IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN...

98
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG KABUPATEN MALANG MAGANG KERJA Oleh: ILHAM NUGROHO 0910440101 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012

Transcript of IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN...

Page 1: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN

BERAS SEMI ORGANIK

DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG

KABUPATEN MALANG

MAGANG KERJA

Oleh:

ILHAM NUGROHO

0910440101

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2012

Page 2: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

i

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN MAGANG KERJA

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN

BERAS SEMI ORGANIK

DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG

KABUPATEN MALANG

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lapang Pembimbing Utama

Koeshartono, SPt Nur Baladina, SP.MP

NIP. 19550619 197603 1 001 NIP. 19820214 20080120 2 012

Mengetahui,

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya

Dr. Ir. Syafrial, MS

NIP. 19580529 198303 1 001

Page 3: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG KERJA

Mengesahkan,

Dosen Penguji

Penguji I Penguji II

Nur Baladina, SP.MP Dr. Ir. Suhartini, MP

NIP. 19820214 20080120 2 012 NIP. 19680401 200801 2 015

Tanggal Ujian: 21 Desember 2012

Page 4: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

iii

RINGKASAN

ILHAM NUGROHO. 0910440101. Identifikasi Fungsi-Fungsi Pemasaran

Beras Semi Organik di Wilayah Kerja UPT Balai Penyuluhan Pertanian

Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Di bawah

bimbingan Nur Baladina, SP.MP sebagai Pembimbing Utama, dan

Koeshartono, SPt sebagai Pembimbing Lapang.

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia

berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Nasi merupakan salah satu

bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi

yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap

kesehatan. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain karbohidrat, protein, lemak,

serat kasar, abu dan vitamin.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai

peranan penting terhadap produksi dan ketersediaan bahan pangan di Indonesia.

Kecamatan Lawang sebagai bagian dari Kabupaten Malang sangat terkenal

dengan bidang pertaniannya. Di wilayah ini juga terdapat instansi-instansi

pemerintah yang berperan dalam perkembangan pertanian di Kecamatan Lawang.

Salah satu instansi tersebut adalah UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Lawang. Dalam wilayah kerja UPT BPP Kecamatan Lawang mempunyai daerah

binaan sekitar instansi.

Pada akhirnya, hasil panen dari budidaya tanaman padi semi organik

berupa beras akan dipasarkan hingga kekonsumen akhir. Dalam perjalanannya,

pemasaran hasil budidaya padi ini melalui beberapa tahap seperti saluran distibusi

dan fungsi pemasaran yang sangat berpengaruh akhirnya pada konsumen. Fungsi

pemasaran terdiri dari empat komponen penting antara lain fungsi penyimpanan,

fungsi transportasi, grading dan standarisasi serta periklanan.

Adapun tujuan dari pelaksanaan magang kerja yaitu (1)mahasiswa

mendapatkan ilmu pengalaman baru khususnya mengenai fungsi pemasaran

selama mengikuti kegiatan magang kerja serta membandingkan ilmu yang

didapatkan selama masa perkuliahan, (2)mengetahui dan memahami penerapan

fungsi pemasaran yang dilakukan petani atau pedagang hasil panen padi semi

organik,(3)mengetahui kendala-kendala yang dihadapi petani dan pedagang beras

semi organik dalam fungsi pemasaran yang berjalan serta upaya pemecahan

masalahnya di wilayah kerja UPT BPP Kecamatan Lawang,(4)melatih mahasiswa

untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan memperoleh keterampilan

tambahan.

Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan di UPT BPP Desa

Sumberporong Kecamatan Lawang dengan waktu pelaksanaan magang kerja

dimulai 8 Agustus 2012 - 8 November 2012. Pelaksanaan Magang Kerja di UPT

BPP Kecamatan Lawang dengan metode participation observation yaitu suatu

strategi lapangan yang secara simultan (serempak) mengkombinasikan analisis

dokumen, mewawancarai para responden dan informan-informan, observasi,

partisipasi serta studi pustaka yang berkaitan dengan kegiatan magang kerja.

Page 5: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

iv

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada kegiatan magang kerja di Desa

Sumberporong dapat diketahui bahwa lembaga pemasaran beras semi organik di

Desa Sumberporong meliputi petani sebagai produsen, tengkulak, pengumpul,

pedagang penggiling, pedagang besar dan pedagang pengecer. Penerapan fungsi

pemasaran beras semi organik tidak dilakukan seluruhnya oleh lembaga

pemasaran yang ada di Desa Sumberporong karena disesuaikan dengan fungsi

lembaga pemasaran itu sendiri. Fungsi pemasaran yang terlibat di Desa

Sumberporong meliputi kegiatan-kegiatan penjualan pembelian, pengolahan,

penyimpanan, penanggungan resiko, transportasi, grading/standarisasi dan

informasi pasar.

Adapun saran dari kegiatan magang kerja untuk mengatasi kendala yang

ada antara lain: (1)perlu adanya keterbukaan informasi pasar oleh pemerintah atau

instansi terkait bagi tingkat petani (2)perlu adanya penyuluhan mengenai

penghitungan biaya usahatani bagi petani agar dapat menghitung biaya usahatani

(3)perlu adanya pertimbangan petani dalam pengambilan keputusan untuk

menjual dengan sistem tebasan (4)dalam mengatasi potongan harga dari karung

oleh pedagang, petani dapat mempersiapkan karungnya sendiri untuk mengurangi

biaya potongan tersebut (5)perlu adanya penyuluhan di tingkat petani untuk

mengetahui fungsi pemasaran (6)menjaga kualitas beras, minimal dari tingkat

pedagang penggiling juga sudah melakukan grading dan standarisasi

(7)pembayaran tunai oleh pedagang ke petani harus sesuai dengan kesepakatan

antara kedua belah pihak, sehingga keterlambatan pembayaran dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 6: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

v

SUMMARY

ILHAM NUGROHO.0910440101.Identification of Market Functions Semi

Organic Rice In The Work Area UPT BPP, Sumberporong Village, Lawang

Subdistrict, Malang. Under The Guidance Nur Baladina, SP.MP as the Main

Supervisor, and Koeshartono, SPt as a Field Supervisor.

The primarily needed in human life when defend directness their life is

with food and the one important food is rice. Rice is one food that can be easy to

make, easy to dishes, delicious and have many energy can be influence to human

health. Paddy is ingredient of rice it is include in primarily food for Indonesian

people. Rice have nutrient contents which is carbohydrate, protein, fat, rough

fibrous, dust, and vitamins.

East Java province is one of province has important subject for

production and availability of food ingredients in Indonesia. Lawang subdistrict is

part of Malang regency with famous agriculture sector. In this region there are

also government agencies that play a role in the development of agriculture in the

District Lawang. One such agency is the Central Unit of Agricultural Extension

District Lawang. In the work area UPT BPP District Lawang have target areas

surrounding agencies.

Finally, harvest product of rice it is from paddy cultivation semi organic

that will be market to the last consumer. In the trip, market of paddy cultivation

with steps which is distribution access and market function that really influence to

the consumer. Market functions in this report have four important components

which is for storage function, the function of transportation, grading and

standardization as well as advertising.

The aim of this on the job training are (1) the students acquire knowledge

of new experiences particularly regarding marketing functions during the

internship activities and compare the knowledge gained during the course,

(2)know and understand the application market function of farmer or seller

product of harvest paddy cultivation product of semi organic, (3)to know the

obstacle of farmer and semi organic rice seller in market function with the solving

problem in Lawang subdistrict UPT BPP area, (4)to train student for adaptation

with work environments and to get addition skill.

On the job training in UPT BPP in Sumberporong village, Lawang

subdistrict is start on August 8, 2012 – November 8, 2012. On the job training in

UPT BPP in Sumberporong village, Lawang sub district is use participation

observation method that is a field strategy with simultaneous to combine

document analysis, interview the respondents, observation of informants,

participation observation and from reference that related on the job training.

Based on the result concerned and research on the job training in

Sumberporong village it can be know the rice semiorganic institution of market is

include farmer as a producer, tengkulak, collector, roll seller, distributor and retail

seller. Applied of market function in rice semi organic is not only from

Sumberporong village institution because it is appropriate with function of the

market institution. Function of market in Sumberporong village include in seller

product, process of saving, responsibility, transportation, grading or

standardization and market information.

Page 7: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

vi

The suggestion of apprentice work to overcome the obstacles that exist

among others: (1)the need for transparency of market information by the

government or related agencies for the farmers (1) needed more of market

information from government or institution that relevance in farmer, (2) the need

for education on farming for farmers costing to calculate the cost of farming (3)

farmers need to take into account in the decision to sell the blow system (4) in

dealing with rebates from the sack by traders, farmers can prepare their own sack

to reduce the cost of the discount (5) the need for counseling at the farm level to

determine the function of marketing (6) maintain the quality of rice, a minimum

of level grinding merchants also have done grading and standardization,

(7)agreement of payment from seller to farmer because to solve late of payment

and has responsibility.

Page 8: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan sauri tauladan kepada kita semua

sehingga pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mampu menyelesaikan

Laporan Magang kerja di Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Kecamatan

Lawang dengan judul “Identifikasi Fungsi-Fungsi Pemasaran Beras Semi Organik

di Wilayah Kerja UPT Balai Penyuluhan Pertanian Desa Sumberporong

Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang”.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan magang kerja ini, penulis tidak

bekerja sendirian melainkan dibantu oleh banyak pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu

penulisan laporan magang kerja ini sampai selesai. Penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr.Ir.Syafrial, MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Brawijaya;

2. Ibu Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya;

3. Ibu Tatiek Koerniawati A, SP. MP selaku Ketua Kegiatan Magang Kerja

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya;

4. Ibu Dr.Ir.Yayuk Yuliati, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis;

5. Ibu Nur Baladina,SP.MP selaku Dosen Pembimbing Utama & Dosen Penguji

I Magang Kerja;

6. Ibu Dr.Ir.Suhartini, MP selaku Dosen Penguji II Magang Kerja;

7. Bapak Koeshartono, SPt selaku Pembimbing Lapang Magang Kerja;

8. Bapak Drs.Sumengkar, SP selaku Kepala UPT Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Lawang beserta jajarannya;

9. Bapak Purwo Hariyanto selaku Kepala Desa Sumberporong Kecamatan

Lawang beserta jajarannya;

10. Bapak Mulyo Sri Antoro selaku Ketua Kelompok Tani Kertoraharjo Desa

Sumberporong beserta anggota;

11. Teman-teman Program Studi Agribisnis angkatan 2009, khususnya

mahasiswa Laboratorium Ekonomi Pertanian;

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala

bantuannya.

Page 9: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

viii

Penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika masih banyak kekurangan

dalam laporan ini. Semoga laporan magang kerja ini dapat memberikan manfaat

baik bagi rekan-rekan mahasiswa, instansi pemerintah tempat penulis

melaksanakan magang kerja, masyarakat umum, serta berbagai pihak yang

lainnya sebagai bahan ilmu pengetahuan.

Malang, Desember 2012

Penulis

Page 10: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

RINGKASAN .................................................................................................. iii

SUMMARY ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFRAR GAMBAR ....................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan Magang Kerja ....................................................................... 3

1.3. Sasaran Kompetensi yang Ditargetkan ............................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Padi ...................................................................... 4

2.1.1.Ciri-Ciri Umum Padi................................................................. 4

2.1.2.Genetika & Pemuliaan .............................................................. 5

2.1.3.Keanekaragaman Budidaya ...................................................... 6

2.1.4.Keanekaragaman Tipe Beras/Nasi ............................................ 7

2.1.5.Aspek Budidaya ........................................................................ 7

2.1.6.Hama Penyakit Tanaman Padi .................................................. 8

2.1.7.Produksi & Perdagangan Padi .................................................. 9

2.2. Usahatani Semi Organik .................................................................... 11

2.3. Tinjuan Tentang Pemasaran .............................................................. 12

2.4. Fungsi Pemasaran .............................................................................. 12

2.4.1.Penyimpanan ............................................................................. 12

2.4.2.Transportasi............................................................................... 14

2.4.3.Grading & Standarisasi ............................................................. 15

2.4.4.Periklanan ................................................................................. 18

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja .............................. 21

3.2. Metode Pelaksanaan Magang Kerja .................................................. 21

3.3. Jadwal Rencana Kegiatan Magang Kerja .......................................... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pelaksanaan Magang Kerja ...................................................... 22

4.1.1.Profil UPT BPP Kecamatan Lawang ........................................ 22

4.1.2.Kondisi Wilayah Kecamatan Lawang ...................................... 23

4.1.3.Kondisi Wilayah Desa Sumberporong...................................... 26

4.1.4.Profil Kelompok Tani Kertoraharjo .......................................... 29

4.1.5.Budidaya Tanaman Padi Sawah Semi Organik ........................ 30

Page 11: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

x

4.1.6.Penyeleksian Tanaman Benih Padi ........................................... 38

4.1.7.Penghitungan Produksi Gabah Padi dengan Sampel ................ 39

4.1.8.Pelabelan dan Pengemasan Benih Padi..................................... 40

4.1.9.Pengemasan Beras Organik ...................................................... 41

4.1.10.Pembuatan Pupuk Azolla ........................................................ 42

4.1.11.Proses Pembuatan MOL & Pupuk Cair Paitan ....................... 43

4.1.12.Identifikasi Saluran & Lembaga Pemasaran Padi ................... 45

4.1.13.Log Book Kegiatan Magang Kerja Mingguan........................ 47

4.1.14.Deskripsi Kegiatan Magang Kerja .......................................... 49

4.2. Pembahasan........................................................................................ 54

4.2.1.Tingkat Petani ........................................................................... 54

4.2.2.Tingkat Tengkulak .................................................................... 57

4.2.3.Tingkat Pedagang Pengumpul .................................................. 58

4.2.4.Tingkat Pedagang Penggiling ................................................... 59

4.2.5.Tingkat Pedagang Besar ........................................................... 61

4.2.6.Tingkat Pedagang Pengecer ...................................................... 62

4.2.7.Kendala-Kendala Fungsi Pemasaran Beras .............................. 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 66

5.2. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN .................................................................................................... 69

Page 12: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Produsen Padi Terbesar Tahun 2005 ...................................................... 9

Tabel 2.Luas Panen,Produktivitas,Produksi Tanaman Padi Indonesia ................. 10

Tabel 3.Luas Panen,Produktivitas,Produksi Tanaman Padi Provinsi Ja-Tim ....... 10

Tabel 4.Jumlah Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Sumberporong........................ 27

Tabel 5.Jumlah Berdasarkan Agama Desa Sumberporong ................................... 27

Tabel 6.Contoh Pembagian Air Irigasi Sawah ...................................................... 33

Tabel 7.Log Book Kegaiatan Magang Kerja Mingguan ....................................... 47

Tabel 8.Fungsi Pemasaran yang dilakukan Lembaga Pemasaran ......................... 64

Page 13: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Struktur Organisasi Penyuluh Kabupaten Malang .............................. 22

Gambar 2.Peta Desa Sumberporong ..................................................................... 29

Gambar 3.Proses Penyemaian Benih Padi ............................................................ 31

Gambar 4.Penyemaian Benih Padi ........................................................................ 31

Gambar 5.Proses Pengolahan Lahan ..................................................................... 31

Gambar 6.Pengolahan Lahan Sawah Padi ............................................................ 32

Gambar 7.Penanaman Bibit Padi .......................................................................... 32

Gambar 8.Perbaikan dan Pembagian Saluran Air ................................................. 33

Gambar 9.Penyiangan ........................................................................................... 34

Gambar 10.Pemupukan ......................................................................................... 35

Gambar 11.Pengendalian Hama Penyakit ............................................................. 36

Gambar 12.Perontokkan Gabah ............................................................................ 36

Gambar 13.Penjemuran Gabah ............................................................................. 37

Gambar 14.Penyimpanan Gabah ........................................................................... 37

Gambar 15.Pembersihan Gabah Kering ................................................................ 38

Gambar 16.Pengecekan Kadar Air ........................................................................ 38

Gambar 17.Penyeleksian Tanaman Benih Padi .................................................... 39

Gambar 18.Pengambilan Sampel .......................................................................... 40

Gambar 19.Pengemasan dan Pelabelan Benih Padi .............................................. 41

Gambar 20.Standar Kelulusan Kelas Benih .......................................................... 41

Gambar 21.Pembersihan ....................................................................................... 42

Gambar 22.Pengepresan & Pembuatan Lubang Angin ........................................ 42

Gambar 23.Jenis Menting Wangi & Jenis IR 64................................................... 42

Gambar 24.Bahan Pembuatan Pupuk Azolla ........................................................ 43

Gambar 25.Bahan Ares ......................................................................................... 44

Gambar 26.Proses Pembuatan MOL ..................................................................... 44

Gambar 27.Daun Paitan yang digantung .............................................................. 45

Gambar 28.Saluran Pemasaran Beras di Desa Sumberporong ............................. 46

Page 14: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia

berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup

manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh

perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan di beberapa

daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhirnya beralih

makan nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah

diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung di dalamnya

cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan.

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai

tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah

digantikan oleh bahan makanan yang lain.

Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan

penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan

yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan

energi. Menurut Collin Clark Papanek dalam Modul Budidaya Padi Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul (2005) , nilai gizi yang diperlukan

oleh setiap orang dewasa adalah 1821 kalori yang apabila disetarakan dengan

beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung

berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan

vitamin. Di samping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain

kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai

peranan penting terhadap produksi dan ketersediaan bahan pangan di Indonesia.

Produksi dan kapasitas produksi padi di Jawa Timur mengalami kenaikan dan

penurunan karena berbagai sebab, antara lain luas lahan yang semakin berkurang,

akses penyediaan sarana produksi budidaya padi. Kabupaten Malang terkenal

dengan prospek agribisnis yang sangat mendukung perkembangan ekonomi

Page 15: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

2

masyarakat sekitarnya. Pekerjaan mayoritas penduduk Kabupaten Malang adalah

bekerja sebagai petani.

Kecamatan Lawang sebagai bagian dari Kabupaten Malang sangat

terkenal dengan bidang pertaniannya seperti kebun teh, jagung, padi, dan tanaman

hortikultura lainnya. Di wilayah ini juga terdapat instansi-instansi pemerintah

yang berperan dalam perkembangan pertanian di Kecamatan Lawang. Salah satu

instansi tersebut adalah Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Lawang.

Dalam wilayah kerja UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Lawang mempunyai daerah binaan sekitar instansi. Salah satu bidang yang

didampingi adalah proses budidaya tanaman padi dengan sistem budidaya non

organik, semi organik dan organik. Sistem tersebut diharapkan dapat membantu

petani dalam berusahatani sehingga pendapatan maksimal dapat diperoleh. Salah

satu sistem yang paling banyak digunakan pada budidaya tersebut adalah sistem

budidaya dengan sistem semi organik, dimana mengkombinasikan sumber daya

organik dan non organik yang ada di lapangan.

Pada akhirnya, hasil panen dari budidaya tanaman padi semi organik

berupa beras akan dipasarkan hingga kekonsumen akhir. Pemasaran sendiri

merupakan proses yang sangat panjang dimana tujuannya adalah barang produksi

dapat dinikmati oleh konsumen. Dalam perjalanannya, pemasaran hasil budidaya

padi ini melalui beberapa tahap seperti saluran distibusi dan fungsi pemasaran

yang sangat berpengaruh akhirnya pada konsumen. Fungsi pemasaran terdiri dari

empat komponen penting antara lain fungsi penyimpanan, fungsi transportasi,

grading dan standarisasi serta periklanan. Melihat pentingnya kajian tersebut,

maka peserta magang ingin mengetahui bagaimana fungsi pemasaran yang telah

dilakukan para petani maupun pedagang di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis

Balai Penyuluhan Pertanian Desa Sumberporong Kecamatan Lawang.

Page 16: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

3

1.2. Tujuan Magang Kerja

Adapun tujuan dari pelaksanaan magang kerja yaitu:

1. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengalaman baru khususnya mengenai fungsi

pemasaran selama mengikuti kegiatan magang kerja serta membandingkan

ilmu yang didapatkan selama masa perkuliahan yang sebagian besar hanya

berupa teori.

2. Mengetahui dan memahami penerapan fungsi pemasaran meliputi fungsi

penyimpanan, fungsi transportasi, grading dan standarisasi serta periklanan

yang dilakukan petani atau pedagang hasil panen padi semi organik.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi petani dan pedagang beras semi

organik dalam fungsi pemasaran yang berjalan serta upaya pemecahan

masalahnya di wilayah kerja UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Lawang.

4. Melatih mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan

memperoleh keterampilan tambahan sebagai bekal selepas memperoleh

gelar Sarjana untuk terjun ke masyarakat.

1.3. Sasaran Kompetensi yang Ditargetkan

Adanya kegiatan magang kerja ini, diharapkan mahasiswa dapat

mencapai kemampuan selepas magang antara lain:

1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi

fungsi pemasaran yang baik dalam suatu sistem atau usaha agribisnis secara

berkelanjutan.

2. Mampu merencanakan dan merancang solusi-solusi alternatif untuk

mengatasi kendala-kendala dalam penerapan fungsi pemasaran agribisnis.

3. Mampu menerapkan dan mempraktikkan ilmu baik teoritis maupun praktis

yang telah diperoleh dari materi perkuliahan serta kegiatan magang kerja

mengenai fungsi pemasaran agribisnis.

Page 17: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Padi

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah

satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Padi diduga berasal

dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang

migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati

urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian,

padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk

dunia.(Wikipedia,2012)

2.1.1. Ciri-Ciri Umum Padi

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau POACEAE (GRAMINAE

atau GLUMIFLORAE). Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek,

struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling

menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna

hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang

pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan

bunga disebut FLORET yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada

panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan

bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup

oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur

dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis ENDUSPERMIUM.

Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri,

karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah

pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri.

Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada

akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian

endosperm. Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

(Wikipedia,2012)

Page 18: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

5

2.1.2. Genetika & Pemuliaan

Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah

tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel

seksual). Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan

karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom

yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp). Sebagai

tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia.

Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.

Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia

membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai

macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di

Indonesia atau 'Basmati Rice' dari India utara. Orang juga berhasil

mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan

penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air

rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.

Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak

didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian

dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai

kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia.

Dua kultivar padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi

menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak

karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng

coklat pada tahun 1970-an.

Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar

dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi.

Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan

dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu

20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara

swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih

sejak tahun 2007.

Page 19: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

6

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an

memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss

mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama

pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI,

bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice)

yang dapat menghasilkan provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi

pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim

peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin

bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi

alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.

Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida, yang

memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar

jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit

dengan metode lain.

Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula

tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu

tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan

tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga

dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten

(provitamin A). (Wikipedia,2012)

2.1.3. Keanekaragaman Budidaya

1. Padi Gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe

padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah.

Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan

penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

2. Padi Rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah

rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai

Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat

Page 20: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

7

mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

(Wikipedia,2012)

2.1.4. Keanekaragaman Tipe Beras/Nasi

1. Padi Pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20%

pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari

padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi

jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong

padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

2. Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak

dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.

Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

3. Padi Wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa

tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang

telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah

varietas javanica yang berumur panjang. Di luar negeri orang mengenal padi

biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu

umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam

pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan

padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah

awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya

umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. (Wikipedia,2012)

2.1.5. Aspek Budidaya

1. Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari

daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.

2. Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya

padi sawah.

Page 21: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

8

3. Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di

Pulau Kalimantan.

4. Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari

budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang

hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-

masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal

dengan nama padi gogo. Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup

persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan,

penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain

yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi

adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.

2.1.6. Hama Penyakit Tanaman Padi

1. Hama-hama penting

a. Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)

b. Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)

c. Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)

d. Wereng coklat (Nilaparvata lugens)

e. Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)

f. Lembing hijau (Nezara viridula)

g. Walang sangit (Leptocorisa oratorius)

h. Ganjur (Pachydiplosis oryzae)

i. Lalat bibit (Arterigona exigua)

j. Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)

k. Tikus sawah (Rattus argentiventer)

2. Penyakit-penyakit penting

a. Blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)

b. Hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)

(Wikipedia,2012)

Page 22: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

9

2.1.7. Produksi & Perdagangan Padi

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari

total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian

kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari

total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total

padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) danAmerika

Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari

padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).

Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007

adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton

akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.

(Wikipedia,2012)

Tabel 1. Produsen Padi Terbesar Tahun 2005

Page 23: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

10

Tabel 2. Luas Panen Produktivitas Produksi Tanaman Padi Indonesia

Negara J.T Thn

Luas

Panen(Ha)

Produktivitas(Ku/

Ha) Produksi(Ton)

Indonesia Padi 1993 10993920 43.78 48129321

Indonesia Padi 1994 10717734 43.48 46598380

Indonesia Padi 1995 11420680 43.52 49697444

Indonesia Padi 1996 11550045 44.2 51048899

Indonesia Padi 1997 11126396 44.34 49339086

Indonesia Padi 1998 11730325 41.97 49236692

Indonesia Padi 1999 11963204 42.52 50866387

Indonesia Padi 2000 11793475 44.01 51898852

Indonesia Padi 2001 11499997 43.88 50460782

Indonesia Padi 2002 11521166 44.69 51489694

Indonesia Padi 2003 11488034 45.38 52137604

Indonesia Padi 2004 11922974 45.36 54088468

Indonesia Padi 2005 11839060 45.74 54151097

Indonesia Padi 2006 11786430 46.2 54454937

Indonesia Padi 2007 12147637 47.05 57157435

Indonesia Padi 2008 12327425 48.94 60325925

Indonesia Padi 2009 12883576 49.99 64398890

Indonesia Padi 2010 13253450 50.15 66469394

Indonesia Padi 2011 13201316 49.8 65740946 Sumber:BPS Pusat,2012

Tabel 3. Luas Panen Produktivitas Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Timur

Provinsi J.T Thn

Luas

Panen(Ha)

Produktivitas

(Ku/Ha) Produksi(Ton)

Jawa Timur Padi 2006 1750903 53.38 9346947

Jawa Timur Padi 2007 1736048 54.16 9402029

Jawa Timur Padi 2008 1774884 59.02 10474773

Jawa Timur Padi 2009 1904830 59.11 11259085

Jawa Timur Padi 2010 1963983 59.29 11643773

Jawa Timur Padi 2011 1926796 54.89 10576543 Sumber: BPS Pusat, 2012

Dilihat dari perkembangan produksi padi dunia, Indonesia merupakan

salah satu negara penyumbang beras bagi dunia. Namun, hingga saat ini Indonesia

mengalami penurunan dimana negara agraris ini mengimpor beras dari negara asia

lainnya seperti Vietnam. Kenaikan dan penurunan jumlah produksi padi terjadi

dikarenanakan beberapa sebab antara lain alih guna lahan, iklim, hama penyakit

tanaman, kebijakan pemerintah dan sebagianya. Provinsi Jawa Timur pun

Page 24: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

11

mengalami penurunan luas lahan panen pada 2010 sebesar 1.963.983 Ha menjadi

1.926.796 Ha pada tahun 2011.

2.2. Usahatani Semi Organik

Akhir-akhir ini isu pertanian organik mencuat ke permukaan. Sebagian

orang mendukung gagasan pengembangan pertanian organik dan sebagian lainnya

tidak setuju, masing-masing dengan argumentasi yang sama-sama rasional.

Argumentasi kelompok pro pertanian organik bertitik tolak dari keprihatinannya

terhadap keamanan pangan, kondisi lingkungan pertanian dan kesejahteraan

petani secara mikro. Sementara kelompok yang kontra bertitik tolak dari

kekhawatirannya terhadap keberlanjutan ketahanan pangan nasional dan

kesejahteraan petani secara menyeluruh1.

Sutanto (2002) dalam Inayah Nurmala Sari (2011), pada tahap awal

penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk kimia atau pupuk

mineral, terutama pada tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat

diperlukan agar supaya takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang nantinya

akan menyulitkan pada pengelolaannya. Sejalan dengan proses pembangunan

kesuburan tanah menggunakan pupuk organik, secara berangsur kebutuhan pupuk

kimia yang berkadar tinggi dapat dikurangi.

Salikin (2003) dalam Inayah Nurmala Sari (2011), sistem pertanian

berkelanjutan dilakasanakan dengan beberapa model sistem, salah satu

diantaranya yaitu dengan menggunakan sistem LEISA (Low External Input

Sustainable Agriculture), prinsipnya yaitu bahwa hasil produksi yang keluar dari

sistem harus diimbangi dengan tambahan unsur hara yang dimasukkan kedalam

sistem tersebut. Dengan model LEISA, kekhawatiran penurunan produktivitas

secara drastis dapat dihindari, sebab penggunaan input luar masih diperkenankan

dan masih menjaga toleransi keseimbangan antara pemakaian input internal dan

eksternal, misalnya penggunaan pupuk organik diimbangi dengan pupuk TSP.

1Litbang Pertanian. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr273052.pdf. Diakses 28 Mei 2011

Page 25: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

12

Pertanian organik meliputi dua definisi, yaitu pertanian organik dalam

definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

sempit, pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan pupuk kimia

ataupun pestisida kimia, yang digunakan adalah pupuk organik, mineral dan

material alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti luas adalah usahatani

yang menggunakan pupuk kimia pada tingkat minimum, dan dikombinasikan

dengan penggunaan pupuk organik dan bahan-bahan alami (Hong, 1994) dalam

Inayah Nurmala Sari (2011).

2.3. Tinjauan Tentang Pemasaran

Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut

American Marketing Association dalam Assauri (1987), pemasaran adalah hasil

prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa

dari produsen sampai ke konsumen. Definisi lain pemasaran menurut Willian J.

Stanton dalam Swastha (1979) adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada

pembeli yang ada meupun pembeli potensial.

2.4. Fungsi Pemasaran

2.4.1. Penyimpanan

1. Jenis penyimpanan

Ada dua jenis penyimpanan yang dilakukan secara umum, yaitu :

a. Penyimpanan yang dilakukan untuk menyamakan produksi tahunan

dengan pola permintaan, misalnya penyimpanan beras atau gabah di

gudang Bulog.

b. Penyimpanan sepanjang waktu dalam saluran-saluran perdagangan yang

perlu untuk menjaga sistem pengoperasian beroperasi tanpa ada

gangguan. Jenis operasi penyimpanan ini, sebagian besar merupakan

Page 26: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

13

inventaris atau stok yang dilakukan oleh berbagai produsen, penjual

grosir, pengecer dan sampai tingkatan terendah, para konsumen.

2. Tujuan penyimpanan

Tujuan utama penyimpanan adalah untuk membantu menyeimbangkan

persediaan dan konsumsi atau untuk menyeimbangkan periode melimpah

(panen) dan periode kalangkaa (paceklik). Ada empat alasan utama mengapa

produk-produk pertanian perlu dilakukan penyimpanan, yaitu :

a. Sifat musiman produksi.

b. Adanya permintaan untuk produk-produk yang berbeda sepanjang tahun

sehingga konsumen mau untuk membayar bagi penyimpanan agar

produk tersebut dapat tersedia sepanjang tahun.

c. Waktu yang diperlukan untuk melakukan berbagai layanan pemasaran.

d. Perlunya suatu stok persediaan ke musim berikutnya.

3. Tingkat penyimpanan

Penyimpanan sangat bervariasi antara produk yang satu dengan yang

lainnya cukup penting artinya. Pada umumnya, penyimpanan paling penting

dilakukan untuk komoditi yang dipanen dan dipasarkan dalam jangka waktu

pendek.

4. Tempat penyimpanan

Produk-produk bahan pangan sering kali disimpan oleh petani di daerah-

daerah produksi dan oleh pedagang di pusat-pusat pasar, serta di pusat-pusat

konsumsi. Secara umum, produk-produk yang bernilai rendah, atau yang

memiliki jumlah sisa yang besar yang harus dipindahkan sebelum dipasarkan,

akan menguntungkan disimpan atau di daerah-daerah produksi.

5. Biaya Penyimpanan

Ada tiga jenis biaya yang terlibat dalam penyimpanan produk makanan.

Tipe yang pertama mewakili biaya yang diperlukan untuk menyediakan dan

mempertahankan fasilitas-fasilitas fisik untuk penyimpanan dan untuk

memindahkan produk-produk ke dalam atau keluar penyimpanan. Biaya-

biaya ini meliputi perbaikan, depresiasi, asuransi terhadap kehilangan,

handling fee, sewa mesin pengangkat barang, konsumsi listrik untuk

container pendingin dan lain-lain.

Page 27: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

14

Jenis penyimpanan yang kedua adalah tingkat bunga dari jumlah modal

yang diinvestasikan dalam produk yang disimpan. Jenis yang ketiga terdiri

atas penurunan kualitas, penyusutan selama penyimpanan, dan kerusakan

akibat serangga dan hewan pengerat. Kebanyakan komoditi biasanya

mengalami penurunan kualitas atau/dan penyusutan volume, seperti jagung.

6. Risiko Penyimpanan

Dalam penyimpanan, risiko bersumber dari kerusakan maupun hilang

barang serta risiko akibat perubahan harga. Risiko yang berasal dari

kerusakan atau kehilangan barang dapat bersumber dari kebakaran,

pencurian, dan penyebab alam. Risiko ini dapat diperkecil dengan

menggunakan asuransi.

7. Waktu penyimpanan

Ada tiga keadaan yang perlu dipertimbangkan pada waktu penyimpanan

yaitu:

a. Pada umumnya, menyimpan komoditi/produk yang mempunyai

permintaan inealastis lebih menguntungkan daripada produk yang

permintaannya relative elastic.

b. Suatu komoditi yang perishable (mudah rusak) dan permintaan yang

inelastic akan menguntungkan untuk disimpan apabila komoditi tersebut

jumlahnya kecil (a short crop) daripada komoditi yang junlahnya

berlimpah (a heavy crop large or large crop).

c. Pada umumnya lebih menguntungkan untuk menyimpan komoditi yang

digunakan untuk menyimpan komoditi yang digunakan untuk pakan

ternak ketika komoditi tersebut banyak daripada komoditi tersebut

sedikit.

(Ratya Anindita, 2004)

2.4.2. Transportasi

Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam

rangka kegiatan transportasi. Biaya transportasi yang dipakai juga akan

mempengaruhi harga yang sampai pada konsumen. Tujuan utama dari transportasi

adalah untuk menjadikan produk-produk atau komoditi tersebut berguna dengan

Page 28: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

15

memindahkan mereka dari pertanian atau tempat pemrosesan ke konsumen.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transportasi yaitu:

1. Lokasi produksi

2. Area Pasar yang Dilayani

3. Bentuk Produk yang Dipasarkan

4. Ukuran dan kualitas produk

5. Density (kepadatan)

6. Stowability (pemuatan)

7. Handling (perlakuan)

8. Liability (jaminan/asuransi)

9. Market factor (faktor pasar)

(Ratya Anindita, 2004)

2.4.3. Grading Dan Standarisasi

1. Pengertian Grading dan Standarisasi

Grading adalah penyortiran produk-produk ke dalam kesatuan-kesatuan

atau unit menurut salah satu atau lebih sifat kualitas mereka (Ratya A. ,2004).

Sedangkan pengertian dari standarisasi adalah prektek menjadika kualitas

grade seragam antara pembeli dan penjual dan antara 1 tempat dengan tempat

yang lain (Ratya A., 2004). Faktor-faktor kualitas yang umumnya digunakan

berbagai komoditi untuk mengelompokkan ke berbagai spesifikasi kualitas

(grade) adalah:

a. Ukuran

b. Berat

c. Bentuk

d. Warna

e. Aroma

f. Panjang

g. Diameter

h. Kekuatan

i. Tekstur

j. Keseragaman

Page 29: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

16

k. Kandungan berbagai elemen

l. Kerusakan fisik

Dalam fungsi pemasaran yang kompleks, grading dan standarisasi

bertujuan untuk meminimalkan praktek-praktek kotor seperti penjualan

komoditi dengan yang tidak sesuai harapan. Selain itu grading dan

standarisasi berfungsi untuk menyederhankan dan mempermudah serta

meringankan biaya untuk pemindahan komoditi melalui saluran pemasaran.

(Ratya Anindita, 2004)

2. Potensi Keuntungan dan Keunggulan Untuk Produk Yang Seragam

Potensi hasil atau konsekuensi standart grade seragam dapat

dikelompokkan menurut kontribusinya terhadap efisiensi harga dan efisiensi

operasional.

a. Efisiensi Harga

Efisiensi harga di pasar dapat ditingkatkan melalui sistem grading yang

seragam di karenakan :

1) Dapat meningkatkan arti kutipan kutipan harga yang dilaporkan

dalam berita pasar

2) Dapat meningkatkan ketepatan proses formasi harga melalui

pengetahuan harga yang baik

3) Memungkinkan alokasi yang sistematis terhadap supply dari

komoditi ke berbagai pasar

4) Mempermudah pengumpulan informasi permintaan, penawaran dan

harga yang dapat dipercaya

b. Efisiensi Operasional

Efisiensi operasional memperhatikan hubungan antara input dan output.

Sistem grading yang standar dapat meningkatkan ratio output input

dalam pemasaran karena alasan sebagai berikut :

1) Mengurangi waktu dan biaya tawar menawar mengenai kualitas dan

harga dalam tiap transaksi

2) Meningkatkan kemampuan dan potensi untuk membeli dan menjual

berdasarkan diskripsi tentang grading yang seragam

3) Dapat mendorong spesialisasi fungsi-fungsi pemasaran

Page 30: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

17

4) Dapat meningkatkan inovasi teknologi atau praktek-praktek

pemasaran yang mengurangi biaya. (Ratya Anindita, 2004)

3. Penentuan Standar

a. Tujuan Standar Ideal

Tujuan pokok dalam sebuah standar adalah untuk membantu

konsumen dalam memberitahu apa yang diinginkan terhadap suatu

produk tertentu. Standar ideal menyusun sebuah rangkaian rantai

informasi antara produsen dan konsumen. Hal ini dikarenakan untuk

memenuhi keinginan konsumen akan berbagai macam jenis produk.

b. Kriteria Standar yang Baik

Pengembangan sebuah sistem standar yang sempurna sangatlah tidak

mungkin. Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk

menilai apakah semua standar sudah memadai atau belum, antara lain :

1) Standar harus dibuat berdasarkan karaktristik yang menurut para

konsumen penting

2) Standar harus dibuat berdasarkan faktor-faktor yang dapat diukur

dan diinterpretasikan

3) Standar harus menggunakan faktor-faktor dan terminologi yang akan

membuat grade menjadi berguna bagi pengguna produk

4) Standar harus dibuat sedemikian rupa sehingga setiap klasifikasi

grade cukup hanya diproduksi rata-rata yang menjadi kategori yang

berarti di pasar

(Ratya Anindita, 2004)

4. Masalah Pengembangan dan Penggunaan Grade

Skema grading tidak mudah untuk diterapkan, karena penerapannya

dapat memberikan pengaruh terhadap ketiga partisipan utama dalam sistem

pemasarn, yaitu konsumen, petani dan perusahaan pemasaran. Dengan

menganggap semua partisipan pasar setuju dengan standar yang seragam

maka ada beberapa isu yang perlu diselesaikan, antara lain:

a. Jumlah klas dari kualitas atau grade

b. Terminologi kualitas

Page 31: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

18

c. Penurunan kualitas

d. Karakteristik kualitas yang relevan (Ratya Anindita, 2004)

2.4.4. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Lingga Purnama (2001, hal. 156) menyatakan bahwa : “Periklanan

merupakan suatu bentuk presentasi nonpersonal atau massal dan promosi ide,

barang, dan jasa dalam media massa yang dibayar oleh suatu sponsor

tertentu”.

2. Tujuan Periklanan

Ada tujuan dalam pemasaran produk-produk pertanian, yaitu :

a. Untuk menginformasikan pada konsumen apa yang tersedia untuk dibeli.

b. Pemasangan iklan adalah untuk mengubah permintaan atas produk.

c. Membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut.

d. Meyakinkan konsumen pada produk tersebut.

3. Keuntungan dan Kerugian Periklanan

Dalam periklanan terdapat keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari

periklanan adalah :

a. Rendahnya biaya dalam tiap pemunculan iklan (law cost per exposure),

b. Media yang bervariasi (Surat Kabar, Majalah, Televisi, Radio dan

sebagainya),

c. Adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan (control of

exposure),

d. Isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain pesan yang

kreatif.

e. Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan komunikasi

berubah.

Kerugian periklanan adalah tidak terjadinya interaksi secara langsung

dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian pemirsa.

Disamping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi

tertentu.

Page 32: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

19

5. Masalah Periklanan Produk-produk Pertanian

Karakteristik ini mempunyai fungsi tertentu dalam mempengaruhi daya

beli konsumen yang dituju melalui iklan. Oleh sebab itu, periklanan pada

produk pertanian mempunyai beberapa masalah, yaitu :

a. Banyak produk-produk makanan yang harus diproses dahulu sebelum

dikonsumsi, dengan cara demikian identitas produk-produk itu hilang.

b. Produk-produk makanan merupakan barang-barang yang tidak tahan

lama atau mudah busuk.

c. Permintaan sebagian besar produk adalah inelastis dan semakin inelastis

sepanjang tahun.

d. Sudah diketahui bahwa bermacam-macam produk pertanian banyak

dikonsumsi oleh masyarakat namun konsumen tidak terpaku pada satu

produk.

e. Produk pertanian memiliki sedikit daya tarik emosional.

f. Sulitnya mendapatkan dana untuk membuat suatu program iklan untuk

produk atau komoditi pertanian.

6. Efektivitas Periklananan untuk Produk Pertanian

Masalah-masalah-yang muncul dalam periklanan untuk produk-produk

pertanian adalah efektivitas dari program periklanan itu sendiri. Ada beberapa

kriteria yang mungkin bisa membantu petani atau peminat iklan dalam

memutuskan iklan untuk produk-produk mereka. Saat ini mungkin ide ini

terlihat seperti dibuat-buat tetapi untuk masa yang akan datang para petani

bisa memutuskan untuk menggunakan strategi ini dalam rangka

mempengaruhi permintaan pada produk mereka agar harga dan keuntungan

mereka meningkat, yaitu :

a. Secara umum usaha untuk promosi akan lebih sukses pada produk-

produk yang spesifik daripada produk-produk yang generik merek.

Identifikasi regional juga sangat penting dalam membedakan produk-

produk pertanian. Semakin banyak barang subtitusi dari komoditi /

produk yang ada, semakin efektif mengiklankan.

b. Produksi dan pemasaran produk-produk harus ditangani oleh sekelompok

petani, hal ini sangat penting untuk mendapatkan dukungan keuangan

Page 33: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

20

pada program promosi dan juga untuk mencegah perluasan suplai yang

terlalu cepat sebagai respon dari harga dan keuntungan yang lebih tinggi.

c. Program iklan harus terkoordinasi dengan aktivitas pemasaran yang lain.

Periklanan sangat terkoordinasi dengan pengontrolan kualitas, saluran

pemasaran, harga, pengembangan produk, dan lain-lain.

d. Di negara maju seperti Amerika Serikat telah diamati bahwa iklan untuk

produk pertanian yang paling sukses adalah untuk komoditi segar yang

sampai di konsumen dengan perubahan identitas yang paling kecil (

tahan lama ).

e. Dalam menentukan efektivitas periklanan perlu diketahui sampai

seberapa besar jumlah uang yang diperoleh dari promosi atau

pemasangan iklan.

f. Pertimbangan lain dalam usaha promosi bagi petani adalah karena

sebagian besar makanan itu saling subtitusi maka program iklan yang

meningkatkan permintaan suatu produk akan dapat mengurangi

permintaan suatu produk akan dapat mengurangi permintaan produk lain

yang tidak diiklankan.

(Ratya Anindita, 2004)

Page 34: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

21

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Kegiatan ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan

Pertanian Desa Sumberporong Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang karena

merupakan instansi yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat petani

budidaya padi di daerah tersebut. Waktu pelaksanaan magang kerja dimulai 8

Agustus 2012 - 8 November 2012.

3.2. Metode Pelaksanaan Magang Kerja

Pelaksanaan Magang Kerja di Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan

Pertanian Kecamatan Lawang dengan metode participation observation yaitu

suatu strategi lapangan yang secara simultan (serempak) mengkombinasikan

analisis dokumen, mewawancarai para responden dan informan-informan,

observasi, partisipasi serta studi pustaka yang berkaitan dengan kegiatan magang

kerja. Selain mencari informasi serta belajar bekerja secara professional, peserta

magang melaporkan kegiatan magang kerja secara periodik yaitu setiap minggu

kepada dosen pembimbing magang selama kegiatan di lapang berlangsung.

3.3. Jadwal Rencana Kegiatan Magang Kerja

Dalam pelaksanaan magang kerja perlu adanya rencana kegiatan yang

disusun guna memperlancar kegiatan di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lawang, Desa Sumberporong yang tersaji

di lampiran 1.

Page 35: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pelaksanaan Magang Kerja

4.1.1. Profil Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Lawang

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lawang sudah berdiri sekitar

tahun 1970an, dimana kantor pusat berada di Kantor Kecamatan Lawang. Balai

penyuluhan pertanian berada di bawah koordinasi Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Malang. Perubahan nama instansi Balai

Penyuluhan Pertanian menjadi Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian

pada tahun 2008. Saat ini kantor UPT BPP Kecamatan Lawang terletak di Jalan

Wali Songo Dukuh Lowok, Desa Ketindan Kecamatan Lawang.

UPT BPP Kecamatan Lawang dipimpin oleh Ketua Balai yang dilantik

oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Malang.

Penyuluh pertanian dibagi wilayah kerja sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan yang ada di desa.

Gambar 1. Struktur Organisasi Penyuluh Kabupaten Malang

Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan (BKP3)

Gabungan Kelompok Tani

Kelompok Tani

Petani

Kelompok Tani

Petani

Gabungan Kelompok Tani

Kelompok Tani

Petani

Kelompok Tani

Petani

Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan

Pertanian Kec.Lawang (UPT BPP)

Page 36: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

23

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa

penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

dan pemerintah daerah. Wewenang dan tanggung jawab pemerintah tersebut

diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi Penyuluhan

Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan, ketenagaan,

penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan.

Program penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan

penyuluhan pertanian spesifik yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang

tinggi terhadap peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan

pendapatan petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam

program penyuluhan pertanian akan mampu merespon kebutuhan pelaku utama

dan pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program prioritas

dinas/instansi terkait.

Adapun manfaat penyuluhan bagi petani antara lain meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan petani serta mencari solusi pemecahan permasalahan

yang dihadapi petani dalam skala prioritas yang mendukung peningkatan

produktifitas dan kualitas pertanian

4.1.2. Kondisi Wilayah Kecamatan Lawang

1. Geografi

Kecamatan Lawang terletak pada jarak 18 km di sebelah utara Kota

Malang, dengan ketinggian daerah antara 250-500 meter di atas permukaan

laut (dpl). Kecamatan Lawang terdiri dari 2 kelurahan dan 10 desa dengan

luas wilayah 6.823 ha, dan berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan

Sebelah Timur : Kabupaten Pasuruan

Sebelah Selatan : Kecamatan Singosari

Sebelah Barat : Kecamatan Singosari

Kecamatan Lawang terletak antara 112.17.10.90” sampai dengan

112.57.00” Bujur Timur dan 7.44.55.11” sampai dengan 8.26.35.45” Lintang

Selatan.

Page 37: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

24

2. Topografi

Kecamatan Lawang terletak di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata

antara 250 sampai dengan 500 meter di atas permukaam laut dengan

kemiringan rata-rata 2% sampai 15% untuk wilayah Kecamatan Lawang

bagian tengah, sedangkan pada bagian timur merupakan wilayah perbukitan

dengan kemiringan antara 15% - 40% dan sebagian kecil di atas 40%.

Adapun wilayah bagian barat mempunyai kemiringan 2% - 15% dan sebagian

kecil kemiringan 15% - 40%. Dengan kondisi seperti ini kecamatan Lawang

memerlukan adanya penyesuaian terhadap penggunaan lahan dalam upaya

pelestarian sumberdaya untuk meningkatkan produktifitas lahan yang tinggi

dengan prospek pasar yang ada.

3. Tanah dan Batuan

Jenis tanah di Kecamatan Lawang adalah Mediteran dan asosiasi Litosol

Coklat serta Regosol Kelabu. Jenis tanah tersebut mempunyai kedalaman

efek olah sekitar 60 – 90 cm, bertekstur halus (List) di wilayah tengah dan

timur. Di wilayah barat sedang/lempung dengan warna kehitam – hitaman

dengan tingkat kesuburan sedang.

Tingkat kesesuaian jenis lahan tersebut adalah rendah hingga sedang,

yaitu tanaman pangan dan tanaman perkebunan dengan faktor pembatas

topografi, kedalaman efektif dan teksur tanah. Dengan demikian penanganan

jenis tanah ini adalah dengan terasering dan pemupukan.

4. Hidrologi

Kecamatan Lawang merupakan dataran tinggi yang dibatasi sungai-

sungai sedang dan kecil serta terdapat juga sumber air yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan tanaman pertanian maupun rumah tangga.

Karena kondisi topografi wilayah Kecamatan Lawang yang heterogen maka

pengembangan pertanian harus didukung oleh sistem irigasi yang baik. Pada

saat ini sistem irigasi yang digunakan adalah jaringan irigasi teknis, setengah

teknis, dan irigasi sederhana. Agar kebutuhan irigasi bisa lestari harus

didukung oleh penghijauan dan pemeliharaan sumber-sumber air yang ada.

Page 38: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

25

5. Klimatologi

Curah hujan sekitar 2.795 mm dan dengan banyak hari hujan 168 hari per

tahun, maka wilayah Kecamatan Lawang dapat dikelompokkan sebagai

daerah yang paling tinggi curah hujannya di Kabupaten Malang. Hal ini

dikarenakan Kecamatan Lawang terletak di kaki gunung Arjuno. Tipe hujan

seperti ini, maka di Kecamatan Lawang dapat dikembangkan berbagai jenis

tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

6. Aspek Sosial

Masyarakat Kecamatan Lawang sebagian besar bersifat homogen dan

kegiatannya juga mencirikan kegiatan agribisnis dimana penduduknya masih

mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya. Kondisi

tersebut juga dicirikan dengan rasa kebersamaan penduduk yang masih tinggi,

sifat kegotong-royongan sangat menonjol dan rasa kekeluargaan yang erat.

7. Aspek Ekonomi

Perkembangan kegiatan perekonomian suatu daerah pada dasarnya dapat

terjadi karena perkembangan fungsi daerah dan perkembangan penduduk.

Kedua hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan wilyah kecamatan

Lawang. Perkembangan kegiatan perekonomian Kecamatan Lawang

dipengaruhi oleh kegiatan yang menunjang antara lain : perdagangan, jasa,

industri, pertanian, sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan

kegiatan perekonomian.

8. Kegiatan Penduduk

Kegiatan penduduk di wilayah Kecamatan Lawang secara umum

diintegrasikan menjadi dua bagian, yaitu kegiatan yang berorientasi pada

sektor pertanian dan kegiatan yang mengarah pada sektor non pertanian.

Kegiatan penduduk dalam melakukan aktifitas kehidupan ini erat kaitannya

dengan mata pencaharian.

Kegiatan penduduk di wilayah Kecamatan Lawang hampir merata, baik

sektor pertanian maupun non pertanian. Prosentasi penduduk menurut mata

pencaharian antara lain : sebagai buruh tani 37,02 %, pertanian sendiri /

petani 0,15 % dan sisanya bekerja di sektor non pertanian (perdagangan, jasa,

industri, dan lain sebagainya).

Page 39: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

26

Dari jumlah penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Lawang sebesar

90.887 orang, ternyata yang bergerak dalam bidang pertanian rata-rata

pendidikannya masih rendah. Mata pencaharian di bidang pertanian

jumlahnya tidak terlalu besar yang antara lain :

a. Petani tanaman pangan sejumlah 9.497 orang

b. Petani tanaman perkebunan sejumlah 5.563 orang

Sesuai dengan agroklimat yang ada, maka komoditas yang

dibudidayakan meliputi : komoditi yang utama yaitu padi ± 1.299,6 ha /

tahun, jagung ± 3.516,3 ha / tahun, tebu ± 8232,2 ha / tahun, kopi rakyat

seluas 82 ha. Untuk komoditas alternatif meliputi : ketela pohon, semangka,

pete, adpokat, durian, serta mina padi / keramba.

Dari jumlah penduduk yang ada di wilayah kecamatan Lawang sebesar

90.887 orang, ternyata yang bergerak dalam bidang pertanian rata – rata

pendidikannya masih rendah. Mata pencaharian di bidang pertanian

jumlahnya tidak terlalu besar yang antara lain:

a. Petani tanaman pangan sejumlah 9.497 orang

b. Petani tanaman perkebunan sejumlah 5.563 orang

4.1.3. Kondisi Wilayah Desa Sumberporong

1. Kondisi Geografis

Desa Sumberporong merupakan salah satu dari 10 Desa yang ada di

Kecamatan Lawang dengan batas-batas :

a. Sebelah Utara : Desa Sentul Kacamatan Purwodadi

b. Sebelah Timur : Desa Sumber Ngepoh

c. Sebelah Barat : Desa Turi Rejo

d. Sebelah Selatan : Desa Mulyoarjo

Struktur tanah Desa Sumberporong merupakan jenis tanaman mangga,

sedangkan topografinya merupakan daratan dengan ketinggian 229 meter

diatas permukaan laut, memiliki kemiringan kurang dari 15 % serta bersuhu

rata-rata 22º C Luas Wilayah Desa 229,05 Km² .

Page 40: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

27

Di Desa Sumberporong, sumber daya alam yang ada dan yang paling

Pokok adalah Pertanian (sawah) sebagai sektor penghasil beras untuk

menyanggah kebutuhan masyarakat Sumberporong pada khususnya

Kecamatan Lawang pada Umumnya.

Segi Administratif Pemerintahan Desa Sumberporong, terbagi atas 3

Dukuh yaitu :

a. Dukuh Krajan Utara : 3 RW , 9 RT

b. Dukuh Krajan Selatan : 6 RW , 16 RT

c. Dukuh Krajan Timur : 6 RW , 22 RT

2. Kondisi Demografis

a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 3 Km

b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten : 10 Km

c. Jarak dari Pusat Pemerintahan Propinsi : 100 Km

d. Jarak dari ibu Kota Negara : 900 Km

Sampai akhir Desember 2011 jumlah penduduk Desa tercatat 7.543 jiwa atau

2.014 KK dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 3.166 Jiwa

Perempuan 3.301 Jiwa

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sumberporong,2011

Tabel 5. Jumlah berdasarkan agama

Agama Jumlah

Islam 7.218 Jiwa

Khatolik 94 Jiwa

Kristen 273 Jiwa

Hindhu 33 Jiwa

Budha -

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sumberporong,2011

Page 41: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

28

3. Bidang Hukum

a. Di Desa Sumberporong kebijakan bidang hukum menganut sistem yang

ditentukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah, mengingat Desa Sumberporong adalah bagian dari wilayah Negara

RI. Di samping itu adat istiadat masyarakat desa masalah hukum masih

berpegang teguh pada norma-norma sosial keagamaan yang kuat.

b. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

Apabila timbul permasalahan di Desa yang berhubungan dengan hukum

diselesaikan secara kekeluargaan dan secara musyawarah sehingga tidak

menimbulkan konflik yang berkepanjangan, yang penyelesaiannya

melibatkan unsur-unsur tokoh agama dan pejabat di Desa.

4. Bidang Aparatur Pemerintahan

Struktur dan Nama-nama Pejabat Perangkat Desa :

a. Kepala Desa : Purwo Hariyanto

b. Carik : --

c. Kaur Umum : Burhanudin R H

d. Kaur Keuangan : Silvy Puspita Dewi

e. Kasun Krajan Timur : Parid

f. Kasun Krajan Selatan : Mariadi

g. Kasun Krajan Utara : Dayat Catur Rangga P.

h. Kebayan : M. Zainal Abidin

i. Kepetengan : Sutrisno

j. Kuwowo : Muhamad Ma’ruf

k. Kaur Kesra : Budi Santoso

Page 42: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

29

Gambar 2. Peta Desa Sumberporong

4.1.4. Profil Kelompok Tani Kertoraharjo

Pembentukan kelompok tani di Desa Sumberporong sejak 13 Oktober

2007 yang beralamatkan di Jalan Albetwarokah RT.02 RW.06 No.552

Sumberporong. Awal mula pembentukan kelompok tani ini hanya terdapat satu

kelompok tani di Desa Sumberporong, ketika itu diketuai oleh Bapak Heri yang

kala itu menjabat sebagai ketua kelompok tani selama satu tahun. Ketika ada

kegiatan SLPHT yang merujuk pada Desa Sumberporong, Bapak Mulyo Sri

Antoro selaku wakil ketua kelompok tani ditugaskan untuk menghandle kegiatan

tersebut. Kegiatan SLPHT akan dapat dilaksanakan apabila dalam satu desa

tersebut terdapat lebih dari satu Kelompok Tani sehingga di Desa Sumberporong

dibentuklah dua Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Kerto Raharjo I dan II.

Mulai dari kegiatan inilah Pak Toro berperan aktif dalam kegiatan kelompok tani

sehingga beliau ditunjuk untuk menggantikan Bapak Heri menjadi Ketua

Kelompok Tani di Desa Sumberporong hingga sekarang.

Kegiatan yang dilakukan kelompok tani di Desa Sumberporong secara

rutin dilaksanakan pada hari jumat minggu kedua setiap bulannya. Kegiatan ini

selain mempererat kelompok tani juga membicarakan tentang semua hal tentang

pertanian, baik teknologi baru dalam pertanian, sistem irigasi, pupuk. Sebelum

kegiatan rutin ini dilakukan para pengurus kelompok tani melakukan koordinasi

Page 43: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

30

terlebih dahulu, sehingga ketika kegiatan rutin kelompok tani memiliki agenda-

agenda yang bermanfaat bagi anggotanya. Saat ini di Desa Sumberporong

memiliki anggota kurang lebih 90 orang dengan luas lahan yang dimiliki dengan

total sekitar 80 Ha dimana mayoritas berkomoditi tanaman padi semi organik.

Guna mendukung kegiatan kelompok tani juga terdapat kas kelompok

tani, sistem penyimpanan kas adalah ketika setelah para petani melakukan panen.

Setiap petak area pertanian yang mereka miliki diwajibkan untuk menyisihkan

untuk kas kelompok tani sebesar Rp10.000,00. Hasil dari terkumpulnya uang kas

tersebut dipergunakan untuk penyewaan alat mesin pertanian, pembangunan

saluran air untuk irigasi sawah. Dalam satu tahun para petani padi di Desa

Sumberporong ini memiliki masa musim tanam tiga kali. Pada bulan September

hingga Oktober merupakan masa istirahat atau tidak dilakukan penanaman di area

pertanian.

4.1.5. Budidaya Tanaman Padi Sawah Semi Organik

Pertanian semi organik adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan

bahan organik dan non organik dalam penerapannya. Budidaya padi sawah di

Desa Sumberporong yang memiliki total luas lahan ±80 Ha, menggunakan sistem

semi organik. Petani menggunakan sistem budidaya ini, dikarenakan petani

semakin memahami bahawa lingkungan harus diperbaiki dan dijaga agar masa

depan pertanian dapat berlanjut. Penerapan sistem budidaya tanaman semi organik

di Desa Sumberporong dapat dilihat dari penggunaan pupuk organik granular,

pupuk daun, pembuatan mikroorganisme lokal, pengendalian hama secara

manual/mekanik dan pembuatan pupuk organik lainnya seperti pupuk cair daun

paitan. Berikut ini akan dijelaskan tahapan budidaya sawah semi organik tersebut.

1. Penyemaian benih padi

Penyemaian benih dilakukan dengan cara mengolah lahan dengan halus

dan diairi. Setelah lahan siap, maka benih disebar merata di lahan semai.

Semai yang disebar sekitar ±25-30 kg untuk luasan lahan 10.000 m2. Varietas

yang digunakan petani di Desa Sumbeporong adalah mikongga, IR64,

Cibogo, Sintanur.

Page 44: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

31

Gambar 3. Proses Penyemaian Benih Padi

2. Pengolahan lahan

Sebelum melakukan penanaman padi, maka langkah awal yang harus

dilakukan adalah pengolahan lahan. Perendaman lahan selama 2 hari perlu

dilakukan sebelum pembajakan lahan. Pembajakan lahan di Desa

Sumberporong dilakukan dengan pembajakan menggunakan hand traktor

dengan sistem sewa alat. Pembajakan dilakukan dengan membalik tanah

sedalam sekitar 20-30 cm guna mempermudah akar tanaman nantinya

tumbuh. Pembajakan selesai dilanjutkan dengan pembuatan pematang sawah,

penggaruan, perataan.

Setelah pengolahan lahan sampai tahap perataan selesai, maka perlu

dilakukan pembuatan jarak tanam yang disebut warga sekitar dengan

penggaretan. Jarak tanam petani yang sering digunakan adalah 18x18cm,

Pembajakan lahan semai

Tanah diinjak-injak Perataan lahan

Perendaman lahan selama 2 hari

Penyemaian Benih yang telah diperlakuan

(ungkep) selama 24 jam

Lama penyemaian sekitar 12-15 Hari

Gambar 4. Penyemaian Benih Padi

Page 45: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

32

20x20cm, 25x25cm dengan cara menarik alat ukur seperti garu yang sudah

diukur sesuai ukuran jarak tanam.

Gambar 5. Proses Pengolahan Lahan

3. Penanaman

Persiapan sebelum tanam telah selesai, maka selanjutnya adalah

pencabutan bibit tanaman padi yang telah disemai terlebih dahulu dengan

cara menarik bibit tanaman padi beserta akar tanah dengan tangan yang

berumur 12-15 hari. Penanaman dilakukan dengan setiap lubang tanam

dengan menggunakan 2 bibit perlubang tanam.

Perendaman lahan selama 1 hari (24 jam)

Pembajakan Tanah

Pembuatan pematang

sawah Penggaruan

Diistirahatkan selama 3 hari

Perataan Pembuatan jarak tanam

Gambar 6. Pengolahan Lahan Sawah Padi

Gambar 7. Penanaman Bibit Padi

Page 46: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

33

4. Pemeliharaan

a. Pengairan

Budidaya padi sawah tidak lepas dari dukungan sumberdaya yang

adalah satunya ketersediaan air di lahan budidaya. Sumber air yang

digunakan di Desa Sumberporong berasal dari DAM Mulyoarjo. Karena luas

lahan sawah yang ada di Desa Sumberporong termasuk luas sekitar 80 ha,

maka perlu adanya pengaturan air di antara petani. Pengaturan ini sendiri

dipimpin oleh Ketua kelompok Tani beserta anggotanya dengan tujuan semua

petani dapat mendapatkan pengairan dilahannya masing-masing secara adil.

Pengaturan pengairan di Desa Sumberporong dilakukan dengan cara

membagi pada masing-masing blok. Blok ini adalah saluran air utama yang

mengairi. Dalam tiga blok saluran air mempunyai enam pintu air. Pada

pelaksanaannya pengairan dilakukan secara bergantian, Desa Sumber porong

mendapat giliran setiap dua hari satu kali. Ketika mendapatkan aliran air di

Desa Sumberporong membagi dalam tiga sesi waktu, yaitu pagi; siang; dan

malam.

Tabel 6. Contoh pembagian air irigasi sawah

Pembagian pengairan di Desa Sumberporong dilakukan dengan cara

menutup dan membuka pintu air, dimana memotong beberapa kayu pengatur

air serta menaruh beberpa bagian batu sebagai pembantu pengaturan air.

Hari Desa Pembagian Pintu Air

Senin Sumberporong No 1-3

Selasa Mulyorejo -

Rabu Sumberporong No 4-6

Dst dst Dst

Gambar 8. Perbaikan dan Pembagian Saluran Air

Page 47: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

34

b. Penyulaman & Penyiangan

Kegiatan penyulaman yang bertujuan untuk mengganti tanaman yang

mati atau hilang sehingga populasi tanaman tetap sama. Penyiangan bertujuan

untuk mengurangi tanaman gulma yang merugikan tanaman utama/padi agar

pertumbuhanan tanaman utama menjadi maksimal. Penyiangan awal

dilakukan pada tanaman padi berumur 10-15 Hari Setelah Tanam.

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman gulma menggunakan

teknik manual dan mekanik (alat). Selain melakukan penyiangan, dilakukan

juga penggemburan tanah sekitar tanaman agar tanah menjadi gembur dan

memudahkan tanaman berkembang.

Penyiangan tanaman padi yang berumur 24-29 HST. Penyiangan

gulma kali ini menggunakan teknik mekanik yaitu alat. Alat ini biasa disebut

oleh warga sekitar dengan sebutan landak dan pencong. Alat ini bekerja

dengan cara mendorong dan menarik alat tersebut yang bertujuan agar gulma

yang ada dapat terangkat/tercabut dan menggemburkan tanah sekitar

tanaman. Cara lain selain teknik mekanik, dilakukan pula teknik manual,

yaitu mencabut gulma dengan tangan/secara langsung.

c. Pemupukan

1) Pemupukan Tanaman Padi I

Pemupukan pertama dilakukan pada umur tanaman 3-4 HST. Pupuk

yang digunakan adalah 600 kg/ha untuk pupuk organik granular.

Gambar 9. Penyiangan

Page 48: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

35

2) Pemupukan Tanaman Padi II

Pemupukan tahap kedua dimulai setelah penyiangan pertama. Pupuk

yang digunakan adalah pupuk Urea. Kebutuhan pupuk yang digunakan

adalah 200 kg/ha.

3) Pemupukan Tanaman Padi III

Pemupukan tahap kedua dimulai setelah penyiangan pertama. Pupuk

yang digunakan adalah pupuk ZA. Kebutuhan pupuk yang digunakan

adalah 200 kg/ha.

Selain memupuk di tanah, petani di Sumberporong memupuk ke

bagian daun tanaman atau sering disebut dengan pupuk daun. Pemberian

pupuk daun dilakukan pada 1 minggu HST dengan kebutuhan 4,3 liter/ha.

d. Pengendalian Hama & Penyakit

Salah satu pemeliharaan tanaman padi guna mempertahankan jumlah

produktivitas tanaman padi adalah pemasangan penghalau hama burung.

Burung dikatakan hama jika telah memakan bagian biji padi. Biasanya hama

burung mulai menyerang tanaman padi semenjak tanaman padi sudah mulai

mengeluarkan malai hingga masa sebelum panen. Salah satu cara guna

menghalau hama burung adalah memakai tali plastik alumunium foil dengan

membentangkannya disekitar lahan tanaman padi. Kilauan dari tali tersebut

dapat menghalau hama burung yang ingin hinggap di tanaman padi. Selain

memakai tali, hama burung dikendalikan dengan menggunakan ketapel dan

bunyi-bunyian yang terbuat dari bambu. Pengendalian serangga dilakukan

dengan menggunakan insektisida.

Gambar 10. Pemupukan

Page 49: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

36

5. Pemanenan

Cara pemanenan dengan cara memotong tanaman yang siap panen

dengan menggunakan sabit. Ciri tanaman siap panen adalah bulir padi dan

daun berwarna kekuning-kuningan. Umur tanaman yang dipanen tergantung

dari varietas yang dibudidayakan. Umur tanaman yang dipanen di Desa

Sumberorong berkisar 90-100 hari setelah tanam. Setelah pemotongan,

dilakukan perontokkan, dimana bertujuan memisahkan bulir padi dengan

batang padi. Perontokkan juga dilakukan dengan menggunakan mesin

perontok.

6. Pasca panen

a. Penjemuran gabah padi

Gabah padi hasil panen harus dijemur untuk mengurangi kadar air

yang ada digabah. Kadar air yang rendah akan memudahkan dalam proses

penjualan dan pada saat penggilingan. Penjemuran dilakukan dengan cara

Gambar 11. Pengendalian Hama dan Penyakit

Gambar 12. Perontokkan Gabah

Page 50: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

37

meratakan gabah padi di lapangan semen selama 2 hari dengan membaliknya

setiap waktu.

Gambar 13. Penjemuran Gabah

b. Penyimpanan gabah

Setelah melakukan penjemuran selama tiga hari, maka dilakukan

penyimanan gabah kering yang bertujuan untuk menghindari penyusutan

gabah dan tidak termakan oleh hama. Gabah yang telah kering dimasukkan

dalam karung berukuran 50 kg.

c. Pembersihan gabah kering

Gabah kering yang telah dikeringkan dan disimpan, langkah

selanjutnya adalah melakukan penyortiran dan pembersihan. Gabah kering

dipisahkan dari kotoran gabah dan gabah kosong menggunakan alat yang

bernama blower.

Gambar 14. Penyimpanan Gabah

Page 51: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

38

d. Pengecekan kadar air gabah kering

Guna menjaga mutu dari kualitas hasil beras yang diinginkan, salah

satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah kadar air dalam gabah

kering. Batas maksimal kadar air gabah kering adalah 13%. Adapun alat yang

dipakai adalah tester. Alat ini bekerja dengan cara memasukkan beberapa

sampel gabah kering ke dalam alat dan ditekan hingga menunjukkan angka

kadar air gabah tersebut.

4.1.6. Penyeleksian Tanaman Benih Padi

Fakta di lapangan, beberapa petani juga ada yang membudidayakan padi

sebagai benih bukan dijadikan beras. Seleksi tanaman benih dilakukan guna

menjaga kualitas dari benih yang dihasilkan. Penyeleksian didasarkan berdasarkan

ketentuan antara lain tinggi yang di atas normal rata-rata serta kondisi bulir yang

berbeda dengan yang lainnya.

Gambar 15. Pembersihan Gabah Kering

Gambar 16. Pengecekan Kadar Air

Page 52: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

39

Gambar 17. Penyeleksian Tanaman Benih Padi

4.1.7. Penghitungan Produksi Gabah Padi dengan Sampel

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan produksi gabah

dari perluasan lahan yang ada di lapangan. Adapaun cara penghitungannya dengan

memulai memilih sebuah kotak sampel lahan. Penentuan sampel lahan dilakukan

secara acak dengan minimal tiga sampel lahan. Jarak minimal sampel dari tepi

pematang adalah satu meter. Luas kotak sampel yang digunakan adalah 6.25 m2

atau ukuran persegi 2,5mx2,5m. Setelah lokasi sampel ditentukan, maka padi

dipanen untuk ditimbang. Berdasarkan pengamatan pada tiga sampel yang dipilih

didapat hasil gabah kering antara lain:5,5 kg, 5,3 kg, dan 6 kg. Sehingga hasil

rata-rata dari tiga sampel tersebut adalah 5,6 kg. Luas lahan yang diambil sampel

secara keseluruhan adalah 0,25ha/2500 m2.

Sehingga perkiraan gabah yang

dihasilkan sebagai berikut: 2500 m2/6,25 m

2= 400x5,6 kg=2240 kg=2.24 Ton

Luas lahan tidak hanya ditanami tanaman padi melainkan juga adanya

lahan yang digunakan irigasi atau jalan pemeliharaan yang diperkiraan sekitar

15% dari keseluruhan lahan, sehingga produksi real gabah dilapangan adalah

2,24x15/100=0,336 Ton. 2,24 Ton-0,336 Ton=1,904 Ton/2500 m2. Perhitungan

ini memperlihatkan produksi gabah diperkiran sebesar 7,6 Ton/Ha.

Page 53: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

40

4.1.8. Pelabelan dan Pengemasan Benih Padi

Proses sertfikasi benih padi dimulai dari beberapa kali penyeleksian

tanaman benih padi saat hidup. Setelah panen, maka gabah benih kering sawah

harus dijemur sekitar 2 hari untuk menghendaki kadar air gabah maksimal 12%.

Pengeringan gabah telah usai, dilanjutkan dengan pembersihan gabah kering

untuk memisahkan gabah kosong dan kotoran lainnya. Jika dari tingkat petani

penangkar benih telah selesai, maka gabah siap dikirimkan ke perusahaan mitra

petani benih untuk diuji kembali. Selain perusahaan mitra, peran pemerintah

melalui Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman dan Hortikultura akan

menguji benih tersebut agar dapat diketahui layak tidaknya untuk diberikan

sertifikasi benih.

Gambar 19. Standar Kelulusan/Kelas Benih

Gambar 18. Pengambilan Sampel

Page 54: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

41

Gabah yang telah disortir, uji lab, dan lolos sertifikasi maka akan

dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan ukuran 10 kg/kemasan.

Tak lupa didalamnya diselipkan label benih padi yang akan dijual. Labeh benih

meliputi nomor pendaftaran, nama produsen benih, alamat produsen benih, jenis

tanaman, varietas, nomor kelompok, berat bersih, tanggal selesai pengujian,

tanggal akhir berlakunya label, kadar air benih dan keterangan lainnya mengenai

benih tersebut.

4.1.9. Pengemasan Beras Organik

Pengemasan beras organik ini dilakukan di Desa Sumberngepoh,

tepatnya di kediamana bapak Soeroto selaku Ketua Kelompok Tani Sumber

Makmur I. Desa Sumberngepoh merupakan salah satu sentra penghasil beras

organik yang ada di Kecamatan Lawang. Sebelum menginjak ke pengemasan, ada

beberapa hal yang dilakukan antara lain:

1. Penimbangan beras bertujuan agar bobot setiap kemasan mempunyai bobot

yang sama. Beras organik ditimbang sebesar 5 Kg setiap kemasannya.

2. Pembersihan bertujuan beras yang telah ditimbang bebas dari kotoran seperti

batu kecil, ataupun kotoran lainnya sehinggan kepuasan konsumen terjaga.

Gambar 21. Pembersihan

Gambar 20. Pengemasan dan Pelabelan Benih Padi

Page 55: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

42

3. Tahap akhir yaitu pengepresan, dimana bertujuan agar merapikan kemasan

dan tidak tumpah. Dalam tahap ini juga kemasan yang telah dipres diberi

lubang angin dengan cara menusukkan jarum suntik. Lubang angin diberikan

dengan jumlah sesuai bulan pengemasan. Contoh, bulan September, maka

lubang angin berjumlah sembilan. Padi yang dikemas adalah varietas Mentik

Wangi dan IR 64 Organik.

Harga jual dari produsen di Desa Sumberngepoh untuk padi jenis Menting

Wangi adalah Rp 9500,-/kg dan padi jenis IR 64 adalah Rp 9000,-/kg. Harga

tersebut belum termasuk harga kirim.

Gambar 23. Jenis Menting Wangi (Kiri) & Jenis IR 64 (Kanan)

4.1.10. Pembuatan Pupuk Azolla

Tanaman Azolla merupakan jenis tanaman pakuan air. Seperti halnya

tanaman leguminosae/kacang-kacangan, azolla mampu menambah N (nitrogen)

yang baik untuk kesuburan tanah. Manfaat Azolla selain sebagai pengikat N dapat

digunakan sebagai pupuk organik, pakan ikan, mengurangi penggunaan pupuk

Gambar 22. Pengepresan & Pembuatan Lubang Angin

Page 56: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

43

urea, mengendalikan gulma dan pakan ternak unggas. Selain langsung dapat

digunakan pada saat keadaan segar, Azolla dapat diolah menjadi pupuk organik

yang tidak digunakan sawah saja. Sehingga, pupuk Azolla dapat dimanfatkan

untuk kebutuhan yang lainnya seperti tanaman pekarangan.

Bahan yang digunakan antara lain azolla, sekam bakar, EM4, tetes tebu,

air. Komposisi pupuk antara lain adalah 1 kg azolla, ½ kg sekam bakar, 10 cc

EM4 dan 10 cc tetes tebu. Semua bahan dicampur menjadi satu hingga rata.

Bahan yang telah dicampur dimasukkan dalam karung beberapa lapis guna

menghindari udara masuk sehingga fermentasi sempurna dapat terjadi.

4.1.11. Proses Pembuatan MOL & Pembuatan Pupuk Cair Paitan

Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari

berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur

mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai

perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali

hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai

pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organik. Pembuatan MOL

oleh petani di Desa Sumberporong merupakan hasil penyuluhan dari Balai

Penyuluhan dan memberikan hal yang positif, dimana petani dapat memanfaatkan

MOL tersebut untuk budidaya padi di sawah.

Kegiatan pembuatan MOL diawali dengan mencari bahan-bahan yang

akan digunakan. Salah satu bahan yang dicari padi hari tersebut adalah Ares,

bagian inti batang pohon pisang, air cucian beras, buah pisang dan gula.

Gambar 24. Bahan Pembuatan Pupuk Azolla

Page 57: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

44

Gambar 25. Bahan Ares

Komposisi pada pembuatan MOL normalnya adalah 10 Liter air cucian

beras, 10 cm Ares, 10 cm bagian pisang dan gula. Namun, pada proses pembuatan

kali ini, proses pembuatan MOL dilakukan dengan ukuran komposisi air cucian

beras 7 liter, 7 cm ares, 1 buah pisang dan dua sendok gula putih. Semua bahan

tersebut dimasukkan dalam jirigen dan ditutup rapat hingga fermentasi selesai

sekitar dua minggu.

Gambar 26. Proses Pembuatan MOL

Daun paitan merupakan tanaman yang mempunyai kandungan N yang

sangat tinggi. Petani di Desa Sumberporong merasa bahwa pupuk paitan sangat

berguna bagi petani karena memberikan dampak positif bagi daun tanaman padi

yang lebih hijau. Pupuk cair paitan berbahan dasar daun paitan yang banyak ada

di sekitar sawah Desa Sumberporong. Daun paitan dimasukkan dalam karung dan

digantung miring. Penggantungan bertujuan agar getah daun paitan jatuh di wadah

yang telah disediakan. Penggantungan ini dilakukan selama 3-4 hari.

Page 58: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

45

Gambar 27. Daun Paitan

4.1.12. Identifikasi Saluran & Lembaga Pemasaran Padi

Menurut Limbong dan Sitorus (1987) dalam Dessy Susanti (2000),

saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan produknya

dari titik produsen sampai ke konsumen tingkat akhir. Saluran pemasaran yang

dilalui oleh barang dan jasa akan sangat menentukan nilai keuntungan dari suatu

produk dan akan berpengaruh pada pembagian penerimaan yang diterima oleh

masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat di dalamnya.

Desa Sumberporong merupakan salah satu desa pembudidaya tanaman

padi. Hasil panen padi berupa gabah kering sawah dan gabah kering gudang

dipasarkan dalam bentuk non olahan, langsung dijual ke tengkulak, pengumpul,

pedagang penggiling. Daerah pemasaran hasil panen padi petani Desa

Sumberporong hingga tingkat Kabupaten dan Kota Malang.

Proses pemasaran sampai ketangan konsumen, hasil panen yang

diproduksi di Desa Sumberporong banyak melibatakan lembaga pemasaran.

Dalam rangka memperlancar arus barang maka petani sebagai produsen bisa

memilih saluran pemasaran yang paling pendek dengan harapan harga yang

diterima lebih tinggi, karena biaya operasional pemasaran dan tingkat laba yang

diambil semakin kecil. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil

panen di Desa Sumberporong adalah tengkulak, pengumpul, pedagang penggiling,

pedagang besar pedagang pengecer.

Page 59: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

46

Gambar 28. Saluran Pemasaran Beras di Desa Sumberporong

Adapun masing-masing lembaga tersebut mempunyai peranan yang

berbeda-beda, yaitu :

1. Tengkulak, berperan dalam mengumpulkan gabah padi yang dihasilkan petani

yang secara geografis lokasinya tersebar. Tengkulak di Desa Sumberporong

beberapa masih melakukan pembelian dengan system tebas, dimana membeli

gabah sebelum panen dan setelah panen.

2. Pedagang pengumpul berperan sebagai penampung gabah padi yang dibeli

oleh tengkulak, biasanya pengumpul ini sudah mempunyai gudang dan

melakukan kegiatan pengeringan.

3. Pedagang penggiling, merupakan pedagang yang membeli dari tengkulak,

pengumpul atau petani langsung yang melakukan kegiatan penggilingan dan

pengemasan.

4. Pedagang besar, merupakan pedagang yang membeli beras dari penggilingan

padi yang bertugas mendistribusikan kepada pedagang pengecer atau

pedagang besar lainnya.

5. Pedagang pengecer, merupakan pedagang di pasar-pasar atau warung

kecil/kelontongan yang menjual beras ke tangan konsumen.

Petani/produsen (1,2,3,4)

Tengkulak (1,4)

Pedagang pengumpul (1,2)

Pedagang penggiling (1,2,3,4)

Pedagang besar (1,2,3,4)

Pedagang pengecer (1,2,3,4)

Konsumen (1,2,3,4)

2

3

Keterangan:

1 = Jenis saluran pemasaran 1

2 = Jenis saluran pemasaran 2

3 = Jenis saluran pemasaran 3

4 = Jenis saluran pemasaran 4

4

Page 60: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

47

4.1.13. Log Book Kegiatan Magang Kerja Mingguan

Berdasarkan uraian hasil di atas, dapat disusun ringkasan kegiatan

magang kerja selama di Desa Sumberporong Kecamatan Lawang yang disajikan

pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Log Book Kegiatan Magang Kerja Mingguan

Minggu Kegiatan

Minggu I

- Serah terima dari pihak jurusan/panitia

kegiatan magang kerja ke pihak UPT BPP

Lawang, Malang

- Pengarahan Koordinasi lapang & koordinasi

kelompok dengan pembimbing lapang

- Pengenalan wilayah kerja UPT BPP

Kec.Lawang

- Pengambilan data profil Desa Sumberporong

- Pelaksanaan survei lapang

- Pengenalan Ketua Kelompok Tani

Minggu II

- Pengenalan Profil UPT BPP Kecamatan

Lawang

- Koordinasi dan konsultasi dengan

pembimbing lapang

- Pengenalan profil dan kegiatan kelompok tani

- Pelaksanaan penanaman padi di Desa

Sumberporong

Minggu III Libur Hari Raya Idul Fitri

Minggu IV

- Halal Bihalal

- Pengairan/Pengaturan Irigasi Sawah

- Penyiangan& Penggemburan

- Konsultasi bersama pembimbing lapang

- Kunjugan lapang keDesa Sri Gading

- Kunjungan lapang di desa sumberngepoh

- Pembersihan lahan dan pembuatan saluran air

- Pengolahan lahan

- Pemanenan

Minggu V

- Penyiangan & Penggemburan Tanaman Padi

II

- Penyulaman

- Identifikasi Gulma

- Penyiangan Tanaman Padi II (Lanjutan)

- Pemupukan Tanaman Padi

- Pemanenan padi ( Desa Sumberngepoh)

- Pengemasan Beras Organik ( Desa

Sumberngepoh)

- Proses pembuatan MOL & Pembuatan Pupuk

Paitan

Page 61: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

48

Tabel 7. Log Book Kegiatan Magang Kerja Mingguan (Lanjutan)

Minggu Kegiatan

Minggu VI

- Persiapan Media Tanam Sayur organik

dalam Polybag

- Penyemaian Benih Salada & Sawi

- Kunjungan PT.Pertani di Desa Sumberporong

- Melanjutkan pengisian media tanam sayur

organic dalam organik

- Pertemuan dengan mantri tani

Minggu VII

- Pemasangan penghalau hama burung

- Penyemaian ulang tanaman sawi dan salada

- Pengecekan kadar air gabah kering

- Pemantauan penghalau hama burung

- Persiapan pembuatan pupuk azolla

- Pemasangan penghalau hama burung

- Penyeleksian tanaman benih padi

- Pemeliharaan persemaian salada dan sawi

- Pembuatan pupuk azolla

- Pengamatan kondisi hulu pengairan sawah

- Penyeleksian tanaman benih padi

Minggu VIII

- Transplanting tanaman sayur polybag

- Pemasangan tiang penghalau burung

- Penyulaman tanaman sayur polybag

- Konsultasi kepada pembimbing lapang di

UPT BPP Kec.Lawang

- Penghitungan produksi gabah padi dengan

sampel

- Perbaikan penghalau burung

- Perawatan tanaman sayur polybag

Minggu IX

- Perbaikan penghalau burung

- Pemanenan tanaman benih padi

- Pemanenan & Perontokkan gabah

- Transplanting Sayuran Polybag

- Penyemaian benih padi

- Identifikasi saluran pemasaran padi

- Penjemuran gabah padi

- Pengendalian hama burung

Minggu X

- Identifikasi saluran pemasaran

- Penyimpanan gabah

- Pembersihan gabah kering

- Penggalian data

- Pengemasan benih padi dan pelabelan

- Pemasangan penghalau burung

- Wawancara petani

Page 62: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

49

Tabel 7. Log Book Kegiatan Magang Kerja Mingguan (Lanjutan)

Minggu Kegiatan

Minggu XI

- Pengambilan sampel air

- Konsultasi ke pembimbing UPT BPP

Wawancara petani

Minggu XII

- Wawancara petani

- Wawancara tengkulak

- Persiapan pelaksanaan penyuluhan

Minggu XIII

- Pemberian penyuluhan

- Pelepasan magang kerja di Desa

Sumberporong

4.1.14. Deskripsi Kegiatan Magang Kerja

Kegiatan magang kerja yang dilakukan pada minggu pertama adalah

kegiatan serah terima antara pihak Jurusan Sosial Ekonomi/perwakilan panitia

magang kerja dengan pihak UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lawang,

Malang. Serah terima ini dihadiri oleh Kepala UPT BPP Kecamatan Lawang

beserta seluruh jajarannya dimana diantaranya adalah para pembimbing lapang

kegiatan magang kerja. Selain itu perwakilan dari Jurusan/Panitia Magang Kerja

2012 dihadiri Ibu Tatiek Koerniawati, SP., MP. Selesainya acara serah terima,

dilanjutkan dengan koordinasi dengan masing-masing pembimbing lapang. Pada

hari kedua kegiatan magang kerja ini, peserta magang kerja mengenal wilayah

kerja dari UPT BPP Kec.Lawang. UPT BPP Kec.Lawang memiliki delapan

wilayah desa, namun untuk kegiatan magang kerja ini, peserta hanya akan berada

di wilayah kerja empat desa seseuai topik yang ada. Setelah mengetahui wilayah

kerja desa, peserta magang kerja di Desa Sumberporong menuju Balai Desa

bersama pembimbing lapang guna perkenalan dengan kepala desa serta perangkat

desa. Kegiatan magang kerja pada hari ketiga adalah pengenalan profil Ketua

Kelompok Tani Kerto Raharjo 1. Kelompok tani yang diketuai Bapak Toro,

sekarang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tani Kerto Raharjo 1 dan

Kerto Raharjo 2.

Kegiatan magang kerja yang dilakukan pada hari pertama minggu kedua

adalah masih dalam pengenalan beberpa instansi yang menaungi kegiatan kami,

salah satunya adalah pengenalan lebih detail kondisi dan profil UPT BPP

Kecamatan Lawang. Secara umum UPT BPP Kecamatan Lawang memiliki

Page 63: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

50

manfaat sebagai fasilitator pedoman pelaksanaan kegiatan penyuluh pertanian

guna peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani. Kegiatan magang kerja

pada hari kedua di minggu kedua adalah pengenalan profil kelompok tani serta

kegiatan rutin maupun kegiatan yang biasanya dilakukan untuk menunjang

aktivitas pertanian di kelompok tani Desa Sumberporong. Pada hari ketiga peserta

magang melakukan penanaman padi, maka langkah yang harus dilakukan adalah

pengolahan lahan, pembuatan jarak tanam dan penanaman.

Minggu ketiga kegiatan magang kerja tidak dilakukan, karena bertepatan

dengan libur Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan minggu keempat diawali dengan

silaturahmi peserta magang di institusi terkait dengan pelaksanaan magang kerja

antara lain di UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lawang, Balai Desa

Sumberporong dan Ketua Kelompok Petani beserta keluarga. Pada hari kedua,

peserta magang kerja melakukan pengaturan air di sawah Desa Sumberporong.

Pengaturan pengairan di Desa Sumberporong dilakukan dengan cara membagi

pada masing-masing blok. Hari ketiga, peserta magang melakukan penyiangan

tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman gulma

menggunakan teknik manual dan mekanik. Selain melakukan penyiangan,

dilakukan juga penggemburan tanah sekitar tanaman agar tanah menjadi gembur

dan memudahkan tanaman berkembang. Kegiatan magang kerja hari kamis

minggu ke-4 adalah konsultasi dengan pembimbing lapang yaitu Pak Koeshartono

dan kunjungan ke Desa Sri Gading yang pada saat itu melaksanakan sekolah

lapang. Kegiatan magang hari Sabtu minggu keempat ini yaitu berkunjung kedesa

Sumberngepoh untuk melakukan kegiatan pembersihan lahan, membuat saluran

air, dan pengolahan lahan serta pemenenan padi organik.

Kegiatan minggu kelima diawali dengan penyiangan tanaman padi yang

berumur 22 HST. Selain melakukan kegiatan penyiangan, dilakukan pula kegiatan

penyulaman yang bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau hilang

sehingga populasi tanaman tetap sama. Kegiatan lainnya adalah identifikasi gulma

dilakukan guna mengetahui jenis gulma yang ada dilahan tersebut sehingga petani

dapat mengetahui cara mengatasinya. Pada selasa, dilanjutkan kembali pada

penyiangan di lahan yang sama. Penyiangan kali ini dikhususkan pada lahan yang

tidak terkena pengairan air sawah. Penyiangan kali ini juga menggunakan alat

Page 64: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

51

bantu yang sering disebut oleh warga petani sekitara dengan nama

pencong/wangkil. Setelah penyiangan diselesaikan, adapun kegiatan lainnya

adalah pemupukan di lahan lainnya. Pemupukan kali ini adalah pemupukan tahap

kedua dengan umur tanaman padi berkisar 40an HST. Pada Rabu, kegiatan

pemanenan dilakukan di Desa Sumbengepoh dengan varietas padi IR 64 Organik.

Selain pemanenan, dilakukan pengemasan beras organik antara lain penimbangan

beras, pembersihan dan tahap akhir yaitu pengpresan. Sebagai apresiasi terhadap

kemerdakaan Republik Indonesia yang ke 67, Desa Sumberngepoh mengadakan

kegiatan dilingkungannya. Dalam hal ini, peserta magang diberi kesempatan

untuk mengisi acara pada kegiatan tersebut. Hari Kamis, peserta magang

membuat Mikroorganisme Lokal dan pembuatan pupuk cair paitan serta

kunjungan kepada anggota/pengurus Kelompok Tani Kerto Raharjo.

Minggu keenam diawali dengan budidaya sayur organik yang diawali

dengan beberapa persiapan antara lain yaitu penyiapan media tanam dan

penyemaian benih. Pada hari senin, selain persiapan budidaya sayur, adanya

kunjungan PT.Pertani kepada Ketua kelompok tani di Desa Sumberporong selaku

salah satu mitra PT.Pertani untuk budidaya padi. Maka dari itu, PT.Pertani selaku

pemberi bantuan mengadakan tinjauan lapang mengenai kondisi yang ada di

lapangan. Pada selasa, budidaya sayur dilanjutkan dengan pengisian media tanam

serta bertemu dengan mantri tani untuk membahas kegiatan magang, beliau

memberi pengetahuan tentang kondisi pertanian khususnya di daerah Lawang.

Minggu ketujuh hari pertama, peserta magang melakukan pemeliharaan

tanaman padi dengan melakukan pemasangan penghalau hama burung. Salah satu

cara guna menghalau hama burung adalah menggunakan tali plastik alumunium

foil dengan membentangkannya disekitar lahan tanaman padi. Kilauan dari tali

tersebut dapat menghalau hama burung yang ingin hinggap di tanaman padi. Pada

Selasa, dilakukan juga pengujian kualitas gabah yang baik dengan memperhatikan

kadar air dalam gabah kering. Batas maksimal kadar air gabah kering adalah 13%

yang menggunakan alat tester. Pada Rabu, peserta magang melakukan

penyeleksian tanaman benih padi guna menjaga kualitas dari benih yang

dihasilkan. Penyeleksian didasarkan berdasarkan ketentuan antara lain tinggi yang

di atas normal rata-rata serta kondisi bulir yang berbeda dengan yang lainnya.

Page 65: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

52

Selain melakukan penyeleksian beinh, peserta magang melakukan pemeliharaan

persemaian tanaman polybag dengan menyiramani benih agar kondisi sekitar

persemaian lembab dan memudahkan benih untuk berkecambah. Pada kamis

dilakukan pula pembuatan pupuk azolla yang sering dilakukan oleh petani di Desa

Sumberporong. Bahan yang digunakan antara lain azolla, sekam bakar, EM4, tetes

tebu, air.

Minggu kedelapan diawali dengan melakukan transplanting bibit sayur.

Transplanting sayur dilakukan pada saat bibit tanaman sudah mencapai umur satu

minggu atau berdaun dua. Cara pemindahan adalah membasahi media semai agar

pada saat pencabutan bibit tidak rusak. Media tanam di polybag disiram guna

media lembab. Setiap media tanam polybag diberi 2 lubang dengan satu lubang

dua bibit tanaman. Bibit tanaman yang baru dipindah, disiram kembali agar lebih

lembab serta pemeliharaan yang lebih rutin. Pada Selasa, peserta magang

melakukan kegiatan pemasangan tiang penghalau burung dengan menancapkan

tiang penghalu di antar ujung lahan dan tengah serta penyulaman tanaman sayur

polybag. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mengalami mati atau

abnormal agar segera diganti dengan bibit tanaman yang baru. Penghitungan

produksi gabah padi dengan sampel juga dilakukan untuk mengetahui perkiraan

produksi gabah dari perluasan lahan yang ada di lapangan. Adapaun cara

penghitungannya dengan memulai memilih sebuah kotak sampel lahan, memanen

padi yang siap penen, dan penimbangan serta yang terakhir penghitungan taksiran

total jumlah panen. Berdasarkan pemeliharaan sebelumnya, tanaman sayur di

polybag mengalami banyak kematian, sehingga perlu adanaya penggantian media

tanam agar tanaman yang akan dipindah dapat tumbuh dengan maksimal.

Penggantian media diawali dengan membongkar tanah di polybag dan

mengayaknya sehingga media tanam yang didapatkan halus.

Minggu kesembilan diawali dengan melakukan perbaikan penghalau

burung. Tujuan perbaikan agar kondisi pengahalau burung agar berfungsi dengan

baik. Cara memperbaiki memasang kembali tali yang putus atau merubah posisi

tiang tali yang ditancapkan. Selaian perbaikan penghalau burung, peserta magang

melakukan pemanenan tanaman benih padi. Umur tanaman padi yang dapat

dipanen sekitar 90-100 hari setelah tanam di lapang dengan melihat kondisi fisik

Page 66: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

53

tanaman antara lain warna bulir yang menguning, daun menguning, adanya bulir

yang jatuh. Padi yang telah dipanen perlu dirontokkan agar hasil panen yang

diinginkan berupa gabah dapat terpenuhi. Perontokkan kali ini menggunakan

mesin perontok yang bermesin diesel. Berdasarkan pemeliharaan sebelumnya,

tanaman sayur di polybag mengalami banyak kematian, sehingga perlu adanya

penggantian media tanam agar tanaman yang akan dipindah dapat tumbuh dengan

maksimal. Penggantian media diawali dengan membongkar tanah di polybag dan

mengayaknya sehingga media tanam yang didapatkan halus. Selain mengganti

media, penyulaman tanaman juga dilakukan di lapangan.

Pada Rabu, dilakukan pula penyemaian benih dilakukan dengan cara

mengolah lahan dengan halus dan diairi. Setelah lahan siap, maka benih disebar

merata di lahan semai. Identifikasi saluran pemasaran dilakukan di Desa

Sumberngepoh dengan mewawancarai pelaku yang termasuk dalam saluran

pemasaran. Secara umum hasil panen langsung dijual kepada tengkulak atau

pemilik penggilingan dimana setelah itu diteruskan ke pedagang besar hingga ke

pengecer yang berujung ke konsumen langsung. Gabah padi hasil panen harus

dijemur untuk mengurangi kadar air yang ada digabah. Penjemuran dilakukan

dengan cara meratakan gabah padi di lapangan semen selama 2 hari dengan

membaliknya setiap waktu. Selain penjemuran, dilakukan pula pengendalian

hama burung dan serangga. Hama burung dikendalikan dengan menggunakan

ketapel dan bunyi-bunyian yang terbuat dari bamboo. Pengendalian serangga

dilakukan dengan menggunakan insektisida.

Minggu kesepuluh, peserta magang masih melakukan identifikasi saluran

pemasaran. Saluran pemasaran yang terjadi ada beberapa yang menuju ke pasar.

Salah satu pasar yang terlibat di kalangan petani adalah pasar lawang, sehingga

peserta magang survei ke pasar lawang tersebut. Selaian identifikasi saluran

pemasaran, maka dilakukan penyimanan gabah kering yang bertujuan untuk

menghindari penyusutan gabah dan tidak termakan oleh hama. Gabah yang telah

kering dimasukkan dalam karung berukuran 50 kg. Pada Rabu, pembersihan

gabah kering dilakukan yang bertujuan untuk menyortir dan membersihan gabah.

Gabah kering dipisahkan dari kotoran gabah dan gabah kosong menggunakan alat

yang bernama blower. Selain melakukan pembersihan, dilakukan pula penggalian

Page 67: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

54

data kepada ketua kelompok tani. Data yang ditanyakan antara lain biaya usaha

tani, kendala selama berusaha tani serta pemasaran gabah padi. Pengemasan benih

padi dan pelabelan juga dilakukan di Desa Sumberporong. Gabah yang telah

disortir dan diuji lab, maka dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan

ukuran 10 kg/kemasan. Tak lupa didalamnya diselipkan label benih padi yang

akan dijual.

Minggu kesebelas, peserta magang kembali melakukan penggalian data.

Penggalian data petani dilakukan pada di Desa Sumberporong. Penggalian data

meliputi biaya usahatani hingga pemasaran. Pengambilan sampel air juga

dilakukan yang bertujuan mengetahui kandungan air yang berada di desa

Sumberporong yang selanjutnya akan di uji laboratorium. Pada Rabu, peserta

magang berkonsultasi mengenai kegiatan magang bersama pembimbing lapang di

UPT BPP Kecamatan Lawang. Minggu keduabelas, peserta magang banyak

melakukan penggalian data petani di Desa Sumberporong serta melakukan

persiapan penyuluhan kepada petani di Desa Sumberporong mnegenai pembuatan

pupuk organik. Minggu terakhir, sebagai penutup kegiatan magang kerja di Desa

Sumberporong dengan memberikan penyuluhan mengenai manfaat tanaman

azolla dan pengolahan tanaman azolla yang bertujuan agar petani dapat

memanfaatkannya. Pada Jum’at minggu terakhir magang kerja, diadakan

pelepasan magang kerja. Pelepasan dilakukan di Desa Sumberporong yang

dihadiri oleh aparat desa, kelompok tani dan masyarakat sekitar desa. Penutupan

ini bertujuan guna mempererat tali silaturahmi warga masyarakat dengan peserta

magang.

4.2. Pembahasan

Cramer dan Jensen (1979) dalam Dessy Susanti (2000) mengkategorikan

fungsi pemasaran ke dalam tiga bentuk antara lain : 1) fungsi pertukaran, yang

terjadi dari penjualan dan pembelian, 2) fungsi fisik terdiri dari dari fungsi

pengolahan, penyimpanan dan transportasi, dan 3) fungsi fasilitas yang terdiri dari

standarisasi, penanggungan resiko dan informasi pasar, sedangkan Ratya Anindita

(2004) mengemukakan fungsi pemasaran meliputi penyimpanan, transportasi,

grading, standarisasi dan perikalanan.

Page 68: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

55

Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

pemasaran beras di Desa Sumberporong ini, meliputi kegiatan-kegiatan penjualan

pembelian, pengolahan, penyimpanan, penanggungan resiko, transportasi,

grading/standarisasi dan informasi pasar.

4.2.1. Tingkat Petani

1. Fungsi penjualan & transportasi

Penjualan dilakukan oleh petani menjelang panen dan setelah panen.

Rata-rata petani banyak menjual pada tengkulak, pedagang pengumpul dan

pedagang penggiling. Cara penjualan gabah yang dilakukan petani ada dua

macam yaitu sistem tebasan dan dengan sistem timbang. Sistem tebasan

adalah penebas akan menaksir total nilai dari hasil panen dikalikan dengan

harga yang diharapkan pada saat panen. Dalam sistem tebasan petani tidak

melakukan kegiatan pemanenan, petani hanya tinggal menerima uang dari

hasil penjualan kegiatan pemanenan. Biaya pemanenan pada sistem tebas

sepenuhnya dibayar oleh tengkulak/pedagang yang lainnya. Sedangkan cara

penjualan dengan sistem timbang adalah cara penjualan yang dilakukan

dengan menimbang gabah yang akan dijual dan petani melakukan kegiatan

pemanenan.

Penentuan harga jual ditentukan oleh tengkulak/pedagang sedangkan

petani hanya bertindak sebgai penerima harga. Penjualan dengan sistem

tebasan ini memiliki keuntungan dan kerugian bagi petani. Apabila hasil

melebihi taksiran, maka akan merugikan petani. Hal ini karena kelebihan

panen dari hasil taksiran yang seharusnya bernilai jual dan dapat

menghasilkan pendapatan menjadi hilang dan menjadi tengkulak/pedagang

lainnya. Sebaliknya, apabila hasil panen kurang dari taksiran maka akan

menguntungkan petani. Hal ini karena tengkulak/pedagang akan melakukan

pembelian terhadap gabah yang sebenarnya tidak ada, sehingga petani tetap

menerima pendapatan dari gabah yang sebenarnya tidak ada tersebut.

Keuntungan sistem penjualan dengan cara ditimbang adalah petani

dapat menyisakan gabah di sawah untuk dijadikan konsumsi atau benih

selanjutnya tergantung dari jenis kelas benih sebelumnya yang ditanam.

Page 69: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

56

Kerugiannya adalah petani yang menanggung biaya penen dan juga akan

dikenakan potongan sebesar 5% oleh tengkulak/pedagang. Potongan ini

menurut petani karena biaya transportasi dan karung ditanggung oleh

tengkulak/pedagang. Alat transportasi disediakan oleh tengkulak/pedagang

yang pada umumnya mempunyai kendaraan pribadi seperti jenis pick up.

Namun, ada juga petani yang mempunyai modal lebih tinggi, maka gabah

yang dijual akan langsung dijual kepada tengkulak/pedagang dengan

menyewa kendaraan sendiri, sehingga biaya transportasi ditanggung

sepenuhnya oleh petani.

2. Fungsi Pengolahan (Penjemuran)

Kegiatan penjemuran merupakan salah satu proses pengolahan.

Kegiatan ini dilakukan oleh petani dalam jumlah yang terbatas. Petani

umumnya bertujuan untuk dapat disimpan sebagai makanan pokok sehari-hari

dan juga dapat dijual sedikit demi sedikit. Gabah padi hasil panen harus

dijemur untuk mengurangi kadar air yang ada digabah. Kadar air yang rendah

akan memudahkan dalam proses penjualan dan pada saat penggilingan.

Penjemuran dilakukan dengan cara meratakan gabah padi di lapangan semen

selama 2 hari dengan membaliknya setiap waktu.

3. Fungsi Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan oleh petani untuk simpanan jika ada kebutuhan

yang mendesak agar bisa dijual atau untuk dikonsumsi pribadi. Penyimpanan

dilakukan pada saat masih berbentuh gabah kering yang telah dikeringkan

sebelumnya. Waktu penyimpanan biasanya tidak lebih dari 3 bulan.

Penyimpanan gabah dilakukan di rumah pribadi petani sendiri.

4. Fungsi Grading (Penentuan Kualitas)

Beberapa petani di Desa Sumberporong melakukan grading gabah

kering sebelum dijual kepada tengkulak/pedagang. Penentuan kualitas gabah

kering dimaksudkan untuk meingkatkan harga jual gabah itu sendiri. Grading

gabah menggunakan mesin blower (pemisah), mesin ini bekerja memisahkan

antara gabah kering yang berisi, gabah yang tidak berisi dan kotoran.

Selain membersihkan gabah, hal lainnya adalah melakukan pengecekan

kadar air gabah yang menentukan kualitas gabah itu sendiri. Batas maksimal

Page 70: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

57

kadar air gabah kering adalah 13%. Adapun alat yang dipakai adalah tester.

Alat ini bekerja dengan cara memasukkan beberapa sampel gabah kering ke

dalam alat dan ditekan hingga menunjukkan angka kadar air gabah tersebut.

4.2.2. Tingkat Tengkulak

1. Fungsi Pembelian, Penjualan & Informasi Pasar

Pada tengkulak, fungsi pertukaran meliputi pembelian dan penjualan.

Tengkulak membeli gabah kering pada petani di sawah dengan sistem tebas

dan timbangan yang sebelumnya sudah dijelaskan pada saat penjualan di

tingkat petani. Tengkulak yang melakukan sistem tebasan dalam pembelian

gabah pada petani, umumnya didasari atas pengalaman tengkulak itu sendiri

dalam menaksir hasil panen gabah. Sistem tebasan dilakukan keada petani

yang menginginkan dengan sistem penjualan tersebut, sedangkan sebagian

besar tengkulak membeli gabah kering dengan sistem timbangan. Rata-rata

tengkulak membeli gabah kering petani dengan kisaran harga Rp 380.000,00-

Rp 390.000,00/kwintal.

Pada saat penjualan, tengkulak akan menjualnya kepada dua lembaga

antara lain pedagang pengumpul dan pedagang penggiling. Penjualan kepada

pedagang pengumpul, tengkulak menjualnya dengan mempertimbangkan

harga beli dari pengumpul. Tengkulak mendapatkan informasi pasar dari

pengumpul dan pedagang penggiling. Jika persediaan gabah kering sedikit

pada tengkulak, biasanya langsung dijual kepada pedagang penggiling.

Mengetahui perkembangan harga yang terjadi di tingkat produsen dan

konsumen, serta mencari petani yang akan panen dan menjual hasil panennya,

merupakan salah satu bentuk fungsi informasi pasar yang dilakukan

tengkulak.

2. Fungsi Pengolahan

Fungsi pengolahan yang dilakukan oleh tengkulak adalah melakukan

proses penjemuran. Penjemuran dilakukan karena gabah kering yang dibeli

pada petani tidak semuanya sudah mengalami penjemuran di tingkat petani

karena beberapa tengkulak membeli di sawah pada saat panen dan sistem

tebasan yang mengharuskan tengkulak melakukan penjemuran. Penjemuran

Page 71: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

58

dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari

tergantung dari cuaca.

3. Fungsi Transportasi

Tengkulak melibatkan transportasi untuk kebutuhan dalam pembelian

kepada petani dengan sistem gabah maupun sistem timbangan. Selain dalam

kegiatan pembelian, transportasi juga menjadi tanggungan tengkulak dalam

proses penjualan kepada pengumpul atau pedagang penggiling. Biaya

transportasi yang dikeluarkan berdasarkan jarak tempuh lokasi beli/jual.

Sebagai contoh biaya yang harus dikeluarkan untuk menjual gabah kering ke

pedagang penggiling yang berdekatan dengan desa adalah Rp

60.000,00/sekali angkut dengan menggunakan mobil pick up. Kendaraan ini

dapat memuat gabah kering sekitar 2,5 ton/mobil.

4. Penanggungan Resiko

Resiko yang terjadi ditanggung oleh tengkulak, terutama jika dalam

sistem tebasan apabila mengalami salah taksir dalam pembelian.

4.2.3. Tingkat Pedagang Pengumpul

1. Fungsi Pembelian dan Penjualan

Pada tingkat pengumpul, pembelian dilakukan kepada petani atau

tengkulak. Sebagian besar di Desa Sumberporong petani menjual langsung ke

pengumpul karena harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tengkulak

dengan selisih Rp 1.000,00/kg. pengumpul juga membeli dari tengkulak yang

disesuaikan dengan kondisi di lapang.

Penjualan juga dilakukan pengumpul, dimana pengumpul menjual

kepada pedagang penggiling dengan sesuai permintaan penggiling. Harga

yang dijual dari pengumpul berkisar Rp 390.000,00 – Rp 400.000,00/kwintal

atau disesuaikan dengan harga pasar.

2. Fungsi Pengolahan

Fungsi pengolahan yang dilakukan oleh pengumpul adalah melakukan

proses penjemuran, sama halnya yang dilakukan oleh tengkulak. Penjemuran

dilakukan karena gabah kering yang dibeli pada petani tidak semuanya sudah

mengalami penjemuran di tingkat petani dan untuk menjaga kualitas gabah

Page 72: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

59

yang kan dijual lagi. Lama penjemuran sekitar 2-3 hari di bawah sinar

matahari atau disesuaikan kondisi yang ada.

3. Fungsi Penyimpanan

Pengumpul mempunyai gudang yang lebih besar, maka dilakukan juga

fungsi penyimpanan yang bertujuan menyimpan gabah sampai ada pesanan

atau disesuaikan dengan kondisi permintaan pedagang penggiling. Umumnya

para pengumpul tidak terlalu lama menyimpan gabah kering mereka. Lama

penyimpanan, biaanya dilakukan maksimal hingga 2 bulan.

4. Fungsi Transportasi

Transportasi juga tidak lepas dari kinerja pengumpul yang melakukan

fungsinya. Pengumpul melibatkan transportasi untuk kebutuhan dalam

pembelian kepada petani dan penjualan ke pedagang penggiling. Biaya

transportasi yang dikeluarkan berdasarkan jarak tempuh lokasi beli/jual.

Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh pengumpul untuk melakukan

pembelian gabah di petani berkisar Rp 50.000,00/angkut dengan mobil pick

up, sedangkan untuk penjualan ke pedagang pengumpul terkadang

pengumpul harus mengeluarkan biaya transportasi sebesar Rp 125.000,00/2,5

ton.

5. Penanggungan Resiko

Resiko juga ditanggung oleh pengumpul, dimana gabah yang

disimpan juga mengalami penyusutan selama penyimpnan. Resiko lainnya

adalah pengendalian hama pengerat yang menyerag gudang penyimpanan.

6. Informasi Pasar

Pengumpul dapat mengetahui harga pasar berdasarkan harga di

pedagang penggiling dan harga di tingkat konsumen. Sehingga pada saat

membeli ke tengkulak, pengumpul dapat menawarkan harga tertentu pada

saat penawaran.

4.2.4. Tingkat Pedagang Penggiling

1. Fungsi Pembelian dan Penjualan

Pada tingkat pedagang pengumpul, pembelian dilakukan kepada

pengumpul. Pedagang penggiling biasanya membeli kepada pengumpul

Page 73: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

60

dengan kisaran harga Rp 390.000,00 – Rp 400.000,00/kw tergantung jenis

gabah dan kondisi pasar yang ada. Penjualan juga dilakukan pedagang

penggiling, dimana pedagang penggiling menjual tidak gabah lagi, melainkan

menjual beras. Harga beras yang dijual oleh pedagang penggiling berkisar

antara Rp 7.200,00 – Rp 8.000,00/kg.

2. Fungsi Pengolahan

Fungsi pengolahan yang dilakukan oleh pedagang penggiling adalah

melakukan proses penjemuran, penggilingan, pengemasan. Penjemuran

dilakukan untuk mengurangi kadar air gabah yang telah dibeli pada

pengumpul, sehingga kualitas beraspun dapat baik. Lama penjemuran sekitar

2 hari di bawah sinar matahari atau disesuaikan kondisi cuaca yang ada.

Penggilingan gabah padi menjadi beras dilakukan tidak setiap hari.

Penggilingan dilakukan jika ada pemesanan dari pedagang besar. Lama

penggilingan gabah adalah sekitar 2 jam/kwintal. Jumlah gabah kering

minimal jika harus melakukan penggilingan adalah sebesar 3 kwintal. Berat

gabah kering yang digiling menjadi beras akan susut sebesar 50-60%. Setelah

penggilingan selesai, maka dilakukan pengemasan beras dengan

menggunakan karung berukuran 50 kg. Pada proses pengemasan ini, ada

beberapa yang mengemas dengan ukuran 25 kg, dan 5 kg dengan label

tertentu.

3. Fungsi Penyimpanan

Pedagang penggiling mempunyai gudang untuk meyimpan gabah dan

berasnya. Penyimpanan gabah bertujuan untuk menjaga persediaan gabah

untuk digiling agar kebutuhan permintaan tetap stabil. Persediaan gabah yang

harus disimpan untuk menjaga persediaan adalah 1 Kwintal dan lamanya

penyimpanan maksimal 2 bulan. Penyimpanan beras juga dilakukan tidak

boleh lama, karena mengingat kondisi beras jika terlalu lama disimpan akan

menjadi tepung dan tidak laku di pasaran. Maka dari itu, para pedagang

penggiling melakukan penggilingan berdasarkan permintaan pedagang besar

atau menggiling dengan jumlah sedikit untuk berjaga-jaga.

Page 74: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

61

4. Fungsi Transportasi

Transportasi yang digunakan oleh pedagang penggiling adalah mobil

jenis pick up, carry dan truck kecil. Biaya angkut dari pengumpul dan

mengantar pesanan beras adalah Rp 50.000,00 sekali angkut ke Pasar

Lawang.

5. Penanggungan Resiko

Resiko juga ditanggung oleh pedagang penggiling, dimana gabah

yang disimpan juga mengalami penyusutan selama penyimpanan. Resiko

lainnya adalah pengendalian hama pengerat yang menyerang gudang

penyimpanan. Beras yang tidak segera terjual, maka akan menjadi tepung,

sehingga dapat mengakibatkan kerugian serta pembayaran dari pedagang

besar yang terkadang lambat dalam melakukan pembayaran.

6. Informasi Pasar

Pedagang penggiling dapat mengetahui harga pasar berdasarkan harga

di pedagang besar dan harga di tingkat konsumen. Sehingga pada saat

membeli ke pengumpul, pedagang penggiling dapat menawarkan harga

tertentu pada saat penawaran.

4.2.5. Tingkat Pedagang Besar

1. Fungsi Pembelian dan Penjualan

Pada tingkat pedagang besar, pembelian dilakukan kepada pedagang

penggiling sebgai produsen beras. Pedagang besar biasanya membeli kepada

pedagang penggiling dengan kisaran harga antara Rp 7.200,00 – Rp

8.000,00/kg tergantung dari jenis beras yang dijual.

2. Fungsi Pengolahan & Grading

Fungsi pengolahan yang dilakukan oleh pedagang besar adalah

melakukan proses pengemasan. Pengemasan dilakukan untuk memberi label

dan ukuran per kemasan sesuai jenis beras seperti beras wangi atau tidak

wangi. Ukuran kemasan beras di pedagang besar adalah ukuran 25 kg dan 5

kg dengan harga jual antara Rp 7.300,00 – Rp 8.200,00/kg. Selain melakukan

pengemasan, sebelumnya dilakukan grading beras. Grading beras bertujuan

Page 75: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

62

membersihkan beras dari kotoran seperti batu kerikil kecil atau menir yang

masih terikut diberas tersebut.

3. Fungsi Penyimpanan

Pedagang besar mempunyai gudang untuk meyimpan berasnya.

Penyimpanan beras bertujuan untuk menjaga persediaan beras bagi pedagang

besar lainnya atau pedagang pengecer. Namun penyimpanan beras di

pedagang besar tidakalah lama, maksimal 4 bulan.

4. Fungsi Transportasi

Transportasi yang digunakan oleh pedagang besar adalah mobil jenis

pick up dan truck kecil. Biaya angkut dari pengumpul dan mengantar pesanan

beras adalah Rp 50.000,00 sekali angkut antar dalam Kecamatan Lawang.

5. Penanggungan Resiko

Resiko juga ditanggung oleh pedagang besar, dimana beras yang

disimpan juga dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh serangan

hama beras seperti kutu beras dan tikus.

6. Informasi Pasar

Pedagang besar dapat mengetahui harga pasar berdasarkan harga di

tungkat pedagang penggiling, tingkat konsumen dan aturan harga dari

pemerintah.

4.2.6. Tingkat Pedagang Pengecer

1. Fungsi Pembelian dan Penjualan

Pada tingkat pedagang pengecer, pembelian dilakukan kepada

pedagang besar. Pedagang pengecer biasanya membeli kepada pedagang

besar dengan kisaran harga antara Rp 7.300,00 – Rp 8.200,00/kg tergantung

dari jenis beras yang dijual. Sedangkan pedagang pengecer dapat menjualnya

dengan kisaran harga Rp 7.500,00 – Rp 8.500,00/kg.

2. Fungsi Penyimpanan

Pedagang pengecer tidak mempunyai gudang yang besar untuk

meyimpan berasnya, dikarenakan jumlah beras yang disimpan pun tidak

begitu besar. Penyimpanan beras bertujuan untuk menjaga persediaan beras

bagi konsumen.

Page 76: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

63

3. Fungsi Transportasi

Transportasi yang digunakan oleh pedagang pengecer adalah mobil

jenis pick up dan sepeda motor karena tidak terlalu banyak mengangkut

beras. Biaya angkut berkisar Rp 50.000,00 sekali angkut antar dalam

Kecamatan Lawang.

4. Penanggungan Resiko

Resiko juga ditanggung oleh pedagang pengecer, dimana beras yang

dijual tidak semuanya dapat cepat terjual, sehingga pada saat penyimpanan

dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh serangan hama beras

seperti kutu beras dan tikus.

5. Informasi Pasar

Pedagang pengecer dalam menentukan harga berdasarkan pedagang

besar dan hanya mengambil beberapa bagian dari harga jual ke konsumen

untuk mengambil keuntungannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun ringkasan fungsi pmasaran yang

dilakukan oleh setiap lembaga. Ringkasan fungsi pemasaran tersebut disajikan

pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Fungsi Pemasaran yang dilakukan Lembaga Pemasaran Beras di Desa

Sumberporong

Fungsi-Fungsi

Pemasaran

Lembaga Pemasaran

Petani Tengkulak Pengumpul Pedagang

Penggiling

Pedagang

Besar

Pedagang

Pengecer

Penjualan X X X X X X

Pembelian - X X X X X

Pengolahan X X X X X -

Penyimpanan X - X X X X

Transportasi X X X X X X

Grading X - - - X -

Penanggungan

Resiko - X X X X X

Informasi

Pasar - X X X X X

Keterangan: X = Melakukan fungsi pemasaran

= Tidak melakukan fungsi pemasaran

Page 77: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

64

4.2.7. Kendala-Kendala Fungsi Pemasaran Beras di Desa Sumberporong

Kegiatan fungsi pemasaran beras di Desa Sumberporong tidaklah lepas

dari beberapa kendala yang menghadapinya antara lain:

1. Keterbukaan Informasi Pasar Pada Tingkat Petani yang Terbatas

Pada tingkat petani, keterbukaan informasi pasar sangatlah susah,

bahkan petani terkadang tidak tahu harga pasar. Permasalahan ini juga

dipengaruhi oleh sistem informasi yang menyangkut pengetahuan harga

pasar. Petani juga tidak bisa membuat harga, karena sudah terbiasa dengan

sistem penjualan yang diterapkan tengkulak atau pedagang pengumpul.

Sehingga, petani seakan menerima saja harga yang ditawarkan oleh tengkulak

atau pedagang pengumpul. Jika petani dapat menghitung biaya usahatani,

maka petani dapat menentukan harga jual kepada tengkulak atau pedagang

pengumpul.

2. Kerugian dalam Sistem Tebasan di Tingkat Petani

Petani yang menjual dengan sistem tebasan terkadang mengalami

kerugian karena ketidaktahuan harga pasar atau hasil yang akan dipanen.

Kerugian ini bisa disebabkan oleh harga gabah yang ada di pasaran dapat

mengalami kenaikan harga. Harga inilah yang banyak dari petani yang tidak

dapat menikmati kenaikan harga tersebut. Di sisi lain, tengkulak atau

pedagang pengumpul yang menikmatinya.

3. Potongan Harga Gabah di Tingkat Petani

Petani mengeluhkan potongan harga yang sering diberikan oleh

pedagang. Potongan ini diberikan karena karung atau tempat pengemasan

gabah berasal dari tengkulak atau pedagang pengumpul. Namun, potongan

harga tersebut dirasakan oleh petani Desa Sumberporong terlalu tinggi atau

mahal.

4. Perlakuan Grading dan Standarisasi yang Tidak Merata di Lembaga

Pemasaran

Tidak semuanya petani di Desa Sumberporong melakukan grading dan

standarisasi gabah yang akan dijual, begitu juga dengan pedagang yang

terlibat di saluran pemasaran yang sedikit melakukan grading & standarisasi

untuk beras. Alasan dari beberapa petani yang tidak melakukan perlakuan

Page 78: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

65

grading dan standarisasi karena biaya yang dikeluarkan akan bertambah

seperti penyewaan mesin pembersih. Pada di tingkat tengkulak atau pedagang

pengumpul tidak banyak melakukan grading dan standarisasi karena

langsung dijual, sehingga tidak ada perlakuan tambahan tersebut.

5. Pembayaran Tunai yang Terkadang Telat dibayarkan Oleh Pedagang di

Tingkat Petani

Hal ini sering dikeluhkan oleh petani karena kebutuhan petani sehari-

hari hanya bisa dipenuhi oleh hasil panen gabah yang mereka jual.

Terkadang, pelunasan pembayaran oleh tengkulak atau pedagang dibayar

dengan jangka waktu sampai 2-3 bulan. Dengan alasan, gabah baru dapat

terjual dengan jangka waktu tersebut.

Page 79: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

66

Page 80: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Lembaga pemasaran beras semi organik di Desa Sumberporong meliputi

petani sebagai produsen, tengkulak, pengumpul, pedagang penggiling,

pedagang besar dan pedagang pengecer.

2. Saluran pemasaran beras semi organik sangat berpengaruh kepada fungsi

pemasaran yang diterapkan pada setiap lembaga pemasaran.

3. Penerapan fungsi pemasaran beras semi organik tidak dilakukan seluruhnya

oleh lembaga pemasaran yang ada di Desa Sumberporong karena

disesuaikan dengan fungsi lembaga pemasaran itu sendiri.

4. Fungsi pemasaran yang terlibat di Desa Sumberporong meliputi kegiatan-

kegiatan penjualan pembelian, pengolahan, penyimpanan, penanggungan

resiko, transportasi, grading/standarisasi dan informasi pasar.

5. Pada tingkat petani, fungsi pemasaran yang dilakukan adalah fungsi

pertukaran, pengolahan, penyimpanan, transportasi dan grading pada gabah

kering. Sedangkan pada tingkat tengkulak, hanya penyimanan dan grading

yang tidak termasuk dalam fungsi pemasarannya.

6. Pengumpul dan pedagang penggiling melibatkan hampir semua fungsi

pemasarannya, kecuali grading yang tidak terlibat.

7. Pedagang besar melakukan semua fungsi pemasaran yang ada, karena

pedagang ini mempunyai informasi pasar yang cukup luas. Sedangkan di

tingkat pengecer, fungsi pengolahan dan grading tidak dilakukan oleh

pedagang karena jumlah beras yang dibeli dan dijual tidak begitu besar.

5.2. Saran

1. Perlu adanya keterbukaan informasi pasar oleh pemerintah atau instansi

terkait bagi petani di desa agar tidak mengalami kerugian pada saat

penjualan gabah kering

2. Perlu adanya penyuluhan mengenai penghitungan biaya usahatani bagi

petani agar dapat menghitung biaya usahatani. Penyuluhan ini bertujuan

Page 81: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

67

agar petani dapat mengetahui dan paham dalam penetapan harga gabah saat

ingin dijual.

3. Perlu adanya pertimbangan petani dalam pengambilan kepurtusan untuk

menjual dengan sistem tebasan yang terkadang mengalami kerugian karena

ketidaktahuan harga pasar atau hasil yang akan dipanen.

4. Dalam mengatasi potongan harga dari karung oleh pedagang, petani dapat

mempersiapkan karungnya sendiri untuk mengurangi biaya potongan

tersebut.

5. Perlu adanya penyuluhan di tingkat petani untuk mengetahui fungsi

pemasaran khususnya masalah grading dan standarisasi untuk menaikkan

harga jual gabah kering itu sendiri.

6. Menjaga kualitas beras, minimal dari tingkat pedagang penggiling juga

sudah melakukan grading dan standarisasi, sehingga kepuasan konsumen

terjaga.

7. Pembayaran tunai oleh pedagang ke petani harus sesuai dengan kesepakatan

antara kedua belah pihak, sehingga keterlambatan pembayaran dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 82: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

68

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Ratya.2004.Pemasaran Hasil Pertanian.Papyrus:Surabaya.Hal:150-

152, 166-173, 176-181

Assauri, Sofjan.1987.Manajemen Pemasaran.Rajawali Pers.Jakarta

Badan Litbang Pertanian.2010.Sudah Perlukah Padi Organik.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr273052.pdf. Diakses

28 Mei, 2011.

Badan Pusat Statistik.2012.Perkembangan Luas Lahan, Produksi Padi.

http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3. Verified 17 Juni 2012.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul.2005.Modul Budidaya

Padi.Dinas Pertanian & Kehutanan Kab.Bantul.Bantul

Kotler, Philip. 1997.Manajemen Pemasaran (Jilid 1).PT. Prenhallindo.Jakarta

Sari, Inayah Nurmala. 2011.Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Pada Petani Penggarap (Studi Kasus Desa Ciburuy dan

Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten

Bogor).Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan. Fakultas

Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Susanti, Dessy. 2000.Analisis Usahatani dan Efisiensi Pemasaran Wortel (Kasus di

Desa Cipendawa, Kecamatan Pavet, Kabupaten Cianjur).Jurusan Ilmu-

Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Swastha, Basu. 1979. Azas-Azas Marketing (Edisi 2).Akademi Keuangan dan

Bisnis (AKB).Yogyakarta

Wikipedia.2012.Padi. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi.Verified 17 Juni 2012.

Page 83: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

69

Page 84: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kegiatan Magang Kerja

Page 85: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 2. Log Book Kegiatan Magang Kerja Setiap Hari

Minggu I

Hari/ Tanggal/ Tahun Kegiatan

Rabu, 8 Agustus 2012 - Serah terima dari pihak jurusan/panitia

kegiatan magang kerja ke pihak UPT BPP

Lawang, Malang

- Pengarahan Koordinasi lapang & koordinasi

kelompok dengan pembimbing lapang

Kamis, 9 Agustus 2012 - Pengenalan wilayah kerja UPT BPP

Kec.Lawang

- Pengambilan data profil Desa Sumberporong

Jumat, 10 Agustus 2012 - Pelaksanaan survey lapang

- Pengenalan Ketua Kelompok Tani

- Perencanaan jadwal dengan ketua kelompok

tani

Minggu II

Senin, 13 Agustus 2012 - Pengenalan Profil UPT BPP Kecamatan

Lawang

- Koordinasi dan konsultasi dengan

pembimbing lapang

Selasa, 14 Agustus 2012 - Pengenalan profil dan kegiatan kelompok tani

- Perencanaan kegiatan penanaman padi

Rabu, 15 Agustus 2012 - Pelaksanaan penanaman padi di Desa

Sumberporong

- Perencanaan kegiatan minggu berikutnya.

Kamis-Jum’at, 16-17

Agustus 2012

- Libur Idul Fitri

Minggu III

Senin s.d Jumat,

20-24 Agustus 2012

Libur Hari Raya Idul Fitri

Minggu IV

Senin, 27 Agustus 2012 - Halal Bihalal

Selasa, 28 Agustus 2012 - Pengairan/Pengaturan Irigasi Sawah

Rabu, 29 Agustus 2012 - Penyiangan& Penggemburan

Kamis, 30 Agustus 2012 - Konsultasi bersama pembimbing lapang

- Kunjugan lapang keDesa Sri Gading

Jum’at, 31 Agustus 2012 - Libur

Sabtu, 01 September 2012 - Kunjungan lapang di desa sumberngepoh

- Pembersihan lahan dan pembuatan saluran air

- Pengolahan lahan

- Pemanenan

Page 86: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 2. Log Book Kegiatan Magang Kerja Setiap Hari (Lanjutan)

Minggu V

Senin, 03 September 2012 - Penyiangan & Penggemburan Tanaman Padi

II

- Penyulaman

- Identifikasi Gulma

Selasa, 04 September

2012

- Penyiangan Tanaman Padi II (Lanjutan)

- Pemupukan Tanaman Padi

Rabu, 05 September 2012 - Pemanenan padi ( Desa Sumberngepoh)

- Pengemasan Beras Organik ( Desa

Sumberngepoh)

- Peringatan HUT RI Ke 67 (Desa

Sumberngepoh

Kamis, 06 September

2012

- Proses pembuatan MOL & Pembuatan Pupuk

Paitan

- Kunjungan kepada Anggota/Pengurus

Kelompok Tani Kerto Raharjo Desa

Sumberporong

Jum’at, 07 September

2012

- Proses Pembuatan MOL (Lanjutan)

Sabtu, 08-09 September

2012

- Libur

Minggu VI

Senin, 10 September 2012 - Persiapan Media Tanam Sayur organic dalam

Polybag

- Penyemaian Benih Salada & Sawi

- Kunjungan PT.Pertani di Desa Sumberporong

Selasa, 11 September

2012

- Melanjutkan pengisian media tanam sayur

organic dalam organik

- Pertemuan dengan mantri tani

Kamis-Jum’at, 12-14

September 2012

- Perizinan KRS di FP UB

Sabtu-Minggu, 15-16

September 2012

- Libur

Minggu VII

Senin, 17 September 2012 - Pemasangan penghalau hama burung

- Penyemaian ulang tanaman sawi dan salada

Selasa, 18 September

2012

- Pengecekan kadar air gabah kering

- Pemantauan penghalau hama burung

- Persiapan pembuatan pupuk azolla

Rabu, 19 September 2012 - Pemasangan penghalau hama burung

- Penyeleksian tanaman benih padi

- Pemeliharaan persemaian salada dan sawi

Kamis, 20 September

2012

- Pembuatan pupuk azolla

- Pengamatan kondisi hulu pengairan sawah

Page 87: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 2. Log Book Kegiatan Magang Kerja Setiap Hari (Lanjutan)

Minggu VII

Jum’at, 21 September

2012

- Penyeleksian tanaman benih padi

Sabtu-Minggu, 22-23

September 2012

- Libur

Minggu VIII

Senin, 24 September 2012 - Transplanting tanaman sayur polybag

Selasa, 25 September

2012

- Pemasangan tiang penghalau burung

- Penyulaman tanaman sayur polybag

Rabu, 26 September 2012 - Konsultasi kepada pembimbing lapang di

UPT BPP Kec.Lawang

Kamis, 27 September

2012

- Penghitungan produksi gabah padi dengan

sampel

- Perbaikan penghalau burung

Jum’at, 28 September

2012

- Perawatan tanaman sayur polybag

Sabtu-Minggu, 29-30

September 2012

- Libur

Minggu IX

Senin, 01 Oktober 2012 - Perbaikan penghalau burung

- Pemanenan tanaman benih padi

Selasa, 02 Oktober 2012 - Pemanenan & Perontokkan gabah

Rabu, 03 Oktober 2012 - Transplanting Sayuran Polybag

- Penyemaian benih padi

Kamis, 04 Oktober 2012 - Identifikasi saluran pemasaran padi

Jum’at, 05 Oktober 2012 - Penjemuran gabah padi

- Pengendalian hama burung

Sabtu-Minggu, 06-07

Oktober 2012

- Libur

Minggu X

Senin, 08 Oktober 2012 - Libur

Selasa, 09 Oktober 2012 - Identifikasi saluran pemasaran

- Penyimpanan gabah

Rabu, 10 Oktober 2012 - Pembersihan gabah kering

- Penggalian data

Kamis, 11 Oktober 2012 - Pengemasan benih padi dan pelabelan

- Wawancara petani

Jum’at, 12 Oktober 2012 - Izin Tes Beasiswa

Sabtu, 13 Oktober 2012 - Wawancara petani

Minggu, 14 Oktober 2012 - Pemasangan penghalau burung

- Wawancara petani

Page 88: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 2. Log Book Kegiatan Magang Kerja Setiap Hari (Lanjutan)

Minggu XI

Senin, 15 Oktober 2012 - Wawancara petani

Selasa, 16 Oktober 2012 - Pengambilan sampel air

- Konsultasi ke pembimbing UPT BPP

Rabu, 17 Oktober 2012 - Libur

Kamis, 18 Oktober 2012 - Wawancara petani

Jum’at, 19 Oktober 2012 - Libur

Sabtu-Minggu, 20-21

Oktober 2012

- Libur

Minggu XII

Senin, 22 Oktober 2012 - Wawancara petani

Selasa, 23 Oktober 2012 - Wawancara tengkulak

Rabu, 24 Oktober 2012 - Persiapan pelaksanaan penyuluhan

Kamis-Minggu, 25-28

Oktober 2012

- Libur Idul Adha

Minggu XIII

Senin, 29 Oktober 2012 - Pemberian penyuluhan

Selasa, 30 Oktober 2012 - Libur

Rabu, 31 Oktober 2012 - Libur

Kamis, 01 November

2012

- Libur

Jum’at, 02 November

2012

- Pelepasan magang kerja di Desa

Sumberporong

Sabtu-Minggu, 03-04

November 2012

- Libur

Page 89: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 3. Profil Kecamatan Lawang

Penyebaran komoditas yang dibudidayakan saat ini di beberapa desa

sesuai dengan spesifikasi desa masing – masing serta dengan agroklimat desa

setempat. Untuk produktifitas komoditas utama rata-rata masih di bawah produksi

potensial, karena faktor pengetahuan dan penerapan teknologi budidaya yang

dimiliki oleh petani. Hal tersebut dapat digambarkan seperti tabel berikut:

Tabel 1. Prosentase penguasaan pengtahuan dan ketrampilan budidaya dan pasca

panen pada berbagai komoditas di Kecamatan Lawang.

No Komoditas Budidaya (%) Pasca Panen (%)

P K P K

1 Padi 85 80 80 75

2 Jagung 85 80 80 75

3 Tebu 75 75 75 70

4 Kopi 65 70 65 70

5 Kambing 75 80 75 70

6 Sapi 75 75 70 65

7 Lele / nila 70 75 70 65

Keterangan : P = Pengetahuan

K = Keterampilan

Dari jumlah penduduk yang ada di wilayah kecamatan Lawang sebesar

90.887 orang, ternyata yang bergerak dalam bidang pertanian rata – rata

pendidikannya masih rendah.

Mata pencaharian di bidang pertanian jumlahnya tidak terlalu besar yang antara

lain:

1. Petani tanaman pangan sejumlah 9.497 orang

2. Petani tanaman perkebunan sejumlah 5.563 orang

Sesuai dengan agroklimat yang ada, maka komoditas yang dibudidayakan

meliputi: komoditi yang utama yaitu padi kurang lebih 1299,6 ha/tahun, jagung

kurang lebih 3516,3 ha/tahun, tebu kurang lebih 823,2 ha/tahun, kopi rakyat

seluas ha. Untuk komoditas alternatif meliputi: ketela pohon, semangka, pete,

alpukat, durian, serta mina padi/keramba.

Page 90: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Penyebaran komoditas yang dibudidayakan saat ini di beberapa desa sesuai

dengan spesifikasi desa masing – masing serta dengan agroklimat desa setempat.

Untuk produktifitas komoditas utama rata-rata masih di bawah produksi potensial,

karena faktor pengetahuan dan penerapan teknologi budidaya yang dimiliki oleh

petani. Hal tersebut dapat digambarkan seperti tabel berikut:

Tabel 1. Presentase penguasaan pengetahuan dan ketrampilan budidaya dan pasca

panen pada berbagai komoditas di Kecamatan Lawang

No Komoditas Budidaya(%) Pasca Panen (%)

P K P K

1 Padi 85 80 80 75

2 Jagung 85 80 80 75

3 Tebu 75 75 75 70

4 Kopi 65 80 65 70

5 Kambing 75 80 75 70

6 Sapi 75 75 70 65

7 Lele/nila 70 75 70 65

Keterangan : P = Pengetahuan

K = Keterampilan

A. Luas Lahan Menurut Ekosistem

Tabel 2. Data Luas Lahan Menurut Ekosistem Kecamatan Lawang, Kabupaten

Malang

No Desa

Luas Lahan (Ha)

Total irigasi Sawah

Tadah

Hujan

Pasang

Surut

Iklim

Basah

Iklim

Kering

1 Sidoluhur 53,0 0,0 0,0 0,0 1046,0 1099,0

2 Srigading 22,5 0,0 0,0 0,0 929,2 951,7

3 Sidodadi 72,5 0,0 0,0 0,0 0,0 72,5

4 Bedali 62,5 0,0 0,0 0,0 62,5 125,0

5 Kalirejo 80,0 0,0 0,0 0,0 315,0 395,0

6 Mulyorejo 108,0 0,0 0,0 0,0 39,6 147,6

7 Sumberngepoh 126,5 0,0 0,0 0,0 40,0 166,5

8 Sumberporong 80,0 0,0 0,0 0,0 0,0 80,0

9 Turirejo 23,0 0,0 0,0 0,0 250,2 273,2

10 Lawang 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Page 91: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Tabel 2. Data Luas Lahan Menurut Ekosistem Kecamatan Lawang, Kabupaten

Malang (Lanjutan)

No Desa

Luas Lahan (Ha)

Total irigasi Sawah

Tadah

Hujan

Pasang

Surut

Iklim

Basah

Iklim

Kering

11 Ketindan 21,8 0,0 0,0 0,0 382,0 403,8

12 Wonorejo 0,0 0,0 0,0 0,0 451,8 451,8

Jumlah 649,8 0,0 0,0 0,0 3516,3 4166,1

Keterangan : *) tidak termasuk sawah pasang surut

B. Komoditas Utama Menurut Subsektor

Tabel 3. Data komoditas utama menurut sub sektor Kecamatan Lawang,

Kabupaten Malang

Sub Sektor Luas Tanam Luas Panen Produksi

Tanaman Pangan

- Padi 1299,6 Ha 1299,6 Ha 7,0 ton/Ha

- Jagung 3516,3 Ha 3516,3 Ha 4,5 ton/Ha

- Ketela Pohon 114,0 Ha 114,0 Ha 18,0 ton/Ha

Perkebunan

- Kopi 82,0 Ha 82,0 Ha 2,0 kw. Oce krg/Ha

- Kelapa 31,0 Ha 31,0 Ha -

- Tebu 471,5 Ha 471,5 Ha 60,0 ton/Ha

Peternakan

- Sapi potong 5798 ekor 5798 ekor -

- Kambing 7823 ekor 7823 ekor -

- Ayam buras 107,726 ekor 107,726 ekor -

Perikanan

- Lele 2 Ha 2 Ha -

- Nila 2 ha 2 ha -

Page 92: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

C. Sumber Daya Manusia (Jumlah Penduduk)

Tabel 4. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Desa Jumlah Penduduk (jiwa)

Dibawah 15th

15-60 th Diatas 60 th Jumlah

1 Sidoluhur 1281 3403 443 5127

2 Srigading 729 3168 208 4105

3 Sidodadi 1839 5129 410 7378

4 Bedali 3542 8920 756 13218

5 Kalirejo 3259 7573 987 11819

6 Mulyorejo 2966 8363 1173 12502

7 Sumberngepoh 1451 3582 430 5463

8 Sumberporong 1562 2395 254 4211

9 Turirejo 1255 3968 227 5450

10 Lawang 2140 5427 327 7894

11 Ketindan 2015 4332 542 6889

12 Wonorejo 1883 4496 452 6831

Jumlah 23992 60756 6209 90887

Sumber: Kecamatan Lawang Dalam Angka Tahun 2009

Tabel 6. Data Jumlah Penduduk berdasarkan pekerjaan

No. Desa Petani Pedagang PNS/TNI/Polri Jasa

1 Sidoluhur 1.000 401 12 26

2 Srigading 511 512 12 27

3 Sidodadi 146 676 40 38

4 Bedali 11 1.875 1.484 216

5 Kalirejo 15 1.667 1.319 144

6 Lawang 9 5.513 1.346 151

7 Mulyoarjo 374 689 112 28

8 Sumberngepoh 250 461 39 161

9 Sumberporong 145 502 880 60

10 Turirejo 415 715 287 100

11 Ketindan 312 814 2.231 39

12 Wonorejo 2.235 693 41 14

Jumlah 5.423 14.518 7.803 1.004

Sumber : Kecamatan Lawang Dalam Angka Tahun 2009

Page 93: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Tabel 7. Data jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

No. Desa Tidak

Tamat

SD

Tamat

SD

SLTP SLTA Diploma Sarjana S2

1 Sidoluhur 41 258 180 285 22 18 0

2 Srigading 120 429 66 227 64 51 0

3 Sidodadi 225 953 0 375 70 51 0

4 Bedali 481 435 132 667 113 102 3

5 Kalirejo 380 620 0 571 178 117 2

6 Lawang 989 917 2.362 745 184 171 4

7 Mulyoarjo 56 642 0 269 101 78 2

8 Sumberngepoh 58 605 145 339 84 31 0

9 Sumberporong 286 647 1.353 351 198 91 0

10 Turirejo 142 254 0 599 96 74 3

11 Ketindan 127 390 0 415 66 33 0

12 Wonorejo 223 633 719 230 70 54 0

Jumlah 3.128 6.783 4.957 5.073 1.246 871 14

Sumber : Kecamatan Lawang Dalam Angka Tahun 2009

Page 94: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 4. Profil Desa Sumberporong

A. Kondisi Demografis

Mobilitas / perubahan penduduk di Desa Sumberporong sampai

Desember tahun 2011 sebagai berikut :

1. Lahir : 61 Jiwa

2. Mati : 32 Jiwa

3. Pindah : 103 Jiwa

4. Datang : 77 Jiwa

B. Kondisi Ekonomi

Mata pencaharian Penduduk Desa Sumberporong, terdiri dari :

1. Pegawai Negeri Sipil : 610 Jiwa

2. TNI : 40 Jiwa

3. POLRI : 12 Jiwa

4. Karyawan Swasta : 1.200 Jiwa

5. Petani : 21 Jiwa

6. Buruh Tani : 53 Jiwa

7. Pedagang : 50 Jiwa

8. Peternak : 10 Jiwa

9. Transportasi : 42 Jiwa

10. Wiraswasta : 250 Jiwa

11. Pensiunan : 325 Jiwa

12. Lain-lain : 2.182 Jiwa

C. Potensi Sumber Daya Alam Desa

1.Potensi Sumber Daya Alam Desa Sumberporong terdiri dari :

a. Sumber dan Telaga : Dukuh Krajan Timur

b. Sumber Poterot : Dukuh Krajan Timur

c. Sumber Kali Babat : Dukuh Krajan Selatan

d. Sumber Kali Klampok : Dukuh Krajan Selatan

e. Sumber Kali Cembirit : Dukuh Krajan Selatan

f. Sumber Kali Cebuk : Dukuh Krajan Utara

Page 95: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

2. Status Tanah

a. Sertifikasi : 5372 bidang 103 Ha

b. Tanah Kas Desa

- Tanah Bengkok : 9 bidang 5,350 Ha

3. Peruntukan Tanah

a. Jalan : 5 Km

b. Sawah : 80 Ha

c. Bangunan Umum : 199 Ha

d. Perkuburan : 2 Ha

e. Lain – Lain : 3 Ha

4. Penggunaan Tanah

a. Industri : -

b. Pertokoan : 500 M2

c. Perkantoran : 1 Ha

d. Tanah Wakaf : 1300 M2

5. Tanah Kering

a. Pekarangan : 3 Ha

D. Bidang Aparatur Pemerintahan

Di Desa telah terbentuk Badan Perwakilan Desa (BPD) dan jumlah

anggotanya 7 orang. Proses pemilihan BPD telah sesuai dengan

permusyawaratan dan peraturan per Undang-undangan yang berlaku dengan

berpedoman pada Perda Kabupaten Malang No.14 Tahun 2006, wakil dari

masing-masing RW, Ormas dan Tokoh Masyarakat. Tugas pokok dan

fungsinya telah dilaksanakan dalam kedudukannya sebagai mitra pemerintah

desa dalam satu kesatuan pemerintah Desa Sumberporong.

1. Struktur dan nama-nama anggota :

a. Aris Munandar : Ketua

b. Tri Wahyudi Widodo : Wakil Ketua

c. Helmi. J.W : Sekretaris

d. Mariyono : Anggota

e. Eko Bri Purnomo : Anggota

f. H. Muchtar : Anggota

Page 96: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

g. Aluys Budi. S : Anggota

E. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

Selama ini dalam melaksanakan pemerintahan di Desa tidak ada masalah

dalam pelaksanaannya berpedoman kepada peraturan daerah dan beberapa

keputusan BPD dan keputusan Kepala Desa antara lain :

1. Pembuatan Tata Tertib BPD

Perdes dan Keputusan Kepala Desa :

a. Peraturan Kepala Desa No.1 Tahun 2011 Tentang Anggaran

b. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 188.45/1/421.631.006/2011

Tentang Penunjukan Pelaksana Alokasi Dana Desa

c. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 2 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Tim Penyelenggara Musrenbang Desa

d. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 469/03/421.631.006/2011

Tentang Penugasan Sebagai Sub PPKBD Desa Sumberporong

e. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 469/06/421.631.006/2011

Tentang Pengangkatan RT dan RW 01 Desa Sumberporong.

f. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 469/07/421.631.006/2011

Tentang Pengangkatan RT dan RW 06 Desa Sumberporong.

g. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 143/08/421.631.006/2011

Tentang Penunjukan Panitia Pelaksana Sewa Tanah Kas Desa

Sumberporong

h. Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 469/09/421.631.006/2011

Tentang Pengangkatan RT dan RW 04 Desa Sumberporong.

i. Surat Keputusan Kepala Desa No.469/08/421.631.006/2009 Tentang

Pengangkatan sebagai Juru Kunci Krajan Timur.

j. Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

Page 97: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

Lampiran 5. Struktur Pengurus Kelompok Tani Kertoraharjo

Page 98: IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN  BERAS SEMI ORGANIK DI WILAYAH KERJA UPT BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DESA SUMBERPORONG, KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG

15