurasi ERP

memungkinkan 8000 tabel yang mengatur jenjang-jenjang dalam perusahaan

merangkum semuanya dalam struktur organisasi sampai diskon harga.

Bahkan menajer dapat memperoleh informasi keuangan perusahaan hanya

dengan beberapa ketukan di keyboard komputer (dikenal dengan istilah

Page 43: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

33

Informaton in your Fingertips). Software ini mengubah data transaksi menjadi

informasi yang berguna dan menyusunnya supaya dapat dianalisa lebih lanjut.

Dengan cara ini, semua data transaksi yang terkumpul berubah menjadi

informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan

9. Ciri-ciri Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Mulia Hartono dalam 7 langkah mudah membangun sistem

informasi ERP (2008;4) yang dikutip melalui www.intacsindo.com sebuah

ERP sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sistem Tunggal

Sistem ERP dibangun dalam sistem tunggal sehingga informasi dapat

diperoleh dengan mudah dan cepat karena memiliki data yang terintegrasi.

Sistem lain yang non-ERP umumnya dibangun tidak dalam mesin tunggal

misal ada data dalam SQL server, sementara data lainya dalam FozPro, hal ini

menyebabkan sulitnya memperoleh informasi dengan cepat.

2. Modul Lengkap

Sistem ERP memiliki modul yang lengkap dan saling terintegrasi

yang menjangkau semua bagian dan fungsi perusahaan karena mempunyai

konsep yang jelas.

3. Fleksibel

Sistem ERP sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan di semua anak

perusahaan atau pabrik manapun dalam suatu perusahan karena dapat

disesuaikan (dikonfigurasi) sesuai dengan kebutuhan.

4. Laporan

Page 44: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

34

sistem ERP memiliki data seluruh sumber daya perusahaan dan dapat

memberikan laporan apa saja yang diperlukan termasuk fungsi-fungsi statistik

untuk menganalisis laporan.

10. Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Michael Uram dalam Journal Enterprise Solution (2008;2)

mengemukakan bahwa ada seperangkat komputer atau disebut infrastruktur

ERP yang diperlukan untuk proses ERP terdiri dari :

1. Physical Component (server, network, storage, client)

2. People ( Business staff, operation staff, development staff)

3. Organizational Process (program and project management, change

management, support service).

Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 komponen penting

didalam proses sistem Enterprise Resource Planning (ERP) :

1. Physical Component (Komponen Fisik)

a.Server-Client yang terdiri dari komputer server dan beberapa komputer

client. Server menjadi pusat sistem informasi, sedangkan client merupakan

komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas penanganan data.

b. Network (Jaringan), merupakan suatu unit komunikasi yang

membantu didalam penyebaran informasi.

c.Storage (Penyimpanan), merupakan tempat penyimpanan yang digunakan

untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.

2. People (Sumber Daya Manusia)

Page 45: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

35

Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting untuk

pengembangan dan implementasi sistem adalah :

a.Staf Bisnis (Business Staff)

Staf bisnis merupakan orang yang bertugas menganalisa workflow (urutan

proses) sistem manajemen yang sedang berjalan (workflow as-is) dan

mendesain workflow baru yang lebih efisien (Workflow should-be). Staf

bisnis haruslah orang yang menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses

bisnis yang dianalisa, misalnya membuat analisa di departemen accounting

maka staf bisnis harus menguasai siklus akuntansi.

b. Staf Operasi (Operation Staff)

Staf operasi merupakan staf yang bertanggung jawab pada kegiatan

operasional sehari-hari, misalnya backup data.

c.Staf Pengembangan (Development Staff)

Staf pengembangan bertugas untuk mengembangkan sistem dengan

mendisain program-program yang diperlukan.

3. Organization Process (Proses Organisasi)

a.Program dan proyek manajemen (Program and Project Management)

Penerapan sistem ERP biasanya merupakan

bagian dari program dan proyekmanajemen, yang dilakukan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan manajemen.

Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan perubahan :

1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis

Page 46: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

36

Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, merger dan

divestasi, peraturan baru, atau perubahan dalam hubungan regional serta

global dapat mengubah struktur dan tujuan organisasi. Agar tetap responsif

atas kebutuhan perusahaan, maka sistem juga harus berubah.

2. Perubahan Teknologi

Sejalan dengan makin maju dan murahnya teknologi, perusahaan dapat

memanfaatkan berbagai kemampuan baru atau lama.

3. Peningkatan Proses Bisnis

Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis yang tidak efisien sehingga

membutuhkan pembaruan untuk memuaskan pelanggan.

4. Keunggulan Kompetitif

Peningkatan kualitas, kuantias dan kecepatan informasi dapat

meningkatkan produk atau layanan serta dapat membantu mengurangi biaya.

5. Perolehan Produktivitas

Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan administrasi secara rutin serta

signfikan didalam mengurangi waktu untuk melakukan tugas-tugas lainya.

6. Pertumbuhan

Perusahaan berkembang lebih basar dari sistemnya sehingga harus

meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap sistemnya secara

keseluruhan.

7. Penciutan

Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe terpusat ke jaringan PC

atau sistem berbasis internet untuk mamanfaatkan rasio harga/kinerja mereka.

Page 47: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

37

Hal ini menempatkan pengambilan keputusan dan informasi yang terkait

sampai ke bagan organisasi.

b. Perubahan Proses Kerja (Change Manajement)

Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap budaya perusahaan,

sehingga diperlukan perubahan proses kerja (Change Manajement) pada masa

penyesuaian atau yang sering disebut proses implementasi. Jika pada proses

implementasi tersebut diperlukan perubahan proses kerja yang cukup

mendasar, maka perusahan harus melakukan rekayasa ulang proses bisnis

atau Business Process Reengineering (BPR) yaitu analisis menyeluruh dan

mendesain ulang yang lengkap atau proses bisnis dan sistem informasi untuk

mencapai peningkatan kualitas yang dramatis. Walaupun memerlukan waktu

yang cukup lama beberapa keuntungan dari proses BPR yaitu :

Untuk menyederhanakan sistem

Untuk membuatnya lebih efektif

Untuk meningkatkan kualitas serta layanan perusahaan

c.Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support Service)

Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem dan mendukung

pelaksanaan dari sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai

tujuan, diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT departemen atau

vendor software. Dengan begitu para pengguna (Users) akan mampu

memahami sistem secara cepat, dan user akan puas dengan sistem yang ada

karena sistem tersebut dapat membantu kerja mereka dan tidak merumitkan.

Page 48: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

38

Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan kejadian yang muncul

kemudian berakhir. Skala sistem yang sangat luas menyebabkan manajer

menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap terselesaikan.

Organisasi-organisasi akan terus berubah dan berkembang dan sistem yang

ada harus ikut berubah dan berkembang bersama.

11. Modul-Modul Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP memiliki cakupan fungsi yang sangat luas, di dalam fungsi-fungsi

tersebut terdapat komponen-komponen yang sering disebut dengan istilah

modul. Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama

yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akuntansi serta

Sumber Daya Manusia.

Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya

Perusahaan (2009) dijelaskan modul-modul ERP adalah sebagai berikut :

Modul Operasi adalah : Modul yang berhubungan dengan pengontrolan

produksi. Sub Modulnya terdiri dari: General Logistics, Sales and

Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality

Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and

Control, Project System, Environment Management

Modul Finansial dan Akuntansi adalah : Modul yang berhubungan dengan

masalah keuangan dan akuntansi. Sub Modulnya terdiri dari : General

Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,

Treasury, Enterprise Controlling.

Page 49: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

39

Modul Sumber Daya Manusia adalah : Modul yang berhubungan dengan

sumber daya manusia. Sub Modulnya terdiri dari : Personnel

Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event

Management, Organizational Management, Travel Management.

12. Fungsi Enterprise Resource Planning (ERP) atau Enterprise System

Menurut Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52) dijelaskan mengenai fungsi

atau kegunaan dari Enterprise System secara umum diantaranya :

1. Enterprise Support for Organizational Process

Capturing data during, business process

Enterprise System facilitate functioning of of the organization’s

business

Enterprise System record that business events have accured

Enterprise System store data for decision making

2. Enterprise System Support for Major Business Events Process

Order to cash

Purchase to pay

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai definisi fungsi atau kegunaan dari

enterprise system menurut ani dalam Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52)

adalah sebagai berikut:

1. Dapat mendukung proses organisasi

Pengolahan data, proses bisnis

Menjadi fasilitas bagi fungsi organisasi bisnis

Merekam proses bisnis dengan lebih teliti

Page 50: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

40

Menyimpan data untuk pengambilan keputusan.

2. Dapat mendukung dalam proses bisnis yang utama.

Pembayaran pesanan

Pembayaran pembelian

Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya

Perusahaan (2009) dijelaskan mengenai fungsi atau kegunaan dari sistem

Enterprise resource Planning (ERP) adalah sebagai berikut :

1. Integrasi data keuangan, yaitu : Untuk mengintegrasikan data keuangan

sehingga Top Management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan

perusahaan dengan lebih baik.

2. Standarisasi proses operasi berfungsi menstandarkan proses operasi

melalui Implementasi Best Practice sehingga terjadi peningkatan

produktivitas. Penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.

3. Standarisasi data dan Informasi berfungsi menstandarkan data dan

informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahan besar

yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis

bisnis yang berbeda-beda.

13. Keuntungan dan Kerugian Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya

Perusahaan (2009) yang dikutip melalui www.wikipedia.com dijelaskan

mengenai keuntungan yang bisa diukur dengan menggunakan sistem

Enterprise Resource Planning (ERP) :

Page 51: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

41

Penurunan inventori

Penurunan tenaga kerja secara total

Peningkatan service level

Peningkatan kontrol keuangan

Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

Sedangkan Kelemahan Enterprise Resource Planning (ERP) :

Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, beberapa

kelemahan ERP perlu diperhatikan. Kelemahan ERP adalah sebagai berikut :

1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapanya yang terintegrasi dan

organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP

ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena

imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.

2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal.

3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar di penerapan ERP tetapi

tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah.

4. Permasalahan lainya dalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan

tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik

mental maupun keahlianya.

14. Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

1. Sekilas Mengenai Vendor dan Produk SAP R/3

SAP AG atau yang sering disebut SAP merupakan perusahaan Jerman

yang didirikan sejak tahun 1972 dan telah berkembang menjadi salah satu

perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia. SAP beroperasi di seluruh dunia

Page 52: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

42

dengan 28 anak perusahaan dan 6 rekanan perusahaan di lebih dari 40 negara.

SAP merupakan nama dari perusahaan juga merupakan nama paket sistem

ERP. Sistem SAP terdiri dari berbagai modul yang secara penuh telah

terintegrasi dan tercakup didalamnya keseluruhan aspek manajemen bisnis.

Sistem ini telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin

meningkat dari organisasi-organisasi komersil yang selalu berusaha meraih

efisiensi dan efektifitas. Sistem ini menawarkn sistem yang unik yang

mendukung sebagian besar area bisnis dalam skala global.

Sistem tersebut telah terintegrasi dan menawarkan kesesuaian pada

keseluruhan fungsi bisnis. Sistem SAP yang terbaru dikenal dengan nama SAP

R/3, dimana sistem ini dirancang untuk dioperasikan dalam konfigurasi 3

tingkatan server/client, yang dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :

Gambar 2.1 Triple Client Server Configuration

(Sumber : Jonathan Blaint, Using SAP R/3. (Indiana Polis, IN:Que,1996))

Pusat atau inti sistem ini merupakan kumpulan server-server jaringan

database berkecepatan tinggi. server-server database ini merupakan kumpulan

komputer-komputer dengan spesifikasi tertentu yang dirancang untuk secara

R/3 Fornt End Server

R/3 Application Server R/3 Database Server

Page 53: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

43

efisien menangani berbagai kumpulan informasi. Kemudian diluarnya terdapat

aplikasi-aplikasi yang terdiri dari modul-modul yang dapat dioperasikan

melalui komputer yang terpisah.

Aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan melalui jaringan di sekeliling

kumpulan database dan mempunyai akses terhadap database tersebut secara

independent. Sedangkan para pengguna mengoperasikan aplikasi-aplikasi

tersebut melaalui front-end-server, yang merupakan personal komputer yang

dijalankan dengan Microsoft Windows NT.

Sistem SAP R/3 ini telah seutuhnya terintegrasi sehingga data yang ada

dapat digunakan bersama pada seluruh aplikasi yang ada. Contohnya bila

seorang pegawai memasukan transaksi pengiriman pada modul sales and

distribution, maka transaksi tersebut segera dapat dilihat pada aakun utang

dagang dalam modul financial accounting dan dapat dilihat juga pada

pengaturan persediaan yang terdapat dalam modul material manajemen.

2. Pemilihan Vendor

Pemilihan vendor (penjual) ERP sangat penting dalam

mengimplementasikan software ERP. Konsep yang mendasari proses bisnis

dalam software yang dimiliki oleh vendor menjadi faktor penting dalam

pemilihan vendor. Semakin besar pebedaan-perbedaan yang terjadi antara

proses yang ada pada perusahaan, akan menghasilkan kesulitan yang besar pula

dalam penerapan ERP. Proses yang baru, harus dapat diterima oleh para

pengguna dan hampir sama dengan proses yang sudah ada, supaya penerapan

berlangsung tanpa adanya masalah yang signifikan.Beberapa vendor ERP

Page 54: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

44

yaitu SAP (dengan nama paket sistem SAP R/3), baan (dengan nama paket

sistem SSA), Oracle, Peoplesoft, J.D Edwards.

3. Pemberian Pelatihan

Kompleksnya didalam penerapan sistem ERP, menjadikan pelatihan

merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi sistem

ERP. Pelatihan dilaksanakan sebelum, pada saat, dan sesudah penerapan

sistem. Pelatihan yang berhubungan dengan penerapan software ERP dapat

dilihat pada table berikut :

Pelatihan Yang Berhubungan Dengan Penerapan Software ERP

Tipe Pelatihan Waktu Pelaksanan Pelatihan

Mempelajari vendor software Sebelum sistem ERP direncanakan

Pelatihan oleh vendor ERP (atau oleh

perusahaan yang berspesialisasi dalam

pemberian pelatihan ERP)

Pada saat perancangan dan

pengimplementasian sistem. Dan

sesudah penerapan sistem.

Pelatihan peer-to-peer atau saling

membandingkan, seperti seminar.

Akan sangat membantu setelah

penerapan sistem ERP

Sumber : Raymond McLeod dan George Schell yang dialihbahasakan oleh

Hendra Teguh (2001 ; 311)

Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1)

dijelaskan bahwa banyak perusahaan yang ingin mengimplementasikan ERP

hanya mendengar hal-hal positif dari vendor, tetapi tidak memahami kesulitan-

kesulitan yang terjadi serta biaya yang dibutuhkan untuk implementasi selain

biaya software sehingga sering underestimated. Organisasi perlu mengetahui

Page 55: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

45

perubahan-perubahan yang akan terjadi jika implementasi ERP akan dilakukan,

diantaranya :

1. Banyak pekerjaan yang akan diotomasi sesudah implementasi sehingga

mengurangi fleksibilitas dalam mengoperasikan sebuah bisnis.

2. Kata ”Enterprise” dalam ERP mengandung makna apa yang terjadi di satu area

akan memiliki efek beriak pada area lain.

3. Sistem ERP cenderung menggantikan sistem lama baik pada level taktis

maupun manajemen. Segala sesuatu harus dijalankan secara konsisten yang

berarti cara yang diterapkan dalam menjalankan sesuatu harus sama untuk

semua area. Disamping itu perlakuan khusus yang akan dilakukan pada satu

area tidak akan terwujud tanpa merubah konfigurasi sistem.

Hal-hal inilah yang sering tidak dimengerti oleh sebuah perusahaan dan

selanjutnya terjebak pada saat mengimplementasikan.

Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1) terdapat 4

faktor kunci kesuksesan implementasi ERP yaitu :

1. bisnis proses yang matang,

2. manajemen perubahan yang baik,

3. komitmen manajemen mulai dari level manajemen sampai user sistem,

4. perubahan budaya organisasi.

4. Penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :  

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dalih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra almahdi dalam buku Operations

Page 56: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

46

management (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa penyebab kegagalan

implementasi ERP diantaranya:

1. Manajemen perubahan dan training. Biasanya kesulitan terbesar terletak pada

perubahan praktek pekerjaan yang harus dilakukan. Disamping itu training

yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan seawal mungkin.

2. To BPR or not to BPR. Perusahaan harus memilih antara merubah bisnis

proses untuk menyesuaikan sistem atau sebaliknya, dengan implikasi berupa

biaya dan waktu untuk merubah sistem.

3. Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti

hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan pada

konfigurasi sistem.

4. Meremehkan keahlian IT. Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff

ditingkatkan dengan baik.

5. Manajemen proyek yang buruk. Hanya sedikit organisasi yang

mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali

konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak

membagi tanggung jawab.

6. Percobaan-percobaan teknologi. Usaha-usaha untuk membangun interface,

merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah data biasanya

diremehkan.

7. Rendahnya keterlibatan Eksekutif. Implementasi membutuhkan keterlibatan

eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi yang terdiri dari bisnis dan

IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.

Page 57: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

47

8. Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target terutama

untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian integrasi, proses-

proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya konsultan.

9. Evaluasi software yang tidak mencukupi. Organisasi biasanya tidak cukup

memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka sepakat

untuk membeli.

Untuk mengatasi tersebut ada dua cara yang disarankan oleh Turbit (2005;2)

yaitu melakukan perubahan budaya dan manajemen perubahan yang baik.

Beberapa perubahan budaya yang harus dilakukan organisasi diantaranya :

1. Karyawan / user harus merubah fokus dari pekerjaan milik saya menjadi

pekerjaan keseluruhan organisasi.

2. Perubahan budaya biasanya memerlukan waktu beberapa hari.

3. Perubahan dari sistem lama yang mempunyai fleksibilitas tinggi (misal dalam

pengambilan keputusan) dan tidak menaruh perhatian pada konsistensi menjadi

sistem baru yang menaruh perhatian pada konsistensi.

5. Kendala-Kendala dalam Implementasi ERP

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi dalam buku Operations

Manangement (2006) mengemukakan bahwa kendala yang dihadapi dalam

implementasi dikategorikan menjadi 3 aspek :

1. Teknis, Diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy

menjadi model display.

Page 58: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

48

2. Budaya, Implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi menuntut

perubahan-perubahan yang harus dilakukan karyawan diantaranya harus

peduli terhadap penggunaan software tersebut (sebagai contoh selalu update

data).  

3. Politik, Kendala yang menghambat implementasi berasal dari dalam tubuh

departemen IT sendiri dan dari luar departemen.

Sebagian besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena

digantikan oleh sistem tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum penerapan sistem

ERP, bagian IT inilah yang bertanggung jawab untuk membuat aplikasi-

aplikasi sesuai dengan kebutuhan user disemua departemen. Beberapa

karyawan di luar departemen IT juga merasa terancam dengan berkurangnya

kekuasaan karena sebagian pekerjaan akan dilakukan oleh software ERP.

Dengan alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya bisa

dihapus tidak dapat dilakukan.

Keengganan user atau karyawan departemen lain pada saat diimplementasikan

software karena adanya unsur ”ketidakpercayaan” terhadap departemen IT.

Ketidakpercayaan tersebut timbul karena ketakutan bahwa data-data atau

laporan-laporan rahasia mereka akan diketahui oleh bagian IT selaku

administrator.

6. Usaha-Usaha Mengatasi Kendala Implementasi

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Alhmadi dalam buku Operations

Page 59: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

49

Management (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa usaha untuk

mengatasi kendala dalam implementasi diantaranya:

1. Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola

perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.

2. Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-

presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem

tersebut.

3. Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.  

7. Hasil-Hasil Setelah Implementasi ERP

Dengan implementasi yang telah dilaksanakan ada beberapa perbaikan

yang diperoleh diantaranya :

Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu meningkatkan

penjualan

Mempercepat waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya per

tanggal lima belas menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.

Meningkatkan keakuratan informasi.

B. Penelitian Relevan (TABEL PERBANDINGAN) 3

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :

JUDUL

MASAL

AH TUJUAN

HIPOTES

IS

ANALIS

IS HASIL

REKOM

ENDASI

Pengaru

h

Faktor

apa saja

Untuk

menyelidik

Nilai sig

Sebesar

Analisis

Deskripti

Efektivitas

sistem ERP

Dapat

memperl

Page 60: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

50

Efektivit

as ERP

Terhada

p

Kinerja

Karyaw

an.

(Studi

Kasus

PT.

Bank

Maluku

yang

mempeng

aruhi ERP

pada PT.

Bank

Maluku?

i faktor-

faktor

yang

mempenga

ruhi

perilaku

karyawan

terhadap

penggunaa

n sistem

ERP pada

PT. Bank

Maluku

0,00 < 0,05

, Maka Ha

Diterima

yakni ada

hubungan

antara

kedua

variabel

korelasi

tersebut,

Signifikan

pada 0,01.

f. 32,1 %

cukup

mempengar

uhi kinerja

karyawan

dan sisanya

67,9%

dipengaruhi

hal-hal lain

yang juga

turut

berperan

serta dalam

kinerja user

atau

karyawan.

uas

variabel

lain yang

tidak

disebutka

n dalam

penelitian

ini yang

juga

berpenga

ruh

dalam

efektivita

s ERP.

Pengaru

h

Kepuasa

n

Penggun

a Sistem

Informa

faktor-

faktor

yang

mempeng

aruhi

kepuasan

pengguna

untuk

menguji

faktor-

faktor

yang

mempenga

ruhi

H1:

Kualitas

layanan

berpengaru

h positif

terhadap

kepuasan

Model

Pengukur

an dan

Model

Struktura

l.

Kualitas

layanan

terbukti

secara

signifikan

berpengaru

h positif

Penelitia

n

selanjutn

ya dapat

dilakukan

dengan

memperb

Page 61: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

51

si

Terhada

p

Kinerja

Individu

.

akhir

paket

program

sistem

informasi

akuntansi

kepuasan

pengguna

akhir paket

program

sistem

informasi

akuntansi

pengguna terhadap

kepuasan

pengguna

sistem

informasi.

anyak

data dan

dilakukan

pengujian

dengan

metode

WLS

JUDUL MASAL

AH

TUJUA

N

HIPOT

ESIS

ANA

LISIS

HASIL REKOME

NDASI

Analisis

Kinerja

Operasi

Perusaha

an Yang

Menerap

kan

Sistem

ERP

Apakah

terdapat

perbedaa

n kinerja

operasi

yang

diukur

dengan

(gross

profit

margin,

operatin

g profit

Kinerja

operasi

yang

diukur

dengan

(gross

profit

margin,

operatin

g profit

margin ,

pretax

profit

Hasil uji

normalit

as

seperti

tersaji di

atas

menunju

kkan

bahwa

nilai

asymp

sig untuk

semua

Deskr

ipsi

statist

ik

Implikasi

penerapan

sistem ERP atas

kinerja operasi

perusahaan

berbeda di

antara

perusahaan

sehat dan

perusahaan

tidak sehat.

Simpulan ini

didasarkan pada

Penelitian

berikutnya

dapat

menggunak

an ukuran

kinerja

perusahaan

lain, seperti

tingkat

pengembali

an

investasi,

rasio

Page 62: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

52

margin ,

pretax

profit

margin,

dan net

profit

margin),

antara

perusaha

an yang

menerap

kan

sistem

ERP

yang

sehat

dan yang

tidak

sehat?

margin,

dan net

profit

margin),

yang

menerap

kan

sistem

ERP

oleh

perusaha

an sehat

dan

perusaha

an tidak

sehat.

proksi

kinerja

operasi

yang

digunaka

n dalam

penelitia

n ini

baik

pada t0,

t1, t2, t3,

maupun

t4 lebih

besar

dari

0,05,

sehingga

dapat

dinyatak

an

bahwa

distribusi

untuk

hasil GPM,

perusahaan

tidak sehat.

Atas dasar hasil

penelitian ini

maka dapat

OPM, dan PPM

serta NPM di

antara

perusahaan

sehat dan

perbedaan yang

signifikan atas

kinerja operasi

yang dinyatakan

dengan

penelitian

bahwa terdapat

dinyatakan

bahwa H1a,

H1b, H1c, dan

H1d didukung

aktivitas

seperti asset

turnover,

inventory

turnover

diperoleh

hasil dan

bukti

penelitian

yang lebih

menggamba

rkan dan

lain

sebagainya,

sehingga

dapat

diperoleh

hasil dan

bukti

penelitian

yang lebih

menggamba

rkan kinerja

Page 63: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

53

keseluru

han data

di atas

adalah

normal.

pt\

erusahaan

Dari uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bukti

empiris mengenai bagaimana penerapan sistem ERP terhadap kinerja

karyawan di PT. AR yang mana pada perbandingan penelitian diatas

mendapatkan hasil bahwa sistem ERP memiliki pengaruh terhadap kinerja

karyawan. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian

sebelumnya.

D. Kerangka Berfikir

Seiring dengan perubahan bisnis global, kebutuhan untuk meningkatkan daya

saing juga semakin tinggi. Dengan tuntutan dan tekanan tersebut, para

eksekutif perusahan memusatkan penelitiannya untuk dapat memenangkan

persaingan, meningkatkan pengawasan operasional, menyederhanakan proses

administrasi untuk menekan biaya overhead, meningkatkan pelayanan kepada

pelanggan, mengembangkan produk dan layanan baru.

Kemampuan pegambilan keputusan yang akurat dan tepat waktu, untuk

menghadapi pesaing memang selalu menjadi impian para eksekutif. Untuk

itu bukan hanya dibutuhkan informasi yang relevan, seperti target pasar,

kebutuhan akan produk atau jasa dan tingkat kepuasan pelanggan. Tetapi

Page 64: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

54

yang lebih penting adalah tingkat akurasi informasi dapat dihasilkan, serta

pada waktu yang tepat.

Beberapa perusahaan sekarang ini merasakan bahwa informasi yang

disediakan tidak lagi memenuhi kebutuhan manajemen. Ketersediaan

informasi yang mencakup semua aspek konsumen merencanakan dan

melakukan transaksi pembelian, proses pengadaan, lokasi penyimpanan,

pengiriman barang sampai proses pembayaran dan kondisi keuangan, menjadi

prasyaratan untuk meningkatkan kinerja fungsi manjemen perusahaan secara

keseluruhan. Dengan perkembangan teknologi sedemikian pesat, Kini

tersedia pilihan yang cukup banyak untuk aplikasi komputer terpadu yang

mengintegrasikan proses-proses bisnis. Aplikasi-aplikasi tersebut

dikembangkan berdasarkan konsep Enterprise Resource Planning (ERP).

Namun perlu diingat pengimplementasian ERP bukan hanya semata-mata

peningkatan dan pengembangan teknologi saja. Yang harus diingat dengan

peningkatan dan pengembangan teknologi disini adalah untuk mendukung

manajemen perusahaan dalam menghasilkaan informasi yang berkualitas

khususnya informasi dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas yang telah dijelaskan pada pembahasan

sebelumnya, terlihat bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) berpengaruh dalam menghasilkan informasi-informasi yang ada di

dalam perusahaan.

ERP merupakan sistem yang mempunyai kaitan erat dengan fungsi

manajemen seperti : keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi,

Page 65: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

55

logistik, karena ERP merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh

aspek aktivitas organisasi ke dalam suatu sistem informasi. Dengan

mengimplementasi ERP diharapkan dapat menghasilkan informasi-informasi

yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan,akurat (dapat

dipercaya), dan lengkap secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut

mengandung arti dan berguna untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan uraian teori serta penelitian yang relevan di

atas, maka penulis mengemukakan hipotesis secara parsial dan simulatan

sebagai berikut:

1. Diduga adanya pengaruh Sistem ERP terhadap Kinerja Karyawan.

ERP

keuangan,

pemasaran,

sumber daya manusia,

produksi,

logistik

PEGAWAI/ KARYAWAN

(X) (Y)

Page 66: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

56

(Ha ≠ 0 artinya bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) mempengaruhi Kinerja Karyawan).

Page 67: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan data empiris dan

mengetahui seberapa besar pengaruh Implementasi Enterprise Resource

Plaanning (ERP) terhadap Kinerja Karyawan pada PT. AR Jalan Panjang

Raya No.11, Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat.

Dilaksanakan selama 2 bulan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai

tujuan tersebut diperlukan suatu metode yang relevan dengan tujuan yang

ingin dicapai.

Menurut Sugiyono (2009:2) pengertian metode penelitian adalah sebagai

berikut :

”Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif

dengan pendekatan survey, karena adanya variabel-variabel yang akan

ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara

terstruktur, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar

variabel yang diteliti.

57

Page 68: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

58

Menurut Moh. Nasir (2009:54), yang dimaksud dengan metode deskriptif

adalah :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki”.

Adapun variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas dan terikat.

Variabel merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2009:58)

mendefinisikan pengertian variabel sebagai berikut :

“Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari atau ditarik kesimpulannya”.

Sesuai dengan judul skripsi, yaitu Implementasi Enterprise Resource

Planning Terhadap Kinerja Karyawan, maka penulis melakukan penelitian

dan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2009:59) variabel bebas (independent variable)

adalah :

Page 69: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

59

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Variable dependent).”

Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent

variable) adalah Implementasi Enterprise Resource Planning.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2009:59) variabel terikat (dependent variable)

adalah :

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.”

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi

variabel terikat (dependent variable) adalah Kinerja Karyawan.

Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti yaitu “Implementasi Enterprise

Resource Planning Terhadap Kinerja Karyawan” maka terdapat dua variabel

penelitian yaitu:

1. Implementasi Enterprise Resource Planning sebagai variabel bebas (X1)

2. Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat (Y)

. Selanjutnya menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode deskriptif

verifikatif adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk

menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Tujuan dari penelitian deskriptif verifikatif adalah untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang

Page 70: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

60

timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang

terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut dan melihat Implementasi

enterprise reseource planning terhadap kinerja Karyawan. Ada dua instrumen

dalam metode survei, yaitu kuesioner (pertanyaan tertulis) dan wawancara

(pertanyaan lisan). Kuisioner dapat langsung dikomunikasikan dan

dikumpulkan dari responden (secara perorangan) atau dapat juga

dikomunikasikan dan dikumpulkan melalui pos. Wawancara dapat dilakukan

dengan komunikasi tatap muka atau telepon.

Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan diproses lebih

lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis

dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik yang

relevan untuk menguji hipotesis.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan

melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek

tersebut bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang dipandang sebagai

objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:115) mendefinisikan pengertian populasi

sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Page 71: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

61

Dari pengertian diatas, maka jelaslah bahwa populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, yang menjadi populasi penelitian dalam

penyusunan skripsi ini adalah bagian yang terkait dengan Implementasi

Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Karyawan yaitu Seluruh

karyawan PT. AR yang berjumlah 50 0rang

Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:116) adalah

sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan kareakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

Pengukuran sampel merupakan langkah untuk menentukan sampel yang

diambil untuk melaksanakan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah

orang-orang yang terlibat dalam Implementasi Enterprise Resource Planning

terhadap Kinerja Karyawan ini populasinya berjumlah 50 orang. Alasan

penulis melakukan populasi pada bagian-bagian tersebut adalah dapat

memberikan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini.

Dengan berpedoman pada pendapat dari Suharsimi Arikunto (2002:112)

menyatakan bahwa :

“Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil populasi untuk

dijadikan sampel sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika populasinya besar diatas 100 orang maka diambil 10% - 15%

atau 15%- 20% atau lebih dari itu.”

Page 72: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

62

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menggunakan sampel sebesar

10%, karena jumlah populasinya berjumlah 50 orang.

Dengan berpedoman pada rumus Husein Umar (2003:78) rumusan

perhitungan slovin yaitu sebagai berikut:

n= N

1+ Ne²

Dimana :

n :Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

E : Persentase kelonggaran ketidaktelitian kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolelir atau diingiinkan (menurut pendapat Gay yang

dikutip oleh Husein Umar dalam bukunya riset akuntansi menyatakan

bahwa ukuran minimal sampel yang dapat 57 diterima berdasarkan desain

deskriptif dengan jumlah populasi kecil sebesar 10% dari populasi)

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka ukuran sampel dapat

dilihat sebagai berikut ;

n = 50

1+ 50 (0,10)²

= 50

1,5

Page 73: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

63

= 33,33

n= 33

Berdasarkan hasil perhitungan maka sampel minimal yang dapat diterapkan

dalam penelitian berjumlah 72 orang

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, peniliti memperoleh data dari dua

sumber yaitu :

1. Data Primer

Untuk data primer, penulis melakukan studi lapangan, yaitu mengumpulkan

data secara langsung dari sumbernya yang bersifat lisan maupun tulisan.

2. Data sekunder

Untuk data sekunder, penulis memperoleh dari studi kepustakaan yaitu

pengumpulan data dari literature yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

Untuk mendukung keperluan penganalisaan data penelitian ini, penulis

memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun luar

perusahaan. Adapun cara-cara untuk memperoleh data dan informasi dalam

skripsi ini, penulis memerlukan pengumpulan data dan melengkapi oleh

berbagai keterangan melalui :

1. Penelitian Lapangan (Field Reseach)

Page 74: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

64

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data

dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Maka sarana untuk

memperoleh data dan informasi tersebut adalah:

a. Wawancara (Interview)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa:

“Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab

atau wawancara langsung dengan para pegawai yang bewenang dilingkungan

perusahaan untuk mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti.”

b. Pengamatan Langsung (Observation)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa:

“Pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh

data yang diperlukan.”

c. Kuesioner

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa:

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan

daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.”

d. Dokumentasi

Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengumpulkan data-data yang

diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan dan

formulir yang digunakan organisasi.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)

Page 75: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

65

Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh

data sekunder dalam menunjang data primer yang diperoleh dari penelitian

lapangan. Data sekunder merupakan bahan informasi yang dikemukakan oleh

para ahli dalam bidangnya, sehingga relevan dengan pembahasan penelitian.

Dalam melakukan studi kepustakaan ini, penulis mengumpulkan data dengan

membaca literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

3. Riset Internet (Online Research)

Pengumpulan data berasal dari situs-situs yang berhubungan dengan

berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

E. Instrumen Penelitian

1. Variabel Bebas (X1)

a. Definisi Konseptual

ERP adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk

menyederhanakan, memudahkan dalam proses bisnis.

b. Definisi Operasional

ERP dalam penelitian ini adalah sistem informasi yang ada pada

suatu perusahaan dan berfungsi untuk meningkatkan efisien pekerjaan.

Adapun indikator dari ERP adalah kemudahan, kecepatan, terjangkau,

kejelasan, implementasi yang fleksibel.

c. Kisi-kisi

Variabel Indikator Skala

Page 76: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

66

Implementasi

Enterprise Resource

Planning

Kemudahan

Kecepatan

Terjangkau

Kejelasan

Implementasi fleksibel

Ordinal

2. Variabel Terikat (Y1)

a. Definisi Konseptual

Kinerja karyawan adalah penilaian atas pekerjaan yang telah dicapai

oleh seorang karyawan dalam menyelesaikan tugasnya, dan juga dapat

menjadi tolak ukur seorang karyawan untuk mengembangkan dirinya

lebih maju lagi.

b. Definisi Operasional

Kinerja karyawan mempunyai indikator yaitu efektivitas,

efisiensi,tanggung jawab, integritas, kepatuhan, tepat waktu.

c. Kisi-kisi

Variabel Indikator Skala

Kinerja Karyawan Efektivitas

Efisiensi

Tanggungjawab

Integritas

Ordinal

Page 77: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

67

Kepatuhan

Tepat waktu

F. Teknik Analisis Data

Analis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang mudah dibaca dipahami dan diinterupsikan. Data yang akan dianalisis

merupakan data hasil pendekatan survey penelitian dari penelitian lapangan

dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik

kesimpulan. Langkah-langkah yang diusulkan adalah sebagai berikut:

a. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner,

dimana yang diteliti adalah sampel yang telah di tentukan sebelumnya.

b. Setelah metode pengumpulan data kemudian ditentukan alat untuk

memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki, alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penyusunan pertanyaan atau

kuesioner.

c. Daftar kuesioner kemudian disebar ke bagian-bagian yang telah ditetapkan.

Setiap item dari kuesioner tersebut yang merupakan pertanyaan positif yang

memiliki lima jawaban dengan masing- masing nilai berbeda yaitu:

Jawaban “Selalu”, memiliki nilai = 5

Jawaban “Sering”, memiliki nilai = 4

Jawaban “Kadang-Kadang”, memiliki nilai = 3

Jawaban “Jarang”, memiliki nilai = 2

Jawaban “Tidak Pernah”, memiliki nilai = 1

Page 78: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

68

d. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan

dianalis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik. Untuk

menilai variabel X dan variabel Y, maka analis yang digunakan berdasarkan

rata-rata dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan

menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi

dengan jumpah respon.

Untuk menilai X dan Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan

rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat

dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian

dibagi dengan jumlah responden. Rumus Mean (rata-rata) yang dikutip dari

Sugiyono (2006:43) adalah :

Dimana: X = Rata-rata X

Y = Rata-rata Y

= Sigma (Jumlah)

Yi = Nilai Y ke I sampai ke n

Xi = Nilai X ke i sampai ke n

n = Jumlah individu

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas

nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (Mean) ini didapat dengan

Untuk variabel X

=

Untuk varabel Y

=

Page 79: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

69

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi

dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Persamaan rata-rata (mean) di atas merupakan teknik penjelasan

kelompok didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata ini

didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu,

kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Setelah didapat rata-rata dari masing-masing variabel kemudian

dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai

terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesoiner. Nilai terendah dari nilai

tertinggi itu masing-masing peneliti ambil dari banyaknya pertanyaan dalam

kuesioner dikalikan dengan nilai terendah (1) dan nilai teringgi (5) yang telah

peneliti terapkan.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisoner. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. menurut Sugiyono (2009:179)

yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Jika r ≥ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid

b. Jika r ≤ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus

korelasi berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :

Page 80: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

70

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

∑xy = Jumlah perkalian variabel x dan y

∑x = Jumlah nilai vaiabel x

∑ y = Jumlah nilai varibel y

∑x2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel x

∑y2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel y

n = Banyaknya sampel

2. Pengujian Reabilitas

Untuk melakukan uji reliabilitas alat ukur yang akan digunakan adalah

menggunakan Cronbach Alfa (α). Statistik ini berguna untuk mengetahui

apakah pengukuran yang kita buat reliabel.Sebelum dilakukan reliabilitas

terlebih dahulu dicari nilai korelasi Product Moment. Selain nilai koefisien

korelasi telah diketahui, maka selanjutnya uji reliabilitas dengan

menggunakan rumus Spearman Brown dimana persamaannya sebagai berikut

: r = 2rb

1+rb

Dimana :

rxy =

Page 81: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

71

r = Reliabilitas internal seluruh instrument

rb = Koefisien korelasi antara kedua belah pihak (ganjil dan genap)

Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Rencana uji hipotesis untuk mengetahui korelasi dari dua variabel

yang diteliti. Dalam lingkup penelitian ini yang diteliti adalah mplementasi

Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Karyawan dengan

menggunakan perhitungan statistik.

Hipotesis merupakan pernyatan-pernyatan yang menggambarkan

suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus

tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak

benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi

proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau

dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan

dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut

khususkan mengenai populasi, umumnya mengenai parameter populasi, maka

populasi itu disebut dengan hipotesis statistik.

Sugiyono (2009:70) berpendapat bahwa populasi adalah:

“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan,

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh

melalui pengumpulan data”.

Page 82: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

72

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini dimulai dengan

menetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes

statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikasi dan

penetapan kriteria pengujian.

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda dengan meggunakan uji F, uji T dan koefisien determinan. Metode

analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari

variabel bebas dan dan variabel terikat.

Uji T (Signifikan Parsial)

Uji satistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukan seberapa jauh pengaruh vaiabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

a. Variabel X1 (Enterprise Resource Planning )

- H0 : ≤ 0, Enterprise Resource Planning tidak berpengaruh terhadap

Kinerja Karyawan

- Ha : > 0, Enterprise Resource Planning berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan

Sebelum melakuakan uji t maka dihitung terlebih dahulu korelasi antara variable

X dengan variable Y. Untuk menetukan korelasi, ditentukan dengan

membandingkan antara angka korelasi product moment pearson dengan r table

pada level signifikasi 0,05 nilainya kritisnya.

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung korelasi yaitu :

Page 83: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

73

r =

Keterangan :

R = koefisien korelasi product moment

xy = jumlah perkalian item dengan total item

x = jumlah skor untuk indikator x

y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x,y dari hasil kuesioner

Kriteria untuk pengambilan keputusan :

1) Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka terdapat hubungan yang

sangat signifikan antara X dan Y

2) Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara X dan Y

Selanjutnya untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat, digunakan penguji koefisien regresi secara parsial (uji t), yaitu

dengan membandingkan ttabel dan thitung yang dirumuskan sebagai berikut :

t = rxi

Page 84: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

74

Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian di bandingkan dengan t tabel yang

diperoleh dengan menggunakan tarif nyata atau significance level 0,05 dengan

ketentuan sebagai berikut :

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika thitung < ttabel A = 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel A = 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima

Uji-F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama

(serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : : Implementasi Enterprise Resource Planning Berpengaruh Terhadap

terhadap Kinerja Karyawan.

Ha : : Implementasi Enterprise Resource Planning Berpengaruh Terhadap

Kinerja Karyawan.

Hipotesis kemudian diuji untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya.

Pengujian hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel

bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis

denngan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of varian

(Anova).

Page 85: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

75

Untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk hubungan dan pengaruh

antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen,

digunakan uji F yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana: R2 = Koefisien Determinasi

n = Ukuran sampel

k = Banyaknya variabel bebas

Pengujian Anova atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu melihat tingkat

signifikasi atau dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel - pengujian dengan

tingkat signifikasi pada tabel Anova < = 0,05 maka H0 ditolak (berpengaruh),

sementara sebaliknya apabila tingkat signifikasi pada tabel Anova > = 0.05,

maka Ha diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dilakukan dengan ketentuan

yaitu:

a. Apabila Fhitung > Ftabel pada = 5% maka H0 ditolak (berpengaruh).

b. Jika Fhitung < Ftabel pada = 5% maka H0 diterima (tidak berpengaruh).

Adapun Ftabel dicari dengan memperhatikan tingkat kepercayaan dan derajat

bebas.

Analisis Koefisien Determinasi

F =

Page 86: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

76

Setelah koefisien korelasi diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung

koefisien determinasi, yaitu untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh X1

(Enterprise Resource Planning) Terhadap Kinerja Karyawan (Y). Adapun rumus

koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi atau seberapa jauh perubahan variabel terikat

(Kinerja Perusahaan)

Rs = Korelasi rank spearman.

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :

a. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent lemah.

b. Jika kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent kuat.

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau seberapa

besar pengaruh variabel-variabel bebas (Independent) terhadap variabel terikat

(Dependent), digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:214)

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Koefisien Korelasi dan Taksirannya

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Kd = Rs2.100%

Page 87: IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING TERHADAP KINERJA KARYAWAN (2).doc

77

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : (Sugiyono, 2009:214)

Rancangan Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:128) mengemukakan bahwa :

“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal lain yang ia ketahui.”

Peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang dibagikan

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner

dibagikan kepada seluruh karyawan PT. AR

Kuesioner terdiri dari 50 (Lima puluh) pertanyaan yaitu 25 (dua puluh lima)

pertanyaan untuk variabel X1 (Enterprise Resource Planning), (dua puluh lima)

pertanyaan untuk variabel Y (Kinerja Karyawan).