Implementasi 6 SKP

66
IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUMDAERAH dr. ISKAK TULUNGAGUNG

description

Implementasi 6 SKP

Transcript of Implementasi 6 SKP

Slide 1

IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUMDAERAH dr. ISKAK TULUNGAGUNGKeselamatan (safety) telah menjadi isu globalPelayanan kesehatan bertujuan menyelamatkan pasien semakin kompleks dan berpotensi untuk terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Rumah Sakit Umum Daerah DR. Iskak telah menetapkan pelaksanaan Keselamatan Pasien sejak tanggal.......Nafas dari Patient Safety adalah belajar dari KTD yang terjadi dari masa lalu dan selanjutnya disusun langkah-langkah agar kejadian serupa tidak terulang

RSUD dr. ISKAKProses pembelajaran Dimulai dari proses pelaporan kejadian Analisis Sampai ditemukan akar masalahnya Mendisain ulang sistem sehingga tercapai suatu asuhan pasien yang lebih aman di Rumah Sakit

RSUD dr. ISKAKSASARAN KESELAMATAN PASIEN

Sasaran Keselamatan Pasien mengacu Nine Life-Saving Patient Safety Solution dari WHO Patient Safety ( 2007 ) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KKPRS PERSI ), dan Joint Commission International (JCI ).Maksud Mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasienRSUD DR. ISKAK6 Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran I: Ketepatan Identifikasi PasienSasaran II: Peningkatan Komunikasi yang EfektifSasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (high-alert)Sasaran IV: Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien OperasiSasaran V: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan KesehatanSasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Kesalahan karena keliru pasien terjadi di :semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. pasien yang dalam keadaan terbius/ tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/ kamar/ lokasi

Maksud sasaran ini melakukan pengecekan 2 kali :Identifikasi pasien sebagai individu yang menerima pelayanan atau pengobatanKesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut

Kebijakan yang berlaku :Pasien rawat inap diberi gelang identitas:warna merah muda perempuanbiru laki-laki.riwayat alergi kancing warna merahPasien risiko jatuh kancing warna kuningPasien yang tidak bisa dilakukan resusitasi (Do Not Resuscitate (DNR) kancing warna unguBayi baru lahir yang belum jelas identitas jenis kelaminya gelang berwarna putih

Pasien yang namanya sama dirawat dalam satu ruangan yang sama stiker berwarna coklatPasien yang tidak diketahui identitasnya dan dalam keadaan coma, maka diberi identitas dengan nama Tuan / Nyonya XBayi baru lahir diberi gelang identitas dan cap kaki bayi pada lembar status pasien

Setiap gelang pasien akan ditulis :Nama, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.

Pada saat pemasangan gelang perawat harus menjelaskan :Fungsi gelang dan menjelaskan bahwa setiap pemberian obat-obatan, transfusi darah, pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, tindakan kedokteran yang akan dilakukan, transfer pasien, dan konfirmasi kematian

Perawat akan melakukan verifikasi identitas kepada pasien dan bila dalam kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjawab, perawat melakukan verifikasi identitas kepada keluarga atau wali, yaitu nama dan tanggal lahir atau nama dan alamat

CONTOH GELANG DAN KANCING IDENTIFIKASI

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Dalam proses komunikasi lisan melalui telepon antar petugas medis menggunakan pendekatan atau formula SBAR

SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMMENDATION

Kebijakan yang berlaku;Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima informasi (write)Perintah lisan / melalui telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima informasi (read)Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi informasi (repeat back)

SASARAN III: PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya)

MACAM-MACAM OBAT-OBATAN YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT MEDICATION) 1. Obat NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike)Cara penyimpanannya :Obat-obatan yang bentuknya mirip stiker warna hijauObat-obatan yang ucapan/pelafalannya mirip stiker warna hijau

2. Elektrolit konsentrat atau elektrolit pekatNama-nama obat yang termasuk elektrolit konsentrat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak adalah:Calsium gluconasKalium chlorid/KCLNatrium bicarbonat/MeylonMagnesium sulfat/MgSo4Dextrose 40%NaCl 3%Cara penyimpanannya : Penyimpanan harus terpisah dengan obat-obat rutin yang lain stiker warna orange

Masing-masing unit perawatan menyimpan obat-obat elektrolit konsentrat sesuai dengan karakter dan kebutuhan unit masing-masingNama UnitNama obat-obat elektrolit konsentrat yang sesuai dengan kebutuhan unitICUKCL dan NaCl 3%Calcium glukonasNatrium Bicarbonat (Nabic)Magnesium Sulfat (MgSO4)Dextrose 40%Potassium CloridaInstalasi Kamar OperasiInstalasi Gawat Darurat Calcium glukonasNatrium Bicarbonat (Nabic)Magnesium Sulfat (MgSO4)Dextrose 40%Instalasi Rawat InapUnit StrokeCalcium glukonasNatrium Bicarbonat (Nabic)Dextrose 40%6. Kamar BersalinNatrium Bicarbonat (Nabic)Magnesium Sulfat (MgSO4)Insulin stiker warna kuning

Heparin stiker warna merah

Obat Sedasi stiker warna merah

Preparat Nutrisi Parenteralstiker warna kuning

Agen Radiokontras IV stiker warna merah

Agen Kemoterapi diberi stiker warna merah

CONTOH NORUM/LASA

CONTOH ELEKTROLIT KONSENTRAT / ELEKTROLIT PEKAT

CONTOH SEDATIF

CONTOH NUTRISI PANENTERAL

SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

Sebagai upaya meningkatkan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi dengan upaya sebagai berikut:1. Penandaan operasi dilaksanakan di unit perawatan tempat pasien rawat inap.Untuk pasien yang berkulit putih tanda spidol warna hitam Pasien yang berkulit hitam (gelap) tanda spidol warna putihTanda lokasi operasi dilingkari (O) dan diberi nama dokter operator Penandaan lokasi operasi ditandai untuk semua kasus termasuk Sisi (literality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).

2. Ceklist keselamatan pasien, yang meliputi:

a. Sign inSign in dilaksanakan sebelum pasien dilakukan pembiusan, dihadiri minimal oleh dokter anestesi, dilakukan oleh perawat sirkuler dan dokter anestesi.

Terdiri dari:Identitas pasien (nama, tanggal lahir, alamat, nomor Rekam Medis, Dokter Bedah, Dokter Anestesi dan Diagnosa pasien)Lokasi operasi, termasuk penandaan lokasi operasiKelengkapan informed consent dan prosedur operasiKelengkapan mesin anestesi dan obat anestesiAlat monitor dan oxymetri berfungsi.Riwayat alergiAdakah kesulitan jalan napas atau risiko aspirasiAdakah risiko kehilangan darah lebih dari 500 cc

b. Time outTime out dilaksanakan sebelum dilakukan insisi, semua tim harus hadir, termasuk di dalamnya dokter bedah, asisten bedah, dokter anestesi, asisten anestesi, perawat instrumen dan perawat sirkuler. Kegiatan ini dilaksanakan oleh perawat sirkuler dan semua tim

Terdiri dari:Pastikan semua anggota tim diperkenalkanPastikan nama pasien, prosedur dan lokasi insisi sudah benarPastikan antibiotik profilaksis sudah diberikan pada 60 menit terakhirAntisipasi terhadap situasi kritis atau kejadian yang tak terduga, serta apa yang perlu disiapkanAntisipasi bila kehilangan banyak darah, persediaan darah harus tersediaHal spesifik yang perlu diperhatikan dari dokter anestesiPastikan kesterilan alat operasi dan peralatan yang perlu diperhatikan

c. Sign OutSign out dilaksanakan sebelum pasien meninggalkan ruang kamar operasi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh perawat sirkuler, dokter anestesi dan dokter bedahTerdiri dari:Konfirmasikan secara verbal nama prosedur tindakan operasiKelengkapan jumlah kasa, instrumen, jarumPemberian label pada spesimenHal yang perlu diperhatikan selama pasien berada di ruang pulih sadar serta manajemen pasien di ruangan

SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATANCuci tangan (hand hygiene) yang tepat

Kegiatan Sasaran V :Edukasi cara cuci tangan yang benar kepada semua staf rumah sakit baik berupa diklat, orientasi karyawan baruEdukasi hand hygiene kepada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakitMemasang poster cuci tangan di wastafelMemasang dispenser dan handrub di semua unit rumah sakitTim PPIRS melakukan evaluasi terhadap staf rumah sakit tentang kepatuhan cuci tangan

SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUHKebijakan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak dalam Pengurangan Risiko Pasien Jatuh :Langkah-langkah untuk mengurangi pasien risiko jatuh : Diberi penandaan risiko jatuh dengan kancing warna kuningDiberi pengaman samping tempat tidurDiberi restrainPenjaga pasien Edukasi pasien dan keluarga yang berisiko jatuhDipasang rambu-rambu untuk waspada misalnya: awas jalan licin, jalan menurunMemastikan pengaman tempat tidur berfungsi baik

Menyediakan wallguard untuk jalan yang menurun, kamar mandiLantai rumah sakit tidak licinBel pasien di kamar mandi dan tempat tidur berfungsi baikKetrampilan petugas mendorong pasien Pemeliharaan tempat tidur, brankar, kursi roda

Cara penilaian pasien risiko jatuhAnak-anak (usia 13 tahun): scoring Humpty DumptyDewasa (usia 14 tahun): scoring Morse Fall RiskGeriantri (usia 60 tahun): scoring Ontario/ Sydney

Pada Anak-Anak Menggunakan Penilaian Humpty DumptyPARAMETERKRITERIASKORSKORING 1 SAAT MASUK TGL..SKORING 2 TGLSKORING 3 TGLSKORING 4 TGLUmur< 3 thn43 7 thn37 13 thn2>13 thn1Jenis KelaminLaki laki2Perempuan1DiagnoseKelainan Neurologi4Perubahan dalam oksigenasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop/sakit kepala, dll)3Kelainan Psikis/ perilaku2Diagnose lain1Gangguan KognitifTidak sadar terhadap keterbatasan3Lupa keterbatasan2Mengetahui kemampuan diri1Faktor LingkunganRiwayat jatuh dari TT saat bayi-anak4Pasien menggunakan alat bantu/box/mebel3Pasien berada di TT2Diluar ruang rawatRespon terhadap Operasi/ obat penenang/ Efek AnestesiDalam 24 jam3Dalam 48 jam riwayat jatuh2>48 jam1Penggunaan obatBermacam-macam obat yang digunakan: obat sedative (kecuali pasien IPI yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik,Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan, Laksan/ Diuretika, Narkotik3Salah satu dari pengobatan diatas2Pengobatan lain1TOTALRisiko Rendah : 7 -11Risiko Tinggi : 12Pencegahan Risiko Jatuh Morse Fall Risk Morse Fall Risk AssessmentIsi yang sesuaiFaktor RisikoSkalaNilai NilaiRiwayat pernah jatuhYa25Tidak0 Diagnosis sekunderYa15Tidak0Alat bantu jalanBerpegang pada furniture30Kruk / Tongkat / Walker15Tanpa alat bantu / Bed Rest / Kursi Roda / Dengan Perawat0IV akses Ya20Tidak0Kemampuan berjalanTerganggu20Lemah10Normal / Bed Rest / Tak mampu berjalan0Mental StatusTidak menyadari keterbatasannya15Sadar atas keterbatasannya0Morse Fall Scale Score = Total Morse Fall ScoreRisiko tinggi 45Risiko sedang25 - 44Risiko rendah0 - 2438Pada Geriatrik Menggunakan Penilaian Ontario Modified Stratify/ Sydney Scoring (Geriatrik dengan Usia 60 Tahun)ParameterSkriningJawabanKeterangan NilaiSkorRiwayat jatuhapakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?Ya/TidakSalah satu jawaban ya = 6jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?Ya/TidakStatus mentalapakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)Ya/TidakSalah satu jawaban ya = 14apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)Ya/Tidakapakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)Ya/TidakPenglihatanapakah pasien memakai kacamata?Ya/TidakSalah satu jawaban ya = 1apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?Ya/Tidakapakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?Ya/TidakKebiasaan berkemihapakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)Ya/Tidakya = 2Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)0jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan1memerlukan bantuan yang nyata (2 orang)2tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total3Mobilitasmandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)0berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik)1menggunakan kursi roda2imobilisasi3TOTAL SKORKeterangan skor:0- 5 = risiko rendah6-16 = risiko sedang17-30 = risiko tinggiINDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN1. Insiden Ketidaktepatan Identifikasi Pasien

Ruang LingkupKetidaktepatan identifikasi pasien yang dirawat Rumah SakitDimensi MutuKeselamatan pasienTujuanTercapainya Keselamatan Pasien Definisi OperasionalKetidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.Kriteria InklusiKetidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir, alamat, nomor RM)Ketidaktepatan pemilihan gelang identitasKetidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (antara lain konfirmasi dengan pertanyaan terbuka)Kriteria Eksklusi-Insiden Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasienStandar02. Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif

Ruang LingkupKomunikasi lisan atau melalui telepon yang kurang efektif antar pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil pemeriksaan dan kondisi pasien.Dimensi MutuKeselamatan pasienTujuanTercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan yang efektifDefinisi OperasionalKomunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang tidak menggunakan prosedur: SBAR ; Write, Read dan Repeat Back (reconfirm) dengan benarKriteria InklusiKesalahan Prosedur komunikasi lisan atau via telepon: tidak menerapkan Write, Read dan Repeat Back (reconfirm)Pelaporan /konsul dokter melalui telepon yang tidak menggunakan prosedur SBAR

Kriteria EksklusiKomunikasi non lisan / tertulisInsiden Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan / melalui teleponStandar 0(SBAR: Situation, Background, Assessment, Recommendation)

3. Insiden Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai

Ruang LingkupKurangnya keamanan pengelolaan obat-obatan NORUM/LASA, elektrolit konsentrat, insulin, nutrisi parenteral, sedasi, heparin, agen radiokontras IV, dan agen kemoterapiDimensi MutuKeselamatan PasienTujuanTercapainya keselamatan pasien melalui peningkatan keamanan obatDefinisi OperasionalObat yang perlu diwaspadai (High Alert) adalah obat yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan.Kriteria InklusiTidak dilakukan Prosedur pengamanan obat sbb : Penyimpanan obat High Alert terpisah, elektrolit konsentrat diberi stiker orange, obat NORUM/LASA diberi stiker hijau, insulin dan nutrisi parenteral diberi stiker kuning, obat sedasi, heparin, agen radiokontras IV, dan agen kemoterapi diberi stiker merah)Pemberian obat High Alert tidak menggunakan prosedur 7 (tujuh) BENARTidak ada daftar obat High Alert di masing-masing unit.Prosedur ejaan tidak digunakan untuk obat yang bersifat LASA / NORUMKriteria EksklusiObat-obatan yang tidak tergolong High alertInsiden Kejadian kesalahan yang terkait dengan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)Denominator-Standar04. Insiden Ketidakpatuhan Cuci Tangan

Ruang LingkupKetidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan.Dimensi MutuKeselamatan Pasien, Pencegahan dan Pengendalian InfeksiTujuanMenurunkan resiko infeksi dengan melakukan prosedur cuci tangan yang benarDefinisi OperasionalKetidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu atau 5 momen cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci tanganKriteria InklusiTidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan Kriteria Eksklusi-InsidenKejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatanStandar05. Insiden Kejadian Pasien Jatuh

Ruang LingkupTerjadinya pasien jatuh di lingkungan rumah sakitDimensi MutuKeselamatan PasienTujuanTercapainya keselamatan pasien melalui pengurangan risiko jatuh.Definisi OperasionalPasien jatuh di lingkungan rumah sakit oleh sebab apa pun.Kriteria InklusiSemua insiden pasien jatuhKriteria Eksklusi-Insiden Kejadian pasien jatuhStandar0466. Insiden Kesalahan Prosedur Operasi

Ruang LingkupTerjadinya insiden kesalahan prosedur operasi pada pasien.Dimensi MutuKeselamatan Pasien TujuanTercapainya keselamatan pasien dengan tidak terjadinya insiden salah prosedur operasi.Definisi OperasionalTerjadinya insiden kesalahan prosedur operasi pada saat pasien dilakukan tindakan operasi.Kriteria InklusiSemua kesalahan prosedur operasi pada pasien yang mendapat tindakan pembedahan.Kriteria Eksklusi-Insiden Kejadian salah prosedur operasi.Standar07. Insiden Kesalahan Lokasi Operasi

Ruang LingkupTerjadinya Insiden kesalahan lokasi operasi pada pasien.Dimensi MutuKeselamatan Pasien TujuanTercapainya keselamatan pasien dengan tidak terjadinya Insiden salah lokasi operasi.Definisi OperasionalTerjadinya insiden kesalahan lokasi pada saat pasien dilakukan tindakan operasi.Kriteria InklusiSemua kesalahan lokasi operasi pada pasien yang mendapat tindakan pembedahan Kriteria Eksklusi-Insiden Kejadian salah lokasi operasi.Standar08. Insiden Kesalahan Diagnosis Pra Operasi

Ruang LingkupTerjadinya Insiden Kesalahan Dagnosis Pra OperasiDimensi MutuKeselamatan Pasien TujuanTercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya insiden kesalahan diagnosis pra operasi.Definisi OperasionalTerjadinya insiden kesalahan diagnosis pada pasien pra operasi, yang baru diketahui oleh operator pada saat durante tindakan operasi (diagnosis pra dan post operasi berbeda). Kriteria InklusiTerjadinya insiden kesalahan diagnosis pra operasi yang disebabkan oleh apapun.Kriteria Eksklusi-Insiden Kesalahan diagnosis pra operasi.Standar0PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDENJenis Insiden yang Mungkin Terjadi dalam Keselamatan Pasien

Kondisi Potensial Cidera (KPC)Kondisi Potensial Cidera adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden.

50DAFTAR KONDISI POTENSIAL CIDERA (KPC) BangunanAtap pecah/bocorTembok retakPlafon retakPlafon berlubangUbin pecah/berlubangLantai berlumutKaca retakJendela rusakPintu rusakPipa air bocor

Alat Non MedisRoda bed / kursi rusakBed pasien berkarat / keroposPembatas bed pasien rusakPengunci tiang infus longgar / tajamTiang infus rusakTempat duduk rusakPengatur naik turun bed rusak / tidak berfungsiKabel listrik berserakan / tidak rapiAC bocor / tidak berfungsiKursi operator bedah beroda

Alat MedisUmumMasa kalibrasi alat terlewatiTensi air raksa bocorSaluran oksigen tidak siap pakaiSyring pump tidak berfungsi optimalBVM (ambubag) tidak tersedia / tidak siap pakaiDefibriltor dalam kondisi rusak / tidak siap pakaiAlat monitor yang rusak / tidak siap pakaiAlat ECG rusak / tidak siap pakai Ventilator dalam kondisi tidak siap pakaiAlat spirometri tidak berfungsi dengan benar

2. LaboratoriumAlat analisa tidak berfungsi / rusakQuality control alat tidak dilakukan dengan benar

3. Kamar OperasiKauter tidak berfungsi dengan baikWarmer tidak berfungsi dengan baik

4. Kamar BersalinAlat NST tidak berfungsi dengan benarIncubator tidak siap pakai/rusakAlat Doppler tidak berfungsi

5. HemodialisaAlat HD tidak berfungsiCairan bikarbonat masa kadaluarsa < 3 bulan

6. RadiologiAlat tidak berfungsi dengan baikTampilan gambar tidak jelas

ObatMasa kadaluarsa obat < 3 bulanObat High alert tidak tertandai dengan benarPenyimpanan obat high alert yang tidak benarPenyimpanan obat tidak sesuai aturan produsenTidak tersedia / tidak lengkapnya obat emergencyPenyimpanan obat pasien tidak dilakukan dengan benar

2. Kejadian Nyaris Cidera / Near MissTerjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

3. Kejadian Tidak Cidera / No Harm IncidentSuatu kejadian atau insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cidera.

4. Kejadian Tidak diharapkan (KTD)/Adverse EventSuatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cidera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.

5. Kejadian SentinelKejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang serius.

Yang termasuk kejadian sentinel antara lain:Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh: bunuh diri Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnyaSalah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasiPenculikan bayi, bayi tertukar

PELAPORAN KONDISI POTENSIAL CIDERAForm Pelaporan Kondisi Potensial Cidera (KPC)RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ISKAKJl. Wahidin Sudiro Husodo. TulungagungTelp. 035-322609Rahasia, tidak boleh difotocopy, dilaporkan maximal 2 x 24 jamLAPORAN INSIDEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ISKAKLAPORAN KONDISI POTENSIAL CIDERA (KPC)

1. Tanggal dan Waktu ditemukan Kondisi Potensi Cidera (KPC)Tanggal : ......................................................... Jam ......................................2. KPC :....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................3. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden* Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya Pasien Keluarga / Pendamping pasien Pengunjung Lain-lain ...............................................................................(sebutkan)4. Lokasi diketahui KPC.................................................................................................(sebutkan)5. Unit / Departemen terkait KPC................................................................................................ (sebutkan)6. Tindakan yang dilakukan selama ini, dan hasilnya :........................................................................................................................................................................................................................................................7. Tindakan dilakukan oleh* : Tim : terdiri dari : ...................................................................................... Dokter Perawat Petugas lainnya ..........................................................................................8. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?* Ya TidakApabila ya, isi bagian dibawah ini.Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerjatersebutuntuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?...................................................................................................................................................................................................................................................

Pembuat Laporan: Penerima Laporan: ..Paraf: Paraf: ..Tgl. Terima: Tgl. Lapor:

61PELAPORAN INSIDENAlur Pelaporan Insiden di Rumah Sakit Panti Nirmala

Form Pelaporan Insiden RSUD dr. ISKAK(Internal)RUMAH SAKIT UMUM DERAH DR. ISKAK TULUNGAGUNGJln. Dr. Wahidin Sudiro HusodoTelp: 0355-322609Rahasia, tidak boleh difotocopy, dilaporkan maximal 2 x 24 jamLAPORAN INSIDEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ISKAKLAPORAN INSIDEN KNC, KTC, KTD DAN KEJADIAN SENTINEL. DATA PASIENNama: .No. RM: .................................................Ruangan : Umur: 0-1 bulan > 1 bulan 1 tahun >1 tahun 5 th > 5 tahun 15 th > 15 tahun 30 th > 30 tahun 65 th > 65 tahunJenis kelamin: Laki laki PerempuanPenanggung biaya pasien : Pribadi Asuransi Swasta Askes Pemerintah PerusahaanTgl. MRS :Jam .I. RINCIAN KEJADIAN. Tanggal dan Waktu Insiden : Tanggal : Jam . Insiden: ... Kronologis Insiden. Jenis Insiden: Kejadian Nyaris Cidera / KNC (Near miss) Kejadian Tidak Cidera/KTC (No Harm Incident) Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel(Sentinel Event). Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden Karyawan: Dokter / Perawat / Petugas Lainnya Pengunjung Pasien Keluarga / Pendamping pasien Lain lain ..(sebutkan)

. Insiden terjadi pada: Pasien Lain-lain ...............................................(sebutkan). Insiden menyangkut pasienPasien rawat inapPasien rawat jalanPasien UGDLain-lainTempat Insiden Lokasi Kejadian (Tempat Pasien Berada).. (sebutkan). Insiden Terjadi Pada Pasien (sesuai kasus penyakit/spesialisasi )Penyakit Dalam dan SubspesialisasinyaAnak dan SubspesialisasinyaBedah dan SubspesialisasinyaObtetri Gynaekologi dan SubspesialisasinyaTHT dan SubspesialisasinyaMata dan SubspesialisasinyaSaraf dan SubspesialisasinyaAnesthesi dan SubspesialisasinyaKulit dan Kelamin dan SubspesialisasinyaJantung dan SubspesialisasinyaParu dan SubspesialisasinyaJiwa dan Subspesialisasinya10. Unit/Departemen terkait yang menyebabkan insiden Unit Kerja Penyebab . (sebutkan)

1. Akibat Insiden Terhadap Pasien : Kematian Cidera Irreversible / Cidera Berat Cidera Reversible / Cidera sedang Cidera Ringan Tidak ada cidera2. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :3. Tindakan dilakukan oleh : Tim : Terdiri dari : Perawat Dokter Petugas lainnya ..4. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain? Ya TidakApabila ya, isi bagian dibawah ini.Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit Kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?

Pembuat Laporan: Penerima Laporan: ..Paraf: Paraf: ..Tgl. Terima: Tgl. Lapor: Grading Risiko Kejadian (Diisi oleh atasan pelapor) BIRU HIJAU KUNING MERAHNB. = pilih satu jawab(untuk tipe insiden lihat lampiran)

Terima Kasih

1. Lengkapi laporan kejadian

2.Ka. Unit memeriksa laporan insiden dan membuat grading awal

3a. Low

3b. moderate

3c. High

3d. Extreme

4a.investigasi sederhana1 minggu

4b. Investigasi sederhana 2 minggu

4c. Investigasi komprehensif/RCAMax 45 hari (1,5 bln)

5. tim keselamatan, risiko & mutu-menerima insiden report yang lengkap diisi-menganalisa grading / regrading

Laporan kuartal ke komite medik

6. membuat materi untuk pembelajaran

Feedback bulanan ke unit terkait(insiden yg sudag diupdate untuk membuat trend analisis)

Semua unit pelayanan / instalasi

Ka. unit

tim

reporting

Investigasi & analisa

Pembelajaran (improve)