Ilmu kedokteran forensik

28
(TERMINOLOGI MEDIS) ILMU KEDOKTERAN FORENSIK dr. Yahmin Setiawan, MARS drg. Imam Rulyawan, MARS

description

Ilmu Kedokteran Forensik adalah cabang spesialistik ilmu kedokteran yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum.

Transcript of Ilmu kedokteran forensik

Page 1: Ilmu kedokteran forensik

(TERMINOLOGI MEDIS)

ILMU

KEDOKTERAN

FORENSIK

dr. Yahmin Setiawan, MARS

drg. Imam Rulyawan, MARS

Page 2: Ilmu kedokteran forensik

TUJUAN KHUSUS PERKULIAHAN

Dapat menjelaskan mengenai pembagiancabang Ilmu Kedokteran Forensik

Dapat menjelaskan istilah yang berhubungandengan bahasan mengenai traumatologi

Dapat menjelaskan istilah yang berhubungandengan bahasan mengenai tanalogi

Dapat menjelaskan istilah yang berhubungandengan bahasan mengenai visum et repertum

Page 3: Ilmu kedokteran forensik

PENDAHULUAN

Ilmu Kedokteran Forensik,dokter

spesialisnya mendapatkan gelar

Sp.Forensik (Sp.F)

Definisinya :

Ilmu Kedokteran Forensik adalah cabang

spesialistik ilmu kedokteran yang

memanfaatkan ilmu kedokteran untuk

kepentingan penegakan hukum.

Page 4: Ilmu kedokteran forensik

CABANG ILMU

Dibagi berdasarkan :

1. Traumatologi ilmu yang mempelajari tentang luka dan cidera, hubungannya dengan jenis kekerasan serta efeknya terhadap manusia

2. Tanalogi cabang ilmu kedokteran forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut

Page 5: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI

Luka suatu keadaan ketidaksinambungan

jaringan tubuh yang terjadi akibat kekerasan

Jenis-jenis Luka :

1. Luka akibat kekerasan tumpul

2. Luka akibat kekerasan setengah tajam

3. Luka akibat kekerasan tajam

4. Luka akibat tembakan senjata api

5. Luka akibat trauma fisika

6. Luka akibat trauma kimia

Page 6: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI KEKERASAN TUMPUL

Memar (kontusio,hematom) suatu

perdarahan dalam jaringan bawah kulit

akibat pecahnya kapiler dan vena yang

disebabkan oleh kekerasan tumpul

Luka lecet (ekskoriasi, abrasi) luka kulit

yang superfisial, akibat cedera pada

epidermis yang bersentuhan dengan

benda yang memiliki permukaan kasar

atau runcing

Page 7: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI KEKERASAN TUMPUL

Luka robek (vulnus laceratum) luka

terbuka yang terjadi akibat kekerasan

tumpul yang kuat sehingga melampui

elastisitas kulit atau otot

Patah tulang kekerasan tumpul yang

kuat pada tulang yang menyebabkan

patah tulang

Page 8: Ilmu kedokteran forensik
Page 9: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI KEKERASAN

SETENGAH TAJAM

Jejas Gigit (bite mark) luka lecet tekan

berbentuk garis lengkung terputus-putus

hematom atau luka robek dengan tepi rata

Pada korban hidup, luka gigitan umumnya

masih baik strukturnya sampai 3 jam pasca

trauma, setelah itu ia dapat berubah bentuk

akibat elastisitas kulit

Page 10: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI KEKERASAN TAJAM

Luka terbuka akibat benda yang

memiliki sisi tajam atau ujung

runcing

Luka iris/sayat

Luka bacok

Luka tusuk

Luka tangkis

Luka percobaan

Page 11: Ilmu kedokteran forensik
Page 12: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI TEMBAKAN SENJATA API

Senjata api dengan alur ke kiri anak

peluru dari senjata api ini memiliki

goresan dan alur yang memutar ke kiri bila

dilihat dari bagian basis anak peluru

Senjata api dengan alur ke kanan anak

peluru dari senjata api ini memiliki

goresan dan alur yang memutar ke kanan

bila dilihat dari bagian basis anak peluru

Page 13: Ilmu kedokteran forensik
Page 14: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI TRAUMA FISIKA

Luka akibat suhu tinggi

Luka akibat suhu rendah

Luka akibat trauma listrik

Luka akibat petir

Luka akibat perubahan tekanan

udara

Page 15: Ilmu kedokteran forensik

TRAUMATOLOGI TRAUMA KIMIA

Terjadi akibat efek korosi dari :

1. Asam Kuat luka korosinya

kering dan keras

2. Basa Kuat luka korosinya

bersifat basah, licin dan

kerusakan akan terus

berlanjut sampai dalam

Page 16: Ilmu kedokteran forensik

TANALOGI

Tiga Sistem Kehidupan pada Manusia :

1. Sistem Saraf Pusat

2. Sistem Kardiovaskuler

3. Sistem Pernafasan

Page 17: Ilmu kedokteran forensik

TANALOGI

Mati Somatis (mati klinik) terhentinya

fungsi susunan saraf pusat,

kardiovaskuler dan sistem pernafasan

yang menetap

Mati Suri terhentinya ketiga sistem

kehidupan tersebut yang ditentukan

dengan alat kedokteran sederhana, tetapi

dengan alat kedokteran canggih masih

berfungsi

Page 18: Ilmu kedokteran forensik

TANALOGI

Mati Seluler (mati molekuler) kematian

sel yang terjadi beberapa saat setelah mati

somatis

Mati Serebral kerusakan kedua

hemisfer otak yang irreversibel, kecuali

batang otak dan serebelum, sedangkan

kedua sistem kehidupan lainnya masih

berfungsi dengan / tanpa bantuan alat

Page 19: Ilmu kedokteran forensik

TANALOGI

Mati Otak (Mati Batang Otak) kerusakan

seluruh isi neuronal intrakranial yang

irrebersibel. Termasuk batang otak dan

serebelum

Kematian suatu proses yang dapat

dikenal secara klinis pada seseorang

berupa tanda kematian yaitu perubahan

yang terjadi pada tubuh mayat, yang dapat

terjadi dini atau lanjut

Page 20: Ilmu kedokteran forensik

TANALOGI

Tanda-tanda Kematian :

1. Yang DINI

2. Yang LANJUT tanda

pasti kematian

Page 21: Ilmu kedokteran forensik

TANDA KEMATIAN DINI

1. Pernafasan terhenti, penilaian

> 10 menit

2. Terhentinya sirkulasi, penilaian

15 menit

3. Kulit pucat

4. Tonus otot menghilang dan

relaksasi

Page 22: Ilmu kedokteran forensik

TANDA KEMATIAN LANJUT

1. Lebam Mayat (livor mortis)

2. Kaku Mayat (rigor mortis)

3. Penurunan Suhu Tubuh (algor

mortis)

4. Pembusukan (dekomposisi)

5. Adiposera (lilin mayat)

6. Mumifikasi

Page 23: Ilmu kedokteran forensik

LEBAM MAYAT KAKU MAYAT

Page 24: Ilmu kedokteran forensik

VISUM ET REPERTUM

Keterangan yang dibuat dokter atas

permintaan penyidik yang

berwenang mengenai hasil

pemeriksaan terhadap manusia,

hidup maupun mati, ataupun

bagian/diduga bagian tubuh

manusia, berdasarkan keilmuannya

dan di bawah sumpah untuk

kepentingan peradilan

Page 25: Ilmu kedokteran forensik
Page 26: Ilmu kedokteran forensik

VISUM ET REPERTUM

Terdiri atas 5 bagian :

1. Pro Justitia tujuan peradilan

2. Pendahaluan nama dokter dan institusi kesehatan serta instans penyidik

3. Pemberitaan hasil pemeriksaan

4. Kesimpulan

5. Penutup

Page 27: Ilmu kedokteran forensik

JENIS VISUM ET REPERTUM

1. Visum et Repertum pada

kasus perlukaan

2. Visut et Repertum korban

kejahatan susila

3. Visum et Repertum jenazah

4. Visum et Repertum

psikiatrik

Page 28: Ilmu kedokteran forensik