Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali Susiati ...
Transcript of Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali Susiati ...
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 170
Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra
http://kelasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kelasa
p-ISSN : 1907-7165
e-ISSN: 2721-4672
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA NEGERI
DI KABUPATEN BURU
Application Of The Jigsaw Type Cooperative Method
In Learning To Write Poetry On Students Of Negeri High Schools In Buru District
Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic
a,b,cUniversitas Iqra Buru
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan kemampuan menulis puisi
dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri
Sawa Kabupaten Buru, dan (2) mendeskripsikan hasil kemampuan menulis puisi dengan
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa
Kabupaten Buru. Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK), skenario PTK
dirancang dua siklus. Setiap siklus, dilakukan dua kali pertemuan. Subjek penelitian
adalah siswa kelas X SMA Negeri Sawa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah (1) pengamatan (observasi), (2) tes, dan (3) wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan keaktifan belajar
siswa, (2) peningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode kooperatif tipe jigsaw
pada siswa kelas kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru meningkat dari siklus I
ke siklus II, 42,30% siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas pada siklus I atau 11
siswa yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,62% atau
sebanyak 22 siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 4 siswa (15,38%) tidak
tuntas yamg memperoleh nilai 65 ke bawah.
Kata kunci: metode, kooperatif tipe jigsaw, menulis, puisi
Abstract
This study aims (1) to describe the implementation of the cooperative method of jigsaw
type to improve the ablity of poetry writing of students of SMA Negeri Sawa Buru
Regency, and (2) to describe the results of the ability to write poetry using the
cooperative method of jigsaw type for class Xb students of SMA Negeri Sawa, Buru
Regency. This research is a classroom action research (CAR), the CAR scenario is
designed in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. The research subjects
Naskah Diterima Tanggal 28 September 2020—Direvisi Akhir Tanggal 10 Desember 2020—Disetujui Tanggal 11 Desember 2020
doi: https://doi.org/10.26499/kelasa.v15i2.130
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
171 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
were students of class X SMA Negeri Sawa. The data collection techniques used in this
study were (1) observation, (2) tests, and (3) interviews. The results showed that (1) the
implementation of the ability to write poetry using the cooperative method of the jigsaw
type succeeded in increasing student learning activity, (2) the improvement of the ability
to write poetry with the cooperative method of the jigsaw type in class X students of
SMA Negeri Sawa, Buru Regency, increased from cycle I to cycle. Cycle II, 42.30% of
students who got a score of 65 and in cycle I or 11 students who completed it in cycle I,
and in cycle II increased to 82.62% or as many as 22 students who got a score of 65
and 4 students (15.38%) did not get a score of 65 and below.
Keywords: method, jigsaw cooperative, writing, poetry
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia memuat
empat aspek kompetensi yang harus
dikuasai. Keempat aspek tersebut
adalah kompetensi membaca,
menyimak atau mendengarkan,
berbicara, dan menulis. Susiati, S., Iye,
R., & Suherman (2019), the
effectiveness in the teaching and
learning process can be created if the
instructor can utilize the learning
methods that are suitable to the
conditions of the students and the
material that will be presented,
(Keefektifan dalam proses belajar
mengajar dapat tercipta jika pengajar
dapat memanfaatkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa dan materi yang akan
disajikan) (hlm. 562).
Susiati (2020) Pembelajaran
bahasa diharapkan dapat membantu
peserta didik mengenal dirinya,
kebudayaan-kebudayaan yang ada,
mengungkapkan gagasan atau ide dan
perasaannya, dan menemukan serta
mengembangkan kompetensi analitis
dan imajinasi yang dimilikinya. Selain
itu, pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai salah satu mata pelajaran umum
di sekolah, diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, baik secara lisan
maupun tertulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya sastra
Indonesia (hlm. 51).
Kenyataan lain yang terjadi dalam
pembelajaran, khususnya menulis
adalah kurang mendapatkan perhatian
meskipun disadari bahwa penguasaan
bahasa tulis mutlak diperlukan dalam
kehidupan sekarang. Pelajaran
mengarang sebagai salah satu aspek
pengajaran bahasa Indonesia kurang
ditangani secara sungguh-sungguh.
Akibatnya kompetensi siswa menulis
kurang memadai, termasuk pada
pembelajaran sastra. Salah satu tolok
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 172
ukur keberhasilan siswa dalam
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran di sekolah ditentukan
pada kemampuan siswa menulis. Oleh
sebab itu, pembelajaran menulis
menempati kedudukan yang sangat
strategis dalam pendidikan dan
pengajaran. Keterampilan menulis harus
dikuasai oleh anak sedini mungkin
dalam kehidupan di sekolah.
Sutjarso (2006) mengatakan salah
satu kompetensi yang harus dicapai
pada proses pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya dalam
kesusastraan adalah menulis puisi (hlm.
32). Menulis puisi menjadi sarana
dalam mengungkapkan perasaan
penulisnya sehingga memberikan efek
kepuasan tersendiri. Menulis puisi
bukan hal yang tergolong mudah.
Banyak siswa yang kesulitan
mengungkapkan perasaannya dalam
bentuk puisi. Berbagai kesulitan dialami
pada saat menulis puisi, baik dari unsur
fisik maupun unsur batin yang
membangun puisi.
Kemampuan menulis puisi
merupakan salah satu dari kompetensi
yang mutlak dicapai dalam
pembelajaran sastra. Siswa diharapkan
mampu menuliskan apa yang dirasakan
atau apa yang dipikirkan dalam bahasa
yang indah, mengandung bahasa kiasan
dan berkonotasi, dan sesuai
karakteristik puisi yang tepat pada
proses pembelajaran menulis puisi.
Kemampuan menulis puisi ini
merupakan salah satu materi
pembelajaran menulis sastra di kelas X-
b. Untuk itu, dibutuhkan rangsangan
yang memudahkan siswa dalam menulis
puisi.
Kesulitan dalam menuangkan
gagasan atau ide dalam bentuk puisi,
berdasarkan hasil pengamatan atau
observasi peneliti dialami oleh siswa
kelas X-b di SMA Negeri Sawa. Siswa
mengalami kesulitan mengungkapkan
gagasan atau idenya dalam bentuk
tulisan. Kesulitan pemilihan diksi yang
tepat dan sesuai dengan tema juga
dialami oleh siswa. Sehingga, peneliti
merasa tertarik untuk melakukan upaya
atau solusi dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam hal menulis
puisi.
Upaya merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan
peserta didik yang dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri
peserta didik, selain metode atau
strategi pembelajaran, juga harus
menggunakan media pembelajaran.
Metode sebagai alat bantu digunakan
untuk memudahkan proses
pembalajaran. Metode memberikan
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
173 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
motivasi belajar pada peserta didik,
memudahkan dan memberikan
kejelasan pada konsep yang abstrak,
serta mempertinggi daya serap dan
retensi belajar pada peserta didik. Oleh
karena itu, diperlukan adanya
penggunaan metode pembelajaran yang
menciptakan iklim pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Basri. H (2016) mengatakan salah satu
metode yang dapat digunakan yaitu
metode pembelajaran kooperatif
(cooperative learning), belajar
kooperatif menekankan pada kerja
kelompok (siswa belajar bersama dan
saling membantu). Kerja kelompok
membuat siswa bersemangat untuk
belajar aktif untuk saling menampilkan
diri atau berperan diantara teman-teman
kelompoknya (hlm. 25).
Berdasarkan latar belakang
tersebut, pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah (1) bagaimanakah
proses pelaksanaan kemampuan
menulis puisi baru dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada siswa kelas X-b SMA
Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2)
bagaimanakah penilaian hasil
kemampuan menulis puisi baru dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada siswa kelas X-b SMA
Negeri Sawa Kabupaten Buru. Tujuan
penelitian ini untuk (1)
mendeskripsikan proses pelaksanaan
kemampuan menulis puisi baru dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada siswa kelas X-b SMA
Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2)
mendeskripsikan penilaian hasil
kemampuan menulis puisi baru dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada siswa kelas X-b SMA
Negeri Sawa Kabupaten Buru.
Menilik permasalahan pendidikan
yang terjadi dan juga dengan melihat
permasalahan, Peneliti merasa perlu
melakukan penelitian yang sejalan
dengan permasalahan tersebut, yaitu
PTK. Dengan demikian, ada upaya yang
dilakukan dalam menangani masalah
pembelajaran sastra yang terjadi, dalam
hal ini kesulitan menulis puisi.
LANDASAN TEORI
Menurut Sulastriningsih, (2007)
pembelajaran bahasa sulit dipisahkan
dengan pembelajaran sastra. Tidak
hanya substansial, pembelajaran sastra
akan membantu pembelajaran bahasa.
Pembelajaran sastra dengan sendirinya
akan mempertinggi kemampuan
berbahasa. Dalam artian yang lain,
kemampuan bersastra seseorang
menjadi penanda seseorang memiliki
kemampuan berbahasa (hlm. 35).
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 174
Nurgiantoro. Burhan (2009)
mengatakan kompetensi berbahasa dan
apresiasi sastra sebagai sarana dalam
pengembangan sumber daya manusia
unggul menjadi fokus dalam paradigma
baru. Selain itu, informasi, wawasan,
nilai-nilai kemanusiaan dan budaya,
serta kesenangan dalam belajar menjadi
prioritas (hlm. 49).
Wardhian, (2008)
mengungkapkan fungsi-fungsi
pembelajaran sastra. Fungsinya yaitu,
(1) melatih keempat kompetensi
berbahasa, (2) menambah pengetahuan
tentang pengalaman hidup manusia,
misalnya mengenai adat istiadat, agama,
dan kebudayaan, (3) potensi diri dapat
dikembangkan, (4) pembentukan watak,
(5) melalui kehidupan manusia dalam
fiksi maka dapat memberikan
kenyamanan, keamanan, dan kepuasan,
serta (6) dapat membuat penikmat atau
penciptanya dapat melarikan diri
sejenak dari kehidupan sebenarnya
dengan memperluas dimensi kehidupan
dengan pengalaman-pengalaman baru
(hlm. 22).
Menurut Aminuddin (2009)
secara etimologi, istilah puisi berasal
dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’
atau poeisis’pembauatan’, dan dalam
bahasa Inggris puisi disebut poem atau
poetry. Kemudian Hudson
mengungkapkan bahwa puisi
merupakan ilusi dan imajinasi yang
dituangkan oleh penulisnya dengan
menggunakan kata-kata sebagai media
penyampaiannya, yang juga merupakan
salah satu cabang sastra (hlm. 28).
Departemen Pendidikan Nasional
(2005) menguraikan pengertian puisi
sebagai salah satu karya sastra yang
terikat oleh irama, matra, rima, dan
penyusunannya. Bentuk puisi ditata
secara cermat sehingga mempertajam
kesadaran orang atau membangkitkan
pengalaman pembacanya. Sedangkan
Hudson Aminuddin (2009)
mengungkapkan bahwa puisi
merupakan salah satu kompetensi dalam
pembelajaran sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media
penyampaiannya yang nantinya
menghasilkan ilusi dan imajinasi (hlm.
32).
Sarana mengekspresikan ide yaitu
dengan menumbuhkan dan
membangkitkan perasaan kepada
penulis atau penikmatnya, merangsang
imajinasi panca indera dengan struktur
yang berirama disebut puisi. Semua itu
merupakan hal yang harus direkam dan
diekspresikan dalam pengungkapannya
menarik dan meninggalkan kesan.
Dengan demikian, puisi merupakan
rekaman hasil interpretasi pengalaman
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
175 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
manusia yang penting dan digubah
dalam wujud yang paling berkesan.
Menurut Waluyo (2007) puisi
yaitu bentuk karya sastra yang pikiran
dan perasaan penyair diungkapkan
secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian
struktur yang terdapat dalam puisi,
struktur batin dan fisiknya (hlm. 21).
Horatius Meilani, Budianta (2008)
seorang kritikus Romawi menambahkan
dengan mensyaratkan dua hal dalam
puisi, yaitu puisi harus indah dan
memberikan hiburan (dulce), namun
pada saat yang bersamaan puisi juga
harus bermanfaat dan mengajarkan
sesuau (untile) (hlm. 45). William
Wordsworth seorang penyair Inggris
menambahkan bahwa puisi sebagai
bentuk luapan spontan dari perasaan-
perasaan yang kuat. Selanjutnya,
Roman Jacobson ahli linguistik dari
Prancis menekankan pada fungsi puitik
(poetic function) teks, yaitu fungsi yang
mengarahkan segenap upaya dan
perhatian pada unsur-unsur teks itu
sendiri.
Disimpulkan, puisi adalah salah
satu bentuk karya sastra yang kompleks
merupakan luapan perasaan penulis
yang diungkapkan secara imajinatif.
Puisi memiliki struktur batin dan
struktur fisik yang membangun puisi
dan memuat nilai-nilai atau pesan
penulisnya yang bersifat estetik. Berarti,
menulis puisi ialah kegiatan
menuangkan ide atau mengekspresikan
secara padat pemikiran dan perasaan
penyairnya, digubah dalam wujud dan
bahasa yang paling berkesan dalam
sebuah tulisan dengan tujuan dapat
dinikmati oleh pembacanya.
Berdasarkan uraian (Waluyo. H
(2008) tentang pengertian puisi maka
untuk dapat membuat puisi dengan
baik, harus diperhatikan unsur fisik dan
unsur batin puisi. Struktur batin
meliputi perasaan (feeling), tema
(sense), nada (tone), dan amanat
(atention). Adapun struktur fisik puisi
meliputi diksi (diction), pencitraan atau
pengimajian, kata konkret (the
concentrate word), majas (figurative
language), bunyi yang menghasilkan
rima dan ritma (rhyme and rytem), dan
perwajahan puisi atau topografi (hlm.
74).
METODE
Arikunto (2009) Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian tindakan ini dilakukan untuk
mendeskripsikan dan mengamati proses
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 176
belajar siswa dengan menggunakan
metode kooperatif tipe jigsaw. Berikut
disajikan bagan atau tahap PTK (hlm.
57).
Gambar 1. Proses dalam Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan ini difokuskan
pada proses pembelajaran dan hasil
tugas belajar siswa dalam menulis puisi
dengan strategi pengamatan terhadap
lingkungan sekitar. Proses yang
dimaksud adalah prilaku guru dan
siswa, sedangkan hasil adalah nilai yang
diperoleh siswa dalam menulis puisi.
Data penelitian diperoleh melalui
hasil observasi sebelum penelitian
dilakukan dan ditambah dengan studi
dokumentasi hasil tes pada setiap
tindakan hasil refleksi dari penggunaan
metode kooperatif tipe jigsaw sebagai
metode pembelajaran dalam menulis
puisi baru siswa kelas X-b SMA Negeri
Sawa Kabupaten Buru. Data tertulis
diperoleh dari hasil kerja siswa menulis
puisi yang terteliti, yaitu berjumlah 26
orang.
Penelitian tindakan ini dilakukan
untuk menggambarkan dan mengamati
proses dan hasil belajar siswa kelas X
SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.
Mekanisme pelaksanaannya
menggunakan siklus. Siklus
dilaksanakan dengan melalui empat
tahap, yaitu: tahap (1) menyusun
rancangan tindakan, tahap (2)
pelaksanaan tindakan, tahap (3)
pengamatan, dan terakhir tahap (4)
refleksi. Namun, pada siklus pertama
belum berhasil maka kegiatan
dilanjutkan pada siklus kedua.
Tahap selanjutnya, analisis teks
(latihan atau penugasan). Analisis teks
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara rancangan dan pelaksanaan
tindakan, kelemahan-kelemahan dalam
proses pembelajaran, kelebihan-
Refleksi
Perencanaann
Siklus I
Siklus II
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
177 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
kelebihan yang ada, serta seberapa besar
peningkatan yang tercapai setelah
menerapkan metode pembelajaran tipe
jigsaw sebagai solusi untuk menangani
kesulitan siswa dalam menulis puisi di
SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.
Upaya peningkatan kemampuan
menulis puisi siswa dilihat dengan
menganalisis (1) kesesuaian judul
dengan isi, (2) pilihan kata atau diksi,
(3) pilihan kata yang kongkret, (4)
penggunaan majas, (5) pemakaian, rima
dan ritma, (6) tipografi. Pada tahap
penilaian puisi siswa dilakukan dengan
menggunakan kriteria penilaian yang
akan digambarkan pada tabel berikut
berikut:
NPS = x 100
Keterangan:
NPS : Nilai Perolehan Siswa
Semua data yang dikumpulkan
dianalisis dengan teknik triangulasi
data, baik data dari hasil observasi
berupa catatan lapangan tentang proses
pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw dan hasil menulis puisi siswa.
Data tersebut kemudian
dikelompokkan berdasarkan data pada
tiap siklus. Hasil pengelompokan ini
direduksi, yaitu data yang terkumpul
diseleksi dan diidentifikasi, kemudian
mengklasifikasikan data sesuai
kebutuhan. Selanjutnya, data disajikan
dengan cara mengorganisasikan
informasi yang telah direduksi. Data
dirangkum dan disajikan secara terpadu
sesuai siklus yang direncanakan
sehingga terfokus pada pembelajaran.
Tahap terakhir, dilakukan kegiatan
triangulasi atau pengujian hasil temuan
penelitian.
Keabsahan data diuji dengan
merefleksikan kembali hal-hal yang
telah dilakukan dan dikemukakan
melalui tukar pendapat dengan ahli atau
pembimbing, teman sejawat,
membandingkan data yang ditemukan
dengan cara pembuktian melalui
peninjauan kembali hasil wawancara,
peninjauan kembali catatan lapangan,
hasil observasi, serta triangulasi dengan
teman sejawat atau guru setelah selesai
pembelajaran.
Penggunaan metode kooperatif
tipe jigsaw dalam proses pembelajaran
menulis puisi pada siswa kelas X
dikaitkan dengan ketuntasan belajar.
Siswa yang mendapatkan nilai 65% ke
atas maka penggunaan metode
kooperatif tipe jigsaw dalam proses
pembelajaran oleh guru dapat berhasil
efektif.
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 178
Tabel 1
Taraf Keberhasilan dalam Pencapaian Hasil Belajar
No Interval Nilai Tingkat Kemampuan
1.
2.
3.
4.
5
91% - 100%
76% - 90%
65% - 75%
41% - 64%
0 - 40%
sangat tinggi
tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
(Nurgiantoro2009:399)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam uraian hasil penelitian dan
pembahasan pada menulis puisi baru
dengan menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas
X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru
terdiri dari siklus I dan siklus II yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
hasil tes siklus I, hasil tes siklus II dan
refleksi.
Penjabaran Siklus I dan Siklus II
Perencanaan Siklus I
Dalam perencanaan ini yang
dilakukan adalah persiapan proses
belajar mengajar dalam bentuk program
rencana pembelajaran dan rencana
kegiatan yang dilakukan peneliti, guru,
dan siswa. Kegiatan peneliti, yaitu (1)
menyiapkan silabus, (2) berkolaborasi
dengan guru menyusun rencana
pembelajaran, (3) membantu guru
dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, (4) berkolaborasi dengan guru
melakukan tes, dan (5) menganalisis
hasil tes.
Kegiatan guru, meliputi (1)
bersama peneliti menyusun rencana
pembelajaran; (2) melakukan aktivitas
pembelajaran sesuai dengan petunjuk
dalam rencana pembelajaran; (3) guru
bersama peneliti melakukan tes, (5)
menilai hasil tes, (5) memberikan
umpan balik tentang hasil tes siswa, dan
(6) memberikan penghargaan kepada
siswa atau kelompok yang
kompetensinya memenuhi standar.
Kegiatan siswa, meliputi (1)
mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)
menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran menulis puisi dan (3)
menerima umpan balik dari guru.
Pengamatan dilakukan dengan
mengamati kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
Perencanaan Siklus II
Dalam siklus II ini perencanaan
yang dilakukan adalah persiapan proses
belajar mengajar dalam bentuk program
rencana pembelajaran dan rencana
kegiatan yang dilakukan peneliti, guru,
dan siswa. Siklus II ini merupakan
tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan
peneliti, yaitu (1) menyiapkan silabus,
(2) berkolaborasi dengan guru
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
179 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
menyusun rencana pembelajaran, (3)
membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas, (4) berkolaborasi
dengan guru melakukan tes siklus II,
dan (5) menganalisis hasil tes siklus II.
Kegiatan guru, meliputi (1)
bersama peneliti menelaah hasil siklus I
lalu menyusun rencana pembelajaran;
(2) melakukan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan petunjuk dalam rencana
pembelajaran; (3) guru bersama peneliti
melakukan tes siklus II, (4) menilai
hasil tes siklus II, (5) memberikan
umpan balik tentang hasil tes siswa, dan
(6) memberikan penghargaan kepada
siswa atau kelompok yang
kompetensinya memenuhi standar.
Kegiatan siswa meliputi (1)
mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)
menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran (menulis karangan puisi),
dan (3) menerima umpan balik dari
guru. Pengamatan dilakukan dengan
mengamati kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
Identifikasi yang dilakukan secara
kolaboratif antara peneliti dan guru
meliputi hal berikut ini.
1) Sebagian siswa terlihat kaku menulis
puisi bebas pada waktu proses
belajar berlangsung.
2) Proses tanya jawab lebih didominasi
siswa-siswa tertentu.
3) Alokasi waktu yang berlangsung
tidak dimanfaatkan dengan
maksimal.
4) Guru kurang memberikan dan
menunjukkan wujud penghargaan
(pujian dan hadiah) kepada siswa
sebagi bentuk motivasi belajar.
Pelaksanaan Siklus I dan II
Pertemuan pertama Siklus I
Pada pertemuan pertama ini, guru
menanyakan siapa yang pernah menulis
puisi. Terlihat sedikit sekali siswa
mengangkat tangan meminta
kesempatan untuk menjawab. Kelihatan
di wajah mereka tampak ragu. Namun
demikian, terdapat 2 orang di antara
mereka memberikan jawaban pernah
menulis di SMP. Guru memberi pujian
“bagus” sebagai penguatan.
Selanjutnya, guru memotivasi siswa
agar bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran (membacakan
standar kompetensi dan kompetensi
dasar) yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan dalam proses
pembelajaran. Setelah itu, guru
meminta kepada siswa agar
berkelompok dengan ketentuan setiap
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 180
kelompok terdiri dari empat atau lima
orang siswa.
Setelah itu guru menjelaskan
pengertian puisi, unsur-unsur yang
terdapat dalam menulis puisi dan tujuan
untuk mencapai kompetensi dasar
dalam menulis puisi dengan
memperhatikan unsur fisik dan unsur
batin. Selain itu dalam proses belajar
terjadi timbal balik antara guru dan
siswa.
Pada kegiatan akhir
pembelajaran, siswa diminta
menyampaikan simpulan dari materi
pembelajaran. Guru memberikan
penghargaan terhadap siswa yang
menyampaikan simpulan tersebut
dengan mengacungkan jempol dan
terima kasih. Setelah itu, mereka
merefleksi materi pembelajaran.
Beberapa orang siswa diminta
mengemukakan pendapatnya tentang
materi pembelajaran yang diterima.
Berikut contoh puisi yang dibuat siswa
dengan judul puisi “Senja yang Indah”
dengan kode objek 020, dan merupakan
puisi terbaik pada pertemuan pertama.
“Senja yang Indah”
Selaput megah berwarna jingga
Beradu debur ombak mengejar
Di antara kicauan burung camar
Yang menyambar tanpa getar
Gemercik air penepis pantai
Kepedihan dan bencana
Telah usai wajah nan biru
Dalam hembusan sang bayu
Menggetarkan tembang-tembang syahdu
Pertemuan kedua Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada
pertemuan kedua ini berorientasi pada
tahap pembelajaran perbaikan dan
penyuntingan dalam menulis puisi. Pada
tahap ini, pembelajaran diawali dengan
ucapan salam, lalu guru memberikan
apersepsi dengan menanyakan
hambatan atau kendala-kendala yang
dialami pada saat menulis puisi.
Pada kegiatan inti pembelajaran,
yakni: membimbing siswa memperbaiki
dan menyunting puisi yang dibuat
siswa. Kegiatan yang dilakukan adalah
meminta kepada siswa mencermati
contoh puisi yang telah mengalami
perbaikan, memperbaiki diksi atau
pilihan kata dalam menulis puisi.
Pada pertemuan kedua dapat
dilihat puisi terbaik berdasarkan hasil
kerja kelompok yaitu puisi “kamboja
Merah” karya siswa dengan kode objek
08.
“Mawar Merah”
Bentukmu indah sekali
Begitu indah bentukmu
Bungamu yang cantik mengoda hatiku
Banyak kumbang berlomba mendapatkanmu
Jiwa ini seakan melayang menghirup aromamu
Aromamu membawa keharuman pagiku
Merahmu menunjukkan keberanianmu
Elokmu menunjukkan kesempurnaanmu
Rangkaian putikmu tersusun indah
Alangkah indah saat kupetik dirimu.
Pada puisi tersebut, tampak bahwa
dalam pemilihan judul, ‘Mawar Merah”
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
181 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
artinya kata-kata tersebut sudah
mewakili apa yang terjadi dengan
mawar merah. Dari keterkaitan makna
antar larik sudah cukup, diksi yang
mewakili ungkapan perasaan senang,
dan penggunaan kata-kata konkret
sudah baik, kesesuaian tema dan amanat
sudah cukup, akan tetapi masih perlu
dilatih untuk memantapkan dan
menyempurnakan isi puisi, baik dari
struktur fisik maupun struktur batin.
Penggunaan diksi kumbang,
menggoda, aroma, melayang dapat
menambah kekuatan imaji kata per kata
bungamu yang cantik menggoda
hatiku/orang-orang berlomba
mendapatkanmu, dan dikonkretkan
dengan kata jiwa ini seakan melayang
menghirup aromamu. Sedangkan
struktur batin dari aspek tema, amanat,
nada dan suasana, dan perasaan sudah
cukup mewakili walaupun masih perlu
pembenahan mengenai diksi yang
paling tepat dalam puisi tersebut. Dari
diksi yang digunakan mampu
menggunakan tema/amanat, dan nada
indah yang melahirkan kesenangan
yang membuat perasaan semakin
senang melihat bunga yang begitu
indah.
Pertemuan Pertama Siklus II
Gambaran proses pelaksanaan
setiap pertemuan pada siklus II
diuraikan seperti berikut ini. Kegiatan
pembelajaran yang diawali dengan
ucaapan salam oleh guru kepada
siswa. Setelah mengecek kehadiran
siswa, guru menanyakan keadaan siswa
yang hadir pada saat itu yang dijawab
oleh siswa dengan bersamaan sehingga
agak ramai. Selanjutnya, guru
memusatkan perhatian siswa dengan
memperlihatkan contoh puisi. Setelah
beberapa orang menjawab, kegiatan
dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran, menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan pada
proses pembelajaran.
Setelah mengorganisasikan siswa
ke dalam beberapa kelompok, kegiatan
berikutnya, siswa mulai mencari teman
kelompoknya untuk mulai menulis
puisi. Siswa dengan kelompoknya
masing-masing mulai menukar pikiran
tentang judul puisi per-orang dalam
kelompok, kemudian siswa mulai
menulis puisi. Setelah selesai menulis
puisi siswa diminta membacakan puisi
didepan kelas.
Pada kegiatan akhir proses
pembelajaran, siswa diminta
menyampaikan simpulan dari materi
pembelajaran. Ada tiga orang siswa
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 182
yang saling melengkapi dalam
menyampaikan simpulan materi
pembelajaran. Siswa diminta untuk
membacakan puisi yang telah
dibuat. Guru memberikan penghargaan
terhadap siswa yang menyampaikan
simpulan tersebut dan mengancungkan
jempol. Setelah itu, mereka merefleksi
materi pembelajaran, dilanjutkan
dengan berdoa bersama dan ucapan
salam sebagai penutup pembelajaran.
Berikut contoh puisi yang dibuat oleh
siswa.
“Basah melempaui batas”
Basah Melampaui Batas
Di awali dengan angin
Angin yang awalnya lemah
Lemah menipuh daya
Menipuh dari angin yang lemah
Lemah menjadi kuat
Di susul air
Jatuh dari atas dari atas langit
Yang awalnya gerimis menjadi deras
Deras
Sangat deras
Tanah mulai terendam
Barang, harta, keluarga
Tak tahu mana ujung dan arahnya
Terhanyut oleh mu
Olehmu yang berani merendam
Banyak rumah di kawasan
Kawasan yang terpenal
Penyakit mulai menyiksa
Demam
Diare
Membuat manusia menderita karenamu
Kehidupan bagikan air yang mengalir
Pertemuan kedua Siklus II
Pada kegiatan awal, guru
menyapa siswa dengan memberikan
ucapan salam. Sebelum guru
mengelompokkan siswa sesuai dengan
objek yang diamati pada pertemuan
sebelumnya, terlebih dahulu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah itu, guru dan siswa mengadakan
curah pendapat tentang objek yang akan
diteliti. Selanjutnya, guru menjelaskan
kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada proses pembelajaran
yang akan berlangsung.
Kegiatan berikutnya, guru
menjelaskan cara memperbaiki puisi. Di
samping menjelaskan cara memperbaiki
puisi, guru juga memperlihatkan contoh
puisi. yang telah mengalami perbaikan.
Selanjutnya, guru membagikan kembali
puisi tulisan siswa. Alokasi waktu yang
digunakan pada kegiatan awal 15 menit.
Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa
mencermati contoh puisi yang telah
mengalami perbaikan.
Berikut contoh puisi yang dibuat
oleh siswa dengan judul “ Bunga
Mawar” dengan kode objek 002, yang
telah direvisi.
“Harapan”
Ku lihat awan yang penuh bintang
Dan berawan putih menyenangkan
Dan kutentukan cinta sejati untukku
Sebening embun pagi
Seterang sinar bulan
Aku menunggumu setiap langkahku
Bila bersamamu setengah kilau bintang
mahkota
Jika bisa memilikimu
Untuk selamanya
Ku berjanji untukmu
Tak akan menyakitimu
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
183 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
Pada hasil tes aspek kesesuaian
judul dengan isi difokuskan pada
ketepatan siswa menentukan kesesuaian
judul dengan isi pada puisi yang akan
ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada
aspek kesesuaian judul dengan isi dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
4
3
15
4
245
200
992
245
15,38%
11,54%
57,70%
15,38%
= 64,69
Jumlah 26 1682 100%
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata kelas dalam kemampuan
kesesuaian memilih judul adalah 64,69
atau kategori cukup. Dari keseluruhan
siswa yang mendapat nilai 85-100 ada 4
siswa atau 15,38, Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 3 siswa atau
11,54 %, kategori cukup dengan rentang
nilai 60-74 siswa ada 15 siswa atau
57,70 %, dan kategori kurang dengan
rentang nilai 0-59 tidak satu pun yang
mendapatkan nilai.
Tabel 2
Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
11
9
6
0
650
848
530
0
43,30%
34,62%
23.08%
0%
=78
Jumlah 26 2028 100%
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek
kesesuaian judul dengan isi adalah 78
atau kategori baik. Dari keseluruhan
siswa yang mendapat skor 85-100 atau
sangat baik ada 11 siswa atau 43,30%.
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 9 siswa atau 34,62 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak
ada.
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 184
Hasil Tes Aspek Pilihan Kata atau
Diksi
Pada hasil tes aspek pilihan kata
atau diksi difokuskan pada ketepatan
siswa menentukan kata-kata atau diksi
yang paling tepat pada puisi yang akan
ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada
aspek pilihan kata atau diksi dapat
dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
4
3
15
4
245
200
1244
0
15,38%
11,54%
73,08%
0%
= 67,5
Jumlah 26 1755 100%
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas pada aspek pilihan
kata atau diksi adalah 67,5 atau kategori
cukup. Dari keseluruhan siswa yang
mendapat nilai 85-100 atau kategori
sangat baik terdapat 4 siswa atau 15,38,
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 3 siswa atau 11,54 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 19 siswa atau 73,08 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 ada
siswa yang mendapatkan nilai.
Tabel 4
Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
13
7
6
0
650
848
530
0
42,30%
34,62%
23,08%
0%
=81,61
Jumlah 26 2122 100%
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan
kata atau diksi adalah 81,61 atau
kategori baik. Dari keseluruhan siswa
yang mendapat skor 85-100 atau sangat
baik ada 13 siswa atau 42,30%.
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 8 siswa atau 34,62 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
185 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak
ada.
Hasil Tes Aspek Penilaian Kata
Kongkret
Pada hasil tes aspek penilaian kata
kongkret difokuskan pada ketepatan
siswa memilih kata-kata kongkret pada
puisi yang akan ditulis siswa. Hasil
penilaian tes pada aspek penilaian kata
kongkret dapat dilihat pada tabel 5 di
bawah ini.
Tabel 5
Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
4
12
10
0
245
900
650
0
15,38%
46,15%
38,46%
0%
= 67,26
Jumlah 26 1682 100%
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas pada aspek
penilaian kata kongkret adalah 67,26
atau kategori cukup. Dari keseluruhan
siswa yang mendapat nilai 85-100 atau
kategori sangat baik ada 4 siswa atau
15,38 , Kategori baik dengan rentang
nilai 75-84 ada 12 siswa atau 46,15 %,
kategori cukup dengan rentang nilai 60-
74 siswa ada 10 siswa atau 38,46 %,
dan kategori kurang dengan rentang
nilai 0-59 ada 5 siswa atau 19,23 %.
Tabel 6
Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
10
12
4
0
1020
990
220
0
38,46%
46,15%
15,38%
0%
=87,77
Jumlah 26 2230 100%
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek
penilaian kata kongkret adalah 87,77
atau sangat baik. Dari keseluruhan
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 186
siswa yang mendapat skor 85-100 atau
sangat baik ada 10 siswa atau 38,46%.
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 12 siswa atau 46,15 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 4 siswa atau 15,38%, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak
ada.
Hasil Tes Penggunaan Majas
Pada hasil tes penggunaan majas
difokuskan pada ketepatan siswa
memilih majas yang tepat pada puisi
yang ditulis siswa. Dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7
Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
6
11
9
0
428
697
630
0%
23,07%
42,31%
34,62%
= 67,5
Jumlah 26 1755 100%
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas pada aspek
penggunaan majas adalah 67,5 atau
kategori cukup. Dari keseluruhan siswa
yang mendapat nilai 85-100 atau
kategori sangat baik belum ada,
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 6 siswa atau 23,07 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 11 siswa atau 42,31 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 9
siswa atau 34,62 %.
Tabel 8
Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
13
10
3
0
1051
1020
180
0
50%
38,46%
11,53%
0%
=86,5
Jumlah 26 2251 100%
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek
penggunaan majas adalah 86,5 atau
sangat baik. Dari keseluruhan siswa
yang mendapat skor 85-100 atau sangat
baik ada 13 siswa atau 510%. Kategori
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
187 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
baik dengan rentang nilai 75-84 ada 10
siswa atau 38,46%, kategori cukup
dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 3
siswa atau 11,53 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak
ada.
Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma
Pada hasil tes aspek penilaian
rima dan ritma difokuskan pada
ketepatan siswa menentukan rima dan
ritma pada puisi yang akan ditulis
siswa. Hasil penilaian tes pada aspek
rima dan ritma dapat dilihat pada tabel 9
di bawah ini.
Tabel 9
Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
7
13
6
0
525
912
380
0%
26,92%
50%
23,08%
= 69,88
Jumlah 26 1817 100%
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas pada aspek
penilaian rima dan ritma adalah 69,88
atau kategori cukup. Dari keseluruhan
siswa yang mendapat nilai 85-100 atau
kategori sangat baik belum ada,
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 7 siswa atau 26,92 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 13 siswa atau 50 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6
siswa atau 23,08 %.
Tabel 10
Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
15
9
2
0
1117
995
120
0
57,69%
34,62%
7,69%
0%
=87
Jumlah 26 2262 100%
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 188
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek rima
dan ritma adalah 87 atau sangat baik.
Dari keseluruhan siswa yang mendapat
skor 85-100 atau sangat baik ada 15
siswa atau 57,69%. Kategori baik
dengan rentang nilai 75-84 ada 9 siswa
atau 34,64 %, kategori cukup dengan
rentang nilai 60-74 siswa ada 2 siswa
atau 7,69 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.
Hasil Tes Aspek Tipografi
Pada hasil tes aspek tipografi
difokuskan pada ketepatan siswa
menentukan aspek tipografi yang baik
yang akan ditulis siswa. Hasil penilaian
tes pada aspek tipografi dapat dilihat
pada tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11
Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
4
16
0
0
220
1212
0
0%
15,38%
61,54%
0%
= 69,69
Jumlah 26 1812 100%
Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas pada aspek
penilaian tipografi adalah 69,69 atau
kategori cukup. Dari keseluruhan siswa
yang mendapat nilai 85-100 atau
kategori sangat baik belum ada,
Kategori baik dengan rentang nilai 75-
84 ada 4 siswa atau 15,38 %, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa
ada 16 siswa atau 61,54 %, dan kategori
kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6
siswa atau 23,08 %.
Tabel 12
Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
Persen Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
16
9
1
0
1223
995
50
0
57,69%
34,62%
7,69%
0%
=87
Jumlah 26 2268 100%
Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …
189 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata kelas dalam aspek
tipografi adalah 87 atau kategori sangat
baik. Dari keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau sangat baik
ada 16 siswa atau 57,69%. Kategori
baik dengan rentang nilai 75-84 ada 9
siswa atau 34,62 %, kategori cukup
dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 1
siswa atau 7,69 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.
Distribusi Frekuensi Skor Mentah
Hasil Tes Menulis puisi
a) Distribusi Frekuensi Skor Mentah
Hasil Tes Menulis puisi dengan
Menggunakan Metode Kooperatif
Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA
Sawa Siklus I.
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I
Rentang Nilai Ktegori Frekuensi Presentase
85-100
75-84
60-74
0-59
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
0
4
22
0
0
15,38%
84,62%
0
Jumlah 26 100
Tabel di atas menggambarkan
bahwa kategori, frekuensi, presentase
hasil tes menulis puisi dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada kategori cukup diperoleh
22 orang (84,62), kategori baik
diperoleh 4 orang siswa (15,38%).
1) Distribusi Frekuensi Skor Mentah
Hasil Tes Menulis puisi dengan
Menggunakan Metode Kooperatif
Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA
Sawa Siklus II.
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus II
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase
85-100
75-84
60-74
0-59
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
2
4
20
0
7,70
15,38
76,92
0
Jumlah 26 100
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 190
Tabel di atas menggambarkan
bahwa kategori, frekuensi, presentase
hasil tes menulis puisi dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw pada kategori cukup diperoleh 20
orang siswa (76,92), kategori baik
diperoleh 4 orang siswa (15,38%), dan
kategori sangat baik diperoleh dua orang
siswa (7,70).
Refleksi Tindakan Siklus I dan Siklus
II
Refleksi Siklus I
Dari hasil refleksi berupa proses
yang dilakukan bersama siswa bersama
guru bertujuan membahas keseluruhan
proses pembelajaran dalam menulis puisi
pada siklus I. Secara umum proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi
bebas. Namun, masih ada beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki agar
proses pembelajaran berlangsung lebih
baik. Refleksi hasil tindakan yang
berupa proses tersebut disajikan sebagai
berikut.
Proses pembelajaran yang
dilakukan siswa kelas X-b SMA Negeri
Sawa dalam menulis puisi pada siklus I
masih mengalami kendala-kendala.
Kendala-kendala yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut.
a) Rata-rata siswa terlihat kaku pada
waktu proses belajar berlangsung,
khususnya menulis puisi.
b) Proses tanya jawab lebih didominasi
siswa-siswa tertentu, sedangkan siswa
yang lainya cenderung diam dan tidak
memberikan komentar apa-apa,
c) Guru tidak merata dalam memberikan
bimbingan, baik individu maupun
kelompok. Guru harus memberikan
dan menunjukkan wujud penghargaan
(pujian atau hadiah) kepada siswa
sebagai bentuk motivasi belajar. Oleh
karena itu, pada siklus selanjutnya
bimbingan harus diberikan secara
merata.
Berkaitan dengan keterampilan
menulis puisi, guru perlu memberikan
penjelasan lebih baik agar siswa dapat
memahami dan mampu mengerjakannya
dengan baik. Sementara itu, masih ada
beberapa siswa yang bingung memahami
dalam menulis puisi yang disebabkan
pemahaman teori tentang puisi sangat
kurang.
Refleksi hasil evaluasi I
Evaluasi pembelajaran
keterampilan menulis puisi siswa kelas
X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru
siklus I diketahui bahwa kemampuan
siswa dikategorikan belum memadai.
Hal ini mengindikasikan bahwa dalam
menulis puisi sebagai upaya
Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic
191 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
meningkatkan keterampilan menulis
puisi siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa
Kabupaten Buru belum berhasil dan
menunjukkan bahwa pembelajaran
menulis puisi harus dilanjutkan ke siklus
II.
Refleksi Siklus II
Pada pertemuan pertama
pembelajaran keterampilan menulis puisi
terlihat santai dan tidak kaku dalam
pembelajaran. Hal ini terjadi atas
bimbingan dari guru sehingga siswa
akhirnya mampu menulis puisi. Data
empiris ini menghasilkan refleksi bahwa
siswa harus dituntun dan dimotivasi
dalam belajar.
Guru memberikan penjelasan
dengan lebih baik agar siswa dapat
memahami dan mampu mengerjakan
semua tugas dengan hasil baik.
Selanjutnya, perlu dilakukan
pembenahan-pembenahan dalam
pelaksanaan pembelajaran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung lebih
baik. Guru juga harus kreatif dan mampu
memotivasi siswa yang cenderung diam
dan pasif di kelas. Selain itu, guru harus
memanfaatkan waktu dengan baik,
memberikan penghargaan yang bernilai
kepada siswa, meningkatkan motivasi
belajar, dan memberikan tuntunan dan
bimbingan secara merata.
Refleksi hasil evaluasi II
Hasil evaluasi pembelajaran
keterampilan menulis puisi bebas dengan
metode kooperatif tipe jigsaw siswa
kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten
Buru siklus II diketahui bahwa
kemampuan siswa dari siklus I ke siklus
II sangat meningkat.
Keberhasilan tersebut dipengaruhi
oleh guru yang mengidentifikasi secara
mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan
memberitahukan kebenarannya.Hal ini
tentunya menunjang perbaikan nilai
yang diperoleh siswa.
Refleksi hasil evaluasi
Hasil evaluasi pembelajaran
keterampilan menulis puisi bebas dengan
metode kooperatif tipe jigsaw siswa
kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten
Buru siklus II diketahui bahwa
kemampuan siswa dari siklus I ke siklus
II sangat meningkat.
Keberhasilan tersebut dipengaruhi
oleh guru yang mengidentifikasi secara
mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan
memberitahukan kebenarannya. Hal ini
tentunya menunjang perbaikan nilai
yang diperoleh siswa.
Dari hasil evaluasi pembelajaran
menulis puis bebas siswa kelas X-b
SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru
menunjukkan peningkatan, baik proses
belajar maupun hasil belajar. Selain bagi
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati
© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 192
siswa, guru juga mengalami kemajuan
dalam melaksanakan pembelajaran.
PENUTUP
Hasil penelitian nontes melalui
pengamatan hasil proses aktivitas guru
dan siswa, juga menunjukkan perubahan
yang positif, siswa lebih tertarik dan
antusias dalam pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw sehingga mudah
dalam menulis puisi. Hal itu terbukti
adanya permintaan beberapa siswa agar
mengulangi metode pembelajaran yang
sudah dilaksanakan yaitu dengan
menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw. Dengan melihat tingginya angka
peningkatan dan respon siswa tersebut,
berarti metode kooperatif tipe jigsaw
cocok diterapkan SMA/MA atau
sederajatnya.
Hasil peningkatan pada hasil tes
siklus I dan siklus II siswa kelas SMA
Negeri Sawa dalam menulis puisi bebas
mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut sungguh memuaskan. Hal ini
terbukti pada hasil tes siklus I dan siklus
II. Dari 26 siswa yang diberi tes
sebanyak 11 siswa (42,30%) tuntas
memperoleh nilai 65 ke atas dan 15
siswa (57,69%) tidak tuntas memperoleh
nilai 65 ke bawah. Pada siklus II
meningkat menjadi 88,46% atau
sebanyak 23 siswa tuntas memperoleh
nilai 65 ke atas dan 3 siswa (11,54%)
tidak tuntas yang memperoleh nilai 65
ke bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (2009a). Pengantar
Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar
Baru Algensindo, 26–45.
Aminuddin. (2009b). Pengantar
Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar
Baru Algensindo.
Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas. Bumi Aksara, 55–69.
Basri. H. (2016). Upaya Peningkatan
Hasil Belajar IPS Melalui
Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe
Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV
MI EL-Ziyan. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 23–38.
Departemen Pendidikan Nasional.
(2005). Kamus Besar Bahasa
Indnesia. Balai Pustaka.
Meilani, Budianta, ddk. (2008).
Membaca Sastra (Pengantar
memahami Sastra untuk Perguruan
Tinggi). Indonesia Tera.
Nurgiantoro. Burhan. (2009). Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. BPEE, 45–58.
Sulastriningsih, M. (2007). Pengajaran
Prosa Fiksi dan Drama. Badan
Penerbit UNM, 32–43.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. .
(2019). Hot Potatoes Multimedia
Application in Evaluation of
Indonesian Learning in SMP
Students in SMP Students in Buru
District. ELS Journal on
Interdiscriplinary Studies in
Humanities, 2(4), 556–570.
Susiati, S. (2020). Eksistensi Manusia
dalam Film “Aisyah Biarkan Kami
Bersaudara” Karya Herwin
Novianto. Gramatika, VII(1), 50–
63.
Sutjarso. (2006). Pengajaran Puisi
Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic
193 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193
Indonesia. Fakultas Bahasa Dan
Seni Universitas Negeri Makassar,
30–45.
Waluyo., H. (2007). Teori dan Apresiasi
Puisi. Erlangga.
Waluyo. H. (2008). Teori dan Apresiasi
Puisi. Erlangga, 72–88.
Wardhian, dkk. (2008). Telaah
Kurikulum Bahasa Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Makassar.