repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/631/3/BAB II tesis.docx · Web viewBAB II....
Transcript of repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/631/3/BAB II tesis.docx · Web viewBAB II....
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Model Blended
Learning
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi,manusia terus
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,
perasa dan pencium.1
Persepsi adalah proses menggabungkan dan mengorganisasikan
data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian
rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan
diri kita sendiri.2 Persepsi menyebabkan dua orang yang melihat atau
mengalami hal yang sama memberikan interpretrasi yang berbeda
tentang apa yang dilihat atau dialaminya.3
Menurut Muhaimin, bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima
kemudian meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya.4
1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 102.
2 Abdurrahman Saleh dan Muhib Abdul Wahib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta : Prenada Media, 2004), Cet.I, hlm.88.
3 Prof., Dr. Sondang P. Siagian, M. PA, Teori MOtivasi dan aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), Cet.3, hlm.98-99.
4 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Meningkatkan Pendidikan Agama Islam
11
12
Persepsi merupakan hasil pengamatan seseorang terhadap
sesuatu hal yang ada di lingkungan sekitar melalui panca indera.
Persepsi diperoleh dengan cara meringkas informasi dari seseorang dan
menafsirkan informasi tersebut, sehingga seseorang itu dapat
memberikan tanggapan mengenai baik buruknya atau positif negatifnya
informasi tersebut. Jadi persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan
antara seseorang dengan lingkungannya melalui panca indera. Setelah
seseorang menginderakan objek di lingkungannya, maka kemudian
memproses hasil penginderaan itu, sehingga timbullah makna tentang
objek itu. Dalam penelitian ini yang ingin peneliti ketahui yaitu tentang
persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru.
Siswa merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam
proses pendidikan formal. Siswa bisa belajar tanpa guru, sebaliknya
guru tidak bisa mengajar tanpa siswa.5 Semua proses belajar selalu
dimulai dengan persepsi, yaitu setelah siswa menerima stimulus atau
suatu pola stimuli dari lingkungannya. Persepsi dianggap sebagai
tingkat awal struktur kognitif seseorang. Karena itu, sejak dini kepada
siswa harus ditanamkan rasa memiliki persepsi yang baik dan akurat
mengenai apa yang dipelajari. Kalau persepsi siswa terhadap apa yang
akan dipelajari salah maka akan mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan kegiatan belajar yang akan ditempuh. Dengan demikian,
dalam persepsi adakalanya persepsi tersebut baik dan adakalanya juga
persepsi tersebut buruk. Bila rangsangan yang diterima siswa itu baik
di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 1425 Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik , (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hlm. 1.
13
menurut siswa tersebut maka siswa akan mempersepsi gaya mengajar
guru tersebut baik dan akan berakibat mendorong motivasi belajarnya.
Setiap proses belajar mengajar memerlukan pemilihan dan
penggunaan paling tidak satu media untuk menyampaikan
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media yang
digunakan harus bersesuaian dengan berbagai faktor, diantaranya
kesesuaian dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat serta
penggunaan yang tidak efektif dan tidak efisien berakibat pada
kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran di kelas. Selain
media pembelajaran yang digunakan guru dalam penyampaian materi
pembelajaran,yang bisa mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi.
Media pembelajaran hendaknya dapat memotivasi peserta didik untuk
memperoleh hasil belajar yang bagus.
Keutamaaan media pembelajaran adalah beragamnya hal yang
dapat dijadikan pembelajar untuk melakukan pemaknaan. Menurut
Arsyad6 penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan sebagai
alat bantu yang mampu memberikan informasi nyata, konkret dan
sederhana. Association of Education and Comunication Technology
(AECT) 1977 memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.
Rohani berpendapat media adalah bentuk komunikasi tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya, media hendaknya dapat dimanipulasi,
6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.3
14
dilihat, didengar, dibaca dan yang dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran.7
Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
cukup beragam, Menurut Heinich, dkk (1996), salah satu klasifikasi
yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi
yang dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut
pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Dale
mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar langsung,
pengalaman belajar yang dicapai melalui gambar, dan pengalaman
belajar yang bersifat abstrak.8 Untuk dapat memberikan gambaran lebih
jelas mengenai kerucut pengalaman Dale dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran adalah Information and Comunication Technology (ICT)
dan di Indonesia lebih dikenal dengan Teknologi Informasi dan
7 Ahmad Rohani, Media Instuksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.3
8 Singgih Prihadi, Model Blended Learning, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2013), h. 49
15
Komunikasi (TIK). Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, memanipulasi, data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis
dan pemerintahan, dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.
a. Pengertian Blended Learning (Moodle)
Blanded learning pada dasarnya merupakan gabungan
keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara
virtual.9 Blanded Learning menggabungkan ciri-ciri terbaik dari
pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik dari
pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara
aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di
kelas.
Blended learning merupakan merupakan inovasi pemanfaatan
teknologi komputer dan informatika dalam dunia pendidikan. Blended
learning merupakan istilah umum bagi kombinasi pemanfaatan
teknologi komputer dan informasi dalam pembelajaran tatap muka
(face to face teaching learning). Bentuknya dapat beragam mulai dari
penggunaan komputer dalam menunjang pembelajaran sampai dengan
komplemen pembelajaran tatap muka dengan E-learning. Pemanfaatan
blended learning dalam pembelajaran tentu saja perlu memperhatikan
sumber daya alat dan sumber daya manusia yang tersedia.
9 Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta, 2014 (cetakan Pertama)), h. 11.
16
Menurut McDonal (dalam Purtadi), istilah blended learning
biasanya berasosiasi dengan memasukan media online pada program
pembelajaran. Pada saat yang sama, tetap memperhatikan perlunya
mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan tradisional yang
lain untuk mendukung peserta didik.
Purtadi menjelaskan bahwa blended learning adalah kombinasi
berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan
berbagai jenis peristiwa) untuk menciptakan program pembelajaran
optimum untuk audiens (peserta didik) yang spesifik. Istilah blended
sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional didukung dengan format
elektronik yang lain.
Berdasarkan pemaparan tersebut, karakteristik blended learning
adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian,
model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis
teknologi yang beragam.
2) Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung atau bertatap muka
(face to face), belajar mandiri, dan belajar via online.
3) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara
penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
4) Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama
penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai
pendukung.
Beberapa keuntungan pemanfaatan blended learning dalam
pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: 1) siswa leluasa
untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri memanfaatkan
17
materi-materi yang tersedia secara on-line, 2) siswa dapat melakukan
diskusi dengan guru atau siswa lain diluar jam tatap muka, 3) kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka dapat
diadministrasikan dan dikontrol dengan baik oleh guru, 4) guru dapat
menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet, 5) guru
dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang
dilakukan sebelum pembelajaran, 6) guru dapat menyelenggarakan
kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif,
7) siswa dapat saling berbagi file dengan siswa lain, dan masih banyak
keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan pembelajaran
berbasis internet.
Peran guru dalam pembelajaran berbasis blended learning
sangat penting dalam mengelola pembelajaran. Di samping memiliki
keterampilan mengajar dalam menyampaikan isi pembelajaran tatap
muka, guru juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
mengembangkan sumber belajar berbasis komputer (Microsoft Word
dan Microsoft PowerPoint) dan keterampilan untuk mengakses internet.
Selanjutnya dapat menggabungkan dua atau lebih metode pembelajaran
tersebut.
Dengan model pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat
dengan leluasa mengekspresikan semua kemampuan yang dimilikinya
untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran tidak lagi berpusat pada
guru tetapi berpusat pada siswa, karena siswa menjadi lebih aktif
mengikuti pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
18
Implementasi Blended Learning10
Blended Learning merupakan suatu upaya untuk
menggabungkan kegiatan belajar konvensional (tatap muka) dengan
belajar menggunakan computer atau perlengkapan elektronik
berdasarkan petunjuk dari pendidik dimana materi dapat berbentuk
media digital yang digunakan untuk membantu proses belajar-mengajar
konvensional. Sebagai contoh, kegiatan proses belajar mengajar secara
konvensional biasa dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan di dalam kelas
dapat diubah menjadi 5-6 kali tatap muka dan 1 kali tatap muka berupa
pertemuan online dan hal ini bias disesuaikan dengan kebutuhan
proses.
Blended learning sering sekali diperbandingkan dengan
pembelajaran konvensional yang menggunakan tatap muka (face to
face). Tetapi, pada prinsipnya, akan lebih berarti ketika online learning
digunakan bersama-sama digunakan dengan pembelajaran tatap muka
secara harmonis yang bias diakses kapan saja dan dimana saja untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Proses
pembelajaran yang demikian disebut Blended Learning.
Blended Learning dibutuhkan pada saat:
1. Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun dengan
menambahkan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi dunia maya.
10 Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), h.23-25
19
2. Membuat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta
didik dengan mudah dan cepat.
3. Peserta didik dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang
belajar.
4. Membantu proses percepatan pengajaran.
Tidak ada aturan baku tentang pembelajaran secara blended,
dan hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Secara
khusus, Soekartawi menyarankan enam tahapan dalam merancang dan
menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal. Keenam
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian mengubah
atau menyiapkan bahan ajar tersebut menjadi bahan ajar yang
memenuhi syarat untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Karena
media pembelajarannya adalah blended learning, bahan ajar
sebaiknya dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar,
yaitu:
a. Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.
b. Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi
dengan cara tatap muka.
c. Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi
melalui pembelajaran online berbasis web.
2. Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan. Kegiatan
dalam tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Di sini,
diperlukan ahli e-learning untuk membantunya. Dalam tahapan ini,
intinya adalah bagaimana membuat rancangan pembelajaran yang
berisikan komponen PJJ dan tatap muka. Karenaitu, dalam
20
membuat rancangan pembelajan ini, perlu diperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan:
a. Bagaimana bahan tersebut disajikan.
b. Bahan ajar mana yang bersifat wajib dpelajari dan mana yang
sifatnya anjuran guna memperkaya pengetahuan peserta didik.
c. Bagaimana peserta didik bias mengakses dua komponen
pembelajaran tersebut.
d. Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya, perangkat
lunak (software) apa yang digunakan, apakah kerja kelompok
diperlukan, apakah pusat sumber belajar diperlukan di daerah-
daerah tertentu.
3. Tetapkan format pembelajaran online. Apakah bahan ajar tersedia
dalam format HTML (yang mudah di cut and paste) atau dalam
format PDF (tidak bias dicut and paste), dan apakah pembelajaran
itu menggunakan jaringan internet Yahoo, Google,MSN atau
lainnya.
4. Lakukan uji coba terhadap rancangan pembelajaran tersebut bias
dilaksanakan dengan mudah atau sebaliknya. Cara yang lazim
dipakai utuk menguji coba rancangan ini adalah dengan ‘pilot test’.
Dengan cara ini penyelenggara blended learning bias meminta
masukan atau saran dari pengguna atau peserta uji coba.
5. Menyelenggarakan blended learning dengan baik sambil
menugaskan instruktur khusus (pengajar) yang tugas utamanya
menjawab pertanyaan peserta didik. Pertanyaan yang mungkin
munculyakni, bagaimana melakukan pendaftaran sebagai peserta,
21
bagaimana peserta didik atau instruktur yang lain melakukan akses
terhadap bahan ajar dan lain-lain.
6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan
blended learning. Banyak cara tentang membuat evaluasi ini,
namun Semler menyarankan sebagai berikut:
a. Mudah dikendalikan (easy to navigate). Seberapa mudah
peserta didik mudah mengakses semua informasi yang
disediakan dalam paket pembelajaran yang disiapkan di
computer. Kriterianya, semakin mudah aksesnya maka semakin
baik hasilnya.
b. Pemakaian konten/isi (conten/substance). Bagaimana kualitas
isi pembelajaran yang dipakai, bagaimana petunjuk untuk
mempelajari isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan,
apakah bahan ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan sebagainya. Kriterianya, semakin dekat bahan ajar itu
dengan tujuan pembelajaran, maka semakin baik hasilnya.
c. Rancangan/format/penampilan (layout/format/appearance).
Apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau
informasi lainnnya) disajikan secara professional. Kriterianya,
semakin baik penyajian bahan ajarnya, maka semakin baik pula
hasilnya.
d. Ketertarikan (interest). Sebesar apakah paket pembelajaran
(bahan ajar, petunjuk belajar, atauinformasi lainnya) yang
disajikan mampu menimbulkan daya tarik peserta didik untuk
belajar.kriterianya adalah, semakin besar daya tarik terhadap
22
paket pembelajaran yang disajikan bagi peserta didik untuk
belajar, maka makin baik pula hasilnya.
e. Aplikabilitas (applicability). Seberapa jauh paket pembelajaran
(bahan ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) yang
disajikan bias dipraktekan secara mudah. Kriterianya, semakin
mudah dipraktekan, semakin baik pula hasilnya.
f. Murah/bermanfaat (cost-effectiveness/value). Seberapa murah
biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti pembelajaran tersebut.
Menuru hartono dalam Rustaman, blended learning pada
kegiatan pembelajaran online perlu dikemas agar penyajian bahan
ajarnya menjadi menarik, misalkan dalam bentuk video dan animasi.
Kedua kegiatan ini menghendaki peserta didik untuk aktif dalam
berinteraksi dan merespon sejumlah pertanyaan yang timbul setelah
peserta didik mempelajari video dan animasi. Bahan ajar dalam bentuk
video dan animasi dapat dikemas dalam Learning Management System,
misalnya dengan menggunakan program Moodle.
Lembaga pendidikan memang harus memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, karena pada hakikatnya proses pendidikan
adalah proses transfer dan diseminasi informasi yang salah satunya
adalah pembelajaran online learning atau e-learning.11 Pembelajaran
Blended learning (Moodle) Selain pembelajaran tatap muka, guru pada
madrasah tersebut menggunakan media internet dalam penyampaian
materi maupun evaluasi. Pembelajaran yang menggunakan teknologi
11 Boediono, Wakil Presiden RI, dalam kata sambutan pada Kuliah Perdana Universitas Surya, 3 September 2013.
23
internet dalam penyampaian materinya tidak harus bertatap muka, hal
ini bisa dilakukan secara real time. Penggunaan media-media
komunikasi ini memang sangat bergantung pada guru bagaimana
menggunakannya.12
Moodle adalah singkatan dari Modular Object-Oriented
Dynamic Learning Environment) artinya paket perangkat lunak yang
diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang
menggunakan prinsip social constructionist pedagogy.13 Moodle
merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar
mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal
dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning.
Di dunia e-learning Indonesia, Moodle lebih dikenal fungsinya
sebagai Course Management System atau "Learning Management
System" (LMS). Dengan tampilan seperti halaman web pada umumnya,
Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kursus (course), dimana
pengajar bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Murid bisa
masuk log ke Moodle kemudian memilih kursus yang disediakan atau
di-enrolluntuknya. Aktivitas murid di dalam Moodle ini akan terpantau
progress dan nilainya. Di Indonesia sendiri, diketahui bahwa Moodle
telah dimanfaatkan untuk sekolah menengah, perguruan tinggi dan
perusahaan.
Pemanfaatan Moodle sebagai Learning Management System
(LMS) untuk mengelola konten sebagai pendukung penerapan Online
Assessment adalah: 1) meningkatkan kadar interaksi pembelajaran 12 Mohamad Surya, Bunga Rampai Guru dan Pendidikan (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004),h. 156.13 Tim Tekno, Pengelolaan Pembelajaran E-learning Berbasis Moodle,
(Yogyakarta: Andi, 2013), h.13
24
antara siswa dengan guru, 2) memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja, 3) menjangkau siswa dalam
cakupan yang luas, serta 4) mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran.
Unsur-unsur yang digunakan untuk membangun sistem e-
learning dikelompokkan ke dalam tiga hal,yakni: hardware (perangkat
keras), software (perangkat lunak), dan SDM dalam TIK yang sering
disebut brainwane.
Tiga fungsi e-learning dengan menggunakan moodle:
1) Suplemen (tambahan) yaitu apabila siswa mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik
atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya
opsional, siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
2) Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaaan
(enrichment) apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat
tatap muka, diberi kesempatan untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin
memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang
25
telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila
siswa mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat
tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang
untuk mereka. Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami
materi pelajaran yang disajikan di kelas.
3) Substitusi (pengganti) yaitu apabila e-learning dilakukan sebagai
pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-
model kegiatan pembelajaran. Ada tiga alternatif model yang dapat
dipilih, yakni: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2)
sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
b. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning14
Blended Learning merupakan kolaborasi antara pembelajaran
tatap muka di kelas dan pembelajaran online, dapat melalui portal e-
learning, blog, website, jejaring sosial. Namun portal e-learning
disarankan untuk digunakan karena memiliki banyak kelebihan
dibanding dengan media online lainnya. Kelebihan tersebut adalah 1)
terjamin rahasianya karena peserta didik memiliki pasword dan
username masing-masing untuk login; 2) guru dapat memantau
keaktifan peserta didik dalam berdiskusi online; 3) guru dapat mengedit
tulisan-tulisan komentaratau diskusi peserta didik yang tidak layak
tanpa harus konfirmasi kepada peserta didik; 4) guru dapat dengan
14 Singgih Prihadi, Model Blended Learning, ( Surakarta: Yuma Pustaka, 2013), h.153-155
26
mudah menambah, mengedit dan menghapus materi pelajaran; 5)
antara guru-peserta didik, peserta didik-peserta didik, dapat melakukan
diskusi online melalui fasilitas forum diskusi dan chatting; 6) peserta
didik dapat mengumpulkan tugas secara online melalui fasilitas upload
tugas; 7) guru dapat memberikan penilaian langsung dan memberikan
komentar yang bersifat rahasia, hanya peserta didik yang bersangkutan
yang dapat mengetahui nilai dan komentar guru; dan 8) aktivitas
peserta didik dapat di-backup, baik secara individual maupun
keseluruhan peserta didik.
Adapun kekurangan blended learning diantaranya: 1) Media
yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila
sarana dan prasarana tidak mendukung. 2) Tidak meratanya fasilitas
yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal
dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai,
apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online. 3) Kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap penggunaan teknologi. 4) Tidak meratanya
fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi menurut para ahli dalam berbagai literatur
berasal dari kata “motif”, yang berarti sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi diinterpretasikan dalam tingkah
27
lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
munculnya suatu tingkah laku tertentu.15Kata Motif, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia yaitu alasan (sebab) seseorang melakukan
sesuatu.16
Banyak pengertian tentang motivasi, bila dilihat dari asal
katanya motivasi berasal dari kata dasar “motif” diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak.17Dengan demikian
motivasi sebagai sesuatu yang mendorong manusia untuk berprilaku
dan bertindak sesuai dengan tujuan tertentu.18
Hodgett menyatakan motivasi merupakan aktivitas manusia
ditentukan oleh kekuatan motif atau kebutuhannya, semakin kuat motif
atau kebutuhannya, semakin besar apabila mencapai kepuasan.
Sebaliknya dapat terjadi kekuatan motifnya meningkat. Ada dua
macam motif yaitu motif primer seperti kebutuhan akan makan dan
peneduh, dan motif sekunder seperti kebutuhan akan kekuasaan,
15 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 316 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) h. 756
17Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 73
18 Anwar prabu Mangkunegara, Manajemenn Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 93
28
prestasi dan afiliasi, motif ini diarahkan untuk mencapai tujuan.19
Sementara J.W. Atkinson dalam Hoy and Miskel secara umum
mendefinisikan motivasi adalah sebagai suatu proses mengarah pilihan
individu antara berbagai kegiatan suka rela.20
Ivancevich mendefinisikan motivasi adalah : Motivation is set of
attitudes that predisposes a person to act in aspecific goal directed
way. Motivation is those an inner state that energizes, channels, and
sustains human behavior to achieve goals. 21 Motivasi merupakan sikap
yang mendorong seseorang untuk berperilaku yang mengarah pada
pencapaian tuiuan. Sedangkan Gibson, Ivancevich dan Donnelly dalam
kesempatan lain berpendapat bahwa Motivation is concept that
describes the forces acting on an employee that initiate and direct
behaviour Bahwa motivasi adalah suatu dorongan seseorang pegwai
untuk melakukan suatu tindakan berinisiatif dan mengarahkan
perilakunya.22
Hani Handoko menyatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga
atau faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang menimbulkan,
mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.23
19 Richard M. Hodgetts, Modern Relation at Work, (Orlando : The Daryden,Press, 1999). p. 467.
20 Wayne K.Hoy and Cecil G.Miskel. 1992.Edtication Administration : Theory, Research and Practic, (New York : Random House, 1992), p. 137.
21 John M.Ivancevich, Human Resource Managemet (Foundation of Personnel), Fifth Edition, (Richard D. Irwin, Inc, 1995), p. 57.
22Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Terj. Djarkasih. (Jakarta: Erlanga, 1997), h. 100
23 Hani T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pustaka Binawan Pressindo, 1992) h. 9
29
Sardiman AM menyatakan motivasi yang ada pada setiap orang
itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Tekun menghadapi tugas
(dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai); 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas
putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya); 3)
Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya masalah korupsi, penentangan terhadap setiap
tindakan kriminal, amoral dan sebagainya); 4) Lebih senang bekerja
mandiri; 5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif); 6) Dapat
mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu); 7)
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.24
Motivasi sangat memegang peranan penting dalam belajar ini
dapat dilihat dari fungsi-fungsi motivasi yaitu: 1) Pendorong orang
untuk berbuat dalam mencapai tujuan; 2) Penentu arah perbuatan yakni
ke arah tujuan yang hendak dicapai; 3) Penseleksi perbuatan sehingga
perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap
terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.25
Menurut hamzah B. Uno, hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan tingkah laku. Untuk mendukung terhadap perubahan
tingkah laku. Tersebut ada beberapa indikator atau unsur-unsur yang
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan belajar siswa. Adapun 24 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2014), h. 8325 H.M. Alisup Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu, 1996),
h. 86
30
indikator motivasi belajar diantaranya sebagai berikut: 1) adanya hasrat
dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, 3)
adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam
belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehungga siswa dapat belajar dengan
baik.
Dalam dunia pendidikan istilah motivasi belajar merupakan dua
hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku
secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari
praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan
untuk mencapai tujuan tertentu.26
Motivasi belajar dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang untuk berbuat dan mencapai tujuan yang
diharapkan, misalnya: hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar harapan akan cita-cita. Adapun faktor ekstrinsik yaitu
dorongan yang timbul dari luar diri sendiri, misalnya: adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan yang menarik
dan lain-lain.
b. Teori-teori Motivasi
Menurut para ahli, secara umum teori motivasi dibagi dalam
dua bagian yaitu teori kandungan (conten),yang memusatkan
perhatan pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan teori proses, yang
26 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 23
31
banyak berkaitan dengan bagaimana orang berprilaku dan mengapa
mereka berprilaku dengan cara tertentu.27
Berikut ini beberapa teori motivasi menurut para ahli,
diantaranya yaitu:
1) Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua
manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukannya dalam lima
tingkatan yang bebentuk piramid, lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan hirarki kebutuhan Maslow.
Seperti sudah disinggung dalam teori Maslow, kebutuhan yang
paling rendah sebagian harus dipuaskan sebelum orang memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi.28 Maslow berpendapat ada lima tingkat
kebutuhan manusia, yaitu:
a) Kebutuhan Fisiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan
pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan.29
b) Kebutuhan Rasa Aman
Setelah kebutuhan fisiologis dipenuhi dan merasa puas, kebutuhan
manusia akan beralih dan meningkat kepada kebutuhan rasa aman.
Disini keselamatan sangat dibutuhkan karena manusia ingin dirinya
27 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 39
28 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 345
29 Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 146
32
mendapat keamanan dari segala bentuk ancaman fisik dan kejahatan
orang lain.
c) Kebutuhan cinta kasih dan sosial
Cinta kasih dan kasih sayang merupakan ungkapan batin antar
pribadi yang mendalam, seperti cinta kasih dan sayang orang tua
terhadap anak, begitu juga pendidik kepada siswa. Di sekolah
kebutuhan cinta kasih yang paling penting adalah kebutuhan siswa
untuk dicintai dan dihargai. Jika siswa merasa tidak dicintai, dihargai
dan dianggap tidak mampu, mereka tidak mempunyai motivasi kuat
untuk mencapai tujuan, seperti ingin mencari pengetahuan lebih
lanjut untuk dirinya sendiri, atau kreatif dan terbuka untuk ide-ide
baru dari orang lain.30
d) Kebutuhan penghargaan
Manusia memiliki keunikan dalam hidupnya, mempunyai
kemampuan, harga diri, percaya diri, serta kebutuhan pengakuan dan
penghargaan dari orang lain. Maslow menemukan bahwa setiap
orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni:
harga diri dan penghargaan dari orang lain, harga diri meliputi
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan.
Penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan,
penerimaan perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan.31
e) Kebutuhan aktualisasi diri
30 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2002).,h.348
31 Frank G Gobel, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslaw, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 76
33
Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri
secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslaw, aktualisasi diri
dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah
terpenuhi.32
2) Teori Motivasi Mc Clelland
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland, meyarankan bahwa ada
tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk menggungguli,
berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk
sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan
akan penghargaaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri
individu yang menunjukan orientasi tinggi antara lain bersedia
menerima resiko yang relative tinggi, keinginan mendapatkan
tanggung jawab pemecahan masalah. Kebutuhan akan prestasi
adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan
berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut
bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Karyawan perlu mendapatkan umpan balik dari lingkungannya
sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya.
b) Need for affiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan socialneed-nya Maslow)
32 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h.512
34
Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan nyata dari setiap manusia,
terlepas dari kedudukan, jabatan dan pekerjaannya. Artinya,
kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan mereka yang menduduki
jabatan menejerial. Juga bukan hanya kebutuhan para bawahan yang
tanggung jawab utamanya hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan
operasional. Kenyataan ini berangkat dari sifat manusia sebagai
makhluk sosial.33
Kebutuhan afiliasi pada umumnya tercermin pada keinginan berada
pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang
lain dalam organisasi, apakah orang lain itu teman sekerja yang
setingkat atau atasan.
c) Need for power (dorongan untuk mengatur)
Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakan diri pada
keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain.
Penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa setiap orang ingin
berpengaruh terhadap orang lain dengan siapa ia melakukan
interaksi.34
3) Teori Harapan
Teori lain mengenai motivasi adalah mengenai teori harapan
atau teori ekspantansi yang dikemukakan oleh Victor Vroom.
Menurut Stephen Robbin: "Teori pengharapan berargumen bahwa
33 Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 170
34 Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 170
35
kekuatan suatu kecendrungan untuk bertindak dalam suatu cara
tertentu bergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya
tarik dari keluaran tersebut bagi individu itu."35 Teori ini juga
menyatakan bahwa: “keinginan seseorang untuk menghasilkan
(berproduksi) sangat tergantung atas tujuan khusus yang ingin
dicapainya dan persepsinya atas tindakan-tindakan untuk mencapai
tujuan tersebut.”36
4) Teori X dan Y
Douglas Mc. Gregor juga mengemukakan teori motivasi yang
lebih dikenal dengan teori X dan Y. Teori X mengasumsikan bahwa
kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, malas tidak bertanggung
jawab, serta tidak cerdas. Teori Y mengasumsikan kebanyakan orang
suka bekerja, belajar menerima tanggung jawab, kreatif dan cerdas,
beralih untuk mengatur dan memimpin dirinya sendiri serta senang
dihargai. Bila dibandingkan antara teori X dan teori Y tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:”
Teori X (Tradisional)
a) Setiap orang tidak suka bekerja dan kalau dapat
menghindarinya.
b) Setiap orang harus diawasi dan diancam dengan hukuman
untuk memaksanya bekerja guna mencapai tujuan organisasi.
35 Ibid. h. 215.36 Wahjosumidjo, Op. Cit. , h. 192
36
c) Rata-rata orang menghindari tanggung jawab dan kurang
berambisi.
d) Hukuman dan pencabutan tidak membuat seseorang lebih
maju.
e) Orang cenderung menggunakan pendekatan yang sudah ada
atas masalah-masalah.
f) Manusia jauh dengan daya kecerdasannya dan keadaan
ini tidak dapat diperhatikan.
Teori Y (Personal-Oriented)
a) Setiap orang bekerja merupakan kodrat seperti halnya bermain
atau istirahat.
b) Setiap orang akan berlatih mengatur memimpin dirinya untuk
tujuan organisasi, dimana ia merupakan bagiannya.
c) Rata-rata orang belajar mencapai dan menerima
tanggung jawab.
d) Penghargaan atas hasil usaha manusia akan mendorong
tercapainya tujuan organisasi.
e) Kemampuan berfikir secara kreatif dan pemecahan sederhana
atas masalah organisasi.
f) Dalam kehidupan industri modern, kecerdasan hanya
digunakan sebagian saja.”37
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
37 A.N. Hamid Sayuti, Teori Pembelanjaran. (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2000), h. 19-120.
37
Dalam belajar, seorang siswa akan berhasil jika pada dirinya
terdapat keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk
belajar inilah yang bisa dikatakan motivasi. Menurut Sardiman,
motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan
menjadi optimal jika ada motivasi.
Adapun Fungsi Motivasi dalam belajar diantaranya:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.38
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang akan dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3. Hasil Belajar Qurān Ḥadîṡ
a. Definisi Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono bahwa hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.39
38 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 8539 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 102
38
Menurut Purwanto,40 hasil belajar dapat difahami dari kata yang
membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil(prodik)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan
dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan
belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah prilakunya
disbanding sebelumnya.
Winkel menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Kemudian menurut Winkel, bahwa perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom,
Simpson dan Harrow yang mencakup Kognitif, Afektif dan
Psikomotor.
b. Tujuan Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendididkan pada
siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan
bersifat ideal sedangkan hasil belajar bersifat actual. Hasil belajar
merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehngga hasil
belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya.41
Hasil belajar harus dievaluasi. Evaluasi berfungsi untuk melihat
kembali apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak, dan juga
apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk
memperoleh hasil belajar dengan baik.
40 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.4441 Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 47
39
1) Ranah Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah prilaku-prilaku kejiwaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan. Untuk mengukur perubahan tingkah
laku pada siswa, maka ada tiga ranah yang harus diukur, yaitu: kognitif,
afektif dan psikomotor.
Hasil belajar atau perubahan prilaku yang menimbulkan
kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran dan hasil sampingan
pengiring. Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar
yang direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Sedang hasil pengiring adalah hasil belajar yang dicapai
tapi tidak direncanakan untuk dicapai, seperti siswa setelah mengikuti
pelajaran Qurān Ḥadîṡ karena senang dengan cara mengajar guru.
c. Mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ
Mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ merupakan unsur mata
pelajaranPendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang
memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan
mencintai Qurān Ḥadîṡ sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan
isi dan kandumgannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik dan Fungsi Mata Pelajaran Qurān Ḥadîṡ
Dari keberadaannya tersebut implikasi dalam proses
pembelajarannya tersebut harus menekankan keutuhan dan keterpaduan
antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
40
Mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ pada Madrasah Tsanawiyah
memiliki tiga karakteristik yaitu:
1. Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
2. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman,
interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual.
3. Menerapkan isi kandungan ayat/Ḥadîṡ yang merupakan unsur
pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Secara fungsional pelajaran Al-Qurān Ḥadîṡ memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan
informasi dan pesan-pesan Al-Qurān Ḥadîṡ tentang berbagai disiplin
ilmu pengetahuan.
2. Sumber nilai, pengajaran Qurān Ḥadîṡ dapat melandasi nilai sikap,
nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh
dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
kelak.
3. Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat
dalam beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang
dilakukannya.
4. pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta
didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal dan
menterjemahkan Al- Qurān dan Ḥadîṡ, sehingga dapat
dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
41
5. Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman
dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6. Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri
dalam mencegah segala hal yang datang dari berbagai sisi
kehidupannya yang dapat membahayakan dan menghambat peserta
didik dalam perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan.
7. Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan
pengembangan nilai-nilai Al-Qurān dalam konteks lingkungan fisik
dan sosial.
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi:
1. Keimanan, mendorong peserta didik untuk mengembagkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt sebagai
sumber kehidupan.
2. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan
dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi Al-Qurān Ḥadîṡ dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pembiasaan, membiasakan sikap dan prilaku yang baik sesuai
dengan ajaran Islam.
4. Rasional, mengfungsikan rasio peserta didik sehinga isi dan nilai-
nilai yang ditanamkan mudah difahami.
5. Emosional, menggugah perasaan atau emosi peserta didik dalam
menghayati kandungan Al-Qurān Ḥadîṡ sehingga lebih terkesan.
42
6. Fungsional, menyajikan materi pelajaran yang memberikan manfaat
nyata bagi peserta didik dalam kehidupan.
7. Keteladanan, menjadikan guru dan komponen madrasah lainnya
sebagai teladan dan cerminan dari individu yang mengamalkan isi
Al-Qurān dan Ḥadîṡ.
Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qurān dan Ḥadîṡ MTS Kelas IX
Dalam mata pelajaran Al-Qurān dan Ḥadîṡ ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai barikut :
1. Menjelaskan tentang ayat-ayat Al-Qurān dan Ḥadîṡ. Maksudnya
adalah ayat-ayat Al-Qurān dan Ḥadîṡ yang diambil sebagai bahan
materi atau bahan ajar yang telah disesuaikan dengan tingkat
pendidikan baik di MTS maupun MA.
2. Mufrodat
Untuk Mufrodat, biasanya tidak disebutkan semuanya melaikan
hanya beberapa mufrodat saja yang dianggap sukar bagi siswa. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan para peserta didik dalam hal
pemahaman. Karena mereka tahu arti mufrodatnya.
3. Terjemah
Adalah menyalin atau memindahkan dari pada suatu bahasa kepada
bahasa yang lain, mengalihbahasakan. Dengan ini akan membantu
siswa dalam memahami ayat Al-Qurān dan Ḥadîṡ yang berkaitan
dengan mata pelajaran.
4. Tafsir atau penjelasan
Tafsir atau penjelasan ini juga dapat membantu siswa dalam
memahami ayat Al-Qurān dan Ḥadîṡ yang berkaitan dengan mata
43
pelajaran karena menghafalkan saja tidak cukup, harus dengan
memahami atau menjelaskan. Karena dengan menjelaskan materi
akan lebih kuat tersimpan dalam ingatan siswa dan sulit terlupakan.
5. Tajwid
Pengertian Tajwid menurut bahasa (etimologi) adalah:
memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan
tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qurān dengan sebaik-
baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Qurān
dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu
kifayah, sedang membaca Al-Qurān dengan baik (sesuai dengan
ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
Analisis materi pelajaran Al-Qurān dan Ḥadîṡ MTS kelas IX
Tsanawiyah.
1. Analisis Materi I
a. Surah al-Qāri’ah
القارعة سورةالرحيم الرحمن الله بسم
) (1القارعة القارعة) (2ما القارعة) ما أدراك )3وما
المبثوث ( كالفراش الناس يكون الجبال) 4يوم وتكون
) المنفوش موازينه) (5كالعهن ثقلت من ا فهو) 6فأم
) راضية عيشة (7في موازينه) ت خف من ا ه) 8وأم فأم
44
) (9هاوية هيه) ما أدراك (10وما حامية) )11نار
b. Mufrodat
NO Arti Mufrodat
1 Kiamat القارعة2 Tahukah kamu أدراك وما3 seperti anai-anai yang bertebaran المبثوث كالفراش4 gunung-gunung الجبال5 seperti bulu yang diambur-hamburkan المنفوش كالعهن6 orang-orang yang berat timbangan ثقلت من
7 Api yang sangat panas حامية نار
c. Terjemah
Artinya :
1. Hari Kiamat, 2. apakah hari Kiamat itu?, 3. Tahukah kamu apakah
hari Kiamat itu?, 4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai
yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan., 6. Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, 7. maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan. 8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? 11. (Yaitu) api yang
45
sangatpanas.
d. Tafsir atau penjelasan
Secara bahasa, lafal berarti القارعة bahaya besar, peristiwa
besar yang menggungkan hati (hari kiamat), hari hancurnya alam
semesta. Denagn demikian, hukum fenomena alam yang dimaksud
pada Surah al-Qāri’ah adalah peristiwa besar yang disebut yaumus-saah
atau hari kiamat.
Pada ayat 1-3, Allah SWT. Mengingformasikan tentang adanya
hari kiamat. Ayat ini dimulai dengan pernyataan. “Hari kiamat”.
Setelah Allah swt. Menyebut, kemudian bertanya kepada Rasulullah
saw., “apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat
itu? Pertanyaan ini bukan berarti menunjukkan ketidaktahuan Allah.
Pada ayat 4 dan 5, Allah SWT, menjelaskan peristiwa pada saat
terjadinya hari kiamat. Pada saat itu, terjadi peristiwa yang sangat
dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ayat 6-7 menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang
memiliki timbangan amal kebaikan yang lebih banyak. Setelah hari
terjadinya hari kiamat, ada tiga tahapan yang akan dilalui manusia yaitu
yaumul-ba’as, yaumul mahsyar, dan yaumul jaza’.
d. Tajwid
No Kata Hukum Keterangan
1 موازينه
Mad Shilah Qashirah Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
2 ه فأم Mad Shilah Qahirah Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
46
2. Analisis materi II
a. Surah az-Zalzalah
الزلزلة سورةالرحيم الرحمن الله بسم
زلزالها ( الأرض زلزلت أثقالها) (1إذا الأرض وأخرجتلها) (2 ما الإنسان أخبارها) (3وقال تحدث بأن) 4يومئذ
) لها أوحى ليروا) 5ربك أشتاتا الناس يصدر يومئذ
) (6أعمالهم يره) خيرا ة ذر مثقال يعمل ومن) 7فمن
يره ( ا شر ة ذر مثقال ).8يعمل
b. Mufrodat
MufrodatKataNo
Bumi digoncangkan الأرض 1زلزلت
Dan bumi telah mengeluarkan الأرض 2وأخرجت
Beban -beban berat (yang dikandung)nya3أثقالها
Pada hari itu bumi menceritakan تحدث 4يومئذ
Keluar dari kuburnya dalam
keadaan bermacam-macam,
الناس يصدرأشتاتا
5
Seberat dzarrahpun ة ذر 6مثقال
Melihat (balasan)nya pula.7يره
c. Terjemah
1.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2.
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang
47
dikandung)nya,3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?", 4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5. karena
sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya, 6.Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam
keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) pekerjaan mereka,7.Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
d. Tafsir atau penjelasan
Pada Ayat 1 dan 2, Allah swt. Menyatakan. “Apabila bumi
digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2. dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, Hukum
fenomena alam terungkap dalam ayat ini adalah guncangnya bumi
sehingga beban-beban berat yang ada di dalamnya dimuntahkan keluar.
Kejadian ini sebagai awal terjadinya hari kiamat (kehancuran alam
semesta).
e. Tajwid
No Kata Hukum Keterangan
1 يره Mad Shilah Qashirah Ha dhamir dibaca panjang
dua harakat.
2 ا ير شره
Mad Shilah Qahirah Ha dhamir dibaca panjang
dua harakat.
48
3. Analisis Materi III
a. Ḥadîṡ tentang menuntut ilmu
وسلم : : عليه الله رسول قال قال مالك ابن انس عنماجه ( ) ابن رواه مسلم كل على فريضة العلم طلب
b. Mufrodat
No Kata Mufrodat
1 Menuntut ilmu العلم طلب2 Wajib فريضة3 Bagi setiap muslim مسلم كل على
c. Terjemah Ḥadîṡ menuntut ilmu
Artinya : Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah Saw
bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibn
Majah).
d. Penjelasan/ Syarh
Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut mengandung pengertian
bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Kewajiban itu
berlaku bagi laki-laki ataupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu
yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan tata cara peribadahan kepada Allah SWT. Sedangkan
beribadah kepada Allah SWT tanpa mengetahui ilmunya dapat
mengakibatkan kesalahan. Apabila dalam beribadah salah tata caranya,
ibadah itu tidak akan diterima Allah SWT.
49
ANALISIS SKL, SK DAN KD MATA PELAJARAN AL- QURĀN
ḤADĪṠ
A. Pengertian Al-Qurān dan Ḥadîṡ
Kata Al-Qurān berasal dari bahasa arab yang arti nya bacaan.
Makna al-Qurān secara istilah ialah kalamullah yang diturunkan kpd
nabi muhammad saw, membaca nya merupakan ibadah, susunan kata
dan isi nya merupakan mu’jizat. Termaktub dalam mushaf dan di nukil
secara mutawatir.
Al-Qurān merupakan pedoman bagi setiap muslim. Oleh karena
itu , setiap muslim hendak nya tidak jemu dan bosan untuk
mempelajarai ajaran yang terkadang di dalam nya. Dengan memahami
kandungan nya, kita akan dapat menjalani hidup ini sesuai dengan
perintah allah swt. Dengan demikian, kita akan selamat dunia dan
akhirat. Seperti halnya Al-Qurān, Ḥadîṡ pun juga sangat penting bagi
kehidupan umat islam. Islam mengatakan , bahwa Al-Qurān adalah
kalam Allah yang diturunkan kepada nabi muhamad saw. Melalui
malaikat Jibril Al-Qurān ini juga di pandang sebagai ke agungan dan
penjelasan. Juga sering di sebut petunjuk dan buku (kitab). Al-Qurān
berisi segalahal mengenai petunjuk yang membewa hidup manusia
bahagia di dunia dan akhirat kelak. Kandungan yang ada di dalam Al-
Qurān meliputi segala hal sebagai mana allah berfirman dalam surah
Al-an’ām ayat 38.
B. Kurikulum Al-Qurān dan Ḥadîṡ
50
Pada dasar nya kurikulum Al-Qurān dan Ḥadîṡ ini masih terkait
dengan standar isi dalam permendiknas no 22. Penyusunan kurikulum
Al-Qurān dan Ḥadîṡ dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Kurikulum Al-Qurān dan Ḥadîṡ yang tertuang dalam permendiknas
22 pada jenjang sebelum nya (SD/MI).
b. Kebutuhan siswa pada usia MTs yang pada dasar nya mulai di
kenakan hukum sebagai mukalaf.
c. Kurikulum Al-Qurān dan Ḥadîṡ merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dengan kurikulum Al-Qurān dan Ḥadîṡ pada
jenjang MI danMA, terutama pada kemampuan membaca Al-Qurān
dan Ḥadîṡ, pemahaman surat pendek dan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran Al-Qurān dan Ḥadîṡ
a. Meningkatakan kecintaan siswa terhadap Al-Qurān dan Ḥadîṡ.
Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qurān
dan Ḥadîṡ sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi
kehidupan.
b. Meningkatkan kekhusukan siswa dalam beribadah terlebih sholat,
dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan ayat
yang mereka baca.
Ruang lingkup.
a. Membaca atau menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu
tajwid.
51
b. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman,
interprestai ayat dan Ḥadîṡ dalam memperkaya khazanah
intelektual.
c. Menerapkan isi kandungan ayat atau Ḥadîṡ yang merupakan unsur
pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
C. Ruang lingkup SKL mata pelajaran Al-Qurān dan Ḥadîṡ
Ruang lingkupnya adalah bagaimana mengsingkronisasikan
antara kurikulum dan materi pembelajran Al-Qurān dan Ḥadîṡ dengan
hasil yang di capai siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru sebagai pendidik terhadap Standar Kompetensi Lulusan yang
telah direncanakan pemerintah.
Adapun Standar Kompetensi Lulusan (SKL) antara lain
1. Memahami dan mencintai Al-Qurān dan Ḥadîṡ sebagai pedoman
hidup umat Islam.
2. Meningkatakan pemahaman surat al-fātiĥah, dan surat pendek
pilihan melalui upaya menerapkan cara membacanya, menamgkap
maknanya memahami kandungan isinya dan mengaitkan dengan
fenomena kehidupan.
3. Menghapal dan memahami makna Ḥadîṡ yang terkait dengan tema
isi dari SKL tersebut dapat diketahui bahwa siswa/ peserta didik
harus bisa dan mampu untuk mencapai standar kompetensi lulusan
tersebut sehingga dalam jangka panjang mampu untuk meng
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
SK dan KD Al-Qurā Ḥadîṡ Kelas IX
52
Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-
8. 8. Memahami Al- Qurān surat
Al-Insyirah
8.1 8.1 Menampilkan bacaan QS Al-
Insyirah dengan tartil dan benar
8.2 8.2 Menyebutkan arti QS Al-Insyirah
8.3 8.3 Mempraktikkan perilaku dalam
bekerja selalu berserah diri kepada
Allah seperti dalam QS Al-Insyirah
9. Memahami Ajaran Al-
Ḥadyṡ tentang kebersihan
9.1 9.1Membaca Ḥadyṡ tentang
kebersihan
9.2 9.2 Menyebutkan arti Ḥadyṡ tentang
kebersihan
9.3 9.3Menampilkan perilaku bersih
seperti dalam Ḥadyṡ
d. Hasil Belajar mata Pelajaran Qurān Ḥadîṡ
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.42 Gagne
mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni:
informasi verbal, kecakapan intelektual,strategi kognitif, sikap
dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkantiga
tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang 42 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2000), h. 22
53
yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif,
afektif dan psikomotor.
Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan hasil
belajar mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ yaitu hasil belajar pada
mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ yang diperoleh setelah melakukan
rangkaian proses pembelajaran di kelas.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah lebih dulu
mengadakan telaah (kajian) terhadap beberapa karya ilmiah baik
berupa buku-buku ilmiah maupun hasil penelitian yang ada kolerasinya
dengan judul tesis ini. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi
pengulangan penelitian pada kajian yang sama. Akan tetapi, peneliti
mencoba untuk mencari sisi yang berbeda sehingga diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi pemikiran pendidikan.
Penelitian yang relevan diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmatul Fajri (2011). “Model
Blended e-Learning dalam Perkuliahan (Studi tentang pelaksanaan
Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dalam pembentukan sikap dan
prilaku mahap eserta didik S1 PGSD di Universitas Terbuka UPBJJ
Serang)”. Menunjukkan bahwa pembelajaran model Blended e-
Learning yaitu model pembelajaran campuran yang
menggabungkan antara pertemuan tatap muka dan online melalui
internet dan hasilnya menunjukkan bahwa model Blended e-
Learning dapat digunakan dalam perkuliahan.43
43 Arsip Perpustakaan UNTIRTA
54
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mahyudin Surjani Wonoraharjo,
Srini M. Iskandar (2012). “Keefektifan Blended Learning ditinjau
dari Motivasi dan Hasil Belajar kelas XII IPA SMAN 1 Kota Bima
pada materi Laju Reaksi.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan model blended learning dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada peserta didik kelas
XII.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Diani Rachmaniti Murniati dan I
Gusti Made senjaya (2013). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kimia Berbasis Blended Learning di SMA 7 Kediri,
dalam UNESA Journal Of Chemical Education ISSN: 2252-9454
vol.2 No. 3.pp 133-137 September 2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil Validasi dari perangkat pembelajaran
didapatkan 84,06 %, keefektifan kegiatan pembelajaran 96,03 %
dan respon siswa 90,95% sehingga perangkat ini dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Listya Eka Yuniar yang berjudul
“Penerapan Metode Blended Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah (Penelitian Kuasi
Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Bandung).”
Penerapan blended learning dalam penelitian ini sederhana saja
hanya menggunakan edmodo dalam pembelajarannya. Penelitian ini
dilakukan untuk menguji penerapan blended learning dalam
meningkatkan hasil pembelajaran sejarah di tiga SMA Negeri di
Bandung, yaitu SMAN 8, SMAN 22, dan SMAN 15. Metode yang
digunakan adalah metode Quasy Eksperimen dengan disain
55
penelitian Nonequivalent Control Group Design. Hasilnya adalah
metode blended learning dapat memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan dari pendapat para ahli dan beberapa teori yang
telah dikemukakan di atas kerangka teori yang penulis bangun untuk
penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu: Hubungan Pembelajaran
Model Blanded Learning (X1) sebagai independent variable (variabel
bebas) dan Motivasi Belajar (X2) sebagai independent variable
(variabel bebas). Adapun Hasil Belajar Siswa kelas IX mata Pelajaran
Qurān Ḥadyṡ dijadikan dependent variable (variabel terikat). Berikut
ini Kerangka teori Pengaruh antara ketiga Variabel di atas, Yaitu :
Gambar. 2.2
VARIABEL PERMASALAHAN PENELITIANBlanded Learning
(X1)
Motivasi Belajar
(X2)
Hasil Belajar
(Y)
56
Dari ketiga variabel permasalahan di atas dapat penulis susun
kerangka berfikir, yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Model
Blended Learning Dengan Hasil Belajar
Guna mencapai hasil belajar Qurān Ḥadîṡ dengan baik, pendidik
dalam proses pembelajarannya telah dirancang persiapan mengajar
dalam suatu perangkat pembelajaran, yaitu: Rincian Minggu Efektif,
Program Tahunan, Program Semester, Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Silabus, Pemetaaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD), Kritera Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Untuk Pembelajaran Qurān Ḥadîṡ guru menggunakan strategi
Pembelajaran Model Blended Learning berbasis Moodle, yang sangat
membantu pendidik menjelaskan pokok bahasan dan juga membantu
siswa untuk dapat memahami inti-inti atau esensi materi pelajaran yang
diajarkan sehingga akan meningkatkan hasil belajar.
b. Hubungan antara Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah dengan
Hasil Belajar Qurān Ḥadîṡ
Motivasi dan minat yang rendah akan menyebabkan siswa
malas untuk belajar sikap pasif, mudah menyerah dan pesimis. Dengan
demikian bisa dipastikan bahwa motivasi yang rendah akan berdampak
negatif terhadap hasil belajar, sehingga pencapaian nilai rendah. Tetapi
sebaliknya jika siswa memiliki motivasi yang tinggi akan semangat
belajar dan akan berimbas positif pada hasil belajar, dan akan
mendapatkan nilai yang tinggi.
57
c. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Model
Blended Learning dan Motivasi Belajar secara Bersama-sama
Dengan Hasil Belajar Qurān Ḥadîṡ
Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi yang baik
antara pendidik dengan siswa, begitu pula penggunaan model Blended
Learning berbasis Moodle dengan motivasi belajar secara bersama-
sama harus bersinergi dan saling berkaitan, karena keduanya dipastikan
berpengaruh terhadap hasil belajar Qurān Ḥadîṡ.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang
menggunakan pembelajaran model Blanded Learning dengan yang
tidak menggunakan model Blanded Learning.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ yang
signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
3. Terdapat hubungan positif penggunaan pembelajaran model Blanded
Learning dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Qurān Ḥadîṡ.
Ayat Al- Qurān yang berhubungan dengan Motivasi Belajar,
yaitu Qurān Surat Al-Mujādalah ayat 11 :
58
ل� ق�ي ل�ا ق�ا ل م� ك� ل� ك� �� ل ا� ق� ل� م� ل� ك�وا ل� م� ل�ا �ق ق� ل�ا �ل م� ا ق�ي ك�وا ل�� ل� ل م� ك� ل� ل� ق�ي ل�ا ق�ا ك!وا ل" آا ل$ ق%� �� ل ا ل&ا ك�� ل'ا ل�ا
ل) ك�و �ل م( ل ل�ا ق* ك� �� ل لا� ت, ل.ا ل/ ل0 ل� م� ق( م� ا ك وا ك'ا ل$ ق%� �� ل لا م� ك� م! ق" ك!وا ل" آا ل$ ق%� �� ل ا ك� �� ل ا� ق1 ل� م2 ل� ك3ا ك4 م5 ل�ا ك3ا ك4 م5 ا
خبيرHai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.(Q.S Al-Mujādalah (58): 11).
Ayat Al-Qurān yang berhubungan dengan Model
Pembelajaran Blended Learning adalah Qurān Surat Al-Mā’idah
ayat 31 :
م) ل'ا ك, م3 �ل ل6 ل'ا ل7ا ل� م� ل ل�ا ل8 ل�ا ق� ق9ي ل'ا ل: ل; مو ل> ق/ي لوا ك� ل< مي ل? ك� ل� ق2 كي ق� ق@ م/ A'ل Bم ا ق�ي Cك ل� Dم ل� ب*ا ل2ا Fك ك� �� ل ا� Cل ل( Dل ل�
ل$ ق"ي ق0 �!ا ل ا� ل$ ق" ل� Dل Gم ل'ا ل� ق9ي ل'ا ل: ل; مو ل> لي ق/ لا ك'ا ل� Hق ل2ا Iك م� ا ل%ا Jهل ل� Lم ق" ل) ك?و ل'ا
Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-
gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai
celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu
jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (Q.S Al-
Mā’idah (5): 31).
59
ق� ق�ي �ل م� ا Hق ل�ا Gم ل'ا م$ ل6 ك8 ل'ا م� ك ABل ل ب2ا ق%� ل5 ل ب2ا ق4ي ل* Mق ل� م� ق*ا Oل ل!ا م� ل> م/ ل'ا �5ا ل ق�ا
Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan
kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,
dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang
penghuni-penghuni neraka.(Q.S Ibrahim(14): 119)
Ayat Al-Qurān yang berhubungan dengan Hasil Belajar, adalah
Qurān Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 :
) Mل ل� ل9 ق%ي ل�� ا Pل ق* ل/ ق� م> ق*ا م'ا ل2 م� ٢خلقالإنسانمنعلق (١ا) Qك ل2 م? A' Bا Pل ك�* ل/ ل م'ا ل2 م� ق�) (٣ا ل� Rل م� ق*ا ل� �� ل ل6 ق%ي ل�� م�) (٤ا ل� م( ل� م� ل� ل"ا ل) ل�ا م5 A� Bا ل� �� ل ٥ل6
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S al- 'Alaq (96): 1-5)