II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf ·...

24
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.) Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) adalah tanaman yang tumbuh liar di lapangan dan dapat tumbuh di daerah yang berpasir dan tanah liat. Krokot ini dapat tumbuh meski kekurangan air dan memiliki sifat adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Krokot termasuk salah satu gulma pada budidaya tanaman semusim (Dalimartha, 2009). Gambar 1. Tanaman Krokot (Dalimartha, 2009) A. Taksonomi Klasifikasi dari krokot adalah: Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Caryophyllales Family : Portulacaceae Genus : Portulaca Species : Portulaca oleracea Krokot (Portulaca oleracea L.) merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai masakan, beberapa orang mengkonsumsi sebagai obat herbal dan beberapa jenis

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)

Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) adalah tanaman yang tumbuh liar di

lapangan dan dapat tumbuh di daerah yang berpasir dan tanah liat. Krokot ini dapat

tumbuh meski kekurangan air dan memiliki sifat adaptasi yang baik terhadap

lingkungan. Krokot termasuk salah satu gulma pada budidaya tanaman semusim

(Dalimartha, 2009).

Gambar 1. Tanaman Krokot (Dalimartha, 2009)

A. Taksonomi

Klasifikasi dari krokot adalah:

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Caryophyllales

Family : Portulacaceae

Genus : Portulaca

Species : Portulaca oleracea

Krokot (Portulaca oleracea L.) merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai

masakan, beberapa orang mengkonsumsi sebagai obat herbal dan beberapa jenis

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

5

karena keindahan bunganya digunakan sebagai elemen taman. Batang krokot

berbentuk bulat bewarna coklat keunguan, tumbuh tegak, berdaun tunggal, tebal

berdaging berbentuk bulat telur dengan warna permukaan atas daun hijau tua dan

permukaan bawahnya merah tua, tangkainya pendek, dan bagian ujung daun bulat

melekuk ke dalam. Tanaman krokot mengandung garam kalium (KCl, KSO4,

KNO3), 1-noradrenalin noradrenalin, dopamine, dopa, nicotin acid, tanin,

saponin, vitamin (A, B dan C). Secara tradisional tanaman krokot digunakan

sebagai obat alternatif untuk mengobati penyakit kulit (borok, bisul, radang kulit,

dan kudis) dan diare yang diakibatkan bakteri E. coli (Karlina dkk, 2013).

Krokot atau Portulacaoleracea L, tanaman ini dapat menyembuhkan

berbagai macam penyakit seperti radang akut usus buntu, disentri, diare akut,

radang payudara, pasir berdarah, keputihan, gangguan sistem saluran kencing, sakit

kuning, cacingan, dan sesak nafas. Di Yunani kuno, krokot herbal dianggap sebagai

ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut,

wasir, dan untuk penyembuhan luka oleh Hippocrates, bapak kedokteran terkenal.

Krokot telah baru-baru ini diidentifikasi sebagai sumber yang sangat baik dari asam

alfalinolenat. Alpha-linolenat adalah asam lemak omega-3, juga dikenal sebagai

minyak ikan. Ini konten penting dalam krokot herbal yang dapat memainkan peran

penting dalam pertumbuhan manusia, pembangunan dan mencegah penyakit

(Anggarani dkk, 2012).

Rumput krokot (Portulaca Oleracea L) adalah kompetitor yang sangat kuat

bagi tanaman budidaya. Hal ini dikarenakan perkembangbiakan krokot yang cepat

dan juga efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk kelangsungan hidupnya.

Selain itu krokot juga menjadi gulma yang cukup kompetitif, karena dapat

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

6

beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan misalnya dalam berbagai tingkatan

seperti kandungan unsur hara, berbagai jenis tipe tanah, berbagai ketinggian tempat,

serta dapat tumbuh pada berbagai tingkatan pH tanah dan suhu lingkungan (Lutfy,

2015).

Tanaman ini tumbuh di daerah yang lembab dengan cara menjalar di tanah

dan memiliki cabang yang banyak. Warna batang cokelat kemerahan, daunnya

bulat telur, kecil, berdaging tebal dan ketiak batang atau daun muncul bunga kecil

berwarna kuning atau putih (Mursito, 2011).

B. Nama Daerah

Portulaca oleracea L. memiliki banyak sekali nama. Di Indonesia dikenal

sebagai gelang (Sunda), krokot (Jawa), resereyan (Madura), dan jalu-jalu kiki

(Maluku) (Rahardjo, 2007). Di daerah Melayu, orang menyebutnya gelang pasir,

sedangkan di Thailand disebut phak bia-yai. Di Cina, penduduk lebih suka

menyebutnya machi xian. Beberapa nama lain adalah sebagai berikut : common

purslane (Inggris), beldoegra (Portugis), verdolaja (Spanyol), gartenportulak

(Jerman) dan kurfa (Arab dan Persia) (Dweck, 2001).

C. Karakteristik dan Morfologi

Tanaman krokot merupakan herba yang banyak mengandung air, tumbuh

tegak atau merayap di permukaan tanah tanpa keluar akar dari bagian tanaman yang

merayap tersebut. Batangnya bulat dan warnanya coklat keunguan, panjangnya

dapat mencapai 50 cm, serta tidak berambut. Tanaman ini memiliki daun tunggal,

berdaging tebal, permukaannya datar, tata letaknya duduk tersebar atau berhadapan.

Bentuk daunnya bulat telur, ujung bulat melekuk ke dalam, tepi rata, panjangnya 1-

4 cm, lebarnya 5-14 mm, ketiak daun tidak berambut (Rahardjo, 2007).

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

7

Bunga terletak di ujung percabangan, berkelompok, terdiri dari 2-6 kuntum

bunga, daun mahkotanya berjumlah lima, kecil-kecil berwarna kuning, mulai mekar

pada pagi hari antara pukul 08.00-11.00, dan mulai layu menjelang sore hari.

Buahnya berbentuk oval, mempunyai biji yang berjumlah banyak, berwarna hitam

coklat mengkilap. Cara perbanyakannya melalui biji (Rahardjo, 2007)

D. Budidaya

Tanaman krokot dapat diperbanyak melalui biji dengan mudah. Biji yang

telah masak dan mengering kemudian jatuh ke tanah, akan tumbuh dengan

sendirinya. Sebelum biji jatuh, hendaknya biji dipanen kemudian dikeringkan. Biji

yang sudah kering dapat disemaikan di dalam petak persemaian (Rahardjo, 2007).

Krokot dapat tumbuh baik di dataran rendah dan tinggi, di tanah yang gembur

dan subur dengan pH tanah 5,5-6, curah hujan 200 mm/bulan dengan bulan kering

2-4 bulan pertahun. Namun, tanaman ini dapat tumbuh juga di jenis tanah apapun,

bahkan di lahan-lahan marginal sekalipun. Krokot dapat tumbuh di tempat terbuka

maupun di sela-sela tanaman lain. Tanaman ini lebih menyukai tanah-tanah yang

cenderung basah (Rahardjo, 2007).

1.2 Kandungan Kimia

Menurut Kardinan (2007), tanaman krokot (Portulaca oleracea L.)

berkhasiat sebagai penurun panas, menghilangkan rasa sakit, peluruh air seni, anti

toksi, penenang, menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat

kekurangan vitamin C), menguatkan jantung, menghilangkan bengkak,

melancarkan darah, dan sebagai antioksidan pencegah pertumbuhan sel kanker di

tubuh. Hal ini dikarenakan krokot memiliki kandungan gizi yang baik, seperti yang

tertera pada Tabel 1.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

8

Tabel 1 Kandungan Gizi Krokot (Portulaca oleracea L.) per 100 gram

Keterangan Jumlah Satuan

Bagian Dapat Dimakan (BDD) 80 %

Protein 1,7 g

Karbohidrat 3,8 g

Lemak 0,4 g

Kalsium 103 mg

Fosfor 39 mg

Kalori 21 kkal

Vitamin C 25 mg

Vitamin B1 0,03 mg

Vitamin A 2550 IU

Zat Besi 4 mg

Sumber : Kardinan (2007)

Beberapa penelitian melaporkan bahwa krokot mengandung banyak

komponen senyawa aktif. Beberapa senyawa yang telah dilaporkan mencakup asam

organik (asam oksalat, asam kafein, asam malat, dan asam sitrat), alkaloids,

komarin, flavonoid, cardiac glycosides, anthraquinone glycosides, alanin,

katekolamin, saponin, dan tannin (Mohammad et al., 2004 ; Xin et al., 2008).

Flavonoid yang terkandung dalam krokot terdiri dari 5 jenis, yakni kaempferol,

apigenin, myricetin, quercetin, dan luteolin (Xu et al., 2005).

Menurut penelitian Batari (2007) krokot yang memiliki daun berwarna hijau

dan agak sedikit tersamar warna kuning, dengan rasa yang agak asam dan asin, serta

batangnya yang berwarna kemerahan memiliki kadar air sebesar 92,53%.

Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada

krokot adalah sebanyak 33,46 mg/100g samppel segardan 447,91 mg/100g sampel

kering.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

9

Tabel 2 Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak krokot

Komponen

flavonoid

Area pada ekstrak

krokot (mAu*s)

Area pada

standar

campuran

(mAu*s)

Area pada

ekstrak krokot

dengan standar

campuran

(mAu*s)

Myricetin 263,62018 233,97159

Luteolin 118,35878 113,00703

Quercetin 18,87924 259,90009 273,30203

Apigenin 80,74374 75,91625

Kaemperol 168,29596 167,60463

Batari (2007)

Kandungan flavonol dan flavone pada krokot hanya diberikan oleh kontribusi

dari quercetin, yaitu sebanyak 0,30 mg quercetin/100g sampel segardan 4,05 mg

quercetin/100g sampel kering (dengan perhitunan menggunakan kurva standar).

Kandungan flavonol dan flavone pada krokot dengan perhitungan menggunakan

eksternal standar memberikan hasil sebanyak 0,14 mg quercetin/100g sampel segar

dan 1,83 mg quercetin/100g sampel kering (Batari, 2007).

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa krokot

dibandingkan antara jumlah flavonol dan flavonenya dengan nilai total fenol,

selisihnya sangat jauh. Hal ini berarti bahwa didalam sampel krokot memang tidak

banyak mengandung komponen flavonol dan flavone, namun terdapat komponen

fenolik lain yang jumlahnya cukup banyak (Batari, 2007).

Hertog et al (1992) melakukan penelitian yang sama terhadap krokot. Hasil

yang diperoleh melalui penelitian tersebut yaitu bahwa kompone yang

teridentifikasi adalah quercetin dan kaempferol. Hal ini agak berbeda denga hasil

penelitian batari, karena komponen yang teridentifikasi hanyalah quercetin. Namun

ia bila dilihat dari jumlahnya, Hertog et al (1992) juga mendeteksi komponen

tersebut dalam jumlah yang sangat kecil.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

10

Bila melihat data pada tabel 2, dapat diketahui bahwa krokot memiliki

persentase jumlah komponen unknown yang paling besar dibandingkan sampel

lainnya. Hal ini berrarti sebenarnya dalam tanaman krokot masih banyak senyawa

golongan flavonol dan flavone yang lain selain kelima senyawa yang diidentifikasi.

Menurut Larson (1998), senyawa antioksidan di dalam tanaman tingkat tinggi

selain berupa protein, senyawa bernitrogen, karetonoid, vitamin c adalah senyawa

fenolik. Senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan primer dalam tanaman

bersifat polar. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa komponen aktif antioksidan

yang terkandung dalam sayuran indigenous adalah senyawa fenolik karena

antioksidan yang paling umum terdapat pada tanaman adalah kelompok senyawa

fenolik (Pratt, 1992). Menurut Hougton dan Raman (1998) komponen fenolik yang

umumnya terdapat dalam tanaman berada dalam bentuk fenol bebas dan glikosidik.

Senyawa fenolik cenderung relatif polar karea banyak mengandung gugus OH dan

larut dalam pelarut alkohol dan metanol.

Krokot juga dilaporkan mengandung senyawa kimia lain, termasuk urea,

kalsium, besi, fosfor, mangan, tembaga, asam lemak, terutama asam lemak omega-

3. Asam lemak omega-3 merupakan suatu komponen kimia penting yang tidak

dapat diproduksi di dalam tubuh. Di antara jenis sayuran yang ada, krokot

mempunyai konsentrasi asam lemak omega-3 tertinggi. Bijinya mengandung β-

sitosterol. Seluruh bagian tanaman ini mengandung l-norepinefrin, karbohidrat,

fruktosa, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan kaya akan asam askorbat (Rashed

et al., 2004). Krokot juga kaya akan beta karoten (BarbosaFilho et al., 2008).

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

11

1.3 Manfaat Farmakologi

Tanaman krokot memiliki banyak fungsi sebagai obat tradisional (Rahardjo,

2007). Tanaman ini biasanya dipotong kecil-kecil dan dimakan atau digunakan

secara topikal (Kumar et al., 2008). Masyarakat Brazil menggunakannya sebagai

obat hemoroid (Agra et al., 2008). Masyarakat Cina mengenal krokot sebagai obat

antihipertensi dan antidiabetik (Gong et al.,2009). T anaman ini juga biasa

digunakan sebagai obat luka dan relaksan otot (Rashed et al., 2004). Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Karimi et al. (2008), dilaporkan bahwa ekstrak

krokot mempunyai efek penurunan ketergantungan morfin pada tikus.

Seluruh bagian tanaman dianggap sebagai antiflogistik, bakterisida,

anafrodisiak, emolien, dan diuretik. Herbanya digunakan sebagai sedatif lambung,

dan mengurangi peradangan. Kecuali akarnya, seluruh bagian tanaman digunakan

sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan antihelmintik. Tanaman ini juga digunakan

untuk mengobati desentri basiler dan disuria. Tumbukan dari daunnya yang segar

digunakan untuk obat luka bakar dan impetigo (Sanja et al., 2009).

1.4 Ekstraksi Herba Krokot

2.4.1 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari

suatu bahan atau jaringan tanaman. Proses awal ekstraksi komponenkomponen

aktif dari suatu jaringan tanaman adalah dengan menghaluskan jaringan tanaman

tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperbesar peluang terlarutnya komponen-

komponen metabolit yang diinginkan. Sebelum diekstraksi, jaringan tanaman

dikeringkan untuk mempertahankan kandungan metabolit dalam tanaman yang

telah dipotong sehingga proses metabolisme terhenti (Mursito, 2002).

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

12

Menurut Anonim (2014), cara ekstraksi sangat beragam, salah satu cara

ekstraksi yang paling mudah yaitu dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dengan

menggunakan pelarut dapat dilakukan dalam kondisi pelarut dingin atau pelarut

dipanaskan. Proses ekstraksi dengan pelarut sebagai berikut:

1. Ekstraksi dengan Pelarut Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar. Prinsip

ekstraksi cara ini adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur

kamar. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel

akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel

dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan

digantikan oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).

Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar sel dan di dalam sel. Keuntungan metode ini yaitu peralatannya

sederhana, sedangkan kerugiannya adalah waktu yang diperlukan untuk

mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak,

tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti

lilin.

Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan

perendaman dan beberapa kai pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk

kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

13

perbedaan konsentrasi larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan

terpekat didesak keluar. Proses ini berulang sehingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel. Cairan penyari yang

digunakan dapat berupa air, etanol, metanol, etanol-air atau pelarut lainnya.

Remaserasi berarti dilakukan penambahan pelarut setelah dilakukan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan

seterusnya.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan jalan melewatkan pelarut yang

sesuai secara terus menerus (mengalir) dengan lambat pada simplisia dalam

suatu percolator. Prinsip metode ini yaitu serbuk simplisia ditempatkan dalam

suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari

dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan

melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.

Keuntungan dari metode ini adalah tidak terjadi kejenuhan dan pengaliran

meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti

terdorong untuk keluar dari sel), lalu kerugiannya adalah cairan penyari lebih

banyak dan resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara

terbuka.

Ekstraksi secara perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian

simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampai 5

basgian penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam.

Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan cairan

penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

14

dengan kecepatan 1 ml/menit, sehingga simplisia tetap terendam. Filtrat

dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat

terlindung dari cahaya.

2. Ekstraksi dengan Pelarut Dipanaskan

a. Refluk

Refluk adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Ekstraksi metode ini digunakan untuk mengekstraksi

bahanbahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip metode ini adalah

penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke

dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-

uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul

cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari

kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya

berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggatian

pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan. Keuntungan dari metode ini adalah dapat

digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang memiliki tekstur kasar dan

kerugiannya yaitu butuh volume total pelarut yang besar.

b. Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi terus menerus

dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

Prinsip metode ini adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

15

sehingga terjadi ekstraksi terus menerus dengan jumlah pelarut konstan dengan

adanya pendingin balik. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk

sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara

langsung, lalu dapat digunakan pelarut yang lebih sedikit, pemanasannya dapat

diatur, lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode maserasi. Kerugian

metode ini adalah jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan

melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap

dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk

melarutkannya, lalu bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok

untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, dan karena

pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus

menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.

c. Digesti

Digesti adalah cara ekstraksi dengan maserasi kinetik (dengan pengadukan

terus menerus) pada temperatur yang tinggi dari suhu kamar (umumnya

dilakukan pada suhu 40-500 C). Keuntungan metode ini adalah kekentalan

pelarut berkurang, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan-lapisan

batas, dan daya melarutkan cairan penyari akan meningkat.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air.

Bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98°

C. Ekstraksi berlangsung selama waktu tertentu (15-20 menit).

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

16

e. Dekok

Dekok adalah metode ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air. Bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur

sampai titik didih air. Ekstraksi berlangsung selama waktu tertentu (waktu lebih

lama dari pada waktu ekstraksi infus).

2.4.2 Pelarut

Pelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa menjadi

sebuah larutan yang bisa diambil sarinya. Konsentrasi larutan menyatakan secara

kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi

umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total

zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah

pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per

juta (part per million/ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat

dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi)

(Nachtrieb, 2001). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi antara lain:

Pelarut polar untuk melarutkan garam alkaloid, glikosida, bahan penyamak dan

Pelarut non polar pelarut yang tidak larut dalam air.

Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut

pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang

komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent

(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan

yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan

larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Untuk

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

17

ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan pelarut adalah

air, etanol, etanol – air atau eter.

1. Air

Air merupakan pelarut senyawa–senyawa organik dan memiliki sifat yang

kurang sempurna, yaitu beberapa senyawa organik tidak dapat terlarut dalam air

bila dalam bentuk tak terionisasi. Jadi air merupakan pelarut yang baik sekali untuk

senyawa ion, seperti garam, karena daya tarik antara komponen ion dari molekul

dan dipolar air cukup untuk mengatasi tarikan antara ion – ion itu sendiri. Senyawa

polar non – ion, seperti gula dan alkohol sederhana, juga sangat larut dalam air.

Gugusan fungsional polar, seperti gugus hidroksil, dari senyawa non– ionik dengan

mudah mengikat hidrogen dengan molekul air, mendispersikan senyawa di antara

molekul air. Air memiliki indeks bias pada 20°C yaitu 1,333, titik didih 100°C,

viskositas 1,00 cPoise, dan kelarutannya dalam air adalah 100% b/b.

Air dipertimbangkan sebagai penyari karena murah dan mudah dipeoleh,

bersifat stabil, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, tidak beracun,

bersifat alamiah. Namun disamping memiliki nilai positif, pelarut air juga memiliki

kekurangan yaitu bersifat tidak selektif, sehingga komponen lain dalam suatu bahan

juga dapat dilarutkan dalam air. Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang

dan khamir, karena itu pada pembuatan sari dengan air harus ditambah zat

pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim yang terlarut dengannya air akan

menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan penurunan mutu dari suatu

bahan. Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa serta

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memekatkan sari air jika dibandingkan

dengan etanol.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

18

2. Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol,

adalah sejenis ccairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan

merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan

rumus empiris C2H6O, tertera pada Gambar 2. Ia merupakan isomer konstitusional

dari dimetil eter.

Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena sifatnya yang lebih selektif

dibandingkan dengan air, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas,

tidak beracun, bersifat netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air

pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pelarut polar yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pelarut etanol, mengingat pelarut etanol merupakan media

yang lebih sulit sebagai pertumbuhan bakteri, serta pemanasan dengan pelarut ini

dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin

cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer.

1.5 Effervescent

Tablet effervescent dalam dunia farmasi didefinisikan tablet tanpa penyalut

yang terdiri dari satu atau lebih asam organik dan senyawa garam karbonat yang

bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan gas karbondioksida. Effervescent juga

dapat diterapkan dalam dunia pangan yaitu sebagai flavored beverage effervescent.

Flavored beverage effervescent didefinisikan sebagai sediaan effervescent yang

digunakan dalam pembuatan minuman ringan yang praktis yaitu hanya dengan

mencampurkan serbuk atau tablet effervescent ke dalam sejumlah air. Pereaksian

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

19

bubuk atau tablet effervescent dengan air akan menghasilkan gas CO2 yang akan

memberikan efek rasa sparkle atau fizzy serta melarutkan komponen-komponen

aktif yang terdapat pada produk effervescent (Linberg dan Hansson, 2007).

Komponen utama minuman effervescent ialah asam dan senyawa karbonat.

Asam yang sering digunakan dapat diperoleh dari tiga macam sumber yaitu asam

makanan, asam anhidrat, dan garam asam. Asam makanan merupakan jenis asam

yang paling sering digunakan karena secara alami terdapat dalam bahan pangan.

Asam-asam yang sering digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartarat,

(Lieberman et al., 1992).

Dalam pembuatan tablet effervescent, ada beberapa parameter kritis yang

perlu diperhatikan yaitu suhu dan RH (relative humidity). RH yang rendah dan suhu

yang rendah sangat penting untuk mencegah proses granulasi dan penyerapan uap

air yang mengganggu kestabilan uap air. Kondisi optimal pembuatan minuman

dengan teknologi effervescent ialah RH maksimum 25% dan suhu maksimal 25⁰C.

Hal ini memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan sediaan bentuk effervescent

(Swarbrick dan Boylan, 2000).

Reaksi yang terjadi pada pelarutan tablet effervescent adalah reaksi antara

senyawa asam dan senyawa karbonat untuk menghasilkan gas CO2. Gas CO2 yang

terbentuk dapat memberikan rasa segar, sehigga rasa getir dapat tertutupi dengan

adanya CO2 dan pemanis. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara spontan ketika

effervescent dilarutkan ke dalam air. Garam-garam effervescent biasanya diolah

dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartat dari pada hanya satu macam asam

saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran.

Apabila asam malat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

20

kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Asam sitrat saja akan

menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 1989). Reaksinya

adalah sebagai berikut :

(a) H3C6H5O7 . H20 + 3NaHCO3 → Na2C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

(b) H2C4H4O6 + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H20 + 2C02

Reaksi diatas menunjukan bahwa untuk menetralisir satu molekul asam sitrat

dibutuhkan 3 molekul natrium bikarbonat (NaHCO3) sedangkan untuk menetralisir

satu molekul asam tartat dibutuhkan 2 molekul natrium bikarbonat (NaHCO3).

Reaksi tersebut tidak diharapkan terjadi sebelum tablet effervescent

dilarutkan, oleh karena itu perlu pengendalian kadar air bahan baku dan

kelembapan lingkungan agar tetap rendah untuk mencegah penguraian dan

kesetabilan produk. Ruang pencampuran bahan dan pencetakan yang memiliki

kelembaban maksimal 25% dan suhu maksimal 25°C merupakan kondisi yang baik

untuk proses pembuatan tablet effervescent. Kelarutan yang tinggi dalam air

merupakan salah satu hal yang paling penting dalam pembuatan tablet effervescent

agar tablet dapat larut dengan cepat (Swarbrick, 2007).

1.6 Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak ditemukan di

alam ini. Asam ini secara alami banyak ditemukan dalam jeruk. Senyawa asam ini

memiliki rumus kimia C6H8O7. Secara fisik, asam sitrat memiliki ciri tidak

berwarna, tidak berbau, berbentuk kristal jernih dan memiliki rasa asam yang kuat.

Asam ini secara komersial tersedia dalam bentuk anhidrat, dan monohidrat. Dalam

dunia pangan asam sitrat digunakan sebagai senyawa pengatur keasaman, flavor,

pengawet pengkelat logam dan sebagainya (Branen et al., 1990).

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

21

Asam sitrat merupakan hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur

granul sampai halus, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam.

Bentuk hidrat mekar dalam udara kering, sangat mudah larut dalam air; mudah larut

dalam etanol (95%) P; agak sukar larut dalam eter P (Amidon, 2006).

Berbagi penelitian dilakukan untuk mengkaji keamanan dari asam sitrat.

Beberapa hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada korelasi asupan asam

sitrat yang berlebih dengan gejala-gejala keanehan dalam metabolisme tubuh

hewan percobaan. Akan tetapi, pengkajian lebih lanjut menyatakan bahwa asam

sitrat ditemukan secara alamiah sebagai senyawa antara dalam proses metabolisme

karbohidrat. Oleh karena itu, penggunaan asam sitrat dinyatakan sebagai GRAS

(Generally Recognize as Safe) oleh FAO/WHO pada tahun 1973 (Branen et al.,

1990).

1.7 Asam Malat

Asam malat serbuk berhablur putih, berbentuk kristal atau butir-butir,

mempunyai bau yang khas. Kelarutannya mudah larut dalam etanol 95% dan air,

tidak dapat larut dalam benzena. Asam malat ini stabil pada suhu 150°C (Owen,

2006). Asam malat dapat direaksikan dengan sumber karbonat. Kelemahannya

kekuatan asamnya kurang dibanding asam tartrat dan asam sitrat. Keunggulannya

mempunyai bau yang khas, cukup tinggi untuk larut dalam sediaan effervescent

(Mohrle, 1996). Dapat menyembunyikan rasa pahit dan digunakan sebagai

alternatif asam sitrat dalam serbuk effervescent (Owen, 2006).

Asam malat merupakan salah satu asam organik yang secara alami ditemukan

pada apel. Asam ini memiliki rumus kimia C4H6O5 (Gambar 1). Asam malat

memiliki sifat fisik antara lain berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih, tidak

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

22

beraroma dan memiliki rasa asam. Asam malat menghasilkan rasa asam yang lebih

kuat dibandingkan dengan asam sitrat. Untuk menciptakan rasa asam yang sama

tingkatannya, jumlah asam malat yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan

dengan asam sitrat (Branen et al.,1990).

Gambar 2. Struktur Kimia Asam Malat

Sebagai bahan tambahan pangan, asam malat banyak digunakan dalam

industri pangan sebagai senyawa flavor, penguat rasa dan pengatur keasaman.

Selain itu, asam malat juga dapat digunakan sebagai senyawa pencegah reaksi

pencoklatan dalam pengolahan buah. Asam organik ini lazim digunakan dalam

produk-produk minuman, permen, makanan kaleng, jam, jeli dan sebagainya.

Asam malat dengan konfigurasi L (+) dinyatakan sebagai senyawa yang aman

di konsumsi dengan batas GRAS oleh FAO/WHO. Hal ini didasari asam malat

dengan konfigurasi L (+) lazim ditemukan di alam. Akan tetapi, asam malat dengan

konfigurasi DL dibatasi penggunaannya sebanyak 100 mg/kg berat badan per hari

(Branen et al., 1990).

1.8 Natrium Bikarbonat

Natrium bikarbonat merupakan salah satu garam anorganik yang dikenal juga

dengan baking soda atau cooking soda. Senyawa ini memilki sifat fisik berwarna

putih tidak berbau dan berbentuk kristal atau bubuk. Senyawa ini memiliki rumus

kimia NaHCO3. Dalam industri pangan, natrium bikarbonat digolongkan ke dalam

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

23

senyawa dengan fungsi pengatur keasaman, senyawa anti-caking, stabilizer dan

senyawa pengembang. Fungsi terakhir ini yang paling sering digunakan dalam

produk kue.

Dalam teknologi effervescent, natrium bikarbonat digunakan sebagai salah

satu komponen utama penghasil gas CO2 karena pereaksian dengan asam organik.

Penggunaan natrium bikarbonat dalam effervescent didasari pertimbangan sifatnya

yang mudah larut secara sempurna dalam air, tidak higroskopis dan harganya murah

(Lee, 2009).

1.9 Polovinilpirolidon (PVP)

Merupakan hasil polimerasi 1-vinil-2 pyrrolidinone. Dalam bentuk polimer

dengan rumus molekul (C6H9NO)n, berupa serbuk putih atau putih kekuningan;

berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis, mudah larut dalam air, etanol (95%)

P, kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P (Anonim, 1979). Selain sebagai

bahan pengikat pada pembuatan tablet, PVP juga dapat digunakan sebagai agen

pensuspensi meningkatkan disolusi, meningkatkan kelarutan, dan menambah

viskositas baik sediaan oral maupun topikal. PVP tidak bersifat toksik, tidak

menginfeksi kulit dan tidak ada kasus sensitif (Kibbe, 2006).

Nama lain dari polivinilpirolidon adalah povidone, kollidon, polyvidone, 1-

vinyl-2-pyrrolidimone polymer. Rumus struktur PVP adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Rumus struktur polivinilpirolidon (Kibbe, 2004)

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

24

PVP merupaka serbuk halus putih sampai krem, serbuk berbau atau hampir

tidak berbau, dan sangat higroskopis. PVP mudah larut dalam asam, kloroform,

etanol, metanol, dan air, praktis tidak larut dalam eter. PVP meleleh pada suhu

150°C, dan dapat menjadi berwarna gelap pada pemanasan 105°C disertai

penurunan kelarutan dalam air. PVP dapat disimpan dalam kondisi umum tanpa

mengalami dekomposisi atau degradasi, namun karena serbuk bersifat higroskopis,

harus disimpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering. PVP

merupakan pengikat yang digunaka dalam pembuatan tablet, konsentrasi yang

digunakan dalam sedian tablet biasanya berkisar antara 0,5-5%.

1.10 Bahan Pengisi (diluent)

Bahan ini dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet (Anief, 2003).

Bahan tablet ini menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan.

Bahan pengisi yang baik memiliki beberapa kriteria, yaitu tidak bereaksi dengan

zat aktif dan eksipien lain, tidak memiliki aktifitas fisiologis dan farmakologis,

mempunyai sifat fisika dan kimia yang konsisten, tidak menyebabkan dan

berkontribusi pada segregasi campuran bila ditambahkan, tidak menyebabkan

berkembangbiaknya mikroba, tidak mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas,

tidak berwarna dan tidak berbau (Sulaiman, 2007). Bahan pengisi harus inert dan

stabil. Pada proses pembuatan tablet effervescent diperlukan bahan pengisi yang

larut dalam air seperti sukrosa, laktosa, kalsium, karbonat, dekstrosa, sorbitol dan

bahan lain yang cocok.

1.11 Maltodekstrin

Maltodekstrin ialah senyawa turunan pati hasil hidrolisis pati melalui proses

hidrolisis parsial oleh enzim α-amilase. Rumus umum senyawa ini ialah

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

25

[(C6H10O5)n)H2O]. Maltodekstrin terdiri atas unit-unit α-D-glukosida dengan

panjang 5-10 unit yang saling berikatan dengan ikatan α-1,4 dengan DE (dextrose

equivalent) kurang dari 20 (Kennedy et al., 1995).

Maltodekstrin banyak digunakan dalam industri pangan sebagai bahan

pengisi dan bahan campuran untuk produk berbasis tepung-tepungan. Selain itu,

maltodekstrin dapat digunakan sebagai bahan untuk mengurangi tingkat

kemanisan. Maltodekstrin juga dapat digunakan sebagai bahan pengental dan

pemantap (Schenk dan Hebeda, 1992). Sebagai bahan pengisi, maltodekstrin sering

digunakan untuk mengurangi biaya produksi karena dapat mengurangi bahan-

bahan konsentrat yang berharga tinggi. Selain itu, sebagai bahan pengisi,

maltodekstrin diaplikasikan dalam teknologi mikroenkapsulasi (Gambar 3).

Fungsi lain dari maltodekstrin ialah dapat digunakan sebagai bahan

pensubtitusi lemak (Ropper, 1996). Hal ini disebabkan karena maltodekstrin dapat

membentuk struktur seperti gel yang menyerupai lemak. Subtitusi maltodekstin

dalam bahan pangan dapat menurunkan hampir 70% dari nilai kalori produk pangan

tersebut.

Gambar 4. Enkapsulasi dengan Maltodekstrin (Schenk dan Hebeda, 1992)

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

26

1.12 Metode Pengolahan

Tablet effervescent dibuat memakai tiga metode umum, yaitu metode

granulasi kering atau peleburan, metode granulasi basah dan cetak langsung

a. Metode granulasi kering (peleburan) Pada metode granulasi kering, granul

dibentuk dari penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi

dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk,

dan setelah itu memecahkannya dan menjadikannya pecahan-pecahan ke dalam

granul yang lebih kecil. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak

dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap

air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan

(Ansel, et al., 2005).

b. Metode granulasi basah Granulasi basah adalah proses perubahan serbuk halus

menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Metode ini berbeda

dengan metode 13 granulasi kering (peleburan). Langkah-langkah yang

diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat

dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang

diperlukan dalam formulasi, pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau

granul, kemudian dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran

bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, et al., 2005).

Bagian asam dan karbonat formulasi effervescent dapat digunakan secara

terpisah atau dalam bentuk campuran menggunakan air (air kristal, asam sitrat,

air atau uap air), etanol (kemungkinan diencerkan dengan air), isopranol atau

pelarut lain. Bila granulasi dilakukan tanpa menggunakan pelarut air, tidak ada

reaksi effervescent. Bahan baku yang digunakan harus kering dan proses

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Krokot (Portulaca oleracea L.)eprints.umm.ac.id/55931/3/BAB II.pdf · ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir, dan

27

dilakukan pada kelembaban rendah. Asam sitrat sebagian akan melarut dalam

etanol atau isopropanol akan berfungsi pula sebagai pengikat bila pelarut

menguap. Apabila granulasi dilakukan menggunakan air atau pelarut

mengandung air, harus hat-hati karena akan terjadi reaksi effervescent.

Dalam pembuatan tablet effervescent, hal yang harus diperhatikan yaitu

bagaimana menentukan formula yang tepat sehingga sediaan yang dihasilkan

dapat menghasilkan pembuih yang efektif, tablet yang stabil dan menghasilkan

produk yang nyaman. Kesulitan dalam pembuatan tablet effervescent ini yaitu

mengendalikan kelembaban ruangan yang digunakan untuk pembuatan tablet.

Kelembaban berkaitan dengan stabilitas tablet effervescent yang dihasilkan.

Semakin tinggi kelembaban, maka semakin sulit dalam penabletan karena

dengan tingginya kelembaban, maka asam basa yang ada dalam tablet akan lebih

cepat 14 bereaksi sehingga tablet yang dihasilkan akan lebih cepat lembek, untuk

itu kelembaban relatif 40% harus tetap terjaga.

c. Kempa langsung Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah

mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk

langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau

kering (Ansel, et al., 2005). Kebanyakan obat berdosis besar tidak cocok

menggunakan metode ini. Banyak juga obat berdosis kecil yang tidak dapat

bercampur merata antara zat aktif dengan pengisinya, bila menggunakan metode

kempa langsung sehingga proses ini tidak praktis (Banker and Anderson, 1986).