Ikm KB Final

81
Mata Ujian : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Hari / Tanggal Pengambilan Data : Jumat 12 november 2010 – Selasa 16 november 2010 Puskesmas : Kecamatan Tanjung Priok Tempat Ujian : FK Unika Atma Jaya Nama mahasiswa : Vivian Gunawan Tanda tangan NIM : 2008-61-017 -------------------

Transcript of Ikm KB Final

Page 1: Ikm KB Final

Mata Ujian : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Hari / Tanggal Pengambilan Data : Jumat 12 november 2010 – Selasa 16 november 2010

Puskesmas : Kecamatan Tanjung Priok

Tempat Ujian : FK Unika Atma Jaya

Nama mahasiswa : Vivian Gunawan Tanda tangan

NIM : 2008-61-017 -------------------

JUDUL TUGAS

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS KECAMATAN TANJUNG PRIOKUNTUK

PELAKSANAAN PROGRAM KB

PERIODE Agustus 2010 – Oktober 2010

Page 2: Ikm KB Final

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas adalah bagian dari pelayanan medis yang

perencanaannya berdasarkan analisis data dan kebutuhan setempat, hasil pelayanan tahun

sebelumnya serta arah kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang ditetapkan kabupaten

setempat. Pelayanan KB yang menyeluruh terpadu dan merupakan implementasi dari program

Keluarga Berencana Nasional dengan jalan pengaturan kehamilan baik jumlah kehamilan

maupun jarak antar kehamilan.

1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana

Fakta-fakta yang melatarbelakangi pentingnya gerakan KB nasional sebagai program

nasional, antara lain:

1. Jumlah penduduk yang besar.

Jumlah penduduk Indonesia menduduki urutan keempat terbesar di dunia sesudah

RRC, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar merupakan modal bagi

pembangunan, tetapi pembangunan membutuhkan kualitas manusia yang tinggi. Jumlah

penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah dapat menjadi bebean pembangunan

dan bisa menjadi ancaman pembangunan yang perlu diwaspadai.

2. Laju pertumbuhan penduduk

Laju pertumbuhan di Indonesia tergolong tinggi, menurut sensus penduduk tahun

1980 jumlah penduduk Indonesia 147,4 jiwa. Sedangkan sensus penduduk tahun 1990

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 179,9 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,97%

3. Struktur umur yang kurang menguntungkan

Struktur umur penduduk Indonesia menunjukkan bahwa kelompok usia muda relatif

besar. Berdasarkan sensus 1990 sekitar 36,49% dari penduduk Indonesia berada pada

kelompok usia di bawah 15 tahun dan sekitar 3,88% berusia diatas 65 tahun, sedangkan

kelompok usia kerja sekitar 59,62%. Berdasarkan proyeksi penduduk yang ada,

tambahan pasangan usia subur tiap tahun masih tinggi sekitar 700-800ribu orang. Jumlah

PUS berkembang menjadi sekitar 25% dari seluruh penduduk yang ada.

Page 3: Ikm KB Final

4. Persebaran penduduk yang kurang seimbang

Hasil sensus tahun 1990, menunjukkan bahwa sekitar 60% penduduk Indonesia

berdiam di pulau Jawa dan Bali. Persebaran penduduk yang kurang menguntungkan ini

berdampak pada perthananan keamanan, ekonomi, sosial budaya dan politik serta

pembangunan pada umumnya.

Maka daripada itu program Keluarga Berencana mempunyai tujuan umum yaitu

meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam rangka terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia,

sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui

pengendalian pertumbuhan penduduk. Dan tujuan khusus berupa :

1. Tercapainya peningkatan status kesehatan ibu

2. Tersedianya pelayanan kontrasepsi yang berkualitas

3. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kontrasepsi

4. Terpenuhinya kebutuhan keluarga dan calon pengantin akan pelayanan konseling

Keluarga Berencana

5. Tersedianya pelayanan infertilitas

1.2 Tujuan Evaluasi Program Keluarga Berencana

Tujuan Umum Evaluasi Program/ Keluarga Berencana

Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan dan hasil kegiatan program

Keluarga Berencana dalam periode tiga bulan guna mengetahui sejauh mana keberhasilan yang

telah dicapai dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana dan permasalahan dalam program

keluarga berencana.

Tujuan Khusus EvaluasiProgram Keluarga Berencana

1. Mengevaluasi tercapainya target Jangkauan pelayanan yaitu:

a. Jumlah akseptor baru yaitu 70% dari target daerah yang telah ditentukan oleh

BKKBN

b. Jumlah seluruh peserta aktif yang dibina yaitu 58% dari PUS

c. Jumlah peserta yang menggunakan MKET 51,6% dari standart PA

d. Efek samping MKET yang dilayani ≤12,6/1000 dari jumlah yang menggunakan

MKET

Page 4: Ikm KB Final

e. Komplikasi MKET yang dilayani ≤3,7/1000 dari jumlah yang menggunakan

MKET

f. Kegagalan MKET yang dilayani ≤1,9/1000 dari jumlah yang menggunakan

MKET

2. Mengevaluasi tercapainya target Pembinaan peserta KB

a. Target peserta aktif yang menggunakan MKET adalah 70% dari peserta aktif

b. Target Drop Out untuk metode KB (IUD,MOP,MOW, Implan, suntik, pil,

kondom) sebesar 0%

1.3 Kegiatan Program Keluarga Berencana

Kegiatan program keluarga berencana meliputi:

1. Pelayanan KB pada calon pengantin

2. Pelayanan KB pada PUS yang belum mengikuti KB

3. Pelayanan KB untuk pasangan yang pernah mengikuti KB

4. Pelayanan KB untuk pasangan yang sedang mengikuti KB

5. Pelayanan KB bagi pasangan wanita yang akan memasuki masa menopause

Program KB yang ada di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I, antara lain:

1. Pelayanan KB pada calon pengantin

2. Pelayanan KB pada PUS yang belum mengikuti KB

3. Pelayanan KB untuk pasangan yang pernah mengikuti KB

4. Pelayanan KB untuk pasangan yang sedang mengikuti KB

Sasaran Keluarga Berencana:

1. Pasangan calon pengantin yang ingin merencanakan jumlah anggota keluarganya

2. Pasangan usia subur yang belum mengikuti program KB

3. Pasangan usia subur yang pernah mengikuti progaram KB dan karena alasan tertentu

berhenti mengikuti program ini

4. Pasangan usia subur yang merupakan peserta aktif KB

Page 5: Ikm KB Final

5. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki akhir masa kesuburannya

(menopause)

1.4 Kontribusi Program Keluarga Berencana

Manfaat program keluarga berencana adalah tercapainya status kesehatan ibu, tersedianya

pelayanan kontrasepsi yang berkualitas, terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan

kontrasepsi, terpenuhinya kebutuhan keluarga dan calon pengantin akan pelayanan konseling

KB, dan tersedianya pelayanan infertilitas.

Dengan dijalankan program keluarga berencana sumbangsih yang akan diberikan adalah

permasalahan mengenai jumlah penduduk yang besar, laju pertumbuhan penduduk yang pesat,

struktur umur yang kurang menguntungkan serta persebaran penduduk yang kurang seimbang

dapat diatasi.

Page 6: Ikm KB Final

BAB II

KERANGKA EVALUASI

Kerangka Pikir

Keterangan:

1. Keluaran :

a. Jangkauan pelayanan

b. Pembinaan peran serta masyarakat

2. Proses :

Perencanaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan

Pencatatan dan Pelaporan

Pengawasan

3. Masukan :

Tenaga

Dana

Sarana (medis & non medis)

Metode (medis & non medis)

4. Umpan Balik :

Lingkungan

Umpan Balik

Masukan Proses Keluaran Dampak

4

5

6

321

Page 7: Ikm KB Final

a. Rapat membahas laporan kegiatan

b. Rapat membahas laporan dari instansi lain atau masyarakat

5. Lingkungan :

a. Lingkungan fisik

b. Lingkungan non fisik

Dalam evaluasi program keluarga berencana, penulis menggunakan kerangka pikir untuk

mengevaluasi pelaksanaan program keluarga berencana di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

yaitu:

1. Data mengenai output dibandingkan target

2. Data primer dan sekunder dibandingkan dengan target

3. Menyusun prioritas masalah

4. Menyimpulkan penyebab masalah dan mampu memberi saran mampu laksana.

BAB III

Page 8: Ikm KB Final

ANALISA SITUASI

Cara pencarian data:

Pengumpulan data dalam laporan evaluasi ini dilakukan pada tanggal 12 November 2010 – 16

November 2010 di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok.

Jenis dataCara

pengambilan

Instrumen

yang

digunakan

Variabel

Data primer

Pemegang program keluarga

berencana (Bd. Arzunetri)

Wawancara Cek list - Metode medis dan non

medis pelayanan Keluarga

Berencana

- Perencanaan penyuluhan,

pelayanan medis,

pembinaan peran serta

masyrakat dalam program

Keluarga Berencana

- Pelaksanaan kegiatan

progran Keluarga

Berencana

- Cakupan program

Keluraga Berencana

- Pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan

program Keluarga

Berencana

- Pencatatan dan Pelaporan

program Keluarga

Berencana

- Pendanaan Program

Page 9: Ikm KB Final

PPLKB Kecamatan Tanjung

Priok : Ibu Wiwi

Observasi puskesmas

Observasi puskesmas

Wawancara

Observasi

kegiatan

puskesmas

Observasi

kegiatan

puskesmas

Cek List

Cek list

Keluarga Berencana dan

kendalanya.

- Rujukan kasus komplikasi

atau efek samping yang

tidak dapat ditangani

- Metode medis dan non

medis pelayanan Keluarga

Berencana

- Perencanaan penyuluhan,

pelayanan medis,

pembinaan peran serta

masyarakat dalam program

Keluarga Berencana

- Pelaksanaan kegiatan

progran Keluarga

- Pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan

program Keluarga

Berencana

- Pencatatan dan Pelaporan

program Keluarga

Berencana

- Kendala-kendala dalam

program KB

- Pencatatan dan pelaporan

program Keluarga

Berencana

- Pelayanan program

Page 10: Ikm KB Final

Sampel Peserta KB

Puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok dan Puskesmas

Kelurahan Kebon Bawang II

Pengambilan

sampel secara

random

Status Peserta

KB periode

Agustus 2010

-Oktober

2010

Keluarga Berencana

- Penyuluhan program

Keluarga Berencana

- Poster program Keluarga

Berencana

- Umur peserta KB

- Jumlah anak peserta KB

- Metode KB

- Konseling/penyuluhan

perorangan KB

- Komplikasi KB

- Kegagalan KB

Data sekunder

Data geografi Kecamatan

Puskesmas Tanjung Priok

Laporan Kependudukan dan

Catatan Sipil Kecamatan

Tanjung Priok

Laporan tahunan Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok

Laporan bulanan pelayanan

-

-

-

-

-

-

Data umum berupa geografi

Puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok

Data umum berupa distribusi

penduduk menurut jenis

kelamin,golongan umur,jenis

pekerjaan.

Data khusus berupa struktur

organisasi dan data umum

berupa jumlah fasilitas

kesehatan dan jumlah kader

aktif

Data khusus berupa jumlah

Page 11: Ikm KB Final

KB pada Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok dan

Puskesmas Kelurahan Kebon

Bawang II periode Agustus

2010-oktober 2010

Laporan bulanan

pengendalian lapangan

program Keluarga Berencana

pada Puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok dan Puskesmas

Kelurahan Kebon Bawang II

periode Agustus 2010-oktober

2010

-

-

-

-

peserta KB baru serta

kegagalan,komplikasi,efek

samping KB

Data khusus berupa jumlah

peserta KB aktif dan data

umum berupa jumlah WUS

dan PUS

DATA UMUM

1. Data geografis Alamat Puskesmas : Jl. Bugis No. 63, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan

Tanjung Priok, Jakarta Utara. Luas Wilayah : 25,1255 Km² , membawahi 14 puskesmas, 103 RW dan

1272 RT. Batas Wilayah :

Utara : Pantai Laut Jawa Selatan : Jl. Raya Sunter Kemayoran, Kecamatan Kemayoran Barat : Kecamatan Pademangan Timur : Jl. Yos Sudarso, Kecamatan Koja, dan Kelapa Gading

Kondisi Geografis :

Topologi : Wilayah dengan ketinggian 0,5 - 1 M di atas permukaan laut.

Geologi : Lapisan tanah yang membentuk daratan adalah batuan kedap (sedimen) yang berada 50 M di bawah permukaan tanah. Batuan ini tidak compact (padat) tetapi permeabel sehingga air tanahnya terpengeruh intrusi oleh air laut.

Page 12: Ikm KB Final

Suhu udara rata-rata : 25 - 33 ºC

Lokasi dan transportasi Puskesmas :

Transportasi menuju Puskesmas relatif mudah didapat bagi penduduk sekitar yaitu dengan menggunakan motor, bajaj, becak atau angkutan umum. Lokasi Puskesmas berada di samping jalan besar. Puskesmas juga berada di lingkungan penduduk dengan tipe rumah sangat sederhana dan sederhana yang biasanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga.

2. Data demografis Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Priok pada berdasarkaan hasil Survei Inventarisasi

Kelurahan Tahun 2009 sebanyak 312.349 jiwa dengan jumlah KK adalah 82.653 dan kepadatan penduduk 128.235 Jiwa/Ha

Perincian Luas Wilayah, Jumlah RT dan RW, Jumlah KK serta Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2009.

Distribusi penduduk :o Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Tanjung Priok tahun 2009

o Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Tanjung Priok tahun 2009

Data sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok tahun 2009

Perincian Luas Wilayah, Jumlah RT dan RW, Jumlah KK serta Kepadatan Penduduk di

Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2009

No Kelurahan Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Kepadatan

RT RW

1 Sunter Agung 707 279 20 62.845 22.292 8.949

2 Sunter Jaya 468 222 14 58.515 13.325 12.710

3 Kebon Bawang 173 196 16 57.505 15.332 33.298

4 Papanggo 272 125 13 28.916 8.561 10.321

5 Warakas 109 183 14 50.007 11.588 45.945

6 Sungai Bambu 236 104 10 29.331 4.986 12.407

7 Tanjung Priok 559 157 16 25.511 6.569 4.605

Jumlah 2.524 1.266 103 312.349 82.653 128.235Sumber: hasil Survei Inventarisasi Kecamatan Tahun 2009

Page 13: Ikm KB Final

Distribusi Penduduk per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Pada

Tahun 2009

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Populasi 1. Sunter Agung 31.829 31.016 62.8452. Sunter Jaya 30.174 28.060 58.2343. Kebon Bawang 30.645 26.860 57.5054. Papanggo 13.560 15.356 28.9165. Warakas 25.432 24.575 50.0076. Sungai Bambu 14.893 14.436 29.3297. Tanjung Priok 12.081 13.430 25.511

Jumlah 158.614 153.733 312.347Sumber: hasil Survei Inventarisasi Kecamatan Tahun 2009

11%

20%

20%21%

23%5%

Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SDTamat SLP Tamat SLA Tamat Akademi/ PT

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Tanjung

Page 14: Ikm KB Final

Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2009

No Kelurahan RS RB Poliklinik BKIA Puskesmas Jumlah

1 Sunter Agung 4 1 2 3 3 13

2 Sunter Jaya 0 2 3 4 2 11

3 Kebon Bawang 0 1 2 2 3 8

4 Papanggo 1 1 3 4 2 11

5 Warakas 0 1 2 1 1 5

6 Sungai Bambu 1 1 3 3 2 10

7 Tanjung Priok 2 1 4 3 1 11

Jumlah 8 8 19 20 14 69 (Sumber: Data Kesehatan Lingkungan Kecamatan Tanjung Priok tahun 2009)

DATA KHUSUS

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KECAMATAN TANJUNG PRIOK

KEPALA PUSKESMASdr. Clara Fransisca

KASIE PENUNJANG DAN KESMAS

dr. Hanafi

UNIT FARMASIDra. Fince

UNIT LABORATORIUM.Kadek Lia Dwijanthy

UNIT RADIOLOGIRahmat Eko Mulyadi

UNIT PEMEL ALKESKaatje SW Patinama

UNIT GIZIRosdelina

UNIT FISIOTERAPI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

dr.Teddy D Mardjuki

PKM Kelurahan

KASIE PELAYANANdr. Teddy D Mardjuki

UNIT KES UMUMdr.Setio Indriatin

UNIT KES GILUTdrg. Yunita Setiawati

UNIT PEL 24 JAM AMBEngki Sukiah

UNIT PEL KBArzunetri

UNIT SPESIALISdr.Albert

UNIT KES KI – KAElis Mulyati

UNIT RBHerning Suprobowati

UNIT RAWAT INAP

UNIT OPERASI

KA SUBAG TATA USAHA DAN KEUANGAN

Mujiman,S.Sos.MM

Page 15: Ikm KB Final

Jumlah wanita usia subur Kecamatan Tanjung Priok periode Agustus – Oktober 2010

Bulan Jumlah wanita usia subur

Agustus 1012

September 1012

Oktober 1012

Jumlah pasangan usia subur Kecamatan Tanjung Priok periode Agustus - Oktober2010

Bulan Jumlah pasangan usia subur

Agustus 693

September 693

Oktober 693

Peserta KB baru di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

Periode Agustus – Oktober 2010.

BULAN(2010)

SARANA KESEHATANJUMLAH

KLINIK KB POSYANDU SWASTA

IUD

IM

S P K OP

IUD

Im

S P K OP

IUD

Im

S P K OP

IUD

Im

S P K OP

Agustus 1 3 21 5 - - - - 1 2 - - - 1 15 2 - - 1 4 37 9 - -

September

- 4 20 6 3 - - - 2 5 - - 5 1 18 - - - 5 5 40 11 3 -

Oktober 4 - 24 8 1 - - - 2 2 - - 3 14 1 - - 7 - 40 11 1 -

TOTAL

5 7 65 19 4 - - 5 9 - - 8 2 47 3 - - 13 9 117 31 4 -

174

Peserta KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Agustus –

Oktober 2010.

Bulan Jumlah

PUS

Jumlah Peserta KB Aktif Jumlah

IUD MO

P

MOW Im-

plan

Sun-

tik

Pil Kon-dom

Agustus 793 8 1 3 9 137 23 2 183

Page 16: Ikm KB Final

September 793 10 1 3 11 150 21 7 203

Oktober 793 18 1 3 3 159 30 2 216

Samping, Komplikasi, dan Kegagalan MKET Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kebon

Bawang I Periode Agustus 2010- Oktober 2010

Bulan Efek Samping Komplikasi Kegagalan

Agustus (–) (–) (–)

September (–) (–) (–)

Oktober (–) (–) (–)

PERHITUNGAN

Perhitungan Keluaran:

1. Jangkauan Akseptor Baru

Target dari BKKBN untuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok adalah 578

Peserta Baru dari bulan Agustus 2010 – oktober 2010 = 174

= 174/ 578 x 100% = 30,10 %

2. Peserta aktif

= 216/693 x 100% = 31,16 %

3. Jumlah yang menggunakan MKET

Akseptor baru = PB (peserta baru) / target x 100%

Peserta aktif = PA (peserta aktif) / PUS x 100%

Page 17: Ikm KB Final

= Jumlah kasus komplikasi MKET dlm 1 thn___ x 1000‰ Jumlah seluruh peserta MKET dalam tahun yang sama)

= 58 % x 693 = 401

= 27 /401 x 100 % = 6,73 %

4. Efek samping MKET yang dilayani

= 0 / 27x 1000 ‰ = 0 ‰

5. Komplikasi MKET yang dilayani

= 0 /27 x 1000 ‰ = 0 ‰

6. Kegagalan MKET yang dilayani

= 0 / 601 x 1000 ‰ = 0 ‰

=0 /27 x 1000 ‰ = 0 ‰

I. Persentase peserta aktif MKET

= 27/ 216x 100% = 12,5 %

II. D.O :

Standart PA : 58% x PUS

% = Jumlah seluruh pengguna MKET / St.PA x 100%

= Jumlah kasus efek samping MKET dlm 1 thn ___ x 1000‰ Jumlah seluruh peserta MKET dalam tahun yang sama

= Jumlah kasus kegagalan MKET dlm 1 thn___ _ x 1000‰ (Jumlah seluruh peserta MKET dalam tahun yang sama)

PA th sebelum + PB tahun penilaian – PA tahun penilaian x 100%

PA th sebelum + PB tahun penilaian

= Jumlah peserta aktif MKET _ x 100 % Jumlah seluruh peserta aktif KB

Page 18: Ikm KB Final

a. Akseptor IUD

8+13-18 x 100% = 14,28%

8+13

b. Akseptor implant

9+9-3 x 100% = 83 %

9+9

c. Akseptor suntik

137+117-159 x 100% = 37,4 %

137+117

d. Akseptor pil

23+31-30 x 100% = 44,44 %

23+31

e. Akseptor MOP

1+0-1 x 100% = 0%

1+0

f. Akseptor MOW

3 +0 – 3 x 100% = 0 %

3 + 0

g.Akseptor kondom

2+4-2 x 100% = 66,66%

2+4

No Variabel Hasil Yang Didapatkan Tolak Ukur Keberhasilan Variabel

Page 19: Ikm KB Final

ini

1. KELUARAN

a. Jangkauan

pelayanan

Jumlah

akseptor

baru

Jumlah

seluruh

peserta

aktif yang

dibina

Jumlah

peserta

aktif yang

mengguna

kan

MKET

Efek

samping

MKET

yang

dilayani

Komplikas

i MKET

yang

dilayani

Kegagalan

MKET

yang

30,10% dari target BKKBN

31,16% dari pasangan usia subur

6,37% dari target peserta aktif

0 / 1000 dari jumlah peserta

MKET.

0 / 1000 dari jumlah peserta

MKET.

0 / 1000 dari jumlah peserta

MKET

70% dari target daerah yang telah

ditentukan oleh BKKBN untuk

masing-masing puskesmas

58% dari PUS

51,6% dari peserta aktif

≤ 12,6/1000 dari jumlah yang

menggunakan MKET

≤ 3,7/1000 dari jumlah yang

menggunakan MKET

≤ 1,9/1000 dari jumlah yang

menggunakan MKET

Page 20: Ikm KB Final

dilayani

b. Pembinaan

peserta KB

1. % Peserta

aktif MKET

2. % DO

peserta KB

IUD

3. %DO

peserta KB

MOP

4. % DO

peserta KB

MOW

5. %DO

peserta KB

implant

6. % DO

peserta KB

suntik

7. % DO

peserta KB

pil

8. % DO

peserta KB

Kondom

% dari target peserta aktif

12.5 0%

14,28%

0%

0%

83%

37,4%

44,44%

66,66%

70 % dari jumlah peserta aktif

0 %

0 %

0 %

0 %

0 %

0%

0%

3. PROSESa. Perencanaan Ada rencana kerja yang

tertulis dan diketahui oleh

petugas

Ada rencana kerja tertulis dan

diketahui petugas

Page 21: Ikm KB Final

Perencanaan penyuluhan :

ada.

- Penyuluhan tentang

kesehatan reproduksi

dilakukan

- Penyuluhan tentang

hamil dan melahirkan

dilakukan

- Penyuluhan tentang

resiko tinggi kehamilan

dilakukan

- Penyuluhan tentang

metode dan alat

kontrasepsi serta

Perencanaan penyuluhan : ada

Penyuluhan kesehatan

reproduksi

- Dilakukan di posyandu

dan puskesmas secara

berkelompok, kepada

wanita usia subur

- Dilakukan oleh bidan atau

PLKB dan kader pada saat

diadakan kegiatan

posyandu

Penyuluhan tentang hamil dan

melahirkan

- Dilakukan di posyandu

dan puskesmas secara

perorangan oleh bidan,

kepada ibu hamil saat

kunjungan

Penyuluhan tentang risiko

tinggi kehamilan

- Dilakukan di posyandu

dan puskesmas secara

berkelompok, kepada

wanita usia subur

- Dilakukan oleh bidan atau

PLKB dan kader pada saat

diadakan kegiatan

posyandu

Pengenalan metode dan alat

KB serta keuntungan dan

kerugiannya

Page 22: Ikm KB Final

keuntungan dan

kerugiannya

- Penyuluhan tentang

menopause dan penyakit

degeneratif ada

Perencanaan pelayanan

medis : ada

Pemberian imunisasi TT

kepada calon pengantin

Deteksi dini masalah

kesehatan yang dapat

menjadi resiko tinggi

kehamilan dan persalinan

Deteksi dini masalah

kesehatan reproduksi lain

Deteksi dini komplikasi,

efek samping dan

kegagalan penggunaan

alat kontrasepsi

Pemasangan / pemberian

alat kontrasepsi

- Dilakukan di posyandu

dan puskesmas secara

berkelompok, kepada

wanita usia subur

- Dilakukan oleh bidan atau

PLKB dan kader pada saat

diadakan kegiatan

posyandu

Perencanaan pelayanan medis :

ada

Pemeriksaan status kesehatan

pasangan calon pengantin

setiap hari kerja dan

pemberian imunisasi TT

kepada calon pengantin

Deteksi dini masalah kesehatan

yang dapat menjadi risiko

tinggi kehamilan dan

persalinan

Deteksi dini masalah kesehatan

reproduksi lainnya

Deteksi dini komplikasi, efek

samping, dan kegagalan

penggunaan alat kontrasepsi

Pemasangan / pemberian alat

kontrasepsi

Page 23: Ikm KB Final

B.Pengorgani-

sasian

C. Pelaksanaan

Deteksi dini masalah

kesehatan yang dapat

menjadi penyakit

degeneratif

Rujukan masalah

kesehatan yang tidak

dapat ditangani

Puskesmas

Perencanaan pembinaan

akseptor KB: ada

Perencanaan pembinaan

peran serta masyarakat ada

o Pembinaan PLKB

kepada PPKB, BKB,

BKR, UPPKS dan BKL

Struktur organisasi tertulis

ada

Pembagian tugas pegawai

ada

Seluruh kegiatan program

KB dilaksanakan oleh bidan

di bawah pengawasan

dokter Puskesmas

Pelaksanaan penyuluhan

KB hanya saat kunjungan

pasien dan ada keluhan

Frekuensi pembinaan

Rujukan maslah kesehatan

yang tidak dapat ditangani

puskesmas

Perencanaan pembinaan akseptor

KB : ada

Perencanaan pembinaan peran

serta masyarakat : ada

Pembinaan PPLKB ke PLKB,

BKB, UPPKS

Struktur organisasi tertulis : ada

Pembagian tugas pegawai jelas

dan tertulis

Seluruh kegiatan program KB

dilaksanakan oleh bidan di bawah

pengawasan dokter puskesmas

Pelaksanaan penyuluhan KB

minimal 12 kali/th

Frekuensi pembinaan peserta KB

Page 24: Ikm KB Final

akseptor IUD hanya ada jika

pasien datang untuk

kegiatan Posyandu dan jika

ada keluhan

Frekuensi pembinaan

akseptor implan hanya ada

jika pasien datang ke Klinik

KB dan jika ada keluhan

Frekuensi pembinaan

akseptor suntikan hanya ada

jika pasien datang ke Klinik

KB dan jika ada keluhan

Frekuensi pembinaan

akseptor kontap hanya ada

jika pasien datang ke Klinik

KB dan jika ada keluhan

Pelaksanaan pelayanan

medis hanya dilakukan

setiap hari Rabu dan Jumat

Pelaksanaan pemeriksaan

status kesehatan pasangan

calon pengantin / akseptor

baru hanya dilakukan setiap

hari Rabu dan Jumat

Pelaksanaan pemberian /

pemasangan alat kontrasepsi

hanya dilayani setiap hari

Rabu dan Jumat

Pelaksanaan rujukan kasus

yang tidak dapat ditangani

Puskesmas ada

IUD 2 kali/th

Frekuensi pembinaan peserta KB

implant 2 kali/th

Frekuensi pembinaan peserta KB

suntik 3 bulan,4 kali/th

Frekuensi pembinaan peserta KB

kontap 1 kali/th

Pelaksanaan pelayanan medis

setiap hari kerja

Pelaksanaan pemeriksaan status

kesehatan peserta KB baru setiap

hari kerja

Pelaksanaan pemberian /

pemasangan alat kontrasepsi

setiap hari kerja

Pelaksanaan rujukan kasus yang

tidak dapat ditangani puskesmas

Page 25: Ikm KB Final

d. Pencatatan

dan Pelaporan

e. Pengawasan

Pelaksanaan pembinaan

peran serta masyarakat tidak

dilakukan

Pencatatan akseptor KB

(baru dan aktif) secara

harian, bulanan, dan

tahunan : ada tetapi tidak

lengkap

Pencatatan dan pelaporan

alat kontrasepsi secara

harian, bulanan, dan

tahunan : ada

Pencatatan dan pelaporan

kegiatan secara harian,

bulanan, dan tahunan : ada

Ada supervisi dari kepala

puskesmas secara berkala

1x/bulan

Pelaksanaan pembinaan peran

serta masyarakat minimal 12

kali/tahun

Pencatatan peserta KB baru dan

aktif secara harian, bulanan,

tahunan : ada

Pencatatan dan pelaporan

kegiatan secara harian, bulanan,

dan tahunan : ada

Pencatatan dan pelaporan

kegiatan secara harian, bulanan,

dan tahunan : ada

Ada supervisi dari kepala puskesmas

secara berkala

Page 26: Ikm KB Final

4. MASUKAN

A. Tenaga Dokter : 4 orang dokter

umumWaktu kerja Senin–Kamis, pukul 07.30-16.00 WIB; Jumat pukul 07.30-16.30 WIB Tugas : 1. Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan

1. Melayani rujukan dari KIA

2. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan

4.Melakukan rujukan keluar.

Bidan : 5 orangWaktu kerja Senin–Kamis, pukul 07.30-16.00 WIB; Jumat pukul 07.30-16.30 WIB

Tugas :1. Memberikan

pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, menyusui dan nifas

2. Memberikan pelayanan KB, posyandu

3. Imunisasi bayi dan ibu hamil

4. Mengambil tindakan pertolongan pertama dalam kebidanan

5. Membuat laporan dan Pencatatan

6. Sebagai penanggung jawab program

Perawat/pembantu bidan : tidak ada

Dokter umum : 1 orang Waktu kerja Senin – Jumat, pukul 07.30 – 16.00 WIB

Tugas :

- Sebagai Kepala Puskesmas- Koordinator dan penanggung

jawab program- Melakukan pemeriksaan dan

pengobatan

Bidan : 2 orang Waktu kerja Senin – Jumat, pukul 07.30 – 16.00 WIB

Tugas :

- Pelaksanaan pelayanan KIA (ANC, KB, Imunisasi)

- Gizi - Posyandu

Perawat/Pembantu Bidan : 1 orangTugas : Membantu bidan dalam memberikan pelayanan KIA

Page 27: Ikm KB Final

Petugas Administrasi : 2 orang

Waktu kerja Senin–Kamis, pukul 07.30-16.00 WIB; Jumat pukul 07.30-16.30 WIB

Tugas :melaksanakan kegiatan administratif (berupa pencatatan, pelaporan data, dan sebagainya) dan Sistem Informasi Kesehatan

Hari dan jam kerja : Senin – Jumat 07.30-16.00, Sabtu sesuai piket jam 07.30-12.00

Puskesmas Kecamatan tidak mempunyai posyandu binaan, tidak ada kader.

Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II membawahi 6 posyandu. Memiliki 46 kader, dan diantaranya 40 orang merupakan kader aktif.

Petugas laboratorium : ada

Pembina PLKB Jumlah : 1 orang

dikantor Kecamatan Tanjung Priok

Waktu kerja : Senin – Jumat: 08.00-16.00

Tugas : membina dan mengkoordinasi PLKB

PLKB Jumlah : 2 orang di setiap

Petugas administrasi : 1 orangTugas : Melakukan kegiatan pencatatan

Kader : 5 orang / PosyanduTugas :Menjalankan program PosyanduMelaksanakan kunjungan rumahDeteksi dini gejala anemiaPencatatan dan pelaporanMendukung program Puskesmas

Petugas Laboratorium : 1 orang

Pembina PLKB Jumlah : 1 orang Waktu kerja :

Senin – Jumat, pk.08.00-16.00 Tugas : membina dan

mengkoordinasi PLKB

PLKB Jumlah : 1 orang Waktu kerja :

Senin – Jumat, pk.08.00-16.00Tugas : memberikan pembinaan

Page 28: Ikm KB Final

b. Dana

c.Sarana

1. Sarana Medis

SM

Inventaris

SM Habis

Dipakai

puskesmas kelurahan Kebon Bawang

Waktu kerja : Senin – Jumat: 08.00-16.00

Tugas : memberikan pembinaan tentang KB kepada masyrakat

Dana berasal dari APBN, APBD, dan swadana masyarakat, ada dan mencukupi

Ruang tindakan yang baik Bidan kit : 1 set, ada,

lengkap dan berfungsi baik Meja ginekologis : 1 buah,

ada dan berfungsi baik Implan kit : 2 set, ada,

lengkap dan berfungsi baik IUD kit : 2 set, ada, lengkap

dan berfungsi baik Tensimeter : 2 buah, ada dan

berfungsi baik Stetoskop : 1 buah, ada dan

berfungsi baik Timbangan dewasa : 1 buah,

ada dan berfungsi baik

IUD : jenis Cu-T, Lippes-loop,stoknya ada dan tidak pernah kosong

Implan : stok kosong.

Pil KB : jenis kombinasi stoknya ada dan tidak pernah kosong

Hormon untuk KB suntik : jenis Depo Progestin dan Cyclofem, stoknya ada dan tidak pernah kosong

Kondom : tersedia cukup dan kualitas baik

Alat suntik : jenis Dispossible tersedia cukup

tentang KB kepada masyarakat

Tidak diperlukan dana

Ruang tindakan yang mendukung Bidan kit : 1 set, ada, lengkap dan

berfungsi baik Meja ginekologis : 1 buah, ada

dan berfungsi baik Implant kit : 1 set, ada, lengkap

dan berfungsi baik IUD kit : 1 set, ada, lengkap

danberfungsi baik Tensimeter : 1 buah, ada dan

berfungsi baik Stetoskop : 1 buah, ada dan

berfungsi baik Timbangan dewasa : 1 buah, ada

dan berfungsi baik

IUD, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik

Implan, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik

Pil KB, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik

Hormon untuk KB suntik, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik

Kondom, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik

Alat suntik, tersedia cukup dan dalam keadaan baik

Kapas, tersedia cukup dan dalam keadaan baik

Cairan antiseptik tersedia cukup

Page 29: Ikm KB Final

2.Sarana Non

Medis

SNM

Inventaris

SNM

Habis

Dipakai

D.Metode

1.Metode Medis

Kapas tersedia cukup dan dalam keadaan baik

Cairan antiseptik tersedia cukup

Poster tentang kesehatan reproduksi ada

Poster tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan ada

Poster tentang resiko tinggi kehamilan ada

Poster tentang metode dan alat kontrasepsi tidak ada

Poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih tidak ada

Panduan tentang pelayanan KB pada calon pengantin ada

Panduan tentang pelayanan infertilitas ada

Panduan tentang pelayanan KB ada

Alat transportasi (sepeda motor dan ambulance) ada dan berfungsi

Ruangan khusus / gedung ada

Alat administrasi ada, cukup dan kualitas baik

Kartu akseptor KB ada dan cukup

Kertas resep ada dan cukup

Metode pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin / akseptor KB ada

Metode deteksi dini masalah kesehatan yang dapat menjadi resiko tinggi

Poster tentang kesehatan reproduksi : ada

Poster tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan : ada

Poster tentang risiko tinggi kehamilan : ada

Poster tentang metode dan alat kontrasepsi : ada

Poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih : ada

Panduan tentang pelayanan KB kepada calon pengantin : ada

Panduan tentang pelayanan infertilitas : ada

Panduan tentang pelayanan KB : ada

Alat transportasi : ada

Ruangan khusus / gedung : ada

Alat administrasi : ada, cukup dan kualitasnya baik

Kartu akseptor KB : ada dan cukup

Kartu resep : ada dan cukup

Metode pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin / peserta KB : ada

Metode deteksi masalah

Page 30: Ikm KB Final

2.Metode Non

Medis

kehamilan dan persalinan ada

Metode deteksi dini masalah kesehatan reproduksi lain ada

Metode deteksi dini komplikasi, efek samping dan kegagalan penggunaan alat KB ada

Metode pemberian/ pemasangan KB ada, yaitu :

Metode sederhana : pantang berkala, kondom, tissue vagina

Metode efektif : suntik, pil

Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih : IUD, implan.

MOP dan MOW tidak dilakukan di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II karena tidak ada sarana dan tenaga ahli yang mengerjakannya.

Metode rujukan masalah kesehatan untuk mencegah adanya resiko tinggi kehamilan ada

Metode rujukan kasus yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi ada

Metode rujukan kasus masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani ada

Metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi ada

Metode penyuluhan tentang kesehatan untuk hamil dan melahirkan ada

Metode penyuluhan tentang resiko tinggi kehamilan ada

Metode pengenalan alat KB beserta keuntungan dan

reproduksi lain : ada

Metode deteksi dini komplikasi,efek samping dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi : ada

Metode pemberian/pemasangan alat kontrasepsi : ada

Metode rujukan masalah kesehatan untuk mencegah adanya risiko tinggi kehamilan : ada

Metode rujukan kasus yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi : ada

Metode rujukan kasus masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani : ada

Metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi : ada

Metode penyuluhan tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan : ada

Metode penyuluhan tentang risiko tinggi kehamilan : ada

Metode pengenalan metode dan alat KB beserta keuntungan dan kerugiannya : ada

Page 31: Ikm KB Final

kerugiannya ada5. UMPAN BALIK Rapat koordinasi pengawas

PLKB dan KIE 1 kali/bulan Rapat koordinasi PLKB 1

kali/bulan Rapat koordinasi TKBK 1

kali/bulan Pertemuan kelompok

UPPKS, BKB, dan Posyandu 1 kali per bulan

Rapat koordinasi seluruh staf yang membahas laporan pelaksanaan program KB 1 kali/bulan

Rapat Koordinasi PPLKB dan PLKB 1 kali/bulan

Rapat Koordinasi PLKB 1 kali / bulan

Rapat Koordinasi TKBK 1 kali / bulan

Pertemuan kelompok UPPKS, BKB dan Posyandu 1 kali / bulan

Rapat Koordinasi seluruh staf yang membahas laporan pelaksanaan program KB 1 kali / bulan

6.LINGKUNGANa. Fisik

b. Lingkungan

Non Fisik

Lokasi mudah dijangkau dengan berjalan kaki dan kendaraan umum.

Transportasi mudah didapat, cepat dan murah

Fasilitas kesehatan lain ada dan bisa bekerjasama dengan baik. Pelayanan KB selain di puskesmas juga dilayani di bidan swasta

Tingkat pendidikan penduduk sebagian besar tamatan SMA, membuat penyuluhan program-program Puskesmas cukup dapat dimengerti.

Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program. Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

Agama tidak menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Lokasi mudah dijangkau dengan berjalan kaki dan kendaraan umum

Transportasi mudah didapat, cepat dan murah

Fasilitas kesehatan lainnya bisa bekerja sama

Pendidikan : tidak menjadi faktor penghambat terlaksanannya program

Sosial ekonomi : tidak menjadi faktor penghambat terlaksananya program

Agama : tidak menjadi faktor penghambat terlaksananya program

Page 32: Ikm KB Final

Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

Adat istiadat : tidak menjadi faktor penghambat terlaksananya program

Page 33: Ikm KB Final

BAB IVPERUMUSAN MASALAH

Page 34: Ikm KB Final
Page 35: Ikm KB Final

Masalah-masalah yang dijumpai di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dalam rangka

pelaksanaan program KB adalah:

1. Target jumlah akseptor baru hanya tercapai 30,10%, dari target semula yaitu 70% dari

target yang telah ditetapkan oleh BKKBN untuk puskesmas.

2. Jumlah peserta aktif 31,16% dari jumlah PUS dari target semula 58% dari jumlah PUS.

3. Target jumlah pengguna MKET dari target semula 51,6 %, hanya tercapai 6,73 %.

4. Tidak terpenuhinya target peserta aktif MKET dari target semula yaitu 70 % dari jumlah

peserta aktif, hanya tercapai 12,5 %

5. Persentase DO peserta KB jenis IUD yang lebih tinggi (14,28 %) dari target semula 0%.

6. Persentase DO peserta KB jenis suntik yang lebih tinggi (37,4 %) dari target semula 0%.

7. Persentase DO peserta KB jenis pil yang lebih tinggi ( 44,44%) dari target semula 0%

8. Persentase DO peserta KB jenis implan yang lebih tinggi ( 83 %) dari target semula 0%

9. Persentase DO peserta KB jenis kondom yang lebih tinggi ( 6%) dari target semula 0%

Page 36: Ikm KB Final

BAB VPEMBAHASAN MASALAH

Berdasarkan pengumpulan data-data yang ada pada Puskesmas dengan tolak ukur keberhasilan

program didapatkan masalah pada variabel keluaran yaitu :

1. Target jumlah akseptor baru hanya tercapai 30,10%, dari target semula yaitu 70% dari

target yang telah ditetapkan oleh BKKBN untuk puskesmas. Penyebab masalah,

diantaranya :

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB, pembinaan akseptor IUD, pembinaan akseptor ,

pembinaan akseptor suntikan, dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai hal-hal tersebut diatas,

sehingga ia tidak dapat memilih kontrasepsi yang tepat untuk dirinya.

- Pelaksanaan pelayanan medis dan pemberian / pemasangan alat kontrasepsi hanya

dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pelaksanaan pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin / akseptor

baru hanya dilakukan setiap hari Rabu dan Jumat

- Pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat tidak dilakukan

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Menurut variabel lingkungan:

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

- Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

Menurut variabel masukan:

Page 37: Ikm KB Final

- Kurangnya sarana promosi kegiatan KB, seperti: poster tentang metode dan alat

kontrasepsi, poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih,

poster pelayanan KB pada calon pengantin dan panduan tentang pelayanan

infertilitas. Hal ini mengakibatkan upaya pengenalan masyarakat terhadap

metode-metode kontrasepsi tidak maksimal.

- Waktu pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas kecamatan Tanjung Priok hanya

dilakukan pada hari Rabu-Jumat. Hal ini menyulitkan calon peserta KB untuk

mengakses pelayanan KB di puskesmas setiap hari.

- Kosongnya stok implan atau susuk yang mempersulit calon akseptor yang ingin

memakai implan/susuk.

2. Jumlah peserta aktif 31,16% dari jumlah PUS dari target semula 58% dari jumlah PUS.

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB, pembinaan akseptor IUD, pembinaan akseptor ,

pembinaan akseptor suntikan, dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai hal-hal tersebut diatas.

- Pelaksanaan pelayanan medis dan pemberian / pemasangan alat kontrasepsi hanya

dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Menurut variabel lingkungan:

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

- Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

Page 38: Ikm KB Final

Menurut variabel masukan:

- Kurangnya sarana promosi kegiatan KB, seperti: poster tentang metode dan alat

kontrasepsi, poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih,

poster pelayanan KB pada calon pengantin dan panduan tentang pelayanan

infertilitas. Hal ini mengakibatkan upaya pengenalan masyarakat terhadap

metode-metode kontrasepsi tidak maksimal.

- Waktu pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas kecamatan Tanjung Priok hanya

dilakukan pada hari Rabu-Jumat. Hal ini menyulitkan calon peserta KB untuk

mengakses pelayanan KB di puskesmas setiap hari.

3. Target jumlah pengguna MKET dari target semula 51,6 %, hanya tercapai 6,73 %.

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB, pembinaan akseptor IUD, pembinaan akseptor ,

pembinaan akseptor suntikan, dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai hal-hal tersebut diatas.

- Pelaksanaan pelayanan medis dan pemberian / pemasangan alat kontrasepsi hanya

dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Menurut variabel lingkungan:

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

- Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

Menurut variabel masukan:

- Sarana yang mendukung promosi MKET, seperti: poster tentang metode MKET

dan tindak lanjut MKET tidak ada. Sehingga upaya pengenalan tentang metode-

Page 39: Ikm KB Final

metode MKET (IUD, implant, dan kontrasespsi mantap) tidak maksimal dan

akibatnya banyak pasangan yang tidak/kurang tahu mengenai pentingnya MKET.

- Waktu pelaksanaan program KB yang hanya dilayani pada hari Rabu-Jumat. Hal

ini menyulitkan peserta MKET untuk mengakses pelayanan KB di puskesmas.

4. Tidak terpenuhinya target peserta aktif MKET dari target semula yaitu 70 % dari jumlah

peserta aktif, hanya tercapai 12,5 %.

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien, sehingga

pengetahuan pasien akan kontap sangat kurang

- Kurangnya pembinaan akseptor IUD, implan, dan kontrasepsi mantap sehingga

peserta tidak tahu pasti keuntungan dan kerugian MKET

Menurut variabel lingkungan:

- Timbulnya persepsi yang salah di masyarakat tentang MKET, seperti IUD

gampang lepas jika bekerja keras , IUD sering menimbulkan perdarahan dan

dapat mengganggu hubungan suami istri., Sementara kontap dianggap dapat

membuat impoten (pria) maupun menopause (wanita). Hal ini dikarenakan.

minimnya pembinaan terhadap akseptor.

Menurut variabel masukan:

- Kurangnya sarana yang mendukung promosi MKET, seperti: poster tentang

metode MKET dan tindak lanjut MKET tidak ada. Sehingga upaya pengenalan

tentang metode-metode MKET (IUD, implant, dan kontrasespsi mantap) tidak

maksimal.

- Waktu pelaksanaan program KB yang hanya dilayani pada hari Rabu-Jumat. Hal

ini menyulitkan peserta MKET untuk mengakses pelayanan KB di puskesmas.

5. Persentase DO peserta KB jenis IUD yang lebih tinggi (14,28 %) dari target semula 0%.

Menurut variabel proses:

Page 40: Ikm KB Final

- Pelaksanaan penyuluhan KB dan pembinaan akseptor IUD hanya dilakukan jika

pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai hal-hal tersebut diatas.

- Pelaksanaan pelayanan medis hanya dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Menurut variabel lingkungan:

- Timbulnya persepsi yang salah di masyarakat tentang MKET, seperti IUD

gampang lepas jika bekerja keras , IUD sering menimbulkan perdarahan dan

dapat mengganggu hubungan suami istri., Sementara kontap dianggap dapat

membuat impoten (pria) maupun menopause (wanita). Hal ini dikarenakan.

pembinaan terhadap akseptor umumnya hanya dilakukan secara perorangan jika

mereka datang ke Puskesmas atau ketika kegiatan Posyandu, selain itu media

promosi seperti poster dan panduan pelayanan KB juga tidak tersedia dalam

jumlah cukup.

6. Persentase DO peserta KB jenis suntik yang lebih tinggi (37,4 %) dari target semula 0%.

Menurut variabel proses

- Belum dilibatkannya kaum pemuka agama dan tokoh masyarakat secara

formal dan rutin dalam penyuluhan kelebihan dan kekurangan metode KB

suntik .

- Penyuluhan kelompok tentang pengenalan metode, kelebihan maupun

kekurangan penggunaan KB suntik belum rutin dilakukan. Penyuluhan

perorangan sudah dilakukan setiap akseptor KB suntik datang namun kurang

maksimal.

Menurut variabel masukan:

- Waktu pelayanan KB di puskesmas yang hanya dilaksanakan pada hari Rabu-

Jumat dan di posyandu yang hanya 1 bulan sekali, mengakibatkan akseptor

Page 41: Ikm KB Final

KB suntik kesulitan untuk mengakses pelayanan ini. Padahal metode KB

suntik menuntut kedisiplinan para akseptornya untuk datang tepat waktu

7. Persentase DO peserta KB jenis pil yang lebih tinggi ( 44,44%) dari target semula 0%.

Menurut variabel proses

- Belum dilibatkannya kaum pemuka agama dan tokoh masyarakat secara

formal dan rutin dalam penyuluhan kelebihan dan kekurangan metode pil KB.

- Penyuluhan kelompok tentang pengenalan metode, kelebihan maupun

kekurangan akibat penggunaan pil KB belum rutin dilakukan. Penyuluhan

perorangan sudah dilakukan setiap akseptor pil KB datang namun kurang

maksimal.

Menurut variabel lingkungan

- Timbulnya persepsi yang salah di masyarakat tentang pil KB, seperti pil KB

menambah nafsu makan, membuat haid tidak lancar. Hal ini dikarenakan

minimnya pembinaan terhadap akseptor

Menurut variabel masukan

- Waktu pelayanan KB di puskesmas yang hanya dilaksanakan pada hari Rabu-

Jumat dan di posyandu yang hanya 1 bulan sekali, mengakibatkan akseptor

KB pil kesulitan untuk mengakses pelayanan ini. Padahal metode KB pil

menuntut kedisiplinan para akseptornya untuk datang tepat waktu

8. Persentase DO peserta KB jenis implan yang lebih tinggi ( 83 %) dari target semula 0%

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan jika pasien

datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien, sehingga pengetahuan pasien akan kontap

sangat kurang

- Kurangnya pembinaan akseptor implan sehingga peserta tidak tahu pasti keuntungan dan

kerugiannya

Page 42: Ikm KB Final

- Belum dilibatkannya kaum pemuka agama dan tokoh masyarakat secara

formal dan rutin dalam penyuluhan kelebihan dan kekurangan metode pil KB.

- Penyuluhan kelompok tentang pengenalan metode, kelebihan maupun

kekurangan akibat penggunaan pil KB belum rutin dilakukan. Penyuluhan

perorangan sudah dilakukan setiap akseptor pil KB datang namun kurang

maksimal.

Menurut variabel lingkungan

- Timbulnya persepsi yang salah di masyarakat tentang pil KB, seperti pil KB

menambah nafsu makan, membuat haid tidak lancar. Hal ini dikarenakan

minimnya pembinaan terhadap akseptor

Menurut variabel masukan:

- Kurangnya sarana yang mendukung promosi MKET, seperti: poster tentang

metode MKET dan tindak lanjut MKET tidak ada. Sehingga upaya pengenalan

tentang metode-metode MKET (IUD, implant, dan kontrasespsi mantap) tidak

maksimal.

- Waktu pelaksanaan program KB yang hanya dilayani pada hari Rabu-Jumat. Hal

ini menyulitkan peserta MKET untuk mengakses pelayanan KB di puskesmas.

- Kosongnya stok implan atau susuk yang mempersulit calon akseptor yang ingin

memakai implan/susuk.

9. Persentase DO peserta KB jenis kondom yang lebih tinggi ( 6%) dari target semula 0%

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB dan pembinaan akseptor kondom hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai hal-hal tersebut diatas.

- Pelaksanaan pelayanan medis hanya dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Page 43: Ikm KB Final

Menurut variabel lingkungan:

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai kondom menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode kondom.

PROBLEM TREE

Page 44: Ikm KB Final

Waktu pelayanan KB hanya hari Rabu dan Jumat

Page 45: Ikm KB Final

PRIORITAS MASALAH

Prioritas masalah disini ditetapkan melalui sistem skoring, dimana semakin tinggi skor suatu

masalah berarti masalah tersebut semakin diprioritaskan. Adapun parameter yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Besarnya masalah dilihat dari kesenjangan terhadap standard :

0 - 19,99% : 1

20% - 39,99% : 2

40% - 59,99% : 3

60% - 79,99% : 4

80% - 100% : 5

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan :

Tidak berat : 1

Kurang berat : 3

Berat sekali : 5

Jika ragu antara 1 dan 3 : beri nilai 2

Jika ragu antara 3 dan 5 : beri nilai 4

3. Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang tersedia?:

Tidak dapat mengatasi : 1

Kurang dapat mengatasi : 3

Dapat mengatasi : 5

Jika ragu antara 1 dan 3 : beri nilai 2

Jika ragu antara 3 dan 5 : beri nilai 4

4. Keuntungan sosial yang diperoleh (kecendungan masyarakat untuk melaksanakan

program) :

Keuntungan sosial rendah : 1

Page 46: Ikm KB Final

Keuntungan sosial sedang : 3

Keuntungan sosial tinggi : 5

Jika ragu antara 1 dan 3 : beri nilai 2

Jika ragu antara 3 dan 5 : beri nilai 4

Penjelasan Penentuan Sistem Skoring

1. Besarnya masalah dilihat dari kesenjangan terhadap standar

Rumus yang digunakan:

G = Gap ( kesenjangan )

E = Expected (target yang ingin dicapai)

O = Outcome (data yang didapat dari lapangan)

a. Standar jumlah akseptor baru = 70% dari target yang ditetapkan oleh BKKBN,

sedangkan hasil yang dicapai sebesar 30,10 %. Kesenjangan antara pencapaian dan target

sebesar 39,90% maka skornya 2

b. Standar jumlah seluruh peserta yang aktif dibina = 58% dari PUS, sedangkan hasil yang

dicapai sebesar 31,16 %. Kesenjangan antara pencapaian dan target sebesar 26,84 %,

maka skornya 2.

c. Standar jumlah peserta aktif yang menggunakan MKET dari seluruh jumlah peserta aktif

= 51,6%, sedangkan hasil yang dicapai sebesar 6,73 %. Kesenjangan antara pencapaian

dan target sebesar 44,87 %, maka skornya 3.

d. Standar persentase peserta aktif yang menggunakan MKET = 70% dari target yang

ditetapkan BKKBN, sedangkan hasil yang dicapai sebesar 12,5 %. Kesenjangan antara

pencapaian dan target sebesar 57,5 %, maka skornya 3.

e. Standar DO peserta IUD = 0%, tetapi hasil yang dicapai sebesar 14,28 %. Kesenjangan

antara pencapaian dan target = 14,28 %, jadi diberi skor 1.

G = E – O

Page 47: Ikm KB Final

f. Standar DO peserta KB implan = 0%, tetapi hasil yang dicapai sebesar 83 %.

Kesenjangan antara pencapaian dan target = 83 %, jadi diberi skor 5.

g. Standar DO peserta KB suntik = 0%, tetapi hasil yang dicapai sebesar 37,4 %.

Kesenjangan antara pencapaian dan target = 37,4 %, jadi diberi skor 2.

h. Standar DO peserta KB pil = 0%, tetapi hasil yang dicapai sebesar 44,44 %. Kesenjangan

antara pencapaian dan target = 44,44 %, jadi diberi skor 3.

i. Standar DO peserta KB kondom = 0%, tetapi hasil yang dicapai sebesar 66,66 %.

Kesenjangan antara pencapaian dan target = 66,66 %, jadi diberi skor 4.

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan :

Jumlah akseptor baru di suatu wilayah kerja puskesmas merupakan indikator penting

tercapainya program puskesmas. Jumlah WUS di wilayah kerja puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok yang terus bertambah menyebabkan target cakupan peserta KB juga akan

meningkat. Apabila target tersebut tidak tercapai akan mengakibatkan dampak yang tidak

dikehendaki. Karena dampak yang besar akibat jumlah akseptor baru yang tidak

memenuhi target maka diberi skor 4.

Jumlah peserta KB yang aktif di suatu wilayah kerja puskesmas juga merupakan

indikator penting tercapainya program KB. Pertumbuhan jumlah WUS dan PUS yang

cepat menyebabkan sasaran peserta KB terus meningkat. Apabila tidak terpenuhi, maka

akan mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar. Pertumbuhan

penduduk yang besar dapat menimbulkan berbagai macam masalah sosial. Maka diberi

skor 5.

MKET merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif karena mempunyai tingkat

kegagalan yang nyaris nol dan mempunyai jangka waktu yang lama atau permanen.

Dalam panduan metode kontrasepsi terpilih, MKET diprioritaskan untuk pasangan usia

subur dengan usia di atas 30 tahun atau sudah memiliki anak 2 atau lebih (tidak ingin

punya anak lagi). Kurangnya persentase peserta aktif dapat memberikan dampak negatif

yang besar terhadap keberhasilan program KB karena efeknya yang jangka panjang,

tingkat keberhasilan yang tinggi serta efek samping yang minimal. Maka diberi skor 4.

Page 48: Ikm KB Final

Untuk angka DO IUD yang cukup besar, maka dampak yang dihasilkan juga cukup

besar, maka diberi skor 4

KB suntik dan pil merupakan salah satu metode kontrasepsi yang cukup efektif yang

mempunyai jumlah peminat yang banyak, sehingga jumlah DO akseptor KB suntik dan

pil mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap program KB. Dinilai dari akibat

yang ditimbulkan dari DO KB suntik dan pil maka diberi skor 5.

KB kondom dan implan tidak merupakan pilihan metode kontrasepsi yang banyak

diminati. Sehingga jumlah DO akseptor KB implan dan kondom tidak terlalu

menimbulkan pengaruh yang besar terhadap program KB. Dinilai dari akibat yang

ditimbulkan dari DO KB implan dan kondom, maka diberi skor 2

3. Sumber daya yang tersedia

- Upaya penjaringan peserta KB baru dan peserta aktif dengan sosialisasi melalui

poster-poster sulit dicapai karena minimalnya sumber daya, dalam hal ini dana,

untuk kegiatan KB. Selain itu perlu disadari juga bahwa promosi melalui poster

kurang efektif dalam menjaring peserta baru. Sedangkan untuk sosialisasi kepada

masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan mengenai KB sulit dilakukan, baik

penyuluhan berkelompok maupun penyuluhan perorangan. Hal ini disebabkan

karena sangat terbatasnya tenaga yang terdapat di puskesmas. Masalah ini diberi

skor 2

- Upaya meningkatkan cakupan MKET tidak dapat dicapai dengan cepat. Hal ini

dikarenakan berbagai keterbatasan dalam variabel masukan terkait MKET. Upaya

meningkatkan cakupan perlu diawali dengan sosialisasi dan promosi ke

masyarakat sehingga masyarakat benar-benar mengerti keuntungan dan kerugian

metode tersebut, dan tidak ragu untuk memilihnya. Upaya promosi tersebut

membutuhkan tenaga bidan, PLKB maupun kader yang mampu mencakup semua

PUS yang dalam hal ini merupakan sasaran. Dari masalah ini dapat dilihat adanya

keterbatasan tenaga dan sarana untuk pelaksanaan MKET. Masalah ini diberi skor

2.

- Untuk masalah Drop Out yang begitu tinggi, diperlukan untuk dilakukan

sosialisasi kembali tentang cara- cara KB yang benar. Untuk itu, diperlukan

Page 49: Ikm KB Final

promosi kesehatan kembali dan follow up peserta sehingga peserta semakin

mengerti dan yakin dengan pilihannya untuk memilih metode KB yang paling

cocok dengannya. Yang menjadi masalah adalah, kurangnya tenaga untuk

melakukan promosi ini seperti halnya yang dihadapi oleh masalah MKET, dimana

puskesmas mengalami kesulitan dalam penanganan masalah ini. Masalah ini

diberi skor 2.

4. Keuntungan sosial yang diperoleh

- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai KB dan pentingnya KB,

menyebabkan laju pertumbuhan masyarakat yang tinggi. Laju pertumbuhan yang

tinggi tentu saja menyebabkan berbagai masalah sosio ekonomi seperti

pengangguran dan masalah kepadatan penduduk. Terutama bagi masyarakat yang

memiliki sosio ekonomi yang rendah. Masalah-masalah tersebut akhirnya

mempunyai dampak menurunnya angka MMR dan IMR yang merupakan tolak

ukur dari kesejahteraan masyarakat suatu bangsa. Maka diberi skor 5.

- MKET sangat menguntungkan untuk PUS yang sudah memiliki cukup anak (tidak

ingin anak lagi), karena efektifitasnya tinggi, dan mempunyai efek jangka

panjang sehingga tidak perlu sering bolak-balik puskesmas untuk mengambil obat

atau disuntik. Metode ini juga tidak bergantung pada kepatuhan akseptor semata.

Efek samping yang ditimbulkan pada akseptor dapat dijelaskan terlebih dahulu

sehingga dapat diterima. Dari segi biaya MKET menguntungkan karena biaya

keseluruhan yang dikeluarkan akan lebih kecil dibandingkan dengan biaya

metode kontrasepsi non-MKET. Namun, metode ini tetap masih kurang dipilih

(bahkan dipilih paling terakhir) disebabkan kurangnya pengetahuan, rasa kurang

nyaman, dan anggapan keliru masyarakat mengenai MKET. Maka diberi skor 2.

- KB suntik cukup diminati dan disukai masyarakat karena dapat melakukan

penyuntikan KB ulangan tiap 3 bulan sekali maka diberi skor 5.

- KB pil cukup disukai masyarakat, tetapi masyarakat harus disiplin dan tekun

dalam meminum pil setiap harinya maka diberi skor 2

- KB implan dan kondom kurang diminati masyarakat, maka diberi skor 1.

Page 50: Ikm KB Final

Tabel 13. Prioritas masalah

No. ParameterMasalah

A b c D e f g h i

1Besarnya

masalah2 2 3 3 1 5 2 3 4

2Berat ringannya

akibat yang

ditimbulkan

4 5 4 4 4 2 5 5 2

3Sumber daya

yang tersedia2 2 2 2 2 2 2 2 2

4Keutungan

sosial yang

diperoleh

5 5 2 2 2 1 5 2 1

Jumlah 13 14 11 11 9 10 14 12 9

Keterangan

a : Jumlah akseptor baru

b : Jumlah peserta KB aktif

c : Jumlah peserta aktif yang menggunakan MKET

d : % peserta aktif MKET

e : DO IUD

f : DO Implan

g : DO Suntik

h : DO Pil

i : DO Kondom

Page 51: Ikm KB Final

Penyelesaian masalah

Berdasarkan parameter yang ada dan besar jumlah skor, maka terdapat masalah yang menjadi

prioritas masalah yang harus diselesaikan, yaitu:

1. Jumlah peserta KB aktif masih rendah (31,16%)

2. Angka Drop Out Peserta KB suntik lebih dari 0% (37,4%)

Penyebab masalah

1. Jumlah peserta KB aktif masih rendah

Menurut variabel masukan:

- Kurangnya sarana promosi kegiatan KB, seperti: poster tentang metode dan alat

kontrasepsi, poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih,

poster pelayanan KB pada calon pengantin dan panduan tentang pelayanan

infertilitas.

Menurut variabel proses:

- Pelaksanaan penyuluhan KB, pembinaan akseptor IUD, pembinaan akseptor ,

pembinaan akseptor suntikan, dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien.

- Pelaksanaan pelayanan medis dan pemberian / pemasangan alat kontrasepsi hanya

dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Menurut variabel lingkungan:

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

- Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

Page 52: Ikm KB Final

3. Angka Drop Out Peserta KB suntik lebih dari 0%

Menurut variabel masukan:

- Waktu pelayanan KB di puskesmas yang hanya dilaksanakan pada hari Rabu-

Jumat dan di posyandu yang hanya 1 bulan sekali, mengakibatkan akseptor

KB suntik kesulitan untuk mengakses pelayanan ini. Padahal metode KB

suntik menuntut kedisiplinan para akseptornya untuk datang tepat waktu

Menurut variabel proses

- Belum dilibatkannya kaum pemuka agama dan tokoh masyarakat secara

formal dan rutin dalam penyuluhan kelebihan dan kekurangan metode KB

suntik .

- Penyuluhan kelompok tentang pengenalan metode, kelebihan maupun

kekurangan penggunaan KB suntik belum rutin dilakukan. Penyuluhan

perorangan sudah dilakukan setiap akseptor KB suntik datang namun kurang

maksimal.

Berdasarkan penyebab-penyebab yang terdapat di puskesmas kecamatan Tanjung Priok, maka

terdapat beberapa saran dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah yang dialami puskesmas

kecamatanTanjung Priok.

- Meningkatkan upaya promosi kesehatan dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan

penyuluhan. Penyuluhan dilakukan pada saat kunjungan PUS dan WUS ke

puskesmas secara pribadi atau berkelompok, bisa juga disisipkan saat penyuluhan

kelompok di posyandu, arisan, PKK. Penyuluhan dalam skala besar harus lebih

sering dilakukan, supaya cakupan PUS dan WUS yang menerima informasi KB

semakin besar. Untuk mengatasi masalah keterbatasan tenaga yang ada, dapat

dengan cara memanfaatkan tenaga dokter muda dan akbid yang sedang bertugas

di puskesmas. Caranya dengan mengumpulkan mereka dalam satu hari khusus

dan diberi pelatihan singkat mengenai materi konseling KB (khususnya KB

SUNTIK) dan hari selanjutnya mereka sudah dapat terjun langsung dalam

Page 53: Ikm KB Final

pelayanan konseling dalam pengawasan oleh bidan. Untuk penyediaan sarana

poster dapat dilakukan membuat surat permohonan kepada puskesmas Kecamatan

untuk memberikan tenaga tambahan serta poster-poster dan panduan-panduan

KB. Poster-poster tersebut nantinya akan ditempel di puskesmas sehingga

ketertarikan dan pengetahuan masyarakat mengenai KB dapat meningkat.

- Waktu pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas kecamatan Tanjung Priok yang

hanya dilakukan pada hari Rabu-Jumat sulit diubah, karena pada hari lain bagian

KIA telah memiliki pembagian jadwal dengan imunisasi dan ANC. Hal ini

dapat disiasati dengan mengadakan piket bergiliran antara bidan, dokter, dan

tenaga medis yang berkompeten untuk tetap menerima konsultasi mengenai KB

setiap hari, namun segala macam tindakan seperti pasang IUD, kontrol IUD,

dan suntik harus tetap dilakukan pada hari pelayanan KB dengan sebelumnya

membuat perjanjian. Namun, apabila peserta KB datang dengan keluhan akibat

metode KB yang ia pakai ataupun komplikasinya, maka harus dilayani saat

itu juga.

- Pencatatan peserta KB baru dan aktif harus dilakukan secara cermat. Petugas yang

bertugas melakukan pencatatan pelaksanaan KB harus mengikuti pelatihan

sehingga dapat mengetahui sistematis pencatatan yang baik dan mengurangi

kesalahan-kesalahan pencatatan. Selain itu juga harus dilakukan monitoring yang

ketat pada proses pencatatan.

- Melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama setempat, dan

menjelaskan kepada mereka mengenai pentingnya KB, dan meminta mereka

untuk berperan serta secara aktif memberikan informasi mengenai KB kepada

masyarakat sekitar .

Page 54: Ikm KB Final

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber mengenai

Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

periode Agustus – Oktober 2010, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok untuk pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) belum

berjalan dengan baik. Masih terdapat banyak masalah, seperti jumlah peserta baru yang tidak

memenuhi target BKKBN, jumlah peserta aktif yang masih cukup rendah, jumlah peserta

aktif yang memakai MKET masih cukup rendah, persentase peserta MKET masih rendah,

serta angka DO peserta KB suntik, pil, implan, kondom, dan IUD yang masih cukup tinggi.

Dari semua daftar masalah itu, dengan mempertimbangkan besarnya masalah, akibat yang

ditimbulkan, tenaga yang ada serta keuntungan sosial, maka ditetapkan dua masalah yang

diprioritaskan yaitu jumlah peserta aktif masalah DO akseptor KB suntik.

Dalam evaluasi ini, yang menjadi prioritas masalah adalah:

1. Jumlah peserta KB aktif masih rendah (31,16%)

2. Angka Drop Out Peserta KB suntik lebih dari 0% (37,4%)

Berbagai penyebab masalah sudah ditelaah dalam pembahasan sebelumnya dan

telah disertakan beberapa saran untuk penyelesaian kedua masalah tersebut. Upaya tersebut

ditilik dari ketiga bidang utama program kesehatan yaitu promosi kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan peran serta masyarakat. Diharapkan upaya yang diusulkan dapat dijalankan

dan berdampak dengan meningkatnya jumlah peserta KB aktif dan menurunnya angka DO

akseptor KB suntik di Kecamatan Tanjung Priok. Namun dalam pelaksanaan upaya

penyelesaian masalah tersebut membutuhkan komitmen dan kerja keras dari tenaga

kesehatan di puskesmas sehingga pada akhirnya dapat mendukung keberhasilan program KB

secara keseluruhan.

Page 55: Ikm KB Final

Diharapkan evaluasi program ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi berbagai

pihak di Wilayah Kecamatan Tanjung Priok terutama dalam hal pengembangan pelaksanaan

“Program Keluarga Berencana”.

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan untuk upaya perbaikan pelayanan KB di Kecamatan

Tanjung Priok adalah

- Meningkatkan upaya promosi kesehatan dengan cara mengoptimalkan

pelaksanaan penyuluhan dan penyediaan sarana promosi

- Menyiasati keterbatasan waktu pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas

kecamatan Tanjung Priok yang hanya dilakukan pada hari Rabu-Jumat dengan

mengadakan piket bergiliran antara bidan, dokter, dan tenaga medis yang

berkompeten untuk tetap menerima konsultasi mengenai KB setiap hari.

- Pencatatan peserta KB baru dan aktif harus dilakukan secara cermat dan

dilakukan monitoring yang ketat pada proses pencatatan.

- Melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama

setempat dan meminta kesediaan mereka untuk berperan serta secara aktif

memberikan informasi mengenai KB dengan masyarakat sekitar .

Page 56: Ikm KB Final

Rangkuman

Masalah yang ditemui:

1. Target jumlah akseptor baru hanya tercapai 30,10%, dari target semula yaitu 70% dari target

yang telah ditetapkan oleh BKKBN untuk puskesmas.

2. Jumlah peserta aktif 31,16% dari jumlah PUS dari target semula 58% dari jumlah PUS.

3.Target jumlah pengguna MKET dari target semula 51,6 %, hanya tercapai 6,73 %.

4. Tidak terpenuhinya target peserta aktif MKET dari target semula yaitu 70 % dari jumlah

peserta aktif, hanya tercapai 12,5 %

5. Persentase DO peserta KB jenis IUD yang lebih tinggi (14,28 %) dari target semula 0%.

6. Persentase DO peserta KB jenis suntik yang lebih tinggi (37,4 %) dari target semula 0%.

7. Persentase DO peserta KB jenis pil yang lebih tinggi ( 44,44%) dari target semula 0%

8. Persentase DO peserta KB jenis implan yang lebih tinggi ( 83 %) dari target semula 0%

9. Persentase DO peserta KB jenis kondom yang lebih tinggi ( 6%) dari target semula 0%

Dengan prioritas masalah:

1. Jumlah peserta KB aktif masih rendah (31,16%)

2. Angka Drop Out Peserta KB suntik lebih dari 0% (37,4%)

Dengan penyebab masalah:

- Kurangnya sarana promosi kegiatan KB, seperti: poster tentang metode dan alat

kontrasepsi, poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih,

poster pelayanan KB pada calon pengantin dan panduan tentang pelayanan

infertilitas.

- Pelaksanaan penyuluhan KB, pembinaan akseptor IUD, pembinaan akseptor ,

pembinaan akseptor suntikan, dan pembinaan akseptor kontap hanya dilakukan

jika pasien datang ke Klinik KB dan jika ada keluhan dari pasien.

- Pelaksanaan pelayanan medis dan pemberian / pemasangan alat kontrasepsi hanya

dilayani setiap hari Rabu dan Jumat

- Pencatatan akseptor KB (baru dan aktif) secara harian, bulanan, dan tahunan : ada

tetapi tidak lengkap.

Page 57: Ikm KB Final

- Pandangan tertentu sebagian besar masyarakat mengenai KB menghambat

jalannya program KB, seperti misalnya adanya ketakutan para istri akan

ketidaksukaan suami terhadap penggunaan metode IUD

- Sosial ekonomi penduduk menjadi faktor penghambat terlaksananya program.

Dimana kebanyakan penduduk adalah keluarga prasejahtera

- Belum dilibatkannya kaum pemuka agama dan tokoh masyarakat secara formal

dan rutin dalam penyuluhan kelebihan dan kekurangan metode KB suntik .

Dengan penyelesaian masalah:

- Meningkatkan upaya promosi kesehatan dengan cara mengoptimalkan

pelaksanaan penyuluhan dan penyediaan sarana promosi

- Menyiasati keterbatasan waktu pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas

kecamatan Tanjung Priok yang hanya dilakukan pada hari Rabu-Jumat dengan

mengadakan piket bergiliran antara bidan, dokter, dan tenaga medis yang

berkompeten untuk tetap menerima konsultasi mengenai KB setiap hari.

- Pencatatan peserta KB baru dan aktif harus dilakukan secara cermat dan

dilakukan monitoring yang ketat pada proses pencatatan.

- Melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama setempat

dan meminta kesediaan mereka untuk berperan serta secara aktif memberikan

informasi mengenai KB dengan masyarakat sekitar .

Page 58: Ikm KB Final