II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit...

15
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentah CPO (crude palm oil) atau lebih dikenal dengan minyak sawit mentah (MSMn) diperoleh dari bagian mesokarp buah kelapa sawit (SNI 2006). MSMn didapatkan setelah melalui beberapa tahapan proses, yaitu perebusan, perontokan, pelumatan, ekstraksi dan purifikasi (Yuliawan 1997). Proses perebusan buah sawit bertujuan untuk menghentikan aktivitas enzim lipase, memudahkan pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang serta memperlunak buah sawit sehingga dapat memudahkan proses ekstraksi. Buah yang sudah direbus kemudian dirontokkan dari tandannya dan dipisahkan bagian intinya. Selanjutnya dilakukan pelumatan untuk memudahkan proses ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan bermacam cara, diantaranya dengan pengepresan mekanik, ekstraksi dengan pelarut ataupun menggunakan Supercritical Fluid Extraction (Muchtadi 1992). Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan purifikasi atau pemurnian yang bertujan untuk memisahkan minyak sawit dari bahan-bahan pengotor (sisa tandan, air atau pasir) (Yuliawan 1997). Minyak sawit mentah terdiri dari komponen trigliserida, digliserida, monogliserida, asam lemak bebas, dan komponen minor. Trigliserida merupakan komponen yang terdapat dalam jumlah besar pada minyak sawit, yaitu sekitar 95%. Trigliserida dalam minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dengan komposisi yang berimbang. Asam lemak jenuh meliputi asam laurat (C12:0), asam miristat (C14:0), asam palmitat (C16:0), dan asam stearat (C18:0), sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat (C18:1), asam linoleat (C18:2), dan asam linolenat (C18:3). Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi asam lemak yang terdapat dalam CPO. Asam lemak dalam minyak sawit juga dapat dibedakan menjadi asam lemak esensial dan asam lemak non-esensial. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis dalam tubuh, yakni linoleat (omega-6) dan linolenat (omega-3), sedangkan asam lemak yang dapat disintesis oleh tubuh disebut asam lemak non-esensial. Dengan demikian, minyak sawit didominasi oleh asam lemak non-esensial dan hanya mengandung asam lemak esensial dalam jumlah kecil (Sundram et al. 2003).

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit...

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

5  

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Sawit Mentah

CPO (crude palm oil) atau lebih dikenal dengan minyak sawit mentah

(MSMn) diperoleh dari bagian mesokarp buah kelapa sawit (SNI 2006). MSMn

didapatkan setelah melalui beberapa tahapan proses, yaitu perebusan, perontokan,

pelumatan, ekstraksi dan purifikasi (Yuliawan 1997). Proses perebusan buah sawit

bertujuan untuk menghentikan aktivitas enzim lipase, memudahkan pelepasan

buah dari tandan dan inti dari cangkang serta memperlunak buah sawit sehingga

dapat memudahkan proses ekstraksi. Buah yang sudah direbus kemudian

dirontokkan dari tandannya dan dipisahkan bagian intinya. Selanjutnya dilakukan

pelumatan untuk memudahkan proses ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan

bermacam cara, diantaranya dengan pengepresan mekanik, ekstraksi dengan

pelarut ataupun menggunakan Supercritical Fluid Extraction (Muchtadi 1992).

Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan purifikasi atau pemurnian yang bertujan

untuk memisahkan minyak sawit dari bahan-bahan pengotor (sisa tandan, air atau

pasir) (Yuliawan 1997).

Minyak sawit mentah terdiri dari komponen trigliserida, digliserida,

monogliserida, asam lemak bebas, dan komponen minor. Trigliserida merupakan

komponen yang terdapat dalam jumlah besar pada minyak sawit, yaitu sekitar

95%. Trigliserida dalam minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan tidak

jenuh dengan komposisi yang berimbang. Asam lemak jenuh meliputi asam laurat

(C12:0), asam miristat (C14:0), asam palmitat (C16:0), dan asam stearat (C18:0),

sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat (C18:1), asam linoleat

(C18:2), dan asam linolenat (C18:3). Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi asam

lemak yang terdapat dalam CPO. Asam lemak dalam minyak sawit juga dapat

dibedakan menjadi asam lemak esensial dan asam lemak non-esensial. Asam

lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis dalam tubuh, yakni

linoleat (omega-6) dan linolenat (omega-3), sedangkan asam lemak yang dapat

disintesis oleh tubuh disebut asam lemak non-esensial. Dengan demikian, minyak

sawit didominasi oleh asam lemak non-esensial dan hanya mengandung asam

lemak esensial dalam jumlah kecil (Sundram et al. 2003).

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

6  

Tabel 1 Komposisi asam lemak MSMn

Asam Lemak Atom C Komposisi (%) Asam laurat C12:0 0-1 Asam miristat C14:0 0,9-1,5 Asam palmitat C16:0 39,2-45,8 Asam palmitoleat C16:1 0-0,4 Asam stearat C18:0 3,7-5,1 Asam oleat C18:1 37,4-44,1 Asam linoleat C18:2 8,7-12,5 Asam linolenat C18:3 0-0,6 Asam arakidat C20:0 0-0,4 Sumber: Sundram et al. 2003

Menurut Ketaren (2005), wujud minyak dan lemak tergantung komposisi

asam lemak penyusunnya. Minyak yang berwujud padat pada suhu kamar karena

banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat yang

mempunyai titik cair tinggi pada suhu kamar. Minyak kelapa sawit adalah lemak

semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Kandungan asam palmitat

yang tinggi membuat minyak sawit mentah lebih tahan terhadap oksidasi

(ketengikan) bila dibandingkan dengan jenis minyak yang lain.

Komponen non-gliserida yang terkandung di dalam minyak sawit

diantaranya asam lemak bebas, cemaran logam, air, dan komponen minor.

Kandungan komponen minor dalam minyak sawit mentah sebesar ± 1 %.

Komponen minor tersebut diantaranya karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol,

fosfolipid, skualen dan tripterpenil dan hidrokarbon alifatik (Nagendran et al.

2000). Komponen minor senyawa-senyawa yang terkandung dalam CPO dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Komponen minor pada MSMn

Komponen Konsentrasi (ppm) Karotenoid 500-700 Tokoferol dan tokotrienol 600-1000 Sterol 326-527 Fosfolipid 5-130 Triterpen alkohol 40-80 Metil sterol 40-80 Skualen 200-500 Alkohol alifatik 100-200 Hidrokarbon alifatik 50 Sumber: Choo et al. 1994

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

7  

Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari wortel

dan 44 kali dari sayuran (Scrimshaw 2000). Minyak sawit mentah mengandung

pigmen karotenoid 500-700 ppm dimana sekitar 50% adalah β-karoten

(Stuijvenberg dan Benade 2000). Ooi et al. (1994) menyatakan bahwa minyak

sawit mentah (CPO) mengandung karotenoid dalam jumlah besar, yaitu sekitar

500-700 ppm. Karotenoid utama yang terdapat dalam minyak sawit adalah α dan

β-karoten, yaitu sebesar 80% dari total karotenoid, dan sisanya berupa γ-karoten,

likopen serta santofil dalam jumlah kecil.

Komponen lain yang kadarnya relatif rendah dalam minyak sawit adalah

sterol dengan kadar sekitar 300 ppm. Kadar sterol dalam minyak sawit terdiri atas

sitosterol, campesterol, stigmasterol, dan kolesterol dalam jumlah sedikit. Dalam

CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah, kadar sterol berkisar antara

360-620 ppm, sedangkan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar

0,001 % dari CPO. Persentase kadar kolesterol tersebut sangat rendah. Dengan

demikian, isu yang menyatakan bahwa minyak sawit berbahaya untuk kesehatan

dalam kaitannya dengan kandungan kolesterol yang tinggi, tidak dapat dibuktikan.

Winarno (1999) menyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur

setara dengan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit.

2.2. Manfaat Minyak Sawit Mentah

Bila ditinjau dari segi historik, minyak sawit merah bukanlah hal yang

baru. Minyak sawit merah telah menjadi bagian dari masyarakat tradisional sejak

5000 tahun silam, dipercaya sebagai makanan bernutrisi tinggi dan obat yang

mujarab. Saat ini manfaat dari minyak sawit merah sudah mulai diakui para ahli

kesehatan untuk mencegah malnutrisi dan defisiensi vitamin A (Fife 2010).

Minyak sawit merah (MSM) atau RPO (red palm oil) merupakan MSMn

yang telah mengalami proses fraksinasi. Fraksi olein merupakan fraksi yang lebih

dikenal sebagai MSM. Namun tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara

kualitas MSM dengan MSMn. Pada Tabel 3 dapat dilihat karakteristik kualitas

MSMn dan MSM.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

8  

Tabe

SamMSMMSMSumbKete

adan

sawit

mem

pemu

bleac

mera

Gam

peny

pang

miny

meru

lainn

tingk

Com

el 3 Karakte

mpel ALM Mn ber: Choo erangan: AL

Minyak

nya kandung

t merah di

mpertahanka

urnian kon

ching atau p

ah dimana k

mbar 1 Hira

Beta-kar

yerapan (bio

gan alami la

yak sawit m

upakan yang

nya. Namun

kat penyera

mbs (1992),

eristik kualit

LB (%) B3,53 3,53

et al. 1993 LB (asam lem

sawit mera

gan karoten

iperoleh tan

an kadar ka

nvensional,

pemucatan.

kandungan β

arki ketersed

roten yang

oavailibility

ainnya (Gam

merah memi

g paling tin

n ada juga

apan β–karo

karoten dal

tas MSMn d

BP (mekv/k2,32 0,44

mak bebas)

ah memilik

noid, terma

npa melalu

arotenoid y

kandunga

Oleh karen

β-karoten di

diaan hayatSumber: U

berasal da

y) yang pali

mbar 1). Rao

iliki tingkat

nggi bila dib

beberapa

oten adalah

lam minyak

dan MSM

kg) Karo

, BP (bilang

ki warna ya

suk β-karot

ui proses p

yang terkan

an β-karote

na itu, dalam

ipertahanka

i β–karotenUnderwood

ari minyak

ng tinggi b

o (2000) me

t penyerapa

bandingkan

hasil penel

h sekitar 80

k sawit mer

oten (ppm)643 514

gan peroksi

ang sangat

ten, yang s

pemucatan

ndung dida

en akan h

m proses pem

an, tahap pem

n dalam berb2000

sawit mer

ila dibandin

enyatakan b

an sebesar 9

dengan sum

litian yang

0% (You e

rah terdapa

Tokofero8686

da)

merah seba

sangat tingg

dengan tuj

alamnya. Pa

hilang dala

murnian mi

mucatan dih

bagai sumbe

rah memili

ngkan deng

bahwa β–ka

98%. Jumla

mber β–kar

menyebutk

et al. 2002)

at dalam ben

ol (ppm) 69 64

agai akibat

gi. Minyak

uan untuk

ada proses

am proses

nyak sawit

hilangkan.

er pangan

iki tingkat

gan sumber

aroten pada

ah tersebut

roten alami

kan bahwa

). Menurut

ntuk bebas

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

9  

dan dalam minyak yang merupakan medium pelarutnya. Sedangkan di dalam

sayuran dan buah-buahan, karoten biasanya membentuk kompleks dengan protein

atau teresterifikasi dengan asam lemak sehingga karoten di dalam minyak sawit

merah lebih mudah diserap oleh tubuh.

Minyak sawit merah lebih dianjurkan sebagai minyak makan untuk

menumis sayuran, daging dan bumbu. Minyak sawit merah juga baik digunakan

sebagai minyak salad, yaitu minyak yang langsung dikonsumsi bersama makanan

tanpa melalui proses pemanasan. Selain itu, minyak sawit merah juga dapat

digunakan sebagai bahan fortifikasi makanan untuk produk pangan berbasis

minyak/lemak, seperti margarin dan selai kacang (Andarwulan et al. 2003).

Contoh aplikasi lain dari penggunaan minyak sawit merah adalah sebagai pangan

fungsional atau sebagai sumber provitamin A, pengganti lemak hewani dan

substrat untuk nutrasetikal (Unnithan dan Foo 2001). Minyak sawit merah tidak

dianjurkan digunakan sebagai minyak goreng, karena karotenoid yang terkandung

di dalamnya dapat rusak pada suhu tinggi (Jensen et al. 1992).

Antioksidan lain yang juga terdapat dalam minyak sawit merah, selain β-

karoten, adalah tokoferol dan tokotrienol. Ketiga senyawa tersebut merupakan

antioksidan alami yang dapat merangsang sistem imun tubuh untuk melawan

radikal bebas dan sel-sel asing dari bakteri maupun virus yang dapat mengganggu

kesehatan (Szydlowska et al. 2011).

Minyak sawit merah telah digunakan sebagai sumber provitamin A di

negara Brazil, Malaysia dan India. Konsumsi minyak sawit merah dapat

mengurangi resiko terkena bintik bitot pada mata, meningkatkan kadar β-karoten

dalam darah serta meningkatkan status vitamin A pada anak-anak dan wanita

(Nestel dan Nalubola 2003).

Penelitian yang menggunakan minyak sawit merah untuk meningkatkan

status kesehatan telah banyak dilakukan, hasilnya yaitu dapat menurunkan

biosintesis kolesterol, mencegah agregasi platelet, menurunkan tekanan darah,

menurunkan resiko penyakit aterosklerosis, meningkatkan HDL dan menurunkan

LDL dalam dalam darah (Sarojini et al. 1999; Mukherjee dan Mitra 2009). Selain

itu, minyak sawit merah dapat menurunkan protein C-reaktif (CRP) yang

merupakan protein yang dihasilkan bila ada luka dan infeksi (Zakaria et al. 2011).

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

10  

Anggraeni (2012) menyatakan bahwa konsumsi minyak sawit mentah dapat

meningkatkan jumlah sel natural killer dan menurunkan enzim COX-2 yang

merupakan enzim penanda terjadinya inflamasi.

2.3. β-Karoten

Karotenoid merupakan kumpulan senyawa yang memberi warna kuning

sampai merah pada tanaman dan buah-buahan. Ada lebih dari 500 jenis

karotenoid yang ada di alam, tetapi hanya beberapa yang dapat berfungsi sebagai

provitamin A, yaitu α-karoten, β-karoten dan γ-karoten. Secara ideal, satu unit β-

karoten di dalam saluran pencernaan, tepatnya pada usus halus, dapat diubah

menjadi dua unit vitamin A atau retinol. Karotenoid dalam minyak sawit

mengandung 37% α-karoten dan 50% β-karoten (Scrimshaw 2000) sehingga

potensinya sebagai sumber vitamin A sangatlah tinggi (Zakaria et al. 2000).

Beta karoten merupakan salah satu pigmen alami yang memiliki warna

kuning-kemerahan, biasanya terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Beta

karoten diketahui memiliki aktifitas provitamin A yang tinggi karena 1 molekul

beta karoten setara dengan 2 molekul retinol atau vitamin A (Choo 1997). Pada

Gambar 2 dapat dilihat struktur kimia dari β-karoten,

 

 

 

 

 

Gambar 2 Struktur β-karoten (C40H56 ; Molar Mass 536.9 g/mol) Sumber: Ophardt 2003

Berdasarkan studi secara epidemiologis, laboratorium, dan uji klinis, β-

karoten memiliki peranan penting dalam pencegahan kanker. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan kemampuan β-karoten dalam menstimulasi fungsi imun

pada tubuh hewan dan manusia, baik secara in vitro maupun in vivo. Manfaat β-

karoten ini telah dibuktikan pada subjek imunokompeten yang mengalami

peningkatan jumlah sel NK (Natural Killer) dan ekspresi dari aktivasi marker

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

11  

seperti antigen Ia, reseptor interleukin-2 dan reseptor transferrin. Penelitian yang

lain menunjukkan bahwa subjek normal yang mengonsumsi β-karoten dengan

dosis tinggi mengalami peningkatan jumlah limfositnya (Garewal et al. 1992).

Beta-karoten merupakan komponen yang banyak terdapat di sayuran.

Beta-karoten dapat dimetabolisme sebagai retinol atau vitamin A. Pada Gambar 3

dapat dilihat metabolisme β–karoten pada tubuh manusia. Retinol berperan

penting dalam pertumbuhan sel, diferensiasi dan regulasi gen serta berperan

dalam mencukupi kebutuhan nutrisi sel-sel modulator dan sistem imun (Garcia et

al. 2003). Retinol dapat meningkatkan diferensiasi limfosit dan meningkatkan

respon limfosit terhadap mitogen serta dapat menstimulasi produksi antibodi

secara in vivo dan in vitro (Ballow et al. 1996).

Gambar 3 Metabolisme β-karoten di dalam tubuh manusia

Sumber: Olson 1989

Klaui dan Baernfeind (1981) melaporkan bahwa penyerapan karoten

bervariasi tergantung pada jumlah yang dikonsumsi, sumber karoten dan kondisi

antar individu. Efisiensi penyerapan lebih tinggi jika jumlah karoten yang

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

12  

dikonsumsi sedikit dan penyerapan karoten yang terdapat pada minyak atau lemak

jauh lebih baik bila dibandingkan dengan karoten yang terdapat pada sayuran.

Konsumsi β-karoten tidak menimbulkan efek toksik bagi tubuh. Konversi

β-karoten menjadi vitamin A tidak berkontribusi terhadap toksisitas vitamin A,

walaupun β-karoten yang diserap oleh tubuh jumlahnya tinggi. Satu-satunya

pengaruh yang terlihat jika mengonsumsi β-karoten dosis tinggi adalah dapat

menyebabkan warna kekuningan pada kulit, atau disebut dengan

hiperkarotenemia. Namun, warna kuning tersebut perlahan akan hilang jika

konsumsi β-karoten dihentikan atau diturunkan dosisnya (Olson 1999; Hathcock

2004).

Ada beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa perokok yang

mengonsumsi β-karoten akan meningkatkan resiko menderita kanker paru-paru,

baik β-karoten yang dikonsumsi secara tunggal maupun yang dikonsumsi bersama

dengan α-tokoferol dan retinol (Albanes et al. 1994; Omen et al. 1994). Namun

jenis β-karoten yang digunakan adalah β-karoten sintetik yang 100% merupakan

β-karoten berbentuk trans. Menurut Iwasaki dan Murakosi (1992), bentuk trans

dari karoten mempunyai derajat aktivitas vitamin A yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan bentuk cis. Menurut Challem (1997), kedua jenis isomer

pada β-karoten memiliki aktivitas yang berbeda di dalam tubuh. Minyak sawit

mengandung 60% β-karoten yang terdiri dari isomer cis dan trans (Murray dan

Pizzorno 2008). Sampai saat ini belum ada data yang menyebutkan bahwa

konsumsi β-karoten alami dapat menimbulkan dampak yang toksik. Oleh karena

itu, konsumsi β-karoten alami lebih aman bila dibandingkan dengan β-karoten

sintetik.

β-karoten merupakan antioksidan yang larut lemak dan dapat menyerap

singlet oxygen radical serta dapat menurunkan jumlah radikal bebas yang

menginduksi kerusakkan lipoperoksidasi pada penderita HIV (Favier et al. 1994).

Penurunan jumlah β-karoten dan karotenoid lain (termasuk lutein dan likopen)

dalam serum dan plasma telah ditemukan pada pasien penderita positif HIV dan

AIDS.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

13  

Beta-karoten akan tetap stabil selama kurang lebih 9 bulan di dalam

minyak sawit merah jika disimpan pada suhu 30°C dan akan stabil lebih dari 1

tahun jika disimpan pada suhu 10°C (Choo et al. 1993).

2.4. Sistem Imun Sel T CD4 dan Sel T CD8

Sistem yang berfungsi melindungi tubuh manusia dari unsur-unsur patogen

disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari komponen genetik, molekuler dan

seluler yang berinteraksi secara luas dalam merespon antigen endogenus dan

eksogenus. Salah satu jenis sel yang berfungsi dalam merespon antigen adalah sel

darah putih (Baratawidjaja 2000).

Sel limfosit merupakan sel dengan inti yang besar dan bulat serta memiliki

sedikit plasma. Pada manusia diperkirakan sekitar 3.5×1010 limfosit setiap hari

masuk ke dalam sirkulasi darah. Menurut Guyton (1987), persentase limfosit di

dalam darah putih adalah sekitar 30%. Limfosit mampu bertahan hidup selama

bertahun-tahun. Menurut Sheeler dan Bianchi (1982), sel limfosit berperan dalam

sistem perlindungan tubuh dengan mensintesis dan mensekresi antibodi atau

immunoglobulin ke dalam jaringan darah sebagai respon terhadap keberadaan

benda asing. Sel limfosit selain dalam darah, terdapat pula pada organ limfoid

seperti limpa, kelenjar limfe dan timus (Baratawidjaja 2000).

Sistem imun pada manusia terdapat dalam sel darah putih, tepatnya pada

limfosit. Di dalam limfosit terdapat sel T yang berperan penting terhadap

kekebalan selular. Sel T mampu membedakan jenis sel asing dengan kemampuan

berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh

terpapar oleh sel asing. Ada beberapa jenis sel T, diantaranya adalah sel T CD4

dan sel T CD8. Sel T CD4 merupakan jenis sel T helper yang disintesis di dalam

kelenjar timus, sel ini akan terbawa oleh sirkulasi darah hingga masuk ke dalam

limpa dan bermigrasi ke dalam jaringan limfatik, kemudian bermigrasi kembali ke

dalam sirkulasi darah, hingga suatu saat terjadi stimulasi oleh antigen tertentu

dengat ikatan pada molekul MHC kelas II. Sedangkan sel T CD8 merupakan sel T

sitotoksik yang dapat menghancurkan sel tumor, dan sel yang terinfeksi virus serta

dapat pula menyerang sel dan jaringan yang ditransplantasikan. Sel T CD8

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

14  

memiliki glikoprotein CD8 pada permukaan sel yang mengikat antigen MHC

kelas I (Roitt 2001).

Gambar 4 Letak CD4 dan CD8 dalam sel T

Sumber: Roitt 2001 Sel limfosit T atau sel T merupakan 65-80% dari jumlah limfosit yang ada

dalam sirkulasi darah. Dalam perkembangannya di timus, sel T mengekspresikan

berbagai macam antigen permukaan seperti CD4 dan CD8. Namun dalam

perkembangan selanjutnya, sebagian antigen itu menghilang dan sebagian lagi

menetap menandai subset sel T (Kresno 1991).

Sel yang kehilangan antigen CD4 tetapi tetap menunjukkan antigen CD8

akan menjadi sel T suppresor (Ts) dan sel T cytotoxic (Tc). Sedangkan sel yang

kehilangan CD8 tetapi tetap menunjukkan CD4 akan menjadi sel T helper (Th).

Berdasarkan antigen permukaannya, maka sel Ts dan Tc lebih dikenal sebagai

CD8+, sedangkan sel Th lebih dikenal sebagai CD4+ (Kresno 1991). Semua subset

sel T ditandai oleh molekul protein CD3 (Roitt 2001).

CD8 merupakan sel Ts (T-suppresor), yaitu sel penekan, yang mengakhiri

tanggapan kekebalan atau proses inflamasi. Sel CD8 juga merupakan sel Tc (T-

cytotoxic), yaitu sel pembunuh, karena sel tersebut membunuh sel-sel yang telah

termutasi (sel kanker) dan sel-sel yang telah terinfeksi virus (Ajani et al. 1998).

Mekanisme pembunuhan sel yang terinfeksi virus oleh sel Tc dapat dilihat pada

Gambar 5.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

15  

Gambar 5 Mekanisme pembunuhan sel terinveksi virus oleh sel Tc

Sumber: Roitt 2001

Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang

ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada

permukaannya. Protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat

pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok (Roitt 2001). CD4 berfungsi

sebagai surface reseptor untuk penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus).

HIV hidup dan berkembangbiak di dalam sel Th dan mengakibatkan hancurnya

sel-sel tersebut. Virus dapat mengikat penanda permukaan CD4 sehingga sel

tersebut dapat dibunuh dan akibatnya jumlah sel Th berkurang.

CD4 yang merupakan penanda permukaan sel Th adalah rantai protein

glikosilat tunggal dengan berat molekul sekitar 55-62 kDA. Ada 2 jenis sel Th

yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu sel Th1 yang berfungsi untuk

produksi IL-2 dan IFNγ yang berkaitan dengan fungsi sitotoksisitas (aktivasi

makrofag) dan inflamasi lokal. Aktivasi makrofag oleh sel Th dapat dilihat pada

Gambar 6. Sel Th yang lainnya adalah sel Th2 yang berfungsi untuk produksi IL-

4, IL-5, IL-6 dan IL-10 yang dapat memberikan sinyal positif pada sel B sehingga

sel B dapat menghasilkan antibodi.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

16  

Gambar 6 Aktivasi makrofag oleh sel Th

Sumber: Roitt 2001

CD4 merupakan protein penanda sel Th yang dapat meningkatkan aktivasi

dan maturasi sel B dan sel T sitotoksik serta dapat mengatur reaksi peradangan

menahun yang spesifik terhadap antigen melalui stimulasi makrofag. Molekul

CD4 membentuk ikatan tambahan dengan MHC kelas II pada antigen.

Kadar normal CD4 dalam darah orang dewasa berkisar 500-1500 sel/mm3

darah atau sekitar 20-40% dari jumlah total limfosit. Ada juga yang menyebutkan

jumlahnya sekitar 31-61% dari jumlah total limfosit. Sedangkan kadar normal

CD8 dalam darah orang dewasa berkisar 375-1100 sel/mm3 darah atau sekitar 18-

39% dari jumlah total limfosit (Kurniati 1995; WHO 2008).

CD4 dan CD8 mempunyai peran yang saling melengkapi satu sama lain.

CD4 menghasilkan sitokin yang dapat mengaktifkan makrofag dan meningkatkan

IL2 untuk mengaktifkan CD8, yang akhirnya dapat menghancurkan sel yang

terinfeksi (Roitt 2001).

Rendahnya konsentrasi vitamin A dan β-karoten dalam serum penderita

HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency

syndrome) berkaitan dengan menurunnya kadar limfost CD4 dan dapat

meningkatkan kematian (Ajani et al. 1998).

Sebanyak 180 mg (300.000 IU) β-karoten telah diberikan kepada 17

volunter yang mengidap HIV, dan hasilnya dapat meningkatkan jumlah sel CD4

sebanyak 30% setelah hari ke-14 (Alexander et al. 1985). Ini merupakan

penelitian pertama yang menduga kemampuan β-karoten untuk dapat

meningkatkan sel CD4 dan menjadi pelopor dilakukannya penelitian-penelitian

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

17  

lebih lanjut tentang suplementasi β-karoten pada pasien pengidap HIV/AIDS

(Patrick 1999).

2.5. Program SawitA

Program SawitA merupakan program terapan yang akan menghasilkan

produk baru berbasis minyak sawit merah (MSM) yang secara alamiah

mengandung provitamin A dan vitamin E yang sangat tinggi. Produk minyak

sawit diintroduksikan kepada masyarakat dilengkapi dengan informasi mengenai

manfaat dan cara penggunaan produk tersebut.

Program SawitA merupakan program coorporate social responsibility

agribusiness and food dari PT Smart Tbk yang bekerjasama dengan Fakultas

Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor sebagai pelaksana program.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor dan Lembaga Desa terkait, khususnya Posyandu. Produk yang

dihasilkan telah didaftarkan untuk mendapatkan nomor registrasi produk industri

(P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Pelaksanaan kegiatan program di

desa dilakukan oleh mahasiswa sebagai fasilitator dibantu dengan kader posyandu

setempat.

Kegiatan ini sangat penting karena akan melibatkan berbagai instansi

nasional dan internasional seperti Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah,

World Food Programme (WFP), UNICEF, PT Kalbe Farma, Masyarakat

Perkelapa Sawitan Indonesia (MAKSI), Millenium Development Goal (MDG)

Indonesia. Pada tahap pertama, program ini dilaksanakan di Kabupaten Bogor

yang diharapkan dapat menjadi model untuk penerapan pada Kabupaten-

Kabupaten lainnya di seluruh Indonesia.

Proses produksi dilakukan di Technopark Fakultas Teknologi Pertanian

IPB yang didukung oleh tenaga alumni Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

IPB yang akan terlibat secara profesional dibawah arahan staf Departemen Ilmu

dan Teknologi Pangan IPB.

Pasokan minyak sawit mentah (MSMn) didapatkan langsung dari PT

Smart Tbk, kemudian MSMn ini sebagian langsung dikemas di dalam botol dan

dapat digunakan sebagai minyak tumis, sedangkan sebagian lagi akan diproses

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

18  

menjadi minyak sawit merah (MSM). MSM merupakan MSMn yang mengalami

netralisasi, filtrasi dan deodorisasi. Untuk memastikan keamanan produk SawitA

yang hendak didistribusikan kepada responden, maka sebelumnya telah dilakukan

analisis kandungan logam berat dan bilangan peroksida dalam MSMn dan MSM.

Tabel 4 Hasil analisis logam berat MSMn dan MSM yang diproduksi di Technopark

Parameter Satuan Hasil

Pemeriksaan Metode Batas max. (sesuai SNI 7387: 2009) MSMn MSM

Timbal (Pb) mg/kg <0.030 <0.030 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

0,1

Air Raksa (Hg) mg/kg <0.001 <0.001 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

0,03

Cadmium (Cd) mg/kg <0.005 <0.005 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

0,2

Crom Heksavalent (Cr6+) mg/kg <0.011 <0.011

APHA ed. 21th 3500 Cr B, 2005

-

Crom Total (Cr) mg/kg <0.011 <0.011 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

-

Arsen (As) mg/kg <0.002 <0.002 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

0,1

Tembaga (Cu) mg/kg <0.015 <0.015 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

0,1

Kadar Air % b.b 1.85 1.03 SNI 19-7030-2004 -

Sumber: Zakaria et al. 2011

Hasil analisis seperti yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa

kadar logam berat MSMn dan MSM yang diproduksi jauh lebih rendah dari yang

disarankan oleh SNI 7387-2009 mengenai batasan maksimum cemaran logam

berat dalam pangan. Dengan demikian produk MSMn dan MSM yang diproduksi

di Technopark dengan bahan baku MSA dari PT Smart Tbk dapat dinyatakan

aman untuk dikonsumsi. Selain itu, keamanan produk juga ditunjang oleh kadar

bilangan peroksida yang dianalisis yang menunjukkan hasil nol atau tidak

terdeteksi. Tidak terdeteksinya bilangan peroksida ini disebabkan karena di dalam

MSMn terkandung karotenoid dan tokoferol-tokotrienol (yang berperan sebagai

antioksidan) dalam jumlah yang sangat tinggi sehingga dapat menghambat

terjadinya proses oksidasi (Ping dan May 2000).

Produk SawitA yang dihasilkan dibagikan secara gratis kepada responden

peserta kegiatan dengan dilengkapi informasi dan penyuluhan pada setiap

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Sawit Mentahrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58319/2012war_BAB... · 7 Minyak sawit mentah mempunyai kandungan β-karoten 15 kali dari

19  

Posyandu atau pada saat pertemuan massal berupa pelatihan temu-muka.

Pemberian brosur dan komik edukasi (Lampiran 2 dan 3) juga dilakukan untuk

mempermudah penyerapan materi yang disampaikan oleh fasilitator.

Gambar 7 Produk minyak sawit mentah

Responden yang terlibat dalam kegiatan program sebanyak 2142 orang,

yang berasal dari 10 Desa yang tersebar di Kecamatan Dramaga, yaitu Desa

Babakan, Ciherang, Cikarawang, Dramaga, Neglasari, Petir, Purwasari, Sinarsari,

Sukadamai, dan Sukawening. Program SawitA melibatkan 37 orang mahasiswa

dan 79 kader posyandu sebagai fasilitator. Masing-masing fasilitator mahasiswa

bertanggung jawab terhadap minimal 50 orang responden (Zakaria et al. 2011).