IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3...

21
IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DENGAN STATUS BERAT BADAN LAHIR BAYI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: MUHAMMAD HANIF FARUQ J 210 171 171 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3...

Page 1: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL

DENGAN STATUS BERAT BADAN LAHIR BAYI DI RUMAH

SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

MUHAMMAD HANIF FARUQJ 210 171 171

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

i

Page 3: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

ii

Page 4: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

iii

Page 5: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

1

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DENGAN

STATUS BERAT BADAN LAHIR BAYI DI RUMAH SAKIT PKU

MUHAMMADYAH DELANGGU

Abstrak

Tercatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebanyak 830 wanita meninggal setiap

harinya akibat komplikasi yang berkaitan dengan persalinan maupun kehamilan.

Komplikasi tersebut yaitu umur, preeklamsia dan penyakit penyerta pada ibu

hamil yang dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami resiko Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkontribusi hingga 60% hingga 80% dari

semua kematian neonatal. Penelitian ini yaitu Untuk mengidentifikasi penyakit

penyerta pada ibu hamil dengan status berat badan lahir bayi rendah. Jenis

penelitian ini yaitu deskriptif, yaitu untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik

satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, sedangkan tekhnik

pengambilan data dengan cara total sampling. Penelitian yaitu ibu dengan umur

25-30 tahun sebesar 73,9%, ibu dengan preeklampsia sebesar 81,5%, berat badan

lahir bayi 2500-4000 gram sebesar 88,5%, ibu dengan SC sebesar 51,6% dan ibu

dengan multigravida sebesar 70,1%. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut

pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang preeklampsia dan diharapkan untuk

melakukan penelitian lebih mendalam terkait hubungan kontrasepsi dengan

terjadinya preeclampsia.

Kata Kunci : Ibu dengan penyakit penyerta kehamilan, Berat badan bayi lahir

Abstract

Recorded by the World Health Organization as many as 830 women die every day

due to complications related to labor and pregnancy. These complications are age,

preeclampsia and comorbidities in pregnant women which can cause babies born

to have a risk of low birth weight babies. LBW contributes up to 60% to 80% of

all neonatal deaths. This study is to identify comorbidities in pregnant women

with low birth weight status. This type of research is descriptive, which is to know

the value of the independent variable, either one variable or more without making

comparisons, while the data collection technique is by means of total sampling.

The study was mothers aged 25-30 years 73.9%, mothers with preeclampsia

81.5%, birth weight babies 2500-4000 grams 88.5%, mothers with SC 51.6% and

mothers with multigravida at 70.1%. Further research should be conducted on the

level of knowledge of pregnant women about preeclampsia and is expected to

conduct more in-depth research related to the relationship of contraception to the

occurrence of preeclampsia.

Keywords: Mothers with pregnancy-related diseases, Baby's weight is born

Page 6: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

2

1. PENDAHULUAN

Konsepsi menandai terjadinya proses kehamilan. Bersatunya sel telur (ovum)

dan sperma disebut dengan konsepsi. Terhitung dari hari pertama menstruasi

terakhir selama 280 hari(40 minggu) adalah proses kehamilan (gestasi)

berlangsung. Selama 38 minggu adalah usia kehamilan, karena perhitungan

dimulai dari tanggal konsepsi yang terjadi dua minggu setelahnya (Kamariyah

dan Anggasari, 2014). Pada tahun 2017 di Indonesia terdapat 5.354.594 jiwa

ibu hamil. Pulau jawa termasuk dari beberapa pulau di Indonesia yang padat

penduduk, jika dilihat dari jumlah ibu hamil, maka di jawa tengah sendiri

adalah 596.722 jiwa. Termasuk daerah terbanyak kedua yang mempunyai ibu

hamil setelah daerah jawa barat yaitu sebanyak 975.780 jiwa ibu hamil

(Kemenkes RI, 2017).

Kesuksesan usaha kesehatan ibu dapat dilihat dari beberapa faktor, salah

satunya adalah adanya indicator AKI atau Angka Kematian Ibu. Banyaknya

kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan, nifas serta persalinan tetapi

tidak disebabkan hal lain seperti terjatuh dan kecelakaan setiap 100.000

kelahiran hidup disebut dengan angka kematian ibu (AKI) (Kemenkes RI,

2017). Telah dicatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebanyak 830

perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang berkaitan

dengan persalinan maupun kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia juga

mencatat di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 126 per 100.000

kelahiran hidup (WHO, 2018).

Komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan yaitu umur, preeklamsia,

kehamilan ganda, ketuban pecah dini, plasenta previa dan penyakit penyerta

yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami

resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Triana, 2014). Berdasarkan

penelitian berat badan ibu hamil yang bertambah tidak berhubungan dengan

berat badan bayi saat lahir (Candrasari dkk, 2012). Wanita hamil berusia 45

tahun dan lebih tua mengalami komplikasi medis dan kebidanan yang jauh

lebih besar dan lebih mungkin meninggal pada saat melahirkan dibandingkan

Page 7: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

3

wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan

kejadian ini jarang terjadi (Grotegut et all, 2014).

Angka kematian ibu sebanyak 8,5% yang disebabkan oleh komplikasi

penyakit penyerta pada ibu hamil yaitu penyakit jantung dan didapatkan 24

bayi perinatal prematur dari ibu dengan penyakit penyerta jantung (Wibowo

dan Wiyati, 2013). Selain ibu yang memiliki penyakit penyerta pada saat

kehamilan, ibu yang mempunyai riwayat preeklampsi berat beresiko 86,7 kali

lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mempunyai riwayat preeklampsi

berat dalam melahirkan bayi dengan BBLR (Nurliawati, 2014).

Berat badan lahir rendah (BBLR) diartikan oleh organisasi kesehatan

dunia berupa, berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir

rendah merupakan masalah signifikan yang sering terjadi di masyarakat dan

berhubungan dengan banyak konsekuensi baik jangka panjang maupun

jangka pendek. Dari seluruh kelahiran di dunia diperkirakan 15% - 20% dari

20 juta kelahiran per tahun mengalami bayi dengan berat badan lahir rendah

(WHO, 2014). Kelahiran prematur (lahir sebelum 37 minggu kehamilan) dan

menjadi kecil untuk usia kehamilan, merupakan alasan untuk berat badan

lahir rendah (BBLR), hal ini juga merupakan penyebab tidak langsung yang

penting dari kematian neonatal. BBLR berkontribusi 60% hingga 80% dari

seluruh kematian neonatal. Jumlah keseluruhan kasus BBLR di dunia adalah

15,5%, yang berarti sekitar 20 juta bayi BBLR lahir setiap tahun, 96,5% dari

mereka di negara berkembang (WHO, 2017).

Persentase bayi berat badan lahir rendah di Jawa Tengah mengalami

peningkatan pada tahun 2012 hingga 2015. Pada tahun 2015 persentase bayi

berat badan lahir rendah sebanyak 5,1%. Pada tahun 2016 Persentase bayi

berat lahir rendah (BBLR) di Jawa Tengah mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya yaitu hanya sebanyak 4,4 %. Menurut catatan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengan di kabupaten sukoharjo terdapat 4.24 persen BBLR

(Dinkes Jawa Tengah, 2016).

Dari latar belakang diatas, masih banyaknya angka kematian bayi di dunia

maupun di Indonesia serta masih banyak pula bayi, terutama di Indonesia

Page 8: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

4

yang mengalami BBLR maka peneliti tertarik untuk meneliti Identifikasi

penyakit penyerta pada ibu hamil dengan status berat badan bayi lahir di

Rumah Sakit PKU Delanggu.

2. METODE

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan

penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian yang dilakukan guna

mengetahui nilai variable mandiri, bisa satu variable atau lebih (independent)

tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variable yang lain

disebut dengan penelitian deskriptif (Siregar, 2013). Penelitain deskriptif

bertujuan untuk menggambarkan tentang realitas pada obyek yang diteliti

secara obyektif.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan data rekam medis

ibu hamil dengan penyakit penyerta dari bulan Agustus 2017 sampai Juli

2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling

yaitu dengan cara pengambilan jumlah sampel sama dengan jumlah populasi

(Sugiyono, 2015).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Umur

Tabel 1.

Distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur pada penelitian di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu

Umur Jumlah Persentase (%)

<20 5 3,2

20-35 106 67,5

>35 46 29,3

Total 157 100

Page 9: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

5

3.1.2 Penyakit Penyerta

Tabel 2.

Distribusi karakteristik berdasarkan penyakit penyerta pada penelitian

di Rumah Sakit Muhammadiyah Delanggu Klaten

Penyakit Penyerta Jumlah Persentase (%)

Diabetes Mellitus 1 0,6

Anemia 21 13,4

Preeklampsia 128 81,5

Hepatitis 7 4,5

Total 157 100,0

3.1.3 Berat Badan Lahir Bayi

Tabel 3.

Distribusi karakteristik sampel berdasarkan berat badan lahir bayi

pada penelitian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu

Klaten

Berat Badan Jumlah Persentase (%)

<2500 17 10,8

2500-3900 139 88,5

>3900 1 0,6

Total 157 100,0

3.1.4 Jenis Persalinan

Tabel 4.

Distribusi karakteristik sampel berdasarkan jenis persalinan pada

penelitian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten

Jenis Persalinan Jumlah Persentase (%)

Seksio sesarea 81 51,6

Spontan 76 48,4

Total 157 100,0

Page 10: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

6

3.1.5 Gravida

Tabel 5.

Distribusi katarestik sampel berdasarkan gravida pada penelitian di Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten

Gravida Jumlah Persentase (%)

Primigravida 47 29,9

Multigravida 109 70,1

Grandemultigravida 1 0,6

Total 157 100,0

3.1.6 Tabel Central Tedency

Tabel 6.

Nilai mean, medium dan mode berdasarkan umur, penyakit penyerta,

berat badan lahir bayi, jenis persalinan dan gravida di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Delanggu Periode Agustus 2017 sampai Juli

2018

Umur Penyakit

Penyerta

Berat Badan

Lahir Bayi

Jenis

Persalinan

Gravida

N Valid 157 157 157 157 157

Missing 0 0 0 0 0

Mode 1 1 2 2 2

Hasil central tendency berdasarkan umur, penyakit penyerta, berat badan

lahir rendah, jenis persalinan dan gravida didapatkan hasil mode. Diketahui

bahwa umur memiliki hasil dengan angka 1 yang merupakan kelompok usia

25-30 tahun, penyakit penyerta dengan hasil 1 yang merupakan penyakit

preeklampsia, berat badan lahir bayi dengan hasil 2 yaitu 2500-3900 gram,

jenis persalinan dengan hasil 2 yaitu merupakan persalinan seksio sesarea dan

gravida dengan hasil 2 yaitu merupakan multigravida.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Umur

Page 11: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

7

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui umur sampel ibu hamil 20-35 tahun sebesar

73,9 %, ibu dengan usia >35 tahun sebesar 24,2 % dan ibu dengan usia <20

tahun sebesar 1,9%. Usia 20-35 tahun merupakan usia reproduktif dari

seorang wanita. Usia 20-35 merupakan usia yang paling aman untuk

melahirkan dan hamil karena pada usia reproduktif (20-35 tahun) resiko

terjadinya komplikasi saat terjadinya kehamilan lebih rendah. Usia dibawah

20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia yang mempunyai resiko tinggi

terjadinya komplikasi selama terjadinya kehamilan (Novianti, 2016).

Salah satu factor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsi adalah

usia. Karena sistem reproduksi matang dan siap untuk menerima terjadinya

kehamilan berada pada usia 20 – 35 tahun. Kehamilan dibawah 20 tahun

dapat terjadi preeklampsi karena keracunan kehamilan hal ini disebebakan

karena system reproduksi belum siap digunakan. Sedangkan kehamilan

dengan usia diatas 35 tahun terjadi perubahan jaringan – jaringan kandungan

serta ketidaklenturan jalan lahir hal ini menyebabkan ibu rentan terhadap

hipertensi dan preeklampsi. (Situmorang dkk, 2016).

Tidak semua ibu yang berusia 20-35 tahun tidak mengalami perrmasalahan

pada saat kehamilan. Pada ibu dengan usia muda lebih sering terkena

preeklampsi hal ini disebabkan karena adanyamekanisme imunologi

disamping endokrin dan genetik. Pada kehamilan pertama terjadinya

pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang belum

sempurna, blocking antibodie dapat terjadi secara sempurna pada kehamilan

berikutnya (Azza, 2017).

Page 12: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

8

3.2.2 Penyakit Penyerta

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui ibu hamil dengan penyakit penyerta

preeklampsia 81,5%, anemia 13,4%, hepatitis 4,5%, dan DM 0,6%.

Preeklampsia merupakan kondisi berkurangnya perfusi organ karena

vasospasme dan aktivasi endotel yang terjadi setelah minggu ke 20 terjadinya

kehamilan dengan ditandai adanya peningkatan tekanan darah proteinuria dan

edema. (Apriana dan Puri, 2016). Preeklampsia juga menjadi salah satu

penyakit pada saat terjadi kehamilan yang dapat menyebabkan kecacatan,

sakit berat dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu, janin serta

neonates (Novianti, 2016).

Pada preeklampsia terjadi vasokonstriksi pembuluh darah pada uterus

sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi perifer, hal ini

menyebabkan tekanan darah meningkat. Vasokonstriksi pembuluh darah

dalam uterus dapat mengakibatkan penurunan aliran darah sehingga suplai

oksigen dan nutrisi ke janin berkurang. Ketika hal ini terjadi, dapat

menyebabkan intrauterine growth retardation (IUGR) dan melahirkan bayi

BBLR (Mallisa dan Towidjojo, 2014).

Kelahiran prematur yang terjadi pada usia kehamilan yang kurang

biasanya disebabkan oleh anemia, maka dari itu zat besi sangat penting bagi

ibu hamil bahkan sebelum memulai kehamilan. Departemen Kesehatan RI

membuat sebuah program dimana program tersebut adalah memberi Tablet

Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil selama kehamilan sebanyak 90 tablet

yang mengandung zat besi dan asam folat. Tujuan dilakukanya program

tersebut adalah untuk mengurangi terjadinya anemia pada ibu hamil, resiko

terjadinya BBLR serta mengurangi kematian ibu dan bayi. Kebutuhan asupan

makanan yang diperlukan ibu hamil tidak hanya zat besi melainkan zat gizi

mikro lainnya maka dari itu ibu hamil perlu menkonsumsi suplemen mikro

nutrient secara rutin (Sholiha dan Sumarmi, 2015).

3.2.3 Berat Badan Lahir Bayi

Page 13: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

9

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui berat badan lahir bayi 2500 - 4000 gram yaitu

88,5%, <2500 gram yaitu 10,8%, dan >4000 yaitu 0,6%. Berat badan saat

lahir kurang dari 2.500 gram adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) (WHO,

2014).

Berat badan lahir bayi tidak mutlak dipengaruhi oleh tekanan darah ibu

hamil tetapi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor

plasenta. Pertama faktor ibu diantaranya penyakit yang menyertai ibu saat

hamil seperti diabetes militus, preeklamsi, prikologis, keadaan social

ekonomi, ibu perokok, ibu mengkonsumsi alkohol dan pecandu obat dan

narkotika. Kedua faktor bayi atau janin yaitu kehamilan ganda dan kelainan

kromosom. Ketiga faktor plasenta seperti plasenta previa (Sari, 2015).

Penyebab terjadinya BBLR salah satunya adalah usia kehamilan kurang

dari 37 minggu hal ini dapat ditandi dengan terjadinya solusio plasenta atau

sebagian bahkan keseluruhan plasenta terlepas sebelum saatnya, selain itu

terjadinya kehamilan ganda, kelainan uterus seperti bentuk dan fungsi Rahim

yang tidak normal karena faktor bawaan, bisa juga terjadi karena ketuban

pecah dini yang disebabkan oleh anemia. Maka dari itu melahirkan pada usia

kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat terjadi BBLR pada bayi (Filla,

Kaunang, dan Umboh, 2016).

3.2.4 Jenis Persalinan

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui jenis persalinan seksio sesarea sebesar 51,6%

dan spontan sebesar 48,4%.

Persalinan SC dapat terjadi karena komplikasi persalinan yang

berhubungan dengan faktor ibu sehinga untuk menyelamatkan ibu dan bayi

harus dilakukan tindakan SC dan ada juga ibu yang tidak ada komplikasi

namun mengalami SC hal ini atas dasar permintaan ibu untuk melakukan

tindakan SC. Pada saat ini banyak wanita yang melakukan hubungan seks

diluar nikah sehingga terjadi kehamilan pertama dibawah usia 20 tahun dan di

usia ibu dibawah 20 tahun dapat mempengaruhi intensitas HIS yang

menyebabkan terjadinya SC.

Page 14: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

10

Banyak wanita yang mengejar karir sehingga kehamilan pertama pada usia

diatas 30 tahun dan di usia 30 tahun keatas memiliki penyulit kehamilan yang

tinggi seperti kematian maternal, sehingga beresiko tinggi untuk ibu dan bayi

perlu dilakukan SC (Marlina, 2016). SC disebabkan karena beberapa faktor,

salah satunya adalah preeklampsia, dalam kehamilan memiliki indikasi ibu

hamil untuk melakukan persalinan SC. Apabila dalam keadaan darurat

seorang ibu hamil dengan preeklampsia wajib dilakukan persalinan dengan

SC (Apriana dan Puri, 2016).

Kelahiran premature, riwayat mengalami trauma fisik apa pun selama

kehamilan, dan komplikasi kehamilan merupakan faktor berat badan bayi

lahir rendah, sedangkan dilakukanya SC untuk mencegah terjadinya BBLR

(Hailu and Kebede, 2018).

3.2.5 Gravida

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui gravida sampel multigravida 70,1%,

primigravida 29,9% dan grandemultigravida 0,6%.

Ibu dengan kehamilan pertama atau tidak pernah melahirkan anak baik

hidup ataupun mati lebih beresiko terkena preeklampsia ringan dibandingkan

ibu pernah melahirkan anak baik hidup maupun mati. Faktor gravida

memiliki pengaruh terhadap persalinan dikarenakan ibu hamil memiliki

resiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan selama masa kehamilanya

terlebih pada ibu yang pertama kali mengalami masa kehamilan (Langelo et

al, 2013). Berdasarkan teori imunologis, pada kehamilan pertama terjadi

pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna. Hal ini

dapat menghambat invasi arteri spiralis ibu oleh trofoblas sampai batas tertent

sehingga mengganggu fungsi plasenta. Akibatnya sekresi vasodilator

prostasiklin oleh sel-sel endotel plasenta berkurang dan sekresi trobosan

bertambah sehingga terjadi vasokontrksi generalisata dan sekresi aldosterone

menurun. Hal ini meningkatkan terjadinya preeklampsia (Suwanti et al 2014).

Seorang ibu baik dengan primigravida maupun mutigravida diharapkan

menggunakan serta mengikuti program KB pada pelayanan kesehatan dengan

Page 15: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

11

petugas kesehatan professional. Dengan mengikuti program KB ibu dapat

mencegah terjadinya preeklamsi, mengontrol jumlah kelahiran dan terhindar

dari terjadinya preeklamsi karena ibu lebih tau serta lebih bisa memilih alat

kontrasepesi dan menggunakan secara aman (Nursal, Tamela, dan Fitriyeni,

2015).

Akan tetapi risiko terjadinya hipertensi bertambah banyak apabila wanita

tersebut juga menggunakan kontrasepsi terutama kontrasepsi hormonal.

Kontrasepsi hormonal berupa pil KB sebagian besar mengandung hormon

estrogen dan pregesteron. Hormon dalam kontrsepsi ini telah diatur

sedemikian rupa sehingga mendekati kadar hormone dalam tubuh akseptor

namun bila digunakan dalam jangka waktu yang lama akan timbul efek

samping lain. Kedua hormon tersebut memiliki kemampuan untuk

mempermudah retensi ion natrium dan sekresi air disertai kenaikan aktivitas

rennin plasma dan pembentukan angiontensin sehingga dapat memicu

terjadinya peningkatan tekanan darah (Fajriansi, 2013).

Ibu hamil percaya bahwa jumlah bayi yang dilahirkan tidak ada

hubunganya dengan terjadinya preeklampsia. Mereka percaya dengan

menjaga kesehatan, tidak cemas terhadap janinya serta mempunyai

kemampuan dalam melahirkan maka mereka akan terhindar dari

preeklampsia (Situmorang dkk, 2016). Paritas adalah salah satu faktor resiko

preeklampsia. Preeklampsi dapat terjadi pada kehamilan pertama karena

adanya pembentukan Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA) yang

mempengaruhi modulasi system imun. Selain itu blocking antibodies

terhadap antigen tidak dapat terjadi secara sempurna pada kehamilan pertama.

Pada kehamilan berikutnya, pembentukan blocking antibodies akan lebih

sempurna akibat respon imunitas pada kehamilan sebelumnya sehingga resiko

terjadinya preeklampsia pada multigravida akan lebih rendah dari

primigravida (Haryani, Maroef & Adilla, 2015).

Kebutuhan pola makan ibu berbeda- beda kebutuhanya pada trimester I, II

dan III. Pada ibu hamil sering terjadi hipertensi hal ini dikarenakan ibu terlalu

banyak konsumsi garam yang berlebih sehingga terjadi timbunan cairan

Page 16: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

12

dalam darah yang menyebabkan jantung bekerja lebih kuat karena sirkulasi

darah gterganggu. Selain itu ibu dengan aterosklerosis biasanya terjadi karena

konsumsi lemak yang berlebih. (Sihotang dkk, 2016). Di kota Manado pola

makan ibu hamil biasanya rendah karbohidrat (159,97 gr/hari), tinggi lemak

(124,74 gr/hari) dan cukup protein ( 79,15 gr/hari) (Narasiang dkk, 2016).

4. PENUTUP

4.2 Simpulan

4.2.1 Ibu hamil dengan penyakit penyerta banyak terjadi pada rentang usia

25-30 tahun.

4.2.2 Preeklampsia merupakan penyakit penyerta terbanyak pada ibu hamil

di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu.

4.2.3 Berat Badan bayi lahir dari ibu dengan penyakit penyerta terbanyak

adalah pada rentan 2500-3900 gram.

4.2.4 Cara melahirkan ibu dengan penyakit penyerta di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Delanggu adalah SC dan spontan.

4.2.5 Status gravida ibu hamil dengan penyakit penyerta terbanyak adalah

multigravida diikuti dengan primigravida.

4.3 Saran

4.3.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian lebih

kepada ibu hamil dengan usia rentang (<20 & >30 tahun), ibu hamil juga

harus rajin untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ibu

dan janin. Pada masa kehamilan, disarankan agar ibu hamil tidak melakukan

pekerjaan fisik yang terlalu berat. Disarankan bagi ibu hamil untuk banyak

melakukan senam ibu hamil guna memperlancar proses persalinan nantinya.

Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan

terkait dengan bahaya preeklampsia.

4.3.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Page 17: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

13

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut pada tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang preeklampsia, diharapkan untuk melakukan penelitian lebih

mendalam terkait hubungan kontrasepsi dengan terjadinya preeklampsia dan

pola makan pada ibu hamil dengan penyakit penyerta preeklampsia.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma

Kuantitatif, Jakarta: Heath Books

Aprina dan Puri Anita. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan

Persalinan Sectio Caesarea di RSUD DR. H Abdul Moeloek Provinsi

Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, Halaman

90-96. E-ISSN 2548-5695 https://ejurnal.poltekkes-

tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/124

Azza Awatiful. (2017). Deteksi Kejadian Pre Eklampsia Berdasarkan Parietas dan

Usia Kehamilan Ibu (Study Retrospeskstif). Jurnal Ilmu Kesehatan

Indonesia, Vol 9, No 1, Desember 2017. ISSN 2087-5053

http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/download/1263/1

021

Bhaskar Ravi Kumar, Deo Krishana Kumar, Neupane Uttam, Bhaskar Subhadra

Chaudhary, Yadav Birendra Kumar, Pokharel Hanoon and Pokharel Paras

Kumar. (2015). A Case Control Study on Risk Factors Associated with

Low Birth Weight Babies in Eastern Nepal. Volume 2015, 7 pages. 23

November 2015 https://www.hindawi.com/journals/ijpedi/2015/807373/

Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. (2013). Obstetri Williams.

Jakarta : EGC

Filla Friasha P, Kaunang Wulan P J, dan Umboh Jootje M L. (2016). Faktor –

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kasih Ibu Kota Manado.

Media Kesehatan, Volume 7, Nomor 5, Februari 2016. ISSN 2356-3346 http://medkesfkm.unsrat.ac.id/index.php/faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan-kejadian-berat-badan-lahir-rendah-bblr-di-rumah-sakit-ibu-dan-

anak-rsia-kasih-ibu-kota-manado/

Page 18: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

14

Gustri Yudia, Sitorus Rico Januar, dan Utama Feranita. (2016). Determinan

Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RSUP DR. Mohammad Hosein

Palembang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, November, 2016, 7(3):209-217.

P-ISSN 2086 6380

http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/426/pdf

Green Carol J and Wilkinson Judith M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan

Maternal dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Hailu Lema Desalegn and Kebede Deresse Legesse. (2018). Determinants of Low

Birth Weight Among Deliveries at a Referral Hospital in Northern

Ethiopia. BioMed Research International, Volume 2018, Article ID

8169615 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5937567/

Haryani Ayu Putri, Maroef Moch, dan Adilla Sri. (2015). Hubungan Usia Ibu

Hamil Beresiko Dengan Kejadian Preeklampsia/Eklampsia di RSU Haji

Surabaya Periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013. Jurnal Ilmu

Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. Volume 11 No 1 Juni 2015. E-ISSN

2614-476X

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/4192

Hermanus, A., (2015). Riset Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:

Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2011). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.

Surabaya : Health Book Publishing

Hutagalung, L. (2017). Anemia And Nutritional Status As Dominant Factor Of

The Event Low Birth Weight In Indonesia: A Systematic Review. LIFE:

International Journal of Health and Life-Sciences ISSN 2454-5872.

Special Issue Vol. 3 Issue 1, pp. 29 - 38 Date of Publication: 16th January,

2017

https://www.grdspublishing.org/index.php/life/article/download/206/193

Kamariyah Nurul, Anggasari Yasi dan Muflihah Siti. (2014). Buku Ajar

KehamilanUntuk Mahasiswa dan Praktisi Keperawatan Serta Kebidanan.

Jakarta Selatan : Salemba Medika

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta

Page 19: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

15

Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E and Cashion Kitty. (2013).

Keperawatan Maternitas. Salemba Medika

Mallisa Bertin dan Towidjojo Vera Diana. (2014). Hubungan Antara

Preeklampsia Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

di RSUD Undata Palu Suatu Penelitian Case-Control. Jurnal Ilmiah

Kedokteran, Vol 1, No 3, September 2014. ISSN 2355-1933.

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/view/79

34

Marlina. (2016). Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel

Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016,

halaman 57-65. E-ISSN 2548-5695 P-ISSN 2086-7751

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/119

Narasiang Bezaliel R, Mayulu Nelly dan Kawengian Shirley. (2016). Gambaran

Pola Konsumsi Makanan Pada Ibu Hamil di Kota Manado. Jurnal e-

Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016. ISSN 2337-330X

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/14625

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta

Novianti Hinda. (2016). Pengaruh Usia dan Paritas Terhadap Kejadian Pre

Eklampsia di RSUD Sidoarjo. Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol 9, No 1,

Februari 2016, hal 25-31.ISSN 24773948.

http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/80

Novita Regina. (2011). Keperawatan Maternitas. Bogor : Ghalia Indonesia

Nursal Dien Gusta, Tamela Pratiwi, dan Fitrayeni. (2015). Faktor Risiko Kejadian

Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun

2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 10, N0. 1, Hal 38-44. ISSN

1978-3833. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161

Putra Sitiatava Rizema. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk

Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta : D-Media

Haryanto Chintya Putri. (2017). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Kudus. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. Volume 5, Nomor 1, Januari 2017. ISSN: 2356-

Page 20: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

16

3346 https://www.neliti.com/id/publications/138032/faktor-faktor-yang-

berhubungan-dengan-kejadian-berat-badan-lahir-rendah-bblr-di

Purwaningsih Wahyu dan Fatmawati Siti. (2010). Asuhan Keperwatan

Maternitas. Yogyakarta : Muha Medika

Rahayu, A dan Rodiani. (2016). Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap

Kelahiran Bayi Makrosomia. Majority I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober

2016

Sari Dyah Permata. (2015). Hubungan Hipertensi Ibu Hamil Dengan Berat Badan

Bayi Baru Lahir di RS DKT Sidoarjo Tahun 2013. Jurnal Ilmiah

Kesehatan, Volume 7, No 1 Februari 2015 . ISSN 2085-0204

http://ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/article/view/23

Sholiha Hidayatush dan Sumarmi Sri. (2015). Analisis Risiko Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Primigravida. Media Gizi Indonesia,

Vol 10, No 1, Januari-Juni 2015, Halaman 57-63. ISSN 1693-7228.

https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3127

Sihotang Pesta Corry, Rahmayanti Elifah Ihda, Tebisi Juwita Meldasari dan

Bantulu Fani Mirnawati. Hubungan Pola Makan dan Kecukupan Istirahat

Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Biromaru. Jurnal Kesehatan Tadulako, Volume 2, Nomor 1,

Januari 2016. ISSN 2407-8441

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/57

47

Situmorang Tigor H, Damantalm Yuhana, Januarista Afrina, dan Sukri. (2016).

Faktor-faktor yang Berhunungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu

Hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol.2

No.1, Januari 2016 : 1-75. P-ISSN 2407-8441 E-ISSN 2502-0749

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/57

44

Sulastri, Maliya, A. Zulaicha, E. (2014). Model Pencegahan Anemia Pada Ibu

Hamil Untuk Menurunkan Perdarahan Post Partum. Jurnal Keperawatan

Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 55-65

Stalker, T. (2008). Millennium Development Goals. Jakarta

Wahyuni Sari. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita Penuntun Belajar

Praktik Klinik. Jakarta : EGC

Page 21: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU …eprints.ums.ac.id/71646/14/NASKAH PUBLIKASI-22.pdf3 wanita di bawah usia 35 tahun, meskipun risiko absolutnya rendah dan kejadian ini jarang

17

WHO. (2017). Maternal, Newborn, child and adolescent health. Restrived from

(http://www.who.int/maternal_child_adolescent/newborns/prematurity/en/

World Health Organization.Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight.

Geneva, Switzerland: WHO. 2014 https://www.who.int/nutrition/global-

target-2025/en/