Identifikasi Masalah Keharaanbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/04/... ·...
Transcript of Identifikasi Masalah Keharaanbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/04/... ·...
i
IdentifikasiMasalah KeharaanTanaman Kedelai
OlehAbdullah Taufiq
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan UmbiBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2014
ii
Tata Letak : Irin Yurisul ChivdhoArtdhe Nugroho
Penerbitan buku ini dibiayai oleh DIPA Balitkabi 2014
Taufiq . A
Identifikasi masalah keharaan tanaman kedelai / olehAbdullah Taufiq.-- Malang: Balitkabi,2014vi, 35 hlm .: ilus, tab .; 18cm
ISBN 978-602-95497-6-8
1. Kedelai 2. Hara Tanaman 3. Pemupukan
633.34 Tau i
Diterbitkan olehBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan UmbiJalan Raya Kendalpayak, km 8 Kotak Pos 66 Malang 65101Telp. 0341-801468, fax. 0341-801496,e-mail: [email protected]: http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id
iii
PENGANTARPemerintah telah mencanangkan pencapaian
swasembada beras, jagung, dan kedelai pada tahun2017. Di samping melalui perluasan areal tanam,peningkatan produksi nasional dicapai melalui inten-sifikasi untuk meningkatkan produktivitas. Potensiproduktivitas varietas unggul kedelai kita sesung-guhnya cukup tinggi, bisa mencapai lebih dari 2,5ton per hektar. Akan tetapi karena budi daya ditingkat petani belum optimal, produktivitas rata-ratakedelai di tingkat nasional masih sekitar 1,4 ton perhektar.
Salah satu unsur budi daya kedelai yang sangatmenentukan produktivitas adalah pengelolaan haratanaman. Untuk itu diperlukan pengetahuan ten-tang keharaan untuk tanaman kedelai agar masalahyang muncul di lapangan dapat diidentifikasi dengantepat dan segera diatasi. Buku Identifikasi MasalahKeharaan Tanaman Kedelai ini disusun secara praktisdan diperkaya dengan hasil penelitian Balitkabi dibanyak lokasi. Penyertaan gambar dan foto diharap-kan akan lebih meningkatkan pemahaman masalahhara pada kedelai di lapangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada penulisdan peneliti terkait atas usaha kerasnya menyusundan menyelesaikan penerbitan buku ini. Mudah-mudahan buku ini memperkaya khazanah pengeta-huan dan mendorong upaya meningkatkan produk-tivitas kedelai di tanah air.
Malang, Desember 2014 Kepala Balai
Dr. Didik Harnowo
iv
PRAKATA PENULIS
Atas rahmat dan pertolongan Allah SWT,kami bisa menyelesaikan penulisan "IdentifikasiMasalah Keharaan pada Tanaman Kedelai". Bukuini berisi paparan ringkas tentang unsur harapada tanaman kedelai, termasuk gejalakekahatan dan keracunannya. Buku inidiharapkan bisa menambah pengetahuan tentangkeharaan kedelai bagi praktisi lapang di bidangpertanian.
Foto-foto yang dimuat dalam buku inimayoritas berasal dari koleksi penulis danpeneliti lain yang tertarik dengan masalahkeharaan, yang diabadikan dari gejala yangditemui di lapang pada beragam agroekologiselama menjalankan tugas penelitian. Gejalakekahatan dan keracunan unsur hara kadang sulitdiidentifikasi karena kompleksnya permasalahan.Oleh karena itu, informasi dalam buku ini terbukadikoreksi dan diperbaiki demi kesempurnaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepadapara peneliti yang telah menyumbangkan fotonyauntuk dimuat, juga kepada editor yang telahmengoreksi buku ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Pengantar .............................................. iiiPrakata Penulis ...................................... ivPendahuluan .......................................... 1Unsur Hara ............................................ 3Hubungan Unsur Haradengan pH Tanah ................................... 5Fungsi Unsur Hara bagi Tanaman ............. 6Identifikasi Masalah Keharaan .................. 8Identifikasi Masalah KeharaanSecara Langsung .................................... 8Kahat Nitrogen (N) .................................. 10Kahat Fosfor (P) ..................................... 12Kahat Kalium (K) ..................................... 15Kahat Kalsium (Ca) ................................. 17Kahat Magnesium (Mg) ............................ 19Kahat Mangan (Mn) ................................. 21Kahat Besi (Fe) ....................................... 22Keracunan Aluminium (Al) ........................ 23Keracunan Mangan (Mn) .......................... 25Identifikasi Masalah KeharaanSecara Tidak Langsung ........................... 26Keracunan Akibat PengaruhHerbisida ............................................... 30Pengaruh Kegaraman (Salinitas) .............. 31Daftar Pustaka ........................................ 33
1
PENDAHULUAN
Luas tanaman kedelai di Indonesia tahun2013 tercatat 554.132 ha yang tersebarterutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Barat, NTB, Sulsel, dan Aceh.Kedelai dibudidayakan pada berbagaiagroekologi, yaitu lahan kering (tegal) dalampola tanam kedelai-palawja lain atau palawijalain-kedelai, pada lahan sawah tadah hujandalam pola tanam kedelai-padi, pada lahansawah beririgasi terbatas dalam pola tanampadi-kedelai, dan lahan sawah beririgasi teknisdalam pola tanam padi-padi-kedelai. Di lahanpasang surut tipe C, kedelai umumnya ditanamsetelah padi dalam pola tanam padi-kedelai.
Sekitar 70% kedelai ditanam pada lahansawah pada MK I (Februari - Juni) setelah padipertama dan pada MK II (Juni - September)setelah padi kedua, dan 30% ditanam padalahan kering pada awal musim hujan atau padaMK I.
Potensi kesuburan tanah lahan sawah padadaerah sentra produksi kedelai sangat beragamkarena beragamnya jenis mineral primer, tingkatpelapukan, dan tingkat pengelolaannya. Lahankering sentra produksi kedelai mempunyai pHtanah, kandungan P dan K yang beragam, dankandungan bahan organiknya rendah.
Keragaman pH tanah membawa konsekuensiberagamnya ketersediaan hara dalam tanah,dan menyebabkan keragaman masalah keharaanyang timbul yang berakibat
2
pada keragaman pertumbuhan dan produksitanaman.
Identifikasi masalah keharaan perlu dilakukanagar diketahui unsur hara yang kurang sehinggadapat ditentukan dengan tepat jenis pupuk yangharus diberikan.
Buku ini diharapkan bisa menambahpengetahuan tentang keharaan, membantupengenalan gejala kekurangan dan kelebihanunsur hara pada tanaman kedelai sehingga akanmembantu dalam identifikasi masalah keharaan.
3
UNSUR HARA
Nutrisi tanaman adalah unsur kimia yangdiperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisitanaman yang biasanya diserap dari tanahdisebut unsur hara. Unsur hara disebut esensialapabila:1. Kekurangan unsur hara menyebabkan
pertumbuhan tanaman tidak normal, gagalmenyelesaikan pertumbuhan vegetatif maupunreproduktif.
2. Mempunyai fungsi yang spesifik dan tidakdapat digantikan oleh unsur lain.
3. Mempunyai pengaruh langsung terhadappertumbuhan atau metabolisme tanaman.
Unsur hara esensial yang sudah diketahui ada13, yaitu N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium), S(sulfur), Ca (kalsium), Mg (magnesium), Cl(klor), Fe (besi), Mn (mangan), Zn (seng), Cu(tembaga), B (boron), dan Mo (molibdenum).Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan olehtanaman, unsur hara esensial bagi tanamandibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Unsur hara makro, yaitu yang diperlukantanaman dalam jumlah banyak (0,5-3%)terdiri dari N, P, K, S, Ca, dan Mg.
2. Unsur hara mikro, yaitu yang diperlukantanaman dalam jumlah sedikit seperti Cl, Fe,Mn, Zn, Cu, B, dan Mo.
4
Berdasarkan pergerakannya dalam tanaman,unsur hara esensial dikelompokkan menjadi:1. Unsur hara dapat berpindah dari suatu bagian
tanaman ke bagian lainnya yangmembutuhkan (mobil), contoh N, P, K, Mg.Gejala kekurangan (kekahatan) nampakpertama kali pada daun yang lebih tua.
2. Unsur hara tidak dapat berpindah dari suatubagian tanaman ke bagian lainnya yangmembutuhkan (immobil), contoh Ca, B.Gejala kekahatan nampak pertama kali padadaun muda dan titik tumbuh.
3. Unsur hara yang tidak mudah berpindah darisuatu bagian tanaman ke bagian lainnyayang membutuhkan (intermediate mobil),contoh S, Cl, Cu, Zn, Mn, Fe, dan Mo. Gejalakekahatan umumnya dimulai pada daunmuda.
5
HUBUNGAN UNSUR HARADENGAN pH TANAH
Derajat kemasaman (pH) tanah merupakansalah satu sifat tanah yang berpengaruhlangsung maupun tidak langsung terhadaptanaman. Ketersediaan unsur hara dalam tanahdipengaruhi pH tanah (Tabel 1).
Tabel 1. Hubungan antara kekahatan unsur haradengan pH tanah (ICAR 1987).
Kisaran Unsur hara yangpH tanah mungkin kahat
4 - 5 Mo, Cu, Mg, B, S, N, P, K5 - 6 Mo, Mg, S, N, P, K, Ca6 - 7 Mg8 - 9 Cu, B, Fe, Mn, N, Zn9 -10 Cu, Fe, Mn, Mg, Ca, Zn
Dari Tabel 1 ditunjukkan bahwa ketersediaanunsur hara maksimum pada pH 6-7. Unsur haraN, P, K, Mg, S, Ca, Mo, dan B ketersediaannyatinggi pada pH 6,0-6,5. Pada tanah masam (pH4-4,5 ) unsur hara N, P, K, S, Ca, Mg, dan Mokurang tersedia, sedangkan unsur Mn, Fe, Altersedia dalam jumlah tinggi sehingga dapatmeracuni tanaman. Mengetahui pH tanah sangatmembantu dalam mengidentifikasi kekuranganmaupun keracunan unsur hara.
6
Tabel 2. Perilaku unsur hara dalam tanaman danfaktor yang mempengaruhi.
FUNGSI UNSUR HARA BAGITANAMAN
Fungsi dan perilaku masing-masing unsurhara bagi tanaman berbeda-beda (Tabel 2 dan3). Memahami fungsi dan perilaku unsur haradalam tanaman sangat membantu dalamidentifikasi gejala kekahatan maupunkeracunannya.
rusnU kutneBparesid
gnayrotkaFhuragnepreb
satiliboM alajeGlawa
N ON 3-,
HN 4+
Hp libomtagnaSmasaiagabes(
)onima
autnuaD
S OS 4= Hp muideM
OSiagabes( 4=)
autnuaD
P H2 OP 4- Hp iagabes(liboM
nadkinagroni)kinagro
autnuaD
K K+ H+ aC, 2+,
gM 2+ aN, +
libomtagnaSKiagabes( +)
autnuaD
aC aC 2+ ON 3
- elibommIaCiagabes( 2
+)adumnuaD
kitituatahubmut
gM gM 2+ K+ aC, 2
+ H, +,HN 4
+iagabes(liboM
gM 2+)
autnuaD
eF eF 2+ uC,nM 2
+ K, +,aC 2
+ gM, 2+,
nZ 2+ ,Hp,P,
ON 3- HN, 4
+
libommI adumnuaD
nM nM 2+ gM 2
+ aC, 2+,
HpfitaleR
libomkaditadumnuaD
nZ nZ 2+ uC 2
+ eF, 2+,
nM 2+ P,
muideM adumnuaD
uC uC 2+ nZ 2
+ kadiTlibom
adapnuaDhubmutkitit
oM OoM 4= OS 4
= ON, 3- kagA
libomhagnetnuaD
autnad
7
Tabel 3. Fungsi dan peranan unsur hara bagitanaman.
Unsur
N
Fungsi dan peran
Komponen utama asam amino dalam pembentukanprotein
Komponen utama asam nukleotida yang sangat diperlukan dalampembentukan dan pembelahan sel.
Komponen enzim yang sangat penting dalam reaksi-reaksi kimiadalam tanaman.
Penyusun klorofil.
Penyusun asam amino sistein dan thiamin.
Aktivator enzim dan ko-enzim
Pembentukan senyawa glukosida seperti minyak atsiri, dan thiolyang memberi aroma khas pada tanaman seperti bawang.
Menurunkan terjadinya serangan penyakit.
Komponen senyawa ATP (adenosin trifosfat) yang berfungsisebagai sumber energi untuk pertumbuhan tanaman.
Penyusun DNA ( asam deosiribonukleat), RNA ( asamribonukleat) yang penting dalam pembelahan sel dan reproduksi.
Penyusun membran sel.
Menjaga tekanan turgor dalam sel sehingga membantu tanamanmelindungi diri dari serangan penyakit.
Mengatur menutup dan membukanya stomata, sehingga mampumengendalikan/mengatur penguapan air dari tanaman
Translokasi (pemindahan) dan akumulasi (penimbunan) senyawakarbohidrat yang terbentuk.
Penyusun dinding sel, menjaga integritas sel, dan permeabilitasmembran sel.
Mengaktifkan enzim yang berfungsi dalam pembelahan danperpanjangan sel.
menetralkan unsur-unsur logam berat yang ada dalam tanamansehingga tanaman dapat terhindar dari keracunan.
Komponen molekul klorofil.
Pengaktif enzim dalam proses fosforilasi, yaitu pembentukanadenosin trifosfat (ATP).
Komponen penting dari sistem enzim misalnya cytocromeoksidase yang berfungsi dalam transport elektron.
Katalisator sistem enzim yang berkaitan dengan pembentukanklorofil.
Transport elektron dalam sisitem fotosistesis.
S
P
K
Ca
Mg
Fe
Mn
8
IDENTIFIKASI MASALAHKEHARAAN
Kekahatan (defisiensi) unsur hara dapatdikenali dari gejala yang muncul pada tanaman,terutama daun. Gejala yang muncul pertama kalitergantung pada mobilitas unsur hara dalamtanaman. Unsur hara yang mobil gejala awalbiasanya tampak pada daun tua, sedangkan yangkurang/tidak mobil gejala awal biasanya munculpada daun muda. Untuk membantu identifikasigejala unsur hara, secara skematik disajikanpada Gambar 1.
Istilah yang sering digunakan adalah klorosisdan nekrosis. Klorosis adalah daun atau bagiantanaman lain yang menguning. Nekrosis adalahjaringan yang mengering pada daun.
Identifikasi MasalahKeharaan Secara Langsung
Identifikasi secara langsung dilakukan denganmengenali gejala kekahatan (defisiensi) padatanaman. Cara ini lebih murah dan cepat,bermanfaat untuk mengidentifikasi unsur harayang ketersediaannya kurang maupun berlebihsehingga pupuk yang akan diberikan sesuaidengan kebutuhan tanaman.
Mengenali gejala kekahatan unsur secaralangsung diperlukan pengetahuan danpengalaman.
9
Berikut contoh gejala-gejala kekahatan unsurhara yang sering terjadi pada pertanamankedelai di Indonesia.
Gambar 1. Skema cara mengenal kekahatan(defisiensi) unsur hara (Marschner 1986).
Bagian tanaman Gejala Gangguan
Defisiensi
Lembaran daun tua dan daun dewasa
Klorosis Merata N, S
Antar tulang daun Mg, Mn
Nekrosis Pada ujung atau tepi daun
K
Antar tulang daun Mg, Mn
Lembar daun muda dan titik tumbuh
Klorosis Merata Fe, S
Antar tulang daun Zn, Mn
Nekrosis Ca, B, Cu
Deformasi Mo, Zn, B
Keracunan
Lembaran daun tua dan daun dewasa
Nekrosis Spot-spot Mn, B
Pada ujung dan tepi B, garam
10
Kahat Nitrogen (N)
Kekahatan unsur N menyebabkanpembentukan klorofil terhambat sehingga daunakan berwarna hijau pucat (Gambar 2). Gejalakahat N yang paling mudah diamati adalah daunberwarna hijau pucat, ukuran daun lebih kecil,pada kondisi kekahatan yang sangat parahseluruh daun berwarna kuning pucat danakhirnya gugur, serta pertumbuhan tanamankerdil (Gambar 3 dan 4).
Kekahatan N umumnya terjadi pada tanahbertekstur pasir, tanah masam (pH rendah)dimana aktivitas mikroorganisme penambat(fiksasi) N (Rhizobium) terganggu sehingga bintilakar tidak berkembang. Gejala kahat N jugasering terjadi pada lahan berdrainase burukkarena bakteri penambat N tidak berkembang,dan penyerapan N terhambat (Gambar 5).Kedelai respon terhadap pemupukan N (dosis 23-35 kg N/ha) pada tanah dengan kandungan N-total <0,1% N.
Tanaman kedelai mampu menfiksasi N setaradengan 46 kg N/ha. Total serapan N kedelai padadaerah subtropis dan tropis (termasuk Indonesia)sebesar 44-485 kg N/ha (rata-rata 219 kg N/ha)dimana 52% adalah dari hasil fiksasi. Lahan yangpernah ditanami kedelai pada umumnyamempunyai populasi Rhizobium alami yangtinggi.
11
Gambar 2.Daun kedelai yangkahat N (foto:Taufiq, Balitkabi)
Gambar 3.Kahat N padatanaman kedelaipada lahan pasangsurut di Kalsel, daunmenguning dankerdil (foto: Novita,Balitkabi)
Gambar 4.Kahat N padatanaman kedelai dilahan kering masamLampung, daunkuning dan kerdil(foto: Taufiq,Balitkabi)
Gambar 5.Tanaman yangkahat N akibatdrainase buruk (fotoTaufiq, Balitkabi)
12
Kahat Fosfor (P)
Gejala kahat unsur P pada kedelai biasanyamulai muncul pada tanaman umur 30 hari.Tanaman yang kahat unsur P pertumbuhannyakerdil, ukuran daun kecil, daun berwarna kuningkeunguan (Gambar 6 dan 7). Tanaman kedelaiyang kahat P kadang mempunyai daun berwarnahijau gelap dan tebal (Gambar 8) kemudiandengan cepat berubah warna menjadi kuningdan cepat gugur, batang atau daun berwarnakeunguan karena adanya akumulasi antosianin.Kekahatan P menghambat pembentukan bintilakar, perkembangan akar, pembentukan polongdan biji sehingga polongnya sedikit dan bijinyalebih kecil.
Kahat P umumnya terjadi pada tanah masamatau pada tanah alkalis. Tanah masam umumnyamengandung besi (Fe) dan aluminum (Al) tinggi,sedangkan tanah alkalis mengandung Ca tinggiyang menyebabkan unsur P tidak tersedia bagitanaman akibat terfiksasi (Gambar 9). Kedelairespon terhadap pemupukan P dosis 22,5-36 kgP2O5/ha pada tanah yang mengandung P tersediarendah.
13
Gambar 7.Gejala kahat P pada kedelai.Daun dan batang berwarnakuning keunguan (foto:Taufiq, Balitkabi)
Gambar 6.Kahat P pada kedelai dilahan kering masam, daunmenguning dan cepat gugur,di bagian bawah daunberwarna keunguan (foto:Taufiq, Balitkabi)
14
Gambar 8.Tanaman kedelai kahatP, daun hijau gelap dantebal, dapat berbungatetapi gagal membentukpolong (foto: Taufiq,Balitkabi)
Gambar 9. Kahat P pada tanaman kedelai dilahan masam pasang surut Riau (foto: Taufiq,Balitkabi)
15
Kahat Kalium (K)
Gejala kahat unsur K mulai nampak padadaun tua, yaitu timbulnya klorosis (warna kuning)di antara tulang daun (Gambar 10) atau padatepi daun (Gambar 11). Pada kekahatan yangparah, klorosis meluas hingga mendekati pangkaldaun dan hanya meninggalkan warna hijau padatulang daun, dan selanjutnya daun mengering.
Kahat K umumnya terjadi pada tanah masamdengan kejenuhan basa rendah, tanah berteksturpasir, tanah Vertisol saat kondisi kekurangan air(Gambar 12 dan 13). Tanah yang mengandungunsur S, Ca, dan P rendah menghambatpenyerapan K sehingga tanaman menunjukkankahat K. Kedelai respon terhadap pemupukan Kdosis 22,5-45 kg K2O/ha pada tanah yangmengandung K dapat ditukar (K-dd) 0,2-0,3 me/100 g.
Gambar 10.Gejala kahat K padatanaman kedelai,klorosis di antaratulang daun(foto: Taufiq,balitkabi).
16
Gambar 11. Gejala kahat K pada tanaman kedelai, klorosispada tepi daun (foto: Taufiq, Balitkabi).
Gambar 12.Kahat K pada tanamankedelai di lahan masampasang surut Jambi, tepidaun klorosis kemudianmengering (foto: TaufiqBalitkabi)
Gambar 13.Kahat K pada tanamankedelai di lahan sawahVertisol Ngawi (Kiri) dan diBojonegoro (kanan)akibatkekurangan air (foto:Taufiq dan Salam,Balitkabi)
17
Kahat Kalsium (Ca)
Kahat unsur Ca ditandai dengan adanyabintik-bintik coklat atau hitam pada permukaanbawah daun, dan bila kekahatan berlanjut terjadinekrosis (bagian daun yang mengering) padapermukaan bawah maupun atas daun (Gambar14) sehingga daun menjadi berwarna coklat.Gejala yang umum muncul adalah daunberbentuk seperti mangkuk atau keriting miripgejala serangan virus (Gambar 15). Pada kondisikekahatan yang parah menyebabkan ujung akardan pucuk tanaman mati.
Kahat Ca umum terjadi pada tanah berteksturpasir, tanah masam, tanah dengan kejenuhanbasa rendah dan Aluminum dapat ditukar (Al-dd)tinggi (Gambar 16 dan 17).
Gambar 14. Gejala kahat Ca padadaun kedelai sering berasosiasi denganadanya keracunan unsur Mn(foto: Taufiq, Balitkabi)
18
Gambar 15.Gejala kahat Ca padadaun kedelai, daunberbentuk mangkukdan keriting miripserangan virus (foto:Taufiq, Balitkabi)
Gambar 16.Kahat Ca padatanaman kedelai dilahan kering masamJambi (foto: Taufiq,Balitkabi)
Gambar 17.Varietas kedelai yangtoleran masam(ditunjuk tangan kiri)dan yang tidak toleran(ditunjuk tangankanan) (foto: Taufiq,Balitkabi)
19
Kahat Magnesium (Mg)
Kahat unsur Mg ditandai klorosis berawal daritepi daun kemudian berkembang ke bagiantengah di antara tulang daun (Gambar 18), tetapiklorosisnya berbentuk spot-spot sehingga dapatdibedakan dengan klorosis akibat kahat K. Padakondisi yang parah warna tepi daun menjadimerah kekuningan kemudian gugur (Gambar 19).Gejala kahat Mg seringkali bersama-samadengan kahat Ca (Gambar 20).
Kahat Mg umum terjadi pada tanah berteksturpasir, tanah Oxisol, Ultisol, dan tanah masamdengan kejenuhan basa rendah.
Gambar 18.Daun kedelai yangkahat Mg (foto:William F. Bennett,Nutrient deficiencies &toxicities incrop palnts)
Gambar 19.Gejala kahat Mgyang parah padadaun kedelai padalahan masampasang surut Jambi,menguning dannekrosis (foto:Taufiq, Balitkabi)
20
Gambar 20.Gejala kahat Mgberasosiasi dengankahat Ca padatanaman kedelai dilahan masampasang surut Riau(foto: Taufiq,Balitkabi)
21
Kahat Mangan (Mn)
Kahat Mn ditandai adanya klorosis di antaratulang daun (Gambar 21). Gejala kahat Mn miripdengan kahat besi (Fe), hanya saja klorosisakibat kahat Fe warnanya lebih mencolok dandimulai pada daun muda. Kahat Mn biasanyaterjadi pada tanah dengan pH tinggi atau tanahyang banyak mengandung kapur.
Gambar 21. Gejala kahat Mn pada kedelai di tanahVertisol Ngawi, klorosis antar tulang daun terutamadaun bawah (foto Taufiq, Balitkabi).
22
Kahat besi (Fe)
Kahat Fe ditandai adanya klorosis yang sangatkuat tetapi tulang daun masih nampak kehijauan(Gambar 22). Gejala umum yang nampak adalahklorosis antar tulang daun, dimulai pada daunmuda. Pada kondisi yang parah, klorosis terjadihampir pada semua daun, dan bahkan daunberwarna putih (Gambar 23).
Kahat Fe umumnya terjadi pada tanahberkapur, tanah dengan pH tinggi (>7,4), dantanah yang kondisi drainasenya sangat buruk.
Gambar 22.Gejala kahat Fepada kedelai.
Gambar 23.Gejala kahat Fe yangparah pada kedelai.
23
Keracunan Aluminum (Al)
Gejala awal keracunan Al nampak padasistem parakaran, akar tumbuh tidak normal,percabangan akar tidak normal (Gambar 24).Gejala pada daun adalah adanya bercak-bercakklorosis di antara tulang daun yang diawali padadaun muda, tetapi tulang daun tetap hijau. Padagejala yang parah tanaman kerdil dan daunberbentuk seperti mangkuk, tepi daun mengering(Gambar 25). Keracunan Al dapat terjadi sejaktanaman muda (Gambar 26). Keracunan Alsering terjadi pada tanah masam dengankejenuhan basa rendah (Gambar 27). Nilai kritiskejenuhan Al untuk kedelai adalah 15-27%.
Gambar 24. Gejala keracunan Al, tanaman kerdil,perakarannya sedikit, dan percabangan akar sedikit(foto: A.G. Manshuri, Balitkabi)
24
Gambar 25. Tanaman yang keracunan Al, klorosis antartulang daun, tepi daun mengering (foto: A.G. Manshuri,Balitkabi)
Gambar 27.Pertumbuhan kedelaipada lahan keringmasam Lampung (foto:Taufiq, Balitkabi)
Gambar 26.Tanaman yangkeracunan Al padapertumbuhan awal,tepi daun klorosiskemudian mengering(foto: Taufiq,Balitkabi)
25
Keracunan Mangan (Mn)
Gejala awal keracunan unsur Mn ditandaiadanya warna putih pada tepi daun, kemudianberkembang menjadi berwarna coklat danakhirnya nekrosis (gejala mengering) (Gambar28). Gejala yang sering ditemui yaitu terjadinyabintik-bintik nekrosis pada daun muda yang diikutidengan keriting seperti terserang virus,pertumbuhan tunas terganggu sehinggapertumbuhan daun baru terhambat (Gambar 29).
Gambar 28. Tanaman kedelai yang keracunan unsur Mn(foto: Taufiq, Balitkabi)
Gambar 29. Keracunan Mn pada tanaman kedelai yangditumbuhkan pada tanah masam yang disterilisasi.Kandungan Mn pada tanah yang disterilisasi meningkatenam kali (foto: Taufiq, Balitkabi)
26
Identifikasi MasalahKeharaan Secara Tidak
Langsung
Kekahatan unsur hara kadang kala tidakmenampakkan gejala karena masih dapatditolelir oleh tanaman, atau gejalanya komplekskarena unsur hara yang kahat kadang lebih darisatu. Untuk memastikannya diperlukan analisistanaman dan tanah. Analisis tanah perludilakukan karena kekahatan unsur hara tidakselalu disebabkan oleh rendahnya ketersediaanunsur hara tersebut dalam tanah, tetapi mungkindisebabkan oleh faktor lain, misalnya pH tanah.
Untuk keperluan analisis, sampel tanamandiambil dari daun trifoliat muda yang telahberkembang sempurna sedikitnya berasal dari 20tanaman dan diambil saat periode pembentukanpolong. Hal yang penting dari analisis adalahmenginterpretasikan hasil analisis tersebut.Berikut adalah status unsur hara dalam tanahdan tanaman yang dapat digunakan sebagaipedoman dalam interpretasi hasil analisis.
27
Tabe
l 4. P
enila
ian
hasi
l ana
lisis
tan
ah s
ecar
a um
um.
airetirKlatot
N)
%(-
Ckinagro
)%(
Paidesret
mpp( P 2O5)
dd-K001/e
m( g
dd-aC
001/em( )g
dd-gM
001/em( )g
OS4
)mpp(
iseB)eF
mpp(nagna
Mmpp()n
M
gneSmpp(
)nZ
-abmeT
mpp( ag)u
C
noroB)B
mpp(
hadneR
2,0<
4<
02<
51,0<
5–22,0
<21–6
5,2<
6,0<
0,1<
6,0<
5,0<
gnadeS5,0
–2,001–4
3,0–51,001–5
5,0–2,0
pukuC
04-025,0–3,0
0,5-5,20,2
>5,1
>0,2
>0,2-5,0
iggniT
5,0>
01>
001-045,0
>02–01
5,0>
21>
0,5>
0,2>
-reBnahibel
001>
edoteM
iskartskelhadlejK
yarB7
Hp,N1tatesa
muinom
AAP
TD
APT
DAP
TD
APT
DAP
TD
riA
sanap
28
1 )Ba
tas
kriti
s ke
kaha
tan
hara
did
efin
isik
an s
ebag
ai k
andu
ngan
har
a di
man
a ta
nam
an m
enga
lam
i pen
urun
an h
asil
sebe
sar
10%
dar
i has
il te
rtin
ggi y
ang
dica
pai.
Besa
rnya
nila
i bat
as k
ritis
ber
agam
ter
gant
ung
met
ode
anal
isis
, fas
etu
mbu
h ta
nam
an, d
an je
nis
tana
h.
Tabe
l 5.
Klas
ifika
si u
nsur
har
a da
lam
tan
ah u
ntuk
tan
aman
ked
elai
(di
adap
tasi
dar
i ber
baga
isu
mbe
r pu
stak
a).
arahrusn
Uedote
Miskartske
nautaSisakifisalK
sitirksataB
1 )hadne
Riggni
Tla
mitpO
NlhadlejK
%1,0
<P
1yarB
Pmpp
2O5
7P
1yarB
Pmpp
2O5
nuJ-01P
1yarB
Pmpp
2O5
8<
02>
Pnesl
OP
mpp2O
508
<08
>P
1yarB
Pmpp
2O5
5<
32P
2yarB
Pmpp
2O5
11<
83P
2yarB
Pmpp
2O5
21<
63>
K7
Hp,tatesa-4H
NN
1g
001/em
3,0-2,0g
Mnagnarukek
adakadi
Tg
Mmpp
05g
M7
Hp,tatesa-4H
NN
1g
001/em
4,1a
C7
Hp,tatesa-4H
NN
1g
001/em
8,2n
MAP
TD
mpp3,3
Bmpp
5,0-2,01
<5
>
29
Tabe
l 6.
Nila
i kec
ukur
an d
an b
atas
krit
is u
nsur
har
a da
lam
tan
aman
unt
uk t
anam
an k
edel
ai(s
ampe
l dau
n tr
ifolia
t m
uda
yang
ter
buka
sem
purn
a, d
iado
psi d
ari b
erba
gai s
umbe
rpu
stak
a).
rusnU
nautas/arah
napukucekialiN
sitirkialiN
mumiska
mialiN
esaFnakutneb
mepgnolop
esaFnahub
mutrepla
wa
esaFagnubreb
esaFnakutneb
mepgnolop
iagabreBesaf
esaFagnubreb
esafagnubreb
)N
%(N
5,50,45,55,3
0,552,34
0,40, 6
)P%(
P5,052,0
6,03,006,003,0
51,0)2
R(3,0
53,05,0
)K%(
K5,27,1
5,27,152,25,1
288,0
;)2R(
5,193,0
;)4-3R(
)6-5R(
0,20,3
)aC
%(a
C0,253,0
2,21,14,18,0
5,00,3
)gM
%(g
M0,152,0
6,030,07,052,0
1,001,0
0,1
)S%(
S6,052,0
52,0
)Bmpp
(B
55020602
5,002
55
)uC
mpp(u
C0301
0344
03
) eFmpp(
eF05305
0035203
)nM
mpp(n
M00102
0017141
;)2R(
71-01)6
V(22
41001
)nZmpp(
nZ0502
081221
)2R(
1221
08
Kete
rang
an:
V6=
Dau
n be
rang
kai 3
(tr
ifoli
atas
) p
ada
buku
ke-
6 te
lah
berk
emba
ng p
enuh
, dan
dau
n pa
da b
uku
ke-5
tela
h te
rbuk
a;R2
=fa
se b
erbu
nga;
R3-
R4=
pem
bent
ukan
-per
kem
bang
an p
olon
g; R
5-R6
=po
long
mul
ai is
i-pol
ong
isi p
enuh
30
KERACUNAN AKIBATPENGARUH HERBISIDA
Penggunaan herbisida pada budidaya kedelaisemakin intensif karena penyiangan secaramanual memerlukan biaya tinggi. Herbisida yangbanyak digunakan adalah yang berbahan aktifglifosat (C3H8NO5P) yang pada umumnyadigunakan sebelum tanam. Mekanisme kerjaglifosat adalah menghambat sintesis protein.Herbisida lain yang banyak digunakan adalahberbahan aktif paraquat (C12H14Cl2N2) umumnyadigunakan sebelum tanam maupun untukpenyiangan. Mekanisme kerja paraquat adalahmenghambat fotosintesis. Kedua herbisidatersebut spektrumnya luas.
Tanaman kedelai yang terkena herbisidatersebut akan mengalami keracunan dangejalanya kadang mirip dengan keracunan unsurhara (Gambar 30).
Gambar 30. Tanaman kedelai yang terkena herbisidaberbahan aktif paraquat (foto: Taufiq, Balitkabi)
31
PENGARUH KEGARAMAN(SALINITAS)
Salinitas merupakan salah satu cekamanabiotik yang berpengaruh buruk terhadappertumbuhan dan hasil tanaman. Indikator yangumum digunakan adalah daya hantar listrik (DHL)dengan satuan mmhos/cm, dibaca milimos percm (1 mmhos/cm= 1 dS/m dibaca desi simenper m). Klasifikasi salinitas disajikan pada Tabel7. Lahan salin umumnya berada di dekat pantai,tetapi lahan-lahan yang intensif menggunakan airtanah sebagai air irigasi dapat menjadi salin bilakandungan garam dalam air tinggi. Batas DHLkritis yang digunakan di Australia 1,3 dS/m.Varietas dan genotipe kedelai di Indonesiatoleran pada DHL 2,23 - 3,86 dS/m.
Gejala keracunan garam akibat salinitasditandai oleh daun layu, meskipun kelembabantanah cukup, yang disebabkan oleh tingginyatekanan osmotik air sehingga tanaman tidakmampu menyerapnya. Pertumbuhan tanamankerdil, ukuran daun kecil dengan warna daunlebih hijau dari warna normalnya tetapikemudian cepat menjadi kuning dan akhirnyacepat gugur.
Pada kondisi yang parah daun menjadi kuning(klorosis) dan tepi daun mengering mirip gejalakekurangan kalium (K), karena pada kondisisalinitas tinggi penyerapan unsur K terganggusehingga tanaman menunjukkan gejala klorosis(Gambar 31).
32
Gambar 32. Akibat salinitas daun tua mengalaminekrosis dan kemudian gugur (foto Taufiq,Balitkabi).
Tabel 7. Interpretasi nilai salinitas tanah.
Sumber: Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants.Academic Press Inc, London Ltd. 674p).
Klasifikasi
Rendah (Non-salin)Agak rendah (agak salin)Medium ( salin sedang)Tinggi (sangat salin)Sangat tinggi ( salin sangat kuat)
Ekstraksi 1:1(dS/m)
0,01 - 0,450,45 - 1,51,51 - 2,92,91 - 8,5
>8,5
Pasta jenuh(dS/m)
0,0 - 2,02,1 - 4,04,01 - 8,08,01 - 16,0
16,0
Nilai DHL dengan dua metode
Pertumbuhan sistem perakaran terhambat,pada daun tua mengalami nekrosis dankemudian gugur (Gambar 32).
Gambar 31. Gejala klorosis akibat salinitas tanah(foto Taufiq, Balitkabi).
33
Barker, A.V. and D.J. Pilbeam. 2007. Handbook ofplant nutrition. Taylor and Francis Group. NY.642 p.
Bell, R.W., D. Brady, D. Plaskett, and J. F.Loneragan. 1987. Diagnosis of potassiumdeficiency in soybean. J. of Plant Nutrition vol.10(9-16):1947-1953
Fegeria, N.K. 2009. The Use of Nutrients in CropsPlants. CRC Press, Brazil. 430 P.
Hanum, C, W.Q. Mugnisjah , S. Yahya, D. Sopandy,K. Idris, dan A. Sahar. 2007. Pertumbuhan AkarKedelai pada Cekaman Aluminum, Kekeringandan Cekaman Ganda Aluminium dan Kekeringan.Agritrop. 26(1):13-18
Hazelton, P. and B. Murphy. 2007. Interpreting SoilTest Results: What do all the numbers mean?.CSIRO Pub., Australia. 160 pages.
Jones, J.B., B. wolf, and H.A. Mills, 1991. PlantAnalysis Handbook: A Practical sampling,preparation, analysis, and interpretation guide.Micro-Macro Pub., Inc., USA. 213 pages.
Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition in HigherPlants. Academic Press Inc, London Ltd. 674p.
Mengel, K dan E.A. Kirkby, 1978. Principles of PlantNutrition. International Potash Institute,Switzerland. 593 pages.
Nursyamsi, D dan Nurul Fajri. 2005. Penelitiankorelasi uji tanah hara phosphorus di tanahandisol untuk kedelai (Glycine max, L.). JurnalIlmu Tanah dan Lingkungan Vol 5(2):27-37
Nursyamsi, D. 2006. Kebutuhan hara kaliumtanaman kedelai di tanah Ultisol. Jurnal IlmuTanah dan Lingkungan 6(2): 71-81
DAFTAR PUSTAKA
34
Nursyamsi, D. dan Nurul Fajri. 2004. Metodeekstraksi dan batas kritis hara fosfor tanahVertisol untuk kedelai (Glycine max, L.). Agric,Jurnal Ilmu Pertanian No. 18.
Nursyamsi, D., M.T. Sutriadi, dan U. Kurnia. 2004.Metode ekstraksi dan kebutuhan pupuk Ptanaman kedelai (Glycine max L.) pada tanahmasam Typic Kandiudox di Papanrejo, Lampung.J. Tanah dan Iklim 22:71-81.
Salvagiotti, F., K.G. Cassman, J.E. Specht, D.T.Walters, A. Weiss and A. Dobermann. 2008.Nitrogen uptake, fixation and response tofertilizer N in soybeans: A review. Field CropsResearch Vol. 108 (1):1-13.
Taiz, L. and E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. 3rdedt. Sinauer Associates Pub., 690 pages.
Wiedenhoeft, A.C. 2006. Plant Nutrition. InfobasePub., NY. 153 pages.
Wijanarko, A dan A. Taufiq, 2008. Penentuankebutuhan pupuk p untuk tanaman kedelai,kacang tanah dan kacang hijau berdasarkan ujitanah di lahan kering masam Ultisol. BuletinPalawija, Balitkabi no. 15:1-8.