III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan …eprints.umm.ac.id/50985/4/BAB...
Transcript of III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan …eprints.umm.ac.id/50985/4/BAB...
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
hingga bulan Juli 2019.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
pemarut, kain saring, baskom plastik, pisau, ayakan 80 mesh, cabinet dryer,
termometer, pipet volume 5 ml, mikropipet, tip, magnetic stirrer, hotplate stirrer,
cetakan ukuran 18 x 22 cm, gelas water vapor transmisision rate/WVTR,
mikrometer sekrup, oven, gelas ukur 100 ml (pyrex), desikator, beaker glass
500ml, sendok, spatula, penggaris, jangka sorong, stopwatch, mikrometer sekrup,
alat pengukur tekstur EZ-SX Texture analyzer (Shimadzu), sarung tangan, plastik
PP (Polyprophylene), gunting, centrifuge (Gemmy PLC – 03).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aquades didapat dari
Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhammadiyah, gliserol teknis, NaCl
teknis, silica gel didapat dari took bahan kimia CV. Makmur Sejati Malang. pati
jagung (HAWAI), kain saring, kertas saring biasa, rimpang temu mangga yang
didapat di pasar tradisional Gadang Kecamatan Sukun Kota Malang dan tissu.
24
3.3 Rancangan Percobaan
Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial yang disusun dengan dua faktor yaitu konsentrasi pati jagung dan
konsentrasi ekstrak rimpang temu mangga. Faktor pertama adalah formulasi pati
jagung (1%, 2%, dan 3%) (b/vtotal), sedangkan faktor ke dua adalah formulasi
ekstrak temu mangga (3%, 5%, 7%) (v/vtotal) data yang diperoleh dianalisi dengan
mengunakan Analysis of Variant (ANOVA) dan dilanjutkan uji banding DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test) dengan taraf nyata 5% (α = 0,05). Terdapat 9
kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga terdapat 27
unit percobaan:
Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi pati
jagung (J) dan konsentrasi Temu mangga (K).
Faktor 1: Konsentrasi Pati Jagung (J)
J1 : 1%
J2 : 2%
J3 : 3%
Faktor 2: Konsentrasi filtrat Temu mangga (K)
K1 : 3%
K5 : 5%
K7 : 7%
25
Tabel 3. Kombinasi Matrik Acak Kelompok dengan Desain Faktorial 3x3
Konsentrasi
Gliserol
Konsentrasi Ekstrak Temu mangga
K1 (3%) K5 (5%) K7 (7%)
J1 (1%) J1K3 J1K5 J1K7
J2 (2%) J2K3 J2K5 J2K7
J3 (3%) J3K3 J3K5 J3K7
Keterangan :
J1K7 : pati jagung 1% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 3%
J1K5 : pati jagung 1% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 5%
J1K7 : pati jagung 1% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 7%
J2K1 : pati jagung 2% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 3%
J2K5 : pati jagung 2% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 5%
J2K7 : pati jagung 2% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 7%
J3K1 : pati jagung 3% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 3%
J3K5 : pati jagung 3% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 5%
J3K7 : pati jagung 3% dengan konsentrasi filtrat temu mangga 7%
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Ekstrak Temu mangga
Pembuatan ekstrak temu manga pada penelitian ini berdasarkan
Kusumawati dan Putri (2013) dengan modifikasi, antara metode pemisahan
filtrate. Temu mangga dicuci hingga bersih kemudian dikupas dan dicuci kembali.
Temu mangga diparut dan hasil parutan ditimbang 100 g, kemudian disaring
untuk menghasilkan filtrate parutan. Filtrat disimpan dan diendapkan selama 12
jam setelah itu dilakukan pemisahan menggunakan alat centrifuge. Filtrat yang
lolos digunakan untuk pembuatan edible film.
26
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Temu mangga (Kusumawati dan
Putri, 2013)
3.4.2 Pembuatan Edible Film
Proses pembuatan edible film yaitu pati jagung ditimbang dengan berat
sebanyak 1, 2% dan 7% (b/vtotal). Pati jagung (tepung maizena) dan gliserol 20%
(v/bpati) dibuat suspense dengan penambahan aquades sampai dengan 100 ml
kemudian memanaskan menggunaka hot plate sampai suhu 70 0C – 85 0C dan
dipertahankan selama 10 menit. Suspensi hasil pemanasan didinginkan hingga
temperatur mencapai 370C. menambahkan filtrat rimpang temu mangga dengan
konsentrasi 3%, 5% dan 7% (v/bpati). Suspensi yang telah ditambahkan filtrat
rimpang temu mangga diaduk menggunakan sitter agar homogen, kemudian
menuangkan ke plat kaca. Larutan edible film dikeringkan pada suhu ± 50 0C
Rimpang Temu mangga
Pembersihan
Pemotongan
Penghalusan
Kotoran
Penyaringan
Ekstrak Cair
Pengendapan
12 jam
Pemisahan
Ampas
Endapan
27
selama 18 – 24 jam dan setelah itu didinginkan pada suhu ruang sekitar 15 menit
aga edible film mudah dilepas dari cetakan. Edible film siap dilakukan analisis.
Gambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Edible Film
Pati jagung 1%, 2%, 3%
(b/v total), gliserol 20%,
(b/v pati), aquades 100 ml
Pemanasan (T = 700C, t = 30 menit)
Pendinginan hingga suhu 37 oC
Filtrat Kunyit
3%, 5%, 7%
(v/b pati)
Pengadukan
Penuangan ke cetakan
Pengeringan (T = 50 0C, t = 18 jam)
Edible
Film
Parameter Penelitian
1. Kadar air
2. Ketebalan
3. Laju Transmisii
uap air
4. Elongasi
5. Tensile Strenght
28
3.5 Parameter Penelitian
Edible packaging yang sudah dibuat kemudian akan di uji kualitasnya
secara fisik seperti kadar air, ketebalan laju transmisii uap air, kuat tarik, elongasi
dan kelarutan dalam air. Pengukuran parameter ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan gliserol dengan filtrate temu mangga serta untuk
menentukan perlakuan terbaik.
3.5.1 Analisa Ketebalan Edible Film (Winarno, 2002)
Sampel diukur dengan menggunakan mikrometer pada 5 tempat yang
berbeda kemudian hasil pengukuran dirata-rata sebagai hasil ketebalan film.
Ketebalan dinyatakan dalam mm sedangkan mikrometer yang digunakan memiliki
ketelitian 0,001 mm.
3.5.2 Analisa Tensile Strength dan Elongasi (Suryanto dkk, 2004)
Untuk mengetahui tensile strength dan elongasi edible film dilakukan
dengan menggunakan alat pengukur tekstur EZ-SX Texture analyzer (Shimadzu).
Dengan mengikuti prosedur kerja alat maka akan mendapatkan data untuk tensile
strength dan elongasi edible film. Dari alat tersebut akan didapatkan data untuk
gaya (force) yang diperlukan untuk memutuskan edible film dan perpanjangan
edible film sampai edible film tersebut putus. Berikut ini adalah rumus untuk
menghitung tensile strength dan elongasi edible film :
)(cm LuasSatuan
GayaN2
cm2 strengthTensile
%100 awal Panjang
(cm)an Perpanjangx
film edible
film edible (%) Elongasi
29
3.5.3 Analisa Laju Transmisii Uap Air (Harris, 2001)
Edible film dipotong berdiameter ± 5 cm dan diletakkan diantara dua
wadah (minuman gelas). Wadah 1 diisi air dan wadah ke 2 diberi silika gel yang
telah diketahui beratnya (konstan). Kemudian didiamkan selama 1 jam dan
transmisii uap air dihitung dengan rumus :
A
W Air Uap Transmisi
Dimana : W = Perubahan berat
A = luas area film (m2)
3.5.4 Analisa Kadar Air (AOAC, 1990)
Sampel ditimbang sebanyak 2-5 gram pada cawan porselin yang telah
diketahui beratnya. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven selama 5 jam pada
suhu 100 °C – 105 °C atau sampai beratnya menjadi konstan. Sampel kemudian
dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator dan segera ditimbang
setelah mencapai suhu kamar. Masukkan kembali bahan tersebut ke dalam oven
sampai tercapai berat yang konstan (selisih antara penimbangan berturut-turut
0.002 gram). Kehilangan berat tersebut dihitung sebagai presentase kadar air dan
dihitung dengan rumus :
%100konstan timbangbotol -tan bahan)kons timbang(botol
bahan) timbang(botol - bahan)awal timbang(botolx(%) Air Kadar