IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf ·...

21
IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: SITI RAHMAWATI J 210.140. 090 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf ·...

Page 1: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SITI RAHMAWATI

J 210.140. 090

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

i

Page 3: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

ii

Page 4: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

iii

Page 5: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

1

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL

Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah utama di Indonesia. Penye bab kematian ibu karena penyakit penyerta seperti penyakit kanker, jantung, serta TBC mencapai 40,8% (Kemenkes R1, 2013). AKI di Puskesmas Sukoharjo tahun 2015 = 4 kasus, 2016 = 0, pada tahun 2017 adalah 4 kasus. Dengan masalah DM= 1, TBC= 1, Hepatitis= 7, Hipertensi= 23. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik ibu hamil meliputi umur, gravida, dan penyakit penyerta pada ibu hamil, mengetahui distribusi penyakit penyerta ditinjau dari umur, dan gravida di Puskesmas Sukoharjo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 155 ibu hamil yang diambil secara accidental sampling yaitu ibu hamil yang periksa ke Puskesmas Sukoharjo dari tanggal 5 Februari-5 Maret 2018. Teknik pengolahan data menggunakan teknik central tendency. Kesimpulan yang didapat umur sampel ibu hamil 20-35 tahun (73,5%), kurang dari 20 tahun (1,3%), dan umur lebih dari 35 tahun (25,2%). Gravida ibu hamil dengan pernah hamil lebih dari 1 atau ibu multigravida (70,3%) dan ibu primigravida (29,7%). Sampel ibu hamil tanpa adanya penyakit penyerta sebesar (79,4%) sedangkan kehamilan dengan penyakit penyerta (DM 1,9% ), Hipertensi (5,8%), Hepatitis (0,6%), TBC (0,6%), Ginjal (1,3%), ISK (1,3% ), asma (4,2%), gastritis (0,6%), kista (1,3%), diare (0,6%), lambung (1,3%), dan keputihan (0,6%). Penyakit penyerta kehamilan paling banyak pada ibu usia 20-35 tahun, dengan multigravida.

Kata Kunci : Ibu hamil, Penyakit Penyerta, Trimester

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) is still a major problem in Indonesia. The cause of maternal mortality due to coexisting diseases such as cancer, heart, and tuberculosis reached 40.8% (Kemenkes R1, 2013). AKI at Sukoharjo Public Health Center in 2015 = 4 cases, 2016 = 0, in 2017 is 4 cases. With the problem of DM = 1, TB = 1, Hepatitis = 7, Hypertension = 23. Objective: Describe the characteristics of pregnant women include age, gravida, and comorbidities in pregnant women, know the distribution of comorbidities in terms of age, and gravida at Sukoharjo . This research is descriptive research with cross sectional approach. Research sample: 155 pregnant women taken by accidental sampling ie pregnant women who check into Sukoharjo Puskesmas from February 5 to March 5, 2018. Data processing technique: Using the technique of central tendency. Conclusion: Maternal age

Page 6: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

2

sample 20 -35 years (73.5%), less than 20 years (1.3%), and age over 35 years (25.2%). Gravidal pregnant women with ever pregnant more than 1 or multigravida mother (70,3%) and mother primigravida (29,7%). The sample of pregnant women in the absence of comorbidities (79.4%) while pregnancy with comorbidities (DM 1.9%), hypertension (5.8%), hepatitis (0.6%), tuberculosis (0.6%) , Kidney (1.3%), UTI (1.3%), asthma (4.2%), gastritis (0.6%), cyst (1.3%), diarrhea (0.6%), stomach (1.3%), and leucorrhoea (0.6%). The most common pregnancy disease in women aged 20-35 years, with multigravida.

Keywords: Pregnant women, Complicated Diseases, Trimester

1. PENDAHULUAN

Kematian ibu hamil masih menjadi masalah utama di seluruh dunia.

Organisasi kesehatan tingkat dunia, Word Health Organization (WHO)

memperkirakan 800 setiap harinya perempuan meninggal karena masalah

maternal mencapai 80% , dan sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di

negara berkembang (WHO, 2013). Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar

Sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia mencapai 305 per 100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Angka kematian ibu karena hipertensi

27,1%, dan kematian karena penyakit penyerta seperti penyakit kanker,

jantung, dan tuberculosis (TBC) mencapai 40,8% (Kemenkes R1, 2013).

Penyakit penyerta kehamilan seperti tuberculois, ginjal, jantung, asma,

gangguan hipertensi, hepatitis, malaria, dan diabetes selama kehamilan adalah

salah satu kondisi yang menyebabkan tingginya kematian ibu (Koblinsky,

2012). Penyakit penyerta yang sering dialamai ibu hamil adalah Diabetes

Mellitus (DM). Kehamilan yang disertai DM di RSIB Harapan Kita Jakarta

mengakibatkan 44,8% bayi lahir dengan makrosomia (Setiawan, 2014). Di

Bahu, Manado terdapat 47,5% ibu hamil yang berisiko terkena DM

Gestasional (Metris, 2013). Prevalensi ibu hamil dengan DM semakin

meningkat tiap tahunnya. Ibu Hamil yang mengalami diabetes selama

kehamilannya setelah diikuti selama 5 tahun berkembang menjadi DM tipe 2

sebanyak 50% kasus (Herwindo, 2017).

Page 7: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

3

Selain DM, hipertensi pada kehamilan merupakan satu di antara tiga

penyebab kematian dan kesakitan ibu bersalin. Prevalensi ibu hamil dengan

hipertensi mencapai 12,7% (1062 kasus) dengan Provinsi Sumatera Selatan

paling banyak yakni 18,0% (Sirait, 2012). Di Kota Manado juga didapatkan

kejadian hipertensi ibu hamil pada umur kurang dari 20 tahun 117 orang

(56,5%), ibu primipara 109 (52,7%), dan pada riwayat hipertensi 115 (55,6%)

(Radjamuda, 2014). Kejadian hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang selama

6 bulan tahun 2012 mencapai 78 kasus. (Rahayu, 2012).

Selain DM dan hipertensi, hepatitis merupakan penyakit hepar yang

paling sering mengenai wanita hamil. Ibu hamil di Indonesia yang terinfeksi

virus hepatitis B diperkirakan 1-5% (Nesa, 2015). Penyakit penyerta

kehamilan yang membahayakan ibu selain DM, hipertensi, dan hepatitis

adalah Tuberkulosis (TB). Menurut WHO, TB merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang serius dengan perkiraan 8,8 juta kasus baru terjadi pada

segala usia, dan apabila TB pada wanita hamil tidak dikenali dan tangani

dengan baik akan meningkatkan prevalensi kematian ibu hamil (Melinda,

2010).

Penyakit jantung dalam kehamilan juga menjadi penyebab kematian

maternal yang cukup penting. Berdasarkan penelitian di RSUP Dr. Kariadi

Semarang terdapat 66% (59 kasus) hamil dengan penyakit jantung disertai

gagal jantung, 35,6% mengalami komplikasi kardiovaskuler maternal, dan

8,5% kematian ibu dengan penyakit jantung (Wiyati, 2013). Masalah

kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal.

Gangguan ginjal yang biasa terjadi adalah infeksi saluran kemih, penyakit

ginjal kronis, dialisis dalam kehamilan, transplantasi ginjal, dan sindron

nefrotik. Hampir 1-3% kehamilan dipersulit oleh infeksi saluran kemih,

dengan 2-10% oleh bakteriuria asimtomatik. Selain itu lebih dari 14.000

kehamilan tercatat menerima transplantasi ginjal. Penyakit penyerta lainnya

seperti asma 3-12% diderita oleh ibu hamil didunia, 2-10% kehamilan dengan

penyakit kulit, 0,6-1% kehamilan dengan epilepsi, 33,3% ibu mengalami

nyeri punggung, dan 51 % ibu dengan anemia (Robson and Waugh, 2012).

Page 8: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

4

Survei pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 24

November 2017 AKI Puskesmas Sukoharjo pada tahun 2015 = 4 kasus, 2016

=0, pada tahun 2017 adalah 4 kasus. Dengan masalah DM= 1, TBC= 1,

Hepatitis= 7, Hipertensi= 23. Masih tingginya penyakit penyerta kehamilan di

wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo membuat peneliti ingin melakukan

penelitian tentang “Identifikasi Penyakit Penyerta pada Ibu Hamil di

Puskesmas Sukoharjo?”

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian mengenai frekuensi dan distribusi

suatu penyakit pada manusia/ masyarakat menurut karakteristik waktu

terjadinya (time), tempat kejadian (place), dan orang yang menderita

(person) (Chandra, 2008). Penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian cross sectional.

Sampel penelitian : 155 ibu hamil yang diambil secara accidental

sampling yaitu ibu hamil yang periksa ke Puskesmas Sukoharjo dari tanggal 5

Februari-5 Maret 2018. Teknik pengolahan data : Menggunakan teknik

central tendency.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Umur

Tabel 1 Distribusi Karakteristik sampel berdasarkan umur pada penelitian di

Puskesmas Sukoharjo tahun 2018

Umur Jumlah Persentase (%) < 20 Tahun 2 1,3 20-35 Tahun 114 73,5 > 35 Tahun 39 25,2

Total 155 100,0

Page 9: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

5

3.1.2 Gravida

Tabel 2. Distribusi Karakteristik sampel berdasarkan gravida pada penelitian di

Puskesmas Sukoharjo tahun 2018 Gravida Jumlah Presentase (%) Primigravida 46 29,7 Multigravida 109 70,3 Total 155 100,0

3.1.3 Penyakit Penyerta

Tabel 3 Distribusi Karakteristik sampel berdasarkan penyakit penyerta pada

penelitian di Puskesmas Sukoharjo Tahun 2018 Penyakit Penyerta Jumlah Presentase (%) DM 3 1,9 Hipertensi 9 5,8 Hepatitis 1 0,6 TBC 1 0,6 Jantung 0 0 Ginjal 2 1,3 ISK 2 1,3 Asma 7 4,2 Gastritis 1 0,6 Kista 2 1,3 Diare 1 0,6 Lambung 2 1,3 Keputihan 1 0,6 Tidak Punya 123 79,4 Total 155 100,0

3.1.4 Tabulasi silang umur ibu dengan penyakit penyerta kehamilan

Tabel 4 Tabulasi Silang Penyakit Penyerta Kehamilan ditinjau dari umur ibu

pada Penelitian di Puskesmas Sukoharjo 2018

Penyakit Penyerta

Umur DM Hipertensi Hepatitis Jantung TBC Ginjal ISK

Asma, gastritis,

kista, diare, lambung, keputihan

Tidak ada Total

< 20 Tahun

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

2 1,6%

2 1,3%

20-35 Tahun

1 33,3%

7 77,8%

0 0,0%

0 0,0%

1 100,0%

2 100,0%

1 50,0%

11 78,6%

91 74,0%

114 73,5%

< 35 Tahun

2 66,7%

2 22,2%

1 100,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

1 50,0%

3 21,4%

30 24,4%

39 25,2%

Total 3 100,0%

9 100,0%

1 100,0%

0 1 100,0%

2 100,0%

2 100,0%

14 100,0%

123 100,0%

155 100,0%

Page 10: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

6

Berdasarkan distribusi tersebut, ibu dengan penyakit penyerta DM

paling banyak berada diumur lebih dari 35 tahun, hipertensi pada ibu

20-35 tahun, hepatitis diumur lebih dari 35 tahun, TBC pada umur 20-

25 tahun, ginjal direntang umur 20-35 tahun, ISK paling banyak pada

umur 20-35 tahun dan usia lebih dari 35 tahun, penyakit penyerta

laiinya seperti asma, gastritis, kista, diare, lambung, keputihan paling

banyak pada umur ibu 20-35 tahun dan kehamilan tanpa adanya

penyakit penyerta paling banyak ada pada ibu umur 20-35 tahun.

3.1.5 Tabulasi silang gravida dengan penyakit penyerta kehamilan

Tabel 5 Tabulasi Silang Penyakit Penyerta Kehamilan ditinjau dari gravida pada

Penelitian di Puskesmas Sukoharjo

Penyakit Penyerta

Gravida DM Hipertensi Hepatitis Jantung TBC Ginjal ISK

Asma, gastritis,

kista, diare, lambung, keputihan

Tidak ada

Total

Primigravida 1 33,3%

2 22,2%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

0 0,0%

1 50,0%

7 50,0%

35 28,5%

46 29,7%

Multiigravida 2 66,7%

7 77,8%

1 100,0%

0 0,0%

1 100,0%

2 100,0%

1 50,0%

7 50,0%

88 71,5%

109 70,3%

Total 3 100,0%

9 100,0%

1 100,0%

0 1 100,0%

2 100,0%

2 100,0%

14 100,0%

123 100,0%

155 100,0%

Berdasarkan distribusi tersebut, ibu dengan penyakit penyerta

DM, hipertensi, hepatitis, TBC, Ginjal, ISK, asma, gastritis, kista, diare,

lambung, dan keputihan paling banyak adalah ibu multigravida, untuk

ibu tanpa adanya penyakit penyerta sebagian besar adalah ibu

multigravida.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui umur sampel ibu hamil 20- 35

tahun sebesar 73,5%. Umur ibu dengan kehamilan resiko tinggi

yaitu kurang dari 20 tahun 1,3 %, dan kehamilan dengan umur lebih

dari 35 tahun 25,2 %.

Page 11: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

7

Umur ibu dalam kehamilan merupakan salah satu faktor

sosiodemografik yang berpengaruh terhadap proses kehamilan

(Johnson, 2010). Ibu yang hamil di ujung spektrum umur produktif ,

yaitu kehamilan kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami berbagai masalah

penyulit kehamilan, baik secara psikologi karena belum siap dan

panggul ibu hamil yang belum tumbuh sempurna secara fisik

(Lowdermilk, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan sampel di lokasi penelitian sesuai

dengan penelitian bahwa sampel ibu hamil berada di usia reproduksi

yang baik untuk hamil, melahirkan, dan menyusui (Wulandari, 2015).

Umur ideal untuk mulai hamil adalah 20-35 tahun, diusia ini fisik dan

psikis wanita berada di posisi terbaik (Yana, 2016). Kehamilan di usia

yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun mempunyai resiko

masalah kehamilan seperti kematian ibu dan janin yang lebih tinggi

(Qurniyawati, 2014). Umur saat hamil kurang dari 20 tahun atau diusia

remaja mempunyai kemungkinan 8,85% ibu mengalami anemia di

trimester 3 kehamilannya (Putri, 2017). Faktor umur saat hamil adalah

salah satu faktor resiko pemicu anemia dan faktor yang meningkatkan

kematian saat persalinan (Astriana, 2017). Berdasarkan penelitian

sebelumnya, umur kurang 20 tahun dan lebih dari 35 tahun pada ibu

saat hamil lebih berisiko mengalami preeklamsia, hal ini karena

immaturitas biologis dan faktor sosial pada ibu yang belum berfungsi

optimal (Haryani, 2015).

Penelitian berbeda disampaikan oleh Hutabarat, 2016 bahwa

kelompok umur tersering kejadian preeklamsia adalah umur produktif

21-35 tahun ( Hutabarat, 2016). Penelitian yang sama juga disampaikan

Juliantari, 2017 bahwa di rentang usia produktif 21-35 tahun ibu hamil

beresiko tinggi mengalami penyulit kehamilan preeklamsia (Juliantari,

2017) . Menurut Suherlim, 2015 mayoritas ibu hamil dengan penyulit

Page 12: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

8

kehamilan HIV terjadi di usia 21-35 tahun, karena diusia ini perempuan

aktif melakukan hubungan seksual (Suherlim, 2015)

3.2.2 Gravida

Hasil penelitian menunjukkan kehamilan dengan pernah hamil lebih

dari 1 atau ibu multigravida 109 sampel sebanyak 70,3%. Ibu

primigravida 46 sampel 29,7 %.

Berdasarkan teori riwayat jumlah kehamilan pada ibu mempunyai

peranan untuk mengetahui ga ngguan organ bagian dalam ibu. Ketika

ibu hamil mengalami masalah kehamilan di kehamilan sebelumnya,

berpeluang mengalami hal yang sama untuk kehamilan berikutnya

(Klein et al. 2009). Jumlah kehamilan merupakan faktor resiko yang

berhubungan dengan usia dan ibu primigravida. Kehamilan pertama di

ujung jangka waktu umur produktif berpotensi meningkatkan

terjadinya distosia dan preeklamsia (Lowdermilk, 2013)

Hal tersebut sesuai dengan penelitian bahwa gravida dalam

kehamilan berpengaruh terhadap terjadinya abortus, terutama ibu

multigravida (Putri, 2018). Ibu dengan multigravida lebih banyak dan

sering mengalami anemia (Sulastri, 2013). Selain anemia, jumlah

gravida dalam kehamilan juga berpengaruh terhadap terjadinya

hipertensi pada ibu hamil (Lindarwati, 2012). Status gravida dalam

kehamilan merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan

dengan kejadian tingginya preeklamsia pada saat hamil (Saraswati,

2016).

Berbeda dengan penelitian Denantika, 2015 bahwa ibu dengan

multigravida mempunyai resiko lebih kecil mengalami masalah

penyulit kehamilan dan lebih mudah dalam proses persalinan. Ibu

dengan multigravida secara psikologis lebih siap dan mempunyai

tingkat kecemasan yang lebih rendah (Shodiqoh, 2014).

Page 13: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

9

3.2.3 Penyakit Penyerta

Penelitian di Puskesmas Sukoharjo menunjukkan ibu hamil tanpa

adanya penyakit penyerta sebesar 79,4% sedangkan kehamilan dengan

penyakit penyerta DM 1,9%, Hipertensi 5,8%, Hepatitis 0,6%, TBC

0,6%, Ginjal 1,3%, ISK 1,3%, asma 4,2%, gastritis 0,6%, kista 1,3%,

diare 0,6%, lambung 1,3%, dan keputihan 0,6%.

Berdasarkan teori salah satu penyebab kematian ibu adalah karena

sebab obsetri tidak langsung (indirect obstretric death) seperti jantung,

ginjal, DM, TB, asma, hipertensi, dan lain-lain (Purwaningsih, 2010).

Penyakit-penyakit ini akan menyulitkan ibu hamil baik dalam proses

kehamilan ataupun persalinan (Lowdermilk, 2013).

Penyakit penyerta kehamilan seperti Tuberculosis, ginjal, jantung,

asma, gangguan hipertensi, hepatitis, dan diabetes selama kehamilan

adalah salah satu kondisi yang menyebabkan tingginya kematian ibu

(Koblinsky, 2012). Penyakit penyerta kehamilan ibu menyebabkan bayi

lahir rendah dan meningkatkan kematian neonatal (Triana, 2014).

Kehamilan dengan penyakit penyerta mengakibatkan ibu mengalami

resiko preeklamsia (Hasmawati, 2014). Berdasarkan penelitian Klein et

al, 2009 penyakit penyerta kehamilan seperti hipertensi, hepatitis, TBC,

DM, ginjal, dan lainnya merupakan salah satu faktor penyebab

tingginya masalah selama kehamilan dan proses persalinan. Hal yang

sama juga di sampaikan oleh Robson & Waugh, 2012 bahwa

hepatoselular, gagal hati, sirosis hepatis, dan penyakit liver kronis yang

mana bila tidak segera di tangani dan mendapatkan perawatan yang

intensif akan berdampak pada kematian ibu dan janin. . Masalah

kematian ibu hamil yang tinggi juga disebabkan karena adanya

gangguan ginjal. Gangguan ginjal yang biasa terjadi adalah infeksi

saluran kemih, penyakit ginjal kronis, dialisis dalam kehamilan,

transplantasi ginjal, dan sindron nefrotik (Lowdermilk et al, 2013).

Page 14: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

10

3.2.4 Tabulasi penyakit penyerta ditinjau dari umur ibu hamil

Berdasarkan tabulasi silang antara umur dengan penyakit penyerta pada

kehamilan, ibu dengan penyakit penyerta DM paling banyak

berada diumur lebih dari 35 tahun, hipertensi pada ibu 20-35 tahun,

hepatitis diumur lebih dari 35 tahun, TBC, ginjal, ISK, asma, gastritis,

kista, diare, lambung, keputihan pada umur 20-25 tahun dan kehamilan

tanpa adanya penyakit penyerta paling banyak ada pada ibu umur

20-35 tahun.

Umur adalah salah satu faktor sosiodemografik yang berpengaruh

terhadap status kesehatan ibu. Umur ibu di ujung spektrum usia

produktif kurang dari 20 tahun secara fisik panggul ibu belum tumbuh

sempurna, sedangkan secara psikologis seorang ibu yang terlalu muda

masih harus mendapatkan pengarahan, pendampingan dan dukungan

yang intensif. Kehamilan diumur lebih dari 35 tahun saat hamil

mempunyai resiko lebih tinggi mengalami masalah penyulit kehamilan

seperti adanya penyakit penyerta (Lowdermilk, 2013).

Kehamilan pada umur ibu lebih dari 35 tahun selain menyulitkan

ibu selama proses kehamilan, saat persalinan, ataupun pasca persalinan

juga berdampak pada kondisi yang membahayakan janin. Kondisi

kehamilan di usia ibu lebih dari 35 tahun akan mengakibatkan kelahiran

premature dan kematia n janin. Melahirkan di umur lebih dari 35 tahun

mengakibatkan bayi lahir cacat, hal ini berkaitan dengan kelainan

kromosom (Johnson, 2010).

Penyakit penyerta kehamilan seperti DM, hipertensi, hepatitis,

jantung, TBC, ginjal, ISK, dan asma selama kehamilan merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan ibu mengalami kematian. Ibu yang

mempunyai diabetes menyebabkan ibu mengalami komplikasi

mikrovaskuler dan mengakibatkan bayi lahir dengan kondisi cacat,

makrosomia, serta berdampak pada kematian janin (Klein et al, 2009).

Ibu dengan hipertensi, hepatitis, TBC, penyakit jantung, masalah ginjal

Page 15: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

11

dan penyakit lainnya berdampak pada kematian ibu dan bayi (Robson &

Waugh, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian disampaikan bahwa ibu dengan

penyakit DM paling banyak berada di umur lebih dari 35 tahun.

Penelitian yang sama juga disampaikan oleh Saldah, 2013 bahwa DM

pada ibu dipengaruhi oleh usia ibu yang lebih dari 35 tahun dan berat

badan ibu yang berlebihan (Saldah, 2013). Penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa kehamilan dengan diabetes di RSIB Harapan Kita

Jakarta mengakibatkan bayi lahir dengan makrosomia. Penelitian ini

sesuai dengan teori dari Klein, et al bahwa kehamilan di usia yang lebih

dari 35 tahun pada ibu diabetes akan mengakibatkan salah satunya bayi

lahir de ngan makrosomia (Setiawan, 2014). Hasil penelitian untuk

penyakit penyerta seperti hipertensi, TBC, jantung, ISK, ginjal, dan

asma yang paling banyak di usia produktif 20-35 tahun, hal ini sesuai

dengan penelitian Rahayu, 2012 bahwa salah satu yang mempengaruhi

adanya penyakit penyerta adalah umur (Rahayu, 2012). Hasil penelitian

di Puskesmas Sukoharjo menunjukkan paling banyak ibu tanpa adanya

penyakit penyerta berumur 20-35 tahun. Umur ibu yang baik untuk

hamil adalah di usia produktif 20-35 tahun. Penelitian ini sesuai dengan

teori dari Johnson, 2010 yang menyatakan bahwa usia ideal perempuan

untuk hamil adalah 20-35 tahun (Johnson, 2010).

3.2.5 Tabulasi penyakit penyerta ditinjau dari gravida ibu.

Berdasarkan distribusi tabulasi gravida dengan penyakit penyerta, ibu

dengan penyakit penyerta DM, hipertensi, hepatitis, TBC, Ginjal,

ISK, asma, gastritis, kista, diare, lambung, dan keputihan paling banyak

adalah ibu multigravida, untuk ibu tanpa adanya penyakit penyerta

sebagian besar adalah ibu multigravida.

Gravida dalam kehamilan adalah salah satu faktor sosiodemogrfik

yang mempengaruhi kehamilan. Jumlah kehamilan merupakan faktor

resiko yang berhubungan dengan usia dan ibu primigravida. Kehamilan

Page 16: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

12

pertama di ujung jangka waktu umur produktif berpotensi

meningkatkan terjadinya distosia dan preeklamsia (Lowdermilk, 2013).

Riwayat jumlah kehamilan pada ibu mempunyai peranan untuk

mengetahui gangguan organ bagian dalam ibu. Ketika ibu hamil

mengalami masalah kehamilan di kehamilan sebelumnya, berpeluang

mengalami hal yang sama untuk kehamilan berikutnya (Klein et al,

2012).

Penyakit penyerta pada ibu hamil bisa terjadi dari bulan 1 sampai

bulan ke 9 kehamilan. Ibu dengan penyakit penyerta sedini mungkin

untuk melakukan kunjungan ANC secara rutin, intervensi awal dan

pemeriksaan intensif berguna untuk meminimalkan risiko kematian ibu

dan janin (Johnson, 2010). Penyakit-penyakit ini akan menyulitkan ibu

hamil baik dalam proses kehamilan ataupun persalinan (Lowdermilk,

2013). Salah satu penyebab kematian ibu adalah karena sebab obsetri

tidak langsung (indirect obstretric death) seperti jantung, ginjal, DM,

TB, asma, hipertensi, dan lain-lain (Purwaningsih, 2010).

Hasil penelitian di Puskesmas Sukoharjo menunjukkan bahwa

penyakit penyerta 71,5 % terjadi pada ibu multigravida. Berdasarkan

penelitian sebelumnya ibu dengan multigravida lebih banyak dan sering

mengalami anemia (Sulastri, 2013). Selain anemia, ibu dengan

multigravida berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi pada ibu hamil

(Lindarwati, 2012). Ibu dengan kehamilan multigravida juga beresiko

lebih tinggi mengalami abortus (Putri, 2018) Status gravida dalam

kehamilan merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan

dengan kejadian tingginya preeklamsia pada saat hamil (Saraswati,

2016). Berdasarkan penelitian sebelumnya gravida dalam kehamilan

tidak berhubungan dengan kematian ibu karena perdarahan (Palupi,

2014). Hasil penelitian yang sama disampaikan Denantika, 2015 bahwa

ibu dengan multigravida mempunyai resiko lebih kecil mengalami

masalah penyulit kehamilan dan lebih mudah dalam proses persalinan.

Page 17: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

13

Ibu dengan multigravida secara psikologis lebih siap dan mempunyai

tingkat kecemasan yang lebih rendah (Shodiqoh, 2014).

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

4.1.1 Umur sampel ibu hamil 20-35 tahun sebesar 73,5% , kurang dari 20

tahun 1,3%, dan umur lebih dari 35 tahun sebesar 25,2%. Gravida

ibu hamil dengan pernah hamil lebih dari 1 atau ibu multigravida

(70,3%) dan ibu primigravida (29,7%).

4.1.2 Sampel ibu hamil tanpa adanya penyakit penyerta sebesar 79,4%

sedangkan kehamilan dengan penyakit penyerta DM (1,9% ),

Hipertensi (5,8%), Hepatitis (0,6%), TBC (0,6%), Ginjal (1,3% ),

ISK (1,3%), asma (4,2%), gastritis (0,6%), kista (1,3%), diare

(0,6%), lambung (1,3%), dan keputihan (0,6%). Ibu dengan penyakit

penyerta DM dan hepatitis paling banyak berada diumur lebih dari

35 tahun, hipertensi, TBC, ginjal, ISK, asma, gastritis, kista, diare,

lambung, keputihan pada umur 20-25 tahun dan kehamilan tanpa

adanya penyakit penyerta paling banyak ada pada ibu umur 20-35

tahun. Ibu dengan penyakit penyerta DM, hipertensi, hepatitis, TBC,

Ginjal, ISK, asma, gastritis, kista, diare, lambung, dan keputihan

paling banyak adalah ibu multigravida.

4.2.Saran

4.2.1 Bagi ibu hamil

Diharapkan ibu hamil untuk tetap mau melakukan kunjungan ANC

minimal 4 kali agar mengetahui perkembangan kehamilannya.

4.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian berikutnya bisa dilakukan di tingkat Pelayanan Kesehatan

II atau III agar sampel ibu dengan penyakit penyerta bisa terwakili

dan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara

Page 18: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

14

random. Peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan data sekunder

rekam medis pasien untuk mendapatkan sampel yang lebih banyak.

Page 19: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

15

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Haryani, A.P., Maroef, M., Adilla, S.N. (2015). Hubungan usia hamil berisiko dengan preeklamsia/eklamsia di RSU Haji Surabaya periode Januari-Desember 2013. Volume 11 No 1 Juni 2015.

Hasmawati, D. (2014). Faktor yang berhubungan dengan kejadian pr eeklamsia pada kehamilan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam 2012. Jurnal Kesehatan Andalas 2014 (3)1

Herwindo, P.P., Nurshanty, A., Sasiarini, L. (2017). Keterlambatan Doagnosis DM Pada Kehamilan. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Volume 29. Nomor 3. Februari 2017.

Hutabarat, R.A., Suparman, Eddy., Wagey Freddy. (2016). Karakteristik pasien dengan preeklamsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Eci, volume 4, nomor 1, Januari-Juni 2016.

Janiwarty, B., Pieter, N.Z. (2013). Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Juliantari, K.B., Sanjaya, I. N.H. (2017). Karakteristik Pasien Ibu Hamil Dengan Preeklamsia di RSUP Sanglah Denpasar 2015. 2303 -1395 E-Jurnal Medika, Vol. 6 No 4, April, 2017, hal 1 -9.

Kamarayah, Anggasari, Muflihah. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. ( 2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Kemenkes.

___________ . (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kemenkes.

Klein, S., Miller, S., Thomson, F. (2009). Bila Perempuan Melahirkan. Yogyakarta: INSIST Presss.

Koblinsky, Metal. (2012). Maternal Morbidity and Disability and Their Consequnces Neglected Agenda in Maternal Health. ISSN 606-0997 1 500+02.

Lashion., Perry., Lowdermilk. (2013). Keperawatan Maternitas. Singapura: Elsever Mosby.

Page 20: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

16

Lowdermilk., Perry., Cashion. (2013). Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta

Melinda, H.D., Faisal, N. (2010). Tuberkulosis Perinatal Bermanifestasi Sebagai Tuberkulosis Milier Dan Meningitis. MKB, Volume 42. Nomor 3. 2010.

Metris, A. P., Benny, W., Jolie, S. (2013). Hubungan Riwayat DM Pada Keluarga Dengan Kejadian DM Gestasional Pada Ibu Hamil Di PKM Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. e-Kp Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013.

Nesa, N.N.M., Karyana, P.G., Putra, G. N.S. (2015).Pencegahan Transmisi Vertikal Virus Hepatitis B. PKB Ilmu Kesehatan Anak XIV. Sanur, 13-14 Juni 2015.

Putri, P.H. (2017). Pengaruh umur kehamilan usia remaja, pengetahuan tentang anemia, dan status gizi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. MTPH Journal Volume 01 Nomor 01 2017.

Putri, R.W.Y. (2018). Hubungan usia, jumlah kehamilan, dan riwayat abortus spontan pada ibu hamil dengan kejadian abortus spontan di RSU Aghisna Medika Cilacap.

Purwaningsih, W. Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pusparini, A. D., Ayu, P.R. (2017). Tatalaksana Persalinan Pada Kehamilan Dengan Hepatitis B. Jurnal Medula Unila. Volume 7. Nomor 2. April 2017.

Qurniyawati, E., Murti,. Bisma,. Tamtomo,. Didik. (2014). Hubungan usia ibu hamil, jumlah anak, jarak kehamilan dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Kota Madiun.digilib.uns.ac.id.

Radjamuda, N., Montolalu. A. (2014). Faktor-Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs -Gin RSJ Prof. Dr. U. L. Ratumbuysang Kota Manado. Volume 2. Nomor 1. Januari-Juni 2014.

Rahayu, D.P. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di RSUD Tugurejo Semarang.

Robson, S.E., Waugh, J. (2012). Patologi pada Kehamilan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Page 21: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL …eprints.ums.ac.id/63553/13/Naskah Publikasi.pdf · kematian ibu hamil juga disebabkan karena adanya gangguan ginjal. Gangguan ginjal

17

.Saraswati, N., Mardiana, (2016). Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil . UNNEJ Journal of Public Health. UJPH (2)(2016)

Setiawan, H., Fratrdhina, Y., Ali, M. (2014). Hubungan Ibu Hamil Pengidap DM Dengan Kelahiran Bayi Makrosomia Di RSAB Harapan Kita Jakarta. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan Volume 1. Nomor 2. Maret 2014.

Sirait, A.M. (2012). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia Dan Berbagai Faktor Yang Berhubungan (Riset Kesdas 2007). Volume 15. Nomor 2. April 2012.

Sitanggang, B., Nasution, S.S. (2008). Faktor-Faktor Status Kesehatan Pada Ibu Hamil.

Shodiqoh, E.R., Syahrul, F. (2014). Perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan antara primigravida dan multigravida. Jurnal Berkala Epidemologi, Vol 2 No. 1, Januari 2014, 141-150

Suherlim, R., Subawa, A.A.N. (2015). Karakteristik Penderita HIV pada Ibu Hamil di Klinik Prevention Mother to Child Transmission (PMTCT) Poli Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar Periode Juli 2013-Juni 2015. Jurnal Cerebellum volume 1 Nomor 3 Agustus 2015.

Sulastri,. Arina,M., Endang, Z.S. (2013). Model Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil untuk menemukan Perdarahan Post Partum.

Triana, Ani. (2014). Pengaruh Penyakit Penyerta Kehamilan dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Arifin Achmad. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2. No. 5.November 2014

Wiyati, P.S., Wibowo, B. (2013). Luaran Maternal Dan Perin atal Pada Hamil Dengan Penyakit Jantung Di RSUD Dr. Kariadi Semarang. Majalah Obstetri Dan Ginekologi. Volume 21. Nomor 1. Januari-April 2013 : 20 -30.

Wulandari,Vika., Sulastri. ( 2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida dengan Perilaku Perawatan Payudara pada saat hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo, Klaten.

Yana., Musafah,. Yulidasari, F. (2016). Hubungan anatara usia ibu pada saat hamil dengan kejadian BBLR. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 3 No.1, April 2016.