IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

17
IMPLAN GIGI MULTIPLE MAKALAH Oleh TIS KARASUTISNA NIP. 19500502197903102 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BANDUNG 2006

Transcript of IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

Page 1: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

IMPLAN GIGI MULTIPLE

MAKALAH

Oleh

TIS KARASUTISNA NIP. 19500502197903102

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BANDUNG

2006

Page 2: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

IMPLAN GIGI MULTIPEL

Kondisi dimana pasien kehilangan beberapa gigi atau bahkan pada kondisi edentulous lengkap akan menyebabkan pasien mengalami gangguan fungsi pengunyahan, bicara, dan penampilan. Pada kondisi ini, salah satu alternatif perawatan yang dapat ditawarkan adalah implan gigi multipel. Sebelum melakukan pemasangan implan multipel, terdapat beberapa faktor yang harus dievaluasi, yaitu adaptabilitas, motivasi pasien, tingkat kooperasi pasien, riwayat medis pasien, hasil pemeriksaan intra dan ekstra oral, pemeriksaan linggir alveolar, serta pemeriksaan radiografi. Selanjutnya dilakukan pencetakan model diagnostik, pengklasifikasian daerah tidak bergigi menurut Klasifikasi Eicher, dan penyusunan rencana perawatan yang terdiri dari jarak dan jumlah implan, serta tipe restorasi implan gigi multipel. Jumlah implan yang akan digunakan tergantung pada pertimbangan finansial, pertimbangan kondisi sistemik pasien, simplifikasi prosedur bedah dengan kebutuhan minimal, dan indikasi pengalaman klinis.

Tipe restorasi yang digunakan untuk kasus edentulous lengkap adalah overdenture yang didukung jaringan dan implan, overdenture yang didukung semua implan, serta restorasi cekat didukung implan lengkap. Sedangkan untuk kasus edentulous parsial dapat menggunakan restorasi gigi tiruan tunggal yang multipel ataupun jembatan cekat (penyatuan beberapa implan maupun menghubungkan gigi dengan implan).

i

Page 3: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

ABSTRACT

MULTIPLE DENTAL IMPLANT

A condition where a patient lost a few teeth or even all of their teeth will lead to a chewing, speaking, and appearance dysfunction. In this condition, a multiple dental implant can be a solution. Before a clinician perform an implantation of a multiple dental implant there are several factors that needs to be carefully evaluated, such as the adaptability, patient’s motivation, patient’s ccoperation level, patient’s medical record, the intra and extra oral examination outcome, alveolar ridge examination, and radiographic examination. The next step is performing a diagnostic model casting, classify the edentulous area using the Eischer Classification, and planning the treatment plan which consist of the number and location of the implant, and also the retoration type of the multiple dental implant. The number of implant that is going to be used is depend on the financial consideration, the patient’s systemic condition, the simplification of the surgery with minimal necessity, and the indication of clinical experience.

The type of restoration for a full edentulous case are : implant and tissue supported overdenture, all implant-supported overdeture, and complete implant-supported fixed rehabilitation. While a partial edentulous case’s type of restoration are multiple single restoration or a fixed bridge (by uniting several implants or by connecting a tooth with an implant).

ii

Page 4: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

iii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas perkenan

dan rido-Nya, makalah dibidang kajian implant dental yang kami beri judul “

Implan gigi multipel” selesai kami susun. Makalah ini disusun atas permintaan

Komite Implan Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia (PABMI) Jakarta dalam

rangka Kursus Singkat “ The Correct Procedure to Achieve Long Term Denta

Implan Success”

Makalah ini merupakan bagian dari buku yang akan kami susun dengan

harapan akan menjadi buku acuan bagi para pemula yang berminat dibidang

implant gigi.

Penulis berharap makalah ini akan menjadi bahan bacaan tambahan dalam

meningkatkan pengetahuan dibidang dental implan, sehingga para dokter gigi

dapat menerapkan pemasangan implan lebih dari satu gigi akan lebih baik lagi.

Selain itu penulis harapkan pula adanya masukan dan saran yang sangat berharga

untuk perbaikan penyusunan berikutnya.

Bandung, Januari 2006

Penulis,

Page 5: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK……………………………………………………………………………… i ABSTRAK……………………………………………………………………………… ii KATA PENGATAR……………………………………………………………………. iii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iv BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang…………………………………………. ………….. 1 1.2 Topik Bahasan………………………………………………………. 1 1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 2 BAB II PERSIAPAN PRA PEMBEDAHAN…………………………………….. 2 2.1 Faktor Pasien………………………………………………………… 2 2.2 Riwayat Medis………………………………………………………. 2 2.3 Pemeriksaan Medis………………………………………………….. 2 2.4 Pemeriksaan Rongga Mulut…………………………………………. 3 2.4.1. Pemeriksaan Intra dan Ekstra Oral…………………………… 3 2.5 Percetakan Model Diagnostik……………………………………….. 4 2.6 Klasifikasi…………………………………………………………… 5 BAB III RENCANA PERAWATAN……………………………………………… 6 3.1 Jarak dan Jumlah Implan……………………………………………. 6 3.2 Tipe Restorasi Implan Gigi Multipel……………………………… 7 3.2.1 Jembatan Cekat ( Fixed Bridges)……………………………… 7 a. Overdenture……………………………………………….. 7 BAB IV KESIMPULAN dan SARAN…………………………………………….. 10 4.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 10 4.2 Saran………………………………………………………………... 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 11

iv

Page 6: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gigi menentukan kualitas hidup seseorang, berguna dalam fungsi

pengunyahan, bicara dan merupakan bagian terpenting dalam penampilan dan

karisma seseorang, selain itu gigi juga memberikan rasa aman dan rasa percaya

diri. Tetapi banyak orang kurang memperhatikan hal ini sampai mereka

kehilangan atau kerusakan gigi.

Kehilangan gigi merupakan permasalahan yang seringkali dijumpai,

disebabkan karies dental, trauma, maupun akibat adanya penyakit periodontal.

Dokter gigi umumnya lebih menyarankan penggantian gigi yang hilang dengan

dental implan untuk menggantikan akar gigi dan implan mahkota untuk

mengembalikan susunan gigi dan penampilan alami. Dental implan menyerupai

bentuk dan terasa seperti gigi alamiah.

Dibandingkan dengan menggantikan gigi dengan jembatan cekat dan gigi

tiruan lepasan sebagian, implan dengan mahkota implan menawarkan solusi

jangka panjang untuk kehilangan gigi dan memerlukan kunjungan kontrol yang

lebih sedikit. Selain itu dental implan juga meminimalisir kehilangan tulang pada

daerah tidak bergigi, sehingga tulang alveolar dapat mempertahankan kontur

alami gigi dan wajah.

Kehilangan beberapa gigi atau edentolous lengkap menyebabkan

gangguan fungsi pengunyahan, bicara dan penampilan. Implan gigi multipel

merupakan dental implan yang berfungsi menggantikan kehilangan beberapa gigi

maupun pada edentolous, jumlah implan yang diperlukan tergantung pada desain

dan tipe restorasi implan yang digunakan.

1.2. Topik Bahasan

Dlam makalah singkat ini akan dibahas mengenai persiapan untuk

implantasi dua atau lebih implant gigi sebagai penyangga kehilangan gigi lebih

dari satu. Ada bebarap teknik yang bisa dipergunakan untuk berbagai macam

kehilangan lebih dari satu gigi. Setiap pilihan tentu saja ada kelebihan dan

kekurangannya.

Page 7: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

2

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1.3.1. Untuk memberikan wawasan dalam pemilihan model dalam membuat

Implan gigi lebih dari satu.

1.3.2. Untuk dapat menambah pengetahuan bagi para klinisi dalam meningkatkan

pelayanan dibidang implan gigi

II. PERSIAPAN PRA PEMBEDAHAN

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesis pasien implan

yang akan mempengaruhi keputusan apakah pasien tersebut dapat dirawat implan

atau tidak, seperti faktor pasien sendiri dan riwayat medis. (Zinner, I.D, et al,

2004)

2.1. Faktor Pasien

Beberapa faktor yang perlu ditanyakan selama anamnesis pasien yang

dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan apakah pasien dapat dapat

menerima perawatan atau tidak, antara lain: adaptabilitas (pengalamanan akan

gigi tiruan), motivasi, mempertahankan kapasitas adaptif, keinginan berpatisipasi

dalam perawatan, obsesi dan kompulsi, serta kestabilan emosi.

2.2. Riwayat Medis

Riwayat medis merupakan bagian yang paling penting dalam proses

diagnostik dan dapat langsung mempengaruhi rencana perawatan dan prognosis.

Riwayat medis yang perlu ditanyakan: permasalahan kardiovaskular,

ketidakseimbangan endokrin (diabetes, manifestasi menopause dan

paskamenopause), penyakit ginjal, penyakit sistem saraf pusat, neoplasma dan

penatalaksanaannya, riwayat sakit kepala, insomnia, keluhan gastrointestinal,

riwayat alergi, riwayat pengobatan, imunodefisiensi dan kebiasaan merokok.

2.3. Pemeriksaan Medis

Page 8: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

3

Pemeriksaan medis berkaitan dengan kontraindikasi dari penempatan

implan. Kontraindikasi ada 2 macam, yaitu kontraindikasi absolut dan

kontraindikasi relatif. Berdasarkan Konsesus Konferensi NIH, 1988

kontraindikasi penempatan implan (gambar 1) (McGlumphy, E.A & Larsen, P.E,

2003:

Gambar 1. Kontraindikasi Penempatan implant (Konsensus Konferensi NIH) (Mc Glumphy, E.A & Larsen, P.E, 2003)

Kontraindikasi absolut pada penempatan implan berdasarkan pada risiko

pembedahan segera dan anestesi, dibatasi pada pasien dengan penyakit akut,

penyakit metabolik tidak terkontrol dan pasien hamil, sehingga pasien ini

memerlukan pembedahan elektif.

Kontraindikasi relatif seperti penyakit lokal dan sistemik kronis

(osteoporosis, diabetes), abnormalitas metabolisme tulang (osteopetrosis, fibrous

displasia, osteomielitis sklerosis kronis difus), oral higiene yang buruk dan daerah

implan paska radiasi.

2.4. Pemeriksaan Rongga Mulut

2.4.1. Pemeriksaan Intra dan Ekstra Oral

Pemeriksaan ekstraoral seperti pemeriksaan TMJ, otot pengunyahan, profil

wajah, dan garis senyum (Gambar 2). Pemeriksaan intraoral antara lain

pemeriksaan jaringan lunak (mukosa bukal, vestibulum, palatum lunak dan

perlekatan frenulum), status gigi geligi, status periodontal (kedalaman poket,

kegoyangan gigi, evaluasi oral higiene) dan analisis oklusi (oklusi dan relasi

sentrik, kontrak laterotrusi dan protrusi, klasifikasi skeletal, dimensi vertikal dan

Penyakit akut Penyakit terminal Kehamilan Penyakit metabolik tidak terkontrol Pengharapan yang tidak realistik Motivasi yang salah Pengalaman operator kurang Restorasi prostetik tidak dapat dilakukan

Page 9: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

4

bidang oklusi). (Engelmen, M.J, 1996; McGlumphy, E.A & Larsen, P.E, 2003;

Zinner, I.D, et al, 2004)

Gambar 2. Senyum pasien (a) garis senyum tinggi, daerah gingiva terlihat mempengaruhi kebutuhan estetik pada penempatan implan aterior (b) garis senyum rendah sehingga estetik

tidak terlalu terpengaruh akibat penggantian gigi (Floyd, P., et al, 1999).

1) Pemeriksaan Daerah Linggir Alveolar (tempat implan)

Seperti adanya jaringan flabby yang berlebih, tulang linggir yang tajam, dan

sempit. Kualitas dan kuantitas tulang perlu pertimbangan.

2) Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan radiografi seperti serial dental foto, panoramik foto, Sefalometri,

CT Scan dan CT Scan 3D (Gambar 3).

(a) (b) (c)

Gambar 3. Pemeriksaan Penunjang Radiologis sebagai pemeriksaan diagnostik implan (a) foto oklusal (lengkung mandibula dan letak foramen mentalis) (b) Sefalometri (relasi maksilla dan

mandibula dan dataran oklusal) (c) CT Scan 3 D (Salinas, T.J, 2004)

2.5. Pencetakan Model Diagnostik

Semua pasien yang akan dilakukan implantasi harus dibuat studi model

terlebih dahulu. Model diagnostik berguna untuk melihat dimensi vertikal, jarak

a b

Page 10: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

5

mesio-distal yang tersedia, lebar linggir, relasi maksilla dan mandibula serta

struktur anatomi (seperti torus palatinus, tuberositas, torus lingual dan eksostosis

tulang).

Pemeriksaan pasien secara kliniks, hasil pemeriksaan model dan

pemeriksaan radiografis, harus dianalisa secara hati-hati sehingga klinisi dapat

mendiagnosis secara multidisipliner dan menentukan rencana perawatan awal.

Hasil anbalisa dari pemeriksaan tersebut bila diperlukan dapat dikonsulkan pada

bagian lain, misal bagian penyakit dalam, periodontik, endodontik dan

orthodontik dll.

2.6. Klasifikasi

Klasifikasi yang sering digunakan dalam perencanaan implan dental

adalah Klasifikasi Eicher (gambar 4) yang disusun berdasarkan jumlah daerah

penunjang gigi geligi (Battistuzzi, P., 1993).

Gambar 4. Klasifikasi Eicher’s (Battistuzzi, P., 1993)

Page 11: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

6

III. RENCANA PERAWATAN

3.1. Jarak dan Jumlah Impan

Jumlah implan tergantung pada beberapa kondisi dan alasan, antara lain

pertimbangan finansial, pertimbangan kondisi sistemik pasien, simplifikasi

prosedur bedah dengan kebutuhan minimal dan indikasi pengalaman klinis

(seperti untuk gigi molar yang lebar retensi lebih baik dengan 2 implan). Pada

umumnya jumlah implan yang dibutuhkan tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Implan yang dibutuhkan (Floyd, P., et al, 1999)

Jarak implan atau batasan anatomis pada penempatan implan dapat dilihat pada tabel 2.

Struktur Jarak Minimal yang Diperlukan antara Implan dengan Struktur yang Diindikasikan

Bidang bukal Bidang lingual Sinus maksillaris Kavitas nasal Kanalis insisivum Jarak antara implan Kanalis alveolaris inferior Saraf mentalis Margin inferior Gigi tetangga

0,5 mm 1 mm 1 mm 1 mm Hindari midline maksilla 3 mm antara ujung luar implan 2 mm dari aspek superior kanalis tulang 5 mm dari anterior atau foramen tulang 1 mm 0,5 mm

Tabel 2. Batasan / Jarak Penempatan Implan (Mc Glumphy, E.A & Larsen, P.E, 2003)

Sebelum pembedahan perlu dipertimbangkan ukuran implan, perlu tidaknya bone

graft, penempatan implan posterior dan immediate loading. Prosedur penempatan

implan gigi multipel sama dengan penempatan implan tunggal, dapat melalui 2

tahapan pembedahan atau melalui imediate loading (Palacci, p., 2001).

Page 12: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

7

Waktu Minimal Integrasi

Regio Penempatan Implan Waktu Integrasi Minimal

Anterior mandibula Posterior mandibula Anterior maxilla Posterior maxilla Masuk daerah bone graft

3 bulan 4 bulan 6 bulan 6 bulan 6 – 9 bulan

Tabel 3. Waktu Minimal Integrasi (Mc Glumphy, E.A & Larsen, P.E, 2003)

Pada penempatan implan melalui 2 tahapan perlu diperhitungkan waktu

integrasi implan dengan tulang, seperti pada tabel 3.

3.2. Tipe Restorasi Implan Gigi Multipel

3.2.1Jembatan Cekat (Fixed Bridges)

Indikasi restorasi implan gigi multipel dengan jembatan cekat bila terdapat

gigi geligi lawan baik yang dapat mendestabilisasi gigi, pasien dengan refleks

muntah kuat dan tidak dapat menerima protesa lepasan, dan resorpsi rahang tidak

terlalu banyak sehingga memungkinkan penempatan yang adekuat serta secara

finansial pasien mampu (Floyd, P., et al ,1999).

a. Overdenture

Indikasi overdenture yang didukung implan adalah: linggir yang atrofi,

pasien edentolous lengkap, pasien yang merasa puas dengan gigi tiruan lepasan

tetapi ingin meningkatkan retensi (aspek psikologis dan sosial), keadaan umum

pasien yang hanya memungkinkan pembedahan singkat, linggir residual hanya

memungkinkan penempatan dua implan, dan secara finansial pasien tidak mampu

membayar restorasi cekat (Stern, E.M, 1996; Floyd, P., et al ,1999).

Implan dental multipel ditujukan untuk menggantikan sebagian gigi yang

hilang (partially edentulous) dan kehilangan seluruh gigi (completely edentulous).

Pasien dengan edentulous parsial biasanya implan restorasi dengan jembatan cekat

(fixed bridges) dan untuk pasien dengan edentulous lengkap biasanya terdapat 3

pilihan, yaitu dengan overdenture yang didukung jaringan dan (implant and

Page 13: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

8

tissue-supported overdenture), overdenture yang didukung semua implan (all

implant-supported overdenture) dan restorasi cekat didukung implan lengkap

(complete implant-supported fixed rehabilitation) (McGlumphy, E.A & Larsen,

P.E, 2003).

(a) (b) (c)

Gambar 5. Restorasi Implan Dental untuk edentulous lengkap (a) & (b) implant and tissue-

supported overdenture (c) all implant-supported overdenture

Untuk edentulous parsial terdapat beberapa pilihan, antara lain:

1) Restorasi gigi tunggal yang multipel

Merupakan restorasi ideal, dengan menggantikan satu gigi yang hilang

dengan 1 implan atau 2 implan pada gigi molar yang lebar, selain itu oral higiene

lebih terjaga. Kerugiannya mahal.

Gambar 6. Restorasi gigi tunggal

2). Penyatuan beberapa implan (uniting multiple implants)

Page 14: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

9

Gambar 7. Uniting Multiple Implants (Engelman, M.J, 1996)

3). Menghubungkan gigi dengan implant (connection tooth-implant) terdiri dari:

Kerugian untuk koneksi rigid biasanya menyebabkan pergerakan gigi.

a) Hubungan tidak rigid (non rigid connector)

Keuntungan dapat menambah kestabilan posisi implan tanpa menganggu

keutuhan gigi tetangga. Kerugian adalah ujung marginal antara mahkota

implan dan gigi tampak overhang, seringkali kehilangan skrup, dilaporkan

beberapa instrusi gigi sandaran, dan meningkatkan risiko karies, kelainan

periodontal dan endodontik.

Gambar 8. Non rigid connector (Engelman, M.J, 1996)

b). Telescopic Coping

Kerugian metoda ini antara lain pengurangan lapisan gigi sandaran,

pengurangan gigi sandaran yang luas menyebabkan perlunya perawatan

endodontik pada gigi sandaran, dan diperlukan penyemenan coping

dengan gigi sandaran.

Gambar 8. Telescopic Coping (Engelman, M.J, 1996)

Page 15: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

10

c). T-block, screw atau pin U

Kerugian mahkota implan masih bersatu dengan gigi tetangga, cantilever

menyebabkan pergerakan gigi dan teknologi ini sulit dilakukan.

Gambar 9. T-block, skrup atau pin U (Engelman, M.J, 1996)

d). Gigi sandaran ganda (Double abutment of natural teeth)

Keuntungan metoda ini lebih mendistribusikan daya daripada implan yang

disatukan (united implant). Kerugiannya hubungan katilever masih

menyebabkan pergerakan gigi dan menyebabkan ruangan antara margin

restorasi dan gigi.

Gambar 10. Gigi Sandaran Ganda (Engelman, M.J, 1996)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Restorasi implan dental untuk menggantikan kehilangan gigi sebagian

maupun lengkap dapat berupa jembatan cekat maupun overdenture. Pasien dengan

edentulous parsial umumnya dengan restorasi restorasi implan gigi tunggal,

jembatan cekat dan jembatan cekat koneksi gigi-implan.

Pasien dengan edentulous lengkap bisa dengan overdenture yang

didukung jaringan dan implan (implant and tissue-supported overdenture),

overdenture yang didukung semua implan (all implant-supported overdenture)

dan restorasi cekat didukung implan lengkap (complete implant-supported fixed

rehabilitation). Sedangkan untuk pasien dengan edentulous parsial dengan

Page 16: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

11

menggunakan restorasi gigi tunggal yang multipel dan jembatan cekat (penyatuan

beberapa implant maupun menghubungkan gigi dengan implant).

4.2. Saran

4.2.1. Setiap pasien yang akan dilakukan implantasi mutlak harus dilakukan

pembuatan studi model, pemeriksaan penunjang berupa beberapa foto

Rontgen dll.

4.2.2. Selalu diberitahukan kepad pasien tentang keuntungan dan kerugian

memakai implan gigi

4.2.3. Semju pasien implan gigi harus kontrol secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Battistuzzi, P., Treatment Modalities for Prosthtic Rehabilitation in Patient with

Full and Partial Edentulism, In: Naert, I., et al, 1993, Osseointegration in Oral

Rehabilitation: An Introductory Textbook, London: Quintessence Publishing,

Co. Ltd., p: 25-32

Engelman, M.J, 1996, Clinical Decision Making and Treatment Planning in

Osseointegration, Chicago: Quintessence Publishing, Co., Inc.

Floyd, P., et al, 1999, Treatment Planning for Implant Restorations. In: British

Dental Journal, volume 187, no. 6, p: 297-305

McGlumphy, E.A & Larsen, P.E, Contemporary Implant Dentistry, In: Peterson,

L.J, et al, 2003, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4th edition ,

Philadelphia: Mosby an Affiliate of Elsevier Science, p:305-42

Palacci, P., 2001, Esthetic Implant Dentistry: Soft and Hard Tissue Management,

Chicago: Quintessence Publishing, Co., Inc.

Patil, R. & Nagvenkar, S., Implant Esthetic, In: Patil, R., 2002, Esthetic Dentistry:

An Artist’s Science, Mumbai: P R Publications, p: 149-62

Salinas, T.J, Implant Prosthodonthics, In: Milloro, M., 2004, Peterson’s of

Principles Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition, Canada: BC Decker

Inc., p:251-72

Page 17: IMPLAN GIGI MULTIPLE - Universitas Padjadjaran

12

Stern, R.M, Overdenture Supported by ITI Implants, In: Schhroeder, A., et al,

1996, Oral Implantolology: Basics, ITI Hollow Cylinder System, 2nd edition,

New York: Thieme med., Publishers, Inc.

Zinner, I. D, et al, 2004, Implant Dentistry: From Failure to Success, Chicago:

Quintessence Publishing, Co., Inc.