II. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. BATASAN DAN …
Transcript of II. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. BATASAN DAN …
II. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
1. BATASAN DAN ASUMSI
Proyek Pusat lnformasi dan Penjualan komputer di Surabaya
merupakan sebuah proyek eksperimen yang belum pernah ada dan
direncanakan sebelumnya. Proyek ini ditujukan untuk mengantisipasi
perkembangan jaman terutama dalam hal perkembangan teknologi khususnya
komputer yang sejauh ini mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat.
Oleh karena itu batasan dan asumsi perlu dikemukakan sebelum
sampai pada tahap pembahasan perencanaan dan perancangan yaitu:
• Proyek Pusat informasi dan Penjualan Komputer di Surabaya ini
merupakan proyek yang dikelola oleh swasta. Dimana fasilitas-fasilitas
yang ada ditujukan bagi pengusahan yang bergerak dalam bidang
komputer berupa unit-unit penjualan dan ruang pamer untuk menggelar
kegiatan pameran komputer.
• Manajemen pengelolaan terdiri dari bagian pemasaran yang mengurus
masalah penyewaan ruang, bagian keuangan yang mengusus masalah
keuangan, bagian teknis yang mengurus permasalah teknis seperti
perawatan dan operasional gedung. Serta bagian yang mengkhususkan
dalam hal penyediaan dan penyebaran informasi yang menempati
fasilitas pusat informasi.
• Sumber pembiayaan utama diperoleh antara lain melalui:
1. Penyewaan unit penjualan kepada pengusaha / penjual komputer dalam
satuan meter persegi; 2. Penyewaan ruang pamer dan seminar untuk
12
kegiatan exhibition dan event lainnya seperti kompetisi, product
launching baik oleh para penyewa unit penjualan sendiri atau oleh
pengusaha komputer diluar; 3. Layanan jasa informasi berupa promosi
dan iklan bekerjasama dengan media informasi lainnya;
• Proyek dianggap akan dibangun sekaligus dan tidak bertahap dan tidak
direncanakan untuk diadakan pengembangan dengan pertimbangan bahwa
nilai kualitatif akan lebih menentukan kelangsungan proyek di masa
mendatang.
Pendekatan pembahasan dalam proses perencanaan dan perancangan
proyek ini dilakukan dalam ruang lingkup disiplin ilmu arsitektur yang secara
khusus membahas bahasa dan kosep bentuk dan ruang arsitektural. Dengan
pertimbangan demikian maka aspek-aspek lain sebagaimana data-data
kuantitatif yang ditemukan dan terkait dalam perencanaan seperti struktur dan
utilitas tidak dibahas terlalu dominan.
2. LOKASI DAN SITE
2.1 Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Sebagai pusat satuan wilayah pembangunan, Surabaya menjadi
barometer dan pusat ditribusi produk komputer terutama untuk wilayah
Indonesia bagian timur. Melihat potensi yang dimiliki Surabaya berupa
fasiltas yang lengkap serta pangsa pasar komputer yang cukup besar,
keberadaan Pusat Informasi dan Penjualan Komputer secara strategis
terletak di kota Surabaya
13
Mengingat proyek Pusat Informasi dan Penjualan Komputer
selain merupakan fasilitas uraum juga memiliki unsur perdagangan
sehingga letak lokasi sangat menentukan keberhasilan proyek.
Pendekatan kepada pasar menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan
lokasi.
Fungsi bangunan sebagai bangunan komersial dengan lingkup
skala kota maka diperlukan lokasi yang strategis untuk mendukung
kelangsungan proyek. Kawasan Central Bussines District (CBD) adalah
lokasi yang paling strategis untuk gedung-gedung komersial dengan
skala pelayanan kota dengan didukung sarana, prasarana dan
infrastruktur yang memadai.
Adanya kecenderungan peningkatan kebutuhan komputer dari
kalangan individu dan rumah tangga maka kawasan perumahan juga
dipertimbangkan dalam hal pencapaianya. Pada umumnya pangsa pasar
komputer adalah masyarakat golongan menengah ke atas. Namun
masyarakat golongan menengah keatas ini tersebar di berbagai lokasi di
Surabaya sehingga sangat sulit menentukan titik berat pendekatan lokasi.
Adanya fasilitas perguruan tinggi dimana terdapat banyak
mahasiswa sebagai pengguna komputer yang potensial menjadi salah
satu pertimbangan penentuan lokasi. Pengembangan fasilitas perguruan
tinggi di Surabaya menurut MPS 2000 terletak di Surabaya Timur (lihat
Lampiran 1) Sehingga perlu pertimbangan dalam hal kemudahan
pencapaian.
14
Dengan pertimbangan diatas maka ditetapkan kriteria dalam
penentuan lokasi dengan priorotas sebagai berikut: l.(pertama) Lokasi
berada dalam Central Bussines District (CBD); 2.(kedua) Pola
penggunaan lahan sebagai fasilitas umum yang terletak berdampingan
dengan kawasan perdagangan; 3.(ketiga) Mudah dicapai dari fasilitas
perguruan tinggi; 4.(keempat) Mudah dicapai dari segala penjuru kota
baik Surabaya Timur maupun Barat
2.2 Alternatif Lokasi
• Alternatif satu : CBD pusat kota
CBD pusat terletak di Surabaya pusat di dalam unit pengembangan
Tegalsari. Letak lokasi yang memenuhi kriteria adalah yang terletak
di sepanjang jalan Panglima Sudirman - Basuki Rahmat. - Urip
Sumoharjo dikarenakan adanya penggunaan lahan fasilitas
perdagangan dan fasilitas umum yang saling menunjang. Sedangkan
lokasi yang terdapat di sepanjang jalan Raya Darmo hanya tujukan
untuk fasilitas umum. Selain itu pagar pemisah di jalan Urip
sumoharjo membuat sulitnya akses dari wilayah timur menuju sisi
barat jalan tersebut. Tingginya nilai kawasan CBD ini membuat
mahalnya harga tanah. Kawasan ini menawarkan penampilan yang
cukup representatif bila digunakan sebagai lokasi bangunan
komersial.
• Alternatif dua : CBD Ngagel
Lokasi di sepanjang jalan Ngagel berpotensi untuk berkembang
menjadi sebuah CBD. Hal ini dapat diindikasi dari mulai munculnya
15
gedung-gedung baru seperti hotel, apartemen dan perkantoran pada
jalan tersebut. Didalam rencana pengembangan unit pengembangan
Ngagel Pucang, lokasi disepanjang Jalan Ngagel direncanakan
sebagai fasilitas umum dimana pada saat ini masih didominasi oleh
bangunan gudang dan industri.
Bila diamati dari rencana penggunaan lahan di unit
pengembanagn Ngagel Pucang maka pola kawasan perdagangan
menunjukan pola memanjang yang terdapat di Sepanjang Jalan
Kertajaya, Pucang Anom Timur dan Jalan Ngagel Jaya Selatan yang
bertemu dengan kawasan fasilitas umum di sepanjang Jalan Ngagel. Dari
sini dapat menjadi alternatif lokasi dimana lokasi fasilitas umum yang
dicari adalah yang berdampingan dengan kawasan perdagangan. Lokasi
tersebut yakni di sekitar jalan Sulawesi dan disekitar Jalan Kencana.
Kedua lokasi tersebut relatif dekat pencapaiannya dari fasilitas perguruan
tinggi di kawasan Surabaya Timur jika dibandingkan dengan CBD di
pusat kota.
2.3 Petimbangan Pemilihan Site
Dalam menentukan letak site dalam lokasi terdapat beberapa
pertimbangan antara lain:
• Faktor pencapaian.
Perlu dipertimbangkan mengenai pencapaian site baik secara fisik
maupun visual. Secara fisik berarti site harus mudah dicapai oleh
kendaraan dari jalan. Secara visual berarti site berpotensi terlihat dari
jalan. Keduanya memerlukan suatu jarak tangkap tertentu. Orientasi
16
site terhadap jalan juga menentukan kemudahan pencapaian, apakah
site menghadap pada satu jalur jalan atau dikelilingi oleh jalan
(sistem blok). Hal ini masih dipengaruhi oleh arah pergerakan lalu
lintas sehingga pelu pertimbangan seksama dalam pemilihan site
• Penggunaan lahan.
Penggunaan lahan mengikuti ketentuan RDTRK yakni sebagai
fasilitas umum atau gabungan fasilitas umum dan perdagangan.
• Lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar juga dipetimbangkan terutama
penggunaan lahan kavvasan di sekitar site. Penggunaan lahan sekitar
site yang mendukung antara lain sebagai kawasan fasilitas umum dan
kawasan perdagangan. Adanya kawasan permukiman di sekitar site
dapat mengakibatkan kesenjangan baik secara fungsi, aktivitas
maupun visual.
• Penyediaan tanah.
Luasan minimum site yang diperlukan sekitar 7000 m2 dengan KDB
50% dan jumlah lantai 5. (luas bangunan 17000m2). Penyediaan
tanah dapat berupa tanah kosong, bangunan yang tidak sesuai dengan
rencana penggunaan lahan atau sudah terdapat bangunan namun
penggunaan lahannya kurang efektif.
Berdasarkan pertimbangan diatas, kriteria site adalah :
• Dilalui jalur jalan utama (Arteri Sekunder).
• Jarak bidang tangkap minimal 100 m.
• Berdampingan dengan kavvasan perdagangan dan fasilitas umum lain.
17
Luas minimum 7000 m .
2.4 Altematif Site
Bedarasarkan dua altematif lokasi diatas diperloleh tiga
altematif site, dua berada di lokasi CBD pusat dan satu di lokasi CBD
Ngagel. spesifikasi altematif site akan dijelaskan sebagai berikut:
• Site Jalan Kombes Pol M. Duryat (Lihat Peta di Lampiran 3).
Batas utara
Batas timur
Batas selatan
Batas barat
Luas
KDB
KLB
: Jalan Kombes Pol M. Duryat;
: Jalan Blimbing;
: BankJatim;
: Jalan Basuki Rahmat;
: ± 0.9 ha;
: 60 %;
: 500 %;
Pola penggunaan lahan : fasilitas umum.
• Site Basuki Rahmat (Lihat Peta di Lampiran 3).
Batas utara : Bank Pacific;
Batas timur : Jalan Basuki Rahmat;
Batas selatan : Bank Putra;
Luas : ± 1.2 ha;
KDB : 60 %;
KLB : 500 %;
Pola penggunaan lahan : fasilitas umum dan perdagangan.
• Site Jalan Kencana (Lihat Peta di Lampiran 4).
Batas utara : Jalan Kencana;
18
Batas timur
Batas selatan
Batas barat
Luas
KDB
: Jalan Upa Jiwa;
: Jalan Ratna;
: Hotel Malibu & Pabric Accu Guntur
: ±1.6 ha;
: 60 %;
KLB : 240 % ;
Pola penggunaan lahan : fasilitas umum.
2.5 Penilaian Terhadap Site
Site Jalan Kombes Pol M. Duryat. Site dikelilingi tiga jalur jalan
yakni Jalan Basuki Rahmat, Kombes Pol M. Duryat, dan Jalan
Belimbing. Jarak tangkap cukup luas namun jarak tangkap dari Jalan
Basuki Rahmat sebagai jalur utama tidak maksimal dikarenakan arah site
membelakangi arah pergerakan kendaraan (satu arah). Site berdampingan
dengan kawasan permukiman di Jalan Belimbing. Terdapat beberapa
bangunan lama seperti Showroom Timor (satu lantai), Rumah makan Ria
(dua lantai) dan deretan pasar makanan di Jl. Belimbing.
Site Jalan Basuki Rahmat. Orientasi site hanya pada jalur utama
(Jl. Basuki Rahmat) dan cukup efektif (lebih dari 100m). Site
berdampingan dengan fasilitas umum lainnya seperti Bank Pasific dan
Bank Putra. Sebagian tanah sudah dibebaskan dan sebagian merupakan
bangunan satu lantai toko buku Gramedia sehingga pemakaian lahannya
dinilai kurang eftsien.
Site Jalan Kencana. Site dikitari tiga jalur jalan (Jl. Kencana,
upajiwa, Jl. Ratna) sehingga jarak tangkap cukup panjang dan mudah
19
untuk dikenali dikarenakan Jalan Upajiwa dan Jalan Kencana dijadikan
jalan memutar untuk menuju Jalan Ngagel (satu arah). Penggunaan lahan
sebagai fasilitas uraum dan disekitar lokasi sudah berdiri fasilitas lain
seperti apartemen Adistana dan hotel Malibu. Lokasi dimasa yang akan
datang berpotensi menjadi kawasan CBD serta jarak dari fasilitas
perguruan tinggi lebih dekat dibandingkan CBD Surabaya Pusat.
Berdasarkan pertimbangan diatas rnaka site yang dipilih adalah
yang terletak di Jl. Kencana.
3. STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA
CKREKUJR UTAMA
Mmrmg* Ktmmgmin lrfqm—i
Orf* R»ng<S«*wi
1 orang
Qvis Pwg«da«n
Manager Paiayanan lnfonv»a»
t>*»i Layout 4 DctoroantM
CMsi Iktan & Prtxnow
O/m W a m a a EM«rnol
Qvi* (r*ornw» Irtamal 2or*ng
Ta<*ri c«l Support Cparation
Staff P * m « m n 7ccang
Maregar Takns 1 orang
MMntatarc* 1 or ana
SMfCtMTMon 3 orang
Gambar 2.1
Diagram Struktur Organisasi Pengelola
20
4. PROGRAM RUANG
Perencanaan program ruang terdiri dari luasan ruang, karakteristik
ruang dan pola sirkulasi. Dasar perencanaan ini yang akan dijadikan sebagai
pedoman dalam proses perancangan.
4.1 LuasanRuang
Tabel2.1
Program Luasan Ruang
FasiHtas 111
Kelompok Informasi
Ruang Entrance Hall Toilet Toilet pria
Toilet wanita
Foyer & Sirkulasi umum (elevator & eskalator) Cafetaria Ruang makan Oapur Gudang kering Gudang basah Chief / pengelola
Tangga darurat
Hall informasi Pusat Infofmasi Pelayanan Informasi - Meja Informasi -Lobby
Perpustakaan Pengelola - R. Direktur - R. Sekretaris - R. Manajer - R. Pengadaan &
pengoiahan - R. Staff informasi - R. Staff MIS - R. Komputer -R. Layout &
doukumentasi - R. Cetak - R. Rapat - Gudang - R, File/Arsip - R. PABX - Toilet
Kapasitas
10 % pengunjung =200 Orang
1800 orang 50% pemakai = 900 orang
50% pemakai - 900 orang
2000 orang
200 orang
200 orang
5 orang 20 orang
34 orang 1 orang 1 orang 4 orang 3 orang
9 orang 7 orang
4 orang
10 orang
2 orang asumsi: 20 pria 14 wanita
Standard
0 6m2/orang
Iwc / 50 orang (1wo«1.8m2)
1 a 125 orang (1ur=1m2)
1 ws / 50 orang(1ws=0-6m2)
1wc/25 orang (1wc-1.8m3)
1 ws / 50 orang(tw»=0.6m3)
30% total kjas efekM
1.11-1.67 mVorang
50% R makan
15%0apui
14%Dapur
r pnoadi 9 -18 m'
1Btn2/ui*
6m2 Zoning
r. pimptian15-25m2
r. pnoadi 9 -18 m2
r. pnoadi 9 -18 m2
4.2 - 6m2/oiang
4.2 - 6m2/ora ng
4 2 -6m2/orang
2.25m 2/orang
2wc/30prta
1 ur/30pna
2 ws / 30 pria
2 wc/30 wanita
1 ws/15 wanita
Suniuei
NAD NAD NAD
AS
TSS BPDS BPDS BPDS TSS
SR
SR
SR SR AS
NAD TSS TSS BPDS
BPDS BPDS SB SR
AS BPDS AS AS DN PL
Pehrtung an
06x200
18wc+ 36uf+18ws
- 18X1.8 • 36x1 * 18x0.6
• 32 4+36+10.8
- 79.2 <<•» 30%)
"1029
36WC+18WS
» 36x1.8+18x0 6
» 64.8*10.8
-75.6*<>irl<30%)
- 9 8 2 8
13273 28x30%'3061
14x200-280
50%x280-- 140
15% X 140 - 21
14% X 140 - 19.6
9
-280+ (140+21+19 6+0 >+30%
- 280+246 48
•526.48
1Bm2x6tn«-10e
400
30
30
100
20
15
4x 15 = 60
3x6>18
9 X 5 - 45
8 x 6 - 4 0
30
30
50
30
15
20
24
Tolet pria : 2 wc • 1 ix + 2ws
•2x1.8 +1+2x0.6-5.8
- 7.54 (+•** 30%)
Toast wanita : 1wc +1ws
• 1.8+0.5+«n\30% -3.T2
Tolet pna+wanrta = 8 92
Jumlah - 565 92
= 735 7 (+axx 30%)
Luas ( in')
100 120
201.1
3081 526.48
108
400 735.7
21
Kelompok Komersial
Kelompok Fasilitas Pendidikan
!il
Service & MEE
Parith-
Exhibition
R. Seminar / Konvensi Area Dealer Area Retailer Area Perkantoran Book Store Hall Informasi Toilet
Kantor Pengelola - R. Direktur - R. Sekretaris - R. Manager - R. Staff & Intruktur - R. Komputer - R. Rapat
Ruang kelas
Ruang Tunggu R. Direktur R. Sekretaris R. Manager R. Staff R. Rapat Pantry Toilet
R. Arsip Gudang
R. Genset Gardu Listrik R.Trafo R. ATS & Panel utama Panel distribusi Ruang Mesin AC AHU R. Staff teknis Stoker Loading Mobil Perkantoran Pusat Informasi Fas. Pendidkan Pengelola Dealer
Retailer Book Store R. Seminar / Konvensi
Cafetaria
Exhibition Sepeda motor
100 stand
120 orang 30 dealer 40 retailer 32 kantor 1 unit 15 orang 1 orang 90 orang
14 orang 1 orang 1 orang 2 orang 10 orang 1 server 8 orang 6 unit x 12 orang = 72
1 orang 1 orang 3 orang 15 orang 10 orang
20 orang
3 generator
4 unit 2 Chiller 6 unit
2 pick up x 3 lantai
800 m2 820 m2 593 m2 291 m2 1500 m? 1200 m2 320 m2 256 m2
526 m2
2500 m2
r pamer dengan 100 stand 8 9m1- 2500m;
50 n2/unit
30 mil unit
25 m2/ unit
0 6m2/orang
2 wc 130 prca / wanita
1 ur/30 pna
1ws/30pria
r pimpinan 15- 25m2
r. pnbadi 9 - 18 m2
r. pnbadi 9 -18 m2
4.2 - 6m2/orang
2.25 m3/oranfl
50 m2/ unit
200sqf(18m2) r. pimpran 15 - 25m2
r. pnbadi 9-18 m2
r. pnbadi 9 -18 m2
4 2-6m2/orang
2.25 mooring
2wc / 30 pna / wanita
1 ur/30 pna
1 ws / 30 pna/wanrta
8m2
20 m2
40 m2
1 mobl • artutasl - 25m2
1 mobl/100m2
1 mobt/60m2
1moM/10m2
1moM/30m2
30% panur mobil
CCEF
SR AS/SB AS/SB AS /SB AS NAD SR PL SR
NAD TSS TSS NMH AS BPDS SR
TSS NAD TSS TSS NMH BPDS AS SR
AS
AS AS AS AS AS AS AS AS AS
PERDA
PERDA
PERDA
PERDA
PERDA
0.6 X 15 • 9
10
4WC*2UR*4WS
= 4x1.8 + 2x1 -1-4x0.6 • Hi* 30%
- 1 5 0 8
15
9
2X9 = 18
6 x 1 0 - 5 0
12
1S
6x50-300
tool* «»k 30% = 593
18
20
12
3x12-36
15x5 -75
22.5
9
2wc+ Iws
- 6
20
4
total + sir* 30% =291
100
40
20
15
4 x 8 - 3 2
100
6x20 -120
75
3X40 - 120
local-261 mobil
2504 +srk 30% /100 >
3255/100 = 32 mot*
32x25-800 m2
3020«H»30%/60»
3926/60-65 mobi
65x25-1625 m2
256 **rk 30%/ 10 -
332.8/10-33 mob"
33x25 = 625 m2
3026*wk30%/30-100mobll
3933/30- 131 MOM
131 x 25 = 3275 m2
6525 X 30% • 1957 m2
TOTAL Parkir mobil luar 125 mobil m 3125 m2
TOTAL Luas Bangunan
2500
256 1500 1200 800 320 593
291
622
6525
1957 21636.28
-3125 18711.28
24
5. KONSEP PERANCANGAN
Konsep dasar perancangan gedung Pusat Informasi dan Penjualan
Komputer di Surabaya tidak terlepas dari tujuan yang akan dicapai yakni
menciptakan wadah yang khusus disediakan bagi pengusaha yang bergerak
dalam bidang komputer maupun konsumen sehingga memperoleh informasi
dan kebutuhan akan prangkat komputer. Untuk memenuhi tuntutan tersebut
konsep perancangan mencakup dasar filosofi dan simbolisasi bentuk, konsep
masa, konsep urban, konsep ruang luar, konsep ruang dalam, dan konsep
aktivitas.
5.1 Dasar Filosofi dan Simbolisasi Bentuk
Pada dasarnya setiap manusia akan selalu berhadapan dengan
teknologi. Dalam proyek Pusat Informasi dan Penjualan Komputer ini
terdapat misi yang ingin disampaikan yakni pentingnya pemanfaatan dan
pengenalan teknologi modern dalam masyarat. Dalam hal ini penyususun
mengilustrasikan suatu perkembangan atau evolusi teknologi dimana
pada awal peradabannya hingga saat ini manusia selalu meng-upgrade
teknologi sesuai kebutuhan dan ini mengakibatkan perubahan pola
hidupnya dari jaman ke jaman.
Berkaitan dengan konteks site dimana di masa lalu merupakan
kawasan industri yang sifatnya tertutup dan kurang menampakan
pemanfaatan teknologi didalamnya, saat ini pandangan tersebut dicoba
untuk dibuka melalui bentuk-bentuk arsitektur yang bercirikan Hi-Tech
25
sebagai suatu strategi dalam menyampaikan pesan teknologi yang dapat
diterima masyarakat secara luas.
OASAR FILOSQFI SIMBDLISASIBENTUK
TEKNOLOGI
1 INDUSTRI
COMPUTER
, Pada hwd peradaban manusia turda^at perkembangan darl jaman batu ke jaman logjam yang dWmbdftttn ivelald tampllai kolom dalam tMngunv)
Mempeitafiaii-cari dan mangajigkat image ' Kawasan mdustri lama sebagai strategi '
dmbolisasi trvamasl teknologi.
Perksrnbangan teknologi komnuter yang copal , 1 dsimbolkanfnfiialjibentukyangtBrdistora
Dasar pemitngan komputa yang rnenggunak^t * bilangan da3ar Diner (2 bit) dismbofcan dalam
prosposi dasar layout baigunan
Cara orang mainndarig dan mananiaatkari * kamputer yang momiltki mult lungsl dan
komputer dup£t di multi interpretasikan dan dsirnbo'kartrriBldljitanipilarifacadQ
rangka bajs
J " h(*nr
Ekspose Service Si Mechanical Depose St uttur Pengg jianan Material ftingan tiasil indJ'Jri
,^7 T K T h l z
rror T [
If] Fits* papin Mm twit* gwnHns ¥ing OIUrnfHHii udak rremiiKi rrehru krtuwfi Strtlinggi [iiisng -masing orjng dipi! D«(il arpreuu war J itemed!
Gambar 2.3
Konsep Filosofi dan Simboliasi Bentuk
Cepatnya perkembangan teknologi terutama komputer
disimbolkan melalui bentuk-bentuk yang terdistorsi seperti bentuk jajaran
genjang yang ditampilkan melalui massa bangunan. Proporsi bangunan
mengacu pada konsep biner (2 bit) yang merupakan bilangan dasar yang
dipakai dalam proses komputasi dalam komputer. Proporsi ini mengacu
pada dua bujursangkar yang dihimpitkan sehingga mendapat
perbandingan 1:2 dalam layout
5.2 Konsep Massa
Konsep massa berupa sebuah bangunan tunggal untuk
menampung aktivitas utama dan sebuah bangunan tambahan yang
berfungsi untuk ruang-ruang service dan mekanikal. Dipilih konsep
massa tunggal karena dapat memberikan kesatuan / unity antar fungsi-
fungsi di dalamnya yang saling berhubungan.
26
Bentuk masa secara keseluruhan berbentuk trapesium
mengikuti pola site yang juga berbentuk trapesium sehingga diperoleh
efektifitas lahan dan orientasi yang jelas dipandang dari strutktur ruang
urban di sekitarnya.
5.3 Konsep Urban
Penerapan konsep urban ditujukan untuk membentuk
keberadaan urban hall pada perempatan Jalan Kencana dan Upa Jiwa.
Hal ini dirasa cukup signifikan melihat pola sirkulasi kendaraan pada
koridor di sepanjang Jalan Ngagel Jaya Selatan Menuju Jalan Ngagel
berakhir pada perempatan ini.
Gambar 2.4
Konsep urban
Vocal point diletakan di daerah tersebut karena urban hall
tersebut akan membentuk sebuah ruang publik yang sangat potensial
secara visual dan dapat juga dimanfaatkan sebagai main entrance
bangunan ini.
27
Ketinggian bangunan maksimal secara spesifik telah diatur
dalam RDTRK Ngagel Pucang yakni maksimal 20 M.
5.4 Konsep Ruang Luar
Gambar 2.4
Konsep Ruang Luar (Analisa Sudut Pandang)
Sebagai bangunan umum maka hal yang perlu diperhatikan
adalah faktor daya tangkap visual untuk skala manusia dan kendaraan.
Untuk mendapatkan daya tangkap visual yang optimal maka dibutuhkan
keberadaan ruang terbuka yang cukup sehingga pengamat memperoleh
gambaran yang utuh dari obyek bangunan. Berdasar analisa sudut
pandang skala pengamatan manusia maka di butuhkan jarak sekitar 20 -
25 meter dari tepi jalan. Untuk optimalisasi pandangan dan memberikan
kelapangan ruang luar, pada sisi bangunan yang menghadap Jl. Ratna
bentuk massa miringkan.
28
5.5 Konsep Ruang Dalam
Ruang dalam sedapat mungkin dibuat saling berhubungan secara
visual dengan memanfaatkan konsep atrium dan void. Hall informasi
mengikat hubungan dengan unit-unit penjualan, ruang pamer dan pusat
informasi. Hubungan antara unit penjualan / perkantoran dan ruang
pamer diperkuat melalui pembentukan void yang dimiringkan sehingga
kontak visual tidak hanya terjadi antara ruang yang berhadapan namun
juga terhadap ruang yang terletak tepat di bawahnya ( antara unit dealer ,
retailer, dan perkantoran)
INFORMATION HALL
Gambar 2.6
Konsep Ruang Dalam
Pencahayaan alami diperoleh melalui skylight. Khusus pada
skylight di atas hall informasi diberikan sebuah buffer space yang dapat
mengurangi radiasi solar dari cahaya matahari. Karena hall informasi ini
dipersiapkan untuk menampung aktivitas banyak orang.
20
5.6 Konsep Aktivitas
Konsep aktivitas secara langsung mempengaruhi peletakan
zoning dalam bangunan. Secara garis besar aktivitas yang terdapat dalam
proyek ini berupa penjualan dan pemyebaran informasi produk komputer.
Bagian penjualan berhubungan erat dengan kegiatan informasi berupa
pameran, dan bagian penjualan berkaitan erat dengan penerimaan barang.
Berdasarkan pemikiran diatas kemudian dianalogkan berupa konsep
aktivitas sebagai berikut.
INPUT PHOCgSS OUTPUT
Gambar 2.7
Konsep Aktivitas
5.7 Konsep Struktur
5.7.1 Sistem pondasi. Pondasi yang digunakan menggunakan pondasi
tiang pancang karena beban yang ditanggung cukup besar
5.7.2 Upper structure. Struktur yang digunakan pada dasarnya adalah
kolom balok. Pada lantai pertama digunakan kolom beton dan balok
utama rangka baja dengan sambungan jepit. Balok anak terdiri dari
rangka truss.
30
Terdapat delatasi struktur yakni antara zone parkir dan zone unit
penjualan. Pemisahan struktur ini didasarkan atas perbedaan beban yakni
untuk zone parkir menanggung beban bergerak sedangkan zone lainnya
relatif stabil sehingga pemisahan dengan delatasi dirasa lebih aman untuk
menghindari kerusakan dikemudian hari.
5.7.3 Sistem struktur atap. Struktur atap penggunakan rangka ruang
yang terbuat dari ruangka proftl double L dengan sambungan plat baja
sehingga diperoleh bantang maximal sejaiuh 45 meter. Penutup atap
menggunakan atap baja galvalum sehingga dapat meredam panas dan
bunyi.
6. UTILITAS
Pembahasan mengenai utilitas bangunan akan meninjau sistem yang
dipakai secara garis besar. Sistem yang akan dibahas antara lain sistem
distribusi air bersih, pembuangan air kotor/kotoran, drainase, sistem
penghawaan, pengendalian kebakaran, distribusi listrik, sistem signal., sistem
penangkal petir sistem sambungan telepon dan sistem telekomunikasi data.
6.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi air bersih menggunakan sistem up feed dengan
pertimbangan jumlah lantai yang dilayani hanya empat lantai dan
pemakaian relatif sedikit. Apabila memakai sistem down feed maka
diperukan tandon atas beserta pompa booster yang efektif melayani tiga
lantai dibawahnya.
31
Dengan memakai sestem up feed maka pemakaian peralatan
dapat dikurangi sehingga memudahkan perawatan
Perhitungan kebutuhan air bersih / hari:
Pengelola : 82 x 100 lt/orang/8jam = 8200 It
Unit penjualan : 5 It An2 x 3020 m2 = 15100 It
Kantor sewa 32 unit x asusmsi 3 orang
= 96 orang x 1 OOlt/orang / 8 jam = 9600 It
Cafetaria : 15 It / hari x 200 orang = 3000 It
Jumlah : 35900 It / hari =35.9 m3/hari
Kapasitas tandon bawah untuk air bersih = kebutuhan /hari
= 35.9 m3
Kapasitas tandon bawah untuk kebakaran = 30m3
Total kapasitas tandon bawah = 65.9 m3
Perkiraan dimensi tandon bawah (p x 1 x t) = 6.5 x 4 x 2.5m
LANTAI 4 LANTAI 3 LANTAI 2 LANTAI 1
32
TOILET FAS. PEKODKAN
TOtLET W.FANTHY PENGELOLA
Gambar 2.8
Sistem Distribusi Air Bersih
6.2 Sistem Pembuangan
6.2.1 Air kotor dan kotoran. Bahan buangan berupa air kotor dan
kotoran berasal dari peturasan toilet, wastafel, pantry dan dapur. Dengan
mempertimbang-kan besar buangan air kotor yang mendekati jumlah
pemakaian air bersih perhari yakni sekitar 36 m3, penggunaan sistem
konvensional berupa septik tank dan sumur resapan dirasakan tidak
memungkinkan mengingat ketinggian muka air tanah yang relatif tinggi
(kurang dari 4 meter) dan keterbatasan lahan terbuka. Maka dipilih
sistem pengolahan limbah Sewage Treatment Plant (STP) dengan
kapasitas 50 m / hari. Hasil air olahan dari STP cukup aman sehingga
dapat langsung di alirkan ke saluran kota melalui pipa pembuangan air
kotor tertutup.
33
TOILET • O — |
^
LANTAI 4
.HE
LANTAI 3
o—© WJMNKOTA
I M
LANTAI 2 LANTAI 1
Gambar 2.9
Si stem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
6.2.2 Drainase air hujan. Gedung utama memiliki dua buah bagian
atap. Bagian pertama yang melindungi fasilitas pamer, penjualan dan
parkir adalah atap galvalum dengan kemiringan 4° dan memiliki bidang
penampang yang cukup luas sekitar 2000 m2 tiap sisinya dan dibagi
dalam 4 bagian untuk dialirkan melalui talang vertikal. Luas penampang
talang atap minimal yang diperlukan berdasarkan tabel beban maksimum
yang diizinkan untuk talang atap sama dengan setengah luas penampang
pipa dengan diameter 25 cm (245 cm ) untuk talang atap dengan
kemiringan 2%. Sehingga dipilih talang atap terbuka dari bahan beton.
34
Bagian atap kedua adalah atap pelana yang penutup atapnya
adaiah kombinasi antara atap galvalum dengan skylight. Pada salah satu
sisinya merupakan talang kantong yang bertumpu pada struktur kolom,
juga digunakan talang beton sehingga tahan lama dan memudahkan
perawatan.
— Talang atap datar tortuka
Gambar2.10
Sistem Drainase Air Hujan
6.2.3 Pembuangan sampah. Pembuangan sampah menggunakan sistem
carry out system dengan pertimbangan jumlah buangan untuk fasilitas
dalam proyek ini tidak besar dan jenis buangan tidak berbahaya sehingga
sistem carry out lebih ekonomis.
Jenis Sampah yang dihasilkan terdiri dari sampah basah dan
sampah kering. Samapah basah terutama berasal dari dapur kafetaria.
Sampah kering berasal dari ruang-ruang umum lainnya. Penampungan
untuk kedua jenis sampah ini dibedakan dari penampungan sampah
sementara yang ada di tiap lantai hingga penampungan sampah akhir
pada lantai dasar
35
LANTAI4
™ Tempat sampah keing
9 Tempol tampali bosah
T«np*t oanomp^ioan «wnont*a i
Truk paTgan0<uI s»npoh
Gam bar 2.11
Sistem Pembuangan Sampah
6.3 Sistem Penghawaan / Pengkondisian Udara
Sistem penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan
atau pengkondisian udara. Sistem pengkondisian udara utama
menggunakan sistem AC Central dimana mesin AC terpusat pada satu
kelompok mesin AC. Sistem pendinginan adalah menggunakan cooled
water chilled water system. Dengan menggunakan sistem ini air dingin
didistribusikan melalui jaringan perpipaan menuju unit evaporator yang
dapat berupa AHU dan fan coil unit.
AHU men-suply udara dingin untuk ruang-ruang koridor dan
ruang pamer karena pada ruangan tersebut tidak memerlukan kontrol
udara yang bervariasi dan beban pendinginan relatif tetap dan dapat
dimatikan apabila tidak digunakan. Untuk unit penjualan dan ruang-
ruang perkantoran menggunakan fan coil unit sehingga masing-masing
penyewa dapat mengatur suhu sesuai keinginannya.
LANTAI 3 L A N T A I 2 L A N T A I 1
SAMPAH TEMPAT SAMPAH
PENAMPUNGAN SEMENTARA
PEMBUANGAN AKHIR
36
Hr m-- • • ' ' ' • • • - • •
Meein AC Spin Metin AC Split
LANTAI 4
Me&in AC Splil
LANTAI 3 LANTAI 2 LANTAI 1 | Supply Udara MtaWm CucUng Udaio
[ | Supply Uda™ fcWdui f « i Call
. Supply Udwa Dari Moan Split
o i • • • CCOUNG TOWEH OI
@
SSSa
oiO^ ©=r
•OOKSTUW
<T~4~4~
~4~T~4
- I I 1 (—| r—rt icomon
4 4 5 4 r©=n=
6 4 ^ 4 0 i i — I I — I I — i i
4~£~4 - © - 1 1 I I - II ll
4 4 4 4 H - » II .7=^ - ^ = u _,/Tp KDnrooft « wnNMunoM KAIL
4 4 4 4 oeufffWfr
"II I I—-Tl
Gambar 2.11
Sistem Penghawaan Buatan
Selain menggunakan sistem AC Central juga digunakan sistem
AC split untuk kapasitas dibawah 1000 m2 yakni kantor pengelola,
fasilitas pendidikan dan book store karena fasilitas tersebut memiliki
waktu penggunaan yang lebih lama dibandingkan unit penjualan.
Sehingga penggunaan AC Central dapat dihemat dan efektif hingga pk
17.00.
37
6.4 Sistem Pengendalian Kebakaran
Pencegahan kebakaran aktif dengan menggunakan fire alarm
berupa detektor dan panic button sebagai alat deteksi avval. Usaha
pemadaman dengan menggunakan sprinkler dan pengadaan fire house.
Penggunaan sprinkler diletakan pada koridor sirkulasi disekitar unit
penjualan sedangkan didalam unit penjualan dilengkapi dengan detektor
asap dan unit PAR dengan gas CO. Hal ini mempertimbangkan
penggunaan sprinkler air dapat mengakibatkan kerusakan barang-barang
elektronik yang terdapat dalam unit penjualan sedangkan apabila
mengggunakan pemadam otomatis dengan sistem gas akan memerlukan
biaya tinggi untuk instalasi semua ruangan yang mencapai 3500 m~.
Untuk mengantisipasi adanya bahaya hubungan pendek listrik
maka digunakan dakting pengaman untuk instalasi listrik yang terletak di
plafon dan dinding unit penjualan.
Pemadaman dengan sprinkler juga khususkan untuk
pengamanan struktur bangunan yang menggunakan kolom rangka baja
ter-ekspose sehingga memberikan keamanan terutama di bagian dalam
kolom dan balok utama.
I 1 fce* tmtaiftsi OeteMor Asap {PemadMTtan PAR)
fi~ Hyt*,jn Datarn Bangunan
•J- Hyttan Halanan
38
FIRE DETECTOR
PANIC BUTTON
CONTROL BOX
FIRE ALARM
SPRINKLER
PEMUTUSAN LISTRIK
Gambar2.12
Sistem Pengendalian Kebakaran
6.5 Sistem Distribusi Listrik
Sumber listrik diperoleh melalui PLN dan cadangan melalui
generator set (genset). Distribusi kedalam bangunan melalui main
distribution panel yang terletak di ruang ATS kemudian didistribusikan
ke tiap lantai melalui shaft di ruang panel listrik. Distribusi ke unit
penjualan dilewatkan melalui ducting listrik tersendiri melalui plafon
jalur sirkulasi utama kemudian dibuat jaringan yang menjangkau semua
dinding di unit penjualan / perkantoran.
LANTAI 4 LANTAI 3 LANTAI 2 LANTAI 1
39
PLN
ATS : Automatic Transfer Switch MOP : Main Distribution Panel CP: Capasitor Bank DP: Distribution Panel
Gambar2.13
Sistem Distribusi Listrik
Sistem distribusi ini dirasa lebih tepat daripada menggunakan
sistem distribusi lantai moduler karena keberadaan sirkulasi umum sulit
digabungkan dan mempersulit pengontrolan dan perawatan. Sehingga
jalur sirkulasi utama lebih baik difungsikan untuk distribusi dan
perawatan.
6.6 Sistem Signal
TAPE/CD fe-
HADIO Cb-
MCROPHONE < ^ -
MXEFV SELECTOR
SURV1LANCE CAVERA.
BURGLAR DETECTOR W C —
FIRE/SM3KE DETECTOR $
AUDIO /VIDEO GAIN SIGNAL
I— AVR2 I—I
SECURITY CHANNEL K3LKFD
CONTROL BOX
Gambar2.14
Sistem Signal
Dalam gedung pusat informasi dan penjualan komputer sistem
signal yang digunakan mencakup sistem audio-visual, security dan fire
40
alarm. Secara garis besar sistem signal yang dipakai dapat dilihat pada
gambar diatras.
6.7 Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petir digunakan pada proyek ini karena index
proyek ini melebih 11 point, yaitu:
Point A. Macam struktur bangunan : index = 2
Point B. Konstruksi Bangunan : index = 0
Point C. Tinggi bangunan index = 4
Point D. Situasi Banguann index = 0
Point E. Pengaruh Kilat / hari guruh pertahun 100 index = 6
Total index =12 point
Perkiraan bahaya "sedang"
Sistem yang dipilih sistem sangkar faraday dengan
pertimbangan :
• rasio ketinggian atap yang dilindungi relatif kecil,
• area atap yang dilindungi sangat luas
I TERMINAL UDAPA/ TONGKAT PENANGKAP PETIR
TERMINAL TANAH/
GROUNDING
Gambar 2.16
Peletakan Elemen Penangkal Petir Faraday
41
6.8 Sistem Sambungan Telepon
Sistem sambungan telepon dikoordinasi melalui sistem PABX (
Private Automatic Branch Exchange). Pemanfaatan sistem ini atas
pertimbangan fleksibilitas hubungan yang dapat melalui operator maupun
hubungan langsung.tanpa operator. Sifat jaringan lebih terorganisir dan
sistem ini juga dapat digabungkan dengan peralatan faximili pada unit-
unit penjualan sehingga tidak memerlukan line tambahan.
SA-JWJTE-EPON
3STHIBUSI <EUNIT ^MJUALAN
^NGELOIA
Gambar 2.17
Sistem Sambungan Telepon
6.9 Sistem Telekomunikasi Data
Sistem telekomunikasi data digital antar terminal menggunakan
sistem ISDN {Integrated System Digital Networking). Dengan
menggunakan sistem ISDN sekaligus membentuk jaringan kerja
tersendiri sehingga dapat berhubungan dengan jaringan kerja dari luar
atau akses internet yang dilayani oleh sebuah komputer server dengan
peralatan modem.
Diperlukan sambungan khusus dari Telkom dengan bandwidth
tertentu untuk menampung sekitar 120 terminal komputer. (100 untuk
-42
unit penjualan 20 untuk pusat informasi dan hall informasi) Terdapat dua
macam distribusi yakni menggunakan kabel serat optic dan kabel
tambaga. Kabel serat optic didistribusikan menuju hall informasi sisanya
menggunakan jaringan kabel tambaga RG 45. Berpusat dari server yang
terletak di ruang komputer lantai 2 kemudian dicabang menuju 4 router
yang kemudian didistribusi menuju tiap lantai. Tiap lantai membutuhkan
3 hub bercabang 12 untuk melayani 36 terminal. Distribusi dapat
dilewatkan melalui dakting listrik.
INFORMATION HALL TERMINALL
INTEHNETACESS
OTHER NETWORKS
SERVER COMPUTER
TELECOMJNICATION EQ JPVENT ROOM
|
-UTILITY FKNEL
UTILITY PANEL
TELECOMJNICAT E NTRANCE F Aai
TON ITY
TELLCOM'-N'CAHON GtDStT
TELL
TLLL
USMLNICATION CLOSET
COMUNC WON
|
OFFICE TERMINAL
DEALER/RETAILER
EXHIBITION TERMINAL
COOPER CABLE
FIBRE OPTIC CABLE
TLLLCOMLNICATION CLOSET
Gambar2.18
Sistem Pengkabelan Komuniasi Data